ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FRAKTUR EKTRIMITAS BAWAH DI RSI SAKINAH KOTA MOJOKERTO HOLILUDDIN 11001070
Subject
: Asuhan keperawatan, fraktur femur
Description : Penanganan masalah fraktur harus ditangani dengan tindakan keperawatan yang cepat dan tepat. Proses keperawatan adalah metode yang sistematik dan rasional dalam merencanakan dan memberikan pelayanan keperawatan kepada individu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien fraktur ektrimitas bawah di RSI Sakinah Kota Mojokerto. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Variabel yang diteliti adalah asuhan keperawatan pada pasien fraktur. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien fraktur di RSI Sakinah Kota Mojokerto rata-rata perbulan sebanyak 10-15 pasien dengan sampel 1 orang yang mengalami fraktur femur. Instrumen penelitian menggunakan format asuhan keperawatan. Hasil penelitian didapatkan Tn “M”, umur 28 Tahun, Tanggal Lahir 12 Agustus 1986, jenis kelamin laki – laki, tanggal masuk Rumah Sakit 13 Mei 2014 jam 13.00 WIB dengan Keluhan utama MRS adalah Nyeri paha kanan akibat kecelakaan lalu lintas. Keluhan utama saat ini adalah Nyeri paha kanan akibat kecelakaan lalulintas. Riwayat keluhan utama adalah Klien MRS karena mengalami kecelakaan lalu lintas, jatuh dari motor. Pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat sudah disesuaikan dengan protap yang distandarkan dirumah sakit dan keluhan pasien terhadap gangguan rasa nyaman nyeri sudah berkurang. Dalam melakukan asuhan keperawatan diperlukan kecermatan, ketelitian, kepekaan dan kejujuran dalam menggali data sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar valid. Evaluasi atau penilaian dilakukan secara terus-menerus dan kesinambungan dengan cara mengamati langsung perubahan-perubahan yang terjadi pada pasien, pada prinsipnya tidak semua masalah dapat teratasi dengan sempurna sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan, adanya kerjasama yang baik antara tim kesehatan dan keluarga dalam asuhan keperawatan yang efektif, serta tersedianya fasilitas yang diperlukan sangat membantu dalam perawatan pasien. ABSTRACT Handling problems fractures should be treated with prompt action and proper nursing. The nursing process is a systematic and rational method of planning and providing nursing care to individuals. The purpose of this study was to describe the nursing care to patients under the ektrimitas fracture in RSI Sakinah Mojokerto.
This Research type is descriptive and approach used in this study is a case study. The variables studied were the nursing care in fracture patients. The population in this study were all patients fractures in Mojokerto Sakinah RSI monthly average of 10-15 patients of this sample is one patient who suffered femur fractures. The instrument uses the format nursing. The results showed Mr. "M", aged 28 Years, Date of Birth August 12, 1986, male gender - male, hospitalization date May 13, 2014 at 13:00 pm by MRS main complaint is pain right thigh as a result of traffic accidents. The main complaint now is the right thigh pain due to traffic accidents. History of the main complaint is the Client MRS because of traffic accidents, falling from the motor. Provision of nursing care performed by nurses has been adjusted to standard operating procedures and standardized hospital patient complaints against harmful comfortable feeling pain subsides. In doing nursing care required precision, accuracy, sensitivity and honesty in exploring the data so that the data can be obtained completely valid. Evaluation or assessment done continuously and sustainability directly by observing the changes that occur in patients, in principle, not all problems can be solved perfectly in accordance with the objectives and criteria of the expected results, a good cooperation between the healthcare team and the family in effective nursing care, and the availability of the necessary facilities are very helpful in patient care. Keywords
: nursing care, fracture of the femur.
