BAB II ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE (ATM) 2.1 Umum Teknik menstransfer ini menjelaskan
cara pengguna jaringan memuat
informasi yang seringkali membagi-bagi informasi tersebut kedalam jaringan fisik. ATM (Asynchronous Transfer Mode) adalah cara yang dipilih B-ISDN (Broadband Integrated Service Digital Network) untuk mengirimkan informasi yang masuk. Melalui ATM, informasi dari pengguna dipancarkan diantara informasi yang lain menggunakan paket informasi yang ditujukan ke ATM cell. Kapasitas sebuah ATM cell sebesar 53 bite yang terdiri dari 48 bite yang berisi informasi dan 5 bite header. Sebelum ATM memproses secara detil dan menghubungkannya dengan B-ISDN dan ATM protokol model, pertama sekali akan diperkenalkan berbagai macam cara yang digunakan dalam jaringan. Secara konsepsi jaringan ATM (Asynchronous Transfer Mode ) adalah jaringan packet-switching (penyambungan paket) dimana tiap-tiap cell (paket ATM yang berukuran kecil dan tetap yang panjangnya 53 oktet) ditransmisikan dengan bebas dan bersifat connection-oriented (berorientasi kepada koneksi). Setiap simpul switching ATM mengangkut cell dari saluran masukan ke saluran keluaran menggunakan informasi peruetan yang terdapat pada header cell dan informasi tersebut di-store pada setiap simpul switching melalui prosedur pembangunan hubungan. Untuk dapat mendukung pelayanan B-ISDN (Broadband Integrated Service Digital Network), penstransferan informasi pada switch ATM tidak hanya point-topoint, tetapi ditentukan oleh aplikasi yang membutuhkannya.
16
Universitas Sumatera Utara
2.2 Mode Pentransferan CCITT menjelaskan mode pentransferan sebagai sebuah teknik yang digunakan untuk transmisi, multiplexing, dan merubah jaringan komunikasi sesuai tujuannya. Pengklasifikasian jaringan ini tergantung pada bentuk dan teknik yang digunakan untuk mentransfer data, tipe jaringan yang paling banyak digunakan adalah sebagai berikut. 1. Jaringan circuit-switching 2. Message switching 3. Packet switching: -
Datagram packet switching
-
Virtual-circuit Packet switching
2.2.1 Jaringan Packet Switching Packet switching adalah sebuah usaha untuk menggabungkan keuntungankeuntungan yang dihasilkan dalam circuit switching dan message switching. Packet switching ini sama halnya dengan circuit switching kecuali dalam hal ukuran unit informasi yang dipancarkan ke jaringan sangat terbatas, hanya dalam jumlah maksimal yang sudah ditentukan, yaitu yang memiliki bandwidth kurang lebih ribuan bite. Sejalan dengan itu, message para pengguna akan dibagi-bagi kedalam packetpacket sebelum dipancarkan. Cara ini memungkinkan penerimaan dan pemancaran packet message dalam jumlah yang banyak dan bertumpuk, karena itu pengurangan penundaan pengiriman message dari ujung ke ujung dapat diterima pada satu titik sebelum message tersebut diproses dan dipancarkan. Kerugian yang jelas dari pemindahan ini adalah pemancaran sebuah message membutuhkan lebih dari satu packet utama untuk tiap message-nya dibandingkan dengan pemindahan message, oleh karena itu teknik pengurangan sangat efektif digunakan dalam jaringan ini.
17
Universitas Sumatera Utara
Yang paling penting adalah tiap packet dalam jaringan ini dikerjakan tersendiri sesuai dengan bandwidth-nya. Walaupun demikian, packet-packet tersebut disamakan pada sistem penerimaan untuk membentuk informasi yang semula/asli sebelum diteruskan ke pengguna. Dua teknik pendekatan digunakan untuk mengatur aliran-aliran packet message ini didalam jaringan informasi. Didalam teknik pendekatan datagram, tiap packet dikerjakan tersendiri dan dapat memilih jalur masing-masing menuju ke alamat tujuannya. Kerugiannya adalah packet tersebut akan sampai ketujuan dalam keadaan bertumpuk dan urutan packet yang tidak beraturan yang akhirnya membutuhkan waktu yang lebih untuk mengembalikannya menjadi unit informasi yang sesuai. Cara lain yang bias diguakan yaitu membuat sambungan yang memungkinkan pertemuan dari ujung ke ujung, mirip dengan pemindahan circuit, sebelum pemancaran dimulai dan dialirkan semua packet message dalam jaringan tersebut. Hal ini menjamin pengiriman message yang berurutan kepada penerima tetapi tetap membutuhkan pengaturan panggilan yang tepat. Pemindahan packet dapat digunakan pada B-ISDN sebagai mode pentransferan. Sekarang ini untuk mendukung aplikasi pada jam-jam sibuk bersamaan dengan aplikasi data yang disatukan oleh jaringan lebih dipusatkan pada penyatuan cara kerja ketika terjadi pemancaran berkecepatan tinggi. Sekalipun demikian, ATM adalah pilihan tepat dalam menstransfer dan yang paling penting ATM mempunyai sambungan utama yang berhubungan langsung dengan pemindahan packet yang disesuaikan dengan jarak yang sudah ditentukan oleh jaringan. Berbagai macam karakterisik dari mode pentransferan dapat dilihat pada Tabel 2.1 Secara umum, pemilihan mode pentransferan yang dilakukan B-ISDN harus berdasarkan kriteria berikut ini:
18
Universitas Sumatera Utara
1. Harus dapat mendukung seluruh layanan yang ada begitu juga terhadap layanan lain yang belum terdaftar pada jaringan yang mungkin akan muncul. 2. Harus dapat menggunakan jaringan sumber seefisien mungkin. 3. Harus dapat meminimalisir kerumitan yang terjadi dalam hal pemindahan. 4. Harus dapat meminimalisir waktu yang diperlukan dalam proses pengiriman jarak menengah agar dapat mendukung proses pengiriman yang berkecepatan tinggi. 5. Harus dapat meminimalisir jumlah penahan yang dibutuhkan dalam pengiriman jarak menengah untuk mencegah penundaan dan kerumitan yang akan terjadi dalam proses pengiriman. 6. Harus dapat menjamin aplikasi berlangsug sesuai dengan yang direncanakan. ATM adalah usaha untuk menyatukan semua hal yang berhubungan dengan pengiriman dengan cara yang unik. Bila dibandingkan dengan mode pentransferan lain yang sudah kita diskusikan sebelumnya, ATM adalah sistem yang paling mirip dengan packet switching virtual-circuit yang sama-sama mengunakan packet informasi dalam bandwidth yang sama pula. ATM mempunyai fitur-fitur yang berbeda yang memperpanjang kemampuan dari jaringan packet switching yang baru yang menyatukan fitur-fitur circuit switching yang paling diminati untuk mendukung jalur-jalur informasi pada jam-jam sibuk dengan lebih efisien.
