BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Risiko
Risiko adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Australian/ NZ Standard 4360 : 1999 mendefinisikan Risk sebagai “ The chance of something happening that will have or impact upon objectives ( perubahan dari sesuatu yang terjadi yang akan mempuyai pengaruh terhadap tujuan )
Kata something ( sesuatu ) menurut definisi risiko diatas dapat menyangkut : Komersil, legal, operasional, teknologi, karyawan, manajemen, manusia, financial, kejadian alamiah, politik. Sedangkan kata impact ( pengaruh ) dapat menyangkut : aset, lingkungan, reputasi, komunitas, manusia, penghasilan, biaya, kinerja dan layanan. Dan kata objectives ( tujuan ) dapat menyangkut : aset, manusia, layanan, komunitas, laba, lingkungan, reputasi
Resiko usaha ( Business Risk) sebagai “ The threat that an event or action will adversely affect an organization’s ability to achieve its business objectives and execute its strategies successfully” ( Ancaman bahwa suatu kejadian atau tindakan akan secara buruk mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan usaha dan melaksanakan strateginya secara berhasil )
Universitas Sumatera Utara
Jenis risiko usaha : a. Risiko Lingkungan Eksternal ( Eksternal Environmental Risk ), yakni kerugian karena bencana alam, perubahan rasa dan preferansi pelanggan, kompetitor, lingkungan politis, dan ketersediaan modal dan tenaga kerja b. Risiko proses usaha ( Business process risk ), diakibatkan tidak efektif dan efisien dalam memperoleh, membiayai, mentransformasikan, dan memasarkan barangbarang dan jasa, serta ancaman kerugian aktiva, termasuk reputasi perusahaan c. Risiko informasi ( Information risk ), diakibatkan informasi yang bermutu rendah untuk pengambilan keputusan usaha dan kesalahan memberikan informasi kepada pihak luar. Faktor – faktor keberhasilan dalam pengelolaan risiko terdiri dari : komitmen, tanggung jawab, kesadaran, kebijakan, metodologi, keterampilan, pemantauan
2.2 Manajemen Risiko ( Risk Management )
Manajemen risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan
usaha.
Model
yang
berkembang
dalam
manajemen
risiko
adalah
mengintegrasikan bagaimana pemimpin berpikir tentang risiko dan bagaimana pemimpin mengelola usaha mereka dan model tersebut dirancang untuk memonitor bagaimana manajemen risiko memberikan nilai.
Perlakuan terhadap risiko merupakan rencana tindakan terhadap risiko yang dapat mencakup ; 1. Menghindari 2. Meminimalkan atau mengurangi dampak besarnya konsekuensi 3. Meminimalkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya risiko 4. Menerima apabila biaya untuk mengelola risiko lebih besar dari manfaat 5. Risiko dapat ditransfer kepada pihak ketiga misalkan dengan asuransi
Universitas Sumatera Utara
Indentifikasi risiko mencakup :
1. Unsur risiko ( kejadian atau keadaan, operational set up, tujuan yang menghambat jenis risiko, sumber risiko baik internal maupun eksternal dan konsekuensi ) 2. Exposure analysis , aktiva berisiko mencakup a. Financial asset ( kas, surat-menyurat berharga,kredit ) b. Physical asset ( tanah, bangunan, peralatan ) c. Human asset ( pengetahuan, keterampilan ) d. Intangible asset ( reputasi, informasi ) Exposure analysis mencakup : −
Size, type, portability, location
−
Risiko kehilangan ( pencurian, kebakaran, penanganan )
−
Risiko penurunan nilai
3. Environmental analysis ( fisik, regulasi, kompetisi, pelanggan, pemasok, serikat kerja, teknologi ) tentang kondisi saat ini dan kondisi mendatang 4. Threat scenario Threat mencakup pencurian, kecurangan, bencana, kesalahan ( errors ), omissions, delays. Scenario menyangkut jenis ancaman, konsekuensi, dan bagaimana terjadinya
2.3 Investasi Yang Risiko
Dalam dunia yang sebenarnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Dalam keadaan semacam itu dikatakan bahwa pemodal tersebut menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukannya. Yang bisa dilakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Masalah pertama bersangkutan dengan penghitungan nilai yang diharapkan dan pengukuran penyebaran nilai.
