ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SEPAKBOLA
Oleh Josep Marsianus Rewo NIM. 0716011134
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2013
0
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SEPAKBOLA
Josep Marsianus Rewo 0716011134 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jalan Udayana Singaraja-Bali Tlp. (0362) 32559 e-mail:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing control melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII A SMP Katolik Santo Paulus Singaraja tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini tergolong dalam penelitian tindakan kelas dengan jenis penelitian guru sebagai peneliti. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi atau evaluasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Katolik Santo Paulus Singaraja, berjumlah 25 orang (13 putra dan 12 putri). Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif.Dari analisis data, diperoleh aktivitas belajar passing control secara klasikal pada siklus I sebesar 7,02% (aktif), meningkat sebesar 1,71% menjadi 8,73% (sangat aktif) pada siklus II. Ketuntasan hasil belajar secara klasikal pada silkus I adalah 88% (sangat baik) dan pada silkus II meningkat 12% menjadi 100% (sangat baik). Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar Passing Control meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII A SMP Katolik Santo Paulus Singaraja tahun pelajaran 2012/2013. Disarankan kepada guru penjasorkes untuk mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran sebagai alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Passing Control sepakbola. Abstract: This research was purpose to improved students’ competency in learning Soccer Passing Control through the cooperative learning model STAD of the VIII A students in Saint Paul Junior High School academic year 2012/2013. This study was classroom based action research in which the action research stages such as plan, act, observe, reflect and revise were used. The research subject are students of VIII A class in Saint Paul Junior High School about 25 students (13 male and 12 female). There were two kinds of data obtained in this study, namely; quantitative and qualitative findings. The result of the cycle I showed the activation of the students about 7, 02% (active), and improved about 1, 71% became 8, 73% (very active) in cycle II. Then, the students’ competency in cycle I about 88% (very good) and in cycle were improved about 12% became 100% (very good). The result from the post-test 2 showed aThe score of passing control were improved trough the impelementation of STAD to the VIII A students in Saint Paul Junior High School academic year 2012/2013. The sport teacher advised to implement The STAD approach implemented to improve the students’ competency in learning Soccer Passing Control. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif STAD, Passing Control Sepakbola
1
sosial.
Melalui
penjasorkes
kesehatan (penjasorkes) merupakan bagian
siswa
dapat
memperoleh
integral dari pendidikan secara keseluruhan,
pengalaman untuk mengungkapkan kesan
bertujuan untuk mengembangkan aspek
pribadi
kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
inovatif,
keterampilan berpikir kritis, keterampilan
memelihara
sosial, penalaran, setabilitas emosional,
pemahaman terhadap gerak manusia.
Pendidikan jasmani, olahraga dan
yang
berbagai
menyenangkan,
terampil,
kreatif,
meningkatkan
kesegaran
Berdasarkan
tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan
diharapkan
jasmani
observasi
dan serta
awal
yang
melalui
dilakukan peneliti pada tanggal 24-26
aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
September 2012 di kelas VIII A SMP
terpilih yang direncanakan secara sistematis
Katolik
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
pelajaran
nasional (Depdiknas, 2006: 163).
pembelajaran penjasorkes materi teknik
pengenalan
lingkungan
Dalam
proses
bersih
Santo
2012/2013,
dasar
pembelajaran
Paulus
passing
Singaraja
tahun
mengenai
control
proses
sepakbola
penjasorkes, guru harus dapat mengajarkan
(menggunakan
kaki
berbagai keterampilan gerak dasar, teknik
kenyataan
lapangan
dan
permainan/olahraga,
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur,
penjasorkes materi teknik dasar passing
kerjasama, dan lain-lain) dari pembiasaan
control
sepakbola
pola hidup sehat. Belajar sebagai konsep
bagian
dalam)
mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya
disebabkan oleh model pembelajaran yang
banyak dianut. Belajar adalah perubahan
di
disposisi atau kemampuan yang dicapai
konvensional, sehingga kesempatan yang
seseorang
Perubahan
diperoleh siswa dalam melakukan gerakan
disposisi tersebut bukan diperoleh langsung
tidak banyak, serta aktivitas yang dilakukan
dari proses pertumbuhan seseorang secara
kurang
alamiah
2).
persentase keaktifan yaitu, tidak ada siswa
Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran
(0%) katagori sangat aktif, 7 orang siswa
konvensional di dalam kelas yang bersifat
(28%) katagori aktif, 11 orang siswa (44%)
kajian teoritis, namun melibatkan unsur
katagori cukup aktif, 7 orang siswa (28%)
fisik, mental, intelektual, emosional dan
katagori kurang aktif dan sangat kurang aktif
strategi
melalui
aktivitas.
