www.endangkurnia.wordpress.com
ANALISIS RASIO
A. RASIO STANDAR Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keungan tersbeut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Rasio standar ini dapat ditentukan berdasarkan alternatif di bawah ini. 1. Didasarkan pada catatan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan tahun-tahun yang telah lampau. 2. Didasarkan pada rasio perusahaan lain yang menjadi pesaingnya, dipilih satu perusahaan yang tergolong maju dan berhasil. 3. Didasarkan pada data laporan keuangan yang dibudgetkan (disebut goal ratio). 4. Didasarkan pada rasio industri, di mana perusahaan yang bersangkutan masuk sebagai anggotanya.
B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR Variasi kondisi keuangan dan hasil usaha dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut. 1. Perbedaan letak geografis yang membawa perbedaan dalam tingkat harga dan biaya usaha. 2. Perbedaan dalam pemilikan aktiva tetap, ada yang memiliki sendiri ada yang menyewa. Perbedaan dalam besar kecilnya investasi dalam harta kekayaan yang tidak digunakan dalam hubungannya dengan operasi regular. 3. Perbedaan dalam tingkat harga yang dicerminkan dalam pos-pos aktiva tidak lancar. 4. Perbedaan dalam umur harta kekayaan yang dimiliki, ada yang baru ada yang lama. 5. Perbedaan dalam banyaknya jenis barang yang diproduksi. Apakah hanya memproduksi satu jenis produk atau banyak produk.
C. MENENTUKAN RASIO STANDAR Apabila rasio standar tidak tersedia dalam bentuk yang sudah dipublikasikan, penganalisis dapat membantu standarnya sendiri. Rasio standar dapat ditentukan dengan cara-cara sebagai berikut.
1
www.endangkurnia.wordpress.com
1. Mengumpulkan data laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan (dalam industri) yang diperbandingkan. Perusahaan tersbeut hendaknya mempunyai keseragaman dalam sistem akuntansi dan prosedur akuntansi termasuk keseragaman dalam penggolongan rekening-rekening dan metode penyusutan, keseragaman periode akuntansi, kesamaan dalam penilaian aktiva dan kebijaksanaan amortisasi, dan keseragaman dalam kebijaksanaan manajemen. 2. Menghitung angka-angka rasio yang dipilih dari tiap-tiap perusahaan dalam industri. 3. Menyusun rasio-rasio tersebut dari yang tertinggi sampai terendah. 4. Menghapus rasio yang ekstern, yaitu rasio yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. 5. Mengitung rata-rata hitungnya atau menentukan medianya (ini merupakan rasio standar yang dicari).
D. PENGEMLOMPOKAN ANGKA RASIO Golongan yang pertama adalah angka-angka rasio yang didasarkan pada data sumber keuangan dari mana unsur-unsur angka rasio tersebut diperoleh, dan golongan yang kedua adalah angka-angka rasio yang disusun berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suatu perusahaan. Berdasarkan sumber datanya, dari mana rasio itu dibuat, maka rasio itu dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut. 1. Rasio-rasio neraca (balance shet rations), yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio tetap dengan utang jangka pandang, dan sebagainya. 2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratios), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan neto, rasio laba usaha dengan penjualan neto, operating ratio, dan sebagainya. 3. Rasio-rasio antar laporan (inter-statement ratios), yaitu rasio-rsaio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya rasio penjualan neto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan persedian rata-rata, dan sebagainya. Menurut Hampton (1980: 110), rasio keuangan dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu sebagai berikut.
2
www.endangkurnia.wordpress.com
1. Rasio likuiditas, bertujuan menguji kecukupan dana, solvency perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi. Yang termasuk likuiditas misalnya rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio), perputaran piutang (receivable turnover), perputaran persediaan (inventory turnover). 2. Rasio profitabilitas, bertujuan mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Misalnya keuntungan margin keuntungan (profit margin), margin laba bruto (gross profit margin), perputaran aktiva (operating asset turnover), imbalan hasil dari investasi (return on investement), rentabilitas modal sendiri (return on equity), dan sebagainya. 3. Rasio pemilikan, berkaitan langsung atau tidak langsung dengan keuntungan dan likuiditas.
