PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBACA NYARING PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH MEMENGAH PERTAMA NEGERI 19 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
ARTIKEL E-JOURNAL
Oleh
SYAHRONI NIM 100388201150
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015
Syahroni
2015.
Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring Pada Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Bintan Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Dosen Pembimbing I: Drs. H. Said Barakbah Ali, M. M. Dosen Pembimbing II: Muhammad Candra. M.Ed. Abstrak
Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau yang lebih di kenal dengan classroom action research, yaitu suatu pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama menggunakan populasi dan sampel. Tes Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring kelas VII Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 19 Bintan Tahun Pelajaran 2014/ 2015 Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015, yang berjumlah 40 siswa dengan tes tertulis. Tes tertulis bertujuan untuk mengetahui Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring yang telah tersedia. kemampuan siswa dalam menggunakan huruf lafal dengan baik sebanyak 4 siswa (10%), kategori cukup sebanyak 27 siswa (67,5%) kategori kurang sebanyak 9 siswa (22,5%), dan kategori yang tidak tepat dalam menggunakan lafal tidak ada. Abstract Keywords: Cooperative Learning, Competency To Improve Reading Loud The method used in this research is classroom action research (PTK), or better known by the classroom action research, which is an observation of learning activities in the form of an action that deliberately raised and occurs in a classroom together using the sample population. Application Test Method for Increasing Competence Reading Cooperative Loud VII grade State Junior High School 19 Bintan academic year 2014/2015 Semester Academic Year 2014/2015, which amounts to 40 students with a written test. Writing test aims to determine the Cooperative Implementation Method for Increasing Competence Loud Reading have available. the ability of students to use the letters pronunciation well as four students (10%), a category quite as many as 27 students (67.5%) less category as much as 9 students (22.5%), and the category is not appropriate to use the pronunciation does not exist.
1. Pendahuluan Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring kelas VII Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 19 Bintan Tahun Pelajaran 2014/ 2015 Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015, yang berjumlah 40 siswa dengan tes tertulis. Tes tertulis bertujuan untuk mengetahui Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring yang telah tersedia. 2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau yang lebih dikenal dengan classroom action research, yaitu suatu pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut dilakukan atau atas arahan guru dan dilakukan oleh siswa. Dalam penelitian ini model PTK yang digunakan adalah Metode Kurt Lewin yang kemudian dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart, dimana dalam satu siklus terdiri atas perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Siklus I: tahapan dalam siklus pertama ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. 1. Perencanaan (Planning) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa kemudian membuat RPP dengan model pembelajaran pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning), menyusun lembar kerja siswa, membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK dan menyusun alat evaluasi pembelajaran. 2. Pelaksanaan (Acting) Kegiataan pada tahap pelaksanaan ini meliputi upaya guru untuk menyajikan materi pelajaran sesuai RPP, membagi siswa dalam kelompok-kelompok, memberikan informasi tentang berbagai kegiatan siswa dalam pembelajaran tutor sebaya, memberi bimbingan, melakukan pengamatan, dan memberi penilain terhadap kinerja siswa baik secara individu maupun kelompok. 3. Pengamatan (Observation) Pada tahap ini guru memantau dan mengamati kegiatan pembelajaran meliputi; aktifitas siswa dengan cara memberi tanda centang (√) pada lembar observasi siswa yang telah disiapkan. Sedangkan guru yang diamati oleh koloborator selaku observer dengan memberi tanda centang (√) pada lembar observasi guru mengenai perilaku guru pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Guru melakukan penilain akhir siklus I dengan instrument berupa soal tes/kuis yang telah disiapkan sebelumnya. Selain itu juga guru mencatat semua persoalan atau kendala yang dihadapi dilapangan, baik kendala yang dihadapi oleh siswa, guru, maupun kendala teknis pada saat pelaksanaan pembelajaran.
