Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014, 6 November 2014, ISSN: 2407-1021
APLIKASI DISCRETE EVENT SIMULATION PADA OPTIMASI TERMINAL PETIKEMAS DAN JARINGAN AKSES: Sebuah Peluang Ferry Rusgiyarto1, Ade Sjafruddin2, Russ Bona Frazila3 dan Suprayogi4 1
Mahasiswa Program Studi Magister dan Doktor Teknik Sipil, FTSL, ITB, Email:
[email protected] 2 Staf Pengajar, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB, Email:
[email protected] 3 Staf Pengajar, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB, Email:
[email protected] 4 Staf Pengajar, Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung, Email:
[email protected]
ABSTRAK Peningkatan volume arus petikemas dan keterbatasan pengembangan lahan terminal petikemas pelabuhan menyebabkan beberapa subfungsi yard, seperti Depo, CFS dan TPS, ditempatkan di luar kawasan terminal. Kondisi ini menyebabkan tambahan biaya transportasi dari terminal ke masing-masing subfungsi tersebut dan permasalahan lalu lintas pada jaringan akses. Optimasi konfigurasi subsistem yard dan jaringan akses secara ekonomi dan finansial merupakan hal yang penting untuk pengguna lalu lintas di jaringan akses dan operator terminal. Belum ditemukan model yang dapat digunakan untuk mengoptimasi kondisi tersebut. Penelitian ini mengkaji permasalahan konfigurasi beberapa fungsi subsistem yard dan jaringan akses terminal petikemas pelabuhan dan mengembangkan model optimasi yang dapat digunakan oleh Operator Terminal dan Instansi Pemerintah yang berwenang. Tujuan penelitian adalah optimasi desain konfigurasi subsistem yard terminal petikemas dan jaringan akses, di mana metode memungkinkan mendapatkan variabel untuk evaluasi dampak optimasi terhadap kinerja jaringan dan terminal yang akan diukur berdasarkan variabel throughput dan waktu tunggu petikemas untuk kinerja terminal dan waktu tempuh untuk jaringan akses. Kerangka bi-level programming dapat digunakan pada optimasi konfigurasi lokasi subsistem yard yang berada di luar kawasan terminal dan dihubungkan dengan jaringan akses yang juga digunakan oleh lalu lintas umum (kendaraan pribadi). Simulasi dengan Discreye Event Simulation Model dapat digunakan pada level bawah untuk mendapatkan variabel yang akan digunakan pada level atas pada proses optimasi konfigurasi subsistem terminal petikemas dan jaringan akses. Kondisi optimum didapatkan dengan penyelesaian masalah kombinatorial konfigurasi lokasi Depo/CFS/TPS yang bisa selesaikan dengan pendekatan metaheuristik Genetic Algorithm (GA). Evaluasi dampak pemilihan konfigurasi sistem terminal petikemas dan jaringan akses dapat dilakukan dengan membandingkan kondisi eksisting dan kondisi optimum terhadap variabel throughput petikemas, waktu tunggu petikemas dan waktu tempuh jaringan akses. Kata Kunci: Teminal, Petikemas, Akses, Simulasi, Optimasi
1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Terminal Petikemas Pelabuhan (Marine Container Terminal) adalah suatu kawasan di pelabuhan di mana kapal petikemas sandar dan melakukan kegiatan bongkar muat dan penyimpanan sementara di lapangan penimbunan petikemas. Terminal petikemas pelabuhan merupakan salah satu bagian dari rantai pasokan jaringan transportasi barang. Pertumbuhan lalu lintas petikemas dan kapasitas pelayanan terminal yang ada mendorong munculnya konsep untuk menggeser pintu masuk terminal ke arah sisi darat dalam rangka meningkatan produktivitas, mengurangi tekanan wilayah terminal dan kemacetan serta meningkatkan aksesibilitas sisi darat. Terminal petikemas di Indonesia pada umumnya terletak di wilayah pelabuhan yang sudah beroperasi sejak lama di daerah tersebut, dan terletak di bagian kota dengan aktivitas yang tinggi. Kondisi ini menyebabkan lahan untuk pengembangan terminal sangat terbatas, sehingga peningkatan volume petikemas disiasati
