B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum menjadi prioritas. Belum ada strategi pengelolaan air limbah domestik. Belum ada master plan air limbah domestik. Struktur organisasi perangkat dinas tidak spesifik mengelola air limbah. Alokasi anggaran rendah. Program/kegiatan pengelolaan air limbah tidak rutin. Perda tentang air limbah domestik permukiman belum tersedia. Kualitas dan kuantitas SDM aparatur masih rendah. Sistem informasi dan data base belum dilaksanakan dengan baik. Koordinasi antar stakeholder belum berjalan secara baik. Analisis terhadap lingkungan internal berupa kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness) dalam pengelolaan prasarana air limbah domestik sampai dengan saat ini dapat di lihat pada Tabel 5.6 berikut.
Identifikasi Kekuatan (Strength)
Rating Bobot
Nilai
1. Visi pembangunan daerah.
4
0,048
0,193
2. Persoalan sanitasi menjadi agenda dalam pembangunan daerah.
4
0,051
0,202
3. Keinginan pemerintah untuk melaksanakan Good and Clean
4
0,051
0,202
4. Perangkat organisasi (Dinas dan UPTD) tersedia.
5
0,066
0,331
5. Ketersediaan anggaran pembangunan (APBD).
4
0,049
0,196
6. Anggaran pembangunan sebenarnya mampu membiayai
5
0,065
0,327
7. Komitmen dan pemahaman pejabat cukup baik.
3
0,039
0,117
8. Sarana dan prasarana pendukung tersedia.
4
0,055
0,218
33
0,424
1,787
Tabel 5.6. Penilaian Lingkungan Internal
Governance.
investasi di sektor sanitasi.
Jumlah Kekuatan
Identifikasi Kelemahan (Weakness)
Berdasarkan analisis terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi lingkungan internal, didapatkan selisih antara kekuatan (strenght) dengan kelemahan (weakness) sebesar 1,787-2,399 = -0,611. Hal ini berarti potensi kekuatan-kekuatan yang dimiliki tidak mampu untuk mengatasi kelemahan yang ada.
Rating Bobot
Nilai
Sektor air limbah belum menjadi prioritas.
5
0,067
0,335
Belum ada Strategi pengelolaan air limbah domestik. Belum ada Master plan air limbah domestik. Struktur organisasi perangkat dinas tidak spesifik mengelola air limbah.
5
0,068
0,339
5
0,070
0,350
4
0,051
0,202
5
0,051
0,253
4
0,055
0,218
3
0,047
0,140
tersedia. 8. Kualitas dan kuantitas SDM aparatur masih rendah.
4
0,055
0,218
9. Sistem informasi dan data base belum dilaksanakan dengan
4
0,051
0,202
3
0,047
0,140
42
0,559
2,399
75
1
-0,611
1. 2. 3. 4.
5. Alokasi anggaran rendah. 6. Program/kegiatan pengelolaan air limbah tidak rutin. 7. Perda tentang air limbah domestik permukiman belum
baik.
10. Koordinasi antar stakeholder belum berjalan secara baik. Jumlah Kelemahan Total (Kekuatan – Kelemahan)
Analisis Lingkungan Eksternal. A.
B.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dihadapi untuk selanjutnya diminimalkan sehingga bisa mencapai tujuan, dapat diidentifikasi sebagai berikut: Identifikasi Peluang (Opportunities). Peluang (opportunities) dalam pengelolaan air limbah domestik permukiman diidentifikasikan sebagai berikut: Menjadi agenda global maupun nasional. UU No. 32 Tahun 2002 memberikan kewenangan yang sangat luas. Sistem pengelolaan keuangan daerah sangat memungkinkan untuk melaksanakan pengelolaan air limbah. Kebijakan dan strategi nasional pengeloaan air limbah domestik tersedia. Adanya dukungan pembiayaan dari pemerintah pusat melalui DAK & dana dekonsentrasi. Kerjasama dengan pemerintah asing dan lembaga donor asing telah terjalin baik selama ini. Dimungkinkan untuk melibatkan peran swasta dan masyarakat dalam pengelolaannya. Keinginan masyarakat untuk berpartisipasi aktif sangat besar. Bentuk/model pengelolaan air limbah domestik berbasis masyarakat tersedia. Identifikasi Ancaman (Threats). Sedangkan beberapa hal yang mungkin bisa menjadi ancaman (threats) diidentifikasi sebagai berikut: Krisis ekonomi global dan fluktuasi nilai rupiah di pasar perdagangan. Laju pertumbuhan penduduk sangat tinggi. Pendapatan asli daerah (PAD) kecil. Ketergantungan yang sangat besar terhadap pemerintah pusat dalam pembiayaan pembangunan. Lemahnya dukungan pihak legislatif. Kemampuan ekonomi masyarakat rendah. Kebiasaan / perilaku buruk masyarakat dalam membuang air limbah. Persepsi masyarakat yang terkadang skeptis terhadap pemerintah. Cakupan pelayanan air bersih masih rendah. Permeabilitas tanah sangat tinggi.
