InfoPOM
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
ISSN 1829-9334
BADAN POM RI
LABORATORIUM BIOLOGI MOLEKULER UNTUK PENGAWASAN MUTU PRODUK REKAYASA GENETIKA PENDAHULUAN Biologi molekuler adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari hubungan antara struktur dan fungsi molekul-molekul hayati pada tingkat molekuler yang meliputi DNA, RNA dan protein serta kontribusi hubungan tersebut terhadap pelaksanaan dan pengendalian berbagai proses biokimia.
Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dimulainya era pasar global menyebabkan meningkatnya lalu DAMPAK RADIASI NUKLIR DI JEPANG lintas perdagangan obat dan makanan, termasuk produk-produk hasil rekayasa genetika (Genetically Modified Organism, GMO). PENJELASAN TERKAIT PENGAWASAN Sebagai konsekuensinya pengujian terhadap produk rekayasa PRODUK PANGAN OLAHAN IMPOR genetik harus terus dikembangkan agar dapat mengawal mutu produk yang beredar dengan melakukan identifikasi terhadap ASAL JEPANG PASCA GEMPA DAN TSUNAMI gen sisipan maupun protein hasil ekspresi yang terkandung dalam produk pangan hasil rekayasa genetika, baik yang PERINGATAN HARI KESEHATAN SEDUNIA berasal dari tanaman (seperti jagung, kedelai, padi, kentang, DENGAN MENGUSUNG TEMA PENGGUNAAN tomat) maupun yang berasal dari hewan. Selain pengujian secara kualitatif, dilakukan juga pengujian kandungan secara ANTIBIOTIKA SECARA TEPAT kuantitatif produk rekayasa genetika dan produk-produk turunan maupun olahannya untuk memenuhi ketentuan undang-undang tentang pelabelan produk rekayasa genetika. Untuk itu diperlukan laboratorium pengujian biomolekuler untuk menguji mutu dan kehalalan produk pangan, terapetik, kosmetik, obat tradisional maupun produk komplemen secara biologi molekuler di laboratorium, baik pengujian yang berbasis DNA, RNA maupun pengujian berbasis protein. RIAL PENJELASAN WHO UNTUK MENYIKAPI
EDIT
O
Pembaca yang terhormat, Pada tanggal 11 Maret 2011 di Negara Jepang telah terjadi bencana mengerikan, yaitu adanya gempa bumi yang disusul dengan tsunami. Adanya bencana tersebut ternyata memberikan dampak yang lebih besar setelah terjadinya kebocoran di “Daichi Nuclear Plant” di Prefecture Fukushima akibat gempa bumi dan tsunami tersebut. Untuk menyikapi dampak radiasi nuklir, terutama terhadap kesehatan, WHO sebagai lembaga kesehatan sedunia, telah mengeluarkan materi edukasi bagi masyarakat luas tentang aspek-aspek penting dalam pemahaman bahaya radiasi nuklir terhadap kesehatan manusia dan bahan makanan dalam bentuk “Q&A” (“Question and Answer”). InfoPOM edisi ini ikut berkontribusi dalam menyebarluaskan penjelasan WHO tersebut. Badan POM sendiri juga telah mengeluarkan Press Release pada tanggal 19 Maret 2011 mengenai penjelasan terkait pengawasan produk pangan olahan impor asal Jepang pasca gempa dan tsunami. Tidak hanya masalah radiasi nuklir yang dapat mencemari pangan yang menjadi kekhawatiran masyarakat, namun masalah pangan rekayasa genetika juga menjadi kekhawatiran tersendiri. Untuk itu, diperlukan suatu teknik pengujian yang dapat memastikan keamanan dari produk-produk tersebut. Saat ini, Badan POM telah memiliki laboratorium biologi molekuler yang telah melakukan pengujian terhadap produk pangan, produk terapetik, vaksin, obat tradisional dan kosmetik hasil rekayasa genetika. Laboratorium Biologi Molekuler di Badan POM telah menerapkan ISO/IEC17025, 2005 sebagai standar laboratorium pengujian untuk menjamin mutu hasil pengujiannya. Ulasan mengenai hal tersebut kami muat dalam artikel ” Pengujian Produk Secara Biologi. Hari Kesehatan Sedunia yang setiap tahunnya diperingati pada tanggal 7 April, kali ini mengangkat tema pentingnya penggunaan antibiotik yang tepat. Tema ini dipilih sehubungan dengan adanya ancaman resistensi mikroba terhadap antibiotik yang semakin meningkat dewasa ini. Resistensi ini antara lain disebabkan oleh akibat pemilihan dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Artikel tentang hal ini, mengupas mengenai ancaman bahaya resistensi mikroba akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat, serta tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegahnya, seperti yang dapat anda baca pada halaman 9. Pada halaman terakhir InfoPOM, dimuat Forum PIO Nas dan Forum SIKer Nas yang berisi tanya jawab seputar informasi obat dan informasi keracunan, yang dapat dimanfaatkan juga oleh pembaca yang ingin menyampaikan pertanyaan terkait hal tersebut. Demikian, semoga InfoPOM edisi ini dapat memberikan manfaat. Selamat membaca.
Vol. 12 No. 2 Maret - April 2011
1
InfoPOM
Sajian Utama Dalam rangka kontrol kualitas
wilayah Indonesia menjadi
produk terapetik rekombinan
tantangan Badan POM dalam
tersebut, perlu dikembangkan
mengawasi produk obat dan
pengujian biologi molekuler
makanan termasuk produk hasil
terutama uji identifikasi fragmen
rekayasa genetika serta produk
DNA sisipan, uji protein hasil
turunan dan produk olahannya.
ekspresinya, serta uji kemurnian
Untuk mengawasi mutu produk
(purity) dan ketidakmurnian
hasil rekayasa genetika serta
(impurity), misalnya untuk
produk turunan dan olahannya
mengetahui DNA pengotor yang
diperlukan laboratorium pengujian
berasal dari sel inang.
biomolekuler yang handal.