19
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Perbandingan Teknik Komunikasi Switching Circuit Switching
Message Switching
Khusus transmisi Path
Datagram Packet
Virtual-Circuit
Switching
Packet Switching
tidak Path
tidak Path
tidak
path
ditentukan
ditentukan
ditentukan
Transmisi data
Transmisi message
Transmisi Packet
Transmisi Packet
Sambungan cepat
Sambungan lambat
Sambungan cepat
Sambungan cepat
Message
tidak Message
disimpan
untuk
diatur Packet
tertentu Semua
perbaikan disimpan
berikutnya
Packet
untuk disimpan
dikirim kemudian
untuk
dikirim kemudian
Path dibuat untuk Path dibuat untuk Path dibuat untuk Path dibuat untuk seluruh
setiap message
tiap packet
memenuhi seluruh
sambungan
sambungan
Pengaturan panggilan
Penundaan dan pengiriman
penundaan
Penundaan
Pengaturan
pengirima packet
panggilan
message
dan
penundaan pengiriman packet
pengiriman Sinyal sibuk saat Sinyal Bebas
Jika Packet tidak Seluruh pengirim
panggilan sibuk
dapat
dikirimkan akan dikonfirmasi
pengirim
tertentu jika
akan dikonfirmasi
sambungan
ditolak
20
Universitas Sumatera Utara
sibuk Jika jaringan sibuk Jika jaringan sibuk Jaringan
Jaringan
menolak pesan akan ditunda
dapat panggilan ada;
pesan akan ditunda
menolak
panggilan;
yang
tidak
dapat
sibuk
meningkatkan
ada
penundaan untuk
frekuensi
panggilan
penundaan paket
yang
dilakukan Perpindahan jarak Perpindahan pesan Perpindahan jarak Perpindahan jarak diatur
secara diatur oleh system dekat
dekat
komputerisasi
pengisian pesan
Pengguna
Jaringan
bertanggung
bertanggung jawab bertanggung jawab bertanggung
jawab
Jaringan
akan akan pesan
proteksi
pesan
pada
Jaringan
pesan-pesan jawab
hanya
ada
pengurutan pesan
pribadi
yang hilang Tidak
ada Penggantian
penggantian kode sesuai dan
kode Penggantian dengan sesuai
kecepatan kecepatan
kode Penggantian kode dengan sesuai
kecepatan
dengan
kecepatan
tertentu Jarak sambungan Jarak sudah diatur Tidak
sambungan Jarak
fleksibel
sambungan Jarak sambungan
fleksibel
fleksibel
ada Pengurangan pada Pengurangan pada Pengurangan pada
pengurangan
tiap pesan
tiap paket
tiap paket
setelah pengaturan panggilan
21
Universitas Sumatera Utara
ATM header sedikitnya memiliki fungsi untuk mengurangi proses pengiriman node. Aplikasi yang berbeda-beda dan perbedaan bandwidth yang dibutuhkan lebih mudah dilakukan, seperti sambungan dalam jaringan ATM yang disesuaikan dengan jarak tempuh ynag diperlukan oleh jaringan sumber untuk mendukung dilakukannya aplikasi-aplikasi
dalam
jaringan
tersebut.
ATM
connection-oriented
yang
menggunakan kecepatan rata-rata untuk menjamin kualitas dari aplikasi layanan yang dijalankan. Tetapi layanan yang tidak tersambungkan juga dapat dilakukan dengan mudah dan efisien, bila cell yang ditentukan berukuran kecil pengaturan buffer dan teknik pemindahan dapat disederhanakan. Lagipula ukuran buffer pada saat pengiriman jarak menengah diharapkan akan lebih kecil untuk mencegah terjadinya penundaan pengiriman. Walaupun kita belum dapat memikirkan cara yang efisien dalam menggunakan jaringan sumber tersebut, namun tidak perlu khawatir karena dengan teknik pengaturan bandwidth, masalah ini akan dapat diselesaikan. Telah ada beberapa argument tentang seberapa baik ATM dapt mengirimkan layanan B-ISDN yang cukup rumit tersebut dan berapa biaya pemakaiannya. Namun diluar dari pembahasan-pembahasan yang dilakukan untuk menentang argument diatas, ATM tetap menjadi pilihan B-ISDN untuk mentransfer informasinya, dan tidak dapat dipungkiri kita telah menggunakan ATM dan akan menggunakannya beberapa tahun kedepan. 2.3 ATM Cell Header Fields Header cell ATM terdiri dari fields sebagai berikut: generic flow control (GFC) atau kendali aliran generik, virtual path identifier (VPI), payload type (PT), cell loss priority (CLP), header error control (HEC). Format header berbeda pada interface pemakai B-ISDN (UNI) kemudian didalam interface terdapat node jaringan B-ISDN (NNI), seperti yang dilukiskan pada Gambar 2.1.
22
Universitas Sumatera Utara
GFC adalah sebuah fields 4 bit yang memberikan kendali aliran pada UNI untuk trafik yang bersumber pada peralatan pemakai dan diarahkan ke jaringan, dan tidak mengendalikan trafik dalam arah lainnya (yaitu, aliran trafik network-to-user). Fields GFC tidak digunakan dalam jaringan dan dimaksudkan untuk digunakan oleh mekanisme akses yang melaksanakan beberapa tingkat akses yang berbeda dan prioritas. Dengan demikian, fields tersebut digunakan sebagai bagian dari VPI pada NNI, yang memberikan kapabilitas identifikasi jalur yang menguat. Dua mode operasi didefenisikan untuk fields GFC: akses yang tidak terkendali dan akses yang terkendali. Yang pertama diharapkan untuk digunakan dalam penyebaran ATM awal, dan tidak berpengaruh terhadap pengiriman pemakai trafik ke jaringan. Dalam kasus akses terkendali, aliran rate yang diciptakan oleh pemakai dikendalikan pada UNI. Bit 1
...
4
...
5
8
Bit1
1
G FC
VPI
1
2
VPI
VC I
2
VC I
3 4 5
VCI
...
H EC
C LP
4 5
...
58
VPI VC I
VPI VCI
3 PT
4
VCI
PT
C LP
H EC
6
6 Fields inform asi 53
Fields inform asi 53
(a)
(b)
G am bar 2.1 (a) Form at U NI cell ( b) Form at N NI cell
ATM adalah sebuah teknik yang berorientasi koneksi, dan virtual circuit yang dibutuhkan kemudian ditentukan antara ujung node sebelum transmisi dapat dimulai. Seperti dengan jaringan packet-switching lainnya, rute cell dilakukan pada setiap node untuk setiap cell yang datang. VPI memiliki 8 fields-bit atau 12 fields-bit, bersama dengan VCI, fields 16 bit, mengandung informasi rute dari sebuah cell. Dua tingkat
23
Universitas Sumatera Utara
hirarki rute, virtual path dan virtual channel, didefenisikan dalam rekomendasi CCITT I.113 sebagai berikut: -
VC adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menggambarkan transport cell ATM satu arah yang dihubungkan oleh satu nilai identifier unik umum, yang diartikan sebagai VCI.
-
VP adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menggambarkan cell satu arah yang masuk ke VC yang dihubungkan oleh nilai identifier umum, yang diartikan sebagai VPI.
VP adalah sekumpulan dari serangkaian VC antara dua node dalam B-ISDN. Rute yang ditentukan sebelumnya berhubungan dengan setiap VP dalam jaringan fisik. Selanjutnya, setiap VP memiliki bandwidthnya sendiri, yang membatasi jumlah VC yang dapat dimultiplexing-kan pada VP. VPI, pada umumnya, digunakan untuk merutekan paket antara dua node yang memunculkan, menghilangkan, ataupun mengakhiri VP, sedangkan VCI digunakan pada ujung node untuk membedakan antara koneksi-koneksi yang berbeda. Ada tiga bit dalam header ATM untuk mendefenisikan tipe payload. Tujuh nilai yang didefenisikan sejauh ini diberikan dalam Tabel 2.2.
