perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING (DL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH DITINJAU DARI MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI BOYOLALI ARTIKEL Mhd Ihsan Syahaf Nasution, Hermanu Joebagio, Leo Agung Program Studi Magister Pendidikan Sejarah, FKIP UNS
[email protected]
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh model pembelajaran Discovery Learning (DL) dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap prestasi belajar sejarah. (2) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh minat belajar tinggi dan minat belajar rendah terhadap prestasi belajar sejarah. (3). Untuk mengetahui apakah ada interaksi model pembelajaran dan minat belajar terhadap prestasi belajar sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis eksperimental semu (Quasi Eksperimental Research) sedangkan target populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMA Negeri Boyolali tahun pelajaran 2015/2016. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Multi Stage Cluster Random Sampling. Sampel penelitian adalah peserta didik kelas XI Sosial SMAN 1 Boyolali sebagai kelas eksperimen1 dan peserta didik kelas XI Sosial SMAN 1 Teras sebagai kelas eksperimen2. Penelitian ini menggunakan desain faktorial 2x2. Uji hipotesis menggunakan Anava dua jalan dengan signifikansi ɑ = 0,05. Hasil temuan penilitian diperoleh : (1) Prestasi belajar sejarah peserta didik pada model pembelajaran Discovery Learning (DL) lebih baik dari pada prestasi belajar sejarah peserta didik pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).(2) Prestasi belajar sejarah yang diperoleh peserta didik dengan minat belajar tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar sejarah yang diperoleh peserta didik dengan minat belajar rendah. (3) Tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan minat belajar terhadap prestasi belajar sejarah. Peserta didik yang memiliki minat belajar tinggi pada penerapan model pembelajaran Discovery Learning (DL) memiliki prestasi sejarah yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki minat belajar tinggi pada penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Sedangkan peserta didik yang memiliki minat belajar rendah pada penerapan model pembelajaran Discovery Learning (DL) memiliki prestasi belajar sejarah yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki minat belajar rendah pada penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Kata Kunci: Model Pembelajaran, Minat Belajar, Prestasi Belajar Sejarah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id I.
digilib.uns.ac.id
Pendahuluan
yang baik bagi peserta didik, sementara
Perkembangan
pendidikan
di
Dunia tidak terlepas dari pasang surut, dalam
perkembangannya
selalu
mengalami
yang
lebih
pendidikan
perubahan
baik,
sesuai
kearah dengan
kebutuhan atau tuntutan zamannya, hal tersebut
juga
terjadi
dalam
perkembangan pendidikan di Indonesia ini.
Yang
dapat
dilihat
dari
perkembangan model pembelajaran di Indonesia.
Pada
awal
kemerdekaan
Indonesia masih menggunakan model mengajar
ceramah,
dimana
guru
menjadi pusat dari pembelajaran yang dilakukan dikelas. Hingga
sekarang
model
pembelajaran di Indonesia mengalami perkembangan, dimana guru tidak lagi menjadi pusat dari pembelajaran yang dilakukan,
karena
munculnya
pendidikan
konstruktifisme,
guru
boleh
begitu
tidak saja
melainkan
dimana
menjejalkan
kepada tugas
teori ilmu
peserta
didik,
guru
hanya
dari
mengarahkan dan mengawasi peserta didik
untuk
memperoleh
pengetahuannya sendiri. Karena paham Konstruktifisme ini berpendapat, bahwa peserta didik bukanlah seperti gelas kosong, yang bisa dengan sesuka hati diisi oleh guru, tetapi
peserta
pengetahuan dalam
didik
dasar
pembelajaran
dan
mempunyai tugas
hanya
guru
sebagai
peserta didik memiliki tugas untuk mencari sendiri pengetahuannya, dan berperan aktif didalam kelas. Pada masa sekarang penggunaan teori konstruktifisme di Indonesia terus berlangsung, penggunaan teori itu dapat dilihat
dengan
penggunaan
model-
model pembelajaran yang memusatkan fokus pembelajarannya kepada peserta didik dan guru hanya sebagai pengarah dan
fasilitator
adalapun sebagai teaching
dalam
model
pembelajaran,
pembelajarannya
berikut,
model
learning,
Contextual
problem
solfing,
inkuiri, saintifik dan banyak model lainnya yang menjadikan pesrta didik sebagai pusat pembelajaran yang ada di dalam kelas. Perkembangan
dalam
pembelajaran di Indonesia juga terjadi dalam pembelajaran sejarah di sekolah. Pembelajaran
sejarah
di
identikkan
dengan pembelajaran yang dilakukan guru
dengan
cara
menceritakan
berceramah,
peristiwa-peristiwa
sejarah yang terjadi di Indonesia kepada peserta
didiknya,
berceramah
guru
dan akan
sesudah
memberikan
tugas sesuai dengan materi yang di ajarkan kepada peserta didik. Pada pembelajaran
masa
sekarang
sejarah
berkembang,
dimana guru tidak hanya berceramah dalam melaksanakan pembelajaran di
dalam kelas, dan peserta didik hanya pengarah dan pengawas bagi pesertacommit to user menerima tugas yang diberikan guru. didik untuk menentukan pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tetapi sekarang guru lebih bersifat
4. Menumbuhkan
pemahaman
sebagai fasilitator dalam pelaksanaan
peserta didik terhadap diri sendiri,
pembelajaran, sementara peserta didik
masyarakat,
dituntut
terbentuknya
untuk
lebih
aktif
dalam
kegiatan pembelajaran.
dan
proses
bangsa
Indonesia
melalui sejarah yang panjang dan
Pelaksanaan
pembelajaran
sejarah pada masa sekarang, sudah
masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.