Mengingat biologi molekuler
Saat ini Badan POM RI telah
merupakan bidang ilmu yang
memiliki 4 laboratorium pengujian
masih relatif baru, pengembangan
biologi molekuler. Satu
pengujian dan metode harus terus
laboratorium di Pusat Pengujian
dilakukan. Prosedur pengujian
Obat dan Makanan Nasional
yang berasal dari jurnal nasional
(PPOMN), dan 3 laboratorium di
maupun internasional kebanyakan
daerah sebagai laboratorium
kehalalan suatu produk, baik
masih memerlukan validasi dan
rujukan, yaitu laboratorium biologi
produk daging dan olahannya
verifikasi. Oleh karena itu masih
molekuler Balai Besar POM di
maupun pada produk obat,
perlu banyak pengembangan
Banda Aceh, laboratorium biologi
pangan, kosmetik, obat tradisional
metode analisis baru dalam
molekuler Balai Besar POM di
dan produk komplemen. Uji ini
rangka kontrol kualitas produk
Makassar dan laboratorium biologi
dilakukan dengan mengidentifikasi
terapetik rekombinan maupun
molekuler Balai Besar POM di
DNA spesifik spesies
produk hasil rekayasa genetika
Mataram. Daerah yang dipilih
menggunakan metode amplifikasi
lainnya. Untuk itu perlu
sebagai laboratorium rujukan
dengan Polymerase Chain
dikembangkan program uji
lokasinya diharapkan dapat
Reaction (PCR) maupun
kolaborasi dengan laboratorium di
mewakili seluruh bagian wilayah
pengujian berbasis protein seperti
lingkungan Badan POM (Balai
Indonesia. Balai Besar POM di
Enzyme Linked Immunosorbent
Besar/Balai POM) maupun
Makassar mewakili wilayah bagian
Assay (ELISA) spesifik spesies,
dengan laboratorium sejenis di
timur, menerima rujukan dari
western blot dan lain-lain.
luar Badan POM, baik di dalam
seluruh pulau Sulawesi dan
maupun di luar negeri.
Papua; Balai Besar POM di
Laboratorium biologi molekuler juga melakukan pengujian identifikasi spesifik spesies, seperti spesies sapi, kambing, babi, anjing, ayam, dan lain-lain. Pengujian ini dilakukan untuk mendukung identifikasi terhadap
Mataram mewakili wilayah bagian
Berkembangnya ilmu kedokteran dan ilmu biologi sel yang
LABORATORIUM BIOLOGI
tengah, menerima rujukan dari
mengarah ke tingkat molekuler
MOLEKULER DI BADAN POM RI
pulau Bali, Kepulauan
menyebabkan banyak produk
Pesatnya perkembangan ilmu
Nusatenggara dan Kalimantan;
terapetik yang dikembangkan
pengetahuan, teknologi dan lalu
dan Balai Besar POM di Banda
dengan teknik rekombinan DNA.
lintas perdagangan serta luasnya
Aceh mewakili wilayah bagian
Vol. 12 No. 2 Maret - April 2011
2
InfoPOM
Sajian Utama barat, menerima rujukan dari
rekombinan, produk hasil
pencernaan, insulin, heparin dll),
pulau Sumatera dan Jawa.
rekayasa genetika, pengujian DNA
vaksin, obat tradisional,
Laboratorium-laboratorium
spesifik spesies dan pengujian
kosmetik (keratin, albumin,
rujukan di daerah tersebut telah
biologi molekuler lain.
kolagen dan bulu kuas makeup). Laboratorium ini juga dapat
mempunyai fasilitas yang memadai untuk melakukan
Untuk menjamin mutu hasil
berkembang untuk pengujian
pengujian biologi molekuler. Pada
pengujian, PPOMN telah
identifikasi spesies tanaman
masa mendatang diharapkan
berpartisipasi aktif dalam
berkhasiat pada produk obat
pengembangan biologi molekuler
mengikuti uji profisiensi, baik
tradisional.
pada Balai Besar/Balai POM di
nasional maupun internasional,
daerah lain tetap harus
disamping juga mengembangkan
Laboratorium pengujian biologi
dipertimbangkan, walaupun
program uji profisiensi/uji banding
molekuler juga menguji identifikasi
pengembangan laboratorium
untuk melihat unjuk kerja
dan kuantifikasi gen sisipan
rujukan biologi molekuler harus
laboratorium rujukan di Balai
produk rekayasa genetika pada
sangat mempertimbangkan
Besar POM dalam melakukan
produk pangan, sebagai contoh
efektifitas cakupan pengujian
pengujian biologi molekuler.
pada kedelai, produk turunan dan olahannya (tepung kedelai, susu,
serta biaya pembangunan infrastruktur dan operasional
Ruang Lingkup Pengujian
tofu, lesitin, refinat soya, tempe,
laboratorium, mengingat
Laboratorium Biologi Molekuler
dressing salad, dll), jagung dan produk turunan atau olahannya
pengembangan fasilitas laboratorium biologi molekuler
Laboratorium pengujian biologi
(tepung jagung, corn flake, biskuit,
memerlukan peralatan dan biaya
molekuler menguji identifikasi dan
dll), papaya, tomat, beras,
operasional yang cukup besar.
kuantifikasi gen spesifik spesies,
kentang, dan produk rekayasa
sebagai contoh spesies babi, sapi,
genetika lain yang masih akan
Dalam mengembangkan
ayam, manusia, kambing dan
terus berkembang, termasuk
laboratorium rujukan biologi
memungkinkan berkembang ke
produk rekayasa genetika pada
molekuler di Balai POM, PPOMN
spesies lain, pada produk
hewan.
sebagai pembina dari
pangan, antara lain produk olahan
laboratorium rujukan telah
daging (dendeng, abon, chicken
mengembangkan metode analisis
nugget, sosis,
dan menyediakan fasilitas
bakso, dll) dan
pelatihan dalam peningkatan
produk pangan
kompetensi personel laboratorium
yang lebih
rujukan.
bervariasi
Laboratorium pengujian biologi
(confectionery, Sampai saat ini, pengembangan
snack, susu, keju
metode pengujian, validasi serta
dan produk
verifikasinya masih terus
olahannya, dll),
dilakukan dalam rangka kontrol
produk terapetik
kualitas produk terapetik
(kapsul, enzim
Vol. 12 No. 2 Maret - April 2011
3
InfoPOM
Sajian Utama molekuler ke depan diharapkan juga dapat menguji kontrol kualitas produk terapetik rekombinan (misal trombolitic agent, erytropoetin alpha, factor VIII, interferon alpha, interleukin) yang meliputi uji identifikasi, kemurnian (purity), dan ketidakmurnian (impurity). Standar Alat Laboratorium Biologi Molekuler Peralatan minimal yang harus dimiliki oleh laboratorium biologi molekuler adalah sebagai
18. Pipet Mikro (minimal 4 set)
berikut
19. Timbangan analitik Jaminan Mutu Hasil Pengujian
1.