24
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Indikator Tipe Payload Kode PTI
Defenisi
000
User data cell, kemacetan not experienced, SDU tipe=0
001
User data cell, kemacetan not experienced, SDU tipe=1
010
User data cell, kemacetan not experienced, SDU tipe=0
011
User data cell, kemacetan not experienced, SDU tipe=1
100
Aliran cell yang berhubungan pada segmen OAM
101
Aliran cell OAM end-to-end
110
Manajemen sember cell
111
Pesan
Nilai lain dari pengkodean PTI disediakan untuk fingsi berikutnya. Fields CLP dari header cell ATM adalah sebuah fields 1 bit yang digunakan untuk prioritas kehilangan cell. Karena multiplexing statistik dari koneksi-koneksi, yang pasti bahwa kehilangan cell akan terjadi dalam B-ISDN. Sebuah cell dengan bit CLP yang ditentukan dapat dibuang oleh jaringan selama kongesti, sedangkan cell dengan bit CLP yang tidak ditentukan memiliki prioritas yang lebih tinggi dan tidak akan dibuang jika memungkinkan. Fields HEC terutama digunakan untuk dua tujuan: untuk membuang cell dengan header yang rusak dan untuk delineasi cell. Fields 8 bit, apabila digunakan untuk mengkoreksi error header, memberikan koreksi error 1 bit dan kapabilitas pengiriman cell rusak dengan probabilitas rendah. Fields juga digunakan untuk mengidentifikasi delineasi cell.
25
Universitas Sumatera Utara
2.4 Model Referensi Protokol ATM Model referensi protokol B-ISDN (PRM) dengan ATM, yang didefenisikan dengan CCITT, dilukiskan dalam Gambar 2.1. Gambar 2.1 melukiskan bahwa mode transfer adalah ATM. Lapisan adaptasi adalah spesifikasi pelayanan dan pada tingkat yang tinggi terdiri dari dua bagian: continuous bit-rate (CBR) dan variable bit-rate (VBR). Untuk layanan VBR, kemudian dibagi-bagi kedalam dua sublapisan: konvergensi, dan segmentasi dan rangkaian (SAR). Fungsi lapisan yang lebih tinggi adalah spesifikasi aplikasi dan diklasifikasikan kedalam tiga kategori: pensinyalan, tanpa koneksi, dan layanan connection-oriented. Protokol reference model (PRM) B-ISDN disusun atas manajemen plane, control plane dan user plane, seperti yang digambarkan pada Gambar 2.2. Manajemen plane dapat dibagi lagi menjadi manajemen lapisan dan manajemen plane. Manajemen plane menyiratkan manajemen keseluruhan sistem, sementara manajemen lapisan mengacu pada manajemen sumber daya dan parameter pemakai seperti halnya informasi OAM. Control plane mempunyai tanggung jawab pada kendali panggilan dan kendali koneksi informasi, sementara user plane bertanggung jawab pada pemindahan informasi pemakai. Protokol control plane pemakai dikategorikan dalam lapisan higher-order, AAL, lapisan cell ATM dan lapisan fisik, dan fungsi masing-masing dari tiap lapisan ada pada Tabel 2.3. AAL terdiri atas convergence sublayer (CS) atau sub layer terpusat, yang mengubah informasi jasa pemakai menjadi sebuah protocol data unit (PDU) atau unit data protokol dan sub lapisan segmentation and reassembly (SAR) atau lapisan segmentasi dan pengumpulan kembali, dimana membagi PDU untuk membentuk ruang informasi pemakai cell ATM.
26
Universitas Sumatera Utara
Private BISDN SB
Public BISDN TB
B-NT2
B-TE1
B-NT1
R B-TE2
B-TA Gambar 2.2 Konfigurasi Refrensi ATM
Higher Layer
User Plane Higher Layer
Manajemen Layer
Control Plane
Manajemen Plane
Manajemen Plane
ATM Adaption Layer ATM Layer Layer Fisik Gambar 2.3 ATM Protocol Reference Model
Lapisan ATM mengaplikasikan bagian GFC dari cell header untuk mengendalikan akses dan alur informasi pada UNI. Dia juga menerjemahkan VPI/ VCI dan menghubungkan mereka pada SAPs dan cell ATM multiplex dan demultiplex. Sebagai tambahan, lapisan ATM dapat memproses PT dan bit CLP dan menghasilkan dan menyadap cell header ATM. Lapisan fisik dibentuk atas sublapisan transmission convergence (TC) atau transmisi terpusat dan sublapisan physical medium (PM) atau medium fisik. Juga jika transmisi adalah berdasarkan SDH, fungsi untuk menghasilkan dan menyadap susunan transmisi juga merupakan bagian dari tanggung jawab TC. Medium sub lapisan fisik menandakan tahap akhir dari proses transmisi dan medium dapat merupakan fiber optik atau kabel coaxial.
27
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Fungsi dari tiap lapisan ATM PRM Lapisan Lapisan
Sublapisan - Sublapisan terpusat (CS).
Fungsi - Memusatkan fungsi-fungsi.
Adaptasi ATM - Segmentasi dan pengumpulan - Membagi dan mengumpulkan (AAL)
kembali (SAR).
kembali fungsi-fungsi.
Lapisan
- Kendali aliran umum.
Asynchronous
- Penghasil dan penyadap cell
Transfer Mode
header. - Menerjemahkan cell VPI/
(ATM)
VCI. - cell multiplex dan demultiplex Lapisan
fisik - Transmisi terpusat (TC)
(PL)
- Kadar decompling cell. - Verifikasi dan penghasil urutan HEC header. - Pencerminan cell. - Adaptasi susunan transmisi. - Penghasil dan penyembuhan susunan transmisi.
- Medium fisik
- Penentuan waktu bit medium fisik.
28
Universitas Sumatera Utara
2.5 ATM Layer Lapis ATM memproses kapabilitas proses yang digabungkan dengan semua tempat/ field dari ATM cell header kecuali HEC. Hal ini, menunjukkan GFC yang dihubungkan dengan control flow, VPI/ VCI yang dihubungkan dengan pengontrol hubungan ATM, dan PT lainnya dan CLP yang dihubungkan dengan fungsi pemprosesan. Pada penunjuk arah transmisi, lapis ATM menggunakan informasi yang diterima dari lapis yang tertinggi dan pesawat manajemen untuk menghasilkan header, dan kemudian melampirkan header tersebut untuk pengguna bidang informasi yang mengirimkan kebawah dari ALL, dengan berikutnya mengirimkannya kebawah ke lapis fisik. Pada saat penerimaan arah, cell yang diterima dari lapis fisik tidak dapat dikumpulkan untuk memisahkan dan memproses header tersebut, dan pengguna bidang informasi akan mengirimkan ALL. 2.5.1 Koneksi pada ATM Layer Sebuah hubungan transparan disediakan oleh lapis ATM ke lapis yang lebih tinggi yang disebut hubungan ATM, ini kemudian dihubungkan dari ujung ke ujung melalui saluran yang menghubungkan elemen-elemen. Dua jenis hubungan ATM yaitu hubungan VC dan VP. VC merupakan sebuah hubungan logika penyatu arah antara dua dan titik-titik untuk menstransfer cell pada ATM, dan VP mengimplikasi sebuah kombinasi logika dari VC. Masing-masing VC ditandai dengan sebuah VCI dan masing-masing VP ditandai dengan sebuah VPI. Didalam VPC, jaringan VC yang berbeda dari satu dengan yang lainnya dapat ditemui, masing-masing VC yang berbeda tersebut melalui pengguna VCI. Disisi lain, VC merupakan milik dari VP berbeda yang mempunyai VCI yang sama. Dari sini, sebuah VC dapat secara lengkap di indetifikasi sematamata pada basis pada inti yang merespon VCI dan VPI.
