ATM (ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE) 1. DESKRIPSI Asynchronous Transfer Mode (ATM) adalah teknologi switching dan multiplexing, dimaksudkan untuk memindahkan berbagai jenis trafik (data, suara, video, audio) dengan cepat dan efisien. Circuit switching umumnya mensyaratkan bahwa paket di set ke posisi dalam frame berulang, misalnya sinkron dalam waktu, langkah, sesuai dengan aplikasi dan / atau jam jaringan. transmisi Asynchronous memungkinkan sel-sel yang akan diposisikan di mana saja dalam data stream. ATM saat ini memiliki kecepatan 155Mbps (OC-3 port), 622Mbps (OC-12 port), 1,2 Gbps dan 2,5 Gbps. Karena sel-sel tetap dalam panjang (53 oktet atau byte) daripada variabel seperti frame Ethernet, mereka dapat diaktifkan pada perangkat keras daripada perangkat lunak dan ini mendapatkan kecepatan yang lebih tinggi dari yang dapat dicapai oleh Ethernet, Token Ring dan FDDI. ATM sangat fleksibel dan memungkinkan berbagai jenis media seperti suara, video, file data transmisi dll, masing- masing dikelola oleh jaringan secara berbeda video, misalnya bisa sangat rentan terhadap penurunan mendadak dalam performa jaringan seperti kecepatan video yang bervariasi sangat mengganggu. ATM memungkinkan sirkuit dengan bandwidth terjamin dan persyaratan yang berbeda yang akan dibentuk secara bersamaan Layanan. Kualitas (QoS) dapat diatur dan ditetapkan pada tahap koneksi menggunakan parameter seperti delay, jitter delay dan tingkat kesalahan berdasarkan aplikasi dan negara jaringan pada saat koneksi. Dua prioritas untuk lalu lintas didefinisikan; prioritas tinggi dan prioritas rendah prioritas. lalu lintas rendah akan diabaikan jika ada masalah
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Page
didukung untuk aplikasi seperti suara dan video conferencing. ITU-T telah
1
kemacetan saklar. ATM Meskipun bukan jenis jaringan broadcast, multicast
mengadopsi ATM sebagai metode transfer data dalam Broadband ISDN (BISDN, I.121) karena kemampuan ini. Tidak ada media bersama atau protokol yang berbasis di ATM, masing-masing perangkat memiliki 155Mbps semua itu sendiri.. Dalam ATM Anda dapat multipleks 'sel stream' yang mungkin untuk aplikasi yang berbeda, sistem bekerja di 'koneksi' berorientasi modus urutan dengan demikian menjamin sel untuk sel-sel dalam sambungan tertentu. ATM memiliki dua tingkat: transportasi dan switching. Di tingkat transportasi, performa ATM mirip dengan komunikasi teknologi digital lainnya. Dalam tingkat switching inilah di mana ATM membawa hasil yang luar biasa. Biasanya, paket dan frame memerlukan switch pintar yang dikendalikan oleh perangkat lunak yang bergerak lambat untuk memindahkan mereka melalui jaringan. Bila menggunakan ATM, bagaimanapun sel kecil berukuran seragam bergerak melalui switch tanpa perlu bantuan software. Sel-sel sudah tahu rute yang akan diambil dan tidak perlu memperlambat untuk mencari tanda-tanda jalan atau berhenti untuk mendapatkan petunjuk. 2. NETWORK LAYER DI DALAM JARINGAN-JARINGAN ATM Model layer pada ATM tidak memetakan pada layer-layer OSI dengan baik, yang menyebabkan ambiguitas. Data link layer OSI berkaitan dengan pembentukan frame dan protocol transfer di antara dua buah mesin pada kabel (atau serat optik) yang secara fisik sama. Protokol data link layer merupakan protokol ber-hop tunggal. Protokol-protokol ini tidak berkaitan dengan koneksi end-to-end karena tidak dapat terdapat switching dan routing pada data link layer. Tentang hal ini tidak ada yang meragukan. Network layer merupakan layer paling bahwa yang menghubungkan sumber ke tujuan, jadi layer ini melibatkan switching dan routing (yaitu,
sumber ke tujuan dan melibatkan algortima routing dan protokol-protokol
2
yang terdapat pada switch-switch ATM. ATM layer juga berkaitan dengan
Page
merupakan multihop). ATM layer berfungsi untuk memindahkan sel dari
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
pengalamatan global. Jadi berdasarkan fungsinya, ATM layer membentuk tugas yang diharapkan network layer. ATM layer tidak menjamin 100 persen reliable, tapi hal itu tidak diperlukan oleh protokol network layer. Keadaaan yang membingungkan timbul karena banyak masyarakat ATM menganggap ATM layer sebagai data link layer, atau pada saat melakukan emulsi LAN, bahkan dianggap physical layer. Banyak orang di masyarakat internet juga menganggap sebagai data link layer karena mereka ingin menaruh IP di atas layer ini, dan membuat ATM layer sebagai data link layer yang cocok dengan yang diinginkannya. (walaupun sebagai kelanjutan dari alas an ini, bagi masyarakat internet, semua jaringan beroperasi pada data link layer, apapun karakteristik fisiknya). Satu-satunya masalah adalah bahwa ATM layer tidak memiliki karakteristik protokol data link layer : protokol ber-hop tunggal yang digunakan oleh mesin yang berada di ujung kabel lainnya. Sebaliknya, ATM layer memiliki karakteristik protokol network layer: rangkaian virtual end-toend, switching, dan routing. ATM layer adalah connection oriented, baik layanan yang ditawarkan maupun cara beroperasinya secara internal. Elemen dasar ATM layer adalah rangkaian virtual (resminya disebut saluran virtual). Rangkaian virtual umumnya suatu koneksi dari sebuah sumber ke sebuah tujuan, walaupun koneksi multicast juga diizinkan. Rangkaian virtual bersifat unidirectional, tapi suatu pasangan rangkaian dapat dibuat pada saat bersamaan. Kedua bagian pasangan itu diberi alamat oleh identifier yang sama, sehingga secara efektif rangkaian virtual merupakan full duplex. Akan tetapi, kapasitas saluran dan karkteristik lain pada masing-masing arahnya dapat berbeda dan bahkan dapat menjadi nol bagi salah satu arahnya.
layer dirancang untuk digunakan pada jaringan serat optik, yang bersifat
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Page
yang tidak menyediakan acknowledgment. Alasannya adalah bahwa ATM
3
ATM layer tidak biasa dipakai untuk protokol connection-oriented
sangat reliable. Terdapat anggapan bahwa meninggalkan error ke layer yang lebih tinggi adalah adekuat. Akhirnya, pengirim acknowledgment pada data link layer atau network layer benar-benar hanya merupakan suatu optimasi saja. Bila suatu pesan yang dikirimkannya tidak di-ackowledge dalam waktu yang tepat, maka transport layer dapat mengirimkan lagi seluruh pesannya. Selain itu, jaringan ATM sering kali digunakan untuk lalu-lintas realtime, seperti misalnya audio dan video. Untuk jenis lalu-lintas seperti ini, pentransmisian ulang sel yang buruk merupakan hal yang lebih buruk dibandingkan
dengan
hanya
mengabaikannya.
Untuk
menutupi
kekurangannya dalam hal acknowledgment, ATM layer sangat menjamin sel yang dikirimkan dengan suatu rangkaian virtual tidak pernah tiba tanpa dalam keadaan terurut. Subnet ATM diizinkan membuang sel bila terjadi kemacetan tapi harus mengurutkan kembali sel-sel yang dikirimkan pada rangkaian sebuah rangkaian tunggal. Disamping itu, tidak ada jaminan pengurutan bagi sel yang dikirimkan pada rangkaian virtual yang berbeda. Misalnya bila sebuah host mengirimkan sel pada rangkaian virtual 10 dan kemudian mengirimkan sel pada rangkaian virtual 20 ke tujuan yang sama, mungkin saja yang sela yang dikirimkan kedua akan tiba lebih dahulu. Bila dua buah sel dikirimkan pada sebuah rangkaian virtual yang sama, sel pertama akan selalu tiba lebih dahulu. 3. KEUNTUNGAN ATM Berikut beberapa di antara banyak manfaat ATM: a. Skalabilitas pada jarak (cocok untuk kedua teknologi WAN dan LAN). b. Skalabilitas dalam kecepatan (dari Mbs ke rasio GbS). c. Cocok untuk beberapa jenis lalu lintas (data, suara, video, audio). d. Mengaktifkan aplikasi baru.
berbagai jaringan fisik.
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Page
f. Kompatibilitas untuk berbagai jaringan fisik - dapat diangkut melalui
4
e. Mendukung banyak pengguna.
g. Menyederhanakan manajemen jaringan- dengan menggunakan teknologi yang sama untuk semua tingkat jaringan. h. Tambahan kemampuan yang dapat ditingkatkan. i.
Berbasis standar, menghasilkan arsitektur yang berlaku lama.
4. KEKURANGAN ATM Di sisi lain, ATM juga beberapa kelemahan: a. Overhead sel header (5 byte per sel). b. Mekanisme kompleks untuk mencapai QoS (Quality of Service). c. High cost. Biaya tinggi. 5. DASAR POIN ATM melibatkan beberapa konsep dasar: a. Sel cukup kecil untuk masuk ke dalam ruang yang terlalu kecil untuk paket yang lebih besar atau bingkai, sehingga memungkinkan kecepatan dan efisiensi. b. Rute lalu lintas yang direncanakan sebelumnya. c. Switching dilakukan tanpa memerlukan perangkat lunak memakan waktu. d. Payload pemeriksaan kesalahan dan koreksi dilakukan hanya pada node tujuan, tidak pada setiap hop di sepanjang jalan. 6. KONEKSI ATM Permanent Virtual Circuit (PVC) - koneksi logis antara dua end system yang, seperti namanya, permanen. Artinya adalah bahwa hal itu biasanya dibuat jauh sebelum digunakan dan tetap di tempat untuk waktu yang lama sampai sambungan tidak diperlukan lagi. Path routing adalah permanen. Bandwidth dialokasikan untuk PVC baik digunakan atau tidak. Secara konseptual, PVC seperti layanan jalur pribadi. Dua jenis PVC yang tersedia: Virtual Path Connection (VPC) dan Virtual
Switched Virtual Circuit (SVC) - koneksi logis antara dua pelanggan yang didirikan dan didekonstruksi dengan akses dan prosedur pensinyalan
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Page
5
Channel Connection(VCC).
jaringan(call setup diperlukan). jalan Routing bersifat sementara (hanya selama sambungan diperlukan). Bandwidth dialokasikan secara dinamis seperti yang diperlukan.
Signaling - Signaling adalah proses menyiapkan jalur routing sementara sebelum sambungan dibuat (path routing berada di semua tabel routing di sepanjang jalur tersebut). Satu pihak menelepon meminta sambungan. Pihak yang dipanggil
harus melihat apakah itu mungkin. Jika mungkin, mengirim pesan kembali. Switch mengatur tabel routing untuk membuat koneksi. Setelah koneksi terakhir diakui diterima, tabel routing setup, dan siap untuk sambungan tersebut. Proses yang terjadi saat routing sel melalui switch ATM (fungsi yang melakukan switching): a. VPI / VCI Translation : Switch mengubah nilai di header untuk routing yang tepat (VPI / VCI alamat ini hanya berlaku pada setiap link). b. Routing: menentukan port output yang benar untuk sel dengan menggunakan tabel routing untuk routing ke saklar berikutnya. c. Buffer: dapat menyimpan sel sementara di buffer sampai dapat disampaikan Jalur Koneksi Virtual (VPC) yang diaktifkan tergantung pada VPI. Virtual Channel Connections (VCC) didasarkan pada nilai-nilai VPI dan VCI dan dapat ditugaskan dalam VPC. Sebuah Permanent Virtual Path (PVP) sudah diatur secara manual menetapkan VCIs ke jalur yang unik. Permanent Virtual Circuit (PVC) adalah sirkuit dikonfigurasi secara manual sedangkan Switched Virtual Circuit (SVC) secara dinamis membuat dan dihapus bila diperlukan. Langkah-langkah berikut ini menggambarkan call
Page
6
setup SVC:
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
a. Sambungan permintaan dengan mengirim stasiun. b. Switch ATM Penerimaan Call Control (CAC) memverifikasi bahwa panggilan dapat didukung. c. Jika panggilan tidak dapat didukung maka panggilan tersebut akan ditolak, dinyatakan jaringan ini membutuhkan stasiun penerima untuk menverifikasi bahwa ia dapat menerima panggilan tersebut. d. Jika penerima dapat menerima panggilan tersebut maka SVC ditetapkan dinyatakan permintaan panggilan ditolak. e. VPI/VCIs
adalah
setup
untuk
durasi
panggilan.
