ARTIKEL PENGARUH HARGA DAN KONDISI LOKASI USAHA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SUPERMARKET AMANDA JAYA GORONTALO
OLEH ARFAN BOUTY 931 409 012 PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013 ABSTRAK Arfan Bouty, Nim 931409012. S1 Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tahun 2013. Pengaruh Harga Dan Kondisi Lokasi Usaha Terhadap Keputusan Pembelian Pada supermarket Amanda Jaya Gorontalo”. Pembimbing I Bapak Drs. Maha Atma Kadji, Msi dan Pembimbing II Bapak Ramlan Amir. Isa, SE, MM Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris : 1. Apakah harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian ? 2. Apakah kondisi lokasi usaha berpengaruh terhadap keputusan pembelian ? 3. Apakah harga dan kondisi lokasi usaha berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian ? Populasi dalam penelitian adalah konsumen/ pelanggan Supermarket Amanda Jaya Gorontalo. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling dengan metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling yang merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel jika dipandang cocok dan Convinence Sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dari elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh penelitian dan analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1. Harga berpengaruh positif secara parsial terhadap keputusan Pembelian pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo 2. Kondisi Lokasi Usaha berpengaruh positif secara persial terhadap Keputusan Pembelian pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo. 3. Secara simultan antara Harga dan Kondisi Lokasi Usaha berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo. Kata Kunci : Harga, Kondisi Lokasi Usaha, Keputusan Pembelian
1. PENDAHULUAN Di era globalisasi dewasa ini ditandai oleh adanya kemajuan suatu daerah khususnya di Gorontalo membuat permintaan kebutuhan konsumen semakin tinggi. Hal ini menyebabkan makin banyaknya usaha yang bermunculan demi memenuhi kebutuhan konsumen. Kebutuhan yang semakin tinggi membuat para produsen dan perusahaan bersaing sangat ketat dalam dunia bisnis. Setiap usaha pada umumnya ingin berhasil dalam menjalankan usahanya. Usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan adalah salah satunya melalui kegiatan pemasaran, yaitu suatu proses yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan yang diinginkan. Secara umum pemasaran dapat dikatakan sebagai pola pikir yang menyadari bahwa perusahaan tidak dapat bertahan tanpa adanya transaksi pembelian. Perusahaan harus dapat memasarkan barang atau jasa yang diproduksi kepada konsumen agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusaahaan lain. Gorontalo memiliki masyarakat yang banyak ragam kelas sosial, latar belakang pendidikan, pekerjaan dan pendapatannya. Sehingga dalam menghadapi kondisi saat ini akan terdapat banyak sekali jawaban yang tentu saja berbeda antara satu dengan yang lain tergantung pada kebutuhan. Manausia akan tetap berusaha membeli kebutuhan hidupnya walaupun dengan penurunan daya beli. Suasana pasar supermarket mustahil akan ditinggalkan oleh konsumen, karena pasar supermarket merupakan tempat untuk melakukan jual beli barang baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan pelengkap lainya. Dengan adanya pasar supermarket, konsumen bisa membeli atau berbelanja sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Dalam proses penentuan dimana seseorang akan berbelanja akan terlihat bahwa faktor harga dan kondisi lokasi usaha akan ikut menentukan. Keputusan pembelian biasanya memerlukan
pertimbangan yang benar-benar mendukung dan dapat menguntungkan pembeli seperti faktor harga dan kondisi lokasi usaha. Para pembeli cendrung akan memilih berbelanja pada supermarket yang memiliki harga yang sesuai dengan daya beli dan kondisi lokasi usaha yang strategis. Sebelum membuat keputusan membeli konsumen biasanya mempertimbangkan banyak faktor, salah satunya adalah faktor harga. Harga (price) adalah jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut. Harga merupakan variabel penting dalam pemasaran. Harga yang rendah atau harga yang terjangkau menjadi pemicu untuk meningkatkan kinerja pemasaran. Selain faktor harga, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah faktor lokasi. Lokasi yang strategis, atau dekat dengan konsumen, akan memudahkan konsumen mendatangi lokasi dimana mereka bisa menemukan kebutuhan yang dibutuhkan. Faktor lokasi juga merupakan faktor yang menentukan keberhasilan suatu bisnis. Strategi lokasi adalah salah satu determinan yang paling penting dalam perilaku konsumen, perusahaan harus memilih lokasi yang strategis dalam menempatkan supermarket di suatu kawasan/ daerah yang dekat dengan konsumen dan aktivitas masyarakat ataupun karamaian. Karena apabila terjadi kesalahan dalam memilih lokasi akan berpengaruh besar pada pemilik supermarket. Harga yang ditawarkan apabila sesuai dengan daya beli konsumen dan lokasi usaha yang strategis membuat suatu perusahaan lebih unggul dibandingkan dengan perusahaan lainya. Demikian halnya dengan SUPERMARKET AMANDA JAYA GORONTALO yakni suatu usaha yang bergerak dibidang keperluan kebutuhan sehari-hari baik kebutuhan rumah tangga ,mahasiswa, pelajar dan kebutuhan yang
secara umum dan yang paling dominan berbelanja adalah mahasiswa. Kenggulan dari usaha ini adalah harga yang ditawarkan cukup kompetitor dan lokasinya yang strategis. Berikut dapat dilihat jumlah pengunjung/ konsumen yang telah melakukan transaksi pembelian di Supermarket Amanda Jaya Gorontalo pada periode januari 2010 sampai desember 2012. Tabel 1.1 Jumlah pengunjung Supermarket Amanda Jaya Gorontalo Periode Januari 2010- Desember 2012 TAHUN
JUMLAH PENGUNJUNG PENGUNJUNG
2010
1800/ TAHUN
2011
2400/ TAHUN
2012
3500/ TAHUN
Sumber Gorontalo
:
7700 PENGUNJUNG
Supermarket
Amanda
Jaya
Dari tabel 1.1 diatas dapat simpulkan bahwa Supermarket Amanda Jaya Gorontalo mengalami kenaikan jumlah pengunjung setiap tahunnya. Dan yang menjadi prioritas peneliti yaitu pada tahun 2012. 2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan identifikasi masalah diatas penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian ? 2. Apakah kondisi lokasi usaha berpengaruh terhadap keputusan pembelian ? 3. Apakah harga dan kondisi lokasi usaha berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian ?
3. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga dan kondisi lokasi usaha berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Serta untuk mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh antara harga dan kondisi lokasi usaha terhadap keputusan pembelian. 4. Kajian Teori Keputsan Pembelian Dalam mengenal konsumen perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia dalam kehidupan sehari-hari presepsi-presepsi pengaruh orang lain dan motivasi-motivasi internal akan berinteraksi untuk menentukan keputusan terakhir yang dianggap paling sesuai. Perilaku konsumen adalah tindakantindakan yang dilakukan individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan Schiffman dan kanuk (2007). Ada 2 aspek penting dari perilaku konsumen. 1. Proses pengambilan keputusan 2. Kegiatan fisik yang kesemuannya ini melibatkan individu dalam menilai mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa ekonomis. Titik tolak untuk memahami perilaku pembeli adalah rangsangan tanggapan. Rangsangan pemasaran dan lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli. Karateristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian pembeli. Proses pengambilan keputusan adalah tentang bagaimana konsumen dalam kenyataannya membuat keputusan mereka pada
waktu membeli sesuatu. Merupakan tahap-tahap dimana seorang konsumen memutuskan untuk mengkonsumsi pada suatu barang. Dan komponen keputusan pembelian yang digunakan dalam penelitian ini adalah produk, jenis, waktu pembelian dan jumlah pembelanjaan. Adapun komponen tersebut dapat digamabarkan sebagai berikut : 1) Produk. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli produk tertentu. Berdasarkan informasi yang diterimanya, konsumen dapat mengambil keputusan membeli merek tertentu sesuai prestise dan kebutuhan mereka. Dalam hal ini supermarket atau penjual harus mengetahui kebutuhan dan prestise mereka tentang merek produk yang bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik yang ada. 2) Jenis. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli misalnya kosmetik atau menggunakan uang untuk tujuan lain. Berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli suatu jenis produk tertentu sesuai kebutuhannya, misalnya untuk kosmetik dengan jenis tertentu misalnya lipstik, bedak dan lain-lain. Keputusan tersebut menyangkut ukuran, mutu, corak dan sebagainya. Dalam hal ini supermarket atau penjual harus mengetahui kebutuhan dan kesukaan konsumen tentang produk yang bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik yang ada, misalnya: mutu. 3) Waktu pembelian. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut kebutuhan dan keinginan konsumen serta tersedianya uang untuk
membeli produk. Oleh karena itu, penjual harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. 4) Keputusan tentang jumlah pembelanjaan. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini penjual harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan yang berbedabeda dari para pembeli. Harga (price) Harga adalah nilai dari suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Nilai ini dapat dilihat dalam situasi barter yaitu pertukaran antara barang dengan barang (Alma, 2011). Kondisi Lokasi Usaha Lokasi bisnis yang tepat untuk kegiatan bisnis adalah sangat menentukan keberhasilan dan kegagalan bisnis buat masa depan. Untuk menetapkan lokasi bisnis ada dua langkah yang perlu ditetapkan, yaitu : 1. Menentukan masyarakat yang akan dilayani. 2. Memilih lokasi disekitar masyarakat tersebut. Untuk menentukan tempat/ lokasi suatu usaha dalam masyarakat tertentu, maka perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut : 1. Karakteristik demografis konsumen, yaitu keadaan/struktur penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin, tempat tinggal dan sebagainya yang akan berpengaruh terhadap bentuk, mutu dan jumlah barang yang akan diproduksi dan dijual. 2. Kondisi ekonomi setempat, yaitu keadaan ekonomi dengan melihat
nilai hasil pertanian, peternakan, di masyarakat mencerminkan kesempatan kerja, pendapatan dan pertumbuhan penduduk setempat. 3. Keadaan penduduk dan penghasilan, yaitu kecenderungan menempatkan usaha di lokasi penduduk yang mempunyai pendapatan tetap dan jumlahnya besar. 4. Persaingan, banyaknya pusat perbelanjaan yang ada mampu menarik banyak konsumen, bagi pengusaha yang kreatif, adanya saingan akan menjadi tantangan yang menarik dan membangkitkan ambisinya untuk mengatasi para pesaingnya. 5. Iklim sosial dan perdagangan, dalam memilih lingkungan masyarakat tertentu untuk mendirikan usaha bisnis, maka pengusaha juga mempertimbangkan apakah dilingkungan tersebut baik pula dipakai untuk rumah tinggal, faktor ini akan sangat menunjang keberhasilan usahanya. Kemudian perlu dipertimbangkan segala fasilitas yang ada di lingkungannya seperti bank, angkutan umum, perusahaan jasa, dan fasilitas listrik, air, telepon, dan sebagainya. Juga perlu dipertimbangkan fasilitas lainnya seperti sekolah, mesjid, tempat hiburan, dan rumah sakit, atau klinik kesehatan, yang juga cukup untuk menunjang keberhasilan bisnis (Alma, 2003). lokasi dalam hubungannya dengan pemasaran adalah tempat yang khusus dan unik dimana lahan tersebut dapat digunakan untuk berbelanja. Tempat berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategik, seperti fleksibilitas, competitive positioning, manajemen permintaan,
dan focus strategic. Fleksibilitas sebuah lokasi merupakan ukuran sejauh mana sebuah usaha mampu bereaksi terhadap situasi perekonomian yang berubah. Sedangkan competitive positioning adalah metode-metode yang digunakan agar perusahaan dapat mengembangkan posisi relatifnya dibandingkan dengan para pesaing. Jika perusahaan berhasil memperoleh dan mempertahankan lokasi yang strategis, maka itu dapat menjadi rintangan yang efektif bagi para pesaing untuk mendapatkan akses ke pasar (Tjiptono, 2005). 2.1 Penelitian Terdahulu Pengambilan penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Maka dalam kajian pustaka ini peneliti mencantumkan hasilhasil penelitian terdahulu, seperti : 1) Siti Zuliani (2005) dalam penelitiannya tentang pengaruh lokasi dan harga terhadap keputusan berbelanja di mini market Sarinah Swalayan Ngalian Semarang. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lokasi (X1) dan harga (X2) terhadap keputusan berbelanja (Y). Dalam penilitian ini sampel yang di ambil menggunakan Accidental Sampling sebanyak 120 konsumen dan data yang di ambil penelitian ini adalah teknik analisis yaitu analisis deskriptif prosentase dan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil uji persial diperoleh Thitung untuk variabel lokasi sebesar 2,188 dengan probabilitas 0,031 < 0,05 dan Thitung sebesar 4,676 dengan probabilitas 0,000 < 0,05 yang berarti secara persial ada pengaruh lokasi dan harga terhadap keputusan berbelanja. 2) Anggoro dwi kurniawan (2012) dalam penelitiannya tentang analisis pengaruh