Laminar Air Flow Cabinet
Biologi Molekuler
2.
Biological Safety Cabinet
Laboratorium Biologi Molekuler di
3.
Sentrifus 15/50 ml
Badan POM telah menerapkan
4.
Refrigerated
ISO/IEC17025, 2005 sebagai
Microcentrifuge 1.5-2.0 ml
standar laboratorium pengujian untuk menjamin mutu hasil
5.
Grinder
6.
Water bath with shaker
7.
Vortex
8.
Spin down
di laboratorium biologi
9.
Vaccuum manifold set
molekuler sesuai
pengujiannya, antara lain dengan melaksanakan hal-hal sbb: a. Menjamin bahwa sistem mutu
10. Lemari Asam
ISO/IEC17025, 2005
11. Refrigerator
b. Memastikan penanganan
12. Freezer
sampel sesuai dengan sistem
13. Spektrofotometer untuk
mutu
DNA
c. memastikan bahwa metode analisis yang digunakan valid
14. Thermocycler /Alat PCR (Polymerase Chain Reaction) 15. Microwave/ Hot Plate 16. Perangkat Elektroforesis Agarosa Horisontal 17. Gel Documention System
Vol. 12 No. 2 Maret - April 2011
d. memastikan baku kerja yang tervalidasi dan bersertifikasi e. merevalidasi metode dari jurnal f.
berpartisipasi dalam uji profisiensi di dalam dan di luar negeri
4
g. meningkatkan sumber daya manusia dan kompetensi dengan pelatihan h. menyiapkan dokumen (Instruksi Kerja Metode, Instruksi Kerja Peralatan, Formulir dan dokumen mutu lain) I. memastikan peralatan yang digunakan sudah terkalibrasi j. mengendalikan kondisi dan lingkungan yang dipersyaratkan k. memastikan pelaporan hasil pengujian sesuai dengan sistem mutu l. penanganan dokumen sesuai dengan sistem mutu Penutup Laboratorium pengujian biomolekuler di Badan POM menjamin mutu hasil pengujiannya dengan selalu melakukan pembenahan terhadap metode uji, peralatan laboratorium dan sumber daya manusia yang ada. Oleh karena itu masyarakat tidak perlu khawatir terhadap mutu produk hasil rekayasa genetika, turunan dan olahannya yang sudah disetujui oleh Badan POM. (PPOMN)
InfoPOM
Sajian Utama PENJELASAN WHO UNTUK MENYIKAPI DAMPAK RADIASI NUKLIR DI JEPANG Pada tanggal 11 Maret 2011 di Negara Jepang telah terjadi bencana mengerikan yaitu adanya gempa bumi yang disusul dengan tsunami. Adanya bencana tersebut ternyata memberikan dampak yang lebih besar setelah terjadinya kebocoran di “Daichi Nuclear Plant” di Prefecture Fukushima akibat gempa bumi dan tsunami tersebut. WHO (World Health Organization) sebagai badan kesehatan dunia telah menyelenggarakan rapat atau pertemuan pada tanggal 24 Maret 2011 yang ditujukan kepada negara-negara anggota WHO. Pertemuan ini bertujuan untuk menyampaikan informasiinformasi pokok terkait dengan dampak radiasi nuklir di Jepang terhadap kesehatan manusia. Hasil rapat WHO tersebut menyatakan bahwa hingga tanggal 23 Maret 2011, tidak terdeteksi radiasi yang membahayakan kesehatan manusia secara langsung di luar area radius 30 KM dari Nuclear Plant (wilayah yang dinilai berpotensi teradiasi). Pemantauan terhadap perkembangan situasi yang ada terus dilakukan oleh WHO yang bekerjasama dengan FAO dan IAEA. Selain itu, segala informasi terkait dengan bahaya radiasi pada makanan akan disampaikan melalui negaranegara anggota INFOSAN (International Food Safety Authorities Network). Pemantuan dilakukan juga terhadap situssitus media masa dan pemerintah
Vol. 12 No. 2 Maret - April 2011
negara-negara anggota terkait penerapan kebijakan dan langkahlangkah penanganan di masing-masing negara. Bagi negara Jepang sendiri, WHO telah memberikan beberapa keputusan berdasarkan standar kesehatan bahwa tidak terdapat risiko ancaman langsung terhadap kesehatan dalam skala internasional. WHO belum memandang perlu pembatasan perjalanan manusia ke wilayah Jepang. Sebaliknya, para penduduk Jepang yang berasal dari luar wilayah bahaya tidak berisiko menularkan atau menyebarkan radiasi terhadap orang lain. Selain itu, terkait dengan terjadinya pencemaran air minum di beberapa wilayah, pemerintah Jepang telah melarang penggunaan air minum tersebut bagi anak-anak dan bayi. Namun demikian, tingkat pencemaran tersebut masih di bawah batas berbahaya untuk dikonsumsi dalam jangka panjang. Sehubungan dengan penyampaian rapat atau pertemuan diatas, maka WHO melampirkan informasi “Question” dan “Answer” mengenai sejumlah aspek penting dalam pemahaman bahaya radiasi nuklir terhadap kesehatan manusia dan bahan makanan, yang dalam hal ini kami kutip beberapa poin yang relevan Apakah aman mengkonsumsi makanan yang di import dari Jepang? - Makanan yang dikirim sebelum situasi darurat di Jepang tidak akan terpengaruh. Fokus keamanan makanannya
5
dibatasi hanya pada makanan yang berada di sekitar pabrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi. Dari laporan yang diterima tentang kondisi cuaca, dan efek gempa bumi serta tsunami, sesuatu yang tidak mungkin jika produksi pangan atau hasil panen untuk tujuan ekspor diambil dari area tersebut. Lembaga berwenang Jepang telah dan akan melakukan monitoring terhadap makanan yang tekontaminasi radionuklida Bagaimana makanan bisa menjadi radioaktif? - Makanan dapat terkontaminasi dengan material radioaktif sebagai efek darurat radiologi atau nuklir. Permukaan makanan seperti buahbuahan, sayuran atau daging dapat terkontaminasi material radioaktif yang menempel dan berasal dari udara atau melalui air hujan. Tingkat risiko bahayanya tergantung pada campuran radionuklida dan level kontaminan yang dilepaskan. Dengan berjalannya waktu, bahan radioaktif ini dapat masuk terserap kedalam makanan
InfoPOM
Sajian Utama -
Radioaktif tidak bisa mengkontaminasi makanan yang terbungkus (kaleng atau bungkus plastik) selama makanan tersebut tersegel.
