Daftar lsi - Edisi Maret 2Ot2, Volume : 18 (1) Maret 2O12 Fauzia Agustini dan Hilma Harmen : Penggunaan Metode Role Playing Pada Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia I (MSDM I) Untuk Meningkatkan Hasii Belajar Mahasiswa Jurusan Manajemen
Melalui
Belajar
Kooperatif Tipe STAD
:
Pengaruh Model
Makmur Sirait dan Usler Simarmata :
Model
Pembelajaran E-l,earning Unhrk Meningkatkan Proses Dan Hasil Belaiar Mata Kuliah Termodinamika
Pembelajaran
Experiential Learntng Terhadap Hasil Belajar Sisrva Pada Materi Pokok Gaya Di MTS Swasta Al-Ittihadiyah Medan
Jurubahasa Sinuraya
:
Hubungan Kebiasan Membaca Dengan Kemampuan Menulis Mahasiswa Program Sarjana Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan (PSKGJ) Tobasa
Rumasi Simaremare
Siswa
Rappel Situmorang
Masril : Pengembangan Model Pembelajaran Fisika SMA
Berbasis Graphic Organizers
Anni Holila Pulungan : Pengaruh Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Pemahaman Membaca
:
Pengaruh Pengaturan Kemampuan Awal Dengan CTL Terhadap Hasil Belajar Fisika Dasar I MahasiswaJurusan Fisika FMIPA Unimed Ratna Tanjung dan Fibririn Corina Rambe : Pengaruh Metode Stop Think Do Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Besaran Dan Satuan Kelas X SMANegeri 4
ruRNAL PENELITIAN
BIDANG PE}IDIDIKAN ISSN: 0852
-
0151
Pelnbina Prof. Dr. Ibnu Hajar!3mpik, SISL {Rektor Unimed} Prof. Dr. Khairil Ansari, M.pd
Ketua Sewan Editor Prof. Drs. Manihar Situmorang I,{.Sc, Fh.D. Sekretaris Ilewan Editor Drs. Eddyanto, ph.D, Deryan Editor Prof. Dr. Idrus Afandi. S.H. Prof. Dr. Kasmadi,lv{.pd. {L\\ES;
{LI}
Prof. Dr. AbdulMuin Sibuea- M.ptJ.
il,
n,igDi
Prof. Drs. Kristian H. Su_eiarra, M.Sc. pn.n. llX{.1 Proi'. Dr. Amrin Saragih. M.A. {Li,liI}{ESi Prof. Drs. Hanrzah Upu, S{.Ed" tL}-\Ir Prof. Dr. Amat Mukhadis. I{.prl. {L}{; Dr. Ismet Basuki. M.pd. r3\ES-{} "
Erlitsr Tehnik Drs. Makm*r Sirait, M.Si Dra. Rosidah
Alamat Redaksi T3g Gedung Lembaga penenitian {_x },{eD Lantai Itr lJsaha: Jln. Willem Iskandar pasar V Medan (2022 i )"Te,p, tAiil Fu" u**, r s6 I 3 j 1 9. 66t4aqz
6;;;;,
Email: uni medleml it@grnai l c*rn "
Penlunting menerima sumban-gan artikel yangbetumpemall dipublitr;as:kan deisrn media lain. Naskah diketik di aras kertas HVS a+, spasi i"z matE imu; ;til;*, d*ngan iormnt seperri tercantum pada halaman kulit daiam trelaimcgNaskah akan dimuat dalam jurnal ini setelahiulus.ual,:asiiari
dr* erjitor
ISSN:ffi52{151
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volutnc: 18, Noaor
1.,
BtnlThn:Maret 2012
DAFTAR ISI sumber Daya Penggunaan Metode Role Playing Pada Mata Kuliah Manaiemen uanusia I (MSDM i) UnLuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Jurusan
