P age |1
Auditing Teaching Assistant |2014
P age |2
Auditing Teaching Assistant |2014
P age |3
Auditing Teaching Assistant |2014
P age |4
Auditing Teaching Assistant |2014
P age |5
LAB 1 AUDIT PLANNING DAN AUDIT INSTRUCTION
I. Tujuan Melakukan overview terhadap materi dan metode praktikum yang baru
II. Tinjauan Teori
Standar Pekerjaan Lapangan dalam Standar Auditing mengharuskan bahwa auditharus direncanakan dengan sebaik-baiknya
Tiga alasan utama auditor merencanakan audit dengan baik: (1) memperoleh buktikompeten yang memadai, (2) membantu menjaga biaya audit dikeluarkan dalamjumlah wajar, (3) menghindari kesalahpahaman dengan klien
Acceptable audit risk/AAR: ukuran untuk menilai seberapabesar kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin sajadisajikan dengan kesalahan penyajian yang material setelah proses auditdilaksanakan dan pendapat wajar tanpa pengecualian dinyatakan
Inherent
Risk/IR
ataskemungkinan
(risiko adanya
inheren/risiko kesalahan
bawaan):
penyajian
ukuran
yang
penilaian
material
atas
auditor account
sebelummempertimbangkan efektivitas pengendalian intern.
Penilaian terhadap AAR dan IR merupakan bagian penting dari perencanaan karena penilaian tersebut mempengaruhi jumlah bukti audit yang harus dikumpulkan danpenugasan staf yang lebih berpengalaman dan pelaksanaan audit.
Perencanaan Audit secara garis besar adalah sebagai berikut: 1. Menerima klien dan melakukan perencanaan awal a. Client acceptance and continuance b. Identifikasi alasan klien meminta penugasan audit c. Membuat kesepahaman dengan klien d. Memilih staf untuk melaksanakan penugasan e. Mengevaluasi kebutuhan terhadap spesialis dari luar Auditing Teaching Assistant |2014
P age |6
2. Memahami bisnis dan industri klien Sifat dari bisnis dan industri klien mempengaruhi risiko bisnisklien (client business risk) dan risiko adanya salah saji yangmaterial (risk of material misstatements)dalam laporan keuangan. a. Alasan utama untuk memahami industri dan lingkungan eksternal: 1) Terdapat risiko yang terkaitdengan klien dan industritertentu. 2) Terdapat
inheren
risk
yangumumnya
dimiliki
olehsemua
perusahaan
dalamsejumlah industri tertentu 3) Beberapa industrimemerlukan perlakuanakuntansi tertentu yangharus dipahami oleh auditor b. Operasi dan bisnis proses Auditor harus memahami faktor-faktor yang dapat menunjukkan risiko bisnis klien, seperti: sumber utama pendapatan, pelanggan dan pemasok utama, sumber keuangan, dan informasi tentang pihak terkait. Auditor bisa melakukan: 1) Mengunjungi pabrik dan kantor untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai operasional klien dan bertemu dengan key personnel. 2) Mengidentifikasi pihak-pihak terkait (related parties), mencakup perusahaan afiliasi, pemilik utama, dan pihak lain yang dapat mempengaruhi manajemen dan kebijakan operasional. c.
Manajemen dan governance
Filosofi manajemen dan gaya operasional manajemen sangat mempengaruhi kemampuan mengidentifikasi dan merespons sehingga berdampak pada risiko salah saji material dalam LK (laporan keuangan) Governance (tata kelola) meliputi struktur organisasi,aktivitas dewan komisaris, dan komite audit.
Dewan komisaris yang efektif membantu menjamin bahwa perusahaan telah mengambil risiko yang sepantasnya.
Komite Audit melalui tinjauan atas LK, dapat mengurangi kemungkinan kebijakan akuntansi yang terlalu agresif.
Auditing Teaching Assistant |2014
P age |7
Pemahaman mengenai manajemen dan governance dapat diperoleh dari penelaahan terhadap anggaran dasar (corporate charter), anggaran rumah tangga (bylaws), dan notulen rapat (corporate minutes).
d. Tujuan dan strategi klien Strategi adalah pendekatan yang diikuti oleh perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi. Auditor harus memahami strategi klien yang terkait dengan:
Keandalah (reliability) dari pelaporan keuangan
Efektivitas dan efisiensi operasi
Kepatuhan terhadap peraturan dan hukum
e. Pengukuran dan kinerja
Sistem pengukuran kinerja klienmeliputi indikator prestasi kunci yangdigunakan manajemen untuk mengukurkemajuan pencapaian tujuan
Risiko salah saji keuangan dapat meningkat apabila klien menetapkan tujuan yang tidak wajar atau bila sistem pengukuran prestasi mendorong terjadinya aggressive accounting
Penilaian terhadap pengukuran dapat dilakukan dengan analisis rasio dan benchmarking dengan pesaing utama
3. Menilai risiko bisnis klien Risiko bisnis klien adalah risiko dimana klien gagal dalam mencapai tujuan bisnisnya.Risiko ini dapat timbul dari berbagai faktor yang mempengaruhi klien danlingkungannnya. Contoh: kompetitor, teknologi baru, kondisi industri, dan regulatoryenvironment.Perhatian utama auditor terletak pada kemungkinan salah saji material dalam LK klien 4. Melakukan prosedur analitik awal Prosedur analitik adalah evaluasi terhadapinformasi keuangan yang dibuat denganmempelajari hubungan yang masuk akal antara datakeuangan yang satu dengan data keuangan lainnya,atau antara data keuangan dengan datanon-keuangan. Prosedur Analitik diatur dalam SPAP PSA No. 22(SA Seksi 329). Prosedur Analitik digunakan dengan tujuan sebagaiberikut: (1) membantu auditor dalammerencanakan sifat, saat, dan Auditing Teaching Assistant |2014
P age |8
lingkup proseduraudit lainnya; (2) sebagai pengujian substantifuntuk memperoleh bukti tentang asersi tertentuyang berhubungan dengan saldo akun atau jenistransaksi; dan (3) sebagai review menyeluruhinformasi keuangan pada tahap review akhir audit.
III. Dokumen
TINJAUAN UMUM PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK
PEMAHAMAN BISNIS DAN INDUSTRI KLIEN Langkah awal perencanaan pemeriksaan yang dilakukan KAP adalah memahami sifat bisnis dan industri PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC). Ini dilakukan dengan alasan bahwa sifat bisnis akan mempengaruhi resiko bisnis klien dan pada gilirannya akan mempengaruhi resiko kesalahan dalam laporan keuangan. Untuk tujuan ini manager menugaskan supervisor untuk mendapatkan informasi penting yang terkait dengan:
Lingkungan industri perusahaan
Lingkungan eksternal perusahaan
Operasi dan proses bisnis
Lingkungan Industri Setelah pembekalan yang dilakukan oleh manager kepada seluruh team, supervisor melakukan pengumpulan informasi awal perusahaan.Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bagian akuntansi PKC dan informasi yang terdapat di akte pendirian perusahaan, diketahui bahwa PKC adalah sebuah perusahaan BUMN yang bertugas memproduksi pupuk untuk petani.Operasionalnya tentunya banyak berhubungan dengan kebijakan pemerintah dalam hal ini dengan Departemen Pertanian RI.Tugas pokok yang diemban adalah memproduksi pupuk urea dan NPK.Kemudian produk hasil olahannya didistribusikan kepada konsumen misalnya ke wilayah Jabar, Banten, dan Jateng.Dan umumnya menggunakan jasa distributor. Sesuai RKAP tahunan, produksi pupuk secara rata – rata adalah mencapai 1.150.000 ,- ton dan biaya pabrikasi Rp. 2.320.000,- per ton . Auditing Teaching Assistant |2014
P age |9
PKC didirikan pada tanggal 9 Juni 1975 dengan Akta
Notaris Soeleman
Ardjasasmita, SH; nomor 19 tanggal 9 Juni 1975. Akte tersebut diperbaiki dengan akte nomor 56 tanggal 23 April 1976 dan akte tanggal 7 Oktober 1981. Perubahan seluruhnya telah diadakan dengan akte nomor 40 tanggal 14 Maret 1984 oleh notaris yang sama. Berdasarkan perubahan akte notaris tersebut di atas, Anggaran Dasarnya telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan surat keputusan nomor C2-489-HT.01.04 tahun 1985 tanggal 30 Januari 1985. PKC memiliki tiga tahap proses produksi seperti unit amonia, unit urea, dan unit bagging. Operasional PKC dijalankan dalam satu komplek yang terintegrasi secra penuh. Pada tahap awal proses produksi dimana perusahaan memerlukan gas alam, air demin, listrik, bahan kimia, steam dan sebagainya yang selanjutnya menghasilkan amonia (unit amonia), dan amonia ini diolah lebih lanjut sehingga menghasilkan urea (unit urea). Air demin di suplai dari unit utilitas sebagai unit pendukung. Sedangkan unit bagging adalah proses produksi terakhir dimana pada tahap ini dilakukan proses pengantongan pupuk sesuai kebutuhan. Lokasi pabrik sekaligus kantor pusat terletak di Desa Dawuan, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang Jawa Barat. Produksi utama Pupuk Kujang adalah pupuk urea dalam kantong dengan kandungan 46% nitrogen, yang menggunakan bahan baku gas bumi, air dan udara. Kapasitas terpasang pabrik urea sebesar 570.000 ton per tahun (330 hari operasi) atau 1.725 Ton per hari, Kujang IA produksi mulai 7 Nopember 1978.Sedangkan Kujang IB mulai berproduksi 24 Oktober 2005 dan ditetapkan masa operasi komersil Kujang IB terhitung mulai tanggal 1 Maret 2006. Sebagai suatu pabrik kimia, PT Pupuk Kujang melaksanakan produksi secara terus menerus selama 24 jam sehari dengan produk akhir "Pupuk Urea Dalam Kantong". Berdasarkan sifat proses produksi tersebut, maka perhitungan biaya produksi "Pupuk Urea Dalam Kantong" menggunakan Metode Process Costing.
Lingkungan eksternal Berdasarkan tanya jawab dengan bagian yang terkait serta kondisi ekstrenal yang ada selama tahun pemeriksaan, berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja PKC. Faktor-faktor tersebut adalah Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 10
a. Sulitnya memperoleh pasokan gas sebagai bahan baku utama industri pupuk. b. Beberapa kebijakan pemerintah seperti:
Perubahan Peraturan Menteri Pertanian No.76/Permentan/OT.140/12/2007 tentang Kebutuhan dan Harga Eceran tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian.
Peraturan Menteri Perdagangan No.33/M-DAG/PER/8/2007 tanggal 16 Agustus 2007 telah dilakukan perubahan wilayah tanggung jawab untuk pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian.
Operasi dan proses produksi:
Bahan Baku Bahan baku utama dalam proses produksi Urea adalah Gas Alam, Air, dan Udara.
Proses Ketiga bahan baku tersebut diolah untuk menghasilkan Nitrogen (N2), Hidrogen(H2), dan Karbondioksida (CO2). Pabrik pupuk ini terdiri dari unit Ammonia dan unit Urea.Amonia diproduksi dalam pabrik Amonia dan merupakan hasil reaksi gas NitrogendanHidrogen. Tahap selanjutnya Amonia dan Karbon dioksida diproses lebih lanjut di unit Urea untuk memperoleh urea butiran dengan diameter 1 – 2 mm. Pabrik Amonia Kujang 1A dirancang oleh Kellogg Overseas Corp. dari Amerika Serikat sedangkan proses pembuatan Ureanya menggunakan teknologi Mitsui Toatsu Total Recycle C-Improved dari Toyo Engineering Corporation Jepang. Pabrik Amonia Kujang 1B dibangun oleh Toyo Engineering Corporation menggunakan teknologi Reduced Energy Ammonia Process yang lisensinya dimiliki oleh Kellogg Brown & Root, Inc. (KBR). Pembuatan Urea di pabrik Kujang 1B menggunakan proses ACES 21 dari Toyo Engineering Corporation Jepang.
Penyediaan Air Baku Untuk memenuhi kebutuhan air pabrik Kujang 1A dan Kujang 1B telah dibangun stasiun Pompa Air, yaitu di daerah Parungkadali Bendungan Curug dan di Cikao sebelah hilir Jatiluhur dengan kapasitas 1600 m3/jam. Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 11
Penyediaan Gas Alam Gas alam untuk proses produksi Urea di Kujang 1A dan Kujang 1B diperoleh dari Pertamina dan BP ONWJ dengan jumlah kebutuhan kedua pabrik adalah sebesar 108 MMSCF/hari. Keduanya mengambil sumber gas alam dari lepas pantai laut Jawa.