Contributor
: 1. Dr. Nurwidji, MHA.,M.Si. 2. Sunyoto, S.Kep.Ns : 3 Juni 2014 : Laporan Penelitian : : Open Document :
Date Type Material URL Right Summary
LATAR BELAKANG Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya atau setiap retak atau patah pada tulang yang utuh. Fraktur adalah masalah yang akhir-akhir ini sangat banyak menyita perhatian masyarakat, karena banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang sangat banyak yang sebagian korbannya mengalami fraktur. Banyak pula kejadian alam yang tidak terduga yang banyak menyebabkan fraktur. Sering kali untuk penanganan fraktur ini tidak tepat mungkin dikarenakan kurangnya informasi yang tersedia (Wikipedia, 2014). Kecelakaan merupakan pembunuh nomor 3 di Indonesia (Dephub, 2010). Selain kematian kecelakaan dapat menimbulkan dampak lain yaitu fraktur yang dapat menjadikan kecacatan (Smeltzer, 2002). Penanganan masalah fraktur harus ditangani dengan tindakan keperawatan yang cepat dan tepat. Proses keperawatan adalah metode yang sistematik dan rasional dalam merencanakan dan memberikan pelayanan keperawatan kepada individu. Tujuannya untuk mengidentifikasi status kesehatan klien, kebutuhan atau masalah kesehatan aktual atau risiko, membuat perencanaan sesuai dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi dan melaksanakan intervensi keperawatan
spesifik sesuai dengan kebutuhan. Proses keperawatan sebagai suatu metode/ proses berpikir yang terorganisir untuk membuat suatu keputusan klinis dan pemecahan masalah. Berdasarkan hal diatas maka perawat dituntut untuk memiliki kecakapan intelektual, kecakapan dalam perilaku dan hubungan antar manusia, memudahkan perawat dalam menciptakan hubungan baik dengan klien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lainnya dan kecakapan dalam kemampuan teknis keperawatan. Angka kejadian fraktur dapat dilihat dari penyebabnya. Pada umumnya penyebab fraktur adalah kasus kecelakaan. Hasil analisis lanjut data Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa proporsi cedera akibat lalu lintas secara nasional sebesar 27,0% (95% CI 26,4 –27,5). Berdasarkan provinsi, cedera patah tulang dan atau anggota gerak terputus akibat kecelakaan lalu lintas tertinggi terdapat di Provinsi Sumatera Selatan (16,3%) dan terendah di Provinsi Gorontalo (4,3%). Data Riskesdas menunjukkan bahwa secara nasional cedera akibat kecelakaan lalu lintas yang termasuk dalam katagori parah (patah tulang/anggota gerak terputus sekitar 9,1% (95% CI 8,5-9,6) (Riyadina, 2009). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSI Sakinah Kota Mojokerto pada tanggal 20 Februari 2014, berdasarkan data rekam medik didapatkan jumlah pasien fraktur ekstremitas pada tahun 2013 sebanyak 72 pasien. Sedangkan secondary survey yang dilakukan pada 5 pasien fraktur ekstremitas yang diakibatkan oleh kasus kecelakaan ringan didapatkan rata-rata pada bagian kepala tidak ada luka namun pasien mengatakan pusing, pada bagian wajah mengalami luka lecet dan pasien mengatakan nyeri, sedangkan pada bagian dada tidak ada luka lecet namun pasien mengatakan sedikit sesak, pada bagian abdomen tidak ada luka lecet dan pasien tidak mengeluhkan sakit, pada bagian kaki pasien terdapat beberapa luka lecet dan pasien mengatakan kesulitan bergerak dan merasakan sedikit sakit di persendian. Fraktur paling sering disebabkan oleh trauma. Hantaman yang keras akibat kecelakaan yang mengenai tulang akan mengakibatkan tulang menjadi patah dan fragmen tulang tidak beraturan atau terjadi discontinuitas di tulang tersebut. Pada fraktur tibia dan fibula lebih sering terjadi dibanding fraktur batang tulang panjang lainnya karena periost yang melapisi tibia agak tipis, terutama pada daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah dan karena berada langsung di bawah kulit maka sering ditemukan adanya fraktur terbuka. Fraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolic, patologik. Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup. Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan pendarahan, maka volume darah menurun. COP (Cardiac Out Put) menurun maka terjadi peubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan poliferasi menjadi edem lokal maka penumpukan di dalam tubuh. Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat menimbulkan ganggguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi revral vaskuler yang menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggau. Disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi dan kerusakan jaringan lunak akan mengakibatkan kerusakan integritas kulit. Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma gangguan metabolik, patologik yang terjadi itu terbuka
atau tertutup. Baik fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut syaraf yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selaian itu dapat mengenai tulang sehingga akan terjadi neurovaskuler yang akan menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu, disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi terkontaminasi dengan udara luar. Pada umumnya pada pasien fraktur terbuka maupun tertutup akan dilakukan immobilitas yang bertujuan untuk mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh (Admin, 2013 Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul asuhan keperawatan pada pasien fraktur ektrimitas bawah di RSI Sakinah Kota Mojokerto
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan, memberi suatu nama, situasi atau fenomena dalam menemukan ide baru (Nursalam, 2008:77). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien fraktur di RSI Sakinah Kota Mojokerto. Variabel yang diteliti adalah asuhan keperawatan pada pasien fraktur. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien fraktur di RSI Sakinah Kota Mojokerto rata-rata perbulan sebanyak 10-15 pasien. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien fraktur di RSI Sakinah Kota Mojokerto. Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah nonprobability Sampling sedangkan pemilihan sampling dilakukan secara sampling accidental sampling, yaitu cara pengambilan sampel secara kebetulan. Lokasi Penelitian dilakukan di Ruang IGD RSI Sakinah Kota Mojokerto dan waktu Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 12-25 Mei 2014. Cara pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi yang dilakukan selama 1 minggu mulai tanggal 12-25 Mei 2014 terhadap perawat yang melakukan asuhan keperawatan fraktur femur. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah format asuhan keperawatan . HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian bahwa pengkajian perawat terhadap pasien fraktur Femur sudah lengkap sesuai dengan teori, pengkajian untuk pasien fraktur femur yang meliputi Identitas klien, Keluhan Utama, Riwayat penyakit yang pernah diderita, Pemeriksaan Fisik (meliputi : Body Systems, Pernapasan, Cardiovaskuler, Persyarafan, Perkemihan-Eliminasi Uri, Pencernaan-Eliminasi Alvi, Tulang-OtotIntegumen, Sistem Endokrin, Sistem Reproduksi. Menurut Carpenito (2009) Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu pengumpulan data,analisis data,dan penentuan masalah kesehatan serta keperawatan. Pengkajikan data responden yang dilakukan oleh perawat sudah dilakukan dengan cermat dan teliti sesuai dengan SOP. Bila perawat kurang memahami tentang suatu masalah yang terjadi pada pasien, perawat diharuskan untuk meminta saran pada dokter yang
terkait. Namun pada kasus ini perawat mampu mengkaji semua data pasien dengan sangat baik. Proses analisa data merupakan tahap yang krusial di mana pada analisa data ini merupakan kegiatan yang sangat penting untuk menentukan proses keperawatan selanjutnya, bila salah dalam mengalalisa keluhan berdasarkan datadata yang menunjang maka sangat mungkin sekali terjadi mal praktek. Menurut Carpenito (2009) Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan. Hasil pengkajikan digunakan untuk analisa data, perawat melakukan analisa data dengan kolaborasi dengan dokter jaga / umum dan dokter spesialis untuk menentukan masalah yang dihadapi oleh klien. Perumusan masalah merupakan kesimpulan setelah dilakukan analisa data pada kondisi pasien. Menurut Carpenito (2009) Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan asuhan keperawatan (masalah keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritas. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan criteria penting dan segera. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian. Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu : Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan (Carpenito, 2009). Perumusan masalah sudah disesuaikan dengan hasil analisa data tentang keluhan-keluhan yang dialami oleh pasien. Perumusan didapatkan berdasarkan informasi dari pasien dan disampaikan pada dokter sehingga perumusan masalah yang didapat adalah hasil advis dari dokter kolaborasi. Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan (Gordon,1994). Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten. Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang (Carpenito, 2009). Rencana asuhan keperawatan dalam kasus fraktur femur ini didasarkan pada Diagnosa keperawatan yang telah diperoleh, kemudian dibuat tujuan utama sesuai prioritas masalah pasien (dalam kasus ini adalah untuk mengurangi nyeri yang diderita oleh pasien), setelah menentukan tujuan maka dibuat intervensi keperawatan sesuai dengan rasional dari tindakan tersebut. Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien (Carpenito, 2009). Implementasi /Pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana tindakan berupa kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi klien. Pelaksanaan di tinjauan kasus disesuaikan dengan kondisi klien. Perawat yang memberikan asuhan keperawatan sudah mengimplementasikan semua dari rencana asuhan keperawatan berdasarkan rasional dan tujuan yang ingin dicapai terlebih dahulu yaitu untuk mengatasi nyeri yang diderita oleh pasien. Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya (Carpenito, 2009). Hasil evaluasi tidak didapatkan sampai pasien benar-benar keluar dari rumah sakit. Ketika pasien terakhir diobservasi oleh peneliti Klien mengatakan lukanya masih terasa nyeri, nyerinya akan berkurang bila kaki kanannya tidak digerakkan dan nyeri akan bertambah bila kakinya digerakkan atau disentuh. Intervensi dilanjutkan sesuai dengan SOP dan advis dari dokter. .
SIMPULAN Dari asuhan keperawatan pada Tuan Mujib dengan Fraktur Femur di ruang IGD RSI Sakinah yang dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2014 ini, dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Tuan Mujib mengalami nyeri di daerah femur yang mengalami fraktur, nyeri semakin bertambah apabila melakukan gerakan. Nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri bersifat menetap dan selalu ada dalam 24 jam 2. Rumusan masalah didapatkan Nyeri akut berhubungan dengan luka paha kanan, ditemukm tanggal 13 Mei 2014. 3. Tujuan rencana asuhan keperawatan nyeri dapat ber-kurang dalam 7 hari perawatan dengan kriteria hasil : Nyeri yang dirasakan klien tidak ada lagi atau berkurang, Klien tampak tenang, Nyeri berkurang saat klien beraktifitas atau ekstrimitas yang sakit digerakkan, Nyeri seperi ditusuk-tusuk tidak terasa lagi, Nyeri tidak terasa lagi, tidak menyebar, Skala nyeri 1 (nyeri ringan), Nyeri berkurang atau hilang, pada waktu siang atau malam, TTV normal TD: 120/80 mmHg, N :64 kali/menit, R : 24 kali/menit , T: 36,537.5°C. 4. Implementasi disesuai dengan rencana asuhan keperawatan 5. Evaluasi didapatkan klien mengatakan lukanya masih terasa nyeri, nyerinya akan berkurang bila kaki kanannya tidak digerakkan dan nyeri akan bertambah bila kakinya digerakkan atau disentuh. Dan intervensi dilanjutkan. REKOMENDASI 1. Terhadap klien Selama dalam perawatan di RS klien diharapkan mau bekerja sama dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang telah direncanakan agar tujuan tercapai. 2. Terhadap Keluarga
3.
4.
Keluarga hendaknya mau bekerja sama dalam perawatan klien dan keluarga ikut serta dalam melakukan kontrol terhadap kesehatan klien. Terhadap Perawat Dalam melakukan pengkajian harus teliti sehingga akan menghasilkan data yang valid. Perlu menjalin hubungan terus menerus dan kerjasama yang baik dengan klien dan keluarga serta petugas kesehatan lain yang ada di RS. Dalam membuat rencana keperawatan harus sesuai dengan kondisi klien. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam asuhan keperawatan serta dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan. Terhadap Institusi Hasil studi kasus ini hendaknya sebagai bahan masukan pendukung teori yang sudah ada dalam menerapkan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan fraktur femur
Alamat correspondensi
: KP. Krajan Timur, Rt 02/02 Desa Kukusan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo. (
[email protected]) (082325124734)