JANUARY 2014
#04
#04 JANUARY 2014
EDITOR’S NOTE
NEWS|05
E
disi pertama di tahun baru 2014. Orang bilang, tahun baru harapan baru. Walaupun awal tahun dibuat jengkel dengan berita kenaikan harga elpiji, gonjang-ganjing pemilu yang sudah di depan mata, dan prediksi-prediksi tak mengenakan yang akan terjadi sepanjang tahun ini. Bagaimanapun, kita harus tetap berkarya. Toh banyak optimisme tentang produksi komik yang makin meningkat, geliat animasi yang makin menggairahkan, dan perfilman nasional yang makin menjanjikan. Semoga saja. Fitra Sunandar facebook.com/veetra
EDITOR-IN-CHIEF Fitra Sunandar STAFF WRITER Irawati DIGITAL DESIGN Veegraph Workshop
ARTICLES|08
KOMIK Catatan dari Comic Fiesta, KL
komikus berkesempatan 08 Beberapa berkunjung ke Comic Fiesta , 2122 Desember 2014, di Malaysia. Imansyah Lubis membagi ceritanya untuk kita.
PRODUCTION FOCUS|12
FEATURE FILM Disney's Frozen
PROFILES|22
DIRECTOR Anggy Umbara MATTE PAINTER Dylan Cole ANIMATOR Bobby Liauw
GALLERY|34
12
Film animasi 3D musikal terbaru dari Disney, Frozen. Menampilkan pemandangan indah berselimut salju. Bagaimana efek es dan saljunya dibuat?
REVIEW|40 TIPS ‘n’ TRICK |43
3D for TVC, Bagian 1
produktif menyutradarai 24 Selain film iklan, sutradara muda ini juga aktif bermusik. Ia baru saja
Redaksi menerima sumbangan materi untuk kolom 'Gallery', 'Highlight' dan 'Tips n Trick', serta menerima masukan untuk pengisi halaman 'Profile' dan 'News'. Redaksi berhak menentukan dimuat atau tidaknya materi tersebut.
meyelesaikan film terbarunya yang bergenre action-comedy 'Comic 8'.
Materi, komentar, saran, masukan atau koreksi atas kesalahan isi atau tulisan bisa dikirimkan melalui email, ke
[email protected] Pemasangan iklan
[email protected]
VEEMEDIA PUBLISHING Redaksi: Komp. Cemara Asri, B3, Jl. Cemara, Grogol, Limo Depok - 16512, Indonesia
04
021-9847.2464
[email protected] www.veegraph.com facebook.com/veegraphmagazine Veegraph Magazine
COVER: FROZEN
Image courtesy of Walt Disney Pictures
Iklan atau TVC seringkali 43 Film menggunakan animasi 3D sebagai bagian dari proses produksinya. Bagaimana animasi 3D untuk iklan tersebut itu dibuat?
www.veegraph.com
NEWS Img: facebook.com/marcelino.lefrandt
'ADIT & SOPO JARWO' ANIMATED SERIES
S
ebuah serial televisi animasi 3D tengah dipersiapkan untuk segera tampil di layar televisi Indonesia. Serial yang diberi judul "Adit & Sopo Jarwo" ini diproduksi oleh MD'eltranimation.
VOLT SEGERA DIPRODUKSI
S
kylar Pictures segera memproduksi sebuah film baru yang diadaptasi daria komik superhero asli Indonesia, VOLT. Pada 2 Desember 2013 lalu, Skylar Pictures telah menandatangani sebuah perjanjian pembelian lisensi dengan Skylar Comics untuk memproduksi film Volt. Penandatangan ini dihadiri oleh Sarjono Sutrisno selaku eksekutif produser, Helfi Kardit selaku produser, dan Marcelino Lefrandt serta Aswin Siregar selaku Vice Presidentdari Skylar Comics. Dalam penandatanganan tersebut juga didiskusikan bahwa film ini nantinya akan disajikan dalam bentuk live-action dengan special effect mutakhir yang tentunya akan menjadikan Volt semakin menarik untuk dinantikan.J
www.veegraph.com
Serial yang tengah dalam tahap produksi ini menlibatkan 60 orang animator Indonesia, dan menggunakan aplikasi opensource Blender sebagai software utamanya. J
HELLOFEST 9
H
elloFest adalah event tahunan yang diselenggarakan oleh HelloMotion Academy sebagai ajang kreativitas tingkat nasional di bidang animasi, film pendek hingga pop culture.
Apabila pada HelloFest sebelumnya selalu diselenggarakan di sebuah gedung tertutup, event HelloFest yang ke 9, yang diselenggarakan tanggal 9 dan 10 November 2013 ini, untuk pertama kalinya diselenggarakan di area terbuka, yaitu di area Kolam Renang Senayan, Jakarta. HAPPY NEW YEAR 2014!
HAPPY MY **S!
Veegraph Magazine 05
NEWS
Selain menyelenggarakan acara putar film, di acara ini juga terdapat acara Cosplay dan menyajikan banyak stand mulai yang menjajakan barang kerajinan, komik, toy, studio animasi dan komik sampai yang berjualan makanan. Untuk acara pemutaran film yang merupakan peserta kompetisi, baik film animasi atau film non-animasi, diselenggarakan di area kolam renang. Jarak dari peneonton ke layar yang cukup jauh, dan tempat yang terbuka membuat suara-suara dari acara lain di sekitarnya membuat suara dari film kurang terdengar.
Untuk pemenang kompetisi film nya sendiri, sebagai Best Animation diraih oleh film animasi Sang Supporter karya Wiryadi Dharmawan. Sedangkan film Keripik Sukun Mbok Darmi karya Heri Kurniawan terpilih sebagai film animasi favorit. J
FILM ANIMASI 'SANG SUPPORTER' JADI JUARA KATEGORI FILM ANIMASI FFI 2013
U
ntuk pertama kalinya Festival Film Indonesia (FFI) menampilkan kategori baru yang memberikan tempat bagi film animasi untuk ikut berlaga di ajang tahunan para insan perfilman tersebut. Film animasi pendek yang akhirnya meraih penghargaan sebagai juara pertama adalah
06 Veegraph Magazine
film Sang Supporter karya PinkBlues studio dan disutradarai oleh Wiryadi Dharmawan. Film animasi ini menggunakan teknik animasi 2D untuk pembuatannya, dan ceritanya diadaptasi dari komik kompilasi Gilanya Bola. Film ini menceritakan seorang suporter sepakbola yang mengalami kejadian-kejadian aneh dan absurd saat akan mendukung tim sepakbola pujaannya.J
ELTRA STUDIO MERAIH PENGHARGAAN PENATA EFEX VISUAL TERBAIK FFI 2013
S
elain kategori film animasi, di FFI 2013 juga terdapat kategori lain yang muncul untuk pertama kalinya, yaitu kategori efex visual. Kategori Penata Efek Visual Terbaik ini diraih oleh Post House Eltra Studio dengan film Moga Bunda Di Sayang Allah. J
DISKUSI ‘‘'3D FOR TVC' ’
S
AE Institute Jakarta, sebagai salah satu institusi pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan animasi, pada 30 November 2013 membuka acara Open House bagi calon mahasiswa yang ingin mengetahui lebih dalam tentang SAE Jakarta. Dalam acara tersebut, diadakan acara diskusi bertema tentang proses pembuatan
www.veegraph.com
88 peserta. Kunjungan tim Indonesia ke Komikon Filipina dilakukan sebagai bagian dari proyek pemetaan industri kreatif komik di Asia Tenggara. J
AKADEMI SAMALI DI KOMIKON FILIPINA
A
kademi Samali sebagai komunitas yang berkecimpung di dunia komik, mendapat kepercayaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mewakili Indonesia di acara Komikon yang diselenggarakan di Filipina.
P
elaku industri kreatif Surabaya, pada hari Sabtu, 4 Januari 2014, berkumpul di Jari Art Link untuk bertemu dengan Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pelaku industri yang hadir bukan hanya dari industri game dan animasi saja, melainkan juga dari komunitas fotografi, perupa, dan ilustrasi. Img: duniaku.net
animasi 3D untuk film iklan atau TV Commercial. Sebagai pembicara, pihak SAE mengundang Fitra Sunandar dari Veegraph Magazine untuk berbagi pengalaman dengan bakat-bakat muda yang tertarik untuk berkecimpung di industri animasi, khususnya animasi untuk TVC. J
PELAKU INDUSTRI KREATIF SURABAYA BERTEMU MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF, MARI ELKA PANGESTU.