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 12
Unit-unit Produksi:
Unit Pembangkit Uap Unit pembangkit uap di pabrik Kujang 1A terdiri dari satu unit Waste Heat Boiler dengan kapasitas 97 ton/jam dan dua unit Package Boiler dengan kapasitas 100 ton/jam/unit. Unit pembangkit uap di pabrik Kujang 1B terdiri dari satu unit Waste Heat Boiler dengan kapasitas 30 ton/jam dan satu unit Package Boiler dengan kapasitas 100 ton/jam.
Unit Pembangkit Listrik Baik Kujang 1A maupun Kujang 1B masing-masing memiliki unit pembangkit listrik tersendiri.Unit pembangkit listrik di Kujang 1A terdiri dari satu unit Gas Turbin Generator kapasitas 15 MW.Tiga unit Diesel Standby Generator kapasitas 750 KW/unit dan satu unit Diesel Emergency Generator kapasitas 375 KW. Unit pembangkit listrik Kujang 1B terdiri dari satu unit Gas Turbin Generator kapasitas 11 MW dan satu unit Diesel Emergency Generator dengan kapasitas 1300 KW.
Unit Penjernihan Air Unit pengolahan air di Kujang 1A mengolah air baku menjadi air bersih untuk berbagai keperluan antara lain Air Pendingin kapasitas 573 m3/jam; Air minum kapasitas 75 m3/jam; Air Bebas Mineral kapasitas 180 ton/jam; Air Bersih untuk Perusahaan Patungan 125 m3/jam. Sedangkan unit pengolahan air di Kujang 1B memiliki kapasitas terpasang sebesar 650 m3/jam. Air yang sudah diolah kemudian dimanfaatkan atau diproses lebih lanjut antara lain untuk Air Pendingin kapasitas 360 m3/jam; Air Bebas Mineral kapasitas 180 ton/jam. Selain keperluan di atas, unit pengolah air juga memasok kebutuhan air hydran di area Pupuk Kujang.
Unit Amonia Unit Amonia Kujang 1A dan Kujang 1B menghasilkan Amonia dengan kapasitas terpasang masing-masing sebesar 1000 MT/hari. Selain itu dihasilkan juga produk samping berupa gas Karbondioksida yang digunakan untuk bahan baku pembuatan Urea.
Unit Urea Amonia dan Karbondioksida yang diperoleh dari unit Amonia kemudian diproses di unit Urea. Pabrik Urea Kujang 1A dan 1B memiliki kapasitas terpasang yang sama yaitu Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 13
masing-masing 1.725 MT/hari atau sebesar 570.000 MT/tahun sehingga kapasitas total produksi Urea Pupuk Kujang sebesar 1.140.000 MT/tahun.
Manajemen dan Tata Kelola Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha Berdasarkan Anggaran Dasar yang telah diubah dengan Akte Notaris Nomor 49 Tahun 1997, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha sebagai berikut: 1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan serta Program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dibidang industri, perdagangan, jasa dan angkutan. 2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a) Produksi Mengolah bahan-bahan mentah tertentu menjadi bahan pokok yang diperlukan guna pembuatan pupuk, terutama pupuk urea dan bahan kimia lainnya serta mengelola bahan pokok tersebut menjadi berbagai jenis pupuk dan hasil kimia lainnya. b) Perdagangan Menyelenggarakan kegiatan distribusi dan perdagangan, baik di dalam maupun di luar negeri dan berhubungan dengan produkproduk tersebut di atas dan produkproduk lainnya serta kegiatan impor barangbarang antara lain berupa bahan baku, bahan penolong / pembantu, peralatan produksi dan bahan kimia lainnya. c) Pemberian Jasa Melaksanakan studi penelitian, pengembangan, desain engineering, pengantongan (Bagging Station), konstruksi, manajemen, pengoperasian pabr ik, perbaikan/reparasi, pemeliharaan, konsultasi (kecuali konsultasi di bidang hukum) dan jasa teknis lainnya dalam sektor industri pupuk serta industri kimia lainnya. d) Usaha lainnya Menjalankan usaha-usaha di bidang angkutan, ekspedisi dan pergudangan serta kegiatan lainnya yang merupakan sarana dan perlengkapan guna kelancaraan pelaksanaan kegiatan - kegiatan usaha tersebut.
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 14 Biro Pengawasan Keuangan
Struktur Organisasi
Satuan Pengawasan Internal Biro Pengawasan Operasional
8/29/2010
Biro Kemitraan Biro Hukum dan Tata Usaha Biro Komunikasi Sekretariat Perusahaan
Biro Pengamanan
Biro Pengawasan Proses
Kompartemen Produksi
Biro Inspeksi Biro Keselamatan & Lingkungan HIdup
Direktur Produksi
Biro Material Divisi Produksi I-A
Direktur Keuangan Divisi Produksi I-B Direktur Utama Divisi Perencanaan & Pemeliharaan Mekanis
Direktur Teknik dan Pengembangan
Divisi Pemeliharaan Listrik & Instrumentasi Direktur SDM dan Umum Biro Sistem Manajemen Biro Pengembangan Kompartemen Teknik dan Pelayanan Jasa
Biro Rancang Bangun Biro Pengadaan Divisi Konstruksi Divisi Industri Peralatan Pabrik Divisi Jasa Pelayanan Pabrik
Kompartemen Pemasaran
Biro Perencanaan & Pengendalian Pemasaran Divisi Penyediaan Angkutan & Pengelolaan Produk Divisi Penjualan & Pemantauan Distribusi
Kompartemen Administrasi Keuangan
Biro Keuangan Biro Teknologi Informasi Biro Manajemen Resiko Biro Anggaran Biro Akuntansi Biro Adm.Perusahaan Patungan
Kompartemen SDM dan Umum
Biro Kesehatan
Biro Sumber Daya Manusia
Biro Umum
Biro Umum Pupuk Kujang Jakarta Pengembangan SDM Auditing TeachingBiroAssistant |2014
P a g e | 15
Job Description: 1. Direktur Utama. Direktur Utama bertindak untuk dan atas nama Perusahaan, bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan fungsi-fungsi pokok Direksi dalam melakukan pengurusan Perusahaan yang meliputi: a) Membuat kebijakan umum Perusahaan dan pengambil keputusan strategis serta mengkoordinasi Direksi b) Mengurus Perusahaan yang berkaitan dengan pembinaan:
Kegiatan Produksi
Kegiatan Teknik dan Pengembangan
Kegiatan Keuangan
Kegiatan Sumber Daya Manusia dan Umum
Kegiatan Pengawasan Internal
Kegiatan Sekretaris Perusahaan
Kegiatan Kerja sama usaha/manajemen/operasi dengan pihak ketiga
Kegiatan Kemitraan
Kegiatan Kehumasan dan Bina Lingkungan
Kegiatan Pengamanan
Kegiatan Hukum dan Tata Usaha
c) Memimpin perusahaan dan mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan d) Merinci tugas direksi serta menetapkan dan menyesuaikan struktur organisasi perusahaan, setelah mendapat persetujuan komisaris e) Menetapkan wakil/kuasanya dengan menggunakan surat kuasa, atau surat penunjukan kepada direktur lain sesuai ketentuan yang berlaku f) Melakukan penetapan dan pencapaian visi, misi dan strategi perusahaan g) Memastikan dipenuhinya hak-hak pemegang saham dan stakeholders lainnya h) Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan Rapat Umum Pemegang Saham. 2. Direktur Produksi Direktur Produksi bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan fungsi-fungsi Direktorat Produksi, yang meliputi: Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 16
a) Membuat kebijakan dan pengambilan keputusan strategis fungsional Direktorat Produksi. b) Mengurus
Perusahaan
yang
berkaitan
dengan
pembinaan
kegiatan
produksi,
pemeliharaan, pengawasan proses, inspeksi, material, serta pembinaan kegiatan keselamatan dan lingkungan hidup. c) Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan Direksi. 3. Direktur Teknik dan Pengembangan Direktur Teknik dan Pengembangan bertanggungjawab atas keseluruhan pelaksanaan fungsifungsi Direktorat Teknik dan Pengembangan, yang meliputi: a) Membuat kebijakan dan pengambil keputusan strategis fungsional Direktorat Teknik dan Pengembangan. b) Mengurus Perusahaan yang berkaitan dengan pembinaan kegiatan konstruksi, industri peralatan pabrik, jasa pelayanan pabrik, rancang bangun, sistem manajemen, pengadaan, dan pembinaan kegiatan pengembangan. c) Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan Direksi. 4. Direktur Keuangan Direktur Keuangan bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan fungsi-fungsi Direktorat Keuangan, yang meliputi: a) Membuat kebijakan dan pengambil keputusan strategis fungsional Direktorat Keuangan. b) Mengurus Perusahaan yang berkaitan dengan pembinaan kegiatan pemasaran dan distribusi, anggaran, keuangan, akuntansi, manajemen risiko, administrasi perusahaan patungan, dan pembinaan kegiatan teknologi informasi. c) Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan Direksi. 5. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan fungsi-fungsi Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum, yang meliputi: a) Membuat kebijakan dan pengambil keputusan strategis fungsional Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum. b) Mengurus Perusahaan yang berkaitan dengan pembinaan kegiatan SDM, pengembangan SDM, kesehatan, dan pembinaan kegiatan-kegiatan umum termasuk kegiatan umum Kantor Pupuk Kujang Jakarta. Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 17
c) Melaksanakan Tugas-tugas lain yang ditetapkan Direksi.
Struktur Organisasi PT Pupuk Kujang ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi Nomor: 017/SK/DU/VIII/2007, tanggal 16 Agustus 2007. Jumlah karyawan PT Pupuk Kujang pada tahun 2008 sebanyak 1.168 orang sedangkan pada tahun 2007 sebanyak 1.059 orang. Sesuai dengan perkembangan Perusahaan, maka untuk kelancaran tugas dipandang perlu untuk melakukan peninjauan kembali atas Struktur Organisasi yang telah ada berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor : 017/SK/DU/VIII/2007, tanggal 16 Agustus 2007, khususnya Struktur
Organisasi
Biro
Pemasaran
sesuai
Surat
Keputusan
Direksi
nomor:
011/SK/DU/VII/2008, tanggal17 Juli 2008 tentang Struktur Organisasi Kompartemen Pemasaran.
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 18
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 19
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 20
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 21
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 22
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 23
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 24
LAPORAN MANAJEMEN Keberhasilan kinerja PT Pupuk Kujang di tahun 2011 dapat dilihat dari capaian Key Performance Indicator Manajemen sebesar 108,5 % atau masuk dalam kategori“BAIK”. Selain itu, tingkat kesehatan perusahaan termasukdalam kategori “SEHAT-AAA” dengan skor mencapai 95,75 atau naik 9 poin dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011,posisi perusahaan berdasarkan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCFPE) berada di kategori Early Improvement dengan nilai 439 atau naik 38 poindari tahun sebelumnya.
Pencapaian Produksi Keberhasilan kinerja PT Pupuk Kujang merupakan wujud kontribusi dari masing-masing bidang perusahaan. Dalamaspek produksi, Pupuk Kujang mampu mengoptimalkan sumber daya hingga mencapai produksi urea sebesar112,5 %, sedangkan produksi amoniak mencapai 105,05 %, dan produksi NPK mencapai 147,7 % dari targetproduksi tahun 2011. Pencapaian produksi tersebut juga diiringi dengan efisiensi proses produksi yang baik dimana rasio konsumsi gas alam per ton urea mencapai 29,73 MMBTU/ton, lebih rendah dari target tahun 2011yaitu sebesar 30,49 MMBTU/ton. Sementara itu, kinerja pabrik amoniak dan urea Kujang 1B pada tahun 2011dapat berproduksi melebihi kapasitas terpasang.
