Assalamu’alaikum wr. wb ^^ Selamat Datang Di Blog ChemStory ^^ Semoga Bermanfaat ^^
SOAL TUGAS SOAL TUGAS ASAM – BASA
1. Terdapat 3 sampel larutan sebagai berikut :Sampel P diuji menggunakan lakmus merah tetap merah dan lakmus biru menjadi merah, Sampel Q diuji menggunakanlakmus merah menjadi biru dan lakmus biru tetap biru, Sampel R diuji menggunakan lakmus merah tetap merah dan lakmus biru tetap biru. Jelaskan bagaimana sifat ketiga sampel larutan! 2. Terdapat 3 sampel larutan sebagai berikut : Sampel A dapat mengubah lakmus merah menjadi biru, sampel B dapat mengubah lakmus biru menjadi merah, dan sampel C tidak mengubah warna lakmus. Jelaskan bagaimana sifat ketiga sampel larutan! 3. Suatu sampel Y diuji dengan indikator metil merah (mm) berwarna kuning, dengan bromtimol biru (btb) berwarna biru, dan dengan fenolftalein (pp) tidak berwarna. Perkirakan harga pH sampel Y !
4. Suatu sampel X diuji dengan indikator metil merah (mm) berwarna kuning, dengan bromtimol biru (btb) berwarna biru, dan dengan fenolftalein (pp) berwarna merah. Perkirakan harga pH sampel X. ! 5. Hitunglah konsentrasi H+ dalam larutan asam berikut. a. H2SO4 0,004 M b. H2C2O4,002 M (Ka = 10–5) c. HCN 0,1 M (α = 10%) 6. Hitunglah konsentrasi OH– dalam larutan basa berikut: a. Ba(OH)2 0,002 M b. NH4OH 0,001 M (Kb = 10–5) c. Al(OH)3 0,04 M (α = 2 7. Hitunglah pH 100 mL larutan HCl 0,04 M! 8.Hitunglah pH 200 mL larutan H2SO4 0,02 M! 9. Hitunglah pH 300 mL larutan Ca(OH)2 0,05 M! 10. Hitunglah pH larutan 10 mL CH3COOH 0,04 M . (Ka = 10-5)
OPINI
INVESTASI SDM MELALUI PENDIDIKAN Pendidikan merupakan bagian terpenting yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan manusia. Keberadaannya ibarat kompas yang mengarahkan manusia pada perjalanan yang benar. Tanpa pendidikan, manusia akan hidup dalam ketidakjelasan arah
dan tujuan. Orientasi kehidupannya akan menjadi bengkok bahkan keliru. Para founding father bangsa Indonesia sangat menyadari pentingnya pendidikan. Hal ini dapat terlihat dari tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan oleh pembukaan UUD yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendiri bangsa memahami bahwa pendidikan merupakan tonggak utama dalam pembangunan. Keutamaan pendidikan tidak semata diada-adakan oleh negara, akan tetapi agama sebagai aturan tertinggi dalam kehidupan manusia juga menegaskan pentingnya pendidikan. Islam menyeru kepada umatnya agar menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat. Ilmu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan. Sebab muatan utama pendidikan adalah ilmu. Ketika berbicara tentang pendidikan, maka kita berbicara masalah penerimaan, pemrosesan dan pemanfaatan ilmu. Dalam kehidupan manusia, ilmu menjadi bekal utama yang harus dimiliki untuk mengenali diri sendiri, lingkungan sekitar dan interaksinya. Kesadaran inilah yang dipahami oleh para sahabat dan generasi terdahulu. mereka sangat bersungguh-sungguh dalam mempelajari ilmu. Hal ini dapat dilihat dalam kumpulan biografi mereka yang bercerita tentang perjalanan berhari-hari yang dilakukan hanya untuk mendapatkan ilmu. Semoga Allah SWT merahmati Imam Ahmad bin Hambal karena usaha dan kerja kerasnya dalam menuntut ilmu. “Manusia lebih membutuhkan ilmu agama daripada roti dan air minum. Karena manusia butuh kepada ilmu agama setiap waktu, sedangkan mereka membutuhkan roti dan air hanya sekali atau dua kali dalam sehari” (Ahmad bin Hambal dalam Thabaqat Al hanabilah 1/390). Sehingga Ibnul Jauzi menceritakan bahwa, “Imam Ahmad bin Hambal sudah mengelilingi dunia sebanyak dua kali hingga ia bisa menulis kitab Al Musnad” (Al Jahr Wat Ta’dil). Selain imam Ahmad, ada pula Abu Darda RA yang rela berjalan berharihari hanya untuk mendapatkan penjelasan dari apa yang tidak dipahaminya. Beliau mengatakan, “seandainya saya mendapatkan satu ayat dari Al-Quran yang tidak saya pahami dan tidak ada
seorang pun yang bisa mengajarkannya kecuali orang yang berada di Barkul Ghamad (yang jaraknya 5 malam perjalanan dari Mekkah), niscaya aku akan menjumpainya.” (Al Bidayah Wan Nihayah, Ibnu Katsir, 9/100). Imam Ahmad dan Abu Darda RA hanya sebagian kecil perwajahan tentang kesungguhan generasi terdahulu umat Islam dalam menuntut ilmu dan menjaga kesinambungan pendidikan. Belajar dari semangat para ulama terdahulu dalam mencari ilmu di bangku pendidikannya, kita dapat memetik kata kunci kesuksesan mereka. Penyebabnya adalah investasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang mereka lakukan di masa lalu. Inilah yang membuat ilmu mereka lestari dan bertahan hingga hari ini. Upaya tersebut terus dijalankan dari generasi ke generasi. Bahkan karena usaha tersebut, Islam pernah mencapai kejayaannya dan bertahan selama 5 abad lebih. Sehingga ketika kita berbicara tentang pembangunan Indonesia, maka harus ada investasi SDM yang mumpuni sebagai modal utamanya. Pendidikan harus dipandang sebagai investasi Sumber Daya Manusia (SDM) di masa depan untuk mencapai banyak tujuan. SDM di masa depan harus mampu memutus rantai kemiskinan, menyelesaikan berbagai masalah sosial, hukum dan berbagai persoalan bangsa lainnya yang saat ini di rasakan kerapuhannya. Semua hal bergantung pada kualitas SDM. Keberhasilan sebuah negara tidak hanya berdasar pada kekayaan alam semata, namun pada kualitas SDM-nya. Kekayaan alam yang melimpah tanpa ada SDM yang siap, hanya akan menjadi sesuatu yang tidak bernilai. Ia hanya akan menjadi rebutan bangsabangsa lain untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya tanpa memikirkan pemiliknya. Ketika SDM Indonesia berkualitas dan mampu bersaing secara global, maka masa depan Indonesia sebagai negara maju akan bisa tercapai. Bahkan pada gilirannya ia bisa tampil memimpin bangsa-bangsa lain di dunia. Maka negara harus menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama. Sebab ada hubungan erat antara pendidikan dengan tingkat kemiskinan, pengangguran dan
daya saing masyarakat. Menurut standar miskin versi pemerintah jumlah rakyat miskin sangat parah hingga mencapai 38 juta. Lebih parah lagi ketika mengacu pada standar miskin versi WHO, Jumlahnya meloncat menjadi 110 juta jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa hampir setengah penduduk Indonesia mengalami kemiskinan. Sedangkan tingkat pengangguran Indonesia saat ini meningkat menjadi 7,56 juta manusia, dengan peta sebaran, lulusan SMA sederajat menyumbang 3,6 juta pengangguran. Sedangkan lulusan perguruan tinggi menyumbang hampir 1 juta pengangguran. Padahal saat ini Indonesia memiliki 16 juta WNI usia produktif 17-25 tahun namun hanya 2 juta yang mengenyam Pendidikan Tinggi (PT) (Suryamin kepala BPS). Jumlah pengangguran lulusan SMA lebih tinggi jika dibanding lulusan pendidikan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa lulusan PT memiliki peluang yang tinggi untuk bekerja. Selain itu, upah kerja yang diterima lulusan PT lebih tinggi dari upah lulusan SMA. Lalu, apa yang menyebabkan SDM usia produktif hanya sedikit yang mengenyam bangku kuliah? Ada beberapa faktor penyebabnya. Pertama, kesadaran masyarakat tentang pendidikan yang kurang. Sebagian besar masyarakat memandang bahwa sekolah merupakan sarana untuk mencari pekerjaan. Sehingga ketika ada lulusan PT yang menganggur maka akan menjadi alasan bagi orang tua lain untuk tidak menyekolahkan anaknya sampai pada bangku PT. Kedua, tuntutan hidup yang tinggi memaksa masyarakat untuk segera mencari pekerjaan setelah lulus SMA ataupun SMP. Ketiga, biaya kuliah yang mahal tidak terjangkau oleh masyarakat bawah, ataupun menengah. Selain itu perguruan tinggi lebih banyak berpusat di daerahdaerah maju, sedangkan para lulusan SMA kebanyakan berada di daerah terpencil dan terjauh dengan segala keterbatasan akses. Sehingga tantangan besar bagi pemerintah Indonesia saat ini adalah menyediakan banyak PT dengan harga terjangkau untuk masyarakat menengah dan bawah. Pembangunan PT harus mampu menembus daerah-daerah terpencil dan terjauh. Bahkan perlu ada regulasi aturan terkait pemerataan beasiswa untuk masyarakat
kelas bawah yang tepat sasaran. Selain itu harus ada peningkatan kualitas PT dengan berbagai fasilitas untuk melatih kreativitas dan kemampuan para mahasiswanya. Sehingga ke depannya para lulusan PT bisa bersaing dengan masyarakat luar dan menjadi SDM Indonesia yang andal. Investasi SDM untuk masa depan pun akhirnya bisa terwujud. Sumber: (dakwatuna.com)
Tips dalam Memahami Ilmu
Tips dalam Memahami Ilmu Motivasi Memahami Ilmu Seorang penuntut ilmu hendaklah memiliki motivasi yang kuat dalam sanubarinya dalam menuntut ilmu. Betapa senang hati kita ketika Allah ternyata memuji orang-orang yang berilmu dalam QS. Az Zumar : 9, Allah berfirman, َ ﻗ ُـﻞ ْ ﻫَـﻞ ْ ﻳَﺴ ْﺘَﻮ ِى اﻟَّﺬِﻳْﻦ َ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮنَ وَاﻟَّﺬِﻳْﻦ َ ﻻ َﻳَﻌْﻠَﻤُﻮن “Katakanlah: Apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?”. Dan bukankah kita tidak mau jika kita dicela oleh orang lain karena kebodohan kita? Terlebih jika yang mencela adalah Allah Ta’ala. Melaui firman-Nya dalam QS. Ar-Ra’d: 19, Allah Ta’ala memperingatkan kita, َ أَﻓ َﻤَﻦ ْ ﻳَﻌْﻠَﻢُ أَﻧَّﻤَﺎ أُﻧْﺰ ِلَ إِﻟَﻴ ْﻚ َ ﻣِﻦ ْ ر َﺑ ِّﻚ َ ٰاﻟْﺤ َﻖُّ ﻛ َﻤَﻦ ْ ﻫُﻮَ أ ﻋ ْﻤَﻰ
“Apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan dari Rabbmu adalah kebenaran sama sebagaimana orang yang buta?”. Di dalam ayat ini, Allah memposisikan orang yang bodoh seperti halnya orang yang buta dan tidak bisa melihat, meskipun secara zahir matanya berfungsi. Karena dengan ilmu -yang lurus- kita akan dapat mengetahui kebenaran. Allah Ta’ala berfirman, َ وَﻳَﺮ َى اﻟَّﺬِﻳﻦ َ أُوﺗُﻮا اﻟْﻌِﻠْﻢَ اﻟَّﺬِي أُﻧْﺰ ِلَ إِﻟَﻴ ْﻚ َّﻣِﻦ ْ ر َﺑِّﻚ َ ﻫُﻮَ اﻟْﺤ َﻖ “Dan orang-orang yang diberikan ilmu itu melihat bahwasanya apa yang diturunkan dari Rabbmu kepadamu itulah kebenaran.” (QS. Saba’: 6). Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang berilmu itulah yang bisa melihat kebenaran yaitu pada apa yang diturunkan Allah, dan ini sekali lagi menjadi sebuah sanjungan dan pujian bagi orang-orang yang dikaruniai ilmu oleh Allah. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, bahwa kesempurnaan pribadi seseorang akan bisa terwujud dengan menyempurnakan dua buah kekuatan; yaitu kekuatan ilmu dan amal. Menyempurnakan kekuatan ilmu adalah dengan keimanan, sedangkan menyempurnakan kekuatan amal adalah dengan melakukan amal-amal shalih. Ini artinya, dengan ilmu, iman dan amal akan terwujud sosok yang ideal secara individu. Kemudian kesempurnaan individu ini akan lengkap jika dibarengi kesempurnaan secara sosial, yaitu dengan mengajarkan kebaikan, bersabar di atasnya, dan menasihati dalam hal kesabaran untuk berilmu dan beramal. Namun, memang tidak dipungkiri bahwa iman itu naik dan turun, menuntut ilmu itu terkadang semangat, terkadang futur, bahkan ketika sudah berada dalam majelis ilmu. Berangkat ke majelis ilmu dengan semangat menggebu-gebu, tapi di tengah
mendengarkan faedah, konsentrasi menurun, atau bahkan hilang. Entah karena asyik berbagi “faedah” dengan kawan sebelah, atau bahkan asyik dengan upaya diri menahan kantuk. Maka perlu kiranya kita mengoreksi sikap kita ketika di majelis ilmu, agar semangat menggebu di awal datang ke majelis ilmu tetap terjaga sampai majelis di tutup bahkan sampai mengamalkannya. Karena semangat itu perlu di jaga, perlu dilestarikan, dengan mengusahakan lingkungan yang kondusif, sehingga semangat dan kondisi itu menjadi saling mendukung.
Adab Menuntut Ilmu dan Berada di Majelis Ilmu Adab menuntut ilmu : a. Mengikhlaskan niat Menuntut ilmu adalah ibadah yang mulia. Agar ibadah tersebut diterima oleh Allah Ta’ala dan berbuah pahala, maka hendaknya seorang penuntut ilmu menjaga betul keikhlasan niatnya. AlImam Ahmad rahimahullah pernah ditanya dengan apa seseorang meniatkan dirinya dalam menuntut ilmu? Maka beliau pun menjawab, “Hendaknya dia niatkan untuk mengangkat kebodohan dari dirinya dan dari diri orang lain.” b. Tampil dengan penampilan yang baik Hendaknya seorang penuntut ilmu tampil dengan penampilan yang bersih dan rapi. Di dalam hadits malaikat Jibril ‘alaihis salam ketika beliau ‘alaihis salam datang ke majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam digambarkan bahwa beliau datang dengan penampilan yang baik. Umar radhiyallahu ‘anhu mengisahkan, “Muncul di hadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih dan rambutnya sangat hitam. Pada dirinya tidak tampak bekas dari perjalanan jauh..” (HR. Muslim dari Umar radhiyallahu ‘anhu). c. Berusaha untuk berada di tempat terdepan Tempat terdepan akan memiliki luas pandang yang lebih sedikit daripada di belakang, sehingga akan lebih mudah fokus. Tempat terdepan juga meminimalisir terjadinya salah informasi. Tempat
terdepan juga akan memotivasi kita untuk lebih bersungguhsungguh dan tidak mengantuk, karena berada langsung di depan pengajar, dan karena jika bersikap tidak baik, padahal duduk di tempat terdepan, maka akan mendhalimi orang yang duduk di belakang, sebab mengganggu konsentrasinya. d. Tenang dan fokus dalam mendengerkan faedah Karena hanya dengan sikap tenang dan fokuslah, ilmu/faedah itu dapat diterima dan dipahami secara utuh, sehingga tidak menyesatkan diri sendiri maupun orang lain dalam beramal. Adab berada di majelis ilmu : a. Bersegera datang ke majelis ilmu dan tidak terlambat, bahkan harus mendahuluinya dari selainnya Seseorang bila terbiasa bersegera dalam menghadiri majelis ilmu, maka akan mendapatkan faidah yang sangat banyak. Sehingga Asy-Sya’bi ketika ditanya,“Dari mana engkau mendapatkan ilmu ini semua?”, ia menjawab,“Tidak bergantung kepada orang lain. Bepergian ke negeri-negeri dan sabar seperti sabarnya keledai, serta bersegera seperti bersegeranya elang”. b. Mencatat faedah-faedah yang didapatkan dari kitab Mencatat faidah pelajaran dalam kitab tersebut atau dalam buku tulis khusus. Faedah-faedah ini akan bermanfaat jika dibaca ulang dan dicatat dalam mempersiapkan materi mengajar, ceramah dan menjawab permasalahan. Oleh karena itu sebagian ahli ilmu menasihati kita. Jika membeli sebuah buku, agar tidak memasukkannya ke perpustakaan. Kecuali setelah melihat kitab secara umum. Caranya dengan mengenal penulis. Pokok bahasan yang terkandung dalam kitab dengan melihat daftar isi dan membuka-buka sesuai dengan kecukupan waktu sebagian pokok bahasan kitab. c. Tenang dan tidak sibuk sendiri dalam majelis ilmu Ini termasuk adab yang penting dalam majelis ilmu. Imam Adz Dzahabi menyampaikan kisah Ahmad bin Sinan, ketika beliau
berkata,“Tidak ada seorangpun yang bercakap-cakap di majelis Abdurrahman bin Mahdi. Pena tak bersuara. Tidak ada yang bangkit. Seakan-akan di kepala mereka ada burung atau seakanakan mereka berada dalam shalat”. Dan dalam riwayat yang lain,“Jika beliau melihat seseorang dari mereka tersenyum atau berbicara, maka dia mengenakan sandalnya dan keluar”. d. Tidak boleh berputus asa Terkadang sebagian kita telah hadir di suatu majelis ilmu dalam waktu yang lama. Akan tetapi tidak dapat memahaminya kecuali sedikit sekali. Lalu timbul dalam diri kita perasaan putus asa dan tidak mau lagi duduk di sana. Tentunya hal ini tidak boleh terjadi. Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqiti berkisah, “Ada satu masalah yang belum saya pahami. Lalu saya kembali ke rumah dan saya meneliti dan terus meneliti. Sedangkan pembantuku meletakkan lampu atau lilin di atas kepala saya. Saya terus meneliti dan minum teh hijau sampai lewat 3/4 hari, sampai terbit fajar hari itu”. Kemudian terpecahlah problem tersebut”.
beliau
berkata,“Lalu
e. Jangan memotong pembicaraan guru atau penceramah Termasuk adab yang harus diperhatikan dalam majelis ilmu, yaitu tidak memotong pembicaraan guru atau penceramah. Karena hal itu termasuk adab yang jelek. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita dengan sabdanya (yang artinya) : ﻟﻴﺲ ﻣﻨﺎ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺠﻞ ﻛﺒﻴﺮﻧﺎ و ﻳﺮﺣﻢ ﺻﻐﻴﺮﻧﺎ و ﻳﻌﺮف ﻟﻌﺎﻟﻤﻨﺎ ﺣﻘﻪ “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan tidak menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama.” [HR. Ahmad, shahih].
Adab-Adab Keluar Bagi Seorang Wanita Adab-Adab Keluar Bagi Seorang Wanita Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, telah mengatur sedemikian rupa berkenaan dengan keutamaan dan batasan-batasan sesuai syari’at tentang apa yang seharusnya dikerjakan dan ditinggalkan oleh para wanita. Adapun Islam telah mengatur mengenai adab-adab keluar bagi seorang wanita, yaitu: 1. Berhijab (memakai hijab yang syar’i) 2. Tidak memakai wewangian 3. Pelan-pelan dalam berjalan, agar tidak terdengar suara sendalnya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: َ ْ وَﻻَ ﻳَﻀ ْﺮ ِﺑ ْﻦ َ ﺑِﺄ ر ْﺟ ُﻠِﻬ ِﻦ َّ ﻟِﻴُﻌْﻠَﻢَ ﻣَﺎ ﻳُﺨ ْﻔِﻴﻦ َ ﻣِﻦ َّ زِﻳﻨَﺘِﻬ ِﻦ “Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan”. (QS. An-Nuur: 31) Dan pada masa sekarang ini, dengan adanya sepatu atau sandal yang bertumit atau berhak tinggi dan kita dapati para wanita memakainya, sehingga terdengarlah suara sandal atau sepatunya tersebut. kadang ia bertingkah genit dalam berjalan dan bernarlah apa yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: ﺧ َﺮ َﺟ َــﺖِ اﺳْــﺘَﺸ ْﺮ َﻓ َﻬ َﺎ
َ اﻟْﻤَــﺮ ْأ ةُ ﻋ َــﻮْر َةٌ ﻓ َــﺈِ ذ َا
ُاﻟﺸ َّﻴ ْﻄ َﺎن “Wanita adalah aurat, maka jika ia keluar syaithan akan mengikutinya”. 4. Ketika berjalan bersama saudarinya dan di sana ada para pria, maka janganlah bercakap-cakap dengan saudarinya tersebut. Bukan berarti bahwa suara wanita adalah aurat, tetapi bagi sebagian pria mendengar suara wanita itu terkadang bisa menimbulkan fitnah. 5. Hendaklah meminta izin kepada suaminya, jika ia telah berkeluarga. 6. Apabila jaraknya sejauh jarak safar, maka janganlah ia keluar, kecuali bersama mahram 7. Jangan berdesak-desakan dengan pria. 8. Hendaknya ia menundukan pandangannya. 9. Janganlah menanggalkan pakaiannya di selain rumahnya, jika bermaksud untuk tampil cantik (berhias) dengan perbuatan itu. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: َ َ ِأ ﻳُّﻤَﺎ اﻣْﺮ َأ ةٍ وَﺿ َﻌَﺖْ ﺛِﻴَﺎﺑ َﻬ َﺎ ﻓ ِﻲ ﻏ َﻴ ْﺮ ِ ﺑ َﻴ ْﺖ ِزَوْﺟ ِﻬ َﺎ ﻓ َﻘَﺪ ْ ﻫَﺘَﻜ َﺖْ ﺳ ِﺘْﺮ َ ﻣَﺎ ﺑ َﻴ ْﻨَﻬﺎ وَ ﺑ َﻴ ْﻦ َ اﻟﻠﻪ “Wanita mana saja yang menanggalkan pakaiannya di selain rumah suaminya, maka sungguh ia telah membuka penutupnya antara dia dengan Rabb-nya”. (Hadits Shahih) ————————————– Sumber: https://muslimah.or.id/9068-adab-adab-keluar-bagi-seorang-wani ta.html
CHEMTOOL
ANIMASI https://www.youtube.com/watch?v=vqC6R6nw-XU
EBook Kimia XII
EBook Kimia XI
EBook Kimia X