EDISI - XII - FEBRUARI 2017
APA KATA
KONSUMEN?
EXECUTIVE JIMMY RUSLI Sukses dengan Loyalitas Sopir dan Karyawan
COMPANY OF THE MONTH PT Dunia Express Transindo Tahun Ekspansi Dunex Logistics
INTERVIEW SOERJO WINARTO : “Ini Soal Nilai Tambah di Layanan Supply Chain”
Salam Redaksi
Tarif Bukan Lagi Acuan
REDAKSI Pelindung Dr Nofrisel, SE, MM, CSLP Prof. Dr. Ir. Teuku Yuri M. Zagloel, M.Eng. Sc. Prof. Dr. Ir. Senator Nur Bahagia Ir. Andy Ilham Said, Ph.D Dr. Kuncoro Harto Widodo Dr. Hoetomo Lembito Erwin Raza, SE, MM Ir. R. Ananta Dewandhono, MM, MBA Fx. Sugiyanto Hasanudin Penanggungjawab Zaldy Ilham Masita Dewan Redaksi Zaldy Ilham Masita, Mahendra Rianto, Iman Kusnadi, Widiyanto, Nyoman Purnaya, Hadi Kuncoro, Aulia Febrial Fatwa, Erith Desenaldo, Clara Benarto, Tenaka Budiman, R Kunto Margono, Uda Sasmita, Eko Setyanto, Okin Purba, Daniel Utomo, Armen Aldrin. Marketing dan Administrasi Aang Wiguna, Armieta Amelia, Chrissa Nurhayati, Elsa Febriana Konsultan media indossari.com Redaksi & Marketing The Venue 18 Office Park 15 th Floor Jl Jenderal TB Simatupang Kavling 18 Jakarta 12520 Email:
[email protected] Website: www.ali.web.id
2
EDISI XII | FEBRUARI 2017
GLOBALISASI adalah keniscayaan. Arus globalisasi telah membuat sekat-sekat antar negara terkikis, sehingga kompetisi tak bisa lagi dihindari. Kendati muncul tren proteksionisme, seperti akan diterapkan Amerika Serikat, namun hal ini diperkirakan tidak akan banyak memengaruhi perdagangan internasional. Alih-alih menyurutkan perdagangan, agenda proteksionisme AS justru bisa membuat persaingan bisnis-bisnis semakin sengit. Persaingan itu juga terjadi di bisnis supply chain dan logistik, dimana seperti umumnya bidang jasa, ladang ini diperebutkan oleh pelaku asing dan pelaku lokal. Menurut sumber-sumber yang di wawancarai majalah ini, persaingan antara keduanya semakin sengit, bahkan sudah pada level tarif bukanlah segalanya. Banyak aspek yang menentukan, terlebih perbedaan tarif antara perusahaan lokal dan multinasional kini sungguh kompetitif alias tipis. Persaingan ini bagus, karena menghidupkan jargon bahwa konsumen adalah raja. Ada yang bilang provider asing menang dalam pengalaman dan jaringan, namun di sisi lain pemain lokal unggul dipenguasaan lapangan. Ada juga yang membandingkan antara teknologi yang kerap diunggulkan oleh pemain asing dengan keluwesan berhubungan dengan birokrasi oleh pemain lokal. Pada akhirnya, banyak aspek yang menentukan siapa yang bisa memenangkan hati konsumen, apakah pemain asing atau lokal. Edisi kali Majalah Supply Chain and Logistics ingin mencoba mengupas, kondisi di lapangan dan apa mau dari pelanggan dalam bisnis jasa rantai pasokan dan logistik. Silahkan membaca.
Supply Chain & Logistic Review adalah majalah resmi Asosiasi Logistik Indonesia yang terbit satu bulan sekali. Untuk peliputan dan iklan dapat menghubungi alamat redaksi dan marketing. Kami menerima artikel anda seputar dunia supply chain dan logistics untuk dipublikasikan di majalah
DAFTAR ISI EDISI - XII - FEBRUARI 2017
04
INDICATOR
05
SEREMONIA
06
KILAS
09 12 15
19
EXECUTIVE JIMMY RUSLI Sukses dengan Loyalitas Sopir dan Karyawan
24 27
COMPANY OF THE MONTH PT Dunia Express Transindo Tahun Ekspansi Dunex Logistics VIEW Era Baru Logistik yang Didukung oleh Kemajuan Teknologi
INTERVIEW SOERJO WINARTO : “Ini Soal Nilai Tambah di Layanan Supply Chain” HEADLINE TARIF BUKAN LAGI ACUAN
FOKUS PADA PASAR YANG DIGARAP
Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda sebagai anggota Asosiasi Logistik Indonesia (ALI). Bergabung lah dengan lebih dari 3.000 profesional praktisi, akademisi, regulator dan pemerhati rantai pasokan dan logistik di ALI. Daftarkan diri Anda melalui laman resmi ALI www.ali.web.id atau mengirimkan email kosong ke alamat mailing list:
[email protected]
3
EDISI XII | FEBRUARI 2017
1
Nilai ekonomi bisnis transportasi dan pergudangan Indonesia 10 tahun terakhir (dalam triliun rupiah) 2016
375,8
2015 2014
326,9
2013
218,0
2009
192,2
2008
2006
125,0
2016
32.035
2015
33.463
2014
26.756
2013
23.618 20.439 19.113 18.924 19.444
2012 2011 2010 2009 2008
17.078
2007
17.275
2006
Tahun 2016 hanya sampai bulan November Sumber : PT KAI
4
EDISI VIII| AGUSTUS 2016
2013
155.290
2012
157.946 148.571
2010
142,3
4
168.511
2009
149.764
2008
156.717
2007
142.259
2006
134.410 Bandara Polonia Medan, Soekarno Hatta Cengkareng, Juanda Surabaya, Ngurah Bali. Tahun 2016 hanya sampai bulan November. Sumber : PT (Persero) Angkasa Pura I and II.
