ASUHAN KEBIDANAN IBU MENOPAUSE PADA NY. H P3 A0 UMUR 50 TAHUN DENGAN HOT FLUSH DI POSYANDU BINA BHAKTI SURAKARTA TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh: Nina Astuti B11 155
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014
v
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN IBU MENOPAUSE PADA NY. H P3 A0 UMUR 50 TAHUN DENGAN HOT FLUSH DI POSYANDU BINA BHAKTI SURAKARTA TAHUN 2014
Diajukan oleh Nina Astuti NIM B11 155
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal :
Pembimbing
Dheny Rohmatika, S.SiT NIK 200582015
ii
vi
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN IBU MENOPAUSE PADA NY. H P3 A0 UMUR 50 TAHUN DENGAN HOT FLUSH DI POSYANDU BINA BHAKTI SURAKARTA TAHUN 2014 Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh Nina Astuti B11 155 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program DIII Kebidanan Pada Tanggal : Penguji I
Penguji II
Ambarsari, S.ST
Dheny Rohmatika, S.SiT
NIK 201087048
NIK 200682015
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST NIK 200985034
iii
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Menopause pada Ny.H dengan Hot Flush di Posyandu Bina Bhakti, Surakarta” untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Ibu Dra Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada. 3. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan memberikan bimbingan pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Bapak Suharyanto, Amd. Kep, selaku Pimpinan yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam pengambilan kasus. 5. Ny. H yang telah bersedia menjadi pasien dalam pengambilan kasus. 6. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu dengan memberikan dorongan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
viii
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Penulis
v
ix
Juni 2014
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Prodi DIII Kebidanan Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Nina Astuti B11 155
ASUHAN KEBIDANAN IBU MENOPAUSE PADA NY. H P3 A0 UMUR 50 TAHUN DENGAN HOT FLUSH DI POSYANDU BINA BHAKTI SURAKARTA 2014 xi + 77 halaman + 1 Tabel + 11 lampiran. INTISARI LatarBelakang : Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 mengenai menopause terdapat 4,3 juta seluruh jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 240 - 250 juta pada tahun 2012. Dalam kategori wanita tersebut (usia lebih dari 46 - 49 tahun) 18% wanita Indonesia telah mengalami menopause dengan segala akibat serta dampak yang menyertainya (Depkes RI, 2012). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada bulan November 2013 di Posyandu Bina Bhakti, Surakarta RW 08 jumlah penduduk 229 jiwa, tercatat ibu menopause cukup banyak 38 orang dan sisanya Wanita Usia Subur (WUS) 84 orang. Tujuan : Memperoleh pengalaman secara nyata, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan bagi penulis dalam memberikan asuhan kebidanan ibu menopause dengan hot flush dengan pendekatan 7 langkah Varney. Metodologi : Laporan kasus ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode deskriptif, dilaksanakan di Posyandu Bina Bhakti Surakarta pada tanggal 18 Maret - 22 Maret 2014, Subyek Ny. H pada menopause dengan hot flush dan pengumpulan data primer diantaranya diperoleh dari pemeriksaan fisik, observasi dan data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi dan daftar kepustakaan. Hasil : Setelah diberikan asuhan kebidanan selama 5 hari maka diperoleh hasil akhir yaitu TD : 120/80 mmHg, kesadaran composmentis, N : 82 x/m, S : 365°C, R : 24x/m, Muka : tidak pucat, dan tidak kemerahan, leher : tidak kemerahan dan ibu sudah tidak merasa cemas lagi. Kesimpulan : Penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lapangan yaitu pada interpretasi data, perencanaan dan pelaksanaan asuhan pemberian obat yaitu Vitamin B kompleks untuk mencegah depresi, vitamin E untuk memperlancar oksigen dan mengurangi rasa panas pada wajah serta leher, CTM agar ibu bisa istirahat, Klonidin yaitu utuk mengurangi tekanan darah.. Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Ibu Menopause, Hot Flush Kepustakaan : 15 buku (2004 – 2010) vi x
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO · Genius without education is like silver in the mine (Benjamin Franklin) · Orang yang tidak pernah membuat kesalahan adalah orang yang tidak pernah mencoba hal baru. · Belajarlah dari hari kemarin, hidup untuk hari ini, berharap untuk besok, yang terpenting adalah untuk tidak berhenti bertanya. · Logika membawamu dari A ke B, sedang imajinasi akan mengantarkanmu kemana saja (Albert Einstein). PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan: 1. Kedua orang tuaku ayah Wahyo dan alm. Ibu Damen tercinta terima kasih atas doa restunya, kasih cintamu dan dukunganmu sangatlah berarti bagiku hingga aku melangkah selama ini. 2. Sahabat – sahabatku ku tercinta terima kasih telah memberi semangat dan membantu dalam karya tulis ilmiah ini. 3. Dosen pembimbing akademik, Ibu Ambar, S.ST dan dosen pembimbing karya tulis ilmiah Ibu Deny Rohmatika, S.SiT terima kasih telah membimbing saya selama ini. 4. Untuk teman – teman almamater dan teman – teman seperjuangan angkatan 2011, aku bangga menjadi salah satu dari kalian semua
vii
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
INTISARI ....................................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
vii
CURICULUM VITAE ...................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN A. ........................................................................................ Latar Belakang..................................................................................
1
B. ......................................................................................... Perumus an Masalah ..............................................................................
4
C. ......................................................................................... Tujuan Studi Kasus .............................................................................
4
D. ........................................................................................ Manfaat Studi Kasus .............................................................................
6
E. ......................................................................................... Keaslian Studi Kasus .............................................................................
7
F. ......................................................................................... Sistemati ka Penulisan ............................................................................
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ix
A. ................................................................................... Teori Medis .................................................................................
10
B. ................................................................................... Teori Manajemen Kebidanan......................................................
22
C. ................................................................................... Landasa n Hukum ............................................................................
38
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS A. .................................................................................... Jenis Studi Kasus ........................................................................
39
B. .................................................................................... Lokasi Studi Kasus ........................................................................
39
C. .................................................................................... Subjek Studi Kasus ........................................................................
39
D. .................................................................................... Waktu Studi Kasus ........................................................................
40
E. .................................................................................... Instrume n Studi Kasus .....................................................................
40
F. .................................................................................... Teknik Pengumpulan Data .............................................................
40
G. .................................................................................... Alat Alat Yang Dibutuhkan .......................................................
-
44
H. .................................................................................... Jadwal Penelitian ............................................................................
44
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. ...................................................................................... Tinjauan Kasus .....................................................................................
45
B. ...................................................................................... Pembaha san .........................................................................................
67
BAB V PENUTUP A. ...................................................................................... Kesimpu lan ..........................................................................................
74
B. ...................................................................................... Saran ............................................................................................... 77 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DAFTAR xTABEL
Tabel 4.1Riwayatkehamilan, persalinandannifas yang lalu ........ 46
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3.
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4.
Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5.
Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6.
Surat Permohonan Menjadi Pasien
Lampiran 7.
Surat Persetujuan Pasien (Informed Consent)
Lampiran 8.
Lembar Observasi
Lampiran 9.
Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 10. Leaflet Lampiran 11. Lembar Konsultasi.
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Menopause merupakan suatu masa ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi estrogen yang mengakibatkan haid tidak muncul lagi. Hal ini dapat diartikan sebagai berhentinya kesuburan (Angila, 2010). Menurut data dari WHO (World Health Organization), tampaknya ledakan menopause pada tahun-tahun mendatang sulit sekali dibendung. WHO memperkirakan ditahun 2030 nanti ada 1,2 miliar wanita yang berusia di atas 50 tahun. Sebagian besar dari mereka (sekitar 80 persen) tinggal dinegara berkembang. Dan setiap tahunnya populasi wanita menopause meningkat sekitar tiga persen. Perkiraan kasar menunjukan akan terdapat sekitar 30-40 juta kaum wanita usia lanjut (wulan) dari seluruh jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 240-250 juta. Dalam kategori wulan tersebut (usia lebih dari 60 tahun), hampir 100 persen telah mengalami menopause dengan segala akibat serta dampak yang menyertainya (Achadiat, 2007). Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 mengenai menopause terdapat 4,3 juta seluruh jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 240 – 250 juta pada tahun 2012. Dalam kategori wanita tersebut (usia
1
1
2
lebih dari 46 - 49 tahun) 18% wanita Indonesia telah mengalami menopause dengan segala akibat serta dampak yang menyertainya (Depkes RI, 2012). Data Badan Pusat Statistik (proyeksi penduduk 2008), 5.320.000 wanita Indonesia memasuki masa menopause setiap tahun. 68 persen mengalami gejala klimakterik, 62 persen menghiraukan gejala-gejala menopause, 15 persen peduli dengan terapi sulih hormon (TSH), 1 persen yang menggunakan TSH, 47 persen mengerti kaitan gejala awal menopause dengan peningkatan tekanan darah, 2 persen mengetahui TSH bisa mengurangi resiko tekanan darah. Begitu juga untuk Propinsi JawaTengah, jumlah wanita menopause meningkat setiap tahun. Menurut data sensus tahun 2007, tercatat 16.540.126 penduduk wanita Jawa Tengah, 50,26 persen dari total penduduk Indonesia yaitu 32.908.850 (Baziad, 2008). Menopause merupakan proses penuaan yang alamiah dan normal pada setiap wanita, menopause terjadi pada akhir siklus menstruasi yang terakhir yang dialami oleh seorang wanita yang sudah tidak mengalami siklus haid selama minimal 12 bulan. Hal ini di sebabkan karena pembentukan hormone estrogen dan progesterone dari ovarium wanita berkurang, ovarium berhenti melepaskan sel telur sehingga aktivitas menstruasi berkurang dan berhenti, pada masa ini terjadi penurunan jumlah hormone estrogen. (Proverawati & Sulistyawati, 2010). Gejala- gejala yang umum terjadi pada masa menopause secara fisik di antaranya hot flush atau rasa panas pada wajah, leher, dada dan punggung. Kulit
3
menjadi merah dan hangat di sertai keringat yang berlebihan (keringat terutama pada malam hari) dan jantung berdebar - debar (Proverawati, 2010). Hot flush akan mengakibatkan pada penderita yang mengalami gangguan tersebut biasa terjadi / mengakibatkan gelisah insomnia. Sesuai dengan keadaan yang di alami tersebut, penderita merasakan kekhawatiran tentang cara istirahat / tidurnya. Penderita sulit tidur dan merasakan kekhawatiran karena tidak biasa beristirahat (Proverawati 2010). Hot flush ( rasa panas) pada dada, wajah, kepala dialami oleh sekitar 75% wanita pre menopause sampai menopause terjadi. Kebanyakan hot flush dialami selama lebih dari 1 tahun dari 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun. Hot flush berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit. (Proverawaati & Sulistyawati, 2010). Rasa panas merupakan masalah yang paling tidak nyaman yang sering di keluhkan wanita. Walaupun kebanyakan wanita mengalami rasa panas ini selama dua atau tiga menit, beberapaa yang lain mengalami lebih lama, bahkan sampai 1 jam. Kira- kira 80% wanita yang mengalami menopause mengalami rasa panas, dan bagi kira- kira 40% wanita tersebut gejalanya yaitu merasa gelisah, insomnia (sulit tidur), bahkan merasa tidak nyaman pada dirinya sehingga mereka mencari pertolongan medis (Bandiyah, 2009). Berdasarkan hasil study pendahuluan yang dilakukan penulis pada bulan November 2013 di Posyandu Bina Bhakti Sekip, Surakarta RW 08 jumlah penduduk 229 jiwa (100%), 121 wanita (52,83%), dan 108 laki – laki (47,16%). Dan tercatat ibu menopause cukup banyak 38 orang dan sisanya Wanita Usia
4
Subur (WUS) 84 orang. Diantaranya sebanyak 1 orang (2,7%) mengalami hot flush, 10 orang (27,02%) mengalami pegal dan nyeri sendi, 12 orang (32,43%) mengalami vagina kering, 15 orang (40,54%) mengalami gatal vagina. Mengingat angka kejadian dari hot flush sendiri masih belum berkurang dan akan mengakibatkan pada penderita yang mengalami gangguan tersebut biasa terjadi / mengakibatkan gelisah insomnia. Sesuai dengan keadaan yang di alami tersebut, penderita merasakan kekhawatiran tentang cara istirahat / tidurnya. Maka penulis tertarik mengambil judul KTI “Asuhan Kebidanan menopause pada Ny. H umur 50 tahun P3 A0 dengan hot flush di Posyandu Bina Bhakti, Surakarta”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalahnya adalah sebagai berikut “Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. H P3 A0 Umur 50 tahun dengan hot flush di Posyandu Bina Bhakti, Surakarta”? C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum Mampu memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan pada menopause dengan hot flush secara komprehensif dan mampu memperoleh pengalaman nyata dengan menerapkan manajemen kebidanan menurut Hellen Varney.
5
2. Tujuan khusus a. Penulis mampu : 1) Melaksanakan pengkajian pada asuhan kebidanan menopause pada Ny. H dengan hot flush Diposyandu Bina Bhakti Surakarta. 2) Melakukan interpretasi data yang meliputi Diagnosa kebidanan, Masalah dan Kebutuhan pada asuhan kebidanan menopause pada Ny. H dengan hot flush Diposyandu Bina Bhakti Surakarta. 3) Merumuskan
diagnosa
potensial
pada
asuhan
kebidanan
menopause pada Ny. H dengan hot flush Diposyandu Bina Bhakti Surakarta. 4) Membuat tindakan segera terhadap masalah yang muncul pada asuhan kebidanan menopause pada Ny. H dengan hot flush Diposyandu Bina Bhakti Surakarta. 5) Merencanakan tindakan pada asuhan kebidanan menopause pada Ny. H dengan hot flush DiPosyandu Bina Bhakti Surakarta. 6) Melaksanakan asuhan yang telah direncanakan pada asuhan kebidanan menopause pada Ny. H dengan hot flush Diposyandu Bina Bhakti Surakarta. 7) Memberikaan evaluasi dari hasil pelaksanaan tindakan pada asuhan kebidanan menopause pada Ny. H dengan hot flush Diposyandu Bina Bhakti Surakarta. b. Mengetahui kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada asuhan yang di
6
berikan kepada asuhan kebidanan menopause pada Ny. H dengan hot flush Diposyandu Bina Bhakti Surakarta. c. Melakukan alternative pemecahan masalah pada asuhan kebidanan menopause pada Ny. H dengan hot flush Diposyandu Bina Bhakti Surakarta. d. Mendokumentasikan hasil permasalahan pada asuhan kebidanan menopause pada Ny. H dengan hot flush Diposyandu Bina Bhakti Surakarta. D. Manfaat Studi Khusus 1. Bagi Diri Sendiri a. Sebagai bahan masukan dan pengalaman untuk menambah ilmu pengetahuan bagi penulis serta mampu memberikan asuhan kebidanan pada khusus menopause dengan hot flush. b. Menambah ketrampilan penulis dalam penanganan khusus menopause dengan hot flush di masa yang akan datang. 2. Bagi Profesi Dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan terutama tentang asuhaan kebidanan pada ibu menopause dengan hot flush. 3. Bagi Institusi a. Bagi pendidikan Dapat digunakan untuk menambah sumber refrensi untuk profesi pendidikan terutama tentang asuhan kebidanan pada menopause dengan hot flush.
7
b. Bagi Posyandu Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pada menopause dengan hot flush. E. Keaslian Studi Kasus 1. Wilis Retno (2010), dengan judul “Asuhan Kebidanan ibu menopause pada Ny. W umur 50 tahun dengan hot flush di BPS Ny Sri Yanti Karangudi, Ngerampal, Sragen”. Setelah diberi asuhan kebidanan, ibu di berikan vitamin E 3 x 1 perhari, vitamin B kompleks 3 x 1 perhari, ctm 1 x 1 perhari. Dapat diatasi selama 7 hari hasilnya hasilnya rasa panas pada wajah dan leher berkurang, ibu merasa istirahat malamnya sekarang tidak teganggu dan ibu sudah tidak merasa cemas lagi. 2. Anita Murtyaningsih (2011), dengan judul “Asuhan Kebidanan ibu menopause pada Ny. W umur 55 tahun dengan hot flush di BPS Ny Woro Tri Prabandari, Sambirejo, Sragen”. Setelah diberi asuhan kebidanan, ibu di berikan vitamin E, D, Vitamin B complex dan terapi obat Klonidin 0,1 mg 2x sehari sebanyak 12 tablet selama 7 hari hasilnya rasa panas pada wajah dan leher berkurang, ibu merasa istirahat malamnya sekarang tidak teganggu dan ibu sudah tidak merasa cemas lagi. Perbedaan studi kasus terdahulu dengan yang sekarang yaitu pada waktu, terapi, tempat dan asuhan studi kasus. Sedangkan persamaan studi kasus terdahulu dengan yang sekarang yaitu pada judul dan subjek studi kasus.
8
F. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui cara menyeluruh Karya Tulis Ilmiah ini penulis menguraikan sistematika penulisan bab 1 sampai dengan bab 5 yang saling berhubungan satu sama lainnya. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini menyajikan gambaran tentang Karya Tulis Ilmiah secara keseluruhan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan studi khusus (tujuan umum dan khusus), masalah studi khusus, keaslian laporan studi kasus dan sistematika studi kasus penulisan sehingga pembaca dapat memperoleh informasi secara ringkas dari Karya Tulis Ilmiah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Menyajikan tentang landasan teori yang meliputi teori medis tentang hot flush (pengertian, etiologi, patofisiologi, gambaran klinis, penatalaksanaan). Sedangkan teori manajemen kebidanan menurut Hellen Varney terdiri dari pengkajian, inteoretasi data, diagnose potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluai, data perkembangan menggunakan SOAP pada kasus hot flush.
9
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS Dalam ini penulis menjelaskan tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subyek studi kasus, waktu pelaksanaan studi kasus, instrument studi kasus, teknik pengambilan data, alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan studi kasus. BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, tinjauan dimulai dari pengkajian data, interpretasi data, diagnosa potensial, antisapsi, perencanaan, implementasi, evaluasi dan data perkembangan. Sedangkan dalam pembahasan penulis menjelaskan tentang masalah atau kesenjangan antara kasus nyata dilahan dengan teori. BAB V
PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan inti dari pembahasan kasus, sedangkan saran merupakan suatu tanggapan dan alternative pemecahan masalah.
D AFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori medis yang diteliti 1. Menopause a. Definisi Menopause berasal dari dua kata Yunani yang berarti bulan, yang lebih tepat di sebut
“menocease” yang berarti berhentinya masa
menstruasi. Hal ini dikarenakan keluarnya hormone dari ovarium (indung telur) sudah mulai berkurang, sehingga mengakibatkan haid tidak keluar (Lestary, 2010). Menopause adalah berhenti menstruasi secara permanen, pada umumnya menopause terjadi pada usia sekitar 45-55 tahun. Kadar estrogen
jenis estron
adalah yang banyak berada dalam sirkulasi
dibandingkan estrogen lainnya (Smart, 2010). Menopause adalah haid terakhir yang di alami oleh seorang wanita yang masih dipengaruhi oleh hormone reproduksi yang terjadi pada usia menjelang / memasuki lima puluh tahun (Pakasi, 2000). b. Etiologi Sejak usia 40 tahun, ovarium
menjadi kurang responsive
terhadap hormone yang mengendalikannya. Efek keadaan ini membuat wanita kurang subur, mengurangi jumlah hormone ovarium yang di hasilkan, dan mengubah jumlah relative dari estrogen dan progresterone 10 10
11
yang dihasilkan. Selain itu juga terjadi perubahan dalam perbandingan dari bermacam- macam estrogen yang di hasilkan (Purwoastuti, 2009). Penurunanan sekresi estrogen dan progesterone menyebabkan perubahan endokrin yang terjadi selama masa klimakterium dan pasca menopause. Kadar FSH dan LH yang bersikulasi (beredar melalui peredaran darah) mulai meningkat beberapa tahun sebelum penghentian produksi estrogen oleh ovariuim, kadar FSH dan LH meningkat terdapat pada wanita pramenopause, dengan FSH yang biasanya lebih tinggi dari pada LH (Purwoastuti, 2009). c. Fase – Fase Menopause Menurut Smart (2010), menopause terdiri dari beberapa fase, yaitu : 1) Klimakterium Adalah masa peralihan antara masa produksi dan masa senium, biasanya periode ini disebut dengan pramenopause. 2) Menopause Adalah saat haid terakhir dan bila sesudah menopause disebut dengan pasca menopause. 3) Pasca-menopause Adalah suatu masa yang terjadi 3 hingga menopause. 4) Senium
5 tahun setelah
12
Adalah periode sesudah pascamenopause, yaitu ketika individu telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya sehingga tidak mengalami gangguan fisik. d. Tanda dan Gejala menopause Menurut Smart (2010), tanda dan Gejala menopause dibedakan menjadi dua yaitu, secara fisiologis dan secara psikologis. 1) Secara fisiologis Gejala secara fisiologis akan dapat di amati berdasarkan perubahan- perubahan yang terjadi pada organ organ reproduksi, anggota tubuh lainnya, susunan ekstragenital, dan adanya gejala klinis. a) Perubahan pada organ reproduksi (1) Perdarahan Perdarahan yang terjadi pada saat menopause tidak seperti menstruasi, siklus menstruasi yang keluar dari vagina tidak teratur. Pendarahan ini terjadi di awal menopause. (2) Vagina menjadi kering dan kurang elastis gejala pada vagina muncul akibat perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina. Vagina ini menjadi kering dan kurang elastis. Ini di sebabkan karena penurunan kadar estrogen.
13
(3) Saluran uretra mengering, menipis, dan kurang elastis Uletra merupakan saluran yang menyalurkan air seni dari kandung kemih ke luar tubuh. Pada saat menopause saluran uretra juga akan mongering, menipis, dan kurang keelastisannya Perubahan
ini
akibat akan
penurunan menyebabkan
kadar
estrogen.
wanita
rentan
terinfeksi saluran kencing. (4) Uterus atau Rahim Uterus mengecil, selain disebabkan oleh menciutnya selaput lender rahim juga disebabkan oleh hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat antar sel. (5) Tuba falopi atau Saluran telur Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis, dan mengerut, setra rambut getar dalam tuba menghilang. (6) Ovarium Perubahan dalam system peredaran darah indung telur sebagai akibat proses penuaan yang selektif dan terjadinya kekakuan dini pada system pembuluh darah indung telur diperkirakan sebagai penyebab utama gangguan peredaran darah ovarium. (7) Cervix atau Leher Rahim
14
Cervix akan mengerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikalis (lumen leher Rahim) memendek, sehingga menyerupai ukuran cervix fundus saat masa adolesen. (8) Vagina atau Liang Senggama Terjadi penipisan dinding vagina yang menyebabkan menghilangnya lipatan- lipatan vagina, berkurangnya pembuluh darah, menurunnya elastic, secret vagina menjadi encer. (9) Vulva atau Mulut Kemaluan Jaringan vulva menipis karena berkurangnya dan hilangnya jaringan lemak serta jaringan elastic. Kulit menipis
dan
pembuluh
darah
berkurang
yang
menyebabkan pengerutan lipatan vulva. Sering timbul rasa gatal vulva yang disebabkan atrofi dan hilangnya sekret kulit. Hal ini berhubungan dengan nyeri waktu senggama,
mengerutnya
introitus
(lubang
masuk
kemaluan), serta rambut pubis berkurang ketebalanya. b) Perubahan pada susunan ekstragenital Terjadinya perubahan susunan ekstragenital dapat diamati pada beberapa hal berikut : (1) Penimbulan Lemak
15
Penyebaran lemak ditentukan pada tungkai atas, pinggul, perut bawah dan lengan atas. Ini disebabkan karena menurunya estrogen dan ganguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak. (2) Hipertensi (darah tinggi) Menurunya fungsi hormone estrogen dan progesterone menyebabkan timbulnya panas, pada kondisi ini terjadi peningkatan darah baik systole maupun diastole. Diketahui bahwa 2/3 penderita hipertensi essential primer adalah wanita antara 45-70 tahun yang diketahui peningkatan tensi paling banyak terjadi selama masa menopause. Peningkatan tekanan darah pada usia menopause terjadi secara bertahap, kemudian menetap dan lebih tinggi dari tensi sebelumnya. (3) Kolestrol Tinggi Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolestrol. Peningkatan kolestrol pada wanita terjadi 10-15 tahun lebih lambat
pada laki-laki.
Peningkatan kadar kolestrol yang merupakan faktor utama dalam penyebab pengapuran pada dinding pembuluh dara. (4) Perkapuran dinding pembuluh darah
16
Adanya hipertensi dan kadar kolesterol menyebabkan meningkatnya faktor resiko terhadap terjadinya resiko pengkapuran dinding pembuluh darah. (5) Pertumbuhan rambut - rambut halus Produksi hormone estrogen
pada wanita pasca
menopause berkurang, tetapi tidak hilang sama sekali. (6) Osteoporosis (keropos tulang) Penurunan pada kadar esterogen mengakibatkan proses osteoblast berfungsi membentuk tulang baru terlambat dan fungsi osteoblast merusak tulang meningkat. Akibat tulang tua diserap dan dirusak osteoblast tetapi tidak dibentuk tulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosis. c) Gejala klinis Gejala fisiologis yang terjadi pada masa menopause sebagai akibat turunya fungsi ovarium, yaitu kurangnya kadar hormone estrogen dan I progestoren I dalam tubuh wanita. Kekuranagn hormone estrogen ini menyebabkan keluhan keluhan sebagai berikut: (1) Rasa panas (hot flush) dan kekeringan di malam hari Pada saat masa menopause wanita akan mengalami rasa panans yang menyebar dari wajah menyebar keseluruh
17
tubuh, rasa panas ini terutama terjadi pada dada, wajah, dan kepala. Rasa panas ini sering diikuti dengan timbulnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. (2) Insomnia (sulit tidur) Insomnia merupakan hal yang wajar terjadi pada masa menopause, kemungkinan ini sejalan dengan rasa tegang yang di alami wanita akibat berkeringat di malam hari, rasa panas, wajah memerah. (3) Perubahan pada indra perasa Wnita menopause biasanya akan mengalami penurunan kepekaan pada indra pengecapannya. (4) Muncul
gangguan
vasomotorik
yang
berupa
penyempitan atau pelebaran pembuluh- pembuluh darah. (5) Pusing dan sakit kepala terus- menerus. (6) Gangguan sembelit. (7) Neuralgia, yaitu gangguan atau sakit saraf. (8)
Perubahan payudarah bentuknya dan mulai kendur, ini merupakan akibat kadar esterogen yang menurun.
2) Secara Psikologis Menurut Smart (2010), selain tanda- tanda fisik, menopause jiga mempunyai berbagai macam gejala psikologis sebagai berikut:
18
a) Ingatan menurun Sebelum menopause seorang wanita akan mengingat dengan mudah, tetapi setelah mengalami menopause
kecepatan
mengingatnya menurun, sehingga sering lupa dalam hal- hal sederhana. b) Perubahan emosional Wanita emosional,
menopause gejala
ini
biasanya mengalami perubahan bervariasi
pada
setiap
individu
diantaranya kelelahan mental, masalah daya ingat, lekas marah, dan perubahan mood yang berlangsung cepat. c) Depresi Beberapa wanita yang mengalami menopause tidak sekedar mengalami perubahan mood yang sangat drastis bahkan ada yang mengalami depresi. 2. Hot flush a. Definisi Hot flush adalah rasa panas yang menyebar dari wajah menyebar ke seluruh tubuh. Rasa panas ini terutama terjadi pada wajah, dada, dan kepala. Rasa panas ini sering di ikuti dengan timbulnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa ini sering terjadi selama 30 detik sampai dengan beberapa menit (Smart, 2010).
19
Rasa panas terkadang terjadi bahkan sebelum seseorang wanita memasuki masa
menopause. Gejala ini biasanya akan menghilang
dalam 5 tahun, tetapi di antaranya akan terus mengalami hingga 10 tahun. Panas yang di derita ini biasanya berhubungan dengan cuaca panas dan lembap (Smart, 2010). Rasa panas atau hot flush adalah perasaan panas secara tiba- tiba yang di rasakan pada leher, wajah dan bagian atas dada. Biasanya berlangsung selama 15 detik sampai 1 menit (Wirakusumah, 2004). b. Gejala Menurut Wirakusumah (2004), gejala hot flush adalah : 1) Rasa mengelitik pada jari - jari dan tangan yang merayap ke kepala 2) Berkeringat begitu saja, tidak di iringi dengan wajah yang memerah 3) Suhu tubuh meningkat begitu saja secara tiba- tiba dan menyebabkan tubuh kemerahan keringat mengucur di seluruh tubuh 4) Ada kalanya di ikuti dengan kedinginan dan berkeringat pada waktu malam. c. Etiologi Arus panas terjadi karena berubahnya kadar hormone. Diduga, perubahan kadar estrogen menyebabkan pembuluh darah membesar secara mendadak sehingga terjadi arus dan hilang secara cepat sehingga
20
tubuh merasakan panas. Selain itu dapat disebabkan oleh perubahan fungsi hipotalamus yang mengatur suhu tubuh kita. (Wirakusumah, 2004). d. Penatalaksanaan 1) Penatalaksanaan Asuhan: Menurut Wirakusumah (2004), untuk mengatasi hot flush (rasa panas) pada diri pasien, dapat dilakukan beberapa cara antara lain : a) Berfikir positif dan jangan panik, menerima
menopause
sebaga salah satu bagia dari perjalanan kehidupan normal seorang perempuan. b) Menerapkan pola hidup sehat sejak dini. Pola hidup sehat meliputi pola makan yang teratur dan mengandung gizi yang seimbang. Asupan vitamin dan mineral juga harus terjaga. c) Melakukan olah raga teratur, misalnya dengan jalan kaki rutin dan
memanfaatkan
sinar
matahari
untuk
mencegah
osteoporosis. d) Konsumsi makanan yang mengandung zat makanan yang bersifat menyerupai esterogen per hari diperlukan sekitar 30 50 mg. e) Hindari konsumsi rokok dan alkohol.
21
f) Membatasi konsumsi kopi karena dapat meningkatkan potersi hot flush. g) Menghindari mengonsumsi garam berlebihan, karena dapat mengakibatkan
sekresi
kalsium
dari
tulang
sehingga
mengakibatkan resiko osteoporosis. h) Jangan ragu konsultasi ke dokter jika mengalami gejala menopause. i) Pilih asupan makanan yang mengandung omega 3 tinggi yang terdapat pada ikan laut dalam serta ikan salem. j) Anjurkan pada ibu untuk mengunakan pakaian tipis dan penutup alas tidur dari bahan katun. 2) Penatalaksanaan medis: Menurut Purwoastuti (2008), obat- obat mengurangi hot flush (rasa panas) dan keringat pada malam hari : a) Clonidine (dixarit®, Catapres®) 2 x 1 perhari b) Selective Serotinin, Aceptor inhibitor (SSPI) 2 x 1 perhari Hormon terapi paling efektif untuk mengobati adanya hot flush (muka kemerahan), keringat pada malam hari, atau kekeringan vagina. Tetapi ada beberapa resiko yang menyertai pengobatan HRT ini, apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama (Purwoastuti, 2009).
22
B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian Majemen Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan - penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilsn suatu keputusan yang berfikir pada klien (Varney, 2004). Manajemen Kebidanan dan langkah-langkah Asuhan Kebidanan. Menurut Varney (2004), adalah sebagai berikut : Proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan, dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses periodik dimulai dengan membentuk krangka lengkap yang dapat menjadi langkah-langkah tertentu dan dapat berubah sesuai dengan keadaan pasien. Adapun pelaksanaan menggunakan manajemen kebidanan tujuh langkah Varney tersebut adalah sebagai berikut : a. Langkah pertama : Pengumpulan dan pengkajian data Pengkajian adalah sistematis dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Varney, 2004), tahap ini meliputi 1) Data Subyektif Data Subyektif adalah data yang didapatkan untuk mengetahui keluhan atau masalah yang dirasakan (Priharjo, 2006).
23
a) Biodata Menurut Varney (2004), adalah sebagai berikut: (1) Nama Nama pasien dan suami untuk mengetahui identitas pasien dan suami sebagai orang yang bertanggung jawab. (2) Umur Untuk mengetahui batasan usia menopause (3) Agama Untuk mengetahui keyakinan pada pasien tersebut untuk membimbing dan mengarahkan pasien dalam berdoa (4) Suku Bangsa Untuk mengetahui suku bangsa yang dianut oleh pasien. (5) Pendidikan Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya. (6) Alamat Untuk menghindari kekeliruan bila ada dua pasien dengan nama yang sama atau untuk keperluan kunjungan rumah.
24
(7) Pekerjaan Untuk mengetahui tingkat ekonomi keluarga atau penghasilan. b) Keluhan Utama Dikaji untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan ibu menopause dengan hot flash atau pun yang dikeluhkan pasien (Ambarwati, 2008). Keluhan hot flush (rasa panas) yang sering terjadi pada wajah, dada, kepala, insomnia (sulit tidur), gelisah (Varney, 2006). c) Riwayat Perkawinan Adalah untuk mengetahui status perkawinan, jika menikah apakah ini pernikahan yang pertama apakah pernikahan “bahagia” jika belum menikah apakah terdapat hubungan yang bersifat mendukung (Farrer, 2006). d) Riwayat Menstruasi Untuk mengetahui menarche, siklus, lama, menstruasi, banyaknya darah menstruasi, terakhir atau tidak, sifat darah dan keluhan-keluhan yang dirasakan pada waktu menstruasi (Nursalam, 2006). e) Riwayat kehamilan dan nifas yang lalu Untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya dan hasil akhirnya (abortus), lahir hidup, apakah anaknya masih hidup,
25
dan apakah dalam kesehatan yang baik), apakah terdapat komplikasi intervensi pada kehamilan, persalinan, ataupun nifas sebelumnya dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya (Farrer, 2006). f) Riwayat keluarga berencana Yang perlu kaji adalah apakah ibu pernah menjadi akseptor KB. Kalau pernah, kontrasepsi apa yang pernah digunakan, berapa lama keluhan pada saat ikut KB, alasan berhenti KB (Varney, 2004). g) Riwayat Penyakit (1) Riwayat penyakit sekarang Riwayat
kesehatan
sekarang
ditanyakan
yang
berhubungan dengan keluhan atau masalah kesehatan. Latar belakang atau faktor pencetus yang berhubungan dengan keluhan, nyeri, jenis nyeri, ketidaknyamanan dan keparahan atau intensitas dan sebagainya (Varney, 2007). (2) Riwayat penyakit sismetik Riwayat
kesehatan
mengidentifikasi
yang
kondisi
lalu
ditanyakan
kesehatan
dan
untuk untuk
mengetahui penyakit yang diderita dahulu seperti hipertensi, diabetes, PMS, HIV/AIDS (Hyre, 2006).
26
(3) Riwayat penyakit keluarga perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ibu ada yang menderita penyakit menular misalnya PMS, HIV / AIDS, hepatitis B, TBC dan menurun misalnya hipertensi, jantung, asma, DM. (Varney 2004). (4) Riwayat keturunan kembar perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ibu memiliki keturunan kembar (Varney 2004). h) Pola kebiasaan sehari-hari Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan pasien sehari-hari dalam menjaga kebersihan dirinya dan bagaimana pola makanan sehari-hari apakah terpenuhi gizinya atau tidak (Farrer, 2006). i) Pola Nutrisi Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien dengan mengamati adakah penurunan berat badan atau tidak pada pasien (Susilawati, 2008). (1) Pola Eliminasi Untuk mengetahui BAB dan BAK berapa kali sehari warna dan konsistensi (Susilawati, 2008).
27
(2) Pola Istirahat Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan berapa lama ibu tidur pada malam hari (Susilawati, 2008). (3) Pola Seksual Untuk mengkaji berapa frekuensi yang dilakukan akseptor dalam hubungan seksual. Pada akseptor KB implant yang dikeluhkan ialah mengeluarkan bercak darah (Hartanto, 2008). (4) Pola Hygiene Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, kebersihan perawatan tubuh terutama genetalia berapa kali dalam sehari. Karena dengan kebiasaan pola hygiene akan berpengaruh pada ketidaknyamanan perawatan tubuh terutama pada genetalia (Susilawati, 2008). j) Data Psikologis Dengan menggunakan psikologi kesehatan maka akan diketahui gaya hidup ibu dan pengaruh psikologi kesehatan terhadap gangguan kesehatan (Susilawati, 2008). Data psikologi ini untuk memperkuat data dari pasien terutama secara psikologis, data meliputi dukungan suami dan keluarga kepada ibu menopause dengan hot flush. (Hartanto, 2008).
28
2) Data Obyektif Data
obyektif
adalah
data
yang
dapat
dilihat
dan
diobservasikan dengan kesehatan (Priharjo, 2006). Tujuan dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi menopause (Mufdlilah, 2009). a) Pemeriksaan fisik Keadaan umum : Mengetahui keadaan umum ibu menopause dengan hot flush yaitu cukup (Varney, 2004). Kesadaran : Menilai status kesadaran umum menopause dengan hot flush yaitu composmentis (Varney, 2004). (1) Composmentis yaitu kesadaran normal sadar sepenuhnya dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya. (2) Apatis yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh. (3) Delirium gelisah disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi kadang berkhayal. (4) Somnolen yaitu keadaan menurun respon psikomotor yang lambat mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jauh tertidur lagi mampu memberi jawaban verbal.
29
(5) Stupor yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada repon terhadap nyeri. (6) Coma yaitu tidak bisa dibagunkan tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (Uliyah, 2008). b) Pemeriksaan tanda vital (1) Tekanan darah (Vital sign): Mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensidengan nilai satuannya mmHg. Keadaan normal antara 120/80 mm/Hg sampai 130/90 mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 30 mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 15 mmHg dari keadaan pasien normal, keadaan pada ibu menopause dengan hot flush yaitu antara 140/90 mmHg (Wiknjosastro, 2006). (2) Pengukuran Suhu : Mengetahui suhu badan pasien, suhu badan normal adalah 36 0C sampai 37 0C. Pada ibu menopause dengan hot flush yaitu antara 38°C (Wiknjosastro, 2006). (3) Nadi : Memberi gambaran kardiovaskuler. Denyut nadi normal 70x / menit sampai 88x / menit. Pada ibu menopause dengan hot flush yaitu 90x / menit. (Perry & Potter, 2005). (4) Pernafasan : Mengetahui sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam satu menit. Pernafasan normal 22x/menit
30
sampai 24x/menit dan pernafasan pada ibu menopause dengan hot flush yaitu 20x / menit (Saifuddin, 2007). c) Pemeriksaan sistematis (1) Rambut
: Untuk menilai warna, kelebatan dan karakteristik seperti ikal, lurus, keriting (Alimul, 2006).
(2) Muka
: Keadaan muka pucat atau tidak ada kelainan, adakah oedema (Wiknjosastro, 2006).
(3) Mata
: Conjungtiva berwarna merah muda atau tidak, sklera berwarna putih atau tidak (Alimul, 2006).
(4) Hidung
: untuk mengetahui apakah ada polip atau tidak (Alimul, 2006).
(5) Telinga
: Bagaimana keadaan daun telinga, liang telinga dan ada serumen atau tidak (Alimul, 2006).
(6) Mulut
: Untuk mengetahui mulut bersih apa tidak ada caries atau tidak dan ada karang gigi atau tidak (Wiknjosastro, 2006).
(7) Leher
: Apakah ada pembesaran kelenjar gondok atau thyroid, tumor dan pembesaran getah bening (Farrer, 2008).
31
(8) Dada
: Apakah ada kelainan pada dada. Apakah bentuk simetris atau tidak (Alimul, 2006).
(9) Payudara
: Apakah ada benjolan tumor dan apakah ukurannya simetris kanan dan kiri (Farrer, 2008)
(10) Abdomen
: Apakah ada jaringan parut atau bekas operasi, adakah nyeri tekan (Farrer, 2008).
(11) Anogenital : Untuk mengetahui apakah ad avarices, ada luka atau tidak (Alimul, 2006). (12) Ekstremitas : Apakah ada kelainan, lengkap atau tidak fungsi biasa atau tidak ada oedema reflek pathella (Farrer, 2008). d) Data Penunjang Pemeriksaan penunjang adalah data atau fakta yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksaan rontgen, ultrasonografi (USG) dan lain-lain (Varney, 2004). Pada kasus Menopause dengan hot flush ini dilakukan pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan HB. Bila deketahui HB < 8 g% segera beri tablet FE.
b. Langkah II : Interpretasi data dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar-benar atas data-data yang
32
telah terkumpul. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa kebidanan dan masalah yang spesifik (Ambarwati, 2008). Data dasar yang sudah dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga dirumuskan diagnose kebidanan, masalah dan kebutuhan. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan (Varney, 2007). 1) Diagnosa kebidanan, dengan: a) Ny. X P… A… umur X tahun dengan Hot Flush Data dasar: (1) Data Subyektif (a) Ibu mengatakan berumur 50 tahun. (b) Ibu merasa cemas dengan keadaannya. (c) Ibu mengalami rasa panas yang dialami akibat berkeringat di malam hari, rasa panas, wajah memerah (d) Ibu sulit untuk tidur pada malam hari (Smart, 2010). (2) Data Obyektif: (a) Keadaan umum : baik (b) Kesadaran
: Composmentis
33
(c) Vital sign
: Tekanan darah : 140/90 mmHg Suhu
38°
nadi
90x/menit,
respirasi 20x/menit BB
: 51 kg.
TB
: 158 cm
Kulit
: Kemerahan (Varney, 2004).
2) Masalah Masalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien yang ditemukan dari pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien (Nursalam, 2008). Masalah yang sering ditemukan pada menopause dengan hot flush
adalah
ibu
merasakan
cemas
dengan
keadaannya
(Saifudin, 2004). 3) Kebutuhan Kebutuhan merupakan hal-hal yang di butuhkan pasien dan yang belum teridentifikasi dalam diagnosa masalah yang di dapatkan dengan melakukan analisis data (Verney, 2004). Kebutuhan yang diperlukan oleh ibu menopause dengan hot flush
adalah memberikan konseling mengenai perubahan yang
terjadi selama menopause dan masalah yang sering muncul pada masa menopause (Purwoastuti, 2008).
34
c. Langkah III : Diagnosa Potensial Pada langkah ini, bidan mengidentigikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi (Ambarwati, 2008). Pada kasus ibu menopause dengan hot flush diagnosa
potensialnya
terjadi
gangguan
psikologis
(Depresi)
(Purwoastuti, 2008). d. Langkah IV : Antisipasi / Tindakan Segera Pada langkah ini, mengidentifikasi perlunya melakukan konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien (Soepardan, 2007). Pada kasus ibu menopause dengan hot flush tindakan segera di berikan clonidine 0,1 mg 2x sehari sebanyak 3 tablet (Purwoastuti, 2008) e. Langkah V : Perencanaan Pada langkah ini di rencanakan asuhan menyeluruh yang di tentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya (Soepardan, 2007). Menurut Purwoastuti (2008), rencana tindakan yang dapat dilakukan untuk asuhan kebidanan pada ibu menopause dengan hot flush adalah : 1) Beritahu ibu tentang menopause. 2) Beritahu ibu tentang gejala serta masalah yang muncul pada menopause.
35
3) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin dan kalsium. 4) Anjurkan pada ibu untuk mengurangi konsumsi minum kopi atau the serta menghindari asap rokok. 5) Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan dirinya. 6) Anjurkan pada ibu untuk olah raga teratur. 7) Anjurkan pada ibu untuk menggunakan pakaian tipis dan penutup alas tidur dari bahan katun. 8) Beri ibu vitamin E dan vitamin B Kompleks. f. Langkah VI : Pelaksanaan Merupakan langkah pelaksanaan dari asuhan yang telah direncanakan secara efisien dan aman. Keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan pasien adalah tetap tanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan bersama yang menyeluruh (Varney, 2007). Pelaksanaan asuhan kebidanan pada menopause dengan hot flush sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat (Purwoastuti, 2008). g. Langkah VII : Evaluasi Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana (Ambarwati, 2008).
36
Evaluasi setelah dilakukan tindakan yaitu: 1) Keadaan umum ibu baik 2) Ibu dapat mengatasi sendiri keluhan rasa panas yaitu dengan berfikir positif dan tidak panik 3) Ibu mampu menerapkan pola hidup sehat dengan olah raga teratur dan mengkonsumsi makanan yang bergizi 4) Rasa panas pada wajah dan leher semakin berkurang 5) Ibu merasa istirahat malamnya sekarang tidak terganggu 6) Ibu sudah tidak merasakan cemas C. Data Perkembangan Pendokumentasian data perkembangan Asuhan Kebidanan ditulis dengan menggunakan SOAP menurut Varney (2007), yaitu : S
: Subyektif Data subyektif ini berhubungan dengan masalah dan sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis.
O
: Obyektif Merupakan
pendokumentasian
hasil
observasi
yang
jujur,
hasil
pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaan diagnostic lain.
37
A
: Assesment Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi : 1. Diagnosa atau masalah 2. Antisipasi diagnose atau masalah potensial 3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter. Konsultasi atau kolaborasi dan rujukan
P
: Perencanaan Perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan memperhatikan kesejahteraannya.
D. Landasan Hukum Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2001 tanggal 27 Maret 2007 “Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya bagi setiap orang menyangkut fisik, maupun social budaya dan ekonomi. Masalah reproduksi di indoesia mempunyai dua dimensi : pertama yang laten yaitu kematian ibu dan bayi yang masih tinggi akibat berbagai factor termasuk pelayanan kesehatan yang relative kurang baik. Kedua timbulnya penyakit degenerative yaitu menopause. Kewenangan badan pengelolaan oleh bidan sesuai dengan kompetensi bidan di Indonesia, dalam kasus menopause dengan hot flush bidan memiliki
38
kemandirian
untuk
melakukan
asuhannya
dalam
kepmenkes
RI
No.
900/MENKES/SK/VII/2002/BAB V tentang registrasi dan praktek bidan. Dalam kasus ini pelayanan kebidanan sesuai dengan pasal 14 yang isinya bidan dalam menjalankan prakteknya berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi: 1. Pelayanan kebidanan 2. Pelayanan KB 3. Pelayanan kesehatan dan masyarakat
39
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus Karya Tulis ini merupakan studi kasus dengan metode observasional deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini menggunakan asuhan kebidanan 7 langkah varney dari pengumpulan data dasar sampai dengan evaluasi dan penyusunan data perkembangan menggunakan SOAP. B. Lokasi Studi Kasus Lokasi merupakan tempat dimana pengambilan kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2005). Pada
penyusunan studi kasus ini penulis mengambil
Lokasi di Posyandu Bina Bhakti, Surakarta. C. Subyek Studi Kasus Subyek penelitian adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti atau sasaran penelitian (Arikunto, 2006). Subyek yang digunakan pada kasus ini adalah Ny. H P3 A0 dengan hot flush di Posyandu Bina Bhakti, Surakarta.
39
40
D. Waktu Penelitian Waktu studi kasus dalam kapan pelaksanaan pengambilan studi kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini dilaksanakan mulai 18 Maret 2014 sampai 22 Maret 2014. E. Instrumen Penelitian Instrumen
penelitian
adalah
alat-alat
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2008). Instrumen yang digunakan penulis untuk pengumpulan data adalah format pengkajian asuhan kebidanan dengan menggunakan 7 langkah manajemen kebidanan Varney. F. Teknik Pengumpulan Data Penyusunan studi kasus ini menggunakan berbagai pengumpulan data yaitu : 1. Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh penulis sendiri (Riyanto, 2009). a. Pemeriksaan Fisik Adalah tindakan dimana kita menganalisa dan mensintesa informasi yang terkumpul dalam rangka mengambil keputusan tentang status kesehatan klien sebagai bagian dari proses keperawatan (Notoatmodjo, 2008). Menurut Arwinlim (2008), ada empat teknik utama yang digunakan dalam pemeriksaan fisik, meliputi :
41
1)
Inspeksi Adalah observasi visual dan sistematik untuk menentukan status kesehatan klien yang didapat dari pengamatan penampilan klien meliputi warna kulit, kepala, leher, mata telinga, muka, hidung, mulut, dada, anogenital dan ekstermitas (Nursalam, 2008). Dalam sisi pengkajian kasus ini inspeksi difokuskan pada muka, leher dan seluruh tubuh yang bisa menyebabkan panas.
2)
Palpasi Adalah teknik yang dilakukan dengan menggunakan perabaan telapak atau punggung tangan pemeriksaan untuk mengetahui ukuran, tekstur dan mobilitas massa, kualitas palpasi, kondisi tulang dan sendi, temperature kulit dan kelembaban, akumulasi cairan dan edema serta vibrasi dinding dada (Nursalam, 2008). Pada kasus ini tidak dilakukan.
3)
Perkusi Adalah metode gerakan erat tubuh secara ringan tapi tajam untuk menentukan posisi, ukuran dan densitas struktur yang berada dibawahnya seperti untuk mendeteksi cairan atau udara di dalam rongga. Gerakan mengetuk menghasilkan gelombang suara yang menjalar 5 – 7 cm di area yang diperiksa. Gelombang ini yang membedakan karakteristik area yang diperiksa (Nursalam, 2008). Pada kasus ini tidak dilakukan.
42
4)
Auskultasi Adalah teknik pemeriksaan fisik dengan bantuan alat stetoskop untuk mendeteksi suara yang di hasilkan oleh kerja organ tubuh seperti
paru, jantung,
pembuluh darah, organ abdomen.
Auskultrasi yang dilakukan dalam kasus ini meliputi dada dan perut (Nursalam, 2008).
Pada kasus ini auskultasi dilakukan
untuk memeriksa frekuensi jantung dan tekanan darah ibu normal atau tidak. b. Wawancara Wawancara adalah suatu metode yang di gunakan untuk mengumpulkan data, dimana penulis mendapat keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang sasaran (responden) atau bercakapcakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmodjo, 2002). Pada penyusunan studi kasus ini penulis melakukan tanya jawab pada pasien menopause dengan
hot flush,
keluarga dan suami. c. Observasi Pengamatan (observasi) adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah data taraf aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah studi kasus (Notoadmodjo, 2010), observasi yang dilakukan berupa pemeriksaan langsung meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.
43
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diambil dari suatu seumber data dan biasanya data itu sudah dikompilasi terlebih dahulu oleh suatu instansi atau yang penya data tersebut (Riyanto, 2009). a. Studi Dokumentasi Dokumentasi adalah merupakan cara untuk mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, dan sebagainya (Arikunto, 2006). Penulis memperoleh data-data pasien dari buku register di Posyandu Bhina Bakti Sekip, Surakarta. b. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu bahan-bahan pustaka yang sangat penting dalam menunjang latar belakang teoritis studi kasus (Notoatmodjo, 2002). Dalam studi kasus ini, penulis menggunakan studi kasus kepustakaannya dari tahun 2004-2013. G. Alat dan Bahan 1. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam wawancara adalah: a. Format Asuhan Kebidanan (Askeb) b. Buku tulis c. Alat tulis 2. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam observasi a. Tensimeter b. Stetoskop
44
c. Termometer d. Jam tangan 3. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pendokumentasian adalah: a. Alat tulis H. Jadwal Penelitian Terlampir.
45
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Tinjauan Kasus Tanggal / Jam
: 18 Maret 2014 / 08.00 WIB
Tempat
: Posyandu Bina Bhakti Surakarta
1. Pengkajian Tanggal
: 18 Maret 2014
Jam
: 08.05 WIB
a. Identitas Pasien Identitas
Suami
1) Nama
: Ny. H
Nama
2) Umur
: 50 tahun
Ny. W
3) Agama
: Islam
4) Suku / bangsa
: Jawa, Indonesia
5) Pendidikan
: SMP
6) Pekerjaan
: IRT
7)
: Sekip 3/8,
Alamat
Umur
:
: 52
tahun Agama
:
Islam
Banjarsari, Surakarta.
Suku / bangsa
:
Jawa/ Indonesia Pendidikan
:
SMP Pekerjaan Wiraswasta
45
:
46
b. Anamnesa (Data Subyektif) 1) Keluhan utama : Ibu mengatakan sering berkeringat pada malam hari dan rasa panas pada wajah dan leher sejak 1 minggu yang lalu. 2) Riwayat menstruasi a) Menarche
: Ibu mengatakan haid pertama kali pada umur 13 tahun
b) Siklus
: Ibu mengatakan siklus haid 28 hari
c) Lama
: Ibu mengatakan lama haid 5-6 hari
d) Banyaknya
: Ibu mengatakan 2-3 kali sehari ganti pembalut
e) Teratur / tidak teratur : Ibu mengatakan haid sudah tidak teratur f) Sifat darah
: Ibu mengatakan sifat darah encer
g) Dismenorhoe
: Ibu mengatakan tidak ada dismenorhoe
h) Keputihan
: Ibu mengatakan tidak ada keputihan
3) Riwayat perkawinan a) Status perkawinan
: Syah kawin 1 kali
b) Kawin
: Umur 19 tahun, dengan suami umur 21 tahun lamanya 36 tahun, anak 3 orang.
4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
47
5) Riwayat kontrasepsi a) Metode yang pernah di pakai
: Ibu
mengatakan
KB
menggunakan metode Implant selama 6 tahun setelah anak yang ke-3. b) Keluhun
: Ibu
mengalakan tidak
keluhan
dan
sudah tidak
ada
sekarang menggunakan
KB implant. 6) Riwayat penyakit a) Riwayat penyakit sekarang Ibu mengatakan akhir-akhir ini sering berkeringat pada malam hari dan rasa panas disekitar wajah dan leher. b) Riwayat penyakit sistemik (1) Hipertensi
: Ibu
mengatakan
sering
pusing
dan
tegang pada leher. (2) Jantung
: Ibu mengatakan terkadang merasakan nyeri dada sebelah kiri dan cepat lelah saat beraktifltas ringan.
(3) Asma
: Ibu mengatakan tidak nafas.
pernah sesak
48
(4) Diabetes militus
: Ibu
mengatakan
tidak
mempunyai
penyakit gula dengan gejala sering lapar, haus dan BAK > 5 kali di malam hari. (5) Ginjal
: Ibu mengatakan merasakan nyeri tekan pada pinggang tetapi tidak sakit saat BAK.
(6) Hepatitis
: Ibu rnengatakan pada mata, kuku dan kulit tidak berwarna kuning.
(7) Lain – lain
: Ibu mengatakan tidak menderita penyakit lain seperti HIV/AIDS.
7) Riwayat Penyakit keluarga Ibu mengatakan didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti hipertensi, diabetus melitus dan asma. Serta penyakit menular seperti TBC dan hepatitis. 8) Riwayat Keturunan Kembar Ibu mengatakan dalam keluarga, baik dari pihak suami maupun istri tidak ada riwayat kembar. 9) Riwayat Operasi Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi.
49
10) Pola Kebutuhan Sehari-hari a) Pola Nutrisi (1) Sebelum Ibu mengatakan makan 3 kali sehari porsi sedang, jenisnya nasi sayur, lauk patik, dan buah. Minum 6-8 gelas per hari jenisnya air putih, teh, kopi. (2) Sekarang Ibu mengatakan makan 2 kali sehari porsi sedikit, jenisnya nasi, sayur, lauk tempe tahu. Minum 4-6 gelas perhari jenisnya air putih 5 gelas dan kadang – kadang teh 1 gelas. b) Pola eliminasi (1) Sebelum Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, konsistensi padat, warna kuning, bau khas feses, konstipasi tidak ada. BAK 5-6 kali sehari, warna kuning jernih, bau khas urine. (2) Sekarang Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, konsistensi lunak, warna kuning bau khas feces, konstipasi tidak ada. BAK 6-7 kali sehari warna kuning jernih bau khas urine.
50
c) Personal hygiene (1) Sebelum Ibu mengatakan sehari mandi 2 kali, gosok gigi 2 kali dalam sehari, keramas 2 kali dalam seminggu, ganti baju dan pakaian dalam 2 kali sehari dan setelah BAB/ BAK selalu cebok sampai bersih. (2) Sekarang Ibu mengatakan sehari mandi 2 kali, gosok gigi 2 kali dalam sehari, keramas 2 kali dalam seminggu, ganti baju dan pakaian sehari 3 kali sehari, setelah BAK dan BAB selalu cebok sampai bersih dari arah depan kebelakang dan dikeringkan dengan handuk. d) Pola istirahat dan tidur (1) Sebelum Ibu mengatakan tidur malam 5-6 jam dan tidur siang 2 jam. (2) Sekarang Ibu mengatakan tidur malam 4-5 jam, tetapi sering terbangun karena sering berkeringat dan merasakan rasa panas pada wajah serta leher. Tidur siang l/2-l jam.
51
e) Pola aktivitas (1) Sebelum Ibu mengatakan setiap hari melakukan pekerjaan rumah tangga dibantu oleh anakanya seperti menyapu, memasak, dan mcncuci. (2) Sekarang Ibu mengatakan setiap hari melakukan pekerjaan rumah tangga dibantu oleh anaknya seperti menyapu, memasak dan mencuci. f) Pola hubungan seksual (1) Sebelum Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1 kali dalam 1 bulan. (2) Sekarang Ibu mengatakan pola seksual menurun, kadang dilakukan 1 kali dalam 2 bulan atau tidak teratur. 11. Data Psikologis Ibu menatakan melakukan ibadah shalat 5 waktu secara rutin dan ibadah lainya seperti pengajian, mendengarkan ceramah di masjid.
52
a. Riwayat Sosial Budaya
1) Hubungan dengan keluarga : Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga baik. 2) Hubungan dengan tetangga : Ibu mengatakan hubungan dengan tetangga baik. b. Perilaku Kesehatan (kebiasaan menggunakan obat-obatan, alkohol, merokok) Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan obat – obatan, minuman beralkohol dan merorok. c. Pemeriksaan fisik (Data Obyektif)
1) Pemeriksaan Umum a) Kesadaran
: Composmentis
b) Keadaan umum
: Baik
c) Vital Sign
: Tekanan darah Respirasi
: 140/90 mmHg :20x/menit Suhu
: 385C Nadi d) BB
: 51 kg
e) TB
: 158 cm
f) Muka
: Kemerahan
: 80 x/menit
53
2) Pemeriksaan Fisik a) Kepala
: Rambut
hitam
lurus,
mudah
dicabuti
ada
ketombe. b) Mata
: Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
c) Muka
: Pucat, tidak ada jerawat, tidak oedema, tampak berkeringat, tampak cemas, tampak kemerahan.
d) Hidung
: Simetris, tidak ada secret.
e) Telinga
: Simetris kanan dan kiri, tidak ada serumen.
f)
: Bibir ada stomatitis, gigi tidak caries, gusi tidak
Mulut/gigi
berdarah g) Leher
: Tidak ada pembesaran
kelenjar limfe maupun
thyroid, tampak kemerahan. h) Dada
: Simetris
kanan
dan
kiri,
payudara
mulai
mengendor dan terlihat menggantung, puting susu menjadi kecil, pigmentasi berkurang serta konsistensi melunak, terasa berdebar – debar. i)
Axilla
: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
j)
Abdomen
: Tidak ada luka bekas operasi, terdapat lipatan lemak.
k) Genetalia l)
: Tidak dilakukan karena pasien tidak bersedia.
Ekstremitas : Tangan dan kaki tidak terdapat oedema maupun varises.
m) Anus
54
(1) Haemorhoid : Tidak ada haemorhoid (2) Lain-lain 3)
: Tidak ada
Data penunjang a) Pemeriksaan laboratorium Hb
: 10,8 gr% (normal 11 - 12,5 gr%)
Golongan darah
:B
b) Pemeriksaan penunjang lain: Tidak ada 2. Interpretasi Data Tanggal 18 Maret 2014
Pukul 08.45 WIB
a. Diagnosa kebidanan Ny. H P3A0 umur 50 tahun pada masa menopause dengan hot flush. Dasar : Data Subjektif:
1) Ibu mengatakan berumur 50 tahun 2) Ibu mengatakan sering berkeringat pada malam hari dan rasa panas pada wajah serta leher sejak 1 minggu yang lalu
3) Ibu merasa cemas dengan kondisinya Data Objektif:
1) Keadaan umum Kesadaran
: Baik : Composmentis
55
Vital sign
: Tekanan Darah
: 140/90 mmHg
Rcspirasi
: 20 x /menit
Suhu
: 385 0C
Nadi
: 80 x/rnenit
BB
: 51 kg
TB
: 158 cm
2) Masalah Ibu mengalakan merasa cemas dengan keadaan sekarang .
3) Kebutuhan Memberikan informasi tentang Menopause. 3. Diagnosa Potensial Gangguan Psikologis (Depresi) 4. Antisipasi / Tindakan Segera
a. Berikan obat klonidin 0,1 mg 2x sehari 3 tablet untuk mengurangi hot flush
b. Vitamin B kompleks 12 tablet 3x sehari c. Vitamin E 12 tablet 3x sehari d. CTM 4 mg 6 tablet 1x sehari
56
5. Perencanaan Tanggal 18 Maret 2014
Pukul 09.00 WIB
a. Berikan penjelasan pada ibu tentang menopause b. Beritahu ibu tentang gejala serta masalah yang sering muncul pada masa menopause.
c. Anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang mengandung kalsium dan vitamin B Kompleks, vitamin E dan fitoestrogen.
d. Anjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi minum teh atau kopi serta menghindari asap rokok.
e. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan tubuhnya, terutama daerah genetalia.
f. Anjurkan pada ibu untuk berolah raga secara teratur. g. Anjurkan ibu untuk menggunakan pakaian tipis dan penutup alas tidur dari bahan katun.
h. Beri ibu klonidin, CTM, vitamin E dan vitamin B Kompleks. 6. Implementasi Tanggal 18 Maret 2014
Pukul 09.20 W1B
a. Pukul 09.20 WIB memberitahu hasil pemeriksaan ibu b. Pukul: 09.30 WIB Menjelaskan tentang menopause merupakan masa berhentinya menstruasi reproduksi.
secara permanen atau akhir dari
masa
57
c. Pukul: 09.40 WIB Memberi tahu tentang gejala serta masalah yang sering muncul pada masa menopause seperti rasa panas, sering berkeringat, susah tidur, nyeri otot, mudah tersinggung, merasa tertekan
d. Pukul 09.50 WIB Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi yang mengandung vitamin B kompleks untuk menekan stres dan kalsium untuk mengurangi osteoporosis. makanan yang banyak mengandung kalsium dan B kompleks misalnya susu, daging, hati dan fitoesterogen seperti kacang - kacangan, terutama kacang kedelai dan olahannya seperti tahu, tempe dan susu kedelai serta papaya, kemudian mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin E untuk mengurangi kolestrol dan mengurangi hot flush misalnya gandum, kacang, belut, minyak ikan, kuning telur, buncis, selada, brokoli dan ubi jalar.
e. Pukul 10.30 WIB Menganjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi minum teh atau kopi karena minuman ini banyak mengandung kafein yang dapat memperlambat penyerapan kalsium serta memicu hot flush. Asap rokok dapat membuat wajah kering dan kusam.
f. Pukul 10.40 WIB Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuhnya, terutama daerah genetalia dengan membersihkan daerah genetalia setelah BAB / BAK dan dikeringkan serta mengganti celana dalam.
g. Pukul 10.50 WIB Menganjurkan ibu untuk berolah raga secara teratur karena dengan olah raga dapat membantu meningkatkan kekuatan otot. Seperti : jalan-jalan pagi, gerakan tidur terlentang miring, gerak naik sepeda, gerakan punggung.
58
h. Pukul 11.00 WIB Menganjurkan ibu untuk menggunakan pakaian tipis dan penutup alas tidur dari bahan katun karena akan memberi rasa lebih dingin dan nyaman dibandingkan bahan kain yang lain.
i. Pukul 11.30 WIB Berikan Vitamin E 3 x 1 perhari sebanyak 12 tablet untuk memperlancar oksigen dan untuk mencegah pengendapan kolesterol di arteri sehingga peredaran darah mcnjadi lancar dan mengurangi rasa panas pada wajah dan leher serta vitamin B Kompleks sebanyak 12 tablet 3 x 1 per hari untuk mencegah stress. Ctm 1 x 1 sebanyak 12 tablet agar ibu bisa beristirahat.
j. Pukul 11.45 WIB Memberitahu pada ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah pada
hari
rabu
Tanggal
20 Maret 2014
dan
kunjungan rumah dilakukan selama 2 hari. 7. Evaluasi Tanggal 18 Maret 2014
Pukul 12.05 WIB
a. Ibu sudah mengerti hasil pemeriksaan. Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis Vital sign
: Tekanan Darah
Rcspirasi
: 20 x /menit
Suhu
: 385 0C
Nadi
: 80 x/rnenit
: 140/90 mmHg
59
BB
: 51 kg
TB
: 158 cm
b. Ibu sudah mengerti dan memahami bahwa menopause merupakan proses yang alami.
c. Ibu masih merasakan cemas dengan keadaannya. d. Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi yang kaya akan vitamin B kompleks, vitamin E dan fitoestrogen.
e. Ibu bersedia mengurangi konsumsi
minum teh atau kopi dan
menghindari asap rokok.
f. Ibu akan menjaga kebersihan tubuhnya dan ibu bersedia menggunakan pakaian tipis dan alas tidur dari bahan katun.
g. Ibu akan berusaha akan berolah raga secara teratur. h. Ibu sudah diberi obat, vitamin dan bersedia mengkonsumsinya sesuai anjuran.
i. Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan rumah
60
Data Perkembangan I Kunjungan Rumah
Tangga 20 Maret 2014
Pukul 15.00 WIB
Subyektif Ny. H mengatakan bahwa :
a. Masih merasa cemas dan panas pada leher dan wajah. b. Ibu sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi yaitu nasi, sayur bayam, lauk tempe dan tahu serta buah papaya.
c. Belum melakukan olah raga dan akan berusaha untuk berolah raga setiap hari seperti jalan jalan.
d. Ibu sudah meminum obat yang telah diberikan sesuai anjuran. e. Ibu sudah bisa beristirahat malam dengan nyenyak. Objektif
a. Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Vital Sign
: Tekanan Darah
:130/80 mmHg
Nadi
: 80x /menit
Suhu
: 375 0C
61
Respirasi
: 22x /menit
b. Pemeriksaan Fisik Muka
: Pucat, tidak ada jerawat, tidak odema, tampak berkeringat, tampak cemas dan tampak kemerahan.
Leher
: Tampak kemerahan.
Assessment Ny. H P3A0 umur 50 tahun pada masa menopause dengan hot flush hari ke 2. Planning Tanggal 20 Maret 2014
Pukul 15.25WIB
a. Pukul 15.25 WIB memberitahu hasil pemeriksaan. b. Pukul 15.30 WIB memberi motivasi pada ibu dengan kondisinya saat ini bahwa keadaan ini normal dialami pada masa menopause.
c. Pukul 15.40 WIB memberi dukungan moril pada ibu dan mengajurkan ibu selalu berdoa.
d. Pukul: 15.50 WIB Menganjurkan ibu untuk berolah raga secara teratur. e. Pukul: 16.10 WIB Mengingatkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan tubuhnya dan perawatan genetalianya.
j. Pukul: 16.20 WIB Mengingatkan pada ibu tetap mengkonsumsi makanan bergizi yang mengandung vitamin B kompleks seperti sayur-sayuran
62
berwarna hijau antara lain : sayur bayam dan sayur kangkung dan lauk pauk seperti tahu dan tempe dan kalsium seperti susu kedelai dan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin E seperti gandum, kacang, belut, minyak ikan, kuning telur, buncis, selada, brokoli dan ubi jalar dan makanan yang mengandung fitoesterogen seperti kacang kacangan, terutama kacang kedelai dan olahannya seperti tahu, tempe dan susu kedelai.
f.
Pukul 16.30 WIB Memberitahu pada ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah pada hari rabu Tanggal 22 Maret 2014.
Evaluasi Tanggal 20 Maret 2014
Pukul 16.35 WIB
a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Vital Sign
: Tekanan Darah
:130/80 mmHg
Nadi
: 80x /menit
Suhu
: 375 0C
Respirasi
: 22x /menit
63
Pemeriksaan Fisik Muka
: Pucat, tidak ada jerawat, tidak odema, tampak
berkeringat,
tampak
cemas
dan
tampak kemerahan. Leher
: Panas, tampak kemerahan.
b. Ibu mengatakan senang mendapat penjelasan karena dengan demikian ibu merasa lebih tenang.
c. Ibu mengatakan senang diberi dukungan oleh suami dan anaknya, serta ibu selalu berdoa.
d. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan tubuhnya terutama daerah genetalia.
e. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang kaya dengan vitamin B kompleks dan kalsium seperti sayur-sayuran
berwarna
hijau antara lain : sayur bayam dan sayur kangkung dan lauk pauk seperti tahu dan tempe dan kalsium seperti susu kedelai dan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin E seperti gandum, belut, minyak ikan, kuning telur, buncis, selada, brokoli dan ubi jalar kemudian mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoesterogen seperti kacang - kacangan, terutama kacang kedelai dan olahannya seperti tahu, tempe dan susu kedelai.
f. Ibu sudah meminum obat yang telah diberikan.
64
Data Perkembangan II Kunjungan Rumah
Tanggal 22 Maret 2014
Pukul 16.00 WIB
Subjektif: Ny. H mengatakan bahwa : a. Ibu sudah tidak merasa cemas dan pada malam hari tidak sering berkeringat dan panas pada wajah dan leher. b. Ibu sudah melaksanakan nasehat dari bidan yang telah disampaikan. c. Ibu sudah berolahraga sesuai anjuran yaitu jalan – jalan pagi dan ibu sudah menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia. d. Obat yang diberikan sudah habis. Objektif: a. Hot Flush teratasi setelah dilakukan Asuhan Kebidanan selama 5 hari. b. Keadaan umum
: Baik
c. Kesadaran
: Composmentis
d. Vital Sign
: Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 82x /menit
Suhu
: 365C
Respirasi
: 24x /menit
65
Assessment Ny. H P3 A0 umur 50 tahun pada masa menopause dengan riwayat hot flush. Planning Tanggal 22 Maret 2014
Pukul 16.15WIB
a. Pukul 16.15 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu. b. Pukul: 16.25 WIB Menganjurkan pada ibu untuk tetap berolah raga secara teratur. c. Pukul: 16.35 WIB Mengingatkan pada ibu tetap mengkonsumsi makanan bergizi yang mengandung vitamin B kompleks, vitamin E dan kalsium serta mengandung fistoestrogen. d. Pukul: 16.45 WIB Mengingatkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan tubuhnya terutama pada daerah genetalia. e. Pukul 16.50 WIB Memberitahukan pada ibu bahwa sudah tidak dilakukan kunjungan rumah dan jika sewaktu - waktu ada keluhan meminta ibu segera datang ke tenaga kesehatan terdekat.
66
Evaluasi Tanggal 22 Maret 2014
Pukul 17.00 WIB
a. Hot Flush teratasi setelah dilakukan Asuhan Kebidanan selama 5 hari. b. Hasil Pemeriksaan : Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Vital Sign
: Tekanan Darah
PPV
: 120/80 mmHg
Nadi
: 82x /menit
Suhu
: 365C
Respirasi
: 24x /menit
: Tidak mengeluarkan perdarahan pervaginam
c. Ibu telah mendapatkan segala informasi yang ibu butuhkan. d. Ibu akan tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi yang mengandung vitamin B vitamin E makanan yang mengandung fitoesterogen. e. Ibu akan tetap menjaga kebersihan tubuhnya terutama pada daerah genetalia. f. Ibu sudah mengerti bahwa terapi obat cukup dan tidak perlu dilanjutkan. g. Ibu sudah merasa tidak cemas dengan keadaannya. h. Ibu sudah mengerti jika sewaktu - waktu ada keluhan segera datang ke tenaga kesehatan terdekat.
67
A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan antara teori dan praktek tentang asuhan kebidanan pada ibu menopause dengan hot flush di Posyandu Bina Bhakti Surakarta dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut Varney, yang terdiri dari tujuh langkah yaitu: Pengkajian, Interpretasi data, Diagnosa Potensial, Antisipasi, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi. Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1. Pengkajian Dikaji untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan ibu menopause dengan hot flash atau pun yang dikeluhkan pasien (Ambarwati, 2008). Keluhan hot flush (rasa panas) yang sering terjadi pada wajah, dada, kepala, insomnia (sulit tidur), gelisah (Varney, 2006). Pemeriksaan fisik Keadaan umum : Mengetahui keadaan umum ibu menopause dengan hot flush yaitu cukup (Varney, 2004). Kesadaran : Menilai status kesadaran umum menopause dengan hot flush yaitu composmentis (Varney, 2004). Pada kasus ini setelah dilakukan pengkajian berdasarkan data subjektif keadaan Ny. H mengalami keluhan rasa panas dari wajah menyebar keseluruh tubuh, serta diikuti dengan timbulnya warna kemerahan pada wajah dan leher dan berkeringat pada malam hari sejak 1 minggu yang lalu, Data Objektif pada Ny. H keadaan ibu cemas. TD : 140/90 mmHg, nadi : 80x/menit, suhu : 385 °C, R : 20x/menit. Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek.
68
2. Interpretasi Data Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan (Varney, 2007). 4) Diagnosa kebidanan, dengan: b) Ny. X P… A… umur X tahun dengan Hot Flush Data dasar: (3) Data Subyektif (e) Ibu mengatakan berumur 50 tahun. (f) Ibu merasa cemas dengan keadaannya. (g) Ibu mengalami rasa panas yang dialami akibat berkeringat di malam hari, rasa panas, wajah memerah (h) Ibu sulit untuk tidur pada malam hari (Smart, 2010). (4) Data Obyektif: (d) Keadaan umum : baik (e) Kesadaran
: Composmentis
(f)
: Tekanan darah : 140/90 mmHg
Vital sign
Suhu
38°
nadi
90x/menit,
respirasi 20x/menit BB
: 51 kg.
TB
: 158 cm
Kulit
: Kemerahan (Varney, 2004).
69
5) Masalah Masalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien yang ditemukan dari pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien (Nursalam, 2008). Masalah yang sering ditemukan pada menopause dengan hot flush
adalah
ibu
merasakan
cemas
dengan
keadaannya
(Saifudin, 2004). 6) Kebutuhan Kebutuhan merupakan hal-hal yang di butuhkan pasien dan yang belum teridentifikasi dalam diagnosa masalah yang di dapatkan dengan melakukan analisis data (Verney, 2004). Kebutuhan yang diperlukan oleh ibu menopause dengan hot flush adalah memberikan konseling mengenai perubahan yang terjadi selama menopause dan masalah yang sering muncul pada masa menopause (Purwoastuti, 2008). Dari data yang didapat pada pengkajian data maka dapat ditegakkan diagnosa kebidanan yaitu Ny. H P3 A0 umur 50 tahun dengan hot flush. Data dasar untuk menegakan data diatas yaitu Data Subyektif Ny. H sering berkeringat pada malam hari dan rasa panas pada wajah serta leher, Data Obyektif TD : 140/90 mmHg, R : 20x/menit, S : 385 °C, N : 80x/menit. Masalah yang timbul adalah susah tidur dan merasakan cemas dengan keadaannya. Sedangkan kebutuhan yang diberikan adalah memberikan dukungan dan memberikan konseling mengenai bahwa keadaan itu normal
70
dialami menopause. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. 3. Diagnosa Potensial Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
berdasarkan
diagnosa
masalah
yang
sudah
diidentifikasi
(Ambarwati, 2008). Pada kasus ibu menopause dengan hot flush diagnosa potensialnya terjadi gangguan psikologis (Depresi) (Purwoastuti, 2008). Pada kasus Ny. H diagnosa potensial tidak muncul karena adanya antisipasi yang baik, kasus menopause lebih dianggap sebagai suatu proses alami dari penuaan seorang wanita dan bukan merupakan suatu keadaan patologi. Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek. 4. Antisipasi / Tindakan Segera Pada langkah ini, mengidentifikasi perlunya melakukan konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien (Soepardan, 2007). Pada kasus ibu menopause dengan hot flush tindakan segera di berikan clonidine 0,1 mg 2x sehari sebanyak 3 tablet (Purwoastuti, 2008) Pada kasus ini antisipasi yang dilakukan pada Ny. H dengan hot flush adalah memberikan obat clonidine 0,1 mg 2x sehari sebanyak 3 tablet, CTM 4 mg 6 tablet, Vitamin B Kompleks, Vitamin E. Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktek tetapi tidak menjadi masalah.
71
5. Perencanaan Menurut Purwoastuti (2008), rencana tindakan yang dapat dilakukan untuk asuhan kebidanan pada ibu menopause dengan hot flush adalah : 9) Beritahu ibu tentang menopause. 10) Beritahu ibu tentang gejala serta masalah yang muncul pada menopause. 11) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin dan kalsium. 12) Anjurkan pada ibu untuk mengurangi konsumsi minum kopi atau the serta menghindari asap rokok. 13) Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan dirinya. 14) Anjurkan pada ibu untuk olah raga teratur. 15) Anjurkan pada ibu untuk menggunakan pakaian tipis dan penutup alas tidur dari bahan katun. 16) Beri ibu vitamin E dan vitamin B Kompleks. Pada kasus ini perencanaan yang dilakukan pada Ny. H dengan hot flush yaitu memberikan konseling tentang menopause, gejala menopause, olahraga teratur, makanan bergizi dan perawatan genetalia memberikan vit. E 12 tablet 3x sehari, Vit B Kompleks 12 tablet 3x sehari, CTM 6 tablet 1x sehari dan Terapi obat Klonidin 0,1 mg 2x sehari sebanyak 6 tablet selama 1 minggu. Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek yaitu bahwa pada praktek nya memberikan terapi yang berupa vit. E, Vit B Kompleks, CTM 4 mg 1x 1 hari dan obat klonidin 0,1 - 0,2 mg 2x sehari, dan
72
kesenjangan tersebut tidak menjadi masalah, dikarenakan antisipasi yang tepat. 6. Implementasi Pelaksanaan asuhan kebidanan pada menopause dengan hot flush sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat (Purwoastuti, 2008). Pada langkah ini terdapat kesenjangan yaitu pada teori dengan pelaksanaannya lebih banyak untuk cara penanganannya. 7. Evaluasi Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan
yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau
merencanakan kembali yang belum terlaksana (Ambarwati, 2008). Evaluasi setelah dilakukan tindakan yaitu: 7) Keadaan umum ibu baik 8) Ibu dapat mengatasi sendiri keluhan rasa panas yaitu dengan berfikir positif dan tidak panik 9) Ibu mampu menerapkan pola hidup sehat dengan olah raga teratur dan mengkonsumsi makanan yang bergizi 10) Rasa panas pada wajah dan leher semakin berkurang 11) Ibu merasa istirahat malamnya sekarang tidak terganggu 12) Ibu sudah tidak merasakan cemas
73
Pada kasus ini asuhan yang dilakukan berhasil dengan baik karena sehubungan dengan adanya antisipasi dan tindak lanjut yang baik. Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan selama 5 hari didapatkan keadaan umum baik, TD : 120/80 mmHg, kesadaran composmentis, N: 82 x/m, S: 365°C, R: 24x/m, Muka : tidak pucat, tidak cemas, dan tidak kemerahan, leher : tidak kemerahan. Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek.
74
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada menopause dengan Hot Flush menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney dapat dilaksanakan dengan baik karena adanya kerjasama antara penulis bidan dan keluarga pasien. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengkajian dalam asuhan kebidanan pada menopause dengan Hot Flush dilaksanakan dengan pengumpulan data subyektif yaitu Ibu mengatakan keluhan rasa panas dari wajah dan leher menyebar keseluruh tubuh, serta diikuti dengan timbulnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat pada malam hari sejak 1 minggu yang lalu, dan Data Obyektif Keadaan ibu baik. TD : 140/90 mmhg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 385 °C, R : 20x/menit. 2. Interpretasi data diperoleh dengan diagnosa kebidanan pada Ny. H P3 A0 umur 50 tahun dengan hot flush, masalah yang timbul adalah ibu merasakan cemas dengan keadaannya. Kebutuhannya adalah memberikan KIE tentang menopause. 3. Diagnosa potensial pada kasus Ny. H tidak mengarah pada potensial dikarenakan adanya antisipasi yang tepat.
74
75
4. Antisipasi yang diberikan pada Ny. H dengan Hot Flush adalah dengan memberikan terapi obat klonidin untuk mengurangi hot flush. 0,1 mg 2x sehari. Tentang dosis umum 0.1 mg 2xsehari sebanyak 3 tablet, vitamin E, B kompleks 12 tablet 3x sehari, CTM 4 mg 1x sehari diberikan selama 7 hari. 5. Asuhan kebidanan pada Ny. H dengan Hot Flush memonitor keadaan umum dan tanda-tanda vital, serta memberikan konseling mengenai perubahan yang terjadi selama menopause, menganjurkan untuk berolahraga, menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang mengandung Vitamin B kompleks seperti sayur - sayuran hijau dan lauk pauk yaitu tahu dan tempe, mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin E seperti gandum, kacang, belut, minyak ikan, kuning telur, buncis, selada, brokoli dan ubi jalar memberikan terapi obat klonidin 0,1 2x sehari 6 tablet, vitamin B, E 12 tablet 3x sehari dan CTM 4 mg 1x sehari 3 tablet. 6. Pelaksanaan sudah sesuai dengan perencanaan. 7. Evaluasi asuhan yang diberikan pada Ny. H dengan Hot Flush selama 5 hari adalah keadaan umum baik, rasa panas pada wajah dan leher sudah teratasi, dan ibu sudah tidak merasakan cemas. TD : 120/80 mmHg, R : 24x/menit, N : 82x/menit, S : 365C 8. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ibu menopause dengan hot flush dengan menerapkan 7 langkah Varney, ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek yaitu pada antisipasi diberikan obat Klonidin 0,1 mg sebanyak 3 tablet, vitamin B kompoleks dan E 12 tablet dan CTM 4 mg tablet. Perencanaan : memberikan konseling tentang menopause, gejala menopause,
76
olahraga teratur, makanan bergizi dan perawatan genetalia memberikan vit. E 12 tablet 3x sehari, Vit B Kompleks 12 tablet 3x sehari, CTM 6 tablet 1x sehari dan Terapi obat Klonidin 0,1 mg 2x sehari sebanyak 6 tablet selama 1 minggu. Pelaksanaan : dilakukan penjelasan tentang menopause, gejala menopasue, menganjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium, olahraga secara teratur, menggunakan pakaian tipis, berikan obat Klonidin. Evaluasi : Ibu menopause dengan hot flush teratasi. 9. Alternatif pemecahan masalah yaitu Vitamin B kompleks untuk mencegah depresi, vitamin E untuk memperlancar oksigen dan mengurangi rasa panas pada wajah serta leher, CTM agar ibu bisa istirahat, Klonidin yaitu utuk mengurangi tekanan darah. 10. Pendokumentasian studi kasus ini menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney. terdiri dari 7 langkah yang dimulai dari pengkajian dan pengumpulan data sampai dengan evaluasi. Dan data perkembangan
dalam
pemberian
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
asuhan
kebidanan
tersebut
77
B. SARAN 1. Bagi Pasien. Diharapkan Ny. H dapat menerima bahwa keadaan ini normal dialami pada masa menopause dan memberikan dukungan pada ibu secara moril untuk melaksanakan asuhan yang telak diberikan serta selalu berdoa. 2. Bagi Profesi Bidan dapat meningkatkan lagi pemberian asuhan kebidanan pada menopause dengan Hot Flush dengan tepat dan cermat. Serta diharapkan selalu menggunakan metode asuhan kebidanan yang sesuai dengan teori agar klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal dan berkualitas. 3. Bagi Institusi. a. Bagi Pendidikan Pengambilan studi kasus ini untuk menambah sumber refrensi untuk profesi pendidikan, dikembangkan dan dilanjutkan lagi oleh adik tingkat, dengan adanya studi kasus maka diharapkan dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan. b. Bagi Posyandu Posyandu dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pada menopause dengan hot flush.
78
DAFTAR PUSTAKA Alimiul Hidayat, Aziz A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi dan Proses Keperawatan. Jakarta :Salemba Media Ambarwati. E.R. Wulandari. D. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogjakarta : Mitra Cendika Press Ambarwati, dkk. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : MitraCendika World Health Organization. 2012. Menopause. Available : http://www.google.co.id. Diakses tanggal 03 November 2013 Depkes RI. 2012. Indonesia Demographic and Health Survey 2012 (SDKI) Available : http://www.depkes.go.id. Diaksestanggal 25 November 2013 Badan PusatStatistik. 2007. Jawa Tengah Dalam Angka Menopause. BPS : Jawa Tengah Farer, H. 2006 Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC Hidayat, A dan Mufdillah. 2009. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan Delima. Yogyakarta : MitraCendika. Lestary, D. 2010. Seluk Beluk Menopause.Yogyakarta :Garailmu Muslihatun, W. dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan.Yogyakarta :Fitramaya Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta :RinekaCipta Nursalam. 2006. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek. Jakarta : Varney, Helen. 2007. Varney’s Midwifery. Text Book.Ed. 4. Jones & Bartlett Publishers.Buston. USA Prawirahardjo, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Proverawati & Sulistyawati. 2010. Premenopause.Yogyakarta : Nuha Medika
Menopause
Dan
Sindrom
Bandiyah, S. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika Purwoastuti, E. 2008. Menopause, Siapa Takut?. Yogyakarta : Kanisius
79
S. Pakasi. 2006. Menopause Masalah Dan Penanggulangannya. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Smart, A. 2010. Bahagia Di Usia Menopause. Yogyakarta : A Plus Books Soepardan, S. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC Spencer dan Brown. 2007. Menopause. Jakarta :Erlangga Suryoprajogo, N. 2009.Cara Indah Menghadapi Menopause.Yogyakarta : Locus Varney, H. 2007. Varney’s midwifery text book (terjemahan) Edisi 3.Jones and Bartlett. Publisher : Boston. Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo. Wirakusumah. 2004. Menopause. Yogyakarta.