29
Universitas Sumatera Utara
Ketika switching terjadi pada sebuah VCC, nilai dari VCI tidak secara identik dipelihara pada kedua ujungnya. Dan juga, ketika jaringan VP berakhir melalui peralatan penghubung silang (cross-connect), sebuah pengumpul, atau sebuah peralatan switching, nilai dari VPI juga dapat diganti sesuka kita. Namun, VCI hanya merubah ketika jaringan VC berakhir, demikianlah bersamaan dengan VPC yang sama begitu juga dengan VCI yang dipelihara. Spvi dan Svcr menampilkan pengganti VP dan
pengganti VC, masing-masing, dan hal tersebut memperlihatkan dalam
pengganti VP bahwa VCI juga dipelihara selayaknya, dan dalam pengganti VC kedua sisi VC dan VP diubah. Korespoden format hubungan ATM untuk VC dan VP dapat terlihat pada Gambar 2.4. Pengganti VP mengkorespoden untuk menambah atau menghubungkan silang, dan pengganti VC/ VP mengkorespoden ke fingsi pengganti normal. 24 bit dialokasikan untuk VPI/ VCI pada UNI, dan 28 bit pada NNI. Angka aktual dari bit ini untuk bagian VPI/ VCI yang digunakan untuk mengarahkan UNI yang ditentukan melalui negosiasi antara pengguna dan jaringan. Hanya saja, nilai VPI yang dialokasikan memiliki konsekuensi, bahwa nilai tersebut harus dipilih yang dimulai dengan bit yang kurang penting dan bit VPI yang tidak digunakan harus ditingglkan sebagai nol. Hubungan ini juga diaplikasikan untuk VCI. Untuk indikasi dari metasignaling (sinyalmeta) VC dan sinyal VC umum yang disiarkan, VP yang tetap dan pengidentifikasi VC mulai ditandai pada UNI yang terlihat pada Tabel 2.4 2.5.2 Koneksi Virtual Channel VCC merupakan saluran dari jaringan VC untuk mencapai hubungan antara titik akses servis ATM. Disini, bagian jaringan VC mengimplikasikan penyatu arah hubungan virtual yang memungkinkan transportasi dari cell ATM antara titik-titik dimana terdapat VCI diartikan dan dipindahkan. VCC dapat disediakan oleh
30
Universitas Sumatera Utara
switching, dan dapat berupa permanen atau semipermanen. Integrasi dari rangkaian cell dipastikan dengan kesamaan VCC nya. Sebuah pengguna VCC disediadakan oleh network dengan sebuah set parameter QOS seperti rata-rata kehilangan cell dan penundaan cell. Pada saat pengaturan VCC, pengguna parameter trafik mulai menggambarkan melalui negosiasi antara pengguna dan jaringan, dan jaringan memonitor observasi dari parameter-parameter ini.
VCI 1 VCI 2
VPI 1
VCI 3 VCI 4
VPI 2
VCI 5 VCI 6
VPI 3
VPI 4
VCI 3 VCI 4
VPI 5
VCI 5 VCI 4
VPI 6
VCI 1 VCI 2
VP SWITCHING (a)
VC SWITCHING
VPC Endpoint
VCI 1 VPI 1'
VCI 1
VCI 2
VCI 3 VPI 3'
VPI 2' VPI 2
VCI 4
VPI 3
VCI 3
VPI 5
VCI 1
VPI 1
VCI 2
VCI 1 VCI 2
VCI 4
VPI 4
VCI 2
VP SWITCHING (b) Gambar 2.4 (a) VP Switching (b) VC/ VP Switching
31
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Pre-assigned VPI/ VCI values (UNI) Kegunaan Virtual channel metasinyal
VPI
VCI
00000000 atau 00000000
00000001
XXXXXXXX Virtual
channel
sinyal
general 00000000 atau 00000000
00000010
broadcast
XXXXXXXX
Segmen flow OAM F4
YYYYYYYY
00000000
00000011
End-to-end flow OAM F4
YYYYYYYY
00000000
00000100
Pada UNI, empat metode yang berbeda-beda dapat digunakan untuk membuat atau memindahkan VCC. Pertama, prosedur sinyal dapat dilewatkan jika pengaturan hubungan atau pelepasan dicapai melalui sebuah reservasi. Metode ini diaplikasikan untuk hubungan permanen atau semipermanen. Yang kedua adalah pengguna prosedur sinyalmeta. Sehingga, sebuah sinyal VC yang dibuat atau dipindahkan melalui penggunaan dari sinyalmeta VC. Ketiga yaitu penggunaan prosedur sinyal dari pengguna ke jaringan. Hal ini melibatkkan pengguna dari sinyal VCC untuk membuat atau menerbitkan sebuah VCC untuk komunikasi dari ujung ke ujung. Yang keempat adalah penggunaan dari prosedur sinyal pengguna ke pengguna. Metode ini memperkerjakan sebuah sinyal VCC internal ke sebuah VPC untuk mulai membuat diantara dua UNI. Empat metode dari penugasan nilai VCI pada UNI adalah mungkin: jika penugasan oleh jaringan, penugusan oleh pengguna, penugasan melalui sebuah negosiasi jaringan-pengguna, dan penggunaan dari metode standarisasi. Pada
32
Universitas Sumatera Utara
umumnya, penugasan nilai VCI itu sendiri tidak berkaitan pada penyediaan servis melalui korespondensi VC. Untuk kenyamanan sebagai terminal yang tidak dapat diubah atau proses inisialisasi, hal ini memudahkan untuk menugaskan nilai VCI yang sama untuk beberapa pengaturan khusus dari fungsi-fungsinya. Contohnya, jika nilai VCI sinyalmeta yang tetap digunakan pada seluruh UNI, penginisialisasian dari peralatan terminal akan menjadi lebih mudah. Proses sebelum penugasan nilai VCI.VPI dapat ditunjukkan pada Tabel 2.4. Sejak cell header diproses pada elemen-elemen jaringan sebagai pengganti ATM, peralatan hubungan silang, dan pemusat, proses VCI atau translasi VCI/ VPI dapat ditunjukkan pada situs ini juga. Sehingga, ketika sebuah VCC dibuat atau diterbitkan didalam jaringan ATM, pembuatan atau penerbitan sebuah jaringan VC dapat terjadi pada lebih dari NNI. Disini, sebuah hubungan VC yang dibuat atau diterbitkan oleh jalan sinyal internal atau sebuah prosedur sinyal pada elemen-elemen jaringan ATM. Pada NNI, VCI sebelum penugasan pada instansi berikutnya: indikasi cell yang tidak ditugaskan, indikasi cell pada lapis fisik, indikasi VC sinyalmeta, indikasi sinyal VC umum yang disiarkan. Pada dua kasus ini, VCI (dan VPI) diindikasi sebagai “semua nol”. 2.5.3 Koneksi pada Virtual Path Hubungan virtual path maksudnya adalah saluran dari hubungan VP untuk menghubungkan titik-titik pada sebuah VPI yang ditugaskan dengan VPI yang diterjemahkan atau dipindahkan. Disini hubungan VP mengimplikasi hubungan grup VP yang bergabung dengan titik VPI yang ditugaskan dan titik-titik pengaturan/ pemindahan. VPC dapat disediakan melalui peralatan pemindah dan dapat secara permanent atau
33
Universitas Sumatera Utara
semipermanen. Tahapan cell dipastikan untuk masing-masing VCC bersamaan dengan VPC yang sama. Parameter QOS seperti rata-rata kehilangan cell dan variasi cell tertunda yang disediakan untuk masing-masing VPC. Disini, VPC QOS harus dapat menggaransi yang terbaik diseluruh kualitas service VCC yang dipelihara dengan VPC. Pada saat pembuatan VPC, pengguna parameter trafik ditentukan melalui sebuah negosiasi pengguna, dan network memonitor observasi dari parameter-parameter tersebut. Sebuah VPC diantara ujung titik-titik VPC dapat dibuat atau diterbitkan menjadi dua cara yang mungkin. Yang pertama adalah membuat atau menerbitkan VPC tanpa meneruskan sebuah prosedur pensinyalan. Pada kasus ini, pengaturan atau penerbitan dari sebuah koneksi dicapai dengan cara sebuah reservasi. Yang kedua, VPC dibuat atau diterbitkan sesuai dengan kebutuhan dari tujuan masing-masing sebagai control pengguna dan control jaringan. Kasus-kasus pada VPI ditandai lebih lanjut seperti pada kasus VCI sebelum ditandai pada NNI. Sehingga, VPI dapat ditugaskan untuk indikasi cell yang tidak bertugas, indikasi cell pada lapisan fisik, indikasi VC sinyalmeta, dan indikasi sinyal VC umum yang disiarkan. Pada kasus cell yang tidak bertugas dan cell lapisan fisik, VPI (dan VCI) diindikasi sebagai “semuanya nol”. Pada kasus dari VC sinyalmeta dan VC umum yang disiarkan, VPI pada UNI ditugaskan seperti pada Tabel 2.4. 2.5.4 Cell Header Sebelum Ditugaskan Cell yang disajikan untuk lapisan fisik yang digunakan harus di dipersiapkan sebelum bertugas nilai-nilainya pada seluruh header. Disini, cell ATM digunakan oleh lapisan fisik cell yang tidak bekerja dan cell OAM lapisan fisik. Pada UNI, cell header cell ATM untuk cell ATM lapisan fisik dan cell yang tidak bertugas pada daftar dapat dilihat pada Tabel 2.5, P dan A secara bertahap, yang