4. Refleksi (Reflecting) Penelitian tindakan kelas berhasil apabila: 1). terjadinya interaksi multi arah (guru dengan siswa, siswa dengan siswa), 2). sebanyak 70% dari jumlah siswa berperan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, 3). kualitas proses dan hasil pembelajaran meningkat, 4). hasil belajar siswa mencapai 75% siswa tuntas (lebih atau sama dengan KKM dimana nilai KKMnya yaitu 6,5). Siklus II seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari hasil tes penelitian, maka dapat dilihat Persentase Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring dapat dilihat pada tabel di bawah ini: TABEL 9 PERSENTASE PENILIAN PENERAPAN METODE KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBACA NYARING PADA ASPEK PENGGUNAAN LAFAL No 1 2 3 4
Tingkat Keterampilan Baik Cukup Kurang Tidak tepat
Jumlah Siswa 4 27 9 -
Persentase 10 % 67,5 % 22,5 % 0%
40 100% Jumlah Berdasarkan tabel di atas, kemampuan siswa dalam menggunakan huruf lafal dengan baik sebanyak 4 siswa (10%), kategori cukup sebanyak 27 siswa (67,5%) kategori kurang sebanyak 9 siswa 48 (22,5%), dan kategori yang tidak tepat dalam menggunakan lafal tidak ada. Berikut ini nilai rata-rata siswa dalam aspek penggunaan lafal.
X= X=
= 2,87
Kategori Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring pada aspek penggunaan huruf kapital sebagai berikut. Nilai Akhir = Nilai Akhir =
X 100 X 100 = 71,75
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring pada aspek penggunaan huruf lafal kategori cukup.
1. Hasil Persentase Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring Pada Aspek Penggunaan Intonasi kemampuan siswa menggunakan tanda baca juga termasuk salah satu aspek penilaian. Berikut ini adalah tabel persentase kemampuan siswa menggunakan intonasi. TABEL 10 PERSENTASE PENILAIAN PENERAPAN METODE KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBACA NYARING PADA ASPEK PENGGUNAAN INTONASI No 1 2 3 4
Tingkat Keterampilan Baik Cukup Kurang Tidak tepat Jumlah
Jumlah Siswa 26 14 -
Persentase 0% 65 % 35 % 0%
40
100%
Berdasarkan tabel di atas, kemampuan siswa dalam menggunakan intonasi dengan kategori cukup sebanyak 26 siswa (65%) dan kategori siswa yang kurang dalam menggunakan Intonasi sebanyak 14 siswa (35%). Berikut ini nilai rata-rata siswa dalam aspek penggunaan intonasi.
X= X=
= 2,7
Kategori Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring pada aspek penggunaan intonasi sebagai berikut. Nilai Akhir = Nilai Akhir =
X 100 X 100 = 67,5
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring pada aspek penggunaan intonasi kategori cukup.
2. Hasil Persentase Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring Pada Aspek Jeda Berikut ini tabel Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring. TABEL 11 PERSENTASE PENILAIAN PENERAPAN METODE KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBACA NYARING PADA ASPEK JEDA No 1 2 3 4
Tingkat Keterampilan Tepat Cukup Tepat Kurang Tepat Tidak tepat Jumlah
Jumlah Siswa 18 22 -
Persentase 0% 45 % 55 % 0%
40
100%
Berdasarkan tabel di atas, Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring dengan kategori tepat tidak ada dan cukup tepat sebanyak 18 siswa (45%) serta kategori kurang tepat sesuai dengan sebanyak 22 siswa (55%). Berikut ini nilai rata-rata siswa dalam aspek jeda.
X= X=
= 2,47
Kategori Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring pada aspek Jeda sebagai berikut. Nilai Akhir = X 100 Nilai Akhir =
X 100 = 61,75
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring pada aspek Jeda kategori cukup.