Keberhasilan di bidang produksi ini tak lepas dari berbagai inovasi dan langkah strategis yang dilakukanoleh perusahaan dalam meningkatkan efisiensi pemakaian serta ketersediaan jaminan pasokan gasalam. Demi menjaga keberlangsungan produksi urea di masa mendatang, pada tahun 2011 PT Pupuk Kujangtelah berhasil memperbaharui dan memperpanjang kontrak dengan PT Pertamina EP sebagai pemasok gasalam untuk pabrik Kujang 1B dalam penyediaan gas bumi periode tahun 2012 – 2016. Selain itu PT Pupuk Kujangjuga memperoleh kontrak tambahan pasokan gas bumi dari PT PHE ONWJ untuk periode 2012-2016. Untukpabrik Kujang 1A, sebagai tambahan pasokan gas dari kontrak yang sudah ada untuk periode 2009-2016 yang akan mengalami penurunan pasokan pada tahun 2012-2016.
Pengamanan Pasokan Pupuk Nasional Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 25
Di tahun 2011, berbagai kebijakan untuk mengamankan pasokan pupuk kepada para petani telah dilaksanakandiantaranya, perubahan wilayah tanggung jawab penyaluran urea bersubsidi PT Pupuk Kujang kinimeliputi seluruh Provinsi Jawa Barat dan perubahan warna pupuk urea bersubsidi menjadi warna merahjambu. Dua kebijakan tersebut utamanya bertujuan untuk mempermudah pengawasan dan pencegahanterhadap upaya-upaya penyelewengan pupuk sehingga isu gejolak kelangkaan pupuk di wilayah tanggung jawabPupuk Kujang dapat dihindarkan.
Laba melebihi target Di bidang keuangan, perusahaan memperoleh laba bersih sebesar Rp 309,86 milyar atau 149,45% dari targetRKAP 2011 dengan memaksimalkan harga jual pupuk urea sektor industri, perkebunan dan penjualan nonpupuk. Hal ini dapat dicapai meskipun adanya berbagai tantangan pemasaran yang dipengaruhi oleh berbagaikebijakan eksternal.
Selain itu, untuk mengatasi kerugian selisih kurs yang disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar rupiah terhadapyen, manajemen pada tahun 2011 telah menjalankan berbagai upaya untuk melakukan proses take overpinjaman dalam mata uang yen menjadi rupiah sehingga ke depan perusahaan dapat terhindar dari risiko kerugian selisih kurs.
Menciptakan SDM yang handal Pupuk Kujang melakukan pengembangan SDM ke arah Human Capital dengan peningkatan kompetensikaryawan, penataan sistem manajemen SDM, penerapan Key Performance Indicator (KPI), serta melakukan inovasimelalui continuous improvement.
Upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan system Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi(MSDM-BK), restrukturisasi organisasi, rekruitmen karyawan berdasarkan kompetensi dan analisis bebankerja, sedangkan untuk peningkatan kompetensi dilakukan melalui pelatihan berdasarkan pemetaankompetensi/talent dari hasil assessment. Upaya lainnya adalah penerapan knowledge sharing dan Total QualityManagement (TQM) serta menerapkan Key Performance Indicator (KPI) sampai dengan tingkat Pelaksana.Semuaupaya dilakukan dalam Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 26
rangka menyiapkan sumber daya manusia yang berdedikasi dan berdaya saing tinggi,untuk menghadapi tuntutan perkembangan bisnis perusahaan.
Tata Kelola dan Sistem Manajemen Perusahaan yang transparan Hasil assessment Good Corporate Governance GCGyang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangandan Pembangunan Perwakilan (BPKP) Jawa Barat menunjukkan bahwa pengelolaan kegiatan usahaPT Pupuk Kujang di tahun 2011 telah sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Bahkan, PT Pupuk Kujang mampumencapai skor menjadi 89,89 dengan kriteria baik atau meningkat sebesar 0,12 poin. Dengan demikian, terdapatpeningkatan skor penerapan GCG dari capaian tahun 2010.
Di samping itu PT Pupuk Kujang telah melakukanpengelolaan risiko perusahaan, terutama risikotinggi dan bersifat strategis, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meminimalkanpotensi kerugian akibat terjadinya risiko.Pada awal tahun 2011 telah teridentifikasi sebanyak empat risikotinggi.Pada akhir tahun terdapat tujuh risiko tinggi yang harus dikendalikan seoptimal mungkin oleh perusahaan.Peningkatan jumlah risiko tersebut disebabkan antara lain oleh adanya penambahan kegiatan operasionalperusahaan, faktor eksternal, bertambahnya usia peralatan pabrik serta faktor perkembangan perusahaanlainnya. Namun demikian, secara keseluruhan terdapat penurunan tingkat risiko perusahaan yaitu dari 7,29%pada awal tahun menjadi 7,08% pada akhir tahun.
Penguatan Strategi Perusahaan Di tahun 2011, berbagai upaya dalam menguatkan strategi perusahaan untuk kinerja unggul telah diaksanakan, Diantaranya adalah untuk mengoptimalkan produksi perusahaan seperti metode pola operasionalpasokan gas, studi pengalihan beban listrik, studi optimalisasi boiler, dan studi interkoneksi feed gas danditengah ketersediaan pasokan gas alam yang semakin terbatas di Jawa Barat, perusahaan telah berhasilmemperbaharui dan memperpanjang kontrak gas alam untuk pabrik Kujang 1B periode tahun 2012 – 2016.
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 27
Selain itu untuk menghadapi tuntutan perkembangan bisnis perusahaan, telah dilakukan upaya menerapkansistem Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi (MSDM-BK), restrukturisasi organisasi,rekruitmen karyawan berdasarkan kompetensi dan analisis beban kerja. Kemudian, untuk mengatasikerugian selisih kurs yang disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap yen, manajemen telahmenjalankan upaya untuk take over pinjaman yang akan direalisasikan pada tahun 2012.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, PT Pupuk Kujang secara konsisten melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan. Hal ini tercermin dari perolehan skor maksimal, yaitu 6, atas program Kemitraan dan BinaLingkungan Pupuk Kujang. Wujud kepedulian terhadap masyarakat tersebut antara lain melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dalam bentuk pinjaman modal usaha kepada masyarakat dengan bunga ringan.
Selain pinjaman modal, perusahaan juga memberikan pembinaan dan pelatihan di bidang manajerial sederhanadan teknik produksi termasuk aspek promosi serta kesempatan mengikuti pameran.Penyaluran pinjamanke sektor pertanian masih jadi prioritas karena mayoritas konsumen adalah petani.Sedangkan Program BinaLingkungan pada tahun 2011 lebih diprioritaskan kepada sektor pendidikan dan pelatihan. Total penyaluran danaprogram kemitraan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 20,6 milyar. Sedangkan realisasi bantuan kepadamasyarakat dari Program Bina Lingkungan sebesar Rp. 1,7 milyar. Diharapkan pemberdayaan sosial masyarakatyang dilakukan oleh PT Pupuk Kujang akan membawa dampak yang baik kepada masyarakat dengan meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup dan kepada perusahaan dengan membangun suasana kerjayang kondusif.
Pengelolaan Lingkungan yang Baik Di bidang pengelolaan Lingkungan Hidup, PT Pupuk Kujang berupaya menjaga kelestarian lingkungan diseluruh kawasan dan sekitarnya. Antara lain dengan melaksanakan program penghijauan yang dilakukansecara berkesinambungan, sehingga tercipta kawasan hijau di sekitar pabrik di kawasan industri Pupuk Kujang. Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 28
Pada tahun 2011 PT Pupuk Kujang mendapatkan peringkat PROPER Biru sesuai dengan target yangdicanangkan. Untuk Tahun 2012 PT Pupuk Kujang menargetkan peningkatan peringkat menjadi PROPERHijau.
INTERNAL CONTROL Berikut internal control yang ada di Pupuk Kujang menyangkut prosedur penjualan dan piutang: Pesanan yang masuk ke PT Pupuk Kujang Cikampek terlebih dahulu diperiksa kelengkapannya, dimana hal ini dilakukan oleh Divisi Pemasaran dan dievaluasi oleh Divisi Keuangan dan Komersil. Untuk jumlah pesanan dilakukan evaluasi dengan mengevaluasi jumlah kebutuhan setiap kabupaten dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta hasil rapat dan kebijakan Holding Company. Jika disetujui maka akan dibuatlah draft kontrak. Draft ini menyatakan secara rinci mengenai spesifikasi, harga, jumlah produk yang dijual, cara pembayaran, waktu dan cara pengiriman. Setiap dokumen yang ada di PKC diberikan nomor yang memudahkan untuk proses pengidentifikasian. Perusahaan juga membuat kebijakan yakni: - Jika terjadi perbedaan antara kontrak dengan permintaan penawaran hal ini harus diselesaikan antara Kepala Divisi Pemasaran dengan pelanggan dan dilaporkan kepada Direktur Keuangan dan Komersil. - Jika terjadi penambahan pekerjaan atau perubahan-perubahan lain, maka harus dibuatkan addendum yang menrupakan bagian tidak terpisahkan dengan kontrak asli. - Pesanan Konsumen yang ada kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan pick list. Kemudian dibuatlah dokumen pengiriman oleh bagian pergudangan yang dijadikan dasar dalam pembuatan invoice oleh bidang penagihan yang diberikan kepada customer dan biro akuntansi. Oleh Biro Akuntansi invoice tersebut akan dijadikan dasar pembuatan jurnal yang nantinya akan diinput datanya ke dalam sistem. Customer kemudian melakukan pembayaran ke bank dimana bukti transfernya diinput oleh biro akuntansi dan disesuaikan dengan data yang ada di Biro Keuangan. - Untuk produksi menggunakan manufacturing standar yang sudah ditetapkan oleh PKC. Produksi dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. Barang Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 29
yang sudah jadi kemudian disimpan di Bagian Pergudangan dimana setiap barang dilokasikan dalam sarana yang memadai, terpelihara sesuai dengan klasifikasi/ ‘Inventory Part Characteristic’, jenis, jumlah maupun ukuranya, terawat, aman, dan selalu dalam kondisi siap pakai. Hal ini dicatat dalam Kartu Persediaan Barang (Bin Card). Selain itu juga dibuat Nota Penyesuaian Barang Gudang bila terdapat barang yang ‘Inventory Part Characteristicnya’ nya sama ke dalam salah satu ‘Inventory Part’ yang aktif dan memperbaharui data-data penyesuaian pada jaringan IFS (jaringan distribusi Industri & Finansial System). Untuk barang-barang yang tidak sesuai maka penanganannya sebagai berikut:
Apabila penyimpangan terjadi di lingkungan pabrik maka penemu penyimpangan mengisi formulir Catatan Penyimpangan Produk (CPP), Divisi produksi akan melakukan identifikasi dan memberikan keputusan apakah a. Diterima sebagaimana adanya sehingga produkdapat diklasifikasikan produk standar. b. Dikemas ulang, bila produk hanya rusak kemasannya. c. Diproses ulang bils memungkinkan untuk diproses ulang (recycle) d. Diturunkan derajatnya, sehingga produk dapat dikelompokkan pada sweeping atau waste. e. Ditolak/dibuang. f. Pemakaian alternatif lain
Apabila penyimpangan terjadi di gudang transit (tempat penyimpaan sementara UIB sebelum produk tersebut dikapalkan), maka maka penemu penyimpangan mengisi formulir Catatan Penyimpangan Produk (CPP) dan Kepala Divisi Pemasaran akan memberikan keputusan: a. Dikemas ulang, bila produk hanya rusak kemasannya. b. Pemakaian alternatif lain bila produk sudah tidak layak dijual untuk pelanggan tertentu.
Apabila penyimpangan terjadi saat proses berlangsung maka penemu penyimpangan mengisi formulir Catatan Penyimpangan Produk (CPP) dan Kepala Divisi Produksi akan menginstruksikan ke Dinas pengantongan &Pemuatan untuk mengemas dnegan Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 30
kantong lokal untuk produk yang diterima dari pabrik dalam keadaan kandungan oli, biuret, air, dan ukuran yang tidak memenuhi standar.
LAB 2 AUDIT TEST (TOC, STOT, Analictical Procedure & TODB) I. Tujuan Praktikum pada pertemuan ini akan berfokus pada teori / penjelasan untuk memberikan pemahaman awal terkait empat komponen jenis pengujian audit diatas.
II. Tinjauan Teori
Test of Control (TOC) Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Biasanya manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif : 1.
Reliabilitas pelaporan keuangan
2.
Efisiensi dan efektivitas operasi
3.
Ketaatan pada hukum dan peraturan.
Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan menyelenggarakan pengendalian internal entitas. Manajemen juga diharuskan oleh Section 404 untuk melaporkan secara terbuka tentang keefektifan pelaksanaan pengendalian tersebut. Sebaliknya, tanggung jawab Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 31
auditor mencakup memahami dan menguji pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Auditor juga diwajibkan oleh Section 404 untuk menerbitkan laporan audit tentang penilaian manajemen atas pengendalian internalnya, termasuk pendapat auditor mengenai keefektifan dan pelaksanaan pengendalian tersebut. Proses untuk memahami pengendalian internal dan menilai resiko pengendalian Tahap 1 : Memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman tentang pengendalian internal : rancangan dan operasi. Sebagai bagian dari prosedur penilaian resiko, auditor menggunakan prosedur untuk memperoleh pemahaman, yang meliputi pengumpulan bukti tentang rancangan pengendalian internal dan apakah pengendalian itu sudah diimplementasikan, lalu menggunakan informasi itu sebagai dasar audit terpadu. Biasanya auditor menggunakan 3 jenis dokumen untuk memperoleh dan mendokumentasikan pemahamannya atas perancangan pengendalian internal : a. Naratif b. Bagan arus (flowchart) c. Kuisioner pengendalian internal Selain memahami perancangan pengendalian internal, auditor juga harus mengevaluasi apakah pengendalian yang dirancang itu telah diimplementasikan. Dalam prakik, pemahaman atas rancangan dan pengimplementasian seringkali dilakukan secara bersamaan Tahap 2 : Menilai resiko pengendalian. Adapun langkah-langkah dalam menilai resiko yaitu : a. Menilai apakah laporan keuangan bisa diaudit b. Menentukan penilaian resiko pengendalian yang didukung oleh pemahaman yang diporeleh, dengan asumsi pengendalian telah diikuti c. Penggunaan matriks resiko pengendalian untuk menilai resiko pengendalian d. Mengidentifikasi defisensi, defisiensi yang signifikan, dan kelemahan yang material Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 32
e. Komunikasi dengan pihak yang memikul tanggung jawab tata kelola dan surat manajemen Tahap 3 : Merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pengujian pengendalian. Ada 4 prosedur yang bisa digunakan oleh auditor untuk melakukan pengujian pengendalian yaitu : a. Mengajukan pertanyaan kepada personil klien yang tepat b. Memeriksa dokumen, catatan dan laporan c. Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian d. Melaksanakan kembali prosedur klien Tahap 4 : Memutuskan resiko deteksi yang direncanakan dan merancang pengujian substantif. Auditor menggunakan penilaian resiko pengendalian dan hasil pengujian pengendalian untuk menentukan resiko deteksi yang direncanakan serta pengujian substantif terkait untuk audit atas laporan keuangan. Auditor melakukannya dengan menghubungkan penilaian resiko pengendalian dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo untuk akun-akun yang dipengaruhi oleh jenis transaksi utama, serta dengan empat tujuan audit penyajian dan pengungkapan.
Subtantive Test of Transactions (STOT) Pengujian substantif atas transaksi (subtantive test of transaction) digunakan untuk menentukan apakah keenam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi bagi setiap kelas transaksi. Keenam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi adalah sebagai berikut : Occurence
: transaksi yang dicatat memang ada.
Completeness
: transaksi yang terjadi telah dicatat.
Accuracy
: transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar.
Posting and summarization : transaksi yang dicatat dimasukkan ke dalam file induk dan diikhitisarkan dengan benar. Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 33
Classification
: transaksi yang dicatat dalam jurnal telah diklasifikasikan secara
tepat. Timing
: transaksi dicatat pada tanggal yang benar.
Analytical Procedures (AP) Prosedur analitis adalah evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antar data keuangan atau antara data keuangan dan nonkeuangan. Prosedur analitis sendiri dilaksanakan dalam tiga waktu selama pelaksanaan audit, yaitu : 1. Tahap perencanaan 2. Tahap pengujian 3. Tahap penyelesaian audit
Dalam setiap kasus, auditor melakukan prosedur analitis yaitu membandingkan data klien dengan : 1. Data industri 2. Data periode sebelumnya yang serupa 3. Hasil yang diharapkan klien 4. Hasil yang diharapkan auditor 5. Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data non keuangan.
Berikut merupakan beberapa rasiokeuangan yang umum digunakan dalam melakukan prosedur analitis: a. Likuiditas (cash ratio, current ratio, quick ratio) b. Aktivitas (receivable turnover, inventory turnover) c. Solvabilitas (debt ratio, total debt to equity ratio) d. Profitabilitas (gross profit margin, return on investment, return on equity)
Jika merasa yakin bahwa prosedur analitis menunjukkan salah saji yang layak, auditor dapat melaksanakan prosedur analitis tambahan atau memutuskan untuk memodifikasi Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 34
pengujian rincian saldo. Apabila dengan menggunakan prosedur analitis dapat menyimpulkan bahwa saldo akun klien terlihat layak, maka pengujian rincian saldo dapat diabaikan. Standar auditing menyatakan bahwa prosedur analitis merupakan jenis pengujian substantif, apabila dilaksanakan untuk memberikan bukti tentang saldo akun.
Test of Detail Balance (TODB) Pengujian rincian atas saldo (tests of details of balance) merupakan salah satu dari jenis pengujian substantif yang berfokus pada saldo akhir buku besar baik untuk akun neraca maupun laba-rugi. Sebagian besar, penekanan utama dari jenis pengujian ini adalah saldo akhir pada neraca. Contohnya meliputi konfirmasi saldo piutang usaha, pemeriksaan fisik persediaan, dan pemeriksaan laporan vendor mengenai utang usaha. Tidak jauh berbeda dengan pengujian substantif atas transaksi (substantive tests of transactions), pengujian rincian saldo harus memenuhi semua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo (balance related audit objectives) bagi masing-masing akun neraca, yaitu :
Existence
: jumlah yang tercantum memang ada
Completeness
: jumlah yang ada telah dicantumkan
Accuracy
: jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar
Classification
: jumlah yang tercantum telah diklasifikasikan secara tepat
Cut-off
: transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat sehingga saldo yang tercatat merupakan saldo periode berjalan
Detail Tie-in
: rincian saldo akun sesuai dengan jumlah pada master file yang berkaitan, sesuai dengan total saldo akun, dan sesuai dengan total pada general ledger
Reliazable Value
: jumlah yang dicantumkan dalam jumlah yang diestimasi akan terealisasi
Right & Obligation
: aset dan liabilitas yang tercantum benar-benar dimiliki perusahaan secara legal.
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 35
Selain itu, luas pengujian ini bergantung pada hasil pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analisis substantif atas akun-akun tersebut. Semakin baik prediksi auditor terhadap hasil dari pengujian-pengujian tersebut, maka semakin sempit luas pengujian rincian saldo. Prediksi ini diperlukan karena auditor harus merancang pengujian rincian saldo selama tahap perencanaan, tetapi rancangan yang tepat bergantung pada hasil dari pengujian lainnya. Jika hasil dari pengujian lainnya tidak sejalan dengan prediksi, auditor harus mengubah pengujian rincian saldo ketika audit sedang berlangsung
Hubungan antara TOC, STOT, AP dan TODB Test
Name
CR
DR
TOC
Test of Control
X
STOT
Sustantive Test of Transactions
X
AP
Analytical Procedures
X
TODB
Test of Detail Balance
X
X
Keterangan : CR
= Control Risk
DR
= Detection Risk
Urutan jenis pengujian audit dari yang paling tinggi biaya relatifnya adalah: 1. Test of Detail Balance (TODB) Hampir selalu lebih mahal dibandingkan jenis prosedur yang lain, karena biaya prosedur misalnya untuk mengirimkan konfirmasi dan menghitung persediaan. Karena tingginya biaya pengujian rincian saldo, biasanya auditor mencoba merencanakan audit untuk meminimalkan penggunaannya. 2. Subtantive Test of Transactions (STOT) Pengujian substansif atas transaksi lebih mahal dibandingkan pengujian pengendalian yang tidak mencakup pelaksanaan ulang, karena seringkali memerlukan rekalkulasi dan penelusuran. Namun, dalam lingkungan yang terkomputerisasi, auditor seringkali dapat melaksanakan pengujian substantif atas transaksi dengan cepat. Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 36
3. Test of Control (TOC) Karena pengujian pengendalian juga melibatkan tanya jawab , pengamatan, dan inspeksi, biaya relatifnya juga lebih rendah dibandingkan pengujian substansif. Namun pengujian pengendalian jauh lebih mahal dibanding prosedur penilaian risiko auditor karena luas pengujian yang diperlukan jauh lebih besar untuk mendapatkan bukti bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif, terutama bila pengujian pengendalian melibatkan pelaksanaan ulang. 4. Analytical Procedures (AP) Prosedur analitis dianggap paling murah karena relatif mudah dihitung dan dibandingkan. Seringkali, informasi yang cukup banyak tentang salah saji yang potensial dapat diperoleh dengan hanya membandingkan dua atau tiga angka.
Jenis Pembuktian Audit untuk Masing-Masing Pengujian Audit :
Inquiries of the Client
Reperformance
X
X
X
X X
X
X
X X X
X
Recalculation
Observation
X
Analytic Performance
Documentation
Test of Controls Subtantive Test of Transactions Analytical Procedures Test of Detail Balance
Confirmation
Prosedur Audit Selanjutnya
Physical Examination
Bukti Audit
X X
X
X
Risiko Pengujian dalam Proses Audit Substantive Test of Transactions (STOT) Umumnya, akan lebih efisien untuk menguji (assess) control risk (risiko pengendalian) pada level yang lebih tinggi dengan melakukan tests of controls. Hal ini tergantung dari
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 37
perbandingan biaya untuk melakukan TOC dibandingkan substantive test yang mungkin timbul dari control risk yang tinggi. Tests of Detail Balance (TODB) Jika planned detection risk (PDR) rendah, serta inherent risk (IR) dan control risk (CR) tinggi, maka rencana pengujian details of balances harus tinggi.
Trade-Off Antara Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Ada trade-off antara pengujian pengendalian dan pengujian substantif. Selama tahap perencanaan, auditor memutuskan apakah akan menilai risiko pengendalian di bawah maksimum. Jika melakukannya, auditor
kemudian harus
melaksanakan pengujian
pengendalian untuk menentukan apakah penilaian tingkat risiko pengendalian itu didukung (Auditor harus selalu melaksanakan pengujian pengendalian dalam audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan). Jika pengujian pengendalian mendukung penilaian risiko pengendalian, risiko deteksi yang direncanakan dalam model risiko audit akan meningkat, dan karenanya, pengujian substantif yang direncanakan dapat dikurangi.
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 38
LAB 3 AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS I. Tujuan Mahasiswa mampu:
Memahami desain pengujian pengendalian perusahaan dan tujuan dari pengujian tersebut.
Mengetahui akun-akun yang diperlukan untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi-transaksi pada siklus pendapatan.
Mengetahui
dokumen-dokumen
yang
diperlukan
untuk
melakukan
pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi-transaksi pada siklus pendapatan.
Memahami cara mendesain pengujian saldo pada saldo akun-akun piutang dan tujuan dari pengujian tersebut
Mengetahui akun-akun yang diperlukan untuk melakukan pengujian atas saldo Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 39
II. Tinjauan Teori Tujuan keseluruhan dari audit Siklus penjualan dan penerimaan kas adalah untuk menilai apakah akun-akun yang terpengaruh oleh siklus ini dilaporkan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Adapun akun-akun yang dimaksud adalah : 1. Cash 2. Sales 3. Accounts Receivable 4. Allowance for Doubtful Accounts 5. Sales Discount 6. Sales Return & Allowances 7. Bad Debt Expense Pemahaman tentang bisnis dan industri merupakan langkah pertama yang penting dalam mengembangkan strategi audit. Secara umum, fungsi bisnis yang terjadi di dalam siklus ini adalah sebagai berikut : 1.
Pemesanan dari pelanggan yang dilanjutkan dengan
2.
Persetujuan kredit yang menunjukkan apakah pemesanan konsumen tersebut dapat dilanjutkan atau tidak.
3.
Pengiriman barang, ketika kredit telah disetujui maka bagian gudang akan mengirimkan barang ke pelanggan pun dilakukan.
4.
Penagihan kepada pelanggan dan pengakuan pendapatan
dengan membuat
penagihan pembayaran kepelanggan maka saat itu pula perusahaan mencatat adanya penjualan. 5.