produk, promosi, harga, dan tempat terhadap keputusan pembelian (studi kasus pada kedai amerta semarang)penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk, kualitas promosi, harga, dan tempatterhadap keputusan pembelian pada kedai amarta semarang di mana variabel indenvenden yaitu produk (X1), promosi (X2), harga (X3), dan tempat (X4) mempengaruhi keputusan pembelian (Y) sebagai variabel dipendennya. Sampel yang di ambil pada penelitian ini sebanyak 100 orang responden dengan mmenggunakan teknik purposive sampling. Data yang di kumpulkan dengan menggunakan metode survey melalui kuesioner yang di isi oleh pelanggan. Kemudian data yang di peroleh di analisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan penelitian di peroleh persamaan regresi : Y = 0,428 X1 + 0,208 X2 + 0,018 X3 – 1,141 X4. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa variabel produk dan harga terbukti secara signifikan mempengaruhi variabel dependen keputusan pembelian. Sedangkan harga dan tempat tidak terbukti secara signifikan mempengaruhi keputusan pembelian. 2.2
Kerangka Pikir Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa, kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono, 2011). Menurut Peter dan Olson (2000) bahwa dampak dari harga lebih segera langsung dirasakan, dan daya tarik yang didasarkan pada harga adalah yang paling mudah dikomunikasikan kepada pembeli potensial. Siti
Zuliani (2005) dalam penelitiannya membuktikan bahwa harga mampu mempengaruhi keputusan berbelanja. Peter dan Olson (2000) menyatakan bahwa lokasi perusahaan yang strategis merupakan aspek yang terpenting dalam strategi distribusi dan menjamin tersedianya akses yang cepat dan dapat menarik keputusan pembelian konsumen untuk berbelanja. Pada penelitian sebelumnya Ika Putri Iswayanti (2010) faktor tempat/ lokasi mampu meningkatkan keputusan pembelian. Dari teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa telah dibahas variabelvariabel pada penelitian kali ini yaitu mengenai pengaruh harga dan kondisi lokasi usaha terhadap keputusan pembelian. Dari uraian diatas, maka digambarkan kerangka penelitian yaitu sebagai berikut : 2.3 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian (Sugiyono, 2004). Berdasarkan perumusan masalah yang di kemukakan di atas maka peneliti mengemukakan hipotesis sebagai berikut : a. Diduga Harga berpengaruh positif secara persial terhadap Keputusan Pembelian pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo b. Diduga Kondisi Lokasi Usaha berpengaruh Positif secara persial terhadap Keputusan Pembelian pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo c. Diduga Harga dan Kondisi Lokasi Usaha berpengaruh secara simulatan terhadap Keputusan Pembelian pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya maka yang menjadi objek penelitian ini adalah pengaruh Harga dan Kondisi Lokasi Usaha Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan pengaruh tiap variabel yaitu harga dan kondisi lokasi usaha terhadap keputusan pembelian. Penetapan objek penelitian ini didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut: 1. Objek yang diteliti dapat memberikan keterangan tentang masalah yang akan diteliti. 2. Data yang diperlukan cukup memadai. 3. Mudah dijangkau baik segi waktu, biaya, tempat maupun tenaga. Dari objek yang telah ditetapkan, maka lamanya waktu yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah terhitung dari bulan Januari-Juni 2013. 3.2 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian kausalitas. Dengan peneltian kausalitas ini selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukan arah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (mempertanyakan masalah sebab-akibat). Unit analisis/ elemen yang digunakan adalah individu, dalam hal ini konsumen Amanda Jaya Gorontalo. Horizon waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-shot atau cross sectional, yaitu sebuah studi yang dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian. Dan peneliti dapat memberikan gambaran tentang Pengaruh Harga Dan Kondisi Lokasi Usaha Terhadap Keputusan Pembelian Pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo yang dapat digambarkan dalam bentuk sebagai berikut : Gambar 3.1 Desain Penelitian H3
X1 H1
X2
H2
Y
Keterangan : X1 : Harga X2 : Kondisi Lokasi Usaha Y : Keputusan Pembelian : pengaruh persial : pengaruh simultan Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013 3.4 Populasi Dan Sampel 3.4.1 Populasi Populasi merupakan keseluruhan obyek yang diteliti dan terdiri atas sejumlah individu, baik yang terbatas (finite) maupun tidak terbatas (infinite) (Sumarni dan Wahyuni, 2006). Berdasarkan pengertian tersebut maka yang menjadi penelitian ini adalah konsumen/ pelanggan yang telah melakukan transaksi pembelian pada Supermsrket Amanda Jaya Gorontalo pada periode januari 2012 sampai desember 2012. 3.4.2 Sampel Sampel adalah pengumpulan data yang tidak dilakukan dari seluruh responden yang menjadi anggota populasi tetapi hanya sebagian saja Supramono dan Haryanto (2005 ). Diketahui jumlah pelanggan yang telah melakukan transakasi pembelian pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo pada periode Januari 2012 sampai Desember 2012 adalah sebanyak 3500 pelanggan. Maka untuk menentukan besarnya sampel konsumen digunakan rumus slovin sebagai berikut (Supramono Dan Haryanto, 2005) :
Di mana : n : ukuran sampel N : ukuran populasi e : persen kelonggaran, ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau digunakan 10%.