Jumlah Barang Melalui Transportasi Kereta Api Menurut Pulau (Ribu Ton) 31.990
178.512
2011
166,1
Mulai tahun 2014 perhitungan menggunakan harga konstan 2010 dari sebelumnya 2000 dan klasifikasi usaha berubah menjadi Transportasi dan Pergudangan dari sebelumnya
3
188.415
2014
241,3
2010
160.702
2015
265,4
2011
Jumlah Barang yang Dimuat pada Penerbangan Internasional di 4 Bandara Utama Indonesia, 2006-2016 (Ton) 2016
292,4
2012
2007
2
348,8
Total Barang Dalam Negeri yang di bongkar di Pelabuhan Utama (Ton) 2016 2015
32.540.505 37.114.198
2014
43.823.231
2013
43.759.703
2012
47.973.668
2011
46.452.378
2010
43.148.053
2009
44.720.508
2008
47.127.001
2007
47.109.851
2006
43.415.611
Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Balikpapan, Makassar Sumber : Kantor Administrasi Pelabuhan
Seremonia
Asosiasi Logistik Indonesia bekerjasama dalam Riset Indonesia Logistics and Transport Skills Challenge dengan RMIT University (Australia), Universitas Indonesia (UI), Jakarta dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya menyelenggarakan Forum Group Discussion mengenai “Indonesia Logistics and Transport Skills Challenge”. Acara diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 1 February 2017 dan Surabaya pada 3 Februari 2017, dan dipandu secara langsung oleh Prof. Caroline Chan, Head of School, School of Business, IT and Logistics, RMIT University. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keterampilan yang dibutuhkan, tantangan yang dihadapi oleh para profesional, serta kesenjangan keterampilan yang mungkin ada di sektor logistik dan transportasi di Indonesia.
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Universitas Mercu Buana
5
EDISI XII | FEBRUARI 2017
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan LPMTL STMT Trisakti
KILAS Foto : Internet
JANUARI 2017, EKSPOR NONMIGAS RI US$13,4 MILIAR Kinerja perdagangan luar negeri Indonesia pada Januari 2017 cukup positifdengan nilai ekspor yang mencapai US$13,4 miliar, naik 27,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ekspor dipicu kenaikan ekspor nonmigas sebesar 29,2%, sementara ekspor migas hanya tumbuh 14,8% persen year on year. “Semakin meningkat ekspor maka devisa negara semakin membaik,” kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam siaran pers, Minggu (19/2). Beberapa negara tujuan ekspor yang meningkat signifikan selama Januari 2017 adalah ke Tiongkok, India, Filipina, dan Rusia. Bahkan Rusia mengalami kenaikan tertinggi hingga mencapai 175%. =(Beritasatu.com)
IMO PUJI TOL LAUT JOKOWI Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertemu dengan Sekjen International Maritime Organization (IMO) H.E Kitack Lim di Kementerian Perhubungan. Dalam kesempatan ini, Sekjen IMO memuji program Tol Laut yang diprakarsai Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Kita ceritakan tentang Tol Laut dan beliau mengapresiasi apa yang kita lakukan sebagai suatu hal yang penting, di mana internal konektivitas antara satu pelabuhan dan pelabuhan itu harus dirawat secara baik,” kata Budi, di Jakarta, Selasa (21/2). Pertemuan ini membahas peran Indonesia sebagai negara poros maritim dunia. Menurut Kitack, Indonesia banyak berkontribusi terhadap dunia lewat forum IMO, termasuk perkapalan, navigasi, dan keamanan lingkungan. = (Detik.com)
KUNJUNGAN WISMAN DONGKRAK LOGISTIK Tren kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dalam beberapa tahun terakhir ini dinilai berdampak pada meningkatnya penggunaan jasa pengiriman barang. Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki N. Hanafi menjelaskan banyak wisman memakai jasa pengiriman dari Indonesia ke negara asal mereka. “Kalau mereka berbelanja barang ukuran kecil biasanya akan dibawa sendiri. Kalau berukuran besar dikirim menggunakan jasa logistik,” kata Yukki, Jumat (17/2). BPS mencatat mencatat ada kenaikkan jumlah wisman sebesar 10,69%. Total kunjungan wisman tahun lalu 11,52 juta orang. Kunjungan wisman naik tertinggi selama periode Juli—September tahun lalu yakni mencapai 3,1 juta orang. = (Suaracargo.com)
6
EDISI XII | FEBRUARI 2017
KILAS ALFI TAGIH PELINDO 2 FUNGSIKAN TERMINAL 3 Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menagih komitmen Pelindo 2 melalui anak usahanya PT Pelabuhan Tanjung Priok yang akan memfungsikan fasilitas Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok sebagai terminal peti kemas khusus domestik. Sekretaris Umum ALFI DKI Jakarta Adil Karim mengatakan sampai saat ini Terminal 3 Priok masih melayani peti kemas ocean going atau ekspor-impor. Padahal, dalam rencana tata kelola Pelabuhan Tanjung Priok fasilitas tersebut diperuntukkan bagi kegiatan domestik atau antarpulau pada tahun ini. “Makanya kami pertanyakan kembali bagaimana sebenarnya komitmen Pelindo 2 dalam merealisasikan tambahan fasilitas terminal peti kemas domestik di Priok,” ujarnya di Jakarta, Selasa (21/2). = (Bisnis.com)
KEBIJAKAN E-COMMERCE SOKONG LOGISTIK Pemerintah optimistis Paket Kebijakan XIV tentang ecommerce mampu menstimulus pertumbuhan bisnis logistik dengan platform utama PT Pos Indonesia (Persero) sebagai tulang punggung bisnis jasa kurir swasta. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menegaskan Paket Kebijakan XIV yang berisikan peta jalan industri ecommerce ini akan sangat membantu pertumbuhan jasa kurir dan logistik ke daerah-daerah di Indonesia. “Kita lihat untuk mengembangkan digital ekonomi khususnya e-commerce, kita harus punya logistic platform khususnya regulator adalah Kominfo,” kata Rudiantara, Minggu (19/2). = (Bisnis.com)
INDEF: PAKET KEBIJAKAN BELUM MAKSIMAL Pemerintah akan meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi XV. Namun demikian, 14 paket kebijakan yang sebelumnya sudah dirilis pemerintah dinilai belum menunjukkan hasil yang optimal.