Sebuah penyedia layanan biasanya menyediakan PVC untuk pelanggan. Jika PVC telah ditetapkan, maka pelanggan akan disajikan dengan sirkuit pada antarmuka yang dapat mampu E1, T1, OC-3 dll dengan referensi sirkuit. Selain itu, operator akan memberikan rincian virtual circuit misalnya VPI = 1, VCI = 31 serta rincian tentang lalu lintas membentuk yang telah dibentuk di jaringan operator. Lalu lintas membentuk rincian penting karena jika router klien telah dibentuk salah maka arus lalu lintas sub-optimal akan menghasilkan. Sebuah contoh akan menjadi sirkuit E1 dengan PVC dibentuk untuk memberikan Diterima Cell Rate (SCR) dari 960kbps dan Peak Cell Rate (PCR) dari 1920kbps. selular juga akan memberikan rincian ukuran burst maksimum sel misalnya 100 sel diperbolehkan dalam setiap meledak satu (480 Bytes max burst). Dalam hal aliran data riil maksimum aliran data akan sesuatu di wilayah 800kbps (bukan 960kbps karena header sel). Jika pelanggan mencoba untuk memaksa SCR sampai 1920kbps pada router, maka sel-sel yang membawa data tambahan yang ditekan link akan subyek memiliki Rugi Cell Prioritas
seperti TCP untuk mengirim ulang sel. throughput yang bisa berakhir
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Page
pelanggan yang dibuang, yang mengarah ke protokol lapisan atas
7
(CLP) bit yang ditetapkan. Ini akan menghasilkan lalu lintas tambahan
memburuk untuk sesuatu seperti 300-400kbps pada contoh di atas, bukan 1800kbps yang seharusnya diharapkan. Jika pelanggan ingin menggunakan 1920kbps kemudian mereka harus menegosiasikan kesepakatan dengan penyedia untuk sampai SCR untuk 1920kbps dan dengan demikian menghentikan CLP bit yang ditetapkan. 7. ATM LAYERS ARSITEKTUR Tumpukan Lapisan protokol ATM terdiri dari 3 lapisan: a. Adaptasi layer (AAL) - Berinteraksi dengan lapisan yang lebih tinggi untuk mendapatkan informasi pengguna yang dapat dimasukkan/diekstrak ke dari byte payload 48. Lapisan AAL ini kemudian dibagi lagi menjadi Konvergensi dan Segmentasi dan reassembly (SAR) sub-lapisan. SAR sub-layer bertanggung jawab atas mengiris sampai sedikit aliran kontinyu ke dalam sel ATM (segmentasi) dan sebaliknya - merekonstruksi aliran bit dari sel-sel ATM (reassembly). Convergence Sub-layer menyediakan kelas pelayanan yang berbeda dan berbagai tugas lainnya. AAL segmen ini lebih besar dari paket Frame Relay, X.25, Ethernet dan lain-lain ke dalam sel dan kembali lagi. Selain itu mengurus aplikasi yang membutuhkan Bit Harga Konstan (CBR) dan Bit Tarif Variabel (VBR). Kedua sub-lapisan dalam AAL yang melakukan fungsi-fungsi ini adalah sublapisan Convergence (CS) dan sublapisan Segmentasi dan reassembly (SAR). Ini adalah rinci di header lapisan adaptasi yang berada di antara header sel ATM dan data payload. CS menyediakan hubungan waktu antara sumber dan tujuan untuk RBM dan VBRs, ditambah lagi menyediakan modus yang benar untuk koneksi berorientasi jasa atau connectionless. Bagian Umum (CP) bekerja sama
Page
Tertentu (SS) sublapisan khusus untuk jenis layanan.
8
dengan SAR dan memberikan informasi manajemen dan Layanan
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
SAR memeriksa paket-paket, menentukan jumlah sel yang diperlukan untuk setiap paket dan menciptakan SAR-PDUs yang merupakan muatan dari 48-byte. Header 5-byte kemudian ditambahkan untuk membentuk sel ATM. Tabel berikut ini menjelaskan kelas-kelas yang berbeda dalam layanan B-ISDN: b. lapisan ATM - Menambahkan / menghapus header 5 byte ke payload dan multiplexes semua sel dari berbagai koneksi ke sungai-sel tunggal untuk lapisan
fisik.
Ini
juga
menerjemahkan
arah
untuk
sel
untuk
memungkinkan mereka beralih melalui hubungan virtual. c. Lapisan fisik - Mengubah sek ke format listrik atau optik yang sesuai, sambil mengontrol pengiriman dan penerimaan bit pada medium fisik. Hal ini juga melacak batas-batas sel sel ATM dan paket ke jenis frame yang sesuai dengan media fisik. Lapisan fisik lebih jauh dibagi lagi menjadi Transmisi Konvergensi dan Fisik sub-lapisan menengah. 8. KATEGORI LAYANAN ATM Setelah melakukan cukup banyak trial dan error pada spesifikasi ATM versi 4.0, menjadi semakin jelas bahwa jenis lalu-lintas jaringan ATM mempunyai
bermacam-macam
layanan
yang
diperlukan
pelanggan.
Akibatnya, standard telah diubah secara eksplisit kedalam daftar kategori layanan yang umum dipakai, sehingga memungkinkan vendor peralatan dapat mengoptimasi papan adaptor dan switch-switch-nya bagi sebagian atau seluruh ketegori layanan itu. Beberapa kategori layanan yang dianggap penting ditunjukkan pada tabel 1. Kelas CBR (Constant Bit Rate-Laju bit tetap)
ditunjukan untuk
mengemulasi suatu kabel tembaga atau serat optik. Bit ditaruh pada salah
pemeriksaan error, kontrol aliran, atau pemrosessan lainnya dilakukan.
9
Walaupun begitu, kelas ini cukup penting untuk membuat transisi yang halus
Page
satu ujung dan bit-bit itu akan muncul di ujung lainnya. Tidak terdapat
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
antara sistem telepon saat ini dengan sistem B-ISDN di masa mendatang , karena seluruh PCM voice-grade, rangkaian T1, dan sebagaian sistem telepon lainnya menggunakan transmisi bit yagn konstan dan sinkron. Pada kelas CBR, seluruh lalu-lintas ini dapat di bawa secara langsung oleh sistem ATM. CBR juga merupakan suite dengan aliran-aliran audio dan video interaktif lainnya. KELAS
DESKRIPSI
CONTOH
CBR
Kelajuan bit konstan
T1 circuit
RT-VBR
Kelajuan bit variabel; real time
Real-time videoconferencing
NRT-VBR
Kelajuan bit variabel; tidak real Multimedia email time
ABR
Kelajuan bit bisa di peroleh
Browsing the web
UBR
Kelajuan bit tidak tertentu
Background file transfer
Tabel 1. Kategori Layanan-Layanan ATM.
Kelas lainnya, yaitu VBR (Variable Bit Rate-Kelajuan bit yang berubah-ubah), dibagi menjadi dua subkelas. Kedua subkelas itu adalah realtime (RT) dan non real-time. RT-VBR ditunjukan untuk layanan khusus yang mempunyai kelajuan bit yang berubah-ubah yang dikombinasikan dengan persyaratan real time yagn ketat, seperti misalnya video terkompresi interaktif
(contohnya,
videovonferencing). Sehubungan
dengan
cara
dilakukan MPEG dan karya-karya berpola terkompresi lainnya, dimana suatu frame basis lengkap yang diikuti oleh sejumlah perbedaan antara frame saat ini dengan frame basis, laju transmisi sangat berubah-ubah dengan waktu (Pacha dan ElZarki, 1994). Disamping adanya perubahan-perubahan ini, penting sekali bahwa
tersendat-sendat. Dengan kata lain, baik delay rata-rata maupun variasi delay
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Page
datang, karena hal ini akan menyebabkan tampilan menjadi terlihat
10
jaringan ATM tidak mangandung guncangan-guncangan pada pola sel yang
sel harus secara ketat dikontrol. Sebaliknya, bit atau sel yang hilang dapat ditolerir dan dapat diabaikan. Subkelas VBR lainnya ditujukan bagi
lalu-lintas yagn
lebih
mengutamakan ketepatan waktu pengiriman dan sejumlah guncanganguncangan dalam kapasitas tertentu masih bisa di tolerir oleh aplikasi. Misalnya email multimedia pada umumnya di-spool ke disk lokal terlebih dahulu sebelum ditampilkan di layar, maka perubahan waktu yang terjadi sewaktu pengiriman sel dapat dihilangkan sebelum email itu dibaca. Kategori layanan ABR (Avaliable Bit Rate-Kelajuan Bit yang Tersedia) dirancang untuk lalu-lintas yang meletup-letup yagn benadwidthnya secara kasar dapat di ketahui. Sebuah contoh namun, yaitu perusahaan yang mengkoneksikan kantor-kantornya dengan sejumlah saluran sewa. Biasanya, perusahaan mempunyai sebuah pilihan dalam menempatkan kapasitas yagn cukup untuk menangani beban puncak, yang menyebabkan sebagian saluran akan merupakan bagian-bagian yang idle sepanjang harinya, atau dengan menempatkan kapasitas yagn cukup bagi beban minimum, yang akan menyebabkan kemacetan selama saat-saat sibuk. Penggunaan layanan ABR menghindarkan pembuatan komitmen jangka panjang untuk menggunakan bandwidth yang tetap. Dengan ABR adalah mungkin untuk mengatakan, misalnya, bahwa kapasitas antara dua titik harus selalu 5 Mbps, padahal memiliki puncak sampai 10 Mbps. Kemudian sistem akan menjamin 5 Mbps setiap saat, dan akan menyediakan 10 Mbps bila diperlukan tetapi tidak dijamin. ABR merupakan satu-satunya kategori layanan dimana jaringan menyediakan umpan balik kelajuan ke pengirim. Yang meminta pengirim untuk
mengurangi
kelajuan
apabila
terjadi
kemacetan.