Manaiemen Faueia
Ag*stini dan Hikna
Pengembangan
Melalui Masril
Harmen
":-"'"'""'""
Model Pembelajaran Fisika sMA Berbasis Grrphic organizers
BelajarKooperatifTipeSTAD
Program Hubungan Kebiasan Mernbaca Dengan Kemampuan Menulis Mahasiswa Tobasa (PSKG]) Sarjanakependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan Rurnasi
Simaremare
Model Pembelajaran E-Lesnting Untuk Meningkatkan Proses Dan Hasil Belajar Mata Kuliah Termodinamika Makmur $irait dan Usler Simarmata Pengaruh
crnrtslaal
Sislva
Anni Holila
Teachfug
18-22
23-29
30-38
Pulungan
Pengaruh Pengaturan Kemampuan Awal Dengan cTL Terhadap Hasil Belaiar Fisika Dasar I Mahasiswa ]urusan Fisika FMIPA Unimed
SinuraYa
Pokok Pengaruh Metode stop ThinkDo Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Besaran Dan Satuan Kelas X SMA Negeri 4 Tebing Tipggi Ratna Taniung
g-lz
Ant! I-ef,ffiing (cTt) Terhadap Pemahaman Membaca
Pengaruh Model PembelajaranExperfuntialknnting Terhadap Hasil BelajarSiswa pada Materi Pokok Gaya Di MTS Swasta At-Ittihadiyah Medan ---"""*- "-"" Rappel Situmorang
jurubahasa
1_B
dan Fibririn Corina
Rambe
39-46
47-57
5&64
KATA PENGANTAR Puji sukur aras kehadirat Atah Tuhan
Es4 atas rimpahan rahmatNyA M;; z1rz,vorunne rfl Nomor I hadir kembali menjumpai pembJca dengan sejumlah tulisan hasil penelitian di bidang pendidikan' Jumal inijuga memuat hasilf,rasil p"o*riti* J"*pa penelitian tindakan kelas pada J3ng_\.{aha sehingga Jurnar peneritian Bidang pendidikan Edi;i sD, sMP, can MTs, serra peneritian pada sMA
iil;r;"*an
finggi.
secara khusus jumal ini memuat hasil-hasil penelitian bidang-pendidikan yang tentu saja sangat bsrmanfaat bagi pengembangan rnodel atau metJde pembelajaran di kelas, disamping itu hasil
p-nll*t
kebijakan pendidikan merekomendasikan perbaikan
pendidikan bagi sektor pendidikan.
Akhirnya tim redaksi berharap
,.ung!a- meningkatkan akreditasi dan kualitas berharap agar pembata m"md.i-dalam saran aariraim p-&-*o"r*i agar jumal ini dapat terakreditasi lagi, dan bagi pembaca yang r_efy diingat latrwa akreditasi jurnal kik ini tergantung dari mutu tulisan y*g puoutiu kirim. u":*,rt-ir" redaksi menunggu artikslpara penulis untut eiterbittan puoa;u*ui'p"niio;t* Lembagi peneritian
lf,ff|rtr
Horrnat Kami
Tim Redaksi
.lumal Penelidan Sidang Pendidikan Volume lB{ll: 47 - 57.2017
tsSN 0a52^015t
PENGARUH PENGATURAN KEMAMPUAN AWAL DENGAN CTL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DASAR I MAHASISWA IURUSAN FISIKA FMIPA LTNIMED Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA, llnia*sitas Negei Medan, !1. Willem Isknndar, Pasar V, Medpn, Diterima 16 Desernber 2011, disetuFi untr:k pubiikasi 20 Februari 201?