Universitas Sumatera Utara
Karena pemodal menghadapi kesempatan investasi yang berisiko, pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila pemodal mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Salah satu karakteristik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi. Artinya pemodal dapat dengan mudah menyebar atau melakukan diversifikasi investasinya pada berbagai kesempatan investasi. Karena itulah perlu dipahami proses investasi, yaitu dimulai dari kebijakan investasinya sampai dengan evaluasi kinerja investasi tersebut.
2.3.1
Proses investasi
Proses investasi menunjukkan bagaiman pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas ; yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut
akan dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut perlu diperlukan
langkah- langkah sebagai berikut :
1. Menentukan kebijakan investasi Pemodal perlu menentukan apa tujuan dari investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Karena adanya hubungan positif antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya
untuk
mendapatkan
keuntungan
sebesar-besarnya
karena
ada
kemungkinan untuk rugi. Jadi tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko
2. Analisis Sekuritas Ada dua filosofi dalam melakukan analisis sekuritas. Pertama adalah sekuritas yang mispriced ( harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah) dan analisis
dapat mendeteksi sekuritas-sekuritas tersebut. Ada berbagai cara untuk
melakukan analisis ini, tetapi pada garis besarnya nampak cara-cara tersebut bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data ( perubahan ) harga dimasa yang lalu sebagai upaya untuk
Universitas Sumatera Utara
memperkirakan harga sekuritas dimasa yang akan datang. Analisis fundamental berupaya mengidentifikasikan prospek perusahaan ( lewat analisis terhadap faktor faktor yang mempengaruhinya untuk memperkirakan harga saham dimasa yang akan dating. Kedua adalah mereka yang berpendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar. Pada dasarnya yang menganut pendapat ini berpendapat bahwa pasar modal efisien. Dengan demikian pemilihan
sekuritas bukan didasarkan atas factor harga, tetapi
didasarkan atas preferensi risiko para pemodal yang bersedia menanggung resiko tinggi akan memilih saham yang lebih berisiko
3. Pembentukkan portofolio Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritassekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas ( dengan kata lain pemodal akan melakukan diversifikasi ) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Sebagaimana telah disebutkan diatas, pemilihan sekuritas dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak dan sebagainya
4. Melakukan revisi portofolio Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki. Portofolio yang sekarang tidak lagi optimal atau tidak sesuai preferensi risiko pemodal, maka dapat dilakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut
5. Evaluasi kinerja portofolio Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar kalau suatu portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari portofolio lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2
Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah saham-saham perusahaan yang kontinyu masuk dalam indeks LQ-45 pada periode Agustus 2007 – Januari 2008, Februari 2008 – Juli 2008, Agustus 2008 – Januari 2009, Februari 2009 – Juli 2009. Berdasarkan data yang dikumpulkan, dari bulan Agustus 2007 – Juli 2009 terdapat 23 saham yang tetap.
2.3.3
Data / Variabel
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa: 1. Harga penutupan setiap bulan 23 saham dari bulan Juni 2007 – Juni 2009. Data harga saham ini diunduh dari Yahoo Finance dengan alamat http://finance .yahoo.com 2. Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulanan dari bulan Juni 2007 – Juni 2009. 3. Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang berjangka waktu 1 bulan. Data yang digunakan yaitu
dari bulan Juli 2007 – Juni 2009. Yang diperoleh dari
web Bank Indonesia dengan alamat http://www.bi.go.id
2.3.4
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang berkaitan, dan telah dipublikasikan seperti melalui internet. Selain itu, melakukan studi pustaka yang bersumber dari berbagai buku. Metode ini digunakan sebagai pedoman dalam menjelaskan teori-teori serta menganalisis data yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
2.4
Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan yaitu analisis portofolio menggunakan model indeks tunggal. Analisis yang dilaksanakan dengan model indeks tunggal dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menghitung return dan risiko saham Return saham dapat dihitung dengan rumus:
P − P t t −1
Re turn =
P t −1 Notasi: Pt = harga saham periode t Pt-1 = harga saham periode sebelumnya Return ekspektasi saham dapat dihitung dengan rumus:
N
∑ E ( Ri ) =
j =1
Rij
N
Notasi: Rij
= Return saham i periode j
E ( Ri ) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi N
= jumlah periode
Risiko saham dapat dihitung dengan rumus:
[( Rij − E ( Ri )]2 N σ i2 = ∑ N j =1
Notasi:
Universitas Sumatera Utara
σ i2 = varian 2. Menghitung return dan risiko pasar Return pasar (IHSG) dapat dihitung dengan rumus:
IHSGt − IHSGt −1 IHSGt −1
R m ,t = Notasi:
= return pasar periode t
Rm ,t
IHSGt = IHSG periode t IHSGt −1 = IHSG periode sebelumnya Return ekspektasi pasar dapat dihitung dengan rumus:
N
∑R E(Rm) =
t =1
m ,t
N
Notasi :
E(Rm) = return ekspektasi pasar Risiko pasar dapat dihitung dengan rumus :
2 N [( Rm, t − E ( Rm )] 2 σm = ∑ N t =1 Notasi:
2 = varian pasar σm 3.
