Laporan Hasil Penelitian PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
ARDIN DOLOK SARIBU, SE., MSi (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommesen)
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2012
2
ABSTRACT
Target of this research is to obtain get evidence empirically and clarity about fundamental variable influence consisting of ROA, ROE, DER, EPS, simultanrously and partially on the stock price in the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange. The population in this research are all banking companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2006 until 2010. The research sample was taken by using purposive sampling method resulting in 21 banks. The method of anlysis used is multiple linear regression analysis. Result of research simultaneously shows all the independent variables affect the share price with significant value of o,001. While only partial and ROA, ROE, DER variables that influence the stock prices and DER variable not affect to stock price. Keywords: Return ON Asset, Return On Equity, Debt Equity Ratio, Earnings Per Share and Stock Price.
3
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan penelitian ini tidak lepas dari pengorbanan dan bantuan dari banyak pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Jongkers Tampubolon, MSc, selaku Rektor Universitas HKBP Nommensen besarta seluruh stafnya. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasan Sitorus, MSi., selaku Ketua Lembaga Penelitian Universitas HKBP Nommensen beserta seluruh stafnya. 3. Bapak Dr. Ir. Parulian Simanjuntak, MA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen beserta seluruh stafnya. 4. Bapak Dr. Jadongan Sijabat, SE., MSi., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen beserta seluruh stafnya. 5. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen. 6. Kedua Orang Tua dan Istriku Jojor Delima Samosir, AMKeb. serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa, dukungan dan motivasi dengan penuh kasih sayang kepada penulis.
4
7. Seluruh pihak-pihak tidak disebutkan yang telah mendukung dan memberikan
saran
yang
membangun
kepada
penulis
khususnya
mahasiswa/i yang turut serta membantu pengisian kuesioner. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih diperlukan masukan dan saran yang membangun guna perbaikan dan kesempurnaan, dan akhirnya harapan penulis semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan,
Juli 2012
Ardin Dolok Saribu, SE., MSi.
5
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ...........................................................................................
i
DAFTAR ISI ......... ...............................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................
vii
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................
1
1.1. Latar Belakang ...............................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah .......................................................................
5
1.3. Tujuan Penelitian ...........................................................................
5
1.4. Manfaat Penelitian .........................................................................
6
1.5. Batasan Masalah.............................................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
8
2.1. Tinjauan Teori ................................................................................
8
2.1.1. Pengertian Pasar Modal......................................................
8
2.1.2. Saham ...................................................................................
9
2.1.3. Analisis Fundamental ...........................................................
11
2.1.4. Harga Saham dan Penilaian Harga Saham ...........................
11
2.1.5. Rasio Keuangan ...................................................................
15
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu .......................................................
16
2.3. Kerangka Konseptual ....................................................................
19
2.4. Hipotesis ..........................................................................................
21
6
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................
22
3.1. Rancangan Penelitian .......................................................................
22
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................
22
3.3. Populasi dan Sampel ........................................................................
23
3.4. Metode Pengumpulan Data ..............................................................
24
3.5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel .................
25
3.6. Metode Analisis Data .......................................................................
28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................
36
4.1. Deskriptif Data Penelitian ................................................................
36
4.2. Pengujian Asumsi Klasik .................................................................
38
4.2.1. Hasil Pengujian Normalitas..................................................
38
4.2.2. Hasil Pengujian Multikolonieritas .......................................
40
4.2.3. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ....................................
41
4.2.4. Hasil Pengujian Autokorelasi ...............................................
42
4.3. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................
42
4.4. Pembahasan Hipotesis......................................................................
45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................
50
5.1. Kesimpulan ......................................................................................
50
5.2. Keterbatasan Penelitian ...................................................................
50
5.3. Saran
............................................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
53
LAMPIRAN ………. ...........................................................................................
55
7
DAFTAR GAMBAR
No.
Judul
Halaman
2. 3. Kerangka Konseptual ....................................................................................
19
4. 1. Normal PP Plot Residual ...............................................................................
38
4.2. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ................................................................
41
8
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perekonomian bangsa Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah memperhatikan perkembangan yang cukup signifikan. Dengan semakin banyaknya bermunculan perusahaan-perusahaan yang mendaftar dan menjual saham/go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam upaya melakukan pengembangan terhadap kegiatan bisnisnya, perusahaan tentu saja membutuhkan dana yang sangat besar. Kebutuhan akan dana tersebut semakin bertambah seiring dengan semakin besarnya kegiatan ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Pasar modal merupakan salah satu alternatif sumber dana eksternal disamping sumber dana pinjaman. Pasar modal memiliki peran bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dengan adanya pasar modal dapat menginvestasikan dana dengan harapan memperoleh imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus mengganggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Adanya perkembangan pasar modal yang pesat dapat membuat investor lebih leluasa dalam melakukan aktivitasnya, baik dalam pemilihan portofolio investasi pada efek yang tersedia maupun besarnya jumlah yang diinvestasikan. Tujuan dan motivasi investor dalam melakukan pembelian saham adalah
9
meningkatkan kekayaan mereka di masa mendatang, yaitu dengan memperoleh hasil berupa deviden maupun capital gain yang jumlahnya diharapkan lebih besar dari tingkat return sarana investasi lain seperti deposito dan pembelian obligasi. Dalam berinvestasi para investor memerlukan informasi akurat yang akan digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan untuk membeli saham-saham perusahaan yang menguntungkan. Informasi yang ada dapat digunakan sebagai bahan analisa saham baik secara fundamental maupun teknikal. Keadaan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para pemakai untuk mendukung proses pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Analisa laporan keuangan ini mencakup (1) perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, dan (2) evaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu (Brigham dan Houston, 2006). Badan pengawasan pasar modal (BAPEPAM) mewajibkan para emiten untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan atau annual report agar adanya transparansi dalam pengungkapan berbagai informasi yang berhubungan dengan kinerja emiten yang bersangkutan. Dengan analisis tertentu atas laporan keuangan masyarakat dapat menentukan pilihan untuk berinvestasi pada saham perusahaan yang menurut penilaiannya memiliki prospek yang menguntungkan misalnya dengan menggunakan berbagai rasio yang diperoleh dari laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Investor dalam melakukan analisis dan menilai saham di pasar modal secara umum menggunakan 2 (dua) pendekatan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal, secara bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar dengan
10