Komikon sendiri adalah acara rutin para komikus, toko buku, industri, sampai para penggemar komik Filipina yang diselenggarakan tiga kali setahun di Manila, Filipina. Festival ini diselenggarakan satu hari dan diikuti oleh
Menparekraf membuka gathering ini dengan membahas permasalahan-permasalahan umum di industri kreatif, seperti kurangnya SDM dan pembentukan jaringan (network), aspek pembiayan, akses pasar, ruang publik untuk komunitas kreatif, dan organisasi/ asosiasi. Menurut Menparekraf, komunitas kreatif cenderung egaliter sehingga suka kikuk berorganisasi, khususnya organisasi dengan hirarki. Padahal aspek ini bisa sangat membantu membuka komunikasi dengan organisasi lain, pemerintah, dan stakeholdernya.J (Ami Raditya/ duniaku.net)
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 07
ARTICLES
S
Setelah menempuh perjalanan selama 1 jam 41 menit dari bandara Soekarno Hatta, kami tiba di Kuala Lumpur International Airport. Hujan menyambut kedatangan kami di ibukota negeri jiran, Malaysia. Dalam perjalanan kali
Imansyah Lubis
Img: facebook.com/imansyah.lubis
ejak pertama kali diadakan pada tahun 2002 di Selangor Chinese Assembly Hall, Comic Fiesta telah menjadi salah satu event penting yang paling ditunggu oleh para penggemar dan praktisi budaya populer. Perhelatan tahunan ini mampu menjadi salah satu daya tarik bagi para penggemar cosplay, animasi, komik, dan game tak hanya yang berdomisili di Malaysia, namun juga negara-negara tetangga Asia lainnya. Berkat dukungan dari Direktorat Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kami berkesempatan berkunjung ke acara yang berlangsung 21 – 22 Desember 2013 ini.
Bis yang membawa kami dari bandara menuju daerah Bukit Bintang, diteruskan dengan shuttle hingga ke tempat kami menginap di jalan Changkat Raja Chulan. Rasa lelah seadanya tak menghalangi niat kami untuk langsung menuju lokasi acara di Kuala Lumpur Convention
Catatan Dari Comic Fies
Oleh: Imansyah Lubis
ini bersama saya turut serta Iwan Gunawan (akademisi Institut Kesenian Jakarta), Sheila Rooswitha Putri (Pemenang 2 Kompetisi Komik Indonesia 2013 kategori Golden Award Winner), Risza Ardiansyah Perdhana (Pemenang 3 Kompetisi Komik Indonesia 2013 kategori Golden Award Winner), Abdullah Sholahuddin Al-Ayyubi (Pemenang 1 Kompetisi Penciptaan Karakter Lokal Indonesia 2013 kategori Pelajar), Fandy Wirawan (Pemenang 3 Kompetisi Penciptaan Karakter Lokal Indonesia 2013 kategori Mahasiswa), dan Jhosephine Tanuwidjaya (praktisi/pegiat komunitas komik lokal). Seharusnya ada beberapa orang rekan lagi baik dari komunitas komik maupun juara kompetisi yang bisa bergabung bersama kami, namun karena satu dan lain hal amat disayangkan mereka urung berangkat.
08 Veegraph Magazine
Centre, yang dapat kami tempuh dalam waktu sekitar 15 menit berjalan kaki melewati skywalk. Sedikit tersesat dalam hujan menambah sensasi petualangan, hingga akhirnya kami bisa sampai di bagian registrasi untuk mendapatkan kartu identitas guest. Oya, saat sedang rehat menunggu kartu identitas kami dipersiapkan, kami juga bertemu dengan dua orang komikus asal Indonesia yang ikut berpartisipasi di acara ini: Shirley Sys dan Stephani Soedjono. Berbekal ID card ini, kami nyaris bebas masuk kapan saja dan ke mana saja. Tentu saja kami tak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk melihat sendiri bagaimana persiapan di dalam. Terus terang, cukup takjub melihat bagaimana 6 convention hall yang terbujur memanjang
www.veegraph.com
digunakan seluruhnya untuk acara ini. Bahkan ada 1 hall khusus yang dipersiapkan hanya untuk mengantri masuk. Bukan main. Saat sedang melihat-lihat dan mendokumentasikan persiapan pembukaan acara keesokan harinya, kami kembali bertemu dengan rekanrekan dari Indonesia. Ternyata kami masuk berbarengan dengan rekan-rekan dari studio Blackmonkey-Pro (Maz Jojo dan Kuo), sementara masuk lebih ke dalam lagi rombongan dari Curhat Anak Bangsa (CAB): Rony Amdani, Rendra Ridwan, dan Rudi. Sebenarnya masih ada lagi beberapa partisipan dari tanah air, namun kami tak sempat bersilaturahmi lebih lanjut dengan mereka hingga akhir event. Setelah makan malam, kami kembali menuju tempat menginap untuk beristirahat. Sesudah sarapan roti canai & teh tarik, kami menyempatkan diri untuk melihat bagaimana suasana antrian masuk. Mengapa hal ini menjadi
satuan pengamanan yang bertugas menjaga pintu masuk khusus tersebut mengamankannya. Sebuah perbuatan yang tidak patut diteladani, ya? Jadwal acara harian sejak kira-kira jam 12 siang hingga jam 07 malam sungguh dirasa tak mampu membendung gairah para pecinta budaya populer penggemar Redjuice, Vofan, Danny Choo, Yuegene Fay, Meelz, Binyun, Shiomaru, Yukapin, Loverin Tamburin, One Peace, Ikkyu, Livetune, DMYO, PPY, Stayxxxx, Onnies dan sederet nama-nama terkenal lainnya. Official merchandise yang pertama kali habis terjual adalah kartu pos bergambar para pesohor (yang - terus terang - sebagian besar terasa asing bagi kami) menjelang sesi tanda tangan. Kami yang mengusung niat luhur untuk bertemu dengan rekan-rekan pekomik (komikus, bahasa Melayu) Malaysia seakan tenggelam dalam lautan otaku penggemar animasi dan game. Komik-komik yang kami lihat pun nyaris
sta, Kuala Lumpur, 2013 penting? Karena panitia sudah mengingatkan kami sehari sebelumnya jika jumlah pengunjung yang diperkirakan hadir dalam dua hari ini akan mencapai 35.000 orang, bahkan lebih, dan ternyata hal itu memang menjadi kenyataan. Saat kami tiba, kami menyaksikan sendiri antrian yang mengular menganak sungai seakan tidak ada lagi hari esok untuk menikmati event akbar ini. Syukur alhamdulillah, dengan berbekal kartu identitas yang kami miliki kami bisa masuk lewat pintu khusus. Nah, saat kami sedang masuk lewat pintu khusus ini pun tiba-tiba ada seorang pengantri yang berusaha ‘menyamar’ menjadi anggota rombongan dan dengan sok akrab cueknya berusaha merangsek menyelinap masuk bersama kami. Dengan sigap panitia dan
www.veegraph.com
seluruhnya berupa fan fiction atau doujin. Jadwal yang ketat pun menyebabkan niat menyaksikan final game Ultimate Marvel vs Capcom 3 dengan display sebesar kolam renang pun terpaksa pupus. Sebenarnya kami merencanakan untuk bertemu dengan Prof. Dr. Muliyadi Mahamood, seorang akademisi komik dan kartun ternama di Malaysia dan Wanzu Alwan dari komunitas komik Malaysia pada hari Senin. Namun demikian, jadwal penerbangan kami kembali ke Indonesia seakan tak ingin kami berjodoh dengan mereka, jadi kami terpaksa membatalkan janji yang kami buat hari Senin pagi. Namun demikian, takdir langit memang bisa berkata lain. Manusia yang merencanakan, Tuhan jugalah yang mempertemukan kami pada hari Minggu, 22
Veegraph Magazine 09
Pada hari kedua ini, kami bertemu dengan rekan-rekan pekomik Malaysia yang juga membuka booth. Menemukan mereka di tengah-tengah booth yang didominasi oleh fan art, doujin dan merchandise budaya Jepang merupakan sebuah tantangan tersendiri. Kami sangat gembira mendapatkan beberapa eksemplar komik cetak edisi kompilasi, bahkan komik fotokopian karya pekomik Malaysia di antara sedikitnya booth komik lokal ini. Kami juga menemukan komik yang dibuat oleh animator lokal, buku how to draw ala komik Malaysia, dan komik yang dirilis bersamaan dengan console racing game. Setelah beramah tamah dan bersilaturahmi, syukur alhamdulillah kami bisa bertemu langsung dengan encik Faizal Mukhtar (Presiden Pekomik Malaysia) dan Gayour (salah satu pekomik senior yang sudah 28 tahun berkarir). Mereka berdua ini sungguh sangat antusias dengan rencana kami untuk bertemu dan berdiskusi dengan Prof. Muliyadi, dan dengan gembira ikut bersama kami menuju tempat kami menginap untuk sesi diskusi bersama. Boleh dibilang, sesi diskusi yang berlangsung hangat ini merupakan puncak dari acara kunjungan kami ke Malaysia. Tak berlebihan rasanya bila Prof. Muliyadi digadang-gadang sebagai narasumber akademis nomor wahid perihal komik Malaysia. Saat Faizal dan Gayour menjelaskan bagaimana jenjang karir sebagai pekomik Malaysia dan bagaimana harmonisnya hubungan antara sesama rekan pekomik, Prof. Muliyadi menuturkan semesta perkembangan komik Malaysia termasuk generasi baru yang jelas-jelas terpengaruh anime dan manga.