Menghitung Alpha sekuritas dan Beta sekuritas dengan rumus:
βi =
σ im σ m2
atau juga dapat diuraikan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
n
βi =
∑ (R
− E ( Ri )) . ( Rm − E ( Rm ))
i
t =1
n
∑ (E(R t =1
m
) − Rm ) 2
Notasi:
βi = beta sekuritas Alpha sekuritas dapat dihitung dengan rumus: E ( Ri ) = αi + βi . E ( Rm ) 4. Menghitung kesalahan residu dan varian dari kesalahan residu kesalahan residu dapat dihitung dengan rumus: Ri = αi + βi . Rm + ei Notasi: ei = kesalahan residu varian dari kesalahan residu dapat dihitung dengan rumus:
σ i2 = β i2 σ m2 + σ ei2 Notasi:
σ ei = varian dari kesalahan residu sekuritas ke i σ i2 = varian saham i
atau dapat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
σ
[(ei − E (ei )]2 ∑ N t =1 N
2 i
=
5. Menentukan Portofolio Optimal 1) Menghitung excess return to beta ERBi =
− R BR
E ( Ri )
βi
Notasi: ERB i = excess return to beta sekuritas ke-i B
B
RBR = return aktiva bebas risiko 2) Menentukan besarnya titik pembatas Besarnya titik pembatas ini dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
a. Urutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil. Sekuritas-sekuritas dengan nilai ERB terbesar merupakan kandidat untuk dimasukkan ke portofolio optimal. b. Hitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i sebagai berikut:
− R BR ] . β i
[ E ( Ri )
Ai =
σ ei2
Dan
β i2 Bi = 2 σ ei Notasi:
βi = Beta sekuritas ke i c. Hitung nilai Ci.
β m2 Ci =
1
∑ Ai i =1
1 + σ m2
1
∑ βi i =1
d. Besarnya cut-off point (C*) adalah nilai C i yang terbesar. B
B
e. Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*. Sekuritas sekuritas yang mempunyai ERB lebih kecil dengan ERB titik C* tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal.
3) Menentukan besarnya proporsi masing-masing sekuritas tersebut di dalam portofolio optimal. Besarnya proporsi untuk sekuritas ke i adalah sebesar:
wi =
Xi k
∑X j =1
j
Dengan nilai Xi adalah sebesar :
Universitas Sumatera Utara
Xi =
βi
( ERBi − C ∗ )
σ2
ei
Notasi: wi
= proporsi sekuritas ke-i
k
= jumlah sekuritas di portofolio optimal
ERBi = Excess return to beta sekuritas ke i
6. Menghitung return dan risiko portofolio a. Menghitung return ekspektasi portofolio I. Beta dari portofolio (βp) merupakan rata-rata tertimbang dari Beta masingmasing sekuritas (βp) :
βp =
n
∑w i −1
i
. (β i )
II. Alpha dari portofolio (αp) juga merupakan rata-rata tertimbang dari Alpha tiap-tiap sekuritas (αp) : n
αp = ∑ wi i =1
. αi
Dengan mensubstitusikan karakteristik ini, yaitu βp dan maka
αp
return ekspektasi
portofolio adalah sebagai berikut: E(Rp) =
αp + βp . E(Rm)
b. Menghitung risiko portofolio Varian dari portofolio adalah sebesar :
σ p 2 = β p 2 . σ m 2 + (∑ wi − σ ei ) 2
Universitas Sumatera Utara
2.5
SIM (Single Index Model)
Model index tungal yang dikembangkan oleh William Sharpe (1963) pada dasarnya dapat digunakan untuk menyederhanakan perhitungan modelm yang dibuat oleh Markowitz dengan menyediakan parameter-parameter input yang dibutuhkan. Disamping itu, model index tunggal dapat juga digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portfolio. Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Kebalikannya juga benar, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan hargahal ini menyarankan bahwa return-return dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar.
