#03
NOVEMBER 2013
EDITOR’S NOTE
NEWS|05 ARTICLES|08
KOMIK Unjuk Gigi di Kompetisi ANIMASI Dinamisnya Industri Animasi & VFX Dunia
A
pa yang lebih menarik dari film Gravity, Sandra Bullock-nya, atau Visual Effects-nya yang mendominasi film tersebut? Yang jelas, ini semakin menunjukkan bahwa VFX makin memegang peranan penting bagi suksesnya film-film keluaran Hollywood. Anehnya, kenapa justru makin banyak studio VFX yang gulung tikar? Saudara-saudara, edisi ketiga Veegraph Magazine dengan berat hati tak bisa diperoleh dengan gratis lagi. Semoga Anda semua mengerti, dan tetap bisa mengapresiasi. Fitra Sunandar facebook.com/veetra
EDITOR-IN-CHIEF Fitra Sunandar STAFF WRITER Irawati DIGITAL DESIGN Veegraph Workshop
Melalui internet, komikus bisa ikut kompetisi PRODUCTION FOCUS|12 08 Indonesia komik dari seluruh dunia,
FEATURE FILM Gravity
dan berprestasi pula.
POST & FX|19
FEATURE FILM Gravity
PROFILES|22
DIRECTOR James Ashburn COSTUME PLAYER ACT Malang COMIC ARTIST Sheila Rooswita MOTION GRAPHIC ARTIST Steven Ruff
GALLERY|34
12
Sebagian besar materi film ini adalah produksi digital. Teknologi canggih apa saja yang digunakan untuk membuatnya?
REVIEW|40 TIPS ‘n’ TRICK |43
Projection mapping pada kepala anjing mengenalnya sebagai 26 Orang heavy-post director. Apa pendapatnya mengenai
Redaksi menerima sumbangan materi untuk kolom 'Gallery', 'Highlight' dan 'Tips n Trick', serta menerima masukan untuk pengisi halaman 'Profile' dan 'News'. Redaksi berhak menentukan dimuat atau tidaknya materi tersebut.
studio animasi dan post house di Indonesia?
Materi, komentar, saran, masukan atau koreksi atas kesalahan isi atau tulisan bisa dikirimkan melalui email, ke
[email protected] Pemasangan iklan
[email protected]
VEEMEDIA PUBLISHING Redaksi: Komp. Cemara Asri, B3, Jl. Cemara, Grogol, Limo Depok - 16512, Indonesia
04
021-9847.2464
[email protected] www.veegraph.com facebook.com/veegraphmagazine Veegraph Magazine
COVER: GRAVITY
Image courtesy of Warners Bros.
Artist Didi Komara 43 CG bersama Lab24 Studio berbagi tips membuat
projection mapping pada kepala anjing.
www.veegraph.com
NEWS
COMIC 8, FILM AKSI PARA PENJAHAT LUCU
S
etelah sukses dengan film-film sebelumnya “Mama Cake’ dan ‘CoBoy Junior The Movie’, Sutradara muda Anggy Umbara mulai terlibat dalam produksi film layar lebar berikutnya berjudul ‘Comic 8’. Dengan booming-nya acara stand-up comedy di beberapa televisi swasta, banyak comic (komedian) yang mulai dikenal di masyarakat. Aksi mereka yang lucu di atas panggung nantinya akan bisa disaksikan juga di film layar lebar. Film produksi Falcon Pictures ini, selain dibintangi 8 orang komedian, juga dibintangi oleh Pandji Pragiwaksono, Nirina Zubir dan Nikita Mirzani, serta diisi banyak bintang lainnya seperti Indro Warkop, Candil, dan banyak lainnya. Trailer film ini bisa dilihat di youtube.com/watch?v=NMZM76zCU-EJ
FREE BIRDS
F
ilm Free Birds menceritakan tentang ayam kalkun bernama Reggie dan Jake yang bertualang menjelajahi waktu ke masa lalu untuk merubah sejarah, agar kalkun tidak menjadi bagian dari perayaan Thanksgiving.
www.veegraph.com
Film ini disutradarai oleh Jimmy Hayward dan diproduksi oleh Reel FX Creative Studios dan Relativity Media. Trailer film ini bisa dilihat di youtube.com/watch?v=bqPkiRkjiYoJ
FROZEN
M
engisahkan tentang petualangan gadis bernama Anna (kristen Bell) dan kawankawannya untuk mengembalikan kerajaan dari musim dingin yang abadi. Bersama kristoff (Jonathan Groff) dan boneka salju Olaf (Josh Gad), Anna berusaha menemukan Elsa (Indina Menzel). Berbagai kejadian lucu dan menegangkan hadir dalam film keluaran Walt Disneys Pictures yang disutradarai oleh Chris Buck dan Jennifer Lee ini. Trailernya bisa dilihat di http://movies.disney.com/frozen/ video/trailers J WHAT?? NO MORE FREE MAGZ?
Veegraph Magazine 05
NEWS
V-RAY COMMUNITY GATHERING
S
ebagai render engine yang dikenal memiliki kemampuan menciptakan realistic 3D images, V-Ray memiliki banyak user di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Apalagi sejak beberapa tahun belakangan V-Ray juga tersedia untuk software di luar 3DS Max, seperti C4D, Maya, bahkan tersedia juga untuk Google SketchUp. Pada 9 Oktober 2013 bertempat
di Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta, ACA Pacific bersama Chaos Group mengadakan V-Ray Community Meeting dengan agenda utama presentasi rendering menggunakan V-Ray for 3DS Max dan V-Ray for SketchUp. Presentasi menampilkan V-Ray Master Trainer Vassil Pepelyankov dari Chaos Group dan Reynaldo Handaya, Co-founder 2G Studio.J bisa dilihat di http://www.internationalmovietrailerfestival.com/ all-trailers/battle-of-surabaya/. J
FILM 3D LAYAR LEBAR PETUALANGAN SI ADI BATTLE OF SURABAYA DI INTERNATIONAL MOVIE TRAILER FESTIVAL (IMTF)
T
attle of Surabaya (BoS) adalah film layar lebar animasi 2D pertama Indonesia. Film ini menceritakan petualangan Musa, remaja tukang semir sepatu yang menjadi kurir bagi pejuang arek-arek Suroboyo & TKR dalam pertempuran dahsyat 10 November 1945 Surabaya. Film yang diproduksi oleh MSV Pictures ini kini diikutsertakan di International Movie Trailer Festival (IMTF), sebuah ajang kompetisi trailer berbasis online yang menampilkan trailer untuk film, web series dan buku. Link Bos di IMTF
Filmnya sendiri menceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Adi yang mencari
B
06 Veegraph Magazine
anpa terdengar sebelumnya tentang proses pembuatannya, tiba-tiba saja muncul berita tentang sebuah film 3D berjudul ‘Petualangan si Adi’ yang tayang di jaringan bioskop 21 pada 24 Oktober 2013. Film ini disutradarai oleh Heri Kiswanto dan skenarionya ditulis oleh Ardian Elkana. Film yang produksi animasinya dibuat oleh Castle Production dengan menggandeng puluhan siswa SMk merupakan produksi dari Batavia Pictures. Sekitar 50 orang siswa SMK dari Yogyakarta, Wonosobo, Jepara, Solo, Surabaya dan Malang dikumpulkan selama satu tahun masa produksi.
