Aplikasi Model Persamaan Simultan Pada Telaah Efek Perubahan Biaya Input Terhadap Harga Bahan Makanan1 Yusak Maryunianta2 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Selama tahun 1970-an, harga-harga eceran bahan makanan di AS rata-rata bertambah 8% per tahun. Peningkatan ini lebih tinggi dibanding dengan tingkat kenaikan bahan-bahan bakan makanan yaitu sebesar 6,8% per tahun. Padahal selama tahun 1950 sampai 1960-an, rata-rata peningkatan bahan makanan lebih rendah dibanding bahan non-makanan. Meskipun perkembangan pasar uang menunjukkan respon yang baik terhadap peningkatan harga bahan makanan tersebut namun di kalangan publik tetap muncul suatu pertanyaan mengapa harga bahan makanan meningkat lebih cepat dibanding harga bahan non-makanan. Sesuai dengan isu tersebut maka tulisan ini dimaksudkan untuk mengkaji bagaimana hubungan antara perubahan harga faktor-faktor produksi terhadap harga eceran bahan makanan. Analisis dilakukan dengan wenggunakan model "proses berjenjang" Popkin yang menyajikan proses determinasi harga secara umum. Dalam hal ini harga-harga ditulis sebagai fungsi harga berlaku dan harga terlambat ("lagged") atau dianggap sebagai variabelvariabel ekses permintaan. Selanjutnya sebagai dasar kajian dikembangkan model ekonometrik yang terdiri atas 20 persamaan linier. II. MODEL PERSAMAAN Dengan anggapan bahwa harga-harga bahan makanan ditentukan melalui proses "mark-up", maka model disajikan sebagai berikut : (1) pit = @i [E t-1 (pi t); pi t ....……, pi, t-n; rt........... r t-m ] i = 1 ............, I; t = 1 .............., T dimana Et-1 (......... ) adalah nilai yang diharapkan terjadi pada waktu t atas dasar informasi yang diperoleh pada saat t-1, pi adalah vektor harga barang-barang yang terdiri atas i barang (pi ∉ pi), r adalah vektor harga input dan n serta m adalah waktu keterlambatan maksimum. Secara umum δ pit / δ rjS s ≥ t diharapkan bertanda positif. Tanda δ pit / E t-1 (pit) tergantung pada keadaan pasar industri atau kemampuan konsumen melakukan substitusi terhadap bahan makanan ke-i. Demikian halnya tanda δ pit / δ rjS s ≥ t tergantung pada barang ke-j apakah bersifat komplemen atau substitusi. Persamaan (1) merupakan persamaan berstruktur simultan. Simultanitas konsumsi merupakan dasar penting dalam penetapan harga suatu bahan makanan. Sebagai contoh adalah dengan meningkatnya harga daging sapi maka kan mendorong permintaan terhadap daging unggas. Selain itu persamaan (1) juga menggambarkan hubungan antara harga output dan harga input. Melalui ekspektasi, harga-harga output ditetapkan atas dasar harga-harga input yang berlaku sekarang dan harga-harga output terlambat ("lagged"). Harga-harga komoditi pada tingkat usaha tani dan harga-harga eceran bahan makanan juga ditetapkan secara simultan. Perubahan harga eceran bahan makanan akan menyebabkan perubahan harga pada tingkat usaha tani apabila 1
Makalah disajikan pada Seminar Bulanan IMPP-UNPAD tanggal 21 Desember 2000
2
Staf Pengajar Jurusan SEP, Fakultas Pertanian USU
1 e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
variabel-variabel permintaan konsumen seperti selera, pendapatan dan ekspektasi mendominasi proses penentuan harga eceran bahan makanan. III. IMPLEMENTASI DAN ESTIMASI MODEL Untuk mengestimasi model maka persamaan (1) diasumsikan sebagai persamaan linier. Ke dalam persamaan tersebut dimasukkan variabel-variabel yang dianggap mewakili. Variabel dependen harga disajikan dalam bentuk perubahan kuartalan variabel-variabel lain, kecuali variabel dummy musim dan variabel trend waktu. Harga eceran bahan makanan disajikan dalam bentuk indeks harga konsumen (CPI). Data tingkat upah diperoleh dari Biro Statistik (BLS), harga bahan makanan pada tingkat petani diperoleh dari Departemen Pertanian (USDA), harga bahan makanan import dan harga-harga input lain yang digunakan dalam proses industri disajikan dalam bentuk indeks harga produsen (PPI). Setiap serial data diperoleh dari rata-rata data bulanan. Estimasi dilakukan atas