mengalami perubahan yang lebih baik
5. Menumbuhkan kesadaran dalam
dari pembelajaran sejarah sebelumnya,
diri peserta didik sebagai bagian
ditandai
dari
dengan
berubahnya
cara
bangsa
Indonesia
yang
mengajar guru sejarah di dalam kelas,
memiliki rasa bangga dan cinta
dan
tanah air, melahirkan empati dan
keaktivan
peserta
didik
dalam
pembelajaran sejarah. sesuai dengan
perilaku
tujuan-tujuan dari pembelajaran sejarah
diimplementasikan dalam berbagai
menurut kurikulum 2013.
bidang kehidupan masyarakat dan
Menurut buku kurikulum 2013 (Kemendikbud:2)
tujuan
dari
mata
toleran
yang
dapat
bangsa. 6. Mengembangkan
perilaku
yang
pelajaran sejarah di SMA adalah sebagai
didasarkan pada nilai dan moral
berikut:
yang mencerminkan karakter diri,
1. Membangun
kesadaran
peserta
didik tentang pentingnya konsep waktu dan tempat/ruang dalam
masyarakat dan bangsa. 7. Menanamkan
dalam
kehidupan
berorientasi
kepada masa kini dan masa depan.
rangka memahami perubahan dan keberlanjutan
sikap
Dalam
pembelajaran
dikelas
yang dilakukan oleh guru telah terjadi
bermasyarakat dan berbangsa di
perubahan
Indonesia.
yang biasanya peserta didik bersifat
2. Mengembangkan berpikir thinking)
pembelajarannya,
kemampuan
pasif, kini peserta didik lebih bersifat
(historical
aktif dalam pembelajaran sejarah yang
historis yang
dalam
dasar
dilakukan oleh guru. Walaupun dalam
untuk kemampuan berpikir logis,
pembelajaran yang dilakukan peserta
kreatif, inspiratif, dan inovatif.
didik terlihat aktif, namun peserta didik
3. Menumbuhkan penghargaan terhadap
menjadi
apresiasi peserta
peninggalan
dan
kurang
mempunyai
minat
dalam
didik
pemebelajaran. peserta didik terlihat
sejarah
aktif dalam pembelajaran dikarenakan
sebagai bukti peradaban bangsa
model
Indonesia di masa lampau.
dilakukan oleh guru, bukan aktif karena
commit to user
dari
pembelajaran
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
peserta didik memiliki minat terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru. Minat sangat
belajar
berperan
peserta penting
Sehingga dalam penelitian ini, peneliti
didik dalam
merasa
perlu
untuk
meningkatkan minat belajar prestasi belajar
peserta
didik
dengan
pembelajaran sejarah yang dilakukan
menggunakan
peserta
pembelajaran
yang
berpendapat minat adalah suatu rasa
pendekatan
saintifik.
lebih suka dan rasa ketertarikan pada
pendekatan saintifik adalah pendekatan
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
dalam pembelajaran yang merupakan
menyuruh. Sehingga dengan tingginya
bagian
minat
pendekatan saintifik adalah pendekatan
didik,
Slameto
peserta
(2013:180)
didik,
maka
model-model
dari
ada
dalam Dimana
kurikulum
2013,
ketertarikannya pun ikut besar dalam
secara
mengikuti pembelajaran sejarah yang
pembelajaran yang dilakukan dengan
dilakukan guru didalam kelas.
cara
Minat juga berpengaruh terhadap minat
belajar
sejarah
yang
dimana
menggunakan
setiap
pendekatan-
pendekatan ilmiah.
prestasi peserta didik di dalam kelas, dengan
ilmiah,
Dalam pendekatan saintifik ada tiga
model
pembelajaran
yang
tinggi peserta didik akan aktif dalam
merupakan
kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
saintifik, dalam penelitian ini peneliti
Dengan aktifnya peserta didik dalam
menggunakan
pembelajaran sejarah di kelas, tentunya
pendekatan
akan
meningkatkan
berpengaruh
terhadap prestasi
bagian dua
dari
pendekatan
model
saintifik minat
belajar
dalam untuk peserta
peserta didik dalam mata pelajaran
didik dan prestasi belajar peserta didik,
sejarah.
adapun
Minat merupakan faktor yang penting
dalam
pembelajaran
model
pembelajaran
yang
peneliti gunakan adalah pembelajaran
yang
dengan menggunakan model Discovery
dilakukan oleh guru di dalam kelas,
Learning dan Problem Based Learning
tanpa adanya minat dari peserta didik
(PBL).
untuk mengikuti mata pelajaran yang
Penggunaan
dua
model
diajarkan guru, pembelajaran menjadi
pendekatan saintifik ini peneliti lakukan
kurang
untuk
bermakna
dan
tidak
meningkatkan
minat
peserta
memberikan efek positif kepada peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran
didik
sejarah dan juga untuk meningkatkan
yang
menerima
pembelajaran.
Sehingga pembelajaran yang dilakukan
prestasi
kurang
Penggunaan
maksimal
untuk
mencapai
tujuan dari dilakukannya pembelajaran.
belajar Model
peserta
didik.
pembelajaran
Discovery Learning dan Problem Based
commit to user
learning dalam penelitian ini, karena
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kedua model memiliki keunggulan yang
sejarah, (3) Terdapat interaksi pengaruh
menurut peneliti dapat meningkatkan
antara model pembelajaran dan minat
minat
belajar peserta didik terhadap prestasi
belajar
peserta
dan
didik
prestasi
dalam
belajar
pembelajaran
Sejarah di SMA Negeri Boyolali. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
model
pembelajaran
belajar sejarah. II. Metode Penelitian
yang
Tempat
penelitian
ini
digunakan oleh guru kepada peserta
dilaksanakan
didik, maka diperlukan penelitian yang
Kabupaten Boyolali, tepatnya di dua
berkaitan
model
sekolah yang berbeda yaitu : SMA Negeri
pembelajaran yang digunakan di kelas.