Pencatatan penerimaan kas harus dilakukan ketika pelanggan telah melakukan pembayaran Pencatatan yang dilakukan selama siklus ini harus pula memperhitungkan adanya
6.
Retur penjualan, pencatatan yang dilakukan selama siklus ini harus pula memperhitungkan adanya retur yang dapat mengurangi nilai penjualan dan penerimaan kas dan menambah persediaan. Selanjutnya, walaupun telah ada persetujuan kredit,
7.
Piutang yang tak tertagih, perusahaan harus mengantisipasi adanya klien yang tidak mampu membayar tagihan yang diberikan kepada mereka. Oleh karena itu perhitungan piutang yang tak tertagih harus dibuat
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 40
8.
Penghapusan piutang yang tak tertagih, setelah memutuskan bahwa piutang tidak bisa ditagih, perusahaan harus menghapus akun piutang tak tertagih. Jumlah aktivitas yang cukup banyak dalam siklus ini akan mengakibatkan timbulnya
inherent risk yang tinggi untuk berbagai asersi laporan keuangan yang signifikan seperti asersi existence atau occurrence untuk piutang usaha. Karena hal ini, maka banyak perusahaan yang telah menetapkan ketentuan yang ekstensif dalam sistem pengendalian internalnya untuk mencegah atau mendeteksi salah saji. Apabila auditor memperkirakan pengendalian ini efektif, maka auditor akan mengaudit asersi siklus pendapatan terkait dengan pendekatan penilaian tingkat control risk yang lebih rendah. Dalam merencanakan pengujian substantif atas piutang usaha, auditor sangat menaruh perhatian pada risiko lebih saji piutang bersih yang disebabkan oleh pencantuman piutang fiktif atau tidak memadainya penyisihan piutang tak tertagih. Terdapat anggapan bahwa auditor akan mengirim permintaan konfirmasi piutang usaha selama audit kecuali kondisi khusus tertentu berlaku. Salah satu prosedur audit yang dapat dilakukan untuk memverifikasi piutang yaitu konfirmasi. Konfirmasi terdiri atas beberapa jenis, yaitu: 1. Konfirmasi positif adalah komunikasi dengan debitor yang meminta pihak penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan konfirmasi itu benar. 2. Konfirmasi negatif juga ditujukan kepada debitor tetapi hanya akan meminta respons jika debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan. Prosedur tindak lanjut bagi konfirmasi positif. Dalam konfirmasi positif, customer diminta untuk menyebutkan rincian jumlah saldo yang benar menurut mereka. Jika terdapat perbedaan antara catatan customer dengan jumlah yang tertera dalam konfirmasi maka auditor harus memeriksa penyebab perbedaan itu. Contoh penyebab perbedaan yang sering terjadi adalah :
Pembayaran telah dilakukan, Perbedaan ini terjadi ketika customer telah membayar sebelum tanggal konfirmasi tetapi klien belum menerima pembayaran.
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 41
Barang belum diterima, perbedaan ini terjadi ketika klien mencatat penjualan saat tanggal pengiriman tetapi customer mencatat pembelian saat barang diterima.
Barang telah dikembalikan, perbedaan ini diakibatkan karena klien tidak mencatat retur barang.
Kesalahan klerikal dan jumlah yang diperdebatkan
III. Dokumen Dokumen-dokumen yang ada pada siklus ini adalah: - Customer Order
- Aging Schedule
- Sales Order
- Monthly Statement
- Shipping Document
- Remittance Advice
- Sales Invoice
- Cash Receipt Listing
- Sales Listing
- Credit Memo
- Account Receivable Listing
IV. Instruksi 1. Control Matrix Isi Control Matrix dan tentukan tingkat internal control yang dimiliki oleh perusahaan! 2. Tes Transaksi Lakukan vouching atas dokumen sales order, shipping report, sales invoice, dan sales listing! 3. Tes Saldo Lakukan prosedur konfirmasi atas saldo piutang! 4. Jurnal Koreksi Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 42
Buat Jurnal Koreksi yang diperlukan atas temuan audit!
LAB 4 AUDIT SIKLUS PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS
I. Tujuan Memahami desain pengujian pengendalian perusahaan dan tujuan dari pengujian tersebut. Mengetahui akun-akun dan dokumen-dokumen terkait yang diperlukan untuk pengujian pengendalian dan pengujian atas transaksi-transaksi pada siklus perolehan. Memahami cara pengujian substantive atas saldo akun hutang. Melakukan prosedur analitis yang diperlukan dalam audit siklus perolehan.
II. Tinjauan Teori Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 43
Transaksi dan saldo siklus pengeluaran menghadirkan banyak sekali tantangan bagi auditor. Auditor harus menggunakan pemahamannya tentang bisnis dan industry klien untuk memahami pentingnya siklus pengeluaran bagi perusahaan. Hal ini akan membantu auditor dalam memahami risiko bisnis klien, mengevaluasi apakah manajemen telah memisahkan risiko tersebut secara memadai, merancang pengujian audit yang tepat, dan mengevaluasi jasa bernilai tambah yang potensial. Prosedur analitis memberikan konteks untuk mengevaluasi penilaian tingkat risiko pengendalian yang direncanakan dan risiko pengujian rincian. Auditor juga harus mempertimbangkan peran prosedur pengendalian yang terprogram dan teknik audit berbantuan computer untuk mendukung strategi auditnya. Akibat risiko kewajiban ditetapkan terlalu rendah, auditor akan menekankan pada asersi kelengkapan ketika mengaudit utang usaha. Terdapat empat fungsi bisnis dalam siklus pembelian dan pengeluaran kas, yaitu: 1. Memproses pesanan pembelian 2. Menerima barang dan jasa 3. Mengakui kewajiban 4. Memproses dan mencatat pengeluaran kas
III. Dokumen -
Dokumen Permintaan Pembayaran
-
Purchase Requisition
-
Purchase Order
-
LaporanPenerimaanBarang
-
Invoice
-
Purchase Listing
-
Bukti Kas Keluar
-
Rekening Koran
-
Jurnal pengeluaran kas atau listing Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 44
IV. Standard Operating Procedure Siklus Pembelian dan Pengeluaran Kas Siklus ini dimulai dari Divisi Produksi I-A atau I-B yang mengajukan permintaan barang ke Biro Pengadaan melalui dokumen Purchase Requisition yang diverifikasi oleh Manajer Divisi Produksi serta Manajer Biro Material. Setelah menerima Purchase Requisition dari Divisi Produksi, Biro Pengadaan selanjutnya menyiapkan dokumen Purchase Order yang diverifikasi oleh Manajer Biro Pengadaan dan Manajer Biro Keuangan untuk dikirimkan ke pemasok. Purchase Orde ini juga akan ditembuskan untuk Biro Akuntansidan Biro Pengadaan untuk kebutuhan dokumentasi perusahaan. Setelah Purchase Order dikirimkan ke pemasok, perusahaan selanjutnya menunggu konfirmasi dari pihak pemasok apakah barang yang diminta oleh perusahaan tersedia. Jika barang yang diminta tersedia, Biro Akuntansi selanjutnya akan mencatat pembelian tersebut pada akun hutang terhadap pemasok tersebut. Pemasok kemudian akan mengirimkan dokumen Invoice untuk menagih pembayaran kepada perusahaan jika kesepakatan telah terjadi. Setelah Invoice sampaike Biro Keuangan, selanjutnya Biro Keuangan akan menyiapkan Dokumen Permintaan Pembayaran yang diverifikasi oleh Manajer Biro Keuangan, Manajer Biro Akuntansi, dan Direktur Keuangan untuk menyetujui pembayaran ke pemasok. Pembayaran biasanya dilakukan melalui transfer dari rekening perusahaan ke rekening pemasok. Jika barang yang dikirimkan oleh pemasok sudah diterima oleh perusahaan, maka akan dibuat Laporan Penerimaan Barang sebagai bukti bahwa barang sudah diterima di gudang. Laporan Penerimaan Barang tersebut akan diarsipkan untuk keperluan dokumentasi perusahaan yang ditembuskan ke beberapa bagian di perusahaan.
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 45
LAB 5 AUDIT SIKLUS PEROLEHAN: ASET TETAP
I.
Tujuan Tujuan dari audit siklus perolehan aset tetap secara umum adalah untuk menilai kewajaran atas aset tetap yang diakui dalam PT PUPUK KUJANG CIKAMPEK. Tujuan audit dari siklus perolehan aset tetap ini sendiri sangat perlu dirumuskan agar dapat menjadi pedoman bagi auditor dalam melaksanakan tugasnya dilapangan. Tujuan audit ini sendiri Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 46
dirumuskan berdasar
asersi
manajemen,
yaitu:
existance/occurance,
completeness,
right/obligation, valuation/allocation, dan presentation/disclosure.
II.
Tinjauan Teori Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Oleh karena nilai dari aktiva tetap tersebut cenderung material dan mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun, maka pengeluaran untuk aktiva tetap tersebut dianggap sebagai Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) dan harus dikapitalisir. Biaya Perolehan Jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan. Penyusutan Alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat yang diestimasi.
Metode penyusutan yang dapat dilakukan (PSAK No. 17) 1. Berdasarkan waktu: a. Metode garis lurus (straight-line method) b. Metode pembebanan yang menurun: -
Jumlah angka tahun (sum of the years)
-
Saldo menurun/saldo menurun ganda (declining / double declining balance)
2. Berdasarkan penggunaan: a. Metode jam jasa (service hours) b. Metode jumlah unit produksi (productive output) Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 47
3. Berdasarkan kriteria lainnya: a. Metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composit method) b. Metode anuitas (annuity method) c. Sistem persediaan (inventory system) Masa Manfaat adalah: a. Periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan, atau b. Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan. Jumlah tercatat (nilai buku) Biaya perolehan suatu aktiva setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Nilai Sisa Jumlah netto yang diharapkan dapat diperoleh pada akhir masa manfaat suatu aktiva. Suatu benda dikelompokkan sebagai aktiva tetap, bila: 1. Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir kedalam perusahaan, 2. Biaya perolehan dapat diukur secara andal.
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 48
Komponen biaya aktiva tetap Biaya perolehan aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable) dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat digunakan. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung: a. biaya persiapan tempat b. biaya pengiriman awal, biaya simpan dan bongkar muat (handling cost) c. biaya pemasangan (installation cost) d. biaya profesional, seperti arsitek dan insinyur. Pengeluaran Setelah Perolehan (subsequent expenditures) Pengeluaran setelah perolehan pada properti, pabrik dan peralatan hanya diakui sebagai suatu aktiva jika pengeluaran meningkatkan kondisi aktiva melebihi standar kinerja semula. Contoh pengeluaran yang meningkatkan manfaat keekonomian masa yang akan datang: a. Modifikasi suatu sarana pabrik untuk memperpanjang usia manfaatnya, termasuk suatu usaha peningkatan kapasitasnya. b. Peningkatan kemampuan mesin untuk mencapai peningkatan besar dalam kualitas out-put. c. Penerapan proses produksi baru yang memungkinkan suatu pengurangan besar biaya operasi. Yang termasuk aktiva tetap, adalah sebagai berikut: 1. Tanah 2. Bangunan dan peningkatan bangunan 3. Peralatan pabrik 4. Perabot dan peralatan kantor 5. Kendaraan bermotor dan truk 6. Leasehold improvement 7. Pembangunan properti, pabrik dan peralatan dalam proses. Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 49
Persediaan Suku Cadang Penyangga Suku Cadang Penyangga adalah suku cadang/material yang harus tersedia di gudang karena sulit untuk mendapatkannya dan nilainya cukup material untuk menjamin kelancaran operasi pabrik, serta saat penggunaannya tidak dapat diperkirakan terlebih dahulu. Dalam penyajiannya, suku cadang penyangga dikelompokkan kedalam pos “Aset Tetap” serta disusutkan selama sisa umur teknis pabrik sesuai PSAK No. 16 paragraf 10. Kriteria suku cadang penyangga: a. Suku cadang yang pemakaiannya tidak dapat diperkirakan sebelumnya. b. Nilainya cukup material sesuai batasan Capital Expenditure and Revenue Expenditure (CERE). c. Sulit mendapatkannya. d. Bila tidak ada akan mengganggu kelancaran produksi. Atas suku cadang penyangga ini disusutkan selama sisa umur ekonomis pabrik. Apabila persediaan suku cadang penyangga sudah didepresiasikan dan pada saat dipakai mempunyai nilai buku maka langsung dibayarkan seluruhnya.