dasar persentase perubahan dari kuartal kedua tahun 1968 sampai kuartal keempat tahun 1977. Data kuartal pertama tahun 1978 sampai kuartal terakhir 1979 diambil untuk keperluan validasi. Pada setiap persamaan harga bahan makanan terdapat variabel dependen harga dan selanjutnya dimasukkan variabel upah, harga pada tingkat usaha tani dan harga-harga input lainnya. Variabel dummy digunakan untuk membantu proses determinasi harga yang dipengaruhi oleh musim. Selanjutnya setiap persamaan diestimasi menggunakan pendekatan kuadrat terkecil biasa atau OLS (Gujarati, 1997). Variabel-variabel yang tidak memberikan kontribusi signifikan dihilangkan dari setiap persamaan menggunakan cara reduksi eksplanatori Theil. Untuk menggambarkan hubungan antara perubahan harga bahan-bahan makanan dengan harga-harga saat perekonomian normal digunakan pendekatan kurva Phillips yang menyatakan hubungan antara harga bukan bahan makanan dengan tingkat pengangguran serta hubungan agregatif antara perubahan indeks harga konsumen semua bahan (makanan dan non-makanan) dalam bentuk kombinasi linier. Hasil estimasi adalah sebuah model simultan yang terdiri atas 17 persamaan yang menyatakan hubungan perilaku dan 3 persamaan agregasi. Setelah estimasi awal dilakukan menggunakan metode OLS, selanjutnya model lengkap diestimasi menggunakan metode kuadrat terkecil tiga tahap (3SLSM) dengan asumsi bahwa kesalahan stokastik terdapat pada setiap persamaan. Hasil estimasi disajikan pada Tabel 2 dan definisi setiap variabel disajikan pada Tabel 1. Estimasi menghasilkan persamaan-persamaan berderajad rendah dengan keterlambatan maksimum satu kuartal. Selain itu terlihat adanya simultanitas variabel endogen terutama pada bahan makanan yang mengandung protein tinggi, adanya peranan nyata pada tujuh persamaan perilaku dan adanya peranan nyata musim pada persamaan perilaku. IV. TEST KAUSALITAS Asumsi dasar dalam estimasi adalah harga pada tingkat usaha tani berpengaruh terhadap harga eceran bahan makanan, sehingga harga pada tingkat usaha tani merupakan variabel yang diletakkan pada sisi kanan persamaan. Asumsi tersebut kemudian ditest menggunakan test kausalitas Sims. Tahapan test meliputi penyaringan serial waktu harga eceran dan harga pada tingkat usaha tani untuk menghilangkan autokorelasi serta meregres hasil penyaringan terhadap harga berlaku, harga prediksi, harga terlambat dan serial lainnya seperti variabel dummy dan trend waktu. Untuk menentukan koefisien-koefisien yang berbeda nyata dengan
2 e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
nol digunakan F-test. Dalam hal ini hipotesis nol-nya adalah bahwa variabel dependen tidak mempengaruhi variabel independen. Dari Tabel 3, untuk hipotesis harga bahan pada tingkat usaha tani tidak berpengaruh terhadap harga eceran makanan, diperoleh hasil bahwa diantara 11 hipotesis ternyata terdapat 7 hipotesis yang ditolak pada tingkat kepercayaan 99%, derajad kebebasan (4,15) atau pada nilai kritis F = 4,89. Sebaliknya, untuk hipotesis harga eceran makanan tidak mempengaruhi harga bahan di tingkat usaha tani, diperoleh hasil bahwa di antara 11 hipotesis hanya satu yang ditolak. Implikasi test tersebut adalah bahwa hubungan kausalitas hanya terjadi antara harga sereal dengan harga produk pabrik roti dan harga gandum, serta hubungan kausalitas antara harga eceran bahan makanan dan harga tingkat usaha tani untuk buah-buahan dan sayuran. V. VALIDASI Validasi statistik dilakukan dengan membandingkan alur waktu deterministik hasil simulasi dengan alur waktu sistem aktual. Hasil validasi dalam sampel dan di luar sampel menunjukkan bahwa model yang dipilih sangat representatif. Untuk validasi dalam sampel, nilai persentase kesalahan mutlak rata-rata (MAEPV) tertinggi terjadi pada sayuran dan buah-buahan segar. Koefisien pertidak samaan Theil tertinggi terjadi pada gula, minuman tanpa alkohol serta buah dan sayuran olahan (Tabel 4). Untuk validasi dl :uar sampel, juga menunjukkan bahwa model yang didasari oleh data per kuartal