1 Boyolali dan SMA Negeri 1 Teras,
dan apakah sangat memiliki pengaruh
sekaligus
terhadap prestasi belajar jika ditinjau
peserta didik kelas XI IPS.
mengenai
di
objek
SMA
Negeri
penelitiannya
di
pada
dari minat belajar peserta didik ketika
Metode penelitian menggunakan
menggunakan dua model pembelajaran
metode kuantitatif jenis eksperimen
yang berbeda.
semu (Quasi Eksperimental). Hal ini
Dengan yang
telah
dasar
latar
diuraikan,
mengangkat
belakang
penelitian
“Pengaruh
ini
Model
Pembelajaran Discovery Learning Dan Problem Based Learning (PBL) Terhadap Prestasi Belajar Sejarah Ditinjau Dari Minat
Belajar Peserta Didik Di Sma
Negeri Boyolali” sebagai judul penelitian ini.
dikarenakan untuk
tidak
dimungkinkannya
mengontrol
memanipulasi
semua
dan
atau
variabel
yang
relevann (Budiyono, 2003: 82). Penelitian
ini
menggunakan eksperimen,
menggunakan
dua pada
kelompok
kelompok
yang
dipilih secara random dengan membagi kelompok berdasarkan kelas, yaitu : (a) Kelompok eksperimen 1 : Model
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini, adalah : (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan
Pembelajaran Discovery Learning (DL) (b) Kelompok eksperimen 2 : Model
antara model pembelajaran kooperatif
Pembelajaran
jenis jigsaw dengan model ekspositori
Learning (PBL)
terhadap prestasi belajar sejarah, (2)
Sesuai
Ada
penelitian
perbedaan
signifikan
antara
pengaruh kelompok
yang
dengan ini,
Problem varians
maka
Based variabel
terdapat
dua
peserta
variabel bebas dan satu variabel terikat.
didik yang memiliki minat belajar tinggi
Variabel bebas yang pertama adalah
dan peserta didik yang memiliki minat
model pembelajaran Discovery Learning
belajar rendah terhadap prestasi belajar
(DL) dan model pembelajaran Problem
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Based Learning (PBL), variabel bebas
ditarik kesimpulan
kedua adalah minat belajar peserta
keempat uji tersebut.
dari perhitungan
didik, yang dibedakan menjadi dua
Dari hasil perhitungan soal pilihan
yaitu minat belajar tinggi dan minat
berganda instrument tes prestasi belajar
belajar rendah, sedangkan yang menjadi
sejarah yang layak digunakan adalah
variabel
terikatnya
berjumlah 35 butir dari 50 butir soal,
belajar
sejarah.
adalah
itu
butir soal tersebut yaitu nomor 2, 3, 4,
digunakan
5, 7, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 23,
adalah rancangan analisis varians dua
24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 34, 37, 39,
jalan dengan teknik analisis varians
40, 41, 42, 43, 44, 46, 47, 48, 49 dan 50
(ANAVA),
Kemudian setelah diketahui butir-butir
perhitungan
Oleh
prestasi
yang
sebab
tepat
sehingga
penelitian
mengunakan
rancangan
faktorial
Teknik
sampel
2x2.
menggunakan
ini
analisis
soal
yang
baik,
maka
akan
pengambilan
dikonsultasikan kembali pada indikator
Multi
yang tertuang dalam kisi-kisi soal tes
Stage
Cluster Random Sampling.
prestasi
belajar
sejarah,
sehingga
Instrumen dalam penelitian ini
hasilnya dinyatakan bahwa soal yang
menggunakan angket kuesioner dan tes.
baik tersebut sudah mewakili setiap
Angket untuk memperoleh data tentang
indikator yang ada.
minat
belajar
dalam
Selanjutnya uji coba angket minat
keterangannnya untuk mengukur sikap
belajar diukur dengan menggunakan uji
peserta
ketertarikan
validitas
tes
untuk
program SPSS 19. Hasil perhitungan
memperoleh prestasi belajar sejarah.
validitas diproleh 35 butir pernyataan
Instrumen
uji
yang valid dari 45 butir pernyataan
cobakan terlebih dahulu dengan tujuan
keseluruhan, meliputi butir nomor 1, 3,
untuk mengetahui sejauh mana alat
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 17, 18, 20,
ukur
21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 31, 32, 34,
didik
belajarnya,
yang dalam
sedangkan penelitian
tersebut
akan
dapat
di
mengukur
kemampuan peserta didik. Uji
coba
tes
prestasi
dan
reliabilitas
melalui
35, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 43 dan 45 belajar
Butir
pernyataan
yang
valid
akan
indikator
yang
sejarah diukur berdasarkan uji validitas
disesuaikan
(isi), reliabilitas, tingkat kesukan dan
tertuang
dalam
daya pembeda dengan bantuan program
hasilnya
dinyatakan
SPSS 19 maupun perhitungan manual
pernyataan yang valid tersebut sudah
berdasarkan
mewakili setiap indikator yang ada.
rumus
yang
sudah
ditentukan. Adapun kriteria butir soal
Uji
dengan
kisi-kisi,
prasyarat
sehingga
bahwa
penelitian
butir
ini
yang baik dan dapat digunakan harus
menggunakan tiga uji yaitu kesetaraan,
disesuaikan dengan kisi-kisi soal serta
normalitas
commit to user
dan
homogenitas.
