Pengguna Jalan atribut 1 2 3 4 5 6 total CSI
MSS 3.100 3.033 2.967 3.133 3.167 3.100
MIS 3.467 3.333 2.967 3.233 3.200 3.200 19.400
WF 0.179 0.172 0.153 0.167 0.165 0.165
Wsi 0.554 0.521 0.454 0.522 0.522 0.511 3.085
0.617
Nilai CSI untuk pengguna jalan adalah 0,617. Nilai ini berada pada nilai 0,51 – 0,65 yang artinya secara keseluruhan pengguna jalan merasa cukup puas terhadap kinerja MPU Pamekasan – Kamal.
Berdasarkan data pengemudi MPU Berdasarkan analisa kesenjangan pengemudi MPU lebih condong menginginkan perbaikan tarif MPU guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena dibandingkan atribut yang lain, atribut tentang tarif yang berlaku memiliki gap terbesar. Perbaikan tarif ini muncul karena jumlah penumpang mengalami penurunan semenjak dibukanya akses jembatan Suramadu. Apalagi angkutan umum seperti bus masih boleh melewati akses tersebut. Jika berdasarkan analisa kuadran, terlihat secara umum bahwa 10 atribut tersebar pada empat kuadran. Atribut 1 ( tarif yang berlaku ), Atribut 2 ( jumlah penumpang per hari ), Atribut 5 ( penghasilan per hari ) masuk pada kuadran II ( prioritas utama ) atau secara umum dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan pada saat ini perlu ditingkatkan. Sedangkan atribut 6 ( kondisi jalan ) termasuk kelompok kuadran 1 ( pertahankan prestasi ). Akan tetapi secara umum pengemudi MPU merasa cukup puas terhadap kinerja MPU Pamekasan – Kamal. Hal ini terlihat dari perhitungan CSI untuk pengemudi MPU
Berdasarkan data penumpang MPU Berdasarkan analisa kesenjangan penumpang MPU waktu tempuh yang lama menjadi masalah utama. Karena mereka beranggapan bila menggunakan MPU waktu yang dibutuhkan untuk tiba di tujuan bisa hampir 2 kali waktu tempuh bila mengguanakan kendaraan pribadi. Hal ini terjadi karena MPU sering berhenti untuk mencari penumpang di sembarang tempat seperti pasar. Jika berdasarkan analisa kuadran, atribut 2 ( waktu tempuh ), atribut 3 ( jarak menuju pemberhentian MPU ), dan atribut 11 ( kepadatan penumpang ) termasuk pada kuadran 2 yang merupakan prioritas utama dalam peningkatan kinerja. Untuk atribut 4 ( tarif MPU ), atribut 10 ( kebersihan di dalam MPU ), dan atribut 12 ( kepekaan pengemudi / empati ) masuk dalam kuadran 1 yang diusahakan dapat mempertahankan pencapaiannya. Sedangkan 6 atribut sisanya masuk dalam kelompok prioritas rendah pada kuadran 3. Akan tetapi secara umum penumpang MPU merasa cukup puas terhadap kinerja MPU Pamekasan – Kamal. Hal ini terlihat dari perhitungan CSI untuk pengemudi MPU.
Berdasarkan data pemilik MPU Jika melihat dari hasil analisa kesenjangan untuk pemilik MPU , penghasilan yang diterima mengalami penurunan dan menjadi masalah utama menggantikan harga suku cadang yang menjadi masalah utama sebelum ada jembatan Suramadu. Sehingga biaya perawatan kendaraan terasa sangat mahal. Penurunan jumlah penumpang menjadi alasan berkurangnya penghasilan tersebut sehingga terkadang hanya beberapa armada MPU saja yang beroperasi. Bahkan ada beberapa pemilik yang berhenti karena sudah tidak sanggup lagi membiayai operasional kendaraannya. Bila melihat hasil dari analisa kuadran, atribut 1 ( setoran yang diterima ) berada pada Kuadran II ( prioritas utama ) yang dapat dikatakan membutuhkan peningkatan kinerja. Pada kuadran I ( pertahankan prestasi ) terdapat 3 atribut, yaitu atribut 3 ( kondisi angkutan ), atribut 6 ( ketersediaan suku cadang ) dan atribut 7 ( harga suku cadang ). Atribut ini dapat dianggap sebagai faktor penunjang dari keberadaan MPU ini bagi responden dan atribut ini diupayakan dipertahankan dengan kinerja yang ada. Selain itu ada 2 atribut yang berada pada kuadran III ( prioritas rendah ), yaitu atribut 2 ( perilaku pengemudi ), atribut 4 ( kinerja dan tanggung jawab pengemudi ) dan atibut 5 ( keuntungan per bulan ). Meskipun begitu secara umum pemilik MPU merasa cukup puas dengan kinerja MPU Pamekasan – Kamal ini. Hal ini terlihat dari perhitungan CSI untuk pengemudi MPU.
Berdasarkan data pengguna jalan Keberadaan MPU ini juga dirasakan oleh pengguna jalan yang menilai terkadang MPU melaju sangat kencang yang membuat rasa kurang nyaman bagi pengguna jalan lain. Ketertiban dalam berlalu lintas juga dianggap meresahkan keamanan pengguna jalan yang lainnya. Hal ini terlihat pada hasil analisa kesenjangan pengguna jalan ( gambar 4.37 ). Untuk analisa kuadran ( gambar 4.41 ), atribut 2 ( ketertiban MPU ) menjadi prioritas utama dalam perbaikan kinerja. Hal ini bertentangan dengan atribut 3 ( penggunaan badan jalan ) yang termasuk prioritas rendah. Selain itu atribut 5 ( ketaatan terhadap rambu ) dan atribut 6 ( kondisi fisik MPU ) dinilai sebagai atribut yang berlebihan. Sisanya termasuk pada kelompok yang prestasinya harus dijaga. Namun secara umum berdasarkan CSI ( tabel 4.104 ), pengguna jalan sudah cukup puas dengan kinerja MPU Pamekasan – Kamal.
Bila pihak pemerintah terkait ingin meningkatkan kinerja MPU Pamekasan – Kamal, maka perlu diupayakan hal sebagai berikut : 1. Mempertegas peraturan tentang pemanfaatan jembatan Suramadu, karena pelaku transportasi banyak yang kecewa dengan diperbolehkannya bus melewati akses tersebut. 2. Meninjau ulang tarif yang berlaku dan menetapkan tarif yang jelas. Karena dilapangan pihak penumpang harus bernegosiasi terlebih dahulu tentang tarif MPU tersebut. 3. Mempromosikan moda massal sebagai moda yang tepat mengingat jumlah kendaraan yang ada semakin banyak. 4. Menjaga ketepatan jadwal yang tertera dengan realisasinya guna menumbuhkan kepercayaan penumpang. 5. Mengadakan diskusi terjadwal dengan pelaku transportasi khususnya MPU Pamekasan – Kamal untuk memantau dan mengidentifikasi segala sesuatu yang terjadi di lapangan sehingga dapat dengan cepat direspon.