BPLHD PROVINSI JAWA BARAT
PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN
1
Sampah merupakan konsekuensi langsung dari kehidupan, sehingga dikatakan sampah timbul sejak adanya kehidupan manusia. Timbulnya bersamaan dengan aktivitas manusia, mulai dari usaha pengambilan sumber
masyarakat. masalah sampah merupakan konsekuensi pertambahan penduduk perkotaan yang meningkat pesat. Namun, di samping itu jumlah timbulan sampah juga dipengaruhi oleh pendapatan, iklim, kebiasaan hidup, tingkat
daya alam sampai dengan barang yang sudah jadi.
pendidikan, kepercayaan maupun budaya yang dianut, dan
Satu di antara masalah lingkungan hidup yang cukup tera-
perilaku sosial maupun perilaku publik.
sa di kota-kota besar adalah timbulnya pencemaran oleh
sampah yang merupakan hasil sampingan dari kegiatan
2
Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2009, Sampah adalah sisa kegiatan dan/atau berbentuk
manusia proses
alam
yang
3
Pengelolaan sampah yang belum maksimal juga turut mempengaruhi jumlah timbulan sampah dan volume sampah
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
yang masuk di TPA. Berdasarkan Pedoman Direktorat Jen-
sampah-sampah yang ditimbulkan tersebut belum ter-
deral Cipta Karya, bahwa dengan menerapkan konsep 3R
tangani keseluruhan dan kebanyakan tidak dikelola
untuk pengelolaan persampahan mampu mengurangi volume
dengan baik sehingga akibatnya sering ditemukan
sampah yang masuk di TPA sekitar 20% (Departemen PU,
tumpukan sampah yang menggunung di pinggir jalan,
1990). Target tersebut sangat realistis karena dari total
mengotori selokan dan saluran air, dan lebih banyak lagi
produksi sampah di Indonesia, 80% diantaranya merupakan
yang mencemari sungai yang menyebabkan penyakit.
sampah organik dan diperkirakan 78% dari sampah tersebut
Beberapa penelitian membuktikan bahwa Masalah sam-
dapat digunakan kembali (Oetomo, 1997).
pah menjadi semakin bertambah terutama bila tidak
Data Statistik Persampahan Indonesia KNLH-RI
diikuti
dengan
manajemen
prasarana
dan
sarana
(2008), untuk populasi Indonesia sebanyak 232.656.251
perkotaan yang memadai dan perilaku masyarakat yang
orang, timbulan sampah yang dihasilkan adalah sekitar
tepat (Bandara et al, 2007). Pengelolaan sampah seha-
43.213.557 m3 per tahun dan yang masuk ke TPA hanya seki-
rusnya dilihat sebagai suatu masalah bersama yang si-
tar 13,8 juta m3 per tahun, sedangkan yang didaur ulang di
fatnya holistic (communal troubles), yang tidak hanya
sumber sampah hanya sekitar 2,6% dari total keseluruhan
tanggung jawab pemerintah semata, dan bukan pula
sampah yang ditimbulkan, didaur ulang di TPS sekitar 2,01%
sekedar masalah teknis dan teknologi saja. Masing-
dan didaur ulang di TPA sekitar 1,6%.
masing komponen memiliki peranan dalam mata rantai sistem pengelolaan sampah.
4
karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Con-
tohnya daun-daun, kayu, kertas, tulang, sisa ma-
DEFINISI SAMPAH
kanan, sayuran dan buah-buahan. Pada prinsipnya dari beberapa pengertian sampah yang ada
B.
dalam batasan ilmu pengetahuan, sampah adalah suatu bahan
mengandung senyawa organik, umumnya sampah
yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia
ini sangat sulit terurai oleh mikroorganisme.
maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
KLASIFIKASI DAN SUMBER-SUMBER SAMPAH Klasifikasi sampah dan sumber-sumbernya sangat diperlukan dalam perencanaan sistem pengelolaan persampahan khu-
susnya dalam subsistem teknis operasional terutama dalam hal pengelolaan dan buangan akhir sampah. Berdasarkan sifat kimia unsur pembentukannya, terdapat 2 kategori jenis sampah, yaitu: A.
Sampah organik, yaitu sampah yang mengandung senyawa-senyawa organik dan tersusun oleh unsur-unsur
Sampah anorganik, yaitu sampah yang tidak
Contohnya kaca, kaleng alumunium, debu, logam. Berdasarkan sumber nya sampah dapat diklasifikasi sebagai berikut : 1.
Sampah dari pemukiman;
2.
Sampah dari pertanian dan perkebunan;
3.
Sampah dari sisa banguna dan konstruksi;
4.
Sampah dari perdagangan dan perkantoran;
5.
Sampah dari industry.
5
6 KOMPOSISI SAMPAH Komposisi sampah merupakan penggambaran dari masingmasing komponen yang terdapat pada buangan padat dan distribusinya. Biasanya dinyatakan dalam persen berat (% berat), berat basah atau berat kering. Data ini penting untuk mengevaluasi peralatan yang diperlukan, sistem, program dan rencana manajemen persampahan suatu kota. (Yenni Ruslinda; Timbulan, Komposisi, dan Karakteristik Sampah). Komposisi sampah dikelompokkan atas sampah organik/ sampah basah (sisa makanan, kertas, plastik, tekstil, karet, sampah halaman, kayu, dll) dan sampah anorganik/sampah kering (bahan-bahan kertas, logam, plastik, gelas, kaca, dan lain-lain).