7
EDISI XII | FEBRUARI 2017
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menilai pemerintah gagal memanfaatkan momentum akselerasi pertumbuhan ekonomi lewat paket kebijakan yang sudah ada. “Potensi terjadinya akselerasi pertumbuhan 2016 cukup besar, tapi ada persoalan yang tidak mampu diselesaikan pemerintah, misalnya daya beli dan investasi,” kata Enny di Jakarta, Kamis (9/2). Enny mengatakan, apabila masalah-masalah itu tidak segera dibenahi, maka tahun ini juga akan terjadi hal yang sama yaitu potensi pertumbuhan yang terlewatkan. (Kontan. co.id)
INSA DESAK PEMERINTAH JALANKAN BEYOND CABOTAGE Asosiasi Pengusaha Pelayaran Nasional Indonesia (INSA) mendesak pemerintah segera menjalankan program beyond cabotage atau kegiatan angkutan ekspor-impor yang memprioritaskan penggunaan kapal berbendera merah putih. “Beyond cabotage akan membuat para pengusaha pelayaran dapat bersaing di kancah angkutan laut internasional terutama angkutan komoditas ekspor dan Impor. Kami mendesak pemerintah segera mengimplementasikan beyond cabotage” kata Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto, di Jakarta, Jumat (17/2). Saat ini, 95% transportasi ekspor-impor masih dikuasai penggunaan kapal asing. Penggunaan kapal nasional untuk pelayaran domestik sudah terpenuhi dengan baik. Hanya saja Indonesia masih punya pekerjaan rumah dalam hal beyond cabotage. = (Industry.co.id)
KILAS KEMENHUB BANGUN SENTRA LOGISTIK DI MALUKU
ALI USULKAN SUBSIDI HIDUPKAN MERPATI
Kementerian Perhubungan akan membangun sentra logistik ‘Rumah Kita’ di Namlea, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku. Sentra logistik ini berfungsi mengumpulkan dan menampung berbagai komoditas agar bisa diangkut dengan kapal dalam program Tol Laut ke arah barat Indonesia. “Seharusnya armada kapal Tol Laut yang kembali dari arah timur Indonesia bisa membawa berbagai komoditas ke arah barat namun hal tersebut belum terpenuhi dengan baik,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Ambon, Rabu (8/2). Program tol laut walaupun belum maksimal tetapi sudah memberikan kesempatan bagi kementerian untuk meneliti dan melihat apa yang menjadi permasalahan untuk segera diselesaikan. Untuk meningkatkan distribusi, tahun ini Kemenhub juga akan menambah lagi armada kapal Tol Laut yang berlayar ke daerah timur serta memperbanyak frekuensi pelayaran. = (kontan.co.id)
Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mengusulkan kepada pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) agar dana subsidi untuk maskapai yang menjalankan tol udara sekitar Rp200 miliar dialihkan guna menghidupkan maskapai Merpati Nusantara Airlines. Ketua Umum ALI Zaldy Ilham Masita mengkritisi kebijakan Menteri Perhubungan yang akan memberikan subsidi Rp200 miliar ke maskapai penerbangan yang menjalankan tol udara. “Subsidi tol udara untuk maskapai bakal habis. Dampaknya jangka pendek saja untuk biaya logistik. Tidak membuat industri berkembang,” kata Zaldy saat diskusi publik bertema “Harga Komoditas Tinggi, Salah Logistik” di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (8/2). Menurut dia, lebih baik anggaran subsidi tersebut dialihkan untuk Merpati atau ke PT Industri Pesawat Terbang Nusantara yang saat ini berubah nama menjadi PT Dirgantara Indonesia untuk menjalankan bisnis kargo murah. = (Liputan6.com)
AKSI UNJUK RASA BELUM PENGARUHI BISNIS LOGISTIK Maraknya demo atau aksi unjuk rasa akhir-akhir ini menyulut kekhawatiran dari para pelaku usaha di Indonesia. Pengusaha logistik sejauh ini belum mengalami kerugian signifikan akibat kegiatan demo yang intensitasnya makin sering, baik oleh serikat buruh maupun organisasi masyarakat (ormas). Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan berbagai aksi unjuk rasa atau demo yang kian marak sejak tahun lalu belum berdampak signifikan terhadap bisnis logistik di Indonesia. “Belum terpengaruh signifikan. Paling terhambat 2-3 jam saja, itupun di daerah yang ada demo,” katanya di Jakarta, Kamis (9/2). Oleh sebab itu, Zaldy mengatakan kerugian tidak parah kendati dia enggan menyebut nilai kerugian yang ditimbulkan akibat demo. = (Liputan6.com)
8
EDISI XII | FEBRUARI 2017
Executive
Jimmy Boewono Rusli adalah sang penerus bisnis keluarga. Kendati merupakan putra mahkota yang akan meneruskan bisnis, Jimmy tak jumawa. Setelah mendapat gelar sarjana teknik industri dari Iowa State University, Amerika Serikat, dia tidak langsung duduk di kursi direksi PT Dunia Express Transindo (Dunex Logistics), perusahaan logistik yang dibangun oleh ayahnya sejak 1990.
9
EDISI XII | FEBRUARI 2017
Executive Pada 2001, setahun setelah dia mendapat gelar sarjana, Jimmy bekerja di Schlumberg Inc., Phitsanulok, Thailand. Di perusahaan migas asal Prancis ini, Jimmy menjabat sebagai field engineer. Setahun kemudian, pria kelahiran 8 Oktober ini, kembali ke bisnis keluarga. Jabatan pertamanya di Dunex Logistics adalah purchasing manager. Kantor pusat Dunex terletak di Sunter, Jakarta Utara, dengan menempati kawasan seluas 22 hektare (ha). Dunex juga memiliki lahan yang digunakan sebagai warehouse dan depot kontainer di Karawang Timur, Jawa Barat, seluas 14,5 ha. Jimmy baru dipercaya menduduki kursi direktur Dunex pada 2008. Sebelum menjadi direktur utama, dia sempat menduduki jabatan sebagai manajer proyek dan manajer ekspor-impor. Di tangannya, Dunex kini bersalin rupa menjadi perusahaan logistik yang memiliki jasa logistik terpadu termasuk cold storage, Pusat Logistik Berikat (PLB), karoseri, dan perbaikan truk.. Mendalami dunia logistik, khususnya transportasi darat (inland transportation) alias trucking membuatnya kenyang dengan pengalaman. Namun, dari sekian banyak pengalaman, Jimmy mengatakan ada dua yang paling berkesan. “Sekitar tahun 2005, saya pernah dipercaya memimpin proyek generator panas bumi dari Tanjung Priok ke Garut [Jawa Barat] milik Chevron,” ceritanya. Kendati jaraknya hanya Jakarta-Garut, pengiriman ini menjadi salah satu pengiriman tersulit. Berat generator itu mencapai 126 ton dengan panjang 14 meter dan diameter 4,5 meter. Selain ukuran dan beratnya, dia juga terkendala masalah lain yakni kekuatan jalan. Bila salah memilih jalan, bisa saja ada jembatan yang ambruk karena tidak
10
EDISI XII | FEBRUARI 2017