Uji
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kesetaraan dilakukan untuk mengetahui
program SPSS 19 yang akan dilihat
keseimbangan kemampuan awal peserta
hasilnya berdasarkan ketentuan ambang
didik
batas
yang
dilihat
dari
nilai
ujian
homogen
atau
tidakkan
data
formatif peserta didik baik itu kelas
tersebut.
eksperimen 1 maupun kelas eksperimen
homogen apabila probalitas sig > 0,05
2 yang dilakukan sebelum penerapan
dan sebaliknya jika data tersebut tidak
pembelajaran.
Uji
kesetaraan
homogen apabila probalitas sig < 0,05.
menggunakan
Uji
T
ini
Dikatakan
data
tersebut
(Independent
Setelah uji prasyarat penelitian diatas
Sampel T test) dengan bantuan program
sudah memenuhi kriteria yang telah
SPSS
ditentukan, maka dapat dilakukan uji
19.
Untuk
keseimbangan
mengetahui
kedua
kelas
tersebut,
hipotesis
yang
bertujuan
untuk
maka hipotesisnya H0 diterima apabila
menjawab apakah hipotesis penelitian
peserta
ini diterima atau
didik
pada
kelompok
ditolok. Hipotesis
eksperimen 1 dan eksperimen 2 sama
dalam penelitian ini akan diuji dengan
kemampuannya
menggunakan
dinyatakan
setara.
Pengambilan keputusan H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05.. Uji untuk
normalitas mengetahui
data
bertujuan
apakah
sampel
berasal dari data yang berdistribusi normal. Data yang dihitung dalam uji ini adalah nilai akhir prestasi belajar yang sudah
dikategorikan
kelompok
data
kedalam
model
kedua
pembelajaran
maupun kelompok data minat belajar tinggi dan rendah. Untuk mengetahui masing-masing data yang dinyatakan berdistribusi normal, apabila signifikasi lebih
besar
dari
pada
0,05
maka
dinyatakan data berdistribusi normal, sehingga
pengambilan keputusan
untuk
homogenitas
mengetahui
apakah
populasi
mempunyai data yang homogen atau
A. Hasil Data hasil penelitian ini akan dideskripsikan
penelitian ini menggunakan bantuan
berdasarkan
masing-
masing nilai prestasi belajar sejarah yang
dikategorikan
dari
model
pembelajaran maupun minat belajar peserta
didik,
sehingga
terdapat
delapan bentuk deskripsi yang akan dijabarkan. Adapun penjabaran data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1. Deskripsi Data
N
PB
PB
PB
PB
DL
PBL
MT
MR
31
31
43
19
0
0
0
0
Valid
Missin commit to g user
tidak. Pengujian homogenitas dalam
dua
III. Hasil Dan Pembehasan
H0
dimaksudkan
variansi
jalan.
diterima jika nilai signifikansi > 0,05. Uji
analisis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mean
84.42
80.16
85.47
75.11
Max
94
94
92
80
Std.
1.088
1.077
.684
.768
Sum
2617
2003
1672
813
83.00
80.00
86.00
74.00
Err Media
Keterangan: PB DL: Prestasi belajar Discovery
n
Learning
89
83
83
72a
6.060
5.995
4.485
3.348
36.71
35.94
20.11
11.21
8
0
2
1
Range
22
23
17
11
Learning Minat Tinggi
Min
72
69
77
69
PB DL MR: Prestasi Belajar Discovery
Max
94
92
94
80
Learning Minat Rendah
Sum
2617
2485
3675
1427
Mode Std. Dev Varian
PB PBL: Prestasi Belajar Problem Based Learning PB MT: Prestasi Belajar Minat Tinggi PB MR: Prestasi Belajar Minat Rendah PB DL MT: Prestasi Belajar Discovery
PB PBL MT: Prestasi Belajar Problem Based Learning Minat Tinggi PB PBL MR: Prestasi Belajar Problem Based Learning Minat Tinggi
PB
PB
PB
PB
DL
DL
PBL
PBL
MT
MR
MT
MR
Uji normalitas dilakukan pada data prestasi belajar sejarah yang telah dikelompokkan masing-masing menjadi
N Valid
23
8
20
11
Missing
0
0
0
0
deskripsi data diatas. Uji normalitas
84.42
87.09
83.60
73.9
dilakukan untuk menunjukkan bahwa
1
sampel berasal dari distribusi normal.
Mean
delapan kelompok data sesuai dengan
Std. Err
1.088
.887
.913
.929
Perhitungan statistiknya menggunakan
Median
83.00
89.00
83.00
74.0
program SPSS 19 menu analisis uji
0 Mode Std.
89
89
83
72
6.060
4.252
4.083
3.08
Dev Varian
1 36.71
18.08
16.67
9.49
8
3
4
1
Range
22
14
15
Min
72
80
77
Kolmogorov
Smirnov
dengan
taraf
signifikasi α = 0,05. Dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat angka probalitas dengan ketentuan H0 diterima jika sig .> 0.05, sedangkan H0 ditolak jika sig. < 0.05.