Identifikasi Peluang (Opportunities)
1. Menjadi agenda global maupun nasional. 2. UU No. 32 Tahun 2002 memberikan kewenangan
Rating
Bobot
Nilai
4 4
0,046 0,055
0,183 0,218
3
0,044
0,131
4
0,055
0,218
4
0,051
0,203
4
0,046
0,183
5
0,062
0,309
5
0,065
0,327
4
0,058
0,233
37
0,480
2,005
Rating
Bobot
Nilai
4
0,045
0,180
4 4
0,044 0,045
0,177 0,180
3
0,040
0,120
4
0,047
0,189
3
0,044
0,131
4
0,051
0,203
4
0,058
0,233
4
0,055
0,218
3
0,044
0,131
4
0,047
0,189
41
0,520
1,951
78
1,000
0,054
Tabel 5.7. Penilaian Lingkungan Eksternal.
yang sangat luas.
3. Sistem pengelolaan keuangan daerah sangat 4. 5. 6. 7. 8. 9.
memungkinkan untuk melaksanakan pengelolaan air limbah. Kebijakan dan strategi nasional pengeloaan air limbah domestik tersedia. Dukungan pembiyaan dari pemerintah pusat melalui DAK & dana dekonsentrasi. Kerjasama dengan pemerintah asing dan lembaga donor asing telah terjalin baik. Dimungkinkan untuk melibatkan peran swasta dan masyarakat dalam pengelolaannya. Keinginan masyarakat untuk berpartisipasi aktif sangat besar. Bentuk/model pengelolaan air limbah domestik berbasis masyarakat tersedia. Jumlah Peluang Identifikasi Ancaman (Threats)
1. 2. 3. 4. 5.
Krisis ekonomi global. Fluktuasi nilai rupiah di pasar perdagangan. Laju pertumbuhan penduduk sangat tinggi. Pendapatan asli daerah (PAD) kecil. Ketergantungan yang sangat besar terhadap pemerintah pusat dalam pembiayaan pembangunan.
6. Lemahnya dukungan pihak legislatif. 7. Kemampuan ekonomi masyarakat rendah. 8. Kebiasaan / perilaku buruk masyarakat dalam membuang air limbah. 9. Persepsi masyarakat yang terkadang skeptis terhadap pemerintah. 10. Cakupan pelayanan air bersih masih rendah.
11. Permeabilitas tanah sangat tinggi. Jumlah Ancaman Total (Peluang – Ancaman)
Hasil analisis lingkungan eksternal mendapatkan selisih antara peluang (opportunities) dengan ancaman (threats) sebesar 2,005 – 1,951 = 0,054, artinya bahwa peluang-peluang yang dimilki lebih besar dari ancaman yang dihadapi.
Perumusan Analisis SWOT.
Berdasarkan hasil identifikasi terhadap faktorfaktor dalam lingkungan internal dan eksternal sebagaimana telah dibahas sebelumnya, selanjutnya disusun langkah-langkah pengelolaan prasarana air limbah domestik permukiman. Langkah-langkah ini disusun dengan fokus pada upaya untuk meminimalkan masalah-masalah internal dari kelembagaan sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik. Hasil analisis selengkapnya ditampilkan dalam pada Tabel 5.8 berikut ini.
Hasil Analisis SWOT Tabel 5.8. Matriks Analisis SWOT Kelemahan (W)
INTERNAL FACTOR ANALYSIS STRATEGY
Sektor air limbah belum menjadi prioritas (W1). 2. Belum ada Strategi pengelolaan air limbah domestik (W2). 3. Belum ada Master plan air limbah domestik (W3). 4. Struktur organisasi perangkat dinas tidak spesifik mengelola air limbah (W4). 5. Alokasi anggaran rendah (W5). 6. Program/kegiatan pengelolaan air limbah tidak rutin (W6). 7. Perda tentang air limbah domestik permukiman belum tersedia (W7). 8. Kualitas dan kuantitas SDM aparatur masih rendah (W8). 9. Sistem informasi dan data base belum dilaksanakan dengan baik (W9). 10. Koordinasi antar stakeholder belum berjalan secara baik (W10).