Absttcrct Tltis study nims to tletennine whether tlrcre is n sigttifcant difference Iearning oatcomes Physics I amang; fteshrnen gratry thct got the initial setup through the applicatian of the principle of CTL and student graups toho did not receiw initial capaci$ setting in the Department af Plrysics Science Fauilty Animed. The design inclucles quasi-experimental sbtdy. This study population is sh;dents of Departwent af Physics. Using sawpling techniques clsss (cluster sampling), sample af a population is represented by lwo classes, one class as the experimmtal class and the class as a confuol chtss. Instnryftents of this shrdy is ta test tlte leaning outcarnes. Hypothesis testing used two-sided t test. '{he dnta analyzed were derived ftam the norntal lisLrihution and hatnogeneuts population. Bssetl on the data analysis and discvssion, the findings of this study it can he conchded that: there is n iigtrificnnt tlift'erence in leaming outcames betzown the Basic Physics I fteshmen
wln
of the principle of CTL and
veceioed the
original settings llrottgh tlu
applicatiott Keywords: Setting Abildy, capactttl - inili*l(httcomis
graup of students wlw rtid fiot re&ive itzitinl setting in the Deparhnent t:f Physics Science Facully llnimed. tlze
pendahuluan
I*arning
Temuan penelitian Tarigan,
dkk
(2001)
menyimpulkan bah*'a hasii belajar mahasisrva Jurusan Fisika I seteiah mendapat pengajaran
Perbaikan hasil belajar oleh Dosen jurusan Fisika FMIPA Univerr;itas Negeri Medan remedial adalah baik (76%). fUnimed) secara terus menerus dilakukan, Temuan-temuan penelitian tersebut di atas namun hasil belajar yang diperoieh menggambarkan bahwa hanya satu upaya
angkatan perbaikan metode yang dapat mencapai hasil Belum belajar optimal {memenuhi kriteria prinsip optimal:rya hasii dari upaya-upaya tersebut belajar tuntas ) 75), dua temuan lainnya tepgambar dari beberapa temuan penelitian seolah-olah tidak berhasil clalam upaya Dosen jurusan Fisika FMIPA Unime4 irntara meningkatkan hasil belajar mahasislta yang lairu temuarlpenelitian Gurusinga, dkk. (1994 optimal dalam mata kuliah Fisika Dasar L menyimpulkan bahwa hasil belajar Fisika Hanya penelitian yang ketiga (implementasi Dasar I oleh mahasiswa |urusan Fisika setelah remedial) yang dapat meningkatkanh hasil mendapat perkuliahan dengan .mmerapkan belajar mahasisrva mencapai sianciar model pembelajaran Cal'perin secara rata-rata kehLntasan belajar (>75). masjh kurang {67%). Temuan penelitian Setelah ditelusuri lebih lanjut, faktor Sinuraya, dkk ii998) menyimpulkan bahwa yang diduga sebagai penyebab hasil belajar hasil belajar Fisika Dasar I oleh mahasiswa mahasiswa yang dbelajarkan dengan |urusan Fisika FMIPA Unimed dengan pembelajaran remerlial lebih tinggi dibancling menerapkan Strategi Pembelajaran Dick dan yang lainnya aclalah karena kemampuan awal Carey secara rata-rata masih kurang (ffi"). mahasislva yang dibelajarkan dengan mahasiswa khususnya mahasiswa
tahurf pertama belum optimal (<70%).
Lernhga Penelitian Univerritas Negeri l"ledan
Jurubahasa SinuroT"a
pembelaiaran remedial lebih tinggi (mean:46)
daripada kemampuan awal mahasiswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran Gal'perin {mean : 32) dan yang dibelajarkan dengan penerapan strategi pembelaiaran Dick dan Carey (mean = 27); perbedaan hasil tersebut bukan disebabkan karena perbedaan perlakuan betajar (model pembelajaran Gal
periru strategi Dick dan Carep dan
pembelajaran remedial). Hal ini bukan berarti
bahwa pengaruh model pembelaiaran Gal'perin lebih baik merringkatkan hasil belajar siswa ketimbang stregi Dick dan Carey dan pembelajaran remedial. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan hasil belaiar setelah
pasca pembelaiaran
dari ketiga perlakuan'
di*uttu peningkatan PeneraPan rnodel pembelajaran Gal'perin peningkatannya
strategi pembelajaran Dick dan Carey peningkatannya adalah 172"1", dan penerapan remediai peningkatannya adalah 65"/o (lebih kecil dari peningkatan dua lainnya, sementara rata-rata Pasca pembelajaran remed.ial lebih tinggi dari rata-rata dua pasca pembelajaran lainnya)adalah
109"y'o,
Berdasarkarr penjelasan tersebut di atat diprecliksi bahrva peningkatan hasil belajar
optimal dapat tercapai apabila
nilai
kemampuan awal setiap mahasiswa terhadap
materi Fisika SMU sebelum mengikuti perkuliahan Fisika Dasar I minimal adalah 45'
Oleh karena itu apabila belum mencapai 45 perlu dilakukan Pengaturan kemamptran awal dengan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai sebelum memulai perkuliahan fisika clasar. Kemampuan alval mempakan salah satu koniponen dari karakteristik mahasiswa" Kemampuan awal mahasiswa dalam suatu kelas sering sangat heterogen;
'
artinya dalam suatu kelas ada yang sudah menguasai materi yang akan diajarkan, ada yang sedikit menguasai, dan ada yang belum menguasai sama sekali materi yang' akan diajarkan di kelas. Karena ihr, bila dosen pemberi mata kuliah tidak mengetahui
akan dapat
yang
diajamya kelompok mengakibatkan
keheterogenan mahasiswa
mahasiswa yang belum tahu akan ketinggalan,
yaitu ticlak dapat mengukuti perkuliahan yang
tliberikan oleh dose& sementala
bagi
kelompok mahasiswa yang sudah tahu akan
maju terus. Apabila pelajaran dimulai dari dasar sekali, maka kelompok yang belum tal'ru akan mengasikkan, tetapi bagi kelompok yang zudah tahu akan membosankan. Untuk mengatasi hal-hal di atas, ada
dua pendekatan yang dapat dilakukan, yaihr: (1) mahasiswa menyesuaikan dengan materi perkuliahan, {2) materi perkuliahan disesuaikan dengan mahasiswa {Suparman, 1991).
KemamPuan alval memPunYai peranan Yang amat Penting untuk meningkatkan kebermaknaan pengaiararl
yang selanjub:rya mernbawa dampak dalam memudahkan proses-Proses internal yang berlangzung dalam diri mahasiswa. IVlenurut Ausubel {dalam Degeng dan
Miarso, 1993) dinyatakan bahlva untuk mengoptimaikan perolehan, pengorganisasian, serta penprngkapan pengetahuan baru dapat diiakukan dengan memhuat pengetahuan baru itu bermakna bagi mahasisrva dengan cara mengaitkan pengetahuan baru dengan kemampuan awal
satLi upaya untuk melakukan Pengaturan kemampuan awal mahasiswa unhrk materi fisika SMA adalah
mahasiswa. Salah
dmgan cara meneraPkan model pembelajaran remedial berdasarkan prinsip CTL (Contextual Teaching and Leaming), yaitu konsep belajar yang membantu gum mengaitkan antara
materi yang diaiarkan dengan situasi dunia
nyata' sibelajar
dan mendorong
sibelajar
membuat hubungan antara Pengetahuan yang
dimilikinya dengan PeneraPannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat (Depdiknas,
2003)'
Melalui
penerapan konsep CTL, proses pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi sibelajar (mahasisrva), sehingga terjadi peningkatan kemampuan awal mahasiswa terhadap materi
Fisika SMU untuk dijadikan sebagai kemampuan Prasyarat dalam mengikuti perkuliahan Fisika Dasar l. Adapun alasan kenapa peneraPan prinsip CTL yang dipiiih hanya untuk diterapkan pada pra
perkuliahan Fisika Dasar
I adalah
karena
I Mahssiswa Jttrssan Fisika
Pengaruh Pengaturan Kemampuan .lvtal dengan CTL Terhadop Easil Belaiar Fisika Dassr
FMIFA Unined