Menurut Jogianto (1998) Model Index Tunggal/Single Index Model didasarkan pada pengamantan bahwa dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan index harga pasar. Dengan demikian dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika index harga saham naik, demikian sebaliknya.
2.5.1
Asumsi-asumsi dari Model Indeks Tunggal
Untuk mempermudah analisis, model indeks tunggal mengasumsikan bahwa hanya ada 1 faktor ekonomi makro yang menyebabkan risiko sistematis mempengaruhi semua pendapatan saham dan faktor ini dapat diwakili oleh tingkat pengembalian indeks pasar. Menurut model ini, kembalinya saham apapun dapat didekomposisi menjadi kelebihan pengembalian yang diharapkan dari individual saham karena perusahaan-faktor tertentu, umumnya dilambangkan dengan koefisien alpha (α), kembali karena peristiwa makroekonomi yang mempengaruhi pasar, dan kejadiankejadian tak terduga yang mempengaruhi mikroekonomi hanya perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Panjang βi (rm - rf) merupakan pergerakan pasar dimodifikasi oleh beta saham, sementara ei sistematis merupakan risiko keamanan karena faktor perusahaanspesifik. Makroekonomi peristiwa, seperti perubahan suku bunga atau biaya tenaga kerja, menyebabkan risiko sistematik yang mempengaruhi hasil dari semua saham, dan perusahaan-peristiwa tertentu adalah mikroekonomi kejadian tak terduga yang mempengaruhi
tingkat
pengembalian
perusahaan-perusahaan
tertentu,
seperti
kematian orang kunci atau menurunkan peringkat kredit perusahaan, yang akan mempengaruhi perusahaan, tetapi akan memiliki efek yang dapat diabaikan pada perekonomian.
Dalam portofolio, risiko sistematis karena factor-faktor spesifik perusahaan dapat dikurangi menjadi nol dengan diversivikasi. Model indeks didasarkan pada hal berikut : 1. Sebagian besar saham memiliki kovariansi positif karena mereka semua merespon sama dengan faktor-faktor ekonomi makro. 2. Namun, beberapa perusahaan lebih sensitif terhadap faktor-faktor dari yang lain, dan ini varians perusahaan-spesifik biasanya dinotasikan dengan beta (β), yang mengukur varians dibandingkan ke pasar untuk satu atau lebih faktor ekonomi. 3. Covariance antara efek hasil dari berbagai tanggapan untuk faktor ekonomi makro. Oleh karena itu, kovarians dari setiap saham dapat ditemukan dengan mengalikan beta mereka dan varians pasar. 4. Kov (ei, ej) = 0. Persamaan terakhir ini sangat mengurangi perhitungan yang diperlukan untuk menentukan kovarians karena dinyatakan kovarians dari efek dalam portofolio harus dihitung dengan menggunakan kembali sejarah, dan kovarians dari masing-masing pasangan kemungkinan efek dalam portofolio harus dihitung secara independen. Dengan persamaan ini, hanya beta efek individu dan varians pasar harus diperkirakan untuk menghitung kovariansi. Oleh karena itu, model indeks sangat mengurangi jumlah perhitungan yang lain harus dibuat untuk model portofolio besar ribuan efek.
Universitas Sumatera Utara
Asumsi-asumsi dari model indeks tunggal mempunyai implikasi bahwa sekuritas-sekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek di luar pasar (misalnya efek dari industry atau perusahan-perusahaan itu sendiri), melainkan karena mempunyai hubungan yang umum terhadap indeks pasar. Asumsiasumsi ini digunakan untuk menyederhanakan masalah. Dengan demikian sebenarnya berapa besar model ini dapat diterima dan mewakili kenyataan sesungguhnya tergantung dari seberapa besar asumsi-asumsi ini realistis. Jika asumsi-asumsi ini kurang realistis, berarti bahwa model ini akan menjadi tidak akurat.
.
Universitas Sumatera Utara