ANALISIS FAKTOR FENOMENA UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2009 – 2012)
Astrid Dita Meirina Hakim Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur Jl. Raya Ciledug, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12260
ABSTRAKSI Fenomena underpricing terjadi di hampir seluruh pasar modal di dunia termasuk di Indonesia, namun dengan tingkat yang bervariasi. Skripsi ini membahas tentang analisis fenomena underpricing pada perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia. Tujuannya untuk membuktikan fenomena underpricing yang terjadi pada perusahaan yang melakukan IPO pada periode tahun 2009-2012. Sekaligus mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan regresi berganda dalam perhitungannya dan variabel yang diteliti adalah financial leverage (DER), profitabilitas (ROA), komposisi Dewan Komisaris dan ukuran perusahaan. Hasil pengujian membuktikan bahwa dari variabel independen yang digunakan hanya komposisi Dewan Komisaris yang berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Hasil penelitian ini diharapkan dapat member tambahan informasi kepada investor dan calon investor dalam melakukan strategi investasi di pasar modal, sehingga dapat mengambil keputusan yang mendatangkan keuntungan dan juga sebagai pertimbangan bagi perusahaan untuk mengambil keputusan yang mendatangkan keuntungan, khususnya yang berkaitan dengan masalah keterbukaan informasi bila akan melakukan IPO untuk memperoleh harga yang optimal. Kata kunci : Underpricing,Initial Public Offering, Financial leverage, Return On Assets,
ABSTRACT Underpricing phenomenon is occurs an all almost all the worlds capital markets. Including Indonesia, with varying levels of underpricing. This research discuss about the analysis of phenomenon of underpricing that occurs in companies that involve in Initial Public Offering on Indonesian Stock Exchange. The aim of this research is proving the phenomenon of underpricing on companies during IPO on period 2009-2012 that affecting underpricing. Research used multiple regressions on its calculation and variable which studied are financial leverage (Debt to Equty Ratio), profitability (Return on Assets), Board of Commisioner composition and size of firm. This research used 41 (Fourty One) firms. Result of this study proves that from all independent variable only Board of Commisioner composition significantly affects the level of underpricing, this result is expected as additional information not only for investors but also for potential investors as well. It is beneficial for them to arranging strategy incapital market investment, to make decisions and consideration of profitable investment. Particularly parties related to information disclosure problems if they decided to conduct intitial public offering (IPO) to reach the optimal price. Keyword: Underpricing, Initial Public Offering, Return On Assets, Financial leverage.
188
PENDAHULUAN
go public atau penawaran umum, serta
A. Latar Belakang
memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan
Suatu perusahaan dalam menjalankan
BAPEPAM-LK. Perusahaan yang mencari
kegiatan operasionalnya akan memerlukan
sumber pendanaan yang berasal dari saham
kebutuhan dana yang besar untuk pembiayaan
pada umumnya, perusahaan akan menawarkan
perusahaannya. kebutuhan akan pembiayaan
sahamnya kepada publik, dengan beredarnya
dapat dipenuhi dari berbagai sumber, yaitu
saham perusahaan pada publik, maka akan
dengan pendanaan dari pengeluaran surat
menunjukan bahwa perusahaan tersebut telah
hutang (obligasi), modal sendiri, hutang dari
berubah dari perusahaan private menjadi
bank atau dari emisi saham. Perusahaan yang
perusahaan publik yang sering disebut dengan
belum
go public.
go
public
awalnya
saham-saham
perusahaan tersebut dimiliki oleh manajer-
Sebelum saham dari suatu perusahaan
manajernya, sebagian lagi oleh pegawai-
dapat diperjualbelikan di pasar modal, maka
pegawai kunci dan hanya sebagian kecil yang
saham perusahaan yang akan go public
dimiliki investor. Menurut Jogiyanto, (2000)
tersebut harus ditawarkan di pasar perdana
apabila saham dijual untuk menambah modal
terlebih dahulu. Aktivitas penawaran saham
perusahaan, maka saham baru dapat dijual
untuk pertama kalinya ini disebut dengan
kepada pemegang saham yang sudah ada,
Penawaran Umum Perdana (Initial Public
dijual
Offering atau IPO).
kepada
karyawan
lewat
ESOP
(employee stock owenership plan), dijual
Fenomena underpricing juga terjadi
langsung kepada pembeli tunggal (biasanya
salah satu penyebabnya yaitu meningkatnya
investor
perusahaan-perusahaan
institusi)
secara
privat
(private
placement), dan ditawarkan kepada publik. Perusahaan memiliki berbagai alternatif
yang
melakukan
penawaran perdana dan sahamnya mengalami underpricing.
Hal
ini
salah
satunya
sumber pendaanan, baik yang berasal dari
dikarenakan karena kondisi perekonomian
dalam maupun dari luar perusahaan. Alternatif
Indonesia semakin membaik dan pulihnya
pendanaan dari dalam umumnya dengan
kepercayaan investor terhadap pasar modal
menggunakan
termasuk
laba
yang
ditahan
oleh
perusahaan-perusahaan
yang
perusahaan. Sedangkan alternatif pendanaan
melakukan penawaran perdana di Bursa Efek
dari luar perusahaan dapat berasal dari kreditur
Indonesia. Respon yang baik ini menjadi salah
berupa hutang, pembiayaan bentuk lain atau
satu faktor penyebab terjadinya underpricing.
dengan
mekanisme
penyertaan
umumnya
dilakukan dengan menjual saham perusahaan
B. Rumusan Masalah Penelitian
kepada publik atau sering dikenal dengan go
Berdasarkan uraian latar belakang di
public, untuk go public perusahaan perlu
atas, perumusan masalah dalam penelitian
melakukan persiapan internal dan penyiapan dokumentasi sesuai dengan persyaratan untuk
ini sebagai berikut : 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh 189
pada underpricing?
2) Financial Leverage (Debt To Equty
2. Apakah Financial Leverage berpengaruh
Ratio)
pada underpricing?
Financial
3. Apakah profitabilitas perusahaan (ROA) berpengaruh pada underpricing? 4. Apakah
komposisi
Dewan
leverage
menunjukan
kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya dengan ekuiti yang dimilikinya.
Komisaris
berpengaruh pada underpricing?
Apabila financial leverage tinggi, hal ini menunjukan resiko suatu perusahaan tinggi pula, sehingga para investor dalam melakukan
LANDASAN TEORI 1) Signalling Theory
keputusan
investasi
informasi
financial
mempertimbangkan leverage
untuk
Underpricing adalah keadaan dimana
menghindari harga saham sebagai salahsatu
harga saham pada saat penawaran perdana
penyebab terjadinya underpricing Daljono
lebih rendah dibandingkan pada saat saham
dalam (Puspita 2011).
tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Beberapa
literatur
menjelaskan
bahwa
3) Profitabilitas (Return On Assets)
underpricing terjadi karena adanya asimetri informasi (asymmetry information).
Merupakan
suatu
rasio
penting
dipergunakan untuk mengukur kemampuan
Di Indonesia fungsi penjaminan hanya
perusahaan
dengan
investasi
yang
telah
ada satu tipe yaitu full commitment, sehingga
ditanamkan atau aset yang sudah dimilikinya
pihak underwriter berusaha mengurangi resiko
untuk mendapatkan laba. Return On Assets
dengan jalan menekan harga di pasar perdana,
menjadi salah satu pertmbanan investor dalam
agar terhindar dari kerugian (Ghozali dan
melakukan investasi terhadap saham-saham di
Mudrik Al Mansur, 2002). Tipe penjaminan
lantai bursa menurut Iman Ghozali dan Mudrik
full commitment adalah tipe penjaminan yang
Al-Mansur (2002).
beresiko tinggi bagi underwriter (Nurhayati dan
Nur
Indriantoro,
underpricing
tidak
1998).
Fenomena
menguntungkan
4) Komposisi Dewan Komisaris
bagi
Dewan komisaris merupakan salah
perusahaan yang Go Public karena dana yang
satu
inti
dari
mekanisme
diperoleh emiten tidak maksimal tetapi di lain
internal. Tugas utama Dewan Komisaris
pihak menguntungkan investor (Pratiwi dan
adalah
Kusuma, 2001). Menurut Beaty (1989) bahwa
Dewan
para pemilik perusahaan menginginkan agar
pengelolaan sumber daya perusahaan agar
meminimalkan underpricing karena ini akan
dapat berjalan secara efisien dan efektif dalam
menyebabkan adanya transfer kemakmuran
rangka mencapai tujuan organisasi, selain itu
(Wealth) dari pemilik kepada investor.
juga menyeleksi, mengganti dewan direksi,
melakukan Direksi
pengendalian
pengawasan dan
terhadap
manajemen
atas
serta mengawasi jalannya pergantian direksi.
190
Perusahaan harus memiliki Dewan Komisaris
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
yang kredibel serta memiliki independensi.
berkaitan dengan Efek”.
5) Ukuran Perusahaan (SIZE)
B. Penawaran Umum Perdana (Initial
Untuk mengukur besarnya skala atau
Public Offering)
ukuran perusahaan yaitu dengan melihat total
Penawaran umum perdana saham
aset dari laporan keuangan perusahaan pada
(IPO) adalah kegiatan penawaran saham ke
saat melakukan penawaran perdana sahamnya
publik
di Bursa Efek Indonesia. Aset
Undang-undang Nomer 8 Tahun 1995 tentang
merupakan
untuk
pertama
Pasar
Biasanya perusahaan besar mempunyai aset
Abdullah (2001), definisi penawaran umum
yang besar nilainya secara teoritis perusahaan
adalah kegiatan penawaran yang dilakukan
yang lebih besar yang mempunyai kepastian
oleh emiten untuk menjual efek kepada
yan lebih besar daripada perusahaan kecil
masyarakat berdasarkan tata cara yang telah
sehingga
diatur
mengurangi
tingkat
ketidakpastian mengenai prospek perusahaan
seperti
dalam
UU
yang
Menurut
tolok ukur berjalan atau skala perusahaan.
akan
Modal
kalinya.
dikutip
tersebut
dan
dari
aturan
pelaksanaannya.
ke depan. Hal tersebut dapat membantu
Terdapat dua jenis penawaran perdana
investor memprediksi resiko yang mungkin
dalam penerbitan sekuritas baru, yaitu Initial
terjadi
pada
Public Offering (IPO) yang diperdagangkan
perusahaan tersebut (Yolanda dan Martani,
pada pasar primer dan Seasoned New Issues
2005)
atau Seasoned Equity Offering (SEO) yang
jika
investor
berinvestasi
diperdagangkan pada pasar sekunder (dalam A. Pasar Modal Secara formal pasar modal dapat
Saputro dan Agung, 2005). IPO terjadi untuk perusahaan
yang
baru
pertama
kali
didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai
menerbitkan dan menjual sekuritasnya ke
instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka
publik atau belum mempunyai sekuritas yang
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam
beredar di pasar modal, sedangkan SEO terjadi
bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik
jika perusahaan sebelumnya telah menerbitkan
yang diterbitkan oleh pemerintah, public
sekuritas dan sekuritas tersebut masih beredar
authorities maupun perusahaan swasta.
atau diperdagangkan di pasar modal.
Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 seperti yang dikutip dari
KERANGKA PENELITIAN
Darmadji (2001) memberikan pengertian Pasar
Variabel-variabel
yang
dipredikasi
Modal yang lebih spesifik, yaitu: “Kegiatan
mempengaruhi underpricing antara lain, umur
yang bersangkutan dengan Penawaran Umum
perusahaan, reputasi underwriter, financial
dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik
leverage (DER), profitabilitas (ROA), ukuran
yang berkaitan dengan dengan Efek yang
perusahaan dan komposisi Dewan Komisaris. 191
Dalam penelitian ini apakah variabel financial
leverage
(DER),
2. Komposisi Dewan Komisaris
profitabilitas
Dewan komisaris merupakan salah satu
(ROA), ukuran perusahaan dan komposisi
inti dari mekanisme pengendalian internal.
Dewan Komisaris secara bersama-sama dapat
Tugas
mempengaruhi
melakukan
tingkat
underpricing
pada
utama
dewan
komisaris
adalah
terhadap
dewan
pengawasan
perusahaan yang melakukan IPO tahun 2005 –
direksi
2009.
sumber daya perusahaan agar dapat berjalan
dan
manjemen
atas
pengelolaan
secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan organisasi, selain itu juga
PERUMUSAN HIPOTESIS Berdasarkan pengamatan terhadap hasil penelitian sebelumnya, maka disusun hipotesis untuk masing-masing variabel yang akan diuji,
menyeleksi, mengganti dewan direksi, serta mengawasi jalannya pergantian direksi. Perusahaan yang
harus
memiliki
yaitu sebagai berikut:
komisaris
kredibel
1. Financial leverage
independensi. Kredibilitas
serta
dewan memiliki
dapat dibentuk
Financial leverage menunjukkan besarnya
dengan melakukan penataan terhadap dewan
tingkat hutang yang dimiliki oleh perusahaan.
komisaris. Terdapat faktor-faktor yang harus
Makin besar hutang yang dimiliki oleh
dicermati, yaitu:
perusahaan maka akan semakin besar pula
1. Menentukan
jumlah
komisaris
yang
risiko perusahaan tersebut. Hal ini akan
efektif, jumlah komisaris tidak boleh
berdampak pada ketidakpastian harga saham.
terlalu sedikit karena akan mengganggu
Financial leverage diukur dengan ratio antara
kinerja dewan direksi itu sendiri tetapi
total hutang terhadap total ekuitas.
juga tidak boleh terlalu banyak karena
Daljono
(2000),
menggunakan
data
dalam
penelitiannya yang
2. Faktor pendidikan, dimana tugas-tugas
melakukan IPO di BEJ selama periode 1990-
pokok dewan komisaris adalah berkaitan
1997 untuk meneliti serta menguji pengaruh
erat dengan hal-hal yang bersifat strategik.
faktor reputasi auditor, reputasi underwriter ,
Oleh karena itu, dukungan dari latar
persentase
belakang pendidikan yang memadai akan
saham
perusahaan
akan berdampak pada efisiensi.
yang
ditawarkan,
profitabilitas perusahaan, financial leverage
sangat
dan
pengetahuan, dan pengolahan informasi
solvency
ratio
terhadap
tingkat
menentukan
underpricing. Hasil penelitian menunjukkan
sehingga
bahwa faktor financial leverage dan reputasi
pengawasan yang diberikan.
underwriter
secara
statistic
signifikan
3. Faktor
akan
kualitas
pengalaman,
berdampak
dimana
keahlian,
pada
anggota
mempengaruhi underpricing.
dewan komisaris yang memiliki latar
H1 : Financial leverage berpengaruh
belakang pendidikan yang baik akan lebih
terhadap underpricing.
baik apabila didukung oleh pengalaman yang cukup.
192
Dalam
code
for
good
corporate
pendidikan yang baik, tidak cacat hukum, serta
governance yang dituangkan dalam Keputusan
tidak memiliki hubungan bisnis dengan pihak
Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-
lain
315/BEI/062000
Komposisi
butir
C
mengenai
yang
dapat
merugikan
Dewan
perusahaan.
Komisaris
harus
pembentukan dewan komisaris independen,
sedemikian rupa sehingga memungkinkan
menjadi salah satu hal yang diwajibkan bagi
pengambilan keputusan yang efektif, tepat,
perusahaan-perusahaan publik yang listing di
dan
BEI. Keberadaan komisaris independen sangat
independen dalam arti tidak mempunyai
diperlukan karena tujuan dibentuknya dewan
kepentingan yang menganggu kemempuannya
komisaris adalah sebagai wakil dari pemegang
untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri
saham khususnya dan stakeholders lain, yang
dan kritis. Komposisi dewan komisaris harus
bertugas
memiliki
mengawasi
aktivitas
manajemen
cepat
serta
dapat bertindak secara
kriteria
yang
ditetapkan
oleh
sehingga asimetris informasi antara manajer
perusahaan agar tujuan perusahaan dalam
dan pemegang saham dapat diatasi. Dengan
menjaga
asumsi dewan komisaris mewakili pemegang
mempertahankan nilai perusahaan di mata
saham, maka dewan komisaris merupakan alat
investor
pengendali dan merupakan elemen yang
corporate governance yang diwajibkan oleh
sangat penting. Anggota dewan komisaris
Bapepam kepada perusahaan yang go public.
terdiri dari orang-orang yang berasal dari
Peraturan
dalam perusahaan (intern) dan dari luar
governance merupakan suatu bentuk upaya
perusahaan
dari pemerintah sebagai pihak regulator untuk
(ekstern).
anggota
dewan
kualitas
tercapai
di
manajemen
sesuai
Indonesia
mengenai
standar
board
komisaris yang berasal dari luar perusahaan ini
memperbaiki
disebut juga sebagai komisaris independen.
Indonesia, terutama pasca krisis ekonomi
Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh
tahun 1998. Dengan demikian semakin baik
Bursa Efek Indonesia mengenai pembentukan
komposisi
komisaris
bahwa
meningkatkan nilai perusahaan. Semakin baik
sekurang-
komposisi Dewan Komisaris, maka semakin
jumlah
independen, komisaris
ditetapkan
independen
corporate
dengan
dan
dewan
komisaris
maka
komisaris. Prosentase 30% ini dianggap bisa
mendatang, sehingga tingkat underpricing-nya
mewakili pemilik saham yang dianggap
akan
minoritas, sehingga kemungkinan terjadinya
penelitiannya menggunakan data BEI pada
perbedaan perlakuan antara pemilik saham
periode tahun 2006-2011 untuk meneliti
mayoritas dan minoritas tidak perlu terjadi.
pengaruh reputasi auditor, komposisi Dewan
Dalam menjamin pelaksanaan pengelolaan
Komisaris,
perushaan yang baik, maka diperlukan dewan
perusahaan, umur perusahaan dan reputasi
komisaris
underwriter. Hasil penelitiannya menunjukan
kemampuan,
mempunyai
latar
mempunyai
rendah.
jenis
di
akan
kecil
berintegrasi,
ketidakpastian
di
kurangnya 30% dari jumlah seluruh anggota
yang
tingkat
governance
Hertiningtyas
industri,
masa
(2011)
profitabilitas
belakang 193
bahwa
komposisi
Dewan
Komisaris
perusahaan.
Perusahaan
berskala
besar
berpengaruh signifikan terhadap underpricing.
memiliki tingkat underpricing yang lebih
H2 : Komposisi Dewan Komisaris
rendah dibanding perusahaan berskala kecil.
berpengaruh terhadap underpricing.
Tingkat
underpricing
menunjukkan 3. Profitabilitas Perusahaan
kepada
efektifitas
pihak
operasional
initial
rendah
return
yang
diterima investor juga akan rendah.
Profitabilitas perusahaan memberikan informasi
bahwa
yang
luar
mengenai
(2005)
menggunakan
sampel
sebanyak 58 perusahaan yang melakukan
dan
penawaran saham perdana di BEJ dalan kurun
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
waktu 2001 - 2005 untuk meneliti apakah
menghasilkan laba. Profitabilitas yang tinggi
variabel ukuran perusahaan, profitabilitas,
dari suatu perusahaan akan mengurangi tingkat
financial leverage, reputasi penjamin emisi
underpricing. Profitabilitas perusahaan diukur
(underwriter),
dengan rate of return on total asset (ROA).
ditawarkan dan umur perusahaan mempunyai
Penelitian
pengaruh yang signifikan terhadap net initial
Puspita
perusahaan
Aria
(2011)
dengan
yang
return.
2005-2009 yang melakukan IPO di Bursa Efek
bahwa hanya variabel ukuran perusahaan saja
Indonesia meneliti apakah variabel reputasi
yang berpengaruh secara signifikan terhadap
underwriter,
net initial return.
auditor,
umur
penelitiannya
saham
menggunakan 50 sampel emiten dari tahun
reputasi
Hasil
persentase
menunjukkan
perusahaan, financial leverage (DER), dan
H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh
Return
terhadap underpricing
On
underpricing.
Asset
berpengaruh Hasil
terhadap
penelitiannya
menunjukkan bahwa variabel return on assets
METODE PENELITIAN
yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat
A. Waktu dan tempat penelitian
underpricing.
Populasi dalam penelitian ini meliputi
H3 : Profitabilitas perusahaan berpengaruh
seluruh
perusahaan
yang
melakukan
terhadap underpricing.
Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) dari tahun 2009–2012 dan terdaftar di Bursa Efek
4. Ukuran Perusahaan
Indonesia (BEI). Obyek penelitian yang
Perusahaan skala besar umumnya lebih
diambil yaitu perusahaan yang melakukan
dikenal oleh masyarakat karena informasi
penawaran perdana saham tahun 2009-2012
yang memuat tentang perusahaan tersebut
yang mengalami underpricing.
tentunya akan lebih banyak dan mudah diperoleh bila dibanding dengan perusahaan
B. Desain penelitian
skala kecil. Semakin banyak informasi yang
Penelitian ini bersifat korelasional yaitu
tersedia akan semakin mereduksi tingkat
dengan hubungan antara suatu variabel dengan
ketidakpastian
variabel lainnya. Penelitian ini menggunakan
194
investor
terhadap
prospek
analisis
regresi
berganda
untuk
melihat
rendah dibandingkan pada saat saham
seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan,
tersebut
diperdagangkan
financial leverage (DER), umur perusahaan
sekunder.
di
pasar
(SIZE), profitabilitas perusahaan (ROA) dan
b. Variabel Independen
komposisi dewan komisaris, dengan tingkat
1. Financial Leverage (Debt To Equity
underpricing pada perusahaan yang listing di
Ratio)
Bursa Efek Indonesia.
DER merupakan salah satu dari rasio
leverage.
DER
mencerminkan
C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
1. Definisi Variabel.
seluruh kewajibannya yang ditunjukan
a. Variabel Dependen
oleh bagian modal sendiri perusahaan.
Variabel dependen sering disebut
DER
memberikan
gambaran
utang
dengan variabel terkait yaitu variabel yang
perusahaan dijamin modal sendiri yang
disebabkan atau dipengaruhi oleh adanya
digunakan sebagai pendanaan usaha.
variabel
bebas
(variabel
independen).
2. Dewan Komisaris
Variabel dependen dalam penelitian ini
Dewan komisaris merupakan salah
adalah underpricing.
satu inti dari mekanisme pengendalian
b. Variabel Independen
internal. Tugas utama dewan komisaris
Variabel
independen
adalah
adalah melakukan pengawasan terhadap
variabel yang bebas yaitu variabel yang
dewan
mempengaruhi atau menjadi penyebab
pengelolaan sumber daya perusahaan agar
berubahnya
variabel
dapat berjalan secara efisien dan efektif
dependen. Dalam penelitian ini akan
dalam rangka mencapai tujuan organisasi,
menggunakan
variable
selain itu juga menyeleksi, mengganti
independen, baik berpengaruh secara
dewan direksi, serta mengawasi jalannya
positif atau negatif. Variabel-variabel
pergantian direksi.
tersebut
atau
timbulnya
empat
adalah
(4)
ukuran
perusahaan,
direksi
dan
manjemen
atas
3. Ukuran Perusahaan
profitabilitas perusahaan (ROA), umur
Untuk mengukur besarnya skala
perusahaan (SIZE), financial leverage
atau ukuran dari perusahaan adalah dengan
(DER), komposisi Dewan Komisaris.
melihat total aset dari laporan
Setelah itu akan diuji dengan uji statistik.
perusahaan
tahun
keuangan
terakhir
sebelum
perusahaan melakukan IPO di bursa. 2. Operasionalisasi Variabel
a. Variable dependen Variable
4. Profitabilitas (Return On Assets) dependen
yaitu
ROA merupakan suatu rasio penting
underpricing dimana kondisi dimana
yang dapat dipergunakan untuk mengukur
harga saham di pasar perdana lebih
kemampuan perusahaan dengan investasi 195
yang
telah
ditanamkan
(aset
yang
dimilikinya) untuk mendapatkan laba.
(Debt to Equity Ratio) untuk tahun terakhir sebelum perusahaan melakukan go public. Rasio ini juga disebut rasio
D. Variabel dan Skala Pengukuran
pengungkit
1. Variable dependen
batasan
Pengukuran underpricing yaitu dengan selisih antara harga penutupan saham pada hari
(Leverage)
perusahaan
yaitu
dalam
menilai
meminjam
uang. Adapun DER dapat dirumuskan sebagai berikut:
pertama di pasar sekunder dengan harga penawaran perdana, kemudian dibagi dengan harga penawaran perdana.
Debt to Equity Ratio (DER)= Total Debt Total Equity
UP=
Clo sin g Pr ice Offering Pr ice Offering Pr ice
d. Komposisi Dewan Komisaris Komposisi Dewan Komisaris dihitung dengan
2. Variabel Independen
ini
diukur
besarnya
skala
jumlah
Dewan
Komisaris independen dengan total
a. Ukuran Perusahaan Variabel
membagi
anggota Dewan Komisaris.
menggunakan
atau ukuran
dari
perusahaan dengan melihat total aktiva
E. Metode Pengumpulan Data
dari laporan keuangan perusahaan
Metode pengumpulan data pada penelitian
tahun terakhir sebelum perusahaan
ini menggunakan data sekunder sehingga
tersebut
metode pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan
penawaran
cara:
perdana di bursa.
1. Metode studi pustaka,
b. Profitabilitas Perusahaan
yaitu dengan
Variabel ini diukur dengan rate of
menelaah maupun mengutip langsung dari
return on total asset (ROA), yaitu
sumber tertulis lainnya yang berhubungan
rasio operating income terhadap total
dengan masalah yang dapat digunakan
asset. Penelitian ini menggunakan
sebagai landasan teoritisnya
sebelum
2. Metode studi lapangan, sesuai dengan data
perusahaan go public. Secara umum
yang diperlukan yaitu data sekunder, maka
ROA dapat
menggunakan teknik dokumentasi yang
ROA
tahun
terakhir
berdasarkan
ROA= Net income x 100%
dirumuskan sebagai Total Assetberikut:
data
perusahaan
yang
melakukan penawaran perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012
c. Financial Leverage Variabel ini diukur dengan rasio dari total utang terhadap total ekuitas
yang diunduh dari website BEI yaitu www.idx.co.id.
itu
mengambil
artikel, jurnal, penelitian terdahulu, serta buku-buku
196
Selain
yang
mendukung
proses
penelitian.
Pengolahan
data
dalam
penelitian menggunakan SPSS.
ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Dari
data-data
sekunder
berupa
laporan
keuangan yang telah diperoleh, selanjutnya dalam bab analisis hasil dan pembahasan ini
POPULASI DAN SAMPEL Populasi dalam penelitian ini meliputi
akan dijelaskan mengenai hasil penelitian
seluruh
melakukan
mengenai pengaruh DER (Debt to Equity
Penawaran Umum Perdana Saham (IPO)
Ratio), ROA (Return of Investment), DK
dari tahun 2009–2012 dan terdaftar di Bursa
(Dewan Komisaris), dan ukuran perusahaan
Efek
yang
terhadap undepricing saham pada perusahaan
digunakan berjumlah 41 (Empat puluh satu)
yang melakukan penawaran perdana di Bursa
perusahaan.
Efek Indonesia pada periode tahun 2009 –
perusahaan
Indonesia
yang
(BEI).Sampel
2012. Adapun hasil penelitiannya adalah sebagai berikut :
METODE ANALISIS Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan regresi linier berganda
A. Analisis
Deskriptif
dan
Hasil
(Multiple linier regression) dengan tahapan
Penelitiannya
sebagai berikut:
Analisis deskriptif data penelitian ini
1. Deskriptif statistik Statistik
bertujuan
yang
digunakan
untuk
tentang
untuk nilai
memberikan
minimal,
gambaran
maksimal,
mean,
menganalisa data dengan cara mendeskipsikan
median dan standar deviasi dari variabel
atau
telah
penelitian. Pengujian ini dilakukan untuk
terkumpul. Data tersebut tidak dimaksudkan
mempermudah memahami variabel-variabel
membuat kesimpulan yang berlaku umum.
yang digunakan dalam penelitian ini.Variabel
Penggunaan statistik deskriptif ini, penulis
independen yang digunakan antara lain, DER
memberikan gambaran tentang data yang
(Debt To Equity Ratio) yang merupakan salah
digunakan.
satu rasio leverage, ROA (Return on Assets)
2. Uji asumsi klasik
sebagai pengukur kemampuan perusahaan
menggambarkan
data
yang
Untuk mengetahui apakah model regresi
dengan investasi yan ditanamkan, DK (Dewan
yang digunakan dalam penelitian ini sudah
Komisaris)
memenuhi kriteria Best Linear Unbiased
pengendali internal, dan ukuran perusahaan.
Estimator
Berikut hasil yang diperoleh:
(BLUE),
maka
model
regresi
sebagai
inti dari
mekanisme
tersebut harus memenuhi asumsi klasik regresi yaitu asumsi normalitas dan tidak terjadi autokorelasi,
multikolinearitas
dan
heteroskedastisitas.
197
maksimal 1.00, minimum 0.20 terhadap
Tabel 4.1
terjadinya underpricing.
Descriptive Statistics
DER DK ROA SIZE UP Valid N (listw ise)
N 4 1 4 1 4 1 4 1 4 1
Mean
Std. Deviati on
9.71
1.7657
2.40591
.20
1
.4170
.19548
.01 14294
.27 82376 046
.0810 740854 9.054
.07178 167005 28.99
.01
7.13
1.4202
1.56607
Mini mum
Maxi mum
.08
4. ROA (Return On Assets), berdasarkan tabel
4.1,
kemampuan
terhadap
investasi
yang
diperoleh
sebesar
0.0810.
perusahaan ditanamkan dari
nilai
minimum 0.01 dan nilai maksimun 0.27 dengan standar deviasi 0.07178. Nilai tersebut belum mencapai nilai maksimum dari penghitungan statistik pada penelitian ini. 5. SIZE (Ukuran Perusahaan), berdasarkan tabel 4.1, ukuran perusahaan yang dilihat
4 1
dari total aset dari laporan keuangan
Sumber : Pengelolaan Data Menggunakan
perusahaan pada saat penawaran perdana
SPSS 20.0
diperoleh
Berdasarkan tabel 4.1 dari output
angka
7408549.054
rata-rata
dengan
sebesar
standar
deviasi
deskriptif tersebut dapat diketahui deskripsi
16700528.99. Sedangkan nilai maksimum
dari masing-masing variabel yaitu:
sebesar 82376046 dan nilai minimum
1. N = 41, artinya jumlah data yang diperoleh
14294.
dalam penelitian ini adalah sebesar 41 sampel
perusahaan
yang
B. Underpricing,
berdasarkan
tabel
4.1,
melakukan
underpricing mencapai angka rata-rata
penawaran perdana pada tahun 2009 –
1.4202 dengan angka maksimum 7.13 dan
2012
nilai
dan terjadi underpricing terhadap
sahamnya.
minimum
0.01
dengan
standar
deviasi 1.56607.
2. DER (Debt To Equity Ratio), yaitu kemampuan hutangnya,
perusahaan dari
membayar
perhitungan
diatas
Model regresi yang digunakan dalam
diperoleh nilai rata-rata 1.7657. Nilai
penelitian
maksimum mencapai 9.71 dan minimum
pengujian asumsi klasik agar memenuhi
0.08 dengan standar deviasi 2.40591.
kriteria Best Linear Unbiased Estimator
3. DK (Dewan Komisaris), berdasarkan tabel
198
C. Pengujian Asumsi Klasik
(BLUE).
ini
perlu
Pengujian
dilakukan
ini
beberapa
dilakukan
untuk
4.1, nilai rata-rata Dewan Komisaris dari
mengetahui seberapa besar pengaruh DER,
sampel
sebesar
ROA, DK dan ukuran perusahaan terhadap
0.4170 dengan standar deviasi 0.19548.
underpricing, maka dilakukan analisis regresi
Hal ini berarti bahwa produktivitas DK
linier
berupa kebijakan atau keputusan bernilai
mengisyaratkan beberapa asumsi klasik yang
perusahaan
diperoleh
berganda.
Analisis
regresi
harus dipenuhi agar penaksiran dan parameter
2.
Jika data menyebar jauh dari diagonal
dan koefisien tidak bias dan mendekati angka
atau
sesungguhnya.
diagonal
Sehubungan
dengan
itu,
tidan
mengikuti
tidak
arah
garis
menunjukan
pola
sebelum dilakukan analisis data dan pengujian
distribusi normal, maka model regresi
hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan
tidak memenuhi asumsi normalitas.
pengujian
dalam
Berikut uji hasil normalitas dengan
analisis regresi tersebut.Sesuai dengan data
menggunakan bantuan software SPSS
yang digunakan dalam penelitian ini maka
20.0 for window.
terhadap
asumsi-asumsi
asumsi analisis regresi akan diuji adalah uji
Gambar 4.1
normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas. a. Uji Asumsi Klasik 1. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk dapat mengetahui
data
dalam
model
regresi
berdistribusi secara normal.Model regresi yang Sumber: Pengolahan Data Menggunakan
baik adalah data yang mempunyai distribusi Dalam
SPSS 20.0
penelitian ini, untuk mendeteksi apakah data
Berdasarkan
normal
atau
mendekati
normal.
plot
grafik
berdistribusi normal atau tidak dilakukan
probability
dengan menggunakan analisis grafik normal
diketahui
probability plot dan metode one sample
menyebar disekitar garis diagonal dan
Kolmogorov-Smirnov (Ghozali,2006).
mengikuti arah garis diagonal yang
bahwa
di
atas,
normal
data
dapat
(titik-titik)
menunjukkan bahwa pola berdistribusi normal,
a. Uji data dilakukan dengan metode grafik
maka
model
regresi
memenuhi asumsi normalitas.
P-P plot.
a. Uji normalitas dengan metode One
Pada prinsipnya normalitas pada grafik normal probability plot dapat dideteksi dengan
Sample Kolmogorov-Smirnov.
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
Cara
diagonal dari grafik dengan dasar pengambilan
dengan
keputusan sebagai berikut:
residual. Jika signifikansi lebih dari
1.
Jika data menyebar di sekitar garis
0,10, maka residual terdistribusi secara
diagonal dan mengikuti arah
normal.
garis
untuk
mendeksinya
melihat
nilai
adalah
signifikasi
diagonal menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
PEMBAHASAN
asumsi normalitas.
1.
Pada pengujian statistik di atas, pengaruh underpricing diukur dengan proxy DER, 199
DK, ROA dan SIZE. Hasil pengujian
profitabilitas (ROA) dan financial leverage
statistik tersebut menunjukkan bahwa
(DER),
variabel independen DER,ROA,dan DK
tersebut memiliki value yang tinggi sehingga
terdapat pengaruh pada underpricing
mempermudah investor dalam mengambil
sedangkan SIZE tidak terdapat pengaruh
keputusan
pada nilai signifikansi α = 10% (0.10).
investor akan prospek perusahaan dapat
Pembahasan hasil pengujian disajikan
diketahui. Dengan tingkat ketidakpastian yang
dalam tabel berikut:
rendah, investasi yang dilakukan cenderung
menunjukkan
karena
bahwa
tingkat
perusahaan
ketidakpastian
Hasil Pengujian
bersifat long term, berbeda dengan perusahaan
Variabel Dependen Underpricing
yang
Hipotesis
Uji T T
F
ketidakpastiaannya
tinggi.
Investor yang berinvestasi di perusahaan yang
Uji F
Sign
tingkat
Sign
memiliki value rendah biasanya bersifat short term sehingga mereka akan mengharapkan
DER
1.805
0.070
initial return yang tinggi. Semakin tinggi
DK
2.048
0.048 2.355 0.072
initial return yang diterima investor berarti
ROA
1.726
0.093
semakin tinggi pula tingkat underpricing.
SIZE
1.272
0.230
Sedangkan pada variabel Dewan Komisaris terdapat
Dependen variabel: UP 2. Penelitian ini memberikan hasil bahwa dari seluruh
variabel
independen
yang
digunakan dalam model regresi dengan signifikansi α=10% (0.10), DK (Dewan Komisaris), ROA (Return On Assets), DER (Debt of Equty Ratio) berpengaruh secara signifikan
terhadap
underpricing.
Sedangkan variabel independen SIZE tidak
regresi
dapat
diketahui
bahwa
probabilitas dari variabel Return on Assets, Debt To Equty Ratio, Dewan Komisaris memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa informasi yang tersedia di prospektus dipakai oleh para investor atau calon investor dalam mengambil keputusan investasi di pasar perdana.
Semakin
tingginya
positif
yaitu
karena
produksi keputusan dari Dewan Komisaris bisa meyakinkan investor untuk berinvestasi 3. Ukuran
perusahaan
berpengaruh underpricing.
(SIZE)
signifikan Hal
ini
tidak dengan
menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan dapat dijadikan proksi tingkat ketidakpastian. Perusahaan yang berskala besar umumnya lebih dikenal oleh masyarakat umum karena
berpengaruh terhadap underpricing. Hasil
pengaruh
tingkat
ketersediaan
informasi
mengenai
perusahaan besar biasanya lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan berskala kecil. Banyaknya informasi yang tersedia dan bisa diperoleh akan memudahkan investor
atau
calon
investor
untuk
mengambil keputusan yang lebih tepat karena tingkat ketidakpastian investor akan prospek perusahaan dapat diketahui. Tetapi untuk mendapatkan informasi lebih
200
umumnya investor atau calon investor
lebih memilih menanamkan dananya ke
menanggung
deposito bila dibandingkan ke pasar
biaya
lebih,
sehingga
investor mengharapkan intial return yang
modal.
tinggi. Sedangkan untuk perusahaan yang berskala
kecil,
penyebaran
ketersediaan
informasi
dan
SIMPULAN
mengenai
Berdasarkan
pembahasan
hasil
perusahaannya ke luar lebih terbatas.
penelitian secara empiris, maka diperoleh
Kondisi ini akan membuat investor atau
kesimpulan
bahwa
calon investor akan menghadapi kondisi
perusahaan
yang
ketidakpastian
perdana di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi
terhadap
masa
depan
perusahaan yang lebih tinggi.
tingkat melakukan
underpricing penawaran
oleh :
4. Penjelasan yang dapat diberikan dari hasil
1. ROA, DER, dan Komposisi Dewan
penelitian di atas adalah adanya faktor-
Komisaris berpengaruh positif terhadap
faktor lain (selain informasi yang terdapat
underpricing karena informasi keuangan
dalam prospektus) yang digunakan oleh
yang diunggah di data base perusahaan
investor
dalam
pada Bursa Efek Indonesia digunakan
membuat keputusan berinvestasi di pasar
oleh investor atau calon investor sebagai
perdana. Faktor -faktor lain tersebut
pertimbangan investasi. Selain produksi
meliputi:
berkaitan
keputusan dan kebijakan mempengaruhi
dengan kondisi politik, ekonomi dan
pertimbangan investor dalam melakukan
keamanan
investasi.
atau
calon
informasi
yang
investor
yang
terjadi
pada
saat
perusahaan melakukan IPO. Disamping itu,
kebijakan
keputusan
Bank
signifikan terhadap underpricing karena
menaikkan
atau
apabila perusahaan itu berskala kecil
menurunkan tingkat suku bunga Sertifikat
maka informasi yang sampai pada calon
Bank
investor
Indonesia
dan
2. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh
dalam
Indonesia
(SBI)
akan
atau
investor
tidak
mengakibatkan pula naik atau turunnya
memadai.Sedangkan apabila perusahaan
suku bunga deposito Bank-Bank umum.
besar maka untuk mendapatkan informasi
Tingginya tingkat suku bunga deposito
lebih calon investor atau investor harus
berakibat negatif terhadap pasar modal.
membayar biaya lebih terutama kepada
Para investor tidak lagi tertarik untuk
underwriter.
berinvestasi di pasar modal, karena return yang diterima lebih kecil dibandingkan return yang diterima dari bunga deposito. Sehingga meskipun para penjamin emisi
KETERBATASAN PENELITIAN Hasil
penelitian
ini
mengandung
beberapa keterbatasan antara lain:
sudah menekan harga saham serendah
1. Penelitian hanya menggunakan sampel
mungkin, investor atau calon investor
perusahaan yang Go Public dari tahun 201
2009 – 2012 sebanyak 41 perusahaan. 2. Ada beberapa data perusahaan yang tidak tersedia
di
prospektus
Bursa
Efek
dan
Faktor
3. Variabel yang digunakan terbatas hanya yang
terdapat
di
prospectus,
sedangkan masih banyak variabel yang mempengaruhi underpricing
yang
Mempengaruhinya; Studi Kasus di Bursa
dan Bisnis, Volume 3, Nomer 1, Januari 2001, Halaman 65-84. Aditya, Christian, (2008), “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Pada Saat Initial
Public
Offerings,”
Skripsi.
Semarang : Jurusan Akuntansi, Universitas
SARAN Saran yang dapat diberikan oleh peneliti setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk
-faktor
Efek Jakarta (BEJ),” Jurnal Manajemen
Indonesia.
pada
dalam Penawaran Saham Perdana (IPO)
penelitian
dilakukan
Diponegoro. Daljono, (2000),”Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Initial Return Saham yang
selanjutnya
penelitian
lebih
dapat
Listing di BEJ th 1990-1997”, Kumpulan
lanjut
makalah Simposium Nasional Akuntansi
mengenai pengaruh faktor -faktor lain,
III.hal.556-572.
baik informasi yang terdapat dalam
Darmadji, T. dan Fakhruddin, H.M. (2001),
prospektus seperti kualitas manajemen
”Pasar Modal di Indonesia; Pendekatan
dan rasio-rasio keuangan lainnya, maupun
Tanya Jawab,” Penerbit Salemba Empat,
informasi di luar prospektus seperti
Jakarta.
tingkat suku bunga Bank saat perusahaan
Erynan
dan
Suad
Husnan.
(2002),
melakukan go public, kondisi ekonomi
“Perbandingan Penerbitan Perbandingan
dan politik serta tingkat pertumbuhan
Saham Perdana Perusahaan Keuangan dan
ekonomi.
Non Keuangan Di Pasar Modal Indonesia:
2. Bagi Bursa Efek Indonesia diharapkan
Pengujian Hipotesis Asimetri Informasi”.
dapat memperbaiki kemudahan akses
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol
informasi atas prospektus, sedangkan
17, No 4, h 372-383.
masih
banyak
variabel
yang
mempengaruhi underpricing. 3. Memperpanjang
periode
penelitian
hasil yang lebih baik dalam memprediksi yang
I.
(2006),
mempengaruhi
underpricing.
Analisis
Edisi IV, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hartono, J. (2000), ”Teori Portofolio dan Analisis Investasi,” Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta. Hertiningtyas,
DAFTAR PUSTAKA
(2011),”Analisis
Abdullah, S. (2001), ”Fenomena Underpricing
Mempengaruhi
202
“Aplikasi
Multivariate Dengan Program SPSS,”
sehingga diharapkan dapat memberikan
faktor-faktor
Ghozali,
Fristanika Faktor-faktor Underpricing
Agnes. yang Harga
Saham Penawaran Perdana di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010,” Skripsi S-1 Universitas Indonesia.
2005, Halaman 65-79 Sulaiman,
W.
(2004),
”Analisis
Regresi
Menggunakan SPSS: Contoh Kasus &
Junarsin, Eddy. (2011). Underpricing in Initial Public Offering, Banking and Finance
Pemecahnnya
,”
Penerbit
ANDI,
Jogjakarta. Trisnawati, Rina, (1998),” Pengaruh Informasi
Letters, Vol, 4. No.1. Kusuma, Ronny, (2008), “Membangun Dewan Komisaris yang Efektif,” Paper.
Prospektus Pada Retrun Saham di Pasar Perdana”, Simposium Nasional Akuntansi
Kristiantari, I Dewa Ayu. (2012),”Analisis
II, IAI, hlm.1-15
Mempengaruhi
Wijayanti, Gutama, (2010), “Peranan Dewan
Underpricing Harga Saham Penawaran
Komisaris Independen Dalam Mengurangi
Perdana di Bursa Efek Indonesia. Skripsi
Praktek Manajemen Laba Pada Sektor
S-1 Universitas Udayana.
Perbankan,” Skripsi.
Faktor-faktor
yang
Mansur, Mudrik Al dan Imam Ghozali.(2002). Variabel-Variabel Tingkat
yang
Underpriced
Mempengaruhi di
Bursa
Efek
Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.4, No.1, April, 74-88.
Wijaya, Toni, (2012), “SPSS 20 Untuk Olah Interpretasi Data,” Penerbit PT.Cahaya Atma Pustaka. Yuliawan, Aria, (2007), “Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Underpricing
Nurhidayati, S dan Indriantoro, N. (1998),
pada Initial Return di Bursa Efek Jakarta,”
”Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh
Tesis S-2. Yogyakarta: Program Pasca
terhadap
Sarjana, Universitas Gadjah Mada.
Tingkat
Penawaran
Underpriced
Perdana
di
Bursa
pada Efek
Yolana, Chastina dan Martani, Dwi, (2005),
Jakarta,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis
“Variabel-variabel yang Mempengaruhi
Indonesia , Volume 13, Nomer 1, Januari
Fenomena Underpricing Pada Penawaran
1998, Halaman 21-30.
Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta
Puspita, Tiffani. (2011).“Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing dalam Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia.
Skripsi
S-1
Universitas
Diponegoro.
Akuntansi VII. ------------,
Undang-undang
Republik
Indonesia Nomer 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Saputro, H.G. dan Agung, M. (2005), ”Analisis Faktor-faktor
yang
Underpricing
dalam
Mempengaruhi Initial
Public
Offering (IPO) di Indonesia; Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ Periode
Tahun 1994-2001. Simposium Nasional
1999-2003,”
Jurnal
Fokus
Manajerial, Volume 3, Nomor 1, Tahun
------------, www.idx.co.id. Informasi Pasar. Anggota Bursa dan Partisipan tahun 20092012. ------------, http://bloomberg.com. Market and Stock Asia Pacific. ------------,www.bapepam.co.id. Badam
Pengawas
Pasar
Peraturan Modal
dan 203
Lembaga Keuangan no.VIII.6.7.tentang biro administrasi efek atau emiten tentang penawaran saham perdana (IPO) nomor VIII.6.7.10/01/2012.
204