Analisis Profesionalitas Mahasiswa PPL Ditinjau dari Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru (Studi Kasus : Mahasiswa PPL Progdi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Fakultas Teknologi Informasi, UKSW)
Artikel Ilmiah
Peneliti : Bela Lexia (702011063) Andeka Rocky Tanaamah, SE., M.Cs. Angela Atik Setiyanti, S.Pd., M.Cs.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Februari 2016
Analisis Profesionalitas Mahasiswa PPL Ditinjau dari Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru (Studi Kasus : Mahasiswa PPL Progdi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Fakultas Teknologi Informasi, UKSW)
Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Peneliti : Bela Lexia (702011063) Andeka Rocky Tanaamah, SE., M.Cs. Angela Atik Setiyanti, S.Pd., M.Cs.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Februari 2016
ii
iii
iv
v
vi
vii
Analisis Profesionalitas Mahasiswa PPL Ditinjau dari Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru (Studi Kasus: Mahasiswa PPL Progdi PTIK-FTI-UKSW) 1)
Bela Lexia, 2) Andeka Rocky Tanaamah, 3) Angela Atik Setiyanti Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia E-mail : 1)
[email protected], 2)
[email protected], 3)
[email protected];
Abstract In Site Training Program is one of the course in Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) which aims to provide learning experience including Information and Technology teaching practice and other educational tasks to meet the requirements of professionals in education field in order to achieve thorough competence. The aim of this research is to find out the implementation in pedagogical, personality, social, and professional competence of the student of PTIK during the teaching practicum in academic year 2014/2015. The method used in this research was quantitative descriptive. The samples of this research are friend of pre service teacher, guide teacher and the students of SMKN 2 Salatiga, SMKN 3 Salatiga, SMK Pelita Salatiga and SMK Saraswati Salatiga. The data collection technique used is closed questionnaire. The result of the research and data analysis show that the average score of the four competence expertise is 79,76. Referring to PKG, the score is considered as “competent”. Key Words : In Site Training Program, Competence, PKG Standart.
Abstrak Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah di jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) yang bertujuan menyediakan pengalaman belajar mencakup latihan mengajar dengan mata pelajaran TIK dan tugastugas kependidikan lainnya untuk memenuhi persyaratan pembentukan tenaga profesional dalam kependidikan guna mencapai kompetensi secara utuh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran sejauh mana implementasi dalam kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional mahasiswa PTIK dalam pelaksanaan PPL tahun pelajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah teman sejawat mahasiswa PPL, guru pamong dan peserta didik dari SMKN 2 Salatiga, SMKN 3 Salatiga, SMK Pelita Salatiga dan SMK Saraswati Salatiga. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa nilai rata-rata penguasaan keempat domain sebesar 79.76. Nilai tersebut termasuk kategori kompeten jika mengacu pada pedoman PKG. Kata Kunci : Program Pengalaman Lapangan (PPL), Kompetensi, Standar Nilai PKG. 1
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 3 Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 2
1.
Pendahuluan
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) merupakan program studi yang menghasilkan tenaga pendidik profesional dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yaitu guru TIK. Program Pengalaman Lapangan merupakan salah satu mata kuliah di jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer yang bertujuan menyediakan pengalaman belajar mencakup latihan mengajar dengan mata pelajaran TIK dan tugas-tugas kependidikan lainnya yang terbimbing, terarah dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan tenaga profesional dalam kependidikan guna mencapai kompetensi secara utuh. Kompetensi yang dimaksud meliputi kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional sebagaimana yang dijelaskan dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Penguasaan kompetensi-kompetensi tersebut menjadi kunci penting bagi seorang calon guru TIK sebelum nantinya menjalankan tugas profesinya sebagai guru TIK. Guru TIK diharapkan mampu dalam menguasai keempat kompetensi tersebut guna mencapai tujuan pendidikan nasional yang dituangkan dalam Peraturan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia. SMK Negeri dan SMK Swasta yang berada di Kota Salatiga dan sekitarnya merupakan beberapa sekolah yang menampung mahasiswa PPL Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana (PTIK-FTI-UKSW) tahun pelajaran 2014/2015, dimana praktikan diberi kesempatan untuk belajar melaksanakan proses pembelajaran berbasis TIK di kelas, pengerjaan adminitrasi, dan lain sebagainya. Pada umumnya ditemukan persoalan-persoalan dalam proses PPL PTIKFTI-UKSW periode 2014/2015 seperti beberapa praktikan yang masih kurang dalam hal bersosialisasi dengan guru atau lingkungan sekitar, masih terdapat beberapa praktikan yang terlambat dalam menyelesaikan tugas, serta masih kurangnya perhatian terhadap penggunaan bahasa dalam berkomunikasi. Hal tersebut menjadi masalah dalam penelitian ini, karena seharusnya hal tersebut menjadi syarat dalam memenuhi profesionalitas guru TIK guna mencapai kompetensi secara utuh. Profesionalitas guru adalah seperangkat fungsi, tugas dan tanggung jawab dalam lapangan pendidikan berdasarkan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus di bidang pekerjaannya dan mampu mengembangkan secara ilmiah disamping bidang profesinya. Mengacu pada hal tersebut, maka perlu dilakukan analisis profesionalitas pada mahasiswa PPL dalam pelaksanaan PPL tahun pelajaran 2014/2015, karena sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian terkait hal tersebut.