III.
Prosedur Audit: 1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva. Ciri internal control yg baik atas aktiva tetap : a. Digunakannya anggaran untuk penambahan aktiva tetap b. Setiap penambahan dan penarikan aktiva tetap harus diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. c. Adanya kebijakan tertulis dari manajemen mengenai capitalization dan depresiation policy. d. Diadakannya kartu aktiva tetap (buku pembantu aktiva), yang mencantumkan tanggal pembelian, nama supplier, harga perolehan, metode dan prosentase penyusutan, jumlah penyusutan, akumulasi penyusutan, dan nilai buku aktiva tetap. e. Setiap aktiva tetap diberi nomor kode. f. Minimal setahun sekali dilakukan inventarisasi (pemeriksaan fisik aktiva tetap), untuk mengetahui keadaan dan kondisi aktiva tetap. Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 50
g. Bukti-bukti pemilikan aktiva tetap disimpan di tempat yang aman. h. Aktivatetapdiasuransikandg jmlinsurance coverage ygcukup. 2. Minta pada klien Top Schedule serta Supporting Schedule aktiva tetap. -
Berisi: Saldoa awal, penambahan dan pengurangannya, saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.
3. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan General Ledger atau sub general ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu. 4. Vouch penambahan dan pengurangan aktiva tetap. -
Untuk penambahan lihat approvalnya dan kelengkapan supporting schedulnya. Untuk pengurangan kita lihat otorisasinya dan jurnalnya apakah sudah dicatat dengan betul, misalnya ada laba atau rugi atas penjualan aktiva tetap tersebut.
-
Periksa fisik dari aktiva tetap tersebut dan periksa kondisi dan nomor kode dari aktiva tetap.
-
Periksa bukti pemilikan aktiva tetap. Seperti: IMB, BPKP, STNK dll.
5. Periksa fisik dari aktiva tetap dan perhatikan kondisinya apakah masih dalam keadaan baik atau sudah rusak. 6. Pemeriksaan bukti fisik pemilikan Aktiva Tetap. -
Harus dicocokkan nomor mesin, chasis, dan nomor polisi kendaraan yang tercantum di BPKP dan STNK dengan yang terdapat di kendaraan. Perhatikan juga apakah surat-surat tanah, gedung, kendaraan, atas nama perusahaan.
7. Pelajari dan periksa apakah Capiltalization Policy serta depreciation policynya dijalankan konsisten dengan tahun sebelumnya. 8. Buat analisa tentang perkiraan Repair & Maintenance. -
Harus diperhatikan kemungkinan client untuk memperkecil laba dengan mencatat capital expenditure sebagai revenue expenditure.
-
Lihat contoh kertas kerjanya.
9. Periksa apakah aktiva tetap tersebut sudah diasuransikan dan apakah Insurance Coveragenya cukup. -
Jangan terlalu besar atau terlalukecil. Penilaian tentang cukup tidaknya insurance coverage adalah atas dasar jumlah yang mendekati harga pasar. Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 51
10. Tes perhitungan penyusutan dan alokasi biaya penyusutan. -
Aktiva Tetap yang disusutkan: Gedung, bangunan, mesin, dll.
-
Tanah tidak disusutkan karena umurnya tidak terbatas. Tetapi bila tanah tersebut digunakan untuk bahan baku pembuatan batu bata, genteng, maka disusutkan dengan istilah: deplesi.
-
Auditor harus memeriksa akurasi perhitungan penyusutan yang dibuat client, dan ketepatan alokasi biaya penyusutan sebagai bagian dari biaya produksi tidak langsung, biaya umum, dan biaya penjualan.
11. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank, untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang dijadikan sebagai jaminan. 12. Periksa apakah ada commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau menjual aktiva tetap. 13. Untuk construction in progress, kita periksa penambahannya dan apakah adaconstruction in progress yg harus ditransfer ke aktiva tetap. 14. Jika ada aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa lease agreement dan periksa apakah accounting treatmennya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing. 15. Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan agunan kredit bank. -
Jika aktiva tetap dijaminkan berarti bukti kepemilikan diserahkan ke bank, sehingga auditor harus memeriksa tanda terima penyerahan bukti-bukti kepemilikan.
-
Aktiva tetap yang dijaminkan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
16. Periksa penyajiannya dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan PABU. -
Baik di Neraca : cost dan accumulated depreciation, di Laporan Laba Rugi: Biaya penyusutan, di Catatan atas laporan keuangan: kebijakan kapitalisasi dan penyusutan, rincian garis besar aktiva tetap, maupun di Lampiran: rincian aktiva tetap.
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 52
IV.
Dokumen Dokumen dalam siklus aset tetap: -
General ledger
-
Check
-
Check summary
-
Cash disburshment transaction file
-
Dokumen kepemilikan
-
Kontrak lease
-
Cash receipt transaction file
-
Fixed asset master file, berisi daftar atas: a. Deskripsi atas aset tetap b. Tanggal akuisisi aset tetap c. Original cost d. Penyusutan pada tahun ini e. Akumulasi penyusutan aset tetap f. Aset tetap yang diperoleh g. Pelepasan aset tetap h. Biaya pemeliharaan
-
V.
Notulen rapat
Instruksi
1
Analisis Control dan Deficiency dari kebijakan aset tetap yang dimiliki PT.PKC!
2
Buatlah jurnal koreksi yang diperlukan untuk tahun 2011.
3
Buatlah KKP ( kertas Kerja Pemeriksaan ) untuk akun-akun yang bersangkutan.
4
Carilah nilai buku bersih dari aset tetap PT PKC.
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 53
Transaksi tambahan yang terjadi selama tahun 2012 (Terkait pembelian dan pelepasan aset tetap): 1. PT PKC melakukan pembelian 10 unit AC seharga masing-masing Rp 3.200.000 pada tanggal 1 Desember 2012, semua sudah dicatat termasuk penyusutannya. Semua AC disusutkan dengan menggunakan metode straight line, umur ekonomis AC 3 tahun.
2. Pada 1 November 2012 PT PKC menjual lokomotif yang dibeli pada 31 Januari 2001 seharga Rp 100.000.000 dengan umur ekonomis 15 tahun ke perusahaan kereta api PT KAJ. PT PKC menerima kas sebesar Rp 40.000.000. PT PKC mencatat penyusutan lokomotif ini dengan menggunakan metode straight line. Jurnal yang dicatat oleh perusahaan adalah : Kas
Rp 100.000.000 Lokomotif
Rp 100.000.000
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 54
Kumpulan Dokumen :
PT. PUPUK KIJANG CIKAMPEK DAFTAR AKTIVA TETAP PER: 31 DESEMBER 2012 (UNAUDITED) (Dalam Rupiah) NILAI PEROLEHAN TAHUN 2012 NO 1.
NAMA AKTIVA TETAP
Sub Total 1
4.470.884.312
7.727.171.362 6.211.678.194
2.3. Gedung Semi Permanen
1.323.550.673
2.4. Gudang
1.954.856.401
7.727.171.362 406.500.000
6.618.178.194 1.323.550.673
446.812.000
2.401.668.401
10.821.894.296
Sub Total 2
10.821.894.296
218.672.663.381
218.672.663.381
6.822.262.908
172.203.000
6.994.465.908
253.534.077.215
1.025.515.000
254.559.592.215
PABRIK DAN SARANA 3.1. Mesin dan Peralatan Pabrik Mesin dan Peralatan Pabrik K 1B 3.2. Bangunan Pabrik Bangunan Pabrik K 1B 3.3. Peralatan Lainnya Peralatan Lainnya K 1B Sub Total 3
150.533.240.704
150.533.240.704
2.021.767.121.823
2.021.767.121.823
33.145.832.257
33.145.832.257
475.170.679.222
475.170.679.222
12.179.196.420
12.179.196.420
4.119.799.063
4.119.799.063
2.696.915.869.488
2.696.915.869.488
14.007.430.801
14.007.430.801
KENDARAAN DAN ALAT BERAT 4.1. Kendaraan Bermotor 4.2. Alat-alat Berat Sub Total 4
3.229.374.407
3.229.374.407
17.236.805.208
17.236.805.208
362.503.844
362.503.844
362.503.844
362.503.844
KERETA API 5.1. Locomotif Sub Total 5 PERLENGKAPAN KANTOR DAN RUMAH Sub Total 6
7.
42.967.382
4.470.884.312
2.2. Gedung Permanen
Jaringan Distribusi K 1B
6.
4.427.916.929
42.967.382
2.1. Perumahan
2.6. Sarana Lainnya
5.
SALDO PER: 31 DES 2012
BANGUNAN DAN SARANA
2.5. Jaringan Distribusi
4.
PENGURANGA N
4.427.916.929
2. Tanah IPP
3.
PENAMBAHA N
TANAH 1. Tanah Kujang
2.
SALDO PER: 1 JAN 2012
SUKU CADANG PENYANGGA Sub Total 7 TOTAL
13.893.850.390
2.098.833.306
15.992.683.696
13.893.850.390
2.098.833.306
15.992.683.696
17.320.466.536
23.907.998.672
6.562.104.715
17.320.466.536
23.907.998.672
6.562.104.715
34.666.360.493
3.003.734.456.991
27.032.346.978
6.562.104.715
3.024.204.699.254
34.666.360.493
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 55
PT. PUPUK KIJANG CIKAMPEK DAFTAR AKUMULASI PENYUSUTAN PER: 31 DESEMBER 2012 (UNAUDITED) (Dalam Rupiah) AKUMULASI PENYUSUTAN TAHUN 2012 NO 1.
NAMA AKTIVA TETAP
SALDO PER: 1 JAN 2012
PENGURANGA N
PENAMBAHAN
SALDO PER: 31 DES 2012
TANAH 1. Tanah Kujang 2. Tanah IPP Sub Total 1
2.
BANGUNAN DAN SARANA 2.1. Perumahan
7.508.805.645
34.630.200
7.543.435.845
2.2. Gedung Permanen
4.403.417.864
141.644.743
4.545.062.607
2.3. Gedung Semi Permanen
1.052.633.763
28.287.912
1.080.921.675
2.4. Gudang
1.953.319.811
1.958.385
1.955.278.196
2.5. Jaringan Distribusi
9.744.616.062
278.914.528
10.023.530.590
25.056.226.646
13.667.032.716
38.723.259.362
4.733.448.927
259.353.024
4.992.801.951
54.452.468.718
14.411.821.508
68.864.290.226
137.291.073.126
7.515.238.557
144.806.311.683
231.660.667.876
126.360.364.296
358.021.032.172
29.458.021.134
675.900.593
30.133.921.727
54.446.605.466
29.698.148.436
84.144.753.902
9.509.342.490
1.035.735.884
10.545.078.374
472.060.006
257.487.276
729.547.282
462.837.770.098
165.542.875.042
628.380.645.140
2.417.259.233
13.587.157.590
Jaringan Distribusi K 1B 2.6. Sarana Lainnya Sub Total 2 3.
PABRIK DAN SARANA 3.1. Mesin dan Peralatan Pabrik Mesin dan Peralatan Pabrik K 1B 3.2. Bangunan Pabrik Bangunan Pabrik K 1B 3.3. Peralatan Lainnya Peralatan Lainnya K 1B Sub Total 3
4.
KENDARAAN DAN ALAT BERAT 4.1. Kendaraan Bermotor
11.357.474.238
4.2. Alat-alat Berat Sub Total 4 5.
Sub Total 5 PERLENGKAPAN KANTOR DAN RUMAH Sub Total 6 7.
266.833.813
2.167.037.665
2.684.093.046
15.754.195.254
307.496.323
5.500.751
312.997.074
307.496.323
5.500.751
312.997.074
10.786.036.355
1.198.542.818
11.984.579.173
10.786.036.355
1.198.542.818
11.984.579.173 6.033.803.091
13.257.678.090
187.575.881
KERETA API 5.1. Locomotif
6.
187.575.881
1.900.203.852
SUKU CADANG PENYANGGA Sub Total 7 TOTAL
4.121.234.758
157.131.530
2.069.699.864
4.121.234.758
157.131.530
2.069.699.864
6.033.803.091
545.762.684.343
344.707.412
185.912.533.028
731.330.509.959
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 56
PT. PUPUK KIJANG CIKAMPEK DAFTAR AKTIVA TETAP DAN AKUMULASI PENYUSUTAN PER: 31 DESEMBER 2012 (UNAUDITED) (Dalam Rupiah)
NO
1.
