PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA POKOK BAHASAN ALAT INDRA BAGI SISWA KELAS IV MI TARBIYATUL ULUM DESA JEMBRAK KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 (PTK KOLABORATIF) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh: ARI RETNO SATRIYANTI NIM 11509034
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA POKOK BAHASAN ALAT INDRA BAGI SISWA KELAS IV MI TARBIYATUL ULUM DESA JEMBRAK KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 (PTK KOLABORATIF) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh: ARI RETNO SATRIYANTI NIM 11509034
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013
MOTTO
1 mimpi x 10 tindakan= 10, 10 mimpi x 0 tindakan= 0 jadi tetaplah bermimpi dan lakukanlah (Ippo Santoso)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : Ayahanda (Sujatmiko) dan Ibunda tercinta (Siti lastri), kakak dan adikku tersayang: (Tri Suko Endah, Jati Kastriyanto, Bagus Aji Pamungkas dan Maretta Nanenda P. F) Keluarga besar, Mbah Sunarto, mbah Sukiyem, Sumhudi dan Suparno Almamater Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga MI Tarbiyatul Ulum yang telah membantu penelitian penulis dalam rangka penyelesaian skripsi ini Teman-teman PGMI angkatan 2009 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu Teman-teman KKN angkatan 2009 di desa pasanggrahan
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Karena dengan segala limpahan taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis diberi kemudahan dan kelapangan hati dalam menyelesaikan skripsi ini, Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW. Keluarga, sahabat dan pengikut setianya. Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri, melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu baik moril maupun spiritual, oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga, beserta stafstafnya, yang telah menyediakan tempat serta fasilitas gedung kuliah yang nyaman dan kondusif.
2.
Bapak Suwardi M.Pd. selaku ketua jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
3.
Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku Ketua program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
4.
Bapak Dr. Winarno, S.Si, M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang telah tulus, ikhlas dan senantiasa berkenan memberikan sumbangsih pikiran, serta waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5.
Bapak dan ibu dosen penguji (Dra. Siti Zumrotun, M.Ag selaku ketua penguji, Sukron Ma’mun M.Si selaku sekertaris penguji, Drs. Sumarno Widjadipa, M.PD selaku penguji I, Miftachur Rif’ah, M.Ag selaku penguji II dan Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku penguji III) yang telah menberikan banyak masukan dan saran demi perbaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan akademika yang telah membantu terselesainya skripsi ini. 7. Ayahanda (Sujatmiko) dan Ibunda tercinta (Siti lastri), kakak dan adikku tersayang: (Tri Suko Endah, Jati Kastriyanto, Bagus Aji Pamungkas dan Maretta Nanenda P. F) 8. Kepala MI Tarbiyatul Ulum Jembrak, guru dan karyawan serta semua siswasiswi yang telah berkenan membantu dan memberikan data kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu penulisan skripsi ini. Semoga amal serta kebaikan yang telah dicurahkan pada penulis diterima Allah SWT sebagai amal ibadah yang mendapat balasan yang berlipat ganda. Demikian kiranya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi wacana ilmu bagi para pembaca. Dan sebagai manusia biasa penulis menyadari banyaknya kekurangan, maka kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, 24 September 2013 Penulis
ABSTRAK Satriyanti, Ari Retno. 2013. Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Peningkatan Prestasi Belajar IPA Pokok Bahasan Alat Indra Bagi Siswa Kelas IV MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Tahun 2013/2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Winarno, S.Si, M.Pd. Kata kunci: Pembelajaran tutor sebaya, Prestasi belajar. Pembelajaran yang terjadi di MI Tarbiyatul Ulum desa Jembrak lebih menekankan pada model pembelajaran yang berpusat pada guru (teaching center) dengan demikian siswa lebih berperan sebagai obyek belum diberlakukan dalam subyek belajar. Peneliti ingin mencoba model yang lebih banyak melibatkan siswa (siswa diberlakukan dalam subyek belajar). Penelitian yang peneliti ambil adalah pembelajaran tutor sebaya yang mana siswa ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi metode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran IPA materi pokok alat indra di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Ulum Jembrak Kec. Pabelan, Kab. Semarang Tahun 2013/2014. Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Kec. Pabelan, Kab. Semarang yang berjumlah 15 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Penelitian dilakukan pada semester satu pada tahun 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode tutor sebaya. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas. Data dalam penelitian ini diambil dengan metode observasi atau melihat perilaku guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diperoleh bahwa: dengan metode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV MI Tarbiyatul Ulum Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Hasil tes siswa pada siklus I sebesar 46,7%, siklus II 66,7% dan siklus III sebesar 86,7%. Yang dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan siswa dari sesudah penerapan metode tutor sebaya yaitu siklus I sebesar 7 siswa, siklus II sebesar 10 siswa dan siklus III sebesar 13 siswa yang memenuhi KKM dengan nilai (70). Dengan metode pembelajaran ini telah mencapai ketuntasan kelas, terbukti siswa dapat mencapai KKM yang telah ditentukan > 85% (86,7%). Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis menyarankan kepada guru untuk menerapkan metode tutor sebaya dalam setiap pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
DAFTAR ISI SAMPUL JUDUL ............................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO .....................................................................................
ii
JUDUL ............................................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN .....................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ vii MOTTO ...........................................................................................................
vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii KATA PENGANTAR ....................................................................................
ix
ABSTRAK ......................................................................................................
xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ....................... 5 E. Manfaat Penelitian .................................................................... 6 F. Definisi Operasional .................................................................. 7 G. Metode Penelitian ...................................................................... 9 1. Rancangan Penelitian .......................................................... 9 2. Subjek Penelitian ................................................................ 10 3. Langkah-langkah Penelitian ............................................... 11 4. Instrument Penelitian .......................................................... 12 5. Pengumpulan Data .............................................................. 13 6. Analisis Data ....................................................................... 14 H. Sistematika Penulisan ................................................................ 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran Tutor Sebaya .......................................... 17 1. Pengertian Metode Pembelajaran…………………………... 17 2. Pengertian Tutor Sebaya……………………………………. 19 3.
Langkah-langkah pembelajaran Tutor Sebaya…………….. 20
4.
Teknik-teknik yang dapat Dikembangkan………………… 21
5.
Kelebihan dan kekurangan Metode Tutor Sebaya………… 22
B. Kolaborasi dalam PTK ………………………………………… 23 1. Pengertian kolaborasi PTK ……………………………….... 23 2. Peran peneliti dalam PTK ………………………………….. 24 3. Peran guru dalam PTK …………………………………….. 24 4. Makna kolaboratif dalam PTK …………………………….. 25 C. Prestasi Belajar ........................................................................... 25 1. Pengertian Prestasi ................................................................ 25 2. Pengertian Belajar ................................................................. 25 a. Teori-teori Belajar ............................................................. 26 b. Tujuan Belajar……………………………………………. 29 c. Prinsip-prinsip Belajar…………………………………… 30 d. Macam-macam Evaluasi Belajar………………………… 31 e. Ciri-ciri perubahan tingkah laku Belajar………………… 33 3. Pengertian Prestasi Belajar…………………………………
35
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar……..
35
b. Fungsi Prestasi Belajar…………………………………..
36
D. IPA .............................................................................................. 38 1. Pengertian IPA ...................................................................... 38 2. Fungsi Mata Pelajaran IPA ................................................... 38 3. Tujuan pengajaran IPA.......................................................... 39 4. Ruang Lingkup IPA………………………………………..
40
5. Materi Alat Indra……………………………………….......
40
E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) …………………………
47
1. Pengertian KKM ………………………………………….
47
2. Fungsi KKM ……………………………………………… 49 3. Prinsip KKM ……………………………………………… 51 4. Langkah-langkah penentuan KKM ……………………….
53
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian .......................................................................
54
1. Keadaan Guru MI Tarbiyatul Ulum…………………………
54
2. Karakteristik Siswa Kelas IV………………………………...
54
3. Pelaksanaan Penelitian……………………………………….
55
B. Penjelasan Pra Siklus ..................................................................
56
C. Penjelasan Pelaksanaan Siklus I ................................................
57
D. Penjelasan Pelaksanaan Siklus II ...............................................
59
E. Penjelasan Pelaksanaan Siklus III...............................................
61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus .........................................
64
1. Siklus I ..................................................................................
64
2. Pengamatan guru siklus I ......................................................
66
3. Pengamatan siswa siklus I …………………………………..
68
4. Siklus II .................................................................................
71
5. Pengamatan guru siklus II ......................................................
73
6. Pengamatan siswa siklus II …………………………………
75
7. Siklus III ................................................................................
79
8. Pengamatan guru siklus III ...................................................
80
9. Pengamatan siswa siklus III ………………………………...
82
B. Rekapitulasi hasil belajar siswa ..................................................
84
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................
85
B. Saran ...........................................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Daftar Guru MI Jembrak ……….………………………………. 54 Tabel 3. 2 Daftar Siswa MI Jembrak ………………………………………. 55 Tabel 4. 1 Tabel 4. 2 Tabel 4. 3 Tabel 4. 4 Tabel 4. 5 Tabel 4. 6 Tabel 4. 7 Tabel 4. 8 Tabel 4. 9 Tabel 4. 10
Data hasil belajar Siswa Siklus I ……………………………… Pengamatan Guru Siklus I …………………….……………….. Pengamatan Siswa Siklus I ………………………….…………. Data hasil belajar Siswa Siklus II……………………………… Pengamatan Guru Siklus II …………………………………….. Pengamatan Siswa Siklus II ....……………………………..…… Data hasil belajar Siswa Siklus III ….…………………………. Pengamatan Guru Sikliu III …………………………………….. Pengamatan Siswa Siklus III ……………………………………. Rekapitulasi hasil belajar siswa ………………………….………
64 66 68 71 73 75 79 80 82 84
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mata dan bagiannya …………………………………………….. Gambar 2.3 Telinga dan bagiannya ………………………………………….. Gambar 2.3 Hidung dan bagiannya ………………………………………….. Gambar 2.4 Lidah dan bagiannya ……………………………………………. Gambar 2.5 Kulit dan bagiannya ……………………………………………..
41 43 44 45 46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I ………..
89
Lampiran 2
Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II ………
95
Lampiran 3
Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus III ……..
101
Lampiran 4
Lembar pre test dan post test siklus I ………………
107
Lampiran 5
Lembar pre test dan post test siklus II ……………..
109
Lampiran 6
Lembar pre test dan post test siklus III …………....
112
Lampiran 7
Dokumentasi………………………………………
115
Lampiran 8
Lembar konsultasi skripsi…………………………
118
Lampiran 9
Surat permohonan ijin penelitian …………………
120
Lampiran 10 Surat keterangan penelitian ……………………….
121
Lampiran 11 Nilai SKK mahasiswa…………………………….
122
Lampiran 11 Riwayat hidup penulis ……………………………
125
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang semakin maju ini, pendidikan sangat penting bagi anak-anak saat ini, pendidikan yang di dalamnya terdapat proses belajar mengajar yang harus dilalui oleh seorang siswa ataupun guru. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas (Djamarah, 1997: 88), Seperti yang tercantumdalam GBHN tahun 1994 “……Terselenggaranya pendidikan Nasional yang mampu mewujudkan manusia…….kreatif, produkitf dan professional (Departemen Agama RI, 2002: 253).
Tenaga pendidik
merupakan salah satu komponen yang bertugas melatih, mengajarkan dan mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam siswa, karena tugas guru salah satunya mengajar maka guru mempunyai wewenang sebagai tenaga pendidik. Pada materi IPA yang sebagian besar berhubungan dengan manusia dan masyarakat metode yang digunakan biasanya ceramah dan gambar, guru dalam menyampaikan pengetahuan berupa lisan, sedikit anak yang mampu menangkap materi yang diajarkan guru. Oleh karena itu dalam poses belajar mengajar diperlukan pendekatan yang mana sesuai dengan kemampuan dan minat anak, yang lebih efektif dan mampu menumbuhkan kreatifitas dan prestasi anak.Pembelajaran yang terjadi di MI Tarbiyatul Ulum lebih
menekankan pada model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center) dengan demikian siswa lebih berperan sebagai obyek, belum diberlakukan dalam subyek belajar. Berdasarkan hasil survei pada bulan juli tahun 2013 kelas IV MI Jembrak menunjukkan bahwa kemampuan dalam menyerap materi pelajaran IPA materi Alat Indra tergolong rendah, hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa kelas IV MI Jembrak nilainya belum mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70, dari 16 siswa nilai rata-ratanya 59,5, Sedangkan siswa yang dapat mencapai nilai KKM 70 hanya 5 siswaatau 31, 25% dari jumlah siswa. Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti ingin mencoba model yang lebih banyak melibatkan siswa (siswa diberlakukan dalam subyak belajar) adanya metode pembelajaran lain dalam menyampaikan pelajaran yaitu dengan metode pembelajaran tutor sebaya yang mana metode ini memperdayakan siswa-siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam bidangnya, siswa yang berkompeten tersebut bertugas untuk menyampaikan materi kepada teman-temannya yang belum faham dari materi, sehingga memenuhi ketuntasan belajar. Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila seseorang peserta didik mampu mengajarkan kepada peserta didik lainnya (Silberman, 1996: 165) Pembelajaran tutor sebaya guru sebagai fasilitator dan pendamping dalam proses belajar mengajar, dengan kreatifitasnya sang guru dapat memberikan pengalaman mengajar bagi para siswa calon guru (Sudirman, 1988: 161)
dengan memberdayakan siswa-siswa yang mampu dan aktif untuk menjadi tutor bagi temannya, karena sekarang ini sudah banyak model-model pembelajaran IPA terpadu yang dapat mengaktifkan anak didik. Salah satunya adalah model pembelajaran tutor sebaya, karena fakta di lapangan menujukkan bahwa tingkat emosi antara siswa dengan guru berbeda, anak yang belajar dari temannya memiliki status dan tingkat umur yang cenderung sama maka dia tidak akan merasa terpaksa dalam menanggapi ide-ide ataupun sikap dari gurunya, dalam tutor sebaya akan lebih bebas dalam menyampaikan pendapatnya dan dapat lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga berpengaruh terhadap proses belajar-mengajar, untuk itu perlu adanya teman sebagai pembantu dalam belajar. Tutor sebaya adalah siswa yang ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan siswa (Muhammad, 2011). Peran teman dapat mendukung adanya suatu motivasi tersendiri bagi anak. Pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sesuai dengan usianya akan lebih berkesan bagi anak didik, siswa akan merasa nyaman dan tidak ada rasa canggung dalam proses pembelajaran. Motivasi dari teman akan menambah rasa kepercayaan diri dan akan lebih meningkatkan prestasi belajarnya, apabila anak yang berprestasi dilibatkan dalam proses belajar mengajar akan lebih efektif lagi, anak yang berprestasi akan meningkatkan
belajarnya lebih giat, sedangkan yang masih kurang dapat terbantu dengan anak yang berprestasi dengan cara belajar dengan temannya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis menganggap penting untuk melakukan penelitian dalam rangka mengetahui: Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Peningkatan Prestasi Belajar IPA Pokok Bahasan Alat Indra bagi Siswa Kelas IV MI Tarbiyatul Ulum Desa Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.