Bagaimana pengaruh bagi kesehatan setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi? - Mengkonsumsi makanan yang mengandung material radioaktif dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan akibat pemaparan seperti peningkatan prevalensi kanker di masa mendatang. Apakah ada regulasi mengenai radioaktif dalam makanan pada perdagangan internasional? - Regulasi mengenai batas aman radionuklida pada makanan yang diperdagangkan secara internasional, setelah kejadian darurat radiologi atau nuklir termuat dalam bentuk Guideline Levels (GLs) - Makanan yang berada dibawah GLs berarti aman untuk dikonsumsi Radiasi Ion Apakah yang dimaksud dengan radiasi ion? - Pada saat atom meluruh atau mengalami disintegrasi, mereka melepas energi yang disebut radiasi ion. Energi ini dapat bergerak sama seperti gelombang elektromagnetik (sinar gamma atau X-rays) atau sebagai partikel (alfa, beta atau neutron) - Atom yang memancarkan radiasi disebut juga dengan radionuklida contohnya radioaktif iodine, caesium dan plutonium. - Radiasi ion merupakan
Vol. 12 No. 2 Maret - April 2011
alat yang digunakan untuk diagnosa dan pengobatan, penggunaannya harus dengan cermat karena berhubungan dengan keamanannya. Paparan radiasi ion terhadap manusia Apakah kita dapat terpapar radiasi ion dalam kondisi normal? - Manusia terpapar radiasi alami setiap harinya. Radiasi tesebut berasal dari angkasa (sinar kosmik) yang sama dengan material radioaktif alami yang berada di tanah, air dan udara. Radon gas merupakan gas yang terbentuk secara alami yang merupakan sumber utama dari radiasi. - Manusia juga bisa terpapar radiasi yang dibuat sendiri oleh manusia. Radiasi saat ini yang bisa dihasilkan oleh manusia yaitu dengan penggunaan X-rays - Dosis/satuan radiasi yaitu units of Sievert (Sv) - Radiasi ion dapat dihasilkan dari luar atau dalam tubuh (eksternal iradiasi atau internal kontaminasi) - Internal kontaminasi kemungkinan dihasilkan dari radioaktif yang terhirup atau tertelan atau akibat luka. - Eksternal iradiasi dapat dihasilkan dari sumber paparan seperti X-rays atau pada saat material radioaktif (debu, cairan, aerosol) menempel di kulit atau baju. Apa efek akut terhadap kesehatan akibat terpapar radiasi? - Jika paparan radiasi sudah melebihi batas ambang tertentu, dapat menyebabkan efek akut seperti kulit kemerahan,
6
-
rambut rontok, rasa terbakar, dan sindrom radiasi akut. Pada kondisi darurat terjadi kecelakaan, bahan radiasi yang bocor tidak akan keluar dalam kadar tinggi sehingga tidak akan menimbulkan efek akut tersebut pada masyarakat luas. Namun efek akut biasanya muncul pada regu penyelamat, relawan atau pekerja pembangkit tenaga nuklir tersebut karena terpapar dosis radiasi yang cukup tinggi.
Apa efek jangka panjang yang dapat terjadi akibat paparan radiasi? - Paparan radiasi dapat meningkatkan risiko terkena kanker. Risiko terjadinya leukemia dapat meningkat beberapa tahun setelah terpapar radiasi. Sedangkan risiko terkena kanker lainnya dapat meningkat setelah 10 tahun terpapar radiasi. - Iodium radioaktif dapat dilepaskan selama terjadinya bahaya nuklir. Jika terhirup atau tertelan, akan terakumulasi pada kelenjar tiroid dan meningkatkan risiko terkena kanker tiroid. Untuk mengurangi risiko kanker tersebut dapat menggunakan tablet Kalium Iodida. Tablet tersebut membantu mencegah penyerapan iodium radioaktif. - Anak-anak dan remaja memiliki risiko yang lebih tinggi terkena kanker tiroid akibat paparan radiasi. Tindakan Kesehatan Masyarakat Tindakan perlindungan diri Bagaimana saya melindungi diri? Pastikan bahwa anda dan keluarga anda mendapatkan informasi yang akurat dan terjamin keabsahannya serta ikuti instruksi
InfoPOM
Sajian Utama yang diberikan pemerintah. Kapan dan mengapa saya sebaiknya menggunakan Kalium Iodida (KI)? Anda hanya dapat menggunakan Kalium Iodida jika direkomendasikan oleh lembaga kesehatan yang berwenang. Jika anda berisiko atau telah terpapar radioiodin, tablet Kalium Iodida dapat diberikan untuk melindungi kelenjar tiroid dari penyerapan radioidin. Obat tersebut dapat mengurangi risiko terkena kanker tiroid untuk jangka panjang ketika diberikan sebelum maupun segera setelah terkena paparan. Perlukah saya menggunakan garam beryodium untuk melindungi dari radiasi? Tidak, Anda tidak perlu menggunakan garam beryodium untuk melindungi diri dari radiasi. Efek berbahaya dapat timbul apabila mengkonsumsi garam beryodium dalam jumlah berlebih untuk meningkatkan jumlah iodium stabil dalam tubuh Peningkatan konsumsi harian garam beryodium dapat menyebabkan kerugian yang lebih banyak daripada manfaatnya. Komposisi utama dari garam beryodium yaitu natrium klorida yang berkaitan dengan risiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dan penyakit lainnya. Kandungan iodium dalam garam beryodium terlalu kecil untuk mencegah penyerapan radioiodin. Natrium klorida dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan efek keracunan akut. Bahkan beberapa sendok makan dari natrium klorida yang diambil berulang kali dalam jangka waktu pendek dapat menyebabkan keracunan.
