AG USTUS 2 0 16
34567
ARTIKEL PELAJARAN UNTUK:
26 SEPTEMBER– 23 OKTOBER 2016
FOTO SAMPUL:
PENYIAR
HUNGARIA
22.582
Pasti sangat menyenangkan memberi kesaksian pada pagi hari di sepanjang Sungai Donau! Dua penyiar yang riang ini menyampaikan berita Kerajaan kepada ´ orang yang berminat di Alun-Alun Vigado, Budapest, Hungaria
PERINTIS
1.980 PELAJAR ALKITAB
12.163
DAFTAR ISI
3
KISAH HIDUP Bahagia Karena Memberi
8 13
MINGGU MULAI 26 SEPTEMBER–2 OKTOBER
20
MINGGU MULAI 10-16 OKTOBER
25
MINGGU MULAI 17-23 OKTOBER
Perkawinan—Asal Mula dan Tujuannya MINGGU MULAI 3-9 OKTOBER
Carilah Sesuatu yang Lebih Bernilai Daripada Emas
Untuk memberi sumbangan, silakan kunjungi www.jw.org.
30
PERTANYAAN PEMBACA
31
34567 Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dari Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru.
Apakah Saudara Menyadari Perlunya Melatih Orang Lain?
Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedunia yang didukung sumbangan sukarela.
Apakah Saudara Menyadari Perlunya Maju Secara Rohani?
Kita senang karena semakin banyak orang menerima kabar baik. Dan tugas kita dalam pengabaran masih banyak. Dua artikel ini akan membahas perubahan apa yang bisa kita buat untuk maju secara rohani agar bisa melayani Yehuwa dengan lebih baik. Kita juga akan membahas caranya melatih orang lain, khususnya pelajar Alkitab kita.
Membangun Perkawinan yang Bahagia Di artikel pertama, kita akan belajar tentang asal mula perkawinan. Kita akan membahas pedoman untuk perkawinan menurut Hukum Musa dan standar yang Yesus tetapkan bagi orang Kristen. Artikel kedua akan membahas peranan suami dan istri menurut Alkitab.
18
DARI ARSIP KITA
August 2016 Vol. 137, No. 12 INDONESIAN
The Watchtower (ISSN 0043-1087) Issue 12 August 2016 is published monthly with an additional issue published in January, March, May, July, September, and November by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis, SecretaryTreasurer; 1000 Red Mills Road, Wallkill, NY 12589-3299, and in Indonesia by Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, PO Box 2105, Jakarta 10001. Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at additional mailing offices. POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road, Wallkill, NY 12589-3299. 5 2016 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. Printed in Japan.
KISAH HIDUP PUERTO RIKO
Bahagia Karena Memberi DICERITAKAN OLEH
RONALD J. PARKIN
SAAT berumur 12, saya sadar bahwa saya punya sesuatu yang berharga untuk diberikan. Di kebaktian, seorang saudara bertanya apakah saya mau mengabar. Meski belum pernah melakukannya, saya mau ikut. Kami pergi ke daerah dinas, dan dia memberi saya beberapa bacaan tentang Kerajaan Allah. Lalu dia bilang, ”Kamu mengabar di seberang jalan, dan saya di sebelah sini.” Saya gugup, tapi saya mulai mengabar. Saya tidak menyangka bahwa semua bacaan cepat habis. Jelaslah, banyak orang suka dengan apa yang saya berikan. Saya lahir pada 1923 di kota Chatham, Kent, Inggris. Setelah Perang Dunia I, banyak orang berharap bahwa dunia akan menjadi lebih baik. Tapi, itu tidak terjadi sehingga banyak yang kecewa, termasuk orang tua saya. Mereka juga kecewa terhadap para pendeta gereja Baptis yang hanya mengejar jabatan di gereja. Sewaktu saya berumur sembilan, Mama ikut pertemuan di gedung milik International Bible Students Association. Di situ, Saksi-Saksi Yehuwa mengadakan ”kelas-kelas”, atau perhimpunan. Satu saudari di sana mengajar anak-anak, termasuk saya, dengan menggunakan Alkitab dan buku The Harp of God. Saya suka dengan pelajarannya.
BELAJAR DARI YANG LEBIH TUA
Sewaktu remaja, saya suka bercerita tentang harapan dari Firman Allah. Saya sering mengabar sendirian. Tapi, sewaktu mengabar dengan orang lain, saya banyak belajar. Misalnya, suatu hari, saya berdinas dengan saudara yang lebih tua. Dalam perjalanan ke daerah dinas, kami melihat seorang pendeta. Saya bilang, ”Ada kambing lewat.” Saudara itu turun dari sepedanya, dan mengajak saya bicara. Dia bilang, ”Kamu tidak diberi hak untuk menghakimi orang sebagai kambing. Tugas kita hanya memberitakan kabar baik. Biarkan Yehuwa yang menghakimi.” Pada masa itu, saya belajar bahwa saya bisa bahagia kalau memberi. —Mat. 25:31-33; Kis. 20:35. Saudara lain mengajar saya bahwa agar bisa bahagia karena memberi, kadang kita harus bersabar. Istri saudara itu tidak menyukai Saksi Yehuwa. Saya pernah diajak mampir ke rumahnya. Istrinya sangat marah ketika tahu bahwa suaminya mengabar. Dia melempari kami dengan kotakkotak berisi teh. Saudara itu tidak kesal. Dia mengembalikan teh itu ke tempatnya dengan tenang. Karena kesabarannya, bertahun-tahun kemudian istrinya dibaptis sebagai Saksi Yehuwa. AGUSTUS 2016
3
Kapal Sibia menjadi rumah misionaris kami dari 1948 hingga 1953 (kanan) Mengundang orang-orang ke kebaktian sewaktu saya merintis di Irlandia (bawah)
Pada September 1939, sewaktu saya berumur 16, Inggris menyatakan perang melawan Jerman. Pada Maret 1940, saya dan Mama dibaptis di kota Dover. Pada Juni 1940, ribuan tentara yang selamat dari Pertempuran Dunkirk diangkut truk melewati rumah saya. Wajah mereka muram dan putus asa. Saya sangat ingin memberi tahu mereka mengenai Kerajaan Allah dan harapan tentang masa depan. Belakangan pada tahun itu, Jerman mulai mengebom Inggris. Tiap malam, pesawat pengebom milik Jerman terbang di daerah kami. Kami sangat takut sewaktu mendengar bom yang berjatuhan. Paginya, kami melihat banyak rumah hancur. Kejadian itu membuat saya semakin sadar bahwa Kerajaan Allah adalah satu-satunya harapan saya. AWAL KEHIDUPAN YANG BAHAGIA KARENA MEMBERI
Pada 1941, saya memulai kehidupan yang membuat saya sangat bahagia. Sebelumnya, saya bekerja dan belajar membuat kapal di galangan di kota Chatham. Banyak yang mengincar pekerjaan ini karena gaji dan fasilitasnya bagus. Tapi, hamba Yehuwa tahu bahwa mereka tidak boleh ikut perang. Dan sekitar 1941, kita juga memahami bahwa kita tidak boleh mendukung pembuatan 4
MENARA PENGAWAL
senjata. (Yoh. 18:36) Di galangan, kami membuat kapal selam. Jadi, saya keluar dari pekerjaan dan memulai dinas sepenuh waktu. Tugas pertama saya adalah di kota Cirencester yang indah di Cotswolds. Sewaktu berumur 18, saya dipenjarakan selama sembilan bulan karena tidak mau menjadi tentara. Saya sangat stres sewaktu pintu sel ditutup, dan saya dikurung sendirian. Tapi tidak lama kemudian, para penjaga dan tahanan menanyakan alasan saya masuk penjara. Saya dengan senang hati menjelaskan iman saya kepada mereka. Setelah keluar dari penjara, saya ditugaskan untuk mengabar bersama Leonard Smith1 di berbagai kota di wilayah Kent, tempat asal kami. Untuk mengebom London, pesawat Nazi harus melewati Kent. Mulai 1944, ribuan bom doodlebug dijatuhkan di Kent. Bom ini sebenarnya adalah pesawat jet tanpa pilot dan penuh dengan bahan peledak. Sewaktu mendengar mesinnya mati, kami tahu bahwa dalam beberapa detik pesawat itu akan jatuh dan meledak. Semua orang ketakutan. Pada waktu itu, satu keluarga dengan tiga anak belajar Alkitab dengan kami. Kadang, kami duduk di 1 Kisah hidup Leonard Smith ada di Menara Pengawal 15 April 2012.
Awak kapal Sibia yang semuanya misionaris (kiri ke kanan): Ron Parkin, Dick Ryde, Gust Maki, dan Stanley Carter
bawah meja besi yang khusus dibuat sebagai pelindung jika rumah hancur. Belakangan, seluruh keluarga itu dibaptis. MENGABAR DI NEGERI-NEGERI LAIN
Seusai perang, saya merintis selama dua tahun di Irlandia bagian selatan. Saat mengabar, kami bilang bahwa kami adalah misionaris dan meminta tempat menginap. Kami menawarkan majalah di jalan. Tapi, Irlandia jauh berbeda dengan Inggris. Karena Irlandia itu negeri Katolik, mana mungkin penduduk di sana mau menerima kami! Sewaktu seorang pria mengancam kami, saya melapor ke polisi. Tapi, polisi itu bilang, ”Anda maunya apa?” Kami tidak tahu bahwa pastor di sana sangat berpengaruh. Orang bisa kehilangan pekerjaan jika mereka menerima buku kita. Dan, kami diusir dari tempat kami menginap. Kami jadi tahu bahwa kalau kami tiba di daerah baru, kami sebaiknya mengabar di tempat yang pastornya tidak mengenal kami. Maka pertama-tama, kami harus mengabar di daerah yang jauh dari tempat tinggal kami. Setelah itu, barulah kami mengabar ke daerah yang lebih dekat. Di kota Kilkenny, seorang pemuda belajar dengan kami tiga kali seminggu meski kami diancam oleh gerombolan massa. Karena saya sangat suka
mengajar Alkitab, saya ingin dilatih sebagai misionaris. Jadi, saya mendaftar untuk ikut Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal. Setelah belajar lima bulan di Negara Bagian New York, kami berempat yang lulus dari Gilead ditugaskan ke pulau-pulau kecil di Laut Karibia. Pada November 1948, kami berangkat dari New York City dengan kapal layar Sibia yang panjangnya 18 meter. Saya sangat senang karena ini pertama kalinya saya berlayar. Gust Maki, seorang lulusan Gilead, adalah kapten kapal yang berpengalaman. Dia mengajar kami keterampilan dasar berlayar, seperti cara menaikkan dan menurunkan layar, menggunakan kompas, dan berlayar melawan angin. Gust dengan terampil mengemudikan kapal selama 30 hari melewati badai yang hebat sampai kami tiba di Kepulauan Bahama. ”BERI TAHUKANLAH DI PULAU-PULAU”