1.
EXTERNAL FACTOR ANALYSIS STRATEGY
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Peluang (O)
Menjadi agenda global maupun nasional (O1). UU No. 32 Tahun 2002. memberikan kewenangan yang sangat luas (O2). Sistem pengelolaan keuangan daerah sangat memungkinkan untuk melaksanakan pengelolaan air limbah (O3). Kebijakan dan strategi nasional pengeloaan air limbah domestik tersedia (O4). Adanya dukungan pembiyaan dari pemerintah pusat melalui DAK & dana dekonsentrasi (O5). Kerjasama dengan pemerintah asing dan lembaga donor asing telah terjalin baik selama ini (O6). Dimungkinkan untuk melibatkan peran swasta dan masyarakat dalam pengelolaannya (O7). Keinginan masyarakat untuk berpartisipasi aktif sangat besar (O8). Bentuk/model pengelolaan air limbah domestik berbasis masyarakat tersedia (O9).
Strategi (WO) 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Memasukkan sektor air limbah menjadi salah satu prioritas pembangunan daerah yang dituangkan secara nyata dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah baik jangka panjang maupun jangka menengah, dengan mempedomani pencapaian yang dituju oleh sejumlah agenda global maupun nasional (W1 – O1, O2). Menyusun Strategi Pengelolaan dan Master Plan air limbah domestik, khususnya pengelolaan air limbah domestik permukiman dengan mengacu pada KSNP Air Limbah dengan memberikan ruang yang selebar-lebarnya bagi pelibatan masyarakat untuk ikut mengambil peran di dalamnya (W2, W3 – O4). Merestrukturisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kebersihan Kota Bima dengan memasukkan perangkat struktur yang spesifik mengurus pengelolaan air limbah (W4 – O2). Melakukan pengelolaan prasarana air limbah melalui intervensi sejumlah program/kegiatan rutin tahunan serta meningkatkan alokasi anggaran dengan meminta dukungan pemerintah pusat, dan atau menjalin kerjasama dengan dengan pihak asing, dan atau melibatkan pihak swasta/masyarakat dalam pembiayaannya (W5, W6 – O3, O5, O6, O7). Bersama-sama dengan legislatif membuat peraturan daerah tentang pengelolaan air limbah domestik permukiman, mengacu pada agenda global/nasional maupun kebijakan dan strategi nasional pengelolaan air limbah domestik yang memberikan ruang bagi keikutsertaan pihak swasta maupun masyarakat (community based development). (W7 – O1, O4, O7, O9). Menerapkan Good Governance dalam pengelolaan air limbah domestik permukiman melalui peningkatan kualitas serta kuantitas SDM aparatur pengelola air limbah, penataan sistem informasi dan data base, meningkatkan koordinasi antar stakeholder melalui berbagai program/kegiatan terkait yang didanai oleh pemerintah daerah maupun sumber-sumber pembiayaan lainnya; bisa juga dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan pemerintah/lembaga donor asing (W8, W9, W10 – O2, O5, O6).
SWOT Analisis terhadap kedua faktor mendapatkan hasil bahwa nilai analisis lingkungan internal ( -0,611) dan nilai analisis lingkungan eksternal (0,054). Selanjutnya nilai tersebut dapat di petakan ke dalam diagram kuadran analisis SWOT seperti dilihat pada Gambar 5.10, dimana posisi kelembagaan menempati kuadran III dengan nilai X dan Y (0,054 ; -0,611). Kondisi ini ditunjukan pada gambar 5.3, menunjukan bahwa lembaga berada dalam posisi stabilitas/rasionalisasi. Lembaga menghadapi peluang yang sangat besar, tetapi dilain pihak menghadapi beberapa kendala kelemahan internal, sehingga fokus dari strategi yang diterapkan adalah meminimalkan masalah-masalah internal dari kelembagaan sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik. Peluang ( O )
+ 2,005
Kuadran III (WO) - 2,399
Kuadran I (SO) + 1,787
0,054
Kekuatan ( S )
Kelemahan ( W ) -0,611
Keterangan : SO : Tindakan ST : Tindakan WO : Tindakan WT : Tindakan
Kuadran IV (WT)
Agresif Diversifikasi Turn – Around Defensif.
1,951
Kuadran II (ST)
Ancaman ( T )
Diagram Kuadran (Sumber: Hasil Analisis, 2009)