ARTIKEL ILMIAH
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VII SMP NEGERI 30 MUARO JAMBI
OLEH RIZTNI AFRILLAH RRA1109039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI FEBRUARI 2014
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VII SMP NEGERI 30 MUARO JAMBI OLEH RIZTNI AFRILLAH RRA1109039 (Program Studi Pendidikan Matemetika Jurusan P.IPS FKIP Universitas Jambi)
ABSTRAK
Afrillah, R. 2014. “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII SMP Negeri 30 Muaro Jambi”. Skripsi Jurusan P.IPS FKIP Universitas Jambi. Pembimbing I Prof. Dr. H. Ekawarna, M.Psi. Pembimbing II Rosmiati,S.Pd, M.Pd Penyebab rendahnya ketuntasan belajar pada mata pelajran IPS karena model pembelajaran yang digunakan di kelas tidak tepat sehingga mengakibatkan siswa kurang tertarik untuk belajar dan berimplikasi pada kurangnya pemahaman siswa terhadap materi dan hasil belajar itu sendiri. Pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat ini merupakan suatu masalah krusial yang perlu dicari alternatif penyelesainnya, karena pemilihan model pembelajaran yang tepat merupakan hal dasar yang dapat berpengaruh besar terhadap jalannya proses pembelajaran, dan lebih dari itu secara langsung dapat berpengaruh pula terhadap tercapainya tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran jigsaw terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII SMP Negeri 30 Muaro Jambi. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen dengan bentuk desain Nonequivalent Control Group Design. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan VIIA sebagai kelas kontrol dengan teknik analisis data hasil belajar menggunakan uji chi kuadrat(X2) dan uji t-test. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol dan diketahui bahwa chi kuadrat hitung > chi kuadrat tabel (76,3 > 35,17) dan > yaitu 1,69 > 2.12 sehingga ditolak dan diterima. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran jigsaw terhadapa hasil siswa mata pelajaran IPS kelas VII SMP Negeri 30 Muaro Jambi.
Kata Kunci : Model pembelajaran Jigsaw, Hasil Belajar
I.
PENDAHULUAN Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia, yang memungkinkan warganya mengembangkan diri sebagai manusia seutuhnya. Untuk mewujudkan pembangunan
nasional
dibidang
pendidikan
diperlukan
peningkatan
dan
penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional, yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan masyarakat serta keutuhan pembangunan. Oleh karena itu, bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian dan penanganan serta efektif dan insentif, baik dari pemerintah, keluarga dan pengelola pendidikan agar kualitas pendidikan semakin baik dan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten dan berkualitas yang mampu menghadapi persaingan di era globalisasi. Akibatnya siswa tidak tertarik dan kurang tertantang untuk mengekplorasi secara maksimal potensi kecerdasan yang dimiliki. Siswa hanya bisa mencontoh apa yang dilakukan oleh guru tanpa mau berpikir lebih lanjut. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh pada umumnya dibawah kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 72 . Walaupun hasil belajar sudah dapat menunjukkan hasil yang lebih baik, tapi kenyataannya belum tercapai.
Berdasarkan hasil belajar siswa dapat dilihat pada data hasil ujian tengah semester ganjil mata pelajaran IPS siswa SMP Negeri 30 Muaro Jambi dalam tabel 1.1 berikut : Tabel 1.1 Hasil data Ujian Akhir Semester 2 kelas VII SMP N 30 Muaro Jambi pada tahun 2009/2010 KELAS NILAI VIIA
VIIB
VIIC
Rata-rata
66.6
64.2
65.6
Terendah
6.00
6.00
4.30
Tertinggi
7.50
7.80
7.60
Sumber: Guru IPS SMP N 30 Muaro Jambi Dari tabel diatas dapat dilihat rendahnya hasil belajar yang diperoleh, maka perlu dicari berbagai cara untuk meningkatkan hasil belajar tersebut. Dalam hal ini guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar dan mempunyai kesempatan yang banyak untuk memilih cara yang tepat dan berusaha menciptakan suasana proses pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara efektif dan efisien. Salah satunya adalah dengan cara memilih model pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Muaro Jambi. Untuk itu peneliti mengambil judul penelitian” Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw Terhadap Hasil
Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII Di SMP N 30 Muaro Jambi”.
II.