interaksi antara permintaan dan penawaran yang berpengaruh terhadap transaksi saham perusahaan sehingga harga saham akan mengalami berbagai fluktuasi. Analisis fundamental didasarkan pada dua model dasar penilaian sekuritas yaitu earning multipler dan asset value. Studi Utami dan Suharmadi (1998) menunjukkan bahwa faktor fundamental perusahaan memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan. Penilaian saham secara akurat dapat meminimalkan resiko sekaligus membantu unvestor mendapatkan keuntungan wajar, mengingat investasi daham di pasar modal merupakan jenis investasi yang cukup berisiko tinggi meskipun menjanjikan keuntungan yang relatif besar. Analisis fundamental memfokuskan pada laporan keuangan perusahaan di mana tujuannya untuk mendeteksi perbedaan harga saham sekuritas dengan nilai intrinsiknya. Pendekatan fundamental memberikan dasar teoritis perhitungan nilai intrinsiknya yang dapat ditentukan berdasarkan faktor fundamental perusahaan misalnya, laba, deviden, struktur modal, ratio dan potensi pertumbuhan perusahaan. Faktor fundamental yang digunakan untuk memprediksi harga saham atau retur saham adalah resiko keuangan dan resiko pasar. Rasio keuangan yang berfungsi untuk memprediksi harga saham yaitu ROA (Return On Asset), DER (Debt Equity Ratio), ROE (Return On Equity), BVS (Book Value per Share). Rasio ini digunakan untuk menilai kewajaran harga saham maupun menilai tingkat harga relatif jika diperbandingkan dengan harga saham lainnya. Peneliti sebelumnya yang menghubungkan antara faktor fundamental (ROA, DER, BVS, PBV) dengan harga saham menunjukkan hasil yang tidak
11
konsisten. Beberapa
peneliti
menghasilkan kesimpulan pengaruh faktor
fundamental terhadap harga saham yaitu silalahi (1991), dan Dwipayana (2007), Wathi (2006) melakukan penelitian dan memperoleh hasil bahwa variabelvariabel fundamental mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham sebagai kelanjutan dari penelitian sebelumnya karena masih terdapat ketidakkonsistensinan hasil penelitian-penelitian tersebut. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakakukan oleh Nainggolan (2008) yang menguji Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian sebelumnya variabel bebasnya yang digunakan adalah ROA, ROE, DER, BVS. Sementara dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah ROA, ROE, DER, EPS. Perbedaan lainnya adalah penelitian ini mengunakan objek penelitian pada perusahaan perbankan sedangkan objek penelitian sebleumnya adalah perusahaan manufaktur. Kemudian perbedaan berikutnya adalah tahun periode penelitian ini adalah dari tahun 2005 – 2009 sedangkan periode penlitian sebelumnya adalah tahun 2004 – 2006. Melihat hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian untuk memberikan kajian akademik yang semakin jelas mengenai permasalahan yang dikemukakan di atas. Faktor fundamental dengan menggunakan rasio keuangan yang akan digunakan adalah ROA, ROE, DER, EPS sebagai variabel yang akan diteliti terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2005 – 2009
12
dengan judul “Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, untuk memberikan fokus dan batasan penelitian agar hasil yang diperoleh bisa memberikan kesimpulan yang baik, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah variabel fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS secara bersama-sama (Simultan) mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Apakah variabel fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS secara individual (Parsial) mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fundamentar dalam pembentukan harga saham. Secara terinci tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS secara bersama-sama (Simultan) terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
13
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS secara Individual (Parsial) terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat pada berbagai bidang dan profesi, yaitu sebagai berikut: 1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam memahami pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS terhadap Harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Menambah informasi bagi investor pasar modal untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang optimal. 3. Menambah perbendaharaan riset di akademisi dibidang manajemen keuangan khususnya manajemen investasi di pasar modal, dan referensi peneliti selanjutnya pada permasalahan atau subjek yang sama.
1.5. Originalitas Penelitian Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan (2008) yang menguji analisis pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
14
Tabel 1.1. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu No
Keterangan
Penelitian sekarang
Penelitian terdahulu
1
Variabel Bebas
ROA, ROE, DER, EPS
ROA, ROE, DER, BVS
2
Perusahaan
Perbankan
Manufaktur
3
Periode
2006 – 2010
2005 – 2009
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKAN
2.1. Tinjauan Teori 2.1.1. Pengertian Pasar Modal Pada dasarnya pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Jika di pasar modal diperjualbelikan instrumen keuangan seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan seperti opsi, maka di pasar uang diperjualbelikan antara lain Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, Comercial Paper, Promissory Notes, Call Money, Repurchase Agreement, Banker’s Acceptence, Treasury Bills dan lain-lain. Undang-uandang pasar modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sharpe (1999:9) menyatakan bahwa pasar modal sebagai salah satu jenis pasar sekuritas yang memperdagangkan aktiva keuangan yang memiliki jangka waktu lebih dari setahun. Menurut Sunariyah (2004:5) pasar modal sebagai tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga. Ditempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang
16
mempunyai kelebihan dana melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya ditempat ini pula perusahaan yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan listeng terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten. Dari definisi di atas maka pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi yang mempertemukan pihak penawar dan pembeli instrumen keuangan jangka panjang baik dalam bentuk hutung maupun modal sendiri.
2.1.2. Saham Perseroan adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan UndangUndang, dan mempunyai eksistensi yang terpisah dengan pemiliknya dan dapat melakukan usaha dalam batas tertentu sebagai mana lazimnya manusia biasa, sifat ini sering disebut sebagai berbadan hukum. Perseroan mempunyai eksistensi tidak terbatas, kecuali jika umumnya dibatasi oleh Undang-Undang. Sebagai bukti keikutsertaan mereka dalam perseroan tersebut makaperseroan menerbitkan saham bagi pemilik modal. Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luas dimasyarakat. Umumnya saham yang dikenal sehari-hari merupakan saham biasa. Bentuk saham yang lain adalah saham yang memiliki sifat-sifat obligasi yaitu Preferred stock. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan tersebut, Tjiptono dan Hendy (2001:5).
17
Menurut Tjiptono dan Hendy (2001:7) ditinjau dari kinerja perdagangan maka saham dapat dikategorikan atas: 1. Blue Chip Stock yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam pembayaran deviden. 2. Income Stock yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. 3. Growth Stock yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. 4. Speculative Stock yaitu suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti. 5. Counter Cyclical Stock yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan deviden yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.
18
2.1.3. Analisis Fundamental Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja perusahaan. Sebagian ahli berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangkan panjang. Pendekatan dengan analisis fundamental didasarkan pada suatu anggapan bahwa saham memiliki nilai instriksi yang diestimasi oleh para analis atau investor, (Jones:2002). Menurut Bodie (2005:140) bahwa analisis fundamental selalu memulai penilaian harga saham dengan melihat kepada pembelajaran atas laba historis dan pengujian atas laporan keuangan suatu perusahaan. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Menurut Husnan (1994:145) pendekatan fundamental memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental (pertumbuhan penjualan, nilai penjualan, Net profot Margin, dan Price earning ratio) berdasarkan pada informasi akuntansi yang telah diaudit oleh akuntan publik dan dipercaya oleh segenap peserta pasar.
2.1.4. Harga Saham dan Penilaian Harga Saham Berbagai studi empiris menunjukkan bahwa terdapat beberapa unsur utama yang terdapat dalam harga saham individual, yaitu: 1. Kondisi pasar secara keseluruhan
19
2. Kondisi industri sejenis 3. Kinerja perusahaan Sedangkan yang menjadi penyebab utama fluktuasi harga saham adalah kondisi perekonomian dan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan hal yang sangat penting, misalnya dalam beberapa kasus terdapat beberapa perusahaan tertentu bergerak dengan arah yang berbeda dengan industri sejenis. Perusahaan-perusahaan tertentu bergerak dengan arah yang berbeda dengan industri sejenis. Perusahaan-perusahaan ini mengembangkan produk atau teknologi yang baru sehingga membuat para investor merasa dapat memperoleh keuntungan, setidaknya bersifat temporer. Hal ini akan mengakibatkan bereaksinya harga saham akibat antisipasi dari pada investor terhadap keuntungan atau kerugian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Reaksi harga saham yang cukup tajam terhadapa naik turunnya pendapatan perusahaan sudah merupakan hal yang biasa akibat tindakan investor untuk mengantisipasi hal ini. Berbagai pemberitaan dari kejadian-kejadian yang akan mempengaruhi kinerja perusahaan dapat pula menyebabkan naik turunnya harga. Pertimbangan para fundamentalis mengenai pertumbuhan perusahaan, besarnya deviden, resiko dan tingkat bunga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap harga saham. Ekspektasi yang tinggi untuk meraih keuntungan dari investasi yang dilakukan cenderung melipatgandakan harga saham, sementara itu resiko dan tingkat bunga yang lebih tinggi cenderung akan mengakibatkan penurunan harga saham.
20
Hal-hal penting yang merupakan faktor makro atau pasar yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah: 1. Tingkat inflasi dan suku bunga 2. Kebijakan keuangan dan fiskal 3. Situasi bisnis international 4. Situasi perekonomian Menurut Jogiyanto (1998:70), penilaian Harga saham menjelaskan ada 2 (dua) pendekatan untuk menilai interinsik saham yaitu: a. Pendekatan nilai sekarang (Present Value Approaching) Pendekatan niali sekarang juga disebut dengan metode kapitalisasi laba karena melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang. b. Pendekatan PER (Price earning ratio approach) Pendekatan ini menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings. Rasio ini melihat berapa besar investor menilai harga saham dari saham terhadap kelipatan dari earnings. Untuk mengetahui sampai sejauh mana investasi yang akan ditanamkan investor disuatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diisyaratkan investor, dapat dilihat dari: 1. Return On Asset (ROA) Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan asset yang dimiliki. Dengan mengetahui rasio
21
ini kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktiva dalam kegiatan operasional perusahaan. ROA
=
Net Income After Taxes Total Asset
2. Return On Equty (ROE) Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. ROE
=
Net Income After Taxes Total Equity
3. Debt Equty Ratio (DER) Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. DER
=
Total Debt Total Equity
4. Earnings Per Share (EPS) Salah satu angka yang dipertimbangkan oleh analis adalah Earnings Per Share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun tidak semua perusahaan mencamtumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, besarnya EPS dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laba rugi perusahaan.
22
EPS
=
Net Income After Taxes Number Of Share Outs tan ding
2.1.5. Rasio Keuangan Untuk mengetahui makna yang ada pada laporan keuangan diperlukan sebuah alat analisis. Alat analisis ini digunakan biasanya adalah analsis laporan keuangan yang berupa rasio-rasio laporan keuangan. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan dari berbagai aspek kinerja. Ukuran kinerja yang pertama yang diukur adalah ukuran likuiditas di mana menukur kinerja perusahaan dari aspek kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Ukuran kinerja kedua adalah leverage atau solvabilitas yang mengukur kinerja perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka panjang. Ukuran ketiga adalah profitalibitas yang mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan sumber daya yang dimiliki. Menurut harahap (2003:298), keunggulan analisis rasio keuangan dibandingkan dengan teknik analisis yang lainnya: a. Rasio merupakan angka-angka atau iktisar yang lebih mudah dibaca dan signifikan. b. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain. c. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score)
23
d. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. e. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
2.2. Tinjauan Penelitian terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penggunaan variabel fundamental yang dihubungkan dengan harga saham perusahaan dalam analisis harga saham telah banyak dilakukan oleh sejumlah peneliti. Haryanto (2003) melakukan penelitian bahwa beberapa variabel fundamental memeiliki pengaruh terhadap harga saham tetapi hanya ROE yang mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Dalam penelitian Dwipayana (2007) mengemukakan bahwa variabel ROA, PER, DER tidak berpengaruh secara positif terhadap harga saham. Adapun hasil penelitian tersebut bahwa pengaruh terbesar dari nilai koefisien regresi NPM. Penelitian Silalahi (1991) mengemukakan bahwa fluktuasi harga saham secara nyata juga dipengaruhi oleh ROA. Penelitian Sasongko dan Wulandari (2003) mengemukakan bahwa hanya variabel EPS yang memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian Wathi (2006) membuktikan bahwa rasio profitabilitas dan rasio leverage secara simultas mempengaruhi harga saham, namun secara parsial hanya ROA dan DER yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Penelitian Indah Nurmalasari (2009) menemukan bahwa hanya ROA dan EPS
24
yang memiliki pengaruh terhadap harga saham. Beberapa perbedaan tersebut terjadi antara peneliti satu dengan lainnya, dan perbedaan antara bukti empiris dengan teori yang mendasarinya, dapat dilihat pada tabel berikut:
25
Tabel 2.1. Penelitian terdahulu beserta hasil penelitian NO
Nama/Tahun Silalahi
Judul penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham
Variabel Penelitian Modal Kerja, EPS, Harga saham
1
D. (1991)
2
Rechtmawan Dwipayana (2007)
Analisis Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap harga saham
ROA, NPM, PER, DER, Harga Saham
3
Sucitra (2006)
Wathi
Pengaruh rasio Profitabilitas dan rasio leverage terhadap harga saham
ROA, ROE, DER, Harga saham
4
Susan Grace Veranita Nainggolan (2008)
Pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham
ROA, ROE, DER, BVS, harga saham
5
Haryanto (2003)
Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan industri minimum di BEJ
ROA, ROE, NPM, Harga saham
6
Sasongko dan Wulandari (2003)
ROA, EPS, ROS, BEP, dan harga saham
7
Indah Nurmalasari (2009)
Pengaruh EVA dan Rasio Profitabilitas terhadap harga saham Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Emiten LQ45 di BEI
ROA, ROE, NPM, EPS, harga saham
Hasil Penelitian Modal kerj, EPS, Harga saham, signifikan berpengaruh terhadap harga saham Secara parsial hanya variabel NPM yang signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel ROA, PER, DER tidak signifikan terhadap harga saham Rasio Profitabilitas dan rasio leverage secara simultas mempengaruhi harga saham dan secara parsial hanya ROA dan DER yang berpengaruh terhadap harga saham ROA, ROE, DER, BVS, harga saham tidak berpengaruh terhadap harga saham Hanya ROE yang berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan ROA dan NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham Hanya EPS yang berpengaruh terhadap harga saham. Hanya Variabel ROA dan EPS yang memiliki pengaruh terhadap harga saham.
26
2.3. Kerangka Konseptual Variabel Independen
Variabel Dependen
Rasio Fundamental ROA (X1) ROE (X2) Harga saham (Y) DER (X3) EPS (X4)
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual: Pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham
Kerangka konseptual bertujuan untuk memberikan gambaran konsep pemikiran dalam menjalankan penelitian ini. Kerangkan pemikiran disusun berdasarkan pemahaman penulis terhadap tinjauan teoritis serta penelitian terdahulu yang telah dikaji penulis pada bagian sebelumnya. Kerangka pemikiran ini akan digunakan untuk menyusun hipotesis dan instrumen penelitian yang akan digunakan. Memprediksi harga saham merupakan isu yang snagat penting dalam bidang keuangan terutama dalam pembuatan keputusan berinvestasi. Analisa fundamental merupakan salah satu cara untuk memprediksi harga saham dengan menggunakan laporan keuangan sebagai salah satu sumber informasi terutama yang terkait dengan rasio keuangan.