Vol. 12 No. 2 Maret - April 2011
Bisakah saya menggunakan bentuk iodium lainnya? Tidak, Anda tidak perlu menggunakan produk yang mengandung iodium selain dengan obat yang direkomendasikan oleh lembaga kesehatan berwenang. Iodium ditemukan dalam jumlah yang berbeda baik dari industri maupun rumah tangga. Sebagai contoh, iodium kemungkinan dapat ditemukan pada desinfektan, antiseptik dan larutan air yang disterilkan. Produk ini sebaiknya tidak digunakan sebagai alternatif pengganti tablet kalium iodida karena produk tersebut mengandung komposisi lainnya yang dapat merugikan jika ditelan. Apakah wanita hamil dapat menggunakan tablet Kalium Iodida? Ya, secara umum wanita hamil dapat menggunakan tablet Kalium Iodida dengan mengikuti petunjuk dari lembaga kesehatan yang berwenang. Kalium Iodida akan masuk dalam plasenta dan melindungi tiroid janin, begitu pun dengan ibunya. Apakah ibu menyusui dapat menggunakan tablet Kalium Iodida? Ya, secara umum ibu menyusui dapat menggunakan tablet Kalium Iodida dengan mengikuti petunjuk dari lembaga kesehatan yang berwenang. Keputusan untuk penyediaan atau penggunaan tablet Kalium Iodida sebaiknya berdasarkan pada informasi yang diberikan lembaga kesehatan nasional yang berwenang sebagai pihak yang menentukan apakah ada
7
cukup bukti untuk menjamin tindakan tersebut. Jika saya terpapar radiasi dalam kadar yang tinggi, apa yang sebaiknya saya lakukan? Jika anda akan masuk ke dalam ruangan setelah terpapar radiasi, lepas pakaian di dekat pintu terlebih dahulu untuk mencegah kontaminasi di dalam rumah. Lepaskan pakaian dan sepatu dan tempatkan dalam kantong plastik. Segel kantong tersebut dan simpan di tempat yang aman, jauh dari anak-anak dan hewan peliharaan. Mandi dengan air hangat dan menggunakan sabun. Segera beritahukan pada pihak yang berwenang bahwa anda mempunyai pakaian yang terkontaminasi agar ditangani secara tepat dan dibuang sesuai dengan prosedur nasional yang berlaku. Apa itu tablet Kalium Iodida? Kalium Iodida adalah sumber zat iodium yang stabil (nonradioaktif). Kelenjar tiroid membutuhkan iodium untuk memproduksi hormon tiroid. Adanya iodium di dalam tubuh dalam jumlah yang tepat dapat menangkal tiroid dari penyerapan iodium radioaktif (radioiodin), mengurangi risiko kanker tiroid yang kemungkinan berasal dari paparan radioiodin. Tablet Kalium Iodida bukan merupakan “penawar racun radiasi”. Obat ini tidak melindungi dari radiasi eksternal atau menangkal radioaktif lainnya disamping radioiodin. Selain itu, Kalium Iodida dapat
InfoPOM
Press Release menyebabkan komplikasi medis bagi seseorang yang mempunyai fungsi ginjal yang buruk. Kalium Iodida sebaiknya hanya digunakan ketika ada rekomendasi dari lembaga kesehatan yang berwenang. Melalui media ini, Badan POM berupaya untuk ikut berkontribusi dalam menyebarluaskan Penjelasan WHO untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai bahaya radiasi nuklir terhadap kesehatan serta upaya pencegahan dan penanggulangannya. Selain itu, dalam rangka perlindungan terhadap masyarakat. Badan POM sebagai otoritas pengawasan obat dan makanan telah mengeluarkan Press Release pada tanggal 19 Maret 2011 mengenai penjelasan terkait pengawasan produk pangan olahan impor asal Jepang pasca gempa dan tsunami. Berikut
ini Press Release yang dikeluarkan oleh Badan POM.
