Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Diare
HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM MENCUCI TANGAN PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 13 - 59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Anwar Hadi*, Umi Hanik Fetriyah1, Yunina Elasari1 1
STIKES Sari Mulia Banjarmasin *Korespondensi penulis:
[email protected], No. Hp : 087810551991 ABSTRAK Latar Belakang: Diare merupakan penyakit yang sering dialami anak dan menjadi penyebab kematian terbesar kedua. Diare dapat dicegah melalui cuci tangan. Tujuan utama dari cuci tangan secara hygienis adalah untuk menghalangi transmisi patogen kuman dengan cepat dan secara efektif. Salah satu cara untuk menurunkan kejadian diare dengan mencuci tangan pakai sabun. Tujuan: Menganalisa hubungan perilaku ibu dalam mencuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada anak usia 13-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin Metode: Jenis penelitian survei analitik dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu dari anak usia 13-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin sebanyak 598 orang. Sampel berjumlah 86 orang dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Ibu sebagian besar memiliki perilaku mencuci tangan pakai sabun yang cukup yaitu 51 orang (59,3%) dan anak usia 13-59 bulan sebagian mengalami diare yaitu 40 orang (46,5%). Ada hubungan perilaku ibu dalam mencuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada anak usia 1359 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin (p = 0,000 < α 0,05). Simpulan: Perilaku ibu dalam mencuci tangan pakai sabun berhubungan dengan kejadian diare pada anak usia 13-59 bulan. Puskesmas hendaknya bekerjasama dengan tokoh masyarakat untuk meningkatkan penyebaran informasi kepada masyarakat luas tentang perilaku cuci tangan pakai sabun Kata kunci : Perilaku Ibu Mencuci Tangan Pakai Sabun, Diare Anak
1
Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Diare
PENDAHULUAN
Mencuci tangan pakai sabun merupakan
Peningkatan derajat kesehatan dapat
salah
satu
tindakan
sanitasi
dengan
dicapai melalui perilaku hidup bersih dan
menggunakan air dan sabun oleh manusia
sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
untuk menjadi bersih dan memutuskan mata
(PHBS) yaitu sekumpulan perilaku yang
rantai kuman karena tangan seringkali menjadi
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
agen pembawa kuman dan menyebabkan
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau
patogen berpindah dari satu orang ke orang
keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
lain, baik dengan kontak langsung ataupun
kesehatan
kontak
mewujudkan
dan
berperan kesehatan
aktif
dalam
tidak
langsung.
Tangan
yang
masyarakatnya.
bersentuhan langsung dengan kotoran manusia
Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah
dan binatang ataupun cairan tubuh lainnya
perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku
seperti ingus dan makanan/minuman yang
sehat dan menciptakan lingkungan sehat di
terkontaminasi saat tidak cuci tangan dengan
rumah tangga (Kemenkes RI, 2011).
sabun dapat memindahkan bakteri, virus dan
Rumah tangga yang sehat adalah rumah
parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa
tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah
dirinya sedang ditularkan (Kemenkes RI,
tangga yaitu persalinan ditolong oleh tenaga
2014).
kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif,
Partisipasi cuci tangan pakai sabun
menimbang bayi dan balita, menggunakan air
sebelum beraktivitas amat rendah. Lingkungan
bersih, tidak merokok di ruang tertutup,
kesehatan
menggunakan jamban sehat, memberantas
sebelum makan, karena cuci tangan akan
jentik rumah, makan buah dan sayur setiap
mengurangi penyakit yang salah satunya
hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari dan
adalah diare (Indriyani, 2014). Data dari
mencuci tangan pakai sabun (Kemenkes RI,
Departemen
2013).
kebiasaan
mengajarkan
Kesehatan cuci
tangan
mencuci
RI
tangan
menyebutkan
memakai
sabun
digabung dengan kegiatan lain seperti tidak
2
Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Diare
buang air sembarangan, buang sampah pada
besar ibu dari balita di Baleendah Bandung
tempatnya, pengelolaan air minum yang benar
tidak mencuci tangan dengan baik sebesar
maka dapat mencegah diare sampai 80-90%
79% dan balita
(Nakita, 2012).