Dengan mengetahui komposisi sampah dapat ditentukan cara pengolahan yang tepat dan yang paling efisien sehingga dapat diterapkan proses pengolahannya. Penentuan komposisi sampah berdasarkan SNI 19-3964-1994: % komposisi sampah = B /BBS x 100% (Sumber: Yenni Ruslinda; Timbulan, Komposisi, dan Karakteristik Sampah) dimana: B = berat komponen sampah (kg)
7 Komposisi sampah perkantoran
8 SAMPAH PERKANTORAN Di antara sumber-sumber sampah yang disebutkan di atas, salah satu di antaranya adalah sampah yang berasal dari perkantoran. Jenis sampah yang paling umum ditemukan pada sebuah kantor adalah sebagai berikut: Kertas Penggunaan kertas di perkantoran masih sangat tinggi karena belum ada barang lain yang dapat menggantikan fungsi kertas. Kertas-kertas yang telah digunakan untuk menulis, mencetak, dan menggambar biasanya dibuang
menjadi sampah. Karena itu daur ulang sampah kertas ini sangat dibutuhkan untuk menambah nilai dan daya guna kertas itu sendiri. Setiap jenis kertas dipilah-pilah berdasarkan jenisnya masing-masing, kertas koran, kertas HVS, karton hingga kertas warna warni. Plastik
Salah satu sumber plastik pada perkantoran adalah kantin. Seperti gelas plastik termasuk bungkus makanan dan kertas-kertas yang mengandung plastik.
9 Sampah Elektronik Meskipun tidak rutin setiap hari timbulannya tetapi potensial dihasilkan seperti baterai bekas, printer bekas, cartridge bekas, computer bekas dan lain-lain. Sampah elektronik termasuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun sehingga pengelolaannya berbeda dengan sampah lainnya.
Sampah Organik Sampah organik adalah
sampah yang bisa mengalami
pelapukan
(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Material sampah (organik) pada perkantoran berupa zat tanaman, sisa makanan atau kertas, lebih spesifik sampah sisa-sisa tumbuhan seperti, daun-daun pepohonan di sekitaran kantor.
10 PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN Prinsip dasar pengelolaan sampah yang ramah lingkungan adalah harus diawali oleh perubahan cara kita memandang dan memperlakukan sampah. Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah. Paradigma baru adalah memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan, misalnya untuk kompos dan pakan ternak. Pengelolaan sampah
tidak hanya dilakukan pada rumah tangga saja, tetapi juga dapat dilakukan di perkantoran sebagai bagian dari perwujudan Eco-office. Prinsip utama mengelola sampah yang benar adalah mencegah timbulnya sampah, mengguna-ulang sampah, dan mendaur-ulang sampah. Itulah prinsip 3R. Jika prinsip tersebut dijalankan dengan konsisten, maka akan mendatangkan out put yang nyata, yaitu mengurangi beban polutan, mendatangkan manfaat ekonomi dan menjadikan lingkungan bersih, yang pada akhirnya menghasilkan outcome yang dapat langsung dirasakan, yaitu kesehatan dan penghasilan. Namun demikian, pelaksanaan prinsip kelola sampah dengan 3R belum menjadi budaya dan kebiasaan di perkantoran. Untuk itu kantor Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka melakukan tindakan nyata pengelolaan sampah perkantoran, akan mengolah sampah anorganik (sampah kering) yang berasal dari kegiatan perkantoran melalui kegiatan Bank Sampah dan Daur Ulang dan sampah organik yang berasal dari kegiatan trimming taman dan kantin kantor melalui kegiatan komposting dan pembuatan pellet pakan ternak.
11
12
13
14
15
16
17
18
PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH DIPERKANTORAN
Untuk menerapkan pengelolaan sampah perkantoran terpadu berbasis masyarakat di perkantoran, perlu memperhatikan hal-hal berikut: 1.
Komposisi dan karakteristik sampah untuk memperkirakan jumlah sampah yang dapat dikurangi dan dimanfaatkan
2.
Karakteristik lokasi dan kondisi social ekonomi masyarakat perkantoran, untuk mengidentifikasi sumber sampah dan pola penanganan sampah 3R yang sesuai dengan kemampuan masyarakat perkantor;
3.
Metode penanganan sampah 3R, untuk mendapatkan formula teknis dan prasarana dan sarana 3R yang tepat dengan kondisi masyarakat perkantoran;
4.
Proses pemberdayaan masyarakat untuk menyiapkan penghuni kantor dalam perubahan pola penangan sampah dari proses konvensional (kumpul angkut buang) menjadi pola 3R;
5.
Uji coba pengelolaan, sebagai ajang pelatihan bagi penghuni kantor dalam melaksanakan berbagai metode 3R;
6.