1
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk meneliti sejauh mana mahasiswa PPL PTIK-UKSW dapat memenuhi kompetensikompetensi guru menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2007. Hasil temuan yang diperoleh diharapkan dapat dijadikan bahan refleksi maupun evaluasi bagi pihak-pihak terkait, sehingga tujuan umum pelaksanaan PPL untuk mempersiapkan calon guru TIK profesional dapat terwujud dan bersinergi dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. 2.
Tinjauan Pustaka
2.1
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah yang dilakukan oleh Purnawan, Haryadi, Annisa Puspa Mustika, dan Dedi Supriawan (2014) yang berjudul “Analisis Kompetensi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin dalam Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) ditinjau dari Aspek Kompetensi Guru”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ketercapaian empat domain kompetensi mahasiswa JPTM sebagai calon guru. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik survei yang dilakukan pada mahasiswa JPTM yang melaksanakan PPL pada semester genap tahun 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata penguasaan keempat domain kompetensi termasuk ke dalam kategori kompeten apabila mengacu pada standar nilai dalam pedoman pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan termasuk ke dalam kategori cukup kompeten apabila mengacu pada standar nilai kelulusan dalam Uji Kompetensi Guru (UKG) [3]. Penelitian lainnya dilakukan oleh Setyowati, Wika Leny. (2012), ia adalah mahasiswi Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi Guru Pembimbing terhadap Profesionalitas Mahasiswa PPL Prodi PKn di SMPN Kota Malang”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan jenis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi guru pamong terhadap profesionalitas mahasiswa PPL prodi PKn yang meliputi empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial dan profesional adalah baik dengan hasil analisis sebanyak 45% guru pamong berpendapat bahwa kompetensi pedagogi mahasiswa PPL prodi PKn adalah baik. Sebanyak 51% guru pembimbing berpendapat bahwa kompetensi kepribadian mahasiswa PPL prodi PKn adalah baik. 47% guru pembimbing berpendapat bahwa kompetensi sosial mahasiswa PPL prodi PKn adalah baik serta sebanyak 49% guru pembimbing berpendapat bahwa kompetensi profesional mahasiswa PPL prodi PKn adalah baik [4]. Penelitian-penelitian terdahulu tersebut memberikan ide dan menjadi acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian analisis profesionalitas mahasiswa PPL Progdi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi untuk melihat gambaran sejauh mana implementasi dalam kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional mahasiswa PTIK dalam pelaksanaan PPL tahun pelajaran 2014/2015. Jika pada penelitian yang dilakukan oleh Purnawan dan kawan-kawan menggunakan subjek penelitian
2
berupa pandangan dari guru pembimbing, mahasiswa PPL, dan teman sejawat mahasiswa PPL, pada penelitian yang dilakukan oleh Wika Leny subjek penelitian berupa guru pembimbing, maka pada penelitian ini subjek penelitian berupa pandangan dari teman sejawat mahasiswa PPL program studi PTIK, guru pamong, dan peserta didik yang terkait pada proses PPL PTIK-FTI-UKSW tahun ajaran 2014/2015. 2.2
Profesionalitas Guru dalam Mendukung Pembelajaran Berbasis TIK
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah [1]. Profesionalitas adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajad pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen) [1]. Profesi guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerja yang memasyarakatkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berguna. Menurut Surya, guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode [1]. Menurut Lilik Gani, pendayagunaan TIK di sekolah merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan bahan ajar yang dikemas dalam pembelajaran berbasis ICT dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Mengacu pada pemikiran tersebut, maka pemanfaatan TIK dapat digunakan untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran berbasis TIK. 2.3
Program Pengalaman Lapangan (PPL)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia praktik adalah pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori. Sedangkan menurut Komaruddin “Praktik merupakan cara melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang dikemukakan dalam teori”. Definisi tersebut dapat memperlihatkan bahwa praktik merupakan suatu pelaksanaan dari teori dalam keadaan nyata. Praktik PPL merupakan kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh dalam bangku perkuliahan. Tujuan pelaksanaan PPL adalah untuk membentuk