Tabel 2. Rangkuman 11 Normalitas. user 69commit to
Hasil
Uji
perpustakaan.uns.ac.id
Kelompok Prestasi
digilib.uns.ac.id
Kolmogorov Smirnov
v.n = variances not assumed (sig.>0.05)
model
0.903
0.388
model
0.744
0.637
MD = Mean Difference SE = Std. Error Difference Sesudah
DL Prestasi
terpenuhi kesetaraan,
PBL Prestasi
minat
1.292
0.071
minat
0.908
0.382
model
0.937
0.344
0.633
0.818
uji
prasyarat
yang
terdiri
uji
normalitas
telah
atas dan
uji uji
homogenitas, maka selanjutnya sudah
tinggi
dapat dilakukan uji hipotesis penelitian
Prestasi
dengan menggunakan uji anava dua
rendah Prestasi
jalan, yang hasilnya sebagai berikut : Tabel
DL minat tinggi Prestasi
model
Source
model
0.932
model
df
0.715
Mean Square
0.350
PBL minat tinggi Prestasi
Rangkuman
Hasil
Uji
Hipotesis
DL minat rendah Prestasi
5.
0.687
PBL minat rendah
F
F
hit
Kep
Tab
MP
1
439.561
8.540
3.15
Sig
MB
1
579.407
85.544
3.15
Sig
MP*MB
1
24.996
0.089
3.15
T.Sig
Keterangan : MP = Model Pembelajaran
Tabel 3. Rangkuman Uji Homogenitas Levene Statistic
df1
.053
df2 1
MB = Minat Belajar MP*MB = Interaksi Model Pembelajaran
Sig. 60
dan Minat Belajar
.818
Dari
keterangan
Tabel 4. Rangkuman Uji T (kesetaraan
maka
kemampuan awal)
pretasikan sebagai berikut :
Test for
pembelajaran
Means
Variances
tersebut
dapat
diatas diinter
1. Perbedaan pengaruh antara model
t-test for Equality of
Equ of
hasil
tabel
Kooperatif
Jigsaw
dengan model Ekspositori terhadap prestasi belajar sejarah.
F
Sig
T
Sig
.002
.969
022
.983
MD
SED
Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan
V
-
1.473
.342
a 022
.983
.342
n
Keterangan : v.a = variances assumed
1.473
SPSS
19
diproleh nilai Fhitung = 8.540. Hasil perhitungan
v
program ini
kemudian
dikonsultasikan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi α = 0.05. Dengan demikian Fhitung (8.540) > Ftabel (3.15),
commit to user sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan pengaruh antara
perpustakaan.uns.ac.id model Jigsaw
digilib.uns.ac.id
pembelajaran dengan
Kooperatif
model
Ekspositori
terhadap prestasi belajar sejarah. 2. Perbedaan
pengaruh
kelompok
peserta
belajar
demikian
yang
sejarah.
Dengan
penerapan
pembelajaran
antara
didik
prestasi
dan
model
minat
belajar
peserta didik mempunyai pengaruh sendiri-sendiri
terhadap
prestasi
memiliki minat belajar tinggi dan
belajar sejarah. Jadi, kalau interaksi
peserta didik yang memiliki minat
antar
belajar
perbedaan
rendah
terhadap
prestasi
belajar sejarah.
bebas
yang
tidak
signifikan,
ada maka
tidak perlu dilakukan uji lanjut antar
Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan
variabel
program
SPSS
19
sel pada kolom/baris yang sama (Budiyono, 2013: 221).
diproleh nilai Fhitung = 85.544. Hasil perhitungan
ini
kemudian
A. Pembahasan
dikonsultasikan dengan Ftabel dengan
Berdasarkan
data
hasil
taraf signifikansi α = 0.05. Dengan
penelitianyang telah diuraikan maka
demikian Fhitung (85.544) > Ftabel (3.15),
diperoleh lah hasil hipotesis sebagai
sehingga dapat disimpulkan bahwa
berikut:
terdapat perbedaan antara kelompok
1. Hipotesis Penelitian Pertama
peserta didik yang memiliki minat belajar tinggi dan peserta didik yang memiliki
minat
belajar
rendah
terhadap prestasi belajar sejarah. 3. Interaksi
pengaruh
pembelajaran peserta
didik
dan
antara
model
minat
belajar
terhadap
prestasi
belajar sejarah. Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan
program
SPSS
19
diproleh nilai Fhitung = 0.089. Hasil perhitungan
ini
kemudian
dikonsultasikan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi α = 0.05. Dengan demikian Fhitung (0.089) < Ftabel (3.15), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi pengaruh antara
model
pembelajaran
dan
Berdasarkan hasil analisis anava dua jalan menggunakan program SPSS 19 tentang perbedaan pengaruh antara model pembelajaran Discovery Learning (DL) dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap prestasi belajar sejarah diperoleh nilai Fhitung (8.540) > Ftabel (3.15) dari nilai tersebut dapat
disimpulkan
perbedaan
bahwa
pengaruh
terdapat
posistif
antara
model pembelajaran Discovery Learning (DL) dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap prestasi belajar analisis
sejarah. data
Berdasarkan model
hasil
pembelajaran
Discovery Learning (DL) untuk prestasi belajar sejarah memperoleh rata-rata
commit to user = 81.918) lebih baik dari pada (mean
minat belajar peserta didik terhadap
model
pembelajaran
Problem
Based
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Learning (PBL) yang memperoleh nilai
dan
rata-rata prestasi belajar sejarah sebesar
sedemikian
sehingga
(mean =78.755).
informasi
baru.
Dari hasil penelitian yang telah di
uraikan
dapat
dikatakan
bahwa
prestasi peserta didik yang mendapat perlakuan
menggunakan
model
pembelajaran Discovery Learning (DL) memiliki rata-rata nilai yang lebih tinggi dibandingkan
dengan
peserta
didik
mentransformasikan
penemuan,
ia
informasi menemukan
Dalam
peserta
belajar
didik
dapat
membuat perkiraan, merumuskan suatu hipotesis
dan
menemukan
kebenarandengan menggunakan proses induktif
atau
melakukan
proses
observasi
dedukatif,
dan
membuat
ekstrapolasi.
yang diberikan perlakuan dengan model
Sehingga
dalam
pelaksanaan
pembelajaran Problem Based Learning
menggunakan
(PBL)
Discovery Learning peserta didik tidak
yaiut
89.918
>
78.755
dari
model
pembelajaran
perolehan data dari penelitian ini dapat
hanya
dikatakan
pembelajaran, melainkan peserta didik
model
pembelajaran
diajak
untuk
Discovery Learning (DL) lebih efektif
juga
dibandingkan
kemampuan-kemampuan
dengan
model
harus
aktif
mengembangkan yang
pembelajaran Problem Based Learning
dalam
(PBL).
pembelajaran yang dilakukan. Hal
ini
pembelajaran
dikarenakan menggunaka
dalam model
dirinya
Model
dalam
untuk
ada
mengikuti
Pembelajaran
Problem
Based Learning (PBL) merupakan model
pembelajaran Discovery Learning (DL)
pembelajaran
peserta didik tidak hanya diharapkan
pembelajaran dengan berdasarkan pada
aktif dalam mengikuti pembelajaran
masalah-masalah yang terjadi di dalam
yang
sedang
pembelajaran
yang
melakukan
berlangsung,
dalam
kehidupan
menggunakan
model
dengan tujuan suapaya peserta didik
bermasyarakat
(problem)
pembelajaran Discovery Learning (DL)
dapat
peserta
yang kemungkinan terjadi di dalam
didik
juga
dituntut
untuk
menghadapai
mengembangkan segala potensi yang
kehidupan
ada di dalam dirinya, baik dalam hal
bermasyarakat.
menganalisis,
dengan
mengobserfasi
dan
segala
peserta
Hosnan
Hal
masalah
didik ini
ketika
sependapat
(2014:295)
Dalam
banyak kemampuan lainnya. Hal ini
penerpannya model pembelajaran ini
sependapat
menggunakan
dengan
Bell
(1978)
masalah
dalam
berpendapat belajar penemuan adalah
kehidupan sehari-hari sebagai sesuatu
belajar yang terjadi sebagai hasil dari
yang harus dipelajari
peserta
peserta didik memanipulasi struktur
untuk
meningkatkan
commit to user
melatih
dan
didik
perpustakaan.uns.ac.id keterampilan
digilib.uns.ac.id
berfikir
kritis
dan
Berdasarkan
pemecahan masalah serta mendapatkan
statistika
pengetahuan
menggunakan
konsep-konsep
yang
hasil
pengujian
telah
dilakukan
program
SPSS
19
penting.kelemahan
dalam
model
mengenai perbedaan pengaruh antara
pembelajaran
hanya
belajar
minat belajar tinggi dan minat belajar
ini
berdasarkan
masalah-masalah
yang
rendah
terhadap
prestasi
belajar
terjadi di dalam masayarakat dan tidak
sejarah, diperoleh nilai Fhitung (85.544) >
memaksa
untuk
Ftabel (3.15) dari data tersebut dapat
peserta
didik
mengembangkan
kemampuan
dalam
ditarik
dirinya
kemampuan
untuk
perbedaan
seperti
mengobservasi,
bahwa
pengaruh
terdapat
antara
peserta
dan
didik yang memiliki minat belajar tinggi
mengevaluasi sehingga peserta didik
dengan peserta didik yang memiliki
kurang
dalam
minat belajar rendah terhadap prestasi
penerapan model pembelajaran Problem
belajar sejarah. Hal ini dapat dilihat dari
Based Learning (PBL).
rata-rata yang diperoleh minat belajar
dapat
menganalisis,
kesimpulan
berkembang
tinggi (mean = 84.152) dimana lebih
2. Hipotesis Penelitian Kedua
tinggi jika dibandingkan dengan rata-
Dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas, minat
rata yang diterima minat belajar rendah (mean = 73.519).
belajar peserta didik sangat diperlukan dalam menentukan berhasil tidaknya penerapan pembelajaran yang dilakukan seorang
guru
di
dalam
kelas.
Dikarenakan peserta didik tidak akan melakukan
pembelajaran
yang
baik
apabila peserta didik tidak mempunyai minat dalam mengikuti pembelajaran yang sedang dilakukan guru, hal ini sependapat Djamarah
dengan (2002:
Syaiful
157)
Bahri
mengatakan
“minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. Tidak banyak yang dapat diharapkan untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik dari seorang anak
yang
tidak
mempelajari sesuatu”.
berminat
untuk
Peserta
didik
yang
memiliki
minat belajar tinggi memperoleh ratarata
nilai
yang
dibandingkan
dengan
lebih
tinggi
peserta
didik
yang memiliki minat belajar sejarah rendah yaitu 84.152
> 73.519 hal ini
sesuai dengan teori sebelumnya yang telah (2003:
diungkapkan 33)
Oemar
Hamalik
mengemukakan
belajar
dengan minat akan mendorong peserta didik belajar lebih baik dari pada belajar tanpa minat. Minat timbul jika peserta didik
tertarik
dibutuhkan
akan
atau
sesuatu yang
yang
dipelajari
bermakna bagi dirinya., sehingga minat sangat diperlukan dalam
menentukan
commit to user pembelajaran didalam kelas yang proses dilakukan berhasil atau tidak berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Hipotesis Penelitian Ketiga
akan mendorong peserta didik belajar
Berdasarkan pengujian statistika
lebih baik dari pada belajar tanpa minat.
telah
menggunakan
Minat timbul jika peserta didik tertarik
program SPSS 19 mengenai iteraksi
akan sesuatu yang dibutuhkan atau
pengaruh antara model pembelajaran
yang dipelajari bermakna bagi dirinya.
