Penyusunan Prioritas Pengendalian Bahaya Kesehatan Berdasarkan Penilaian Risiko Kesehatan dan Analisis Sumber Daya di Area Gas Plant dan Power Plant PT. X Tahun 2014 Annisa Cantika, L. Meily Kurniawidjaja1 1.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Risiko kesehatan di tempat kerja adalah permasalahan yang harus diminimalisasi agar para pekerja tetap sehat dan selamat. Penelitian yang dilakukan di Area Gas Plant dan Power Plant PT.X menunjukkan bahwa dua area pendukung eksplorasi minyak dan gas bumi PT.X ini masih banyak bahaya kesehatan yang belum teridentifikasi sehingga belum dilakukan pengendaliannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai dan tingkat risiko Area Gas Plant dan Power Plant PT.X sehingga dapat diberikan rekomendasi pengendalian bahaya kesehatan yang sesuai untuk meminimalisasi risiko yang ada, berdasarkan penilaian risiko kesehatan dan analisis sumber daya. Desain studi yang digunakan adalah desktiptif analitik dengan pendekatan observasional yang mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004 dan perhitungan nilai risiko berdasarkan metode semikuantitatif ICMM (2011). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai bahaya kesehatan yang mendapatkan prioritas tinggi pengendalian yaitu bahaya bising, bahan kimia silika, dan bahan kimia amina di dua area tersebut. .
Setting Priorities to Control Health Hazard Based on Health Risk Assessment and Analysis of Resources in Gas Plant and Power Plant Area of PT. X Year 2014 Abstract Health risks in the workplace are the problem that must be minimized in order to keep workers healthy and safe. Research conducted in Gas Plant and Power Plant Area shows that the two areas of PT.X, which to support oil and gas exploration, still have many health hazards that have not been identified so that control is not performed. This study aims to determine the level of risk and the value of Gas Plant and Power Plant Area of PT.X so it can be given appropriate health hazard control recommendations to minimize risks, based on the health risk assessment and analysis of resources. Study design used is descriptive analytical observational approach which refers to standard AS/NZS 4360:2004 and calculation of risk based on a semiquantitative method of ICMM (2011). The results of this study indicate that there are a variety of health hazards whose priority is high, that is, noise hazards, silica chemicals, and chemicals amine in both areas. Keywords: Health risk assessment, Area Gas Plant, Power Plant area, resource analysis
Pendahuluan Industri minyak dan gas adalah industri yang memiliki tingkat kompleksitas tinggi karena banyaknya bahaya yang ada namun aset-asetnya memiliki nilai yang tinggi. Potensi bahaya ini muncul dari interaksi manusia dengan mesin, alat, dan bahan, perilaku hidup manusia yang tidak sehat, perilaku kerja yang tidak aman, buruknya lingkungan kerja, desain lingkungan kerja yang tidak ergonomis, pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja yang tidak kondusif
Penyusunan prioritas…, Annisa Cantika, FKM UI, 2014
(Kurniawidjaja, 2010). Pekerja yang kesehatannya menurun akan mengganggu kelancaran kerjanya sehingga menurunkan produktivitas dan konsentrasi, hingga dapat mengganggu lingkungan kerjanya. Menurut data PT Jamsostek (Persero), angka kecelakaan kerja mengalami kecenderungan naik pada 5 tahun terakhir, dari tahun 2007 hingga 2011. Angka kecelakaan kerja nasional (di kalangan perusahaan peserta program Jamsostek) masih tergolong tinggi pada 2011 yaitu 99.491 kasus atau rata-rata 414 kasus kecelakaan kerja per hari dengan pembayaran jaminan sebesar 504 miliar rupiah. Angka kecelakaan kerja tersebut mengalami kenaikan dibandingkan pada 2010 sebesar 98.711 kasus kecelakaan kerja dengan rincian terdapat 90,81% korban kecelakaan kembali sembuh dan 4% korban mengalami cacat fungsi. Sementara 3% mengalami cacat sebagian dan 0,04% mengalami cacat total serta 2,15% korban meninggal dunia, sedangkan pada tahun 2009 terdapat sebanyak 96.314 kasus, tahun 2008 sebanyak 94.736 kasus dan pada tahun 2007 sebanyak 83.714 kasus kecelakaan kerja. Fakta-fakta itu mengungkapkan tingginya angka kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan kematian bagi pekerja. Upaya K3 harus segera dijalankan dan dioptimalkan oleh perusahaan untuk menurunkan angka-angka itu. PT. X adalah salah satu perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas multinasional yang sedang berkembang di Indonesia. Perkembangan eksplorasi minyak dan gas yang sedang meningkat dan persaingan industri global yang semakin ketat menuntut PT. X untuk meningkatkan pengendalian