NAMA AKTIVA TETAP
Sub Total 1
4.470.884.312
7.727.171.362
7.543.435.845
183.735.517
6.618.178.194
4.545.062.607
2.073.115.586
2.3. Gedung Semi Permanen
1.323.550.673
1.080.921.675
242.628.998
2.4. Gudang
2.401.668.401
1.955.278.196
446.390.205
10.821.894.296
10.023.530.590
798.363.706
218.672.663.381
38.723.259.362
179.949.404.019
Sub Total 2
6.994.465.908
4.992.801.951
2.001.663.957
254.559.592.215
68.864.290.226
185.695.301.988
PABRIK DAN SARANA 3.1. Mesin dan Peralatan Pabrik Mesin dan Peralatan Pabrik K 1B 3.2. Bangunan Pabrik Bangunan Pabrik K 1B 3.3. Peralatan Lainnya Peralatan Lainnya K 1B Sub Total 3
150.533.240.704
144.806.311.683
5.726.929.021
2.021.767.121.823
358.021.032.172
1.663.746.089.651
33.145.832.257
30.133.921.727
3.011.910.530
475.170.679.222
84.144.753.902
391.025.925.320
12.179.196.420
10.545.078.374
1.634.118.046
4.119.799.063
729.547.282
3.390.251.781
2.696.915.869.488
628.380.645.140
2.068.535.224.349
14.007.430.801
13.587.157.590
420.273.211
3.229.374.407
2.167.037.665
1.062.336.742
17.236.805.208
15.754.195.254
1.482.609.953
362.503.844
312.997.074
49.506.769
362.503.844
312.997.074
49.506.769
15.992.683.696
11.984.579.173
4.008.104.523
15.992.683.696
11.984.579.173
4.008.104.523
34.666.360.493
6.124.325.269
6.033.803.091
34.666.360.493
6.124.325.269
6.033.803.091
KENDARAAN DAN ALAT BERAT 4.1. Kendaraan Bermotor 4.2. Alat-alat Berat Sub Total 4 KERETA API 5.1. Locomotif Sub Total 5 PERLENGKAPAN KANTOR DAN RUMAH Sub Total 6
7.
42.967.382
4.470.884.312
2.2. Gedung Permanen
2.6. Sarana Lainnya
6.
4.427.916.929
42.967.382
2.1. Perumahan
Jaringan Distribusi K 1B
5.
SALDO PER: 31 DES 2012
NILAI BUKU PER: 31 DES 2012
BANGUNAN DAN SARANA
2.5. Jaringan Distribusi
4.
SALDO PER: 31 DES 2012 4.427.916.929
2. Tanah IPP
3.
AKUMULASI PENYUSUTAN TAHUN 2012
TANAH 1. Tanah Kujang
2.
NILAI PEROLEHAN TAHUN 2012
SUKU CADANG PENYANGGA Sub Total 7
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 57 TOTAL
3.024.204.699.254
731.330.509.959
2.292.874.189.295
Auditing Teaching Assistant |2014
P a g e | 58
LAB 6 AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN I. Tujuan Untuk menentukan bahwa jumlah persediaan di neraca telah disajikan secara keseluruhan (completeness) baik jumlah unit di gudang, persediaan dalam perjalanan, atau konsinyasi (existence). Untuk menentukan bahwa persediaan telah dihitung secara wajar pada tingkat biaya atau harga pasar terendah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum yang diterapkan secara konsisten. Untuk menentukan bahwa persediaan benar-benar dimiliki perusahaan dan bahwa penggadaian atas persediaan telah diungkapkan secara wajar. Untuk menentukan bahwa setiap kelebihan, atau keterlambatan, atau hal-hal dengan tujuan khusus telah dinilai dan diklasifikasikan secara wajar.
II. Tinjauan Teori Siklus persediaan dan pergudangan untuk perusahaan jasa dan perusahaan dagang sangat berbeda yang disebabkan oleh fungsi bisnis yang berbeda salah satunya adalah tidak terdapat pembebanan overhead dan pembentukan akun work-in-process pada perusahaan jasa. Siklus ini juga merupakan siklus yang unik karena berhubungan erat dengan siklus lainnya, diantaranya:
Siklus perolehan dan pengeluaran
raw material
Siklus personal dan penggajian
Siklus persediaan dan pergudangan
direct labor
sales the goods Siklus penjualan dan Penerimaan kas
58
P a g e | 59
Terkait dengan hubungannya oleh siklus lain, berikut merupakan lima aktivitas utama yang menjadi fokus dalam audit persediaan beserta siklus yang diuji untuk menjaga biaya audit tetap efisien:
Aktivitas Audit
Siklus yang diuji
Objek Pengujian
Mengakuisisi dan mencatat bahan baku, Akuisisi dan pembayaran serta tenaga kerja, dan overhead
penggajian dan personalia
Mentransfer aset dan biaya secara Persediaan dan pergudangan
Transaksi
internal Mengirimkan barang
dan mencatat Penjualan dan penagihan
pendapatan serta biaya Mengamati persediaan secara fisik
Persediaan dan pergudangan
Menetapkan harga dan mengkompilasi Persediaan dan pergudangan
Saldo (Quantity) Saldo (Price)
persediaan
Dari tabel di atas, audit atas siklus persediaan dan pergudangan terbagi menjadi dua pengujian utama: 1. Pengujian atas pengendalian internal dan transaksi akuntansi biaya Keberadaan transaksi tidak lepas dari internal control yang diterapkan untuk menentukan apakah transaksi telah dilaksanakan secara wajar sesuai dengan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Selain menguji transaksi klien atas persediaan dengan pihak luar (transaksi eksternal), auditor harus memahami dan menguji keefektivan dari internal control perusahaan menyangkut transaksi internal persediaan yang dimulai dari memroses barang hingga menyimpan barang jadi, baik pengendalian fisik terhadap persediaan maupun pengendalian terhadap biaya terkait. Hal ini disebabkan siklus persediaan dan pergudangan dianggap terdiri dari dua sistem yang terpisah namun berkaitan erat, dimana yang satu melibatkan arus fisik barang dan yang lainnya dengan biaya terkait (pengendalian akuntansi biaya). Pada pengujian atas transaksi, auditor berfokus pada kewajaran catatan akuntansi biaya, yang terdiri dari file induk, neraca lajur, dan laporan yang mengakumulasikan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. 59
P a g e | 60
Seperti dalam pengujian di siklus lainnya, jenis pembuktian yang digunakan tidak jauh berbeda.
2. Pengujian atas saldo akhir persediaan Pengujian atas rincian saldo persediaan terdiri dari dua aspek yaitu observasi fisik serta penetapan harga dan kompilasi.
-
Perhitungan Fisik Persediaan (Stock Opname)
Prosedur utama untuk mengaudit keberadaan persediaan adalah observasi fisik atas persediaan. Klien memiliki tanggung jawab untuk melakukan penghitungan fisik persediaan secara akurat mendekati tanggal neraca. Auditor bertanggung jawab mengamati dan mengevaluasi perhitungan untuk meyakinkan diri bahwa prosedur penghitungan yang dimiliki telah dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh klien serta menarik kesimpulan mengenai kememadaian persediaan fisik. Sebelum melakukan penghitungan fisik, auditor harus meninjau instruksi tertulis klien atas persediaan, hal ini dilakukan untuk menyesuaikan ruang lingkup prosedur pengamatan yang harus dilakukan atas persediaan. Hal tersebut juga memungkinkan auditor untuk memberikan saran konstruktif. Selama melakukan pengamatan atas persediaan, auditor juga harus memperhatikan adanya keusangan, kelebihan, atau keterlambatan arus persediaan.
-
Pengujian Harga Persediaan (Inventory Price Test)
Inventory price of test atau Test of Pricing dilakukan untuk menilai harga per unit persediaan yang diukur menggunakan metode penilaian persediaan seperti FIFO maupun rata-rata tertimbang serta untuk memastikan bahwa persediaan telah disajikan sesuai dengan prinsip yang lebih rendah antara biaya dan nilai realisasi bersihnya. Test of pricing mencakup seluruh pengujian untuk menilai apakah unit price yang ditetapkan oleh klien sudah tepat.
60
P a g e | 61
-
Inventory Compilation Test
Uji Kompilasi adalah suatu hasil perkalian antara harga per unit yang merupakan hasil dari inventory price test dengan kuantitas hasil dari observasi fisik. Compilation test mencakup pengujian terhadap ikhtisar fisik persediaan, perkalian ulang harga dengan kuantitas, footing ikhtisar persediaan, dan tracing jumlah totalnya ke ledger.
III. Dokumen
Material Requisition
Vendor’s Invoice
Moving Ticket
Perpetual Inventory Master File
Standard Operating Procedure
Notes to Financial Statement
IV. Prosedur Audit
Observe the physical inventory count. Amati penghitungan fisik persediaan untuk memastikan bahwa instruksi yang ditetapkan telah diikuti dan periksa hasil perhitungan fisik.
Cutoff analysis. Periksa prosedur klien mengenai arus keluar dan masuk persediaan dari/ke gudang pada saat perhitungan fisik persediaan dilakukan, sehingga persediaan asing dapat dikecualikan dengan menguji beberapa transaksi terakhir dari penerimaan dan pengiriman sebelum perhitungan fisik serta transaksi setelahnya.
Reconcile the inventory count to the general ledger. Telusuri penilaian persediaan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik ke general ledger untuk memverifikasi bahwa nilai persediaan berdasarkan hasil perhitungan sama dengan pencatatan akuntansi.
Test item costs. Uji penilaian persediaan untuk memastikan bahwa penetapan harga per unit telah dilakukan sesuai dengan kebijakan akuntansi klien atau kerangka laporan keuangan yang dapat dipakai, dengan menelusuri harga per unit pada ikhtisar persediaan akhir dengan faktur vendor untuk menilai ketepatan penetapan harga oleh klien.
61
P a g e | 62
Inventory allowances. Uji jumlah penyisihan untuk mengurangi penilaian persediaan ke net reliazable value-nya, contoh: cadangan untuk pergerakan persediaan yang lambat, usang, dll.
Test for lower of cost or market. Uji penilaian persediaan klien dengan penggunaan metode nilai terendah antara harga pokok dan harga pasar.
Inventory ownership. Tinjau catatan pembelian persediaan untuk meyakinkan bahwa persediaan di gudang adalah milik klien.
62
P a g e | 63
LAB 7 AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI
I.
Tujuan Mampu mengidentifikasi akun, dokumen-dokuemn terkait serta karakteristik unik dari siklus akuisisi modal dan pembayaran. Mampu merancang & melakukan pengujian audit untuk siklus akuisisi modal dan pembayaran. Mampu melakukan prosedur analitis yang diperlukan dalam audit siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali
II.
Tinjauan Teori Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, merupakan siklus terakhir dalam melakukan audit. Akuisisi sumber daya modal meliputi utang berbunga (wesel bayar) dan ekuitas pemilik. Siklus ini juga membahas pembayaran kembali modal serta pembayaran bunga dan deviden. Terdapat 4 karakteristik dari siklus ini yang berpengaruh terhadap audit : 1. Secara relatif hanya ada sedikit transaksi yang berpengaruh ke saldo akun, tetapi nilai transaksinya sangat material. 2. Pengecualian ataupun salah saji satu transaksi saja bisa bersifat material. 3. Ada hubungan legal antara entitas klien dan pemegang saham, obligasi, atu dokumen kepimilikan serupa. 4. Ada hubungan langsung antara deviden dan bunga serta utang dan ekuitas. Beban bunga mempengaruhi laba bersih, sedang laba bersih mempengaruhi jumlah deviden yang dibagikan.