B. Rumusan Masalah Adapun
rumusan
masalah
dari
penelitian
ini
adalahapakah
penerapanmetode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaranIPA pokok bahasan alat indra di kelas IV MI Tarbiyatul Ulum Desa Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014?
C. Tujuan Penelitian Adapun
tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahuipenerapanmetode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaranIPA pokok bahasan alat indra di kelas IV MI Tarbiyatul Ulum Jembrak, Kecamatan Pabelan,Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan rencana yang diambil untuk diuji dalam rangka menerapkan kebenarannya atau sebaliknya didalam kesesuaiannya dengan akal dan harus dibuktikan kebenarannya. (Ghony, 2009: 84), Adapun yang mengatakan hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan, (Sugiono, 2009: 64). Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah bahwa penerapan metode pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi siswa pada pembelajaran IPA materi pokok Alat Indra bagi siswa MI Tarbiyatul Ulum Desa Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Berdasarkan hipotesis di atas, maka indikator keberhasilannya dapat peneliti tunjukkan sebagai berikut: Indikator Keberhasilan
Sub Indikator Keberhasilan
Prestasi siswa dalam pelajaran
Siswa mampu mengetahui bagian-
IPA
bagian alat indra dan fungsinya . Siswa
mampu
menjelaskan
mekanisme kerja alat indra dan cara merawatnya.
E. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan Penelitian di atas, maka dapat diketahui manfaat penelitian ini yaitu: 1. Segi teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran berupa ilmu pengetahuan, bagi pemilihan metode pembelajaran, khususnya dalam metode pembelajaran tutor sebaya yang dilakukan pada siswa MI Tarbiyatul Ulum Jembrak pada pelajaran IPA, dan dapat juga digunakan untuk mata pelajaran yang lainnya. 2. Segi praktis a. Bagi siswa, memperoleh pelajaran IPA yang lebih menyenangkan karena metode baru dan dapat meningkatkan prestasinya khususnya pada materi IPA. b. Bagi guru, sebagai masukan dalam pengelolaan kelas dan strategi belajar mengajar yang aktif dengan metode tutor sebaya. c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan ilmu yang berarti dalam rangka meningkatkan kualitas dan belajar mengajar bagi MI Tarbiyatul Ulum Jembrak. d. Bagi peneliti, mendapatkan pengalaman langsung dalam proses belajar mengajar mata pelajaran IPA sekaligus metode pengajaran yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan kelak. Selain itu sebagai calon guru agar lebih siap dalam melaksanakan tugas sesuai dengan perkembangan zaman.
F. Definisi Operasional 1. Metode pembelajaran Menurut Uno (2009: 65) metode pembelajaran adalah cara-cara yang dilakukan pengajar atau instruktur untuk menyajikan informasi atau pengalaman baru, menggali pengalaman peserta belajar, menampilkan unjuk kerja peserta belajar dan lain-lain, senada dengan Uno, menurut Djamarah (1997: 84) metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi, metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru untuk memberikan informasi atau pengalaman baru dalam bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 2. Tutor sebaya Menurut
Hamalik
(1991:
73)
Tutorial
adalah
bimbingan
pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif. Tutor sebaya adalah siswa yang ditunjuk atau ditugaskan membantu teman-temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan siswa(Muhammad, 2011). Jadi, tutor sebaya adalah memaksimalkan seluruh potensi anak yang memiliki kemampuan dalam penguasaan materi kemudian dibimbing dan diberi arahan yang kemudian ditugaskan untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar.
Dengan demikian metode pembelajaran tutor sebaya adalah cara yang dilakukan guru untuk memberikan informasi atau pengalaman baru dengan memaksimalkan anak yang memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 3. Prestasi Belajar Prestasi belajar dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (Bakir, 2006: 168) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran. Prestasi disini ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. 4. IPA Menurut Susapti (2009: 04) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau disebut ilmu alamiah merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Dalam penelitian ini, materi IPA MI yang menjadi obyek penelitian adalah tentang indra. Indra menurut Abtokhi (2008: 2009) adalah kumpulan reseptoratau organ indra (mata, telinga, hidung, lidah dan kulit) yang khusus untuk menyadari suatu bentuk perubahan lingkungan.
G. Metode Penelitian 1. Rancangan penelitian Penelitian ini adalah PTK. Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Suyadi (2010: 18) menjelaskan pengertian PTK yaitu: a. Penelitian Kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati. b. Tindakan Gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terrencana dengan tujuan tertentu, dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik. c. Kelas Tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama. Dari ketiga pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan, kelas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
2. Subjek Penelitian a.
Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Tarbiyatul Ulum Desa Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.
b.
Subjek penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas IV di MI Tarbiyatul Ulum Desa Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014 sejumlah 15 siswa.
c.
Waktu penelitian Penelitian dilakukan kurang lebih selama 2 minggu yaitu pada tanggal 17-31 Juli 2013.
3. Langkah-langkah penelitian Langkah-langkah awal untuk dapat menyusun proposal PTK yaitu:
Perencanaan Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan Siklus III
?
Gambar 1.1 Empat Langkah dalam PTK Suyadi (2010: 50)
a. Perencanaan Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi.
Rencana PTK hendaknya disusun berdasarkan kepada hasil pengamatan awal yang refleksif. b. Pelaksanaan Pelaksanaan yang dimaksud disini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. c. Pengamatan Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan
terkait.Observasi
dalam
PTK
adalah
kegiatan
pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja PBM. d. Refleksi Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi (Kunandar, 2011: 71-75). 4. Instrumen Penelitian Menurut Kunandar (2011: 124) “instrumen penelitian adalah alat pengumpul data”. Dalam penelitian ini instrumen yang dipakai oleh peneliti untuk memperoleh data adalah lembar soal-soal tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. 5. Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah metode yang digunakan peneliti dalam merekam data (informasi) informasi yang dibutuhkan (Suyadi, 2010: 84).
Dalam penelitian ini cara peneliti mengumpulkan data yaitu dengan metode sebagai berikut: a. Tes formatif Menurut Purwanto (1988: 143) tes formatif adalah tes yang diberikan kepada murid-murid pada setiap akhir program suatu pelajaran. Fungsinya untuk mengetahui sampai di mana pencapaian hasil belajar murid dalam penguasaan bahan atau materi pelajaran yang telah diberikan sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah dirumuskan di dalam satuan pelajaran tersebut. Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan dan peningkatan prestasi siswa. Siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan materi apabila telah mencapai nilai minimal 70 dari target yang ditentukan. b. Observasi atau pengamatan Observasi atau pengamatan ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Purwanto, 1988: 193). Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa dalam pembelajaran yang diterapkan tutor sebaya. c. Wawancara Wawancara
merupakan
pertanyaan-pertanyaan
secara
verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan
informasi
atau
penjelasan
hal-hal
yang
dipandang
perlu
(Wiriaatmadja, 2008: 117). Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan
keterangan
yang
relevan
berkaitan
dengan
pemahaman siswa tentang materi alat indra. d. Dokumentasi Dokumenasi adalahuntuk mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen yang berupa catatan hasil belajar, transkrip nilai, foto-foto, laporan pengamatan, tes dan dokumen lain yang mendukung. Dokumentasi ini peneliti gunakan untuk mengetahui keaktifan di kelas dalam proses belajar mengajar. 6. Analisis data Analisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85)
Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan dilakukan analisis dengan rumus persentase sebagai berikut:
Keterangan:
P = Persentase F = frekuensi N= jumlah seluruh siswa
H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis menyusun dengan sistematikan sebagai berikut: 1.
Bagian awal meliputi : Halaman sampul, lembar logo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan, deklarasi, motto dan persenbahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
2.
Bagian inti meliputi : BAB I
Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian,
penelitian,
hipotesis
defisini
penelitian,
operasional,
manfaat
metodologi
penelitiandan sistematika penulisan skripsi. BAB II
Kajian
pustaka
menjelaskan
tentang,
metode
pembelajaran tutor sebaya, prestasi belajar dan pelajaran IPA.
BAB III
Pelaksanaan tindakan, terdiri dari subjek penelitian, karakteristik siswa dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV
Hasil penelitian dan pembahasan meliputi diskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan per siklus.
BAB V 3.
Penutup, meliputi kesimpulan dan saran.
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup penulis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Pembelajaran Tutor Sebaya 1. Pengertian Metode Pembelajara. a. Pengertian metode Pembelajaran Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai
tujuan yang diharapkan (Djamarah, 1997: 84-85), sedangkan Menurut Uno (2009: 65) metode pembelajaran adalah cara-cara yang dilakukan pengajar atau instruktur untuk menyajikan informasi atau pengalaman baru, menggali pengalaman peserta belajar, menampilkan unjuk kerja peserta belajar dan lain-lain Jadi metode pembelajaran adalah cara atau alat yang digunakan guru untuk memberikan informasi atau pengalaman baru dalam bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. b. Kedudukan metode dalam belajar mengajar Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang diikat ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Kedudukan metode belajar mengajar menurut Djamarah (1997: 82-85) adalah sebagai berikut: 1) Metode sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berbagai fungsinya,
karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. 2) Metode sebagai Strategi Pengajaran Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai. Untuk itu guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan . salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. 3) Metode sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Apalah artinya kegiatan
belajar
mengajar
mengindahkan tujuan.
yang
dilakukan
tanpa
Metode mengajar sangat penting kedudukannya karena merupakan sarana komunikasi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian ketepatan sebuah metode yang perlu diperhatikan sesuai dengan strategi dan tujuan pengajaran serta kemampuan guru dalam mengelola kelas. 2. Pengertian Tutor Sebaya Menurut
Hamalik
(1991:73)
Tutorial
adalah
bimbingan
pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif.Tutor sebaya adalah siswa yang ditunjuk atau ditugaskan membantu teman-temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan siswa(Muhammad, 2011).
Berkaitan dengan hal tersebut, Silberman (2009: 165) menyatakan sebagai berikut. Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila seseorang peserta didik mampu mengajarkan kepada peserta lain. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama, saat ia menjadi narasumber bagi yang lain. Strategi berikut merupakan cara praktis untuk menghasilkan mengajar teman sebaya di dalam kelas. Strategi tersebut juga memberikan kepada pengajar tambahan-tambahan apabila mengajar dilakukan oleh para peserta didik. 3. Langkah-langkah pembelajaran tutor sebaya Menurut Nurudin (2009: 9-10) langkah-langkah tutor sebaya adalah sebagai berikut:
a) Pilihlah materi yang mungkin dapat dipelajari secara mandiri. b) Pilih siswa yang berkompeten dalam bidang tersebut. c) Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang hiterogen, siswa yang pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor. d) Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok dipandu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya. e) Berilah waktu yang cukup untuk menyelesaikan materi tersebut. Yang menjadi bagian terpenting dalam pelaksanaan metode tutur sebaya ini adalah guru harus memberikan intruksi yang jelas kepada kelompok akan tugas-tugasnya terutama tugas bagi tutordalam kelompok. 4. Teknik-teknik yang dapat dikembangkan Banyak teknik yang dapat dikembangkan dalam dalam kegiatan belajar kelompok kecil diantaranya: a) Tutorial Individu (TI) Metode itu dianggap metode belajar yang ideal, karena satu orang tutor berhadapan dengan satu orang siswa. Metode itu memiliki metode lainnya, terutama dalam hal pengembangan keterampilan dan pengetahuan konseptual. Pada kenyataannya, metode itu jarang dilaksanakan
sebab
banyaknya
tujuan
menyebabkan
kehadiran siswa-siswa lainnya dan interaksi di antara mereka.
perlunya
b) Tutorial Kelompok (TK) Pada dasarnya tutorial berdasarkan pada hubungan antara satu orang guru dengan satu orang siswa. Namun dewasa ini sudah mulai umum dilaksanakan tutorial kelompok, dimana satu orang guru membimbing sekelompok siswa yang terdiri dari lima atau tujuh orang siswa sekaligus pada waktu yang sama. Dengan teknik itu, sebenarnya tidak banyak berbeda dengan pengajaran kelas. Pendekatan tutorial kelompok lebih menitikberatkan pada kegiatan bimbingan individuindividu dalam kelompok (Hamalik, 2003: 188-189)
5. Kelebihan dan Kekurangan Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan tutor sebaya. a. Kelebihan dari tutor sebaya 1) Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa siswa yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada gurunya. 2) Bagi tutor pekerjaan tutoring akan dapat memperkuat konsep yang sedang dibahas.