Trans - 1
Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014, 6 November 2014, ISSN: 2407-1021
KARAKTERISTIK KEKUATAN ASBUTON CAMPURAN PANAS HAMPAR DINGIN SEBAGAI LAPIS AUS PERMUKAAN JALAN Budiamin1, Wihardi Tjaronge 2, Sumarni Hamid 3 dan Rudy Djamaluddin4 1
Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 10, Telp 0811-441868, email :
[email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 10, Telp 0815-52539401, email :
[email protected] 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 10, Telp 0812-4206347, email :
[email protected] 4 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 10, Telp 0811-460132, email :
[email protected]
ABSTRAK Campuran beraspal merupakan jenis perkerasan lentur yang saat ini banyak digunakan untuk pekerjaan perkerasan jalan, olehnya itu campuran beraspal dituntut untuk memiliki kekuatan yang baik pada saat menerima beban kendaraan sehingga dapat mengeliminasi tegangan vertikal yang terjadi pada lapis pondasi sampai ke tanah dasar dan tegangan yang terjadi tidak menimbulkan deformasi berlebih. Pada penelitian ini akan digunakan aspal alam Buton sebagai bahan pengikat pada campuran berasapal, sehingga mengoptimalkan pemakaian asbuton yang mempunyai cadangan sebesar 677,247 juta ton dan merupakan deposit aspal alam terbesar di dunia. Penelitian ini merupakan studi eksperimental yang dilakukan di laboratorium dengan mengujian marshall test pada asbuton campuran panas hampar dingin yang menggunakan asbuton butir lawele (LGA) dengan menggunakan bahan peremaja dingin (modifier oil base + modifier water base) serta bahan peremaja panas (flux oil). Setelah didapatkan kadar aspal optimum asbuton campuran panas hampar dingin yang menggunakan bahan peremaja dingin maupun panas dilanjutkan dengan uji deformasi permanen dan uji kelelahan (fatigue). Diharapkan dengan penelitian ini didapatkan deformasi permanen yang menggunakan beban dinamis dan perilaku kelelahan yang menggunakan pola pembebanan sinus bergelombang (sinusoidal wave),yang dapat mendukung kesimpulan bahwa asbuton campuran panas hampar dingin mampu memikul beban lalu lintas berat sama halnya dengan pada campuran aspal panas (hot mix). Kata kunci ; asbuton, modifier, marshall, deformasi, fatigue.
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Campuran beraspal merupakan bagian perkerasan lentur yang terletak diatas lapis pondasi. Oleh karena letaknya di bagian atas maka campuran beraspal harus tahan terhadap pengausan akibat beban roda kendaraan dan pengaruh lingkungan (panas matahari dan hujan). Disamping itu, campuran beraspal dituntut untuk memiliki kekutan yang baik pada saat menerima beban kendaraan sehingga dapat mengeliminasi tegangan vertikal yang terjadi tanpa menimbulkan deformasi permanen berlebih dan terjadinya kelelahan (fatigue). Aspal alam yang berada di pulau Buton (asbuton) mempunyai cadangan yang sangat besar untuk digunakan sebagai bahan pengikat pada campuran beraspal. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan asbuton sebagai bahan pengikat pada perkerasan jalan beraspal. Saat ini telah beredar di pasaran produk asbuton pra-campur. Campuran asbuton ini sangat bermanfaat pada pada daerah yang memiliki keterbatasan unit produksi campuran beraspal (AMP) seperti di daerah-daerah terpencil dan pulau-pulau kecil. Pada asbuton pra-campur ini, pencampuran panas dilakukan secara pabrikasi kemudian dipasarkan dalam bentuk kemasan. Sedangkan penghamparan dan pemadatan dapat dilakukan pada suhu dingin (temparatur udara). Campuran asbuton ini masih terbatas digunakan untuk beban lalu lintas ringan dan biasanya dipakai untuk preservasi jalan. Olehnya itu campuran asbuton ini masih membutuhkan analisis dan kajian teknik lebih mendalam agar penggunaannya lebih optimal dan dapat digunakan pada beban lalu lintas berat.