34
Universitas Sumatera Utara
menampilkan bit yang berguna pada lapisan fisik dan lapisan ATM. Disini, bit P dapat digunakan secara independent seperti bit pada header digunakan pada lapisan ATM. Sederhananya, bit-bit mengkorespodensi pada CLP yang dapat digunakan secara independent pada masing-masing aplikasi pada lapisan ATM, dan seperti dapat dilihat dari tabel yang diatur ke satu lapisan fisik dan ke nol untuk lapisan ATM. Tabel 2.5 Nilai Cell Header Pra-Tugas pada UNI Kegunaan Lapisan Fisik
Octet 1 PPPP0000
Lapisan cell ATM AAAA0000
Octet 2
Octet 3
Octet 4
Octet 5
00000000
00000000
0000PPP1
HEC
00000000
00000000
0000AAA0
HEC
yang tidak bertugas
Penugasan pada cell header untuk lapisan fisik dan cell yang tidak ditugaskan ada NNI adalah analog pada UNI. Sehingga, nilai pada cell header sebelum bertugas pada NNI dan ini dapat dikatakan bahwa hasilnya ekuivalen dengan pengaturan bit yang berkorespondensi dengan bidang GFC kesemua nol. PPI dari cell header pada lapisan fisik di dipersiapkan sebelum bertugas sebagai 0001 pada kasus cell yang menganggur, dan 1001 pada kasus cell OAM lapisan fisik Tabel 2.6 Nilai Cell Header Pra-Tugas pada NNI Kegunaan
Octet 1
Octet 2
Octet 3
00000000
00000000
00000000
0000PPP1
HEC
Lapisan cell ATM 00000000
00000000
00000000
0000AAA0
HEC
Lapisan Fisik
Octet 4
Octet 5
yang tidak bertugas
35
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.7 Pola Bit Cell Header pada OAM Fisik Aplikasi
Octet
Octet
Octet
Octet
Octet
1
2
3
4
5
Idle cell
00000000
00000000
00000000
00000001
HEC
Lapisan fisik cell
00000000
00000000
00000000
00000011
HEC
00000000
00000000
00000000
00001001
HEC
Cell diam untuk PPPP0000
00000000
00000000
0000PPP1
HEC
OAM (F1) Lapisan fisik cell OAM (F3)
Lapisan fisik
2.5.5 Header Fields Lainnya Diantara bermacam-macam fungsi lapisan ATM, yang paling penting yaitu dapat dikatakan bahwa baik fungsi routing hubungan VPI atau VCI, atau fungsi hubungan ATM. Fungsi lain pada hubungan bidang ATM kepala termasuk fungsi kendali aliran umum yang diasosiasikan dengan GFC, kualitas layanan dan fungsi indikasi dari prioritas kehilangan cell diasosiasikan dengan CLP, dan fungsi-fungsi yang diasosiasikan dengan PT. 1. Fungsi Kendali Aliran Umum Fungsi GFC adalah untuk mengendalikan aliran trafik untuk beberapa koneksi ATM QOS yang berhubungan dengan lapisan ATM. GFC mengendalikan akses medium pada UNI dan mengendalikan trafik untuk menyelesaikan kondisi kelebihan muatan jangka pendek. Fungsi-fungsi lain yang dibutuhkan
36
Universitas Sumatera Utara
termasuk reduksi jitter untuk layanan CBR dan alokasi kapasitas yang layak untuk layanan VBR. GFC dapat digunakan pada titik referensi SB ataupun TB. Pada SB ataupun SSB, GFC memberikan kapabilitas kendali aliran untuk informasi yang diciptakan pada premi user. Disini, trafik dapat terjadi dalam dua arah pada SB ataupun interface SSB. Pada TB, GFC mengendalikan trafik yang diangkut dari B-TE ke jaringan. GFC adalah ciri khusus dari lapisan ATM dan diberikan secara independen dari lapisan fisik. Juga dapat digunakan ke konfigurasi UNI, apakah itu bintang, bus, ring, star-bus. Bila fungsi GFC tidak dibutuhkan, bagian GFC ditentukan ke 0000. 2. Fungsi Prioritas Kehilangan cell Karena layanan VBR berbeda secara luas dalam bit-rate, pada saat dimana beberapa layanan VBR memunculkan bit-ratenya yang maksimum, jaringan dapat macet ataupun terkongesti secara hebat. Sebagai sebuah alat untuk mengatasi kongesti trafik tersebut. Fungsi CLP dapat digunakan, yaitu: tingkat prioritas yang akan digunakan untuk kehilangan cell (ataupun pembuangan cell) dicatat dalam fields CLP dari setiap cell ATM yang digunakan untuk layanan VBR, dan bila kongesti terjadi, cell dengan prioritas yang lebih rendah pertama dibuang. Jika bit CLP menunjukkan 1, maka itu menunjukkan sebuah cell dengan prioritas yang lebih rendah yang dapat diabaikan. Fungsi prioritas kehilangan cell harus diberikan bersama-sama dengan QOS yang ditentukan pada waktu pembentukan VPC/ VCC. Yaitu, kemungkinan itu harus memberikan bit-rate jaminan minimum bahkan setelah pemrosesan kehilangan cell, dan kualitas layanan yang digambarkan harus dipertahankan. Oleh karena itu, jaringan harus menentukan bit-rate dari cell dengan prioritas
37
Universitas Sumatera Utara
yang lebih tinggi pada waktu menentukan koneksi diselesaikan. Jaringan harus selalu memantau melalui kendali parameter jumlah cell yang korespoden dengann koneksi tertentu melebihi nilai yang telah ditentukan sebelumnya. Bila trafik cell melebihi tingkat yang dinegosiasikan, bahkan cell yang telah ditunjuk prioritas yang lebih tinggi dapat diabaikan oleh jaringan. 3. Fungsi Indikasi Tipe Payload Fields tipe payload menunjukkan apakah konten payload terdiri dari informasi pemakai ataupun informasi jaringan, dan kemudian memberikan indikasi pengalaman kongesti jaringan dan indikasi pemakai lapisan ATM ke pemakai lapisan ATM. Informasi pemakai terdiri dari informasi pemakai dan informasi fungsi adaptasi layanan, dan informasi jaringan tidak melibatkan informasi pemakai, namun meliputi informasi pada aliran OAM F5 dan manajemen sumber. Walaupun cell ATM umum diciptakan pada terminal pemakai dan memasukkan jaringan melalui UNI, cell yang digunakan untuk informasi jaringan diciptakan dalam jaringan dan pada UNI. 2.6 ATM Adaption Layer (AAL) AAL dari B-ISDN adalah sebuah lapisan yang diletakkan antara lapisan ATM dan lapisan layanan permintaan user yang lebih tinggi, dan fungsi utamanya adalah untuk menyelesaikan perbedaan antara layanan yang diberikan oleh lapisan ATM dan layanan yang dibutuhkan oleh user. Untuk tujuan tersebut, AAL mengadaptasikan informasi layanan user dengan format cell ATM dan melakukan penanganan error transmisi, salah sisip ataupun cell yang hilang, dan cell yang error. Itu juga memberikan fungsi control untuk memenuhi QOS yang dibutuhkan sinyal pemakai.