dengan minat belajar terhadap prestasi
Pelaksanaan
belajar sejarah, diperolehlah nilai Fhitung
menggunakan
(0.089) < Ftabel (3.15) sehingga dengan
Discovery learning (DL) dan Problem
diperolehnya
kecil
Based Learning (PBL) pada pembelajaran
dibandingkan dengan nilai Ftable maka
sejarah sudah dianggap baik dalam
dapat
penyampaian materi pelajaran kepada
yang
dilakukan
nilai
Fhitung
disimpulkan
lebih
bahwa
tidak
pembelajaran model
dengan
pembelajaran
terdapatnya interaksi pengaruh antara
peserta didik,
model
minat
pembelajaran yang interaktif dengan
belajar peserta didik terhadap prestasi
tujuan mengajak pesrta didik untuk
belajar sejarah.
aktif dalam pembelajaran.
pembelajaran
Slameto suatu
dengan
bahwa
minat
adalah
dengan langkah-langkah
Dalam pelaksanaan penelitian ini
rasa
lebih
suka
dan
rasa
yang
ketertarikan
pada
suatu
hal
atau
interaksi antara model pembelajaran,
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh
minat belajar peserta didik terhadap
(1991:180). Dalam meningkatkan minat
prestasi belajar peserta didik bukan
belajar
terletak pada model pembelajarannya,
peserta
didik,
guru
dapat
mengakibatkan
tidak
adanya
melakukan berbagai cara dengan model
permasalahannya
pembelajaran yang di terapkan di dalam
kemampuan guru dalam menerapkan
kelas, hal ini sependapat dengan Minat
model
dapat ditumbuhkan dan dikembangkan
ditetapkan
pada diri seorang peserta didik.
terhadap
materi
diajarkan,
sehingga
Caranya adalah apa yang telah
ialah
pembelajaran dan
pada
yang
telah
ketertarikan
siswa
pelajaran
yang
mengakibatkan
disampaikan oleh Tanner & Tanner
tidak terjadinya interaksi antara model
(Slameto, 1995: 181) yaitu dengan jalan
pembelajaran,
memberikan informasi pada anak didik
terhadap prestasi belajar peserta didik.
minat
pembelajaran
mengenai hubungan antara suatu bahan pelajaran yang akan diberikan dengan
IV. Kesimpulan Dan Saran
bahan
A. Kesimpulan
pengajaran
menguraikan
yang
kegunaanya
lalu
atau
di
masa
depan bagi anak didik. Oemar
Hamalik
(2003:
33)
Berdasarkan diperoleh
dari
data
yang
peniltitan,
telah dapat
commit to user disimpulkan guna menjawab rumusan
mengemukakan belajar dengan minat
masalah
dan
tujuan
yang
telah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diterapkan dalam penelitian ini. Adapun
memiliki
kesimpulannya adalah sebagai berikut:
penerapan
1. Terdapatnya dalam
perbedaan
pengaruh
penggunaan
pembelajaran
model
Discovery
Learning
(DL) dengan model pembelajaran Problem
Based
Learning
(PBL)
terhadap prestasi belajar sejarah. Prestasi belajar sejarah peserta didik pada penerapan model Discovery Learning
(DL)
lebih
baik
peserta
penerapan
didik
model
nilai prestasi belajar sejarah yang lebih baik jika dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki minat rendah
pembelajaran
belajar
belajar
sejarah lebih
terhadap
yang
1. Kepada Guru
Prestasi diperoleh
dibandingkan
antara model dengan minat belajar terhadap prestasi belajar sejarah. Peserta didik yang memiliki minat penerapan Discovery
model Learning
(DL) memiliki nilai prestasi belajar sejarah
yang
lebih
baik
jika
dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki minat tinggi pada penerapan Problem Sedangkan
model Based
pembelajaran
Learning
peserta
hasil
adalah:
3. Tidak terdapat pengaruh interaksi
pembelajaran
pada
Berdasarkan
didik dengan minat rendah.
pada
Based
B. Saran
dengan nilai prestasi beajar peserta
tinggi
Problem
yang menjadi saran dalam penelitian ini
pengaruh
sejarah.
baik
model
Learning (PBL)
peserta didik dengan minat belajar tinggi
penerapan
dijelaskan sebelumnya, maka adapun
rendah
prestasi
pada
pembelajaran
perbedaan
belajar
pembelajaran
kesimpulan dan implikasi yang telah
antara minat belajar tinggi dengan minat
model
pada
dengan
Problem Based Learning (PBL). 2. Terdapanya
rendah
Discovery Learning (DL) memiliki
dibandingkan dengan nilai prestasi belajar
minat
didik
(PBL).commit to user yang
a. Dalam
penerapan
model
pembelajaran kepada peserta didik, terlebih dahulu guru harus mengetahui kebutuhan peserta didik, sehingga model pembelajaran yang nanti di terapkan
dapat
memberi
pengaruh
yang
berarti
terhadap
prestasi
belajar
peserta didik. b. Dalam pembelajaran di dalam kelas guru diharapkan tidak hanya model
sebatas
menerapkan
pembelajaran
yang
menjadi salah satu pengaruh baik
buruknya
prestasi
belajar peserta didik. Tetapi juga memperhatikan aspekaspek lain yang memberikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengaruh terhadap prestasi
memperhatikan aspek afektif dan
belajar peserta didik, seperti
aspek psikomotorik yang memiliki
halnya aspek
pengaruh
minat yang
dapat
mempengaruhi
atau
buruknya
baik
dalam
prestasi belajar peserta didik.
prestasi
belajar peserta didik.