www.veegraph.com
Terakhir masih menceritakan seputar rahasiarahasia yang terpendam di bumi Nusantara ini. Diceritakan Vienetta dan teman-teman bandnya tidak sengaja terseret kesebuah petualangan menegangkan yang berkaitan dengan ramalan jawa kuno tentang sebuah bencana besar dan kebangkitan sebuah peradaban yang hilang di tanah nusantara ini.J
FESTIVAL FILM INDONESIA 2013 KATEGORI FILM ANIMASI PENDEK
U sembilan pusaka yang disebar di seluruh penjuru Indonesia. Ia harus berhadapan dengan musuh yang jahat bernama Kokar, yang mendapat kekuatan dari seekor naga yang berasal dari planet luar angkasa.J
VIENETTA, NEGERI TERAKHIR
ntuk pertama kalinya ajang Festival Film Indonesia (FFI) membuka kompetisi kategori Film Animasi Pendek. Pengumuman Film Unggulan/Nominasi dilaksanakan pada 23 November 2013, sedangkan malam penganurerahan Piala Vidia akan dilakukan tanggal 27 November 2013, dan Piala Citra pada 7 Desember 2013. Semakin banyaknya kompetisi film animasi tentunya makin menambah alasan untuk kita tetap terus berkarya.J
BAROS INTERNATIONAL ANIMATION FESTIVAL 2013 (BIAF 2013)
V
ienetta adalah seorang gadis yang sebelumnya muncul di komik Dua Warna karya komikus Alfi Zachkyelle, dan dijadikan film oleh Kampoong Monster Studios, bekerja sama dengan Telkom Indonesia melalui program Indigo Incubator 2013. Vienetta Negeri
C
imahi Creative Asosiation (CCA) bekerjasama dengan PEMDA Cimahi Jawa Barat, mengadakan sebuah event bernama Baros International Animation Festival. Event yang diselenggarakan tanggal 23-26 Oktober 2013 ini menghadirkan studio-studio animasi nasional, komunitas, developer software, games studio, dan berbagai macam seminar dan konfrensi.J
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 07
ARTICLES Komik Indonesia,
Unjuk Gigi di Kompetisi
D
ENGAN semakin berkembangknya media internet, membuat masalah jarak, ruang dan waktu semakin bisa teratasi. Sesuatu yang terjadi di belahan dunia lainnya bisa segera kita ketahui melalui media ini. Begitu juga halnya dengan pameran, festival atau lomba komik yang diadakan secara international, bisa diikuti oleh peserta dari mana saja, termasuk dari Indonesia. Bicara soal kompetisi internasional, ada beberapa komikus yang telah berhasil unjuk gigi dan keluar sebagai juara di ajang komik internasional. Di ajang International Manga Award ke-6 tahun 2013, sebuah komik berjudul “5 Menit Sebelum Tayang” berhasil meraih Silver Award. Komik yang dibuat oleh Muhammad Fathanatul Haq dan Ockto Baringbing ini mengisahkan tentang lika-liku seorang editor stasiun televisi dalam menghadapi dunia pertelevisian Indonesia. Sementara di kompetisi lain di negeri yang sama, Jepang, bertajuk Silent Manga Audition,
08 Veegraph Magazine
yang diselenggarakan majalah manga Jepang Comic Zenon, Alex Irzaqi dari Indonesia berhasil memenangkan penghargaan tertinggi The Winner Award setelah bersaing dengan 504 kontestan dari 54 negara. Di samping Alex, ternyata ada sembilan komikus dari Indonesia yang mendominasi kompetisi tersebut dengan meraih sembilan penghargaan, mengalahkan Jerman yang mendapat empat penghargaan, dan Thailand yang hanya menggondol tiga penghargaan. Berikut adalah perbincangan singkat dengan Ockto Baringbing dan Alex Irzaqi tentang alasan mereka mengikuti kompetisi tersebut. Apa alasan Anda mengikuti kompetisi? Ockto Baringbing: Mohon diluruskan bahwa ini
bukanlah sebuah kompetisi seperti perlombaan, tapi lebih tepatnya adalah penghargaan seperti Academy Award maupun Festival Film Indonesia. Tidak ada alasan tertentu buat saya mengikuti penghargaan ini. Waktu itu tahu ada pengumuman mengenai open
www.veegraph.com
Alex Irzaqi: Alasan ikut kompetisi, karena yang
lain ikutan, jadi ya saya juga ikutan. Yang penting rame-rame saja.
Apa manfaat ikut sebuah kompetisi bagi seorang komikus? berhasil menang adalah mendapatkan pengakuan bahwa karya tersebut sebetulnya sudah mampu bersaing dengan komik lain, terutama komik luar negeri. Apalagi Manga Award adalah penghargaan dari salah satu kiblat perkomikan dunia, yaitu Jepang.
img: facebook.com/ockto.baringbing
Ockto Baringbing: Manfaatnya tentunya kalau
Ockto Baringbing
”Pemenang tersebut harusnya juga ikut aktif di kompetisi yang sebenarnya, yaitu terjun langsung ke pasar pembaca komik Indonesia” komikus secara khususnya, ya menjajal seberapa cakap dirinya sebagai komikus. Seberapa daya saing komik hasil karyanya dibandingkan komikus-komikus lain. Dan yang paling penting, membuat komikus jadi semakin rajin berkarya. Bargain position. Ketika seorang komikus memiliki banyak karya yang tercatat di ranah publik, itu bisa jadi rekor buat dia. Ia akan lebih mudah menjalin kerja sama yang menguntungkan dengan berbagai pihak. img: facebook.com/irzaqi
submission penghargaan ini dan kebetulan saya punya karya yang bisa diikutkan dan akhirnya saya dan Matto mencoba peruntungan dengan mengirim submission.
Namun kembali lagi kepada sang Tidak harus menang komikus, apakah tujuannya hanya sekedar dalam sebuah memenangkan kompetisi? Mengincar kompetisi. Ketika hadiah uangnya saja? Ingin terkenal saja? karya-karya yang Sebab memenangkan penghargaan ataupun bersaing dalam kompetisi tidak akan ada artinya jika sang kompetisi itu pemenang pada akhirnya berhenti begitu Alex Irzaqi memang memiliki saja dan kembali aktif bila ada kompetisi kualitas tinggi yang lain. Pemenang tersebut harusnya juga ikut diakui, mereka yang hanya masuk nominasi pun aktif di kompetisi yang sebenarnya, yaitu terjun sudah menjadi harga yang patut diperhitungkan, langsung ke pasar pembaca komik Indonesia. karena karyanya bisa bersanding dengan karyaAlex Irzaqi: Manfaat ikut kompetisi kayaknya karya lain yang luar biasa, artinya dia juga sih sama saja buat semua orang, buat luar biasa. Bermainlah bersama orang-orang menjajal kemampuan, mengukur diri dan keren, niscaya ikut kebawa jadi keren, hehehe. mencari pelajaran dari orang lain. Kalau bagi Begitulah kirai-kira.JFS
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 09
ARTICLES
M
VFX jatuh dalam kebangkrutan. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
img: hollywoodreporter.com
UNGKIN belum lama ini Anda membaca rentetan berita yang tak menyenangkan berkaitan dengan industri animasi dan VFX dunia; tentang ditutupnya studio Pixar Canada, rendahnya pendapatan sebuah film animasi produksi Dreamworks Studio, sampai berita tentang bangkrutnya studio Rhytem & Hues yang baru saja menyelesaikan produksi film Life of Pi yang tayang di awal tahun 2013.
Ternyata, hal tersebut disebabkan karena kesuksesan yang diraih film semacam The Avengers, The Lord of the Rings trilogy, Iron Man, The Avenger, yang meraup jutaan bahkan miliaran dolar,
a y n s i m ina
D
Sebelum tutupnya Rhythm & Hues, sudah ada daftar panjang dari studio VFX dunia yang lebih dulu tutup atau bangkrut, seperti Kerner Optical, Asylum VFX, Café Fx, C.O.R.E. Digital Pictures, Illusion Arts, The
10 Veegraph Magazine
Orphanage, Digital Filmworks, Centropolis, Buena Vista Imaging, Cinesite (Hollywood), dan banyak lagi.
Sepertinya kontradiktif, di saat lebih dari separuh film box office merupakan film yang bermuatan banyak visual efex di dalamnya, tapi justru malah banyak studio
i r t s u d n I tak dirasakan oleh studio VFX. Ada berbagai macam sebab mengapa VFX studio tak mendapatkan keuntungan yang semestinya. Pertama adalah adanya subsidi dari beberapa negara bagi yang bersedia memproduksi film di negara tersebut. Akibatnya perusahaan film berburu tempat yang paling banyak memberi subsidi dan
www.veegraph.com
insentif, dan studio VFX yang tak mau kehilangan konsumen akhirnya harus menekan harga untuk bisa bersaing. Penyebab kedua, karena belum adanya system yang baku dalam produksi visual efex. Model bisnis dengan istilah fixed-bid ini memberi peluang pada sutradara untuk berubah pikiran dan membuat revisi kapan pun pada proses pasca-produksi. Dan ini berarti pekerjaan yang telah dihasilkan dalam beberapa bulan menjadi sia-sia dan harus dimulai lagi dari awal. Biaya yang telah dikeluarkan dalam proses rivisi tersebut harus ditanggung
upah pekerjanya lebih murah dibanding dengan Amerika, Kanada atau Eropa. Keempat, belum adanya organisasi atau asosiasi yang menampung para seniman digital tersebut. Walaupun dengan adanya asosiasi tidak secara otomatis menyelesaikan masalah yang dihadapi para VFX artist, tapi setidaknya dengan adanya asosiasi bisa mendorong terciptanya kondisi yang lebih stabil bagi para artist, dengan jaminan kesejahteraan yang lebih memadai seperti adanya
oleh studio VFX demi menjaga hubungan yang baik dengan pihak studio produksi. Penyebab ketiga, persaingan di antara studio VFX itu sendiri. Harga perangkat komputer dan software yang semakin murah serta makin banyaknya orang yang berkecimpung di industri ini, membuat studio baru banyak bermunculan. Akhirnya studio film pun mengalihkan pembuatan materi animasi atau VFX nya ke negara seperti India, China atau Malaysia yang
www.veegraph.com
Software memang
a i n u D FX
V & i s a m
Ani
sebuah video yang menampilkan proses modeling yang dibuat dari sebuah foto. Atau video yang memperlihatkan proses uji coba real-time motion capture, dimana pergerakan yang dibuat oleh seorang stunt langsung mempengaruhi model yang ada di komputer. Video-video tersebut mungkin akan membuat kita bertanya dalam hati; “lalu bagaimana nasib kita para CG artist nantinya”
gai i berba r a d h iola ndar, d a n u S a itr Oleh: F
asuransi, upah lembur dan uang pensiun.