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hasil Belajar 2.1.1
Belajar Belajar merupakan perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan
misalnya membaca, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Dengan belajar akan membawa suatu perubahan pada diri individu. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika siswa tersebut disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarga sendiri menurut (Syah, 2007:94). 2.1.2
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan dasar untuk menentukan keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi palajaran. Berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran dapat diketahui melalui hasil belajar siswa. Menurut Arikunto (2009:41) yang dimaksud dengan hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh oleh siswa setelah
mengikuti proses pengajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau kata-kata baik, sedang, kurang dan sebagainya. 2.1.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Menurut Suryabrata (dalam Ekawarna, 2009:51) yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis (misalnya kecerdasan, motivasi berprestasi, dan kemampuan kognitif),sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan faktor instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran). 2.1.4
Evaluasi Hasil Belajar Menurut
Purwanto
(2009)
evaluasi
adalah
pengambilan
keputusan
berdasarkan hasil pengukuran dan standar kriteria. Pengukuran dan evaluasi merupakan dua kegiatan yang berkesinambungan. Evaluasi dilakukan setelah dilakukan pengukuran dan keputusan evaluasi filakukan berdasarkan hasil pengukuran. 2.2 Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu sehingga berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar siswa (Soekamto, dkk dalam Trianto, 2010:10). 2.2.1 Model Pembelajaran Jigsaw
Model pembelajaran Jigsaw dikemukakan oleh Aronson, Blanney, Stephen, Sikes dan Snapp tahun 1978. Menurut Depdiknas (2006:32) model pembelajaran jigsaw adalah suatu pembelajaran kooperatif dimana dalam proses pembelajaran setiap siswa dalam kelompok disilang dan memperoleh tugas yang berbeda. Anggota kelompok yang memperoleh yang sama dikumpul menjadi satu dan membahas tugas tersebut. 2.3 Hasil Penelitian Yang Relevan Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelusuran penelitian terdahulu, diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu: 1. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas VIIE SMP Negeri 04 Kerinci. Penelitian ini dilakukan oleh Rasimah, mahasiswi Jurusan Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Fakultas PIPS Universitas Jambi pada tahun 2012. Hasil penelitiannya adalah pembelajaran ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw pada SMP N.04 Kerinci dapat meningkatkan hasil belajar siswa lebih tinggi dan mengalami peningkatan yang sangat memuaskan. Model pembelajaran jigsaw telah menunjukkan bahwa dengan menggunakan model tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata mencapai 73,6 yang termasuk pada kualifikasi sangat tinggi. 1.6 Kerangka Berfikir Penelitian ini, menggungkapkan pengaruh penggunaan model pembelajarn jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP
Negeri 30 Muaro Jambi. Model pembelajaran jigsaw yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa diharapkan mampu berifikir lebih kreatif lagi dan mampu bertanggung jawab atas tugas masing-masing yang telah diberikan. Dengan adanya model pembelajaran ini tentu membuat siswa lebih memiliki motivasi yang kuat dan semangat karena adanya perubahan gaya belajar yang diinginkan.
2.4
Hipotesis Penelitian Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ho = Tidak terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran jigsaw Terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VII di SMP N 30 Muaro Jambi. 2. Ha = Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII SMP N 30 Muaro Jambi.
III.
METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen (experiment). Menurut
Sugiyono (2012:114), bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eskperimen. Design ini digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.
3.2
Variabel Penelitian Berdasarkan permasalahan penelitian ini, maka dalam penelitian ini terdapat
dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Secara rinci variabel tersebut adalah sebagai berikut: 3.2.1
Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menggunakan
model Jigsaw yang dieksperimenkan yang disebut sebagai variabel X. 3.2.2
Variabel Terikat (Dependent Variable) Yang ditetapkan sebagai variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil
belajar siswa mata pelajaran IPS oleh subjek penelitian yang disebut juga sebagai variabel Y.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 3.3.1
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 30 Muaro Jambi yaitu kelas VII.
Dengan alamat Jln. Sungai dayut KM 13 Desa pematang gajah Muaro Jambi. 3.3.2
Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 ,
yaitu tepatnya pada tanggal 09 Januari 2013 sampai 09 Februari 2014.
3.4 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 30 Muaro Jambi yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel. 3.4 Jumlah siswa kelasVII SMP N 30 Muaro Jambi T.A 2013/2014 No
Kelas
Jumlah Siswa
1
VIIA
24
2
VIIB
24
Sumber: Tata Usaha Tahun Pelajaran 2013/2014 3.5 Prosedur Penelitian Prosedur dalam penelitian ini meliputi beberapa langkah yaitu: 1) Tahap Persiapan Pada tahap ini penulis mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, antara lain: a) Pengurusan surat izin penelitian b) Menentukan kelas eksperimen dan kontrol c) Penyusunan satuan pembelajaran dan rencana pembelajaran 2) Tahap Pelaksanaan Penulis melakukan kegiatan sebagai berikut: a) Melakukan tes pendahuluan
Tes pendahuluan bertujuan untuk mengumpulkan data hasil belajar yang digunakan untuk mnegetahui kemampuan dasar atau kemampuan awal sebelum dilakukan perlakuan model pembelajaran jigsaw. Setelah didapat bahwa kemampuan dasar atau kemampuan awal kelas sampel adalah sama, maka baru dilakukan perlakuan. b) Melaksanakan Proses Pembelajaran Proses pengajaran dikembangkan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang peneliti, yaitu RPP yang dirancang di kelas eskperimen dengan menggunakan model jigsaw dan RPP yang dirancang di kelas kontrol dengan mengajar secara konvensional. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran jigsaw dilaksanakan 6 kali pertemuan, begitu juga pembelajaran model konvensional dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan. 3) Tahap Akhir Setelah selesai proses pembelajaran maka diadakan tes akhir. Setelah itu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. 3.6 Instrumen Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012:148).
Instrumen/alat yang digunakan dalam penelitian menentukan hasil belajar adalah berupa tes akhir (post-tes). Soal post-tes dalam penelitian ini berupa tes objektif dengan lima pilihan jawaban (a, b, c, dan d), yang dapat dijawab dengan memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang tersedia. 3.6.1
Taraf Kesukaran Soal Untuk menguji taraf kesukaran tiap butir soal dapat digunakan rumus sebagai
berikut (Sjarkawi, 2007:79):
Keterangan: P
= Persentase taraf kesukaran pokok uji.
R
= Jumlah subjek kelompok atas dan kelompok bawah yang menjawab pokok uji dengan benar.
T
= Jumlah subjek kelompok atas dan kelompok bawah yang menjawab pokok uji.
3.6.2
Daya Pembeda Soal Menentukan daya pembeda pokok uji dengan membandingkan subjek pada
kelompok atas dengan subjek kelompok bawah yang menjadi pokok uji yang benar (Sjarkawi, 2007:81). Indeks daya pembeda ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
D
= Indeks Daya Pembeda. = Jumlah subjek kelompok atas yang menjawab dengan benar. = Jumlah subjek kelompok bawah yang menjawab dengan benar.
T
= Jumlah semua subjek kelompok atas dan kelompok bawah yang menjawab tes.
3.6.3
Pengalih Perhatian (Distactor) Menentukan
efektifitas
pengalih
perhatian
(distactor)
dengan
membandingkan jumlah subjek kelompok atas dengan jumlah subjek kelompok bawah yang memilih alternatif jawaban salah. Pengalih perhatian yang baik akan selalu menarik lebih banyak subjek kelompok atas (Norman E. Gronlund, 1985:193197 dalam Sjarkawi, 2007:81). 3.6.4
Reliabilitas Tes Reliabilitas adalah tingkat konsistensi tes dalam pengukuran dari waktu
kewaktu dan dari pokok uji yang satu ke pokok uji yang lainnya (Tuckman, dalam Sjarkawi, 2007:82). Reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat kepercayaan terhadap butir soal. 3.7
Uji Persyaratan Analisis Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk menguji hipotesis yang
dikemukan pada bab III langkah-langkahnya adalah: 3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas sangat berguna untuk menentukan apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini menggunakan uji Liliefors (L) dan persyaratan normal ialah Lo
Uji Homogenitas Uji homogenitas adalah uji yang digunakan apakah data yang diteliti
homogen atau tidak. Menurut Sugiyono (2008:276) untuk pengujian varian digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:
3.7.3
Uji Hipotesis Chi kuadrat (X2) satu sampel adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas, (Sugiyono, 2012:107). Maka untuk menguji hipotesis 1 atau 2 menggunakan uji chi kuadrat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Belajar Dengan Menggunakan Jigsaw Penelitian ini dilakukan di kelas VII SMP N 30 Muaro Jambi yang terdiri dari dua kelas, yang semuanya diambil menjadi kelas penelitian. Kemudian barulah dipilih 2 kelas yang homogen untuk dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil pengamatan dan observasi maka diketahui kelas VIIA yang menjadi kelas
eksperimen dan kelas VIIB menjadi kelas kontrol, dengan jumlah siswa yang sama yaitu 24 siswa. 4.1.2 Hasil Belajar Dengan Metode Konvensional Untuk kelas kontrol menggunakan pembelajaran secara konvensional hasil belajar siswa rendah. Ini dapat dilihat dari hasil pre-test yang dilakukan pada awal penelitian sebagaimana disajikan pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Rata-rata skor dan simpangan pre-test dan post-test
