Artikel Pendidikan 65 PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BIDANG STUDI PPKn KELAS IV DI MIN JELANTIK DESA JELANTIK KECAMATAN JONGGAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2011 oleh : Hafsah Dosen pada Universitas Muhammadiyah Mataram Abstrak: Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab “.Berkaitan dengan standar nasioanal pendidikan, pemerintah telah menetapkan delapan aspek pendidikan yang harus distandarkan, yang pada saat ini telah dirampingkan dua standar, dan siap dilaksanakan dalam pembelajaran disekolah. Standar yang sudah siapkan dan sudah disahkan serta siap dilaksanakan tersebut adalah standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL). Untuk mencapai itu semua perlu memperbaiki dan menerapkan kurikulum sesuai standard dan aturan yang sudah dijalankan pemerintah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional dengan pelaksanaan KTSP sebagai kurikulum pendidikan nasional. Sehubungan dengan persoalan tersebut, maka penelitian ini berujuan untuk menjelaskan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bidang studi PPKn di MIN Jelantik Desa Jelantik Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriftif kualitatif yaitu metode yang menggambarkan, menjelaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada dimasyarakat yang menjadi objek (H.M. Burhan Bungin, 2007:68). Rancangan yang dipilih dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dokumentasi, dan trianggulasi melalui pengkajian permasalahan dengan tehnik analisis data yang memakai analisis induktif. Analisis Induktif adalah silogisme yang dibangun berdasarkan pada hal-hal khusus atau data di lapangan dan bermuara pada kesimpulan-kesimpulan umum (H.M. Burhan Bungin, 2007:143). Hasil penelitian menunjukan KTSP sudah berjalan dengan baik dengan indikator-indikator yang nampak di MIN Jelantik antara lain :(1) Semua guru telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan baik dan menempuh 3 kegiatan pokok yaitu perencanaan (pengembangan program), pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. (2) Semua guru PPKn telah menerapkan KTSP yang disesuaikan dengan standar kompetensi di MIN Jelantik antara lain : (a.) Mengenali dan berprilaku sesuai dengan ajaran agama yang diyakini dan norma-norma, (b). Mampu berpikir logis, kritis, dan kreatif serta berkomunikasi dengan baik melalui berbagai media (c) Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan Tanah air Indonesia. (3) Semua guru yang menghadapi kesulitan dalam pelaksanaan KTSP dalam Bidang studi PPKn ternyata dapat mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut dengan baik. Cara-cara guru mengatasi kesulitan tersebut adalah sebagai berikut : (a) Kesulitan dari segi Kepala Madarasah. Cara mengatasinya dengan mengkoordinasikan dengan semua komponen KTSP disemua tingkatan dan mengsosialisasikan pelaksanaan KTSP tersebut (b) Kesulitan bagi Guru bagian kurikulum. Cara mengatasinya dengan mengumpulkan semua elemen-elemen dalam pembuatan kurikulum , (d) Kesulitan siswa . Cara mengatasinya dengan pembelian buku melalui BOS buku, berdiskusi dengan sesama siswa, dan bekerja secara kelompok. Kata kunci : Pendidikan, Penerapan Kurikulum KTSP PENDAHULUAN Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, serta berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah
menyelenggarakan suatu sistem Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Berdasarkan peraturan Menteri, pengembangan standar kompetensi dan kompetensi dasar didalam kurikulum Oprasional Tingkat Satuan Pendidikan, merupakan tanggung jawab satuan pendidikan masing-masing. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pendidikan sebagai berikut :
66 Media Bina Ilmiah 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi. 4. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. 5. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan permendiknas No. 22 dan 23. Didalam mencapai tujuan pendidikan tersebut, pelaksanaan kurikulum merupakan komponen yang penting dalam satuan pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola, maupun penyelenggara khususnya oleh kepala sekolah dan guru. Dimana setiap satuan pendidikan diharuskan untuk melaksanakan dan mengimplementasikan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang disusun oleh pemerintah pusat yang menyertai kurikulum tersebut. Meskipun demikian, mengingat, menyadari dan memperhatikan kondisi pendidikan sekarang ini khususnya Madrasah Ibtidaiyah, sepertinya ada kejanggalan-kejanggalan yang berkaitan dengan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sehingga timbul pertanyaan, apakah setiap satuan pendidikan, pengelola, dan peenyelenggara, serta guru dan kepala sekolah sudah menjadikan kurikulum sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan pungsinya ? Sampai sejauh mana pemahaman terhadap kruikulum tersebut atau bagaimanakah mereka mengembangkan kemampuan kreativitasnya untuk menjabarkan kurikulum dan melaksanakannya dalam pembelajaran,untuk itu KTSP itu perlu pelaksanaan yang sempurna sesuai dengan aturan yang berlaku. Sesuai dengan permasalahan yang ditemukan tentang Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bidang Studi PPKn kelas IV di MIN Jelantik Desa Jeantik Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tenga h Tahun Pelajaran 2011 yang belum bisa dilaksanakan maksimal. TINJAUAN PUSTAKA KTSP adalah Kurikulum Operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksananakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkan, dengan memperhatikan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional Pasal 36 : a. Pengembangan Kuruikulum dilakukan dengan mengacu pada standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. b. Kurikulun pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan perinsip
disertivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. c. Kurikulum Tingakat Satauan Pendidikan Dasar dan Menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada Standar Kompetensi Lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilandasi oleh Undang-undang dan peraturan pemerintah menurut E. Mulyasa (2007 : 24) dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan (SNP). 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan SKL dan Standar Isi. Karakteristik Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistim penilaian. Berdasarkan uraian diatas, dapat dikemukakan beberapa karakteristik Kurkulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai berikut : 1. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah Satuan Pendidikan Kurkulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. 2. Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi Dalam Kurkulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pelaksanaanya didukung oleh partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi. Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kwalitas pembelajaran. 3. Kepemimpinan Profesioanal
yang
Demokratis
dan
Artikel Pendidikan 67 Dalam Kurkulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pengembangan dan pelaksanaan kurikulum didukung oleh adanya kepimpinan sekolah yang demokratis dan profesional. Kepala sekolah dan guru-guru sebagai pelaksanaan kurikulum merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan intergritas profesional. 4. Tim-tim kerja yang kompak dan transparan Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh kinerja tim yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat bekerja sama secara harmonis sesuai dengan posisinya masing-masing untuk mewujudkan suatu sekolah yang dapat dibanggakan oleh semua pihak (E. Mulyasa, 2007 : 29). Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Yang termasuk struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI meliputi sebagai berikut : 1. Mata Pelajaran Kurikulum MI memuat 13 mata pelajaran yang disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan sekolah terkait dengan upaya pencapaian standar kompetnsi lulusan dan mata pelajaran. 2. Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada, dimana substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. 3. Kegiatan Pengembangan Diri Kegiatan pengembangan diri bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekpresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. 4. Pengaturan Beban Belajar Pengaturan beban belajar berisi tentang jumlah beban belajar per mata pelajaran, dimana sekolah dapat mengatur alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran pada semester genap dan ganjil dalam satu tahun pelajaran sesuai dengan kebutuhan tetapi jumlah beban pertahun secara keseluruhan tetap. 5. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar berisi tentang kretiria dan mekanisme penerapan ketuntasan minimal permata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah.
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan Mekanisme kenaikan kelas dan kelulusan, serta strategi penanganan siswa yang tidak naik kelas atau tidak lulus diberlakukan oleh sekolah sedangkan ketentuan kelulusan akan diatur secara khusus dalam peraturan tersendiri. 7. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global. Program pendidikan ini memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global yang dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain atau satuan pendidikan nonformal (Masnur Muslich, 2007 : 116). Dalam penerapan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan perlu memenuhi standar antara lain: 1. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jejang dan jenis pendidikan tertentu (E. Mulyasa, M.Pd, 2007 : 45) 2. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan sikap, yang digunakan sebagai pedoman penilain dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan (E. Mulyasa, M.Pd, 2007 : 91) Penyusunan perencanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP ) ini mencakup penyusunan silabus, pengembangan bahan pelajaran, dan sumber-sumber material lainnya. Berdasarkan rencana pembelajaran inilah guru diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Oleh karena itu perencanaan kurikulum itu harus mempunyai daya serap yang tinggi, pada sisi lain dengan adanya perencanaan kurikulum dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya. Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) waktu pelaksanaannya sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Beberapa madrasah ibtidaiyah negeri yang ditunjuk sebagai madrasah ibtidaiyah percobaan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sudah mencoba formula pembelajaran yang diharapkan dapat menjadi alternatif resep pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tingkat pendidikan tertentu. Formula dan resep tersebut nantinya diharapkan lebih lanjut dikembangkan oleh madrasah lain sesuai dengan kondisi daerah, tetapi sebelumnya dipelajari oleh pemerintah sebagai indikator pembelajaran madrasah.