Dan bisa dianggap sebagai penyebab kelima, adalah semakin berkembangnya teknologi dalam industri visual efek tersebut. Hal tersebut tak bisa terelakan. Bila membuat modeling anatomi manusia dengan topology yang rumit membutuhkan waktu lama bila dibuat dengan teknik polygon modeling, maka prosesnya akan lebih cepat bila menggunakan 3D scanning.
sumber
hanyalah sebuah alat, siapa yang menggunakannyalah yang akan menentukan hasilnya. Dan berita tak menyenangkan tentang ditutupnya puluhan studio VFX semestinya tak membuat kita berkecil hati terhadap profesi yang kita geluti ini, tapi justru harus membuat kita lebih termotivasi, untuk terus berinovasi. Karena di dunia yang sarat dengan persaingan, hanya menawarkan dua pilihan bagi kita; berinovasi, atau mati.J
Perkembangan teknologi visual efek juga bisa kita saksikan dari
Veegraph Magazine 11
PRODUCTIONS FOCUS
GRAVITY Judul: Gravity Director: Alfonso Cuarón Writer: Alfonso Cuarón, Jonás Cuarón Director of Photography: Emmanuel Lubezki Producer: Alfonso Cuarón Executive Producer: Christopher DeFaria Distributor: Warner Bros. Produksi: Warner Bros. Pemeran: Sandra Bullock, George Clooney, Ed Harris Biaya: USD 105.000.000
12 Veegraph Magazine
Oleh: Fitra Sunandar Diolah dari berbagai sumber
P
EMANDANGAN Bumi dari luar angkasa itu tak ada yang menandingi, seperti yang dibilang tokoh Matt Kowalski yang diperankan George Clooney. Bumi terlihat damai, tenang dan baik-baik saja. Planet bumi memang baik-baik saja, cuma manusianya saja yang tidak tahu diri. Kondisi ini mengingatkan pada apa yang dikatakan mendiang komedian George Carlin: “Nothing wrong with the planet. The planet is fine. The people are f***ed... The planet has been through a lot worse than us. Been through all kinds of things worse than us. Been through earthquakes,
www.veegraph.com
PRODUCTION AREA
volcanoes, plate tectonics, continental drift, solar flares, sun spots, magnetic storms, the magnetic reversal of the poles… hundreds of thousands of years of bombardment by comets and asteroids and meteors, worlwide floods, tidal waves, worldwide fires, erosion, cosmic rays, recurring ice ages... The planet…the planet…the planet isn’t going anywhere. WE ARE!” Bumi, bagi kita yang percaya Tuhan, memang
www.veegraph.com
planet istimewa dimana Yang Maha Kuasa telah melengkapinya dengan sistem pertahanan Kamera: Arri Alexa, Zeiss Master Prime Lenses Negative Format: Codex Cinematographic Process: ARRIRAW (2.8K) (source format), Digital Intermediate (2K) (master format) Printed Film Format: 335 mm (anamorphic), D-Cinema (also 3-D version)
Veegraph Magazine 13
PRODUCTIONS FOCUS Bumi dengan kondisi tanpa gravitasi. Maka menciptakan environtment digital dengan pemandangan planet Bumi dari kejauhan serta latar belakang langit hitam bertabur bintang adalah pilihan utama sebagai solusinya.
Framestore VFX Studio, dibawah pengawasan Timothy Webber sebagai visual effects supervisor menangani sekitar 98 persen dari tampilan film ini, yang menandakan betapa mendominasinya materi digital pada film ini. Framestore dan Tim Webber bahkan sudah terlibat sejak tahun 2009 untuk pembuatan diri yang mampu melindungi penghuninya dari ancaman radiasi sinar matahari dan serangan hujan meteor. Bumi tempat kita hidup tak hanya menyajikan begitu banyak pemandangan indah, tapi bumi itu sendiri pun tampak indah saat dilihat dari kejauhan, yaitu dari luar angkasa. Terlepas dari ceritanya yang irit pemain, suasana dramatis tak hanya tersaji dari ritme cerita yang berubah-ubah dari cepat ke lambat, tapi pemandangan planet biru dari luar atmosfer sendiri sudah sangat dramatis.
Film Gravity menceritakan tentang Dr. Ryan Stone (Sandra Bullock) seorang medical engineer yang baru pertama kali bertugas ke luar angkasa, bersama dengan astronaut senior Matt Kowalsky (George Clooney) yang menjalani misi terakhirnya sebelum pensiun. Misi yang seharusnya berjalan mulus berubah menjadi tragedi yang mengerikan ketika pecahan satelit menabrak pesawat ulang alik yang mereka tumpangi, membuat Stone and Kowalsky harus berfikir dan berusaha ekstra keras agar bisa kembali ke Bumi. Produksi film ini dilakukan di Shepperton Studios, Inggris, kecuali saat adegan Dr. Ryan Stone kembali ke Bumi, lokasi danau berada di Lake Powell, Arizona, Amerika. Setting lokasi yang berada di luar angkasa tentu tak memungkinkan untuk mengadakan shooting di lingkungan tersebut, jauh di luar atmosfer
14 Veegraph Magazine
www.veegraph.com
previsnya, saat sang sutradara Alfonso Cuarón belum membuat skrip film Gravity. “Alfonso belum membuat skripnya, tapi sudah memiliki bayangan yang sangat jelas tentang film ini. Untuk berbagai alasan, film ini membutuhkan perencanaan yang sangat matang,” Webber menjelaskan.
yang minimalis dengan menggunakan kotak lampu (light box) dimana para pemain berakting di dalam kotak tersebut. Light box ini berfungsi untuk mengatur cahaya yang diterima oleh karakter yang berada di dalamnya. Prinsip kerja light box ini seperti layar besar yang terdapat pada konser musik, sebuah layar yang sebetulnya terdiri dari susunan layar kecil yang bisa menampilkan gambar sesuai dengan yang diinginkan - gambar luar angkasa, planet bumi, pesawat ulang alik dan interior stasiun luar angkasa - dimana gambar tersebut bisa diatur besar kecilnya serta perputarannya hingga
yang terpengaruh gravitasi. Animator yang bagus tentu sangat paham akan pentingnya memberi efek weight (berat) agar karakter yang dianimasi tampak bergerak natural, hal itu berubah drastis saat para animator harus menggerakan karakter dalam kondisi tanpa gravitasi dan tanpa udara yang bisa menahan obyek. Untuk mempelajari hal ini para animator harus mempelajari video yang didapat langsung dari NASA. Proses pembuatan previs dibuat menggunakan aplikasi Autodesk Maya.
pantulan yang diterima oleh karakter bisa sesuai dengan pergerakan kamera.
Kebutuhan akan previs salah satunya untuk mensimulasi gerakan para astronot yang harus dibuat dengan animasi 3D. Keadaan di luar angkasa yang nol gravitasi tentunya jauh berbeda dengan keadaan di permukaan bumi
Dari hasil previs dan riset, proses pengambilan gambar kemudian dilakukan menggunakan set
www.veegraph.com
Kebutuhan akan light box ini dikarenakan para aktor tidak mungkin berputar-putar sampai dengan 180 derajat - seperti pada adegan dimana Sandra Bullock terlempar di ruang hampa udara pada awal film. Kondisi tubuh saat berputar di ruang nol gravitasi tentu tak akan bisa sama dengan kondisi tubuh yang berputar di lingkungan yang terpengaruh gravitasi. Saat kepala berada di bawah, maka aliran darah akan menuju ke kepala, yang akan menyebabkan perubahan pada mimik wajah. Karena itu
Veegraph Magazine 15
PRODUCTIONS FOCUS
para pemain dikondisikan hanya terayun pada kemiringan yang tak melebihi 45 derajat. Sebagai gantinya, kamera dan sumber cahaya lah yang berputar-putar sehingga membuat ilusi seolah tubuh para aktor yang berputar.
Penggunaan kamera yang bisa berputar-putar dengan leluasa tentunya juga memberikan tantangan tersendiri. Dalam hal ini, sistem motion control robotik dari Bot&Dolly bernama IRIS mengambil perannya. Alat yang menyerupai tangan robot raksasa ini bisa dipasangi kamera sampai dengan seberat 500 Kg dan dikendalikan menggunakan Autodesk Maya. IRIS ini juga yang bergerak mendekati karakter untuk membuat tampilan zoom-in saat adegan karakter terjatuh mendekati kamera. Pergerakan para aktor sendiri dibantu dengan berbagai macam rig dan wire. Ada beberapa adegan dimana Sandra Bullock bergantung pada rig dengan 12 kabel. Ada empat titik tempat
16 Veegraph Magazine
kabel itu dikaitkan, yaitu di bagian bahu dan pinggul, dan tiga buah kabel tersambung pada masing-masing titik tersebut, sehingga titik tersebut bisa diatur dari tiga arah. Tiga orang pemain boneka tali (puppeteer) pada sebuah pertunjukan di London bertugas mengatur pergerakan kabel tersebut. Selain digerakkan secara manual, pergeraknnya juga bisa dikontrol dengan program komputer.
Beberapa adegan lainnya membutuhkan rig yang berbeda, seperti sebuah lengan yang ujungnya bisa diberi tempat duduk, dan lengan tersebut bisa bergerak dan berputar sampai 45 derajat, tidak sampai pada posisi jungkir balik. Ada pula rig yang berbentuk seperti tempat duduk pada sepeda, dimana salah satu kaki karakter terikat demi alasan keamanan. Salah satu adegan yang paling menantang adalah saat Sandra Bullock melepas pakaian luar angkasanya dalam ISS (International Space
www.veegraph.com
Ship / Stasiun Luar Angkasa Internasional), lalu bergerak dari satu ruang ke ruangan lainnya. Adegan di dalam interior ini lebih sulit karena lebih banyak bagian dari tubuh karakter yang harus di-shoot, sementara adegan di luar ruangan hanya membutuhkan bagian kepala saja. Adegan yang menampilkan seluruh tubuh karakter otomatis membutuhkan komposisi cahaya dan gerakan yang sesuai pula. Pada adegan para astronot memakai pakaian luar angkasa mereka, hanya kepala dan wajah mereka yang merupakan hasil live shoot, sementara pakaian, lengan dan lingkungan sekitar semuanya dibuat menggunakan 3D. Sang sutradara Alfonso Cuarón, harus duduk bersama dengan Tim Webber dan DoP Emmanuel Lubezki untuk mengawasi adegan tersebut. Mereka harus mengawasi pergerakan yang dibuat oleh puppeteer apakah sudah sesuai atau belum dengan pergerakan kamera dan pergerakan cahaya, sehingga walaupun disana tak ada setting ISS, tapi adegan saat sang artis memegang pintu dan bergerak antar koridor pesawat bisa dibuat senatural mungkin. “Jadi sulit memutuskan apakah pengambilan gambar tersebut berhasil dari sudut pandang sutradara, VFX Supervisor dan dari sudut pandang DoP (Director of Photography),” ujar Webber. Masalah yang tak kalah peliknya juga muncul berkenaan dengan pengambilan gambar dalam light box. Karena tak mungkin menggunakan green screen maka setiap adegan yang diambil harus melalui proses rotoscoping pada
Gravity’s Light Box
I
DE pembuatan light box berasal dari DoP Emmanuel Lubezki yang melihat layar LED besar yang menampilkan gambar-gambar di belakang panggung konser musik rock. Lubezki yang sebelumnya bingung bagaimana mengaplikasikan lighting untuk pengambilan gambar para astronot, membagi ide tersebut pada Webber dan Cuarón, dan Framestore studio bertugas menangani programing yang mengatur tampilan gambar pada layarnya.
Light box tersebut sebenarnya sebuah kotak besar dengan tinggi bisa sampai 6 meter dan lebar 3 meter, dan bisa disesuaikan besarnya sesuai kebutuhan. Kotak ini memiliki ruang kosong di dalamnya, tersusun dari 196 panel terpisah berukuran sekitar 60 cm yang memiliki 4.096 buah lampu LED kecil. Selain berfungsi sebagai sumber cahaya, light box ini juga bisa memberi variasi warna dan bisa diprogram untuk bergerak dengan kecepatan yang diinginkan. Jadi tanpa harus menggerakkan sumber cahaya secara fisik, cukup mengubah tampilan gambar pada display saja yang disesuaikan dengan pergerakan karakter dan kamera. Selain itu, gambar pada layar memberi gambaran pada aktor tentang apa yang ada di sekeliling mereka, hingga mereka tak harus berimajinasi dengan ruangan kosong. Seperti adegan Sandra di dalam ISS, interior yang ditampilkan memberi gambaran kemana ia harus bergerak, dan acuan ke arah mana pandangan matanya harus tertuju.J
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 17
PRODUCTIONS FOCUS karakternya. Jadi apa yang ada di belakang Sandra Bullock harus diroto hingga benarbenar bersih. “Tak mungkin menggunakan green screen,” Webber menjelaskan. “Karena kamera selalu bergerak dan kita tak akan bisa mendapatkan cahaya yang tepat.”
Set pada lokasi shooting film Gravity sangat berbeda dengan set shooting film pada umumnya. Tak ada crew lighting yang bolakbalik mengangkat lampu, tak ada kameramen mengintip melalui view finder, tak ada crew wardrobe yang bersiaga, hanya ada mesin aneh berbentuk kotak besar. Saat pengambilan gambar berlangsung, suara yang terdengar hanya dari light box yang bergerak di atas rel serta pergerakan si tangan robot raksasa
P
bernama IRIS yang memegang kamera ARRI Alexa. Sementara sisanya adalah creative crew dan teknisi yang sibuk di depan laptop.
Satu-satunya adegan on-location adalah saat Sandra Bullock keluar dari dalam danau, yang pengambilan gambarnya dilakukan di sebuah danau bernama Lake Powell di kawasan Arizona, Amerika. Adegan tersebut menurut Alfonso Cuarón merupakan metafora kelahiran kembali sang astronot, di mana ia keluar dari air, merangkak, dan berdiri untuk pertama kalinya hingga kemudian berjalan di atas kedua kakinya.J
Productions stills and visual effects images courtesy of Warner Bros Pictures. All rights reserved.
I
RIS adalah rig kamera robotik berbentuk seperti sebuah lengan dengan ukuran yang sangat besar, di mana ujungnya bisa dipasangi berbagai macam jenis kamera dari yang beratnya 6 Kg sampai dengan 500 Kg.
Bot & Dolly sebagai perusahaan pemiliknya berbasis di San Fransisco, California, Amerika Serikat. Bot & Dolly adalah studio design dan engineering dengan spesialisasi di bidang robotik dan pembuatan film, dengan misi untuk meningkatkan Sistim utama kualitas motion The World’s Most Advanced motion control pada control sebagai IRIS memiliki 7 axis Robotic Motion Control System media kreatif yang bisa bergerak dan membangun bebas dan bisa perangkat berkelas disesuaikan lagi dengan pegangan kamera yang internasional. IRIS sudah digunakan di berbagai memiliki 3 axis tambahan. Alat seberat 6.000 film layar lebar, film iklan, pertunjukan di Las kg ini bisa ditempatkan di atas track yang bisa Vegas sampai instalasi seni berskala besar. Alat bergerak sejauh 10.5 meter. Pergerakan lengan ini tersedia untuk disewa oleh berbagai pihak mekaniknya bisa bergerak 4 meter per detik. yang membutuhkan.J
18 Veegraph Magazine
www.veegraph.com
POST & FX
What a Wonderful Digital World
B
AGAIMANA Framestore membuat planet Bumi yang tampak indah pada film Gravity? “Ternyata lebih sulit dari yang kami bayangkan,” Webber sang visual effects supervisor menjelaskan. “Kami pernah membuat planet Bumi untuk film lain, tapi tak sesulit ini. Untuk tampilan planet Bumi yang tayang sekian menit lamanya, tak bisa hanya menggunakan matte painting, karena tampilannya berubahubah. Planetnya pun harus bergerak hingga kondisi cahayanya berubah. Jadi kami harus merender planet Bumi berdasarkan kondisi geografisnya. Kami menggunakan physical render agar mendapatkan kualitas cahaya yang kami butuhkan, maka kami menggunakan Solid Angle Arnold untuk pertama kalinya, tidak seperti biasanya menggunakan RenderMan yang sudah merupakan pipeline di Framestore. Divisi R&D Framestore beserta shader artist menulis sekitar 71.000 baris script untuk keperluan rendering agar Arnold bisa berjalan sesuai dengan pipeline kami. Proses rendering ini benar-benar membuat kami khawatir.” Alasan utama memilih Solid Angle’s Arnold adalah untuk menghasilkan hasil render yang indah dan realistik. Arnold memberikan akurasi pada physical lighting dan shader. Selain itu, manajemen memori yang sangat baik pada Arnold membuatnya mampu menangani obyek yang sangat kompleks sekalipun hingga tetap
www.veegraph.com
bisa dirender. “Saya rasa itu adalah hal yang bisa dilakukan Arnold dengan sangat baik, manajemen memori dan kemampuan merender geometry yang sangat kompleks sambil melakukan raytracing pada obyek tersebut,” Webber menerangkan.
Framestore sebetulnya sudah menyelesaikan produksi pada akhir 2012, namun sang sutradara menginginkan perubahan pada adegan awal film dengan menampilkan pesawat ulang-alik yang terbalik. Perubahan itu membutuhkan waktu dua bulan lamanya untuk membuat modeling pada teleskop Hubble. Berbagai stasiun luar angkasa dan satelit dibuat modelingnya dengan sangat akurat dan detail oleh Framestore. Kecuali beberapa interior kapsul luar angkasa, seluruh set di luar angkasa dan lingkungannya merupakan hasil render. Tool untuk membuat pergerakan bongkahan dan kepingan satelit merupakan hasil programing dan dibuat menggunakan Aplikasi Autodesk Maya. Simulasi pecahan obyek yang biasanya pergerakannya semakin melambat dan jatuh ke bawah, tak berlaku di ruang hampa udara dan tanpa gravitasi, jadi membuat scene tersebut agar terlihat realistik terasa sangat sulit untuk memperkirakannya. “Mengenai ledakan di luar angkasa, tak ada yang tahu seperti apa kelihatannya,” Webber menambahkan.
Veegraph Magazine 19
POST & FX sekaligus bisa diakses oleh workstation yang digunakan para CG artist. Namus saat rendering, seluruh bandwidth terhisap habis hanya untuk melayani render, tak menyisakan ruang untuk para animator, hingga akhirnya harus menambah pusat penyimpanan data baru khusus untuk rendering. Sekitar 80 persen film merupakan hasil animasi manual, hanya sebagian kecilnya saja yang menggunakan motion-capture. Tentu saja bukan hal yang mudah menggunakan motion capture untuk membuat pergerakan di ruang hampa udara.