sebanyak 43,8%. Hasil penelitian Utumo
yang mengalami
diare
Penyakit diare adalah suatu keadaan
(2012) dari 37 orang anak yang memiliki
seseorang ketika buang air besar yang tidak
perilaku cuci tangan pakai sabun dengan
normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan
kategori kurang sebanyak 30 orang mengalami
tinja yang encer dapat disertai atau tanpa
diare (81,1%). Uji statistik penelitian tersebut
disertai darah atau lendir (Musliha, 2010).
menunjukkan bahwa ada hubungan antara
Kejadian diare pada balita dapat dicegah
perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS)
melalui cuci tangan yang dilakukan oleh ibu
dengan kejadian diare anak (p=0,008).
balita. Tujuan utama dari cuci tangan secara
Menurut data Riset Kesehatan Dasar
hygienis adalah untuk menghalangi transmisi
(Riskesdas) tahun 2013 insiden diare pada
patogen-patogen kuman dengan cepat dan
balita di Indonesia menurut diagnosa dokter
secara efektif (Alhidayah, 2015).
sebesar 6,7% dan provinsi Kalimantan Selatan
World Health Organization (WHO) (2013) menyebutkan setiap tahun 1,5 juta anak balita meninggal dunia akibat diare. Penyakit
berada pada urutan ke 17 terbesar dari 33 provinsi sebesar 5,6% (Kemenkes RI, 2013). Menurut
Dinas
Kesehatan
Kota
diare menjadi penyebab kematian terbesar
Banjarmasin tahun 2014 jumlah penderita
kedua pada anak (Indriyani, 2014). Diare akan
diare yang berusia 1-4 tahun sebanyak 4.017
menyebabkan
gangguan
orang, dari data tersebut yang terbanyak
hipoglikemia,
berasal dari Puskesmas Pekauman dan Kuin
keseimbangan gangguan
gizi
dehidrasi, asam dan
basa,
gangguan
sirkulasi
(Musliha, 2010).
Raya yaitu masing-masing berjumlah 318 orang dan yang terendah adalah Puskesmas
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Beruntung Raya yaitu sebanyak 71 orang
Firdaus (2015) menunjukkan bahwa sebagian
sedangkan pada bulan Januari hingga Agustus
3
Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Diare
2015 penderita diare berjumlah 7.703 orang.
usia 13-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Data dari Puskesmas Pekauman Banjarmasin
Pekauman Banjarmasin
dari bulan Januari-November 2015 jumlah BAHAN DAN METODE penyakit
diare
yang
berusia
1-4
tahun Jenis penelitian survei analitik dengan
sebanyak 239 orang. desain cross sectional. Hasil studi pendahuluan pada tanggal Populasi adalah seluruh ibu dari anak usia 14-19 Desember 2015 kepada 10 ibu dari anak 13-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas usia 13-59 bulan yang didiagnosa dokter Pekauman Banjarmasin tahun 2015 sebanyak mengalami diare sebanyak 5 orang (50%) 598 orang dan sampel yang diambil berjumlah mengatakan selalu mencuci tangan ketika 86 orang dengan teknik pengambilan sampel ingin mengolah makanan tetapi tidak pakai purposive sampling. sabun, 3 orang (30%) mengatakan kadang lupa Variabel independen adalah perilaku ibu mencuci tangan dan hanya 2 orang (20%) dalam mencuci tangan pakai sabun sedangkan mengatakan setiap kali mengolah makanan variabel terikat dalam penelitian ini adalah selalu mencuci tangan pakai pakai sabun kejadian diare. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti Metode analisis data dalam penelitian ini tertarik untuk melakukan penelitian yang meliputi: berjudul “Hubungan Perilaku Ibu dalam a. Analisis univariat Mencuci
Tangan
Pakai
Sabun
dengan Analisis univariat dilakukan terhadap
Kejadian Diare pada Anak Usia 13-59 Bulan tiap variabel dari hasil penelitian untuk di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman mengetahui
distribusi,
frekuensi
dan
Banjarmasin” persentase dari tiap variabel yang diteliti. Tujuan
penelitian
menganalisa b. Analisis bivariat
hubungan perilaku ibu dalam mencuci tangan Analisa bivariat adalah analisa yang pakai sabun dengan kejadian diare pada anak dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan
atau
berkolerasi 4
Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Diare
dengan
menggunakan
uji
Chi-Square
kerja Puskesmas Pekauman
dapat
dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 atau
dilihat pada tabel 2.
tingkat kepercayaan 95% .