Dengan
pada ABR diperkirakan cukup rendah. Perjalanan dengan ABR mirip dengan
11
penumpang yang berstatus penumpang tunggu (standby): bila terdapat
Page
mengasumsikan bahwa pengirim memenuhi permintaan itu, kehilangan sel
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
tempat duduk kosong yang tersisa, makan penumpang tersebut dapat diangkut tanpa harus mengalami delay. Semua sel UBR juga diterima, dan bila terdapat kapasitas yang tersisa, maka sel-sel itu juga akan diantarkan. Akan tetapi bila terjadi kemacetan, sel-sel UBR akan di buang, tanpa umpan balik ke pengirim dan tidak akan mengharapkan pengirim akan mengurangi kecepatan. Melanjutkan analogi standby diatas, pada UBR, seluruh penumpang standby dapat dinaikan ke pesawat, akan tetapi apabila ditengah perjalanan pilot mengalami kekurangan bahan bakar, maka para penumpang standby tersebut tanpa basa-basi lagi akan dilempar keluar melalui pintu darurat, agar UBR terasa lebih menarik, carrier membuat UBR lebih murah dibanding kelas-keals lainnya. Bagi aplikasi yang tidak memiliki kendala pengataran dan akan melakukan kontrol error dan kontrol aliran sendiri, UBR merupakan sebuah pilihan yang baik, transfer file, email, berita-beita USENET merupakan caloncalon kuat bagi layanan UBR karena tidak satupun dari semua layanan itu memiliki karakteristik real-time. Sifat-sifat berbagai kategori layanan diatas dirangkum pada tabel 2. KARAKTERISTIK LAYANAN
ya
NRTVBR Ya
Optional
ya
ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
ya
ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
CBR
RT-VBR
Jaminan bandwidth
Ya
Cocok untuk lalu-lintas real
ABR
time Cocok untuk lalu-lintas yang meletup-letup Umpan balik kemacetan
Page
12
Tabel 2. Karakteristik kategori-kategori layanan ATM
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Kelas Layanan AAL Atribut
KELAS LAYANAN Kelas A
Timing Bit Rate
Kelas C
Wajib
Kelas D Tidak diperlukan
Konstan
Connection Mode AAL
Kelas B
Variabel
Connection-oriented AAL1
AAL2
AAL3/4 or AAL5
Connectionless AAL3/4 or AAL5
Tabel 3. Kelas Layanan AAL
9. PENGALAMATAN ATM Alamat ATM dapat digunakan untuk tujuan menyiapkan koneksi switch dan mempelajari pengalamatan switch tetangga. Forum ATM mendefinisikan sebuah format alamat ATM sebagai alamat 20 byte disebut Sistem Alamat ATM Akhir (AESA), dirancang untuk digunakan dengan jaringan ATM swasta (jaringan ATM publik biasanya menggunakan alamat E.164, nomor-seperti alamat telepon). Format dari AESA terdiri dari: a. 1 byte untuk mengidentifikasi alamat format (misalnya: DCC, ICD, dan NSAP). b. 2 byte untuk mengidentifikasi jaringan yang digunakan (misalnya: CISCO). c. 4 byte untuk mengidentifikasi alamat jenis jaringan (khusus untuk jaringan yang digunakan). d. 6 byte untuk alamat MAC digunakan untuk mengidentifikasi ID switch di jaringan tertentu.
router switch ATM.
Page
f. 1 byte digunakan untuk mengidentifikasi komponen emulasi LAN.
13
e. 6 byte untuk alamat MAC yang digunakan untuk alamat standar untuk
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
10. STRUKTUR ATM ADAPATION LAYER AAL dibagi menjadi dua bagian utama, yang kemudian masing-masing bagian tersebut dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi, seperti di tunjukkan pada gambar 1. Bagian atas ATM Adaption Layer dikenal sebagai convergence sublayer. Sublayer ini bertugas menyediakan interface bagi aplikasi. Sublayer ini terdiri dari sub bagian yang umum bagian semua aplikas (bagi protokol AAL tertentu) dan sub bagian spesifik aplikasi. Fungsi masinmasing bagian ini tergantung pada protokol namun dapat melakukan pembuatan frame pesan dan deteksi error. Selain itu, pada sumber, convergence sublayer bertanggung jawab dalam menerima aliran bit atau pesan yang panjangnya tidak tertentu dari aplikasi dan memecahnya menjadi satuan 44 sampai 48 byte untuk transisi. Ukuran yang pasti tergantung pada protokol, karena beberapa protokol menggunakan bagian payload 48 byte ATM untuk header-nya sendiri. Di tempat tujuan, sublayer ini menggabungakan kembali sel menjadi pesanpesan orisinil. Umurnya, batas-batas di cadangkan. Dengan kata lain, bila sumber mengirimkan empat buah pesan 512 byte, maka pesan-pesan itu akan tiba sebagai empat buah pesan 512 byte tidak akan sebagai sebuah pesan berukuran 2048 byte. Bagi aliran data, tidak terdapat batas pesan, karena itu batas-batasnya tidak perlu di cadangkan. Bagian bawah AAL di sebut sebagai SAR ( Segmentation And Reassembly) sublayer. Untuk membentuk payload sel, sublayer ini dapat menambahkan header dan trailer ke satuan-satuan data yang di berikan kepadanya oleh convergence sublayer. Payload ini kemudian diserahkan ke ATM layer untuk di transmisikan. Pada tempat tujuan, SAR sublayer menyusun kembali sel-sel menjadi pesan. Pada dasarnya SAR sublayer dengan
sel,
convergence
sublayer
Page
berkepentingan dengan pesan.
sedangkan
14
berkepentingan
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Operasi generik convergence sublayer dan SAR sublayer ditunjukkan pada Gambar 2.. Pada saat pesan memasuki AAL dari aplikasi, convergence sublayer dapat memberikan header dan/atau trailer kepada AAL. Pesan kemudian di pecah menjadi satuan-satuan satuan yang berukuran ran 44 byte hingga 84 byte, yang di lewatkan ke SAR sublayer. SAR Sublayer dapat menambahkan header dan trailernya sendiri ke masing-masing masing masing potongan pesan dan meneruskannya ke bawah ATM layer di transmisikan sebagai sel yang berdiri sendiri. Perlu di catat bahwa gambar menjelaskan kasus yang paling umum karna bagian protokol AAL memiliki header dan/atau trailer null.
Gambar 1. Model ATM yang menjalankan AAL Layer dan sublayernya
SAR sublayer juga memiliki beberapa fungsi tambahan bagi beberapa (Tapi tidak seluruhnya) kelas layanan. Kadang-kadang Kadang kadang sublayer ini menangani akses deteksi error dan multiplexing. SAR sublayer terdapat pada semua kelas layanan namun tugasnya tidak kurang dan tidak lebih seperti diatas, tergantung pada protokol tertentu. Komunikasi kasi antara aplikasi dengan AAL layer menggunakan primitive request dan primitive imitive indication OSI standart. standart. Komunikasi antara 2 sub layer memakai primitive-primitive primitive yang berbeda. a. AAL 1
lalu-lintas as kelas A, yaitu real-time, real time, kelajuan bit yang konstan, lalu-lintas lalu
15
connection-oriented, oriented, seperti audio dan video tanpa kompresi. Bit-bit Bit
Page
AAL 1 merupakan protokol yang di gunakan untuk pentransmisian
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
dimasukkan oleh aplikasi dengan kelajuan konstan dan harus diantaskan pada sisi lainnya dengan kelajuan konstan yang sama, dengan delay, getaran (jitter), dan overhead yang minimum. Input merupakan aliran bit, tanpa batas pesan-pesan. Dalam lalu-lintas ini. Protokol pendeteksi error seperti stop-an-wait tidak di gunakan karena delay yang disebabkan oleh timeout dan transmisi ulang tidak dapat di terima. Akan tetap sel-sel yang hilang di laporkam ke aplikasi, yang kemudian harus mengambil tindakannya sendiri (bila ada) untuk memulihkan keadaan tersebut. AAL 1 menggunakan convergence sublayer dan SAR sublayer. Convergence sublayer mendeteksi sel yang hilang dan sel yang disisipkan secara salah. (Sel yang disisipkan secara salah adalah sel yang diantarkan ke tujuan yang salah sebagai akibat dari error yang tidak terdeteksi pada identifier rangkaian virtual atau idntifier lintasan virtualnya). Convergence sublayer juga menghaluskan lalu lintas yang masuk untuk menyediakan pengiriman sel-sel dengan kelajuan yang konstan. Terakhir, convergence sublayer memecah pesan-pesan input atau aliran menjasi satuan 46 atau 47 byte yang akan di berikan ke SAR sublayer untuk ditransmisikan. Pada ujung lainnya. Convergence sublayer mengekstraksi byte-byte itu dan merekonstruksinya menjadi input orisinil. Convergensi sublayer AAL 1 tidak mempunyai header pokoknya sendiri. Sebaiknya, SAR sublayer AAL 1 memiliki protokol. Format selselnya diberikan pada gambar 3. Kedua format diawali dengan header 1 byte yang berisi nomor urut 3 bit, S/N, (untuk mendeteksi sel-sel yang hilang atau disisipkan secara salah). Field ini diikuti oleh proteksi nomor urut 3 bit,, SNP, (yaitu checksum) untuk memungkinkan koreksi error tunggal dan deteksi error ganda pada urutan field. Field ini menggunakan
terjadinya nomer urut yang buruk yang menyusup tanpa di ketahui.
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Page
yang mencakup byte header kemudian mengurangi kemungkinan
16
cyclic redundancy check dengan polinominal x3 + x + 1. Bit parity genap
Sel sel AAL 1 tidak perlu diisi dengan 47 byte secara penuh. Misalnya, untuk mentransmisikan suara digitasi pada kelajuan 1 byte per 125 detik, pengisian satu sel dengan 47 byte berarti berarti pengumpulan sampel dalam 5,875 milidetik. Bila delay sebelum transmisi ini tidak dapat di terima, maka sel parsial akan di kirimkan. Pada kasus ini jumlah aktual byte data per sel sama seperti pada semua sel dan telah disetujui sebelumnya.
Gambar 2. Header dan Trailer yang dapat ditambahkan ke pesan di dalam Jaringan ATM
Gambar 3. Format sel AAL.1
Sel-sel sel P digunakana apabila batas-batas batas batas pesan harus di
berikutnya. Hanya Ha sel-sel sel bernomer urut genap yang merupakan sel-sel sel P,
17
karena itu pointer berada di dalam range 0 sampai 92, untuk menaruh sel
Page
cadangkan. Field pointer dipakai untuk memberikan offset awal pesan
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
P di dalam payload selnya sendiri atau sel berikutnya. Perlu di catat bahwa pola ini memungkinkan pesan mempunya panjang byte yang tidak tertentu, sehingga pesan dapat di operasikan secara kontinu dan tidak perlu di ratakan pada batas-batas selnya. Bit ode tinggi field Pointer dicadangkan untuk keperluan dimasa mendatang. Bit header seluruh sel bernomor ganjil membentuk aliran data yang di gunakan untuk sinkronisasi pewaktu. b. AAL 2 AAL 1 dirancang untuk aliran data yang sederhana, connection oriented dan real time, kecuali untuk sel-sel yang hilang atau di sisipkan secara salah. Bagi audio dan video yang tidak di kompresi secara murni, atau aliran data lainnya yang memiliki bit-bit yang sedikit rusak AAL masih cukup kuat. Untuk audi dan video terkompresi, kelajuan dapat berubah-ubah sesuai waktu. Misalnya, banyak pola kompresi mentransmisikan frame dengan frame penuh terakhir dalam beberapa frame. Ketika kameranya stasioner dan tidak ada sesuatu yang bergerak, perbedaan frame cukup kecil, namun ketika kamera bergerak dengan cepat, maka perbedaanya akan menjadi besar. Di samping itu, batas-batas pesan harus dicadangkan sehingga awal frame penuh berikutnya dapat di ketahui, bahkan bila terjadi sel-sel yang hilang atau data yang buruk sekalipun. Dengan alasan ini, protokol yang baik sangat dibutuhkan. AAL 2 telah di rancang untuk memenuhi kebutuhan seperti itu. Seperti halnya pada AAL 1, CS sublayer tidak memiliki protokol namun SAR sublayer memilikinys. Format sel SAR ditunjukkan pada Gambar 4. Sel ini mempunya header 1 byte dan trailer 2 byte, yang
Field SN (Sequence Number-Nomor Urut) digunakan untuk
18
penomoran sel supaya dapat mendeteksi sel-sel yang hilang atau yang
Page
menyediakan ruang hingga 45 byte data persel.