3
mahasiswa praktikan agar menjadi calon tenaga kependidikan yang profesional, sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan, berdasarkan kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial 2.4 Kompetensi Kompetensi menurut Usman, adalah “suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif”. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif (McAshan dalam E. Mulyasa). Pendidik harus memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2.5
Standar Kompetensi Guru
Kompetensi guru yang dijelaskan pada Permendiknas No.16 Tahun 2007 dikembangkan secara utuh dalam empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional [7]. Kompetensi inti guru meliputi: 1) Kompetensi Pedagogi a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. d) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik. e) Memafaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. i)Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. j)Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 2) Kompetensi Kepribadian a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
4
d) Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 3) Kompetensi Sosial a) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. c) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. 4) Kompetensi Profesional a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. b) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. c) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. d) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. 3.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yang merupakan suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek yang diteliti dengan menggabungkan hubungan antar variabel yang terlibat didalamnya, kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori dan literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan [2]. 3.1
Wilayah
Penelitian ini dilakukan di wilayah kota Salatiga dan sekitarnya, provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Semarang. Salatiga terletak 49 km sebelah selatan Kota Semarang atau 52 km sebelah utara Kota Surakarta, dan berada di jalan negara yang menghubungan SemarangSurakarta. Salatiga terdiri atas 4 kecamatan, yakni Argomulyo, Tingkir, Sidomukti, dan Sidorejo.
3.2
Populasi dan Sampel
5
Populasi dalam penelitian ini adalah teman sejawat mahasiswa PPL PTIK tahun pelajaran 2014/2015, guru pamong dan peserta didik di SMKN 2 Salatiga, SMKN 3 Salatiga, SMK Pelita Salatiga, dan SMK Saraswati Salatiga. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 14 teman sejawat mahasiswa PPL PTIK tahun pelajaran 2014/2015, 12 guru pamong dan 90 peserta didik dari keseluruhan SMK yang sudah ditentukan. 3.3
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup berisi pernyataan yang disusun secara tertulis yang akan diisi oleh para teman sejawat mahasiswa PPL PTIK tahun pelajaran 2014/2015, guru pamong, dan peserta didik. Angket yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini merupakan angket yang telah terstandarisasi yang terdapat pada layanan transaksional Padamu Negeri dengan mengacu pada instrumen yang telah dikeluarkan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP), Kemdikbud RI. Namun dalam angket ini telah dilakukan beberapa penyesuaian pada redaksional dan kebutuhan penelitian. Angket ini diukur menggunakan skala Likert dengan 5 alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RG), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Jumlah aspek yang dinilai dalam angket yang sebanyak 56 butir pernyataan terstruktur yang mewakili indikator-indikator kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional dengan rincian yang tersaji pada tabel 1. Tabel 1 Jumlah Aspek yang Dinilai dalam Angket
No. 1 2 3 4
3.4
Kompetensi
Indikator
Pedagogi Kepribadian Sosial Profesional TOTAL
8 3 2 3 16
Jumlah Butir Soal 31 12 6 7 56
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik deskriptif untuk mengetahui gambaran pandangan teman sejawat mahasiswa PPL tahun pelajaran 2014/2015, guru pamong, dan peserta didik terhadap profesionalitas mahasiswa PTIK selama melaksanakan PPL PTIK FTI UKSW tahun pelajaran 2014/2015. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel. Nilai penguasaan setiap kompetensi dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut [6].