Sebagian besar proses animasi dibuat oleh Framestore, tapi studio Rising Sun Pictures (RSP) yang bermarkas di Adelaide, Australia, juge menyumbang 2.5 menit adegan pada penghujung film ini, meliputi pembuatan stasiun luar angkasa, efek api dan plasma, beberapa ledakan, tampilan planet Bumi, efek atmospheric, parasut dan digital matte painting. Adegan tersebut pada saat Sandra Bullock tiba di stasiun luar angkasa milik China bernama Tiangong, sampai dengan saat ia jatuh ke danau dalam kapsul bernama Shenzhou, yang semuanya merupakan exterior shot.
Beberapa aspek yang berkenaan dengan kondisi di luar angkasa sudah dibicarakan lebih dahulu kepada astronot yang sesungguhnya. Walaupun seluruh adegan diusahakan untuk serealistik mungkin, ada hal-hal yang tak bisa diterapkan seperti yang seharusnya. Misalnya proses keluar masuk pesawat luar angkasa yang prosedurnya bisa memakan waktu sampai 50 menit, jelas tak mungkin diterapkan.
Chief Technical Officer dari Framestore, Steve MacPherson, mengatakan Gravity adalah film yang paling banyak menuntut penggunaan perangkat komputer yang pernah dibuat oleh mereka. Framestore memiliki pusat penyimpanan data yang bisa diakses untuk keperluan render
20 Veegraph Magazine
RSP berkolaborasi dengan Framestore dalam pembuatan asset. Tim dari RSP mengirimkan kamera dengan resolusi tinggi ke atmosfer Bumi menggunakan balon cuaca untuk bisa menghasilkan foto-foto Bumi pada orbit rendah yang nantinya digunakan untuk digital matte painting tampilan planet Bumi. “Kami tak pernah tahu bagaimana bentuk pekerjaannya, sampai lewat separuh dari jadwal kerja,” Tony Clark yang merupakan VFX Supervisor di Rising Sun Pictures menjelaskan.
www.veegraph.com
Articles
“Tekanan dari Framestore sangat besar, bahkan sejak dari awal riset. Saat mereka mengirimkan gambar dari pekerjaan yang harus dibuat, terlihat begitu sangat mendetail. Gambar tersebut merupakan hasil foto dari Soyuz yang mengorbit di atas Bumi. Dari gambar tersebut kami bisa mendapat gambaran bahwa pekerjaan ini akan menjadi sesuatu yang luar biasa.” Bila Framestore menggunakan Arnold sebagai
2D AREA
render engine-nya, lain halnya dengan RSP yang memilih Mantra dari Houdini. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk membuat detail dan menyesuaikan tampilan berdasarkan arahan dari Framestore yang dikepalai oleh Tim Webber. Tiangong dibuat di Framestore dan finalisasinya dilakukan di RSP untuk digunakan dalam beberapa adegan. Obyek stasiun luar angkasa ini memiliki ribuan texture dan jutaan polygon, benar-benar sebuah model yang sangat padat. Framestore membuat model tersebut karena dibutuhkan dalam beberapa adegan yang dilakukan Sandra Bullock di dalamnya. Framestore juga membuat kapsul Shenzou dalam ukuran sebenarnya dan kemudian membawanya ke sebuah danau dan menjatuhkannya menggunakan sebuah crane.
Selain Framestore sebagai studio utama yang menangani visual efex untuk film ini, beberapa studio lainnya ikut dilibatkan untuk membantu Framestore, seperti Prime Focus, Rising Sun Pictures, Nhance, 4DMax, XYZ RGB, Lightstage yang menangani scanning wajah dan Mova yang bertanggung jawab menangani motion capture pada wajah.J
Productions stills and visual effects images courtesy of Warner Bros Pictures. All rights reserved.
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 21
Director
Img: facebook.com/veri.sanovri
PROFILES
"The whole mind set has now changed and CG is no longer a tough a sell to agency and clients as it was before." 22 Veegraph Magazine
K
EAHLIANNYA membuat commercial film (iklan) membuat namanya dikenal luas kalangan industri periklanan. Tidak terhitung karya yang lahir dari tangan James Ashburn. Canon, Nokia, Nissan, Singtel, Motorola, Maxis, Citibank, Gudang Garam, dan Coca Cola adalah sebagian brand besar dunia yang iklannya pernah digarap pria kelahiran 1964 ini. Kekuatan karya James terletak pada penggarapan di tahap post production. Kalangan industri produksi menyebutnya dengan
JAMES ASH www.veegraph.com
Walaupun James banyak bermain dengan effect 3 dimensi, secara keseluruhan visual yang tampil masih berada pada tataran masuk di akal. Jadi, bukannya visual seperti film kartun, yang membawa penonton ke “dunia langit”. Unsur audio pada karya James, sangat membantu komunikasi dan kontinuitas visual. Pesan‑pesan disampaikan secara efektif, pada scene yang tepat, dan in-line dengan keberlanjutan visual. Materi visual dan audio dipersiapkan secara matang di tahap produksi. Tidak akan ada karya heavy post yang bisa berdiri sendiri tanpa dukungan materi lewat live shooting. Di sinilah kunci keberhasilan James. Pria yang lahir dan dibesarkan di Australia ini mengerjakan sendiri konsep eksekusi iklannya. Mulai dari penerjemahan storyboard kepada tahap eksekusi, properti yang dibutuhkan, lokasi yang ideal, konsep lighting, angle kamera, set up lokasi, wardrobe, dan sebagainya.
bekerja dengannya tidak perlu stress karena James tidak neko-neko. Bahkan, untuk urusan makan pun, James enjoy saja menyantap nasi uduk atau masakan padang. Pria ramah ini ibarat padi, semakin berisi memang semakin menunduk. Perjalanan hidup James memang sejak dini sudah bersentuhan akrab dengan dunia fotografi. James kecil sangat takjub pada keindahan alam anugerah Tuhan. Tangannya selalu gatal, ingin mengabadikan keindahan itu. Peran ayah sangat besar dalam membimbing James mengenal dunia fotografi. Maklum, sang ayah, James Strain memang seorang photografer profesional. Mereka sering hunting foto berdua. “My father was a photographer and since young I knew I would be going into a visual area either stills or motion, but motion became my passion,” ungkap pria bernama lengkap James Thomas Ashburn ini. Kecintaan terhadap fotografi terus dipupuknya. Img: James Ashburn
istilah heavy-post production. Dari segi visual, James memadukan gambar 2 dimensi, terkadang dengan still photo dengan high resolution, dengan effect 3 dimensi. Hasil compositing ini menciptakan sebuah harmoni yang indah dan menakjubkan, berkat pergerakan kamera 3 dimensi yang dramatis, yang mustahil diperoleh lewat live shot.
Pria humble ini sangat disiplin dengan konsep yang telah disepakati dengan pihak creative di agency. Proses shooting berjalan efisien. “Just do the best that you can and give 110% to every job,” katanya. Dari beberapa produksi yang dikomandoi James, tertihat jelas director ini bekerja dengan rapi, konsentrasinya tertuang habis pada proses pengambilan gambar, pilihan-pilihan angle sinematografinya selalu unik. Crew yang
HBURN Oleh: Wiwie Uminarsih & Fitra Sunandar
www.veegraph.com
James Ashburn
Veegraph Magazine 23
PROFILES
Director
Sejak umur belasan tahun, James sudah membulatkan tekadnya untuk berkarir di dunia fotografi. “Seeing my father’s passion for photography, I hope has instilled a love of photography and the visual aspects of our work,” paparnya. Tamat SMA (Senior high school), James sudah menguasai teknik fotografi dan berhasil mengembangkan angle unik pada setiap jepretannya. Beberapa tahun berselang, James memasuki dunia industri post production. Pertama bekerja, James bekerja sebagai tape operator di sebuah perusahaan post di Sydney, VTC Post Production (sekarang perusahaan ini dimiliki Digital Pictures). Untuk memperdalam ilmu, pada tahun 1979, James kuliah di jurusan Television Operations di North Sydney Technical College. Tamat kuliah, James sudah menguasai teknik off-line editing. Berkat keahlian itu, ia kemudian bergabung ke ColourWorks, tak lama, lalu pindah ke AAV. Nah, saat ia bergabung di AAV Melbourne inilah karir James mulai menanjak. Dalam dua tahun, ia sudah berhasil menggapai posisi Chief Editor. Pada tahun 1985, sebuah tawaran menarik datang dari VHQ, perusahaan post production yang baru berdiri di Singapura. Praktis, semua operasional VHQ dikendalikan oleh James yang
24 Veegraph Magazine
menjabat sebagai Operation Manager dan Senior Editor di situ. Selama sembilan tahun di VHQ Singapura, berbagai prestasi berhasil ditoreh James. la mendapatkan penghargaan dari The 4A’s Creative Circle, 6A’s Malaysia. Salah satu commercial film yang ia garap, The Tiger Beer, menggodol award di London International Ad Festival. Matang di editing, James merambah dunia directing. Commercial film pertamanya adalah iklan rokok Salem, yang ia garap di New Zealand. Sukses dengan iklan ini, nama James melambung di kawasan pasifik sebagai director iklan dengan karakter khas, heavy post. Apalagi sejak berhasil meraih FACT Award di Australia.