99,97 orang (responden) maka dibulatkan menjadi 100 Berdasarkan rumus diatas dapat diperoleh sampel dari populasi sebanyak 100 orang (responden). Dalam pengambilan sampel teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling, yaitu semua elemen dalam populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Ferdinand, 2006). Hal ini dilakukan karena mengingat keterbatasan waktu yang ada, maka metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Metode Accidental Sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang kebetulan bertemu yang dipandang cocok dan sesui dengan sumber data. 3.5.3
Method of Succesive Interval Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner berupa data yang berskala ukur ordinal. Sedangkan syarat untuk dapat digunakannya analisis statistic parametric adalah data harus berskala ukur minimal interval. Untuk itu sebelum dilakukan analisis lebih lanjut maka terlebih dahulu data penelitian yang diperoleh ditranformasikan menjadi data yang berskala ukur interval. Teknik mengkonversi data dari ordinal ke interval menggunakan metode MSI (Methode of Successive Interval). Tahapan MSI secara garis besar adalah sebagai berikut : a. Menentukan frekuensi responden yang memberikan respon terhadap setiap item kuesioner. b. Membuat proporsi untuk setiap bilangan frekuensi. c. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon, sehingga diperoleh nilai proporsi kumulatif.
d. Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku. e. Menetukan nilai density untuk setiap nilai z. f. Menghitung SV (scale value) dengan rumus : SV=
g. SV (scale value) yang nilainya terkecil (yang memiliki harga negating terbesar), diubah menjadi sama dengan satu (=1). h. Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus : Y = SV + | Dalam penelitian ini menggunakan teknik transformasikan data ordinal menjadi data interval menggunakan software MSI (Method of Successive Interval) berupa analisis tambahan pada Microsoft exel.
3.8 Pengujian Hipotesis 3.8.1 Pengujian t-test Pengujian t dilaksanakan untuk melihat signifikan dari pengaruh independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel dependen yang bersifat kontan Sulaiman (2002). Pengujian t digunakan dengansoftware SPSS (Statistical Product and service solutions). Adapun tahap-tahap yang digunakan dalam pengujian parsial : 1. Merumuskan hipotesis parsial ≤ 0, yaitu X1 tidak - Ho : -
berpengaruh positif terhadap Y. > 0, yaitu X1 berpengaruh H1 : positif terhadap Y.
-
Ho :
≤ 0, yaitu X2 tidak
-
berpengaruh positif terhadap Y. > 0, yaitu X2 berpengaruh H1 :
positif terhadap Y. 2. Menetukan taraf nyata Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dalam penelitian ini adalah 95% dan ketidakpercayaan, α = 5% atau 0,05 Derajat bebas “db” = n – k Dimana : n = Jumlah sampel responden k = Jumlah variabel penelitian 3. Mencari t hitung = Dimana : = koefisien variabel ke-i = parameter ke-I yang dihipotesiskan = kesalahan standar 4. Kriteria Pengujian < α atau
>
maka
diterima Ho ditolak dan > α atau <
maka
Ho diterima dan 5. Cara Pengujian
ditolak
Pengaruh signifikan tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan dengan nilai . antara nilai Apabila nilai
3.8.2
Pengujian F Pengujian F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Kuncoro, 2007). Pengujian F digunakan denagn software SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Adapun tahap-tahap yang digunakan dalam pengujian simultan: 1. Merumuskan hipotesis simultan = = 0, yaitu variabel - Ho : independen secara bersama-sama tidak berpengaruh positif terhadap variabel dependen. = ≠ 0, yaitu variabel - Ho : independen secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap variabel dependen. 2. Menentukan probabilitas Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dalam penelitian ini adalah 95% dan tingkat probability 5% atau 0,05 Df = Regression dan Residual Kolom regression yaitu jumlah kuadrat dari varians yang dihasilkan ole model persamaan regresi. Kolom residual yaitu jumlah kuadrat varians yang tidak dihasilkan dari model persamaan regresi. 1. Mencari F hitung F
hitung
=
=
lebih besar dari
nilai maka variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen, sebaliknya jika nilai lebih kecil dari nilai maka variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen, pengujian lain juga membandingkan dan α dengan melihat kriteria pengujian.
Dimana : Y = nilai pengetahuan Y = nilai Y yang ditaksir dengan menggunakan model regresi Y = nilai rata-rata pengamatan N = jumlah pengamatan/sampel K = jumlah variabel independen 2. Kriteria pengujian
<
α atau
maka Ho ditolak dan > α atau
>
3.9.2
diterima <
ditolak maka Ho diterima dan 3. Cara pengujian Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai dan nilai lebih
Apakah besar dari
nilai nilai
maka variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, sebaliknya jika nilai lebih kecil nilai maka variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, pengujian lain juga dan α dengan membandingkan melihat kriteria pengujian. 3.9 Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dapat dilakukan agar model regresi yang digunakan dapat memberikan hasil yang representatif. Uji asumsi tersebut dapat digunakan dengan software SPSS (Statistical Product and Service Soultions). 3.9.1 Pengujian Normalitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Kita dapat melihat dari normal probability plot yang membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data yang akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal pada grafik histogram maka menunjukkan pola distribusi normal sebaliknya jika data jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal pada grafik histogram maka menunjukkan poa distribusi tidak normal Ghozali (2001).
Pengujian Multikolinearitas Pengujian multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen dan tidak orthogonal atau nilai korelasi antarsesama variabel independen sama dengan nol. Dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan Variante Inflation Factor (VIF), nilai Tolerance yang besarnya diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas pada variabel independen Ghozali (2001). 3.9.3 Pengujian Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Kita dapat melihatnya dari grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar membentuk pola tertentu atau teratur maka mengidentifikasi telah terjadi heteroskedastisitas sebaliknya apabila titik-titik yang ada menyebar diatas dan dibawah angka 0 sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali (2001). 3.9.4 Pengujian Koefisien Korelasi dan Determinasi Untuk mengetahui arah dan kekuatan hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) digunakan koefisien korelasi (R) besarnya koefisien korelasi adalah : 0 sampai dengan 1. Jika koefisien korelasi 0 berarti hubungan antara variabel independen dan variabel dependen tidak ada hubungan, sebaliknya jika koefisien korelasi semakin mendekati 1 maka hubungan tersebut positif dan kuat. Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui tingkat yang paling baik antara dua variabel atau diguanakan untuk mengukur besarnya kontribusi (share) dari variabel X terhadap variasi naik turunnya variabel Y yang biasanya dinyatakan dalam presentase Ghozali (2001).
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Supermarket Amanda Jaya Gorontalo Supermarket Amanda Jaya Gorontalo yang terletak di jalan Jendral sudirman No. 18 Kota Gorontalo melakukan Grand Opening pada tanggal 23 Agustus 2008 yang di buka secara resmi oleh Bpk. Adhan Dambea selaku Walikota Gorontalo. Gedung Supermarket Amanda Jaya Gorontalo terdiri dari empat lantai tapi paa saat ini pembukaan dan pengresmian gedung Supermarket Amanda Jaya Gorontalo yang digunakan baru dua lantai, dimana dua lantai ini terdiri dari lantai pertama untuk Supermarket yang menjual berbagai macam keperluan saharihari dan lantai kedua untuk departemen store yang menjual berbagai macam jenis dan model pakain mulai dari pakaian anak-anak sampai orang dewasa. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya Supermarket Amanda Jaya Gorontalo ini pada awal Januari 2009 penggunaan gedungnya berubah yang tadinya hanya menggunakan dua lantai saja menjadi tiga lantai dimana tiap lantai terbagi atas:
Lantai I : Supermarket Lantai II : ATK, Book Store, dan Party Tools Lantai III : Departemen Store Supermarket Amanda Jaya Gorontalo merupakan usaha retail yang dimiliki oleh keluarga Bpk. Hi. Alfuddin Djamal, SE dan ibu Hj. Megawaty Syahbddin, SE. Dalam menjalankan perusahaan ini, beliau memperkerjakan sebanyak 78 orang terdiri dari managemen/ staff 9 orang karyawan 66, security 3 orang. 4.4 Analisis Data 4.5 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel harga dan kondisi lokasi usaha secara parsial
maupun secara simultan terhadap keputusan pembelian. Dalam pengujian regresi linear berganda data yang diperlukan data interval, sedangkan data sekarang masih berskala Ordinal maka dari itu data ordinal ditransformasikan ke Interval melalui Method Of Succesive Interval (MSI). Berikut ini perhitungan statistik coeffisien analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Analisa Regresi Linear Berganda Model (Constant) Harga Kondisi Lokasi Usaha
Unstandardized Coefficients B Std. Error ,051 1,829 ,134 ,042 ,414 ,038
Standardized Coefficients Beta ,217 ,740
Sumber : Data primer (data ordinal–data interval, MSI) dan diolah dalam Satistik SPSS 18, 2013 Dari Tabel 4.7 Diatas menunjukan hasil persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y = a + β1X1 + β2X2 = 0,051 + 0,134X1 + 0,414X2 Model regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 1. Konstanta sebesar 0,051 menyatakan bahwa jika tidak ada harga dan kondisi lokasi usaha maka keputusan pembelian sebesar 0,051 2. Terdapat pengaruh positif dari harga terhadap keputusan pembelian. Semakin baik harga yang di tawarkan maka keputusan pembelian juga akan semakin meningkat. Setiap peningkatan harga sebesar satu satuan akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,134 satuan. 3. Terdapat pengaruh positif dari kondisi lokasi usaha terhadap keputusan pembelian. Semakin baik kondisi lokasi usaha maka keputusan pembelian juga akan semakin
meningkat. Setiap peningkatan kondisi lokasi usaha sebesar satu satuan akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,414 satuan. 4.6 Pengujian Hipotesis 4.6.1 Pengujian t-test Pengujian t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara sendiri “parsial” variabel independen (Harga Dan Kondisi Lokasi usaha) terhadap variabel dependen (Keputusan Pembelian). Signifikan pengaruh positif dapat diestimasi dengan membandingkan Pvalue dan α = 0,05 atau nilai ttabel dan thitung. Berikut ini perhitungan coeffisien statistik uji t dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Pengujian t-test Model
(Constant) Harga Kondisi Lokasi Usaha
Unstandardized Coefficients B Std. Error ,051 1,829 ,134 ,042 ,414 ,038
Standardized Coefficients Beta ,217 ,740
t Sig. ,028 ,978 3,199 ,002 10,906 ,000
Sumber : Data primer (data ordinal–data interval, MSI) dan diolah dalam Satistik SPSS 18, 2013 4.6.1.1 Variabel Harga Ho : β1 ≤ 0, yaitu X1 tidak berpengaruh positif terhadap Y. H1 : β1 ˃ 0, yaitu X1 berpengaruh positif terhadap Y. Hasil pengujian t untuk variabel X1 “Harga” diperoleh nilai thitung = 3,199 dengan tingkat Pvalue = 0,002, dengan menggunakan batas signifikan α = 0,05 didapat ttabel (95% ; 100-2) sebesar 1,660. Dari hasil tersebut maka kriteria pengujian yaitu thitung > ttabel atau Pvalue < α yang artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian hipotesis uji t variabel Harga berpengaruh secara positif signifikan dan dapat diterima, arah koefesien regresi positif artinya Harga memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan Pembelian Pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo. Dapat
disimpulkan bahwa indikator Harga yang ditawarkan oleh Supermarket Amanda Jaya Gorontalo semakin baik akan meningkatkan Keputusan Pembelian. 4.6.1.2 Variabel Kondisi Lokasi Usaha Ho : β2 ≤ 0, yaitu X2 tidak berpengaruh positif terhadap Y. H1 : β2 ˃ 0, yaitu X2 berpengaruh positif terhadap Y. Hasil pengujian t untuk variabel X2 “Kondisi Lokasi Usaha” diperoleh nilai thitung = 10,906 dengan tingkat Pvalue = 0,000 dengan menggunakan batas signifikan α = 0,05 didapat ttabel (95% ; 100-2) sebesar 1,660. Dari hasil tersebut maka kriteria pengujian yaitu thitung > ttabel atau Pvalue < α yang artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian hipotesis uji t variabel Kondisi Lokasi Usaha secara positif signifikan dan dapat diterima, arah koefesien regresi positif artinya kondisi lokasi usaha memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap Keputusan Pembelian Pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo. Dapat disimpulkan bahwa indikator Kondisi Lokasi Usaha yang ada pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo yang semakin baik akan menimbulkan Keputusan Pembelian.
4.6.2
Pengujian F Pengujian F digunakan untuk mengetahui secara bersama-sama “Simultan” pengaruh variabel independen (Harga Dan Kondisi Lokasi Usaha) terhadap variabel dependen (Keputusan Pembelian). Signifikan pengaruh positif dapat diestimasi dengan membandingkan Pvalue dan α = 0,05 atau nilai Ftabel dan Fhitung. Berikut ini perhitungan statistik anova uji F dapat dilihat pada Tabel 4.9 Tabel 4.9 Hasil Pengujian F
Model 1 Regression Residual Total
Sum of Squares Df Mean Square 385,902 2 192,951 304,688 97 3,141 690,590 99
F 61,428
Sig. .000a
Sumber : Data primer (data ordinal–data interval, MSI) dan diolah dalam Satistik SPSS 18, 2013 Ho : β1 = β2 = 0, yaitu variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh positif terhadap variabel dependen. H1 : β1 = β2 ≠ 0, yaitu variabel independen secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap variabel dependen. Hasil pengujian F untuk variabel bebas diperoleh nilai Fhitung = 61,428 dengan tingkat Pvalue = 0,000, dengan menggunakan batas signifikan α = 0,05 didapat Ftabel sebesar 3,09 dari df dan dilihat di buku statistik. Dari hasil tersebut maka kriteria pengujian yaitu Fhitung > Ftabel atau Pvalue < α yang artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian hipotesis uji F secara bersama-sama variabel independen berpengaruh secara positif dan dapat diterima, arah anova uji F positif artinya variabel bebas memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap keputusan Pembelian. Dapat disimpulkan secara bersama-sama bahwa indikator Harga Dan Kondisi Lokasi Usaha yang semakin baik akan menimbulkan keputusan Pembelian Pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo. Uji Anova atau F test, didapat Fhitung sebesar 61,428 dengan tingkat probalitas 0,000 (signifikan). Karena probalitas jauh lebih kecil daripada 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Harga dan Kondisi Lokasi Usaha secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
4.7
Pengujian Normalitas Pengujian normalitas dilakukan terhadap residual regresi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan grafik P-P Plot, data yang normal adalah data yang membentuk titik-titik yang menyebar tidak jauh dari garis diagonal. Hasil analisis regresi linear dengan grafik normal P-P Plot terhadap residual error model regresi diperoleh sudah menunjukan adanya pola grafik yang normal yaitu adanya sebaran titik yang berada tidak jauh dari garis diagonal. Seperti terlihat pada gambar 4.2. Gambar 4.2 Hasil Pengujian Normalitas
Sumber : Gambar (data ordinal-data interval, MSI) dan diolah dalam Satistik SPSS 18, 2013 Pada Gambar 4.2 Menunjukan hasil pengujian tersebut bahwa titik-titik berada tidak jauh dari garis diagonal, hal ini berarti bahwa model regresi tersebut sudah berdistribusi normal. 4.8 Pengujian Asumsi Klasik Suatu model regresi yang baik harus bebas dari masalah penyimpangan terhadap asumsi klasik. Berikut ini adalah pengujian terhadap asumsi klasik dalam model regresi. 4.8.1 Pengujian Multikolinieritas Suatu variabel menunjukan gejala multikolineritas bisa dilihat dari Collinearity Statistics pada nilai Tolerance dan VIF
(Variance Inflation Factor) pada variabelvariabel bebas suatu model regresi. Jika nilai Tolerance diatas dari 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 menunjukan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas pada variabel independen (Ghozali, 2001). Beriktu ini Hasil pengujian multikoliniearitas dengan nilai Tolerance dan VIF dari Coeffecients dapat dilihat pada Tabel 4.10 Tabel 4.10 Hasil Pengujian Multikolinearitas No. Variabel Tolerance VIF Keterangan 1 Harga ,987 1,013 Tidak ada Multikolinieritas ,987 1,013 Tidak ada Multikolinieritas 2 Kondisi Lokasi Usaha Sumber : Data primer (data ordinal–data interval, MSI) dan diolah dalam Satistik SPSS 18, 2013 Pada Tabel 4.10 Menunjukan variabel independen yang digunakan sebagai prediktor model regresi nilai VIF yang cukup kecil dimana semuanya berada di bawah dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1, hal ini berarti bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian tidak ada gejala mulitikoliniearitas. 4.8.2 Pengujian Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Scatter Plot. Apabila titik–titik yang ada menyebar diatas dan dibawah angka 0 sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2001), Seperti terlihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Sumber : Gambar (data ordinal-data interval, MSI) dan diolah dalam Satistik SPSS 18, 2013 Pada Gambar 4.3 Menunjukan hasil pengujian heteroskedastisitas tidak terdapat pola yang jelas dari titik–titik dan menyebar diatas dan dibawah 0 sumbu Y, hal ini menunjukan model regresi tidak memiliki gejala heteroskedastisitas artinya tidak ada gangguan yang berarti dalam model regresi ini. 4.8.3 Pengujian Koefesien Korelasi dan Determinasi Untuk mengetahui arah dan kekuatan hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) digunakan koefesien korelasi (R), besarnya koefesien korelasi adalah: 0 sampai dengan 1. Koefesien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui tingkat yang paling baik antara dua variabel atau digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi (share) dari variabel X terhadap variasi naik turunya variabel Y yang biasanya dinyatakan dalam presentase dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya (Ghozali, 2001), berikut ini akan dijelaskan hasil pengujian Determinasi R2 pada Model Summary pada tabel 4.11
Tabel 4.11 Hasil Koefesien Korelasi dan Determinasi
Model 1
Adjusted R Std. Error of R R Square Square the Estimate ,748a ,559 ,550 1,77232
Sumber : Data primer (data ordinal–data interval, MSI) dan diolah dalam Satistik SPSS 18, 2013 Tabel 4.11 Menunjukan Hasil Regresi linier Berganda Model Summary nilai koefisien korelasi R yang menunjukan tingkat hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen yaitu 0, 748 atau mendekati 1 artinya terdapat hubungan yang kuat, dan R square atau koefisien determinasi R2 menunjukan besarnya kontribusi 0,559 atau 55,9% dari Harga Dan kondisi Lokasi Usaha Terhadap Keputusan Pembelian. sementara sisanya 0,441 atau 44,1% berupa kontribusi dari faktor-faktor lain yang tidak diteliti seperti bauran promosi, bauran produk, serta Point Of Purchase (POP). 4.9
Pembahasan Dalam proses untuk mencapai tujuan perusahaan yang berupa penjualan produk yang optimal maka kegiatan pemasaran dijadikan tolak ukur oleh setiap perusahaan. Sebelum meluncurkan produknya perusahaan harus mampu melihat atau mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Jika seorang pemasar mampu mengidentifikasi kebutuhan konsumen dengan baik, mengembangkan produk berkualitas, menetapkan Harga yang bersaing, promosi produk secara efektif, serta saluran distribusi lebih cepat maka volume penjualan perusahaan mampu bertahan dan meningkat. Begitu juga pada perusahaan/ supermarket yang diteliti, berbagai macam usaha yang ditempuh oleh Supermarket Amanda Jaya Gorontalo dalam meningkatkan penjualan dan mempertahankan konsumen baru maupun lama
yang telah melakukan pembelian pada supermarket. Hasil temuan dari peneliatian ini mengenai deskripsi Harga, Kondisi Lokasi Usaha, dan Keputusan Pembelian dimana konsumen menilai bahwa semua indikator setuju dan sangat setuju. Hasil pengujian instrumen validitas dan reabilitas tentang ketiga variabel berada diatas rtabel yaitu 0,3 artinya sah atau valid dan untuk pengujian relibilitas berada di atas 0,8 artinya reliabel, kesimpulannya dari kuesioner tersebut bisa mengungkapkan hasil instrumen yang baik, dari hasil tersebut selanjutnya diperoleh dua variabel independen yaitu Harga dan Kondisi Lokasi usaha yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo. Penjelasan masing-masing dijelaskan sebagai berikut : 4.9.1 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan pembelian Dari hasil regresi Harga memiliki nilai 0,134 maka Keputusan Pembelian akan meningkat sebesar 0,134. Hal ini dipertegas oleh pengujian persial dengan nilai thitung 3,199 dan ttabel (95% :100-3) sebesar 1,660, dari hasil tersebut maka kriteria pengujiannya yaitu thitung > ttabel artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari hasil tersebut selanjutnya diperoleh adanya keputusan pembelian yang semakin besar yang dilakukan konsumen. Harga yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti bahwa konsumen akan membeli pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo dengan melihat indikator-indikator pada harga yang telah di uji dengan kuesioner dan terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari hasil pengujian regresi dan hipotesis menunjukan adanya pengaruh positif dan signifikan antara variabel Harga terhadap
Keputusan Pembelian pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo, hasil ini menunjukan bahwa harga yang ditentukan dalam proses pembelian akan membantu konsumen untuk memutuskan pembelian pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo. Pada saat transaksi atau kunjungan konsumen, terkadang konsumen membandingkan harga produk dengan supermarket lain yang ada dan jika produk sesuai dengan dana yang dikehendaki konsumen maka keinginan konsumen dalam membeli akan terjadi. Pendapat diatas didukung oleh Anggoro Dwi Kurniawan (2012) dalam penelitian yang dilakukan di Kedai Amerta Semarang. Dimana hasil peneltiannya menunjukan bahwa Harga berpengaruh secara persial terhadap Keputusan Pembelian. 4.9.2 Pengaruh Kondisi Lokasi Usaha Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan hasil regresi Kondisi Lokasi Usaha memiliki nilai 0,414 maka Keputusan Pembelian akan meningkat sebesar 0,414. Hal ini dipertegas oleh pengujian persial dengan nilai thitung 10,906 dan ttabel (95% :100-2) sebesar 1,660, dari hasil tersebut maka kriteria pengujiannya yaitu thitung > ttabel artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya Kondisi lokasi usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari hasil tersebut selanjutnya diperoleh adanya keputusan pembelian yang semakin besar yang dilakukan konsumen. Kondisi Lokasi Usaha yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini bisa disimpulkan bahwa konsumen akan bekunjung dan berbelanja di Supermarket Amanda Jaya Gorontalo dengan melihat Kondisi Lokasi Usaha yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Dari hasil pengujian regresi dan hipotesis menunjukan adanya pengaruh positif dan signifikan antara variabel Kondisi Lokasi Usaha
terhadap Keputusan Pembelian pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo, hasil ini menunjukan bahwa kondisi lokasi usaha sangat mempengaruhi keputusan pembelian dengan melihat kondisi lokasi usaha yang strategis yang dapat menarik keinginan konsumen untuk berbelanja di Supermarket Amanda Jaya Gorontalo. Disisi lain hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Zuliani (2005) yang melakukan penelitian pada pelanggan/ konsumen di Minimarket Sarinah Swalayan Ngalian Semarang yang berjudul Pengaruh Lokasi dan Harga terhadap Keputusan Berbelanja di Minimarket Sarinah Swalayan Ngalian Semarang. Hasil penelitian menunjukan bahwa Lokasi berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Berbelanja di Minimarket Sarinah Swalayan Ngalian Semarang. Hasil ini menjelaskan bahwa Kondisi Lokasi Usaha merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya. Kondisi Lokasi Usaha yang strategis membuat suatu usaha lebih unggul dibandingkan dengan usaha lainnya 4.9.3 Pengaruh Harga Dan Kondisi Lokasi Usaha Terhadap Keputusan Pembelian Hasil pengujian Simultan dengan nilai Fhitung sebesar 61,428 dan Ftabel sebesar 3,09. Dari hasil tersebut maka kriteria pengujian yaitu Fhitung > Ftabel artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara Harga dan Kondisi Lokasi Usaha secara simultan terhadap Keputusan Pembelian pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo. Penetapan harga dan kondisi lokasi usaha merupakan salah satu bentuk dari proses pemasaran yang dapat mempengaruhi konsumen untuk berbelanja. Dari hasil pengujian simultan atau pengujian bersama-sama terbukti bahwa variabel harga dan kondisi lokasi usaha mempengaruhi keputusan pembelian.
Shiffman dan Kanuk (2007) menyatakan bahwa Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka, proses tersebeut merupakan sebuah pendekatan penyesuaian masalah yang terdiri dari lima tahap yang dilakukan konsumen, kelima tahap tersebut adalah pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif, membuat keputusan, dan perilaku pasca pembelian. Pendapat diatas didukung oleh Kotler dan Amstrong (2001) yang menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak membeli terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanuya konsumen selalu memmpertimbangkan kualitas, harga, produk, dan tempat/ lokasi yang sudah dikenal oleh masyarakat. BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Harga dan Kondisi Lokasi Usaha terhadap keputusan Pembelian pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo dan untuk mengetahui besaran dari kedua variabel independen dalam mempengaruhi dependent tersebut. Dari rumusan masalah penelitian yang diajukan, maka analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Harga berpengaruh positif secara parsial terhadap keputusan Pembelian pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo 2. Kondisi Lokasi Usaha berpengaruh positif secara persial terhadap Keputusan Pembelian pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo.
3.
Secara simultan antara Harga dan Kondisi Lokasi Usaha berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian pada Supermarket Amanda Jaya Gorontalo.
DAFTAR PUSTAKA Alma, Bochori. 2003. Pengantar Bisnis. Alfabeta. Bandung. ..................... 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta. Bandung. Ghozali, Imam. 2001. Analisis Multivariate dengan Program SPSS Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang Husaini, Usman, Purnomo SA. 2000. Pengantar statistika. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. I Gst. Agung Ketut Gede. 2008. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Pada Toko Sekar Sari Di Denpasar. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Bali. Ika Putri Iswayanti. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan, Harga, Dan Tempat Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan “Soto Angkring Mas Boed” Di Semarang. Universitas Diponogoro. Skripsi Kotler dan Armstrong. 2001. PrinsipPrinsip Pemasaran. Jakarta. Erlangga Kotler dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran, edisis 12. Indonesia. PT Indeks .......................... 2009. Manajemen Pemasaran. Indonesia. PT Indeks Peter dan Olson. 2000. Consumer Behavior. Jakarta. Erlangga Schiffman dan Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. Indonesia. PT Indeks Siti Zuliani. 2005. Pengaruh Lokasi Dan Harga Terhadap Keputusan Berbelanja Di Mini Market Sarinah Swalayan Ngaliyan Semarang. Universitas Negeri Semarang. Skripsi UNS
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta. Bandung. Sumarni dan Wahyuni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Andi Offset. Yogyakarta. Tjiptono, Fandi. 2005. Strategi Bisnis. Andi Offset. Yogyakarta. Umar, Husein. 2003. Metodologi Penelitian, Aplikasi dalam Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.