3) Bagi
tutor merupakan kesempatan untuk
melatih diri
memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran. 4) Mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan sosial. b. Kekurangan dari tutor sebaya 1) Siswa yang dibantu sering kali belajar kurang serius karena hanya berhadapan dengan temannya sendiri sehingga hasilnya kurang memuaskan. 2) Ada beberapa orang siswa yang merasa malu atau enggan untuk bertanya karena takut kelemahannya diketahui oleh temannya. 3) Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan karena perbedaan jenis kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi program perbaikan. 4) Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor sebaya karena tidak semua siswa yang pandai dapat mengajarkan kembali kepada teman-temanya (Amiruddin, 2010) Berdasarkan definisi tentang tutor sebaya, maka dapat disimpulkan
bahwa
tutor
sebaya
adalah
bagaimana
memaksimalkan kemampuan siswa yang berprestasi di kelas untuk mengajarkan dan menularkan ilmunya kepada mereka
yang kurang berprestasi. Sehingga murid yang kurang berprestasi dapat mengejar ketertinggalanya.
B. Kolaborasi dalam PTK 1. Pengertian Kolaborasi Menurut Basrowi (2008: 74) menyatakan sebagai berikut. Penelitian kolaboratif melibatkan beberapa pihak, yaitu guru, kepala sekolah, dosen LPTK, dan orang lain yang terlibat menjadi satu tim secara kemitraan, yang secara serentak melakukan penelitian dengan tiga tujuan, yaitu (1) meningkatkan praktik pembelajaran, (2) menyumbang pada perkembangan teori, dan (3) meningkatkan karier guru. Dalam proses penelitian seperti ini, tidak hanya pihak luar semata yang bertindak sebagai innovator. Dengan suasana kerja seperti itu, guru dan dosen LPTK/PGSD dapat saling mengenal, saling belajar, dan saling mengisi proses peningkatan profesionalisme masing-masing. Dalam hal ini yang terlibat kolaborasi adalah guru kelas dengan peneliti.
2.Peran peneliti dalam kolaboratif a. Melakukan segala persiapan perangkat-perangkat pembelajaran metode tutor sebaya mulai siklus I dengan materi mata, siklus II dengan materi hidung dan telinga dan siklus III dengan materi lidah dan kulit. b. Merancang pembentukan kelompok, pembagian siswa disetiap kelompok, serta penerapan tutor sebaya disetiap kelompok;
membekali
tutor
sebaya
sebelum
pelaksanaan
pembelajaran
kelompok dengan pembekalan materi yang akan diajarkan atau dibahas di kelas. c. Mengatur jalannya kegiatan proses belajar mengajar. 3. Peran guru dalam kolaboratif a. Guru memberi informasi karakteristik siswa yang akan menjadi obyek penelitian. b. Guru memberi informasi tentang nominasi kemampuan atau prestasi yang dimiliki tiap-tiap siswa sebagai bahan masukan bagi peneliti dalam pembentukan kelompok. c. Guru
memberikan
nominasi
nama-nama
yang
pantas
atau
dimungkinkan berperan menjadi tutor sebaya.
4. Makna Kolaborasi dalam PTK a. Kolaborasi PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuam guru dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan serta memperbaiki kondisi praktek pembelajaran yang dilaksanakan.
b. Kolaborasi yang dilakukan diharapkan dapat meringankan, sekaligus dapat membantu permasalahan yang dihadapi sehingga dapat dicarikan jalan keluarnya melalui PTK (Basrowi, 2008: 28). Jadi, makna kolaborasi dalam PTK adalah untuk membantu kesulitan atau masalah guru dalam meningkatkan pengajaran dan mengurangi kendala yang mengganggu kegiatan proses belajarmengajar.
C. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”, prestasi disini hanya dibatasi dalam bidang pendidikan khususnya dalam pelajaran IPA. Prestasi yang dimaksud tidak lain adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin, 1988: 2-3)
2. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk (Purwanto, 1988: 86), sedangkan menurut Good dan Brophy dalam
bukunya Uno (2007: 15) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses atau interaks yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan perilaku sebagai hasil dari pengamatan itu sendiri (belajar). Dengan demikian prestasi belajar adalah hasil usaha seseorang untuk perubahan tingkah laku kepada yang lebih baik ataupun perubahan yang lebih buruk. a. Teori-teori belajar Teori belajar yang dikenal dalam psikologi antara lain: 1) Teori conditioning a) Teori classical conditionaling ( Pavlov dan Watson) Gerakan-gerakan refleks itu dapat dipelajari, dapat berubah karena mendapat latihan. Sehingga dengan demikian dapat dibedakan
dua
macam
refleks,
yaitu
refleks
wajar
(unconditioned reflex) dan refleks bersyarat/refleks yang dipelajari (conditioned reflex) yang terpenting dalam belajar menurutteori conditioning ialah adanya latihan-latihan yang kontinu. b) Teori conditioning dari Guthrie Guthrie mengemukakan bahwa Ulangan-ulangan atau latihan yang berkali-kali memperkuat asosiasi yang terdapat antara unit tingkah laku yang satu dengan unit tingkah laku yang berikutnya.
c) Teori Operant Conditioning (Skinner) Skinner membedakan adanya dua macam respon, yaitu: Respondent response (reflexive response) respon yang ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu, Operant response (instrumental response) respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu. Seseorang anak yang belajar (telah melakukan perbuatan) lalu mendapat hadiah, maka ia akan menjadi lebih giat belajar (responnya menjadi lebih intensif/kuat). d) Teori Systematic Behavior (Hull) Clark C. Hull mengemukakan teorinya, yaitu bahwa suatu kebutuhan atau ”keadaan terdorong’’ (oleh motif, tujuan, maksud, aspirasi, ambisi) harus ada dalam diri seorang yang belajar, sebelum suatu respon dapat
diperkuat atas dasar
pengurangan kebutuhan itu. Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan peneliti lebih menekankan kepada teori conditioning dari Guthrie karena belajar itu memperlukan latihan yang berulang-ulang yang kemudian akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya kepada yang lebih baik. 2) Teori Conectionism (Thorndike) Proses belajar menurut Thorndike melalui proses:
a) Trial and error (mencoba-coba dan mengalami kegagalan) dan b) Law of effect yang berarti bahwa segala tingkah laku yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya. 3) Teori Belajar menurut Psikologi Gestalt Belajar menurut psikologi Gestalt dapat diterangkan sebagai berikut. Pertama dalam belajar faktor pemahaman atau pengertian (insight) merupakan faktor yang penting. Kedua, dalam belajar pribadi atau organisme memegang peranan yang paling sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktifmekanistis belaka, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan (Purwanto, 1988: 91-105) Berdasarkan teori-teori belajar yang telah dikemukakan, peneliti mengambil kesimpulan bahwa teori belajar menurut psikologi Gestalt yang tepat dalam penelitian ini, karena pemahaman terhadap materi sangat dibutuhkan dalam metode pembelajaran tutor sebaya. Anak yang menjadi tutor harus faham materi yang akan diajarkan kepada temannya, peran individu sangat berpengaruh dalam pembelajaran, semakin anak aktif maka perannya semakin berpengaruh dalam proses belajar-mengajar.
b. Tujuan Belajar Menurut Sardiman (2009: 26-28) tujuan belajar ada tiga jenis yaitu: 1) Untuk mendapatkan pengetahuan Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. 2) Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman konsep
atau merumuskan konsep, juga
memperlukan suatu keterampilan yang berupa jasmani maupun rohani. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. 3) Pembentukan sikap Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua perilakunya oleh para siswanya. Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai-nilai.
c. Prinsip-prinsip Belajar 1) Agar seseorang benar-benar belajar ia harus mempunyai suatu tujuan.
2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksa oleh orang lain. 3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya. 4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan tingkahlakunya. 5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya juga hasil-hasil sambilan atau sampingan. 6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan. 7) Seorang belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya, atau secara intelektual saja tetapi juga secara social, emosional, etis dan sebagainya. 8) Dalam hal belajar seseorang memperlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain. 9) Untuk belajar diperlukan “insight”. Apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami. 10) Di samping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seorang sering mengejar tujuan-tujuan lain. 11) Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan. 12) Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.
13) Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar. (Abror, 1993: 92) Jadi pada prinsipnya belajar itu harus mempunyai tujuan yang dapat merubah perilaku yang lebih baik, apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami dan akan berhasil apabila adanya kemauan untuk belajar terus-menerus. d. Macam-macam Evaluasi belajar Evaluasi dapat dibagi menjadi 4 macam yaitu: 1) Evaluasi Formatif a) Fungsi: untuk memperbaiki proses belajar mengajar ke arah yang lebih baik, atau memperbaiki program satuan pengajaran yang telah digunakan. b) Tujuan: untuk mengetahui hingga di mana penguasaan murid tentang bahan yang telah diajarkan dalam suatu program satuan pelajaran. 2) Evaluasi Sumatif a) Fungsi: untuk menentukan angka/nilai murid setelah mengikuti program pengajaran dalam satu caturwulan, semester, akhir tahun atau akhir dari suatu program bahan pengajaran dari suatu unit pendidikan. b) Tujuan: untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh
murid
pengajaran.
setelah
menyelesaikan
program
bahan
3) Evaluasi Placement (penempatan) a) Fungsi: untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan seluruh pribadinya, agar anak tersebut dapat ditempatkan pada posisinya yang tepat. b) Tujuan: untuk menempatkan anak didik pada kedudukan yang sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan serta keadaan-keadaan lainnya, sehingga anak tidak mengalami hambatan dalm mengikuti setiap program/bahan yang disajikan guru. 4) Evaluasi Diagnostik a) Fungsi: untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti program tertentu. Dan bagaimana usaha untuk memecahkannya. b) Tujuan: untuk mengatasi/membantu pemecahan kesulitan atau hambatan yang dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar pada suatu bidang studi atau keseluruhan program pengajaran (Ahmadi, 2004: 201-203) Jadi dapat disimpulkan bahwa evaluasi digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar ke arah yang lebih baik, untuk menentukan angka/nilai murid setelah mengikuti program pengajaran, mengetahui keadaan anak
termasuk keadaan seluruh pribadinya dan untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti proses pembelajaran. e. Ciri-ciri perubahan tingkah laku belajar Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku belajar menurut Slameto (1991: 3-5) sebagai berikut: 1) Perubahan yang terjadi secara sadar Ini berarti bahwa individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi perubahan dalam dirinya. 2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Satu perubahan
yang
terjadi
akan
menyebabkan
perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam
perubahan
belajar,
perubahan-perubahan
itu
senantiasa bertambah dan bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumya. Perubahan yang bersifat aktif
artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Ini berarti bahwa perubahn tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Dengan demikian perubahan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar mempunyai ciri-ciri yaitu terjadi secara sadar, terus menerus, berusaha untuk yang lebih baik, menetap atau tidak berubah-ubah, memiliki tujuan dan perubahan tingkah laku.
3. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (Bakir, 2006: 168) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran dengan ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Yang tergolong faktor internal adalah: 1) Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. 2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas: a) Faktor intelektif yang meliputi: (1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. (2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki b) Faktor
non-intelektif,
yaitu
unsur-unsur
kepribadian
tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri. 3) Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal, ialah: a) Faktor sosial yang terdiri atas:
(1) Lingkungan keluarga (2) Lingkungan sekolah (3) Lingkungan masyarakat (4) Lingkungan kelompok b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian. c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim. 4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan (Ahmadi, 2004: 138) Faktor-faktor
tersebut
dapat
mempengaruhi
proses
terjadinya belajar mengajar pada peserta didik sehingga itu perlu adanya perhatian yang sangat mendalam dari guru untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. b. Fungsi prestasi belajar Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing (Arifin, 1988:2-3).