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
disisipkan secara salah. Field IT (Information Type) digunakan untuk mengindikasikan bahwa sel merupakan awal, tengah, atau akhir daripada pesan. Field LI (Length Indicator) menyatakan menyatakan seberapa besar payload, dinyatakan dalam byte (dapat lebih kecil dari 45 byte). Terakhir, field CRC merupakan checksum bagi seluruh sel, sehingga error dapat di deteksi. Aneh rasanya ukuran field tidak dimasukkan dalam standard. Menurut seseorang seseorang yang terlibat langsung, pada saat akhir proses standarisasi komite menyadari bahwa AAL 2 memiliki masalah yang cukup banyak sehingga AAL 2 tidak perlu di gunakan. Sayangnya, sudah terlambat untuk menghentikan proses standarisasi ini. Komite mempunya batass waktu untuk mengadakan pertemuan. Sebagai usaha terakhir, komite membuang semua ukuran field sehingga standart format tidak dapat di terbitkan tepat pada waktunya. Namun akibatnya tidak ada serorangpun yang menggunakan protokol ini.
.
Gambar 4. Sel Format AAL2
c. AAL 3/4 Pada awalnya, ITU mempunyai protokol kelas C dan D yang berbeda.
Layanan connection oriented dan connectionless untuk
transport data yang sensitif terhadap kehilangan atau error tapi tidak tergantung pada waktu. Kemudian ITU menemukan bahwa tidak terdapat kebutuhan untuk membuat dua protokol ini, sehingga keduanya dikombinasikan menjadi sebuah protokol, yang disebut AAL 3/4 . AAL 3/4 dapat beroperasi dalam dua mode : aliran atau pesan.
batas tidak dicadangkan. Pembahasan dibawah ini akan memusatkan
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Page
rupa sehingga batas-batas batas batas pesan dicadangkan. Dalam mode aliran, batasbatas
19
Dalam mode pesan, setiap panggilan dari aplikasi diantarkan sedemikian
perhatian pada mode pesan. Transport reliable dan tidak reliable (yaitu, tidak dijamin) dapat da diperoleh pada kedua mode itu. Feature AAL 3/4 yang tidak didapat pada protokol lainnya adalah multiplexing. Aspek AAL 3/4 ini memungkinkan session yang banyak (misalnya remote login) dari suatu host berjalan sepanjang rangkaian virtual yang sama dan dan dapat dipisahkan pada tempat tujuan, tujuan seperti dijelaskan pada gamabar 5 dibawah.
Gambar 5. Multiplexing session kedalam edalam sebuah rangkaian virtual
Alasan bahwa fasilitas ini diperlukan adalah bahwa carrier sering kali membebankan biaya bagi setiap pembentukan pembentukan koneksi dan bagi setiap session yang terbuka secara bersamaan. Dengan dimana masingmasing masing koneksi itu memberikan rangkaian virtualnya sendiri akan menyebabkab lebih mahal dibandingkan dengan melakukan multiplexing seluruh koneksi itu kedalam rangkaian rangkaian virtual yang sama. Bila sebuah rangkaian virtual memilki bandwith yang cukup untuk menjalankan tugasnya, maka tidak memerlukan rangkaian virtual lebih dari satu. Seluruh
session
yang
menggunakan
rangkaian
virtual
tunggal
memperoleh kulaitas layanan yang yang sama, karena kualitas ini dinegosiasi per rangkaian virtual. Masalah ini merupakan alasan nyata bahwa pada mulanya format AAL 3 dan AAL 4 terpisah : orang Amerika menginginkan multiplexing
masing kelompok berjalan sendiri-sendiri sendiri sendiri dan membuat standardnya
20
masing-masing. masing. TibaTiba tiba orang Eropa memutuskan bahwa menghemat
Page
sedangkan orang Eropa tidak menginginkannya. Karena itu masingmasing
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
sepuluh 10 bit pada header tidak lebih penting dibandingkan dengan resiko yang menyebabkan orang Amerika dan Eropa tidak dapat berkomunikasi. Untuk jumlah uang yang sama, mereka akan mengalami kebuntuan dan akan memilki empat standard AAL yang saling tidak kompatibel. Tidak seperti AAL 1 dan AAL 2. AAL 3/4 mempunyai protokol convergence sublayer dan protokol SAR sublayer. Pesan Pesan sebesar 65.535 byte dari aplikasi memasuki convergence sublayer. Pertama-tama Pertama peasnpesan diisikan kesejumlah kelipatan 4 byte. Kemudian header dan trailer ditempelkan, seperti terlihat pada Gambar 6. Field CPI (Common ( Part Indicator)) memberikan jenis pesan dan perhitungan satuan filed-field filed BA size dan Length. Filed Btag dan field Etag digunakan membuat frame pesan-pesan. pesan pesan. Kedua byte ini harus sama dan dinaikkan satu setiap kali pesan baru dikirimkan. Mekanisme ini mengecek sel-sel sel yang hilang atau yang disisipkan secara salah.
Gambar 6. Format pesan n convergence sublayer AAL 3/4
Gambar 7. Format sel AAL 3/4
Field BA size digunakan untuk alokasi buffer. Field ini memberitahukan penerima jumlah ruang buffer yang akan dialokasikan
Page
lagi panjang payload. Pada mode pesan , field ini harus sama dengan BA
21
bagi pesan lebih dahulu sebelum ketibaannya. Field Length memberikan
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
size, namun pada mode aliran field ini dapat berbeda. Trailer juga berisi I byte yang tidak dipakai. Setelah convergence sublayer membuat dan menempeli header serta trailer ke pesan, seperti ditunjukkan pada Gambar 6, sublayer ini meneruskan pesan ke SAR sublayer, yang memotong-motong pesan menjadi serpihan berukuran 44 byte. Perlu dicatat bahwa untuk mendukung multiplexing, convergensi sublayer dapat mempunyai sejumlah pesan yang dibuat secara internal sekaligus dan dapat melewatkan serpihan 44 byte ke SAR sublayer pertama kali dari sebuah pesan, kemudian dari pesan lainnya, dengan urutan yang sembarang. SAR sublayer menyisipkan setiap potongan 44 byte kedalam payload sel yang memiliki format seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Selsel itu kemudian ditransmisikan ke tempat yang dituju untuk disusun kembali, setelah mana verifikasi checksum dibentuk dan tindakan diambil bila diperlukan. Filed-filed pada AAL 3/4 adalah sebagai berikut. Field ST (Segmen Type)
digunakan
untuk
pembuatan
frame
pesan.
Field
ini
mengindikasikan apakah sel berada diawal pesan, ditengah pesan, diakhir pesan, atau pesan yang kecil (yaitu, sel tunggal). Kemudian terdapat nomor urut 4 bit, SN, untuk mendeteksi sel-sel hilang dan disisipkan secara salah. Field MID (Multiflexing ID) digunakan untuk mengetahui kepemilikan session terhadap sel tertentu. Perlu diingat bahwa convergence sublayer dapa memiliki beberapa pesan, yang merupakan milik session yang berbeda, yang dibufferkan sekaligus, dan sublayer ini dapat mengirim potongan-potongan pesan ini dengan sembarang urutan yang diinginkannya. Semua potongan dari pesan yang dimiliki session I
panjang payload dan checksum sel.
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Page
dapat secara benardisusun kembali di tempat tujuan. Trailer berisi
22
akan membawa I didalam field MID, sehingga potongan-potongan ini
Perlu dicatat bahwa AAL 3/4
mempunyai dua buah layer
overhead protokol : 8 byte ditambahkan kesetiap pesan dan 4 byte ditambahkan kesetiap sel. Akhir kata, AAL 3/4 merupakan mekanisme yang sangat besar, terutama bagi peasn-pesan yang pendek. d. AAL 5 Protokol-protokol AAL 1 sampai AAL 3/4 sebagian besarnya dirancang oleh industri telekomunikasi dan distandarisasi oleh ITU tanpa banyak menerima masukan dari industri komputer.
Ketika industri
komputer bangkit dan mulai memahami impilkasi Gambar 7, terjadi kepanikan. Kerumitan dan ketidakefisienan yang dihasilkan oleh dua layer protokol, ditambah dengan checksum yang sangat pendek (hanya 10 bit), menyebabkan sebagian peneliti menemukan protokol yang dapat melakukan adaptasi. Protokol ini disebut SEAL ( Simple Efficient Adaption layer) yang menganjurkan apa yang disebut perancang sebagai sesuatu yang kuno. Setelah beberapa kali pembahasan, Forum ATM menerima SEAL dan memberinya nama AAL 5. Untuk informasi lebih lanjut tentang AAL 5 dan bagaimana protokol ini berbeda dengan AAL 3/4, lihat (Suzuki, 1994). AAL menawarkan beberapa macam layanan bagi aplikasiaplikasinya. Salah satunya adalah layanan reliable, (yaitu, pengantaran yang tidak dijamin), dengan option membiarkan sel-sel yang mempunyai error checksum yang akan dibuang atau diteruskan ke aplikasi (tapi akan dilaporkan sebagai sesuatu yang buruk). Unicast dan multicast-pun didukung, namun multicast tidak menyediakan pengantaran yang
1
Payload (1 to 65,535 bytes)
UU
1
2
4
Length
CRC
Gambar 8. Format pesan convergence sublayer AAL. 5
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Page
Bytes
23
dijamin.
Seperti AAL 3/4 , AAL 5 juga mendukung mode pesan dan mode aliran. Dalam mode pesan, suatu aplikasi dapat melewatkan datagram yang memiliki panjang 1 hingga 65.535 byte ke AAL layer dan mengantarkannya ke tujuan, baik deangan jaminan maupun berdasarkan sebatas kemampuan yang dimilikinya. Setibanya di convergence layer, pesan diisi dan trailer ditambahkan, seperti
ditunjukkan gambar 8.
Jumlah pengisian (0 sampai 47 byte) dipilih untuk membentuk pesan secara keseluruhan, termasuk isian dan trailer, menjadi kelipatan 48 byte. AAL 5 tidak memiliki header convergence sublayer, dan hanya memiliki trailer 8 byte. Field UU (User to User) tidak dipakai oleh AAL layer itu sendiri. Melainkan disediakan bagi layer yang lebih atas untuk keperluannya, misalnya pengurutan atau multiplexing. Layer yang lebih tinggi masih dipertanyakan kemungkinannya sebagai bagian spesifik daripada convergence sublayer. Field Length memberitahukan panjang payload sebenarnya, dalam byte, nukannya jumlah pengisian. Nilai 0 digunakan untuk membatalkan pesan saaat itu pada aliran. Field CRC merupakan checksum 32 bit standard terhadap seluruh pesan, termasuk isian dan trailer (dengan field CRC yang disetel ke 0). Sebuah field 8 bit dalam trailer dicadangkan untuk kebutuhan di masa mendatang. Pesan ditransmisikan dengan melewatkannya ke SAR sublayer, yang tidak menambahkan header atau trailer sama sekali. Akan tetapi, sublayer ini memecah pesan menjadi satuan 48 byte dan meneruskan masing-masing ditransmisikan.
potongan
ini
ke
ATM
layer
untuk
kemudian
Sublayer ini juga menyatakan bahwa ATM layer
menyetel bit field PTI pada sel terakhir, sehingga batas-batas pesan akan
Suatu kasus dapat dibuat bahwa hal ini merupakan pencampuran
24
yang salah daripada layer-layer protokol karena AAL layer tidak
Page
dicadangkan.