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Diare pada Anak Usia 13-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tahun 2016
HASIL
No.
Kejadian Diare
1 2
1. Analisis univariat
Tidak diare Diare Jumlah
Frekuensi (n) 46 40 86
Persentase (%) 53,5 46,5 100
a. Perilaku ibu dalam mencuci tangan Berdasarkan pakai
sabun
di
wilayah
tabel
2
kerja didapatkan bahwa responden sebagian
Puskesmas Pekauman Banjarmasin memiliki anak yang mengalami diare Distribusi frekuensi perilaku ibu yaitu 40 orang (46,5%). dalam mencuci tangan pakai sabun di 2. Analisis bivariat wilayah kerja Puskesmas
Pekauman Analisis hubungan perilaku ibu
Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 1. dalam mencuci tangan pakai sabun dengan Tabel 1 Distribusi Frekuensi Perilaku Responden dalam Mencuci Tangan Pakai Sabun di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tahun 2016 Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun Baik Cukup Kurang Jumlah
No. 1 2 3
Frekuensi (n)
Persentase (%)
di wilayah kerja Puskesmas Pekauman
18 51 17 86
20,9 59,3 19,8 100
Banjarmasin dapat dilihat pada tabel
Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa
responden
kejadian diare pada anak usia 13-59 bulan
sebagian
besar
memiliki perilaku mencuci tangan
berikut. Tabel 3 Hubungan Perilaku Ibu dalam Mencuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Diare pada Anak Usia 13-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tahun 2016 Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun
No .
pakai sabun kategori cukup sebanyak 51 orang (59,3%). b. Kejadian diare pada anak usia 13-59
Kejadian Diare Jumlah Tidak diare n
%
%
n
%
Baik
16
88,9
2
11,1
18
100
2
Cukup
27
52,9
24
47,1
51
100
3
Kurang
3
17,6
14
82,4
17
100
46
53,5
40
46,5
86
100
Jumlah
p value = 0,000
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
Pekauman Banjarmasin
pada anak usia 13-59 tahun di wilayah
n
1
tahun di wilayah kerja Puskesmas
Distribusi frekuensi kejadian diare
Diare
bahwa ibu yang mencuci tangan pakai sabun
kategori
baik
sebagian
besar 5
Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Diare
memiliki anak yang tidak mengalami diare
(59,3%). Hasil penelitian tersebut dapat
yaitu sebanyak 16 orang (88,9%), ibu yang
menggambarkan bahwa sebagian besar ibu
mencuci tangan pakai sabun kategori
masih tidak melakukan cuci tangan pakai
cukup sebagian besar memiliki anak yang
sabun dalam kegiatannya sehari-hari. Cuci
tidak mengalami diare yaitu sebanyak 27
tangan harus dilakukan karena tangan
orang
adalah anggota tubuh yang paling sering
(52,9%)
sedangkan
mencuci tangan pakai
ibu
yang
sabun dengan
berhubungan
langsung
sehingga
diare yaitu sebanyak 14 orang (82,4%).
kebersihannya, khususnya di waktu-waktu
uji
statistik
Chi-Square
didapatkan p = 0,000 maka p < α maka
penting,
seperti
senantiasa
mulut
kategori kurang sebagian besar mengalami
Hasil
harus
dengan
sebelum
dijaga
menyiapkan
makan dan setelah responden dari toilet.
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
Tangan adalah bagian tubuh kita
Ha diterima artinya ada hubungan perilaku
yang paling banyak tercemar kotoran.
ibu dalam mencuci tangan pakai sabun
Ketika memegang sesuatu, tentu ada bibit
dengan kejadian diare pada anak usia 13-
penyakit yang melekat pada kulit tangan
59 bulan di wilayah kerja Puskesmas
kita. Setelah memegang pintu kamar kecil,
Pekauman Banjarmasin.