E. RASIO MODAL KERJA (RASIO LIKUIDITAS) 1. Current Ratio Mengambil kesimpulan final dari analisis current ratio, perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut. 1. Distribusi dari pos-pos aktiva lancar. 2. Kemungkinan adanya perubahan nilai aktiva lancar. 3. Besar kecilnya kebutuhan modal kerja untuk tahun mendatang. 4. Credit rating perusahaan pada umumnya. 2. Acid Test Ratio Rasio lain untuk mengukur tingkat likuiditas adalah acid test ratio (disebut juga quick ratio atau liquidity ratio). Quick ratio dihitung dengan membandingkan kas dan quick assets di satu pihak dengan utang jangka pendek di lain pihak. 3. Receivable Turnover Posisi piutang perusahaan dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang (receivable turnover), dan rata-rata lamanya waktu pengumpulan piutang yang dapat ditentukan dengan membagi 365 hari (satu tahun dihitung 365 hari) dengan tingkat perputaran piutang. 4. Inventory Turnover Perputaran persedian (inventory turnover) menunjukkan beberapa kali persedian barang dijual dan diadakan kembali selama atau satu periode akuntansi. Besarnya kecilnya persediaan umumnya dipengaruhi oleh harapan-harapan akan volume penjualan dan tingkat harga di masa datang. Harapan dapat menjual lebih banyak 3
www.endangkurnia.wordpress.com
atau harga jual akan meningkat, mendorong perusahan untuk memperbanyak persedian barang. 5. Tingkat Tersedianya Uang Kas untuk Membelanjai Operasi Tingkat tersedianya uang kas (dan asset likuid lain seperti surat-surat berharga) untuk
membelanjai
operasi
jangka
pendek
dapat
ditentukan
dengan
membandingkan ongkos dan biaya operasi (operating cost and expenses) dengan saldo kas dan surat-surat berharga. 6. Current Assets Turnover Current Assets Turnover yakni berapa kali rata-rata aktiva lancar digunakan untuk membayar ongkos dan biaya (cost and expense).
F. ANALISIS KEUANGAN JANGKA PANJANG 1. Ratio of Owners’ Equity to Total Assets Rasio modal sendiri dengan total aktiva (ratio of owners’ equity to total assets) menunjukkan presentase investasi dalam total aktiva yang telah dibelanjai dengan dana yang berasal dari modal sendiri. 2. Ratio of Owners’ Equity to Fixed Assets Rasio modal sendiri dengan aktiva tetap (ratio of owners’ equity to fixed assets) dihitung dengan membagi modal sendiri dengan nilai buku dari aktiva tetap (aktiva tetap neto). 3. Ratio of Fixed Assets to Long Term Liabilities Rasio aktiva tetap dengan utang jangka panjang (ratio of fixed assets to long term liabilities) bertujuan mengukur tingkat keamanan bagi kreditur jangka panjang dalam hal bila utang jangka panjang, seperti hutang hipotik dan utang obligasi, dijamin dengan aktiva tetap. 4. Nilai Buku per Lembar Saham Nilai buku dari modal saham adalah sama dengan total modal sendiri seperti yang tertera pada neraca.
G. RASIO LAIN UNTUK MENGUKUR KONDISI KEUANGAN JANGKA PANJANG Analisis yang telah dikemukakan sebelumnya pada dasarnya adalah mempelajari proporsi dari modal yang diperoleh dari berbagai kelompok kreditur dan modal yang merupakan kontribusi dari pemegang saham. 4
www.endangkurnia.wordpress.com
1. Ratio Operating Income dengan Operating Assets Ratio operating income dengan operating assets menunjukka laba yang diperoleh dari investasi modal dalam aktiva tanpa mengindahkan dari sumber mana modal tersebut berasal (keseluruhan modal). 2. Ratio Net Income dengan Owners’ Equity Net income adalah seluruh penghasilan dikurangi dengan harga pokok penjualan, baiaya usaha, biaya lain-lain, baiay insidentil, dan pajak perseron. 3. Prinsip Trading on The Equity Trading on the equity (leverage) adalah penggunaan dana pinjaman (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan harapan bahwa tingkat imbalan hasil (rate of return) lebih tinggi daripada biaya yang harus dikeluarkan.
H. KELIPATAN KEUNTUNGAN TERHADAP BEBAN BUNGA Kelipatan keuntungan terhadap beban bunga diperoleh dengan cara membagi keuntungan yang didapat (sebelum dikurangi dengan beban bunga) dengan beban bunga tetap yang harus dibayar oleh perusahaan. Semakin tinggi kelipatannya berarti keuangan perusahaan semakin kuat dan margin of safety kreditur jangka panjang semakin tinggi pula. Dalam hal ini ada dua pendapat. Pendapat yang mendasar pada keuntungan sebelum dikurangi pajak perseron dan bunga mengemukakan alasan sebagai berikut. 1. Pajak perseroan baru diperhitungkan sesudah bunga pada pihak ketiga dikurangkan. 2. Jumlah laba atau rugi dan angka pajak perseroan berbeda-beda. 3. Laba yang tersedia untuk menutup beban bunga menunjukkan earning power yang riil dari perusahaan.
5