ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RUANG AN NISA RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
Disusun oleh : YUNI WIJAYANTI J200100086
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RUANG ANNISA RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA (Yuni Wijayanti, 2013, 43 Halaman)
ABSTRAK
Latar Belakang : Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas. Selama ini perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatnya persediaan darah dan sistem rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai akibat penyebab kematian dan mordibitas. Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan pasien post partum spontan meliputi pengkajian, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Metode : Penulis menggunkan metode deskripsi , adapun sampelnya adalan Ny. S, data ini diperoleh dengan cara yaitu wawancara , pemeriksaan, observasi aktivitas, memperoleh catatan dan laporan diagnostic, dan bekerjasama dengan teman sekerja. Hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan keperawatan selama 2 x 24 Jam didapatkan hasil nyeri pada pasien sudah berkurang dari skala 6 menjadi skala 4, asi keluar lancar pasien paham tentang nutrisi ibu menyusui. Simpulan dan saran : Diagnosa yang ditemukan pada kasus post partum spontan pada Ny. S adalah nyeri akut berhubungan dengan trauma perinium, ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan, kurang pengetahuan tentang nutrisi ibu menyusui berhubungan dengan kurang informasi. Kata kunci : Postpartum spontan, nyeri.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Selama 15 tahun, angka kematian ibu dan bayi di Indonesia mengalami penurunan yang lebih lambat dari yang diharapkan. Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari 390 per 100.000 kelahiran hidup di 1994 menjadi 228/100.000 di 2010. AKB menurun dari 30 per 1000 kelahiran hidup di 1994 menjadi 19/1000 di 2007. Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas. Selama ini perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatnya persediaan darah dan sistem rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai penyebab kematian dan mordibitas ibu (Saleha, 2009) Pada masa nifas ibu juga sering kali mengalami depresi. Sebagai perempuan menganggap bahwa masa-masa setelah melahirkan adalah masamasa sulit yang akan menyebabkan mereka mengalami tekanan secara
emosional. Untuk itu dukungan dari keluarga sangat diperlukan untuk mempercepat kesembuhan dari depresi yang dialami oleh ibu. Berdasarkan urian di atas penulis tergerak untuk membuat karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan keperawatan pada Ny.S dengan Post Partum Spontan di Ruang An nisa RS PKU Muhammadiyah Surakarta”.
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat dikemukakan rumusan masalah bagaimana melakukan asuhan keperawatan pada Ny.S Dengan Post Partum Spontan di Ruang An nisa RS PKU Muhammadiyah Surakarta.
C. Tujuan Penulis 1. Tujuan Umum Melakukan asuhan keperawatan pada Ny.S dengan post partum spontan. 2. Tujuan Khusus a. Melakukan pengkajian pada kasus Ny.S dengan post partum spontan. b. Merumuskan dan menegakkan diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Ny.S dengan post partum spontan. c.
Menyusun intervensi yang tepat pada kasus Ny.S dengan post partum spontan.
d. Melaksanakan implementasi pada kasus Ny.S dengan post partum spontan. e. Melakukan evaluasi hasil asuhan keperawatan pada Ny.S dengan post partum spontan.
LANDASAN TEORI A. Konsep Nifas Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, setelah lahirnya janin dan plsenta dan alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Masa nifas didefinisikan sebagai periode selama dan tepat setelah kelahiran. Namun secara populer, diketahui istilah tersebut mencakup 6 minggu berikutnya saat terjadi involusi kehamilan normal (Cuningham, 2006). 1. Fisiologi Nifas Menurut Farrer (2001) fisiologi nifas yaitu : a. Uterus Pada akhir kala tiga persalinan, fundus uteri berada setinggi umbilikus dan berat uterus 1000 gram. Uterus kemudian mengalami involusi dengan cepat selama 7-10 hari pertama dan selanjutnya proses involusi ini berlangsung lebih berangsur-angsur.