Trans - 11
Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014, 6 November 2014, ISSN: 2407-1021
KAJIAN UTILITAS KENDARAAN ANGKUTAN KOTA YANG BERNILAI ERGONOMI Ahmad Hanafie1, Hammada Abbas2, Lawalenna Samang3 dan Sumarni Hamid4 1
Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, Telp 081355769788, Email:
[email protected] 2 Promotor, Dosen Jurusan Teknik Mesin, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan, Km. 10, Telp 085340570417, Email:
[email protected] 3 Kopromotor, Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, Telp 0411-587636., Email:
[email protected] 4 Kopromotor, Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, Telp 0411-587636 , Email:
ABSTRAK Teknologi yang dikembangkan selama ini adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka semestinya manusia harus dimanjakan. Tetapi jika ternyata semua itu tidak membuat manusia merasa aman, nyaman, sehat dan mudah, maka berarti dalam proses perancangan, pengambilan keputusan dan pembangunannya telah mengalami penyimpangan orientasi. Sarana transportasi Angkutan Umum di Kota Makassar mestinya dibuat dengan memperhatikan aspek ergonomis, namun tidak demikian halnya dengan sarana transportasi untuk umum. Masalah mengenai kendaraan umum meliputi akses turun naik, hangar, tata kursi dan mengenai pengkondisian yang umumnya pada kendaraan umum tidak memperhatikan sirkulasi udara, pencahayaan, pewarnaan yang ada dalam kendaraan. sedangkan infrastruktur yang berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan iluminasi jalan kurang sesuai dengan pengguna kendaraan. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis tingkat ergonomis keamanan dan kenyamanan terhadap utilitas kendaraan umum, untuk menganalisis tingkat ergonomis keamanan. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah pengukuran dimensi tubuh pada penumpang serta penggunaan kuesioner lalu dianalisis dengan pendekatan ergonomi dan Quality Function Deployment. Sehingga dalam penelitian ini diharapkan adalah tingkat ergomomi keamanan dan kenyamanan terhadap fasilitas kendaraan umum, seperti akses turun naik, hangar, tata kursi yang sesuai dengan dimensi tubuh penumpang dan mengenai pengkondisian sirkulasi udara, pencahayaan, pewarnaan yang ada dalam kendaraan. serta tempat pemberhentian dengan kendaraan umum. Kata Kunci: Ergonomi, Kendaraan umum, Infrastruktur, Quality function Deployment
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi Angkutan Umum di Kota Makassar mestinya dibuat dengan memperhatikan aspek ergonomis, namun tidak demikian halnya dengan sarana transportasi untuk umum. Penghargaan terhadap nilai kemanusiaan secara umum nampaknya masih dinomorduakan setelah tujuan ekonomis. Sehingga dalam banyak hal masih banyak ditemukan nilai kemanusiaan tidak dijadikan acuan penting dalam proses rancang bangun. Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah mengenai kendaraan umum dan infrastruktur jalan yang ada di kota Makassar. Masalah pertama mengenai kendaraan umum meliputi akses turun naik mengalami kesulitan jarak antara dasar jalanan dengan tangga cukup tinggi sehingga penumpan yang mempunyai postur tubuh yang lebih kecil akan mengalami kesulitan ini disebabkan keterbatasan kemampuan manusia manusia, hangar pintu yang tidak sesuai dengan jangkauang tangan bagi pengguna kendaraan, tata kursi yang tidak memperhatikan dimensi-dimensi tubuh manusia sehingga pengguna jika mereka duduk cepat merasakan kelelahan yang tentunya akan mengalami kurang nyaman dalam berkendara, dan mengenai pengkondisian yang umumnya pada kendaraan umum tidak memperhatikan sirkulasi udara, pencahayaan, pewarnaan yang ada dalam kendaraan. Kedua Infrastruktur jalan yang meliputi mengenai kriteria design geometri, serta rambu lalu lintas yang kurang memadai sehingga pengendara kendaraan umum menaikan dan menurunkan penumpang dimana saja yang tentunya mengenai keamanan, landscape saat menurunkan dan
Trans - 19
Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014, 6 November 2014, ISSN: 2407-1021
PENGARUH KADAR AIR DAN BAHAN IKAT SEMEN TERHADAP TREN KERETAKAN LAPIS PERKERASAN TANAH SEMEN Arif Widiyanto1 1
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Universitas Islam Riau, Jl. Kaharudin Nasution No. 113 Pekanbaru 28885, Email:
[email protected]
ABSTRAK Stabilisasi tanah dengan semen (soil cement) adalah salah satu jenis perkerasan lentur yang memanfaatkan bahan substandar tanah sebagai bahan jalan dengan teknik stabilisasi. Penetapan rancangan kadar semen dan kadar air pada proses stabilisasi tanah kadang kala masih merupakan suatu masalah yang cukup rumit, karena disatu pihak dituntut kekuatan hasil stabilisasi yang memadai, demikian pula pada sifat mudah dikerjakan (workability). Di lain pihak dituntut retak alamiah yang terjadi yang dapat menurunkan modulus elastisitas efektif perkerasan pada lapis perkerasan tanah semen, seminimal mungkin. Dengan melakukan serangkaian percobaan laboratorium yang mengacu pada prosedur ASTM ditentukan sifat teknis, sifat mekanis dan kapasitas dukung material. Adapun besaran retak susut ditentukan dengan shinkage linear yang dimodifikasi. Di laboratorium kajian dibatasi pada 3 (tiga) jenis tanah dengan plastisitas berbeda yang dicampur dengan variasi kadar semen sebesar 0%, 3%, 5%, 7%, 9% dan 12% terhadap berat kering tanah. Dengan energi pemadatan yang sama, masing- masing spesimen ditambahkan air untuk mencapai kepadatan 90% dan 95% pada sisi dry side, pada kepadatan maximum dan penambahan air pada kepadatan 90% dan 95% pada sisi wet side. Penelitian skala penuh di lapangan dilakukan pada pengamatan secara langsung terhadap pola, lebar dan kedalaman keretakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelebihan kadar air merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap besarnya retak pada lapis perkerasan tanah semen, terutama pada stabilisasi tanah dengan material berplastisitas tinggi. Retak susut tertinggi terjadi pada kombinasi antara kadar air tinggi, jenis tanah berplastisitas tinggi dan kadar semen rendah adalah sebesar 5.3%. Kapasitas dukung tertinggi dengan berbagai variasi kadar semen pada masing- masing specimen dicapai pada penambahan air di kondisi optimum. Namun demikian penggunaan kadar air pada dan atau lebih dari optimum cenderung menciptakan retak struktural berbentuk memanjang berpola tunggal. Penggunaan kadar semen berlebih pada kadar air optimum cenderung menghasilkan retak non struktural, berbentuk retak lembut berpola menyebar. Kata Kunci: Soil cement, kuat tekan bebas, shrinkage linier modifikasi, lebar retak susut, pola retak.
1. PENDAHULUAN Pada umumnya, pembangunan jalan adalah menggunakan bahan batuan pecah (aggregate) sebagai material pondasi jalan. Untuk daerah yang sebagian besar terdiri dari dataran rendah dan rawa seperti Riau, bahan batuan standar ini sulit didapat dan harus mendatangkan dari provinsi lain yang jaraknya ratusan kilometer. Tentunya hal ini mengakibatkan tingginya biaya pembangunan jalan. Salah satu solusi untuk mengganti batuan standar tersebut adalah dengan memanfaatkan tanah tempatan untuk bahan pondasi jalan dengan teknik stabilisasi. Existing material yang merupakan bahan sub standar dapat ditingkatkan kapasitas dukungnya setara dan bahkan lebih dari batuan standar yang tanpa distabilisasi. Namun demikian dikarenakan pemahaman yang kurang dan minimnya informasi tentang teknologi stabilisasi, tingkat keberhasilan stabilisasi jalan beragam. Timbulnya retak pada perkerasan tanah semen dan resiko kerusakan dini menjadikan persepsi negative dan kekhawatiran stake holder “penggiat” transportasi darat akan kinerja lapis perkerasan tanah semen sehingga konstruksi perkerasan tanah semen dinilai kurang layak untuk diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kadar semen dan kadar air (yang merupakan komponen utama campuran tanah semen) terhadap karakteristik stabilisasi tanah semen. Karakteristik yang