Penguasaan kompetensi (skala 100) =
6
x 100
Hasil penilaian penguasaan kompetensi selanjutnya dikategorikan dengan mengacu pada tabel berikut. Tabel 2 Konversi Nilai ke dalam Kategori Mengacu pada Penilaian Kinerja Guru (PKG)
Nilai PKG 91 - 100 76 - 90 61 - 75 51 - 60 ≤ 50
Sebutan Sangat Kompeten Kompeten Cukup Kompeten Kurang Kompeten Tidak Kompeten
4.
Hasil dan Pembahasan
4.1
Kompetensi Pedagogi Sebagai Profesionalitas Mahasiswa PPL
Kompetensi pedagogi merupakan faktor penting dan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru sebagai landasan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik [6]. Mengacu pada data lapangan, maka total kuesioner disebarkan sebesar 116 kuesioner, dimana responden yang dituju adalah dari 12 guru pamong, 90 peserta didik, dan 14 teman sejawat mahasiswa PPL. Berdasarkan hal tersebut, maka diperoleh data seperti yang tersaji pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1 Kompetensi Pedagogi menurut Pandangan Guru Pamong
Mengacu pada gambar 1, diperoleh rata-rata pandangan guru pamong pada kompetensi pedagogi sebesar 4,27. Hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung memandang penting akan variabel-variabel yang menjadi indikator dalam kompetensi pedagogi. Gambar 1 juga memperlihatkan bahwa pengembangan kurikulum dan pemanfaatan TIK untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik menjadi syarat penting di dalam mengukur terkait kompetensi pedagogi yang kemudian disusul dengan indikator mengenal teori belajar dan
7
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, kegiatan pembelajaran yang mendidik, mengenal karakteristik peserta didik, komunikasi dengan peserta didik, memahami dan mengembangkan potensi, serta penilaian dan evaluasi. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut dibutuhkan dalam menguasai kompetensi pedagogi seperti halnya dalam pemahaman kompetensi pedagogi yang merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya [1]. Mengacu pada hal tersebut, maka kompetensi pedagogi juga dipandang penting oleh peserta didik. Hal ini terlihat pada gambaran terkait pada pandangan peserta didik terhadap indikator-indikator yang ada. Adapun nilai rata-rata pandangan peserta didik terhadap kompetensi pedagogi mendekati nilai 4 yaitu sebesar 3,97. Hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung memandang penting akan variabel-variabel yang terdapat dalam kompetensi pedagogi. Guna memahami lebih dalam, maka dapat dilihat dari gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2 Kompetensi Pedagogi menurut Pandangan Peserta Didik
Mengacu pada gambar 2, memperlihatkan bahwa ternyata perhatian terbesar peserta didik berada pada indikator pemanfaatan TIK untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan. Kemudian disusul dengan indikator mengenal teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, pengembangan kurikulum, komunikasi dengan peserta didik, mengenal karakteristik peserta didik, penilaian dan evaluasi, memahami dan mengembangkan potensi, serta kegiatan pembelajaran yang mendidik. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut dibutuhkan dalam menguasai kompetensi pedagogi seperti halnya dalam pemahaman kompetensi pedagogi yang merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya [1]. Teman sejawat mahasiswa PPL mempertegas pentingnya kompetensi pedagogi. Hal ini terlihat pada gambaran terkait pada pandangan teman sejawat mahasiswa PPL terhadap indikator-indikator yang ada. Adapun nilai rata-rata pandangan teman sejawat mahasiswa PPL terhadap kompetensi pedagogi sebesar
8
3,66. Hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung memandang penting akan variabel-variabel yang terdapat dalam kompetensi pedagogi. Guna memahami lebih dalam, maka dapat dilihat dari gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3 Kompetensi Pedagogi menurut Pandangan Teman Sejawat Mahasiswa PPL PTIK Tahun Pelajaran 2014/2015
Mengacu pada gambar 3, memperlihatkan bahwa ternyata teman sejawat mahasiswa PPL memberi perhatian pada indikator mengenal karakteristik peserta didik, pengembangan kurikulum, serta pemanfaatan TIK untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan, yang kemudian disusul dengan indikator mengenal teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, kegiatan pembelajaran yang mendidik, memahami dan mengembangkan potensi, komunikasi dengan peserta didik, serta penilaian dan evaluasi. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut dibutuhkan dalam menguasai kompetensi pedagogi seperti halnya dalam pemahaman kompetensi pedagogi yang merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya [1]. 4.2
Kompetensi Kepribadian Sebagai Profesionalitas Mahasiswa PPL
Kompetensi kepribadian juga merupakan faktor penting dan landasan bagi guru dalam bertindak memberi keteladanan kepada peserta didik [6]. Mengacu pada data lapangan tanggapan guru pamong, peserta didik, dan teman sejawat mahasiswa PPL, maka diperoleh data seperti yang tersaji pada gambar 4 di bawah ini.