(Suprijono,
2009:
2
di
gunakan
dalam),
menunjukkan
(menggunakan masih
guru
maksimal.
bagian
Jika
rendah,
masih
di
kaki yang
bersifat
lihat
dari
tidak ada (0%). Data aktivitas belajar
tingkat ketuntasan hasil belajar siswa kelas
passing control sepakbola (menggunakan
VIII A SMP Katolik Santo Paulus Singaraja
kaki bagian dalam) secara klasikal sebesar
dalam mata pelajaran penjasorkes khususnya
5,86 dan angka ini berada pada rentang 3 ≤
pada materi teknik dasar passing control
X < 5 dalam katagori kurang aktif (KA).
sepakbola
passing
control
Tujuan Penelitian
yang diperoleh yaitu, hasil belajar passing sepakbola
(menggunakan
bagian
yaitu berada di rentang 65-74%.
sepakbola
(menggunakan kaki bagian dalam) skor
control
kaki
dalam) berada pada katagori cukup aktif
Data observasi hasil belajar teknik dasar
(menggunakan
Tujuan penelitian ini yaitu untuk
kaki
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
bagian dalam) di lihat dari sikap awal, sikap
passing control sepakbola pada siswa kelas
pelaksanaan dan sikap akhir, diperoleh data
VIII A SMP Katolik Santo Paulus Singaraja
sesuai dengan Kreteria Ketuntasan Minimal
Berdasarkan hasil observasi awal di
(KKM) yang berlaku di kelas VIII A SMP
kelas VIII A SMP Katolik Santo Paulus
Katolik Santo Paulus Singaraja khususnya
Singaraja selaku guru penjasorkes terutama
pada mata pelajaran penjasorkes yaitu 75.
pada
Dari jumlah siswa sebanyak 25 orang, di
sepakbola
temukan hasil belajar teknik dasar passing
dalam), masalah-masalah yang ditemukan
sepakbola
(menggunakan kaki bagian
ialah sebagai berikut: terdapat masalah pada
dalam) yaitu, 5 orang (20%) yang tuntas,
aktivitas belajar dikarenakan pada indikator
dan yang tidak tuntas sebanyak 20 orang
visual, pada aspek; (a) siswa kurang
(80%). Sedangkan, untuk teknik dasar
mengamati guru pada saat menjelaskan
control
kaki
materi passing control sepakbola. Indikator
bagian dalam) siswa yang tuntas sebanyak 7
lisan, pada aspek; (a) siswa kurang bertanya
orang
tuntas
tentang kesulitan-kesulitan yang dialami
sebanyak 19 orang (72%). Maka persentase
sesuai dengan materi pembelajaran, (b)
rata-rata hasil belajar teknik dasar passing
siswa
control
kaki
pendapat dan memberikan saran dalam
bagian dalam) sebesar 65,5 % dan berada
berdiskusi mengenai teknik dasar teknik
pada katagori tidak tuntas. Berdasarkan data
dasar passing control sepakbola. Indikator
hasil belajar yang didapat, diketahui bahwa
audio, pada aspek; (a) siswa kurang
sepakbola
(28%),
dan
sepakbola
(menggunakan
yang
tidak
(menggunakan
3
pembelajaran
passing
(menggunakan
kurang
berani
kaki
control bagian
mengemukakan
mendengarkan guru dalam menjelaskan
passing control sepakbola, tanggung jawab;
materi
(a) siswa tidak membuat tugas
dan
mengobrol
saat
guru
yang
menyampaikan materi. Indikator metrik,
diberikan oleh guru, menghargai teman (a)
pada aspek; (a) siswa tidak melakukan
mengganggu teman yang sedang melakukan
gerakan berdasarkan konsep-konsep atau
gerakan passing control sepakbola, (b) tidak
ketentuan dalam pembelajaran teknik dasar
memperhatikan
passing control sepakbola (menggunakan