Press Release : Penjelasan Terkait Pengawasan Produk Pangan Olahan Impor Asal Jepang Pasca Gempa dan Tsunami Dalam rangka perlindungan masyarakat dan tindakan kehati-hatian terhadap kemungkinan terkontaminasinya produk pangan olahan impor asal Jepang pasca gempa dan tsunami yang terjadi tanggal 11 Maret 2011 di Jepang, Badan POM sebagai otoritas pengawasan obat dan makanan, telah dan akan terus menerus melakukan pengawasan. Terkait dengan kemungkinan risiko terkontaminasinya pangan olahan impor asal Jepang oleh radioaktif akibat adanya masalah pada fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima Jepang, Badan POM melakukan langkah-langkah untuk menjamin bahwa produk pangan olahan impor asal Jepang aman untuk di konsumsi. Produk pangan olahan impor asal Jepang yang di kapalkan (pre-shipment) sebelum tanggal 11 Maret 2011 termasuk produk pangan yang beredar di pasar saat ini dinyatakan aman untuk di konsumsi karena produk tersebut tidak terkontaminasi oleh radioaktif pasca gempa dan tsunami di Fukushima Jepang. Produk pangan olahan impor asal Jepang yang di kapalkan setelah tanggal 11 Maret 2011, wajib disertai dengan Sertifikat Bebas Radioaktif dari lembaga yang berwenang di negara asal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini di duga ada produk terkontaminasi, maka Badan POM akan melakukan pengambilan sampel kemudia dilakukan pengujian oleh BATAN. Monitoring dan pengawasan secara terus menerus dilakukan Badan POM bekerja sama dengan Direktorat Jendral Bea Cukai, Kementerian Kesehatan, BATAN, BAPETEN, Kementerian Perdagangan dan instansi terkait lainnya. Apabila masyarakat memerlukan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Badan POM (
[email protected]) atau melalui Unit Layanan Pengaduan Konsumen (
[email protected] atau 021-4263333 atau 021-32199000). Jakarta, 18 Maret 2011 Kepala Biro Hukum dan Humas Badan POM RI Hendri Siswadi, SH
Vol. 12 No. 2 Maret - April 2011
8
InfoPOM
Sosialisasi Pesan Hari Kesehatan Sedunia 2011:
Gunakan Antibiotika Secara Rasional No action today, no cure tomorrow, demikianlah slogan yang mengiringi Gunakan Antibiotika Secara Tepat pesan hari kesehatan Untuk Mencegah Kekebalan Kuman sedunia tahun 2011 yang mengangkat tema golongan obat keras yang yang penggunaan antibiotika pemakaiannya harus dibawah lebih kuat secara rasional. Pesan pengawasan dokter. Hal ini untuk untuk dapat penggunaan antibiotika menghindari penggunaan obat diatasi. secara rasional perlu diangkat karena saat ini yang tidak tepat, misalnya dalam penggunaan obat, khususnya pemilihan antibiotika, dosis, lama Flu, pilek atau penyakit lain yang kecenderungan penggunaan penggunaan serta waktu disebabkan oleh virus, tidak antibiotika yang tidak penggunaannya. Penggunaan memerlukan antibiotika untuk rasional semakin antibiotika yang tidak tepat akan pengobatannya karena dalam hal mengkhawatirkan. Antibiotika merupakan senyawa obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan infeksi bakteri. Senyawa antibiotika yang pertama kali ditemukan adalah penisilin, ditemukan oleh Sir Alexander Fleming pada tahun 1928. Melalui penemuan tersebut angka kesakitan dan angka kematian yang disebabkan infeksi bakteri menurun dengan drastis. Pada awalnya senyawa antibiotika didapat dari hasil organisme hidup yang berasal dari tanah. Akan tetapi, pada perkembangannya, dewasa ini senyawa antibiotika diperoleh melalui hasil sintesa kimia. Obat anti bakteri ini merupakan
Vol. 12 No. 2 Maret - April 2011
menyebabkan resistensi
ini antibiotika tidak bermanfaat
antibiotika dimana antibiotika
dan justru dapat menimbulkan
kehilangan kemampuannya untuk
bahaya. Apabila antibiotika terus
secara efektif mengendalikan atau
digunakan secara tidak tepat
membasmi pertumbuhan bakteri;
maka dalam jangka panjang dapat
dengan kata lain bakteri
membuat penyakit infeksi baru
mengalami “resistensi” dan terus
disebabkan bakteri yang lebih
berkembangbiak meskipun telah
tangguh dan sulit untuk diatasi.
diberikan antibiotika dalam jumlah
Penyebab utama meningkatnya
yang cukup untuk pengobatan.
bakteri yang resisten adalah penggunaan antibiotika secara
Penyebab Resistensi Antibiotika
berulang dan tidak sesuai
Penggunaan antibiotika yang
peruntukannya. Hal ini
terlalu sering dan tidak sesuai
menyebabkan apabila seseorang
peruntukannya dapat
menggunakan antibiotika, maka
menghasilkan jenis bakteri baru
bakteri yang sensitif akan
yang dapat bertahan terhadap
terbunuh, di lain pihak bakteri
pengobatan yang diberikan. Jenis
yang resisten akan tetap
bakteri baru ini memerlukan dosis
bertahan, tumbuh dan
yang lebih tinggi atau antibiotika
bereproduksi sehingga jumlah
9
InfoPOM
Sosialisasi
bakteri yang resisten akan meningkat. Bahaya Resistensi Antibiotika Sejak digunakan untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri pada tahun 1940, antibiotika merupakan sebuah penemuan besar bagi dunia kesehatan. Akan tetapi peresepan yang berlebihan terhadap antibiotika mempunyai dampak terhadap perkembangan
sebenarnya bakteri yang ada di
kebutuhan individunya, untuk
dalam tubuh tersebutlah yang
waktu yang cukup dan dengan
menjadi resisten terhadap
biaya yang paling terjangkau bagi
pengobatan, bukan tubuhnya.
diri dan komunitasnya.
Bahaya resistensi antibiotika
Badan POM sebagai instansi
merupakan salah satu masalah
pemerintah yang berwenang
yang dapat mengancam
dalam pengawasan obat dan
kesehatan masyarakat. Hampir
makanan disamping berfungsi
semua jenis bakteri saat ini
sebagai otoritas pengawas
menjadi lebih kuat dan kurang
terhadap produk-produk
responsif terhadap pengobatan
antibiotika yang beredar, juga ikut
antibiotika. Bakteri yang telah
berperan dalam penyebaran
mengalami resistensi terhadap
informasi mengenai penggunaan
antibiotika ini dapat menyebar ke
antibiotika. Momentum peringatan
anggota keluarga, teman ataupun
Hari Kesehatan Sedunia juga
tetangga lain sehingga
dimanfaatkan sebagai
mengancam masyarakat akan
kesempatan untuk
hadirnya jenis penyakit infeksi
penyebarluasan informasi.
baru yang lebih sulit untuk diobati dan membuat biaya pengobatan
Sebagaimana kita ketahui bahwa
menjadi lebih mahal.
