BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Undang-undang No.23 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
pada Bab V Pasal 16 ayat 1 menyatakan bahwa “Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pengolahan limbah hasil usaha dan/atau kegiatan”. Menurut Nugraheni, (2009), menyebutkan banyak pemilik RPH tidak memiliki sistem pengolahan air limbah hingga akhirnya RPH membuang kotoran dan darah hewan ke sungai, diungkapkannya, limbah kotoran dan darah hewan yang dibuang ke sungai bisa menyebabkan berbagai penyakit bagi manusia yang menggunakan air sungai tersebut. Hal yang sama juga dilakukan oleh PD RPH Kedurus, PD RPH Kedurus terbukti mencemari Kali Surabaya dan belum ada sikap konkret dari Pemerintah Kota Surabaya, lebih lanjut dikatakan oleh Miftahul Horri, Direktur Administrasi PD RPH Kedurus, membenarkan buruknya instalasi pengolahan air limbah yang mereka miliki. Dari hasil monitoring Perum Jasa Tirta, diketahui bahwa RPH itu membuang limbah sebesar 2821 mg/L untuk kadar BOD dan 6105,9 mg/L untuk kadar COD. Perusahaan Daerah Rumah Potong hewan Kota Medan sebagai kegiatan dalam naungan Pemerintah Kota Medan yang berada di Kecamatan Medan Deli tepatnya di Kelurahan Mabar Hilir berdiri dari tahun 1984 sampai sekarang. PD RPH berperan dalam melayani masyarakat dalam hal pemotongan hewan, pengadaan dan penyaluran daging yang sehat dan bermutu. Jenis hewan yang termasuk dalam
Universitas Sumatera Utara
kegiatan PD RPH ini antara lain sapi, kerbau, babi, kambing dan domba. Kegiatan RPH meliputi pemotongan, pembersihan lantai tempat pemotongan, pembersihan kandang penampung, pembersihan kandang isolasi, dan/atau pembersihan isi perut dan air sisa perendaman. Hasil dari kegiatan proses pemotongan beroperasi dari pukul 01.00 WIB sampai pukul 03.00 WIB tersebut, dihasilkan air limbah dari kotoran, sisa pakan, isi rumen serta serpihan daging dan lemak yang tergelontor bersama air cucian. Jika limbah ini tidak ditangani akan menimbulkan masalah pada lingkungan, seperti berkurangnya oksigen di dalam air, munculnya gas berbau busuk, serta bersarangnya mahluk hidup pembawa penyakit (Laksmi, 1993). Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan menurunkan beban pencemaran lingkungan melalui upaya pengendalian pencemaran dari kegiatan RPH, pemerintah menetapkan kebijaksanaan tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Rumah Potong Hewan yang diatur dalam Permenlh No.02 Tahun 2006 yang menyebutkan bahwa kadar maksimum air limbah rumah potong hewan yang diijinkan antara lain COD = 200 mg/L, BOD = 100 mg/L, TSS = 100 mg/L, minyak dan lemak = 15mg/L, NH3-N = 25 mg/L dan pH = 6-9. Faktor-faktor yang menentukan keadaan hygiene dan sanitasi lingkungan adalah keadaan perumahan dan sanitasi dasar yang ruang lingkupnya meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran, pembuangan sampah dan pembuangan air limbah. Diantara faktor-faktor tersebut, penyediaan air bersih merupakan salah satu faktor yang paling penting. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari khususnya untuk penyediaan air bersih harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam Peraturan
Universitas Sumatera Utara
Menteri Kesehatan RI No.416 Tahun 1990 Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air, oleh karenanya air yang digunakan haruslah memenuhi syarat kualitas dan kuantitas. Syarat kualitas yang harus dimiliki adalah bebas dari mikroorganisme dan bebas dari bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan. Syarat mikrobiologi air bersih perpipaan, total coliformnya adalah 10 ppm, sedangkan syarat mikrobiologi air bersih yang bukan perpipaan, total coliformnya adalah 50 ppm. Dari data hasil penelitian dan pemeriksaan sampel air sumur gali yang dilakukan oleh Siregar (2000) menyatakan bahwa dari 27 sampel air sumur gali di Kelurahan Paya Pasir yang diperiksa, terdapat 23 sumur yang tidak memenuhi syarat kesehatan, hal ini juga didukung oleh penelitian Sembiring (2002) di daerah kumuh binaan Pemerintah Daerah Tingkat II Medan, Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat ditemukan bahwa 72 sampel yang diperiksa terdapat 60 sampel mengandung coli tinja, hal ini membuktikan bahwa air sumur gali sangat mudah terkontaminasi oleh sumber-sumber pencemar apabila tidak memenuhi syarat konstruksi sumur gali yang saniter. Kecamatan Medan Deli terletak di wilayah tenggara Kota Medan yang merupakan daerah kawasan industri dan pergudangan. Kelurahan Mabar Hilir merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Deli. Sumur gali merupakan salah satu sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat setempat selain PAM. Dari 5.323 rumah tangga yang ada di Kelurahan Mabar Hilir, sebanyak 4.137 rumah tangga (77,7%) yang memiliki sumur gali. (Profil Kelurahan Mabar Hilir, 2009).
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui gambaran sistem pembuangan air limbah rumah potong hewan dan kualitas air sumur gali di sekitar saluran pembuangan air limbah Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan di Kelurahan Mabar Hilir Kecamatan Medan Deli Tahun 2010.
1.2.
Perumusan Masalah Sebanyak 77,7 % rumah tangga di Kelurahan Mabar Hilir menggunakan air
sumur gali sebagai sumber air bersih. Berdasarkan informasi yang diperoleh pada survai pendahuluan, air sumur gali masyarakat sekitar rumah potong hewan keruh, berbau dan sangat meresahkan masyarakat apalagi pada musim hujan. Masalah yang akan diteliti adalah gambaran sistem pembuangan air limbah rumah potong hewan dan kualitas air sumur gali di sekitar saluran pembuangan air limbah Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan di Kelurahan Mabar Hilir Kecamatan Medan Deli Tahun 2010.
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran sistem pembuangan air limbah rumah potong hewan dan kualitas air sumur gali di sekitar saluran pembuangan air limbah Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan di Kelurahan Mabar Hilir Kecamatan Medan Deli Tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui sistem pembuangan air limbah rumah potong hewan 2. Untuk mengetahui kualitas air limbah rumah potong hewan 3. Untuk mengetahui konstruksi sumur gali di Kelurahan Mabar Hilir 4. Untuk mengetahui kualitas air sumur gali di Kelurahan Mabar Hilir
1.4.
Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi pihak instansi yang terkait dalam upaya penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan dan merata di seluruh daerah pemerintahan Kota Medan 2. Sebagai informasi bagi masyarakat tentang konstruksi sumur gali yang saniter dalam meningkatkan kualitas air sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan Permenkes RI No.416 Tahun 1990 3. Sebagai bahan masukan bagi Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Kota Medan dalam hal pengolahan air limbah yang sesuai dengan Permenlh RI No.2 Tahun 2006 Tentang Baku Mutu Limbah Kegiatan Rumah Potong Hewan 4. Sebagai sumbangan ilmiah dan informasi dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan utamanya dibidang kesehatan lingkungan serta dapat menjadi bahan bacaan atau perbandingan bagi penelitian selanjutnya 5. Sebagai media untuk menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah
Universitas Sumatera Utara