menjelaskan materi pelajaran. (2) aspek
kaki bagian dalam) dengan baik dan benar,
kognitif; kurangnya pemahaman terhadap
(b)
materi
siswa
kurang
berani
melakukan
teknik
guru
pada
dasar
passing
control
sepakbola
menyempurnakan gerakan. Indikator mental,
pelaksanaaan gerak dan gerak lanjutan,
pada aspek; (a) siswa terkadang lupa dengan
sehingga
tahapan-tahapan
dalam
psikomotor. (3) aspek psikomotor; indikator
pembelajaran yang sudah dijelaskan, (b)
tahap persiapan, komponen; (b) kaki tumpu
siswa tidak bisa memecahkan masalah yang
tdk sejajar dengan arah sasaran, (c) Lutut
dihadapi dalam pembelajaran. Indikator
kaki tumpu tidak ditekuk sehingga lutut
emosional, pada aspek; (a) siswa kurang
berada tegak lurus di atas ujung jari kaki, (e)
menaruh minat dalam melakukan teknik
Badan tidak condong ke depan. Indikator
dasar
sepakbola
tahap gerakan, pada komponen; (b) setelah
(menggunakan kaki bagian dalam), (b) siswa
menendang pandangan mata tidak tertuju
belum
dan
pada arah sasaran, (c) Badan tidak condong
memecahkan masalah dalam pembelajaran
ke depan. Indikator akhir gerakan, pada
teknik dasar passing control sepakbola
komponen; (b) tidak melangkah ke depan
(menggunakan kaki bagian dalam). Adapun
setelah
masalah-masalah yang ditemukan pada hasil
Pandangan tidak tertuju pada arah bola dan
belajar dikarenakan pada (1) aspek afektif
sasaran (e) Posisi badan tidak rileks kembali
yaitu; percaya diri; (a) siswa kurang percaya
seperti semula.
passing
berani
control
untuk
menghadapi
tahap
guru
percobaan-percobaan gerakan baru untuk
gerakan
dari
saat
berpengaruh
selesai
persiapan,
pada
menendang
bola,
aspek
(c)
diri dalam melakukan gerakan teknik dasar
Fenomena ini menunjukan bahwa guru
passing control sepakbola, kerjasama; (a)
penjasorkes harus cepat tanggap terhadap
siswa yang pintar jarang untuk membantu
situasi-situasi yang telah terjadi dalam
temannya yang belum bisa melakukan
proses pembelajaran. Secara sederhana data 4
ini
menunjukkan
suatu
kebutuhan
METODE PENELITIAN
pembelajaran dengan metode yang baru atau
Penelitian ini dilakukan pada siswa
bervariasi sehingga siswa tidak cepat bosan.
kelas VIII A SMP Katolik Santo Paulus
Guru selayaknya dituntut untuk menguasai
Singaraja
berbagai model pembelajaran. Selain itu
sebanyak 25 siswa yang terdiri 12 siswa
guru sendiri harus mampu memilih model
putra dan 13 siswa putri, dalam mata
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
pelajaran penjasorkes dengan materi teknik
materi pelajaran, tingkat kecerdasan siswa,
dasar
serta lingkungan dan kondisi setempat
(menggunakan
kemudian merancang menjadi satu program
Penelitian ini dilaksanakan pada saat jam
pengajaran yang sesuai dengan situasi
pembelajaran penjasorkes berlangsung di
tersebut. Hal ini dilatari dengan faktor
kelas VIII A yaitu, setiap hari rabu dimulai
keberhasilan satu proses pembelajaran yang
dari pukul 06.15 Wita sampai selesai pukul
tidak saja bergantung pada guru dan siswa,
07.30 Wita, yang bertempat di lapangan
tetapi juga model yang digunakan dalam
SMP Katolik Santo Paulus Singaraja.