10 Veegraph Magazine
Namun demikian, beliau justru menganggap mereka memberi warna baru dalam khazanah komik Malaysia. Sayang sekali diskusi terpaksa diakhiri karena keterbatasan waktu, dengan harapan perjumpaan ini merupakan langkah awal untuk senantiasa menjalin silaturahmi satu sama lain dan mengembangkan komik dalam negeri masing-masing menuju masa depan yang lebih baik. Hari kedua kami tutup dengan berkunjung ke toko buku MPH di bilangan Mega Mall Midvalley, sebuah toko buku yang banyak menjual komikkomik lokal terbitan kelompok Gempak Starz. Sebagai salah satu media partner resmi acara CF2013, Gempak Starz merupakan salah satu penebit komik terbesar di Malaysia dengan 9 majalah komiknya. Tak hanya aktif menerbitkan komik dan novel grafis lokal, mereka juga menerbitkan komik-komik terjemahan bahasa Malaysia dan kini sedang semakin memperkuat posisinya dalam dunia hiburan digital. Kami tak dapat menyembunyikan perasaan kagum (bahkan bisa jadi muncul setitik rasa iri dan dengki) menyaksikan rak display komik dipenuhi dengan produk lokal dengan berbagai gaya visual dan genre. Saking takjubnya kami semua lupa mendokumentasikan rak tersebut, namun tetap mengingatnya dengan jelas dalam otak sebagai cambuk untuk memotivasi diri: bahwa suatu hari nanti, komik Indonesia akan ter-display memenuhi rak seperti ini, bahkan melebihinya. Sungguh sebuah kunjungan yang sangat menginspirasi. Betapa banyak yang kita bisa pelajari dari event ini, terutama bagaimana cara mereka bisa mengorganisirnya, bahwa event sebesar ini lahir dari sebuah niat untuk menumbuhkembangkan minat akan budaya populer pada masyarakat awam. Terlepas dari dominannya unsur budaya populer Jepang dalam bentuk cosplay, anime, manga dan media terkait lainnya, event ini tidak akan sukses tanpa perencanaan dan Img: facebook.com/imansyah.lubis
Desember 2013 sore.
www.veegraph.com
koordinasi yang baik antara pihak-pihak terkait. Hal yang menarik diungkapkan Gayour saat kami mempertanyakan kehadiran dan partisipasinya di event yang rasanya ‘kurang nyambung’ dengan bidang yang digelutinya. “Kalau bukan kami yang menjaga eksistensi komik lokal di tengah serbuan doujin, lantas siapa lagi?” Semangat menjaga konten lokal dalam setiap kesempatan ini pun amat layak untuk kita teladani bersama. Pada akhirnya, ada beberapa hal yang layak digarisbawahi sebagai pelajaran dari kunjungan kami ke acara Comic Fiesta 2013: Meskipun industri komik Malaysia sudah lebih stabil dan lebih maju, mereka tidak cepat berpuas diri dan senantiasa berusaha meningkatkan kinerjanya. Acara anugerah (baik komersial maupun non komersial) bagi talenta-talenta berbakat terus menerus diadakan demi menciptakan iklim persaingan sehat di antara sesama komikus, dengan tetap menjalin silaturahmi yang baik. Dapat dikatakan bahwa komik-komik Malaysia tak hanya berjumlah banyak secara kuantitas (baik dari segi jumlah judul dan tiras jumlah eksemplar) namun juga baik secara kualitas. Komik digital dan komik cetak hidup berdampingan dengan saling melengkapi satu sama lain, demikian juga dengan media tautan lainnya; animasi, game, film, dan merchandise. Walaupun genre komik humor masih dominan, tapi tidak melulu menjadi pintu gerbang seorang komikus untuk memulai awal karirnya. Beragamnya genre lain (termasuk komik fiksi ilmiah, bahkan komik pendidikan untuk anak) sama-sama digarap dengan profesionalitas tinggi. Membuat komik ‘humor’ (yang begitubegitu saja) untuk ‘anak muda’ tidak terlalu menjadi kebanggaan sebagaimana halnya membuat komik untuk anak-anak. Tidak ada format bentuk fisik yang baku dalam industri komik Malaysia. Mulai dari komik strip, kartun editorial surat kabar / majalah, majalah
www.veegraph.com
komik, novel grafis, dojin, tankoubon, bahkan buku teks tentang komik, dll. semua tumbuh dan berkembang bersama. Masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri, menyadari kelebihan dan kekurangannya untuk kemudian berusaha melengkapi satu sama lain. Distribusi menjadi amat penting dalam medan sosial komik Malaysia. Majalah-majalah komik Malaysia terkemuka seperti Apo?, Gila-Gila, Gempakz, Ujang, dll. dapat kita peroleh dengan mudah di mini market, lapak penjual surat kabar / majalah di pinggir jalan, hingga ke supermarket / hipermarket dan toko buku besar di pusat perbelanjaan. Hal ini tentu saja amat memudahkan bagi para penggemar komik Malaysia untuk memperoleh majalah komik kesukaannya. Harganya pun relatif amat terjangkau. Terdapat jenjang karir yang jelas bagi seorang pekomik dan atau pemula yang ingin memulai karirnya di industri komik Malaysia. Kondisi kondusif ini didukung pula dengan infra struktur lembaga pendidikan formal dan non formal yang semakin membuka diri terhadap peluang karir di bidang komik, bahkan sebagai akademisi. Saya percaya kami kembali ke tanah air dengan semangat untuk senantiasa terus menerus berusaha memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi, mengasah keterampilan dan menambah pengetahuan seputar dunia komik yang amat kami cintai. Bagi saya pribadi – yang memang bukan siapa-siapa, hanya seorang penggembira numpang lewat dalam semesta komik Indonesia – kunjungan ini seakan mengingatkan saya: bahwa tidak sepantasnya kita cepat berbangga diri dan terus menerus hanyut dalam nostalgia, karena masih banyak yang harus kita kerjakan bersama sesuai dengan kapabilitas kita masingmasing. Semoga catatan perjalanan apa adanya ini ada manfaatnya demi masa depan komik Indonesia yang lebih baik.J Bandung, 26 Desember 2013
Veegraph Magazine 11
PRODUCTIONS FOCUS
Oleh: Fitra Sunandar
12 Veegraph Magazine
www.veegraph.com
k
ekuatan besar menuntut tanggung jawab yang besar. Dilema itu tak hanya dialami manusia laba-laba alias Spiderman, tapi juga dialami dua wanita cantik kakak-beradik bernama Elsa dan Anna. Keduanya adalah anak dari seorang raja yang berkuasa di kerajaan bernama Arendelle. Sang raja dan permaisuri meninggal dalam sebuah kecelakaan, meninggalkan kedua anak wanitanya dalam sebuah hubungan kakak beradik yang tak leluasa. Hal tersebut dikarenakan Elsa sang kakak memiliki kekuatan cryokinetic yang mampu mengendalikan es. Sayangnya, Elsa tak selalu mampu mengendalikan kekuatan yang dimilikinya tersebut, hingga pernah hempir membunuh sang adik saat masih kecil. Tak ingin kejadian serupa terulang, Elsa memilih mengunci diri dan tak mau menemui Anna hingga mereka beranjak dewasa.
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 13
Judul: Frozen Director: Chris Buck, Jennifer Lee Writer: Jennifer Lee (screenplay), Chris Buck (story) Jennifer Lee(story), Shane Morris (story) Cast: Kristen Bell (Anna), Idina Menzel (Elsa), Jonathan Groff (Kristoff), Josh Gad (Olaf) Producer: Peter Del Vecho Executive Producer: John Lasseter Associate Producer: Aimee Scribner Distributor: Walt Disney Studios Motion Pictures Produksi: Walt Disney Animation Studios, Walt Disney Pictures Biaya: $150,000,000 (estimasi) Opening Weekend: $67,391,326 (USA)
14 Veegraph Magazine
Dalam sebuah acara yang mengharuskan Elsa keluar dari kamar dan menemui para tamu kerajaan, kejadian mengerikan pun tak terhindarkan lagi. Kekuatan Elsa menjadi tak terkendali hingga menjadikan seluruh daratan beku sejauh mata memandang. Elsa yang tak ingin keadaan menjadi lebih parah lagi akhirnya memilih mengasingkan diri jauh dari adiknya, dan jauh dari istana yang selama ini menjadi tempat tinggalnya. Cerita Frozen ini terinspirasi dari cerita karya Hans Christian Andersen berjudul The Snow Queen, dan dikemas menjadi film animasi khas
www.veegraph.com
Disney dengan nuansa musikal. Lagu ‘Let It Go’ yang menjadi soundtrack film ini ditulis oleh suami istri bernama Robert Lopez dan Kristen Anderson-Lopez,
Untuk mempelajari sifat cahaya yang membias dan memantul pada es dan salju, tim animator sengaja pergi ke sebuah hotel es di Quebec, Kanada. Latar belakang alam Norwegia dan nuansa musim dingin di Wyoming, Amerika, menjadi inspirasi pembuatan set lokasi pada film ini.