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
didiizinkan menggunakan bit pada header ATM layer. Dengan melakukan hal tersebut melanggar prinsip yang sangat mendasar rekayasa protokol, dan menganjurkan per-layer-an mungkin harus dikerjakan dengan cara yang berbeda. Kelebihan yang penting AAL 5 dibanding AAL 3/4 adalah efisiensinya yang jauh lebih besar. Sementara AAL 3/4 hanya menambahkan 4 byte per pesan, AAL 5 menambahkan 4 byte per sel. Penambahan byte sperti ini mengurangi kapasitas payload sebesar 44 byte, kehilangan sebesar 8 persen pada pesan yang panjang. AAL 5 memiliki trailer per pesan yang sedikit lebih besar (8 byte) namun todak mempunyai overhead pada setiap selnya. Kurangnya nomor urut pada sel dikompensasi dengan checksum yang lebih panjang, yang dapat mendeteksi sel-sel yang hilang, salah sisip tanpa memakai nomor urut. Di dalam masyarakat Internet, terdapat ramalan bahwa cara yang normal melakukan interfacing bagi jaringan ATM akan berupa pengangkutan paket IP dengan field payload AAL 5. Berbagai macam isu yang berkaitan dengan pendekatan ini dibahas dalam RFC 1483 dan RFC 1577. 11. PERBANDINGAN PROTOKOL-PROTOKOL AAL Para pembaca diharapkan dapat memaafkan bila dirasakan bahwa sejumlah protokol AAL terasa sangat banyak kemiripannya satu dengan yang lainnya dan dirancang dengan kurang tuntas. Perbedaan antara convergence sublaye dengan SAR Sublayer-pun masih dipertanyakan, khususnya karena AAL tidak mempunyai apapun didalam SAR Sublayer. Sedikit perbaikan pada header ATM layer harus dapat mampu melakukan pengurutan, multiplexing dan framing yang adekuat.
Page
diringkaskan pada tabel 4. Perbedaan-perbedaan ini berkaitan dengan
25
Beberapa perbedaan antara bermacam-macam protokol AAL
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
efisiensi, penanganan error, multiplexing, dan hubungan antara dua buah AAL sublayer. Kesan secara keseluruhan AAL memberikan terlalu banyak varian dengan terlalu banyak perbedaan yang
kecil
dan banyak hal uyang
dikerjakan secara setengah-setengah. Empat kelas layanan orisinil yaitu A,B,C dan D secara efektif telah dibatalkan. AAL 1 mungkin tidak terlalu diperlukan; AAL 2 terhenti; AAL 3 dan AAL 4 tidak mempunyai harapan; AAL 3/4 tidak efisien dan memiliki checksum yang terlalu pendek. Masa depannya terletak pada AAL 5, walaupun banyak celah yang bisa diperbaiki lagi. Pesan-pesan AAL 5 harus memiliki nomor urut dan suatu bit untuk membedakan data dengan pesan kontrol. Karena itu AAL 5 harus digunakan sebagai protokol transfer yang reliable. Ruang yang tidak dipakai
Item
AAL 1
AAL 2
AAL 3/4
AAL 5
Service Class
A
B
C/D
C/D
Multiplexing
No
No
Yes
No
None
None
Btag/Etag
Bit in PTI
No
No
Yes
No
User bytes available
0
0
0
1
CS padding
0
0
32-Bit wors
0-47bytes
0
0
8
8
CS checksum
None
None
None
32 Bits
SAR payload bytes
46-47
45
44
48
1-2
3
4
0
None
None
10 Bits
None
Message delimiting Advance buffer allocation
CS protocol (bytes)
overhead
SAR protocol overhead (bytes) SAR Checksum
Page
Tabel 4. Beberapa perbedaan yang terdapat pada berbagai protokol AAL
26
pada trailer bisa dipakai untuk melakukan hal diatas.
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Pada protokol
reliable, overhead
tambahan transport layer
diperlukan pada bagian atasnya, ketika overhead ini harus dihindarkan. Bila komite AAL dipindahkan ke dalam sebuah kelas, maka dosen mungkin akan meemberi instruksi pada komite untuk memperbaiki pekerjaannya dan akan mengembalikan pekerjaannya apabila tugasnya telah diselesaikan. Kritikkritik lainnya tentang ATM dapat diperoleh pada (Sterbenz et al., 1995). 12. FORMAT SEL ATM Dalam ATM layer, terdapat dua macam interface, UNI (User-Network Interface) dan NNI (Network-Network Interface). UNI menentukan batas antara sebuah host dengan sebuah jaringan ATM (dalam banyak kasus), artinya antara pelanggan dengan carrier). Sedangkan NNI menyangkut antara dua switch ATM (istilah ATM untuk router). Pada kedua interface itu sel ATM terdiri dari header 5 byte dan diikuti oleh payload 48 byte, akan tetapi pada kedua headernya terdapat sedikit perbedaan. Seperti telah didefinisikan oleh Forum ATM, header dijelaslkan pada gambar 10, sel ditransmisikan dengan cara pertama-tama byte paling kiri dan bit paling kiri di dalam bit pertama. Field GCF hanya akan terdapat pada sel-sel yang terletak di antara sebuah host dan jaringan, maka field ini akan dtindih oleh switch pertama yang dijumpainya. Karena itu GFC tidak memiliki signafikansi end-to-end dan tidak diantarkan ke tujuan. Field ini pada awalnya disusun sebagai sarana untuk kontrol aliran atau prioritas antara host dan jaringan, namun tidak ada nilai yang ditentukan untuknya dan jaringan akan mengabaikannya. Cara terbaik adalah dengan menganggapnya sebagai bug pada standard. Field VPI merupakan integer kecil yang memiliki lintasan virtual tertentu (lihat pada gambar 9). Demikian pula, field VPI memilih lintasan
field VPI memiliki 8 bit (pada UNI) dan field VPI memiliki 16 bit, host akan
27
memiliki hingga 256 bundel VC, di mana setiap bundel dapat berisi sampai
Page
virtual tertentu di dalam lintasan virtual yang dipilih. Karena pada teorinya
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
65.536 rangkaian virtual. Sebenarnya, rnya, jumlah yang bisa dipakai agar lebih sedikit dari jumlah itu karena sebagai VPI dicadangkan untuk fungsi-fungsi fungsi kontrol, seperti misalnya untuk pembentukan rangkaian virtual. Field PTI mendefinisikan jenis payload sel yang berisi nilai-nilai nilai yang disebutkan pada tabel 5. Disini jenis-jenis jenis sel ditentukan oleh pengguna, tapi informasi kemacetan ditentukan ditentukan oleh jaringan. Dengan kata lain, sebuah sel yang dikirimkan dengan PTI 000 mungkin sampai menjadi 101 untuk mengingatkan tujuan akan terjadinya masalah selama dengan perjalanannya. Bit CLP dapat disetel oleh host untuk membedakan antara lalu-lintas lalu berprioritas tinggi dengan lalu-lintas lalu lintas berprioritas rendah. Bila terjadi kemacetan dan sel harus dibuang, pertama-tama pertama tama switch akan berusaha membuang sel yang mempunyai CLP yang disetel ke 1 sebelum membuang sel yang disetel ke 0. Terakhir, field HEC merupakan merupakan checksum pada header. Field ini tidak memeriksa payload. Kode Hamming pada bilangan 40 bit hanya memerlukan 5 bit, maka dengan 8 bit yang bisa dipakai akan jauh lebih baik lagi. Kode yang dipilih dapat memperbaiki semua error bit tunggal dan dapat mendeteksi endeteksi sekitar 90 persen dari seluruh error ber-bit ber bit banyak. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan error pada link optis merupakan error bit tunggal
Page
28
Gambar 9. Lintasan Transmisi dapat mencakup sejumlah lintasan virtual, dimana masing-masing masing lintasan transmisi tersebut dapat berisi sejumlah rangkaian virtual
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Gambar 10. (a) Header ATM Layer pada UNI. (b) Header ATM Layer pada NNI
JENIS PAYLOAD
ARTI
000
Sel data pengguna, tidak ada kemacetan, type sel 0
001
Sel data pengguna, tidak ada kemacetan, type sel 1
010
Sel data pengguna, terjadi kemacetan, type sel 0
011
Sel data pengguna, terjadi kemacetan, type sel 1
100
Informasi perawatan di antara switch yang berdekatan
101
Informasi perawatan di antara switch--switch sumber dan tujuan
110
Sel perawatan sumber daya (digunakan untuk kontrol kemacetan ABR)
111
Dicadangkan untuk fungsi-fungsi fungsi di masa mendatang Tabel 5. Nilai-nilai Field PTI
Setelah header terdapat payload 48 bit. Walaupun begitu, tidak seluruh 48 bit itu dapat dipakai oleh pengguna, karena beberapa protokol AAL menaruh header dan trailer-nya trailer di dalam payload.
lagi.
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Page
ada dan keempat bit-nya bit digunakan untuk field VPI 12 bit, bukannya 8 bit
29
Format NNI sama dengan format UNI, kecuali bahwa field GFC tidak
13. PEMBENTUKAN KONEKSI ATM mendukung rangkaian virtual permanen dan rangkaian virtual switch. Rangkaian virtual permanen selalu ada dan dapat digunakan apabila diperlukan, seperti halnya saluran sewa. Sedangkan rangkaian virtual switch harus dibentuk terlebih dahulu sebelum digunakan, seperti halnya panggilan telepon. Pada bagian ini kita akan menerangkan cara pembentukan switch rangkaian virtual. Secara teknik, pembentukan koneksi bukan merupakan bagian dari ATM layer tapi ditangani oleh bidang kontrol dengan menggunakan protokol ITU yang sangat rumit yang disebut Q.2931 (Stiller, 1995). Akan tetapi tempat logik untuk menangani pembentukan koneksi terletak di network layer, dan protokol network layer yang serupa melakasanakan pembuatan koneksi di sini. Karena itu kita akan membahas pembentukan koneksi pada Bab ini. Terdapat beberapa cara untuk membentuk koneksi. Cara yang umum dilakukan adalah dengan pertama-tama mendapatkan rangkaian virtual untuk pensignalan dan kemudian menggunakannya. Untuk membentuk rangkaian seperti itu, sel yang berisi request dikirimkan pada lintasan virtual 0, yang rangkaian virtual 5. Bila berhasil, rangkaian virtual baru akan dibuka dimana request pembentukan koneksi dan jawabannya akan dikirimkan. Alasan penggunaan prosedur dua langkah ini karena dengan cara ini bandwith yang dicadangkan untuk rangkaian virtual 5 (yang hamper tidak pernah digunakan sama sekali) dapat dijaga serendah mungkin. Cara lainnya adalah dengan membentuk rangkaian virtual. Beberapa carrier mengizinkan pengguna untuk memiliki lintasan virtual permanen diantara tujuan-tujuan yang sebelumnya telah ditentukan, atau dengan mengizinkan pengguna membentuk lintasan virtual secara dinamis. Sekali sebuah hist memiliki
dilibatkan.
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Page
rangkaian virtual pada dirinya sendiri, atau tanpa switch-switch yang
30
lintasan virtual ke host yang lainnya, host tersebut dapat mengalokasi
Pesan SETUP CALL PROCEEDING CONNECT CONNECT ACK RELEASE RELEASE COMPLETE
Arti bila dikirimkan oleh host Memohon membentuk rangkaian Saya melihat panggilan yang datang Saya menerima panggilan yang masuk Terima kasih atas diterimanya panggilan Memohon mengakhiri panggilan ACK membentuk release
Arti bila dikirimkan oleh jaringan Panggilan yang masuk Permintaan panggilan anda akan diusahakan Permintaan panggilan anda diterima Terima kasih untuk panggilannya Pihak lain telah merasa cukup ACK untuk RELEASE
Tabel 6. Pesan-pesan yang digunakan untuk penentuan dan pelepasan koneksi.