b. Lokia 1) Lokia rubra (hari 1-4) jumlahnya sedang, berwarna merah dan terutama darah. 2) Lokia serosa (hari 4-8) jumlahnya berkurang dan berwarna merah muda (hemoserosa). 3) Lokia alba (hari 8-14 hari) jumlahnya sedikit, berwarna putih atau hampir tidak berwarna.
c. Serviks Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh dua hingga tiga jari tangan; setelah 6 minggu postnatal, serviks menutup. d. Vulva dan vagiana Vulva dan vagina mengalami penekanan serta pereganagan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. e. Perinium Segera setelah meahirkan, perinium menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. f. Payudara Berbeda dengan perubahan atrofik yang terjadi pada organ-organ pelvis, payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas kecuali jika laktasi disupresi. Payudara akan menjadi lebih besar, lebih kencang dan mula-mula lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap perubahan status homonal serta dimulainya laktasi. g. Traktus urinarius Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinn terdapat spasme sfingter dan endema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.
h. Sistem gastrointestinal Kerapkali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar posteron menurun, namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari.
METODE PENELETIAN Pengkajian dilakukan pada hari Rabu tanggal 1 Mei 2013 jam 09.OO WIB. Pengambilan cara dengan cara wawancara ke pasien dan keluarga, observasi pasien, catatan keperawatan dan hasil laboratorium pasien di Ruang An Nisa PKU Muhammadiyah Surakarta.
HASIL PENELITIAN A. Biodata Pasien bernama Ny.S, jenis kelamin perempuan, usia 35 tahun, pekerjaan pasien swasta, pendidikan terakhir SLTA, alamat rumah pasien Nayu, RT 7/15 Kadipiro,Banjar sari, agama islam. Pasien masuk ke RS PKU Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 30 April 2013 jam 05.20 dengan diagnosa masuk G3P2A0 H 40+1. Nama suami pasian TN.K, usia 35 tahun, jenis kelmin laki-laki, pendidikan terakhir STM, agama islam, pekerjaan swasta, alamat Nayu, RT 7/15, Kadipiro, Banjar sari.
B. Pengkajian Keperawatan Pasien datang dengan hamil G3P2A0 empat puluh minggu lebih satu hari. Merasa kenceng-kenceng sejak pukul 00.00 WIB, pasien datang pukul 05.20 sudah ada lendir darah dan his. Dilakukan vaginal toucher satu jari portio masih di belakang, his dua kali per sepuluh menit dua puluh detik, Denyut jantung janin 120-130x/menit, tanda-tanda vital tekanan darah 120/80mmhg, suhu 37˚C, nadi 80x/menit, respirasi 22x/menit. Pukul 13.00 dilakukan Vaginal Toucher satu cm, di belakang. Pukul 13.50 WIB dilakukan pacu dengan memasukkan invitec seper delapan tabung per vaginam 14 jam. Pukul 18.00 WIB mengobservasi kemajuan persalian Vaginal Toucher dua centi meter portio lunak, kepala turun, Denyut jantung janin 145-150x/menit. Pukul 19.45 WIB Vaginal Toucher tujuh centi meter, portio lunak, tipis, kepala turun, Denyut jantung janin 130-140x/menit. Pukul 20.00 vaginal toucher tujuh centi meter, portio lunak, tipis, kepala turun, denyut jantung janin 130140x/menit. Pukul 20.10 WIB pasien mengatakan ingin mengejan vaginal toucher lengkap, denyut jantung janin 130-140x/menit. Bayi lahir pada pukul 20.31 WIB tanggal 30 April 2013. Riwayat KB yang pernah digunakan klien yaitu pil selama tujuh bulan. Status obstetrik klien P2A0, HPHT klien 22 Juli 2012 dan hari perkiraan lahir klien pada tanggal 29 April 2013, bayi dirawat gabung dengan klien.
Keadaan umum klien baik, kesadaran klien Compos Mentis, berat badan 65 kilo gram, tinggi badan 162 cm. Tanda vital klien tekanan darah 110/80mmhg, nadi 80x/menit, suhu 36,3, respirasi 20x/menit. Pemeriksaan fisik kepala leher, kepala klien mesochepal, tidak ada benjolan, rambut bersih. Mata klien konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, simetris kanan dan kiri. Hidung klien tidak ada polip, tidak ada secret, bersih. Mulut klien tidak ada stomatitis, mukosa bibir klien lembab, tidak ada caries gigi, telinga klien simetris, bersih. Leher klien tidak
ada
pembesaran kelenjar tiroid. Masalah khusus pada pengkajian kepala leher tidak ada. Payudara
klien
teraba
isi,
puting
susu,
aroela
mamae
hiperpigmentasi, mamae simetris, kolostrum keluar. Pengeluaran asi masih sedikit, tidak lancar. Masalah khusus yaitu pengeluaran asi tidak lancar. Abdomen klien tinggi fundus uteri 3 jari di bawah pusat, kandung kemih klien tidak penuh, fungsi pencernaan klien baik. Perinium dan genital klien, perinium klien dijahit, tanda-tanda REEDA negatif, kebersihan bersih. Lokhea klien jenisnya rubra, warna merah kecoklatan, bau amis, jumlah ±50cc. Klien tidak menderita hemmoroid. Ekstremitas atas klien tidak ada oedem, simetris kiri dan kanan, kuku bersih, tidak ada luka. Ekstremitas bawah klien tidak ada oedem, tidak ada varises, kuku bersih,simetris kiri dan kanan, tidak ada luka. Pola eliminasi klien untuk Buang air kecil kebiasaan klien 56x/hari, warna kuning jernih, bau khas. Pasien buang air kecil ±3 jam
setelah melahirkan, warna kuning jernih, bau khas, buang air kecil ±34x/hari. Nyeri pada perinium saat buang air kecil. Untuk buang air besar biasanya klien sehari satu kali, konsistensi lunak, warna kuning, bau khas. Buang air besar setelah melahirkan satu kali sehari, tidak konstipasi, konsistensi lunak, warna kuning, bau khas. Keluhan ketidaknyamanan yang dirasakan klien yaitu nyeri pada jahitan perinium skala 6 tumpul, terus menerus,dan pasien tampak menahan nyeri. Tingkat mobilisasi klien pasien mampu duduk, pasien mampu mandi sendiri. Adaptasi psikologis klien, klien menyusui anaknya dengan penuh kasih sayang. Pasien merasa senang dengan kelahiran anak ketiganya. Asupan nutrisi klien baik, makan 3x sehari, nasi, lauk, sayur, buah. Klien mengatakan belum mengerti nutrisi ibu menyusui. Asupan cairan klien cukup ±6-7 gelas/hari, air putih, teh.
C. Analisis Data Dari pengkajian data di atas di dapatkan hasil sebagai berikut : Data subyektif : pasien mengatakan nyeri pada jahitan perinium, skala 6, tumpul, terus menerus. pasien mengatakan asi tidak lancar, keluar sedikit. pasien mengatakan belum tau tentang nutrisi ibu menyusui. Data objektif : pasien tampak menahan nyeri, terdapat jahitan pada perinium, T: 110/80mmhg, N:80x/menit, S:36,3˚C, R:20x/menit. Payudara teraba isi, puting menonjol. pasien tampak belum paham ketika ditanya tentang nutrisi ibu menyusui.
Dari hasil analisa data di atas diperoleh tiga prioritas masalah/diagnosa utama yaitu: 1. Nyeri akut b.d trauma perinium 2. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan. 3. Kurang pengetahuan tentang nutrisi ibu menyusui b.d kurang informasi Diagnosa keperawatan yang terdapat dalam teori tetapi tidak muncul dalam kasus Ny. S adalah sebagai berikut : 1. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penurunan saraf spingter uri. 2. Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan. 3. Konstipasi berhubungan dengan kurang aktifitas fisik. 4. Cemas berhubungan dengan perubahan peran. 5. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri dan kebutuhan perawatan bayi berhubungan dengan kurang informasi.
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Setelah melakukan asuhan keperawatan selama dua hari dan melakukan pengkajian kembali baik secara teoritis maupun secara tinjauan kasus didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengkajian yang perlu diperhatikan pada asuhan keperawatan masa nifas yaitu tanda vital, syok hipovolemik, tinggi fundus uterus, distensi urin,
sifat dan jumlah lokia, ketidaknyamanan, dan psikososial dari masa post partum. 2. Setelah dilakukan pengkajian dan analisis kasus muncul tiga diagnosa pada pasien: nyeri akut berhubungan trauma perinium, ketidakefektifan pemberian
ASI
berhubungan
dengan
kurang
informasi,
kurang
pengetahuan tentang nutrisi ibu menyusui berhubungan dengan kurang informasi. Lima diagnosa yang tidak muncul pada kasus yaitu konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktivitas, kurang pengetahuan tentang perawatan diri dan perawatan bayi berhubungan dengan kurang informasi, perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penurunan saraf spingter uri, risiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, cemas berhubungan dengan perubahan peran. 3. Intervensi yang muncul tidak sepenuhnya dijadikan intervensi oleh penulis pada pengelolaan pasien karena situasi dan kondisi klien serta situasi dan kondisi kebijakan dari instansi rumah sakit. 4. Diagnosa yang muncul pada kasus dilakukan tindakan sesuai dengan intervensi dengan kriteria waktu 2x24 jam tiap diagnosa. Dalam implementasi yang dilakukan pada pasien tidak mengalami kesulitan. 5. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua hari hasil yang didapatkan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Diagnosa yang muncul pada pasien mampu teratasi semua.
B. Saran Setelah penulis melekukan studi kasus, penulis mengalami beberapa hambatan dalam penulisan ini. Namun, dengan bantuan berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Demi kemajuan selanjutnya maka penulis menyarankan : 1. Perawat dalam melakukan pengkajian pasien hendaknya lebih diperdalam untuk mendapatkan data-data atau masalah yang dihadapi pasien, seperti yang terdapat pada kasus pasien belum mengetahui tentang nutrisi ibu menyusui. 2. Untuk perawatan pasien dengan post partum spontan perawat harus senantiasa memberikan motivasi dan dukungan kepada pasien dalam melatih untuk mobilisasi dan perawatan diri secara mandiri, serta meningkatkan pengetahuan pasien tentang masalah kesehatannya yang belum diketahui oleh pasien. 3. Sarana dan prasarana yang menunjang dalam perawatan pasien hendaknya lebih dilengkapi seperti poster atau brosur untuk penkes agar pasien lebih paham ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar asuhan Kebidanan Nifas normal. Jakata: EGC. Carpenito. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 21, Alih Bahasa : Andry Hartono dan Joko Suyono. Jakarta : EGC. Cuningham, G.R. 2006. Obstetri Williams. Edisi 21. Alih Bahasa : Andry Hartono, Joko Suyono dan Daulika Yusna. Jakarta: EGC. Doengoes, M.E. 2003. Rencana Asuhan Keperawatan. Alih Bahasa I Made Kariasi, S.Kp. Ni Made Sumawarti, S.Kp. Jakarta: EGC. Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta: EGC. Manuaba, G.B.I. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC. Manuaba, G.B.I. 2004. Kepaniteraan Klinik Obstetri & Ginekologi. Edisi 2. Jakarta: EGC. Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika. Nadesul. 2010. Cara Sehat Selama Hamil. Edisi Revisi. Jakarta: Puspa Swara. Novita, R. 2011. Keperawatan maternitas. Bogor: Ghalia Indonesia. Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Sister School Program. 2004. Modul Asuhan Keperawatan Post Partum Mata Ajar Keperawatan Maternitas. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Siswosudarmo, R. 2008. Obsteri Fisiologi. Jakarta: Pustaka Cendekia. Syafrudin, H. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC. Wilkison, J.M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA, Intervansi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 9. Jakarta: EGC.