63
P a g e | 64
Transaksi yang berhubungan:
Transaksi kewajiban jangka panjang
Pembayaran cicilan atau pokok hutang
Pembayaran bunga
Dokumen-dokumen yang digunakan :
Akta perjanjian kewajiban jangka panjang
Perhitungan bunga
Akusisi modal & pembayaran kembali di PT. PKC PT . PKC hanya mengeluarkan wesel bayar untuk sumber daya modalnya. Berikut alur penerbitan wesel bayar di PT. PKC SOP Penerbitan dan Pembayaran Kembali Notes Payable: Sumber pendanaan P.T PKC berasal dari penerbitan Notes Payable. Direktur keuangan menentukan atau merancanakan sumber-sumber pendanaan yang kemudian bersama ke Kepala Kompartemen Administrasi Keuangan (KKAK) menentukan nilai pinjaman, interest rate dan waktu jatuh tempo. Notes Payable kemudian diautorisasi oleh KKAK dan Direktur Keuangan. Selanjutnya, Biro Keungan yang berada di bawah KKAK, menerbitkan Notes Payable tersebut kepada kreditur. Salinan Notes Payable yang di issued diberikan kepada Biro Akuntansi yang juga berada di bawah KKAK untuk dicatat. Biro Akuntansi secara berkala mengecek waktu pembayaran interest dan N/P apa saja yang akan jatuh tempo, ketika jatuh waktu pembayaran Biro Akuntansi akan meneruskan informasi ke Biro Keuangan untuk kemudian dilakukan pembayaran. Biro Keuangan melakukan pembayaran buknga dan atau pokok N/P kepada kreditur, dokumen yang digunakan adalah kredit memo. Biro Akuntansi melakukan pencatatan atas transaksi pembayaran yang dilakukan oleh Biro Keuangan.
64
P a g e | 65
Penerbitan dan Pembayaran Kembali N/P Direktur & KKAK
Biro Keuangan
Rencana Pendanaan
Persiapan N/P
Biro Akuntansi
Kreditor
2
3
Notes Payable
Notes Payable
3 2 1 Notes Payable
Siap pembayara n
Menyiapkan dokumen kredit memo
3 Kredit memo 3 2 Kredit memo1 Kredit memo Kredit memo
2 Kredit memo
65
P a g e | 66
Pengendalian Internal untuk Wesel Bayar 1. Otorisasi yang tepat atas penerbitan wesel baru 2. Pengendalian yang memadai terhadap pembayaran kembali pokok dan bunga 3. Dokumen dan catatan yang memadai 4. Verifikasi independen periodik Prosedur analitis untuk wesel bayar Prosedur Analitis
Kemungkinan salah saji
Menghitung ulang beban bunga atas dasar Salah saji beban bunga dan bunga akrual suku bunga rata-rata dan wesel bayar atau penghapusan wesel bayar yang bulanan secara keseluruhan
beredar
M embandingkan setiap wesel yang Penghapusan atau salah saji wesel bayar beredar dengan tahun sebelumnya Membandingkan total saldo wesel bayar, Salah saji beban bunga dan bunga akrual beban bunga, dan beban akrual dengan atau wesel bayar saldo sebelumnya
Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting dalam wesel bayar adalah : a. Wesel bayar yang ada telah dicantumkan (complteness) b. Wesel bayar dalam skedul telah dicatat (accuracy)
66
P a g e | 67
III.
Instruksi
1. Lakukan interview dengan klien dan isi form ICQ yang tersedia di worksheet 2. Buatlah control matrix berdasarkan data dan hasil tanya jawab dengan klien 3. Buatlah jurnal pembayaran dan pengakuan unga untuk tahun 2011, 2012 dan 2013 (JIBC an BRI) 4. Lakukan verifikasi terhadap disposal asset tahun berjalan 5. Buatlah KKP
67
P a g e | 68
LAB 8 AUDIT SALDO KAS
I. Tujuan Memahami dan mengetahui cara mengaudit saldo atas kas
II. Tinjauan Teori Audit saldo kas:
Transaksi yang berhubungan dengan kas di bank dengan siklus transaksi, kas kecil imprest dan menggambarkan pengujian subtantif atas saldo kas. Audit saldo kas bukan merupakan sebuah siklus, namun karena akun kas berhubungan dengan semua transaksi di siklus lainnya, terkecuali siklus persediaan dan pergudangan. Akun kas juga lebih rentan digelapkan dibanding jenis aktiva lainnya. maka masuk akal untuk mempelajari bidang audit ini paling akhir karena bukti yang diakumulasi pada saldo kas sangat bergantung hasil pengujian pada siklus lainnya. Secara umum jenis akun kas dibagi menjadi lima (5), yaitu general cash, imprest cash account, branch bank account, imprest petty cash fund, dan equivalent cash.
Faktor-faktor yang mempengaruhi audit atas kas akhir tahun:
Kas dipengaruhi oleh sebagian besar siklus lainnya
Meskipun saldo kas itu sendiri biasanya tidak besar, jumlah rupiah debit dan kredit yang mempengaruhi saldo tersebut pada umumnya lebih besar daripada perkiraan lainnya (materialitas)
Kas adalah harta yang paling disukai untuk dicuri (risiko bawaan)
Metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo untuk kas di bank: Tahap I
Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi kas di bank
Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk kas di bank 68
P a g e | 69
Menilai risiko pengendalian untuk beberapa siklus
Tahap II
Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi untuk beberapa siklus
Tahap III
Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk kas di bank
Merancang pengujian atas rincian saldo kas di bank untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo, yakni: prosedur audit, ukuran sampel, item yang akan dipilih, dan penetapan waktu
Kebijakan Kas dan Setara Kas di PT PKC:
Pada PT PKC, kas kecil hanya dimiliki oleh biro keuangan, baik di kantor pusat di Cikampek, dan kantor pemasaran yang berada di Jakarta.
Kas dan setara kas meliputi kas, bank dan deposito yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya atau tidak dijaminkan.
Pencatatan kas kecil dilakukan dengan metode imprest fund/revolving fund dengan jumlah batas maksimum menurut kebijakan perusahaan masing-masing.
Pengeluaran melalui kas kecil yang sifatnya beban dan belum dipertanggungjawabkan pada akhir tahun (belum direimburse), akan dibukukan sebagai beban pada tahun bersangkutan.
Pengiriman/transfer bank dari satu lokasi lain dalam lingkungan perusahaan dibukukan melalui akun perantara "Kliring Bank".
Penerimaan penjualan tunai (berdasarkan bukti nota transfer dari penyalur/pembeli) yang uangnya belum masuk ke rekening perusahaan di bank, dibukukan sebagai Uang Dalam Perjalanan.
III. Dokumen Dalam mengaudit saldo kas, dokumen yang dibutuhkan adalah:
Rekening koran bulan Desember 200X.
Bank confirmation
Working paper proof of cash
Bank reconciliation 69
P a g e | 70
IV. Instruksi Analytical procedure 1. Membandingkan hasil rekonsiliasi bank dengan tahun sebelumnya 2. Membandingkan saldo akhir kas dengan bulan sebelumnya TODB 1. Penerimaan konfirmasi bank, yaitu penerimaan konfirmasi secara langsung dari setiap bank/lembaga keuangan lain dimana klien melaksanakan kegiatan bisnis 2. Penerimaan suatu rekening koran pada titik pisah-batas, yaitu suatu laporan bank pisah-batas atas suatu rekening koran untuk periode sebagian salinan slip-slip setoran dan dokumen-dokumen lain yang termasuk dalam rekening koran yang dikirim oleh bank secara langsung ke Kantor Akuntan Publik 3. Pengujian atas rekonsiliasi bank tujuannya untuk verifikasi apakah saldo bank klien yang tercatat berjumlah sama dengan jumlah kas sebenarnya yang ada di bank kecuali untuk setoran dalam perjalanan, cek-cek yang beredar dan pos-pos rekonsiliasi lainnya.
Prosedur berorientasi fraud dapat dilakukan dengan cara: 1. Pengujian yang diperluas atas rekonsiliasi bank jika auditor percaya bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun dengan sengaja telah disalahsajikan 2. Pembuktian kas dilakukan jika auditor meyakini pengendalian intern atas kas dianggap tidak memadai. Auditor mempergunakan pembuktian kas guna menetapkan apakah:
Semua penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan
Semua setoran di bank dicatat dalam pembukuan
Semua pengeluaran kas yang tercatat dibayarkan oleh bank
Semua jumlah yang dibayar oleh bank telah dicatat
3. Pengujian untuk kiting. Kiting adalah suatu jenis penipuan dengan memanfaatkan periode yang diperlukan untuk suatu cek yang dikliring melalui sistem perbankan dengan penyajian jumlah yang sama pada setoran di dua bank sekaligus.
70
P a g e | 71
Prosedur Audit Kas Kecil: 1. Tentukan tanggal perhitungan fisik secara mendadak 2. Mintalah pemegang kas (kasir) untuk menunjukkan semua uang dan dokumen-dokumen bukti terkait dengan kas kecil 3. Hitunglah bersama-sama semua uang dan jangan tinggalkan kasir menghitungnya sendiri Petunjuk Balance – Related Audit Objective dan Audit Program Test Of Details Balance Kas Pada Bank Mandiri – PT PUPUK KUJANG CIKAMPEK: 1. Test Of Details Balance dilakukan untuk transaksi tunai, cek, dan giro yang terjadi di Bank Mandiri. 2. Pilihlah type of evidence yang tepat untuk masing-masing audit procedure
71
P a g e | 72
LAB 9 PENYELESAIAN AUDIT I. Tujuan Memahami dan mengetahui cara penyelesaian proses audit yang telah dilakukan
II. Tinjauan Teori Penyelesaian audit merupakan langkah akhir dalam proses audit. Dalam langkah ini auditor menyusun laporan keuangan auditan (audited financial statement)
1. Subsequent Events Subsequent Events adalah: 1. Peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya Laporan Audit 2. Mempunyai akibat yang material terhadap laporan keuangan 3. Memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan tersebut
tanggal akhir
Tanggal akhir neraca klien
31-12-2012
Audit report date
11-03-2013
Tgl Laporan Keuangan diterbitkan
26-03-2013
Dua jenis Subsequent Events (PSA No.46):
72
P a g e | 73
1. Peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengan
kondisi
yang ada pada tanggal neraca dan berdampak terhadap taksiran yang melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan 2. Peristiwa yang menyediakan tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca, namun kondisi tersebut ada sesudah tanggal neraca
2. Going Concern Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Dengan adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu panjang, tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. Penelaahan atas going concern dapat dilakukan dengan melihat kondisi internal yagn tercermin dalam profitabilitas, likuiditas ataoupun resopon investor terhadap perusahaan. prediksi tentang kemungkinan bangkrutnya suatu perusahaan termasuk salah satu komponen keputusan tentang going concern. Dengan demikian jika suatu perusahaan dinyatakan dalam kategori bangkrut oleh model keputusan tersebut, prediksi ini akan membantu dalam opini auditor yang berkaitan dengan kelangsungan hidup suatu entitas. 3. Penerbitan Opini Opini dalam laporan audit berada pada paragraf terakhir. Opini yang diberikan oleh auditor merupakan gambaran atau kesimpulan atas hasil audit yang telah dikerjakan. Opini yang diberikan oleh auditor merupakan bagian yang sangat penting. Sering kali laporan audit hanya dilihat dari opini yang diberikan auditor. Opini sendiri terdiri dari 4 kategori, yaitu: 1. unqualified 2. unqualified with explanatory paragraph 3. qualified 4. adverse atau disclaimer Berikut ini adalah tabel penjelas dari masing-masing opini diatas: Condition Requaring an
Level of Materiality
unqualified Report with modified 73
P a g e | 74
Wording or Explanatory
Immaterial
Material
unqualified
Unqualified report,
Paragraph Accounting principle not consistently applied
explanatory paragraph
Substantial doubt about going
unqualified
concern
Unqualified report, explanatory paragraph
Justified departure from GAAP or
unqualified
other accounting principle Emphasis of a matter
Unqualified report, explanatory paragraph
unqualified
Unqualified report, explanatory paragraph
Use of another auditor
unqualified
Unqualified report, modified woeding
Condition Requaring a departure from
Level of materiality Immaterial
unqualified report
Scope restricted by client
Unqualified
or other condition
Material, but not
So material that
overshadow financial
overall fairness
statement as a whole
is in question
Qualified scope,
Disclaimer
additional paragraph and qualified opinion
F/S not prepared in
III.
Unqualified
Additional paragraph
accordance wiyh GAAP
and qualified opinion
The auditor is not
Disclaimer, regardless
independent
of materiality
Adverse
Dokumen Dalam completing the audit, dokumen yang dibutuhkan adalah :
Narasi contingent liabilities dan subsequent event
Laporan Keuangan PKC (Audited) 2011
74