9
Gambar 4 Kompetensi Kepribadian menurut Pandangan Guru Pamong
Mengacu pada gambar 4, diperoleh rata-rata pandangan guru pamong pada kompetensi sebesar 4,36. Hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung memandang penting akan variabel-variabel yang terdapat dalam kompetensi kepribadian. Gambar 4 juga memperlihatkan bahwa guru pamong memberikan perhatian pada indikator menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan, yang kemudian disusul dengan indikator etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, dan rasa bangga menjadi calon guru, serta bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut dibutuhkan dalam menguasai kompetensi kepribadian seperti halnya dalam pemahaman kompetensi kepribadian yang merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia [1]. Mengacu pada hal tersebut, maka kompetensi kepribadian juga dipandang penting oleh peserta didik. Hal ini terlihat pada gambaran terkait pada pandangan peserta didik terhadap indikator-indikator yang ada. Adapun nilai rata-rata pandangan peserta didik terhadap kompetensi kepribadian sebesar 4,20. Hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung memandang penting akan variabelvariabel yang terdapat dalam kompetensi kepribadian. Guna memahami lebih dalam, maka dapat dilihat dari gambar 5 di bawah ini.
Gambar 5 Kompetensi Kepribadian menurut Pandangan Peserta Didik
Mengacu pada gambar 5, memperlihatkan bahwa ternyata perhatian terbesar peserta didik berada pada indikator bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia, yang kemudian disusul dengan indikator menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan, serta etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, dan rasa bangga menjadi calon guru. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut dibutuhkan dalam menguasai kompetensi kepribadian seperti halnya dalam pemahaman kompetensi kepribadian yang merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia [1].
10
Teman sejawat mahasiswa PPL mempertegas pentingnya kompetensi kepribadian. Hal ini terlihat pada gambaran terkait pada pandangan teman sejawat mahasiswa PPL terhadap indikator-indikator yang ada. Adapun nilai rata-rata pandangan teman sejawat mahasiswa PPL terhadap kompetensi pedagogi mendekati nilai 4 yaitu sebesar 3,66. Hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung memandang penting akan variabel-variabel yang terdapat dalam kompetensi kepribadian. Guna memahami lebih dalam, maka dapat dilihat dari gambar 6 di bawah ini.
Gambar 6 Kompetensi Kepribadian menurut Pandangan Teman Sejawat Mahasiswa PPL Tahun Pelajaran 2014/2015
Mengacu pada gambar 6, memperlihatkan bahwa ternyata teman sejawat mahasiswa PPL memberi perhatian pada indikator bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia, yang kemudian disusul dengan indikator menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan, serta etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, dan rasa bangga menjadi calon guru. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut dibutuhkan dalam menguasai kompetensi kepribadian seperti halnya dalam pemahaman kompetensi kepribadian yang merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia [1].
4.3
Kompetensi Sosial Sebagai Profesionalitas Mahasiswa PPL
Kompetensi sosial merupakan faktor penting lainnya yang menjadi landasan guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain yakni khususnya terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran [6]. Mengacu pada data lapangan tanggapan guru pamong, peserta didik, dan teman sejawat mahasiswa PPL, maka diperoleh data seperti yang tersaji pada gambar 7 di bawah ini.
11
Gambar 7 Kompetensi Sosial menurut Pandangan Guru Pamong
Mengacu pada gambar 7, diperoleh rata-rata pandangan guru pamong pada sosial sebesar 4,28. Hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung memandang penting akan variabel-variabel yang terdapat dalam kompetensi sosial. Gambar 7 juga memperlihatkan bahwa guru pamong memberikan perhatian yang sama pada indikator bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminasi, yang kemudian disusul dengan indikator komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, dan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut dibutuhkan dalam menguasai kompetensi kepribadian seperti halnya dalam pemahaman kompetensi sosial yang merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar [1]. Mengacu pada hal tersebut, maka kompetensi sosial dipandang penting oleh peserta didik. Hal ini terlihat pada gambaran terkait pada pandangan peserta didik terhadap indikator-indikator yang ada. Adapun nilai rata-rata pandangan peserta didik terhadap kompetensi kepribadian sebesar 4,15. Hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung memandang penting akan variabel-variabel yang terdapat dalam kompetensi sosial. Guna memahami lebih dalam, maka dapat dilihat dari gambar 8 di bawah ini.