risiko seluruh asetnya, termasuk manusia. Bahaya dan risiko yang ada perlu ditinjau secara berkala melalui pembaharuan manajemen risiko. Berdasarkan hasil HIRADC dan penilaian dokter kerja PT. X, masih banyak risiko kesehatan yang belum menjadi perhatian. Akibatnya, banyak risiko yang luput dari pengendalian. Hal ini akan memengaruhi kesehatan pekerja. Area Gas Plant dan Power Plant adalah dua area yang memiliki fungsi yang paling penting sehingga banyak pekerjaan yang bersifat rutin. Area ini akan dianalisis kebutuhan pengendalian bahayanya berdasarkan penilaian risiko kesehatan dan analisis sumber daya sehingga menghasilkan prioritas yang sesuai dengan keadaan perusahaan. Tinjauan Teoritis Menurut Kolluru (1996), hazard atau bahaya juga didefinisikan sebagai sumber risiko baik itu kimia, biologi, maupun fisik atau disebut juga karakteristik suatu sistem yang berpotensi menimbulkan kecelakaan (accident). Hazard atau bahaya dalam dunia kerja terbagi ke dalam
Penyusunan prioritas…, Annisa Cantika, FKM UI, 2014
3 jenis, yaitu bahaya keselamatan, bahaya kesehatan dan bahaya lingkungan. Setiap bahaya memiliki karakteristik dan dampaknya. Kurniawidjaja (2010) mengelompokkan bahaya kesehatan kerja (occupational health hazards) menjadi bahaya tubuh pekerja (somatic hazards) seperti buta warna atau cacat bawaan, Bahaya perilaku kesehatan (behavioral hazard),
bahaya dari lingkungan (environmental hazard) yang terdiri dari bahaya fisik,
kimia, dan biologi, bahaya ergonomi, dan bahaya pengorganisasian kerja atau budaya kerja. Sedangkan risiko (risk) menurut Kolluru (1996) adalah ukuran kemungkinan (likelihood) dan besarnya efek (consequence) yang merugikan, seperti cidera, penyakit, atau kerugian finansial atau ekonomi. Risiko = Efek x Kemungkinan (Risk = Consequence x Likelihood) Akibat dari kontak bahaya dengan komponen kerja seperti pekerja dan alat adalah adanya unexpectd event yang meliputi Incident adalah peristiwa (event) yang tidak diinginkan yang mungkin tidak menyebabkan kerugian (loss). Accident mengacu pada sesuatu yang mengakibatkan kerugian yang berarti sebagai suatu event yang tidak diinginkan (Friend, Mark A., & Kohn, James P., 2007). Near-miss merupakan insiden yang berpotensi mengakibatkan accident namun tidak menjadi accident pada saat itu. Accident dapat terjadi dengan mengidentifikasi penyebab langsung (direct causes), penyebab tidak langsung (indirect causes), dan penyebab dasar (basic or root causes). Konsep manajemen risiko telah dikembangkan untuk melihat suatu situasi atau skenario tertentu sehingga dapat mencegah terjadinya accident. Manajemen risiko adalah proses mengevaluasi dan, jika perlu, mengendalikan sumber-sumber paparan dan risikonya (Kolluru, 1996). Dalam standar AS/NZS 4360:2004 (lihat Bagan 1), manajemen risiko dinilai sebagai suatu proses berurutan yang harus dilaksanakan untuk meminimilisasi
kerugian
dan
meningkatkan
Bagan 1 Manajemen Risiko AS/NZS 4360/2009
keuntungan. Dalam langkah penilaian risiko, penilaian risiko kesehatan (health risk assessment/HRA) memiliki karakteristik yang berbeda dengan risiko keselamatan. Risiko kesehatan sebagian besar baru terlihat dalam jangka panjang dengan akumulasi efek sehingga harus
Penyusunan prioritas…, Annisa Cantika, FKM UI, 2014
memperkirakan bagaimana suatu pajanan bahaya dapat memengaruhi populasi secara luas (California Environmental Protection Agency (CEPA)). International Committee of Mining and
Minerals
(ICMM)
memberikan
langkah-langkah
praktis
untuk
secara
aktif
mengidentifikasi bahaya di tempat kerja, menilai risiko potensial terhadap kesehatan, dan menentukan pengendalian yang tepat untuk melindungi kesehatan pekerja. Adanya kemiripan karakteristik di industri pertambangan dan minyak dan gas menyebabkan pedoman ICMM itu dapat menjadi panduan untuk melaksanakan penilaian risiko kesehatan di industri minyak dan gas. Penilaian risiko kesehatan semi-kuantitatif ICMM memasukkan konsiderasi dari banyaknya data dan efek kesehatan yang telah diketahui ke dalam perhitungan nilai risiko, dalam Ketidakpastian (U). Nilai Risiko = Konsekuensi x Probabilitas x Paparan x Ketidakpastian (U) Penilaian risiko akan menghasilkan keputusan apakah bahaya itu perlu dikendalikan dan bentuk pengendaliannya. Penentuan prirotias untuk pengendalian perlu didasarkan pada feasibility pelaksanaannya. Analisis sumber daya digunakan dengan metode PAHO Pan American Health Organization) dalam Azrul Azwar (1996) menggunakan kriteria Pentingnya masalah (Importancy = I) yang terdiri dari Prevalensi masalah (Prevalency = P), akibat yang ditimbulkan masalah (Severity = S), dan kenaikan jumlah masalah (Rate