Walaupun jaraknya Jakarta-Garut, kami butuh waktu sampai 30 hari dan melibatkan lebih dari 50 orang, 20 di antaranya harus berjalan kaki. Bahkan bagi sopir-sopir terbaik, umroh gratis menjadi hadiahnya. Tahun lalu, Jimmy memberangkatkan sembilan karyawan untuk umroh, gratis”
Executive didesain menampung benda seberat itu. Survey pun dia lakukan dan berkoordinasi dengan sejumlah pihak termasuk Kementerian Pekerjaan Umum. “Walaupun jaraknya Jakarta-Garut, kami butuh waktu sampai 30 hari dan melibatkan lebih dari 50 orang, 20 di antaranya harus berjalan kaki. Kecepatan yang digunakan truk kami cuma 5 km per jam dan baru bisa berjalan di atas jam 12 malam hingga jam 5 pagi,” kata pria 39 tahun ini. Sebagai pemimpin proyek, setiap hari, dia terus mengawal pengiriman generator tersebut. Tapi yang tidak diketahuinya, generator panas bumi tersebut ternyata generator panas bumi terbesar di dunia. Jimmy justru baru mendengar kabar itu lewat media massa, setelah pengiriman selesai. Maka tak heran, dia begitu bangga dengan keberhasilannya. Pengalaman kedua yang sangat berkesan adalah mengatur manajemen rantai pasokan (supply chain) milik perusahaan elektronik Jepang. Pada 2003, perusahaan tersebut baru menerapkan sistem information technology (IT) baru. Namun, beberapa sistem seperti SDM ternyata tidak siap dengan aplikasi sistem IT baru tersebut. “Akurasi inventorinya hanya sekitar 70%,” katanya. Dalam dua tahun, Dunex berhasil mengubah akurasi inventorinya menjadi 100%. Umroh Gratis Saat ini, Dunex masih mengandalkan bisnis inland transportation yang merupakan penyumbang terbesar pendapatan perseroan tahun lalu. Dunex kini didukung sekitar 540 truk yang siap dioperasikan. Sebagai pebisnis trucking, dia sadar betul dengan ‘kerasnya’ dunia bisnis ini. Dia sepakat bahwa berbisnis transportasi dengan truk hanya cocok bagi orang yang bermental baja, penuh pertimbangan, dan kalkulasi. Pasalnya, di bisnis ini, harus siap dengan risiko, terkadang ada sopir truk mengalami kecelakaan yang tidak diinginkan, ada juga oknum sopir yang membawa lari truk atau barang bawaan. Mengatasi masalah tersebut, Jimmy menerapkan beberapa aturan. Sebagian besar sopir truk Dunex memulai karier sebagai kernet. Setelah 1-2 tahun, baru dia bisa naik menjadi sopir. “Kami nilai juga kelakuannya. Tim kami yang langsung survey ke keluarganya. Kami juga adakan ujian dan training seperti mekanik standard,” kata ayah satu anak ini. Soal kesehatan dan kesejahteraan sopir juga menjadi perhatian perseroan. Mereka yang sudah bekerja selama 10 tahun, diikutsertakan pada program jaminan hari tua. Bahkan bagi sopir-sopir terbaik, umroh gratis menjadi hadiahnya. Tahun lalu, Jimmy memberangkatkan sembilan karyawan untuk umroh, gratis. Dengan loyalitas sopir dan karyawan, Jimmy yakin bisa melalui tahun bisnis 2017 ini dengan kesuksesan. Dia menargetkan kenaikan pendapatan Dunex hingga 20% dari
11
EDISI XII | FEBRUARI 2017
PROFIL JIMMY RUSLI LAHIR 8 Oktober PENDIDIKAN Sarjana Teknik Industri dari Iowa State University, Amerika Serikat PENGALAMAN KERJA 2001 -- Field Engineer di Schlumberg Inc., Phitsanulok, Thailand 2002 -- Purchasing Manager Dunex Logistics 2008 -- Direktur Dunex Logistics
tahun lalu. Selain dukungan penuh seluruh karyawan, dia optimistis dengan positifnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dan membaiknya daya beli masyarakat.
Interview Soerjo Winarto Direktur Supply Chain Johnson & Johnson
“Ini Soal Nilai Tambah di Layanan Supply Chain” Menjadi profesional di bidang pengelolaan rantai pasokan (supply chain management) tidaklah mudah. Apalagi masih banyak perusahaan di Indonesia yang memandang sebelah mata akan profesi ini. Padahal, rantai pasokan menjadi bagian penting dari sistem logistik. Supply chain berkaitan erat dengan penyiapan gudang, persediaan produksi, dan transportasi. Namun persepsi yang belum seirama itu menjadi alasan mengapa tak banyak perusahaan yang memiliki direktur supply chain dalam heirarki manajerial. Guna mengetahui perkembangan sistem rantai pasokan dalam tataran praktis, Majalah Supply Chain & Logistics Review mewawancarai salah satu profesional di bidang ini yakni Soerjo Winarto, Direktur Supply Chain Johnson & Johnson. Soerjo mendalami bidang ini sejak 1993 dan malang melintang di beberapa perusahaan seperti Wings Group dan Danone Aqua. Berikut petikan wawancara singkatnya, akhir Januari lalu di Jakarta.
12
EDISI XII | FEBRUARI 2017
Interview Bagaimana perkembangan supply chain management di Indonesia? Banyak perusahaan saat ini, masih berorientasi mencari untung, mencari uang. Karena itu, yang menjadi perhatian mereka adalah bagaimana meningkatkan penjualan dan pemasaran. Itu sebabnya bisa dikatakan bidang ini stagnan? Saya tidak menyebut supply chain di Indonesia diam di tempat. Tapi jika dibandingkan dengan 10 tahun lalu, kondisinya sangat berbeda. Dahulu, kalau ditanya profesional di bidang supply management, susah mencarinya. Kini berbeda. Namun, kebanyakan pengelolaan supply chain kita saat ini masih di level mencari untung semata. Karena itu, kadang masih terjadi perang tarif. Komponen biaya ini menjadi sangat penting. Kalau ada komponen pembentuk biaya yang naik sedikit saja, kita naikkan biaya. Misalnya biaya transportasi naik, biaya lain naik. Padahal, seharusnya kan kita sudah bisa memprediksi kenaikan ini beserta inflasi dan fluktuasi nilai tukar dolar Amerika. Alih-alih, kita memilih jalan termudah. Menaikkan tarif karena takut profit berkurang. Apa yang seharusnya dilakukan? Seharusnya kita sudah bisa keluar dari sekadar masalah tarif. Kita sudah harus bicara soal nilai
13
EDISI XII | FEBRUARI 2017
tambah [added value] dan kompetensi pelayanan. Contoh kecil, dalam added value ini misalnya kalau kita belanja via e-commerce. Begitu kita membayar, nanti ada pemberitahuan dari salah satu kurir express. Barang yang kita beli dalam proses pengepakan. Kita terus diberitahu prosesnya sampai mana. Apa hambatannya pengembangan nilai tambah? Kita tahu, sebagian usaha di sini UMKM. Sebetulnya bukan terletak pada UKM-nya. Banyak juga perusahaan di Indonesia masih ragu mengembangkan supply chain management. Supply chain masih dianggap sebagai orang lapangan yang mengurusi gudang, transportasi, dan persediaan barang. Padahal tidak begitu. Soal SDM supply chain, apa peluang yang bisa dimanfaatkan?
Interview Saya rasa kalau bicara masalah SDM, ada banyak sekali kesempatan dan peluang buat mereka yang tertarik mendalami supply chain management guna mengembangkan diri. Wadahnya banyak. Apakah banyak SDM yang mungkin terganjal kepemilikan sertifikasi, misalnya? Saya justru perlu menyoroti sertifikasi ini. Di dalam negeri, saat ini, sudah ada beberapa lembaga yang mengadakan pelatihan dan berakhir dengan sertifikasi. Namun, kita harus melihat ulang, apakah lulusan-lulusan itu cukup bangga dengan sertifikat yang didapatkannya itu dan digunakan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidangnya? Kalau tidak, mereka hanya menggunakan ini sebagai kursus biasa dan mendapatkan sertifikat. Bagaimana dengan kerja sama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)? Pengakuan dari BNSP juga perlu. Bagaimana dengan user yang akan menggunakan keterampilannya. Apakah sudah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan atau belum. Ini penting juga. Di luar negeri, lembaga
14
EDISI XII | FEBRUARI 2017
yang mengadakan sertifikasi sudah bekerjasama dengan berbagai pihak. Mereka yang akan menggunakan [user] juga sudah tahu bagaimana kompetensi si pemegang sertifikasi ini. Terakhir, bagaimana Anda menilai bisnis supply chain management di tahun ini? Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih bagus dari tahun 2016. Itu artinya akan membuka banyak peluang dan pendapatan baru. Tantangannya masih sama, soal perbaikan infrastruktur di Indonesia dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Jadi balik lagi, bagaimana memaksimalkan produksi ketika biaya-biaya terus naik.
Headline
Seberapa besar label perusahaan asing dan lokal menjadi pertimbangan bagi pengguna jasa dalam memilih perusahaan logistik?
15
EDISI XII | FEBRUARI 2017
Headline
S
ebuah kajian menarik soal supply chain didedahkan riset berjudul Research on MNCs’ Supply Chain Implementation in China yang diterbitkan Universite De Grenoble, Prancis, beberapa tahun lalu. Riset ini menjawab mengapa banyak perusahaan lokal China kuat digempur perusahaan-perusahaan asing yang membuka basis di Negeri Tiongkok. Manajemen supply chain atau rantai pasokan menjadi jawabannya guna meningkatkan daya saing perusahaan. Statistik yang diungkapkan universitas itu menunjukkan China menjadi “the worlds manufacturing center”, kendati laju ekonomi China kini tak sekencang sebelumnya. Perusahaan multinasional membeli barang dari China sekitar 10% dari total ekspor negeri itu pada 2002 atau lebih dari US$20 miliar. Pada 2005,
16
EDISI XII | FEBRUARI 2017
nilainya menjadi sekitar US$50 miliar dan lebih dari US$100 miliar pada 2006 atau setara dengan Rp920 triliun dengan asumsi kurs ketika itu Rp9.200 per dolar AS. Tentu nilainya makin bertambah saat ini mengingat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China terus melaju. Pada kuartal empat tahun lalu, PDB Tiongkok tumbuh 6,8%, lebih tinggi dari tiga kuartal sebelumnya meskipun belum kembali “Bagaimana seke 7% menyamai angka tahun 2014 harusnya agar dan 2015. “Menurut statistik, akhir cost kami efisien? 2002, ada sekitar 20 perusahaan Barang-barang distributor dan ritel global berbasis apa saja yang kami di Shenzen, dan lebih dari 45 petidak keberatan rusahaan global di Shanghai, sedicampur bagian besar perusahaan besar,” [dengan barang tulis riset tersebut. Setidaknya riset ini menjadi milik perusahaan gambaran betapa supply chain lain]. Selama ini begitu penting dalam menyikapi mereka tidak terdua isu klasik; kehadiran perusabuka.” haan asing dan eksistensi perusahaan lokal di tengah implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kompetisi menjadi sebuah keniscayaan. Siapa yang tak sanggup berkompetisi, bisa gulung tikar. Riset Universite De Grenoble pun selaras dengan temuan Pricewaterhouse Coopers (PwC) dalam Global Supply Chain Survey 2013. Perusahaan dengan pengelolaan rantai pasokan yang baik ternyata berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Headline Ada margin keuntungan yang lebih tinggi ketika manajemen supply chain diterapkan dengan baik. Tak peduli, asing atau lokal. Dengan sistem pengiriman dan inventori terpadu, maka pemilik barang (konsumen) bisa menikmati laba kotor sebelum pajak (EBITDA) lebih tinggi. Angka selisihnya mencapai 15,6%. Sebab itu, para pelaku usaha yang disurvei PwC menegaskan akan lebih fokus mengelola dan mengembangkan supply chain. Pelaku usaha juga berharap perusahaan logistik dan pengelola rantai pasokan mengelola tarif dan aturan lebih fleksibel. Direktur Supply Chain Johnson & Johnson Soerjo Winarto sepakat. Saat ini, kesadaran perusahaan di Indonesia akan pentingnya pengelolaan rantai pasokan sudah meningkat. Kalau 5 tahun sebelumnya sulit mencari ahli supply chain, kini mulai berkurang. “Sekarang, sudah ada sekitar 25 perusahaan yang memiliki direktur supply chain,” katanya. Tingginya permintaan juga memicu munculnya banyak perusahaan di bidang pengelolaan rantai pasokan. Tidak heran, sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 200 juta penduduk, potensi logistik sangat gemuk. Alasan ini, membuat perusahaan-perusahaan logistik baik lokal maupun asing saling bersaing di
ceruk yang menganga ini. Tarif dan Layanan Banyaknya pelaku usaha logistik itu tentu berdampak positif karena konsumenlah yang diuntungkan dengan kompetisi layanan dan tarif. Menurut mantan petinggi Logistik & Supply Chain di perusahaan multinasional, Mathias M Kasih mengatakan tarif provider logistik lokal maupun multinasional relatif tak beda jauh. Sebab itu, perseroan, katanya, lebih memilih faktor kapabilitas, kapasitas, dan integritas perusahaan logistik yang dipilih ketimbang tarif. Keamanan barang juga menjadi faktor lain yang harus dipertimbangkan. Selain itu, khusus barang dengan karakter spesial, Unilever lebih memilih provider logis-
17
EDISI XII | FEBRUARI 2017
“Sekarang, sudah ada sekitar 25 perusahaan yang memiliki direktur supply chain.” tik yang sudah makan asam garam di bidang khusus tersebut. Asing atau lokal, bukan menjadi pertimbangan. “Provider logistik multinasional mungkin lebih unggul pengalaman di berbagai belahan dunia. Namun, bukan berarti perusahaan lokal kalah bersaing.” Perusahaan logistik asing, kata Mathias, biasanya unggul dari sisi nilai tambah layanan, misalnya teknologi. Dengan dukungan kantor pusat, investasi teknologi menjadi enteng. Tapi bagi perusahaan lokal, butuh dana besar untuk investasi. Kini beberapa perusahaan logistik lokal juga tak berhenti berekspansi. Malah ada yang fokus membidik kawasan regional Asia dengan kekuatan
Headline jaringan mitra bisnis dan infrastruktur pendukung. Pengguna jasa logistik lainnya, PT Nestle Indonesia, juga merasakan hal yang sama. Head of Physical Logistics Department Nestle Indonesia Steve Najoan mengatakan lebih melihat sisi landasan keuangan yang kuat dalam memilih provider logistik dibanding alasan asing atau lokal. Alasannya, metode pembayaran pemilik barang berbeda-beda. termasuk Nestle yang masa pembayaran biasanya berjenjang dan butuh waktu. “Kalau tidak punya back-up keuangan yang kuat, pengiriman barang di lapangan bisa kacau,” katanya. Satu lagi yang juga penting, kata Steve, soal ketaatan perusahaan logistik terhadap aturan. Pasalnya, Nestle tidak terbiasa menggunakan standar ganda atau melanggar aturan. “Kadang, beberapa perusahaan lokal menerapkan fleksibilitas yang lebih besar di lapangan dibandingkan perusahaan multinasional.” Kendati perusahaan lokal lebih paham kondisi lapangan. Di bisnis logistik dengan truk atau trucking, kata Steve, perusahaan logistik dalam negeri lebih unggul. Namun asing unggul di pengelolaan warehouse. Meskipun begitu, tantangan ke depan ialah bagaimana agar perusahaan logistik lebih terbuka kepada konsumen. Bukan hanya soal struktur tarif, melainkan juga ihwal lain yang mempengaruhi proses pengiriman dan pengelolaan barang, jelas Mathias. “Misalnya, kalau barang kami tidak penuh. Bagaimana penataannya? Bagaimana seharusnya agar cost kami efisien? Barang-barang apa saja yang kami tidak keberatan dicampur [dengan
18
EDISI XII | FEBRUARI 2017
barang milik perusahaan lain]. Selama ini mereka tidak terbuka,” ungkap Mathias. Adapun Steve menyoroti agar perusahaan jasa logistik lebih berinovasi karena selama ini inisiatif membuat skema pengiriman dan pengaturan barang yang efektif dan efisien kerap kali datang dari pemilik barang. Semestinya sebagai pelaku bisnis profesional, Steve berharap bisa banyak mendapatkan masukan dan saran dari provider. = Provider logistik multinasional mungkin lebih unggul pengalaman di berbagai belahan dunia. Namun, bukan berarti perusahaan lokal kalah bersaing.”
Headline
FOKUS PADA PASAR YANG DIGARAP
G
lobalisasi dan pasar bebas membawa perubahan besar-besaran pada arus perputaran barang. Demi efisiensi, produksi barang tidak lagi di satu tempat. Perusahaan multinasional bahkan tak lagi memproduksi dan mendistribusikan barang sendiri, tapi mulai mempercayakan ke pihak ketiga. Itu sebabnya potensi bisnis logistik dan pengelolaan rantai pasokan (supply chain) begitu besar. Namun besarnya prospek bisnis tidak akan membantu jika para pelaku usaha di sektor logistik enggan berbenah di tengah ketatnya kompetisi. Lantas apa yang dibutuhkan dan dilakukan perusahaan logistik agar bertumbuh dan mampu menyerap potensi pasar? Dalam studi Accenture bertajuk Freight Forwarding and Logistics; What The High Performances Know, konsultan global ini mencatat sejumlah kunci bisnis, di antaranya perusahaan harus fokus pada posisi bisnis dan pasar yang sedang dan akan digarap. Perusahaan juga harus memiliki bisnis model yang fleksibel dan memahami konsumen industri yang disasar. Penggunaan teknologi juga harus terus dilakukan. Direktur Kontrak logistik CEVA Logistics Agung Prasetyo paham benar apa yang disyaratkan Accenture tadi. Pengalaman CEVA beroperasi di 160 negara menjadi kekuatan perseroan. Apalagi perusahaan ini meneruskan nama besar TNT Logistics setelah terjadi perubahan nama menjadi CEVA Logistics pada 2006.