www.veegraph.com
Kemudian, sejak bekerja di VHQ, James menjadi incaran production house Asia Tenggara, khususnya Malaysia, Singapura, Indonesia. Kiprahnya di Indonesia dimulai pada 12 tahun lalu. Hingga saat ini James sudah menggarap banyak iklan yang tayang di jaringan televisi tanah air. James berharap dapat melahirkan iklan-iklan kualitas tinggi. “It’s a very interesting job and you feel very blessed, constantly having the opportunity to go and see some of the most beautiful parts of the world and meet great people all while working. What more could you ask for,” katanya. Berikut adalah tambahan interview singkat dengan James Ashburn berkaitan dengan studio CG di tanah air. How often do you work with local post houses? Lots. The current market is full of efficient, good and highly talented post houses. So it is great to support them and great the work is of such high standard. The technology is
industry, we can all improve. But the general quality is of world standard and getting better all the time. How about 3D/VFX, how often do you use CGI on your TVC? Most of my work contains some CG or VFX. The local CG shops are doing some great work. Three of my last four tvcs have involved local CG companies and they have done some great work turning it around quickly and efficiently. Also one involved a car which they completely modelled and built with great speed and a wonderful level of realism. The quality of CG is increasing very fast and our knowledge of how to use it effectively and efficiently is also developing. The whole mind set has now changed and CG is no longer a tough a sell to agency and clients as it was before. The more jobs we do the more understanding and experience we get. Fluid dynamics is one area we need to develop more but that is really just about doing more and more jobs using the technology and developing our skills.J
world class and our ability to maximise this technolgy is getting better and better. What do you think about their quality? Good. Of course being a relatively young
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 25
PROFILES
Costume Player
ACT Malang,
Pabrik Jagoan Sedunia Oleh: Fitra Sunandar
S
EIRING makin seringnya pameran komik, animasi, game dan toy yang diselenggarakan belakangan ini, semakin sering pula kita melihat sebuah kegiatan yang mengiringi pameranpameran tersebut. Kegiatan yang sangat menarik tersebut melibatkan banyak karakter fantasy yang sering kita lihat di film, game dan komik. Orang menyebut kegiatan tersebut dengan Cosplay, atau Costum Player. Seringnya acara cosplay diselenggarakan membuat orang-orang kreatif yang membuat kostum-kostum tersebut makin banyak bermunculan, salah satunya adalah sebuah tim bernama ACT Malang, sebuah workshop kostum dari Malang yang telah banyak ‘melahirkan’ jagoan-jagoan dari seluruh dunia. Berikut percakapan dengan salah satu anggota ACT Malang bernama Magisterian Zona Pahlevi atau biasa dipanggil Avi, mengenai workshop kostum yang mereka bentuk.
26 Veegraph Magazine
www.veegraph.com
Act Malang itu apa sih sebetulnyanya? Act Malang adalah singkatan dari Action Cosplay Team Malang. Kita adalah tim cosplay. Cosplay adalah sebuah permainan kostum, jadi di sini kita memerankan sebuah karakter dari tokohtokoh yang kita perankan, misal menjadi Satria Baja Hitam, Naruto, atau pun karakter original ciptaan sndiri Sejak kapan berdirinya? Kita berdiri tepatnya tahun 2008, sekitar bulan Mei. Kok bisa kepikiran bikin workshop cosplay, awalnya bagaimana? Awalnya kita tim cosplay, suka ikut di eventevent cosplay. Terus lama-lama kita sering mendapat tawaran untuk show kabaret, akhirnya kita sering show di beberapa acara seperti acara ultah, toysfair, sampai launching produk kendaraan bermotor. Setelah sekian lama ngejalanin itu, suatu saat kita pernah dapat tawaran show, tapi kita kebetulan tidak bisa hadir dikarenakan ada urusan masing-masing. Akhirnya pihak event berniat menyewa kostum kita tapi beberapa ada yang minta dibuatkan kostum. Mulai dari situ kita mencoba membikin workshop kostum. Akhirnya kita mendirikan studio kecil-kecilan yang kita namai ACT Studio. Aktivitasnya meliputi melayani jasa pembuatan kostum. Di kala waktu senggang kita juga sempat bikin film-film indie, sudah tercatat ada 2 film yaitu “Gundam Battle Cosplay” sebuah film parodi dan “Satria Garuda”. Kalau kostum superhero terkenal siapa saja yang pernah dibuat? Kostum superhero terkenal yang sudah pernah dikerjakan, Iron Man, Kamen Rider, Power Rangers, Ghost Rider, Spawn, Venom, Predator. Untuk pengerjaan satu kostum biasanya berapa lama? Satu kostum rata-rata 2 minggu sampai 1 bulan,
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 27
PROFILES
Costume Player tergantung tingkat kesulitan dan antrian. Bahan yang paling banyak digunakan apa? Bahan yang paling banyak digunakan adalah busa hati, karena harga masih terjangkau oleh konsumen. Teknis pembuatannya bagaimana, apa harus mengukur badan si pemesannya dulu? Teknis pembuatan, alurnya begini, kosumen kontak kita, kita kasih harga, deal, terus kita kirim form ukuran ke konsumen kalau deal, konsumen DP 50% dari harga untuk bahanbahan. Jadi untuk sekarang ini, ACT Malang itu sudah jadi seperti perusahaan profesional dimana semua anggotanya sudah fokus bekerja di situ, atau masih sambilan dan anggotaanggotanya punya professi berbeda? Saat ini ACT studio sudah seperti home industri, cuma kita hanya jasa, dan tidak memproduksi masaal sebuah kostum. Masing-masing sudah beprofesi penuh d bidang ini. Harga kostum yang pernah dibuat bisa seharga berapa? Harga kostum bervariasi, tergantung tingkat kesulitan. Mulai dari 1,5 juta, 2 juta, sampai 5 jutaan. Ada Kostum yang menggunakan bahan fiberglass atau resin? Misal untuk helm atau topeng? Kebanyakan bahan dari busa hati. Resin lebih susah dan butuh proses lama. Kelebihan resin, tekstur lebih halus, bentuk bisa akurat, display lebih bagus. Kekurangannya, keras dan bisa pecah kalau jatuh, ukuran all size, tidak bisa disesuaikan. Suka ada pesanan kostum untuk produksi iklan / TVC, atau layar lebar? Kebanyakan pesanan kostum dari cosplayer atau kolektor.
28 Veegraph Magazine
www.veegraph.com
Pengetahuan membuat kostum didapat dari mana? Pengetahuan pembuatan kostum didapat dari internet dan eksperimen sendiri. Kalau peralatan yang digunakan, ada alat khusus atau alat standar aja? Peralatan kita bikin sendiri. Apakah pernah ikut kompetisi atau festival? Apa pernah dapat juara/penghargaan? Kalau penghargaan dulu pas kita sering ikut lomba cosplay sering dapet juara baik personil atau kelompok tapi kita lebih sering diundang untuk show sampai sekarang.
Boleh tau alamat workshopnya. Alamat workshop di Malang, Perum Buring Indah Regency. J Images courtesy of ACT Malang
Personil ACT Malang: 1. Mochamad Amin 2. Ars Ramdha 3. M.Fuad Nasvian 4. Ali prasetya 5. Magisterian Z.P 6. Hendrik Reskiawan 7. Taufiq Rochman 8. M.Minan Idris
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 29
PROFILES
Comic Artist
S
HEILA Rooswita putri adalah pembuat komik ‘Duo Hippo Dinamis’ terbitan tahun 2010. Istri dari Fajar Harianto ini tetap konsisten ngomik di antara kesibukannya mengurus dua orang anak, Aradea Kunta Awangga dan Mahadjani Hayuning Dewi. Beberapa karya lulusan ESRD Trisakti tahun 2002 ini diposting di facebook dan banyak disukai orang walau pembuatnya sendiri menyebut komik strip yang diuploadnya itu komik kriuk alias garing. Sejak kapan senang komik? Sejak kecil senang baca komik Eropa, senang tiru-tiru jadinya makin suka deh sampai sekarang. Komik Eropa seperti apa?
30 Veegraph Magazine
Senang Tintin, Asterik, komik terbitan Belgia gitu deh. Kalau komik Marvel baru tahu setelah kuliah, sebelumnya gak tahu.
SHEILA
ROOSWITA
PUTRI
Gaya komik dipengaruhi oleh siapa? Eropa -minded, lah. Tapi sudah mulai senang graphic novel dari Amerika semacam Joe Sacco. Kalo Eropa tetap cinta mati. Suka sama Herge yang bikin Tintin, itu yang nomor satu. Ada juga komikus belanda, Peter Van Dongen, sama Asterix Bikin komik sejak kapan? Bikin komik yang beneran serius, yang dibayar, tahun 1998, bikin komik buat Bank Indonesia. Sebelumnya bikin komik buat majalah sekolahan sejak SMP, buat iseng-iseng.
www.veegraph.com
Setelah itu bikin storyboard dari tahun 2002 sampai 2008, tahun 2005 bikin komik lagi.
Dari sisi cerita bagaimana? Cerita juga sudah oke.
Mana lebih enak, buat storyboard atau komik? Kalau ngomongin penghasilan enakan storyboard, duitnya cepat. Tapi itu bukan passion saya. Untuk waktu kerja, lebih enak ngomik, bisa ngedrop sendiri. Kalau storyboard kan harus ikut jadwal PH apalagi sudah punya anak dua.
Cerita untuk komik Anda lebih banyak bikinan siapa? Ada yang kolaborasi, ada yang bikin sendiri. Kolaborasi lebih enak, kecuali kalau memang yakin bisa bikin cerita sendiri.