of Increase =RI), ketersediaan teknologi (Technical Feasibility = T) dan sumber daya yang tersedia untuk mengatasi masalah (Resource Availability = R). Nilai Prioritas = I x T x R = (P+S+RI) x T x R Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif observasional dengan desain studi cross-sectional dengan metode penilaian risiko semikuantitatif dari ICMM. Penelitian dilaksanakan di Area Gas Plant dan Power Plant PT. X di Pulau ABC, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, pada 21-28 Mei 2014. Objek dari penelitian ini adalah bahaya dan risiko kesehatan pada Area Gas Plant dan Power Plant PT. X. Pengambilan data primer dilakukan dengan observasi langsung terhadap lingkungan kerja, peralatan kerja, dan aktivitas kerja serta wawancara mendalam dengan supervisor dan pekerja. Data sekunder diambil dari perusaahaan berupa gambaran umum perusahaan, HIRADC, kegiatan Area Gas Plant dan Power Plant, dan dokumentasi. Selama penelitian, digunakan
Penyusunan prioritas…, Annisa Cantika, FKM UI, 2014
instrumen berupa hasil observasi HIRADC, matriks risiko, panduan wawancara kepada pekerja dan supervisor, kalkulator, tabel risiko International Council on Mining and Metals (ICMM), dan perhitungan analisis biaya menggunakan metode PAHO. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi aktivitas dan task, menetapkan bahaya, mengelompokkannya ke dalam kelompok bahaya, menentukan unexpected event yang mungkin terjadi, menentukan dampak yang dapat terjadi, memberikan nilai risiko dan tingkatannya, menentukan risk reduction, menentukan bahaya kesehatan paling tinggi, menganalisa 5 bahaya kesehatan tertinggi secara mendalam, memberikan rekomendasi dan nilai risiko Predictive Risk, dan menentukan prioritas bahaya kesehatan dengan analisa sumber daya. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari 6 aktivitas kerja di Area Gas Plant dan Power Plant PT. X, didapatkan 32 task (detail aktivitas) di Area Gas Plant dan 19 task (detail aktivitas) di Area Power Plant. Dua belas aktivitas kerja yang telah diidentifikasi itu memiliki 130 risiko dari 26 jenis risiko keselamatan dan kesehatan kerja. 130 risiko ini didapatkan dari bahaya-bahaya yang teridentifikasi, seperti bahaya fisik, biologi, kimia, ergonomi, dan mekanik. Area Gas Plant memiliki 72 unexpected event sementara Area Power Plant memiliki 58 unexpected event. Hasil dapat dilihat di Tabel 1.
Tingkat Risiko: Basic Risk (BR) 37
40 20
14 15
33 13
9 0
0
17 2
0
Area Gas Plant
0
Area Power Plant
Tidak Dapat Ditoleransi Sangat Tinggi
Tinggi
Potensial
Tidak ada Risiko
Dapat Ditoleransi
0
Gambar 1. Hasil Analisis Tingkat Basic Risk (BR)
Tingkat risiko (level of risk) pada basic risk yaitu risiko pada kondisi normal dan belum dilakukan pengendalian risiko apapun di seluruh aktivitas. Berdasarkan penilaian risiko yang dilakukan per unexpected event, aktivitas di Area Gas Plant memiliki tingkat risiko dasar Tinggi yang paling banyak karena banyak aktivitas yang memiliki probabilitas (PrE) tinggi namun memiliki paparan (PeE) yang rendah akibat karakteristik aktivitas yang tidak terlalu
Penyusunan prioritas…, Annisa Cantika, FKM UI, 2014
sering. Kecuali pada aktivitas Penggantian Karbon Aktif yang memiliki paparan dan probabilitas tinggi karena berada di confined space. Area Power Plant memiliki tingkat risiko yang Tidak Dapat Ditoleransi paling tinggi banyak paparan bahaya kimia yang menimbulkan efek kesehatan kanker dan fatalitas. Dampak ini berkurang karena probabilitas dan paparan terjadinya rendah, kecuali pada aktivitas Chipping, Cleaning, Primary, and Painting. Pada aktivitas ini, paparan sangat tinggi karena aktivitasnya yang rutin dan banyak risiko yang ada. Tingkat Risiko: Existing Risk (ER) 40
33 26
30 18
20 10
17 11
2
5
5
3
2
1
0 Area Gas Plant
0
Area Power Plant
Tidak Dapat Ditoleransi Sangat Tinggi
Tinggi
Potensial
Tidak ada Risiko
Dapat Ditoleransi
Gambar 2. Hasil Analisis Tingkat Existing Risk (ER)
Existing Risk adalah tingkat risiko di mana pengendalian telah dilakukan perusahaan. Area Gas Plant memiliki tingkat risiko Potensial karena masih ada dampak kesehatan yang dapat menyebabkan pekerja sakit, meskipun ia tetap dapat kembali sehat. Tingkatan ini tergolong aman karena probabilitas dan paparan sudah dikendalikan seminimal mungkin. Area Power Plant masih berisiko Tinggi disebabkan karena besarnya dampak kesehatan yang mungkin terjadi, terutama di aktivitas Chipping, Cleaning, Primary, and Painting. Tingkat pengurangan risiko dari pengendalian yang telah dilakukan perusahaan adalah 66% di Area Gas
Plant
dan
64,3%
di
Area
Penyusunan prioritas…, Annisa Cantika, FKM UI, 2014
Power
Plant.
No.
Aktivitas
Bahaya
Unexpected Event
Basic Risk (BR)
Existing Risk (ER)
Area Gas Plant 1.
Pengambilan Sampel Amina
• Fisik: mesin bising, suhu • Kimia: amina, HCl • Biologi: ruang ber-AC
Bising, sifat bahan kimia memajan pekerja melalui ingesti, mata terkena bahan kimia, cairan bahan kimia terhirup pekerja,
391,2
cairan bahan kimia
(Sangat
gravel, pi-
panas memajan peker-
Tinggi)
pa/valve,
ja, terjatuh, terpeleset,
• Mekanik: batuan
• Ergonomi: peker-
ja membungkuk
75,4 (Tinggi)
posisi janggal, kepala.atau kaki terpentok, sirkulasi udara di satu ruang
2.
Pengambilan Sampel Glikol
• Fisik: mesin, suhu • Kimia: glikol, HCl • Biologi: ruang
Bising, sifat bahan kimia memajan pekerja melalui ingesti, mata terkena bahan kimia, cairan bahan 366,4
63,5
cairan bahan kimia
(Sangat
(Potensi-
gravel, pi-
panas memajan peker-
Tinggi)
al)
pa/valve,
ja, terjatuh, terpeleset,
Kepala terpentok, ter-
507,3
83,8
peleset, terkilir, ter-
(Tidak
(Tinggi)
ber-AC • Mekanik: batuan
kimia terhirup pekerja,
• Ergonomi: peker- posisi janggal, kepala.atau kaki terja membungkuk pentok, sirkulasi udara di satu ruang 3.
Pengambilan Sampel
• Fisik: tekanan gas,
Penyusunan prioritas…, Annisa Cantika, FKM UI, 2014
No.
Aktivitas
Bahaya
Unexpected Event
Basic Risk (BR)
• Kimia: gas
jatuh, tekanan
• Mekanik: pi-
memajan pekerja, ke-
ditoleran-
pa/valve, lantai
bocoran hingga keba-
si)
gravel
karan, bahan kimia
• Ergonmi: posisi tangan
Existing Risk (ER)
dapat
terhirup, postur janggal pada tangan, kebakaran
4.
Penggantian
• Fisik: tekanan
Karbon Aktif
dalam tangki,
terpeleset, terjatuh,
tekanan air
jari terjepit, bahan
• Kimia: amina,
Tekanan menghentak,
kimia memajan peker-
silika, karbon ak-
ja melalui inhalasi,
tif
bahan kimia terhirup
702,5
• Mekanik: tangga, pekerja, potensi keba-
(Tidak
pintu penutup top karan akibat ceceran bahan kimia, posisi hole dan main
dapat
hole, penutup
statis dan repetitif
ditoleran-
166,8 (Tinggi)
si)
main hole dan tracker, lantai licin • Ergonomi: membungkuk 5.
Pembersihan Tangki Amina
• Fisik: mesin bi-
Sifat bahan kimia
sing, tekanan,
memajan, mata terke-
blower bising
na bahan kimia, cairan
• Kimia: amina,
bahan kimia tertelan,
oksigen dalam
cairan bahan kimia
ruang sempit
terhirup, bising,
• Biologi:
tekanan memajan
• Mekanik: pintu
pekerja, terjepit, ter-
Penyusunan prioritas…, Annisa Cantika, FKM UI, 2014
375,4 (Sangat Tinggi)
164,5 (Tinggi)
No.
Aktivitas
Bahaya
Unexpected Event
berengsel, mem-
jatuh, tertindih barang,
bawa benda be-
terpeleset, posisi tan-
rat, lantai licin,
gan yang janggal, ka-
• Ergonomi: posisi
Basic Risk (BR)
Existing Risk (ER)
dar oksigen dalam tangki menurun
tangan memegang selang 6.
Penggantian Valve Amina
• Fisik: mesin bising, suhu tinggi
Bising, terpeleset, terjatuh, sifat korosif
• Kimia: amina
amina memajan, mata
• Mekanik: lantai
terkena amina, cairan
gravel, beda
amina terhirup, cairan
ketinggian, baut
panas memajan, pos-
dan valve
tur pengangkatan
• Ergonomi: berat
175,6 (Tinggi)
31,5 (Potensial)
janggal, terjepit
valve 7.
Semua aktivi-
Stres, burn-out
• Psikososial
tas
3000 (Tidak
45
dapat
(Potensi-
ditoleran-
al)
si) Area Power Plant 1.
Pemompaan
• Fisik: mesin bi-
Bising, bahan kimia
998,6
163,9
Kondensat ke
sing, tekanan,
terhirup pekerja, mata
(Tidak
(Tinggi)
Rama-F
tumbukan piston,
terkena cairan kimia,
dapat
letupan udara
kondensat membentuk
• Kimia: kondensat cairan panas yang bercampur bahan
memajan pekerja, ke-
kimia lain, lube
bocoran hingga keba-
oil, inhibitor,
karan, terjatuh, ter-
eonwash
peleset, postur janggal
Penyusunan prioritas…, Annisa Cantika, FKM UI, 2014
ditoleransi)
No.
Aktivitas
Bahaya
Unexpected Event
Basic Risk (BR)
Existing Risk (ER)
• Mekanik: lantai licin, • Ergonomi: emmutar tuas 2.
Chipping,
• Fisik: tekanan
Gigitan binatang, po-
1391,5
236,5
Cleaning, Pri-
pada valve, tum-
sisi tangan yang
(Tidak
(Sangat
mary, & Paint-
bukan antara
janggal, kebocoran
dapat
Tinggi)
ing
kuningan dan be-
pada konektor, bising,
ditoleran-
si, fume karat,
percikan api mengenai
si)
getaran motor
mata, fume karat ter-
bor
hirup, getaran
• Kimia: thinner, cat Interthane • Biologi: Biawak,
memajan pekerja, bahan kimia terhirup, kebakaran
tomcat • Ergonomi: peralatan tangan 3.
Pembersihan brush
4.
Pemeriksaan Genset
• Fisik: Konektor
Percikan mengenai
385,7
139,3 (Tinggi)
brush dengan
mata, kebakaran, alat
(Sangat
generator, brush
berputar mengenai
Tinggi)
bising, getaran
pekerja, fume terhirup,
mesin
bising, vibrasi pada
• Kimia: fume besi
tangan menyebabkan
• Mekanik: alat
white finger, baling-
berputar, baling-
baling mengenai tan-
baling berputar
gan Lube oil memapar
530,4
138,4
listrik, mesin bi-
tangan, solar terhirup,
(Tidak
(Tinggi)
sing
terjatuh, terpeleset,
dapat
• Fisik: energi
terbeset, air aki
Penyusunan prioritas…, Annisa Cantika, FKM UI, 2014
ditoleran-
No.
Aktivitas
Bahaya • Kimia: lube oil,
Unexpected Event mengenai mata, ter-
solar, air aki, so-
setrum, kebocoran
lar, debu
hingga kebakaran, po-
• Mekanik: beda
(BR)
Existing Risk (ER)
si)
sisi tubuh statis, posisi
ketinggian, me-
tubuh janggal, bising,
sin berputar
debu masuk melalui
• Ergonomi: posisi
Basic Risk
inhalasi
saat memeriksa kebocoran, posisi kepala saat memantau indikator 5.
Perbaikan Pipa
• Fisik: tekanan
Tergigit, tersabet ekor
363,8
78,8
Bocor
• Kimia: polyure-
binatang, kebocoran
(Sangat
(Tinggi)
than resin, fiber-
tekanan, tersandung,
Tinggi)
glass
bahan kimia tertelan
• Biologi: biawak, tomcat
melalui ingesti, posisi tubuh yang janggal
• Mekanik: pipa merintang • Ergonomi: menambal 6.
Penggantian Motor
• Fisik: arus listrik konektor
Terjepit, posisi tangan janggal, tersetrum
• Mekanik: baut dan konektor • Ergonomi: posisi tangan dalam melepas baut, mengangkat mo-
Penyusunan prioritas…, Annisa Cantika, FKM UI, 2014
297
91,5
(Sangat
(Tinggi)
Tinggi)
No.
Aktivitas
Bahaya
Unexpected Event
Basic Risk
Existing Risk
(BR)
(ER)
tor 7.
Semua aktivi-
• Psikososial
Stres, burn-out
tas
3000
45
(Tidak
(Potensi-
dapat
al)
ditoleransi) Tabel 1. Hasil Identifikasi dan Analisis Bahaya dan Risiko per Aktivitas
Nilai bising yang ada di Area Gas Plant dan Power Plant pada umumnya adalah 70-103 dB. yang berasal dari kontaktor, vessel, dan generator, tumbukan piston, letupan smit pump, generator, baik generator berbahan bakar gas maupun bahan bakar diesel (solar). Dampak dari bising ini adalah gangguan komunikasi, peningkatan tekanan darah, sudden deafness, kelelahan saraf auditori, trauma akustik, hingga NIHL (Noise Induced Hearing Loss) sehingga Konsekuensi (C) 50. Lama terpajan yang intermittent juga berpengaruh terhadap keparahan dampak. Nilai bising yang rendah namun frekuensi pajanan sangat sering, dapat memiliki dampak yang parah sehingga nilai paparan (PeE) bising berkisar antara 1-6. Di Area Gas Plant, amina digunakan untuk mereduksi CO2 di dalam gas produksi. Jika pekerja terkena paparan amina, akan terjadi kemerahan lokal dan rasa terbakar pada kulit pekerja, atau iritasi pernapasan ringan jika amina terhirup. Jika pekerja tertelan amina dalam jumlah sangat besar, pekerja akan merasakan efek mual yang dapat mengganggu pekerjaan, mulut dan kerongkongan terasa terbakar, muntah, diare, iritasi gastrointestinal, dan ulserasi. Tetapi jika amina mengenai mata pekerja, dapat membuat iritasi mata. Sementara glikol biasa digunakan untuk mereduksi air dalam gas. Jika pekerja terkena paparan glikol, akan terjadi iritasi pada jaringan kulit pada kulit pekerja, atau iritasi hidung dan tenggorokan jika glikol terhirup. Efek dari pajanan amina dan glikol ini masih sulit untuk ditemukan karena sedikitnya insiden yang berkaitan dengan amina sehingga nilai Ketidakpastian (U)nya adalah 2 (Tidak pasti). Karbon aktif biasa digunakan untuk membersihkan amina. Dampak dari penggunaan karbon aktif bagi manusia ini tidak banyak diulas di berbagai penelitian maupun MSDS (U = 3). Dampak yang diketahui antara lain mual dan rasa tidak enak pada pencernaan jika tertelan dan iritasi mata ringan jika mengenai mata (C = 15). Bersamaan dengan karbon
Penyusunan prioritas…, Annisa Cantika, FKM UI, 2014
aktif, digunakan pula silika. Silika digunakan dalam proses untuk menjaga agar karbon aktif tetap pada tempatnya. Dampak silika ini telah banyak diketahui menyebabkan banyak efek kesehatan hingga efek kronisnya (nilai Ketidakpastian (U) adalah 1 (Pasti)). Pada jangka pendek, paparan silika dapat menyebabkan iritasi mata, iritasi kulit, iritasi hidung dan tenggorokan. Paparan yang lama dan dalam jangka panjang, dapat menyebabkan efek kronis yaitu silikosis, kanker paru hingga bronkitis kronis. Keparahan (C) dari dampak silika terhadap pekerja diberi nilai 100 karena dampak ini permanen hingga menyebabkan kanker. Silika dapat ditemui di aktivitas penggantian karbon aktif di Area Gas Plant. Kontak langsung dengan silika selama lebih dari 12 jam (PeE = 6) menyebabkan kemungkinan (PrE) terhirupnya silika adalah 6 (Sedang). Nilai risikonya menjadi 3600 (Tidak dapat ditoleransi). Di Area Power Plant, dapat ditemukan kondensat sebagai bahan kimia sampingan dari produksi minyak dan gas. Kondensat adalah campuran kotoran-kotoran yang dihasilkan dari eksplorasi gas. Campuran ini berwarna hitam pekat berisi gas, air laut, oli, amina, dan berbagai hidrokarbon berat (C6+). Kondensat ini membentuk cairan yang berbau jika terhirup dan panas. Jika cairan ini terhirup dalam jumlah besar, pekerja dapat terkena asphyxia, narcosis, cardiac arrest, hingga chemical pneumonitis, pulmonary edema, haemorrhage, hingga fatalitas. Karena itu, nilai konsekuensi yang dapat terjadi adalah 100. Dampak dari kondensat ini sudah banyak diketahui di industri minyak dan gas (U = 1). Gas-gas yang ada di Area Gas Plant dan Power Plant adalah gas-gas yang dihasilkan dari eksplorasi sumber daya alam. Gas yang keluar ini adalah campuran metana, H2S, dan CO. Dampak dari gas-gas ini adalah sakit kepala, mual, muntah, hingga asphyxia. Dampak ini dapat menyebabkan terganggunya aktivitas pekerja sehingga dapat nilai Konsekuensi (C) adalah 100 dengan nilai Ketidakpastian (U) 1. Dalam penelitian ini, paparan suhu yang ada berasal dari paparan suhu bahan kimia yang dipanaskan dalam proses. Pada bahan kimia amina dan glikol, suhu yang ada yaitu 150-212 oF sementar. Jika suhu dengan