Pembentukan rangkaian virtual menggunakan enam macam pesan seperti yang terlihat tabel 6. Setiap pesan menempati sebuah sel atau lebih dan berisi jenis, panjang, dan parameter pesan. Pesan dapat dikirimkan oleh jaringan (biasanya berupa respon bagi pesan yang berasal dari host lain) ke sebuah host. Terdapat bermacam-macam pesan status dan pelaporan error lainnya namun tidak ditunjukkan disini. Prosedur normal untuk menetapkan sebuah panggilan adalah dimana host mengirimkan pesan SETUP pada suatu rangkaian virtual khusus. Kemudian jaringan akan memberikan respon dengan CALL PROCEEDING ke tanda terima permintaan yang di-acknowledge. Setelah pesan SETUP berpropagasi ke tujuan, pesan itu di-acknowledge pada setiap hop yang dilewatinya dengan CALL PROCEEDING. Bila pesan SETUP tiba, host tujuan dapat menjawabnya dengan CONNECT
untuk menerima
panggilan tersebut. Jaringan
kemudian
mengirimkan pesan CONNECT ACK untuk menandakan bahwa pesan itu
Page
asalnya, setiap switch yang menerimanya memberikan acknowledgment
31
sudah diterima. Setelah pesan CONNECT berpropagasi kembali ke tempat
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
dengan pesan CONNECT ACK. Urutan kejadian ini ditunjukkan dengan pesan CONNECT ACK. Urutan kejadian ini ditunjukkan pada gambar 11(a). Urutan untuk menghentikan sebuah rangkaian virtual cukup sederhana. Host yang ingin memutuskan mengirimkan sebuah pesan RELEASE, yang berpropagasi ke ujung lainnya dan menyebabkan rangkaian akan
dibebaskan.
Setiap
hop
di
sepanjang
lintasan
memberikan
acknowledgment pesan itu, seperti ditunjukkan pada gambar 11(b). Jaringan ATM memungkinkan pembentukan saluran multicast. Saluran multicast memiliki sebuah pengirim dan lebih dari sebuah penerima. Hal ini dilakukan dengan cara pembentukan koneksi ke salah satu tujuan seperti
biasanya.
Kemudian
pesan
ADD
PARTY
dikirimkan
untuk
menghubungkan tujuan kedua ke rangkaian virtual yang dipanggil oleh panggilan sebelumnya. Setelah itu pesan ADD PARTY tambahan dapat dikirimkan untuk menambahkan ukuran kelompok multicast. Supaya dapat membentuk koneksi ke tujuan, perlu terlebih dahulu menspesifikasi tujuan yang dikehendaki, yaitu dengan memasukkan alamatnya ke dalam pesan SETUP. Alamat-alamat ATM mempunyai tiga bentuk. Alamat penerima memiliki panjang 20 byte dan didasarkan pada alamat OSL. Byte pertama mengidentifikasikan salah satu dari tiga jenis alamat
yang
digunakan.
Pada
format
pertama,
byte
2
dan
3
menspesifikasikan Negara, dan byte 4 memberikan format sisa alamat, yang terdiri dari otoritas 3 byte, domain 3 byte, area 2 byte, dan alamat 6 byte, ditambah item-item lainnya. Pada format kedua, byte 2 dan 3 untuk menandakan organisasi inetrnasional. Sisanya digunakan untuk hal yang sama seperti pada format alamat pertama. Sedangkan format terakhir, merupakan bentuk pengalamatan lama (CCITT E.164) yang menggunakan
Page
32
nomor telepon ISDN decimal 15 digit.
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Gambar 11.. (a) Pembentukan koneksi pada jaringan ATM. (b) Pelepasan Koneksi.
14. ROUTING DAN SWITCH Pada saat rangkaian virtual terbentu, pesan SETUP berjalan melalui jaringan dari sumber ke tujuan. Algoritma routing menentukan lintasan yang akan dipakai oleh pesan ini, jadi dapat diartikan oleh rangkaian virtual. Strandar ATM tidak melakukan spesifikasi algoritma routing tertentu, karena itu carrier mempunyai kebebasan kebebasan memilih salah satu algoritma yang telah bahas dalam bab sebelumnya, atau memakai algoritma lainnya. Pengalaman yang diperoleh pada saat menggunakan jaringan connection-oriented, oriented, seperti X.25, telah menunjukkan bahwa diperlukan daya komputer yang cukup c besar di dalam switch-switch switch untuk menentukan cara mengkonversi informasi rangkaian virtual pada setiap sel menjadi pilihan saluran output. Para perancang ATM yang telah dibuat dapat melakukan
dikirimkan diantara switch dan host.
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Page
bukan field VCI, kecuali pada hop terakhir bagi masing-masing masing masing arah, ketika sel
33
routing yang lebih efisien. Khususnya, dalam hal me-routt-kan me kan pada field VPI,
Dengan hanya menggunakan VPI di antara switch-switch memiliki beberapa keuntungan. Sekali lintasan virtual telah dibentuk dari sumber ke tujuan, maka rangkaian virtual sepanjang lintasan itu dapat mengikuti lintasan yang telah ada. Penentuan routing yang baru tidak diperlukan. Lintasan ini berupa sebuah bundel wisted pair yang merentang dari sumber ke tujuan. pembentukan koneksi baru memerlukan pengalokasian salah satu twisted pair yang tidak dipakai. Kedua, routing sel individu akan lebih mudah bila semua rangkaian virtual untuk suatu lintasan tertentu selalu berada pada bundel yang sama. Keputusan routing hanya melihat sebuah bilangan 12 bit, bukannya sebuah bilangan 12 bit dan sebuah bilangan 16 bit. Kita akan menerangkan cara switching sel dilakukan di bawah ini, tapi walaupun tidak dibahas secara mendalam, jelas bahwa pengindeksan ke dalam table yang mempunyai 212 entry adalah feasibl, sedangkan pengindeksan ke dalam table 228 tidak feasible. Ketiga, dengan mendasarkan semua routing pada lintasan virtual akan memudahkan melakukan perpindahan di antara seluruh kelompok rangkaian virtual. Ambil, misalnya, backbone ATM hipotesis Amerika Serikat yang dijelaskan pada gambar 12. Biasanya, rangkaian virtual dari NY ke SF melalui Omaha dan Denver. Anggap terjadi gangguan pada saluran Omaha-Dever. Dengan mengubah route lintasan virtual Omaha-Denver ke LA dan kemudian ke SF, maka semua rangkaian virtual (dapat mencapai 65.535 buah rangkaian virtual) dapat di-switch menjadi sebuah operasi dan bukannya ratusan
Page
34
operasi.
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Gambar 12.. Pengubahan route lintasan virtual mengubah mengubah semua rangkaian virtualnya
Sumber
Saluran Masuk
VPI masuk
Tujuan
Saluran keluar
VPI keluar
Lintasan
NY
1
1
SF
4
1
New
NY
1
2
Denfer
4
2
New
LA
3
1
Minneapolis
0
1
New
DC
1
3
LA
3
2
New
NY
1
1
SF
4
1
Old
SF
4
3
DC
1
1
New
DC
1
5
SF
4
4
New
NY
1
2
Denver
4
2
Old
SF
4
5
Minneapolis
0
2
New
NY
1
1
SF
4
1
Old
Tabel 7. Beberapa route yang melewati melewati switch Omaha pada gambar 12
Omaha-Denver Denver ke LA dan kemudian ke SF, maka semua rangkaian virtual (dapat mencapai 65.535 buah rangkaian virtual) dapat di-switch di
kelompok pengguna tertutup (jaringan (jaringan pribadi) ke pelanggan perusahaan.
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Page
Terakhir, lintasan virtual memudahkan carrier untuk manawarkan
35
menjadi sebuah operasi dan bukannya ratusan operasi.
Sebuah perusahaan dapat membantu jaringan lintasan virtual permanen di beberapa kantornya, dan kemudian mengalokasi rangkaian virtual pada lintasan ini berdasarkan kebutuhan. Tidak ada satupun suatu panggilan dari luar dapat masuk ke jaringan dan tidak ada satupun panggilan bisa keluar jaringan pribadi, kecuali melalui gateway khusus. Banyak perusahaan menggunakan jenis keamanan seperti ini. Apakah switch akan menggunakan field VPI untuk routing seperti telah direncanakan sebelumnya, apakah memakai kombinasi field VPI dan VCI (jadi dapat mengurangi kelebihan-kelebihan yang baru saja dibahas) masih perlu dilihat. Sekarang kita lihat bagaimana sel dapat di-route-kan didalam sebuah switch interior (switch yang dihubungkan dengan switch lainnya dan bukan dihubungkan ke sebuah host). Untuk menjelaskan masalahnya, kita ambil switch Omaha pada gambar 12. Untuk kelima saluran masuknya, sebuah saluran memiliki sebuah tabel, vpi_table, diindeks berdasarkan VPI yang masuk yang menyatakan saluran mana di antara lima buah saluran keluar, switch mempunyai pemetaan bit yang menyatakan VPI yang saat itu dapat dipakai pada saluran yang bersangkutan. Pada saat switch di-boot, semua entry didalam seluruh struktur vpi_table
diberi tanda sebagai belum terpakai. Demikian pula, semua
pemetaan bit ditandai untuk mengidentifikasi bahwa seluruh VPI dapat dipakai (kecuali yang telah di cadangkan). Sekarang anggap bahwa panggilanpanggilan terjadi seperti ditunjukan pada tabel 7. Setelah setiap lintasan virtual (dan rangkaian virtual) terbentuk, entryentry dibuat di dalam tabel. Kita akan mengasumsikan rangkaian virtual sebagai full-duplex, sehingga masing-masing rangkaian membentuk hasilnya
Page
balik dari tujuan.
36
dalam dua buah query, sebuah untuk lalulintas maju dan sebuah lalulintas
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Tabel yang berkaitan dengan route pada tabel 7 ditujukan pada Gambar 13.. Misalnya, panggilan pertama menghasilkan entry (4,1) untuk VPI 1 pada tabel DC karena panggilan ini mengacu pada sel-sel sel sel yang masuk pada saluran satu 1 dengan VPI 1 dan berangkat SF. Akan tetapi, sebuah entry juga dapat dibuat dalam tabel Denver untuk VPI VPI 1 yang menunjukkan sel-sel sel yang masuk dari Denver dimana juga dapat di buat dalam tabel Denver untuk VPI 1 yang menunjukkan sel-sel sel sel yang masuk dari Denver dimana VPI 1 harus keluar pada saluran 1 dengan VPI 1. Sel-sel Sel merupakan sel-sel sel yang berangkat dengan engan jalan yang lain (dari SF ke NY) pada lintasan virtual ini. Perlu dicatat bahwa pada beberapa kasus dua atau tiga rangkaian virtual dipakai secara bersama-sama. sama. Tidak diperlukan entry tabel bagi rangkaian virtual tambahan yang menghubungkan sumber dengan dengan tujuan yang sudah mempunyai lintasan. Sekarang kita akan membahas cara sel-sel sel sel diproses di dalam switch. Anggap sebuah sel tiba pada saluran 1 (DC) dengan VPI 3. Hardware dan software switch menggunakan 3 sebagai index pada tabel bagi saluran 1 dan
Page
Gambar 13. Entry-entry tabel untuk route-route pada tabel 7
37
melihat lihat bahwa sel harus keluar pada saluran 3(LA) dengan VPI 2.