TABEL 12 PERSENTASE PENILAIAN PENERAPAN METODE KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBACA NYARING PADA ASPEK PENGGUNAAN KEKUATAN No 1 2 3 4
Tingkat Keterampilan Baik Cukup Kurang Tidak tepat Jumlah
Jumlah Siswa 15 25 -
Persentase 0% 37,5 % 62,5 % 0%
40
100%
Berdasarkan tabel di atas, kemampuan siswa dalam menggunakan kekuatan dengan kategori cukup sebanyak 15 siswa (37,5%) dan kategori siswa yang kurang dalam menggunakan kekuatan sebanyak 25 siswa (62,5%). Berikut ini nilai rata-rata siswa dalam aspek penggunaan kekuatan.
X= X=
= 2,42
Kategori Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring pada aspek penggunaan kekuatan sebagai berikut. Nilai Akhir = Nilai Akhir =
X 100 X 100 = 60,5
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Membaca Nyaring pada aspek penggunaan kekuatan kategori cukup.
4. Simpulan Kemampuan membaca nyaring siswa kelas VII SMPN 19 Bintan dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa berada pada kategori baik, pada tingkat kemampuan pembelajaran mampu. Berdasarkan simpulan tersebut, saran dari penulis kepada siswa, agar siswa lebih mengembangkan minat membaca buku, maka akan semakin terampilnya siswa membaca nyaring. Dengan begitu, para siswa akan mudah dan sering dalam membaca nyaring.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, M.(2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar . Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
___________________ (2008). Menulis sebagai satu keterampilan berbahasa. Bangdung : Angkasa Bandung. Akbar, Amirul. 2011. Aktivitas Media Gambar dan Pembelajaran Mengarang Deskripsi Siswa Kelas V Talhah SDIT Al Madinah Tanjungpinang Timur. Skipsi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Anderson. 2008. Keterampilan Membaca Berbahasa, www.experienceproject.com (diakses tangal 05 Mei 2015) Aqib, Zainal. 2008, Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Yrama Widya. Arsyad, A. 2010. Metode Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bintoro Tjokroamidjojo, Pengantar Administrasi pembangunan, LP3ES, Jakarta, 1984.
Fathurrahman, Strategi Pembelajaran (online http://udhiexz.wordpress. com), (diakses tanggal 05 Mei 2015) Finoza, Lamuddin. 2004. Komposisi bahasa indonesia.Jakarta: Diksi Insan Mulia. _____ 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia. _____2010. Komposisi bahasa indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia. Ibrahim, (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya University Press Kamidjan. 1996. Teori Membaca. Surabaya: JPBSI FPBS IKIP Surabaya. Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia. Mahsum. 2005. Metode Penelitian Bahasa:Tahapan Strategi, metode dan tekniknya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Mappiare, Andi. (2002). Psikologi Remaja. Surabaya Usaha Nasional Margono, S. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Mulyadi, 2007. Sistem Akuntansi, Jakarta : Selemba Empat. Nuriadi. (2008). Teknik Jitu Menjadi Pembaca Terampil. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius, 56 www://tulusblog-belajar bersama. blogspot.com/2015 (diakses tanggal 05 Mei 2015)
Sadiman, A, dkk, 1986. Media Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Syafiie, Inu Kencana. 1996. Sistem Administrasi publik Republik Indonesia (SANKRI). Jakarta : PT Bumi Aksara. Semi, Atar. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis.Bandung: Angkasa. Somadayo, Samsu. 2011. Strategi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dab R & D. Bandung : Alfabeta Sugiarto, dkk. 2003. Teknik Sampling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. _____2001. Argumentasi dan narasi. Jakarta: Gramedia. _____2007. Argumen dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. _____2010. Statistik Untuk Penelitian. Banbung: Alfabeta. Suyanto, M., 2003, Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Andi Offset, Yogyakarta Tarigan, Henry Guntur (2008). Menulis sebagai satu keterampilan berbahasa. Bangdung : Angkasa Bandung. ___________________ (2008). Menulis sebagai satu keterampilan berbahasa. Bangdung : Angkasa Bandung. Wati, riau. 2009. Berbahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar. Tanjungpinang: UMRAH Press. Wiyanto, Asul. 2004. Terampil menulis paragraf. Jakarta: PT Grasindo. Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.