Gambar 8 Kompetensi Sosial menurut Pandangan Peserta Didik
Mengacu pada gambar 8, memperlihatkan bahwa ternyata perhatian terbesar peserta didik berada pada indikator bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminasi, yang kemudian disusul dengan indikator komunikasi
12
dengan sesama guru, tenaga kependidikan, dan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut dibutuhkan dalam menguasai kompetensi sosial seperti halnya dalam pemahaman kompetensi sosial yang merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar [1]. Mengacu pada hal tersebut, maka kompetensi sosial dipandang penting oleh teman sejawat mahasiswa PPL. Hal ini terlihat pada gambaran terkait pada pandangan teman sejawat mahasiswa PPL terhadap indikator-indikator yang ada. Adapun nilai rata-rata pandangan teman sejawat mahasiswa PPL terhadap kompetensi sosial sebesar 4,05. Hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung memandang penting akan variabel-variabel yang terdapat dalam kompetensi sosial. Guna memahami lebih dalam, maka dapat dilihat dari gambar 9 di bawah ini.
Gambar 9 Kompetensi Sosial menurut Pandangan Teman Sejawat Mahasiswa PPL Tahun Pelajaran 2014/2015
Mengacu pada gambar 9, memperlihatkan bahwa ternyata perhatian terbesar teman sejawat mahasiswa PPL berada pada indikator bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminasi, yang kemudian disusul dengan indikator komunikasi dengan sesame guru, tenaga kependidikan, dan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut dibutuhkan dalam menguasai kompetensi sosial seperti halnya dalam pemahaman kompetensi sosial yang merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar [1]. 4.4
Kompetensi Profesional Sebagai Profesionalitas Mahasiswa PPL
Kompetensi profesional merupakan salah satu faktor penting lainnya yang menjadi landasan guru dalam menguasai materi pelajaran yang diampu secara luas dan mendalam agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional [6]. Mengacu pada data lapangan tanggapan guru pamong, peserta didik, dan teman sejawat mahasiswa PPL, maka diperoleh data seperti yang tersaji berikut.
13
Gambar 10 Kompetensi Profesional menurut Pandangan Guru Pamong
Mengacu pada gambar 10, memperlihatkan bahwa guru pamong memberikan perhatian pada indikator mengembangkan keprofesian melalui tindakan reflektif, yang kemudian disusul oleh penguasaan materi struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu dan indikator memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Hal ini menunjukkan bahwa indikatorindikator tersebut dibutuhkan dalam menguasai kompetensi profesional seperti halnya dalam pemahaman kompetensi profesional yang merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan [1]. Mengacu pada hal tersebut, maka kompetensi profesional juga dipandang penting oleh peserta didik. Hal ini terlihat pada gambaran terkait pada pandangan peserta didik terhadap indikator-indikator yang ada. Adapun nilai rata-rata pandangan peserta didik terhadap kompetensi profesional sebesar 4,00. Hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung memandang penting akan variabelvariabel yang terdapat dalam kompetensi profesional. Guna memahami lebih dalam, maka dapat dilihat dari gambar 11 di bawah ini.
Gambar 11 Kompetensi Profesional menurut Pandangan Peserta Didik
14
Mengacu pada gambar 11, memperlihatkan bahwa guru pamong memberikan perhatian pada indikator mengembangkan keprofesian melalui tindakan reflektif, yang kemudian disusul oleh indikator penguasaan materi struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, serta indikator memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Hal ini menunjukkan bahwa indikatorindikator tersebut dibutuhkan dalam menguasai kompetensi profesional seperti halnya dalam pemahaman kompetensi profesional yang merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan [1]. Teman sejawat mahasiswa PPL mempertegas pentingnya kompetensi profesional. Hal ini terlihat pada gambaran terkait pada pandangan teman sejawat mahasiswa PPL terhadap indikator-indikator yang ada. Adapun nilai rata-rata pandangan peserta didik terhadap kompetensi profesional sebesar 3,64. Hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung memandang penting akan variabelvariabel yang terdapat dalam kompetensi profesional. Guna memahami lebih dalam, maka dapat dilihat dari gambar 12 di bawah ini.