27
Analisis fundamental merupakan estimasi nilai faktor-faktor internal emiten dan ekonom pada saat ini untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang dengan memproyeksikan data dan informasi aktual agar dapat diestimasi nilai intriksik dari harga saham saat ini. Dengan diperolehnya nilai intrinsik, analisis atau investor dapat menentukan tindakan apa yang akan dilakukan dipasar dengan membandingkan nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Return On Asset yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap aset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini peneliti bisa menilai apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Return On Equty, rasio ini menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat kembalian yang lebih besar bagi pemegang saham. Debt Equty Ratio, rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Hubungan antara variabel penelitian ini adalah terdapat hubungan antara variabel independen yaitu faktor fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS dengan harga saham sebagai variabel dependen.
28
2.4. Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian dan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Terdapat pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian Penelitian akan dilaksanakan dalam tahapan penelitian yang terstruktur dengan melalui tahapan penelitian yang baik. Model regresi akan digunakan sebagai alat dalam pengujian hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini untuk menarik kesimpulan peneliti. Sesuai dengan tujuan peneliti yaitu untuk menganalisis pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian penjelasan (explanotory research) yaitu memberikan penjelasan kausal atau hubungan antara variabel-variabel serta untuk menganlisis bagaimana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya dan untuk menguji hubungan antara variabel yang dihipotesiskan.
3.2. Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap seluruh perusahaan perbankan yang sudah go public dari tahun 2006 sampai dengan 2010. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Maret 2012 sampai dengan Juli 2012, dimulai dari pemilihan masalah, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan.
30
3. 3. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar/aktif di Bursa Efek Indonesia dengan periode selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2006 sampai dengan 2010. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, terdapat 31 perusahaan perbankan yang terdaftar/aktif dari tanggal 1 Januari 2006 hingga 31 Desember 2010. Kemudian dari jumlah populasi tersebut diambil sampel penelitian dengan menggunakan metode purposive sampling berdasarkan atas pertimbangan tertentu sehingga diperoleh sampel yang representatif sesuai dengan kriteria
yang ditentukan. Adapun beberapa
pertimbangan atau kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah: 1. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2006 sampai dengan 2010. 2. Laporan keuangan perusahaan perbankan yang diteliti tersedia lengkap dan telah dipublikasikan setiap tahunnya mulai dari tahun 2006 sampai dengan 2010. Berikut ini ringkasan teknik penentuan jumlah sampel berdasarkan kriteria di atas dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Teknik Pengambilan Sampel No
Kriteria
1
Populasi
2
Tidak memenuhi kriteria 1 dan 2 Total sampel
Jumlah 31 ( 10 ) 21
Sumber : Situs Resmi BEI, http://www.idx.co.id, 2010 (data diolah)
31
Maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 21 perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Adapun bankbank yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Daftar Sampel Penelitian No. Saham Perusahaan Tanggal Listing 1 BMRI Bank Mandiri.Tbk 14/07/2003 2 BABP Bank Bumi Putra Indonesia. Tbk 15/07/2002 3 BBCA Bank Central Asia. Tbk 31/05/2000 4 BBNI Bank Negara Indonesia. Tbk 20/11/1996 5 BBRI Bank Rakyat Indonesi. Tbk 10/11/2003 6 BCIC Bank Century. Tbk 03/06/1997 7 BEKS Bank Eksekutif Internasional. Tbk 22/06/2001 8 BKSW Bank Kesawan. Tbk 21/11/2002 9 BNGA Bank Niaga. Tbk 29/11/1989 10 BNII Bank Internasional Indonesia. Tbk 02/10/1989 11 BNLI Bank Permata. Tbk 15/01/1990 12 BSWD Bank Swadesi. Tbk 01/05/2002 13 BVIC Bank Victory Internasional. Tbk 30/06/1999 14 MAYA Bank Mayapada. Tbk 07/08/1997 15 MEGA Bank Mega. Tbk 17/04/2000 16 NISP Bank NISP. Tbk 20/10/1994 17 PNBN Bank Pan Indonesia. Tbk 29/12/1982 18 BBNP Bank Nusantara Parahyangan. Tbk 14/12/2000 19 BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk 08/12/1989 20 INPC Bank Artha Graha International, Tbk 23/08/1990 21 BBKP Bank Bukopin, Tbk 10/07/2006 Sumber : Situs Resmi BEI, http://www.idx.co.id, 2010 (data diolah)
3. 4. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan studi dokumentasi yang
dilakukan dengan cara mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia, data diperoleh dengan cara mendownload laporan tahunan perusahaan yang diteliti pada situs resmi : www.idx.co.id, www.finance.yahoo.com, www.bi.go.id.
32
3. 5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel Berdasarkan hipotesis pada bagian sebelumnya, variabel peneliti dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1) Variabel independen (bebas), adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel fundamental yang terdiri dari: ROA (X1), ROE (X2), DER (X3), dan EPS (X4). 2) Variabel dependen (Terikat), adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham (Y). a. Variabel independen Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri atas (ROA (X1), ROE (X2), DER (X4) dan EPS (X4). Return on Asset (ROA)/X1 Rasio
ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dari setiap asset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini dapat digunakan untuk menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan, (Darsono dan Ashari, 2005). Return On Asset dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: ROA (X1) =
Net Income after taxes Total Asset
33
Variabel Return On Asset (ROA) dalam penelitian ini secara sistematis dapat dihitung sebagai berikut: ∆ ROA (%) =
ROAt ROAt 1 x100% ROAt 1
Return on Equity (ROE)/X1 Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini bisa dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah ekuitas perusahaan. ROE (X2) =
Net Income After Taxes Total Equity
Variabel Return On Equity (ROE) dalam penelitian ini secara sistematis dapat dihitung sebagai berikut: ∆ ROE (%) =
ROEt ROEt 1 x100% ROEt 1
Debt to Equity Ratio (DER)/X3 Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang, (Darsono dan Ashari, 2005). Rumusnya adalah: DER =
Total Debt Total Equity
34
Variabel Debt to Equity Ratio (DER) dalam penelitian ini secara matematis dapat dihitung sebagai berikut: ∆ DER (%) =
DERt DERt 1 x100% DERt 1
Earnings Per Share (EPS)/X3 merupakan rasio
yang
menunjukkan proporsi laba perusahaan yang dapat diklaim dengan setiap lembar saham. Semakin tinggi rasio EPS menunjukkan bahwa semakin baik kinerja perusahaan. EPS (X3) =
Net Income After Tax Number of Share Outs tan ding
b. Variabel dependen (Harga Saham)/Y Realisasi harga saham penutupan tahunan. Harga saham ini dipandang layak untuk mewakili pencerminan kinerja perusahaan dalam satu periode laporan keuangan. Variabel harga saham akan dihitung berdasarkan rasio persentase perubahan antara dua periode
waktu
yang
berurutan.
Secara
matematis
dapat
digambarkan dalam rumusan berikut ini: ∆ Perubahan Harga (%) =
H arg a sahamt H arg a sahamt 1 x100% H arg a Sahamt 1 Dalam melakukan penelitian agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan untuk memudahkan pengertian terhadap variabel penelitian, yaitu variabel
35
independen, variabel dependen maka peneliti menetapkan operasionalisasi variabel yang akan diteliti dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3. Defenisi operasional variabel Jenis Variabel
Nama variabel
Return On Asset (ROA) (X1)
Return On Equity (ROE) (X2) Independen
Debt to Equty Ratio (DER) (X3)
Earnings Per Share (EPS) (X4)
Dependen
Harga Saham (Y)
Defenisi Operasional Rasio antara Net Income After Tax terhadap asset secara keseluruhan akan menunjukkan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian kepada penanam modal mengukur profitabilitas dari sisi modal atau dengan kata lain untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang mempengaruhi perputaran aktiva Rasio yang menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. rasio yang menunjukkan proporsi laba perusahaan yang dapat diklaim dengan setiap lembar saham. Harga saham emiten pada saat sesi penutupan
Skala
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
3.6. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan uji statistik untuk menguji apakah rasio keuangan yang terdiri dari ROE (Return On Equity), ROA (Return On Asset), Debt Equity Ratio (DER), EPS (Earnings Per Share) secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap harga saham
36
Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linier berganda. Adapun persamaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Persamaaan Hipotesis Pertama: Y
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + ε
Dimana: Y
= Harga Saham
a
= Parameter konstanta
b
= Koefisien garis regresi masing-masing Xi, i = 1, 2, 3, 4.
X1
= Return on Asset
X2
= Return on Equity
X3
= Debt Equity Ratio
X4
= Earnings Per Share
ε
= Error
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan uji asumsi-asumsi yang mendasari penggunaan persamaan regresi linier berganda. Metode regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis haruslah menghidari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Dengan dipenuhinya asumsi-asumsi tersebut maka estimator OLS (Ordinary Least Square) dapat memenuhi harapan, yaitu sebagai estimator BLUE (Based Linier Unbiased Estimator), artinya suatu penaksir adalah BLUE kalau linier (yaitu fungsi linier dari variabel random seperti variabel dependen Y dalam model regresi) dan efisien (yaitu tidak bias maupun mempunyai varians minimum).
37
Asumsi klasik regresi meliputi (Gujarati, 2008) yaitu : Multikolinieritas, Autokorelasi, Heteroskedastisitas, Normalitas.
a) Uji Multikolinieritas Menurut Gujarati (2008), bahwa satu dari asumsi model linier klasik adalah tidak adanya multikolonieritas diantara variabel yang menjelaskan yaitu diantara variabel independen. Diinterpretasikan secara luas multikolinieritas berhubungan dengan situasi di mana ada hubungan linier baik yang pasti atau mendekati pasti diantara variabel independen. Ghozali (2005) menyatakan bahwa model regresi yang baik seharusnya tidak korelasi diantara variabel independen. Untuk melihat gejala ini dapat diukur dengan nilai tolerance
dan nilai variance inflation factor (VIF). Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (VIF = 1 / Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance > 0.10 atau sama dengan nilai VIF < 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir.
b) Uji Autokorelasi Di dalam model regresi, dianggap bahwa kesalahan pengganggu i, i = 1,2,....,n merupakan variabel acak yang bebas. Dengan perkataan lain, kesalahan observasi yang berikutnya diperoleh secara bebas terhadap kesalahan sebelumnya. Artinya, E(ii+i) = 0, untuk semua i dan semua r ≠ 0. Apabila terjadi autokorelasi,
data
asli
harus
ditransformasikan
terlebih
dahulu
untuk
38
menghilangkannya. Cara pengujiannya dilakukan dengan menggunakan Statistik d Durbin Watson (The Durbin Watson d Statistic). Untuk menguji apakah ada autokorelasi negatif atau tidak, digunakan (4 - d) sebagai pengganti d. Apabila (4 – d) < dl(batas bawah), maka kita tolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi negatif. Selanjutnya apabila dl < ( 4 – d ) < du(batas atas), hasil pengujian tidak dapat disimpulkan (Supranto, 2007).
c) Uji Heteroskedastisitas Suatu asumsi kritis dari model regresi linier klasik adalah bahwa gangguan ini semuanya mempunyai varians yang sama. Jika asumsi ini tidak dipenuhi, kita mempunyai
heteroskedastisitas.
Heterokedastisitas
tidak
merusak
sifat
ketidakbiasan dan konsistensi dari penaksir OLS. Tetapi penaksir tidak lagi mempunyai varians minimum/efisien. Dengan perkataan lain, ini tidak lagi BLUE. Penaksir BLUE diberikan oleh metode kuadrat terkecil tertimbang (Gujarati, 2008). Untuk mendeteksi apakah ada atau tidak gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Plot dan uji Park. Menurut uji Park bahwa varians (S2) merupakan fungsi dari variabel-variabel bebas. Uji ini dilakukan dengan mengkuadratkan nilai residual ( u2i ) dari model kemusiman kuadrat, nilai kuadrat dilogaritmakan (ln u2i) dan nilai logaritma dari kuadrat residual dimasukkan sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi yang baru. Jika angka signifikansi t yang diperoleh dari persamaan regresi yang baru lebih besar dari alpha 5% maka dikatakan tidak terdapat heterokedastisitas dalam data model,
39
sebaliknya jika angka signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari alpha 5%, maka dapat dikatakan terdapat heterokedastisitas dalam data model (Ghozali, 2005).
d) Uji Normalitas Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji KolmogorovSmirnov, dimana jika angka signifikansi yang ditunjukkan dalam tabel lebih kecil dari alpha 5%, maka dikatakan tidak memenuhi asumsi normalitas, sedangkan sebaliknya jika angka signifikansi di dalam tabel lebih besar dari alpha 5% maka data sudah memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005).
4. 6. 2. Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan uji asumsi klasik terhadap data, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis pertama dan kedua maka digunakan alat uji sebagai berikut : Uji Serempak (Uji F), dengan maksud menguji apakah secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, dengan tingkat keyakinan 95% ( = 0.05). Urutan Uji F Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif 1). Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel ROA, ROE, DER, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di bursa efek Indonesia.
40
2). H1 = b1 = b2 = b3 = b4 ≠ 0 Hal ini berati terdapat pengaruh yang signifikan variabel ROA, ROE, DER, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di bursa efek Indonesia. Menghitung Fhitung dengan menggunakan rumus menurut Arief (2006) adalah sebagai berikut : F=
R2 / k 1 (1 R 2 ) / (n 1)
Dimana : R2
= Koefisien Determinasi
n
= Ukuran Sampel
k
= Banyaknya Variabel Bebas
Kriteria pengujian Untuk mementukan nilai Fhitung yang dibandingkan dengan Ftabel dengan level of significant 0.05 (5%) dan degre of fredom (df) = (k-1) dan (n-k) dengan kriteria sebagai berikut: dimana :
Fhitung > Ftabel = H0 ditolak Fhitung < Ftabel
Uji Parsial ( Uji t ),
= H0 diterima
dengan maksud untuk menguji apakah secara parsial
variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, dengan tingkat keyakinan 95% ( = 0.05).
41
Urutan Uji t Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif 1. H0 : bi = 0 Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel ROA, ROE, DER, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di bursa efek Indonesia.
2. H1 : bi ≠ 0
i = 1,2,3,4
Hal ini berati terdapat pengaruh yang signifikan variabel ROA, ROE, DER, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di bursa efek Indonesia.