saat mengeringkan tangan dengan lap di dapur, memegang uang, memegang sapu
PEMBAHASAN dan lainnya, tangan hampir pasti tercemar 1. Perilaku ibu dalam mencuci tangan pakai
bibit penyakit jenis apa saja. Kebiasaan sabun
di
wilayah
kerja
Puskesmas mencuci tangan dengan sabun
adalah
Pekauman Banjarmasin bagian dari perilaku hidup sehat. Hasil penelitian didapatkan bahwa Kedua tangan sangat penting untuk ibu di wilayah kerja Puskesmas Pekauman membantu Banjarmasin
sebagian
besar
menyelesaikan
berbagai
memiliki pekerjaan. Makan dan minum sangat
perilaku mencuci tangan pakai sabun membutuhkan kerja dari tangan. Jika kategori
cukup
sebanyak
51
orang 6
Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Diare
tangan bersifat kotor, maka tubuh sangat
partikel kotoran yang banyak mengandung
beresiko masuknya mikroorganisme. Cuci
mikroorganisme (Ferliando, 2014).
tangan
dapat
berfungsi
menghilangkan
atau
mikroorganaisme
yang
untuk
Hasil penelitian ini sesuai dengan
mengurangi
hasil penelitian Aprizar (2013) yang
menempel
di
menyatakan bahwa sebagian besar ibu di
tangan. Cuci tangan harus dilakukan
Desa Rumbio Wilayah Kerja Puskesmas
dengan menggunakan air bersih dan sabun.
Kampar Riau memiliki perilaku cuci
Air yang tidak bersih banyak mengandung
tangan pakai sabun dengan kategori cukup
kuman dan bakteri penyebab penyakit, bila
sebanyak 106 orang (57%).
digunakan kuman berpindah ke tangan.
2. Kejadian diare pada anak usia 13-59 bulan
Saat seseorang makan, kuman dengan
di wilayah kerja Puskesmas Pekauman
cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa
Banjarmasin
menimbulkan
penyakit.
Sabun
dapat
Hasil penelitian didapatkan bahwa
membersihkan kotoran dan kuman masih
responden sebagian memiliki anak yang
tertinggal di tangan (Proverawati dan
mengalami diare yaitu 40 orang (46,5%).
Rahmawati, 2012).
Hasil penelitian tersebut menunjukkan
Kebersihan perseorangan terutama kebersihan
tangan
bahwa masih terdapat responden yang
seharusnya
memiliki anak yang buang air besarnya
mendapatkan prioritas yang tinggi namun
lebih dari 3 kali dalam sehari dan bentuk
sering disepelekan. Tangan yang kotor atau
dari tinjanya lebih cair dari biasanya.
terkontaminasi dapat memindahkan bakteri
Penyakit diare sering dialami anak
dan virus patogen dari tubuh, feses atau
usia 13-59 bulan dan terjadi kapan saja
sumber lain ke makanan. Pencucian tangan
tanpa diduga. Anak terkena diare memiliki
dengan
tanda yaitu frekuensi buang air besar lebih
sabun
sebagai
pembersih,
penggosokan, dan pembilasan dengan air
dari
yang
memperhatikan bentuk feses anak tersebut.
mengalir
akan
menghanyutkan
3 kali
dalam
24 jam
dengan
7
Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Diare
Anak yang tinjanya berair maka sudah
mengalami diare yaitu sebanyak 20 orang
dipastikan anak terkena diare. Diare dapat
(46,5%).
membahayakan
dapat
3. Hubungan perilaku ibu dalam mencuci
menyebabkan kematian oleh sebab itu ibu
tangan pakai sabun dengan kejadian diare
harus
pada anak usia 13-59 bulan di wilayah
cepat
anak
bahkan
mengatasi
apabila
anak
mengalami penyakit diare. Para ibu perlu tahu
bagaimana
ciri,
serta
Hasil penelitian didapatkan bahwa
mengatasi diare pada anak usia 13-59
ibu yang mencuci tangan pakai sabun
bulan.
kategori baik sebagian besar memiliki anak
Penyakit
diare
bertumpuknya
cairan
penyebab
kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin
suatu di
keadaan
yang tidak mengalami diare yaitu sebanyak
akibat
16 orang (88,9%), ibu yang mencuci
usus
terganggunya penyerapan air yang lebih
tangan
pakai
sabun
kategori
cukup
utama disebabkan karena virus (lebih dari
sebagian besar memiliki anak yang tidak
70%), biasanya disertai infeksi saluran
mengalami diare yaitu sebanyak 27 orang
pernapasan (ISPA) sehingga anak-anak
(52,9%) sedangkan ibu yang mencuci
yang sedang dijangkiti diare diikuti oleh
tangan pakai sabun dengan kategori kurang
bakteri dan tenggorokan merah serta
sebagian besar mengalami diare yaitu
infeksi telinga. Pemaparan racun mikroba
sebanyak 14 orang (82,4%).