Tahun
passing
Teknik
proses pembelajaran berlangsung.
Pelajaran
2012/2013
control kaki
sepakbola
bagian
pengumpulan
dalam).
data
yang
Bertolak dari gagasan-gagasan di atas,
digunakan yaitu aktivitas belajar dinilai oleh
peneliti merasa tertarik untuk melakukan
2 orang observer dengan menggunakan
satu penelitian dengan judul: Implementasi
lembar
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
sedangkan untuk hasil belajar ada tiga aspek
untuk Meningkatkan
penilaian
Aktivitas dan Hasil
observasi
yaitu,
aktivitas
kognitif,
belajar,
afektif
dan
Belajar Teknik Dasar Passing Control
psikomotor. Penilaian kognitif diberikan
Sepakbola pada Siswa Kelas VIII A SMP
dengan tes kemampuan, afektif merupakan
Katolik Santo Paulus Singaraja
Tahun
pengamatan sikap dan psikomotor dinilai
Pelajaran 2012/2013. Pembahasan ini akan
oleh 3 orang evaluator dengan menggunakan
menjadi satu kesatuan gagasan antara belajar
format assessment hasil belajar. Teknik
teknik dasar sepakbola dan model yang
analisis
digunakan untuk pembelajaran ini.
penelitian ini adalah statistik deskriptif.
5
data
yang
digunakan
dalam
ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data aktivitas belajar
yaitu 5 siswa (20%) tuntas dan 20 siswa
teknik dasar passing control sepakbola
(80%) tidak tuntas. Jika dilihat berdasarkan
(menggunakan kaki bagian dalam) secara
rentang kriteri ketuntasan minimal mata
klasikal pada saat observasi awal sebesar 5,9
pelajaran penjasorkes, kelas VIII SMP
yang tergolong dalam kategori cukup aktif,
Katolik
dengan
aktivitas
pelajaran 2012/2013, siswa yang tuntas
belajar siswa secara klasikal yaitu 7 siswa
berada pada rentang skor 0%-54%, yang
(28%) tuntas dan 18 siswa (72%) tidak
tergolong dalam predikat Sangat Kurang.
tuntas. Jika dilihat berdasarkan rentang
Tabel 1.2 Persentase Kategori Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Sepakbola
persentase
ketuntasan
kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran
Santo
Paulus
Singaraja
tahun
penjasorkes, kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Singaraja tahun pelajaran 2012/2013, aktivitas siswa yang tuntas berada pada rentang skor 0%-54%, yang tergolong dalam predikat Sangat Kurang. Tabel 1.1 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Control Sepakbola
No
Rentang Skor
Predikat
1
85 - 100%
Sangat Baik
0 siswa
%
2
75 - 84%
Baik
5 siswa
20%
3
65 - 74%
Cukup
4
55 - 64%
Kurang
6 siswa 10 siswa
5
0 - 54%
Sangat Kurang
Jumlah
Jumlah Siswa
Persentase
24% 40%
4 siswa
16%
25
100%
Ketuntasa n 5 siswa 20% Tuntas 20 siswa 80% Tidak Tuntas
Hasil analisis data hasil belajar teknik dasar control sepakbola (menggunakan kaki No
Kriteria
Kategori
Jumlah Siswa
Persenta se
1.
X ≥9 7≤ X <9 5≤ X <7 3≤ X <5
Sangat Aktif
0 siswa
0%
Aktif
7 siswa
28%
Cukup Aktif
11 siswa
44%
2. 3. 4. 5.