cukup balk (Tabel 5). Untuk memperoleh validasi yang lebih kuat, dilakukan juga peramalan nilai variabel eksogen. Peramalan variabel eksogen dilakukan dalam dua tahap. Pertama, meramalkan nilai seluruh variabel eksogen menggunakan autoregresi va,iabel eksogen sekarang dengan variabel eksogen terlambat ("lagged"). Kedua, meramalkan harga pada tingkat usaha tani dengan menggunakan perkiraan harga pasar berdasar variabel eksogen lain yang diperkirakan menggunakan autoregresi. Hasil yang diperoleh dari prosedur tersebut disajikan pada Tabel 6. Sekali lagi, tabel memperlihatkan bahwa model yang digunakan sangat balk dalam arti hasil peramalan sesuai dengan yang dilakukan oleh Departemen Pertanian (USDA). VI. PEMBAHASAN Hasil perhitungan dampak menggunakan metode Goldberger menyatakan bahwa dampak dan multiplier total dari 10 variabel eksogen yang terpilih (3 harga di tingkat usaha tani, 3 indeks harga produsen dan 4 tingkat upah) ternyata sesuai untuk semua variabel endogen, kecuali untuk variabel indeks harga konsumen bukan makanan. Setiap variabel endogen memberikan dampak pertambahan sebesar 1% pada variabel eksogen untuk periode sekarang, sementara itu multiplier total memberikan efek peningkatan 1% pada kondisi keterlambatan ("lagged"). Secara umum, tanda dan besaran multiplier yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Harga makanan rumah ('food at home") dipengaruhi oleh tingkat upah pekerja pada toko dan warung makanan. Setiap peningkatan 1% upah rata-rata dengau segera alcan berpengaruh terhadap harga makanan rumah sebesar lebih dari 0A tertinggi terjadi pada sayuran dan buahbuahan segar. Koefisien pertidaksamaan Theil tertinggi terjadi pada gula, minuman tanpa aikohol serta buah dan sayuran olahan (Tabel 4). Untuk validasi di luar sampel, juga menunjukkan bahwa model yang didasari oleh data per kuartal cukup baik (Tabel 5). Untuk memperoleh validasi yang lebih kuat, dilakukan juga peramalan nilai variabel eksogen. Peramalan variabel eksogen dilakukan dalam dua tahap. Pertama, meramalkan nilai seluruh variabel eksogen menggunakan autoregresi vaiiabel eksogen sekarang dengan variabel eksogen terlambat ("lagged"). Kedua, meramalkan harga pada tingkat usaha tani dengan menggunakan
3 e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
perkiraan harga pasar berdasar variabel eksogen lain yang diperkirakan menggunakan autoregresi. Hasil yang diperoleh dari prosedur tersebut disajikan pada Tabel 6. Sekali lagi, tabel memperlihatkan bahwa model yang digunakan sangat baik dalam arti hasil peramalan sesuai dengan yang dilakukan oleh Departemen Pertanian (USDA). VI. PEMBAHASAN Hasil perhitungan dampak menggunakan metode Goldberger menyatakan bahwa dampak dan multiplier total dari 10 variabel eksogen yang terpilih (3 harga di tingkat usaha tani, 3 indeks harga produsen dan 4 tingkat upah) ternyata sesuai untuk semua variabel endogen, kecuali untuk variabel indeks harga konsumen bukan makanan. Setiap variabel endogen memberikan dampak pertambahan sebesar 1 % pada variabel eksogen untuk periode sekarang, sementara itu multiplier total memberikan efek peningkatan 1% pada kondisi keterlambatan ("lagged"). Secara umum, tanda dan besaran multiplier yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Harga makanan rumah (“food at home") dipengaruhi oleh tingkat upah pekerja pada toko dan warung makanan. Setiap peningkatan 1 % upah rata-rata dengan segera akan berpengaruh terhadap harga bahan makanan rumah sebesar lebih dari 0,4% dan meningkatkan harga makanan total sebesar 0,3%. Kenaikan tersebut juga mendorong peningkatan indeks harga konsumen sebesar 0,75%. Kegiatan pembungkusan daging dan upah tenaga kerja di perusahaan non-pertanian juga dengan cepat memberikan dampak nyata. Hal ini sesuai dengan data USDA yang menyatakan bahwa sepertiga biaya makanan adalah untuk komponen tenaga kerja. Perubahan harga di tingkat usaha tani untuk ternak sapi, domba dan unggas memberikan dampak nyata dan segera pada harga eceran makanan