68 Media Bina Ilmiah Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat srtategis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, karena kurikulum sangat menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan itu sendiri, oleh karena itu kurikulum tidak bisa lepas dari guru dan beberapa komponen lainnya, sebab kurikulum merupakan serentetan kegiatan yang berkaitan antara satu dengan lainnya, sebagai penggerak dalam implementasinya adalah guru. Hal ini didasari oleh pendapat para ahli yang menyatakan bahwa : “Betapapun bagusnya kurikulum, pelaksanaannya sangat tergantung pada apa yang akan dilakukan oleh guru dalam memainkan kreativitas, kecakapan, kesungguhan sikap dan ketekunan guru “ (Media komunikasi, edisi Juli : 1993). Pelaksanaan evaluasi KTSP di MI adalah sebagai berikut : 1. Penilaian Kelas Penilaian kelas merupakan suatu proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian keputusan terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan kemanpuan siswa sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum (Masnur Muslich, 2007 : 78) 2. Ulangan Harian Pelaksanaan ulangan harian dilakukan untuk evaluasi mingguan, dimana untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan siswa yang sudah diajarkan . 3. Penilaian Penugasan Penilaian penugasan merupakan penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan menyeluruh secara kontekstual mengenai kemapuan siswa dalam menerapkan konsep mata pelajaran tertentu. 4. Penilaian Hasil Kerja Penilaian hasi kerja merupakan penilaia terhadap siswa dalam memanfaatkan atau menggunakan bahan untuk menghasilakn sesuatu, kerja praktik atau kualitas estetik dari sesuatu yang mereka produksi. 5. Ulangan Semester Ulangan semester merupakan evaluasi pendidikan yang dilaksanakan tiap enam bulan sekali dimana untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa selama enam bulan yang hasilnya itu dituangkan dalam Laporan Hasil Belajar MI (MP3A, 2006 : 41) METODE PENELITIAN a. Metode Yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif kualitatif Yaitu metode yang menggambarkan, mejelaskan berbagai kondisi,
situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada dimasyarakat yang menjadi objek penelitian (H.M. Burhan Bungin, 2007 : 68) b. Teknik Pengumpulan data Data adalah segala fakta atau angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi yang diambil berdasarkan metode tertentu. Oleh karena itu teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik wawancara, Obervasi partisipasi, dokumentasi dan trianggulasi. c. Teknik Analisis Data Data yang telah terkumpul dalam kegiatan penelitian tidak akan ada artinya kalau data tersebut tidak diolah atau dianalisis. Salah satu metode untuk analisis data adalah Metode Induktif. Metode Induktif adalah metode analisis yang menjelaskan suatu permasalahan yang bersifat khusus menuju sesuatu yang bersifat umum (Koenjaraningrat, 1987 : 32). Sedangkan Burhan Bungin, (2007 :143) mengungkapkan bahwa metode induktif adalah silogisme yang dibangun berdasarkan pada hal-hal khusus atau data di lapangan dan bermuara pada kesimpulan-kesimpulan umum. Adapaun model tahapan analisis induktif (Burhan Bungin, 2007 :144) adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pengamatan terhadap fenomena sosial, melakukan identifikasi, revisi-revisi, dan pengecekan ulang terhadap data yang ada. 2. Melakukan kategorisasi terhadap informasi yang diperoleh. 3. Menulusuri dan menjelaskan kategorisasi. 4. Menjelaskan hubungan-hubungan kategorisasi. 5. Menarik kesimpulan-kesimpulan umum. 6. Membangun atau menjelaskan teori. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Analisis Data Tentang Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Secara makro pendidikan bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan berkomunikasi social yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh. Secara mikro pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika (beradab dan berwawasan budaya bangsa Indonesia), memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab), berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif, dan demokratis), dan berbadan sehat sehingga menjadi manusia mandiri.