V. Daftar Pustaka
2. Kepada Peserta Didik a. Untuk meningkatkan prestasi
Abdullah, Taufik. 2001. Sejarah Lokal Di
belajar sejarah , gunakanlah
Indonesia
waktu
Yogyakarta:
yang
cukup
untuk
belajar dan membaca bukubuku
mengenai
Kumpulan
Tulisan.
Gadjah
Mada
University Press. Azwar, Saifuddin. 2013. Tes Prestasi;
b. Untuk selalu menyampaikan ketidak
tahuannya
guru,
sehingga
kepada
;
sejarah
Indonesia. segala
menentukan
peserta didik menjadi lebih mengerti. a. Diharapkan sekolah menjadi tempat belajar yang aman, dan
dan
Pengembangan
Pengukuran
Prestasi
Belajar.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. ______________ 2013. Skala Sikap; Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :
3. Kepada Kepala Sekolah
nyaman,
Fungsi
Pustaka Pelajar. Baharuddin , H & Esa Nur Wahyuni .
juga
2010.
Teori
Belajar
Dan
menyenangkan bagi peserta
Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-
didik.
Ruzz Media.
b. Selalu
ditingkatkannya
kemampuan
guru
memberikan
dalam
pembelajaran
Banks,
James
A.
1973.
Slralegies fòr the Social Studies.
yang baik terhadap peserta
Boston:
didik.
Publishing Company.
4. Kepada Peneliti lain Bagi
peneliti
lain
Budiyono, diharapkan
dapat melakukan penelitian yang sama dengan populasi yang lebih luas dari penelitian ini, selain itu
Teaching
2009.
AddisonWe
Statistika
耳ley
Untuk
Penelitian. Surakarta : UNS Press. ______________
2003.
Metodologi
Penelitian Pendidikan. Surakarta : UNS Press.
diharapkan
tidak
hanya
memperhatikan
terhadap
user aspekcommit to Browne, Neil M. (2012). Pemikiran Kritis; juga Panduan untuk Mengajukan dan
kognitif
saja,
tetapi
perpustakaan.uns.ac.id Menjawab
digilib.uns.ac.id
Pertanyaan
kritis.
Perpustakaan
Jakarta: Indeks.
Kementrian P dan K, 1987.
Darsono, Max. DKK. 2002. Belajar dan Pembelajaran.
Semarang:
M Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik
IKIP
dan
Semarang.
pembelajaran.jakarta:depdikbud.
Ilmu
Jakarta:
Psychology. :
Third
Houghton
Gagne, Robert.M. 1997. The Conditions of Learning. New York: Holt Rinehart and Winston.
Penelitian.
1986,
Metodologi
Yogyakarta
:
UGM
Press. Hamalik, O. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru. Hasan, Hamid. 2010. Format Metodologi Pengajaran
Sejarah
Dalam
Transformasi Nilai Dan Pengetahuan. Yogyakarta: IKIP Yokyakarta. Hill,
C.P.
Saran-Saran
Mengajarkan
Sejarah.
Metodologi
Jakarta:
Strategi
Gramedia
Pembelajaran
Kompetensi,
MIFFPIN Company.
Sutrisno.
Dalam
Martinis Yamin & Bansu I Ansari, 2009. Berbasis
Jakarta,
Gaung
Persada Press.
Gagne, N.L and David. C Buliner. 2002.
Hadi,
Sosial
Sejarah.
Depdikbud Dikti.
Edition. Boston
Bogor:
Pustaka Utama. Belajar
Pembelajaran.
21.
Kartodirjo, Sartono. 1992. Pendekatan
Belajar. PT. Rineka cipta. Dimyati dan Mudjiono,1994.
Abad
Dalam
Ghalia Indonesia.
Djamarah, Syaiful Bahri, 2002. Psikologi
Educational
Kontekstual
Pembelajaran
Dimyati & Mudjiono.1994. belajar dan
dan
Keguruan
Moh.
Ali,R.
1965.
Pengantar
Ilmu
Sejarah. Jakarta : Bhratara. Mudjiman, Haris. 2007. Belajar Mandiri. Surakarta : LPP UNS dan UNS Press. Nasution,
S.2002.
Mengajar
sukses(successful
dengan teaching).
Jakarta:Bumi Aksara. Nasution,S.1992.Berbagai Dalam
Proses
Pendekatan Belajar
Mengajar.Jakarta:bumi aksara. Reigeluth,
Charles
M
(Ed).2005.
Instructional Design Theories and Models: An
Overview of Their
Current Status. London : Lawrence Tentang
Earlbaum. Associates Publisher.
Jakarta:commit to user Sagala, Syaiful.2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Slameto, 2003. Belajar dan faktor-faktor
______________2000.
yang
Mengajar. Malang: IKIP Malang.
mempengaruhinya.
Jakarta
:
Rineka Cipta. Sudjana,Nana.
2011.
Penilaian
Belajar
Hasil
Mengajar.
Bandung : Rosda karya. 2011.
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabea.
Mengajar
Jakarta:
Universitas Muhamaddiyah Prof.
Suryosubroto.
1997.
Proses
Belajar
Pengetahuan
Sosial. Malang: IKIP Malang.
Belajar-
Cipta. Wena,
Made.
2011.
Pembelajaran
Strategi Ilmu
Nasional.
Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
______________ 2013. Metode Penelitian
1989.
Pengajaran Dr Hamkah.
Pendidikan. Bandung : Kaifa.
Sunaryo,
Belajar
Surakhmad, Winarno. 2000. Metodologi
Proses
Sugiyono,
Strategi
Kontemporer; Konseptual
Strategi Inovatif
Suatu
Oprasional.
Tinjauan Jakarta:
Bumi Aksara. Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo.
commit to user