dapat berlanjut ke saluran cerna seperti
Hasil penelitian ini sama dengan
juga penyakit kolera dan thypus karena
hasil penelitian yang dilakukan oleh
disebabkan oleh kegiatan kuman atau
Apriza (2015) yang menyatakan bahwa
bakteri (Abata, 2014).
ada hubungan antara perilaku cuci tangan
Hasil penelitian ini sesuai dengan
ibu pakai sabun dengan kejadian diare
hasil penelitian Wilyandari (201) yang
pada balita usia 12-23 bulan di Desa
menunjukkan
Rumbio
bahwa
balita
di
Desa
Pringapus Kecamatan Pringapus sebagian
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Kampar Riau dengan nilai p < 0,000.
8
Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Diare
Responden (ibu) yang melakukan
adalah kebersihan utama yang harus
cuci tangan pakai sabun dengan sabun
dijaga, karena tangan adalah bagian dari
maka dapat bermanfaat untuk mencegah
tubuh
penyakit diare pada anaknya. Ibu sebelum
melakukan kontak, sehingga tangan adalah
memberi makan anak atau memegang
salah satu perantara kuman atau penyakit
makanan responden harus selalu mencuci
untuk masuk ke tubuh anak. Menurut
tangan
Proverawati dan Rahmawati (2012) cuci
terlebih
dilakukan
dahulu,
karena
hal
tersebut
makanan
akan
yang
tangan
sering
dapat
digunakan
berfungsi
untuk
untuk
dikonsumsi dan masuk dalam tubuh anak
menghilangkan atau mengurangi kuman,
sehingga jika responden tidak mencuci
bakteri dan virus yang menempel di
tangan terlebih dahulu kuman akan masuk
tangan,
ke dalam tubuh anak dan mereka akan
mengajarkan
mudah terserang penyakit diare.
keluarga hidup sehat sejak dini. Kebiasaan
Perilaku ibu yang kurang dala mencuci
tangan
menyebabkan
pakai
anak
sabun
akan
maka
cenderung
dapat
bermanfaat
anak-anak
dan
untuk seluruh
cuci tangan sebelum makan memakai air dan sabun dapat mencegah penyakit infeksi.
mengalai diare. Responden yang kurang
Cuci tangan sangat berguna untuk
mencuci tangan tentunya kuman penyebab
membunuh kuman penyakit seperti diare.
diare akan tetap menempel di tangan dan
Setiap anggota keluarga harus mencuci
ketika ibu menyiapkan makanan anak
tangan dengan menggunakan air bersih dan
maka
akan
sabun karena apabila menggunakan air
anak
yang tidak bersih maka kuman dan bakteri
makanan
terkontaminasi
tersebut
kuman
sehingga
mengalami diare. Banyak
yang responden
(ibu)
terdapat
berpindah
ke
di
air
tangan
tersebut
akan
sehingga
dapat
menyatakan melakukan cuci tangan ketika
berisiko menimbulkan penyakit, selain itu
melihat tangan mereka kotor. Tangan
mencuci tangan harus pakai sabun agar
9
Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Diare
kotoran dan kuman tidak tertinggal di
berusaha
membantu
tangan (Maryunani, 2013)
mengontrol
kesehatan
orang-orang mereka
Seseorang yang mencuci tangan
dengan
sabun
diare,
dan menguatkan keputusan atau tindakan
mencuci tangan pakai sabun sangat efektif
sesuai dengan nilai dan tujuan mereka
untuk
dibandingkan
sendiri. Umumnya dalam proses promosi
dengan perilaku hidup sehat lainnya.
atau pendidikan kesehatan tidak secara
Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan
langsung
sabun dalam penurunan angka penderita
menggunakan bantuan media. Salah satu
diare dalam persen menurut tipe inovasi
media promosi kesehatan adalah leaflet.
pencegahan
Kegunaan leaflet antara lain mengingat
pakai
dapat
mencegah
mencegah
diare
adalah:
mencuci
tangan
mempengaruhi,
sendiri
memungkinkan
disampaikan
dengan sabun (44%), penggunaan air
kembali
olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan
diajarkan atau dikomunikasikan, diberikan
kesehatan (28%), penyediaan air (25%),
sewaktu kampanye untuk memperkuat ide
sumber air yang diolah (11%) (Indriyani,
yang
2014).