X
<3 Jumlah
Ketuntasan
bagian dalam) Secara klasikal yaitu 64,9
7 siswa 28% Tuntas
dengan predikat kurang, dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal
18 siswa 72% Tidak Tuntas
Kurang Aktif
7 siswa
28%
Sangat Kurang Aktif
0 siswa
0%
(72%) tidak tuntas. Jika dilihat berdasarkan
25 Orang
100%
rentang kriteri ketuntasan minimal mata
yaitu 7 siswa (28%) tuntas dan 18 siswa
pelajaran penjasorkes, kelas VIII SMP
Hasil analisis data hasil belajar teknik
Katolik
dasar passing sepakbola (menggunakan kaki
Santo
Paulus
Singaraja
tahun
pelajaran 2012/2013, siswa yang tuntas
bagian dalam) Secara klasikal yaitu 65,5
berada pada rentang skor 0%-54%, yang
dengan predikat cukup, dengan persentase
tergolong dalam predikat Sangat Kurang. 6
Tabel 1.3 Persentase Kategori Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar Control Sepakbola
sepakbola
(menggunakan
kaki
bagian
dalam), diperoleh data hasil belajar teknik dasar passing sepakbola (menggunakan kaki bagian dalam). Data hasil belajar siswa
No
Rentang Skor
Predikat
1
85 - 100%
Sangat Baik
2
75 - 84%
Baik
3
65 - 74%
Cukup
4
55 - 64%
Kurang
5
0 - 54%
Sangat Kurang
Jumlah
Jumlah Siswa 0 siswa 7 siswa 6 siswa 7 siswa 5 siswa 25
Persentas e
Ketuntas an
%
7 siswa 28% Tuntas
diperoleh dari 3 ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor, diperoleh data hasil
28% 24%
belajar sebagai berikut. Siswa yang berada pada kategori sangat baik sebanyak 2 orang
19 siswa 72% Tidak Tuntas
28% 20%
(8%), baik sebanyak 20 orang (80%), cukup
100%
baik sebanyak 3 orang (12%), sedangkan untuk siswa kurang dan sangat kurang tidak
Hasil analisis data aktivitas teknik dasar
passing
control
ada (0%).
sepakbola
Tabel 1.5 Kategori Penggolongan Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Control Sepakbola Pada Siklus I
(menggunakan kaki bagian dalam) pada siklus I, yaitu siswa yang berada pada kategori sangat aktif sebanyak 0 orang (0%), aktif sebanyak 20 orang (80%), cukup aktif
1
Tinggkat Penguasaan 85 – 100 %
Jumlah Siswa 2
2
75 – 84 %
3 4
65 – 74% 55 – 64%
No
sebanyak 5 orang (20%), sedangkan untuk siswa kurang aktif dan sangat tidak aktif tidak ada (0%).
5
Tabel 1.4 Kategori Penggolongan Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Control Sepakbola Pada Siklus I
Kriteria
X ≥
1 2 3 4 5
9
≤ X <9 5≤ X <7 3≤ X <5 X <3 7
Jumlah
Kategori
Ketuntasan
8%
Sangat Baik
20
80%
Baik
3 0
12% 0%
0
0%
Cukup Kurang Sangat Kurang
25
100%
22 siswa (88%) Tuntas 3 siswa (12%) Tidak Tuntas 25 siswa (100%)
Hasil analisis data aktivitas teknik dasar
No
0 – 54 %
Persentase
passing
control
sepakbola
(menggunakan kaki bagian dalam) pada
Jumlah siswa
Persentase (%)
Ketegori
Ketuntasan
0
0%
Sangat Aktif
20
80%
Aktif
20 siswa (80%) Siswa Aktif
5
20%
Cukup Aktif
0
0%
Kurang Aktif
0
0%
25
100%
Sangat Kurang Aktif
silkus II, yaitu siswa yang berada pada kategori sangat aktif sebanyak 19 orang (76%), aktif sebanyak 6 orang (24%), cukup
5 siswa (20%) Siswa Tidak Aktif
aktif tidak ada (0%), sedangkan untuk siswa kurang aktif dan sangat tidak aktif tidak ada (0%).
Hasil analisis data hasil belajar pada siklus I dengan teknik dasar passing 7
Tabel 1.6 Kategori Penggolongan Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Control Sepakbola Pada Siklus II
Peningkatan
hasil
analisis
data
aktivitas belajar teknik dasar passing control sepakbola
(menggunakan
kaki
bagian
dalam) pada siswa kelas VIII A SMP No
Jumlah siswa
Kriteria
X ≥
1
7
3 4 5
Ketegori
19
76%
Sangat Aktif
6
24%
Aktif
0
0%
Cukup Aktif
0
0%
Kurang Aktif
0
0%
25
100%
9
≤ X <9 5≤ X <7 3≤ X <5 X <3
2
Persentase (%)
Jumlah
Katolik
Ketuntasan
Santo
Paulus
Singaraja
dari
observasi awal, siklus I, dan siklus II dapat
100% Tuntas
dilihat dalam Tabel berikut Tabel 1.8 Peningkatan Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Control Sepakbola
Tidak Tuntas
Sangat Kurang Aktif
Hasil analisis data hasil belajar teknik dasar
passing
control
sepakbola No
Tahapan
hasil belajar siswa diperoleh dari 3 ranah
1
Observasi Awal
yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor,
2
Siklus I
diperoleh data hasil belajar sebagai berikut.
3
Siklus II
(menggunakan kaki bagian dalam). Data
Keaktifan Aktivitas Belajar 7 Siswa 28% Sudah Aktif 20 Siswa 80% Sudah Aktif 25 Siswa 100% Sudah Aktif
Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Awal Ke Siklus I
Observasi Awal Ke Siklus II
Siklus I Ke Siklus II
13 Siswa 52% Sudah Aktif
18 Siswa 72% Sudah Aktif
5 Siswa 20% Sudah Aktif
Siswa yang berada pada kategori sangat baik Tabel 1.9 Peningkatan Hasil Analisis Data Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Control Sepakbola (Menggunakan Kaki Bagian Dalam)
sebanyak 8 orang (32%), baik sebanyak 17 orang (68%), cukup baik sebanyak tidak ada (0%), sedangkan untuk siswa kurang dan sangat kurang tidak ada (0%). Tabel 1.7 Kategori Penggolongan Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Control Sepakbola Pada Siklus II
No
Tahapan
1
Observasi Awal
2 No 1 2 3 4 5
Tinggkat Penguasaan 85 – 100 % 75 – 84% 65 – 74% 55 – 64% 0 – 54%
Jumlah Siswa
Persentase
8
32%
17 0 0
68% 0% 0%
0
0%
25
100%
Kategori
Ketuntasan
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
25 siswa (100%) Tuntas 0siswa (0%) Tidak Tuntas 25 siswa (100%)
8
Siklus I
Ketuntasan Hasil Belajar 6 Siswa 24% Tuntas 22 Siswa 88% Tuntas
Peningkatan Hasil Belajar Observasi Awal Ke Siklus I
16 Siswa 64% Tuntas
Siklus I Ke Siklus II
3 Siswa 12% Tuntas
Observasi Awal Ke Siklus II 19 Siswa 76% Tuntas
melakukan gerakan yang megarah terhadap
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data selama
hasil belajar yang akan dipenuhi sehingga
pelaksanaan kedua siklus dari penerapan
dari aktivitas siswa yang meningkat hasil
model pembelajaran kooperatif tipe STAD
belajar siswapun akan meningkat pula.
terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan
Efektivitas pembelajaran kooperatif
hasil belajar teknik dasar passing control
khususnya tipe STAD dalam pembelajaran
sepakbola
didukung oleh hasil-hasil penelitian yang
dalam)
(menggunakan
kaki
bagian
pada
pada siswa kelas VIII A SMP
Katolik
Santo
Paulus
umumnya
pembelajaran
Singaraja.
menunjukkan kooperatif
bahwa
mempunyai
model
dampak positif terhadap aktivitas dan hasil
STAD
belajar, sikap terhadap quis, penghargaan
dan
dan keterampilan kolaborasi. Slavin (dalam
siswa
Ibrahim, dkk, 2000:16) telah menelaah 45
merupakan dasar untuk mencapai hasil
hasil penelitian yang telah dilaksanakan
belajar yang lebih optimal, selain hal
antara tahun 1972 sampai dengan 1986,
tersebut model pembelajaran ini menuntut
menyelidiki
siswa untuk mau mengajukan permasalahan
kooperatif terhadap hasil belajar. Dari
yang dihadapi, bekerjasama, berdiskusi dan
laporan
berinteraksi dengan anggota kelompoknya
diantaranya menunjukkan pengaruh yang
masing-masing
signifikan terhadap hasil belajar siswa, 8
Keberhasilan
ini
disebabkan
pembelajaran
kooperatif
tipe
menyediakan
kesempatan
belajar
beraktivitas
sendiri
kepada
dalam
situasi
pengaruh
tersebut,
pembelajaran
37
hasil
belajar dan menerima apa yang disajikan
perbedaan dan tidak ada satu pun hasil
oleh
penelitian
melainkan
memberikan
tidak
penelitian
menyenangkan. Disini siswa bukan hanya
guru,
penelitian
hasil
menunjukkan
yang menunjukkan pengaruh
kesempatan anak didik untuk berkembang
negatif.
Hasil
secara mandiri melalui penemuan dan proses
menunjukkan
berpikirnya.
Hasil
analisis
data
kooperatif memiliki dampak yang amat
menunjukkan
bahwa
tindakan
yang
positif untuk siswa yang rendah hasil
dilakukan berhasil mengajak siswa lebih
belajarnya.
berperan
menunjukkan
aktif
dalam
mengikuti
lain bahwa
Hasil bahwa
penelitian
juga
pembelajaran
penelitian suasana
juga belajar
pembelajaran, peningkatan aktivitas secara
cooperative learning menghasilkan prestasi
otomatis siswa lebih paham dan sering
yang lebih tinggi, hubungan yang lebih 9
positif dan penyesuaian psikologis yang
kooperatif tipe STAD cocok diterapkan di
lebih baik daripada suasana belajar yang
berbagai
penuh dengan persaingan dan memisah-
penelitian ini, peneliti mengalami kendala-
misahkan
kendala seperti, (1) masih adanya siswa
siswa.
Disamping
itu,
disiplin
Namun
yang
dampak
memanfaatkan kelompok belajarnya, (2)
yaitu
berupa
juga mempunyai dampak pengiring seperti
terbatas, (3) masih kurangnya pengetahuan
relasi sosial, penerimaan terhadap peserta
subyek
didik yang dianggap lemah, harga diri,
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan (4)
norma akademik, penghargaan terhadap
faktor cuaca. Adapun keterbatasan peneliti
waktu dan suka memberi pertolongan orang
ini
lain.
dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk
penelitian sesuai dengan teori-teori yang
meningkatkan aktivitas belajar dan hasil
mendukung dalam proses pembelajaran
belajar teknik passing control sepakbola
bahwa pengajaran yang efektif adalah
(menggunakan kaki bagian dalam).
keberhasilan
terhadap
yaitu,
untuk
tidak
waktu
itu,
tersedia
dan
peningkatan prestasi belajar peserta didik
Selain
yang
mandiri
dalam
pembelajaran kooperatif selain memiliki pembelajaran,
belajar
ilmu.
manfaat
hanya
penelitian
dari
memilih
model
model
pengajaran yang memberi kesempatan untuk melakukan aktivitas sendiri, asas aktivitas
SIMPULAN Berdasarkan
dapat digunakan dalam semua metode
hasil
penelitian
dan
mengajar baik dalam kelas maupun di luar
analisis data, maka dapat disimpulkan
kelas sesuai tujuan yang hendak dicapai
sebagai berikut. Aktivitas dan hasil belajar bola voli
sehingga manfaat yang diperoleh siswa adalah
pengalaman
mengembangkan kerjasama,
mengembangkan
kemampuan belajar,
pribadi,
sendiri,
(passing) meningkat melalui implementasi
memupun
model pembelajaran kooperatif tipe STAD
minat
memupuk
mengembangkan
langsung,
dan
pada siswa kelas VIII A SMP Katolik Santo
disiplin
Paulus
kemampuan
bahwa
penerapan
Pelajaran
Saran peneliti diharapkan kepada guru
hidup dan dinamis (Hamalik, 2006:40). di
Tahun
2012/2013.
berpikir kritis, dan suasana belajar menjadi
Keterangan
Singaraja
penjasorkes
bias
menerapakan
model
atas
membuktikan
pembelajaran
model
pembelajaran
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar 10
STAD
karena
dapat
Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas, 2003. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD dan Mandrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar
11