19
EDISI XII | FEBRUARI 2017
“Networking kami lebih kuat. Kami sudah biasa bekerjasama dengan berbagai perusahaan multinasional,” kata Agung kepada Majalah Supply Chain & Logistics Review. “Selama bertahun-tahun, kami telah makan asam garam.” Dalam hal teknologi dan fokus pada bisnis utama juga dilakukan perseroan. Namun Agung mengaku portofolio bisnis mereka memang cukup besar di lini fast forwarding dan warehouse meskipun perseroan juga menawarkan solusi pengelolaan logistik dan rantai pasokan. Klien CEVA beragam di antaranya ritel, konsumer, energi, kesehatan, dan otomotif. Upaya pembenahan pun tidak luput dari perhatian pelaku bisnis lokal. Gemilang Tarigan, Direktur PT Bena Mulia Karina, mengatakan potensi bisnis logistik sangat besar, ini tampak dari ekspansi perusahaan logistik asing di Tanah Air yang kian getol. Sebab itu pelaku bisnis lokal dituntut agar makin kompetitif. Keunggulan pebisnis logistik lokal yakni pengetahuan dan pengalaman di lapangan. Kondisi geografis Indonesia yang sering butuh penanganan khusus, menjadi kelebihan lain yang tidak bisa dilawan perusahaan logistik asing. “Kalau ada masalah di lapangan, langkah penyelesaian kami juga lebih fleksibel dibandingkan mereka [asing],” kata Gemilang yang juga Aptrindo, Asosasi Pengusaha Truk Indonesia. Kelebihan pelaku usaha lokal ini juga diamini Head
Headline of Physical Logistics Department PT Nestle Indonesia Steve Najoan. Menurut Steve, bekerjasama dengan provider logistik Selama berlokal lebih mudah dan diuntungkan. Di samping, lebih paham tahun-tahun, medan, komunikasi dengan mereka juga lebih mudah. “Kita kami telah langsung bertemu dengan pemiliknya kalau dengan lokal. Kamakan asam lau [provider] multinasional, kami lebih sering ketemu dengan garam.” pemimpin head-nya saja,” katanya. Dalam penguasaan lapangan, Agung paham, bahwa SDM lokal adalah raja. Dengan kenyataan itu, perusahaan multinasional seperti CEVA, menyiasatinya dengan mempekerjakan profesional yang paham lapangan. Selain itu, pelaku usaha mulai memasukkan SDM profesional, termasuk asing, ke dalam jajaran manajemen guna meningkatkan kapasitas bisnis. Kamadjaja Logistics, sebut Agung, menjadi satu perusahaan yang lokal yang diperhitungkan. “Semua lahan kami sewa, tidak ada kepemilikan. Itu kami akui dalam hal ini mereka [asing] memang ekspansif.” Meski begitu, kunci keberhasilan tim CEVA terletak pada kultur kerja yang berbeda dengan perusahaan logistik lain. Kultur kerja ini menjadi semacam prinsip tata nilai yang bisa menaikkan kinerja bisnis. Dengan begitu, semakin baik manajemen supply chain, makan semaikin positif kinerja bisnis. Apalagi dalam kajian Accenture tadi, dalam 3 tahun terakhir, rata-rata perusahaan logistik dan supply chain dapat meningkatkan pendapatan usaha sebesar 13,4% bila manajemen rantai pasokan dikelola dengan baik. =
“Kalau ada masalah di lapangan, langkah penyelesaian kami juga lebih fleksibel dibandingkan mereka [asing].”
20
EDISI XII | FEBRUARI 2017
APA YANG PERLU DILAKUKAN PERUSAHAAN LOGISTIK? Riset: Accenture • Fokus pada pasar yang akan dibidik • Diferensiasi Bisnis • Bisnis model yang fleksibel • pengalaman panjang pada bidang industri konsumennya • menggunakan IT secara 360 derajat untuk evaluasi • Fokus pada portofolio bisnis logistik dan rantai pasokan
21
EDISI XII | FEBRUARI 2017
22
EDISI XII | FEBRUARI 2017
23
EDISI XII | FEBRUARI 2017
Company of the Month
PT Dunia Express Transindo atau Dunex Logistics adalah perusahaan logistik yang didirikan sejak 1990. Kantor utamanya di Sunter, Jakarta Utara, menempati area seluas 22 hektare (ha). Majalah Supply Chain & Logistics Review menemui Direktur Utama Dunex Logistics Jimmy Rusli di sana.
J
immy ialah generasi kedua. Di tangannya, Dunex Logistics berkembang pesat dan kian ekspansif. Dibandingkan saat awal berdiri, Dunex kini memiliki berbagai lini usaha yang menyokong bisnis utama perseroan. Sesuai misinya sebagai perusahaan penyedia solusi logistik terpadu, Dunex melayani bisnis warehouse, Pusat Logistik Berikat (PLB), cold storage, transportasi dengan
24
EDISI XI | JANUARI 2017
Company of the Month truk, depot peti kemas atau kontainer, gudang penyimpanan otomotif, jasa ekspor-impor customs clearance, pengiriman domestik-internasional, project cargo, machinery moving, dan carrosserie. Mulai 2016, Dunex masuk ke bisnis maintenance dan body repair. Selain kantor utama di Sunter, Dunex juga memiliki kantor di Karawang Timur, Jawa Barat, dengan luas lahan 14,5 ha. Juni nanti, Dunex menargetkan menambah lagi gudang di Karawang seluas 2 ha. Perseroan pun masih memiliki gudang indoor dan outdoor khusus otomotif seluas 6,2 ha di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara. Menurut Jimmy, pertumbuhan bisnis tahun 2017 ini akan lebih baik dari tahun lalu. Daya beli masyarakat kian membaik, investasi dan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi membuat para pengusaha kembali ekspansif. Dia optimistis, pendapatan bisnis Dunex naik sampai 20% dari tahun lalu. “Biasanya kami hanya menargetkan pertumbuhan pendapatan antara 10-15%,” sebut Jimmy. Tahun ini, Dunex pun akan melebarkan sayap. Setidaknya, perseroan mengalokasikan belanja modal hingga Rp100 miliar untuk ekspansi. Dana itu di antaranya akan dipakai membeli sekitar 60 truk baru. Dari sekitar 540 truk yang dimiliki, Jimmy rajin mengganti dan memperbaharui kondisi truknya. Tak hanya jor-joran belanja armada, perseroan berencana memperbesar cold storage. Gudang cold storage yang nanti dibangun di Sunter akan siap beroperasi pada 2018 dengan luas 7.500 meter persegi.
25
EDISI XI | JANUARI 2017
Bukan itu saja, Dunex bakal memaksimalkan PLB di Karawang dan Sunter, mengembangkan sektor ritel dengan membangun pusat hub di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta masuk ke bisnis less truck load (LTL). “Kami juga akan mengembangkan bisnis pengiriman ke Sumatra. Di sana, target pas-
Company of the Month “Kami juga akan mengembangkan bisnis pengiriman ke Sumatra. Di sana, target pasar kami lebih business to business. Potensi barangnya adalah consumer goods,” katanya. ar kami lebih business to business. Potensi barangnya adalah consumer goods,” katanya. Di bisnis depo kontainer atau peti kemas, pengembangan dengan menambah depo di Marunda, Jakarta Timur, juga dilakukan guna menggenjot pendapatan di lini bisnis ini. Depo seluas 2 ha ini akan siap pada Maret mendatang. Saat ini, luas depo kontainer milik Dunex seluas 4,7 ha di Sunter dan Karawang. Dengan tambahan depo Marunda, Jimmy menargetkan pendapatan bisnis depo kontainer bisa berkontribusi lebih bagi pendapatan perseroan. Tahun lalu, bisnis trucking menjadi penyumbang terbesar bisnis logistik Dunex, disusul pendapatan bisnis warehouse. Tahun ini, Jimmy memprediksi sektor otomotif kembali akan menjadi sektor usaha yang menjanjikan bagi bisnis logistik. Kendati potensi besar juga masih sangat terbuka di sektor lain yakni consumer goods dan obat-obatan. Sektor obat-obatan menjadi target jangka panjang Dunex. “Obat-obatan perlakuannya khusus. Suhu truk kami tak boleh lebih dari 28 derajat. Padahal, saya pernah ngecek dalam keadaan terpapar sinar matahari, suhu di dalam truk bisa mencapai 40 derajat.” Sebab itu, sejak tahun lalu, langkah inovasi ditempuh. Perseroan membuat container storage di mana satu kontainer dibagi menjadi beberapa bagian berukuran 2 x 2 x 2 meter. Ukuran yang tidak terlalu besar ini yang menurutnya menarik. Dunex dapat menyewakan fasilitas ini secara bulanan kepada konsumen. “Saya melihat dari kondisi di sekitar sini. Banyak yang tinggal di apartemen, tetapi punya hobi naik sepeda
26
EDISI XI | JANUARI 2017
atau motor misalnya. Mereka tidak punya ruang untuk menaruhnya di apartemen. Jadi mereka bisa menaruhnya di container storage.” Dengan sederet rencana ekspansi, Jimmy sadar jalannya tidak mudah. Apalagi, bisnis logistik dengan truk merupakan salah satu bisnis berisiko tinggi. Tantangan dan hambatan pun menghadang. Jimmy mencatat tahun ini saja, ada regulasi pengaturan berat maksimal muatan truk. Pihaknya masih menunggu bagaimana detail dan dampak implementasi aturan tersebut. Tantangan lainnya yakni pasar bebas ASEAN yang membuat tingkat kompetisi semakin ketat, terutama dengan perusahaan asing. Ditambah lagi persoalan klasik seperti buruknya infrastruktur di Indonesia juga masih menjadi masalah yang harus disiasati perusahaan logistik. Namun berbekal pengalaman panjang Dunex selama 27 tahun, Jimmy yakin perseroan mampu mengarungi tahun bisnis 2017 dengan pencapaian gemilang.