“Kami memiliki jadwal waktu yang sangat singkat
www.veegraph.com
untuk film ini, jadi fokus utama kami adalah benar-benar untuk mendapatkan cerita yang tepat. Tetapi John Lasseter tertarik pada sifatsifat yang sebenarnya dari material untuk bisa menciptakan sebuah dunia yang masuk akal. Bukan berarti dunia yang realistik, tapi dunia yang bisa diterima oleh pikiran kita. Penting bagi animator kami untuk mengetahui bagaimana keadaan lingkungan di Norwegia,” Del Vecho, sang produser menjelaskan. “Pada film ini kami menunjuk beberapa supervisor untuk mengawasi animasi pada karakter-karakter tertentu,” Del Vecho kembali
Veegraph Magazine 15
menjelaskan tentang proses produksi film Frozen. “Beberapa animator mungkin saja mengerjakan animasi pada karakter berbeda, tapi tetap harus dibawah supervisi satu lead animator. Hal ini berbeda dibanding pada proses pembuatan film Tangled. Kami memilih melakukan cara seperti ini agar satu orang animator bisa benar-benar memahami dan bisa mengembangkan karakter yang mereka tangani dan membagikannya pada anak buahnya. Hyrum Osmond, animator yang menangani karakter Olaf, adalah orang yang pendiam tapi lucu dan unik, jadi kami merasa ia akan memberikan banyak kelucuan pada karakter Olaf. Becky Bresee yang menangani karakter Anna, baru pertama kali menjadi lead animator pada satu karakter, dan kami menugasinya untuk mengawasi animasi pada Anna.”
Head of animation dari film ini adalah Lino DiSalvo. Bagi DiSalvo, tugasnya adalah memberikan emosi, perasaan dan energi pada masing-masing karakter, agar mereka bisa tampil seperti wujud mereka. Mereka yang menciptakan performa film tersebut. “Tugas kami adalah menciptakan keadilan bagi karakter tersebut,” DiSalvo menjelaskan. “Mendorong tim beranggotakan 60 orang animator untuk menciptakan akting yang jujur dan bisa dipercaya pada karakter-karakter tersebut.”
16 Veegraph Magazine
Pekerjaan para animator sebetulnya sudah dimulai satu tahun sebelum produksi, dengan dibantu oleh seorang pelatih akting mereka mempelajari satu persatu karakter dalam film Frozen. Mereka memperdalam sifat karakter-karakter tersebut, cerita masingmasing tokoh, bekerja dengan voice talent untuk mempelajari bagaimana mereka bergerak, bernafas, tekanan pada wajah mereka saat berbicara ataupun bernyanyi. Seekor rusa kutub sengaja dibawa ke studio agar bisa dipelajari oleh para animator, hingga bisa menerapkan pergerakan dan perilaku yang sesuai untuk karakter rusa bernama Sven. Beberapa bangunan yang menjadi landmark Norwegia dimasukkan pada beberapa adegan film Frozen, seperti Benteng Akershus di Oslo, Katedral Nidaros di Trondheim dan Bryggen di Bergen. Beberapa hal yang khas negeri ini pun tak luput untuk diadaptasi, seperti gereja Stave, mahluk besar troll, perahu Viking, pakaian khas Norwegia dan makanan seperti lutefisk. Tak ketinggalan pula beberapa elemen lainnya yang diambil dari adat budaya Norwegia utara dan Norwegia tengah seperti rusa dan peralatan yang digunakan untuk mengendalikannya, gaya pakaian, dan bagian dari latarbelakang musikalnya.
Dari sisi sinematografi, Michael Giaimo yang bertugas sebagai Art Director, sangat dipengaruhi oleh karya Jack Cardiff di film Black Narcissus. Menurutnya, hal tersebut memberi sentuhan hiper-realistik pada film. “Ini adalah sebuah film dengan skala yang besar dan ada fjords atau tebing khas Norwegia yang harus ditampilkan,” Ia menjelaskan. “Saya sangat ingin mengeksplorasi kedalamannya. Dari perspektif
www.veegraph.com
design, aspek vertikal dan horisontal yang saya tarik, pemandangan tebing memberikan tampilan yang sempurna. Kami membungkus cerita tentang persaudaraan ini dalam sebuah skala.”
Film lainnya yang memberi inspirasi pada Giaimo adalah The Sound of Music. “Penempatan karakter dan lingkungan dan permainan dari sisi sinematografi sangat brilian dalam film tersebut,’ Giaimo memberi alasan. Atas ide Giaimo pula film Frozen ditampilkan dalam format CinemaScope, dan disetujui oleh Lasetter. Ia ingin memastikan bahwa fjord khas Norwegia, arsitektural dan seni rakyat rosemaling (lukisan dekoratif) menjadi unsur penting dalam
merancang kondisi lingkungan Arendelle. Giaimo yang memiliki latar belakang bidang animasi, meyakini bahwa lingkungan yang artistik merepresentasikan penyatuan antara karakter dan lingkungannya. Dalam perjalanan produksinya, film yang awalnya berjudul The Snow Queen diubah menjadi Frozen. Del Vecho menjelaskan bahwa judul Frozen merepresentasikan film itu sendiri. Selain makna beku yang menggambarkan kondisi lingkungan yang menjadi es dan salju, kata beku juga bisa menggambarkan pada hubungan persaudaraan yang beku, hati yang beku yang harus dicairkan.J
Productions stills images courtesy of Walt Disney Pictures.
Membuat Salju dengan Matematika & Fisika
S
alju merupakan fenomena alam yang sangat menantang untuk dibuat simulasi visualnya dalam film ini. Kalau selama ini kita sudah mengenal beberapa aplikasi yang didedikasikan untuk membuat simulasi obyek cair, tapi tidak demikian halnya dengan obyek seperti salju dan es. Teknik yang digunakan untuk membuat simulasi pada obyek padat dan cair tidak bisa menghasilkan tampilan salju yang meyakinkan. Terutama salju
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 17
yang memiliki tampilan beku dan bubuk sangat sulit untuk ditangani. Untuk menangani simulasi salju tersebut dibuatlah sebuah metode menggunakan model elastoplastic constitutive yang bisa diatur yang terintegrasi dengan metode material campuran dari mekanisme Eulerian dan Lagrangian. Metode ini berdasarkan hipotesa continuum dan kondisi kombinasi naturalnya memungkinkan kita menggunakan jaringan Cartesian reguler untuk menangani secara otomatis pecahan dan tumbukan. Tim produksi film Frozen menggunakan matematika, fisika dan perangkat komputer yang canggih untuk menciptakan simulator bernama Matterhorn yang bisa menggambarkan kondisi salju yang realistik dalam lingkungkungan virtual. Simulator tersebut bertugas membuat materi dasar dari berbagai macam efek visual salju yang ada di film Frozen. Dari hujan salju sampai salju yang menumpuk dan menempel pada obyek dan karakter yang ada di film tersebut, Matterhorn membuat simulasinya yang hasilnya bisa diatur dan dimodifikasi sampai mendapatkan hasil yang diinginkan. Karena urusan menangani salju ini, terjadi situasi yang unik dimana tim efek dan tim kreatif di Disney bisa berkolaborasi dengan lebih erat, lebih dekat dibanding film-film sebelumnya. Supervisor divisi Visual Effect, Dale Mayeda dan Marlon West akhirnya bisa menghasilkan sebuah karya yang bisa menghidupkan film terrbaru Disney ini, dan memberi makna akan kekuatan yang dimilik Elsa yang bisa menguasai es. Salju dan es yang secara langsung diciptakan oleh kekuatan Elsa, penanganannya memiliki cara yang berbeda. Dimulai dengan membuat banyak sekali desain dan coretan di atas kertas. "Banyak coretan tangan yang dibuat oleh Dan Lund, 2D animator kami," Marlon menjelaskan. "Sutradara kami menyukai sketsa tersebut. Tapi menerapkan desain tersebut menjadi CG bukanlah hal yang mudah. Setelah bekerja selama delapan minggu, hasilnya kami mendapatkan terobosan."J Productions stills images courtesy of Walt Disney Pictures. All rights reserved.