derajat ini memapar pekerja, pekerja akan menggalami cidera tubuh langsung seperti melepuh pada area yang terpapar, hingga bengkak dan kerusakan jaringan kulit. Paparan ini harus segera ditangani agar tidak menciderai jaringan yang lainnya sehingga pekerja dapat kembali sehat (C = 15). Di Area Power Plant, percikan mekanik adalah percikan api yang diakibatkan oleh tumbukan dua besi. Karena menyebabkan api, aktivitas dengan potensi bahaya ini memerlukan hot work permit untuk dapat dilaksanakan. Adanya percikan dapat berdampak bagi tubuh pekerja jika terpapar. Kebanyakan percikan ini memapar mata untuk dapat menimbulkan dampak. Jika percikan mengenai mata, percikan dapat menyebabkan iritasi konjungtiva hingga kebutaan (C
Penyusunan prioritas…, Annisa Cantika, FKM UI, 2014
= 100). Di aktivitas Chipping, Cleaning, Primary, & Painting (CCPP), percikan dihasilkan dari proses chipping karena adanya tumbukan antara besi berkarat dengan besi kuningan pada alat chipping. Aktivitas ini rutin dilakukan (PeE = 2) dan probabilitas besar karena pekerja dekat dengan lokasi chipping (PrE = 6). Sedangkan di aktivitas Pembersihan Brush, Lokasi brush yang cukup jauh dari mata pekerja menyebabkan dampak tidak begitu parah (C = 50) dan tidak rutin dilakukan (PeE =1) sehingga memiliki nilai risiko yang lebih kecil. Di aktivitas Chipping, Cleaning, Primary, & Painting (CCPP), fume kerap dijumpai. Fume adalah sejenis gas yang berasal dari logam. Proses chipping dan cleaning yang terus menggerus permukaan besi berkarat mengakibatkan fume tersebar. Fume yang terhirup pekerja dapat menyebabkan bersin-bersin, iritasi pernapasan, ISPA, hingga diketahui memiliki efek kanker paru. Akibatnya, fume ini memiliki dampak Konsekuensi (C) sebesar 100. Adanya fume ini sudah diketahui efeknya, terutama pada industri besi dan baja, sehingga Ketidakpastian (U) adalah 1 (Pasti). Pekerjaan ini tergolong rutin dilakukan dan fume mudah masuk ke dalam saluran pernapasan karena lokasi CCPP dekat dengan pekerja (PeE = 2, PrE = 6). Bahaya ergonomi dengan mudah dijumpai di kedua area ini. Karena lokasi tangki, pipa, dan sample point yang biasanya lebih rendah dibandingkan pekerja, pekerja perlu membungkuk saat melakukan aktivitas. Posisi ini dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal seperti back pain. Gangguan ini banyak dialami jika pekerja terlalu sering membungkuk atau salah posisi. Jika gangguan ini terjadi, pekerja perlu meregangkan otot-ototnya sebentar agar dapat kembali sehat dan tidak merasa sakit lagi (C = 15). Nilai yang sama diberikan pula pada saat mengangkat benda berat. Pengangkatan benda berat dengan postur yang janggal, apalagi jika dilakukan dengan frekuensi yang tinggi dan repetitif, dapat menimbulkan dampak kesehatan. Dampak yang mungkin timbul adalah gangguan muskuloskeletal seperti low back pain, nyeri pada bahu, nyeri pada lengan atas, dan myalgia. Konsekuensi ini dapat berlanjut yang menyebabkan terganggunya pekerjaan. Pekerja yang ada di Area Gas Plant dan Power Plant adalah pekerja yang berasal dari luar pulau. Pulau ABC adalah pulau privat yang dimiliki oleh perusahaan sehingga untuk mencapainya, pekerja harus menaiki transportasi privat dari perusahaan. Hal ini menyebabkan pekerja merasa sedikit terisolasi saat berada di pulau itu (onshore) sehingga ada potensi dampak stres dan burn-out yang dapat menyebabkan hilangnya motivasi kerja sehingga mengganggu produktivitas. Pada dampak yang lebih parah, stres dapat mengganggu kejiwaan dan ketenteraman lingkungan sosial sekitarnya (C = 50). Pekerja, terutama kontraktor PT. X, mendapatkan roster 2-2 yang artinya 2 minggu penuh berada di pulau dan 2 minggu libur.
Penyusunan prioritas…, Annisa Cantika, FKM UI, 2014
Dalam 1 hari, pekerja bekerja selama kurang lebih 12 jam dari pukul 06.00-17.30 dengan dipotong waktu istirahat pukul 12.00-13.00 dan coffee break dengan shift yang bergantian. Seminggu pertama shift pagi/malam kemudian seminggu kedua shift malam/pagi (PeE = 10, PrE = 6) karena pekerja masih dapat melakukan sosialisasi, baik kepada sesama pekerja maupun kepada lingkungan luar pulau. Berdasarkan penilaian risiko yang telah dilakukan, bahaya-bahaya yang menghasilkan nilai risiko tinggi adalah bising, silika, amina, percikan mekanik, dan fume. Bentuk pengendalian dan hasil analisis sumber daya PAHO tertera di Tabel 2.