Hari Kesehatan Sedunia (HKS)
bakteri yang menjadi tidak responsif terhadap pemberian antibiotika yang sebelumnya pernah berhasil (resisten). Akibatnya bakeri tersebut tetap dapat bertahan hidup dan bereproduksi sehingga makin membahayakan. Bakteri tersebut dapat membentuk ketahanan khusus terhadap suatu jenis antibiotika tertentu, sehingga membahayakan orang yang
Penutup Kunci untuk mengontrol penyebaran bakteri yang resisten adalah dengan menggunakan antibiotika secara tepat dan rasional. Pengobatan rasional dimaksudkan agar
terkena penyakit tersebut.
masyarakat
Kesalahpahaman yang sering
mendapatkan
terjadi di masyarakat adalah
pengobatan sesuai
adanya anggapan bahwa yang
dengan kebutuhan
resisten terhadap obat tertentu
klinisnya, dalam dosis
adalah tubuh orang, padahal
yang tepat bagi
Vol. 12 No. 2 Maret - April 2011
10
InfoPOM
Sosialisasi mulai dirayakan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terhadap permasalahan kesehatan global yang penting pada saat itu. Berdasarkan inisiatif WHO, dua tahun setelah kelahirannya pada tanggal 7 April 1948 yaitu sejak tahun 1950, setiap tahunnya dirayakan Hari Kesehatan Sedunia dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan di tingkat internasional, regional dan nasional. Momentum HKS ini dijadikan WHO sebagai bentuk untuk meningkatkan semangat, kepedulian, komitmen dan gerakan nyata pembangunan kesehatan yang harus terus diperjuangkan oleh seluruh komponen masyarakat di seluruh dunia. (PIOM)
Pesan kesehatan untuk penggunaan antibiotika yang tepat yaitu: 1. Gunakan antibiotika hanya dengan resep dokter, dengan dosis dan jangka waktu sesuai resep 2. Tanyakan kepada dokter atau apoteker, obat mana dari resep yang mengandung antibiotika dan apa manfaatnya 3. Penggunaan antibiotika yang tidak tepat dapat menurunkan efektivitasnya. Salah penggunaan, antibiotika menjadi tidak efektif dalam membunuh kuman. Ini disebut resistensi (kekebalan) antibiotika. Saat ini banyak kuman yang telah menjadi resisten terhadap antibiotika 4. Demam, batuk, pilek dan diare, umumnya tidak memerlukan antibiotika tetapi memerlukan konsumsi makanan bergizi, banyak minum dan istirahat. Jika demam atau sakit lebih dari 3 hari, segera pergi ke dokter. 5. Jangan gunakan atau beli antibiotika tanpa resep dokter atau berdasarkan resep lama. Antibiotika tidak dapat digunakan untuk pengobatan sendiri karena dapat menyebabkan resistensi atau akibat lain yang tidak diinginkan 6. Penggunaan antibiotika yang sembarangan tanpa konsultasi dokter akan merugikan kita dan generasi mendatang, karena kuman menjadi resisten.
Vol. 12 No. 2 Maret - April 2011
11
InfoPOM
FORUM SIKerNas
FORUM PIONas
P
IO Nas adalah Pusat Informasi Obat Nasional yang menyediakan akses informasi terstandar (Approved Label) dari semua obat yang beredar di Indonesia yang telah disetujui oleh Badan POM sebagai NRA (National Regulatory Authority). PIONas melayani permintaan informasi dan konsultasi terkait dengan penggunaan Obat. Permintaan informasi ke PIONas dapat disampaikan secara langsung dengan datang ke PIONas (Ged. A, lt.1, BPOM, Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Pusat) atau melalui telepon di nomor 02142889117/021-4259945, HP nomor 08121899530, email :
[email protected]
Pertanyaan Saya seorang ibu yang sedang menyusui anak yang berusia 3 bulan. Saat ini saya terserang flu. Bolehkah saya minum obat flu yang dijual bebas? (Nani, Ibu rumah tangga) Jawaban Ibu Nani, semua yang dikonsumsi oleh ibu menyusui termasuk obat, bisa berpengaruh pada kandungan air susu yang dikonsumsi oleh bayi. Oleh karena itu saat menyusui seorang ibu seharusnya hanya mengkonsumsi bahan-bahan yang tidak menimbulkan dampak merugikan untuk dirinya dan bayinya. Sebelum menjawab pertanyaan Ibu mengenai obat flu yang dapat dikonsumsi oleh ibu menyusui, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai penyakit yang kita kenal sebagai flu atau influenza. Flu disebabkan oleh virus, dan akan membuat daya tahan tubuh penderita menjadi lemah. Oleh karena itu flu dapat berkembang menjadi penyakit yang lebih serius apabila tidak di terapi dengan benar. Seseorang mengatakan dirinya terserang flu apabila merasakan gejalagejala umum seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan mungkin disertai batuk. Gejala yang dirasakan saat flu merupakan 'warning' bahwa tubuh terserang virus flu dan membutuhkan istirahat. Dengan istirahat yang cukup, disertai dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, banyak minum, dan mengkonsumsi multivitamin untuk mencukupi kebutuhan gizi apabila diperlukan, mekanisme daya tahan tubuh akan meningkat dalam melawan virus sehingga biasanya gejala-gejala yang dirasakan dapat hilang dengan sendirinya. Untuk mengatasi gejala flu, Ibu dapat mengkonsumsi obat flu yang dijual bebas. Umumnya kandungan obat flu merupakan kombinasi penurun panas seperti parasetamol, anti alergi (CTM, pseudoefedrin atau fenilpropanolamin), pengencer dahak (difenhidramin hidroklorida dan gliseril guaiakolat), serta pereda batuk seperti dekstrometorfan. Obat-obat flu tersebut termasuk golongan obat bebas dan bebas terbatas yang ditandai dengan lingkaran hijau atau biru pada kemasannya. Kombinasi obat-obat ini aman apabila dikonsumsi ibu menyusui sesuai dosis dan aturan pakai. Namun apabila dalam 3 hari gejala tidak berkurang, sebaiknya ibu berkonsultasi pada dokter.