Trans - 28
Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014, 6 November 2014, ISSN: 2407-1021
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA JADWAL DAN ALOKASI WAKTU UNTUK AKTIVITAS PILIHAN PADA MASYARAKAT PERKOTAAN DI NEGARA BERKEMBANG Melawaty Agustien1, Ade Syafruddin 2, Harun Al Rasyid S. Lubis 3 ,Sony S.Wibowo 4 1
Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Email:
[email protected] 2 Staf Pengajar, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Email:
[email protected] 3 Staf Pengajar, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Email:
[email protected] 4 Staf Pengajar, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Email:
[email protected]
ABSTRAK Keunggulan model permintaan perjalanan dengan pendekatan activity based dibandingkan dengan pendekatan trip based adalah pendekatan tersebut memperhatikan waktu dalam kerangka analisisnya. Sejumlah penelitian fokus pada dua aspek dari dimensi waktu yang berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas dan perjalanan yaitu jadwal dan alokasi waktu. Penelitian sebelumnya menjelaskan terdapat nilai manfaat yang diturunkan dari pola alokasi waktu aktivitas dan perjalanan dalam suatu periode waktu. Nilai manfaat yang optimal dari alokasi waktu aktivitas berkaitan dengan pilihan jadwal waktu untuk melakukan suatu aktivitas.Tujuan dari penelitian ini menganalisis hubungan antara jadwal dan alokasi waktu untuk melakukan aktivitas pilihan pada masyarakat perkotaan dinegara berkembang. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk lebih memahami pola aktivitas dan perjalanan dan selanjutnya dapat digunakan untuk prediksi demand dan penetapan kebijakan transportasi di wilayah perkotaan. Data yang digunakan dalam analisis diperoleh dari surey perjalanan berdasarkan aktivitas pada masyarakat di Kota Palembang, salah satu kota di negara berkembang, di Indonesia. Analisis dilakukan pada dua segmen responden yang berbeda berdasarkan tipe pekerjaannya. Responden yang pertama adalah pekerja yang terikat pada jam kerja di kantor disebut fix time workers dan sebaliknya untuk responden yang kedua adalah pekerja yang tidak terikat pada jam kerja di kantor disebut non fix time workers. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem persamaan simultan dimana jadwal melakukan aktivitas diwakili oleh variabel pilihan diskrit dan alokasi aktivitas diwakili oleh variabel kontinu. Sebuah sistem persamaan simultan dikembangkan dan diestimasi untuk struktur jadwal waktu adalah fungsi dari alokasi waktu aktivitas pilihan. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan hasil model untuk tipe responden berdasarkan jenis pekerjaan dan tipe aktivitas pilihan yang dilakukan. Model tersebut signifikan untuk fix time workers. Responden dengan tipe pekerjaan fix time workers yang relatif lebih banyak mempunyai kendala dalam jadwal bekerja dan perjalanan rutin, lebih mempunyai pola untuk melakukan proses pengambilan keputusan jadwal melakukan aktivitas pilihan yang nantinya akan mempengaruhi alokasi waktu untuk akivitas tersebut. Hal ini terjadi terutama untuk aktivitas pilihan yang bersifat sosial, hobi dan hiburan. Aktivitas-aktivitas tersebut membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dari aktivitas pilihan lainnya seperti makan siang diluar kantor atau belanja. Aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan pada waktu setelah pulang kerumah dimana pada saat itu terdapat waktu luang yang lebih panjang. Sebaliknya struktur model tersebut tidak signifikan untuk non fix time workers yang mempunyai waktu kerja yang lebih fleksibel karena responden tersebut dapat lebih mudah mengatur jadwal dan alokasi waktu aktivitas dalam satu hari untuk berbagai tipe aktivitas yang dilakukannya. Kata kunci: petunjuk aktivitas pilihan, aloksi waktu, jadwal waktu, struktur kausal, persamaan simultan diskrit-kontinu
Trans - 38
Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014, 6 November 2014, ISSN: 2407-1021
PARAMETER DAN INDIKATOR UNTUK KAJIAN SUSTAINABLE APPRAISAL PEMBANGUNAN SISTEM ANGKUTAN UMUM MASSAL Rudi Sugiono Suyono1, Ofyar Z. Tamin2, Sony S. Wibowo3 dan Heru Purboyo HP4 1
Mahasiswa Program Studi Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Email:
[email protected] 2 Profesor Program Studi Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Email:
[email protected] 3 Associate Profesor Program Studi Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Email:
[email protected] 4 Associate Profesor Program Studi Doktor Transportasi, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung, Email:
[email protected]
ABSTRAK Sejak pelaksanaan United Nation Confrence on Human Environment di Stockholm tahun 1972, hingga berhasil disepakatinya Kyoto Declaration for the Promotion of Environmentally Sustainable Transport (EST) in Cities oleh 44 kota di Asia pada tanggal 24 April 2007, isu keberlanjutan (sustainability) baik untuk pembangunan dan lebih khususnya lagi pada sektor transportasi telah menjadi isu global. Pembangunan berkelanjutan, meletakkan prinsip keberlanjutan pada tiga aspek utama pembangunan yaitu aspek lingkungan, aspek ekonomi dan aspek sosial atau yang dikenal sebagai Triple Bottom Principles. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan infrastruktur sistem angkutan umum massal dapat mendorong peningkatan produksi pada kegiatan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dan menstimulasi pembangunan spasial di satu sisi. Tapi, kita tidak dapat mengabaikan bahwa ada banyak pula efek negatif yang disebabkan oleh rencana tersebut di sisi lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan infrastruktur sistem angkutan umum massal dapat mendorong peningkatan produksi pada kegiatan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dan menstimulasi pembangunan spasial di satu sisi. Di negara berkembang, masalah mendasar dalam proses penilaian tidak hanya pada tingkat proyek, namun lebih jauh ke arah hulu yaitu kebutuhkan akan proses penilaian pada level strategic decision making (pengambilan keputusan strategis) yaitu pada tingkat program, rencana dan kebijakan (programme, plan and policy) terutama adalah sulitnya “mengukur dan menilai” pengambilan keputusan pada tingkat stratetic planning. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi dan memilih berbagai parameter dan indikator yang digunakan dalam kajian strategic appraisal pembangunan sistem angkutan umum massal di negara berkembang. Metodologi yang digunakan adalah menggunakan pendekatan komparatif. Berdasarkan hasil kajian ini, diperoleh bahwa parameter dan indikator pada kajian appraisal angkutan umum. Selain itu banyaknya aktor yang terlibat (dengan tujuan yang bebeda) juga berimplikasi pada berbedanya parameter dan indikator pada setiap aktor tersebut. Kata kunci : appraisal, sistem angkutan umum massal, parameter/indikator, negara berkembang
1.
PENDAHULUAN
Dewasa ini motorisasi terjadi cukup cepat bahkan lebih cepat di banyak kota-kota di dunia. Jumlah kendaraan bermotor di dunia diperkirakan akan mencapai sekitar 1,3 miliar pada tahun 2020, lebih dari dua kali lipat jumlah saat ini. Pertumbuhan tercepat di Amerika Latin dan Asia. Di China, penjualan kendaraan meningkat lebih dari lima puluh persen per tahun selama beberapa tahun terakhir, dari 700.000 pada tahun 2001 menjadi 1,1 juta di tahun 2002, dan sekitar 1,7 juta pada tahun 2003. Beijing telah memiliki lebih dari dua juta mobil. Pada dasarnya kendaraan pribadi adalah upaya untuk meningkatkan akses terhadap barang, jasa, dan kegiatan, termasuk sebuah barisan yang diperluas terhadap pekerjaan dan kesempatan pendidikan. Mereka menyediakan fleksibilitas yang tak tertandingi, kenyamanan, dan kebebasan. Bagi banyak orang, kendaraan
Trans - 48
Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014, 6 November 2014, ISSN: 2407-1021
KAJIAN FAKTOR-FAKTOR GEOMETRIK JALAN YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KECEPATAN KENDARAAN Elsa Tri Mukti, Ade Sjafruddin, Aine Kusumawati 1
Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Email:
[email protected] 2 Professor, Program Doktor Rekayasa Transportasi Fakultas Teknik Sipil dan LIngkungan Institut Teknologi Bandung, Email:
[email protected] 3 Ass Professor, Program Doktor Rekayasa Transportasi Fakultas Teknik Sipil dan LIngkungan Institut Teknologi Bandung, Email:
[email protected]
ABSTRAK Salah satu permasalahan keselamatan yang terkait dengan geometrik jalan adalah dalam hubungan dengan pemilihan kecepatan dan tingkat kecelakaan. Kecepatan merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi ahli keselamatan lalu lintas. Kecepatan tinggi telah terbukti berhubungan dengan risiko yang lebih tinggi dari kecelakaan dan peningkatan keparahan cedera di jalan raya. Hal ini dijelaskan oleh fakta bahwa kecepatan yang lebih tinggi mengurangi waktu yang tersedia bagi pengemudi untuk membuat manuver dalam mengelak dan menghindari atau merespon situasi yang tidak terduga, seperti adanya kendaraan lain yang berubah manuvernya atau masuk dan keluar dari jalan atau kemunculan tiba-tiba dari pejalan kaki. Banyak peneliti percaya bahwa jika pengedara yang beroperasi pada kecepatan yang tepat untuk jalan dalam konteks tertentu, keamanan akan meningkat secara signifikan untuk semua kategori pengguna jalan. Makalah ini memberikan paparan mengenai rencana penelitian yang akan dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang muncul yaitu untuk mengetahui bagaimana lingkungan jalan khususnya kondisi geometrik jalan dapat mempengaruhi kecepatan (pemilihan kecepatan oleh pengemudi) sehingga nantinya akan dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang ada dalam geometrik jalan yang berpengaruh terhadap kecepatan pengemudi di jalan. Kata kunci: geometrik jalan, pemilihan kecepatan kendaraanError! Reference source not found.
1.
PENDAHULUAN
Perencanaan geometrik jalan dibuat dengan didasarkan pada batasan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan. Perencanaan geometrik jalan merupakan salah satu aspek perencanaan jalan yang memberikan rancangan arah dan visualisasi dari trase jalan agar jalan memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan, dan efisiensi. Namun tidak selalu persyaratan geometrik jalan bisa terpenuhi karena adanya faktor – faktor yang harus menjadi bahan pertimbangan, antara lain keadaan lokasi, topografi, geologis, tata guna lahan dan lingkungan. Semua faktor ini akan berpengaruh terhadap penetapan trase jalan, seperti pada penetapan alinyemen vertikal, alinyemen horisontal dan penampang melintang sebagai bentuk efisiensi dalam batas persyaratan yang berlaku. Salah satu permasalahan keselamatan yang terkait dengan geometrik jalan adalah dalam hubungan dengan pemilihan kecepatan dan tingkat kecelakaan. Kecepatan merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi ahli keselamatan lalu lintas. Kecepatan tinggi telah terbukti berhubungan dengan risiko yang lebih tinggi dari kecelakaan dan peningkatan keparahan cedera di jalan raya. Hal ini dijelaskan oleh fakta bahwa kecepatan yang lebih tinggi mengurangi waktu yang tersedia bagi pengemudi untuk membuat manuver dalam mengelak dan menghindari atau merespon situasi yang tidak terduga, seperti adanya kendaraan lain yang berubah manuvernya atau masuk dan keluar dari jalan atau kemunculan tiba-tiba dari pejalan kaki. Banyak peneliti percaya bahwa jika pengedara yang beroperasi pada kecepatan yang tepat untuk jalan dalam konteks tertentu, keamanan akan meningkat secara signifikan untuk semua kategori pengguna jalan. (Ivan, J. N. et al, 2009). Makalah ini memberikan paparan mengenai rencana penelitian yang akan dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang muncul yaitu untuk mengetahui bagaimana lingkungan jalan khususnya kondisi geometrik
Trans - 59
Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2014, 6 November 2014, ISSN: 2407-1021