Artikel Pendidikan 69 Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional (2000) pernah mengungkapkan bahwa salah satu kelemahan system pendidikan nasional yang dikembangkan di tanah air adalah kurangnya perhatian pada output. Standarisasi kurikulum nasional, buku, alat, pelatihan guru , sarana, dan fasilitas sekolah merupakan wujud kendali pemerintah terhadap input dan proses yang harus berlangsung di dalam system. Akan tetapi standar kompetensi apa yang harus dikuasai oleh seorang peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar, belum mendapat perhatian semestinya. Karena tidak adanya standar, dua orang guru bisa memberikan penafsiran yang berbeda terhadap kedalaman sebuah pokok bahasan dalam kurikulum. Demikian juga dengan proses pembelajaran, guru tidak berfokus pada hasil (output) yang harus dicapai, tetapi sekedar memenuhi target administrative sesuai petunjuk pelaksanaan (juklak), dan petunjuk teknis (juknis). Tidak adanya standar atau hasil yang harus dicapai. Mengakibatkan komponen input dan proses pembelajaran yang dilaksanakan kurang efektif, sehingga hasilnya tidak optimal, karena pembelajaran kurang berfokus. Sistem pendidikan yang hanya berbasis pada input dan proses dipandang kurang dinamis, kurang efesien, dan mengarah, pada stagnasi pedagogic. Jika ingin melakukan sedikit perubahan saja, maka biayanya sangat mahal dan teknisnya sangat rumit. Penetapan standar kompetensi dan standar mutu pendidikan nasional merupakan jaminan bagi laju pertumbuhan ekonomi dan peningkatan produktivitas nasional. Disamping itu, merupakan acuan penyelenggaraan serta bentuk akuntabilitas sekolah dan pemerintah daerah kepada masyarakat, yang memberikan kebebasan kepada guru , kepala sekolah, guru bagian kurikulum, dan siswa untuk berkereasi sesuai dengan kemampuannya masingmasing. Jika standar kompetensi dan standar mutu pendidikan nasional telah dikembangkan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana diuraikan diatas, kemudian dituangkan dalam kurikulum (KTSP), maka diharapkan Indonesia mampu keluar dari krisis yang berkepanjangan, serta dapat memasuki era milinium ketiga yang ditandai dengan globalisasi dan percepatan informasi dalam berbagai bidang kehidupan . Berkaitan dengan itu, pemerintah pusat (Depdiknas) saat ini sedang melakukan berbagai pembenahan dalam sistem standarisasi, termasuk pembenahan kurikulum, sistim pengujian dan akreditasi. Pemerintah juga sedang melakukan upaya oreantasi dan revitalisasi terhadap lembaga dan organisasi yang ada, seperti forum-forum profesi peserta didik. Hal ini di tempuh untuk menciptakan
iklim yang kondusif bagi penigkatan mutu pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan suatu konsep yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetnsi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Dengan demikian, implementasi kurikulum dapat menumbuhkan tanggung jawab, dan partisipasi peserta didik untuk belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum (public polcy), serta memberanikan diri berperanserta dalam berbagai kegiatan, baik di sekolah maupun di masyarakat. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberikan keluasaan kepada sekolah untuk menyusun dan mengembangkan silabus mata pelajaran sesuai dengan potensi sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta didik serta kebutuhan masyarakat di sekitar sekolah. Silabus KTSP dikembangkan oleh setiap sekolah, sehingga dimungkinkan beragamnya kurikulum antar sekolah atau wilayah tanpa mengurangi kompetensi yang telah ditetapkan dan berlaku secara nasional (standar akedemis). 