Dari komik bisa menunjang hidup? Kalau cuma ngomik gak bisa, harus dibantu dari ilustrasi dengan gaya komik kita, itu bisa. Jadi tetap harus ada sampingan. Mengenai sos-med, bisa dimanfaatkan? Bisa banget, untuk promote di sosial media, orang-orang senang gambar kita, jalannya bisa lebih mudah dari situ. Pendapat Anda tentang perkembangan komik di Indonesia? Industri komik di Indonesia sekarang sudah jauh, sekitar 3 kali lipat. Soalnya sudah banyak penerbit, komikus juga makin banyak. Komik Indonesia yang masuk toko buku makin banyak. Semakin banyak komik yang menjangkau audience, industrinya semakin jadi. Tetap hati-hati bersaing dengan komik luar. Kualitas komik ditingkatkan, semakin oke semakin dicari.
www.veegraph.com
Harapan kedepan mengenai komik Indonesia? Berharap orang lebih banyak melihat komik Indonesia. Dan semakin banyak karya komik indonesia, hingga industrinya semakin tercipta. Masukan untuk orang yang ingin berkecimpung di industri komik? Konsisten, jangan buat satu buku gak laku terus bubar. Kalau kita konsisten suatu hari kita akan mendapatkan reward itu. Kalau jenuh ngomik? Kalau jenuh tinggalin komik sebentar, bikin cake. Jalan-jalan. Habis itu pasti kangen lagi. JFS Komikografi: - Lovely Luna ( 2005 ) - Cerita si Lala ( 2009 ) - Duo Hippo Dinamis ( 2010 ) - Komikkriuk ( 2013 )
Veegraph Magazine 31
PROFILES
Motion Graphic Artist
STEVEN RUFF MOTION GRAPHIC ARIST
D
ALAM sebuah TVC, seringkali kita lihat elemenelemen berupa obyek grafis dengan bentuk tertentu, bergerak dinamis memberi variasi menarik pada TVC tersebut. Grafis bergerak atau motion graphic semacam itu biasanya muncul pada saat product shoot atau saat harus muncul tulisan yang menerangkan produk yang diiklankan tersebut. Bahkan tak jarang pula sebuah TVC terdiri dari beberapa buah motion graphic tanpa ada talentnya.
32 Veegraph Magazine
www.veegraph.com
Orang yang biasa menangani pembuatan motion graphic dikenal dengan sebutan motion graphic artist.
Motion graphic yang hanya terdiri dari grafis 2D biasanya kebutuhan perangkat kerjanya tak seberat motion graphic berbentuk 3D yang membutuhkan proses render yang menuntut spek komputer hi-end, tak heran kalau 2D Motion Graphic Artist yang saya temui ini hanya butuh perangkat kerja berupa MacBook Pro, dan mengerjakan pekerjaannya di sebuah cafe sambil berkumpul bersama dengan temantemannya. Steven Ruff, adalah seorang Motion Graphic Artist yang sudah sering mengerjakan motion graphic untuk TVC. Hampir semua provider seluler pernah diuatkan TVC nya oleh pria kelahiran Papua ini. Lulusan DKV universitas Pasundan ini sebelumnya pernah bekerja di sebuah agency bernama Avicom sebagai Art Director sebelum akhirnya memutuskan menjadi freelancer dan mulai terjun di industri produksi iklan sekitar tahun 2004.
Saat awal bekerja selulus kuliah, Steven yang sering dipanggil Epen, terlibat dalam pengerjaan promo sebuah merek mobil mewah. Ia bertugas membuat marketing kit seperti poster dan packaging.
www.veegraph.com
Sedangkan awal saat menjadi freelancer ia menangani job untuk promosi album Alanis Morrisette dibawah label Warner Music Indonesia.
Sekarang, selain mengerjakan motion graphic untuk TVC, Steven juga sering mengerjakan info graphic, berupa presentasi atau semacam company profile. Karena materi pekerjaan yang didapatnya hanya berupa storyline, ia lebih leluasa menuangkan idenya dalam pembuatan info graphic tersebut, beda halnya dengan TVC yang semuanya harus berdasarkan brief dari director atau klien. Selain TVC dan info graphic, Steven juga pernah mengerjakan job pembuatan
print ads, website, majalah, dan projection mapping.
Seperti halnya pekerjaan lain yang bisa membuat jenuh dan bosan, begitu juga dengan pekerjaan membuat motion graphic untuk iklan yang seringkali kejar tayang. Untuk mengatasi rasa jenuhnya, Steven biasanya bermain dengan kedua anjing peliharannya yang berjenis golden german shepherd yang sudah dipeliharanya sejak usia tiga bulan. Steven biasa mengajari anjing-anjing tersebut dengan latihan yang biasa dilakukan oleh anjing K9 - anjing yang diperbantukan pada petugas kepolisian. JFS
Veegraph Magazine 33
GALLERY MESH1000 PROJECT
Muhamad Masjhuri facebook.com/arie.tride
[email protected]
34 Veegraph Magazine
www.veegraph.com
GALLERY
LUTUNG KASARUNG
Kevin Panca
[email protected]
BARDA MANDRAWATA
Ari Yanto facebook.com/ ari.yanto.9480111
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 35
LIFE IN THE WILD
Amman Abdulkarim facebook.com/ amman.abdulkarim
36 Veegraph Magazine
www.veegraph.com
FAN ART OF KATSUHIRO OTOMO’S AKIRA: TETSUO SHIMA Benny ‘Bennos’ Kusnoto facebook.com/ benny.kusnoto
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 37
NACROMANCER
Linggar Bramanty facebook.com/linggar.dinajed
38 Veegraph Magazine
www.veegraph.com
GALLERY
MR. MAXWELL, THE LITTLE PITBULL Bhakti facebook.com/ siBhek
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 39
REVIEW
Houdini
Brings you new and enhanced tools that will meet the most demanding production requirements. oudini dikenal sebagai aplikasi yang mampu menangani pekerjaan heavy-post yang membutuhkan Dynamics dan Particle. Partikel memegang peranan kunci dalam pembuatan VFX dalam Houdini, di samping Rigid Body Dynamics, Fluids dan Cloth effects. Houdini 13 memperkenalkan particle simulation engine yang jauh lebih cepat, terutama dalam particle systems yang sangat besar. Di versi 13 ini particles telah terintegrasi dengan dynamics context untuk menghasilkan kontrol dan interaksi yang lebih baik dengan perangkat simulasi lainnya. Arsitektur vex-based ini bisa dijalankan secara multi-threaded dan bisa menghasilkan percepatan sampai dengan sepuluh kali lipat dan menghasilkan cached yang bisa dijalankan maju atau mundur pada timeline.
H
Selain perbaikan pada Particle System,
40 Veegraph Magazine
Houdini 13 juga menawarkan Finite Element Solver yang telah diperbaharui, yang berfungsi untuk membuat efek destruction yang realistik. Finite Element solver lebih menganalisa tarikan pada obyek dibandingkan mematahkan atau menghancurkan obyek.
Fitur lain yang mengalami perbaikan di versi 13 ini adalah Lighting Workflow yang baru, Bullet Solver, Filp Fluids and Ocean, New Packed Primitives.J
www.veegraph.com
LightWave 11.6
L
ightwave 11.6 merupakan update gratis bagi pemilik LightWave versi 11. Disamping itu telah dirilis juga NevronMotion plug-in for LightWave 11.6 yang menggunakan Microsoft Kinect camera untuk meng-capture gerakan secara real time dan menggunakannya untuk 3D atau live-performance characters. Di versi 11.6 ini, pengguna bisa membuat animasi menggunakan Spline Control tool.
Nulls atau obyek lainnya bertindak sebagai node untuk mengontrol dan mengatur obyek seperti tentakel, ekor, bahkan elevator. Dengan menggunakan teknologi NVIDIA CgFX shader bisa menghasilkan previs dengan LightWave OpenGL agar obyek atau karakter dengan low-polygon bisa terlihat seperti hi-res obyek. Selain itu pada LightWave Modeler terdapat opsi import and export untuk mendukung file STL dan PLY untuk keperluan 3D Printing.J mendapatkan referensinya.
SFBT-3, DUMMY KEREN DARI JEPANG
S
ebagai seorang komikus, visualizer atau CG artist, seringkali kita membutuhkan referensi gesture atau pose tubuh manusia, dan untuk pose-pose tertentu seringkali tidak mudah
www.veegraph.com
Tidak seperti dummy kayu yang biasa kita lihat, sekarang ada dummy terbuat dari plastik dengan kemampuan membentuk banyak pose yang sangat bermanfaat untuk dijadikan referensi. SFBT3, nama dummy tersebut, memiliki 80 titik pergerakan yang sangat impresif terutama pada bagian bahu, tangan dan jari. Mata dan kelopak matanya pun bisa digerakan. Sampai saat ini hanya tersedia satu jenis karakter, yaitu karakter wanita dewasa dengan begitu banyak bagian yang menempel tanpa baut, tersusun rapi sekaligus tampak rumit.