Kelas
Jumlah siswa
Rata-rata Pre-test ( x )
(n) Kontrol
24
Simpangan Baku
Rata-rata Post-test ( x )
Pre-test ( S ) 44,54
6,48
Simpangan Baku Post-test ( S )
69,66
3,61
4.1.3 Uji Persyaratan Analisis Langkah-langkah yang dilakukan untuk uji persyaratan analisis adalah normalitas, homogenitas, dan kesamaan rata-rata pada perhitungan post-test. 4.1.3.1 Uji Normalitas Untuk menguji normalitas digunakan uji liliefors, dari perhitungan post tes pada kelas eksperimen diperoleh nilai Lhitung= 0,179 dan Ltabel = 0,1808 dan pada kelas kontrol diperoleh Lhitung= 0,133 dan Ltabel = 0,1808.\ 4.1.3.2 Uji Homogenitas Dari analisis uji homogenitas dan varians dengan menggunakan uji F, pada pretest didapat Fhitung = 1,03 dan Ftabel = 1,69. Karena Fhitung < Ftabel atau (1,03 < 1,69 ) maka dapat disimpulkan bahwa kedua varians homogen.
4.1.3.3 Uji Hipotesis Terdapat pengaruh model antara kelompok yang mendapatkan pembelajaran jigsaw dengan kelompok yang mendapatkan konvensional. Untuk mnguji hipotesis tersebut digunakan chi kuadrat, dari data yang tersedia sebagaimana disajikan pada tabel 4.7 berikut : Model Jigsaw
Fo
Fh
(Fo – Fh )
( Fo- Fh )2
Kelas
82,9
152,6
-69,7
4858,09
31,84
69,7
152,6
- 82,9
6872,41
45,04
152,6
305,2
Eksperimen Kelas Kontrol
4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian melalui soal post-test pilihan ganda 4 option jawaban (a, b, c, dan d) dari 30 soal yang direncanakan, setelah diuji cobakan ternyata dari 30 butir soal post-test adalah 25 butir soal yang dianggap memenuhi kriteria untuk menjadikan soal post-test yang akan diujikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. V.PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIIA SMP Negeri 30 Muaro Jambi dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw
adalah 82,87 lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelas VIIB yang diajarkan secara konvensional dengan rata-rata 69,66. Ini berarti model pembelajaran jigsaw dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Terdapat pengaruh model pembelajaran jigsaw terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan hasil uji chi kuadrat diperoleh hasil 76,3. Chi kuadrat hitung > chi kuadrat tabel ( 76,3 > 35,172). Dan hasil tingkat signifikan diperoleh hasil koofesien
thitung
>
ttabel
atau 1,69
> 2,12. Ini berarti hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP N 30 Muaro Jambi, pembelajaran yang menggunakan jigsaw di kelas eksperimen lebih aktif dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka penulis menyarankan : 1. Guru, terutama guru mata pelajaran IPS sebaiknya dalam melakukan pengajaran menggunakan model pembelajaran jigsaw dan jangan hanya terpatok dengan gaya menjelaskna, berceramah dan membaca buku yang secara tidak langsung membuat siswa menjadi bosan dengan kegiatan belajar, sehingga pelajaran IPS menjadi pelajaran yang membosankan bagi siswa. Banyak cara sederhana yang digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan menumbuhkan semangat siswa salah satunya yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw. 2. Kepada para pembaca yang akan melakukan penelitian yang sama atau sejenis, hasil penelitian yang telah dilakukan dapat menjadi acuan. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. Dan Supriyono, W. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Arends, Trianto. 1997. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: PT. Daryanto. 2010. Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, S. B dan Zaini, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Gagne, 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, 2003. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Transito Kunandar, 2008. Pendekatan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Lee J. Croubach. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Mc Gooch. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Nasution. 1992. Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bina Aksara Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Cipta Sjarkawi. 2007. Pengaruh Cara Pengorganisasian Pengajaran Melalui Struktur Orientasi Konseptual Terhadap Perolehan Belajar Siswa. Malang: Wineka Media Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sntrock dan Yussen. 2007. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Rienka Cipta Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta Syah, M. 2007. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sudijono, Anas. 2007. Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Witherington. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Riena Cipta http://junaardas.blogspot.com/ Pengaturan-Variasi-dan-keterampilan. Di akses tanggal 12 Mei 2013