1. Hasil Wawancara Berdasarkan hasil wawancara pelaksanaan KTSP di MIN Jelantik, dapat dikatakan bahwa semua komponen di tingkat satuan pendidikan telah melaksanakan KTSP, seperti guru PPKn telah menempuh 3 kegiatan pokok dalam pelaksanaan KTSP yaitu , perencanaan, (pengembangan program), pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi dengan hasil yang berkualitas baik. 2. Hasil Observasi Berdasarkan data hasil observasi pelaksanaan KTSP di MIN Jelantik dapat dikatakan bahwa antara hasil observasi dengan hasil wawancara pada dasarnya sama. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan kTSP dalam Bidang studi PPKn tersebut khususnya keadaan siswa pada waktu mengikuti pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas yang meliputi kesiapan siswa, perhatian dan minat siswa terhadap mata pelajaran PPKn, keberanian siswa mengajukan pendapatnya, keberanian siswa bertanya, dan kegiatan siswa di depan kelas pada umumnya baik . 3. Hasil Dokumentasi Berdasarakan data hasil dokumentasi tentang tekhnik evaluasi pelajaran PPKn yang telah dilaksanakan oleh guru. Dengan melihat daftar nilai, dapat dikatakan bahwa siswa dinyatakan tuntas seluruhnya karena nilanya sudah melebihi standar ketuntasan utnuk pelajaran PPKn di MIN jelantik.
70 Media Bina Ilmiah 4. Hasil Trianggulasi Berdasarkan data hasil trianggulasi tidak berbeda dengan hasil wawancara, observasi, dokumentasi karena penerapan dengan metode trianggulasi adalah menggabungkan ketiga metode tersebut, sehingga data yang dihasilkan dalam penelitian ini sama dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. b. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP Bidang Studi PPKn di MIN Jelantik Untuk dapat melaksanakan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di MIN Jelantik perlu memperhatikan dan memahami hal-hal sebagi berikut : 1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan membina tatanan nilai moral Pancasila secara utuh, bulat dan berkesinambungan sebagai dasar Negara, idiologi Negara, pandangan hidup bangsa, dan perjanjian luhur bangsa Indonesia. 2. Mata pelajaran PPKn sebagai suatu wahana membudayakan Pancasila secara dini, terprogram, dan terus-menerus menekankan pada pembentukan sikap dan prilaku yang didasari oleh nilai luhur Pancasila.Sejalan dengan pemikiran ini maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan nilai moral tanpa mengeyampingkan pendekatan konsep. 3. Rumusan tujuan mata pelajaran PPKn pada setiap kelas mengandung nilai moral Pancasila yang harus dikembangkan pada tingkat/kelas tersebut dalam bentuk tujuan pembelajaran khusus 4. Uraian setiap pokok bahasan mencakup dua proses yaitu pengenalan suatu nilai pembiasaan/pengalamannya. 5. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar guru bebas memilih strategi belajar mengajar yang tepat, artinya penggunaan metode dan media dalam pengenalan nialai berbeda dengan pengalaman nilai dengan mengharapkan asasasas dan metode khusus pengajaran. 6. Penilaian dilakukan terhadap kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik. Dalam melakukan penilaian harus diarahkan pada ketercapain tujuan yang telah dirumuskan. Guru dapat menggunakan berbagai tehnik penilaian sesuai dengan tujuan tersebut. 7. Dalam kegiatan pengajaran dan penilaian PPKn, berperan serta orang tua dan masyarakat lingkungan sekitar siswa sangat penting. Pada dasarnya semua metode dapat digunakan dalam PPKn dan metode yang sering digunakan dalam PPKn di MIN Jelantik yaitu antara lain : 1. Metode ceramah/cerita 2. Metode diskusi 3. Metode Tanya jawab