Menghitung Thitung dengan menggunakan rumus menurut Arief (2006) adalah sebagai berikut : T hitung =
bi Sbi
Dimana : bi
= Koefisien regresi masing-masing variabel
Sbi
= Standar error masing-masing variabel
Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai t hitung yang kemudian dibandingkan dengan t tabel pada tingkat keyakinan 95% (=0.05) dan degree of freedom (df) = n-k-1 Kriteria pengujian thitung > ttabel = H0 ditolak
42
thitung < ttabel = H0 diterima Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji Koefisien Determinasi (R2), melihat berapa besar variasi dari variabel independen secara bersama-sama dengan mempengaruhi variabel dependen dengan menggunakan rumus (Gujarati, 2008) sebagai berikut : R2 =
JK JK
R Y
Dimana : JkR
= Jumlah kuadrat regresi ( explained sum of square )
JkY
= Jumlah kuadrat total ( total sum of square )
Menurut Gujarati (2008), menyatakan bahwa untuk mengetahui sebaik mana garis regresi sampel dengan mencocokkan data digunakan uji R2 yang merupakan suatu ukuran “kebaikan-suai” (goodness of fit).
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah melalui berbagai tahapan yang telah direncanakan, penelitian ini menghasilkan berbagai hal terkait dengan masalah yang diajukan pada bagian awal. Hasil statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum terhadap data yang digunakan di dalam penelitian ini. Sebelum melakukan pengujian hipotesa, penelitian ini terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap kualitas data yang digunakan untuk menjamin terpenuhinya asumsi yang diperlukan pengujian terhadap model regresi berganda.
4.1. Deskriptif Data Penelitian Data yang diperoleh dari hasil analisis deskriptif, menunjukkan nilai tertinggi (maksimum), nilai terendah (minimum), rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap variabel yang diteliti, baik itu variabel bebas yaitu ROA, ROE, DER, EPS, dan variabel terikat yaitu harga saham. Hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut ini: Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA
105
-811,00
61,00
-442,5429
159,02044
ROE
105
-557,00
156,00
-224,4857
111,41866
DER
105
,00
2301,00
602,6381
778,21507
EPS
105
-782,00
686,00
340,4667
223,04588
HS
105
292,00
894,00
641,4381
150,49808
Valid N (listwise)
105
44
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran variabel dari N sebanyak 105 (seratus lima) dapat disimpulkan bahwa nilai ratarata harga saham dalam kurun waktu tahun 2006-2010 yaitu sebesar 641,4381 dengan nilai standar deviasi sebesar 150,49808 serta nilai minimum dan maksimum adalah 292 dan 894. Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel memiliki harga saham yang relatif tinggi. Nilai rata-rata ROA dalam kurun waktu tahun 2006-2010 yaitu sebesar – 442,54 dengan nilai standar deviasi sebesar 159,02 serta nilai minimum dan maksimum sebesar - 811 dan 61. Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel memiliki ROA yang relatif jauh. Nilai rata-rata ROE dalam kurun waktu tahun 2006-2010 yaitu sebesar – 224,49 dengan nilai standar deviasi sebesar 111,42
serta nilai minimum dan maksimum sebesar - 557 dan 156.
Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel memiliki ROE yang relatif jauh. Nilai rata-rata DER dalam kurun waktu tahun 2006-2010 yaitu sebesar 602,64 dengan nilai standar deviasi sebesar 778,22 serta nilai minimum dan maksimum sebesar 0 dan 2301. Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel memiliki DER yang relatif besar. Keadaan ini memberikan indikasi bahwa resiko menginvestasikan dana di perusahaan di Indonesia terutama perusahaan perbankan sebenarnya memiliki resiko yang cukup besar. Jumlah modal yang menjadi jaminan atas hutang tersebut lebih kepada aktiva yang dibiayai oleh modal tersebut.
45
Nilai rata-rata EPS dalam kurun waktu tahun 2006-2010 yaitu sebesar 340,47 dengan nilai standar deviasi sebesar 223,05 serta nilai minimum dan maksimum adalah – 782 dan 686. Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel memiliki EPS bervariasi. Rata-rata dan nilai tengah dari EPS yang tertinggi memiliki jarak yang cukup jauh antara nilai tertinggi dengan nilai terendahnya. Statistik deskriptif di atas belum mampu memberikan gambaran yang jelas sehingga diperlukan pengujian lebih lanjut. Hal ini sesuai dengan tujuan statistik deskriptif yang hanya memberikan gambaran awal terhadap penelitian yang akan dilakukan.
4.2. Pengujian Asumsi Klasik 4.2.1. Hasil Pengujian Normalitas Pengujian Normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual yang diperoleh dari model mengikuti distribusi normal atau tidak. Hasil pengujian menunjukkan residual berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik normal PP Plot pada gambar 4.1.
Gambar 4.1. Normal PP Plot Residual
46
Dari gambar 4.1. dapat dilihat titik-titik berada di sekitar garis diagonal. Titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal menunjukkan residual berdistribusi
normal.
Pengujian
normalitas
juga
dapat
dilihat
dengan
menggunakan pengujian one sample kolmogorov-smirnov. Pengujian dengan metode ini menyatakan jika nilai kolmogorov-smirnov memiliki probabilitas lebih besar dari 0,05, maka variabel penelitian tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal. Data kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil pengujian Normalitas dengan Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
105 a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
0E-7 137,94956637
Absolute
,067
Positive
,067
Negative
-,062
Kolmogorov-Smirnov Z
,690
Asymp. Sig. (2-tailed)
,728
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari Tabel 4.2, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,690 dan nilai signifikansi sebesar 0,728 > α 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan H0 diterima, tidak ada perbedaan distribusi residual dengan distribusi normal, atau dapat dikatakan residual berdistribusi normal.
47
4.2.2. Hasil Pengujian Multikolonieritas Hasil pengujian asumsi Multikolonieritas menunjukkan di dalam model tidak terjadi Multikolonieritas. Hal ini dapat dilihat dari matriks korelasi antara variabel bebas pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Matriks Korelasi Variabel Bebas Coefficient Correlations Model
EPS
a
DER
ROA
ROE
EPS
1,000
-,042
,117
-,177
DER
-,042
1,000
-,047
-,001
ROA
,117
-,047
1,000
-,891
ROE
-,177
-,001
-,891
1,000
EPS
,004
-4,725E-005
,001
-,003
DER
-4,725E-005
,000
,000
-4,662E-006
ROA
,001
,000
,037
-,048
ROE
-,003
-4,662E-006
-,048
,077
Correlations
1
Covariances
a. Dependent Variable: HS
Dari hasil analisis dapat dilihat korelasi antara variabel bebas dibawah 0.95%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang serius (Ghozali, 2009). Cara lain untuk menentukan adanya multikolonieritas juga dapat diketahui dengan melihat VIF dan nilai tolerance yang diperoleh. Dari hasil pengujian diperoleh nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10 sehingga disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas. Nilai VIF dan tolerance untuk masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 4.4.
48
Tabel 4.4. Tabel Variance Inflation Factor (VIF) Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
1
a
Std. Error
684,114
50,717
ROA
,673
,193
ROE
-,886
DER EPS
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
13,489
,000
,711
3,487
,001
,202
4,944
,278
-,656
-3,192
,002
,199
5,024
-,013
,018
-,066
-,713
,478
,986
1,014
,187
,063
,278
2,964
,004
,958
1,044
a. Dependent Variable: HS
4.2.3. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Hasil pengujian asumsi heteroskedastisitas menunjukkan di dalam model tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari gambar 4.2. berikut, di mana titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu.