Bahaya
Rekomendasi Pengendalian
Analisis Sumber Daya PAHO P
S
RI
T
R
Nilai
3
5
4
2
3
66
3
3
3
1
1
11
4
4
3
2
2
44
2
4
4
1
3
27
1
5
5
1
1
9
• Eng.: Shield peredam bising pada mesin, menaruh blower di atas tangki • Adm.: Pembatasan waktu paparan, safeBising
ty sign untuk mengingatkan pekerja agar tidak melepas APD, SOP yang membantu pekerja menjauhi sumber bising • APD: Ear muff • Adm.: Pembatasan paparan dan safety
Silika
sign wajib APD • APD: Cartridge mask
• Adm.: Safe work practice berupa kewajiban mencuci tangan setelah beAmina
raktivitas, pembatasan durasi pekerja berada di dalam tangki • APD: Sarung tangan latex, cartridge mask • Eng.: Melakukan chipping 90o dengan
Percikan mekanik
permukaan besi • Adm.: safe work campaign dengan menjauhkan percikan dari mata
Fume
• Eng.: Pembatas besi dengan pekerja
Penyusunan prioritas…, Annisa Cantika, FKM UI, 2014
Bahaya
Rekomendasi Pengendalian
Analisis Sumber Daya PAHO P
S
RI
T
R
Nilai
• Adm.: Safe work campaign dengan menjauhkan besi yang di-chipping atau cleaning dari pekerja Keterangan: Eng. = Engineering
Adm. = Administratif
Tabel 2. Hasil Identifikasi dan Analisis Bahaya dan Risiko per Aktivitas
Kesimpulan Terdapat 32 task (detail aktivitas) di Area Gas Plant dan 19 task (detail aktivitas) di Area Power Plant. Dari 12 aktivitas kerja yang telah diidentifikasi, didapatkan 130 risiko dari 29 jenis bahaya keselamatan dan kesehatan kerja. Area dengan jumlah risiko terbanyak adalah Area Power Plant. Aktivitas dengan jumlah risiko tertinggi di Area Gas Plant adalah Penggantian Karbon Aktif. Aktivitas dengan jumlah risiko tertinggi di Area Power Plant adalah Chipping, Cleaning, Primary, dan Painting. Dari 29 bahaya itu, 5 bahaya yang harus segera dikendalikan adalah bising, silika, amina, percikan mekanik, dan fume. Rekomendasi pengendalian berkisar pada hierarki engineering, administrasi, dan pemakaian APD. Jika rekomendasi ini dilaksanakan, nilai risiko (Predictive Risk) dapat diturunkan rata-rata 96,13%. Analisa Sumber Daya PAHO melakukan analisis dari sesuai dengan feasibility implementasi di Area Gas Plant dan Power Plant. Dari hasil analisa didapatkan bahwa secara berurutan, susunan prioritasnya adalah bising, amina, percikan mekanik, silika, dan fume. Saran (1) Meningkatkan komitmen perusahaan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3), terutama terhadap kesehatan kerja (2) Membuat pedoman penilaian risiko kesehatan yang sesuai dengan karakteristik risiko agar penilaian risiko dapat lebih akurat sehingga pengendalian pun lebih terarah. (3) Melakukan pengendalian engineering, seperti memasang shield peredam bising pada mesin agar nilai paparan bising berkurang, menaruh blower di atas tangki agar paparan bising terbagi ke luar tangki, melakukan chipping 90o dengan permukaan besi, dan membuat pembatas besi dan pekerja
Penyusunan prioritas…, Annisa Cantika, FKM UI, 2014
(4) Melakukan pengendalian administratif, seperti menerapkan pembatasan waktu paparan sesuai dengan pedoman dari Permenaker No. 13 Tahun 2011, segera melalukan Hearing Conservation Program (HCP), memasang safety sign untuk mengingatkan pekerja agar tidak melepas APD saat ada di area dengan risiko tinggi, mendata semua risiko yang ada dalam tiap aktivitas di SOP, dan meningkatkan sosialisasi safe work campaign berupa kewajiban mencuci tangan setelah beraktivitas, menjauhkan benda asing dari mata, dan selalu berhati-hati dalam beraktivitas (5) Melakukan pengendalian dengan Alat Pelindung Diri (APD), seperti memberikan ear muff bagi pekerja yang berisiko tinggi terpapar bising saja, memberikan cartridge mask untuk pekerja di Penggantian Karbon Aktif di Area Gas Plant, memberikan sarung tangan latex yang lebih kuat, dan melakukan pengawasan terhadap kelayakan Alat Pelindung Diri (APD)
Kepustakaan Friend, Mark A., & Kohn, James P. (2007). Fundamentals of Occupational Safety and Health (4th ed). UK: Government Institutes. International Council on Mining and Metals (ICMM). (2009). Good practice guidance on occupational health risk assessment. London: International Council on Mining and Metals (ICMM). Kurniawidjaja, L. M. (2010). Teori dan aplikasi kesehatan kerja. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Kolluru, R. V. (1996). Health risk assessment: Principles and practices. Dalam R. V. Kolluru, S. M. Bartell, R. M. Pitblado, & R. S. Stricoff, Risk assessment and management handbook: For environmental, helath, and safety professionals (hal. 4.3-4.68). New York: McGraw-Hill. ____________. (1996). Risk assessment and management: A unified approach. Dalam R. V. Kolluru, S. M. Bartell, R. M. Pitblado, & R. S. Stricoff, Risk Assessment and Management Handbook: For Environmental, Health, and Safety Professionals (hal. 1.3-1.41). New York: McGraw-Hill, Inc.
Penyusunan prioritas…, Annisa Cantika, FKM UI, 2014