4. Metode latihan siap 5. Metode penugasan 6. Metode sosiodrama/bermain peran Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dokumentasi, dan trianggulasi yang diperoleh di lapangan materi pengajaran PPKn yang diterapkan dan alokasi waktu yang digunakan antara lain a. Pada Semester I 1. Keindahan : 4 jam pelajaran 2. Lapang dada : 4 jam pelajaran 3. Persatuan dan Kesatuan : 4 jam pelajaran 4. Kebijaksanaan : 4 jam pelajaran 5. Ketekunan : 4 jam pelajaran 6. Keserasian : 4 jam pelajaran 7. Tenggang rasa : 4 jam pelajaran 8. Berjiwa besar : 4 jam pelajaran b. Pada Semester II 1. Pengendalian diri : 4 jam pelajaran 2. Pengabdian : 4 jam pelajaran 3. Kerukunan : 4 jam pelajaran 4. Kepedulian : 1 jam pelajaran 5. Cinta tanah air : 4 jam pelajaran 6. Tanggung jawab : 4 jam pelajaran 7. Harga menghargai : 4 jam pelajaran d. Kesulitan-kesulitan dan Cara –cara Mengatasi Kesulitan 1. Kepala Madrasah Untuk kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan cara pemecahannya oleh kepala madrasah adalah dalam hal pelaksanaan KTSP masih terpengaruh dengan penggunaaan kurikulum yang lama. Cara pemecahannya adalah dengan mengkoordinasi semua komponen di tingkat satuan pendidikan dan berdiskusi dengan guru, guru bagian kurikulum sehingga penerapan KTSP akan diketahui oleh semua pihak baik tahap pelaksanaannya maupaun tata cara pelaksanaan KTSP. Disamping itu juga kepala madrasah harus mensosialisasikan KTSP dengan cara pelatihan-pelatihan KTSP, sehingga diharapkan pelaksanaan KTSP akan berjalan lancar. 2. Guru PPKn Kesulitan yang dihadapi oleh banyak guru dalam pelaksanaan KTSP adalah (1) Guru tidak mempunyai buku penunjang (2) Guru dalam menerapkan KTSP di kelas kurang alat peraganya (3) Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru. Cara mengatasinya adalah : (1) Sekolah menambah buku penunjangnya yang sesuai dengan KTSP (2) Guru berkonsultasi dengan kepala madrasah untuk diadakan KKG (3) Penyediaan alat peraga yang menunjang pelaksanaan KTSP (4) Guru harus menyiapkan dirinya dengan berbagai perangkat pembelajaran yang sesuai dengan KTSP
Artikel Pendidikan 71 (5) Guru berkoordinasi dengan orang tua , komite sekolah, dan semua komponen yang ada untuk melakukan sosialisasi KTSP. 3. Guru Bagian Kurikulum Kesulitan yang dihadapi oleh guru bagian kurikulum adalah dalam hal pembuatan kurikulum, dimana semua elemen baik di sekolah, komite, dan masyarakat harus berkumpul dalam suatu kelompok untuk membuat kurikulum itu sendiri. Cara mengatasinya adalah dengan memanggil perwakilan dari elemen-elemen diatas untuk menyatukan visi, misi tentang pembuatan kurikulum yang sesuai dengan kondisi di masyarakat atau tingkat satuan pendidikan sehingga kurikulum yang dibentuk akan mampu menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan standar mutu pendidikan yang ditetapkan oleh pusat. 4. Siswa Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa sebagai berikut (1) Buku terlalu mahal (2) Siswa sering kali bosan di kelas (3) Media pembelajarannya sangat kurang. Cara-cara mengatasinya adalah : (1) Pembelian buku oleh sekolah dengan jalan pembelian lewat Bantuan Operasional (BOS) buku (2) Guru dalam menerapkan pembelajaran di kelas dengan memakai berbagai metode pengajaran atau sekali-kali belajar di luar kelas. (3) Penyediaan media pembelajaran oleh sekolah atau dengan cara guru menuliskan dipapan tulis. (4) Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi secara berkelompok dan dibagikan buku secara berkelompok. PENUTUP a. Simpulan Berdasarkan analisis data pada uraian bahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di MIN Jelantik Bidang studi PPKn sudah disusun, dilaksanakan dan disesuaikan dengan standar kompetensi yang ada di MIN Jelantik. 2. Ternyata semua guru telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan baik dan menempuh 3 kegiatan pokok yaitu perencanaan (pengembangan program), pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. 3. Semua guru PPKn telah menerapkan KTSP yang disesuaikan dengan standar kompetensi di MIN Jelantik antara lain : a). Mengenali dan berprilaku sesuai dengan ajaran agama yang diyakini dan norma-norma
yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila b). Mampu berpikir logis, kritis, dan kreatif serta berkomunikasi dengan baik melalui berbagai media c). Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan Tanah air Indonesia. 4. Semua guru yang menghadapi kesulitan dalam pelaksanaan KTSP dalam Bidang studi PPKn ternyata dapat mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut dengan baik. Cara-cara guru mengatasi kesulitan tersebut adalah sebagai berikut : a). Kesulitan dari segi Kepala Madarasah. Cara mengatasinya dengan mengkoordinasikan dengan semua komponen KTSP disemua tingkatan dan mengsosialisasikan pelaksanaan KTSP tersebut. b). Kesulitan bagi guru PPKN . Cara mengatasinya dengan menambah buku penunjang, penyediaan alat peraga, dan berkoordinasi dengan orang tua, komite sekolah dan kepala sekolah c). Kesulitan bagi Guru bagian kurikulum. Cara mengatasinya dengan mengumpulkan semua elemen-elemen dalam pembuatan kurikulum dan menyatukan visi, misi dalam pembuatan kurikulum. d). Kesulitan siswa . Cara mengatasinya dengan pembelian buku melalui BOS buku, berdiskusi dengan sesama siswa, dan bekerja secara kelompok. b. Saran Berdasarkan analisis data dapat disarankan sebagai berikut : 1. Untuk kepala madrasah, agar terus membina dan mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di semua mata pelajaran. 2. Untuk guru agar tetap berpedoman pada kurikulum yang telah di tetapkan yakni KTSP. 3. Agar dapat dimanfaatkan bagi para peneliti yang lain yang berminat pada kajian yang sama. DAFTAR PUSTAKA Anike Erliena Arindawati, dkk, 2004. Beberapa Alternatif Pembelajaran di Sekolah Dasar, Bayu Media Publishing, Malang. Azwar
Saifuddin, 2007. Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Bungin Burhan, M.H.., 2007, Penilitian Kualitatif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Cholid Narbuko, 2003, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta
72 Media Bina Ilmiah Darsono
Tjokrosujoso, 1994, Dasar-dasar Penelitian, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah Proyek Peningkatan Mutu Guru SLTP, Jakarta.
Ridwan, 2002, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penilitian, Alfabeta, Bandung.
Depdikbud, 1994, GBPP PPKn Kurikulum 2006, Balitbang, Jakarta.
Sisdiknas, 2006, Undang-undang RI Tentang Guru dan Dosen, Firmana, Bandung
Dini Susanti, 2006, Kompetensi Kwarganegaraan SMP/MTs. Kelas VII, Yrama Widya, Bandung.
Suharsimi Arikunto, 1995. Prosedur Penelitian, Rineka Cipta , Jakarta
Dirjen Pendidikan Islam, 2006, GBPP 2006, Jakarta. Dirjendikdasmen, 1995, Sistim Pendidikan Nasional, Jakarta. Hamalik Oemar, 2006., Manajemen Pengembangan Kurikulum, PT. Remaja Rosdakarya , Bandung. Koentijaraningrat, 1997, Metode-metode Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Mulyasa, M.Pd. E, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sanifiah
Faisal, 1982, Metodologi Peneltian Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.
_______________, 1997 . Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta. Sukmadinata Syaodih Nana. Dr. Prof. 2006, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Sumadi
Suryabrata, 1989, Metode CV. Radjawali, Djakarta
Penelitian,
Surakhmad Winarno, 1928, Metode Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta Sutrisno Hadi, 1987, Bimbingan Menulis Skripsi Thesis Jilid I, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologis UGM, Yogyakarta. Pusat
__________________, 2005, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta.
Tim Penyusun, 2003. Sisdiknas Tahun 2003, Jakarta Muslich Masnun, 2007, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Bumi Aksara, Jakarta. Nasir Moh. , 1988. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Tim
Penyusun Master, 2004, Materi PPKn, Cempaka Putih, Klaten Jawa Tengah