Setelah mengabar selama beberapa bulan di pulau-pulau kecil di Bahama, kami berlayar ke Kepulauan Leeward dan Kepulauan Windward. Pulau-pulau kecil ini terentang di antara Kepulauan Virgin dan Trinidad sepanjang 800 kilometer. Selama lima tahun, kami mengabar terutama di pulau-pulau terpencil yang tidak ada Saksinya. Kadang, kami tidak bisa mengirim dan menerima surat selama berminggu-minggu. Tapi, kami sangat bahagia memberitakan tentang Yehuwa ”di pulaupulau”!—Yer. 31:10. Sewaktu kapal kami tiba di sebuah teluk, penduduk setempat heboh dan berkumpul di dermaga untuk mencari tahu siapa yang datang. Ada yang belum pernah melihat kapal layar atau orang kulit putih. Mereka sangat ramah dan mengenal Alkitab. Mereka sering memberi kami ikan segar, alpukat, dan kacang. Meski kapal kami kecil, kami bisa memasak, tidur, dan mencuci pakaian di kapal. Kami mengabar seharian dan memberitahukan bahwa akan ada khotbah Alkitab. Menjelang malam, kami membunyikan bel kapal. Senang sekali melihat banyak yang datang. Lampu minyak yang mereka bawa bagaikan bintang-bintang yang AGUSTUS 2016
5
berkelap-kelip turun dari bukit. Kadang, seratus orang datang dan mengajukan pertanyaan sampai larut malam. Mereka suka bernyanyi, jadi kami mengetik beberapa lagu Kerajaan bagi mereka. Kami berempat berupaya keras menyanyikan lagu-lagu itu. Lalu, mereka ikut bernyanyi. Suara mereka sangat merdu. Saat-saat itu menyenangkan sekali! Seusai belajar Alkitab, beberapa pelajar mengikuti kami ke keluarga berikutnya yang akan kami kunjungi, dan mereka ikut belajar lagi. Setelah tinggal beberapa minggu di satu tempat, kami pun pergi lagi. Tapi, kami biasanya meminta pelajar yang paling rajin untuk memberikan pelajaran Alkitab kepada pelajar lainnya sampai kami kembali. Kami terkesan karena mereka melakukan tugas ini dengan sungguh-sungguh. Sekarang, pulau-pulau itu ramai dengan turis yang menikmati keindahan laut yang bening, pantai berpasir putih, dan pohon-pohon kelapa. Tapi dulu, tempat-tempat yang indah itu sepi. Biasanya kami berlayar ke pulau lain pada malam hari. Lumba-lumba bermain-main di sisi kapal kami. Yang terdengar hanyalah bunyi kapal yang membelah lautan. Cahaya bulan yang menyinari laut terlihat seperti jalur berwarna perak yang terentang sampai ke ujung laut. Setelah lima tahun mengabar di pulau-pulau, kami berlayar ke Puerto Riko untuk mengganti kapal kami dengan yang bermesin. Di sana, saya bertemu dan jatuh cinta dengan Maxine Boyd, seorang misionaris yang cantik. Sejak kecil, dia senang mengabar. Lalu, dia menjadi misionaris di Republik Dominika hingga diusir oleh pemerintah Katolik pada 1950. Karena saya seorang awak kapal, saya hanya boleh tinggal di Puerto Riko selama satu bulan. Setelah itu, saya akan berlayar ke pulau lain dan baru kembali setelah beberapa tahun. Jadi saya berpikir, ’Ronald, kalau kamu suka gadis ini, kamu harus bergerak cepat.’ Tiga minggu kemudian, saya melamarnya. Setelah enam minggu, kami pun menikah. Saya dan Maxine ditugaskan sebagai misionaris di Puerto Riko. Jadi, saya tidak pernah menggunakan kapal yang baru itu. 6
MENARA PENGAWAL
Pada 1956, kami melakukan pekerjaan keliling dan sangat menikmatinya. Ada banyak saudara yang miskin. Misalnya, di desa Potala Pastillo, ada dua keluarga Saksi yang punya banyak anak. Saya biasanya memainkan seruling untuk mereka. Saya mengajak gadis kecil bernama Hilda untuk mengabar. Dia bilang, ”Saya mau, tapi tidak bisa. Saya tidak punya sepatu.” Kami membelikannya sepatu, dan dia pun ikut mengabar. Bertahuntahun kemudian pada 1972, sewaktu saya dan Maxine mengunjungi Brooklyn, seorang saudari yang baru lulus Gilead menemui kami. Dia ditugaskan ke Ekuador dan sudah mau berangkat. Dia bilang, ”Kalian pasti lupa dengan saya. Saya gadis kecil dari Pastillo yang tidak punya sepatu.” Dia ternyata Hilda! Kami menangis karena sangat bahagia! Pada 1960, kami melayani di kantor cabang Puerto Riko, yang menempati rumah kecil di daerah Santurce, San Juan. Awalnya, saya dan Lennart Johnson mengerjakan hampir semua hal. Dia dan istrinya adalah Saksi pertama di Republik Dominika, dan pada 1957, mereka pindah ke Puerto Riko. Belakangan, Maxine ditugaskan untuk mengurus bagian langganan majalah dan mengirimkan lebih dari seribu majalah setiap minggu. Dia menikmatinya sebab dia peduli kepada semua orang yang belajar tentang Yehuwa. Saya menikmati pekerjaan di Betel sebab saya bisa banyak memberi. Tapi, ini tidak selalu mudah. Contohnya, pada 1967 Puerto Riko mengadakan kebaktian internasional yang pertama. Saya kewalahan mengatur banyak hal. Nathan Knorr, yang waktu itu bertanggung jawab atas organisasi, datang ke Puerto Riko. Dia berpikir bahwa saya tidak mengatur transportasi untuk para misionaris yang datang, padahal saya sudah mengaturnya. Maka, dia menegur saya agar saya lebih terorganisasi, lalu berkata bahwa dia kecewa. Saya tidak mau membantahnya, tapi saya merasa diperlakukan dengan tidak adil. Saya kesal selama beberapa waktu. Namun ketika saya dan Maxine bertemu lagi dengannya, dia mengundang kami ke kamarnya dan memasak untuk kami.
Bersama Maxine di Puerto Riko tidak lama setelah kami menikah dan pada ulang tahun perkawinan kami yang ke-50 pada 2003
Kami mengunjungi keluarga saya di Inggris beberapa kali. Ketika saya dan Mama dibaptis, Papa belum menerima kebenaran. Tapi sewaktu saudara-saudara dari Betel berkhotbah di daerah keluarga saya, Mama sering mengundang mereka menginap di rumah. Papa memperhatikan bahwa para penatua dari Betel itu rendah hati. Mereka sangat berbeda dengan para pendeta yang dulu membuatnya kesal. Akhirnya, Papa dibaptis pada 1962. Maxine, istri saya tersayang, meninggal pada 2011. Saya ingin sekali bertemu dengannya lagi saat dia dibangkitkan. Saya sangat terhibur dengan harapan ini! Selama 58 tahun melayani bersama, kami menyaksikan jumlah Saksi-Saksi Yehuwa di Puerto Riko meningkat dari 650 menjadi 26.000! Lalu pada 2013, cabang Puerto Riko digabung dengan cabang Amerika Serikat. Saya diminta untuk melayani di Wallkill, New York. Setelah 60 tahun tinggal di Puerto Riko, saya sudah merasa seperti orang asli Puerto Riko, sama aslinya seperti coquı,´ yaitu kodok kecil khas Puerto Riko yang suka bernyanyi ko-ki, ko-ki menjelang malam. Saya senang tinggal di Puerto Riko, tapi sekarang saya harus memulai lembaran baru.
”ALLAH MENGASIHI PEMBERI YANG BERSUKACITA”
Sekarang, umur saya lebih dari 90 tahun. Tapi, saya masih menikmati dinas Betel. Tugas saya adalah menguatkan kerohanian anggota keluarga Betel. Sejak di Wallkill, saya sudah mengunjungi lebih dari 600 saudara-saudari. Ada yang datang kepada saya untuk menceritakan masalah pribadi atau keluarga. Yang lain meminta nasihat supaya bisa berhasil melayani di Betel. Ada lagi yang meminta saran karena mereka baru menikah atau mendapat tugas baru sebagai perintis. Saya mendengarkan mereka semua, dan kalau cocok, saya sering memberi tahu mereka, ”’Allah mengasihi pemberi yang bersukacita.’ Jadi, nikmati pekerjaan kalian. Semua itu untuk Yehuwa.”—2 Kor. 9:7. Jika Saudara ingin menikmati dinas di Betel atau di mana pun, Saudara harus selalu ingat mengapa tugas Saudara itu penting. Semua tugas di Betel adalah dinas suci. Kita membantu ”budak yang setia dan bijaksana” menyediakan makanan rohani bagi saudara-saudari di seluruh dunia. (Mat. 24:45) Di mana pun kita melayani Yehuwa, kita selalu bisa memuliakan-Nya. Mari kita dengan riang melakukan apa yang Dia minta, sebab ”Allah mengasihi pemberi yang bersukacita”. AGUSTUS 2016
7
Perkawinan —Asal Mula dan Tujuannya ”Allah Yehuwa berfirman, ’Tidak baik apabila manusia terus seorang diri. Aku akan menjadikan seorang penolong baginya.’ ” —KEJ. 2:18.
NYANYIAN: 36, 11
APA JAWABAN SAUDARA?
Mengapa dapat dikatakan bahwa perkawinan adalah karunia dari Allah?
Jelaskan sejarah perkawinan dari zaman Adam sampai Yesus.
Apa saja yang perlu dipertimbangkan orang Kristen sewaktu memutuskan akan menikah atau tidak?
8
PERNIKAHAN adalah hal yang umum. Tapi, bagaimana asal mulanya dan apa tujuannya? Dengan mengetahui hal ini, kita akan punya pandangan yang benar tentang perkawinan dan berkatnya. Allah menciptakan manusia pertama, Adam, dan memintanya menamai binatang-binatang. Adam memperhatikan bahwa semua binatang punya pasangan, ”tetapi bagi manusia tidak ditemukan seorang penolong sebagai pelengkap dirinya”. Maka, Allah membuat Adam tertidur nyenyak, mengambil tulang rusuknya, dan menciptakan seorang wanita. Lalu, Yehuwa membawa wanita itu kepada Adam untuk menjadi istrinya. (Baca Kejadian 2:20-24.) Jadi, perkawinan adalah karunia dari Yehuwa. 2 Ribuan tahun kemudian, Yesus mengulangi apa yang Yehuwa katakan di Taman Eden, ”Seorang pria akan meninggalkan bapaknya dan ibunya dan akan berpaut pada istrinya, 1, 2. (a) Bagaimana asal mula perkawinan? (b) Apa yang disadari pria dan wanita pertama mengenai perkawinan? (Lihat gambar di awal artikel.)
dan keduanya akan menjadi satu daging.” (Mat. 19:4, 5) Karena Allah mengambil tulang rusuk Adam untuk menciptakan wanita pertama, pasangan itu pasti menyadari bahwa hubungan mereka sangat dekat. Yehuwa tidak pernah menginginkan suami dan istri bercerai atau memiliki lebih dari satu teman hidup dalam waktu bersamaan. PERKAWINAN ADALAH BAGIAN DARI TUJUAN YEHUWA
Adam senang dengan istrinya, yang ia namai Hawa. Hawa adalah pelengkap dan penolongnya. Adam dan Hawa akan berbahagia sebagai suami dan istri. (Kej. 2:18) Salah satu tujuan penting dari perkawinan adalah untuk memenuhi bumi. (Kej. 1:28) Anak-anak akan menyayangi orang tua mereka. Tapi, mereka akhirnya akan pergi untuk menikah dan membentuk keluarga sendiri. Manusia akan memenuhi bumi dan membuat seluruh bumi menjadi firdaus. 4 Perkawinan pertama menjadi rusak ketika Adam dan Hawa tidak menaati Yehuwa. Setan Si Iblis, ”ular yang semula”, menipu Hawa. Ia mengatakan bahwa Hawa bisa memiliki pengetahuan istimewa serta bisa memutuskan apa yang baik dan jahat dengan memakan buah dari ”pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat”. Hawa tidak menghormati Adam sebagai kepala keluarga karena ia tidak bertanya dulu kepadanya sebelum memutuskan untuk makan buah itu. Dan, Adam tidak menaati Allah karena ia tidak menolak buah itu, tapi malah ikut memakannya. —Pny. 12:9; Kej. 2:9, 16, 17; 3:1-6. 3
3. Apa salah satu tujuan penting dari perkawinan? 4. Apa yang terjadi dengan perkawinan yang pertama?
Sewaktu Yehuwa bertanya kepada mereka, Adam menyalahkan istrinya. Dia menjawab, ”Wanita yang kauberikan untuk mendampingi aku, dia memberi aku buah dari pohon itu, maka aku makan.” Lalu, Hawa menyalahkan ular yang telah menipunya. (Kej. 3:12, 13) Adam dan Hawa berdalih atas ketidaktaatan mereka. Yehuwa pun menghukum para pemberontak itu. Ini menjadi peringatan bagi kita! Agar perkawinan berhasil, suami istri harus menaati Yehuwa dan bertanggung jawab atas perbuatan masing-masing. 6 Tidak soal apa yang Setan lakukan di Eden, Yehuwa memastikan agar manusia memiliki harapan. Harapan ini ada dalam nubuat pertama di Alkitab. (Baca Kejadian 3:15.) Menurut nubuat itu, Setan akan diremukkan oleh ”benih” dari ”wanita itu”. Banyak makhluk roh yang melayani di surga punya hubungan yang akrab dengan Allah. Mereka bagaikan istri bagi Yehuwa. Dia akan mengutus salah satu dari mereka untuk ”meremukkan” Iblis. Hasilnya, manusia yang taat bisa menikmati apa yang dihilangkan pasangan manusia pertama, yaitu kesempatan untuk hidup kekal di bumi sesuai dengan tujuan Yehuwa.—Yoh. 3:16. 7 Pemberontakan Adam dan Hawa berdampak buruk atas perkawinan mereka dan semua perkawinan setelahnya. Misalnya, Hawa dan semua wanita akan merasakan sakit bersalin yang hebat. Wanita akan menuntut perhatian dari suaminya, tapi suaminya akan menguasai istrinya, 5
5. Apa yang dapat kita pelajari dari tanggapan Adam dan Hawa terhadap Yehuwa? 6. Apa arti dari Kejadian 3:15? 7. (a) Apa yang terjadi dengan perkawinan sejak Adam dan Hawa memberontak? (b) Apa yang Alkitab minta dari suami istri? AGUSTUS 2016
9
bahkan ada yang menganiaya istrinya seperti yang kita lihat sekarang. (Kej. 3:16) Yehuwa ingin agar suami menjadi kepala keluarga yang pengasih. Dan, Ia ingin agar istri tunduk kepada suaminya. (Ef. 5:33) Jika pasangan Kristen mau bekerja sama, banyak masalah bisa diatasi. PERKAWINAN DARI ZAMAN ADAM SAMPAI AIR BAH
Sebelum Adam dan Hawa mati, mereka memiliki anak-anak. (Kej. 5:4) Lalu, putra sulung mereka yang bernama Kain menikahi wanita yang berkerabat dengannya. Lamekh, keturunan Kain, adalah pria pertama yang disebutkan dalam Alkitab yang punya dua istri. (Kej. 4:17, 19) Dari zaman Adam sampai Nuh, hanya sedikit yang menyembah Yehuwa, yaitu Habel, Henokh, dan Nuh serta keluarganya. Alkitab mengatakan bahwa pada zaman Nuh, ”putraputra dari Allah yang benar mulai memperhatikan bahwa anak-anak perempuan manusia itu elok parasnya. Lalu mereka mengambil istri-istri, yaitu semua yang mereka pilih”. Tapi, perbuatan ini tidak wajar. Mereka menghasilkan keturunan yang jahat dan bertubuh raksasa, yang disebut Nefilim. Pada masa itu, ”kejahatan manusia sangat banyak di bumi dan setiap kecenderungan niat hatinya selalu jahat semata-mata”.—Kej. 6:1-5. 9 Yehuwa menyatakan bahwa Ia akan membinasakan semua orang jahat dengan banjir besar. ”Nuh, seorang pemberita keadilbenaran” memperingatkan orang tentang itu. (2 Ptr. 2:5) Tapi, mereka mengabaikan peringatan Nuh karena terlalu 8
8. Bagaimana perkawinan pada zaman Adam sampai Air Bah? 9. Apa yang Yehuwa lakukan terhadap orang jahat pada zaman Nuh, dan apa pelajarannya bagi kita?
10
MENARA PENGAWAL
sibuk dengan hidup mereka, termasuk soal menikah. Yesus menyamakan zaman Nuh dengan zaman kita. (Baca Matius 24: 37-39.) Saat ini, kebanyakan orang tidak peduli dengan kabar baik tentang Kerajaan Allah. Kita menyampaikan kabar baik ini sebelum dunia yang bejat dihancurkan. Jadi, apa yang bisa kita pelajari dari zaman Air Bah? Kita hendaknya tidak menganggap soal menikah dan memiliki anak menjadi begitu penting sehingga kita lupa bahwa hari Yehuwa sudah dekat. PERKAWINAN DARI ZAMAN AIR BAH SAMPAI ZAMAN YESUS
Nuh dan tiga putranya hanya punya satu istri. Tapi setelah Air Bah, banyak pria punya lebih dari satu istri. Di banyak kebudayaan, kebejatan seksual sudah umum dan bahkan menjadi bagian dari tradisi agama. Ketika Abraham dan Sara pindah ke Kanaan, mereka tinggal di antara masyarakat amoral yang tidak menghormati perkawinan. Yehuwa menghancurkan kota Sodom dan Gomora karena masyarakatnya sangat amoral. Abraham berbeda dengan orang-orang itu. Dia adalah kepala keluarga yang baik, dan Sara adalah istri teladan yang tunduk kepada suaminya. (Baca 1 Petrus 3:3-6.) Abraham memastikan bahwa Ishak, putranya, menikahi wanita yang menyembah Yehuwa. Ishak juga berbuat yang sama terhadap Yakub, putranya. Belakangan, putra-putra Yakub menjadi nenek moyang dari 12 suku Israel. 11 Belakangan, Yehuwa membuat perjan10
10. (a) Di banyak kebudayaan, bagaimana pandangan orang terhadap kebejatan seksual? (b) Bagaimana perkawinan Abraham dan Sara menjadi teladan? 11. Bagaimana Hukum Musa melindungi orang Israel?
jian dengan bangsa Israel. Ia memberi mereka Hukum Musa untuk melindungi suami istri. Misalnya, ada hukum tentang perkawinan, termasuk poligami. Agar ibadat mereka bersih, orang Israel tidak boleh menikah dengan yang tidak seiman. (Baca Ulangan 7:3, 4.) Jika ada masalah serius dalam perkawinan, para tua-tua akan membantu. Dan juga, ada hukum tentang ketidaksetiaan, kecemburuan, dan kecurigaan. Meski perceraian diizinkan, ada aturan yang melindungi setiap pasangan. Contohnya, suami bisa menceraikan istrinya karena ”sesuatu yang tidak pantas”. (Ul. 24:1) Alkitab tidak menjelaskan apa saja yang termasuk ”tidak pantas”. Tapi, suami tidak boleh memakai alasan sepele untuk menceraikan istrinya. —Im. 19:18. JANGAN PERNAH MENGKHIANATI TEMAN HIDUP
Pada zaman nabi Maleakhi, banyak orang Yahudi menceraikan istri mereka dengan berbagai alasan agar bisa menikahi wanita yang lebih muda atau yang tidak seiman. Pada zaman Yesus, orang Yahudi masih menceraikan istri ”atas dasar apa pun”. (Mat. 19:3) Allah Yehuwa membenci perceraian yang tidak sesuai dengan hukum-Nya.—Baca Maleakhi 2:13-16. 13 Sekarang, pengkhianatan dalam perkawinan tidak berterima bagi umat Yehuwa. Tapi, bisa jadi ada seorang terbaptis yang sudah menikah berzina dan bercerai agar nantinya bisa menikahi orang lain. Jika tidak bertobat, dia akan dipecat agar sidang tetap bersih. (1 Kor. 12
12, 13. (a) Pada zaman Maleakhi, bagaimana beberapa suami memperlakukan istri mereka? (b) Pada zaman sekarang, jika orang yang terbaptis berselingkuh dengan teman hidup orang lain, apa akibatnya?
5:11-13) Untuk diterima kembali di sidang, orang itu harus ’menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan’. (Luk. 3:8; 2 Kor. 2:5-10) Tidak ditentukan berapa lama waktu harus berlalu agar seseorang bisa diterima kembali. Malah, dibutuhkan satu atau beberapa tahun untuk membuktikan bahwa orang itu sungguhsungguh bertobat agar bisa diterima kembali. Dan setelahnya pun, dia masih harus ”berdiri di hadapan kursi penghakiman Allah” untuk membuktikan pertobatannya.—Rm. 14:10-12; lihat The Watchtower 15 November 1979, hlm. 31-32. PERKAWINAN KRISTEN
Bangsa Israel berada di bawah hukum Musa selama lebih dari 1.500 tahun. Hukum itu melindungi umat Allah. Misalnya, hukum itu berisi prinsip-prinsip yang berguna untuk menyelesaikan masalah keluarga, dan membimbing mereka kepada Mesias. (Gal. 3:23, 24) Setelah Yesus mati, Hukum itu berakhir dan Allah membuat pengaturan baru. (Ibr. 8:6) Beberapa hal yang diizinkan dalam Hukum Musa tidak lagi berlaku bagi orang Kristen. 15 Orang Farisi pernah bertanya kepada Yesus tentang perkawinan. Yesus menjawab bahwa Allah mengizinkan orang Israel bercerai di bawah Hukum Musa meski itu bukan kehendak-Nya sejak awal. (Mat. 19: 6-8) Jawaban Yesus memperlihatkan bahwa standar Allah yang semula untuk perkawinan menjadi standar bagi orang Kristen pada zaman sekarang. (1 Tim. 3:2, 12) Karena suami istri adalah ”satu daging”, mereka harus selalu hidup bersama. Mereka 14
14. Apa tujuan dari Hukum secara keseluruhan? 15. (a) Apa standar perkawinan dalam sidang Kristen? (b) Apa saja yang harus dipertimbangkan orang Kristen jika ia ingin bercerai? AGUSTUS 2016
11
12
bisa tetap bersatu jika mereka mengasihi Allah dan saling mengasihi. Pasangan yang bercerai tanpa alasan perzinaan tidak boleh menikah lagi. (Mat. 19:9) Seseorang bisa saja mengampuni teman hidupnya yang amoral yang sudah bertobat. Itulah yang dilakukan nabi Hosea dan Yehuwa. Hosea mengampuni istrinya yang berzina, Gomer. Dan, Yehuwa mengampuni orang Israel yang bertobat. (Hos. 3: 1-5) Selain itu, jika seseorang mendapati bahwa teman hidupnya berzina dan masih berhubungan seks dengan teman hidupnya yang bersalah, itu berarti bahwa dia telah mengampuni teman hidupnya itu. Jadi, tidak ada lagi dasar Alkitab untuk bercerai. 16 Yesus berkata bahwa amoralitas seksual adalah satu-satunya alasan bagi orang Kristen untuk bercerai. Lalu, ia menyebutkan tentang ”mereka yang memiliki karunia” untuk melajang. Yesus berkata, ”Biarlah dia yang dapat meluangkan tempat untuk itu meluangkan tempat untuk itu.” (Mat. 19:10-12) Banyak yang memilih untuk tidak menikah sebab mereka ingin berfokus melayani Yehuwa. Keputusan mereka harus dipuji! 17 Seseorang perlu memikirkan baik-baik apakah ia akan menikah atau tidak. Ia perlu memutuskan apakah ia bisa melajang. Rasul Paulus menyarankan agar orang melajang. Tapi dia juga berkata, ”Karena meluasnya percabulan, biarlah setiap pria mempunyai istrinya sendiri dan setiap wanita mempunyai suaminya sendiri.” Paulus menambahkan, ”Jika mereka tidak mempunyai pengendalian diri, biarlah mereka menikah, karena lebih baik menikah daripada berkobar dengan nafsu.” Jadi,
seseorang mungkin memutuskan untuk menikah agar terhindar dari kebiasaan bermasturbasi atau perbuatan amoral karena keinginan seksualnya yang kuat. Meski begitu, usia juga perlu dipertimbangkan. Paulus berkata, ”Jika seseorang berpikir bahwa ia berlaku tidak patut terhadap keperawanannya, jika itu sudah melewati mekarnya masa remaja, dan beginilah yang seharusnya dilakukan, biarlah ia melakukan apa yang ia inginkan; ia tidak berbuat dosa. Biarlah mereka menikah.” (1 Kor. 7:2, 9, 36; 1 Tim. 4:1-3) Jangan sampai seseorang merasa harus menikah hanya karena keinginan seksual yang kuat yang dirasakan oleh banyak anak muda. Dia mungkin belum cukup dewasa untuk memikul tanggung jawab perkawinan. 18 Pria dan wanita Kristen yang akan menikah harus sudah terbaptis dan mengasihi Yehuwa dengan sepenuh hati. Mereka juga harus benar-benar saling mencintai sehingga ingin menjalani kehidupan bersama. Yehuwa akan memberkati mereka karena mereka menaati nasihat untuk menikah ”dalam Tuan”. (1 Kor. 7:39) Dan, jika mereka terus mengikuti nasihat Alkitab, perkawinan mereka akan bahagia. 19 Sekarang, kita hidup pada ”hari-hari terakhir”. Banyak orang tidak memiliki sifat-sifat yang dibutuhkan agar perkawinan mereka bahagia. (2 Tim. 3:1-5) Di artikel berikutnya, kita akan membahas prinsip-prinsip Alkitab yang bagus agar orang Kristen bisa menikmati perkawinan yang bahagia, meski ada banyak tantangan. Dengan begitu, orang Kristen bisa terus melangkah di jalan yang menuju kehidupan abadi.—Mat. 7:13, 14.
16. Apa yang Yesus katakan tentang melajang? 17. Apa yang perlu dipikirkan seseorang sewaktu memutuskan apakah ia akan menikah atau tidak?
18, 19. (a) Apa syarat bagi orang Kristen yang akan menikah? (b) Apa yang akan dibahas di artikel berikutnya?
MENARA PENGAWAL
Membangun Perkawinan yang Bahagia ”Hendaklah kamu masing-masing . . . mengasihi istrinya seperti dirinya sendiri; . . . istri harus memiliki respek yang dalam kepada suaminya.”—EF. 5:33. SAAT pengantin pria bertemu pengantin wanita pada hari pernikahan, kebahagiaan mereka tak terlukiskan. Semasa berpacaran, cinta mereka tumbuh subur sehingga mereka ingin menikah dan berjanji untuk saling setia. Setelah menikah dan mulai hidup bersama, mereka perlu membuat perubahan agar tetap bersatu. Yehuwa, Pencipta perkawinan, ingin agar suami istri bahagia. Maka, Ia memberikan nasihat yang bijaksana dalam Alkitab. (Ams. 18:22) Meski begitu, Alkitab memberi tahu bahwa manusia tidak sempurna yang menikah akan menghadapi masalah, atau ”kesengsaraan dalam daging mereka”. (1 Kor. 7:28) Bagaimana suami istri dapat memperkecil masalah? Dan, bagaimana orang Kristen dapat membangun perkawinan yang bahagia? 2 Alkitab mengajar kita bahwa kasih adalah sifat yang penting. Dalam perkawinan harus ada beberapa jenis kasih. Misalnya, mereka perlu memperlihatkan kasih sayang dan cinta. Dan, jika mereka punya anak, kasih kepada anggota keluarga semakin penting. Tapi, yang dapat membuat perkawinan benar-benar
NYANYIAN: 87, 3
APA JAWABAN SAUDARA?
Tanggung jawab apa saja yang Allah berikan kepada suami dan istri?
Mengapa kasih dan kelembutan sangat penting dalam perkawinan?
Bagaimana Alkitab bisa membantu jika ada masalah dalam perkawinan?
1. Meski perkawinan biasanya diawali dengan kebahagiaan, apa yang harus siap dihadapi suami istri? (Lihat gambar di awal artikel.) 2. Jenis kasih apa saja yang perlu diperlihatkan suami istri?
13
bahagia adalah kasih yang berdasarkan prinsip Alkitab. Rasul Paulus menjelaskan jenis kasih ini dengan berkata, ”Hendaklah kamu masing-masing secara perorangan juga mengasihi istrinya seperti dirinya sendiri; sebaliknya, istri harus memiliki respek yang dalam kepada suaminya.”—Ef. 5:33. LEBIH MEMAHAMI TANGGUNG JAWAB SUAMI DAN ISTRI
Paulus menulis, ”Suami-suami, teruslah kasihi istrimu, sebagaimana Kristus juga mengasihi sidang jemaat dan menyerahkan dirinya baginya.” (Ef. 5:25) Pada zaman sekarang, orang Kristen meniru Yesus dengan saling mengasihi seperti Yesus mengasihi murid-muridnya. (Baca Yohanes 13:34, 35; 15:12, 13.) Cinta di antara suami istri harus sangat kuat sehingga mereka rela mati demi teman hidupnya. Tapi, sewaktu ada masalah besar, ada yang tidak mau berkorban demi teman hidupnya. Apa yang dapat membantu mereka? Kasih yang berdasarkan prinsip, yaitu kasih yang ”menanggung segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mempunyai harapan akan segala sesuatu, bertekun menanggung segala sesuatu”. Kasih seperti itu ”tidak berkesudahan”. (1 Kor. 13:7, 8) Suami istri harus ingat bahwa mereka telah berikrar untuk saling mencintai dan saling setia. Kalau mereka selalu ingat hal ini, mereka akan selalu meminta bantuan Yehuwa dan menyelesaikan masalah apa pun bersama-sama. 4 Paulus menjelaskan tanggung jawab suami dan istri sebagai berikut, ”Hendaklah istri-istri tunduk kepada suami mereka 3
3. Cinta dalam perkawinan harus sekuat apa? 4, 5. (a) Bagaimana seorang istri seharusnya memandang peranannya dalam keluarga? (b) Sebagai kepala keluarga, apa tanggung jawab suami? (c) Penyesuaian apa yang perlu dibuat oleh sepasang suami istri?
14
MENARA PENGAWAL
sebagaimana kepada Tuan, karena suami adalah kepala atas istrinya sebagaimana Kristus juga adalah kepala atas sidang jemaat.” (Ef. 5:22, 23) Ini tidak berarti bahwa seorang suami lebih baik daripada istrinya. Yehuwa menganggap peran istri sangat berharga. Ini terlihat dari kata-kata-Nya, ”Tidak baik apabila manusia terus seorang diri. Aku akan menjadikan seorang penolong baginya, sebagai pelengkap dirinya.” (Kej. 2:18) Seorang istri perlu menolong suaminya untuk menjadi kepala keluarga yang baik. Sebagai ”kepala atas sidang jemaat”, Yesus mengasihi sidangnya. Suami harus meniru Yesus dengan mengasihi istrinya. Dengan begitu, istrinya akan merasa aman sehingga ia lebih mudah menghormati dan mendukung suaminya. 5 Istri Fred yang bernama Cathy mengakui, ”Sebelum menikah, semua hal saya urus sendiri. Setelah menikah, saya harus membuat penyesuaian dan belajar untuk mengandalkan suami saya. Ini tidak selalu mudah. Tapi, karena mengikuti nasihat Yehuwa, hubungan kami lebih dekat lagi.”[1] Fred berkata, ”Saya selalu sulit membuat keputusan. Setelah menikah, ini lebih sulit lagi karena saya harus memikirkan istri saya. Tapi, dengan berdoa meminta bimbingan Yehuwa dan mendengarkan saran istri saya, semakin mudah bagi saya untuk membuat keputusan. Saya merasa kami benar-benar tim yang kompak!” 6 Hubungan suami istri bisa erat jika mereka ’terus bersabar seorang terhadap yang lain dan mengampuni satu sama lain dengan lapang hati’. Karena tidak sempurna, mereka berdua pasti membuat kesalahan. Tapi, mereka dapat belajar dari kesalahan 6. Bagaimana kasih menjadi ”ikatan pemersatu yang sempurna” sewaktu ada masalah dalam perkawinan?
mereka, belajar mengampuni, dan memperlihatkan kasih yang berdasarkan prinsip Alkitab. Kasih seperti ini adalah ”ikatan pemersatu yang sempurna”. (Kol. 3:13, 14) Kasih ini ditunjukkan dengan bersabar, berbaik hati, dan ”tidak mencatat kerugian”. (1 Kor. 13:4, 5) Jika ada perbedaan pendapat, mereka harus berupaya untuk segera menyelesaikannya pada hari itu juga. (Ef. 4: 26, 27) Mereka harus rendah hati dan berani untuk bisa mengatakan ”Maaf ya, aku sudah buat kamu sedih”. Jika ini dilakukan, suami istri bisa menyelesaikan masalah dan menjadi semakin dekat. PENTINGNYA KELEMBUTAN
Alkitab memberikan nasihat yang bagus agar suami istri punya pandangan yang benar tentang hubungan seks. (Baca 1 Korintus 7:3-5.) Suami istri harus mempertimbangkan perasaan dan kebutuhan satu sama lain. Jika seorang suami tidak lembut kepada istrinya, sang istri bisa jadi sulit menikmati hubungan seks. Suami harus memperlakukan istri ”sesuai dengan pengetahuan”. (1 Ptr. 3:7) Hubungan seks tidak boleh dipaksakan, tapi harus terjadi secara wajar. Pria sering kali lebih cepat terangsang daripada wanita. Tapi, hubungan seks seharusnya dilakukan ketika keduanya sama-sama siap. 8 Alkitab tidak memberikan aturan khusus kepada suami istri tentang apa yang boleh dan tidak boleh dalam hal bermesraan dan berhubungan seks. Tapi, Alkitab menyebutkan pria dan wanita yang bermesraan. (Kid. 1:2; 2:6) Suami istri perlu saling bersikap lembut dan ini bisa ditunjukkan dengan bermesraan.
Jika kita sangat mengasihi Allah dan sesama, kita tidak akan membiarkan siapa pun atau apa pun membahayakan perkawinan kita. Ada yang telah melemahkan atau bahkan merusak perkawinan mereka karena kecanduan pornografi. Kita perlu menolak pornografi dan tidak menaruh minat seksual kepada orang lain. Kita juga tidak akan melakukan apa pun yang bisa memberi kesan bahwa kita menggoda lawan jenis, karena itu tidak pengasih. Ingatlah bahwa Allah mengetahui semua pikiran dan tindakan kita. Dengan mengingat ini, kita akan semakin ingin menyenangkan Allah dan tetap setia kepada teman hidup kita.—Baca Matius 5:27, 28; Ibrani 4:13. 9
7
7, 8. (a) Nasihat apa yang Alkitab berikan tentang hubungan seks dalam perkawinan? (b) Apa yang Alkitab katakan tentang bermesraan dalam perkawinan?
SEWAKTU MASALAH MUNCUL
Sewaktu masalah serius tidak bisa diatasi, ada pasangan yang memutuskan untuk berpisah atau bercerai. Di beberapa negeri, lebih dari 50 persen pasangan bercerai. Tentu saja, hal ini tidak umum di antara umat Allah. Tapi, semakin banyak pasangan Kristen menghadapi masalah serius dalam perkawinan mereka. 11 Alkitab memberikan perintah ini, ”Seorang istri tidak [boleh] pergi dari suaminya; tetapi jika ia benar-benar harus pergi, hendaklah ia tetap tidak menikah atau jika tidak, rukun kembali dengan suaminya; dan seorang suami janganlah meninggalkan istrinya.” (1 Kor. 7:10, 11) Ada pasangan yang merasa bahwa masalah mereka begitu berat sehingga harus berpisah. Tapi, Yesus tidak menganggap enteng perpisahan. Setelah mengulangi apa yang awalnya 10
9. Mengapa kita tidak boleh menaruh minat seksual terhadap siapa pun yang bukan teman hidup kita? 10, 11. (a) Seberapa banyak pasangan yang bercerai? (b) Apa kata Alkitab tentang perpisahan? (c) Apa yang akan membantu suami istri agar tidak cepat-cepat berpisah? AGUSTUS 2016
15
Allah katakan tentang perkawinan, Yesus menambahkan, ”Apa yang telah Allah letakkan di bawah satu kuk hendaknya tidak dipisahkan manusia.” (Mat. 19:3-6; Kej. 2: 2-4) Yehuwa ingin agar suami dan istri tetap bersama. (1 Kor. 7:39) Ingatlah bahwa kita semua bertanggung jawab kepada Yehuwa. Jadi, segeralah selesaikan masalah sebelum menjadi lebih parah. 12 Mengapa beberapa pasangan mengalami masalah serius? Ada yang merasa perkawinan mereka tidak sesuai harapan sehingga mereka kecewa atau marah. Sering kali, masalah muncul karena cara seseorang dibesarkan atau mengungkapkan perasaan tidak sama. Kadang ada ketidakcocokan dengan mertua dan ipar serta perbedaan pendapat dalam menggunakan uang dan membesarkan anak. Tapi, kita senang bahwa kebanyakan pasangan Kristen sanggup mengatasi masalah mereka karena mau mengikuti bimbingan Allah. 13 Suami istri boleh berpisah karena alasan tertentu. Beberapa di antaranya adalah situasi ekstrem seperti teman hidup sengaja tidak dinafkahi, mendapat penganiayaan fisik yang hebat, dan tidak bisa beribadat kepada Yehuwa. Jika ada masalah besar, suami istri harus meminta bantuan penatua. Para penatua punya banyak pengalaman dan dapat membantu mereka menerapkan nasihat Allah. Dan jika suami istri berdoa meminta roh kudus, mereka bisa mengikuti prinsip Alkitab dan memperlihatkan sifat-sifat Kristen.—Gal. 5:22, 23.[2] 14 Alkitab memperlihatkan bahwa ada alasan yang kuat bagi suami istri untuk 12. Apa saja yang dapat membuat suami istri ingin berpisah? 13. Apa saja alasan untuk berpisah? 14. Apa kata Alkitab kepada suami dan istri Kristen yang teman hidupnya bukan penyembah Yehuwa?
16
MENARA PENGAWAL
tetap bersama-sama meski salah satu tidak menyembah Yehuwa. (Baca 1 Korintus 7: 12-14.) Teman hidup yang tidak seiman ”disucikan” karena menikah dengan hamba Allah. Anak mereka yang di bawah umur dianggap ”kudus” sehingga mendapat perlindungan rohani dari Allah. Paulus menasihati pasangan Kristen, ”Istri, bagaimana engkau tahu bahwa engkau tidak dapat menyelamatkan suamimu? Atau, hai, suami, bagaimana engkau tahu bahwa engkau tidak dapat menyelamatkan istrimu?” (1 Kor. 7:16) Ada banyak suami dan istri Kristen yang berhasil membantu teman hidup mereka menjadi hamba Yehuwa. 15 Rasul Petrus menasihati para istri Kristen untuk tunduk kepada suami mereka ”agar jika ada yang tidak taat kepada firman itu, mereka dapat dimenangkan tanpa perkataan melalui tingkah laku istri mereka, karena telah menjadi saksi mata dari tingkah lakumu yang murni yang disertai respek yang dalam”. Seorang istri tidak perlu terus berbicara tentang imannya kepada sang suami. Kemungkinan besar, dia bisa membantu suaminya menerima kebenaran jika dia memperlihatkan ”roh yang tenang dan lembut, yang sangat bernilai di mata Allah”.—1 Ptr. 3:1-4. 16 Bagaimana jika teman hidup yang tidak seiman memutuskan untuk berpisah? Alkitab berkata, ”Jika orang yang tidak percaya itu pergi, biarlah ia pergi; dalam hal demikian seorang saudara atau saudari tidak terikat, tetapi Allah telah memanggil kamu kepada kedamaian.” (1 Kor. 7:15) Ini tidak berarti bahwa teman hidup yang beriman bebas menikah lagi berdasarkan Alkitab. Dia juga tidak perlu memaksa 15, 16. (a) Nasihat apa yang Alkitab berikan untuk istri Kristen yang suaminya bukan hamba Allah? (b) Bagaimana status dan sikap seorang Kristen ”jika orang yang tidak percaya itu pergi”?