18 Veegraph Magazine
www.veegraph.com
Disney's Frozen Concept Art
M
emadukan tampilan dengan cerita bukanlah sesuatu yang mudah. Apa yang ada dalam benak animator dalam membuat pergerakan sebuah karakter tidak selalu sesuai dengan yang ada di dalam pikiran sang sutradara. Salah satu tugas DiSalvo sebagai head animator adalah memberi perhatian khusus pada detail. Ia menggunakan banyak animasi 2D yang digambar dengan tangan untuk membuat blocking pergerakan karakter. “Saya menyesuaikan CG-nya dengan yang telah saya gambar. Apa pun alat yang kita gunakan - paintbrush, pencil, charcoal, CG – yang penting performa dan hasil akhirnya harus bisa menyentuh, menghibur.” Sketsa, facial expressions dan concept art dalam film Frozen dibuat oleh Concept Artist dari Disney, diaantaranya adalah Brittney Lee, Bill Schwab, David Womersley, Hyun Min Lee, Lisa Keene dan Jin Kim. J
Concept Art courtesy of Walt Disney Pictures. All rights reserved.
Anna facial expressions – Jin Kim
Elsa facial expressions – Jin Kim
Olaf facial expressions – Hyun Min Lee
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 19
POST & FX
20 Veegraph Magazine
www.veegraph.com
Articles
2D AREA
Forest in Arendelle with Kristoff, Anna and Sven – Lisa Keene
Mountains of Arendelle – David Womersley Arendelle – David Womersley
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 21
PROFILES
22 Veegraph Magazine
Director
www.veegraph.com
S
utradara muda ini baru saja kelar menyutradarai film terbarunya 'Comic 8', setelah sukses dengan film sebelumnya 'Mama Cake' dan 'Coboy Junior the Movie'. Lelaki bernama Anggy Umbara ini sejak kanak-kanak sudah akrab dengan dunia film. Ayahnya, Danu Umbara, seorang sutradara yang juga pemilik Umbara Brothers Film, kerap mengajak Anggy ke lokasi shooting. Oleh: Wiwie Uminarsih & Fitra Sunandar
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 23
Bukan itu saja. Lingkungan keluarga Anggy memang bergelut di produksi film. Ibunya Nani Sukandar, seorang Pimpinan Produksi film nasional. Kakaknya, Nanda J. Umbara, sutradara film Gerbang 13. Bahkan tantenya, Melani Umbara juga nyemplung sebagai asisten sutradara sinetron produksi Rapi Film dan Multivision Plus. “Gue udah ngeliat shooting sejak gue lahir!,” katanya. Ketika duduk di bangku SMA, tahun 1996, Anggy coba-coba menulis skenario sebuah program TV. Anggy membantu pekerjaan Nanda yang kebetulan sedang over load. Dari hasil kerjanya itu, Anggy kecipratan honor antara Rp. 2-3 juta. Lumayan buat ukuran seorang ABG. Manisnya hasil bekerja di film membuat Anggy tambah getol. Tak peduli nilai-nilai di raportnya yang jeblok semua, Anggy terus terlibat dalam dunia production. Dia bahkan merambah dunia musik dan kerap manggung di kafe-kafe. “Nyari duit buat jajan. Sekolah nggak terlalu gue gubris. Sempat beberapa kali terpaksa nyogok untuk bisa naik kelas,” kata laki-laki kelahiran 21 Oktober 1980 ini. Menginjak umur 19, ia membuat beberapa video klip untuk bandnya, Purgatory. Klip yang tayang di beberapa stasiun TV itu sempat dilirik oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa. Anggy ditawari sebagai director bekerjasama dengan Daniel, producer asal Amerika, menggarap PSA ‘Kampanye Anti Narkoba’ selama sebulan. “Selain nge-
24 Veegraph Magazine
direct gue ngedit juga,” terang Anggy. Berbekal pegalamannya itu, Anggy nekat bikin layar lebar, Gerbang 13 tahun 2001. Anggy sebagai penulis naskah sekaligus editor dan Nanda sebagai director. Sukses dengan Gerbang 13, Anggy ditarik Gary Hayes ke Padi Film (sekarang GMM) dengan tugas sebagai editor film. Setahun di Padi Film, ia kemudian hijrah ke Pyramid Post. Selain menjadi editor, Anggy juga aktif men-direct. Video klip Agnes Monica feat. Ahmad Dhani, Dewa, Flip, dan beberapa produksi iklan seperti: Yakult (Hakuhodo), Laurier (Dentsu), Fuji (Neo), Frutang (Suriscom), Relaxo (Adventura), Glade (FCB), minyak goreng Fortune (Fortune) adalah sebagian karyanya. Berikut dialog singkat bersama Anggy tentang film terbarunya: Bagaimana nih, kesannya setelah shooting Comic 8? Bagaimana awalnya sampai bisa menyutradarai film itu? Kesannya setelah shooting comic 8 ya ketagihan buat bikin film terusss... Khususnya action! Awalnya dari pembicaraan santai antara saya dan executive producer di Falcon Pictures. Mereka melontarkan ide tentang film yang dimainkan oleh para standup comedian. Akhirnya tercetuslah ide perampokan bank, dan menjadikannya sebuah film comedy action. Dipilih angka 8, karena pas waktu itu kita sedang dalam proses
www.veegraph.com
Img: facebook.com/anggy.umbara
membuat film yang berjudul 9 (Nine), dan karena prosesnya akan lebih lama pada film itu, akhirnya kita mau bikin yang 8 dulu. Dimainkan oleh paraComic (stand up comedian) pula, Jadilah COMIC 8 Senang menyutradarai film bergenre komedi ya? Sebenernya saya lebih menyukai menyutradari film yang lebih serius. Tapi once in a while it’s fun to do comedy i guess. Asal nggak terlalu slapstick aja comedy nya. Shooting TVC bagaimana, masih jalan pararel atau jeda dulu selama film ini?
www.veegraph.com
Shooting TVC pada saat proses film production ya tepaksa harus distop dulu. Tapi begitu proses shooting film sudah selesai langsung shoot TVC lagi nih. Mulai aktif lagi bermusik ya dengan Purgatory nya, atau emang selama ini tetap jalan terus, tidak pernah vakum? Purgatory masih jalan terus. Alhamdulillah tiap bulan tetep ada schedule, walaupun saya jarang banget bisa ikutan manggung. Rencananya tanggal 8 desember 2013 kemarin saya ikut ke Bandung untuk konser di sana sama Purgatory, tapi tibatiba jatuh sakit, sambil harus ngerjain editing pula. J
Veegraph Magazine 25
PROFILES
Matte Painter
DYLAN C M
atte painting adalah lukisan berupa pemandangan, set, landscape, atau benda-benda lain yang dibuat sebagai latar belakang sebuah film. Lukisan
26 Veegraph Magazine
ini dibuat untuk menciptakan sebuah lingkungan fiksi, fantasi, tidak ada di dunia nyata, juga dengan tujuan mengurangi biaya produksi. Sekarang ini matte painting lebih banyak dibuat menggunakan komputer, baik merupakan
www.veegraph.com
COLE kombinasi foto yang diedit atau pun berupa hand painting. Banyak film layar lebar yang menggunakan matte painting sebagai bagian dari visual effect film tersebut. Cintohnya film trilogy Lord of The Ring yang banyak menyuguhkan
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 27
latar belakang pemandangan yang luar biasa, beberapa diantaranya dibuat menggunakan teknik matte painting.
Salah satu matte painter yang sangat dikenal di industri film dunia adalah Dylan Cole. Selain karyanya sudah banyak menghiasi filmfilm box office dunia, ia juga membuat matte painting untuk video game, film iklan dan film untuk televisi. Beberapa judul film yang pernah melibatkan karya Dylan Cole adalah ‘Time Machine’, ‘Daredevil’, ‘The Lord of the Rings: The Return of the King’, ‘The Chronicles of Riddick’, ‘The Ring 2’, ‘The Aviator’, ‘I, Robot’, ‘Van Helsing’, ‘Sky Captain and the World
28 Veegraph Magazine
of Tomorrow’, ‘The Lion, The Witch, and the Wardrobe’ serta ‘Superman Returns’.
Dylan Cole merupakan lulusan UCLA dan pernah bekerja di beberapa studio seperti Illusion Arts, Rhythm & Hues dan Weta Digital. Pada waktu kecil Dylan mengaku bahwa gambarnya tidak terlalu bagus. Tapi ia menikmati setiap membuat gambar. Gambar yang paling disukainya adalah adegan perang antariksa yang dilihatnya di film Star Wars atau Superman. Saat kecil ia pun sering membuat kartu ucapan selamat ulang tahun untuk kedua orangtuanya. Banyak kartu yang diberikan untuk ibunya
www.veegraph.com
menampilkan gambar Star Destroyer yang dibuatnya.
Dylan mulai tertarik untuk membuat gambar saat sekitar berumur sepuluh tahun setelah ia mulai membaca beberapa komik. Saat itu ia menyadari bahwa hasil karyanya sedikit lebih bagus bila dibanding anak-anak lainnya. Sejak saat itulah ia mulai tertarik untuk menjadi pembuat komik profesional hingga bisa berjam-jam lamanya duduk di dalam kamarnya menggambar karakterkarakter rekaannya. Kegemarannya sangat didukung oleh kedua orang tuanya hingga mereka selalu mengajaknya ke acara San Diego Comic Con yang selalu diadakan setiap tahun.
www.veegraph.com
Dengan dukungan seperti itu maka memberikan banyak keuntungan bagi kegiatan berkesenian yang dilakukannya. Saat berusia 15 tahun, Dylan mulai bereksperimen dengan acrylic. Setelah lulus sekolah menengah ia masuk kuliah di UCLA dengan jurusan seni murni. Kemampuan melukisnya mengalami banyak kemajuan dan ia memutuskan untuk fokus pada hal tersebut. “Saya menyadari bahwa saya ingin melukis seumur hidup saya,” ujarnya.