Kelanjutan pengelolaan, untuk menjamin kesinambungan proses pengelolaan sampah yang dapat dilakukan oleh masyarakat/penghuni kantor secara mandiri.
7.
Minimisasi sampah hendaknya dilakukan sejak sampah belum terbentuk yaitu dengan menghemat penggunaan bahan, membatasi konsumsi sesuai kebutuhan, memilih bahan yang mengandung sedikit sampah;
8.
Upaya memanfaatkan sampah dilakukan dengan menggunakan kembali sampah sesuai fungsinya seperti penggunaan botol minuman atau kemasanlainnya
19
TAHAPAN PENGELOLAAN SAMPAH DIPERKANTORAN
Pemilahan Timbulan Sampah
Kegiatan pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai
Dalam membuat suatu perencanaan pengelolaan per-
dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah. Pemilahan
sampahan, terlebih dahulu harus diketahui komposisi dan
sampah harus dilakukan mulai dari sumber sampah
besar timbulan sampah yang dihasilkan.
Data ini penting
dihasilkan dan sebaiknya dilakukan di semua lokasi sum-
untuk mengevaluasi peralatan yang diperlukan, sistem, pro-
ber sampah. Minimal berdasarkan sampah organik dan
gram dan rencana pengelolaan persampahan.
anorganik
Mengapa harus memilah sampah ? Contoh data analisis timbulan sampah diperkantoran
20
21 Pewadahan Untuk mencegah terjadinya pencampuran antara kedua jenis sampah yang telah dipilah, maka perlu adanya pewadahan untuk masing-masing jenis sampah tersebut. Pewadahan juga dimaksudkan agar tidak dilakukan pemilahan lagi di TPS dan TPA.
22 Pengumpulan Pengumpulan dilakukan dengan mengambil sampah yang telah ditempatkan dalam wadah yang telah dipilah tadi. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan truk sampah.
23 Tempat Penampungan Sementara (TPS) Tempat penampungan sampah sementara (TPS) perlu dikondiskan sesuai dengan sumber sampah yang sudah dipilah. Jadi TPS yang dibuat harus dipisahkan/dipilahkan untuk sampah organik dan sampah anorganik. (sampah basah dan sampah kering).
Dilokasi TPS ini selain dipisahkan untuk sampah basah dan kering di lokasi TPS ini juga dapat melakukan kegiatan pemilahan lagi, apabila sampah yang berasal dari sumber belum dilakukan pemilahan, atau sampah dari sumber sudah dilakukan pemilahan tetapi belum sempurna.
Selain kegiatan pemilahan sampah di Tempat penampungan sampah sementara (TPS), dapat dilakukan pengolahan sampah
(intermediate treatment) dengan melakukan program pengomposan untuk sampah organik, dan kegiatan daur ulang sampah anorganik (BANK Sampah) seperti kertas, plastik, besi, aluminium, karton, bulky waste, sampah elektronik/e-Waste dll. Jadi dengan adanya pemilihan dan pengolahan yang ada di setiap sumber sampah yang akan diangkut ke TPA akan berkurang semaksimal mungkin; demikian pula proses pengolahan dengan daur ulang kompos dan sampah organik akan menjadi lebih optimal.
24
25
26
BANK SAMPAH Tujuan dibangunnya bank sampah
sebenarnya
bukan
bank
sampah itu sendiri. Bank sam-
pah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’ dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 3R sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan ling-
kungan yang bersih, hijau dan sehat.
27
SIMULASI SISTEM BANK SAMPAH “Proses Tiga Langkah”
www.vemale.com
28 Tempat penampungan sementara dapat disesuaikan dengan peruntukkannya jika tidak ada kegiatan lain selain penampungan maka tempat penampungan sampah sementara dapat berupa tempat sampah permanen yang ukurannya disesuaikan dengan lahan yang tersedia dan sebaiknya TPS ditempatkan di halaman depan, hal ini bertujuan agar mempermudah dalam proses pengangkutan
Tempat Penampungan Sementara
29 Pengangkutan Pengangkutan sampah yang dilakukan mulai dari TPS ke TPA menggunakan mobil bak terbuka berupa drum truk atau container. Sampah yang diangkut adalah sisa sampah yang tidak diolah atau dijual.
30
PENUTUP
kawasan perkantoran yang merupakan penghasil sampah terbesar kedua memerlukan perhatian khusus dalam sistem pengelolaannya. Sebenarnya pengelolaan sampah kantor lebih mudah dibandingkan sampah pemukiman. Apabila pengguna gedung telah dibekali dengan konsep reduce, reuse, dan recycle serta diberikan fasilitas yang memadai, seperti poster, pelatihan, serta tempat sampah yang terpisah antara organik, anorganik, dan B3, serta diberikan insentif lebih kepada para pengguna gedung, maka pengelolaan
sampah kantor dapat dijalankan dengan mudah dibandingkan dengan pemukiman dimana para penduduknya tidak terikat satu dengan yang lainnya.
BPLHD
Jl.
PROVINSI
Naripasn
4204871
Fax.
JAWA
No.
022
25
Telp.
4231570
BARAT
022 Bandung
40111
PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN