1
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PENGELOLAAN LABORATORIUM PADA MATA KULIAH TEKNIK DAN MENA.IEMEN LABORATORIUM UNTUK PENGEMBANGAN LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS RLAU Arnentis & Yuslim Fauziah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa yang mengambil matakuhah Metoda Teknik Laboratorium terhadap pengelolaan laboratorium untuk arah pengembangan laboratorium biologi di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau. Sampel pada penelitian ini sebanyak 100 orang. Adapun parameter yang digunakan adaiah persepsi mahasiswa dengan 6 indikator yaitu perencanaan, penataan, administrasi,pengamanan, perawatan dan pengawasan. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa digunakan angket tertutup. Flasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap pengelolaan laboratorium pendidikan biologi FKIP UR pada indikator perencanaan memiliki kategori baik dengan rerata 4,10 indikator penataan memiliki kategori cukup baik dengan rerata 3,45, indikator adminislrasi memiliki kategori cukup baik dengan rerata 3,45, indikator pengamanan memiliki kategori cukup baik dengan rerata 2,99, indikator perawatan memiliki kategori baik dengan rerata 4,06 dan indikator pengawasan memiliki kategori baik dengan rerata 3,88. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa yang mengambil matakuliah metoda teknik laboratorium terhadap pengelolaan laboratorium untuk arah pengembangan laboratorium biologi di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau adaiah cukup baik dengan rerata 3,67.
Kata kunci." Persepsi, Pengelolaan, Laboratorium
PENDAHULUAN Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.03/Januari/2010 dan Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.02 dan No.l3/Mei/2010, yang dimaksud dengan Laboratorium Pendidikan adaiah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat pemianen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pada tingkat perguruan tinggi, laboratorium merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam mewujudkan fungsi T R I D H A I ^ A perguruan tinggi. Laboratorium merupakan sarana bagi mahasiswa dan dosen
2
untuk melakukan kegiatan pendidikan, penelitian, dan layanan pada masyarakat. Banyak laboratorium perguruan tinggi diminta menjadi pihak kctiga untuk melakukan pengujian produk untuk memperoleh data yang berhubungan dengan kasus-kasus pencemaran makanan (kasus melamin, kasus bakteri toksik, kasus zat warna, atau pengawet formalin) atau pencemaran lingkungan yang memiliki dampak sosial dan ekonomi yang luas, termasuk konsekuensi hukumnya. Agar dukungan laboratorium terhadap pelaksanaan kegiatan TRJDIIARMA perguruan tinggi tersebut berlangsung efektif dan efisien, maka laboratorium harus dikelola secaraprofesional agar mampu bcradaptasidengan perkembangan iptek yang begitu cepat, termasuk perkembangan sistem manajemen pengelolaan laboratorium modern, sehingga peralatan dan fasilitas laboratorium lainnya difungsikan secara optimal, untuk memastikan validitas setiap data (akurasi, presisi, reproducibility, repeatibility, tracebility) yang dihasilkan pada kegiatan praktikum, penelitian, dan kegiatan pelayanan pada masyarakat. Untuk mencapai keadaan tersebut, laboratorium perguruan tinggi sangat perlu didorong dan difasilitasi untuk bisa menerapkan standar sistem manajemen mutu pengelolaan laboratorium yang bcrlaku secara intemasional yang banyak diadopsi saat ini. Dalam Untlang - Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan adalali usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana beiajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-Undangg RI Nomor 20 Tahun 2003,Silem Pendidikan Nasional,Citra Umbara,Bandung,2003) Dalam pembelajaran biologi pemanfaatan laboratorium atau kegiatan praktikum merupakan bagian dari proses beiajar mengajar. Melalui kegiatan praktikum siswa akan membuktikan konsep atau teori yang sudah ada dan dapat mengalami proses atau percobaan itu sendiri, kemudian mengambil kesirapulan, sehingga dapat menunjang pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dalam hai ini jika siswa lebih paham terhadap materi pelajaran diharapkan hasil belajamya dapat meningkat. Laboratorium biologi merupakan salah satu fasilitas penting untuk menunjang keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran biologi atau kegiatan ilmiah lainnya. Oleh karena itu, mengharuskan pengelolaan laboratorium biologi diiaksanakan secara professional untuk dapat mengembangkan kompetensi managerial dan organisasi laboratorium biologi. Untuk mencapai hal tersebut, sebagai pengelola laboratorium biologi berusaha memberikan dukungan pada proses pengembangan laboratorium dengan jalan membantu memberikan evaluasi diri tentang usaha optimalisasi fasilitas laboratorium yang selama ini telah dikerjakan. Penelitian ini akan mengeksplorasi tentang persepsi mahasiswa tentang optimalisasi pengelolaan fasilitas laboratorium dan arah pengembangan yang dibutulikan. Optimalisasi serta pengembangan laboratorium merupakan sasaran akhir yang ingin diupayakan dalam penelitian ini. Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber
3
daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Sementara Luther M . GuUick (1993) menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adaiah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan, pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran. Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu perencanaan,f)enataan,pengadministrasian,pengamanan,perawatan,pengawasan. Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang diiaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasamya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetjip berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mcncakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Para pengelola tersebut mempunyai tugas dan kewenangan yang berbeda namun tetap sinergi dalam pencapaian tujuan bersama yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adaiah : Bagaimanakali Persepsi Mahasiswa Terhadap Pengelolaan Laboratorium Pada Mata Kuliah Teknik Dan Menajemen Laboratorium Untuk Pengembangan Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau ? Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui persepsi mahasiswa yang mengambil matakuliah metoda teknik laboratorium terhadap pengelolaan laboratorium untuk arah pengembangan laboratorium biologi di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau
METODE PENELITLVN Penelitian ini diiaksanakan di Laboratorium Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau pada bulan April sampai dengan September 2012. Jenis penelitian ini adaiah penelitian deskriptif. Menurut Kountur (2009), penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadaf) objek yang diteliti. Dalam penelitian ini peneiiti berusaha memberikan deskripsi tentang persepsi mahasiswa terhadap pengelolaan laboratorium pendidikan biologi FKIP Universitas Riau Tahun Ajaran 20I2/20I3.Populasi dalam penelitian ini adaiah mahasiswa dan dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau Tahim Ajaran 2012/2013. Sampel total dalam penelitian ini yaitu 100 mahasiswa yang terdiri dari 4 angkatan 2008-2011 di pendidikan biologi. Parameter yang
4
diukur dalam penelitian ini adaiah : persepsi mahasiswa terhadap pengelolaan laboratorium pendidikan dengan indikator: Perencanaan, penataan, pengadministrasian, pengamanan, perawatan dan pengawasan Data mengcnai persepsi mahasiswa dan dosen diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian berupa angket tertutup. Angket tersebut berisi pertanyaan yang menunjukkan persepsi mahasiswa terhadap pengelolaan laboratorium pendidikan biologi FKIP UR sesuai indikator yang ada. Pertanyaan dalam angket tertutup tersebut berjumlah 40 pertanyaan, terdiri dari 7 pertanyaan untuk indikator perencanaan, 8 pertanyaan untuk indikator penataan, 7 pertanyaan untuk indikator administrasi, 6 pertanyaan untuk indikator pengamanan, 5 pertanyaan untuk indikator, dan 7 pertanyaan untuk indikator pengawasan . Tiap pertanyaan ditentukan menggunakan skala Likert dengan rentang 1-5. Skala likert diberikan sesuai dengan option jawaban yang terdiri dari 4 alternatif. Skala 1 untuk jawaban setuju tidak sekali (STS), skala 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), skala 3 untuk jawaban kurang setuju (KS), skala 4 untuk jawaban setuju (S), dan skala 5 untuk jawaban sangat setuju (SS). Data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan rumus: Keterangan : M = Rata-rata yang ingin dicari = Jumlah dari hasil perkallian antara masing-masing skor dengan frekuensinya N = Banyak individu Untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap pengelolaan laboratorium pendidikan biologi FKIP Universitas Riau Tahun Ajaran 2012/2013 . Maka ditetapkan rentang penilaian yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Interval Nilai dan Kategori Persepsi Mahasiswa dan Dosen Interval 4,70-5,00 3,70-4,69 2,70-3,69 2,00-2,69 < 1,99
Kategori Baik Sekali (A) Baik (B) Cukup Baik (C) Kurang Baik (D) Sangat Kurang Baik (E) Sumber : Arikunto, (2005)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Persepsi mahasiswa terhadap pengelolaan laboratorium biologi pada rndikator perencanaan meJiputi kegiatan mempersiapkan bahan-bahan kimia untuk praktikum, mempersiapkan tenaga asisten untuk membantu pelaksanaan praktikum, jadwal kegiatan praktikum, mempersiapkan buku penuntun, kctcrsediaan alat dan bahan sesuai dengan materi dan pengadaan peralatan dan bahan sesuai prosedur. Rata-rata untuk setiap aspek dapat dilihtit pada Tabel 2.
5
Tabel 2. Persepsi Mahasiswa Terhadap Pengelolaan Laboratorium Pendidikan Biologi Pada Indikator Perencanaan Skor (tan Seharan Jawaban Indikalur Persepsi
No Seal
STS 1
2
3
4
5
L Perencanaan
1
1(1)
6(12)
4(12)
66(264)
2
TS
KS
S
SS
Jumlab
N
Rerata
Kateeori
23(115)
404
100
4.04
B
0
0
I (3)
51 (204)
45 (240)
447
100
4.47
B
:!
1(1)
0
4(12)
63 (252)
32 (160)
425
100
4.25
B
4
1(1)
1(2)
5(15)
53 (212)
40 (200)
430
100
4.30
E
5
0
6(12)
12 (36)
65(260)
17(85)
393
100
3.93
n
6
3(3)
1(2)
23 (69)
60 (240)
13 (65)
379
100
3.79
n
7
1(1)
9(18)
23 (69)
53 (240)
14 (65)
393
100
3.93
B
JunUah
28.71
Reraia
4.10
B
Ket: B = Baik C = Cukup Baik
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa rerata persepsi mahasiswa terhadap pengelolaan laboratorium pendidikan biologi pada indikator perencanaan adaiah 4,10 (Baik). Data tersebut menunjukkan bahwa perencanaan tehadap pengelolaan laboratorium Pendidikan Biologi dilakasanakan dengan baik . Pada subindikator mempersiapkan tenaga asisten untuk membantu pelaksanaan praktikum memiliki rerata paling tinggi yaitu 4,47 (Baik). Hal ini berarti bahwa setiap pelaksanaan praktikum kepala atau petugas laboratorium ketika sebelum pelaksanaan praktikum teiali mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan praktikum yang akan diiaksanakan. Persiapan yang maksimal untuk pelaksanaan praktikum sangat perlu diiaksanakan agar proses praktikum lebih efesien dan efektif. Maka dari itu, untuk membantu kinerja dosen pada saat praktikum dibutuhkan asisten. Asisten praktikum berperan penting dalam setiap kebutuhan yang akan diperlukan pada saat praktikum. Rerata paling rendah dari 7 subindikator tersebut adaiah pada subindikator kctcrsediaan alat dan bahan laboratorium yang sudah sesuai dengan materi dan topik yang akan dipraktikumkan yaitu 3,79 (baik). Alat dan bahan yang akan digunakan sangat berpengaruh pada skill mahasiswa dan untuk menunjang pencapaian hasil beiajar. Jika alat dan bahan kurang sesuai dengan materi yang akan dipraktikumkan, maka hal ini tentunya sangat berdampak sekali pada hasil beiajar mahasiswa. Padahal tujuan diadakannya praktikum adaiah untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis mahasiswa tersebut.
Perencanaan laboratorium pendidikan biologi FKIP Universitas Riau secara umum sudah sangat baik sekali, namun daiam hal ini pasti masih terdapat kekurangan dari berbagai aspek. Ini menjelaskan bahwa kepala laboratorium beserta laboran harus lebih ekstra mengelola laboratorium agar laboratorium efektif digunakan ketika praktikum maupun penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa. Pada bidang sains laboratorium sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Kurangnya perhatian terhadap manajemen laboratorium dapat menjadi faktor paling utama yang menyebabkan laboratorium kurang memadai untuk kegiatan praktikum maupun penelitian oleh mahasiswa. Tabel 2. Persepsi Mahasiswa Terhadap Pengelolaan Laboratorium Pendidikan Biologi Pada Indikator Penataan Skor dan Sebanin Jawaban indikalor Persepsi
No Soal
1
2
3
4
5
11. Peiiabuin
8
11(11)
20(40)
46(138)
17(68)
6(30)
9
4(4)
11(22)
20(60)
59(236)
JO
7(7)
21 (42)
28 (84)
42(84)
11
0
3(6)
23 (69)
64 (256)
STS
TS
KS
S
Jumlah
!M
Rerata
Kategori
287
100
2.87
C
6(30)
352
100
3.52
C
3(10)
227
100
2.27
D
10 (50)
381
100
3.81
B
SS
12
0
4(8)
18 (54)
68 (272)
10(50)
384
100
3.84
B
13
2(2)
9(18)
30 (90)
51( 204)
8(40)
354
100
3.34
C
14
1(1)
9(18)
19 (57)
42 (208)
19 (95)
379
100
3.79
B
15
0
8(16)
10(30)
61 (244)
21 (105)
395
100
3.95
B
I
Jumlah
27.59
Kerata
3.45
C
Kct: B = Baik C = Cukup Baik D = Kurang Baik
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa rerata persepsi mahasiswa terhadap pengelolaan laboratorium pendidikan biologi pada indikator penataan cukup baik. Dalam hal ini ruangan tempat praktikum tidak sesuai dengan ketentuan yang seharusnya yakni untuk 40 orang mahasiswa idealnya luas ruangngan ± 2,5 m . Rerata paling rendah dari 8 subindikator adaiah pada subindikator tata ruang yaitu 2,27 (Kurang baik). Hal ini dikarenakan tata ruang yang kecil sulit untuk menata letak papan tulis, wastafel, letak meja dan Iain-lain. Menurut Sobiroh (2006), tata letak (lay out) disesuaikan dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjaga keamanan, sedang tata ruang tergantung pada kondisinya, namun perlu diatur sehingga mempennudah kegiatan praktikum/ pemanfaatarmya. Untuk mendukung kelancaran pemanfaatan laboratorium alarn dapat disediakan kebun botani, "green house ", dan Iain-lain. Peralatan yang harus dipenuhi oleh sebuah laboratorium antara lain adalali meja yang terdiri dari meja kerja siswa, meja kerja giiru, meja demonstrasi, dan
7
meja dinding; kursi; lemari; bak cuci; listrik; papan tulis; rak;alat dan bahan praktikum; alat peraga pendidikan seperti model, bagan, contoh hewan & tumbuhan; perkakas: kotak PsK dan isinya; alat pemadam api;dan alat kebersihan. Dari subindikator penataan alat praktikum yang sensitive seperti neraca analitik sudah tepat pada ruangan yang khusus. Penataan bahan kimia di laboratorium sudah baik dan teratur serta mudah dijangkau. Namun untuk bahanbahan yang mudah terkontaminasi dan berbahaya, seharusya memiliki tempat yang khusus. Hal ini dikarenakan jikan bahan-bahan tersebut berada dalam satu mangan dengan bahan yang lainnya, ini akan mengakibatkan kontaminasi terhadap bahan yang lainnya. Seharusnya untuk laboratorium yang baik yaitu memiliki ruang khusus (ruang asam, ruang steril, ruang gelap, dan lain-lainnya). Menurut Riandi (2009) bahwa penyimpanan alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat geias tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam. Tabel 3. Persepsi Mahasiswa Terhadap Pengelolaan Laboratorium Pendidikan Biologi Pada indikator Administrasi Skor
No S«al
III. Administtrasi
16
.STS
TS
KS
S
SS
Jumlah
N
Rerata
Kategori
1
2
3
4
S
0
5(10)
10(30)
67 (268)
IS (90)
398
100
3.98
li
17
0
6(12)
29(87)
63 (252)
2(10)
361
100
3.61
C
18
2(2)
12(24)
18(54)
60 (240)
8(40)
360
100
3.60
C
19
4(4)
6(12)
27(81)
53(212)
10 (50)
359
100
3.59
c
20
3(3)
10 (20)
27(18)
54(216)
6(30)
287
100
2.87
c
H
Ml)
U (22)
2S(«4)
52 (7.08)
«(4<»
3S5
100
3.55
c
22
7(7)
7(14)
19(57)
58 (232)
9(45)
355
100
3.55
c
24.75 3.54
c
Jumlah Rerata
Ket: B = Baik C = Cukup Baik
j
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa rerata persepsi mahasiswa terhadap pengelolaan laboratorium pendidikan biologi pada indikator administrasi cukup baik. Dari 7 subindikator administrasi hanya 1 yang memiliki kategori baik (3,98) yaitu penyiapan atau pembuatan jadwal praktikum. Untuk subindikator lainnya memiliki kategori cukup. Subindikator yang paling rendah adaiah alat dan bahan praktikum yang digunakan dapat dilihat pada buku inventarisasi alat dan bahan yang ada di laboratorium (2,87). Hal ini menunjukkan baliwa perlu adanya inventarisasi alat dan bahan untuk setiap semestcmya di laboratorium. Ini dilakukan agar semua alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum tercakup di laboratorium. Pencatatan atau pengadministrasian merupakan suatu proses pedokumentasian seluruh komponen fisik laboratorium. Proses ini mencakup kegiatan mendaftar semua fasilitas, alat dan bahan yang ada
8
berdasarkan kategori tertentu atau sesuai dengan peraturan yang berlaku. Administrasi laboratorium ini dilakukan oleh pengelola laboratorium. Menurut Lubis dalam Thantris (2008) pengelola laboratorium bertugas untuk mengadministrasi alat-alat dan bahan-bahan, serta harus menyusun daftar alat dan bahan di laboratorium yang dikelolanya. Daftar alat sebagai bukti inventaris laboratorium merupakan suatu keharusan. Pencatatan mengenai pemakai dan riwayat alat untuk alat-alat tertentu Keberadaan data alat dan bahan merupakan sumber kajian untuk mempelajari potensi laboratorium. Berdasarkan alat yang ada maka dapat dikembangkan kegiatan produktif yang relevan. Tabel 4. Persepsi Mahasiswa Terhadap Pengelolaan Laboratorium Pendidikan Biologi Pada Indikator Pengamanan Skor dan Scbaran Jawaban Indikalnr Penepsi
No Soal
STS !
2
3
23
15 (IS)
16 (32)
22(66)
X(M-t)
24
1(1)
17(34)
25 (75)
TS
KS
Jumlah
N
Reraia
Kategori
J 1(55)
312
100
3.12
r
44(176)
10 (50)
336
100
3.36
C
8(40)
304
100
3.04
C
6(30)
250
100
2.50
D
S 4
SS S
I" •
25
18(18)
11 (22)
28 (84)
35(140)
26
22(22)
20
(40)
30 (90)
17 (68)
27
17(17)
13 (26)
38(114)
26(104)
6(30)
291
100
2.91
C
28
13(13)
6(12)
22(66)
35 (140)
14(70)
301
100
3.01
C
17.94 2.99
c
Jumlah Rerata
1
Ket: B - Baik C = Cukup Baik D = Kurang Baik
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa rerata persepsi mahasiswa terhadap pengelolaan laboratorium pendidikan biologi pada indicator pengamanan cukup baik. Dari segi pengamanan laboratorium pendidikan biologi belum memadai, dalam hal ini dilihat dari rerata persepsi mahasiswa terhadap pengamanan 2,99 (Cukup baik). Dari 6 subindikator ada 1 indikator yang memiliki kategori kurang baik yaitu cerobong asap yang sangat diperlukan pada kegiatan praktikum, sudah tersedia dilaboratorium pendidikan biologi (2,50). Hal ini dikarenakan laboratorium pendidikan biologi FKIP U R belum memiliki sarana berupa cerobong asap untnk keamanan praktikum. Laboratorium yang baik seharusnya memiliki tingkat keamanan yang bagus mulai dari P3K, kebutuiian air, ketersediaan toilet, alat pemadam kebakaran, dan Iain-lain. Tata letak laboratorium juga harus diperhatikan untuk menghindari terjadinya kontaminasi ke lingkungan lainnya. Menurut Riandi (2009) Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang mcnuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau
9
dibangun pada lokasi sumber air. Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran,mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium. Tabel 5. Persepsi Mahasiswa Terhadap Pengelolaan Laboratorium Pendidikan Biologi Pada Indikator Perawatan Skor dan Scbaran Jawaban Indikator Persepsi
V. Perawatan
No Soal
STS
TS
KS
S
SS
1
2
3
4
5
Jumlah
N
Herata
Kategori
29
0
1 (I)
14 (42)
53 (232)
32 (160)
435
100
4.35
B
30
0
2(4)
10 (30)
61 (244)
27(135)
413
100
4.13
B
31
0
2(4)
3(9)
68 (260)
27(135)
408
100
4.08
B
32
0
2(4)
11(33)
59 (236)
28(140)
413
100
4.13
B
33
2(7.)
15 (30)
17(51)
.53 (212)
13 (65)
360
100
3.60
C
20.29 4.06
B
Jumlah Rerata
B = Baik C = Cukup Baik
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa persepsi mahasiswa terhadap pengelolaan laboratorium pendidikan biologi pada indikator perawatan sudah baik dengan rerata 4,06 (Baik). Dari 5 subindikator hanya 1 subindikator yang memiliki kategori cukup baik. Ini dikarenakan setclali pelaksanaan praktikum selcsai diiaksanakan alat parktikum berupa alat manual maupun digital jarang dilakukan kalibrasi secara berkala terhadap alat tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan laboratorium biologi masUi perlu pembenahan yang lebih baik kedepannya. Kegiatan ini dilakukan dengan cara periodik melakukan pemeriksaan terhadap seluruh utility ruangan (listrik, gas, pemadam kebakaran, detektor) dan kondisi alat serta aksesorisnya. Semua peralatan diperiksa dalam fungsi normal dan akurasinya. Untuk peralatan mekanik hendaknya diiaksanakan pemberian minyak pelurnas. Untuk peralatan optik diiaksanakan pembersihan kotoran/jamur pada lensa atau body alat. Selain itu diiaksanakan penggantian suku cadang terhadap komponen yang aus atau rusak. Menurut Marsito (2012), perawatan terhadap alat dan bahan laboiatorium dilakukan secara tiga yaitu perawatan terencana, korektif, dan tidak terencana. Perawatan merupakan kegiatan untuk meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Dalam kaitannya dengan perawatan peralatan laboratorium, perawatan dimaksudkan sebagai usaha preventif atau pencegahan agar peralatan tidak rusak atau tetap teijaga dalam kondisi baik, siap beroperasi, serta upaya untuk menyetel atau memperbaiki kembaii peralatan laboratorium yang sudah terlanjur rusak atau kurang layak sehingga siap digunakan.
10
Tabel 6. Persepsi Mahasiswa Terhadap Pengelolaan Laboratorium Pendidikan Biologi Pada Indikator Pengawasan Skor dan Seiiarau Jawaban Indiluilor Persepsi
No Soal
STS I
2
3
4
5
VI. Petigawasan
34
0
0
14 (42)
63 (252)
1(2)
7(21)
35 3*
TS
KS
\^^)
0
S
Jumlah
N
Rerata
Kategori
23 (115)
409
100
4.09
B
SS
58 (232)
33 (156)
412
100
4.12
B
60 (2W)
38(190)
435
100
4.35
B
37
1(1)
2(4)
8(24)
56 (224)
23(115)
368
100
3.68
C
38
2(2)
0
12 (36)
69 (276)
17(85)
399
100
3.99
B
39
3(3)
9(18)
29 (87)
53 (212)
6(30)
350
100
3.50
C
344
100
3.44
c
40
6(6)
Ket:
17(34)
17(51)
47(188)
13 (65)
Jumlah
27.17
l^erala
3.SS
B
; B = Baik C = Cukup Baik
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa rerata persepsi mahasiswa terhadap pengelolaan laboratorium pendidikan biologi pada indikator pengawasan baik. Hal ini menunjukkan bahwa pengawasan dilaboratorium pendidikan biologi di FKIP UR telah dilakukan dengan baik baik oleh kepala laboratorium, analis, maupun laboran. Dari 7 subindikator yang diajukan kepada mahasiswa pendidikan biologi ada 3 subindikator yang merailiki kategori cukup. Subindikator yang memiliki kategori cukup baik dengan rerata paling rendah yaitu ketika berlangsungnya praktikum mahasiswa selalu diavvasi oleh dosen pengampu matakuliah (3,44). Ini menunjukkan bahwa selama praktikum berlangsung dosen mata pengampu jarang mengawasi kegiatan tersebut. Seringkali praktikum diawasi oleh asisten yang telah ditunjuk oleh dosen pengampu mata kuliah. Seharusnya dosen pengampu mata kuliah harus terus berada di ruangan laboratorium ketika pelaksanaan praktikum berlangsung. Oleh karena itu, asisten harus lebih ekstra kerja untuk menjadi instruktur dalam kegiatan praktikum. Menurut Dendie dalam Hudha (2011) bahwa keberadaan asisten instruktur sangat membantu tugas instruktur karena peran dari asisten Instruktur adaiah untuk membantu praktikan yang tertinggal materi yang telah dijelaskan oleh instruktur. Seorang instrukutur dapat terus fokus maju pada materi-materi yang disampaikan, karena praktikum memiliki batas waktu dan materi yang harus disampaikan Untuk mengetahui perbandingan rerata persepsi mahasiswa terhadap pengelolaan laboratorium pendidikan biologi FKIP universitas Riau Tahun Ajaran 2012/2013 dapat dilihat pada gambar L
11
Rerata Persepsi Mahasiswa
Gambar. 1 Grafik perbandingan rerata persepsi mahasiswa terhadap pengelolaan laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau. Pada grafik dapat terlihat bahwa rerata persepsi mahasiswa terhadap pengelolaan laboratorium pendidikan biologi berkisar antara 2,99-4,10. Indikator yang memiliki rerata paling tingggi yaitu indikator perencanaan dengan rerata 4,10. Tingginya nilai rerata persepsi mahasiswa terhadap indikator perencanaan pada pengelolaan laboratorium menunjukkan bahwa perencanaan ketika pelaksanaan praktikum tersebut diiaksanakan dengan baik oleh kepala laboratorium, laboran, maupun asisten. Hal ini tentunya pengelolaan laboratorium harus diiaksanakan secara teqierinci agar laboratorium lebih baik digunakan baik untuk kegiatan praktikum maupun untuk penelitian mahasiswa. Menurut Hudha (2011) bahwa bahwa pengelolaan praktikum di laboratorium memerlukan sinergitas antara praktikan, asisten,instruktur, laboran, ketua junisan, dekanat, hingga rektorat. Dari 6 indikator yang telah diajukan kepada mahasiswa, ada 1 indikator yang paling rendah nilai reratanya yaitu pengamanan (2,99). Hal ini menunjukkan bahwa keamanan yang ada di laboratorium pendidikan biologi FKIP UR masih kurang baik. Ini terlihat mulai dari sarana di laboratorium sendiri hingga keamanan dari SATPAM. Sarana prasarana seperti alat-alat keamanan yang digunakan ketika pelaksanaan praktikum seperti cerobong asap, P3K, ventilasi dan blower, unit pengoiahanan limbah, bak cuci dan saluran yang aman harus tersedia di laboratorium. Menurut Riandi (2009) laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll. Laboratorium IPA membutuhkan ventilasi yang baik, leblh-lebih untuk laboratorium biologi yang sering menggunakan bahan-bahan mudah menguap. Kadang-kadang ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela, sehingga dibutuhkan alat perotasi udara scperti kipas pcnyedot (ceiling fans). Adanya kipas pcnyedot
12
ini dapat membantu pergantian udara menjadi lebih baik. Laboratorium harus memiliki pasokan listrik yang cukup untuk mendukung kegiatan praktikum. Hal ini di jelaskan oleh Riandi (2009) pada laboratoium biologi, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting. Besarnya daya yang terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat laboratorium, terutama alat-alat laboratorium yang membutuhkan daya besar, seperti oven, furnace, autoclave dan Iain-lain. Tegangan listrik harus selalu dicek apakah stabil atau tidak.Tegangan listrik yang tidak stabil dapat merusak alat-alat. Harus diperhatikan pula instalasi listrik, jangan didekatkan dengan aliran air dan gas. Selain itu harus dilengkapi dengan pengaman yang mudah dijangkau. Terminal out let harus mudah dijangkau. Rerata persepsi mahasiswa terhadap pengelolaan laboratorium masih berada dibawah kategori baik yaitu sebesar 3, 67 (Cukup baik). Ini menjelaskan bahwa masih terdapat kekurangan terhadap pengelolaan laboratorium yang diiaksanakan di laboratorium pendidikan biologi. Kekurangan yang terdapat pada pengelolaan laboratorium tentunya harus mendapat perhatian khusus dari kepala laboratorium, ketua program studi, pihak dekanat, hmgga rektorat. Menurut McLagan & Nel dalam Hudha (2011) setiap organisasi atau lembaga harus berlandaskan participative governance artinya ada keijasama antar setiap bidang atau unit untuk mencapai tujuan. Pola ini memprioritaskan partisipasi antar unit untuk pengembangan profesional berkelanjutan. Hal ini juga ditegaskan oleh Suyanta (2010) agar semua kegiatan yang dilakukan di dalam laboratorium dapat berjaian dengan lancar, dibutuhkan sistem pengelolaan operasional laboratorium yang baik dan sesuai dengan siluasi kondisi setempat. Kesimpalan Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh suatu gambaran tentang persepsi mahasiswa dan dosen terhadap pengelolaan laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau Taliun Ajaran 2012/2013 secara keseluruhan memiliki kategori cukup baik dengan rerata 3, 67, diantaranya : 1. Indikator perencanaan pengelolaan laboratorium pendidikan biologi FKIP Universitas Riau sudah sangat baik sekali (4,10) 2. Indikator penataan pengelolaan laboratorium pendidikan biologi FKIP Universitas Riau sudah cukup baik (3,45) 3. Indikator administrasi pengelolaan laboratorium pendidikan biologi FKIP Universitas Riau sudah cukup baik (3,45) 4. Indikator pengamanan pengelolaan laboratorium pendidikan biologi FKIP Universitas Riau sudah cukup baik (2,99) 5. Indikator perawatan pengelolaan laboratorium pendidikan biologi FKIP Universitas Riau sudah baik (4,06) 6. Indikator pengawasan pengelolaan laboratorium pendidikan biologi FKIP Universitas Riau sudah baik (3,88)
13
SARAN 1. Untuk penataan bahan-bahan yang mudah terkontaminasi dan berbahaya, seharusya diletakkan pada tempat yang khusus. Hal ini dikarenakan jika bahan-bahan tersebut berada daiam satu ruangan dengan bahan yang lainnya, ini akan mengakibatkan kontaminasi terhadap bahan yang lainnya. Selain itu sebaiknya disediakan beberapa ruangan khusus (ruang asam, ruang steril, ruang gelap, dan lain-lainnya). 2. Untuk administrasi perlu adanya inventarisasi alat dan bahan untuk setiap semestemya di laboratorium. Selain itu, sebaiknya dilakukan penyusunan terhadap alat dan bahan yang akan digunakan secara sistematis agar lebih mudah dalam pengelolaannya. 3. Untuk pengamanan seperti alat pemadam kebakaran, kotak P3K, untuk dapat diletakkan dalam ruangan praktikum agar mudah diambil mahasiswa jika suatu ketika diperlukan. Pengadaan satpam juga penting menjaga keamanan labotorium dari hal-hal yang tidak diinginkan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2005. Dasar ~ Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Hudha,A., M . 2011. Analisis Pengelolaan Praktikum Biologi di laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang. Jurnal Penelitian Dan Pemikiran Pendidikan, Vol.1 (1). U M M . Diakses tanggal 14 Desember 2012, dari http://ioumal.umm.ac.id/index.php/JG/article/view/99 Kountur R. 2009. Metode Penelitian Untuk Percetakan Buana Printing. Jakarta.
Pemilisan Skripsi dan Tesis.
Marsito. 2012. Perawatan dan Pemeliharaan Alat Laboratorium. Diakses tanggal 14 Desember 2012 dari http:// Marsito.wordpress.eom//perawatan dan pemeliharaan alat laboratorium. Riandi. 2009. Pengelolaan Lahoraioriwn. Diakses tanggal 14 Deseraber 2012, dari http://filc.upi.edu/direktori/fpmipa/iur/pend.biologi/Riandi/ pengelolaan laboratorium. pdf. Sobiroh, A. 2006. Pemanfaatan Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil Beiajar Biologi Siswa Kelas 2 SMASe-Kabupaten Banjamegara Semester 1 tahun 2004/2005. Skripsi Pendidikan Biologi, MlPA UNS. Seraarang. Sudijono, A . 2009. Pengantar Stalistik Pendidikan. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta. Suyanta. 2010. Manajemen Operasional Laboratorium. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