38
Universitas Sumatera Utara
(a)
B-TE1
(b) TE2 atau B-TE2
(c)
R
B-TA
SB
B-NT2
TB
B-NT2
TB
TE2 atau B-TE2
(g)
TE1
R
B-TA
B-NT2 + B-NT1
SB
TB
B-TA + B-NT2
R
S
TB
B-NT2 TB
B-TE1
(h)
TE2
B-NT1
SB
B-TE + B-NT2
(f)
B-NT1
B-NT2 + B-NT1
B-TE1
(d) TE2 atau B-TE2
(e)
SB
B-NT1
B-NT1
B-NT1
SB
R
TA
S
B-NT2
TB
B-NT1
B-TE1 SB
(i)
B-TE1
(j)
TE2 atau B-TE2
B-NT1 SB dan TB coincident R
B-TA
B-NT1
SB dan TB coincident
Gambar 2.5 (a,b) Interface Fisik Occur SB dan TB; (c,d) Interface Fisik SB; (e,f) Interface Fisik Occur TB; (g,h) Interface Fisik Occur s, SB dan TB; (i,j) Interface Fisik Occur SB dan TB Coincide
39
Universitas Sumatera Utara
GFC Flow TE
TE
: Short-term UPC flag
TE
NT
LEX
: Long-term UPC flag
LEX : Lokal Exchange Gambar 2.6 Contoh Kegunaan Flag UPC
2.6.1 Masalah-masalah Dasar untuk Mempertimbangkan AAL Informasi pemakai dari cell ATM ditetapkan pada 48 bit, sedangkan informasi layanan pemakai yang akan diadaptasikan dengan ruang ini memiliki karakter yang sangat berbeda. Dengan demikian batasan AAL menjalankan berbagai fungsi, seperti adaptasi cell ATM, pemrosesan error trasmisi, cell yang hilang dan pemrosesan cell yang disisipkan, arus kontrol, dan waktu kontrol informasi. Oleh karena itu, perlu untuk mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: Pertama, perlu membatasi jumlah jenis protokol yang mungkin ke minimum. Juga, untuk pelaksanaan yang efisien dari protokol ini, diharapkan untuk menyederhanakan strukturnya (lebih baik membangun AAL PDU ataupun overhead dalam unit bit sebanyak mungkin). Juga, sangat perlu dimana service data unit (SDU) atau unit layanan data khusus yang digunakan untuk layanan yang berorientasi paket tidak akan berpengaruh terhadap desain AAL. Fungsi arus control dibutuhkan untuk menjamin ketentua QOS pemakai, SDU pemakai akan dikirimkan dalam interval waktu tertentu menurut kebutuhan pemakai. Juga, mendukung kemampuan multiplexing pada AAL akan merupakan alat sederhana menangani serangkaian layanan yang berbeda. Selanjutnya, deteksi error
40
Universitas Sumatera Utara
dan kapabilitas koreksi untuk memproses error transmisi harus ada, dan sebuah alat memproses cell yang hilang dan cell yang disisipkan harus juga dilengkapi. Kemampuan untuk mengirimkan dan menemukan kembali waktu informasi untuk layanan waktu ril harus juga disediakan. 2.6.2 Klasifikasi AAL 1. Klasifikasi Horizontal Untuk mengelompokkan berbagai layanan user dalam cara yang efektif dengan memperhatikan factor-faktor diatas, AAL dapat dikategorikan kedalam empat jenis. Ini termasuk mengelompokkan layanan B-ISDN ke dalam empat kelas menurut atributnya dan membagi AAL juga. Yaitu, layanan dapat dikategorikan kedalam empat kelas dari A ke D, yang tergantung pada sifat angka bit, karakteristik yang berhubungan dengan waktu, dan mode koneksi, dan AAL dapat dibagi juga kedalam empat jenis untuk mencocokkan setiap kelas layanan. Disini, empat jenis AAL ditunjukkan AAL-1 ke AAL-4, masing-masing. Untuk menggambarkannya, AAL-1 memberikan fungsi AAL terhadap layanan dengan CBR dan karakteristik waktu ril. Yakni, dapat memberikan kapabilitas untuk mengirimkan CBR SDUs dengan menggunakan angka bit yang identik, waktu mentransfer informasi dari sumber informasi ke tujuannya, dan menunjukan kesalahan yang dapat dipulihkan dan yang tidak dapat dipulihkan. Sama halnya, jenis AAL-2 ke 4 masing-masing memberikan fungsi yang cocok untuk kelas layanan B ke D, yang atributnya digambarkan dalam Tabel 2.8. ringkasan dari fungsi representative diberikan dalam Tabel 2.8.
41
Universitas Sumatera Utara
2. Klasifikasi Vertikal Pada sisi lain, AAL dapat juga dibagi secara vertical, kedalam sublapisan SAR dan CS. Yaitu, proses mengubah user-service data units (U-SDU) atau unit layanan data pemakai kedalam cell ATM yang diselenggarakan oleh AAL dibagi kedalam dua sublapisan. SAR memberikan fungsi-fungsi yang berhubungan dengan segmentasi dan rangkaian ulang U-SDU, dan CS memberikan kapabilitas untuk mengkonvergensi fungsi tertentu yang berhubungan dengan layanan ke lapisan layanan atas. Dalam arah transmisi, CS menerima U-SDU dari lapisan pemakai atas, dimana dapat menambahkan sebuah header dan trailer yang berhubungan dengan penanganan error dan prioritas pemeliharaan data untuk menciptakan SAR-PDU, yang kemudian dikirimkan ke lapisan ATM. Dalam arah resepsi, sublapisan SAR menganalisa SARPDU yang dikirimkan dari lapisan ATM, dan SAR-PDU dikumpulkan dan dirangkai bersama-sama dengan CS-PDU dan dikirimkan ke CS. Kemudian Cs menganalisa header dan trailer CS-PDU yang dikirimkan dan hanya menarik U-SDU, yang akhirnya mengirimkannya ke lapisan pemakai. Protokol interentitas seperti control arus juga ditangani pada CS. Prosedur penanganan dilukiskan secara konseptual dalam Gambar 2.9. Klasifikasi vertikal tersebut berlaku sama terhadap keempat jenis AAL.