S
IKerNas adalah Sentra Informasi Keracunan Nasional yang secara aktif mencari dan mengumpulkan data/informasi keracunan dan menyiapkannya sebagai informasi yang teliti, benar dan mutakhit serta siap pakai untuk diberikan/diinformasikan kepada masyarakat luas, profesional kesehatan, serta instansi pemerintah/swasta yang membutuhkannya dalam rangka mencegah dan mengobati keracunan. Permintaan informasi ke SIKerNas dapat disampaikan secara langsung dengan datang ke SIKerNas (Ged. A, lt.1, BPOM, Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Pusat) atau melalui telepon di nomor 021-42889117/021-4259945, HP nomor 081310826879, email :
[email protected]
Pertanyaan Saya mendapatkan informasi melalui short message service (SMS) mengenai wabah pengerasan otak dan sumsum tulang belakang akibat mengkonsumsi produk minuman berenergi yang mengandung aspartam, racun yang dapat menyebabkan diabetes, kanker otak, dan dapat mematikan sel sumsum tulang belakang. Saya ingin mengetahui kebenaran mengenai informasi tersebut. (Fauzi, Karyawan swasta) Jawaban Aspartam merupakan pemanis buatan yang diizinkan penggunaannya dalam batas tertentu. Menurut ketentuan Surat Keputusan Kepala Badan POM No. H.K.00.05.5.1.4547 tentang Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan, maka aspartam dapat digunakan secara aman dan tidak bermasalah bila sesuai takaran yang diperbolehkan. Untuk kategori pangan minuman berkarbonasi dan non karbonasi, batas maksimum penggunaan Aspartam adalah 600 mg/kg. Kandungan aspartam pada produk minuman berenergi yang disebutkan pada pesan singkat/SMS tersebut, jika produk tersebut sudah terdaftar di Badan POM (cek nomor registrasi pada kemasannya), berarti sudah melalui proses evaluasi terhadap aspek keamanan, manfaat, dan mutunya, berarti kandungan aspartamnya sesuai dengan kadar yang diizinkan. Yang kemudian akan menjadi masalah adalah bila seseorang mengkonsumsi produk yang mengandung aspartam secara berlebihan sehingga jika diakumulasi dapat melebihi kadar asupan harian yang dapat diterima tubuh (acceptable daily intake/ADI). Nilai ADI Aspartam adalah 50 mg/kg berat badan. Jadi sebaiknya kita tidak mengkonsumsi produk secara berlebihan. Di dalam tubuh, Aspartam dipecah menjadi tiga macam senyawa, yaitu metanol, asam aspartat, dan fenilalanin. Meskipun metanol bersifat toksik bagi tubuh, berdasarkan penelitian diketahui bahwa konsumsi produk yang mengandung Aspartam tidak mencapai tingkat toksik metanol. Kesimpulan yang sama juga berlaku bagi asam aspartat. Namun demikian, sejumlah kecil fenilalanin dapat menyebabkan kerusakan otak berat pada individu yang menderita kelainan genetik fenilketonuria (Phenylketouria/PKU). Jadi sebaiknya produk yang mengandung Aspartam dihindarkan bagi penderita kelainan tersebut. Neurotoksisitas aspartam bergantung pada peningkatan kadar aspartam di dalam darah, dan peningkatan kadar tersebut bergantung pada usia dan individu yang mengalami dan beresiko PKU (Stegink, 1979). Stegink (1979) menunjukkan bahwa menelan 100-200 mg/kg aspartam oleh orang dewasa maupun bayi, menghasilkan rata-rata konsentrasi plasma puncak sebesar 49 µmol fenilalanin/100 mL darah pada menit ke 45-90 setelah dicerna. Kadar ini masih di bawah dosis toksik. Baik AMA (American Medical Association, 1986) dan AAP (American Academy of Pediatrics, 1985) menyatakan bahwa aspartam aman digunakan untuk orang yang tidak mengidap PKU dan aman untuk janin pada kadar yang telah ditentukan. American Diabetes Association (ADA) menyetujui bahwa aspartam aman digunakan. Terkait dengan adanya berita yang menyebar melalui pesan singkat/sms (short message service) mengenai bahaya penggunaan Aspartam yang disebutkan bersumber dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan bantahan melalui press release nomor: KH.00.01.1.0800 Tanggal 12 Februari 2010. Sesuai dengan informasi dari Sekretaris Eksekutif – IDI, diinformasikan bahwa IDI tidak pernah mengeluarkan pernyataan tentang hal tersebut. Oleh karena itu dihimbau kepada masyarakat agar tidak mudah panik terhadap berita-berita yang tidak jelas sumbernya, serta bertindak lebih kritis dengan mengkonfirmasi kepada pihak otoritas yang berkompeten.
Redaksi Redaksi menerima menerima sumbangan sumbangan artikel artikel yang yang berisi berisi informasi informasi terkait terkait dengan dengan obat, obat, makanan, makanan, kosmetika, kosmetika, obat obat tradisional, tradisional, komplemen komplemen makanan, zat adiktif dan bahan berbahaya. Kirimkan tulisan melalui alamat redaksi dengan melampirkan makanan, zat adiktif dan bahan berbahaya. Kirimkan tulisan melalui alamat redaksi dengan melampirkan identitas identitas diri diri penulis. penulis. Penasehat Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Pengarah Sekretaris Utama Badan POM Penanggungjawab Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan Redaktur Kepala Bidang Informasi Obat Editor Dra. Tri Asti I, Apt, Mpharm; Dra. Murti Hadiyani; Sandhyani ED, S.Si, Apt Kontributor DR. Teppy Usia, M.Phil; Dra. Deksa Presiana, Apt, M.Kes; Dra. Dyah Nugraheni, Apt; Dra. Lucky Hayati, Apt; Dra. Sutanti Siti Namtini Ph.D; Dra. Sri Mulyani, Apt; Drh. Rachmi Setyorini, MKM; Yustina Muliani, S.Si, Apt; Judhi Saraswati, SP. MKM; Ellen Simanjuntak, SE; drg. Indah Ratnasari; Galih Prima Arumsari, S.Farm, Apt; Dewi Sofiah Sekretariat Yulinar, SKM, Msi; Arief Dwi Putranto, S.Si, Apt; Denik Prasetiawati, S.Farm, Apt; Tanti Kuspriyanto, S.Si, M.Si; Arlinda Wibiayu, S.Si, Apt; Netty Sirait, Surtiningsih Desain grafis Indah Widyaningrum, S.Si, Apt; Eriana Kartika, S.Si, Apt Fotografer Ridwan Sudiro, S.Sos PUSAT INFORMASI OBAT DAN MAKANAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat Tlp. 021-4259945; Fax. 021-42889117 e-mai
[email protected]