Dibuat oleh sebuah perusahaan bernama Dolk Station dari Jepang, dummy ini dibandrol dengan harga cukup mahal, sekitar 3 juta rupiah. Namun mengingat fungsinya yang bisa sangat membantu, serta bentuknya yang unik serta relatif masih barang baru, rasanya harga itu cukup sesuai.J
Veegraph Magazine 41
REVIEW
T
GoPro HERO3+
D
engan ukurannya yang kecil plus casing anti air, serta dengan kompatibilitas penggunaan GoPro mount dan aksesoris lainnya, kamera ini sering digunakan untuk mengambil gambar dari olah raga extrim seperti motocross, snow boarding, terjun payung, arung jeram, dan lainnya. GoPro HERO3+ diklaim memiliki ukuran 20% lebih kecil dan lebih ringan dibanding versi sebelumnya. Ukurannya yang lebih kecil tentu tak mengurangi kemampuannya yang bisa merekam gambar dengan resolusi 4K dan mengambil gambar diam dengan resolusi 12MP sampai dengan 30 frames per second. Dilengkapi dengan built-in Wi-Fi yang kecepatannya empat kali lebih cepat serta tahan air sampai kedalaman 40 meter. Diperkenalkan pula fitur SuperView, sebuah mode video yang bisa menghasilkan gambar wide angle. Sedangkan fitur Auto Low Light mode secara otomatis bisa mengubah frame rates berdasarkan kondisi cahaya untuk menghasilkan kualitas gambar yang baik pada cahaya rendah. Baterai pada HERO3+ 30% lebih awet. Kemampuan merekam suaranya pun telah mengalami peningkatan kualitas baik untuk merekam suara, musik bahkan raungan mesin bagi yang menggunakannya pada motor atau mobil. Teknologi advanced wind-noise reduction yang telah diterapkan membuat suara tetap jernih walau dalam aktifitas berkecepatan tinggi.J
42 Veegraph Magazine
D'ARTISTE MATTE PAINTING 3
S
eri Ballistic’s d’artiste adalah buku digital art tutorial yang telah dikenal luas oleh para praktisi seni digital dari seluruh dunia. Dalam buku Matte Painting 3 ini memuat beberapa teknik membuat matte painting dari para master yang telah berkecimpung di industri game dan film. Buku setebal 240 halaman ini menyajikan proses kreatif dalam membuat matte painting, bukan hanya sekedar "how to" dengan penggunaan software tertentu. Sebagai tambahan, dalam buku ini ada katakata pembuka dari Michael Pangrazio, salah satu pioner matte painter yang sekarang menjadi senior art director di Weta. Ia menceritakan tentang sejarah matte painting melalui pengalamannya dan memberikan saran dalam delapan halaman tanya jawab. Harga buku ini di Amazon adalah 57 US Dolar .J
www.veegraph.com
TIPS n TRICK
Projection Mapping pada Kepala Anjing Oleh: Didi Komara (Lab24 Studio)
T
IPS N TRICK kali ini akan membahas VFX hasil kerja dari rekan-rekan di Studio Lab24, yaitu sebuah film iklan Go Choco. Berikut Didi Komara dari Lab24 menjelaskan prosesnya. Pada Tips n Trick kali ini Lab24 akan membedah kerjaan mengenai solusi yang dipakai untuk menyelesaikan salah satu problem/ masalah dari proses pengerjaan TVC Go Choco. TVC ini sebenernya adalah remake dari versi yang sudah ada. Pada proses awal salah satu tugas saya adalah membuat mata anjing buldog menjadi besar (exaggerate). Untuk bagian ini sebenernya tidak ada masalah, klien sudah suka, namun ternyata terjadi pengembangan adegan sebelum mata anjing ini membesar, yaitu kepala anjing buldog ingin dikondisikan dari mulut terbuka menjadi tertutup sambil merem, matanya kemudian menoleh sedikit ke kanan.
!
Modeling kepala anjing
Ingin berbagi menyampaikan Tips 'n' Trik dalam bidang ilustrasi, komik, 3D, editing atau compositing? Materi bisa dikirimkan melalui email ke:
[email protected]
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 43
TIPS n TRICK Karena adegan ini di luar dari konsep awal, saya tidak pernah mempersiapkan modeling kepala anjing buldog ini secara detail. Maka saya harus mencari solusi secepatnya, karena materi yang ada pada saat itu hanya hasil shooting, kemudian waktu yang diberikan hanya 4 hari. Dari breakdown problem itu, akhirnya saya memilih teknik projection mapping sebagai solusinya. Pertama saya cari hasil dari shooting yang kiranya tampak depan frontal, dari situ saya coba modeling kasar yang kira-kira mengarah ke bentuk kepala anjing tersebut, cukup bagian depan saja karena bagian belakang nantinya tidak akan terlihat.
UV Unwrap model kepala anjing
Setelah pembuatan model kepala anjing selesai lalu diteruskan dengan proses UV Unwrap, lalu lanjut ke pembuatan blendshapes (mata merem, jidat mengkerut, dsb). Setelah proses UV dan Blendshapes, model kepala tersebut kemudian diberi rigging sederhana untuk menggerakan bagian rahang bawah.
Blendshapes kepala anjing
44 Veegraph Magazine
Setalah semuanya siap, maka kepala anjing tersebut kita kasih texture projection mapping dari angle kamera yang sudah kita pilih sebelumnya. Kemudian texture tersebut kita bake agar menjadi texture tersendiri dengan ukuran 2048 X 2048 pixel. Karena kita project dari bagian depan otomatis bagian samping texture tersebut akan stretching, bagian yang tertarik inilah yang kita tambal dengan beberapa hasil shotingan yang kira-kira tampak samping.
Texturing kepala anjing
Dilanjutkan dengan proses yang sama untuk bagian lidah dan gigi. Setelah semuanya selesai, maka kita animasikan kepala tersebut sesuai dengan keinginan klien. Untuk rendering sendiri tidak terlalu berat, karena dasarnya kita ambil dari texture projection otomatis looks realnya
Rigging sederhana pada kepala anjing
www.veegraph.com
sudah dapat, saya hanya menambahan oclusion sedikit untuk area mata dan mulut. Bagian akhir adalah compositing. Pada bagian ini kita menghilangkan/menghapus bagian pinggir dari kepalaa anjing hasil shooting untuk kita ganti dengan kepala anjing yang sudah kita buat. Kemudian menghaluskan area leher agar lebih blending/menyatu dengan hasil shooting. Untuk mata anjing buldog menjadi besar (exaggerate) pada prinsipnya sama saja, untuk bagian ini saya cukup membuat area sekitar mata saja.J
Director Producer Offline editor Online editor CG Artist
: : : : :
Indra Bob Geboth Jambul Didi Komara (facebook.com/didi.komara)
www.veegraph.com
Video bisa dilihat di: http://www.youtube.com/watch?v=uIV9OvjryLg
Veegraph Magazine 45
HIGHLIGHT 01
02
04
03
01. Shooting TVC 'Lay' by Inno Maleo Films, Jakarta (image: facebook.com/kundrad) 02. Chandra Endroputro on Shooting location (di Jepang) FTV 'Aishiteru', kerjasama Indonesia-Jepang. (image: facebook.com/chandra.endroputro) 03. Anggy Umbara on Shooting location film 'Comic 8'. (images: facebook.com/anggy.umbara) 04. Battle of Toys, Balai Kartini, Jakarta, 19-20 Oktober 2013 (image: facebook.com/sheilaro2105)
46 Veegraph Magazine
www.veegraph.com
05
05. Staff & Crew film 'Battle of Surabaya' (image: facebook.com/BattleOfSurabayaTheMovie) 06. Indonesia Comic and Animation Forum (image: facebook.com/berny.julianto) 07. Seminar 'Mengupas Industri Animasi Dunia', MSV Pictures, 5 Oktober 2013 (image: facebook.com/BattleOfSurabayaTheMovie) 08. Peserta Super Gathering Blender Army di BIAF 2013, Cimahi, Jawa Barat (image: facebook.com/komunitas.blender)
07
06
08
!
Bagi Anda yang memiliki foto acara dan kegiatan yang berkenaan dengan komik, animasi, shooting film, studio komik & animasi, post house, production house, dan ingin foto tersebut dimuat di halaman ini, bisa mempostingnya melalui feacebook.com/veegraphmagazine
www.veegraph.com
Veegraph Magazine 47
MEMBANGUN SATU KOTA DIMULAI DARI SATU RUMAH
VEEGRAPH ANIMATION WORKSHOP Membuka Kelas 3D Animasi ON-LINE
Tak perlu keluar dari rumah untuk ikut les animasi. Veegraph 3D Animation Workshop membuka Program Basic belajar modeling dan animasi on-line yang mengajarkan siswa cara membuat modeling rumah sederhana, texturing, lighting, rendering, simple animation, dan cara memanfaatkan asset 3D dengan menggunakan aplikasi Cinema 4D. Program ini setara dengan 3 sesi pertemuan yang bisa diikuti calon siswa dari seluruh Indonesia dengan biaya pendaftaran sebesar 500.000,- Rupiah. INFO LEBIH LENGKAP:
www.veegraphworkshop.com |
[email protected] | 021-9847.2464 |
veegraphworkshop
Klik Untuk Melihat Materi Belajar
“Cepat nangkap kok, semuanya dijelasin dengan detail banget lho. 2 sesi aja terasa udah berbakat, hehehe. Kalau engga ngerti tinggal tanya lewat media sosial. Fast respond. recommended, deh!”
Andy, Kepulauan Riau
Les ini khusus bagi siswa yang baru mulai belajar animasi 3D