View
Era Baru Logistik yang Didukung oleh Kemajuan Teknologi Artha Nugraha Jonar ALI Chapter Jawa Timur, Business Development Manager of Tiga Permata Ekspres
Tidak bisa dipungkiri kemajuan teknologi telah merubah wajah dunia. Salah satunya yang ikut berubah adalah sektor logistik. Di dalam sektor logistik, kita masih banyak bisa menjumpai pelaku industri logistik yang menjalankan kegiatan bisnisnya sehari-hari, berproses dengan cara tradisional bahkan tanpa memanfaatkan teknologi sekalipun.
Y
ang paling kasat mata adalah meski sudah banyak perusahaan logistik yang melakukan pengolahan datanya dengan memanfaatkan penunjang teknologi informasi seperti penggunaan Warehouse Management System (WMS), tetapi masih banyak yang melakukan pencatatan manual. Hal ini mengakibatkan adanya ketidakefisiensi baik dari sisi waktu dan biaya. Sudah saatnya memang sektor logistik mengembangkan kemampuannya dengan menerapkan teknologi terkini. Tidak mustahil
27
EDISI XI | JANUARI 2017
untuk melakukan adaptasi tren teknologi saat ini, bahkan proses adaptasinya pun terbilang tidak sulit. Perubahan paradigma era logistik yang didukung oleh kemajuan teknologi adalah keharusan bagi setiap perusahaan yang ingin menang dalam kompetisi perusahaan jasa logistik. Beberapa teknologi masa kini yang sedang berkembang yang bisa diterapkan adalah IoT (Internet of Thing) dan big data. Penerapan teknologi tersebut akan bisa membawa perusahaan logistik untuk lebih efisien, mampu mengoptimalkan biaya yang dikeluarkan dan memperluas jangkauan kontrol terhadap operasional yang sedang berjalan. Dengan penerapan IoT, perusahaan logistik dapat menerapkan penggunaan di moda transportasi yang dimiliki dengan memanfaatkan IoT untuk fungsi tracking dan tracing. Dengan implementasi IoT untuk tracking dan tracing maka perusa-
View
haan logistik akan mendapatkan data tracking dengan mudah, cepat, akurat. Selain itu perusahaan logistik dengan mudah mendapatkan prediksi dari proses yang terjadi karena data dapat diolah sedemikian rupa. di Sisi lain, penerapan IoT di moda transportasi memungkinkan untuk menerapkan fleet management yang akan memberikan kemudahan bagi pengelolaan transportasi dengan mengetahui kapan kendaraan harus di servis, mengetahui spare part apa saja yang mengalami kerusakan dan memperbaiki dengan segera. Penerapan IoT di transportasi akan memungkinkan bagi perusahaan logistik untuk mengumpulkan data dan mengolahnya untuk mendapatkan rasio bahan bakar yang optimal, melakukan perencanaan operasional, memanfaatkan pemetaan lokasi pengangkutan dan pengiriman, melakukan manajemen dan kontrol terhadap rute yang dilalui. Dari semua data yang tersimpan didalam basis data, akan dibantu diolah dengan teknologi big data yang akan melakukan analisa terhadap semua transaksi dan proses data. Big data mampu melakukan analisa terhadap pola order dari customer, alokasi kendaraan dan perjalanan. Big data dengan algoritmanya akan membaca pola dan memberikan dukungan terhadap keputusan yang diambil, semisal menentukan rasio BBM, menentu utilisasi kendaraan dan peningkatan efisiensi. Teknologi IoT dan big data tentu kebutuhan perusahaan logistik utama
28
EDISI XI | JANUARI 2017
di masa mendatang. Yang menjadi masalah adalah tidak semua perusahaan logistik bisa melakukan investasi secara langsung untuk menerapkan itu semua. Misalnya saja, perusahaan logistik biasanya menggunakan truk milik sendiri ataupun juga memakai pihak ketiga dalam hal ini perusahaan transportasi lainnya. Bagaimana mengatasi hambatan ini? Padahal penerapan teknologi ini menjadi wajib hukumnya. Solusinya adalah menggunakan sistem cloud. Dengan sistem cloud, perusahaan logistik tidak perlu melakukan investasi pengadaan sendiri untuk implementasi IoT dan big Data. Sistem cloud memungkinkan perusahaan logistik menggunakan jasa penyedia cloud untuk menerapkan IoT dan big data. Beberapa tipe penyedia jasa cloud misalnya Platform as Service (Paas), Software as Service (SaaS)memungkinkan penggunaan teknologi yang dimiliki berbasis pada pemakaian, dengan basis perhitungan misalnya per user, per penggunaan. Dengan basis perhitungan tersebut, maka sangat dimungkinkan bagi perusahaan logistik berskala kecil bisa menerapkan teknologi IoT dan big data secara langsung. Jadi di era baru ini, perusahaan logistik tidak bisa tidak harus mengimplementasikan IoT dan big data dengan supporting oleh sistem cloud.