Gambar 12 Kompetensi Profesional menurut Pandangan Teman Sejawat Mahasiswa PPL Tahun Pelajaran 2014/2015
Mengacu pada gambar 12, memperlihatkan bahwa teman sejawat mahasiswa PPL memberikan perhatian pada indikator indikator memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri, yang kemudian disusul oleh penguasaan materi struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, serta indikator mengembangkan keprofesian melalui tindakan reflektif. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut dibutuhkan dalam menguasai kompetensi profesional seperti halnya dalam pemahaman kompetensi profesional yang merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan [1].
15
4.5
Pembahasan
Kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional merupakan syarat profesionalitas guru. Berdasarkan hasil pandangan guru pamong, peserta didik, dan teman mahasiswa PPL, diketahui nilai rata-rata penguasaan kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional dari mahasiswa PPL PTIK Fakultas Teknologi Informasi tahun pelajaran 2014/2015 sebagai calon guru TIK sebesar 79.76. Nilai tersebut termasuk kategori kompeten jika mengacu pada pedoman PKG. Penilaian tertinggi diberikan oleh peserta didik, diikuti oleh guru pamong, dan kemudian hasil penilaian dari temen sejawat. Hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung memandang kompetensi-kompetensi tersebut dibutuhkan dan menjadi syarat penting bagi seorang calon guru khususnya calon guru TIK, seperti halnya dengan syarat penguasaan kompetensi yang telah dirumuskan oleh Permendikanas No. 16 Tahun 2007. Hal ini dapat terlihat pada gambar yang tersaji berikut.
Gambar 13 Nilai Rata-Rata Kompetensi
Mengacu pada gambar 13, memperlihatkan bahwa guru pamong memberi perhatian besar pada indikator-indikator kompetensi pedagogi, yang diikuti dengan kompetensi sosial, kemudian kompetensi profesional, dan yang terakhir kompetensi kepribadian. Hal tersebut menunjukkan penguasaan kompetensi pedagogi menjadi aspek penting yang harus dimiliki calon guru dalam melakukan perancangan dan pelaksaan pembelajaran, sehingga menunjang terjadinya pembentukan kompetensi pada peserta didik secara optimal. Selain itu, penguasaan kompetensi sosial juga menjadi aspek penting bagi calon guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain yakni khususnya terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran. Perhatian guru pamong dalam kompetensi profesional juga menunjukkan penguasaan kompetensi profesional menjadi aspek penting lainnya yang harus dimiliki calon guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam, sehingga dapat mengikuti perkembangan ilmu secara dinamis. Penguasaan kompetensi kepribadian juga menjadi aspek penting bagi calon guru dalam mencerminkan kepribadian yang baik, sehingga dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya.
16
Berbeda dengan pandangan peserta didik yang memberikan perhatian besar pada indikator-indikator kompetensi kepribadian, diikuti kompetensi sosial, kemudian kompetensi profesional, dan yang terakhir kompetensi pedagogi. Hal tersebut menujukkan penguasaan kompetensi kepribadian menjadi aspek penting bagi calon guru dalam mencerminkan kepribadian yang baik, sehingga dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya. Selain itu, penguasaan kompetensi sosial juga menjadi aspek penting bagi calon guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain yakni khususnya terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran. Perhatian peserta didik dalam kompetensi profesional juga menunjukkan penguasaan kompetensi profesional menjadi aspek penting lainnya yang harus dimiliki calon guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam, sehingga dapat mengikuti perkembangan ilmu secara dinamis. Penguasaan kompetensi pedagogi juga menjadi aspek penting yang harus dimiliki calon guru dalam melakukan perancangan dan pelaksaan pembelajaran, sehingga menunjang terjadinya pembentukan kompetensi pada peserta didik secara optimal. Mengacu pada pandangan teman sejawat mahasiswa PPL juga memberikan perhatian besar pada indikator-indikator kompetensi sosial, yang diikuti dengan kompetensi kepribadian, kemudian kompetensi pedagogi, dan yang terakhir kompetensi profesional. Hal ini menunjukkan penguasaan kompetensi sosial menjadi aspek penting bagi calon guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain yakni khususnya terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu, penguasaan kompetensi kepribadian menjadi aspek penting bagi calon guru dalam mencerminkan kepribadian yang baik, sehingga dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya. Perhatian teman sejawat mahasiswa PPL pada kompetensi pedagogi juga menunjukkan penguasaan kompetensi pedagogi juga menjadi aspek penting yang harus dimiliki calon guru dalam melakukan perancangan dan pelaksaan pembelajaran, sehingga menunjang terjadinya pembentukan kompetensi pada peserta didik secara optimal. Penguasaan kompetensi profesional juga menunjukkan penguasaan kompetensi profesional menjadi aspek penting lainnya yang harus dimiliki calon guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam, sehingga dapat mengikuti perkembangan ilmu secara dinamis. Berdasarkan hal tersebut, guru pamong, peserta didik, dan teman sejawat mahasiswa PPL memandang pentingnya penguasaan kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional untuk mencapai profesionalitas sebagai calon guru TIK seperti halnya dengan pemahaman profesionalitas guru TIK adalah seperangkat fungsi, tugas dan tanggung jawab dalam lapangan pendidikan berdasarkan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus dibidang TIK dan mampu mengembangkan secara ilmiah disamping bidang profesinya.