dan nilai indeks harga konsumen. Setiap peningkatan harga ternak sapi 1% menyebabkan kenaikan indeks harga konsumen daging sapi sebesar 0,285%, indeks harga makanan sebesar 0,038% dan indeks harga keseluruhan item sebesar 0,009%. Perubahan harga ternak sapi, domba dan unggas juga menyebabkan dampak nyata pada indeks harga ikan dan daging yang lain, tetapi tidak berdampak pada harga makanan di restoran dan kafetaria. Input yang memberikan pengaruh besar terhadap harga makanan adalah penggunaan energi, baik untuk bahan bakar maupun transportasi. Untuk setiap 1% kenaikan indeks harga energi menyebabkan harga daging sapi naik sebesar 0,261%, daging domba 0,068% dan daging lain 0,075%. Kenaikan tersebut jugs menyebabkan kenaikan harga ikan sebesar 0,165%, buah dan sayuran olahan 0,362%. Peningkatan indeks harga produsen sebesar 1% segera meningkatkan indeks harga konsumen makanan sebesar 0,055%. Selain itu kenaikan indeks harga produsen untuk energi sebesar 1% juga menyebabkan kenaikan indeks harga konsumen untuk makanan sebesar 0,032% pada satu kuartal berikutnya dan sebesar 0,010% pada dua kuartal berikutnya. Perubahan harga input untuk industri makanan memberikan dampak paling besar pada harga eceran makanan untuk kuartal bersangkutan, sedikit berdampak pada dua kuartal berikutnya dan tidak berdampak pada tiga kuartal berikutnya atau lebih. Hal ini sekaligus memberikan jawaban terhadap pertanyaan mengapa harga bahan makanan meningkat lebih cepat dibanding dengan peningkatan harga bukan makanan. Pola multiplier ini juga sangat membantu dalam membedakan karakteristik sektor pangan dari sektor-sektor ekonomi yang lain yang umumnya menunjukkan struktur lag yang lebih kompleks dan memberikan multiplier antara yang lebih besar pada kuartal berikutnya. Hal ini membawa implikasi kebijakan yang luas. Setiap kebijakan harga di tingkat usaha tani,
4 e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
kebijakan upah serta harga input non tenaga kerja, akan segera membawa dampak terhadap harga eceran makanan. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa kebijakan pada tingkat input akan berdampak terhadap upaya pengendalian inflasi harga bahan makanan. VII. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat disarikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Aplikasi model ekonometrika dalam bentuk persamaan simultan sangat membantu telaah tentang perilaku perekonomian dengan variabel yang relatif banyak dan hubungan antar variabel yang relatif kompleks. 2. Melalui validasi dan perhitungan nilai multiplier terhadap model persamaan simultan yang digunakan, maka diperoleh hasil bahwa kenaikan harga bahan makanan umumnya sangat ditentukan dan cepat dipengaruhi oleh kenaikan upah tenaga kerja, harga bahan mentah serta harga energi. 3. Implikasi hasil pengkajian terhadap kebijakan adalah bahwa pengendalian inflasi harga bahan makanan ditentukan oleh kebijakan pengendalian upah, kebijakan harga bahan mentah pada tingkat usaha tani dan kebijakan mengenai harga bahan sumber energi.
REFERENSI Barr, Terry N and H. F. Gale. 1973. "A Quarterly Forcastirrg Model For The Consumer Price Index For Foods". Agro Economy Res. 25: 1-13. Goldberger, AS. 1959. "Impact Multiplier and Dynamic Properties of The Klein-Goldberger Model". North Holland Publishing Co., Amsterdam. Gujarati, D. 1997. "Ekonometrika Dasar". Penerbit Erlangga. Jakarta. Lamm, RM and Paul C. Westcott.1981. "The Effect of Changing Input Cosi on Food Prices". American Journal of Agricultural Economic 63: 187-196. Mehra, YP. 1977. "Money, Wages, Prices and Causality". Journal of Politic Economy 85: 12271244. Popkin, 11974. "Consumer and Wholesale Prices in A Model of Price. Behaviour by Stages of Processing". Review Economic and Statistic 56: 486 501. Sims, CA. 1972. "Money, Income and Causality". American Economic Review 62: 540-552. Theil, H. 1971. "Principles of Econometrics". John Wiley & Sons, New York
5 e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara