1
APLIKASI AKUNTANSI MASJID BERBASIS WEB PORTAL Nico Ramadhan D. Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember e-mail:
[email protected]
Abstrak — Organisasi sektor publik, khususnya tempat
ibadah seperti masjid masih banyak yang belum mengelola akuntansi keuangannya dengan baik sesuai dengan standart akuntansi yang berlaku. Oleh karena itu perlu dilakukan penyesuaian sistem akuntansi di masjid berdasarkan standart akuntansi dan peraturan pemerintah UU No. 23 th 2011 tentang pengelolaan zakat. Dengan menyadari hal tersebut, tugas akhir ini akan merancang dan membangun aplikasi akuntansi yang sesuai dengan standart akuntansi dan mudah dipahami oleh user khususnya organisasi masjid dalam pengelolaan dana masjid. Perancangan aplikasi ini dengan Use Case Driven Object dan implementasi menggunakan teknologi website berbasis framework PHP dan twitter bootstrap. Hasil dari tugas akhir ini adalah sistem informasi akuntansi masjid yang berbasis web portal. Dengan adanya aplikasi ini dapat memberikan informasi yang transparan bagi organisasi masjid untuk pengelolaan keuangan yang lebih baik sehingga para donatur dapat mengetahui laporan keuangan secara up to date. Kata kunci - akuntansi, masjid, PHP, website, twitter bootstrap.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekitar 80% persen penduduk di Indonesia menganut agama Islam. Dengan jumlah populasi yang sangat besar ini menunjukkan bahwa Indonesia memliki potensi besar dalam mensejahterakan masyarakat, baik secara penggalangan dana maupun penyediaan fasilitas. Organisasi masjid merupakan organisasi sektor publik, yang mengelola sumber daya dan aktivitas di masjid. Pengelolaan dan sumber daya di masjid kebanyakan dilakukan secara sukarela. Tidak ada paksaan untuk menjadi pengelola masjid (ta’mir dan bendahara). Motivator bagi seorang pengelola masjid (ta’mir) adalah mandat dari Al Qur’an. Masjid sering menjadi sorotan masyarakat dalam hal keterbukaan mengenai dana sumbangan masjid yang diberikan para donatur. Dengan demikian, secara tidak langsung pengelola masjid berusaha untuk menyampaikan informasinya
yang dapat meningkatkan kredibilitasnya dan kesuksesan organisasi meskipun informasi tersebut tidak diwajibkan. Kredibilitas inilah yang akan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Penerapan akuntansi merupakan bentuk akuntanbilitas dan transparansi yang dapat mempersempit kesenjangan informasi antara pengelola masjid dengan masyarakat. Masjid merupakan salah satu organisasi nonprofit. Akuntansi untuk organisasi nonprofit selain pemerintah telah diatur oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45. PSAK No. 45 menghendaki penerapan akuntansi akrual bagi organisasi nonprofit. Pengelolaan keuangan masjid termasuk dalam akuntansi sektor publik. Model akuntansi ini didefinisikan sebagai bentuk akuntansi dana masyarakat. Akuntansi sektor publik memiliki pengertian sebagai suatu proses pengumpulan, pencatatan, pengklasifikasian, penganalisaan dan pelaporan transaksi keuangan suatu organisasi publik (masjid) yang menyediakan informasi laporan keuangan bagi para pengelola masjid maupun para donatur yang berguna untuk pengambilan keputusan. Pada tugas akhir ini, penulis mengembangkan sistem akuntansi masjid yang berbasis web. Sampai dengan saat ini masih banyak pengelola masjid yang menggunakan cara manual untuk mengelola keuangan masjid. Dengan dikembangkannya aplikasi ini akan sangat membantu pengelola masjid untuk mencatat keuangan masjid menjadi lebih baik dan lebih transparan. Selain itu, masyarakat juga dapat melihat profil masjid setiap saat melalui media komputer, handphone atau tablet pc yang dikembangkan dengan interface yang mendukung handphone atau tablet pc tersebut. Pada penelitian tugas akhir ini, dapat dihasilkan sistem informasi akuntansi masjid yang berbasis web portal. Dengan adanya aplikasi ini dapat memberikan informasi yang transparan bagi organisasi masjid untuk pengelolaan keuangan yang lebih baik sehingga para donatur dapat mengetahui laporan keuangan secara up to date. Sekaligus dapat meningkatkan sumber pendapatan masjid dari para donatur.
2
1.2 Perumusan Permasalahan Permasalahan yang akan terselesaikan dalam tugas akhir ini adalah: • Bagaimana membangun Sistem Informasi Akuntansi (SIA) masjid sesuai dengan standart akuntansi yang berlaku. • Bagaimana membuat user interface akuntansi masjid yang mempermudah user dalam pengelolaan keuangan masjid. • Bagaimana membuat Sistem Informasi Akuntansi (SIA) masjid yang aman atau ter-enkripsi dalam penyimpanan data – data informasinya. 1.3 Batasan Masalah Batasan pemasalahan yang terdapat dalam tugas akhir ini adalah: • Pengembangan aplikasi portal dengan teknologi website berbasis framework PHP dan Twitter Bootstrap dengan menggunakan database My SQL. • Aplikasi ini hanya digunakan untuk organisasi masjid. • Aplikasi ini hanya memberikan satu hak akses untuk setiap administrator masjid. 1.4 Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah memudahkan penerapan akuntansi masjid dalam pengelolaan keuangan yang sesuai dengan standart akuntansi yang berlaku. 1.5 Manfaat Dengan dikembangkannya aplikasi ini dapat membantu organisasi masjid mengelola keuangan dengan akuntanbel dan transparan. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi sektor publik diartikan sebagai model akuntansi yang dipraktekan dalam organisasi publik. Akuntansi sektor publik didefinisikan sebagai “mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga – lembaga tinggi negara dan departemen – departemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM .dan yayasan sosial, maupun pada proyek – proyek kerjasama sektor publik dan swasta” (Bastian, 2006 : 15). Pada umumnya, sektor publik digambarkan sebagai institusi pemerintahan. Tetapi hal ini dirasa kurang tepat karena akuntansi pemerintahan adalah karakter akuntansi sebagai layanan jasa yang tepat untuk berbagai jenis individu dan organisasi. Akuntansi pemerintah cenderung didefinisikan sebagai sistem pengukuran kinerja pemerintah. Jadi, praktik akuntansi pemerintahan yang benar adalah yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) serta diberlakukanya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang
kemudian direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Salah satu kebijakannya adalah sistem penyusunan RAPBN/APBN diganti dari single entry system menjadi double entry system serta perubahan mekanisme perencanaan yang semula top down approach menjadi mix antara top down approach dan bottom up approach. Akuntansi sektor publik memiliki tujuan sebagai berikut ini : 1. Memberikan informasi secara tepat, efisien, dan ekonomis untuk mengelola sistem operasional dan sumber daya organisasi. 2. Memberikan informasi yang memungkinkan sektor publik untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumber daya yang menjadi wewenang dan hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik sebagai tujuan akuntanbilitas.
2.2
Organisasi Nonprofit
Menurut lembaga AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) dan FASB (Financial Accounting Standards Board), organisasi nonprofit mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) sebagian besar sumber daya organisasi tergantung pada penyedia sumber daya yang tidak mengharapkan timbal balik atau ikhlas menyumbangkan sumber daya tanpa pamrih; (2) operasional organisasi adalah menyediakan barang atau jasa tetapi tidak bertujuan memperoleh keuntungan; (3) tidak ada ownership interest (kepentingan pemilik). 2.3 Undang – Undang No. 23 Th 2011 tentang Pengelolaan Zakat Undang – undang No. 23 Th 2011 tentang pengelolaan zakat membahas tentang Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang harus bersedia untuk diaudit secara syariat dan keuangan sesuai dengan pasal 18 berikut ini : 1. Pembentukan LAZ wajib mendapat izin Menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri. 2. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanya diberikan apabila memenuhi persyaratan paling sedikit : a. terdaftar sebagai organisasi kemasyarakat Islam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah, dan sosial. b. berbentuk lembaga berbadan hukum. c. mendapat rekomendasi dari BAZNAS. d. memiliki pengawas syariat. e. memiliki kemampuan teknis, administratif, dan keuangan untuk melaksanakan kegiatannya. f. bersifat nirlaba. g. memiliki program untuk mendayagunakan zakat bagi kesejahteraan umat. h. bersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala.
3
2.4 Code Igniter 3.2 Desain Sistem Code igniter merupakan salah satu dari sekian banyak framework PHP yang ada. Code igniter dikembangkan oleh Rick Ellis (Upton, 2007). Tujuan dari pembuatan framework code igniter adalah untuk menghasilkan framework yang akan dapat digunakan untuk pengembangan proyek pembuatan website secara lebih cepat dibandingkan dengan pembuatan website dengan cara coding secara manual. Codeigniter mengarahkan programmer untuk memfokuskan diri pada pembuatan website dengan meminimalkan pembuatan baris – baris program untuk berbagai tujuan pembuatan website. Alasan menggunakan code igniter ialah : • • • • • •
Bersifat gratis Cocok dengan PHP versi 4 dan 5 Ringan dan cepat Menggunakan Model View Controller (MVC) Dokumentasi yang lengkap Pustaka yang lengkap
Pembuatan desain sistem dengan membuat konsep atau sketsa aplikasi dengan menggunakan Unified Modelling Language (UML) yang berupa : use-case diagram dan sequence diagram. Sedangkan untuk memodelkan data digunakan pemodelan ERD (Entity Relational Diagram) yang merepresentasikan entity sebagai tabel dan relational-nya sebagai penghubung antar tabel. 3.2.1
Use Case Aplikasi
Aplikasi akuntansi masjid ini terdiri dari user administrator, pengurus masjid, dan pengunjung website. Masing – masing user terdiri dari use case yang mempunyai fungsi berbeda – beda. Penggambaran use case untuk pengurus masjid seperti pada gambar 1 berikut ini :
2.5 Twitter Bootstrap Twitter Bootstrap adalah sebuah toolkit yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi berbasis web. Toolkit ini sangat membantu pengembang aplikasi khususnya web dalam mendesain sebuah user interface. Platform ini awalnya dikembangkan pada ajang Hackweek, sebuah perhelatan pengembang aplikasi yang diadakan twitter. Bootstrap digambarkan sebagai CSS sederhana namun dibangun dengan pre-processor yang menyediakan lebih banyak daya dan fleksibilitas daripada CSS Standar. Bootstrap sangat mudah diimplementasikan. Hanya dengan meletakkan kode – kodenya ke dalam website yang sedang dikembangkan. Setelah selesai Bootstrap hanya akan berisi CSS. Artinya tidak akan ada gambar, Flash, atau Javascript yang berlebihan. Yang ada hanyalah CSS yang sederhana namun powerfull untuk kebutuhan pengembangan web. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Literatur Studi literatur yang dilakukan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah pembelajaran dan pemahaman literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang ada, seperti mengenai teori akuntansi, perancangan desain sistem akuntansi nonprofit, pengembangan teknologi dengan menggunakan website yang berbasis Framework PHP dan pemahaman mengenai twitter bootstrap untuk pengembangan user interface. Selain itu juga penggunaan perangkat lunak lainnya yang mendukung dalam pembuatan aplikasi. Pembelajaran dilakukan dengan pencarian berbagai macam literatur yang terkait dengan perancangan akuntansi masjid yang didapatkan dari banyak sumber seperti buku, internet dan video tutorial.
Gambar 1 Use Case Diagram Pengurus Masjid
3.2.2
Arsitektur Aplikasi
Aplikasi akuntansi masjid adalah sebuah aplikasi berbasis web portal yang dikembangkan dengan menggunakan teknologi website berbasis framework PHP dan twitter bootstrap. Untuk database, aplikasi ini menggunakan MySQL. Pada aplikasi akuntansi masjid ini terdapat beberapa fitur yang memudahkan user terutama pengurus masjid dalam mengelola keuangan masjid yang berupa dana dari para donatur. Tugas akhir ini difokuskan pada modul pengelolaan keuangan masjid untuk memberikan informasi dana donatur yang up to date dan transparan kepada para donatur.
4
Gambar 4 Desain Database
Gambar 2 Arsitektur Aplikasi 3.2.3
User Interface Aplikasi
Perancangan desain aplikasi berupa user interface. Desain user interface ini berupa web yang yang ditampilkan di dalam browser. Ukuran tampilan aplikasi di dalam browser adalah sesuai dengan ukuran browser yang ditunjukkan pada gambar 3 berikut ini.
3.3 Test Case Test case dirancang untuk menjaga performa aplikasi agar sesuai dengan desain yang dibuat. Dalam hal ini, test case akan dijalankan dengan beberapa skenario yang sesuai dengan rancangan pada sequence diagram. IV. IMPLEMENTASI APLIKASI Penjelasan implementasi terdiri dari penerapan masingmasing teknologi yang telah dipilih ke dalam aplikasi yang akan dibangun. 4.1 Lingkungan Implementasi Spesifikasi lingkungan perangkat keras dalam implementasi yang dilakukan pada pengembangan sistem aplikasi dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Spesifikasi Perangkat Keras dalam Implementasi Sistem
Gambar 3 User Interface Halaman Utama
Perangkat Keras NoteBook
3.2.4
Spesifikasi
Prosesor :
Prosesor : Intel (R) Core (TM) i3 – 2310M CPU @ 2.10GHz
Memori :
6 GB DDR3
Perancangan Desain Database
Perancangan basis data sistem akuntansi masjid. Perancangan basis data dilakukan dengan membuat ERD (Entity Relational Diagram) yang merepresentasikan entity sebagai tabel dan relational-nya sebagai penghubung antar tabel ditunjukkan pada gambar 4 berikut ini.
Selain itu berikut ini adalah spesifikasi perangkat lunak yang digunakan dalam implementasi sistem dan juga teknologi lain sebagai pendukung pengerjaan tugas akhir. Informasi tersebut dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Spesifikasi Perangkat Lunak Perangkat Lunak
Spesifikasi/versi
Web Server
Apache/2.2.9
Sistem Operasi
Windows 8
5
Basis Data
MySQL 5.0.51.a
Bahasa Pemograman
PHP 5,Javascript,HTML
Framework
CodeIgniter, Jquery
Editor
Notepad++ 5.8.5
Twitter
Bootstrap,
4.2 Implementasi Teknologi Web Application dengan PHP Framework CodeIgniter, Twitter Bootsrap dan JQuery Implementasi pembuatan web portal akuntansi masjid ini sebagai bentuk layanan lain yang bisa diakses oleh pengurus masjid dan masyarakat. Penjelasan proses implementasi akan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pembuatan modul Administrator, modul Pengurus Masjid dan modul Web Portal. Untuk lebih jelasnya modul-modul tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 4.2.1
Gambar 6 Menambah Data Artikel 4.2.2
Modul Pengurus Masjid
Pada modul Pengurus ini, hak akses pengurus adalah menginputkan data – data masjid seperti data donatur dan kegiatan masjid serta menginputkan data – data transaksi penerimaan dan pengeluaran. Selain itu pengurus dapat melihat laporan keuangan masjid. Lebih jelasnya dapat dilihat gambar 7 berikut ini.
Modul Administrator
Pada modul ini, administrator dapat melakukan entri, update, dan hapus data artikel, data user serta data kategori artikel. Lebih jelasnya dapat dilihat gambar 5 berikut ini.
Gambar 7 Manajemen Donatur Pada modul ini Pengurus juga dapat menambah, melakukan update data maupun hapus data transaksi seperti pada gambar 8 untuk penerimaan masjid dan gambar 9 untuk pengeluaran masjid berikut ini. Gambar 5 Halaman Manajemen Artikel Pada modul administrator juga berfungsi untuk menginputkan data artikel. Caranya login sebagau user administrator dan memilih menu Tambah Artikel kemudian muncul pada halaman modul Tambah Artikel dan mengisi data Artikel seperti pada gambar 6 berikut ini.
Gambar 8 Halaman Penerimaan Masjid
6
5.2 Uji Coba Keamanan Uji coba keamanan aplikasi menggunakan dua metode yaitu dengan memasukkan script SQL injection ke dalam URL web dan menggunakan tool SQLMap untuk melakukan test SQL injection secara otomatis. Pada gambar 10 menunjukan bahwa ketika melakukan injeksi script ke dalam URL maka aplikasi akan memberi pesan error berikut ini.
Gambar 9 Halaman Pengeluaran Masjid V. HASIL UJI COBA Pada hasil uji coba ini akan dijelaskan mengenai mekanisme pengujian secara menyeluruh dari sistem aplikasi yang telah dikembangkan mulai dari penerapan aplikasi web portal dengan menggunakan Framework PHP Codeigniter, Twitter Bootstrap dan JQuery. Proses ini akan menggunakan beberapa skenario uji coba. Uji Coba akan menjadi bahan evaluasi yang nantinya akan dapat digunakan untuk perbaikan sistem dan pengembangan selanjutnya.
Gambar 10 Uji Coba SQL Injection melalui URL Sedangkan pada tool SQLMap menunjukan bahwa aplikasi tidak bisa ditembus dengan SQL Injection seperti gambar 11 berikut ini.
5.1 Uji Coba Kompatibilitas Browser Uji kompatibilitas dengan menggunakan tool BrowseEmAll dilakukan dengan menggunakan metode analisa otomatis untuk mengecek error pada HTML dan CSS. Pada tabel 3 menunjukkan hasil uji coba menggunakan BrowseEmAll. Berdasarkan hasil tersebut dapat didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada error yang ditemukan pada HTML dan CSS aplikasi. Tabel 3 Hasil Uji Coba Kompatibilitas Browser
Browser Chrome 18 Chrome 19 Chrome 20 Firefox 10 Firefox 11 Firefox 12 Firefox 13 IE 7 IE 8 IE 9 Safari 5.1
HTML error n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
Komponen CSS JavaScript error error n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
Gambar 11 Uji Coba SQL Injection dengan tool SQLMap
7
5.3 Uji Coba Performa Web (Stress Tes) Stress tes merupakan jenis pengujian yang dilakukan terhadap suatu aplikasi yang sudah selesai dibuat dan biasanya dilakukan pada aplikasi yang membutuhkan suatu akses acak (random) yang dilakukan secara bersamaan dalam jumlah akses yang sangat banyak. Stress tes biasanya dilakukan pada aplikasi yang membutuhkan server untuk memproses suatu request dari client (pengguna aplikasi) seperti aplikasi berbasis web. Alur uji coba stress tes ditunjukkan pada gambar 12 berikut ini.
Gambar 12 Alur Uji Coba Stress Tes Uji coba stress tes ini menggunakan Apache HTTP Server Benchmarking tool. Parameter yang digunakan ialah :
1. Halaman URL : http://localhost/masjid/laporan/neraca/. 2. Jumlah request : 100.000 request. 3. Tingkat concurrency (jumlah request yang dilakukan secara bersamaan): 300 request.
Gambar 13 Uji Coba Stress Tes dengan Apache HTTP Server Benchmarking tool Hasil uji coba stress tes pada aplikasi akuntansi masjid ini ditunjukkan pada gambar 14 berikut ini.
Tampilan uji coba ini ditunjukkan pada gambar 13 berikut ini.
Gambar 14 Hasil Uji Coba Stress Tes
8
Hasil uji coba pada gambar 14 di atas menunjukkan bahwa semakin banyak request user yang melakukan akses terhadap web tersebut maka semakin tinggi waktu yang dibutuhkan user untuk melakukan akses page website tersebut. Dari uji coba yang dilakukan, penggunaan resource CPU hampir 100% terpakai seperti yang ditunjukkan pada gambar 15 berikut ini.
VI. KESIMPULAN Berdasarkan keseluruhan proses yang telah dilalui,maka dapat disimpulkan dalam beberapa hal yaitu : 1. Aplikasi akuntansi masjid portal ini menggunakan teknologi website berbasis framework PHP dan Twitter Bootstrap dengan menggunakan database My SQL. 2. Aplikasi akuntansi masjid ini terbagi menjadi tiga modul yaitu modul administrator, modul pengurus masjid dan modul web portal. 3. Desain aplikasi akuntansi masjid yang berbasis web portal ini dibuat dengan menggunakan UML dan menghasilkan usecase diagram dan sequence diagram. Sedangkan desain database untuk penyimpanan data yang dibuat dengan menggunakan Entity Relational Diagram. 4. Uji coba aplikasi menggunakan tiga metode yaitu uji coba kompabilitas browser, uji coba keamanan dengan SQLMap Tool, dan uji coba stress tes dengan Apache HTTP Server Benchmarking Tool. 5. Aplikasi akuntansi masjid berbasis web portal ini mampu memberikan informasi yang transparan bagi organisasi masjid untuk pengelolaan keuangan yang lebih baik sehingga para donatur dapat mengetahui laporan keuangan secara up to date. VII. DAFTAR PUSTAKA
Gambar 15 Performa CPU pada Uji Coba Stress Tes Dengan penggunaan CPU yang tinggi, maka akan mengakibatkan komputer menjadi down sehingga server tidak bisa melayani request dari user.
[1] Abdia Away, Gunaidi. 2008. Delphi for Accounting. Bandung : Informatika. [2] Bastian, Indra, 2006. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta. [3] Dwi Astuti, Pratiwi. 2012. Akuntansi Keuangan Dasar 1. Yogyakarta : CAPS. [4] Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. [5] Wikipedia. 2013. Pengertian Portal Web. Http://id.wikipedia.org/wiki/Portal_web (Akses 30 April 2013) [6] Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta : BPFE. [7] Wilson, Earl R. and Kattelus, Susan C. 2004. Accounting for Governmental and Nonprofit Entities, 13th Edition. New York : McGraw-Hill. [8] Chaffer, Jonathan., Swedberg, Karl. 2009, jQuery Reference Guide. Birmingham : Pack Publishing, [9] Myer, Thomas. 2008, Professional CodeIgniter. Indianapolis : Wiley Publishing.