17
5.
Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa guru pamong, peserta didik, dan teman sejawat mahasiswa PPL memandang penting kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi tersebut dibutuhkan untuk menjadi syarat sebagai calon guru TIK. Profesionalitas mahasiswa PTIK dalam pelaksanaan PPL tahun pelajaran 2014/2015 mengacu pada Permendiknas No.16 Tahun 2007 memperlihatkan kompetensi mahasiswa PTIK untuk kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional berada pada kategori kompeten. Hasil penelitian menunjukkan nilai tertinggi pada kompetensi sosial, diikuti kompetensi pedagogi, kemudian kompetensi profesional, dan yang terakhir kompetensi kepribadian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian berada pada nilai terendah, hal ini sesuai dengan pemaparan pada latar belakang masalah yang ditemukan pada kompetensi kepribadian mahasiswa PPL tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan paparan tersebut, maka dalam meningkatkan profesionalitas PPL dalam kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional maka Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) perlu meningkatkan pengalaman dan pengetahuan melalui pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan keempat kompetensi tersebut, terutama pada kompetensi yang terlihat kurang, karena sesuai dengan pendapat Musfah J. (2011:40) yang menyatakan bahwa guru profesional tidak dilahirkan, tetapi dibentuk oleh suatu pengalaman belajar yang bermutu. Bagi peneliti selanjutnya, perlu adanya pengembangan penelitian lebih mendalam untuk mengkaji permasalahan yang ada dalam penguasaan kompetensi.
18
6.
Daftar Pustaka
[1]
Kunandar, 2007, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Rajawali Pers. Bambang Subagyo, Andreas, 2004, Pengantar Riset Kuantitatif & Kualitatif, Bandung: Yayasan Kalam Hidup. Purnawan, Haryadi, Annisa Puspa Mustika, Dedi Supriawan, 2014, Analisis Kompetensi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin dalam Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) ditinjau dari Aspek Kompetensi Guru, 909-916. Setyowati, Wika Leny, 2012, Persepsi guru pamong terhadap profesionalitas mahasiswa PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) Prodi PKn di SMPN Kota Malang,1-2, http://library.um.ac.id/freecontents/download/pub/pub.php/55868.pdf. Diakses tanggal 23 Agustus 2015. Ngatman, 2013, Evaluasi Pencapaian Standar Kompetensi Mahasiswa PPL Program PPKHB Penjas UNY Tahun 2011, 9(1): 30-37. PSDMP, 2012, Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru Buku 2, 135, http://www.academia.edu/7585526/PEMBINAAN_DAN_PENGEMBAN GAN_PROFESI_GURU_BUKU_2. Diakses 23 Agustus 2015 Permendiknas, 2007, Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007, 1-32, http://sdm.data.kemdikbud.go.id/snp/dokumen/Permendiknas%20No%201 6%20 Tahun%202007.pdf. Diakses tanggal 23 Agustus 2015 Padamu Negeri, 2014, Instrumen PK Guru Kelas/Mata Pelajaran, http://bantuan.siap-online.com/2014/09/penilaian-kinerja-guru-pkg2014.html. Diakses tanggal 6 September 2015.
[2] [3]
[4]
[5] [6]
[7]
[8]
19