UCLA adalah sebuah institusi pendidikan yang kontemporer dan berwawasan seni, yang berarti
Veegraph Magazine 29
bahwa dalam memahami sebuah pekerjaan, mereka lebih tertarik untuk menanyakan ‘mengapa’, bukan ‘bagaimana’. Dengan sistim pendidikan seperti itu, Dylan merasa pengetahuannya tentang melukis lebih banyak dari diri sendiri. Selama masa kuliah ia lebih banyak membuat karya surealis yang banyak dipengaruhi oleh pelukis seperti Salvador Dali dan seniman-seniman sci-fi lainnya.
Awalnya ia ingin menjadi pembuat ilustrator pembuat sampul buku dan membuat karya-karya seperti Michael Whelan, Jim Burns dan James Gurney, Tapi keinginan tersebut berubah saat ia mendapat buku ‘Art of Star Wars’ dan melihat matte painting untuk pertama kalinya. Baginya itu adalah sebuah karya seni science-fiction yang
sangat indah dan realistik yang diaplikasikan dalam film layar lebar dan bisa dinikmati oleh penikmat film dari seluruh dunia. Sungguh sebuah media yang sempurna untuk berkarya bagi Dylan.
Dalam membuat gambar ia lebih tertarik pada obyek pemandangan dari pada karakter, dan ia ingin membuatnya serealistik mungkin. Seniman seperti Michael Pangrazio dan Chris Evans kemudian menjadi panutannya. Merasa jatuh cinta dengan matte painting, Dylan kemudian mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang
30 Veegraph Magazine
hal tersebut, dan ia pun akhirnya mengetahui bahwa karya-karya seperti itu dibuat dengan media digital. Pada awalnya ia merasa kecewa karena ia sangat menyukai seni lukis tradisional. Banyak temannya yang membuat lukisan digital, tapi Dylan tak mau ikut-ikutan seperti itu. Baginya melukis menggunakan komputer adalah perbuatan curang, dan membuat mereka tidak seperti seniman sungguhan. Ungkapanungkapan itu justru berbalik menghampiri dirinya ketika sekarang ia menjadi artist digital painting. Ia mulai menggeluti digital art saat ia masih menjadi mahasiswa di UCLA dan mendapat kesenpatan magang di Industrial Light & Magic (ILM). Meskipun ia diterima magang karena
karya lukisnya yang dibuat secara tradisional, tapi di ILM ia justru diharuskan membuat lukisan secara digital. Saat itu sekitar tahun 2000, dimana Dylan menggunakan komputer hanya untuk membuat tugas menulis dari kampus. Karena ia membutuhkan komputer untuk membuat gambar digital, maka ia pun membeli PowerMac G4 dan monitor Apple dengan layar yang lebar menggunakan uang hasil tabungannya. Di ILM Dylan satu ruangan dengan matte painter kelas dunia, dan ia meminta mereka untuk mengajarinya teknik dasar tentang
www.veegraph.com
Photoshop. Untungnya para seniman digital itu sangat toleran dan tak keberatan mengajarinya hingga ia akhirnya bisa menguasai teknik dasar Photoshop dengan baik.
Bagi Dylan, dari pada membuat banyak gambar berbeda lebih baik membuat satu atau dua buah gambar tapi terus memperbaiki kualitasnya dengan menerapkan teknik-teknik baru yang dipelajarinya. Masa-masa akhirnya di UCLA dihabiskannya dengan mengurung diri di dalam kamar untuk menciptakan sebuah karya seperti yang dilihatnya di ILM.
Kemampuannya membuat matte painting mengalami peningkatan karena ia dikelilingi oleh mette painter terbaik di dunia yang berkumpul di
ILM. Dylan tak terlalu tertarik untuk bergabung di komunitas online hingga ia tak pernah melihat karya-karya matte painter lain melalui internet. Selain itu tak ada teman kuliahnya yang menggeluti matte painting sehingga ia tak memiliki rekan untuk membandingkan karyakaryanya. Di satu sisi ia merasa itu sebagai hal yang merugikan, tapi disisi lain hal itu juga membantunya karena ia jadi lebih fokus pada matte painter yang ada di ILM saja.
Semakin menguasai digital painting, Dylan makin terbiasa dan merasa nyaman membuat sketsa menggunakan Photoshop sehingga aplikasi
www.veegraph.com
tersebut menjadi alat kerjanya setiap hari.
Karir profesional pertamanya dimulai di Illusion Arts setelah ia lulus kuliah. Awalnya ia mengirim belasan portofolio ke banyak studio VFX. Dua hari setelah mengirimkan contoh gambarnya, ia mendapat panggilan dari Syd Dutton dari Illusion Arts. Setelah diterima kerja di sana, tugas pertamanya adalah membuat matte painting untuk film ‘Time Machine’. Di Illusion Arts, Dylan mendapat banyak lagi pengetahuan baru yang didapatnya dari Syd Dutton. Namun keberadaannya di Illusion Arts tak lama karena kemudian terjadi peristiwa 11 September. Banyak orang kehilangan pekerjaan dan Dylan menjadi pengangguran selama lima
bulan lamanya, lalu kerja serabutan mengerjakan iklan atau video klip. Keadaan membaik saat ia bergabung dengan tim art ‘A Sound of Thunder’, hingga kemudian ia terlibat dalam film ‘Dare Devil’ dan ‘Lord of the Rings: Return of the King’. Dylan menggunakan Photoshop sebagai aplikasi utamnya, dan Cinema 4D untuk membuat 3D nya, ditambah wacom tablet dan perangkat workstation Apple Mac.
Sarannya bagi para matte painter pemula adalah untuk mempelajari seni lukis dan gambar tradisional, tak hanya menggabungkan foto tanpa komposisi dan perspektif yang benar. J
Images: facebook.com/DylanColeStudio
Veegraph Magazine 31
PROFILES
Animator
B
erawal dari kecintaannya terhadap karakter fiksi, Bobby Liauw yang lahir di Jakarta, 8 Oktober 27 tahun yang lalu ini sekarang menjadi salah satu animator untuk animated feature film bertaraf international. Pada saat berumur 5 tahun ia pernah mendapat laser disk film Bambi dan membuatnya perfikir betapa karakter di film tersebut dapat menyihirnya dengan keindahan dan cerita yang sangat menyentuh hati. Melihat binatang itu bisa berbicara dan hidup seperti magic. Pada saat berumur 10 tahun setelah pertama kali melihat film Toy Story dari Pixar, akhirnya ia menyadari setelah besar nanti ia akan membuat film seperti itu. Selesai sekolah, Bobby memutuskan pergi keluar negri karena pada saat itu di Indonesia masih belum terdapat institusi atau universitas yang menawarkan program animation. Pilihannya waktu itu adalah Royal Melbourne Institute of Technology program 3D dan VFX. Setelah lulus kuliah, ia mendapatkan pekerjaan pertama sebagai generalist di ePix studio Jakarta mengerjakan TV commercial. Banyak iklan yang sudah digarap, tetapi yang paling membekas adalah saat mengerjakan “Gulaku Amazing” yang saat itu sangat complex dan dikerjakan hanya oleh empat orang. Dan pengalaman yang lain adalah pada saat mengerjakan film bioskop pertama dari Hanung Brahmantyo berjudul “Perempuan berkalung Sorban” di mana Bobby bertugas membuat 3D kecoa yang menggangu si
Mimpi yang Jadi Kenyataan
BOBBY 32 Veegraph Magazine
www.veegraph.com
cantik Revalina S. Temat. Setelah beberapa lama, walaupun mengerjakan TV commercial dirasa menarik, Bobby selalu teringat bahwa tujuan yang ingin diraihnya adalah mengerjakan film seperti Toy Story. Ia pun melirik Infinite Frameworks yang pada saat itu adalah salah satu studio animasi terbesar di Asia. Ia diterima di studio tersebut dan mulai mengerjakan serial TV animasi yang berjudul “Dr.Contraptus” dari Ellipsanime, Perancis yang juga menelurkan karya seperti “Garfield” series. Merasa senang dengan pekerjaan Bobby, pihak studio akhirnya mempromosikannya sebagai Lead Animator pada project berikutnya berjudul “Franklin the Turtle” dari Canada yang didistribusikan oleh Cartoon Network. Pekerjaan sebagai Lead Animator biasanya adalah memonitor animator lain dan mendorong mereka untuk menghasilkan karya yang sesuai dengan requirements atau standart yang diharapkan. Yang paling sering lagi adalah mengadakan dailies, di mana semua animator berkumpul di suatu ruangan dan satu per satu menunjukan hasil pekerjaan mereka, dan Lead lah yang menentukan apakah mereka harus mengulang lagi atau sudah memenuhi harapan. Setelah hampir dua setengah tahun dan menyelesaikan dua buah film seri, Bobby akhirnya mencari tantangan baru. Setelah meninggalkan Infinite Frameworks Studio, ia dikontak oleh temannya untuk menjadi partner
LIAUW www.veegraph.com
membentuk studio animasi yang diberi nama Enspire Studio. Full CG cinematic merupakan fokus dari company ini dan sudah dua buah karya yang dihasilkan. Film pertama “The Escape” memenangkan banyak penghargaan international seperti “PauseFest film festival Australia”, “OFF-Courts film festival France”, dan yang paling prestigious adalah “Best short competition by Award of Merit USA”. Yang kedua berjudul “Chrysalis” dimana Bobby menjadi Cinematic Director yang bertugas membuat previz dari storyboards, mengatur camera, dan juga direksi animasi dari karakter tersebut. Tapi ia masih merasa kurang enjoy menjalankan perusahaan dan lebih tertarik untuk bergabung bersama studio besar untuk mengerjakan film layar lebar. Akhirnya ia memutuskan keluar dari Enspire dan mencoba peruntungan lain. Saat ini ada satu perusahaan besar bertaraf international - dengan karya setara Dreamworks Studio - yang tertarik dengan karyanya dan mengajaknya untuk ikut mengerjakan animated feature mereka. Bagi Bobby ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Sayangnya nama film tersebut masih confidential. Bagi Bobby, ini adalah kesempatan untuk membuktikan diri. Apa yang telah diimpikannya sejak masih kecil akhirnya tercapai. Ia berpesan untuk tidak pernah putus asa dalam menggapai cita-cita. “Never give up. Animation adalah bidang yang tidak mudah dan butuh dedikasi yang tinggi. Tetapi kalau kita mau terus belajar, akan banyak terbuka peluang dan pengalaman yang tidak akan pernah kita sangka.” Satu lagi putra bangsa berprestasi di tingkat internasional. Anda siap untuk menjadi yang berikutnya? J
Veegraph Magazine 33
GALLERY ABRAMS
Alexey Konzelko
[email protected]
34 Veegraph Magazine
www.veegraph.com
GALLERY
2M62U SECTION B.
Vladimir Nikityuk
[email protected]
WEEKEND
Aleksei Kovalev
[email protected]
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 35
THE FUTURE CITIES
Aprianto Setiawan facebook.com/aprianto.setiawan
CAR
Wang Yang aquariusyang.cghub.com
36 Veegraph Magazine
www.veegraph.com
CARRIE HAYASHI
Michael Ting Yu Chang www.michaelcty.com
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 37
LORD CHARLES XAVIER Nate Hallinan www.natehallinan.com
38 Veegraph Magazine
www.veegraph.com
GALLERY
TRAIN STATION
Sergey Zabelin sergey-zabelin.cghub.com
BORN TO BE WILD
Jordi Gonzalez
[email protected]
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 39
REVIEW
Apple Mac Pro Sometimes to take a major step forward, you have to completely change direction.
B
agi editor profesional, Mac Pro sudah seperti perangkat wajib yang harus digunakan sebagai alat perang utamanya, terutama bagi pengguna Final Cut Pro. Aplikasi video editing tersebut, yaitu Final Cut Pro X terbaru telah didesain agar bisa memanfaatkan performa maksimal untuk editing video 4K dari Mac Pro terbaru. Selain tangguh untuk mengerjakan pekerjaan berat di bidang video editing, 3D animation ataupun music engineering, workstation ini juga dikenal sebagai mesin tercepat. Berbeda dengan tampilan sebelumnya, perubahan pada Mac Pro terbaru terlihat sangat revolusioner. Berbentuk silinder dengan warna hitam pekat dan mengkilat, dengan tinggi 9.9 inci dan diameter 6.6 inci. Di
40 Veegraph Magazine
dalam casingnya terdapat komponen-komponen yang memberikan ferforma terbaik. Sebagai otak dari Mac Pro ini ditanamkan prosesor generasi terbaru dari Intel Xeon E5 dengan varian 4, 6, 8 atau 12 cores, dengan L3 Cache sampai dengan 30MB, PCI Express gen 3 dengan bandwidth 40GB/s, dan 256-bit-wide floatingpoint instructions, membuat pekerjaan kita bisa berjalan dengan mulus.
Untuk memory, Mac Pro menggunakan fourchannel DDR3 memory controller dengan kecepatan 1866MHz, yang bisa menggunakan sampai dengan 64GB memory hingga mampu menyediakan bandwidth sampai dengan 60GB/s. Dengan ECC memory, menjamin pekerjaan semacam render 3D animasi, export video atau simulasi partikel
www.veegraph.com
bisa berjalan lancar tanpa terhenti oleh transient memory errors.
Teknologi GPU yang makin berkembang sekarang ini memberi konstribusi besar pula bagi peningkatan performa Mac Pro terbaru ini. Menggunakan dua buah AMD FirePro workstation-class GPU dengan arsitektural yang lebih powerful, dedicated memory yang digunakan bervariasi dari mulai 2GB, 3GB atau 6GB masing-masing. Dengan kekuatan GPU seperti itu, kita bisa mengedit full-resolution video dengan resolusi sebesar 4K dengan keadaan lancar, walaupun sambil menjalankan proses rendering di aplikasi lainnya, bahkan bisa disambungkan ke tiga buah hi-res display 4K. Untuk penyimpanan data digunakan flashstorage sampai dengan 1TB yang menggunakan next-generation PCIe yang bisa mentransfer data 2.4 kali lebih cepat dari SSD SATA dan 10 kali lebih cepat dari 7200-rpm HDD SATA.
Bila workstation lain, termasuk Mac Pro versi lama, menggunakan heat sink terpisah untuk komponen-komponennya, maka di Mac Pro yang berbentuk silinder ini hanya menggunakan satu buah heat sink besar berbentuk segitiga, dimana semua komponen menempel pada heat sink tersebut. Untuk mendinginkan isi casingnya, digunakan hanya satu buah kipas besar yang bisa menarik udara dari bawah ke atas, hingga Apple mengklaim sistim sirkulasi udara ini tidak menimbulkan suara yang bising. Dilengkapi dengan Thunderbolt 2 port, mampu menyediakan sampai dengan 20GB bandwidth pada perangkat external. Tak perlu lagi bingung dengan jumlah slot PCI yang terbatas pada motherboard, karena Thunderbolt merupakan kombinasi PCI Express dan DisplayPort. Mac Pro memberikan keleluasaan bagi kita untuk menambah berapa banyak pun HDD external yang kita butuhkan.
Satu kekurangan yang paling mudah ditebak dari Mac Pro terbaru ini tentu saja masalah harga. Dimulai dengan harga $2.999 untuk yang Quad Core dan $3.999 untuk yang 6 Cores.J
www.veegraph.com
FLIX, WEB-BASED VISUAL STORY DEVELOPMENT TOOL
D
alam memproduksi sebuah film animasi, terutama film animasi berdurasi panjang yang melibatkan banyak pihak dari banyak departemen, menyatukan visi dan konsep adalah hal yang penting agar proses produksi film tersebut bisa berjalan lancar. FLIX dari Sony Pictures Imageworks dan The Foundry adalah sebuah aplikasi untuk berbagi visual story development yang berbasis web. Dengan menggunakan FLIX, produser, sutradara, script writer, editor, dan seluruh pihak yang terlibat dalam sebuah produksi, bisa mengakses satu sumber yang menyediakan progres development sebuah film. Jadi bagi sutradara atau produser yang memiliki mobilitas tinggi, bisa selalu ter-update dimanapun mereka berada.
Aplikasi ini menyediakan banyak fitur untuk menggambar dan membagikan panel storyboard secara cepat. Untuk mengedit sebuah panel, tinggal me-double click panel tersebut dan bisa terbuka di aplikasi lain seperti Photoshop, Maya, Modo, atau aplikasi 2D dan 3D lainnya. Setelah selesai mengedit, lalu mengklik save, maka hasilnya otomatis ter-update di FLIX. Untuk mendapatkan perkembangan terakhir, terdapat juga sistim pengiriman email pada semua anggota tim tentang perubahan yang terjadi, panel mana yang baru, siapa yang membuatnya, dan panel mana yang dibuang.J
Veegraph Magazine 41
REVIEW
CANON EOS70D
THE ART OF FROZEN
embuat video atau film menggunakan kamera SLR menunjukkan trend meningkat tahun-tahun belakangan ini. Selain karena bentuknya yang kompak, fungsi gandanya untuk membuat gambar diam dan gambar bergerak, kualitas gambar SLR pun menjadi alasan mengapa banyak orang shooting menggunakan SLR.
isney sebagai pionir pembuat film-film animasi sudah sangat banyak melahirkan film yang bisa melekat bukan hanya di hati anak-anak, tapi juga hati orang dewasa. Tak terkecuali film terakhirnya, sebuah film animasi 3D musikal berjudul Frozen tampil sangat memikat dengan benyak menyajikan gambar-gambar cantik dan memukau.
EOS 70D is adalah mid-range SLR yang ditujukan bagi para enthusiast photographers. Kamera ini banyak mengadaptasi fitur-fitur terbaik dari kamera SLR Canon lainnya, seperti autofocus sensor dari EOS 7D, articulated touchscreen dari EOS 700D (Rebel T5i), dan built-in Wi-Fi dari EOS 6D.
Gambar-gambar konsep untuk lengkapnya bisa dinikmati di buku berjudul Art of Frozen terbitan Chronicle Books. Buku yang disusun oleh Charle Solomon ini memiliki 168 halaman. Selain menyuguhkan concept art, buku ini juga memuat character design, environment designs, props, motif, patung, color scripts, storyboards, kumpulan foto yang diambil dalam perjalanan ke Norwegia, serta interview dengan beberapa artis yang terlibat di film tersebut.J
M
Kamera ini menawarkan resolusi 20.2MP dengan menggunakan desain 'Dual Pixel CMOS AF'. Diperkuat dengan DIGIC 5+ Image Processor yang mendukung continuous shooting up to 7.0 frames per second, dengan range ISO range dari 100–12800 (H: 25600) yang memungkinkan shooting dalam variasi kondisi cahaya yang beragam. Mampu merekam video Full HD dengan Movie Servo AF untuk terus fokus merekam subyek bergerak dengan multiple frame rates.J
42 Veegraph Magazine
D
Harga: $25.30 Author: Charles Solomon Jumlah halaman: 168 halaman Publisher: Chronicle Books; Bahasa: English ISBN-10: 1452117160 ISBN-13: 978-1452117164 Dimensi: 11.2 x 9.1 x 0.9 inches
www.veegraph.com
TIPS n TRICK 3D for TV Commercial (Part 1) Oleh: Veegraph Workshop
T
elevisi adalah media elektronik yang bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat dari usia anak-anak sampai orang tua. Tak heran kalau televisi masih menjadi media favorit bagi produsen untuk memasang iklannya. Film iklan atau TV Commercial yang muncul di televisi pun makin beragam jenisnya, semakin canggih dan menarik pula. Tak sedikit film iklan yang menggunakan media animasi 3D sebagai bagian atau keseluruhan dari film iklan tersebut.
Mengapa membuat film iklan menggunakan media animasi 3D? Ada beberapa alasan mengapa sebuah film iklan menggunakan 3D. Pertama, karena sudah menjadi konsep awal yang dibuat oleh pihak kreatif (agency iklan) dan produsen produk yang akan diiklankan. Mungkin karena produknya adalah produk untuk anak-anak, sehingga membuat iklan menggunakan animasi 3D akan lebih menarik perhatian penonton televisi dari kalangan anak-anak. Alasan kedua, karena beberapa adegan dalam film iklan tersebut tidak bisa dibuat secara live
Contoh sebuah iklan yang menggunakan materi 3D untuk membuat adegan pesawat terbang. Penggunaan materi 3D lebih mudah dilakukan dibanding harus melakukan live shoot di atas udara, selain itu juga lebih mengirit biaya produksi.
www.veegraph.com
Contoh lainnya adalah iklan prodak susu kesehatan yang menampilkan adegan karakter fantasi berbentuk naga dan macan yang tentunya tak mungkin mencari mahlukmahluk tersebut di dunia nyata, dan disuruh berakting pula.
shoot. Tidak bisa dibuat baik karena alasan teknis atau pun karena alasan biaya.
Seberapa banyak materi 3D dalam sebuah film iklan? Banyaknya materi 3D dalam sebuah film iklan tentu sangat beragam tergantung keperluannya. Ada iklan yang seluruhnya dibuat menggunakan
Contoh iklan ice cream yang menggunakan full 3D.
Veegraph Magazine 43
TIPS n TRICK
Iklan permen yang lebih dari separuhnya menggunakan animasi 3D, hanya bagian terakhirnya saja yang menggunakan live shoot.
3D alias full 3D. Ada yang lebih dari sebagiannya berupa animasi 3D, hanya bagian ujungnya saja yang menampilkan adegan live shoot untuk mempertegas tampilan produknya. Banyak pula iklan yang menggunakan 3D sebagai materi yang di-compose dengan live shoot. Selain itu pada beberapa iklan 3D hanya digunakan pada bagian Pack Shoot atau Product Shoot nya saja.
Iklan yang dibuat menggunakan compositing live shoot dengan 3D.
44 Veegraph Magazine
Contoh Pack Shoot atau Product yang dibuat menggunakan 3D.
Bagaimana proses pembuatan animasi 3D untuk iklan itu dimulai? CG artist atau 3D artist yang bekerja di studio 3D untuk TV Commercial biasanya merupakan 3D generalist, alias bisa mengerjakan berbagai pekerjaan yang dibutuhkan dalam pembuatan animasi 3D, mulai dari mengerjakan modeling, UV Unwrapping, texturing, rigging, animating, lighting, rendering, bahkan sculpting dan scripting. Bila pekerjaan bisa ditangani oleh satu orang, maka si orang tersebut yang akan menangani seluruh proses pembuatan animasi 3D nya. Berbeda halnya dalam produksi animasi 3D untuk film, dimana masing-masing bagian ditangani oleh orang yang berbeda, alias satu orang hanya menangani satu pekerjaan saja, misalnya modeling, texturing atau bagian animasinya.J Bersambung ke bagian 2 di edisi berikutnya.
www.veegraph.com
01
HIGHLIGHT
01. Hello Festival ke 9, Kolam Renang Senayan, Jakarta. 9-10 November 2013.
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 45
HIGHLIGHT 03
02
02. Gotham Citizen Club, Superheroes Day, Kuningan City, Jakarta, 13-15 Desember 2013. (image: facebook Gotham Citizen Club)
04
03. Baros International Animation
Festival, Cimahi, 23-26 Oktober 2013. (image: facebook.com/pages/FLiP-ananimation-and-programming-company)
04. Para peserta Bincang Kreatif
Animasi di Pekan Produk Kreatif Indonesia, Jakarta, 27 November - 1 Desember 2013. (image: facebook.com/ HiccaStudios)
05. Komikon, Philippine, November 2013. (image: facebook.
com/Errie.Crything) 05
46 Veegraph Magazine
06
www.veegraph.com
!
Bagi Anda yang memiliki foto acara dan kegiatan yang berkenaan dengan komik, animasi, shooting film, studio komik & animasi, post house, production house, dan ingin foto tersebut dimuat di halaman ini, bisa mempostingnya melalui feacebook.com/veegraphmagazine
06. Volt & Marcelino Lefrandt, Superheroes
07
Day, Kuningan City, Jakarta, 13-15 Desember 2013. (image: facebook.com/phankness)
07. Peserta Diskusi 3D for TVC, open house SAE Institute Jakarta, 30 November 2013. (image: facebook.com/saejakarta)
08. Peserta dari Indonesia di Comic Fiesta 2013, Kuala Lumpur, Malaysia. (image: facebook.com/imansyah.lubis)
09. Peserta Festival Komik Fotokopi, Taman Budaya Yogyakarta, 16-22 Desember 2013. (image: facebook.com/dagingtumbuh) 10. Superman Fans of Indonesia [SFoI] live at MAPs cafe, Kalibata City - Jakarta, 14 Desember 2013. (images: facebook.com/rahaji. wahyudianto)
08
09
10
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 47
MEMBANGUN SATU KOTA DIMULAI DARI SATU RUMAH
VEEGRAPH ANIMATION WORKSHOP Membuka Kelas 3D Animasi ON-LINE
Tak perlu keluar dari rumah untuk ikut les animasi. Veegraph 3D Animation Workshop membuka Program Basic belajar modeling dan animasi on-line yang mengajarkan siswa cara membuat modeling rumah sederhana, texturing, lighting, rendering, simple animation, dan cara memanfaatkan asset 3D dengan menggunakan aplikasi Cinema 4D. Program ini setara dengan 3 sesi pertemuan yang bisa diikuti calon siswa dari seluruh Indonesia dengan biaya pendaftaran sebesar 500.000,- Rupiah. INFO LEBIH LENGKAP:
www.veegraphworkshop.com |
[email protected] | 021-9847.2464 |
veegraphworkshop
Klik Untuk Melihat Materi Belajar
“Cepat nangkap kok, semuanya dijelasin dengan detail banget lho. 2 sesi aja terasa udah berbakat, hehehe. Kalau engga ngerti tinggal tanya lewat media sosial. Fast respond. Recommended, deh!”
Andy, Kepulauan Riau
Les ini khusus bagi siswa yang baru mulai belajar animasi 3D