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Sel tersebut menindih field VPI dengan 2 dan mengambil nomor saluran keluar, 3, di suatu tempat di dalam sel, misalnya, pada field HEC, karena harus dihitung kembali pada suatu saat. Sekarang pertanyaannya, bagaimana mendapatkan sel dari buffer inputnya ke saluran 3. Akan tetapi, isu ini (routing pada switch) telah dibahas secara mendalam pada Bab 2, dan kita telah mengetahui cara pelaksanaannya dengan switch-switch knockout dab Batcher-banyan. Sampai disini kita dapat melihat jelas bagaimana keseluruhan bundel rangkaian virtual dapat di belokkan route-nya, seperti dikerjakan pada Gambar 12. Dengan mengubah entry VPI 1 pada tabel DC dari (4,1) ke (3, 3), sel-sel dari NY yang menuju ke SF dapat dialihkan ke SF. Tentu saja, switch LA harus diberitahu tentang kejadian ini, sehingga switch harus membuat pesan dan mengirimkannya ke LA untuk membentuk lintasan baru dengan VPI 3. Sekali lintasan ini terbentuk, seluruh rangkaian virtual dari NY ke SF akan dialihkan melalui LA, walaupun sebenarnya terdapat ribuan rangkaian virtual pada lintasan virtual itu. Bila lintasan-lintasan virtual tidak ada, setiap rangkaian virtual akan memiliki entry tabelnya sendiri dan harus dibelokkan secara terpisah. Perlu ditegaskan secara eksplisit bahwa bahasan di atas adalah tentang ATM pada WAN. Pada sebuah LAN, segala sesuatu lebih sederhana. Misalnya, sebuah lintasan virtual dapat digunakan untuk seluruh rangkaian virtual. 15. KUALITAS LAYANAN Kualitas layanan merupakan hal penting bagi jaringan ATM, diantaranya karena layanan-layanan ini digunakan untuk lalu-lintas real-time, seperti misalnya audio dan video. Pada saat rangkaian virtual terbentuk,
“pelanggan”) dan ATM network layer (misalnya, operator jaringan, “carrier”)
38
harus sepakat mengenai kontrak yang menentukan layanan. Pada jaringan
Page
transport layer (biasanya berupa suatu proses didalam mesin host,
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
publik, kontrak ini mungkin memiliki implikasi hukum. Misalnya, apabila carrier sepakat untuk tidak kehilangan lebih dari satu sel per milyar dan ternyata carrier kehilangan dua sel per milyar, maka staf hukum pelanggan akan gelisah dan mulai berteriak-teriak “pelanggaran kontrak”. Kontrak antara pelanggan dengan jaringan memiliki tiga bagian : a. Lalu-lintas yang ditawarkan. b. Layanan yagn disepakati. c. Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi. Perlu dicatat bahwa isi kontrak dapat berbeda artinya bagi masingmasing pihak. Bagi aplikasi video on demand, bandwidth yang dibutuh dari kontrol jarak jauh pengguna ke server video mungkin sekitar 1200 bps. Bagi arah sebaliknya mungkin 5 Mbps. Perlu juga dicatat bahwa bila pelanggan dan carrier tidak dapat menyediakan layanan yang diinginkan, maka rangkaian virtual tidak akan dibentuk. Bagian pertama dari kontrak adalah traffic descriptor. Traffic descriptor dikarakterisasikan dengan beban yagn ditawarkan. Bagian kedua kontrak menspesifikasikan kualitas layanan yang diinginkan oleh pelanggan dana yang dapat diterima oleh carrier. Baik jumlah beban maupun kualitas layanan harus diformulasikan dalam sesuatu yang kuantitasnya dapan diukur, sehingga pemenuhan persyaratan dapat ditentukan secara obyektif. Tidak cukup dengan menyatakan “beban berukuran sedang “ atau “layanan yang baik”. Agar kontrak lalu-lintas yang baik dapat dibuat, standar ATM mendifinisikan sebuah bilangan parameter Q0S (Quality of Service). Bilangan ini dapat dinegosiasikan oleh pelanggan dan carrier. Bagi masing-masing parameter kualitas layanan, unjuk kerja kasus terburuk bagi setiap parameter
spesifikasi tersebut. Dalam beberapa keadaan, parameternya minimum;
39
sedangkan pada kasus lainnya parameter maksimum. Lagi-lagi disini, kualitas
Page
itu dispesifikasikan, dan diharuskan untuk memenuhi atau melebihi
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
layanan dispesifikasi secara terpisah bagi masing-masing pihak. Beberapa kulaitas layanan yang lebih penting dtunjukkan pada Gambar 5-71, tapi tidak semuanya dapat diterapkan bagi seluruh kategori layanan. Tiga parameter pertama menspesifikasikan berpa cepat pengguna akan mengirim. PCR (Peak Cell Rate-Kelajuan Sel Terbesar) adalah kelajuan maksimum dimana pengguna akan mengirimkan sel. Parameter ini untuk mengirim sebuah sel setiap 4 detik, maka PCR-nya sama dengan 250.000 sel/detik, walaupun waktu tranmisi sel aktual sama dengan 2,7 detik. SCR (Susteined Cell Rate) adalah kelajuan sel yang di perlukan atau yang diharapkan yang dirata-ratakan dalam waktu yang cukup lama. Bagi lalu-lintas CBR, SCR akan sema dengan PCR, tapi bagi semua kategori layanan lainnya, SCR akan dirasakan terlalu rendah. Ratio PCR/SCR merupakan salah satu ukuran tingkat kesibukan lalu-lintas. MCR (Minimum Cell Rate) merupakan jumlah minimum sel/detik yang dapat diterima oleh pelanggan. Bila carrier tidak mampu menjamin menyediakan bandwidth sebesar itu maka pelanggan dapat menolak koneksi. Pada saat layanan ABR diminta, maka bandwidth aktual harus terletak diantara MCR dan PCR, tetapi ARTI
Kecepatan puncak sel
PCR
Kelajuan maksimum dikirimkan
Kecepatan didukung
SCR
Kelajuan rata-rata sel dalam selang waktu yang lama
Kecepatan minimum sel
MCR
Kelajuan sel minimum yagn dapat diterima
Toleransi variasi delay transfer sel
CDVT
Getaran sel maksimum yang dapat diterima
sel
yang
sewaktu
sel
akan
Rasio kehilangan sel
CLR
Bagian sela yang hilang atau dikirm terlambat
Delay transfer sel
CTD
Lamanya waktu yang diperlukan pengiriman (rata-rata dan maksimum)
Variasi delay sel
CDV
Varian pada waktu pengiriman sel
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
40
AKRONIM
Page
PARAMETER
Kelajuan error sel Rasio blok sel sangat rusak
CER yang
Kelajuan kesalahan penyisipan sel
SECBR CMR
Bagian sel yang di antarkan tanpa error Bagian blok yang rusak Bagian sel yang dikirimkan ke alamat yang salah
Tabel 8. Beberapa kualitas dari pelayanan parameter-parameter
Bandwidopth dapat bervariasi secara dinamis selama berlangsungnya koneksi. Bila pelanggan dana carrier setuju untuk menyetel MCR ke 0, maka layanan ABR menjadi mirip dengan layanan UBR. CVDT (Cell Variation Delay Tolerance) menyatakan jumalh variasi yang dapat terjadi dalam waktu transmisi. CVDT menspesifikasi PCR dan SCR seara terpisah. Untuk sumber yang sempurna yang beroperasi pada PCR, setiap sel akan muncul secara pasti 1/PCR setelah sel sebelumnya. Tidak ada sel yang datang lebih awal atau sel yang akan terlambat, bahkan tidak dalam ukuran waktu picodeti-pun. Bagi sumber real yang beroperasi pada PCR, beberapa variasi akan timbul pada waktu transmisinya. Pertanyaannya adalah: berapa banyakkah variasi yang dapat diterima? Dapatkah sebuah sel tiba 1 ndetik lebih awal? Bagaimana bila 30 detik? CVDT mengotrol jumlah variabilitas yang dapat diterima dengan menggunakan algoritma ember bocor. Tiga parameter berikutnya menjelaskan karakteristik jaringan dan diukur pada penerima, ketiganya dapat dinegosiasikan. CLR (Cell Loss Ratio) bersifat langsung. CLR mengukur bagian sel yang ditransmisikan yang tidak diantarkan sama sekali atau terlambat dikirimkan sehingga dianggap tidak berguna lagi (misalnya, untuk lalu-lintas real-time). CTD (Cell Transfer Delay) merupakan waktu transit rata-rata dari sumber ke tujuan. CDV (Cell Delay Variation) mengukur sejauh mana kesamaan sel dikirimkan.
bahwa probabilitas sel membutuhkan waktu t untuk bisa tiba, sebagai fungsi
41
dari t. bagi suatu sumber, tujuan, dan route tertentu melalui swicth-swicth
Page
Model DT dan CDV ditunjukkan pada Gambar 14. Disini kita melihat
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
perantara, beberapa delay minimum selalu terjadi sehubungan dengan waktu propagasi dan switching. Akan tetapi, tidak semua sel membuat delay dalam waktu minimum; fungsi kerapatan probabilitas turut berpengaruh.
Gambar 14. Fungsi Kerapatan Probilitas Waktu Kedatangan Sel
Dengan memilih CDT, akibatnya pelangan dan carrier setuju tentang sejauh mana keterlambatan sebuah sel dapat diantarkan dan masih dihitung sebagai sel yang diantarkan dengan benar. Biasanya, CDV akan dipilih sehingga, bagian sel yang ditolak karena keterlambatannya, akan berada pada orde 10-10 atau kurang. CDV mengukur sebaran dalam waktu kedatangan. Untuk lalulintas real-time, parameter ini sering sekali lebih penting dibanding CDT. Tiga
parameter
Qos
menspesifikasikan
karakteristik
jaringan.
Parameter-parameter itu umumnya tidak dapat dinegosiasikan. CER (Control Error Ratio) merupakan bagian sel yang dikirimkan dengan kesalahan satu bit
CMR (Cell Misinsertion Rate) adalah jumalh sel/detik yang dikirimkan ke tujuan yang salah karena error yang tidak dapat dideteksikan pada header.
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Page
buah sel yang dimana M buah sel atau lebih mengandung error. Terakhir,
42
atau lebih. SECBR (Severely-Errored Cell Blok Ratio) merupakan fraksi blok N
Bagian ketiga kontrol lalu-lintas menyatakan apa yang harus dipatuhidalam peraturan. Bila pelanggan mengirimkan sel terlalu dini, apakah dengan demikian dapat membatalkan kontrak? Bila carrier gagal memenuhi salah satu target dalam periode I milidetik, apakah pelanggan dapat menuntutnya? Pada dasarnya bagian dapat dinegosiasi antara kedua belah pihak dana megatakan sejauh mana tingkat ketatan dua bagian pertama akan dijalankan. Model kualitas layanan ATM dan Internet memiliki sedikit perbedaan, yang berpengaruh pada implementasinya masing-masing. Model ATM sangat didasarkan pada koneksi, sedangkan model internet memakai datagram dana aliran (misalnya, RSPV). Perbandingan kedua model ini diberikan pada (Crowcroft et al., 1995). 16. KONTROL KEMACETAN (ADMISSION CONTROL) Walaupun dengan melakukan pembentukan lalu-lintas,jaringan ATM tidak secara otomatis memenuhi persyaratan unjuk kerja yang dinyatakan dalam kontrak lalu-lintas. Misalnya, kemacetan pada switch-switch tengah selalu merupakan masalah yang perlu diperhatikan, khususnya bila lebih dari 350.000 sel/detik dialirkan ke masing-masing saluran, dan sebuah switch dapat memiliki 100 saluran. Akibatnya banyak perhatian yang dicurahkan ke masalah unjuk kerja dan kemacetan pada jaringan ATM. Pada bagian ini, akan dibahas beberapa pendekatan yang digunakan. Untuk informasi tambahan, lihat (Eckberg, 1992; Eckberg et al, 1991; hong dan suda, 1991; jain, 1995; dan Newman, 1994). Jaringan ATM harus menghadapi kemacetan jangka panjang, yang disebabkan oleh lebih banyaknya lalu lintas masuk dibanding dengan yang
menjadi tiga kategori:
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Page
perlu digunakan bersamaan. Strategi-strategi terpenting dapat digolongkan
43
ditangani sistem, dan kemacetan jangka pendek, yang beberapa strategi
Kontrol izin masuk
Pencadangan sumber daya
Kontrol kemacetan berbasis kelajuan
1.