42
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.8 Fungsi-fungsi Mayor dari AAL-1 hingga AAL-4 Tipe AAL AAL-1
Fungsi Mayor - Mentransfer SDU bit-rate konstan dengan bit-rate yang sama. - Mentransfer waktu informasi antara sumber dan tujuan. - Pemulihan error dan indikasi informasi yang salah yang tidak dipulihkan oleh AAL-1.
AAL-2
- Mentransfer SDU dengan bit rate variabel. - Mentransfer waktu informasi antara sumber dan tujuan. - Pemulihan error dan indikasi informasi yang salah yang tidak dipulihkan oleh AAL-2.
AAL-3
- Mentrasfer SDU pada layanan kelas C dari AAL-SAP ke AALSAP(s). - Mentransfer dengan mode koneksi-oriented.
AAL-4
- Mentrasfer SDU pada layanan kelas D dari AAL-SAP ke AALSAP(s). - Mentransfer dengan mode tanpa koneksi.
Berikut ini akan dijelaskan fungsi dari tiap-tiap AAL, yaitu: 2.6.2.1 Fungsi AAL-1 Pengiriman U-SDU
rate-konstan, secara bersama-sama dengan waktu
informasi dengan menggunakan perintah bit rate, dan indikasi dari error yang tidak dapat dikoreksi adalah beberapa layanan yang diberikan oleh AAL-1 ke lapisan atas. AAL-1 memberikan sebuah fungsi untuk membagi-bagi dan merangkai kemabali informasi pemakai. Itu juga memberikan sebuah fungsi untuk menangani variasi-
43
Universitas Sumatera Utara
variasi penunda cell dan cell yang hilang dan yang disisipkan, dan manajemen penerima untuk mengekstraksi waktu informasi dari sumber informasi. Sebagai sebuah ketentuan terhadap error bit yang mungkin, AAL-1 memantau protocol control information (PCI) atau informasi kontrol protokol dan memproses AAL-PCI bila error terjadi. Juga, itu memantau bidang informasi pemakai dan mengkoreksi error bit yang ditemukan. AAL-1 melapor ke manajemen plane dengan beberapa error yang ditemukan selama transmisi informasi pemakai. Cell yang hilang, cell yang salah sisip, dan cell dengan AAL-PCI yang salah juga dilaporkan, serta status sinkronisasi waktu. U-SDU
AAL-SAP AAL-SDU
cs
H
T
(SSCS)
CS-PDU
AAL
(CPCS) SAR
T
H
.....
SAR-PDU
ATM-SAP ATM ATM-SDU
H ATM-PDU (ATM cell)
..... .....
H: Header T: Trailer
Gambar 2.7 Proses data pada sublapisan AAL
44
Universitas Sumatera Utara
1. Sublapisan SAR Fungsi sublapisan SAR AAL-1 adalah untuk mensegmenkan CS-PDU dan kemudian
menambahkan
header
untuk
membentuk
SAR-PDU
dan
mengirimkannya ke lapisan ATM. Juga, melalui proses sebaliknya itu merangkai kembali SAR-PDU untuk memulihkan CS-PDU. SAR-PDU yang dibentuk pada sublapisan SAR. Jumlah bit yang ditunjuk ke sequence number (SN) dan sequence number protection (SNP) adalah masing-masing empat, termasuk satu bit convergence sublayer indication (CSI) dalam bidang SN; oleh karena itu, ukuran ruang payload SAR-PDU menjadi 47 bit. SN digunakan untuk menerima apakah kehilangan cell ataupun penyisipan cell telah terjadi, dan SNP digunakan untuk koneksi error untuk melindungi SN dari error. Bit CSI digunakan untuk tujuan khusus seperti yang mengindikasikan adanya fungsi CS. 2. Sublapisan Konvergensi AAL-1 CS memberikan kapabilitas koreksi error bit untuk sinyal video ataupun audio berkualitas tinggi, dan tergantung pada layanan, itu dapat juga memberikan kapabilitas pemulihan clock melalui metode seperti memantau pengisian buffer. Layanan yang membutuhkan penjelasan waktu dapat dipenuhi dengan menyisipkan waktu informasi kedalam CS-PDU. Fungsifungsi lain seperti pemrosesan bilangan berurutan dan pengujian cell yang hilang/ salah sisip juga diberikan.
45
Universitas Sumatera Utara
(5B)
4b
4b
Cell header
SN
SNP SAR-PDU Header
47B SAR-PDU Payload
SAR-PDU
SN : Sequence number SNP ; Sequence number protection Gambar 2.8 Format SAR-PDU untuk AAL-1
2.6.2.2 Fungsi AAL-2 AAL-2 mengirimkan U-SDU waktu ril dalam bit rate variabel bersama-sama dengan waktu informasi yang berhubungan, menunjukkan error yang tidak dapat dipulihkan, dan memberikan layanan lain tersebut ke lapisan atas. AAL-2, yang sama dengan AAL-1, memberikan sebuah fungsi untuk mensegmenkan dan merangkai kembali informasi pemakai. Itu juga memberikan kapabilitas untuk menangani variasi-variasi penunda cell, menguji cell yang hilang, dan pada ujung penerima, kapabilitas untuk memulihkan clock sumber informasi. Sebagai sebuah ukuran terhadap error bit yang mungkin, AAL-2 memantau AAL-PCI dan menguji error bit yang terjadi. Itu juga memantau informasi pemakai dan mengkoreksi error bit yang ditemukan. AAL-2, yang sama dengan AAL-1, melaporkan ke manajemen plane atas error yang terjadi selama transmisi informasi pemakai. Cell yang hilang, cell yang salah sisip, dan cell AAL-PCI yang memperoleh error juga diindikasikan, serta status kehilangan sinkronisasi waktu.
46
Universitas Sumatera Utara
1. Sublapisan SAR Fungsi sublapisan SAR AAL-2 adalah untuk mensegmenkan CS-PDU variabel yang diterima dari CS, menambahkan header dari trailer untuk menciptakan SAR-PDU, mengirimkan SAR-PDU ke lapisan ATM, dan melalui proses terbalik, merangkai kemabli SAR-PDU dan memulihkan kembali CS-PDU. Karena AAL-2 menguji layanan waktu ril seperti halnya AAL-1. 2. Sublapisan Konvergensi AAL-2 CS memberikan kapabilitas pemulihan clock untuk sinyal audio dan video rate variabel. Untuk tujuan ini, stamp waktu ataupun kata sinkronisasi waktu ril dapat disisipkan ke dalam CS-PDU, dan metode-metode lain dapat juga digunakan. AAL-2 CS juga memproses bilangan berurutan untuk memantau apakah ATM-PDU telah hilang ataupun salah sisip. Jika cell yang hilang atau cell salah sisip ditemukan, itu menggunakan ukuran yang tepat. AAL-2 Cs juga memberikan korksi error untuk sinyal video dan audio. 2.6.2.3 Fungsi AAL-3 Fungsi AAL-3 dijalankan untuk mengadaptasi koneksi lapis sebelum ditransmisikan, kemudian membawa layanan data kelas C dengan karakteristik VBR. Layanan-layanan ini dikembangkan di AAL-3 dan dapat dibagi kedalam layanan mode pesan dan mode laju. Pada mode pesan, AAL-SDN melewatkan antara interface AAL, tepatnya pada satu AAL-IDU (data unit interface), sementara pada mode aliran, sepertinya sama dengan satu atau lebih dapat menginisasi data transfer untuk menerima entitas AAL sebelum AAL-SDU tersebut komplit. Diatas dua mode layanan secara bersama mengembangkan operasi yang dijamin dan juga tidak menjamin operasi itu. Operasi yang dijamin adalah mode
47
Universitas Sumatera Utara
operasi dimana seluruh SDU secara akurat diantara berdasarkan pesanan yang diterima dari lapis ATM, cell yang hilang akan ditransmisi ulang, dan kendali aliran dikembangkan sesuai kebutuhan. Operasinya dijamin hanya untuk koneksi point-topoint lapis ATM. Pada operasi yang tidak dijamin, cell yang hilang tidak akan ditransmisi ulang. Ketika dibutuhkan, SDU yang rusak ditransportasikan ke lapis berikutnya dan kapasitas kendali aliran dikembangkan untuk koneksi point-to-point ATM, juga tidak untuk koneksi point-to-multipoint. 1. Sublapisan SAR Sublapisan AAL-3 menerima panjang variable CS-PDU dari CS, segmensegmen dari header dan trailer dari bentuk SAR-PDU, dimana dikirim untuk lapiisan ATM. Ini juga dapat memasang ulang SAR-PDU yang letaknya kebalikan dari proses dan bentuk ulang CS-SDU. struktur dari SAR-PDU dari AAL-3 ditunjukkan pada Gambar 2.11. pada gambar tipe segmen (ST) mengindikasikan antara koresponden beban yaitu BOM (Begin of Message) atau awal pesan, COM (Continuation of Message) atau lanjutan pesan, EOM (End of Message) atau akhir pesan, serta SSM ( Single Segment Message) atau single segmen pesan dan SN mengindikasi nomor seri dari masing-masing pesan. Daerah MID digunakan ketika penggabungan koneksi CPCS (lihat seksi CS) dimultiplex melewati satu koneksi lapis ATM, LI mengindikasi panjang dari beban SAR-PDU dalam octet, dan CRC adalah kode CRC untuk melewatkan SAR-PDU termasuk headernya.