Jika ibadat kepada Yehuwa menjadi hal terpenting, perkawinan kita akan semakin bahagia (Lihat paragraf 17)
teman hidupnya untuk tetap tinggal. Perpisahan bisa menghasilkan kedamaian sampai taraf tertentu. Dan, hamba Yehuwa itu bisa berharap bahwa setelah beberapa waktu, teman hidupnya yang tidak seiman mungkin ingin kembali, dan memperbaiki perkawinan mereka. Suatu saat mungkin dia menjadi hamba Yehuwa. APA YANG TERPENTING DALAM PERKAWINAN?
Kita hidup di bagian akhir dari ”harihari terakhir”. Karena itu, kita mengalami ”masa kritis yang sulit dihadapi”. (2 Tim. 3:1-5) Jadi, kita harus punya hubungan yang erat dengan Yehuwa sebagai perlindungan. ”Waktu hanya tinggal sedikit,” tulis Paulus. ”Mulai saat ini hendaklah orang yang beristri menjadi seolah-olah tidak beristri, . . . dan orang yang menggunakan dunia ini, seperti orang yang tidak menggunakannya sepenuhnya.” (1 Kor. 7: 17
17. Apa yang harus menjadi hal terpenting bagi pasangan Kristen?
29-31) Paulus tidak memaksudkan bahwa teman hidup harus diabaikan. Tapi, karena kita hidup pada hari-hari terakhir, ibadat kepada Yehuwa harus menjadi yang terpenting dalam hidup kita.—Mat. 6:33. 18 Pada masa yang sulit ini, ada banyak perkawinan yang gagal. Apakah perkawinan kita bisa bahagia? Tentu bisa, asalkan kita tetap akrab dengan Yehuwa dan umatNya, menerapkan prinsip Alkitab, dan mau dibimbing roh kudus Yehuwa. Dengan begitu, kita menghormati ”apa yang telah Allah letakkan di bawah satu kuk”. —Mrk. 10:9. 18. Apakah perkawinan orang Kristen bisa bahagia?
CATATAN: [1] (paragraf 5) Nama-nama telah diubah. [2] (paragraf 13) Lihat buku ”Tetaplah Berada dalam Kasih Allah”, apendiks ”Pandangan Alkitab tentang Perceraian dan Perpisahan”, hlm. 219-221. AGUSTUS 2016
17
Carilah Sesuatu yang Lebih Bernilai Daripada Emas Pernahkah Saudara menemukan sebutir emas? Itu jarang terjadi. Namun, jutaan orang telah menemukan sesuatu yang jauh lebih bernilai. Itu adalah hikmat dari Allah, yang ’tidak dapat ditukar dengan emas murni’.—Ayb. 28:12, 15.
DALAM beberapa hal, pelajar Alkitab mirip dengan pencari emas. Mereka perlu berusaha keras dan terus mempelajari Alkitab untuk menemukan hikmat yang tak ternilai. Sebagai pelajar Alkitab, kita bisa belajar dari tiga cara menemukan emas. SAUDARA MENEMUKAN SEBUTIR!
Bayangkan Saudara sedang berjalan di pinggir sungai dan melihat ada kerikil kecil yang berkilauan. Saudara membungkuk, dan ternyata itu sebutir emas. Saudara pasti senang sekali. Ukurannya lebih kecil daripada pentol korek api dan ini lebih langka daripada intan bermutu tinggi. Saudara pasti akan mencari-cari lagi, siapa tahu masih ada butiran emas lainnya. Demikian juga, pada suatu hari yang tak terlupakan, seorang hamba Yehuwa mungkin datang ke rumah Saudara dan memberitakan harapan dari Alkitab. Saudara mungkin mengingat dengan jelas saat menemukan sebutir emas rohani yang pertama. Bisa jadi, Saudara untuk pertama kalinya melihat nama Yehuwa dalam Alkitab. (Mz. 83:18) Atau, Saudara diberi tahu bahwa Saudara 18
MENARA PENGAWAL
bisa menjadi sahabat Yehuwa. (Yak. 2:23) Saudara langsung tahu bahwa Saudara telah menemukan sesuatu yang lebih bernilai daripada emas! Dan, mungkin Saudara ingin sekali menemukan lebih banyak butiran emas rohani. SAUDARA MENEMUKAN LEBIH BANYAK LAGI!
Kadang, serpihan emas mengendap di sungaisungai. Dalam beberapa bulan, para pendulang bisa menemukan beberapa kilogram emas, yang nilainya mencapai ratusan juta rupiah. Sewaktu Saudara mulai belajar Alkitab dengan Saksi Yehuwa, Saudara mungkin merasa seperti orang yang mendulang endapan sungai yang penuh emas. Dengan merenungkan ayat-ayat Alkitab, pengetahuan Saudara bertambah sehingga Saudara semakin kaya secara rohani. Jika Saudara rajin menggali kebenaran Alkitab yang berharga, Saudara akan memahami bagaimana Saudara bisa akrab dengan Yehuwa dan tetap berada dalam kasih-Nya dengan harapan memperoleh kehidupan abadi.—Yak. 4:8; Yud. 20, 21. Seperti pencari emas yang berusaha menemukan endapan tanah yang mengandung emas,
Seperti orang yang bekerja keras untuk menemukan emas, apakah Saudara berupaya keras untuk mempelajari kebenaran yang berharga dari Alkitab?
Saudara mungkin telah dengan rajin mencari harta rohani yang berharga. Setelah mengetahui kebenaran dasar Alkitab, Saudara mungkin akan tergerak untuk maju agar dapat membaktikan diri dan dibaptis.—Mat. 28:19, 20. TERUSLAH MENCARI!
Emas juga bisa ditemukan di dalam batuan magma yang membeku. Beberapa pecahan dari batu itu mengandung cukup banyak emas. Para penambang meremukkan batu itu untuk mengambil emasnya. Sekilas, emas tidak terlihat pada batu itu. Mengapa? Karena satu ton batu bermutu tinggi hanya mengandung sekitar sepuluh gram emas! Tapi bagi pencari emas, upaya mereka tidak sia-sia. Setelah memahami ”doktrin dasar tentang Kristus”, seseorang masih perlu berupaya untuk maju. (Ibr. 6:1, 2) Saudara perlu berupaya keras mendapatkan hal-hal yang baru serta penerapannya sewaktu mempelajari Alkitab. Maka, meski Saudara telah mempelajari Alkitab selama bertahun-tahun, apa yang bisa Saudara lakukan agar pelajaran pribadi Saudara tetap bermanfaat?
Pertahankan semangat belajar. Perhatikan baikbaik perincian yang disebutkan. Dengan terus berupaya, Saudara akan menemukan butiran hikmat dan bimbingan yang berharga dari Alkitab. (Rm. 11:33) Agar Saudara lebih mengenal Alkitab, gunakan alat bantu riset yang ada dalam bahasa Saudara. Dengan sabar, carilah petunjuk yang Saudara butuhkan dan jawaban untuk pertanyaan Alkitab Saudara. Tanyakan kepada orang lain ayat dan artikel apa yang bagi mereka bermanfaat dan menguatkan iman. Ceritakan hal menarik yang Saudara temukan dalam pelajaran pribadi. Tentu, tujuan Saudara bukan sekadar menambah pengetahuan. Rasul Paulus memperingatkan bahwa ”pengetahuan membuat orang menjadi besar kepala”. (1 Kor. 8:1) Karena itu, tetaplah rendah hati dan pertahankan iman yang kuat. Ibadat keluarga dan pelajaran pribadi yang teratur akan membantu Saudara untuk terus menaati hukum Yehuwa dan menggerakkan Saudara untuk membantu orang lain. Yang terutama, Saudara akan bersukacita karena telah menemukan sesuatu yang jauh lebih bernilai daripada emas. —Ams. 3:13, 14. AGUSTUS 2016
19
Apakah Saudara Menyadari Perlunya Maju Secara Rohani? ”Teruslah kerahkan dirimu dalam hal membaca di depan umum, dalam menasihati, dalam pengajaran.”—1 TIM. 4:13. NYANYIAN: 45, 70
APA JAWABAN SAUDARA?
Apa yang bisa Saudara lakukan untuk maju secara rohani?
Bagaimana Saudara bisa terus maju secara rohani dan tidak menyerah?
Apa saja yang bisa Saudara lakukan agar pengabaran Saudara lebih berhasil?
20
”YANG sedikit akan menjadi seribu, dan yang kecil akan menjadi bangsa yang perkasa.” (Yes. 60:22) Kata-kata itu menjadi kenyataan pada akhir zaman ini. Pada tahun 2015, ada 8.220.105 hamba Yehuwa yang memberitakan kabar baik tentang Kerajaan di seluruh dunia! Tentang pertambahan ini, Allah berkata, ”Aku, Yehuwa, akan mempercepatnya pada waktunya.” Jadi, akan ada semakin banyak pekerjaan bagi kita. Apakah kita berusaha keras untuk mengabar dan mengajarkan kabar baik? Banyak yang sudah melayani sebagai perintis biasa atau ekstra. Ada yang pindah ke tempat lain untuk membantu pekerjaan pengabaran. Yang lain bekerja keras membangun Balai Kerajaan. 2 Tiap tahun, ada sekitar 2.000 sidang baru. Sidang-sidang ini membutuhkan penatua dan hamba pelayanan. Maka tiap tahun, ribuan hamba pelayanan perlu menjadi penatua dan 1, 2. (a) Bagaimana Yesaya 60:22 menjadi kenyataan pada akhir zaman ini? (b) Apa saja yang sekarang dibutuhkan dalam organisasi Yehuwa di bumi?
ribuan lainnya perlu menjadi hamba pelayanan. Jelaslah, ada ’banyak hal yang perlu dilakukan dalam pekerjaan Tuan’ bukan hanya oleh saudara-saudara, melainkan juga saudari-saudari.—1 Kor. 15:58.
Anak muda bisa berbuat banyak untuk Yehuwa karena mereka kuat dan sehat. (Baca Amsal 20:29.) Beberapa anak muda di Betel mencetak serta menjilid buku dan Alkitab. Banyak saudara-saudari muda membangun atau memperbaiki Balai Kerajaan. Ada yang rela membantu sewaktu ada bencana alam. Dan,
banyak perintis muda mempelajari bahasa lain atau pindah ke tempat lain untuk mengabar. 6 Karena mengasihi Yehuwa, kita ingin memberikan yang terbaik kepada-Nya. Meski begitu, perasaan kita mungkin mirip dengan Aaron. Dia ingin melayani Allah, tapi tidak menikmatinya. Aaron sejak kecil berhimpun dan berdinas, namun itu semua membosankan baginya. Jadi, apa yang dia lakukan? 7 Aaron berupaya membaca Alkitab secara teratur, membuat persiapan untuk perhimpunan, dan memberi komentar. Dia juga mulai sering berdoa. Semua ini membuatnya maju secara rohani. Dia semakin mengenal dan menyayangi Yehuwa. Hasilnya, Aaron lebih menikmati pelayanannya. Dia merintis, membantu para korban bencana alam, dan melayani di negeri lain. Sekarang, dia seorang penatua dan melayani di Betel. Bagaimana perasaannya? Aaron berkata, ”Saya ’mengecap dan melihat bahwa Yehuwa itu baik’. Karena Yehuwa memberkati saya, saya merasa berutang kepada-Nya dan ingin berbuat lebih dalam pelayanan. Hasilnya, saya mendapat lebih banyak berkat.” 8 Sang pemazmur berkata, ”Kecaplah dan lihatlah bahwa Yehuwa itu baik.” Dia menambahkan, ’Mereka yang mencari Yehuwa tidak akan kekurangan apa pun yang baik.’ (Baca Mazmur 34:8-10.) Ya, jika kita memberikan yang terbaik kepada Yehuwa, kita akan benar-benar bahagia karena tahu bahwa kita menyenangkan Dia. Dan, Dia akan menepati janji-Nya untuk menjaga kita.
3, 4. Menurut Saudara, apa yang diperlukan untuk maju secara rohani? 5. Bagaimana anak muda bisa menggunakan kekuatan mereka untuk melayani Yehuwa?
6-8. (a) Apa yang membuat seorang anak muda mengubah pandangannya tentang pelayanan, dan apa hasilnya? (b) Bagaimana kita bisa ’mengecap dan melihat bahwa Yehuwa itu baik’?
YANG DIPERLUKAN UNTUK MAJU SECARA ROHANI
Baca 1 Timotius 3:1. Rasul Paulus memuji saudara-saudara yang ”berupaya meraih” hak istimewa sebagai pengawas. Untuk meraih sesuatu yang jauh letaknya, seseorang perlu berupaya keras dan mungkin merentangkan tangannya. Bayangkan seorang saudara yang ingin memenuhi syarat menjadi hamba pelayanan. Dia tahu bahwa dia perlu berupaya memperbaiki sifat-sifatnya. Dan, setelah menjadi hamba pelayanan, dia perlu terus berupaya keras untuk memenuhi syarat menjadi pengawas. 4 Ada saudara-saudari yang membuat perubahan dalam hidup mereka agar bisa berbuat lebih banyak untuk Yehuwa. Misalnya, ada yang ingin merintis, bekerja di Betel, atau ikut membangun Balai Kerajaan. Mari kita bahas bagaimana Alkitab bisa membantu kita semua untuk terus maju secara rohani. 3
TERUSLAH MAJU SECARA ROHANI 5
AGUSTUS 2016
21
JANGAN MENYERAH
Kita mungkin mau berbuat lebih banyak untuk Yehuwa. Tapi, bagaimana jika kita sudah lama menunggu untuk mendapat hak istimewa tertentu? Atau, bagaimana jika keadaan kita belum juga berubah? Kita mungkin perlu bersabar. (Mi. 7:7) Yehuwa mungkin membiarkan hal itu terjadi, tapi kita bisa yakin bahwa Dia akan selalu mendukung kita. Kita bisa belajar dari Abraham. Yehuwa berjanji bahwa Abraham akan mempunyai anak. Tapi, Abraham harus menunggu bertahuntahun sampai Ishak lahir. Selama itu, Abraham bersabar dan terus beriman kepada Yehuwa.—Kej. 15:3, 4; 21:5; Ibr. 6:12-15. 10 Memang, menunggu itu tidak mudah. (Ams. 13:12) Tapi, jika kita terus memikir9
9, 10. Mengapa penting untuk bersabar?
kan keadaan dan rasa kecewa kita, kita akan sangat kecil hati. Lebih baik kita menggunakan waktu itu untuk memperbaiki sifat-sifat kita yang dibutuhkan untuk menjalankan tanggung jawab tertentu di sidang. 11 Kembangkan sifat dan kesanggupan yang akan Saudara butuhkan. Dengan membaca dan merenungkan Alkitab, Saudara bisa menjadi bijaksana, punya cara berpikir yang benar, dan membuat keputusan yang baik. Pria-pria membutuhkan sifat dan kesanggupan ini untuk mengurus sidang. (Ams. 1:1-4; Tit. 1:7-9) Jika kita mempelajari Alkitab, kita bisa memahami perasaan Yehuwa terhadap banyak hal. Lalu, kita bisa menggunakan apa yang kita pelajari 11. Sifat apa saja yang bisa kita kembangkan, dan mengapa itu penting?
APAKAH SAUDARA MAU MENCOBA CARA LAIN? VENECIA dari Venezuela tidak berani mengabar lewat telepon. Tapi dia mau mencobanya. Dia menelepon seorang ibu yang sudah dia kenal dan dengan singkat berbicara tentang Alkitab. Ibu itu ingin tahu lebih banyak dan mau belajar Alkitab dengannya. Akhirnya, dia dibaptis. Venecia pun berkata, ”Kesaksian lewat telepon ternyata ada hasilnya!” Peter dari Liberia sering membawa bacaan kita ke sekolah. Suatu hari, beberapa temannya melihat risalah Kaum Muda —Bagaimana Kalian Akan Menggunakan Kehidupan? dan meminta satu. Peter membahas risalah itu bersama mereka dan
22
MENARA PENGAWAL
bertanya, ”Apa cita-cita kalian?” Salah satu anak menjawab, ”Aku mau melayani Allah.” Lalu, anak itu belajar Alkitab dengan Peter. Karena masalah kesehatan, sepasang Saksi di Polandia sulit mengabar dari rumah ke rumah. Jadi, mereka memberi kesaksian lewat surat. Seorang pria membalas surat mereka, ”Saya sangat berterima kasih untuk penghiburan dari kalian. Istri saya meninggal tiga tahun yang lalu, dan tahun lalu putra saya tewas karena kecelakaan.” Seorang wanita menulis, ”Karena surat kalian dua tahun yang lalu, saya jadi tahu kebenaran. Sekarang saya adalah saudari kalian.”
untuk membuat keputusan yang menyenangkan Yehuwa setiap hari. Misalnya, kita jadi tahu cara memperlakukan orang lain, menggunakan uang, serta memilih hiburan dan pakaian. 12 Kerjakan tugas apa pun dengan sebaikbaiknya. Sewaktu umat Allah membangun kembali bait, Nehemia membutuhkan priapria yang bisa menjalankan berbagai tanggung jawab. Dia memilih mereka yang punya nama baik. Dia tahu bahwa mereka mengasihi Yehuwa dan akan bekerja keras untuk melakukan tugas apa pun. (Neh. 7:2; 13:12, 13) Sekarang pun, orang yang dapat dipercaya dan yang bekerja keras akan punya nama baik dan bisa diberi lebih banyak tanggung jawab. (1 Kor. 4:2) Jadi, baik saudara maupun saudari hendaknya selalu mengerjakan tugas apa pun dengan sebaikbaiknya.—Baca 1 Timotius 5:25. 13 Andalkan Yehuwa. Bagaimana jika ada yang memperlakukan Saudara dengan tidak adil? Saudara bisa menyatakan kekecewaan Saudara kepada mereka. Tapi, jika Saudara terus membela diri dan berkeras bahwa Saudaralah yang benar, masalahnya bisa bertambah parah. Kita bisa belajar dari Yusuf dalam Alkitab. Yusuf diperlakukan dengan buruk oleh saudarasaudaranya. Dia difitnah dan dipenjarakan meski tidak bersalah. Tapi, Yusuf mengandalkan Yehuwa. Dia memikirkan janji-janji Yehuwa dan terus setia. (Mz. 105:19) Pada masa yang sulit itu, dia mengembangkan sifat-sifat bagus yang belakangan berguna baginya untuk melakukan tugas-tugas penting. (Kej. 41:37-44; 45:4-8) Jika Saudara 12. Bagaimana caranya menjadi anggota sidang yang dapat dipercaya? 13. Jika Saudara diperlakukan dengan tidak adil, bagaimana teladan Yusuf bisa membantu Saudara?
diperlakukan dengan tidak adil, berdoalah meminta hikmat dari Yehuwa. Dia akan membantu Saudara untuk tetap tenang dan sopan sewaktu Saudara menyatakan kekecewaan.—Baca 1 Petrus 5:10. TINGKATKAN KETERAMPILAN DALAM PELAYANAN
Paulus menasihati Timotius agar semakin terampil menggunakan Kitab Suci. Paulus berkata, ”Teruslah perhatikan dirimu dan pengajaranmu.” (1 Tim. 4: 13, 16) Timotius sudah mengabar selama bertahun-tahun. Jadi, mengapa dia masih perlu meningkatkan keterampilannya? Karena orang dan keadaan bisa berubah. Agar mereka mau mendengarkannya, dia harus terus menyesuaikan cara mengajarnya dengan kebutuhan mereka. Kita pun harus berbuat yang sama. 15 Di beberapa tempat, banyak orang tidak ada di rumah sewaktu kita mengabar. Di tempat lainnya, orang bisa jadi ada di rumah, tapi kita tidak bisa menemui mereka karena mungkin lingkungan rumah mereka dijaga ketat. Kalau daerah Saudara seperti itu, bisakah Saudara mencoba cara lain untuk menemui orang-orang? 16 Banyak saudara-saudari senang mengabar di tempat umum. Misalnya, mereka bisa bertemu dengan banyak orang di stasiun kereta api, terminal bus, pasar, dan taman. Seorang penyiar bisa mulai mengobrol dengan seseorang tentang berita yang terbaru. Atau, dia bisa bertanya tentang pekerjaannya atau memuji 14
14, 15. (a) Mengapa kita harus ’terus memperhatikan’ cara kita mengabar? (b) Bagaimana Saudara bisa menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah? (Lihat gambar di awal artikel dan kotak ”Apakah Saudara Mau Mencoba Cara Lain?”) 16. Mengapa mengabar di tempat umum itu bermanfaat? AGUSTUS 2016
23
anaknya. Jika orang itu mau diajak bicara, sang penyiar bisa membahas sebuah topik Alkitab dan meminta pendapatnya. Sering kali, orang-orang ingin tahu lebih banyak tentang Alkitab. 17 Mungkin, Saudara sulit memulai percakapan dengan orang yang tidak dikenal di tempat umum. Itulah yang dirasakan Eddie, seorang perintis di New York City. Tapi, dia berhasil mengatasinya. Dia berkata, ”Sewaktu ibadat keluarga, saya dan Istri melakukan riset agar tahu caranya menjawab keberatan dan menanggapi pendapat orang. Kami juga meminta saran dari Saksi lainnya.” Sekarang, Eddie sangat menyukai kesaksian di tempat umum. 18 Jika kita lebih menikmati pelayanan dan semakin terampil berbicara kepada orang tentang kabar baik, kemajuan rohani kita akan nyata. (Baca 1 Timotius 4:15.) Dan, kita bahkan mungkin bisa membantu orang menjadi hamba Yehuwa. Kita akan merasa sama seperti Daud yang berkata, ”Aku akan mengagungkan Yehuwa setiap waktu; pujian kepadanya akan ada dalam mulutku senantiasa. Karena Yehuwa jiwaku akan bermegah; orang-orang yang lembut hati akan mendengar dan akan bersukacita.”—Mz. 34:1, 2. TERUS MEMUJI YEHUWA DENGAN MAJU SECARA ROHANI
Daud juga berkata, ”Segala hasil karyamu akan menyanjung engkau, oh, Yehuwa, dan orang-orangmu yang loyal akan mengagungkan engkau. Mereka akan berbicara tentang kemuliaan kerajaanmu, dan mereka akan menyatakan keperkasaanmu, un19
17, 18. (a) Bagaimana Saudara bisa lebih terampil untuk mengabar di tempat umum? (b) Bagaimana kita bisa meniru Daud, dan apa hasilnya? 19. Mengapa hamba Yehuwa yang setia bisa tetap bahagia meski menghadapi kesulitan?
24
MENARA PENGAWAL
tuk memberitahukan kepada putra-putra manusia, tindakannya yang perkasa dan kemuliaan semarak kerajaannya.” (Mz. 145: 10-12) Semua orang yang mengasihi Yehuwa dan setia kepada-Nya sangat ingin memberi tahu orang lain tentang Dia. Tapi, bagaimana jika Saudara tidak bisa mengabar dari rumah ke rumah sesering dulu karena penyakit atau usia tua? Ingatlah bahwa Saudara memuji Yehuwa setiap kali Saudara berbicara tentang Dia kepada siapa saja, seperti kepada perawat atau dokter. Jika Saudara dipenjarakan karena iman, Saudara masih bisa berbicara kepada orang lain tentang Yehuwa dan itu membuat hatiNya bersukacita. (Ams. 27:11) Yehuwa juga sangat senang jika Saudara melayani-Nya meski anggota keluarga Saudara yang lain tidak melayani-Nya. (1 Ptr. 3:1-4) Dalam keadaan yang sangat sulit pun, Saudara bisa memuji Yehuwa, semakin dekat kepada-Nya, dan maju secara rohani. 20 Yehuwa tentu akan memberkati Saudara jika Saudara semakin akrab dengan-Nya dan memberikan yang terbaik untuk-Nya. Mungkin, jika Saudara mengubah jadwal atau gaya hidup Saudara, Saudara akan punya lebih banyak kesempatan untuk membantu orang lain belajar tentang janji-janji Allah yang indah. Bahkan, Saudara bisa berbuat lebih banyak untuk saudara-saudari. Dan, mereka pasti akan lebih mengasihi Saudara karena Saudara bekerja keras di sidang. 21 Tidak soal berapa lama Saudara sudah melayani Yehuwa, kita semua bisa semakin akrab dengan-Nya dan maju secara rohani. Di artikel berikutnya, kita akan membahas cara membantu orang lain untuk maju. 20, 21. Jika Saudara lebih sibuk dalam organisasi Yehuwa, hal baik apa yang bisa Saudara berikan kepada orang lain?
Apakah Saudara Menyadari Perlunya Melatih Orang Lain? ”Pengajaran yang baik . . . akan kuberikan kepadamu.” —AMS. 4:2.
YESUS sibuk memberitakan Kerajaan Allah. Meski begitu, dia masih menggunakan banyak waktu untuk melatih muridmuridnya. Dia menunjukkan kepada mereka cara mengajar dan menggembalakan domba-domba Allah. (Mat. 10:5-7) Filipus juga sangat sibuk mengabar. Tapi, dia tetap melatih putriputrinya untuk mengabar dengan terampil. (Kis. 21:8, 9) Saat ini, kita pun harus melatih orang lain. Mengapa? 2 Di seluruh dunia, ada banyak orang baru yang belum dibaptis. Mereka perlu dibantu untuk mengerti pentingnya membaca dan mempelajari Alkitab secara pribadi. Mereka juga perlu dilatih cara memberitakan dan mengajarkan kabar baik. Pria-pria yang baru dibaptis perlu dilatih agar bisa menjadi hamba pelayanan dan penatua. Semua anggota sidang bisa memberikan banyak bantuan kepada orang-orang baru ini. —Ams. 4:2.
NYANYIAN: 93, 96
APA JAWABAN SAUDARA?
Mengapa kita perlu melatih pelajar Alkitab agar mereka bersemangat untuk belajar Alkitab secara pribadi?
Bagaimana kita bisa membantu penyiar baru dalam pengabaran?
Mengapa pria-pria perlu dilatih agar siap menjadi gembala kawanan domba Allah?
1, 2. Mengapa kita harus melatih orang lain?
25
Dia Tidak Menyerah Penyiar baru perlu belajar untuk bersabar dalam pelayanan. Seorang saudara di Ghana berkali-kali berupaya mengunjungi seorang pemuda yang telah menerima majalah. Tapi, pemuda itu selalu menghindar darinya. Setelah beberapa minggu, saudara itu akhirnya bertemu dengannya. Tapi, pemuda itu segera mengakhiri percakapan. Saudara itu tidak menyerah. Dia mencoba menunjukkan cara belajar Alkitab, dan pemuda itu pun mau. Beberapa bulan kemudian, pemuda itu dibaptis pada saat kebaktian.
AJARKAN CARA BELAJAR ALKITAB YANG BAIK
Setiap hamba Yehuwa perlu membaca dan mempelajari Alkitab untuk mengetahui kehendak Allah. Rasul Paulus menjelaskan pentingnya hal ini kepada saudara-saudari di Kolose sewaktu ia berkata, ”Kami tidak henti-hentinya berdoa bagimu dan meminta supaya kamu dipenuhi dengan pengetahuan yang saksama tentang kehendaknya.” Dengan membaca dan mempelajari Kitab Suci, mereka bisa mendapat hikmat dan tahu cara ”berjalan dengan layak di hadapan Yehuwa untuk menyenangkan dia sepenuhnya”. Mereka juga akan bisa melakukan ”setiap pekerjaan yang baik” yang Yehuwa berikan, terutama memberitakan kabar baik. (Kol. 1:9, 10) Jadi, jika kita memandu 3
3, 4. (a) Menurut Paulus, mengapa belajar Alkitab itu penting untuk pelayanan? (b) Sebelum menyarankan pelajar Alkitab untuk mempelajari Alkitab secara pribadi, apa yang harus kita lakukan?
26
MENARA PENGAWAL
pelajaran Alkitab, kita perlu membantu pelajar mengerti bahwa dengan membaca dan mempelajari Alkitab secara teratur, dia akan tergerak untuk melayani Yehuwa. 4 Sebelum membantu pelajar Alkitab mengerti manfaatnya belajar Alkitab secara pribadi, kita sendiri harus melakukannya. Malah, jika kita membaca dan merenungkan Alkitab dengan teratur, kita akan merasakan manfaatnya dalam kehidupan dan pelayanan kita. Misalnya, jika ada yang mengajukan pertanyaan sulit dalam pengabaran, kita bisa menjawabnya dengan menggunakan Alkitab. Atau, sewaktu kita membaca tentang ketekunan Yesus, Paulus, dan yang lainnya dalam pelayanan, kita akan bersemangat untuk terus mengabar meski ada kesulitan. Dan, jika kita menceritakan kepada orang lain apa yang kita pelajari dan manfaatnya bagi kita, bisa jadi mereka juga ingin belajar Alkitab dengan lebih rajin untuk mendapatkan manfaatnya. 5 Saudara mungkin bertanya, ’Bagaimana caranya melatih pelajar Alkitab untuk mempelajari Alkitab dengan teratur?’ Saudara bisa menunjukkan cara mempersiapkan bahan yang akan dipelajari bersamanya. Saudara bisa menyarankannya untuk membaca keterangan tambahan di apendiks buku Alkitab Ajarkan dan membaca ayat-ayatnya. Lalu, Saudara bisa menunjukkan cara mempersiapkan bahan perhimpunan agar dia bisa memberikan komentar. Sarankan dia untuk membaca tiap edisi Menara Pengawal dan Sadarlah! Saudara juga bisa menunjukkan cara mencari jawaban atas pertanyaan Alkitab, misalnya dengan menggunakan Watchtower Library atau PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal. Jika dia mencoba belajar dengan berbagai cara ini, dia 5. Berikan saran tentang cara membantu seseorang untuk mempelajari Alkitab secara pribadi dengan teratur.
mungkin akan menikmatinya dan ingin belajar lebih banyak lagi. 6 Kita ingin agar pelajar Alkitab menyadari bahwa Alkitab bermanfaat karena dengan mempelajarinya, dia bisa lebih mengenal Yehuwa. Daripada memaksanya untuk belajar, kita bisa menunjukkan cara menikmati pelajaran Alkitab melalui alat bantu yang disediakan organisasi Yehuwa. Semakin banyak yang dia pelajari, dia akan merasa seperti sang pemazmur yang bernyanyi, ”Baiklah bagiku untuk datang mendekat kepada Allah. Kepada Tuan Yang Berdaulat Yehuwa kutaruh perlindunganku.” (Mz. 73:28) Roh Yehuwa pasti akan membantu orang yang ingin mendekat kepada-Nya. LATIHLAH PENYIAR BARU CARA MENGABAR DAN MENGAJAR
Kita bisa belajar banyak hal dari cara Yesus melatih rasul-rasulnya. Yesus mengajak mereka mengabar. Jadi, mereka melihat cara Yesus mengajar orang. Dia juga memberi mereka petunjuk khusus tentang cara mengabar. (Mat., psl. 10)[1] Dalam waktu singkat, para rasul belajar dari Yesus cara mengajarkan kebenaran. (Mat. 11:1) Mari kita bahas dua cara untuk melatih penyiar baru mengabar. 8 Cara berbicara. Yesus tidak hanya berkhotbah di depan banyak orang. Dia juga sering berbicara kepada orang-orang secara pribadi dengan ramah. Misalnya, dia bercakap-cakap dengan seorang wanita yang menimba air di sumur dekat kota Sikhar. (Yoh. 7
6. (a) Bagaimana Saudara bisa membantu sang pelajar menyadari pentingnya Alkitab? (b) Apa hasilnya jika pelajar kita menikmati pelajaran Alkitab? 7. Bagaimana Yesus melatih murid-muridnya mengabar? (Lihat gambar di awal artikel.) 8, 9. (a) Bagaimana cara Yesus berbicara kepada orang-orang dalam pelayanan? (b) Bagaimana kita bisa menggunakan contoh Yesus untuk melatih penyiar baru?
4:5-30) Yesus juga berbicara dengan Matius Lewi, seorang petugas pajak, dan mengundangnya menjadi rasul. Matius menerima undangan Yesus dan belakangan mengajak Yesus dan orang-orang lain makan di rumahnya. Di sana, Yesus berbicara dengan banyak orang.—Mat. 9:9; Luk. 5:27-39. 9 Yesus juga berbicara dengan ramah kepada Natanael, meski Natanael berpikiran buruk tentang orang Nazaret. Karena Yesus ramah kepadanya, dia mengubah pandangannya terhadap Yesus yang berasal dari Nazaret. Dan dia mau belajar lebih banyak dari Yesus. (Yoh. 1:46-51) Dari contoh Yesus, kita belajar bahwa jika kita berbicara dengan ramah dan tenang, orang-orang akan lebih mau mendengarkan kita.[2] Jika kita melatih penyiar baru untuk berbicara dengan cara seperti itu, mereka akan lebih menikmati pelayanan mereka. 10 Cara memupuk minat. Yesus sangat sibuk. Tapi, jika ada yang ingin mendengarkannya, dia akan meluangkan waktu untuk mengajar mereka banyak hal. Contohnya, suatu hari ada banyak orang yang berkumpul di pinggir danau untuk mendengarkan ajaran Yesus. Jadi, Yesus naik ke perahu bersama Petrus dan mengajar mereka dari atas perahu. Setelah itu, dia juga mengajar Petrus. Yesus membuat mukjizat sehingga Petrus bisa menangkap banyak ikan. Lalu, dia berkata kepada Petrus, ”Mulai sekarang engkau akan menangkap manusia hiduphidup.” Petrus dan teman-temannya segera ”membawa kembali perahu-perahu itu ke darat, lalu meninggalkan segala sesuatu” dan mengikuti Yesus.—Luk. 5:1-11. 11 Nikodemus juga ingin belajar lebih banyak dari Yesus. Tapi sebagai anggota Sanhedrin, dia takut dengan tanggapan 10 -12. (a) Bagaimana Yesus memupuk minat orang yang mau mendengarkan? (b) Bagaimana kita bisa membantu penyiar baru menjadi guru Alkitab yang lebih terampil? AGUSTUS 2016
27
orang jika dia ketahuan berbicara kepada Yesus. Jadi, dia mendatangi Yesus pada malam hari. Yesus tidak menolaknya, tapi malah menyediakan waktu untuk menjelaskan kebenaran yang penting kepadanya. (Yoh. 3:1, 2) Yesus selalu mau meluangkan waktu untuk mengajarkan kebenaran kepada orang-orang dan menguatkan iman mereka. Kita juga bisa menirunya dengan bersedia mengunjungi lagi orang pada waktu yang cocok bagi mereka. Kita juga perlu menggunakan waktu kita untuk membantu mereka memahami Alkitab. 12 Sewaktu berdinas bersama penyiar baru, kita bisa mengajar mereka untuk mengunjungi lagi siapa pun yang kelihatannya berminat. Kita bisa mengajaknya sewaktu kita melakukan kunjungan kembali dan memandu pelajaran Alkitab. Dengan begitu, mereka akan belajar cara mengajar orang lain dan ikut merasakan betapa senangnya membantu seseorang mengenal Yehuwa. Jadi, mereka pun akan bersemangat untuk mengunjungi kembali orang yang sudah dikabari dan memandu pelajaran Alkitab. Mereka juga akan belajar untuk bersabar dan tidak cepat menyerah jika sulit bertemu lagi dengan yang berminat.—Gal. 5:22; lihat kotak ”Dia Tidak Menyerah”.
Yehuwa ingin agar hamba-hamba-Nya saling mengasihi seperti keluarga dan saling melayani. (Baca Lukas 22:24-27; 1 Petrus 1:22.) Alkitab menjelaskan bahwa Yesus memberikan segalanya, termasuk nyawanya, untuk orang lain. (Mat. 20:28) Dorkas ”banyak sekali melakukan perbuatan baik
dan memberikan pemberian belas kasihan”. (Kis. 9:36, 39) Maria ’bekerja keras’ membantu saudara-saudari di Roma. (Rm. 16:6) Bagaimana kita bisa membantu orang baru mengerti pentingnya berbuat baik kepada saudara-saudari? 14 Kita bisa mengajak orang baru mengunjungi lansia atau orang yang sedang sakit. Orang tua juga bisa mengajak anak mereka jika situasinya cocok. Penatua bisa mengajak anak muda atau orang baru bekerja sama jika ada kebutuhan untuk menyediakan makanan bagi lansia atau memperbaiki rumah mereka. Jika anak muda dan orang baru melihat bahwa saudara-saudari saling peduli seperti itu, mereka akan tergerak untuk melakukannya juga. Contohnya, sewaktu mengabar di sebuah desa, seorang penatua selalu mampir ke rumah saudarasaudara di sana. Seorang saudara muda yang sering ikut dengan penatua ini belajar darinya. Dia jadi tergerak untuk memikirkan apa yang bisa dia lakukan untuk membantu saudara-saudari.—Rm. 12:10. 15 Yehuwa memberi para pria tanggung jawab untuk mengajarkan Firman Allah di sidang. Jadi, pria-pria harus belajar cara menyampaikan khotbah dengan baik. Jika Saudara seorang penatua, cobalah dengarkan sewaktu hamba pelayanan berlatih menyampaikan khotbah. Lalu, bantu dia meningkatkan keterampilannya.—Neh. 8:8.[3] 16 Ada banyak pria yang perlu dilatih untuk menjadi gembala di sidang. Paulus melatih Timotius dan menyarankannya untuk melatih orang lain. Paulus berkata, ”Teruslah peroleh kuasa melalui kebaikan hati yang tidak selayaknya diperoleh yang
13, 14. (a) Apa yang bisa Saudara pelajari dari tokoh Alkitab yang suka berkorban demi orang lain? (b) Bagaimana Saudara bisa melatih orang baru dan anak muda untuk memedulikan saudarasaudari mereka?
15. Mengapa para penatua harus mau memperhatikan kemajuan pria-pria di sidang? 16, 17. (a) Apa yang Paulus lakukan agar Timotius bisa lebih maju lagi? (b) Bagaimana penatua bisa melatih calon gembala di sidang?
LATIHLAH ORANG BARU UNTUK MELAYANI SAUDARA-SAUDARI 13
28
MENARA PENGAWAL
Latihlah orang baru untuk mengasihi dan melayani saudara-saudari mereka (Lihat paragraf 13, 14)
berhubungan dengan Kristus Yesus, dan perkara-perkara yang engkau dengar dariku dengan dukungan banyak saksi, percayakanlah perkara-perkara ini kepada pria-pria yang setia, yang selanjutnya akan cukup cakap untuk mengajar orang-orang lain.” (2 Tim. 2:1, 2) Timotius belajar banyak hal dari Paulus yang adalah penatua dan rasul. Dia belajar caranya untuk lebih terampil dalam pengabaran dan caranya membantu saudara-saudari di sidang.—2 Tim. 3:10-12. 17 Paulus menggunakan banyak waktu untuk melatih Timotius karena dia ingin Timotius terlatih dengan baik. (Kis. 16:1-5) Para penatua bisa meniru Paulus dengan mengajak hamba pelayanan yang memenuhi syarat untuk ikut dalam kunjungan penggembalaan. Dengan begitu, mereka bisa belajar dari para penatua cara mengajar orang lain, cara menjadi sabar dan pengasih, dan cara mengandalkan Yehuwa sewaktu mengurus domba-Nya.—1 Ptr. 5:2. PELATIHAN ITU PENTING
Pada akhir zaman ini, banyak orang baru perlu dilatih agar semakin terampil dalam pengabaran. Banyak saudara juga perlu dilatih untuk mengurus sidang. Yehuwa ingin agar semua hamba-Nya dilatih dengan baik. Dan, Ia memercayakan tugas istimewa 18
18. Mengapa melatih orang lain dalam pelayanan sangat penting?
itu kepada kita. Jadi, kita harus berusaha keras melatih orang lain, seperti yang Yesus dan Paulus lakukan. Kita perlu melatih sebanyak mungkin orang karena pekerjaan pengabaran semakin meningkat sebelum akhir itu tiba. 19 Dibutuhkan waktu dan upaya untuk melatih orang baru. Tapi, kita yakin bahwa Yehuwa dan Yesus akan membantu kita melatih orang lain dengan cara terbaik. Kita pasti akan bahagia jika melihat orang yang kita latih ”bekerja keras dan mengerahkan diri” di sidang atau dalam pengabaran. (1 Tim. 4:10) Kita sendiri juga perlu terus berupaya keras untuk maju secara rohani, mengembangkan sifat-sifat yang bagus, dan lebih mendekat kepada Yehuwa. 19. Mengapa Saudara perlu yakin bahwa upaya Saudara untuk melatih orang lain tidak akan siasia?
CATATAN: [1] (paragraf 7) Misalnya, Yesus memberi tahu muridmuridnya untuk (1) memberitakan tentang Kerajaan Allah; (2) percaya bahwa Allah akan menyediakan kebutuhan mereka; (3) tidak berdebat; (4) percaya bahwa Allah akan menolong saat mereka ditentang; dan (5) tidak takut menghadapi perlakuan buruk orang-orang. [2] (paragraf 9) Saran bagus tentang cara berbicara kepada orang-orang sewaktu berdinas terdapat di buku Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis, hlm. 62-64. [3] (paragraf 15) Saran bagus bagi para pria untuk lebih terampil berkhotbah terdapat di buku Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis, hlm. 52-61. AGUSTUS 2016
29
PERTANYAAN PEMBACA
Mengapa mencuci tangan dipersoalkan oleh musuh-musuh Yesus? ˇ Ini hanya satu dari banyak hal yang mereka kritik. Hukum Musa menjelaskan apa saja yang membuat seseorang najis, misalnya air mani yang keluar atau sedang haid, penyakit kusta, dan menyentuh mayat atau bangkai. Hukum juga memberi petunjuk caranya agar bisa bersih kembali, yaitu dengan persembahan korban, mandi, atau pemercikan.—Im., psl. 11-15; Bil., psl. 19. Para guru Yahudi, yang juga dikenal sebagai rabi, menambahkan aturan mereka sendiri. Menurut satu sumber, para rabi menambahkan aturan atau perincian tentang apa yang bisa membuat seseorang najis dan bagaimana ia bisa membuat orang lain najis. Mereka juga membuat aturan tentang peralatan dan benda apa saja yang bisa dan tidak bisa menjadi najis, serta upacara yang harus diikuti untuk bersih kembali. Orang Farisi bertanya kepada Yesus, ”Mengapa murid-muridmu tidak bertingkah laku menurut tradisi orang-orang di masa lalu, tetapi mereka makan dengan tangan najis?” (Mrk. 7:5)
30
Orang Farisi tidak mempersoalkan kebersihan, yaitu mencuci tangan sebelum makan. Mereka membuat aturan bahwa sebelum seseorang makan, air harus dituangkan ke tangannya sebagai bagian dari upacara. Sumber yang sama menyebutkan bahwa para rabi ”juga berdebat tentang benda apa yang harus dipakai untuk menuangkan air, jenis air yang cocok, siapa yang harus menuangkannya, dan bagian tangan mana yang harus terkena air”. Apa reaksi Yesus terhadap semua hukum buatan manusia itu? Dia memberi tahu para pemimpin agama Yahudi itu, ”Yesaya dengan tepat bernubuat mengenai kamu, hai, orang-orang munafik, sebagaimana ada tertulis, ’Umat ini menghormati aku dengan bibir mereka, tetapi hati mereka jauh dariku [Yehuwa]. Sia-sia mereka terus menyembah aku, karena mereka mengajarkan perintah manusia sebagai doktrin.’ Dengan melepaskan perintah Allah, kamu berpegang erat pada tradisi manusia.”—Mrk. 7:6-8.
DARI ARSIP KITA
”Kesaksian Saya Berhasil Sehingga Yehuwa Dimuliakan” ”SEMUA perang di masa lalu . . . tidak ada artinya dibandingkan dengan perang besar yang sedang terjadi di Eropa.” Itulah yang dikatakan The Watch Tower 1 September 1915 tentang Perang Dunia I yang akhirnya melibatkan sekitar 30 negara. The Watch Tower melaporkan bahwa karena konflik itu, ”pekerjaan [Kerajaan] agak terhambat, khususnya di Jerman dan Prancis”. Pada masa perang itu, beberapa Siswa Alkitab masuk dinas militer karena tidak memahami sepenuhnya soal kenetralan Kristen. Tapi, mereka bertekad untuk tetap menyebarkan kabar baik. Karena ingin mendukung pekerjaan Kerajaan, Wilhelm Hildebrandt memesan The Bible Students Monthly dalam bahasa Prancis. Ia berada di Prancis bukan sebagai kolportir (penginjil sepenuh waktu), tapi sebagai tentara Jerman. Ia seharusnya adalah musuh Prancis, tapi dengan seragam militernya ia membagikan berita perdamaian kepada orangorang Prancis sehingga mereka terheran-heran.
Dari surat-surat yang diterbitkan dalam The Watch Tower, terlihat bahwa beberapa Siswa Alkitab Jerman ingin membagikan kabar Kerajaan meski berada dalam dinas militer. Saudara Lemke, yang bertugas di angkatan laut, melaporkan bahwa ternyata lima rekan sepasukannya berminat. Dia menulis, ”Bahkan di atas kapal ini, kesaksian saya berhasil sehingga Yehuwa dimuliakan.” Georg Kayser pergi ke medan perang sebagai prajurit dan pulang sebagai hamba Allah yang benar. Bagaimana kisahnya? Suatu hari dia menerima publikasi Siswa-Siswa Alkitab. Dia menyambut kebenaran tentang Kerajaan dengan sepenuh hati dan tidak lagi angkat senjata. Lalu, dia melakukan pekerjaan yang tidak berhubungan dengan perang. Sehabis perang, dia menjadi perintis yang bersemangat selama bertahun-tahun. Meski Siswa-Siswa Alkitab belum memahami sepenuhnya masalah kenetralan, sikap dan tingkah laku mereka sangat berbeda dengan pandangan
Johannes Rauthe dalam dinas pengabaran, mungkin pada 1920-an
dan tindakan orang-orang yang menyetujui perang. Para tokoh politik dan pemimpin gereja mendukung perang, tapi Siswa-Siswa Alkitab setia kepada ”Pangeran Perdamaian”. (Yes. 9:6) Walaupun beberapa Siswa Alkitab tidak benar-benar netral, mereka masih memegang kebenaran dasar se¨ perti yang dinyatakan oleh Konrad Mortter, ”Saya paham betul bahwa menurut Firman Allah orang Kristen tidak boleh membunuh.”—Kel. 20:13.1 Meski hukum di Jerman tidak memuat ketetapan tentang orang-orang yang menolak dinas militer atas dasar hati nurani, lebih dari 20 Siswa Alkitab menolak dinas militer. Beberapa dari mereka dianggap sakit jiwa, seperti Gustav Kujath, yang dimasukkan ke rumah sakit jiwa dan dibius. 1 Lihat kisah tentang Siswa-Siswa Alkitab Inggris selama Perang Dunia I di artikel ”Dari Arsip Kita—Mereka Berdiri Teguh pada ’Jam Pengujian’ ” dalam Menara Pengawal 15 Mei 2013.
s
n o
Download gratis majalah ini dan bacaan lain
p
1 Tindakan ini disarankan dalam Millennial Dawn Jilid VI (1904) dan juga dalam Zion’s Watch Tower Agustus 1906 edisi bahasa Jerman. Pandangan kita diperjelas dalam The Watch Tower September 1915, dan Siswa-Siswa Alkitab disarankan untuk menghindari dinas militer. Tapi, artikel ini tidak diterbitkan dalam bahasa Jerman.
Alkitab Terjemahan Dunia Baru juga dapat dibaca secara online
Buka www.jw.org/id, atau scan kode
w16.08-IN 160415
¨ Hans Holterhoff menggunakan gerobak dorong untuk memperkenalkan The Golden Age
¨ Hans Holterhoff, yang juga menolak dinas militer, dipenjarakan. Di sana, dia menolak pekerjaan apa pun yang berkaitan dengan perang. Para penjaga mengikat tubuhnya dalam jaket khusus sehingga kaki dan tangannya mati rasa. Ketika tindakan itu tidak berhasil mematahkan tekadnya, para penjaga berpura-pura menghukum mati dia. Tapi, Hans tetap teguh selama masa perang. Saudara-saudara lain yang diwajibkan masuk dinas militer tidak mau angkat senjata dan meminta pekerjaan yang tidak berhubungan dengan perang.1 Salah satunya adalah Johannes Rauthe yang akhirnya ditugaskan di departemen kere¨ ta api. Konrad Mortter ditugaskan sebagai tenaga medis, dan Reinhold Weber sebagai perawat. August Krafzig, yang ditugaskan mengurus bagasi, sangat bersyukur karena tidak bertugas di medan perang. Siswa-Siswa Alkitab ini dan yang lainnya bertekad untuk melayani Yehuwa sesuai dengan pemahaman mereka tentang kasih dan kesetiaan kepada Yehuwa. Sikap Siswa-Siswa Alkitab selama perang membuat mereka diawasi oleh pemerintah. Pada tahuntahun berikutnya, Siswa-Siswa Alkitab di Jerman harus menghadap pengadilan ribuan kali karena kegiatan pengabaran mereka. Untuk membantu mereka, kantor cabang Jerman membentuk departemen hukum di Betel di Magdeburg. Saksi-Saksi Yehuwa secara bertahap memperjelas pemahaman mereka tentang kenetralan Kristen. Sewaktu Perang Dunia II pecah, mereka tetap netral dengan menolak dinas militer sama sekali. Akibatnya, mereka dianggap musuh Negara Jerman dan dianiaya dengan hebat. Tapi, kisah ini kita simpan untuk bagian berikutnya dalam seri ”Dari Arsip Kita”.—Dari arsip kita di Eropa Tengah.