Kontrol Izin Masuk Pada jaringan berkecepatan rendah, biasanya tindakan yang perlu
dilakukan cukup dengan menunggu kemacetan terjadi dan kemudian bereaksi terhadapnya, dengan cara memberitahukan sumber paket untuk menurunkan kecepatan pengirimannya. Pada jaringan berkecepatan tinggi, pendekatan seperti ini tidak dapat berjalan dengan baik, karena pada interval antara pemberitahuan pengiriman dan pemberitahuan kedatangan pada sumber bisa terdapat paket tambahan. Selain itu, banyak jaringan ATM memiliki sumber yang real time yang memproduksi data dengan kecepatan seadanya. Permintaan agar sumber memperlambat pengiriman mungkin tidak akan berfungsi (bayangkan suatu telepon digital baru yang mempunyai lampu merah; ketika kemacetan memberi signal, lampu merah tersebut hidup dan pembicara diharuskan berbicara lebih lambat 25 persen). Akibatnya,
jaringan
ATM
menekankan
pada
pencegahan
terjadinya kemacetan pada kesempatan pertama. Akan tetapi, untuk lalu lintas CBR,VBR,dan UBR tidak terdapat kontrol kemacetan dinamik sama sekali. Karena itu disini sedikit saja tindakan pencegahan dapat diartikan sebagai pengobatan yang sangat bermanfaat. Alat yang penting untuk mencegah kemacetan adalah kontrol izin masuk. Pada saat host memerlukan rangkaian virtual baru, host harus menerangkan lalu-lintas yang ditawarkan dan layanan yang diharapkan. Kemudian jaringan dapat memeriksa apakah host mampu menangani koneksi ini tanpa menggangu
tidak dapat ditemukan maka panggilan akan ditolak.
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Page
menemukan salah satu route yang dapat melaksanakan tugas. Bila route
44
koneksi yang telah ada. Sejumlah route penting harus diperiksa agar
Penolakan izin masuk harus dilaksanakan secara adil. Bila tidak ada kontrol yang diterapkan, sejumlah kecil bandwidth yang tinggi dapat sangat mengganggu bandwitdh rendah pengguna. Untuk mencegah hal ini para pengguna harus dibagi menjadi kelas-kelas yang didasarkan pada pemakaiannya. Probabilitas penolakan layanan harus sama bagi semua kelas (mungkin dapat memberikan pool sumber daya bagi setiap kelasnya). 2.
Pencadangan Sumber Daya (Resource Reservation) Berkaitan erat dengan kontrol izin masuk adalah teknik
pemesanan sumber daya,biasanya dilakukan pada saat pembentukan panggilan. Karena traffic descriptor memberikan kelanjutan sel puncak, maka jaringan memiliki probabilitas pemesanan bandwitdh yang cukup lintasan untuk menangani kelajuan sel di sepanjang lintasan. Bandwitdh dapat dipesan dengan membiarkan pesan SETUP sampai disaluran yang penuh, maka pesan tersebut akan kembali dan mencari lintasan lainnya. Traffic descriptor dapat berisi tidak hanya bandwitdh puncak saja, akan tetapi juga bandwitdh rata-rata. Bila sebuah host menginginkan. Misalnya Bandwitdh puncak sebesar 100.000 sel/detik, tapi bandwitdh rata-ratanya hanya 20.000 sel/detik, maka kelima rangkaian seperti itu dapat di multiplex kan ke sebuah trunk. Masalahnya adalah kelima koneksi tersebut bisa idle untuk setengah jam, dan kemudian melesat ke kelajuan puncak, yang menyebabkan banyak sel yang hilang, Karena secara statitisik lalu lintas VBR dapat dimultiplexkan, maka masih ada kemungkinan untuk terjadinya masalah pada kategori ini. Kemungkinan untuk mengatasinya masih dalam penelitian. 3.
Kontrol Kemacetan Berbasis Kelajuan
menurunkan kelajuannya,bahkan pada saat terjadi kemacetan sekalipun,
45
sehubungan dengan sifat sumber informasi yang real time atau semi real
Page
Pada lalu lintas CBR dan VBR, umumnya pengirim tidak dapat
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
time. Sedangkan pada UBR, bila terdapat sel yang terlalu banyak, maka sel-sel tambahan akan dibuang begitu saja. Pada lalu lintas ABR, jaringan dapat memberikan signal ke sebuah pengirim atau lebih dan meminta menurunkan kelajuannya beberapa saat sampai jaringan pulih kembali. Hal ini dilakukan demi kepentingan pengirim, karena jaringan akan selalu membuang sel bila pengirim tidak menurunkan kelajuannya. Cara kemacetan harus dideteksi, diberi sinyal, dan dikontrol pada lalu lintas ABR merupakan topik yang hangat selama pembangunan standar ATM. Dalam hal ini terjadi perdebatan sengit dalam mempertahankan masing masing proposalnya yang berjumlah banyak. Kita lihat beberapa usulan yang ditolak sebelum membahas usulan yang berhasil diterima. Sebuah usulan menyatakan bahwa kapanpun pengiriman ingin mengirimkan letupan data,maka pengirim harus mengirimkan sel yang isinya pemesanan bandwitdh yang diperlukan terlebih dahulu. Setelah acknowledgement
diterima,
maka
pengiriman
dapat
dilakukan.
Keuntungannya dengan memesan terlebih dahulu adalah bahwa kemacetan tidak pernah terjadi karena bandwitdh yang dibutuhkan selalu tersedia. Forum ATM menolak usul ini sehubungan dengan delaynya yang sangat panjang sebelum host dapat mulau mengirim sel-selnya. Usulan kedua membiarkan switch mengirimkan kembali sel peyumbat setiap kali kemacetan terjadi. Ketika sel tersebut diterima, pengirim diharapkan untuk menurunkan separuh kelajuan transmisi selnya. Bermacam-macam pola telah diajukan untuk memperoleh kelajuan bisa naik kembali ke keadaan semula ketika kemacetan telah berhasil diatasi.Pola ini ditolak karena sel-sel penyumbat dapat hilang
adil pada pengguna yang kecil. Misalnya, ambil sebuah switch yang
46
mempunyai aliran 100 Mbps dan masing masing pengguna yang
Page
pada saat kemacetan berlangsung, dan karena pola ini bertindak tidak
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
jumlahnya 5, dan aliran 100kbps dari pengguna lainnya. Banyak anggota komite yang tidak setuju dengan meminta pengguna 100 Kbps menyerahkan
50Kbps
karena
pengguna
tersebut
menyebabkan
kemacetan yang besar. Usulan ketiga menggunakan fakta dimana batas paket ditandai dengan suatu bit pada sel terakhirnya. Di sini idenya adalah membuang sel
dengan
maksud
penyelamatan
sehingga
kemacetan
dapat
dihindarkan, akan tetapi dalam pelaksanaannya hal itu dilakukan dengan cara yang selektif. Switch mencari akhir paket dari aliran sel masuk dan kemudian membuang semua sel pada paket berikutnya. Tentu saja, nanti paket ini harus ditransmisikan, akan tetapi pembuangan sejumlah k sel didalam suat paket akan mengharuskan sebuah paket ditransmisikan. Cara ini masih jauh lebih baik dibanding membuang k buah sel secara random yang mengharuskan transmisi ulang sejumlah k karakter. Pola ini ditolak karena ketidak adilannya,sebab tanda akhir paket berikutnya yang terlihat mungkin bukan milik pengirim yang menyebabkan switch menjadi kelebihan beban. Pola ini juga tidak perlu distandardisasikan. Setiap vendor switch bebas untuk memilih sel mana yang akan dibuang pada saat kemacetan terjadi. Setelah terjadi diskusi yang cukup panjang, perang dilanjutkan diantara dua buah kubu, yaitu penyelesaian berbasis kredit (Kung dan Morris 1995) dan penyelesaian berbasis kelajuan (Ekonomi dan Fendick,1995). Penyelesian berbasis credit pada dasarnya merupakan protokol jendela geser dinamik. Metode ini mengharuskan setiap switch mempertahankan, per rangkaian virtual, suatu credit—tepanya nilai ini berupa sejumlah buffer yang dicadangkan bagi rangkaian yang
Page
dicadangkan untuknya, maka kemacetan tidak akan terjadi
47
bersangkutan, selama setiap sel yang ditransmisikan memiliki buffer yang
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
Pendapat yang menentangnya berasal dari vendor switch. Para vendor tidak ingin melakukan semua tugas accounting untuk menjaga nilai-nilai itu dan tidak ingin memesan buffer dalam jumlah besar terlebih dahulu, karena jumlah overhead dan buangan uang diperlukan dianggap terlalu besar, maka pola kontrol kemacetan berdasarkan kelajuan digunakan. Pola ini bekerja sebagai berikut. Model dasarnya adalah bahwa setiap k sel data, masing-masing pengirim mentransmisikan sel RM (Resource Management) khusus. Sel ini berjalan sepanjang lintasan yang sama dengan lintasan sel data, namun sel ini diperlakukan secara khusus oleh switch disepanjang jalan perjanannya. Ketika sel khusus ini tiba di tujuan, kemudian di uji, diperbarui, dan dikirimkan kembali ke pengirim. Selain itu, tersedia juga dua mekanisme kontrol kemacetan lainnya, pertama switch yang kelebihan beban dapat secara spontan membuat sel-sel RM dan mengirimkannya kembali ke pengirim, kedua switch yang kelebihan beban dapat menyetel bit PTI tengah pada sel-sel data yang berjalan dari pengirim ke tujuan. Akan tetapi tidak satupun metode diatas sepenuhna reliable, Karena sel-sel ini dapat hilang di dalam kemacetan dan tidak satupun diberitahu akan hal ini. Sebaliknya, sel RM yang hilang akan diberitahukan oleh pengirim ketika pengirim mengalami kegagalan mengembalikannya dalam interval waktu tertentu. Terlepas dari semua itu. Bit CLP tidak dipakai pada kontrol kemacetan ABR. Kontrol kemacetan ABR didasarkan pada ide bahwa setiap pengirim memiliki kelajuan sesaat. ACR (Actual cell rate – Kelajuan Sel Aktual) yang berada diantara MCR dan PCR. Pada saat terjadi kemacetan.
terjadi kemacetan, ACR dinaikkan (namun tidak sampai melebihi PCR).
48
Setiap sel RM yang dikirimkan berisi kelajuan dimana pengirim akan
Page
ACR dikurangi (namun tidak sampai lebih kecil dari MCR). Pada saat tidak
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
mentransmisi pada saat itu, mungkin PCR, mungkin lebih rendah.Nilai ini disebut ER (Explicit Rate). Pada saat sel RM melewati switch dalam perjalanannya ke penerima, maka sel-sel yang macet dapat mengurangi ER. Tidak ada satupun switch yang dapat menaikkan ER. Pengurangan dapat dalam arah maju maupun pada arah balik. Ketika pengirim mendapatkan kembali sel RM, pengirim dapat mengetahui kelajuan minimum yang dapat diterima berkaitan dengan seluruh switch sepanjang lintasan. Bila diperlukan, pengirim kemudian menyesuaikan ACR, untuk membawanya ke saluran yang memiliki kelajuan terendah yang dapat ditangani switch. Mekanisme kemacetan yang menggunakan bit PTI tengah diintegrasikan kedalam sel-sel RM dengan membiarkan penerima memasukkan bit-bit ini (diambil dari sel data terakhir) disetiap sel RM yang dikirimkan kembali. Bila tidak dapat diambil dari sel RM oleh dirinya
Page
49
sendiri kerena semua sel RM memiliki setelan bit ini setiap saat.
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode
DAFTAR PUSTAKA
Tanenbaum, A. S. Jaringan Komputer, Edisi Bahasa Indonesia dari Computer Network 3e, Vrije Universiteit, Amsterdam, The Netherlands. Prenhillindo, Jakarta.
2.
Trivedi, Carol. Wide Area Networks. EMCParadigm.2004
3.
http://www.techfest.com/networking/atm/atm.htm
4.
http://www.dit.upm.es/snh/arhelp/glossaries/atmf/gloss-a.html
5.
http://www.rhyshaden.com/atm.htm
6.
http://www.cisco.com/univercd/cc/td/doc/cisintwk/ito_doc/atm.htm
Page
50
1.
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode