Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
ASPEK PENUNJANG (KELEMBAGAAN, PERKREDITAN, PENDIDIKAN ) UNTUK KEMANDIRIAN MASYARAKAT DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN Andayanie WR 1, R. Iswati 2, dan M. Lukito1 1
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNMER MADIUN, Jl. Serayu no 79 Madiun 63133 2 Program Studi Administrasi Negara, Fakultas Pertanian UNMER MADIUN, Jl. Serayu no 79 Madiun 63133 Email :
[email protected]
Ringkasan Eksekutif Program Ipteks bagi Wilayah- Corporate Social Responsibiliy tahun 2013 ditujukan pada kelompok Mede Jaya. Kelompok Mede Jaya adalah soko guru industri rumah tangga mete dan diversifikasi produk olahan serta limbah di Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. Para pedagang sektor informal telah menyediakan kehidupan murah bagi petani mete dari perusahaan-perusahaan formal-modern. Oleh karena itu kelompok tersebut perlu dikembangkan menjadi koperasi berbadan hukum. Tujuan antara lain : 1) peningkatan kualitas kehidupan masyarakat secara sosial dan ekonomi; 2) penguatan kelembagaan lokal yang mampu memelopori tumbuhnya prakarsa prakarsa lokal dan kemandirian masyarakat dalam bidang ekonomi dan lingkungan di wilayah program binaan. Metode survei digunakan untuk mengetahui kondisi existing dan metode yang bersifat komunikasi dan psikososial yaitu metode yang lebih menekankan pada penyuluhan dan pelatihan sebagai cara sosialisasi. Data yang dihasilkan berupa data deskriptif mengenai subjek yang diteliti secara logis dan sistematis sehingga akan menghasilkan uraian yang bersifat deskriptif. Analisis data dilakukan dengan metode analisis kualitatif. Kesimpulan:1) merekomendasikan kelompok Mede Jaya menjadi koperasi berbadan hukum;2) kebutuhan modal pada musim panen raya dan paceklik mete akan terpenuhi serta pendampingan manajemen; 3) membantu pelestarian lingkungan di daerah sabuk hijau (green belt). Kata kunci: mete, koperasi, paceklik, green belt Executive Summary The program of Sciences, Technology and Arts for Area - Corporate Social Responsibility in year of 2013 was purposed at the group Mede Jaya. Mede group Jaya is cornerstone of domestic industry and diversification cashew processed products and wastes in Pondok village, District Ngadirojo, Wonogiri. The informal sector traders have been providing low life for cashew farmers from formal enterprises - modern. Therefore the group needs to be developed into a cooperative legal entity. Objectives include:1) improving the quality of people's lives socially and economically; 2) strengthening local institutions capable of spearheading growth initiatives of local initiatives and community self-reliance in the field of economics and environment in the target program . Survey methods used to determine the existing conditions and the method is a method of communication and psychosocial greater emphasis on education and training as a means of socialization. Data generated in the form of descriptive data about the studied subject logically and
14
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
systematically so that it will produce a descriptive blurb . Data analysis was performed by the method of qualitative analysis . Conclusions : 1 ) recommend Mede Jaya into cooperative groups incorporated ; 2 ) capital requirements at harvest and bad season and management assistance ; 3 ) help preserve the environment in the area of green belt . Keywords : cashew , cooperatives , lean , green belt A. PENDAHULUAN
“Peningkatan
Program kesejahteraan pelestarian
(LPPM) Universitas Merdeka Madiun
masyarakat
dan
lingkungan
merupakan
melakukan pendampingan dan tenaga teknis untuk mendukung, menciptakan
hidup”
kemandirian
program prioritas Perum
komunitas
target,
memotivasi warga masyarakat dan
Jasa Tirta I (CSR) sebagai komitmen
kelompok
perusahaan untuk mempertanggung-
produktif dan pelestarian lingkungan.
jawabkan dampak operasinya dalam dimensi
sosial,
lingkungan, menjaga
ekonomi,
serta agar
mete
lebih
Kacang mete merupakan jenis
dan
bahan makanan yang diperdagangkan
terus-menerus
secara
internasional
dan
memiliki
tersebut
harga per satuan berat termahal kedua
kepada
setelah vanila. Indonesia merupakan
masyarakat dan lingkungan hidupnya.
penghasil mete terbesar di dunia
Perum Jasa Tirta I (CSR) bekerja sama
setelah India, Vietnam, Afrika Barat,
dengan LPPM Universitas Merdeka
Afrika Timur dan Brasil. Penghasil
Madiun. Program ini dilakukan untuk
mete gelondongan (mete yang belum
usaha mitra binaan di wilayah sasaran
dibuka cangkangnya/belum dikacip,
sejak bulan Juli tahun 2011.
cashews in-shell) adalah Afrika Barat
menyumbang
Program
dampak
pengrajin
manfaat
di
(25 % dari produksi dunia), disusul
wilayah sasaran ini dilakukan dengan
oleh India (22 %), Vietnam (21 %),
alokasi dana pinjaman modal kerja
Brazil (16 %), Afrika Timur (9 %) dan
berbunga
fund)
kemudian Indonesia (5 %). Hampir
kepada pelaku usaha pengrajin mete
seluruh produksi mete di dunia (90 %)
guna meningkatkan kapasitas usaha
dihasilkan
mereka dan pelestarian lingkungan di
pedesaan. Penghasil
wilayah tersebut. Lembaga Penelitian
adalah Sultra (35 % produksi nasional),
dan Pengabdian kepada Masyarakat
Sulsel (25 %), Lombok, Flores dan
lunak
prioritas
CSR
(revolving
15
oleh
petani mete
kecil
di
utama
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
Sumbawa (30 %) serta Jawa-Madura
Permasalahan-permasalahan
(10 %) (Feri et al., 2001; Direktorat
prioritas yang disepakati bersama CSR
Jenderal Perkebunan, 2006a; Direktorat
dan PT Mitra untuk ditangani melalui
Jenderal Perkebunan, 2006 b).
program IbW-CSR selama 3 (tiga)
Indonesia merupakan salah satu
tahun adalah:
negara pengekspor utama mete dunia
a) Produksi biji mente melimpah
dengan negara tujuan ekspor India, dan
terutama
Uni
pemasaran
Eropa.
Mete
gelondongan
saat
panen
dan
raya,
tetapi
jual
tidak
nilai
Indonesia mempunyai mutu yang baik,
memadai; b) Limbah kulit biji mete
meskipun tingkat produksinya ada
dan buah mete sangat mengganggu
diposisi kelima sesudah negara India,
lingkungan di wilayah tersebut; c)
Vietnam, Brazil serta Afrika Timur
Koperasi yang mewadahi kelompok
(Wida, 2004).
pengrajin mete belum terbentuk di
Hampir semua pengrajin mete kondisinya
memprihatinkan
wilayah tersebut;d)Masyarakat
di
karena
wilayah tersebut belum merasakan
pemasaran tidak ditangani dengan baik.
manfaat secara ekonomi pada saat
Selain itu penanganan limbah dari kulit
panen
biji
yang sangat
pemerintah daerah belum optimal,
dimanfaatkan.
sementara potensi produksi mete di
Namun pada umumnya para pengrajin
wilayah tersebut sangat tinggi. Selain
mete
memberikan
itu permasalahan saat ini kelompok
dampak positif bagi kegiatan atau
Mede Jaya melakukan usaha simpan
usaha yang mereka jalankan dan
pinjam dan tidak berbadan hukum. Jika
lingkungan,
yang
terbentuk koperasi berbadan hukum
dibutuhkan segera ditangani. Pohon
akan melakukan usaha simpan pinjam
jambu mete (cashew apple) unggul
dan mendukung produksi, pemasaran
menghasilkan biji mete berkualitas,
jambu mete atau mencari pasar yang
dengan olahan tradisional tanpa bahan
memberi keuntungan serta diversifikasi
pengawet
dan cita rasa yang khas,
usaha. Pelatihan diversifikasi produk
sehingga kacang mete asli Wonogiri
olahan daging jambu mete untuk abon
mampu bersaing di pasar Nasional
dan
maupun Manca Negara.
pembukuan
dan buah mete
berlimpah
belum
optimis
akan
jika
prioritas
16
raya
sirup
buah
serta
mete;
e)Peran
pendampingan
sederhana
kepada
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
kelompok tersebut telah dilakukan.
“Kacang Mete”.
Selain itu pemanfaatan kulit biji mete
mempunyai pengrajin mete sebanyak
diproses untuk biobriket, sehingga
57 (lima puluh tujuh) orang yang
dapat mengatasi limbah saat panen
tergabung dalam “Kelompok Pengrajin
raya. Namum masih perlu ditunjang
Medhe Jaya”. Potensi usaha kacang
oleh beberapa aspek kelembagaan,
mete atau cashew nuts (Anacardium
sehingga
occidentale)
mampu
kemandirian
mendukung
pangan
di
Desa
tersebut
Pondok
energi
mempunyai prospek sebagai daerah
berbasis pertanian (Andayanie et.al.,
penghasil kacang mete di Kabupaten
2012).
Wonogiri. Selain itu usaha kacang Koperasi
dan
Wilayah
berbadan
hukum
mete
membantu
pelestarian
tertuang dalam UU no 17/2012 tentang
lingkungan, mengingat daerah tersebut
Perkoperasian.
merupakan sabuk hijau (green belt)
Di
Kabupaten
Wonogiri 400 koperasi belum berbadan
waduk
hukum
dari jumlah 7017 koperasi
Kesejahteraan petani dan pedagang
(BPS Kabupaten Wonogiri, 2013).
mete masih rendah karena produk mete
Keuntungan
usaha
andalan mereka selain produksinya
tersebut berbadan hukum antara lain
berfluktuasi, miskin nilai tambah, juga
dilindungi oleh hukum, lebih aman,
rendahnya tingkat harga saat panen
ada pembinaan, serta jika ada alokasi
raya.
dana untuk pembiayaan koperasi maka
usaha tersebut belum berbadan hukum
bisa
(Andayanie et al., 2013).
jika
koperasi
mendapatkan,
sehingga
tidak
hanya mengandalkan modal sendiri (Sudarsono
dan
Edilius,
Kelompok yang menangani
1992;
(CSR) telah memberikan konstribusi terhadap
eksisting
Mungkur.
Corporate Social Responsibility
Hendroyogi, 2005). Kondisi
Gadjah
wilayah
pertumbuhan
Konstribusi
ini
diberikan
ekonomi. melalui
program termasuk lahan kritis, tetapi
pinjaman modal kerja berupa kredit
mempunyai
pohon
lunak (revolving fund). Kredit lunak
penghijauan “Jambu Mete”. Pohon
yang dimaksud adalah bunga 6%
penghijauan
setahun
banyak
tersebut
dimanfaatkan
oleh sebagian besar masyarakatnya
dengan
jangka
waktu
pengembalian 24 bulan dan masa
untuk industri rumah tangga pengajin
17
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
tenggang 2 bulan pada kelompok Mede
pendampingan untuk usaha pengrajin
Jaya.
dan produk diversifikasi mete; e) Tujuan program
ini
adalah
permasalahan
pencapaian
target
diversifikasi dari hulu sampai hilir
Goals
belum teratasi; f) belum melakukan
(MDGs) antara lain: 1) peningkatan
kerja sama dengan pemerintah daerah
kualitas kehidupan masyarakat secara
sebagai upaya untuk produk unggulan
sosial dan ekonomi; 2) penguatan
daerah tersebut.
mendukung Millenium
Developments
kelembagaan
lokal
memelopori
tumbuhnya
prakarsa
lokal
yang
dan
mampu
produk
mete
dan
Terkait dengan kondisi di atas,
prakarsa-
maka
kemandirian
sasaran
ditangani
yang
perlu
segera
di wilayah tersebut terdiri
masyarakat dalam bidang ekonomi dan
atas: a) upaya pembentukan koperasi
lingkungan di wilayah program binaan.
berbadan hukum melalui sosialisasi dan
B. SUMBER INSPIRASI
koperasi;
Program Ipteks bagi Wilayah-
administrasi
Desa Pondok tahun 2013 diispirasi dari
pemasaran
kondisi existing di desa tersebut.
buah
belum terbentuk wadah koperasi yang
Belum
kelestarian Penanganan
agar dapat mengkomersialkan produk jasa
kemasan
mereka
dan
makanan
misalnya
d) belum melakukan
kaderisasi,
pelatihan
dan
c)upaya
pentingnya dan
perbaikan kegiatan pengijauan, pembibitan.
limbah dari buah mete
komposisi kimianya, buah semu jambu mete merupakan salah satu sumber
tempat
pameran;
,
Ditinjau dari segi nilai gizi dan
tanggal kedaluwarsa; c) belum ada pasar,
biji
olahan seperti sirup, dodol dan abon.
(ingredient), nomor izin BPOM, dan
ke
produk
kemasan,
dimanfaatkan untuk membuat produk
lebih
komersial, disertai catatan komposisi
akses
keuangan,
yang mengganggu lingkungan dapat
membuat
yang
mete;
penyuluhan
dikembangkan usaha pengrajin mete
atau
manajemen
lingkungan hidup melalui
mewadahi kelompok pengrajin mete di b)
upaya
pelatihan
diversifikasi dari limbah kulit biji dan
Beberaa kondisi tersebut adalah: a)
tersebut;
b)
serta
agribisnis yang meliputi: modal usaha,
Corporate Social Responsibility di
wilayah
penyuluhan
vitamin dan mineral. Kadar vitamin C nya cukup tinggi, yaitu ( 147 –
dan 18
372
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
mgr/ 100 gr ) kira –kira 5 kali vitamin
2004) dan metode yang
C
komunikasi dan psikososial
buah
jeruk.
Selain
itu
juga
bersifat yaitu
mengandung cukup vitamin B1, B2
metode yang lebih menekankan pada
dan niasin. Kandungan mineralnya
penyuluhan dan pelatihan sebagai cara
terutama unsur P terdapat dalam
sosialisasi.
jumlah yang cukup., juga buahnya
diskusi serta tanya jawab dilakukan
mengadung karbohidrat yang sebagian
untuk pelatihan. Analisis data yang
besar terdiri dari gula reduksi ( 6,7 –
dihasilkan
10,6 % ) dan pektin serta bersifat Juicy
mengenai subjek yang diteliti secara
karena
air.
logis dan sistematis sehingga akan
dikatakan
menghasilkan uraian yang bersifat
banyak
mengandung
Dengan demikian dapat bahwa
buah
semu
jambu
mete
Metode ceramah dan
berupa
data
deskriptif
deskriptif.
mempunyai potensi ekonomi yang
Penyuluhan
dan
pelatihan
cukup tinggi; d) upaya pengelolaan
dilakukan pada 57 pedagang atau
limbah dari kulit biji mete
yang
pegrajin mete yang tergabung dalam
mengganggu lingkungan terutama saat
kelompok Mede Jaya. Kegiatan sbagai
panen raya. Limbah dari kulit biji mete
tutordan nara sumber dilakukan oleh
dapat dimanfaatkan untuk membuat
Tim
biobriket
perkoperasian Kabupaten Wonogiri.
yang
merupakan
energi
IbW-CSR
dan
Dinas
alternatif yang dapat diperbarui, ramah
Kegiatan
lingkungan,dan
relatif
dimaksudkan: 1) agar calon anggota
terjangkau. Selain itu kulit biji mete
koperasi memahami maksud dan tujuan
dapat dimanfaatkan untuk arang aktif
pembentukan koperasi, prinsip-prinsip
(karbon aktf) sebagai adsorben dalam
koperasi,
air, sehingga limbah yang terdapat
kemudian akan diatur dalam Anggaran
dalam air akan diserap kepermukaan
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
maupun ke dalam pori karbon aktif.
2)
harga
hukum
kepengurusan,
merekomendasikan
pengurusan METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
penyuluhan
Mede dan
Jaya
ini
yang
untuk berbadan
pendampingan
manajemen koperasi oleh Tim IbW-
Metode survei digunakan untuk
CSR Universitas Merdeka Madiun.
mengetahui kondisi existing (Babbie,
Oleh karena itu partisipasi calon
19
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
anggota koperasi sangat
ditekankan
D. KARYA UTAMA
pada kegiatan ini. Kegiatan penyuluhan
Hasil-hasil yang dicapai pada
ini diisi dengan penyuluhan teknik
kegiatan IbW-CSR ini adalah: 1) usaha
pendirian koperasi oleh pejabat bidang
pengolahan mete di Wonogiri sebagian
Koperasi
Dinas
Wonogiri
dan
P2KPM
Kab.
besar
masih
dalam
skala
motivasi
serta
Produksi mete di Wonogiri memang
keuntungan berkoperasi oleh Tim IbW-
kurang
CSR Universitas Merdeka Madiun.
terutama jika musim hujan bersamaan
Kegiatan
dengan saat berbunga pohon mete
pelatihan
bertujuan
dibandingkan
kecil.
memberikan bimbingan teknis untuk
(paceklik).
meningkatkan
pengetahuan
menghasilkan produksi yang rendah
perkoperasian, manajemen, keuangan
pada bulan Juli 2013. Perubahan
sederhana dan ketrampilan, misalnya
musim
neraca laporan keuangan di kelompok
sehingga pohon mete tidak berbuah.
Mede Jaya. Selain itu dalam rangka
1. Kondisi Existing
penanganan limbah
kulit biji mete
Panen
permintaan,
tidak
raya
dapat
mete
diramalkan,
Menurut catatan dari dinas
dilakukan pelatihan untuk membuat
Pertanian
Kabupaten
Wonogiri,
biobriket sebagai energi terbarukan.
produksi mete rata-rata 7.200 ton per
Peserta langsung praktek membuat
tahun dengan luas areal kebun 21. 685
biobriket dengan kulit biji mete yang
hektar milik 14.934 kepala keluarga
telah disiapkan peserta.
petani.
Gambar 1. Pertanaman dan hasil pengrajin mete di Desa Pondok Tanaman mete di Wonogiri memang
khas.
Artinya
pengusaha, namun lebih merupakan
bukan
swadaya petani. Tanaman ini menjadi
merupakan area perkebunan luas milik
alternatif dari kerja mereka sebagai
20
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
petani penggarap tegal yang menanam
gudang mete. Data komoditas tanaman
singkong, kedele, jagung dan sesekali
mete di kecamatan Ngadirojo disajikan
padi.
pada Tabel 1.
Desa
potensinya
Pondok sebagai
diunggulkan
penghasil
dan
Tabel 1. Komoditas tanaman mete di Kecamatan Ngadirojo TAHUN 2012
TBM
Luas Areal (Ha) TM TR Jumlah
18
4.746
538
Produksi (Ton) Harga Pasar (Rp/Kg) Jumlah Kg/Ha Tk Tk. petani Pedagang 1,432 521 12.000 13.000
5.302
Keterangan TBM : Tanaman belum menghasilkan TM :Tanaman menghasilkan TR/TT :Tanaman rusak Tk :Tingkat
BMU Gld KK
Wujud Produksi Gld. kering
:Batas minimal usaha :Gelondong :Kepala keluarga
Kelompok
2. Kelompok Pengrajin Mete
Mede
Jaya
Kegiatan kelompok Mede Jaya
mempunyai perkembangan yang cukup
melayani pelayanan jasa di bidang
baik dan ditunjang oleh semangat kerja
simpan
menekankan
yang tinggi dari anggotanya. Hal ini
kegiatan yang bersifat produktif untuk
dapat dibuktikan melalui pembayaran
memberikan
terhadap
pinjaman kepada PERUM Jasa Tirta I:
pengembangan usaha mete. Sehingga
1) tahap 2 pada 27 mitra UMKM; 2)
semakin
masyarakat
tahap 3 pada 20 mitra UMKM; 3)
melakukan budidaya dan diversifikasi
tahap 4 pada 10 mitra UMKM. Oleh
mete.
karena
pinjam
dan
kontribusi
banyak
Kelompok ini mempunyai
itu
kelompok
Jaya
modal awal sebesar Rp. 8.000.000.
membuat
Selain
telah
Pinjaman yang diterima dari PERUM
memberikan dana pinjaman modal
Jasa Tirta I sangat bermanfaat bagi
kerja berbunga lunak (revolving fund)
anggota
kepada pelaku usaha pengrajin mete
memberikan penghasilan yang lebih
guna meningkatkan kapasitas usaha
besar bagi anggota kelompok Mede
mereka dan pelestarian lingkungan di
Jaya dan dapat membuka lapangan
wilayah tersebut.
pekerjaan
itu
Jasa
Tirta
I
21
pembukuan
Mede
,
pinjaman
dengan
sederhana.
ini
bisa
meningkatkan
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
jumlah karyawan pengajin mete yang dimiliki oleh anggota. 3.
Penyuluhan dan Pelatihan Perkoperasian Pelatihan laporan keuangan
secara sederhana telah dilakukan sejak tahun 2012 sampai 2013 (Tim LPPM Gambar 2. Pelatihan pembukuan sederhana oleh Tim IbW-CSR
UNMER Madiun, 2013, Andayanie et al., 2013). Tujuannya untuk dapat
Rekapitulasi
menghitung keuntungannya kelompok
pembukuan
dan
angsuran PKBL Perum Jasa Tirta I
secara periodik atau tiap tahun sesuai administrasi
pinjaman
sampai 2013 disajikan pada Tabel 2.
yang
dikerjakan. Tabel 2. Rekapitulasi pinjaman dan angsuran PKBL Perum Jasa Tirta I sampai September 2013 No Tahap pinjaman UMKM mete 1. Tahap 2 2. Tahap 3 3. Tahap 4
Pinjaman (Rp)
Angsuran (Rp)
217.000.000 10.159.000 189.000.000 8.573.000 80.000.000 3.760.000
existing yang
Total angsuran (Rp)
27 20 10
213.339.000 68.584.000 18.800.000
Angsuran Keterangan
21 8 5
Lancar Lancar Lancar
didukung oleh kondisi geografis yang
E. ULASAN KARYA Walaupun
Mitra
memiliki
kondisi
sesuai untuk perkebunan jambu mete.
mendukung untuk
Perubahan
musim
tidak
dapat
penanaman jambu mete, hampir semua
diramalkan, sehingga pohon mete tidak
pengrajin
kondisinya
berbuah. Karena itu banyak pedagang
pemasaran
pengumpul atau pegrajin yang sudah
mete
memprihatinkan
karena
tidak ditangani dengan baik. Selain itu
terjun
penanganan limbah dari kulit biji dan
mendatangkan dari luar seperti dari
buah mete
Sulawesi
yang sangat berlimpah
belum dimanfaatkan.
dalam
dan
perdagangan
Sumbawa
mete
(Nusa
Tenggara Barat). Meskipun mete asli
Pengolahan Mete di Wonogiri
Wonogiri kebanyakan disuplai dari
telah berkembang menjadi salah satu
Kecamatan Jatisrono, Ngadirojo, dan
sentra
sekitarnya. Namun pada umumnya
pengolahan
mete
karena
22
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
para pengrajin memberikan
mete optimis akan
dampak
positif
Jaya
bagi
menjadi
koperasi
berbadan
hukum. Peran perguruan tinggi sebagai
kegiatan atau usaha yang mereka
pendamping
untuk
memberikan
jalankan dan lingkungan, jika prioritas
pengetahuan
dan
ketrampilan
yang dibutuhkan segera ditangani.
diperlukan
untuk
pembukuan
Usaha
sederhana
pengolahan
kacang
mete
dan
merekomendasikan
mempunyai dampak positif terutama
kelompok Mede Jaya menjadi koperasi
penyediaan
yang berbadan hukum.
lapangan
kerja
di
masyarakat setempat. Keunggulan lain
Kegiatan
penyuluhan
usaha pengolahan mete adalah proses
perkoperasian kelompok Mede Jaya
produksi yang tidak menimbulkan
diarahkan menjadi lembaga keuangan
pencemaran lingkungan karena limbah
mikro
proses produksi mete berupa kulit biji
hukum,
mete
sebagai
kesejahteraan anggota khususnya para
bahan baku untuk produk lain seperti
pengrajin serta membantu permodalan,
minyak CNSL, pembuatan kampas rem
pemasaran serta kebutuhan usaha para
dan buah semu mete juga dapat
pengrajin. Oleh karena itu usaha yang
dimanfaatkan sebagai bahan campuran
akan dilaksanakan oleh koperasi harus
pakan ternak. Saat ini sedang dilakukan
layak secara ekonomi. Artinya usaha
pelatihan pengolahan kulit biji mete
tersebut akan dikelola secara efisien
menjadi
energi
dan mampu menghasilkan manfaat
alternatif dan mengatasi limbah kulit
bagi anggota, dengan memperhatikan
biji saat panen raya dan (Andayanie et
faktor-faktor tenaga kerja, modal dan
al.,2013).
teknologi. Studi kelayakan
dapat
dimanfaatkan
biobriket
sebagai
Kebutuhan modal yang besar
dipedesaan mampu
yang
berbadan
meningkatkan
mutlak
diperlukan untuk mengetahui kondisi
terutama untuk 1) membeli biji mete
lingkungan
dalam bentuk
dibentuk, dan dukungan masyarakat
gelondongan
saat
melimpah dan murah (panen raya) dan
dari koperasi yang akan
terhadap kehadiran koperasi.
mahal (paceklik); 2) diversifikasi usaha
Mengingat pentingnya kedudu
menjadi ekonomi produktif. Sehingga
kan anggota, maka sebelum koperasi
diperlukan
didirikan
upaya
untuk
mereko-
mendasikan kelompok usaha Mede
ditingkatkan
23
para
anggota
pemahamannya
harus dan
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
metode
dasar
koperasi
pelaksanaan
kerjanya.
dimaksudkan
agar
serta
biji mete dan diversifikasi usaha
ini
untuk penanganan limbah kulit biji
anggota
dan buah mete yang mengganggu
Hal
calon
tersebut memahami maksud dan tujuan
lingkungan.
pembentukan koperasi, prinsip-prinsip koperasi,
kepengurusan,
3.
yang
Penguatan kelembagaan lokal melalui koperasi berbadan hukum
kemudian akan diatur dalam Anggaran
dapat
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
prakarsa
Pihak-pihak
yang
mempunyai
kemandirian
pengetahuan
dan
keterampilan
koperasi,
pemerintah
dan
profesional
yang
baik
kemampuan
lembaga
bergerak
G.
dalam
Sosialisasi
dikelompok Mede Jaya
diharapkan
menjadi unit ekonomi yang sangat dengan
Indonesia
kepribadian yang
bangsa
berasaskan
kekeluargaan apabila dikelola dengan baik dan benar.
F. KESIMPULAN 1. Program Prioritas CSR di Wilayah sasaran pada kelompok Mede Jaya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan
pelestarian
lingkungan hidup . 2.
dalam
DAMPAK DAN KEGIATAN
MANFAAT
Dampak dan manfaat dari kegiatan program IbW-CSR ini adala: 1) calon anggota koperasi memahami maksud dan tujuan pembentukan koperasi, prinsip-prinsip koperasi, kepengurusan, yang kemudian akan diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;2) membantu untuk membuat laporan sederhana. Tujuannya agar semua transaksi dapat dibukukan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan kepada semua anggota, sehingga pengelolaan keuangan dapat diketahui oleh semua anggota, tentang rugi/laba dan neraca; 3) mengoptimalkan pemanfaatan buah semu jambu mete oleh masyarakat. Selama ini yang dimanfaatkan terbatas pada biji metenya saja. Tim IbW-CSR berharap melalui pelatihan ini potensi buah semu jambu mete yang melimpah dan hanya menjadi limbah dapat lebih meningkat nilai guna dan nilai
meningkatkan
anggota.
sesuai
masyarakat
dan
instansi
atau
untuk
lokal
wilayah program binaan.
pelatihan dan penyuluhan koperasi diundang
-prakarsa
tumbuhnya
bidang ekonomi dan lingkungan di
berkoperasi, misal para penggerak dan penyuluh
memelopori
Penambahan modal diperlukan untuk peningkatan usaha pemasaran
24
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
ekonomisnya bagi masyarakat; 4) penanganan limbah kulit biji mete sebagai salah satu alternatif produk
bahan bakar padat yang dapat digunakan oleh masyarakat sebagai energi terbarukan.
H. DAFTAR PUSTAKA Andayanie WR., R. Iswati & M. Lukito, 2013. Potensi kelompok pengrajin mete di Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. Program Iptek bagi wilayah (IbW-CSR). Laporan Kemajuan. Program PPM DIT. LITABMAS Tahun 2012.Tidak dipublikasikan. Babbie, E., 2004. The practice of social research (10). Wadsworth, Belmont. BPS Kabupaten Wogiri. 2013. Angka sementara hasil sensus pertanian 2013 Kabupaten Wonogiri. Direktorat Jenderal Perkebunanan. 2000a. Statistik perkebunan Indonesia. 2004-2005.Laporan tahunan Sub Dinas Bina produksi dan Pelindungan Tanaman. Dinas Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hal. 46. Direktorat Jenderal Perkebunanan. 2000 b. Road map komoditas Jambu mete. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta. 9 halaman. Fery Y. ,YT. Yuhono & C. Indrawanto. 2001. Strategi pengembangan industri mete Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor. Halaman 8-9.
Peraturan Perundang-undangan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian Sudarsono & Edilius. 1992. Koperasi dalam teori dan praktek , Jakarta, PT. Rineka Cipta,1992. Tim LPPM. 2013. Pembinaan Usaha Kecil Mitra Binaan Perum Jasa Tirta I di Desa Pondok, Desa Gebang Kabupaten Wonogiri dan Desa Kwangsen Kecamatanan Jiwan Kabupaten Madiun Propinsi Jawa Timur. Kerjasama LPPM Universitas Merdeka Madiun dengan Perum Jasa Tirta I. Wida E. 2004. Analisis Keunggulan Komparatif: Produksi mete Gelondong di Jawa Tengah. Jurnal Sepa. 1(1). Hal. 51-57. I. PERSANTUNAN Penulis mengucapan terimakasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor : 24/DIKTI/Kep/2012 yang telah memberikan penugasan pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Multi Tahun Bagi Dosen melalui program Ibw-CSR. Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Dinas Koperasi Kabupaten Wonogiri dan Ketua kelompok Mede Jaya ( Bapak Mukino) yang telah memberikan fasilitas terlaksananya program IbW-CSR.
Hendrojogi. 2005. Koperasi: asas-asas tori dan praktik. PT. Persada Grafindo Persada.Jakarta 2005.
25