memperkenalkan Petugas
meningkatkan
kesehatan
hendaknya
pendidikan
kesehatan
tentang
melainkan
telah
hal-hal
yang
disampaikan ide-ide
dan baru
telah
ntuk kepada
orang banyak (Mubarak, 2011). UCAPAN TERIMA KASIH
karena mengingat banyaknya ibu dari anak
Saya sangat berterima kasih kepada
usia 13-59 bulan yang masih memiliki
STIKES Sari Mulia Banjarmasin yang telah
pendidikan
diharapkan
memberikan saya surat izin untuk melakukan
penyuluhan dilakukan dengan cara yang
penelitian, dan ucapan terima kasih kepada
mudah dipahami oleh masyarakat setempat
Puskesmas Pekauman Banjarmasin yang telah
yaitu
memberikan
rendah
melalui
maka
demonstrasi
maupun
pemasangan poster dan leaflet. Menurut
izin
serta
tempat
untuk
melakukan penelitian.
Maulana (2014) pendidikan kesehatan
10
Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Diare
DAFTAR PUSTAKA Abata, Q. A. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Madiun: Yayasan PP Al-Furqon. Alhidayah, N. S. 2015. Hubungan kebiasaan mencuci tangan dengan perilaku ibu dalam pencegahan diare pada balita di Puskesmas Gamping 1 Yogayakarta. Vol. I (1). 1-17. Apriza. 2015. Hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada balita usia 12-23 bulan di Desa Rumbio Wilayah Kerja Puskesmas Kampar Riau. Vol. VI (1). 1-9. Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. 2015. Jumlah Kasus Diare Tahun 2014-2015. Banjarmasin: Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. Firdaus. 2015. Mothers’ hand washing practice and diarrhea cases in children under five in Baleendah, Bandung. Vol. II (2). 1-8. Ferliando, H. T. 2014. Hubungan antara sanitasi lingkungan dan personal hygiene ibu dengan K=kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Mangkang. Vol. I (1). 1-13. Indriyani, Y. C. 2014. Hubungan sosialisasi kebiasaan cuci tangan dalam keluarga dengan praktik cuci pada anak pra sekolah di Taman Kanak-Kanak Desa Tegalsari Kecematan Kandeman Kabupaten Batang. Vol. I (1). 1-6. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Buku saku petugas kesehatan lima langkah tuntaskan diare [Internet]. Tersedia dalam: http://www.depkes.go.id/ [diakses tanggal 10 November 2015] Kementerian Kesehatan RI. 2011. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2269/MENKES/PER/XII/2011 [Internet]. Tersedia dalam http://dinkes.kutaikartanegarakab.go.id/ [diakses tanggal 14 November 2015].
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Riset kesehatan dasar tahun 2013 [Internet]. Tersedia dalam: http://terbitan.litbang.depkes.go.id [diakses tanggal 14 November 2015]. Kementerian Kesehatan RI. (2011). Buku Saku Petugas Kesehatan Lima Langkah Tuntaskan Diare [Internet], tersedia dalam: http://www.depkes.go.id/ [diakses tanggal 10 November 2015] Kementerian Kesehatan RI. 2014. Info data perilaku mencuci tangan pakai sabun di Indonesia [Internet]. Tersedia dalam: http://www.depkes.go.id/ [diakses tanggal 10 November 2015]. Maryunani, A. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: TIM. Maulana. 2014. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC. Mubarak, W. I. 2011. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika. Nakita. 2012. Pentingnya cuci tangan pakai sabun [Internet]. Tersedia dalam: http://digilib.unimus.ac.id/ [diakses tanggal 13 Februari 2016]. Proverawati., Rahmawati. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yogayakarta: Nuha Medika. Utomo, A. M. (2012). Hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Vol. VI (1). 1-10. Wilyandari, B. L. 2014. Hubungan sanitasi lingkungan keluarga dengan kejadian diare pada balita di Desa Pringaous Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Vol. I (2). 1-8.
11
Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Diare
World Health Organization (WHO). 2013. Hand hygiene: why, how & when? [Internet]. Tersedia dalam: http://www.who.int/gpsc/5may/Hand_H ygiene_Why_How_and_When_Brochur e.pdf [diakses tanggal 04 Desember 2015].
12