Adapun fungsi utama prestasi belajar yaitu: a. Prestasi
belajar
sebagai
indikator
kualitasdan
pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
kuantitas
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemusatan hasrat ingin tahu. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inofasi pendidikan. d. Prestasi belajar sebagai indikator intern (bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan) dan ekstern (bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat)dari suatu institusi pendidikan. e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Jika dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar di atas, betapa pentingnya kita mengetahui prestasi belajar anak didik, baik secara perseorangan maupun secara kelompok, sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagi indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan (Arifin, 1988: 2-4)
D. IPA 1. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui rangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasangagasan (Departemen Agama, 2002: 253) 2. Fungsi mata pelajaran IPA Mata pelajaran IPA berfungsi untuk: a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan. b. Mengembangkan keterampilan proses. c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari. d. Mengembangkan
kesadaran
tentang
adanya
hubungan
keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajun IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. e. Mengembangkan
kemampuan
untuk
menerapkan
ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tujuan pengajaran IPA Pengajaran IPA bertujuan agar siswa:
a. Memahami
konsep-konsep
IPA
dan
keterkaitanya
dengan
kehidupan sehari-hari. b. Memiliki
keterampilan
proses
untuk
mengembangkan
pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar. c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda setrta kejadian di lingkungan sekitar. d. Bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri. e. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alamdan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. g. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa (Gardina, 2002: 254)
4. Ruang lingkup IPA Ruang lingkup mata pelajaran IPA mencakup:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya. b. Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah dan batuan. c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya. d. Kesehatan, makan, penyakit dan pencegahannya. e. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya (Garinda, 2002: 254) 5. Materi Alat Indra Manusia Indra adalah kumpulan reseptor atau organ indra (mata, telinga, hidung, lidah dan kulit) yang khusus untuk menyadari suatu bentuk perubahan lingkungan (Abtokhi, 2008: 29)
Macam-macam Alat Indra: a. Indra Penglihatan (Mata)
Gambar 2.1 mata dan bagian-bagiannya (Dokumentasi Pribadi)
1) Bagian-bagian mata dan fungsinya Bagian luar mata, antara lain: a) Alis mata berguna untuk mencegah masuknya keringat kedalam mata. b) Kelopak mata berfungsi untuk menutup bola mata. c) Kelenjar mata yang selalu menghasilkan air mata. Air mata berguna untuk membasahi kornea. d) Bulu mata berguna untuk mengurangi cahaya yang masuk ke mata apabila cahayanya terlalu kuat. Bagian dalam mata, antara lain: a) Lapisan sclera adalah lapisan terluar yang berwarna putih, kecuali bagian depan tidak berwarna atau bening. b) Lapisan koroid adalah lapisan tengah yang banyak mengandung pembuluh darah. c) Retina atau selaput jala. Pada retina terdapat bagian yang sangat peka terhadap cahaya.
d) Lensa mata berfungsi meneruskan dan mengumpulkan cahaya atau banyangan benda agar jatuh tepat di retina. e) Otot mata berfungsi untuk menambatkan bola mata pada dinding dalam rongga mata. f)
Saraf mata berfungsi untuk meneruskan rangsang cahaya yang diterima sel-sel reseptor ke susunan saraf pusat di otak.
g) Cairan bola mata berfungsi memberi bentuk pada mata. 2) Memelihara kesehatan mata a) Makan-makanan yang mengandung vitamin A. b) Jangan membaca di bawah penerangan yang terlalu redup atau terlalu terang. c) Saat membaca, jarak tulisan dengan mata sekitar 30 cm. d) Jangan membaca buku atau menonton televise sambil berbaring. e) Hindarkan mata dari kotoran atau debu.
b. Indra Pendengar (Telinga)
Gambar 2.2 telinga dan bagian-bagiannya (Dokumentasi Pribadi)
Telinga merupakan indra untuk mendengar. 1) Bagian-bagian telinga dan fungsinya Telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu: a) Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga, lubang telinga dan gendang telinga. b) Telinga bagian tengah terdiri atas tulang martil, tulang landasan dan tulang sangurdi. Telinga bagian tengah berfungsi menerima suara yang ditangkap oleh telinga bagian luar. c) Telinga bagian dalam terdiri atas tingkap jorong, bundar, tiga saluran setengah lingkaran, serta rumah siput (koklea). 2) Memelihara kesehatan telinga Selalu
membersihkan
telinga
dengan
teratur,
membersihkan dengan benda yang lunak seperti kapas pembersih. c. Indra Pembau (Hidung)
Gambar 2.3 hidung dan bagian-bagiannya (Dokumentasi Pribadi)
1) Bagian-bagian hidung dan fungsinya Hidung terdiri atas dua bagan yaitu lubanghidung dan rongga hidung. Bulu hidung dan selaput lendir berguna untuk menyaring kotoran yang masuk hidung bersama dengan pernafasan. 2) Memelihara kesehatan hidung agar sehat dengan cara: a) Membersihkan hidung secara rutin. b) Menutup hidung saat berada di lingkungan yang kotor. c) Segera berobat ke dokter jika mengalami gangguan pada hidung
d. Indra Pengecap (Lidah)
Gambar 2.4 lidah dan bagian-bagiannya (Dokumentasi Pribadi)
1) Bagian-bagian lidah dan fungsinya Alat
indra
pengecap
kita
adalah
lidah.
Menggunakan lidah, kita dapat membedakan bermacammacam rasa. Rasa yang berbeda dikecap oleh bagian lidah yang berbeda pula. 2) Memelihara kesehatan lidah antara lain: a) Menghindari makan makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin. b) Menyikat lidah saat menggosok gigi agar kotoran pada lidah hilang. c) Makan makanan yang mengandung vitamin C.
e. Indra Peraba (Kulit)
Gambar 2.5 kulit dan bagian-bagiannya (Dokumentasi Pribadi)
Kulit berfungsi untuk melindungi bagian-bagian tubuh sebelah dalam kita dari pengaruh luar. 1) Bagian-bagian kulit dan funginya Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh kita. Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu: a) Epidermis Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit. Lapisan epidermis tersusun atas kulit ari dan lapisan Malpighi. Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bibit-bibit penyakit kedalam tubuh dan mencegah menguapnya air dari tubuh. Lapisan Malpighi ini tersusun atas sel-sel yang aktif membelah diri. b) Dermis Dermis berada di bawah atau di sebelah dalam epidermis.
c) Hypodermis
Hypodermis adalah lapisan kulit yang paling dalam. Lapisan ini banyak mengandung lemak yang berguna untuk menghangatkan tubuh. 2) Memelihara kesehatan kulit a) Mandi dua kali sehari b) Mencuci tangan dan kaki sebelum tidur secara teratur. c) Makan makanan yang banyak mengandung vitamin E (Wahyono, 2008: 12-24)
E. Kriteria Ketuntasan Minimal 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan.
Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap. Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan
Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik(Sudrajat, 2008). Jadi KKM ditentukan diawal tahun dengan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), dengan KKM ideal mencapai nilai 75. 2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan.Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan. b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkandapat mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas dan perlu perbaikan. c. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu
dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana prasarana belajar di sekolah. d. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan
pemenuhan
kebutuhan
untuk
mendukung
terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah. e. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolok ukur kinerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara
bertanggung jawab dapat menjadi tolok ukur kualitas mutu pendidikan(Sudrajat, 2008). Jadi fungsi KKM adalah agar tercapai tujuan
pembelajaran
yang
lebih
baik,
agar
peserta
didik
mempersiapkan belajarnya lebih maksimal, alat evaluasi bagi guru dan sebagai tolak ukur keberhasilan belajar siswa. 3. Prinsip Penetapan KKM a. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan. b. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk
mencapai
ketuntasan
kompetensi
dasar
dan
standar
kompetensi. c. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai
ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut. d. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut. e. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor)peserta didik. f. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang setara. g. Padasetiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal (Sudrajat, 2008). Jadi KKM digunakan sebagai nilai rata-rata dai setiap mata pelajaran yang kemudian dilaporkan dalam kaporan hasil belajar siswa (LHBS).
4. Langkah-Langkah Penetapan KKM
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut: a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas. Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran. b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian. c. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan; d. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik(Sudrajat, 2008).
Adapun penetapan KKM individual mata pelajaran IPA alat indra di MI Tarbiyatul Ulum desa Jembrak adalah 70 berdasarkan pertimbangan forum musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian 1. Keadaan Guru MI Tarbiyatul Ulum, Kec. Pabelan, Kab. Semarang. Tabel 3.1 Guru MI Tarbiyatul Ulum
NO
NAMA
L/P Ijazah
Jabatan
1.
Sukron Hakim S. HI
L
SI
Kepala Sekolah
2.
Dra. Husnul Dwi yatiningsih
P
SI
Wali Kelas IV
3.
Ani Maslihatul Magfiroh
P
SI
Wali Kelas V
4.
Sriyanto S. Pd. I
L
SI
Wali Kelas IV
5.
Atik Muszdalifiah S. Pd. I
P
SI
Wali Kelas III
6.
Siti Kholidah S. Pd. I
P
SI
Wali Kelas II
7.
Sri Wahyuningsih S. Pd. I
P
SI
Wali Kelas I
8.
Ahmad Sholeh S. Ps. I
L
SI
Guru maple
9.
M. Mahfud
L
SMA
Guru olahraga
2. Karakteristik Siswa Kelas IV Siswa kelas IV MI Tarbiyatul Ulum berjumlah 15 Siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 3.2 Siswa kelas IV di MI Tarbiyatul Ulum
No.
Nama
L/P
Pekerjaan orang tua
1
A
P
Swasta
2
B
P
Petani
3
C
L
Petani
4
D
P
Petani
5
E
P
Swasta
6
F
L
Swasta
7
G
L
Petani
8
H
L
Swasta
9
I
L
Petani
10
J
L
Swasta
11
K
P
Petani
12
L
P
Petani
13
M
P
Swasta
14
N
L
Swasta
15
O
P
Petani
3. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam semester I tahun ajaran 2013/2014. Penelitiandilaksanakan dalam 3 siklus. Penelitian menggunakan jam mata pelajaran IPA sesuai dengan jadwal pelajaran IPA kelas IV MI Tarbiyatul Ulum, Kec. Pabelan, Kab. Semarang.
Waktu pelaksanaan sebagai berikut:
1) Kegiatan siklus I, tanggal 19 Juli 2013 2) Kegiatan siklus II, tanggal 24 Juli 2013 3) Kegiatan Siklus III, tanggal 31 Juli 2013
B. Diskripsi pra siklus Pra siklus dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2013 1. Mencari tutoryang akan dibina dengan bertanya kepada guru terlebih dahulu untuk melihat kemampuan siswa dalam penguasaan materi IPA (Alat Indra) dan melakukan tanya jawab di kelas dengan mencongak yang dipandu oleh guru mata pelajaran. Tahap-tahap yang dilakukan adalah: a. Kegiatan awal 1) Guru memberikan salam, membaca basmalah bersama 2) Guru mengkondisikan kelas. 3) Guru mengabsen, menanyakan keadaan siswa dan menyiapkan buku IPA. b. Kegiatan inti 1) Guru menjelaskan materi tentang alat indra. 2) Siswa mendengarkan dengan tenang penjelasan dari guru. 3) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan alat indra dengan cara mencongak. 4) Siswa yang dapat menjawab mengacungkan jari.
5) Guru mencari siswa yang dapat dijadikan tutor dalam pembelajaran selanjutnya. c. Kegiatan akhir 1) Guru dan siswa menyimpulkan materi 2) Guru dan siswa mengucapkan hamdalah bersama, salam penutup 2. Setelah mendapatkan, siswa yang menjadi tutor dibina terlebih dahulu sebelum mengajarkan kepada temannya.
C. Deskripsi Siklus I 1.
Perencanaan Pada tahap ini peneliti merencanakan: a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode tutor sebaya. b. Merancang metode pembelajaran tutor sebaya. Langkah-langkah: 1) setelah mendapatkan tutor dalam pra siklus kita latih siswa yang akan menjadi tutor, 2) membagi kelompok yang didalamnya terdapat tutor, 3) kelompok beserta tutornya berdiskusi. c. Menyusun alat evaluasi dan alat observasi.
2.
Tindakan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2013 penelitian siklus I sudah menggunakan metode tutor sebaya. Tahap-tahap yang dilakukan adalah: a. Kegiatan awal (15 menit) 1) Guru memberikan salam, membaca basmalah bersama 2) Guru memperkenalkan diri, absen “lagu good moorning”, menanyakan keadaan siswa dan menyiapkan buku IPA. 3) Guru menjelaskan kepada siswa metode yang akan diterapkan, sehingga anak lebih bersemangat. 4) Melaksanakan pre test. b. Kegiatan inti (20 menit) 1) Mengondisikan untuk pembagian kelompok 2) Diskusi sesama kelompok dan tutornya. 3) Guru mendampingi selama kegiatan berlangsung. 4) Guru mengondisikan kelas. c. Kegiatan akhir (15 menit) 1) Guru dan siswa menyimpulkan tentang hasil diskusi kelompok. 2) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum jelas. 3) Melaksanakan pos test 4) Guru dan siswa mengucapkan hamdalah bersama, salam penutup.
3.
Observasi Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan metode tutor sebaya pada mata pelajaran IPA.
4.
Refleksi Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
D. Deskripsi Siklus II 1.
Perencanaan Tahap perencanaan siklus II meliputi: a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada tanggal 24 Juli 2013. b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode tutor sebaya. c. Menyiapkan materi IPA tentang alat indra. d. Melatih tutor (sebelum pelaksanaan jadwal siklus II) e. Menyusun alat evaluasi dan menyiapkan alat observasi.
2.
Tindakan a. Kegiatan awal (25 menit) 1) Guru memberikan salam, membaca basmalah, absen dengan “lagu” (good moorning) bersama dan menanyakan keadaan siswa. 2) Guru mengondisikan kelas dengan mengajak siswa menirukan “lagu” (atas ada Allah) 3) Melaksanakan pre test b. Kegiatan inti (25 menit) 1) Pembagian kelompok 2) Diskusi sesama kelompok dan tutornya. 3) Tutor yang menjelaskan materi yang sedang dibahas. 4) Guru mendampingi selama diskusi berlangsung. c. Kegiatan akhir (25 menit) 1) Guru dan siswa menyimpulkan tentang hasil diskusi. 2) Melaksanakan post test. 3) Guru mengondisikan kelas. 4) Guru dan siswa mengucapkan hamdalah bersama, salam penutup.
3. Observasi Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan metode tutor sebaya pada mata pelajaran IPA.
4.
Refleksi Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
E. Diskripsi Siklus III 1.
Perencanaan Tahap perencanaan siklus III meliputi: a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada tanggal 31 Juli 2013 b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode tutor sebaya. c. Menyiapkan materi IPA tentang alat indra. d. Melatih tutor (sebelum pelaksanaan jadwal siklus III) e. Menyusun alat evaluasi dan menyiapkan alat observasi.
2.
Tindakan a. Kegiatan awal (25 menit) 1) Guru memberikan salam, membaca basmalah, absen dengan “lagu” (good moorning) bersama dan menanyakan keadaan siswa.
2) Guru mengondisikan siswa dengan mengajak menirukan “lagu” (atas ada Allah) 3) Melaksanakan pre test b. Kegiatan inti (25 menit) 1) Pembagian kelompok 2) Diskusi sesama kelompok dan tutornya. 3) Tutor yang menjelaskan materi yang sedang dibahas. 4) Guru mendampingi selama diskusi berlangsung. c. Kegiatan akhir (25 menit) 1) Guru dan siswa menyimpulkan tentang hasil diskusi. 2) Guru dan siswa melakukan tanya jawab hal-hal yang belum dipahami. 3) Melaksanakan post test. 4) Guru mengondisikan kelas dengan mengajak siswa untuk melakukuan “tepuk” 5) Guru dan siswa mengucapkan hamdalah bersama, salam penutup. 3. Observasi Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada kelas IV, sedangkan faktor penghambat berkurang pada pelaksanaan siklus III.