48
Universitas Sumatera Utara
(5B)
2b
4b
10b
Cell header
ST
SN
MID
6b
10b
SAR-PDU Payload LI CRC
CRC ; Cyclic Redundancy Check Code ST ; Segment Type SN : Sequence Number MID : Multiplexing Identification LI : Length Indikator Gambar 2.9 Format SAR-PDU untu AAL-3/4
2. Sublapisan Konvergen AAL-3 CS mengembangkan bermacam-macam fungsi untuk layanan pengguna AAL-3, termasuk pengiriman transparan dari AAL-SDU, pemetaan antara AAL-SAP dan koneksi lapisan ATM, deteksi error dan pemulihan (deteksi kerusakan CS-PDU dan memprioritaskan prosedur pemulihan), segmentasi pesan dari memasang ulang, inentifikasi informasi, dan alokasi buffer. AAL-3 CS juga mengembangkan fungsi spesifik special untuk layanan kelas C AAL-3. Sejak bersamaan AAL-3 dan AAL-4 menangani layanan data waktu tidak real, mereka membagi jenis-jenis fungsi secara umum. Oleh karena itu, fungsi CS dari AAL-3 dan AAL-4 dapat diatur ulang kedalam bagian bersama CP (CPCS) dan layanan spesifik CS (CSCS) (lihat Gambar 2.7). CPCS walaupun untuk AAL-3 dan AAL-4, tetapi sangat berbeda pada masing-masing kasus. Struktur CPCS-PDU ditunjukkan pada Gambar 2.12, pada gambar CPI mengindikasi dimana koresponden PDU termasuk kedalam bagian bersama, label B/E adalah label yang diikutkan pada header dan trailer dari CPCS-PDU agar identik, ukuran BA mengindikasi ukuran dari buffer untuk dialokasikan pada penerima, PAD adalah blok untuk membuat beban terukur CPCS-PDU
49
Universitas Sumatera Utara
dalam penggabungan 4 bit, LI mengindikasi panjang dari beban CPCS-PDU, dan AL adalah isi untuk membuat ukuran trailer CPCS-PDU 32 bit. 4B CPCS-PDU Header
0-3B CPCS-PDU Payload
1B
1B
2B
CPI
Btag
BAsize
CPI Btag Basize PAD AL Etag LI
PAD
1B AL
4B CPCS-PDU Trailer
1B
2B
Etag
LI
: Common Part Indicator : Begin tag : Buffer Allocation Size : Padding : Alignment : End tag : Length Indication Gambar 2.10 Struktur CPCS-PDU
2.6.2.4 Fungsi AAL-4 AAL-4 mengembangkan kapabilitas untuk mengirim variable layanan data kelas D pada lapis adaptasi tanpa mengatur koneksinya. Mirip dengan AAL-3, AAL-4 mengembangkan secara bersamaan mode pesan dan layanan mode aliran. Juga, layanan-layanan dapat dikembangkan operasi secara terjamin ataupun tidak AAL-4 juga mengembangkan kapabilitas untuk mengantar AAL-SDU dari satu AAL-SAP ke lain AAL-SAP, atau dari single AAL-SAP ke banyak AAL-SAP. Disini, kasus awalnya diasosiasikan dengan point-to-point koneksi AAL, dan koresponden akhirnya adalah untuk koneksi point-to-multipoint. Hubungan ini di gambarkan pada Gambar 2.11. Pada transport AAL-SDU, pengguna AAL-4 mempunyai opsi untuk mengatur AAL-SAP ini yang memiliki kepentingan QOS.
50
Universitas Sumatera Utara
AAL-4 menggunakan layanan dikembangkan oleh lapis ATM. Banyak koneksi AAL-memungkinkan untuk koneksi single ATM, dan tujuannya untuk menggabungkan kapabilitas yang lebih dilewatkan pada AAL. Selama dapat dilihat dari gambar, pengguna dapat memiliki AAL-SAP pada waktu pengiriman data, dan juga memiliki kekuatan untuk memilih QOS yang diasosiasikan.
AAL-SAP
AAL-SAP AAL koneksi
AAL ATM
AAL-Entity
AAL-Entity
Point-to-point Koneksi lapisan ATM (a) AAL-SAP AAL koneksi
AAL-SAP
AAL-SAP
AAL ATM
AAL-Entity AAL-Entity (Sumber) (Tujuan) Point-to-multipoint Koneksi lapisan ATM (b)
AAL-Entity (Tujuan)
Gambar 2.11 (a) point-to-point koneksi lapisan ATM (b) point-to-multipoint koneksi lapisan ATM
1. Segmentasi dan Pengaturan Ulang Sublapisan Fungsi dari AAL-4 sublapisan SAR identik dengan sublapisan AAL-3, dan struktur SAR-PDU dari AAL-4 ditunjukkan juga pada Gambar 2.11.
51
Universitas Sumatera Utara
2. Sulapisan Konvergen AAL-4 CS mengembangka macam-macam fungsi pada bantuan dari layanan pengguna AAL-4. Fungsi bagian ini dapat dikembangkan tergantung dari pengoperasian layanan pengguna pada mode pesan atau mode aliran. Fungsi ini diasosiasikan termasuk integritas dari AAL-SDU (deteksi batas dari lapisan tertinggi PDU dan garasi dari pengiriman transparannya), pemetaan antara AAL-SAP dan koneksi lapis ATM, deteksi error dan pemulihan, segmentasi ulang dan mengatur ulang, identifikasi informasi dan alokasi buffer. AAL-4 CS, mirip dengan AAL-3 Cs, dapat dibagikan dalam CPCS dan SSCS, dan struktur PDU dari CPCS ditunjukkan juga pada Gambar 2.12.
AAL-SAP 2 (QOS2)
AAL-SAP 1 (QOS1)
AAL-SAP 3 (QOS3)
ATM-SAPn ATM-SAPm
Lapisan ATM Gambar 2.12 Hubungan antara AAL-SAP dan ATM-SAP
52
Universitas Sumatera Utara