Gambar 4.2. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
49
4.2.4. Hasil Pengujian Autokorelasi Autokolerasi adalah masalah statistik dalam model yang ditunjukkan oleh adanya hubungan antara variasi error antara berbagai periode waktu penelitian. Gejala ini dapat timbul dalam penelitian time series. Berdasarkan pengujian autokolerasi dengan menggunakan pengujian Durbin-Watson, diperoleh nilai d untuk persamaan regresi yang diajukan sebesar 2,182. Model yang tidak memiliki autokolerasi jika dl < d < du (4 – dl) atau dalam persamaan ini untuk n sebanyak 100, α = 5 %, dan k = 4 maka dl = 0,144 dan du = 3,856 (4 – 0,144) sehingga 0,144 < 2,182 < 3,856. Hal ini berarti variabel gangguan antara satu periode dengan periode lain tidak saling berkolerasi. Berdasarkan pengujian ini, persamaan regresi yang diajukan sudah dapat dianalisa dengan baik. Hasil pengujian Autokolerasi dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Pengujian Autokolerasi b
Model Summary Model
1
R
,400
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,160
,126
140,68151
Durbin-Watson
2,182
a. Predictors: (Constant), EPS, DER, ROA, ROE b. Dependent Variable: HS
4.3. Hasil Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis yaitu untuk menganalisis pengaruh ROA, ROE, DER, EPS, terhadap harga saham. Hasil analisis dengan menggunakan regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 4.6. berikut ini.
50
Tabel 4.6. Hasil Analisis Pengaruh ROA, ROE, DER, EPS, terhadap Harga Saham secara Simultan. a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
376437,230
4
94109,307
Residual
1979128,618
100
19791,286
Total
2355565,848
104
F 4,755
Sig. ,001
b
a. Dependent Variable: HS b. Predictors: (Constant), EPS, DER, ROA, ROE
Tabel 4.6, menunjukkan secara serempak ROA, ROE, DER, EPS, berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung 4,755 > Ftabel
(0,05, 100)
(2,463). Pengaruh yang signifikan juga dapat
dilihat dari nilai signifikansi F (0,01) < α 0,05. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan ROA, ROE, DER, EPS, berpengaruh signifikan terhadap harga saham diterima. Nilai R Square diperoleh sebesar 0,160 artinya 16 % variasi variabel harga saham mampu dijelaskan oleh variasi variabel ROA, ROE, DER, EPS, sedangkan sisanya sebesar 84 % (100% - 16%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan di dalam model penelitian ini. Secara parsial ada tiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel yang berpengaruh tersebut adalah ROA, ROE, dan EPS. Variabel DER tidak berpengaruh signifikan. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada Tabel 4.7, berikut.
51
Tabel 4.7. Hasil analisis Pengaruh ROA, ROE, DER, EPS, terhadap Harga Saham secara Parsial.
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
1
a
Std. Error
684,114
50,717
ROA
,673
,193
ROE
-,886
DER EPS
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
13,489
,000
,711
3,487
,001
,202
4,944
,278
-,656
-3,192
,002
,199
5,024
-,013
,018
-,066
-,713
,478
,986
1,014
,187
,063
,278
2,964
,004
,958
1,044
a. Dependent Variable: HS
Model yang dibangun dari hasil penelitian ini adalah: Y = 684,114 – 0,886 ROA + 0,673 ROE – 0,013 DER + 0,187 EPS Nilai konstanta sebesar 684,114 menyatakan bahwa jika variable independent dianggap konstanta, maka rata-rata harga saham sebesar 684,114. Koefisien regresi ROA sebesar – 0,886 menyatakan bahwa setiap pengurangan ROA Rp 1.000 akan mengurangi harga saham sebesar Rp 886. Koefisien regresi ROE 0,673 menyatakan bahwa setiap penambahan ROE Rp 1.000 akan meningkatkan harga saham sebesar Rp 673. Koefisien regresi EPS sebesar 0,187 menyatakan bahwa setiap penambahan EPS Rp 1.000 akan meningkatkan harga saham sebesar Rp 187. Variabel ROA memperoleh nilai Thitung 3,487 dengan signifikansi sebesar 0,001. Nilai Thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai Ttabel (0,05, 100) 1,984 dan nilai signifikansinya lebih kecil dari α 0,05 dengan demikian dinyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
52
Variabel ROE memperoleh nilai Thitung – 3,192 dengan signifikansi sebesar 0,002. Nilai Thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai Ttabel (0,05, 100) – 1,984 dan nilai signifikansinya lebih kecil dari α 0,05 dengan demikian dinyatakan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel DER memperoleh nilai Thitung – 0,713 dengan signifikansi sebesar 0,478. Nilai Thitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai Ttabel (0,05, 100) – 1,984 dan nilai signifikansinya lebih besar dari α 0,05 dengan demikian dinyatakan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel EPS memperoleh nilai Thitung 3,102 dengan signifikansi sebesar 0,004. Nilai thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai Ttabel (0,05, 100) 1,984 dan nilai signifikansinya lebih kecil dari α 0,05 dengan demikian dinyatakan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
4.4. Pembahasan Hipotesis Pengujian hipotesis memperoleh nilai R Square diperoleh sebesar 0,16 artinya 16 % variasi variabel harga saham mampu dijelaskan oleh variasi variabel ROA, ROE, DER, EPS sedangkan sisanya sebesar 84 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan di dalam model. Variabel-variabel lain tersebut dapat berasal dari pertumbuhan laba perusahaan, kondisi makro ekonomi Indonesia, gejolak politik dalam negeri, keamanan, kondisi pasar modal Indonesia sendiri maupun nilai tukar rupiah terhadap dollar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel fundamental ROA, ROE, EPS memiliki pengaruh terhadap harga saham. Menurut (Djarwanto, 1996) jika koefisien korelasi bernilai 0,70 sampai
53
mendekati 1,00 (plus atau minus) menunjukkan derajak hubungan yang tinggi, koefisien korelasi lebih besar dari 0,40 sampai dibawah 0,70 (plus atau minus) menunjukkan derajat hubungan yang sedang. Apabila koefisiennya di atas 0,20 sampai dibawah 0,40 (plus atau minus) menunjukkan derajat hubungan yang lemah atau rendah. Secara simultan, seluruh variabel independen yang terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS berpengaruh terhadap harga saham. Nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 4,755 dengan signifikan 0,001. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan rasio keuangan (ROE, EPS) dan TA berpengaruh terhadap harga saham ditolak. Secara parsial, ada tiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel yang berpengaruh tersebut adalah ROA, ROE, dan EPS. Sedangkan variabel DER tidak berpengaruh signifikan. Uraian dari masingmasing variabel dapat dilihat sebagai berikut. 1. Return On Asset (ROA) Dari hasil pengujian pada Tabel 4.7. diperoleh nilai Thitung sebesar 3,487 dengan signifikansi sebesar 0,001. Nilai Thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai Ttabel (0,05; 100) 1,984 dan nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05, dengan demikian hipotesis yang menyatakan ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham ditolak. Dengan demikian ROA berpengaruh terhadap harga saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa ROA menjadi pertimbangan oleh investor dalam melakukan investasi transaksi saham, sehingga para pemegang saham penting untuk
54
mempertimbangkan ROA ketika pemegang saham tersebut mengharapkan besarnya capital gain yang akan diperoleh dalam transaksi saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurmalasari (2009), Wathi (2006), yang menyatakan variabel ROA memiliki pengaruh terhadap harga saham. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nainggolan (2008), dan Dwipayana (2007), Sasongko dan Wulandari (2003), Haryanto (2003), yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham. 2. Return On Equity (ROE) Dari hasil pengujian pada Tabel 4.7. diperoleh nilai Thitung sebesar – 3,192 dengan signifikansi sebesar 0,002. Nilai Thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai Ttabel (0,05; 100 ) 1,984 dan nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05, dengan demikian hipotesis yang menyatakan ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham ditolak. Dengan demikian ROE berpengaruh terhadap harga saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa ROE menjadi pertimbangan oleh investor dalam melakukan investasi transaksi saham, sehingga para pemegang saham penting untuk mempertimbangkan ROE ketika pemegang saham tersebut mengharapkan besarnya capital gain yang akan diperoleh dalam transaksi saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Haryanto (2003), yang menyatakan variabel ROE memiliki pengaruh terhadap harga saham. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
55
penelitian Nainggolan (2008), dan Nurmalsari (2009), yang menyatakan bahwa ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham. 3. Debt Equty Ratio (DER) Dari hasil pengujian pada Tabel 4.7. diperoleh nilai Thitung sebesar – 0,713 dengan signifikansi sebesar 0,478. Nilai Thitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai Ttabel (0,05; 100 ) 1,984 dan nilai signifikansi lebih besar dari α 0,05, sehingga hipotesis yang menyatakan DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham diterima. Dengan demikian DER tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa DER bukan menjadi pertimbangan oleh investor dalam melakukan investasi transaksi saham, sehingga para pemegang saham tidak terlalu penting untuk mempertimbangkan DER ketika pemegang saham tersebut mengharapkan besarnya capital gain yang akan diperoleh dalam transaksi saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dwipayana (2007), Nainggolan (2008) yang menyatakan variabel DER tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Wathi (2006), yang menyatakan bahwa DER memiliki pengaruh terhadap harga saham. 4. Earnings Per Share (EPS) Dari hasil penelitian pada Tabel 4.7. diperoleh Thitung sebesar 2,964 dengan signifikansi sebesar 0,004. Nilai Thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai Ttabel(0,05; 100) 1,984 dan nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05, sehingga hipotesis yang menyatakan EPS berpengaruh
56
signifikan terhadap harga saham ditolak. Dengan demikian variabel EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Silalahi (1991), Sasongko dan Wulandari (2003), Nurmalasari (2009) yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh terhadap harga saham. Dari keempat variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang memberikan pengaruh terhadap harga saham. Dan hanya satu variabel yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Dari ketiga variabel ini, investor dapat menggunakan variabel tersebut sebagai dasar pertimbangan dalam mempengaruhi pengambilan keputusan untuk melakukan investasi.
57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang dilakukan pada bagian sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengujian hipotesis secara simultan (serempak) variabel Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt Equity Ratio (DER), Earnings Per Share (EPS), berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. Pengujian hipotesis secara parsial (individu) dari keempat variabel independen yang diuji, terdapat 3 variabel yaitu ROA, ROE, dan EPS yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan Debt Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham karena tingkat signifikan lebih besar dari 0,05.
5.2. Kerbatasan Penelitian Peneliti telah berusaha melakukan penelitian dengan optimal tetapi terdapat beberapa kendala yang terjadi, yaitu: 1. Periode penelitian yang singkat. Periode yang diamati dalam penelitian ini hanya 5 tahun yaitu tahun 2006 sampai tahun 2010.
58
2. Nilai harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham tahunan yang dihitung berdasarkan rata-rata harga pasar atau berdasarkan harga penutupan. 3. Variabel independen yang digunakan adalah Return On Asset, Return On Equity, Debt Equity Ratio, dan Earnings Per share.
6.3. Saran 1. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lanjutan tentang harga saham, disarankan agar menggunakan leg time lebih dari 5 tahun untuk menemukan persamaan regresi yang memberikan gambaran yang lebih baik terhadap permasalahan yang diteliti. 2. Kepada peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan tentang harga saham, disarankan agar tidak lagi menggunakan harga saham tahunan. Harga saham bulanan, triwulan, dan kuartalan diperkirakan lebih menggambarkan tentang perubahan harga saham yang sebenarnya. 3. Kepada peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan tentang harga saham perusahaan perbankan, disarankan sebaiknya menggunakan rasio CAMEL (CAR, ATTM, APB, NPL, PPAP). 4. Kepada investor yang ingin melakukan investasi agar mempertimbangkan Return On Asset, Return On Equity, Earnings Per Share sebagai faktor dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Hal ini telah dibuktikan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menjelaskan bahwa
59
Return On Asset, Return On Equity, Earnings Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
60
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Sritua. 2006. Metodologi Penelitian Ekonomi, Penerbit Universitas Indonesia Press, Jakarta. Bodie, Kane, and Marcus. 2005. Investment, Sixth Edition, Mc Graw, Hill International Edition. Brigham, Eugene F., dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Terjemahan: Ali Akbar Yulianto, Jilid Satu, Edisi Kesepuluh: Salemba Empat, Jakarta. Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Andi. Yokyakarta. Djarwanto, Ps. 1996. Pokok-pokok analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Dwipayana, Rechtmawan. 2007. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Pada Sektor Perbankan di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2003 – 2006, Tesis, Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariant dengan SPSS. Edisi Ketiga. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Gujarati, Damodar. 2008. Ekonomitrika Dasar. Terjemahan Sumarno Zain. Erlangga. Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri. 2003. Teori Akuntansi, Rajagrafindo Persada, Jakarta. Haryanto. 2003. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Minuman di BEJ, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume 8 No.3, Universitas Gunadarma, Jakarta. Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Pertama, YKPN, Yogyakarta. Nurmalasari, Indah. 2009. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009. Jurnal Akuntansi dan keuangan, Universitas Gunadarma, Jakarta. Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Analsis Investasi, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
61
Jones, Charles P., 2002. Investment:Analysis and Management, Eight Edition, Jonh Willey & Sons, New York. Nainggolan, Susan Grace Veranita. 2008. Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Tesis, Universitas Sumatera Utara. Sharpe, William F., et.al., 1999. Investasi, Penerjemah: Hanry dan Agustiono, Jilid Satu: Prehallindo, Jakarta. Silalahi, D., 1991. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Harga Saham (Studi pada Pasar Modal Indonesia), Tesis, Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya. Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Keempat:UUPAMP YKPN, Yogyakarta. Supranto, J., 2007, Metoda Riset Aplikasi Dalam Pemasaran, Edisi Revisi: LPFEUI, Jakarta. Tjiptono, Darmadji, dan Hendi M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal Di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab, Edisi Pertama: Salemba Empat, Jakarta. Utami, Wiwik dan Suharmadi. 1998. Pengaruh Informasi Penghasilan Perusahaan Terhadap Harga Saham di BEJ, JRAI Vol. 1, No. 2. Wathi, Suchitra, 2006, Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Leverage Terhadap Harga Saham pada perusahaan Manufaktur di BEJ, Tesis Pascasarjana USU. www.Idx.co.id www.finance.yahoo.com www.bi.go.id