Climate Change Implications for Permeable Asphalt Pavement Used Domato Stone (Quarsite Dolomite) on Multilayer Test and Controlled by EverStressFE Program Firdaus Chairuddin1, Wihardi Tjaronge2, Muhammad Ramli3, Johannes Patanduk4 1
Graduate Doctor Programe Civil Enginering Dept. Hasanuddin University Indonesia Telp: 0411871038, Email:
[email protected]. 2 Professor Civil Enginering Dept. Hasanuddin Univercity Indonesia Telp: 0811-879100, Email:
[email protected] 3 Associated Professor Civil Enginering Dept. Haanuddin Univercity Indonesia Telp: 0811-879100, Email:
[email protected] 4 Associated Professor Civil Enginering Dept. Hasanuddin Univercity Indonesia Telp: 0811-879100, Email:
[email protected]
Abstract This study is aimed to measure the coefficient of permebility using the constant head permeability test. The result were compared with the previous study. The test Indirect Tensile Strength 0.0673 for asphalt quality 3%, 0.325 for asphalt quality 4%, and 0.2370 for asphalt quality 5%. Cantabro test, loss weight 77.10 for asphalt quality 3%, 14.56 for asphalt quality 4% and 9.70 for asphalt quality 5%. Koeficient vertikal test permeability 0.1795 for asphalt 3%, 0.2029 for asphalt 4%, and 0.1596 for asphalt 5%, Unconfined Compressive Strength, Modulus elasticity 146.543 and ratio poisson 0.095831 for asphalt 3%, Modulus elasticity 91.450 and Ratio poisson 0.206009 for asphalt 4%, and, Modulus elasticity 32.119 and radio poisson 0.778059 for asphalt 5%, Scanning Electron Microscope (SEM) Oxygen 58.46%, Silicon 2.60%, Aluminium 2.91%, Sodium 5.75%, Calcium 19.11%, Sulfur 7.83%, Magnesium 3.52%, SiO2 6.73%, Al2O3 6.40%, Na2O 7.45%, CaO 46.25%, SO3 27.05%, MgO 6.12%, The results of EverStressFE analysis for multilayer soil-rigid are vertical deflection 0.5 mm, vertical microstrain (εz) + 0 s/d 200 on deepness 150 mm, and for multilayer soil-rigid-asphalt results vertical deflection (Uz) + 0.64 mm on the surface and + 0.4 mm on the deepness of 50 mm, and vertical microstrain vertical (εz) + -6400 s/d -7200 on the surface, + -4800 s/d -5600 on the deepness of 150 mm. As the result of laboratory test soil-rigid are vertical deflection each point 1.535 mm, 1.535 mm, 4.505 mm, 2.45 mm, 4.19 mm, dan 3.61 mm, and microstrain C1 to C4 0.36, -37.68, 44.44, 43.48, and the results of test Multilayer soil-rigid-asphalt are vertical deflection each point 1.576 mm, 0.075 mm, 3.7 mm, 1.985 mm, 2.48 mm, 0.986 mm, and the value of asphalt course microstrain is 655. Keywords: Domato stone, Cantabro Loss, Indirect Tensile Strength, Permeability, X- RD and SEM, Unconfined Compressive Strength, Multi Layer
I. INTRODUCTION Permeable asphalt pavement or porus friction course is commonly knews as porous asphalt. The porous pavement is commonly used in Europe and Japan. The pavement cousist in a porous overlay and then to drain on he edges to the pavement (Allex Eduardo Alvarez Lugo, 2009)[1]. The lot deposit of Domato stone in Indonesia was still not be exploited better. Among the exiting utilization of it most of it was exploited for traditional needs fireplace material, some last rasearch in the field of road construction showed that Domato stone was powerfull enough when mixtured material for pavemen stabilization. Domato stone is local material from sea location in the island of banggai half Sulawesi Indonesia. Its was kwarsit Dolomitan material Celebes (Car Donald, 1985). This Experimental be done for mesuring propertis permeability asphalt pavement with using Domato stone as Local material who was come from sea location at the Banggai Island half Celebes Indonesia with used Rice Hash as Filler. As course agregate on the surface layer Road Pavement.Capasity drain porous Asphalt were connecting correlasion with spacing hight and small porousity in structure Asphalt. Stability and Durability and Hydrolic conductivity its must be hight test than 20% (Ruz. et. al, 1990 ).Asphalt porous is open graded course
Trans - 68