4. Refleksi Refleksi siklus III yaitu didapatkan satu konsep metode pembelajaran yang baru untuk pembelajaran IPA, materi alat indra. Pada siklus III semua siswa aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran. Dari segi evaluasipun menunjukkan peningkatan yang nyata.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus 1.
Siklus I Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
pada
siklus
I
dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2013 di kelas IV dengan jumlah 15 siswa. Adapun poses belajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) individu kelas IV pada mata pelajaran IPA, yaitu 70, sedangkan KKM ideal yaitu 75. Berdasarkan hasil pre test dan post test diperoleh data sebagai berikut. Tabel 4. 1 Hasil Belajar Siswa Siklus I
KKM No
Nama
Nilai
Individual
Ideal
1.
A
85
2.
B
70
-
3.
C
70
-
4.
D
90
5.
E
50
-
-
6.
F
80
7.
G
55
-
-
8.
H
40
-
9.
I
70
-
10.
J
40
-
-
11.
K
40
-
-
12.
L
40
-
-
13.
M
40
-
-
14.
N
75
15.
O
50
-
-
7
4
Jumlah
Keterangan: Tuntas KKM Individual
: 7 siswa (46,7%)
Belum tuntas KKM Individual
: 8 siswa (53,3%)
Tuntas KKM Ideal
: 4 siswa (26,7%)
Belum tuntas KKM Ideal
: 11 siswa (73,3%)
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa anak yang mencapai KKM Individual sebanyak 7 siswa atau 46,7%, sedangkan anak yang belum tuntas mencapai KKM Individual sebanyak 8 siswa atau 53,3% dari target yang telah ditentukan yaitu nilai KKM Individual (70). Anak yang mencapai KKM Ideal sebanyak 4 siswa atau 26,7%, sedangkan anak yang belum tuntas KKM Ideal sebanyak 11 siswa atau 73,3% dari target yang ditentukan yaitu nilai KKM Ideal (75). Hasil di atas menunjukkan bahwa KKM Kelas belum tercapai karena 46,7% < 85% untuk standar minimal kelas. Berdasarkan pengamatan pada siklus I ini, terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat dari guru dan siswa beserta ide perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Berikut ini tabel hasil pengamatan dan penjelasannya:
a. Hasil pengamatan guru siklus I Tabel 4. 2 Pengamatan Guru Siklus I
Kegiatan
Mengucapkan
Hasil
Hal yang
Hal yang
Rencana
B C K
mendukung
menghambat
perbaikan
salam
Guru jelas dalam
Guru kurang
Guru harus
mengucapkan salam
bersemangat
lebih
dalam
bersemangat
mengucapkan
dalam
salam
mengucapkan salam
Menjelaskan
Guru kurang
Intruksi harus
metode
jelas dalam
jelas
pembelajaran
memberikan
tutor sebaya
intruksi metode
Penerapan
metode
Dapat
Lebih
diterapkan
ditingkatkan
tetapi butuh
dalam
penyesuaian
membimbing siswa
Membimbing
siswa dalam
Sudah cukup
Lebih
maksimal
ditingkatkan
pembentukan kelompok Membimbing
Belum optimal
Lebih
siswa dalam
ditingkatkan
kegiatan diskusi
dalam membimbing siswa
Memberi
Guru belum
Diusahakan
kesempatan
bisa
agar siswa
siswa untuk
memancing
dapat bertanya
bertanya jawab
keingintahuan siswa
Guru dan siswa
Guru kurang
Membimbing
merumuskan
berinteraksi
siswa untuk
kesimpulan
dengan siswa
merumuskan
materi
hasil pembelajaran
Pelaksanaan
Soal yang diberikan
evaluasi
jelas
pembelajaran
Mengucapkan
Sudah baik
salam
Pengelolaan kelas
Pengelolaan
Banyak siswa
Pengelolaan
masih bermain
kelas harus
sendiri
ditingkatka
Belum optimal
waktunya
waktu Keterangan: B= (86-100)
C= (60-85) K= (0-59)
b. Hasil pengamatan siswa siklus I Tabel 4. 3 Pengamatan Siswa Siklus I
Kegiatan
Hasil B C
K
Hal yang
Hal yang
Rencana
mendukung
menghambat
perbaikan
Siswa
Siswa kurang
Guru harus
menjawab
bersemangat
bersemangat
salam
dalam menjawab salam
Siswa
Sebagian
Menegur siswa
memperhatikan
siswa masih
dengan tegas
penjelasan guru
bergurau dengan temannya
Siswa aktif
Sebagian ada
Lebih
dalam
yang berbicara
diperhatikan
penerapan
sendiri dalam
lagi terutama
metode
kelompok
bagi siswa yang berbicara sendiri
Siswa yang
menjadi tutor
Semangat dalam
Masih belum
Menekankan
penyampaian
jelas dalam
pada percaya
penyampaian
dirinya
karena kurang percaya diri Siswa
Masih malu
Memotivasi
mengajukan
dalam
atau
pertanyaan
mengajukan
memancing
pertanyaan
agar siswa mau bertanya
Siswa ikut
Siswa kurang
Guru harus
menyimpulkan
merespon
lebih
materi
dalam
memancing
kesimpulan
siswa dalam
materi
menyimpulkan materi
Siswa mengerjakan
Siswa mengerjakan
Tetapi masih
Dipantau
dengan tenang
ada yang
kembali anak
menyontek
yang melihat
pekerjaan
temannya
tes evaluasi
temannya
Siswa
Ada siswa
Diulang
menjawab
yang masih
sampai siswa
salam
bicara sendiri
menjawab salam dan dikondisikan terlebih dahulu
Keterangan: B= (86-100)
C= (60-85)
K= (0-59)
1) Hal-hal yang mendukung: Guru: a) Guru jelas dalam mengucapkan salam b) Dalam pembentukan kelompok sudah cukup maksimal c) Soal evaluasi yang diberikan guru jelas Siswa: a) Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tenang b) Semangat dalam menyampaikan materi (tutor)
2) Hal-hal yang menghambat Guru: a) Kurang bersemangat dalam mengucapkan salam b) Guru kurang jelas dalam memberikan intruksi metode c) Dapat diterapkan tetapi butuh penyesuaian d) Belum optimal dalam membimbing jalannya diskusi e) Guru belum bisa memancing keingintahuan siswa f) Guru kurang berinteraksi dengan siswa g) Dalam pengelolaan kelas banyak siswa masih bermain sendiri h) Waktu yang digunakan kurang maksimal Siswa: a) Siswa kurang bersemangat dalam menjawab salam b) Sebagian siswa masih bergurau dengan temannya c) Masih belum jelas dalam penyampaian karena kurang percaya diri (tutor) d) Siswa masih malu dalam mengajukan pertanyaan e) Siswa kurang merespon dalam kesimpulan materi f) Siswa masih ada yang menyontek pekerjaan temannya g) Ada beberapa siswa yang masih bicara sendiri 3) Refleksi : Guru: a) Guru harus lebih bersemangat dalam mengucapkan salam b) Intruksi harus jelas dalam penerapan metode
c) Lebih ditingkatkan dalam membimbing siswa berdiskusi d) Diusahakan agar siswa dapat bertanya e) Membimbing siswa untuk merumuskan hasil pembelajan ditingkatkan f) Kemampuan guru dalam pengelolaan kelas dan waktu harus ditingkatkan 2. Siklus II Siklus II dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2013 di kelas IV dengan jumlah 15 siswa. Berdasarkan hasil belajar diperoleh data sebagai berikut. Tabel 4. 4 Hasil Belajar Siswa Siklus II
KKM No
Nama
Nilai
Individual
Ideal
1.
A
90
2.
B
70
-
3.
C
75
4.
D
100
5.
E
65
-
-
6.
F
85
7.
G
80
8.
H
70
-
9.
I
75
10.
J
75
11.
K
55
-
-
12.
L
60
-
-
13.
M
65
-
-
14.
N
90
15.
O
50 Jumlah
-
-
10
8
Keterangan: Tuntas KKM Individual
: 10 siswa (66,7%)
Belum tuntas KKM Individual
: 5 siswa (33,3%)
Tuntas KKM Ideal
: 8 siswa (53,3%)
Belum tuntas KKM Ideal
: 7 siswa (46,7%)
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa anak yang mencapai KKM Individual sebanyak 10 siswa atau 66,7%, sedangkan anak yang belum tuntas mencapai KKM Individual sebanyak 5 siswa atau 33,3% dari target yang telah ditentukan yaitu nilai KKM Individual (70). Anak yang mencapai KKM Ideal sebanyak 8 siswa atau 53,3%, sedangkan anak yang belum tuntas KKM Ideal sebanyak 7 siswa atau 46,7% dari target yang ditentukan yaitu nilai KKM Ideal (75). Hasil di atas menunjukkan bahwa KKM Kelas belum tercapai karena 66,7% < 85% untuk standar minimal kelas. Berdasarkan pengamatan pada siklus II ini, terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat dari guru dan siswa beserta ide perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Berikut ini tabel hasil pengamatan dan penjelasannya: a.
Hasil pengamatan guru siklus II Tabel 4. 5 Pengamatan Guru Siklus II
Kegiatan
Hasil
Hal yang
Hal yang
Rencana
B
C
Mengondisikan kelas
Mengucapkan
salam Menjelaskan
K
mendukung
menghambat
perbaikan
Jelas dan
Ada beberapa
Guru harus lebih
menggunakan
yang belum
memotivasi agar
lagu atas ada
mengikuti
lebih
Allah
memperhatikan
Jelas dan
Pertahankan
semangat
Sudah dapat
metode
dipahami oleh
pembelajaran
anak didik dan
tutor sebaya
mengerti tugasnya masing-masing
Penerapan metode
Dapat
Pertahankan
diterapkan dalam pelajaran Membimbing
Sudah cukup
Lebih
siswa dalam
maksimal dan
ditingkatkan
kegiatan diskusi
juga
dalam
mendampingi
membimbing
setiap jalannya
siswa berdiskusi
diskusi Memberi
Guru sudah
Saat ada siswa
Lebih
kesempatan siswa
dapat
yang bertanya
diperhatikan
untuk bertanya
memancing
masih ada anak
jawab
siswa untuk
yang berbicara
bertanya
sendiri
Guru dan siswa merumuskan
Guru sudah dapat
Tingkatkan
kesimpulan
memancing
materi
siswa agar ikut serta dalam menyimpulkan materi
Pelaksanaan
Soal yang
evaluasi
diberikan jelas
pembelajaran Mengucapkan
Sudah baik
salam
Pengelolaan kelas
Masih ada
Lebih sabar
beberapa siswa yang berbicara dengan temannya Pengelolaan
Sudah maksimal
waktu
dan tepat waktu
Keterangan: B= (86-100) b.
C= (60-85)
K= (0-59)
Hasil pengamatan siswa siklus II Tabel 4. 6 Pengamatan Siswa Siklus II
Kegiatan
Hasil B
C
Mengondisikan kelas
K
Hal yang
Hal yang
Rencana
mendukung
menghambat
perbaikan
Siswa
Ada siswa yang
Lebih
bersemangat
belum mau
ditekankan
menirukan Siswa menjawab salam
Siswa menjawab dengan semangat
Siswa
Beberapa siswa
Menegur siswa
memperhatikan
masih ada yang
dengan tegas
penjelasan guru
bergurau dengan temannya
Siswa aktif dalam penerapan metode
Siswa yang menjadi tutor
Siswa mulai
Beberapa siswa
Lebih
terbiasa dengan
ada yang
diperhatikan
metode dan
berbicara sendiri
lagi terutama
memperhatikan
dalam kelompok bagi siswa
saat temannya
yang berbicara
menjelaskan
sendiri
Mulai percaya
Terus diawasi
diri dalam menjelaskan dan menegur teman yang berbicara sendiri
Siswa
Sebagian siswa
mengajukan
sudah aktif
pertanyaan
dalam bertanya
Siswa ikut
Tingkatkan
Siswa sudah
Masih ada siswa
Ditegur dan
menyimpulkan
mulai aktif dan
yang belum
lebih di
materi
berperan
memperhatikan
tegaskan
Siswa
Siswa
mengerjakan tes
mengerjakan
evaluasi
dengan tenang
Siswa menjawab salam
Sudah mengondisikan siswa dan siswa menjawab dengan
serempak Keterangan: B= (86-100)
C= (60-85)
K= (0-59)
1) Hal-hal yang mendukung: Guru: a) Sudah mengondisikan anak dengan lagu b) Dalam mengucapkan salam sudah semangat c) Siswa sudah menyesuaikan metode yang diajarkan dan dapat mengetahui tugasnya masing-masing d) Dapat diterapkan dalam pembelajaran e) Sudah cukup maksimal dalam mendampingi siswa berdiskusi f) Sudah dapat memancing siswa dalam bertanya g) Sudah cukup dalam menyimpulkan materi dengan siswa h) Pengucapan salam sudah baik i) Soal evaluasi yang diberikan guru jelas j) Pengelolaan kelas dan waktu sudah maksimal dan tepat waktu Siswa: a) Siswa bersemangat dalam pengondisian kelas b) Siswa mulai terbiasa menggunakan metode dan memperhatikan saat temannya menjelaskan. c) Siswa sudah mulai percaya diri (tutor) d) Sebagian siswa sudah aktif dalam bertanya
e) Siswa sudah mulai aktif dan berperan dalam menyimpulkan materi f) Mengerjakan soal evaluasi dengan tenang g) Siswa menjawab salam dengan serempak 2) Hal-hal yang menghambat Guru: a) Masih ada siswa yang belum mengucap salam b) Saat tanya jawab masih ada siwa yang berbicara sendiri c) Masih ada siswa yang berbicara dengan temannya saat jam pelajaran berlangsung. Siswa: a) Ada siswa yang belum mau menirukan gerakan lagu b) Beberapa siswa masih ada yang bergurau dengan temannya saat penjelasan guru. c) Saat berdiskusi ada siswa yang berbicara sendiri dalam kelompok d) Masih
ada
siswa
yang
belum
memperhatikan
saat
menyimpulkan materi 3) Refleksi: Guru: a) Guru harus lebih memotivasi agar lebih memperhatikan dalam pengondisian kelas b) Lebih ditingkatkan dalam membimbing siswa berdiskusi
c) Lebih diperhatikan saat anak ada yang berbicara waktu Tanya jawab d) Lebih sabar dalam membimbing anak dalam pengelolaan kelas
3. Siklus III Siklus II dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2013 di kelas IV dengan jumlah 15 siswa. Berdasarkan hasil belajar diperoleh data sebagai berikut. Tabel 4. 7 Hasil Belajar Siswa Siklus III
KKM No
Nama
Nilai
Individual
Ideal
1.
A
100
2.
B
75
3.
C
85
4.
D
100
5.
E
75
6.
F
95
7.
G
90
8.
H
70
-
9.
I
75
10.
J
70
-
11.
K
60
-
-
12.
L
85
13.
M
75
14.
N
75
15.
O
50
-
-
13
11
Jumlah
Keterangan: Tuntas KKM Individual
: 13 siswa (86,7%)
Belum tuntas KKM Individual
: 2 siswa (13,3%)
Tuntas KKM Ideal
: 11 siswa (73,3%)
Belum tuntas KKM Ideal
: 4 siswa (26,7%)
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa anak yang mencapai KKM Individual sebanyak 13 siswa atau 86,7%, sedangkan anak yang belum tuntas mencapai KKM Individual sebanyak 2 siswa atau 13,3% dari target yang telah ditentukan yaitu nilai KKM Individual (70). Anak yang mencapai KKM Ideal sebanyak 11 siswa atau 53,3%, sedangkan anak yang belum tuntas KKM Ideal sebanyak 4 siswa atau 26,7% dari target yang ditentukan yaitu nilai KKM Ideal (75). Hasil di atas menunjukkan bahwa KKM Kelas sudah tercapai karena 86,7% > 85% untuk standar minimal kelas. Berdasarkan pengamatan terdapat faktor pendukung, sedangkan faktor penghambat berkurang pada pelaksanaan siklus III ini. Berikut tabel hasil pengamatan dan penjelasannya: a.
Hasil pengamatan guru siklus III Tabel 4. 8 Pengamatan Guru Siklus III
Kegiatan
Hasil B
Mengondisikan
kelas Mengucapkan
C
K
Hal yang
Hal yang
Rencana
mendukung
menghambat
perbaikan
Guru kreatif dalam pengondisian kelas
Jelas dan semangat
salam Menjelaskan
Sudah bagus dalam
metode
penjelasan dan
pembelajaran tutor
motivasinya
sebaya Penerapan metode
Dapat diterapkan dalam pelajaran
Membimbing siswa
Sudah maksimal
dalam kegiatan diskusi Memberi
Sudah baik
Guru sudah dapat
kesempatan siswa untuk bertanya jawab Guru dan siswa merumuskan
berinteraksi dengan
kesimpulan materi
siswa
Pelaksanaan
evaluasi
Soal yang diberikan jelas
pembelajaran Mengucapkan
Sudah baik
Guru sudah
salam Pengelolaan kelas
memahami setiap siswa sehingga lebih mudah dalam memanganinya Pengelolaan waktu
Keterangan: B= (86-100)
Tepat waktu C= (60-85)
K= (0-59)
b.
Hasil pengamatan siswa siklus III Tabel 4. 9 Pengamatan Siswa Siklus III
Kegiatan
Hasil
B Mengondisikan
C
Hal yang
Rencana
mendukung
menghambat
perbaikan
K Siswa mau
kelas Siswa menjawab
Hal yang
menirukan semua
Siswa menjawab
salam
dengan semangat dan kompak
Siswa
Siswa
Tetapi ada tiga
memperhatikan
memperhatikan
anak yang
penjelasan guru
penjelasan guru
bermain sendiri
Siswa bersemangat
Tetapi dua
Lebih
dan aktif dalam
orang yang
diperhatikan
diskusi
masih bergurau
Siswa aktif dalam
penerapan metode
dalam diskusi Siswa yang
Menjelaskan penuh
menjadi tutor
semangat
Siswa mengajukan
Siswa aktif dalam bertanya
pertanyaan Siswa ikut
Siswa aktif berperan
Siswa mengerjakan
menyimpulkan materi Siswa mengerjakan tes
dengan tenang
evaluasi Siswa menjawab
Siswa menjawab
salam
dengan kompak Keterangan: B= (86-100)
C= (60-85)
K= (0-59)
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus III ini, guru telah menerapkan metode tutor sebaya dengan baik dan dilihat dari pengamatan guru pada siklus III, siswa sebagian besar sudah aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran, dari segi evaluasi pembelajaran pun menunjukkan peningkatan pada setiap siklus. Untuk itu peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus selanjutnya. Hal ini memberikan pengertian
bahwa
menerapkan
metode
tutor
sebaya
dalam
pembelajaran dapat meningkatkan prestasi siswa.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah melakukan berbagai kegiatan mulai dari kegiatan siklus I, siklus II dan siklus III diperoleh data ketuntasan belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Berikut ini data hasil penelitian pada siklus I, Siklus II dan Siklus III: Data ini diperoleh dari hasil prestasi siswa siklus I, II dan III. Dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Ketuntasan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Tuntas KKM
7 siswa
10 siswa
13 siswa
Individual
(46,7%)
(66,7%)
(86,7%)
Belum Tuntas
8 siswa
5 siswa
2 siswa
KKM Individual
(53,3%)
(33,3%)
(13,3%)
Tuntas KKM
4 siswa
10 siswa
11 siswa
Ideal
(26,7%)
(53,3%)
(73,3%)
Belum Tuntas
11 siswa
7 siswa
4 siswa
KKM Ideal
(73,3%)
(46,7%)
(26,7%)
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa siklus I, II dan III mengalami peningkatan sebanyak 3 siswa atau 20%, siswa yang belum mencapai KKM Individual mengalami penurunan siklus I, II dan III mengalami penurunan sebanyak 3 siswa atau 20%, siswa yang telah mencapai KKM Ideal dari siklus I, II, dan III mengalami peningkatan siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebanyak 6 siswa atau 40% sedangkan siklus II ke siklus III sebanyak 1 siswa atau 6,7% dan siswa yang belum mencapai KKM Ideal mengalami penurunan, siklus I ke siklus II mengalami penurunan sebanyak 4 siswa atau 26,7%, sedangakan dari siklus II ke siklus III sebanyak 3 siswa atau 20%.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Implemantasi Metode Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Peningkatan Prestasi Belajar IPA Pokok Bahasan Alat Indra bagi Siswa Kelas IV MI Tarbiyatul Ulum Desa Jembrak Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013/2014” yaitu: Prestasi belajar IPA kelas IV MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 mengalami peningkatan setelah menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya dengan ditunjukkan data sebagai berikut: Pada siklus I, II dan III mengalami peningkatan sebanyak 3 siswa atau 20% dari KKM Individu yang telah ditetapkan yaitu (70), siswa yang belum mencapai KKM Individual mengalami penurunan siklus I, II dan III mengalami penurunan sebanyak 3 siswa atau 20%, siswa yang telah mencapai KKM Ideal dari nilai yang telah ditetapkan yaitu (75)siklus I, II, dan III mengalami peningkatan siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebanyak 6 siswa atau 40% sedangkan siklus II ke siklus III sebanyak 1 siswa atau 6,7% dan siswa yang belum mencapai KKM Ideal mengalami penurunan, siklus I ke siklus II mengalami penurunan sebanyak 4 siswa atau 26,7%, sedangakan dari siklus II ke siklus III sebanyak 3 siswa atau 20%. Disebut telah mencapai KKM kelas manakala dari total siswa terdapat (85%) mencapai KKM, jadi target kelas sudah terlampaui, terbukti hasil
penelitian siklus III sebanyak 13 siswa yang tuntas atau 86,7% dari KKM kelas (>85%).
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru maupun sekolah agar proses belajar mengajar menjadi aktif, mandiri dan kreatif untuk peningkatan prestasi belajar siswa adalah: 1. Guru a. Guru sebaiknya memperbanyak pengetahuan tetang metodemetode, terutama metode tutor sebaya karena terbukti dapat digunakan untuk pengajaran yang tepat di kelas, peserta didik menjadi lebih aktif, termotivasi dan merasa nyaman dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Guru sebaiknya memanfaatkan siswa yang berprestasi untuk membantu temannya dalam pembelajaran di kelas karena dapat meningkatkan pemahaman peserta didik apabila belajar dengan temannya. Maka guru lebih memperkaya tentang metode tutor sebaya, sehingga dalam mengimplementasikan akan dihasilkan yang lebih baik lagi. 2. Sekolah Sekolah dalam hal
ini
adalah sebagai
penyelenggara
pendidikan sebaiknya mengadakan pembinaan bagi para guru agar
menambah wawasan seperti penataran guru atau workshop sehingga diharapkan dapat menjadi guru yang profesional dan dapat mendorong kreatifitas guru untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: PT. Tiara Wacana Yogya Abtokhi, Ahmad. 2008. Sains, untuk PGMI/PGSD. Malang: UIN-Malang Press Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Amiruddin. 2010. Implementasi metode tutor sebaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS Terpadu kelas VII A di MTs Alma’arif 01Singosari Malang, (online). (http://lib.Uinmalang.Ac. Id/, diakses 06 Juni 2013) Arifin, Zainal. 1988. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Karya CV Bakir, S. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Batam Centre: Karisma Publishing Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Garnida,
Dadang dan Rudy Budiman. 2002. Pendidikan IPA MadrasahIbtidaiyah. Jakarta: Ditjen Binbaga Departemen Agama.
Ghony, Junaidi M dan Almansur, Fauzan. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Malang : UIN Malang Press Hamalik, Oemar. 1991a. Strategi Belajar-Mengajar berdasarkan CBSA. Bandung: CV. Sinar Baru. _______Oemar. 2003b. Perencanaan Pengajaran PendekatanSistem. Jakarta: Bumi Aksara
Berdasarkan
Kunandar, 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Utara: PT Rajagrafindo Persada.
Muhammad.
Purwanto,
2011. Pengertian Tutor Sebaya, (online), (http://id.Shvoong.com/, diakses pada tanggal 17 Juni 2013)
Ngalim. 1988a. Prinsip-prinsip dan Pengajaran. Bandung: Remaja Karya CV
Teknik
Evaluasi
_________ Ngalim. 1988b. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Silberman, L. Melvin. 101 Strategi Pembelajaran Aktif.Terjemahan oleh Sarjuli, Ammar Adzfar, Sutrisno, dkk. 2009. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudrajad,
Akhmad. 2008. Pengertian dan Fungsi Kriteria KetuntasanMinimal, (online), (http://akhmadsudrajad.wordpress.com/, diakses 27 september 2013)
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV Susapti, Peni. 2009. Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: Mitra Cendekia Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: DIVA Press Uno B. Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Wiriaatmadja, rochiati. 2008. Metode Penelitian TindakanKelas. Bandung: Remaja Rosdakarya
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Dengan ini penulis cantumkan riwayat hidup sebagai berikut: Nama
: ARI RETNO SATRIYANTI
NIM
: 11509034
TTL
: Salatiga, 01 November 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
:Jembrak RT 03/ RW 05, Kec. Pabelan, Kab. Semarang
Riwayat Pendidikan
:
1. RA Tarbiyatul Ulum, lulus tahun 1997 2. MI Tarbiyatul Ulum, lulus tahun 2003 3. SMP N 2 Pabelan, lulus tahun 2006 4. SMA N 1 Pabelan, lulus tahun 2009 5. Masih menyelesaikan pendidikan S1 Tarbiyah PGMI STAIN Salatiga.
Demikian riwayat hidup penulis, penulis buat dengan sebenar-benarnya. Salatiga, 14 Agustus 2013 Penulis,
Ari Retno Satriyanti NIM. 11509034
Lampiran 1.........
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus I Tahun Ajaran 2013/2014 Madrasah
: MI Tarbiyatul Ulum
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
:IV/I
Alokasi Waktu
: 2x25 menit
A. Standar Kompetensi Memahami bagian-bagian alat indra dan fungsinya.
B. Kompetensi Dasar Mengenal bagian-bagian mata dan fungsinya.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menguasai bagian-bagian dari mata. 2. Menguasai fungsi dari bagian-bagian mata.
D. Tujuan Pembelajaran 1.
Dengan penjelasan teman, siswa dapat menyebutkan bagian-bagian mata.
2.
Dengan penjelasan teman, siswa dapat menjelaskan fungsi dari bagain-bagian mata.
3.
Dengan penjelasan teman, siswa dapat menjelaskan cara kerja mata.
4.
Dengan penjelasan teman, siswa dapatmenjelaskan cara merawat mata.
E. Karakteristik siswa yang diharapkan 1. Percaya diri 2. Tanggung jawab
3. Peduli sosial 4. Disiplin
F. Materi Ajar Indra Penglihatan (Mata)
Mata adalah indra penglihatan. 1.
Bagian-bagian mata dan fungsinya Bagian luar mata, antara lain: e) Alis mata. Alis mata terletak di atas mata. Alis mata berguna untuk mencegah masuknya keringat kedalam mata. f) Kelopak mata berfungsi untuk menutup bola mata. g) Kelenjar mata yang selalu menghasilkan air mata. Air mata berguna untuk membasahi kornea, melindungi mata dari kuman, menjaga mata dan bagian dalam kelopak mata agar tetap sehat dan lembab. h) Bulu mata berguna untuk mengurangi cahaya yang masuk ke mata dan mencegah debu dan kotoran agar tidak masuk ke dalam mata. Bagian dalam mata, antara lain: h) Lapisan sclera adalah lapisan terluar yang berwarna putih, kecuali bagian depan tidak berwarna atau bening. i) Lapisan koroid membentuk iris (selaput pelangi) yang berfungsi sebagai mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata, pupil yang berfungsi sebagai tempat lewatnya cahaya menuju retina. j) Retina atau selaput jala. Pada retina terdapat bagian yang sangat peka terhadap cahaya.
k) Lensa mata berfungsi meneruskan dan mengumpulkan cahaya atau banyangan benda agar jatuh tepat di retina. l) Otot mata berfungsi untuk menambatkan bola mata pada dinding dalam rongga mata dan menggerakkan bola mata. m) Saraf mata berfungsi untuk meneruskan rangsang cahaya yang diterima sel-sel reseptor ke susunan saraf pusat di otak. n) Cairan bola mata berfungsi memberi bentuk pada mata. 2.
Cara kerja mata Mata bekerja saat menerima cahaya.Tanpa cahaya, mata tidak dapat berfungsi dengan baik.Pantulan cahaya dari suatu benda masuk melalui pupil kemudian diteruskan ke dalam lensa mata.Oleh lensa mata, cahaya diarahkan sehingga bayangan benda jatuh pada retina. Ujung-ujung syaraf di retina menyampaikan bayangan benda itu ke otak.Selanjutnya.Otak mengolah banyangan tersebut sehingga kita dapat melihat benda tersebut.
3.
Memelihara kesehatan mata f)Mengusahakan untuk makan-makanan yang mengandung vitamin A. g) Jangan membaca di bawah penrangan yang terlalu redup atau terlalu terang. h) Saat membaca, jarak tulisan dengan mata diusahakan sekitar 30 cm. i) Jangan membaca buku atau menonton televise sambil berbaring. j) Hindarkan mata dari kotoran atau debu dengan cara memakai kacamata.
G. Metode Pembelajaran 1. Diskusi (Tutor sebaya) 2. Tanya jawab 3. Penugasan
H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam, guru mengajak siswa untuk berdo’a. b. Absensi “lagu good morning” dan c. Apersepsi dan motivasi 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1) Guru melibatkan siswa mencari informasi tentang topik atau tema. 2) Untuk mengetahui pengetahuan siswa, guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. 3) Guru mencari tutor yang mampu dalam membimbing temannya. 4) Guru membagi kelompok. b. Elaborasi 1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan satu murid sebagai tutor. 2) Guru memberikan materi kepada setiap kelompok. 3) Tutor menjelaskan materi dalam kelompok. 4) Guru mendampingi jalannya diskusi. 5) Guru memberikan tugas.
c. Konfirmasi Dengan bimbingan guru, siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran guna menggali pengalaman belajar yang telah dilakukan. 3. Kegiatan Akhir a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran. b. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan. c. Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran.
d. Guru mengucapakan salam.
I. Sumber Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas IV hal.12-15.
J. Penilaian Hasil Belajar Tes Tertulis 1. Pilihan Ganda 2. Uraian Penilaian Pilihan ganda : jumlah benar X 1
=5
Uraian 1 :jumlah benar X1
=5
Uraian II :jumlah benarX2
=10
Jumlah
20X 5 = 100
Salatiga, 19 Juli 2013
Lampiran 2………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus II Tahun Ajaran 2013/2014 Madrasah
: MI Tarbiyatul Ulum
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
:IV/I
Alokasi Waktu
: 3x25 menit
A. Standar Kompetensi Memahami bagian-bagian alat indra dan fungsinya.
B. Kompetensi Dasar Memahami bagian-bagian telinga dan hidung beserta fungsinya.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menguasai bagian-bagian dari telinga dan hidung. 2. Menguasai fungsi dari bagian-bagian telinga dan hidung.
D. Tujuan Pembelajaran 1.
Dengan penjelasan teman, siswa dapat menyebutkan bagian-bagian telinga dan hidung.
2.
Dengan penjelasan teman, siswa dapat menjelaskan fungsi dari bagain-bagiantelinga dan hidung.
3.
Dengan penjelasan teman, siswa dapat menjelaskan cara kerjatelinga dan hidung.
4.
Dengan penjelasan teman, siswa dapatmenjelaskan cara merawattelinga dan hidung.
E. Karakteristik siswa yang diharapkan 1. Percaya diri
2. Tanggung jawab 3. Peduli sosial 4. Disiplin
F. Materi Ajar Indra Pendengar (Telinga)
Telinga merupakan indra untuk mendengar. 1.
Bagian-bagian telinga dan fungsinya Telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian luar terdiri atas daun telinga, lubang telinga dan gendang telinga.Daun telinga berfungsi untuk menangkap suara dari luar.Suara yang telah ditangkap kemudian diteruskan ke gendang telinga. Telinga bagian tengah terdiri atas tulang martil, tulang landasan dan tulang sangurdi. Saluran eustachius
yang
menghubungkan telinga tengah dengan rongga mulut. Fungsi saluran eustachius
adalah untuk menyeimbangkan tekanan
udara antara telinga luar dengan telinga tengah. Telinga bagian dalam terdiri atas tingkap jorong, bundar, tiga saluran setengah lingkaran, serta rumah siput (koklea).
2.
Cara kerja telinga Suara dari luar masuk ke telinga melalui udara.Suara tersebut ditangkap oleh gendang telinga.Akibatnya gendang telinga bergetar.Getaran itu lalu diteruskan oleh tulang-tulang pendengar ke telinga bagian dalam, tepatnya di ujung
syaraf.Oleh syaraf, getaran tersebut disampaikan ke otak agar diolah sehingga kita dapat mendengar. 3.
Memelihara kesehatan telinga Selalu
membersihkan
telinga
dengan
teratur,
membersihkan dengan benda yang lunak seperti kapas pembersih.Jangan sekali-kali membersihkan dengan benda yang keras atau tajam karena dapat merusak gendang telinga. Indra Pembau (Hidung)
1.
Bagian-bagian hidung dan fungsinya Hidung terdiri atas dua bagan yaitu lubanghidung dan rongga hidung.Rongga hidung terbentuk oleh rongga tulang hidung dan tengkorak. Bulu hidung dan selaput lendir berguna untuk menyaring kotoran yang masuk hidung bersama dengan pernafasan.Di rongga hidung bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau ujung-ujung saraf pembau.Ujung-ujung syaraf pembau ini timbul bersama dengan rambut-rambut halus pada selaput lendir yang berada di dalam rongga hidung bagian atas.
2.
Cara kerja hidung Saat kita menghirup udara pernafasan, bau tersebut ikut masuk ke dalam hidung. Di rongga hidung, bau akan larut di dalam lendir. Selanjutnya rangsangan bau akan diterima oleh ujung-ujung saraf
pembau serta diteruskan kepusat penciuman dan saraf pembau. Oleh otak, rangsang tersebut ditanggapi sehingga kita dapat mencium bau yang masuk hidung. 3.
Memelihara kesehatan hidung Memelihara kesehatan hidung agar sehat dengan cara: d) Membersihkan hidung secara rutin. e) Menutup hidung saat berada pada lingkungan yang kotor. f)
Segera berobat ke dokter jika mengalami gangguan pada hidung.
G. Metode Pembelajaran 1. Diskusi (Tutor sebaya) 2. Tanya jawab 3. Penugasan
H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam, mengajak siswa ontuk berdo’a. b. Mengabsen siswa “lagu good morning” c. Mengondisikan kelas “lagu atas ada Allah” d. Apersepsi dan motivasi 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1) Guru melibatkan siswa mencari informasi tentang topik atau tema. 2) Untuk mengetahui pengetahuan siswa, guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. 3) Guru mencari tutor yang mampu dalam membimbing temannya. b. Elaborasi
1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan satu murid sebagai tutor. 2) Guru memberikan materi kepada setiap kelompok. 3) Tutor menjelaskan materi dalam kelompok. 4) Guru mendampingi jalannya diskusi. 5) Guru memberikan tugas. c. Konfirmasi Dengan bimbingan guru, siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran guna menggali pengalaman belajar yang telah dilakukan. 3. Kegiatan Akhir 1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran. 2. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan. 3. Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran. 4. Guru mengucapakan salam.
I. Sumber Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas IV hal.16-20.
J. Penilaian Hasil Belajar Tes Tertulis 1. Pilihan Ganda 2. Uraian
Penilaian Pilihan ganda: jumlah benarX1
=5
Uraian I
=10
:jumlah benarX1
Uraian II :jumlah benarXI Jumlah
=5 20X5 = 100
Salatiga, 24 Juli 2013
Lampiran 3.........
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus III Tahun Ajaran 2013/2014 Madrasah
: MI Tarbiyatul Ulum
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
:IV/I
Alokasi Waktu
:3x25menit
A. Standar Kompetensi Memahami bagian-bagian alat indra dan fungsinya.
B. Kompetensi Dasar Memahami bagian-bagian lidah dan kulit beserta fungsinya.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menguasai bagian-bagian dari lidah dan kulit. 2. Menguasai fungsi dari bagian-bagian lidah dan kulit.
D. Tujuan Pembelajaran 1.
Dengan penjelasan teman, siswa dapat menyebutkan bagian-bagian lidah dan kulit.
2.
Dengan penjelasan teman, siswa dapat menjelaskan fungsi dari bagain-bagian lidah dan kulit.
3.
Dengan penjelasan teman, siswa dapat menjelaskan cara kerja lidah dan kulit .
4.
Dengan penjelasan teman, siswa dapatmenjelaskan cara merawat lidah dan kulit.
E. Karakteristik siswa yang diharapkan 1. Percaya diri 2. Tanggung jawab
3. Peduli sosial 4. Disiplin
F. Materi Ajar Indra Pengecap (Lidah)
1.
Bagian-bagian lidah dan fungsinya Alat indra pengecap kita adalah lidah. Menggunakan lidah, kita dapat membedakan bermacam-macam rasa.Rasa yang berbeda dikecap oleh bagian lidah yang berbeda pula.Pada permukaan lidah terdapat terdapat bintil-bintil.Pada bintil-bintil tersebut terdapat ujung-ujung saraf pengecap yang sangat peka terhadap rangsang rasa makanan atau minuman yang masuk ke dalam mulut.
2.
Cara kerja lidah Makanan atau miniman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan merangsang ujung-ujung saraf pengecap, oleh saraf pengecap, rangsangan rasa ini diteruskan kepusat saraf pengecap di otak. Selanjutnya, otak menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa suatu jenis makanan atau minuman.
3.
Memelihara kesehatan lidah Beberapa cara memelihara kesehatan lidah, antara lain sebagai berikut. d) Menghindari makan makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin. e) Menyikat lidah saat menggosok gigi agar kotoran pada lidah hilang.
f)Makan makanan yang mengandung vitamin C. Indra Peraba (Kulit)
Kulit berfungsi untuk melindungi bagian-bagian tubuh sebelah dalam kita dari pengaruh luar. 1.
Bagian-bagian kulit dan funginya Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh kita.Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan hipodermis. a.
Epidermis Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit.Lapisan epidermis tersusun atas kulit ari dan lapisan Malpighi.Pada epidermis terdapat saluran keringat, lubang kulit atau pori-pori, dan ujung rambut.Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bibitbibt penyakit kedalam tubuh dan mencegah menguapnya air dari tubuh.Lapisan
Malpighi
berada
disebelah
dalam
kulit
ari.Lapisan ini tersusun atas sel-sel yang aktif membelah diri. b.
Dermis Dermis berada di bawah atau di sebelah dalam epidermis. Pada dermis terdapat kelenjar keringat, kelenjar minyak, akar rambut, pembuluh darah, saraf dan reseptor indra peraba.
c.
Hypodermis Hypodermis
adalah
lapisan
kulit
yang
paling
dalam.Lapisan ini banyak mengandung lemak yang berguna untuk menghangatkan tubuh.
2.
Cara kerja kulit Rangsang yang dapat diterima kulit berupa sentuhan panas, dingin, tekanan dan nyeri.Ketika kulit menerima rangsang,rangsang tersebut diterima oleh sel-sel reseptor. Selanjutnya, rangsangan akan diteruskan keotak melalui urat saraf. Oleh otak, rangsang akan diolah. Akibatnya, kita merasakan adnya suatu rangsang.Otakpun memerintahkan tubuh untuk menanggapi rangsang tersebut.
3.
Memelihara kesehatan kulit d) Mandi dua kali sehari e) Mencuci tangan dan kaki sebelum tidur secara teratur. f)Makan makanan yang bnyak mengandung vitamin E.
G. Metode Pembelajaran 1. Diskusi (Tutor sebaya) 2. Tanya jawab 3. Penugasan
H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam, mengajak siswa berdo’a. b. Absensi “lagu good morning” c.
mengondisikan kelas “lagu atas ada Allah”.
d. Apersepsi dan motivasi 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1) Guru melibatkan siswa mencari informasi tentang topik atau tema. 2) Untuk mengetahui pengetahuan siswa, guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. 3) Guru mencari tutor yang mampu dalam membimbing temannya.
b. Elaborasi 1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan satu murid sebagai tutor. 2) Guru memberikan materi kepada setiap kelompok. 3) Tutor menjelaskan materi dalam kelompok. 4) Guru mendampingi jalannya diskusi. 5) Guru memberikan tugas. c. Konfirmasi Dengan bimbingan guru, siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran guna menggali pengalaman belajar yang telah dilakukan. 3. Kegiatan Akhir a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran. b. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan. c. Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran. d. Guru mengucapakan salam.
I. Sumber Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas IV hal.20-24. J. Penilaian Hasil Belajar Tes Tertulis 1. Pilihan Ganda 2. Uraian Penilaian Pilihan ganda: jumlah benarX1
=5
Uraian I
=10
:jumlah benarX1
Uraian II :jumlah benarXI Jumlah
=5 20X5 = 100
Salatiga, 31 Juli 2013
Mengetahui,
Lampiran 4………
Latihan Soal Siklus I
A. Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d! 1.
Bagian mata yang berfungsi untuk menutup bola mata adalah… a. Kelenjar mata b. Bulu mata
2.
c. kelopak mata d. alis mata
Bagian mata berfungsi untuk meneruskan rangsang cahaya yang diterima sel-sel reseptor ke susunan saraf pusat di otak adalah?
3.
a. Syaraf mata
c. otot mata
b. Cairan mata
d. lensa mata
Bagian mata yang berfungsi sebagai pengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata disebut…
4.
a. Lapisan sclera
c. kelenjar mata
b. Lapisan koroid
d. retina
Penderita mata yang tidak dapat melihat benda apabila jaraknya jauh adalah…
5.
a. Rabun dekat
c. rabun jauh
b. Rabun senja
d. rabun tua
Untuk menjaga kesehatan mata, kita harus makan-makanan yang mengandung… a. Vitamin C
c. vitamin B
b. Vitamin D
d. vitamin A
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban singkat! Mata bekerja saat menerima cahaya. Tanpa ….. mata tidak dapat berfungsi dengan baik. Pantulan cahaya dari suatu benda masuk melalui
….. kemudian diteruskan ke dalam ….. Oleh lensa mata, cahaya diarahkan sehingga bayangan benda jatuh pada ….. Ujung-ujung syaraf di retina menyampaikan bayangan benda itu ke …... Selanjutnya.Otak mengolah banyangan tersebut sehingga kita dapat melihat benda tersebut.
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan jelas! 1.
Alis mata berfungsi untuk?
2.
Sebutkan 4 bagian dalam mata?
3.
Sebutkan 2 cara merawat mata kita agar tetap sehat?
Jawab
Pilihan ganda 1.
C
2. A
3. B
4. C
5. D
Uraian I 1. Cahaya
3. Lensa mata
2. Pupil
4. Retina
5. otak
Uraian II 1. Mencegah masuknya keringat kedalam mata. 2. Lapisan sclera, lapisan koroid, retina dan lensa mata. 3. a. jangan membaca di bawah penerangan terlalu redup atau terang. b.jangan membaca buku sambil berbaring.
Lampiran 5………
Latihan Soal Siklus II
A. Pilihlah jawaban yang paling benar dengan member tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d! 1.
Bagian-bagian telinga tengah adalah… a. Tulang martil dan tulang sangurdi b. Lubang telinga dan tulang landasan c. Tingkap jorong dan rumah siput d. Gendang telnga dan tulang martil
2.
Fungsi saluran eustachius adalah… a. Menangkap suara dari luar b. Menerima suara yang ditangkap oleh telinga bagian luar c. Menyeimbangkan tekanan udara d. Menghubungkan telinga tengah ke rongga mulut
3.
Hidung terdiri atas dua bagian yaitu… a. Rongga hidung dan tengkurak hidung b. Lubang hidung dan rongga hidung c. Rongga hidung dan selaput lendir d. Selaput lendir dan syaraf pembau
4.
Bagian hidung yang berguna untuk menyaring kotoran yang masuk hidung bersama kotoran adalah…
5.
a. Syaraf pembau
c. rongga hidung
b. Selaput lendir
d. reseptor
Saat kita menghirup udara, bau akan masuk kedalam hidung. Dimanakah bau akan larut di dalam lendir? a. Selaput lendir
c. Rongga hidung
b. Ujung syaraf
d. silia
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban singkat! 1.
Telinga Suara dari luar masuk ke telinga melalui…. . Suara tersebut ditangkap oleh ……... .Akibatnya gendang telinga bergetar. Getaran itu lalu diteruskan oleh tulang-tulang pendengar ke telinga bagian ….., tepatnya di ……. syaraf. Oleh syaraf, getaran tersebut disampaikan ke ….. agar diolah sehingga kita dapat mendengar.
2.
Hidung Saat kita menghirup udara pernafasan, bau tersebut ikut masuk ke dalam hidung. Di …………., bau akan larut di dalam ……... Selanjutnya rangsangan bau akan diterima ujungujung…….. pembau serta diteruskan kepusat penciuman dan saraf …… . Oleh ……., rangsang tersebut ditanggapi sehingga kita dapat mencium bau yang masuk hidung.
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan jelas! 1. Daun telinga berfungsi untuk? 2. Sebutkan 2 cara merawat telinga? 3. Sebutkan 2 cara untuk merawat hidung kita?
Jawab Pilihan ganda 1. A
2. C
3. B
4. B
5. C
Uraian I 1. Telinga a. Udara b. Gendang telinga
2. Hidung a. Rongga hidung b. Lendir
c. Dalam
c. Syaraf
d. Ujung
d. Pembau
e. Otak
e. Otak
Uraian II 1. Daun telinga berfungsi untuk menangkap suara dari luar. 2. Membersihkan telinga dengan benda yang lunak dan hindari mendengar suara yang kera. 3. Membersihkan hidung secara rutin, menutup hidung saat berada di lingkungan yang kotor dan segera brobat jika mengalami gangguan pada hidung
Lampiran 6………
Latihan Soal Siklus III
A. Pilihlah jawaban yang paling benar dengan member tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d! 1. Bagian ujung lidah kita sebagai perasa? a. Pahit
c. asin
b. Asam
d. manis
2. Apabila kita sering terserang penyakit sariawan, maka kita kekurangan vitamin? a. Vitamian A
c. Vitamin C
b. Vitamin B
d. Vitamin D
3. Bagian-bagian Dermis adalah sebagai berikut: a. Akar rambut dan kelenjar keringat b. Kulit ari dan lapisan Malpighi c. Kelienjar minyak dan lapisan Malpighi d. Kulit arid an pembuluh darah 4. Bagian kulit yang banyak mengandung lemak adalah… a. Epidermis
c. Hypodermis
b. Dermis
d. Malpighi
5. Urutan lapisan kulit yang paling benar adalah… a. Dermis, epidermis dan hypodermis b. Epidermis, dermis dan hypodermis c. Hypodermis, epidermis dan dermis d. Epidermis, hypodermis dan dermis
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban singkat! 1. Lidah Makanan atau miniman yang telah berupa …… di dalam mulut akan merangsang ……… saraf ………, oleh saraf pengecap, rangsangan …….. ini diteruskan kepusat saraf pengecap di otak. Selanjutnya, otak ……….. rangsang tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa suatu jenis makanan atau minuman. 2. Kulit Rangsang yang dapat diterima …….. berupa sentuhan panas, dingin, tekanan dan nyeri. Ketika kulit menerima rangsang,rangsang tersebut diterima oleh ……. reseptor. Selanjutnya, rangsangan akan diteruskan keotak melalui….. saraf. Oleh otak, rangsang akan …... Akibatnya, kita merasakan adanya suatu rangsang.Otakpun………… tubuh untuk menanggapi rangsang tersebut.
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan jelas! 1. Bagaimana cara untuk merawat lidah? 2. Kulit ari berfungsi untuk? 3. Sebutkan 2 cara untuk merawat kulit kita?
Jawab Pilihan ganda 1. D
2. C
3. A
4. C
Uraian I 1. Lidah a. Larutan
2. Kulit a. Kulit
b. Ujung-ujung
b. Sel-sel
c. Pengecap
c. Urat
d. Rasa
d. Diolah
5. B
e. Menanggapi
e. Memerintahkan
Uraian II 1. Menghindari makanan yang terlalu panas atau dingin, menyikat lidah saat menggosok gigi dan makan makanan yang mengandung vitamin C. 2. Fungsi kulit ari untuk mencegah masuknya bibit-bibit penyakit ke dalam tubuh dan mencegah menguapnya air dalam tubuh. 3. Mandi 2 kali sehari, mencuci kaki dan tangan secara teratur sebelum tidur.
Lampiran 7..........
Pembekalan tutor sebelum melakukan siklus
Suasana saat siswa mengerjakan soal latihan
Siswa mengerjakan latihan dan diskusi dengan tutornya
Pengawasan guru saat siklus berlangsung
Pelaksanaan diskusi kelompok beserta tutur sebaya
Pengkondisian kelas dan penjelasan materi
Suasana saat penjelasan guru berlangsung
Materi diajarkan pada siklus
yang
DAFTAR NILAI SKK Nama :Ari Retno Satriyanti NIM : 11509034 Jurusan/Progdi: Tarbiyah/PGMI Dosen Pembimbing : Dr. Winarno, S.Si, M.Pd. NO. NAMA KEGIATAN TANGGAL 1. Orientasi Pengenalan 18-20 Agustus Akademik dan Kemahasiswaan 2009 (OPAK) 2009 STAIN Salatiga. 2. Pelatihan Emotional Spiritual 21 Agustus 2009 Intelligence Quotient (ESIQ) STAIN Salatiga. 3. User Education oleh UPT 25-29 Agustus Perpustakaan STAIN Salatiga. 2009 4. Racana STAIN Salatiga 20 Oktober 2009 “Pendidikan Dan Latihan Calon Pramuka Pandega KE-19” 5. Racana STAIN Salatiga Kursus 30 Januari 2010 “Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML) Kwartir Cabang Kota Salatiga Tahun 2010” 6. STAIN Salatiga Jurusan 15-17 Pebruari Tarbiyah “Praktikum 2010 Kepramukaan Bagi Mahasiswa Pendidikan Agam Islam (PAI)” 7. Seminar Nasional Pendidikan 02 Juni 2010 “Aktualisasi Nilai-nilai Pendidikan Dalam Upaya Membentuk Karakteristik dan Budaya Bangsa” 8. Ma’had STAIN Salatiga 26 Juli 2010 9. Ma’had STAIN Salatiga 27 Juli 2010 “Haflah Akhirussanah Ma’had Mahasiswa STAIN Salatiga” 10. Racana STAIN Salatiga 08-11 Oktober “Pendidikan dan Latihan Calon 2010 Penegak Pandega ke-20 (PLCPP XX)
11.
Pergerakan Mahasiswa Islam 28-30 Juni 2011 Indonesia (PMII) “Meningkatkan Kesadaran 3Pemuda Dalam Membangun Bangsa”
KETERANGAN Peserta
SKOR 3
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
Panitia
3
Pembantu DPL
3
Peserta
6
Peserta Panitia
3 3
Reka Kerja
3
Peserta
3
12.
13.
14. 15. 16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
STAIN Salatiga “Praktikum Pramuka Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Isalm Negeri (STAIN) Salatiga”
-Progdi PAI Angkatan 2009 (22-23 Juli 2011) -Progdi PAI Angkatan 2010 (24-25 Juli 2011) -Progdi TBI dan PBA Angkatan 2010 (26-27 Juli 2011) Racana STAIN Salatiga 30 September-03 “Pendidikan dan Pelatihan Oktober 2011 Calon Pramuka Pandega ke-21 (PLCPP XXI)” Praktikum TOEFL STAIN 21 Januari 2012Salatiga 04 Februari 2012 Praktikum Pelatihan ILAiK 21 Januari 2012– STAIN Salatiga 04 Februari 2012 Senat Mahasiswa (SEMA) 27 Maret 2012 “Meningkatkan Kepekaan dan Transparasi Kinerja Lembaga Menuju kampus yang Amanah” Seminar Regional “Peran 03 Mei 2012 Mahasiswa Dalam Mengawal BLSM (BLT) Tepat Sasaran” Seminar Nasional HMJ 29 Mei 2012 Tarbiyah “Pendidikan Multikultural Sebagai Pilar Karakter Bangsa” Senat Mahasiswa (SEMA) 20 Juni 2012 “Evaluasi Kinerja Lembaga Menanggapi Public Hearing I “ Senat Mahasiswa (SEMA) 02-03 November Pelatihan Legal Drafting 2012 “Revitalisasi Undang-undang Mahasiswa untuk Kemajuan Kampus yang Lebih Baik” Senat Mahasiswa (SEMA) 25 Maret 2013 “Optimalisasi Kinerja Lembaga Melalui Kritik dan Saran Mahasiswa” Seminar Nasional “Ahlussunah 26 Maret 2013 Waljamaah dalam Perspektif Islam Indonesia” Seminar Nasoinal DEMA 13 Maret 2013 “HIV/AIDS bukan kutukan dari
Pendamping DPL
3
Panitia
3
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
4
Peserta
6
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
6
Peserta
6
24.
25.
26.
Tuhan” Seminar Nasional Dewan 27 Mei 2013 Mahasiswa (DEMA) “Norma Hukum Serta Kebijakan Pemerintah Dalam Mengendalikan Harga BBM Bersubsidi” Seminar Politik Nasional 1 Juni 2013 SEMA “Peran Nyata Mahasiswa Dalam Menyikapi Perpolitikan Indonesia” Seminar Nasional Dewan 08 Juli 2013 Mahasiswa (DEMA) “Mengawal pengendalian BBM Bersubsidi, kebijakan BLSM yang tepat sasaran Serta pengendalian inflasi dalam negeri sebagai dampak kenaikan harga BBM Bersubsidi” Jumlah
Peserta
6
Peserta
6
Peserta
6
100
Salatiga, 26 Agustus 2013 Mengetahui, Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan
H.AgusWaluyo, M.Ag NIP.197502112000031001