organisasi penggunaan waktll untuk masingmasing komponen CTL belum aPa Penetapan secara jelas, belum ada data empirik sebagai
Pendekaian ?embelaiaran Berbasis CTL Pendekatan CTL merniliki tujuh komponen utarna, ]taitu kontruktivisme, menemukan,
pedoman dalam peneraPannya, sementara materi Fisika Dasar I yang akan disampaikan kepada mahasiswa cukup banyak dibanding
bertanya, masyarakat belajar,
waktu yang disediakan (hanya 100 menit setiap minggu). Oleh karena itu, apabila penerapan CTL diterapkan unftrk semua
dikatakan menggunakan model pembelaiaran
materi Fisika Dasar I, dikharvatirkan apakah penerapan CTL lebih cfektif dibanding metode mengaiar yang digunakan selama ini, karena dixmping belum terbiasanya mahasiswa
pemodelan,
refleksi dan penilaian yang sebenamya (Authentic Assessewent)- Sebuah kelas CTL jika menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembei-ajarannya. Nurhadi (2002) mengatakan bahwa penerapan CTL' dalam kelas cr.rkup mudah. Secara garis besar, langkahnya adalah sebagai berikut: (1) Kembangkan pemikiran bahrn'a anak akan
belajar dengan pendekatan CTL jrga
belajar lebih bermakna dengan
perangkat-perangkat pembelajaran untuk mendukung peneraPan CTL masih terbatas
bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan
ketersediannya. Namun apabila PeneraParl CTL dilakukan hanya untuk pengaturan awal {meningkatkan kemampuan awal) mahasiswa
(2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan
dalam rnemahami materi fisika SMA
resikonya tidak sebesar penerapannya selama perkuliahan Fisika Dasar I. Penggunaan CTL hanya berhrjuan untuk peningkatan kemampuan awal mahasiswa, waktu yang
digunakan hanya dua
. atau tiSa
kali
pertemuan, karena mahasiswa sudah mempunyai kemampuan arval yang sudah diterimanya selama di SMU. Apabila
arval minimai ftemampuan pmsyarat) telah terpenuhi, diharapkan
kemampuan
kecepatan belajar mahasiswa menjadi lebih baik dalam kegiatan berikui.nya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang
cara
ketrampilan barunya.
inquri untuk semua topik
(3) Kembangkan sifat ingin tahn mahasiswa denganbertanya.
.
(4) Ciptakan masyarakat belaja,r (belajar dal am kel
(5)
ompok-kelompok)
Hadirkan model sebagai
contoh pembelajaran. (6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan
{7) Lakukan penilaian
yang
sebenamya
dengan berbagai cara.
Lebih lanjut Zakhorik
(dalam ada lima elemen Nurhadi, 2002) mengatakan yang harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran kontekstual
.a.
:
Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada.
signifikan hasil belajar Fisika Dasar I antara kelompok mahasiswa tahun pertama yang rnendapat pengaturan awal melalui peneraPan
b. Pemerolehan pengetahuan baru dengan ora mempelajari secara keseluruhan dulu,
prinsip CTL dan kelompok mahasiswa yang
c. Pemahaman pengelahuan, yaitu dengan cara men)rusun (1) konsep smentara
tidak mendapat pengaturan kemampuan awal
kemudian memperhatikan deiailnya.
(hipotesis), (2) melakukan sharing kepada
di Jurusan Fisika FMIPA Unimed.
orang lain agar mendapat
Dalam pembelajaran kontekstual para guru. harus dapat memilih dan mendesain lingkungan belajar yang dimungkinkan untr.rk
mengailkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru mahasis:wa seperti yang diungkapkan oleh Nurhadi (2002): "tugas guru adalah mengatur strategi belajar, membanhr menghubungkan pengetahuan lama dan baru, memfasilitasi belajal'.
lunnl
Penelitian Bi&ng Pwrdidikan
I Volume
tanggaPan
{validasi} dan atas dasar tanggapan iht, (3) konsep tersebut direvisi dan dikembangkan-
d. e.
Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knorvledge) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut.
l8 i Nomor I I F1aret20l2
19
re
Jurubahasa SilmraXw
3. Bertaaya
1. Kontruktivisme Kontruktivisme merupakan landasan
berpikir (filosofi Pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh rnanusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. lv{ahasiswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ideMahasiswa harus mengkontruksi pengetahuan
di benak mereka sendiri seperti yang dikatakan Nur (2002|, menYatekan bahwa:"Esensi dan teori kontruktivisme adalah ide bahwa mahasiswa harus
yang dimiliki seseorang, dari "bertanya", Nurhadi selalu bermula (2002) menjelaskan, bertanya dalam Pengetahuan
pembelajaran Fisikan dipandang sebagai
kegiatan guru untuk membimbing dan menilai
mendorong, kemamPuan berpikir mahasiswa- Bagi mahasiswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan peiajaran yang berbasis Inkuiti, informasi, menggali yaitu mengkonformasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada
aspek yang belum diketahui". Jadi proses bertanya pada dasamya digunakan oieh guru
menemukan dan mentranformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain dan apabila
untuk mendoronp membimbing dan meniiai
itu meniadi milik
digrrnakan selama kegiatan berbasis inkuiri'
dikehendaki informasi
kemampuan berpikir mahasiswa dan
mereka sendiri".
Lebih lanjut Nurhadi (2002) mengatakan
Dengan dasar itu pembelajaran harus dibuat meniadi proses menkontruksi bukan
kegiatan bertanya berguna untuk
menerima pengetahuan. Dalam
hal
ini
Nurhadi (2002) lebih lanjut mengatakan bahwa hrgas guru adalah menfasilitisasi proses tersebut dengan
:
a. Menjadikan pmgetahuan bermakna dan relevan bagi mahasiswa
b. Ivfemberikan kesempatan kepada mahasisrva menemukan dan menerapkan Menyadarkan mahasiswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. Pengetahuan tumbuh berkembang pengalaman, Pemahaman melalui berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila selaiu diuji dengan pengalarnan 2. Menemukan 0nkuid) Mememukan merupakan kegiatan inti dari pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh mahasiswa dihadapkan bukan hasil mengingat .
hasil
dari
menemukan sendiri. Inkuiri mahasisrva diharapkan mampu mengem-bangkan dan menggunakan ketrampilan berpikir kritis misalnya membuat inferensi, menyimpulkar;
menghitung meng-identifikasi hubnngan, menerapkan konsep, menulis, membuat perbandingan dan lain-lain. Widoclo {20ff2) 50
:
informasi baik Administrasi
mauPun Akademis (2) Mengecek pemahaman mahasiswa (3) Membangkitkan respon mahasiswa (4) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui mahasiswa (5) Iv{emfokuskan perhatian mahasisrva pada sesuatu yang dikehendaki i6) Untuk menyegarkan kembali penge-
tahuan mahasiswa
idenya sendiri
c.
seperangkat fakta-fakta tetapi
(1) Menggali
Aktivitas bertanya ini
dapat dengan mahasiswa, mtara guru dengan mahasiswa dan lainlain. Aktivitas bertanya dapat terjadi kelika mahasiswa berdiskusi, bekerja dengan kelompok, ketika menemui kesulitan,. ketika mengamati serta kegiatan lainnya. yang menimbulkan dorongan bertanya. 4 Masyarakat Belajar Maslrarakat belajar akan tercipta ketika terjadi kerjasama dengan orang lain.
diterapkan antara mahasiswa
Dalam keias Kelas CTL, mahasis*'a dibagi-
bag, daiarn kelonrpok-kelorapok
yang anggotanya het€rogen. Seperti. yang dikatakan Nurhadi (2002), trahrva "Masyarakat belaiar dapat terjadi jika ada komunikasi dua arah". Dalam masyarakat belajar, dua kelompok atau
lebih yang terlibat dalam
komunikasi pembelajaran saling belajar. Ketika proses
Jurml PenelitianBidangPendidikan
I Volwne 18 | Nornor
I I Maret20l2
Pengaruh Pengaluran Kemampuan Awol dengon CTL Terhadap Hasil Beiajw Fisika Dasar FltlPA Unimed
I
ilahosisrsa Jur&yan Fisika
lnkuirl t'ertanya dan kontruktivisme
terjadi dalam proses belajar maka dengan sendidnya
Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian (assessment) bukanlah mencari
tedadilah masyarakat belajar, sehingga tercipta kerjasama dengan orang lain unhrk menciptakan pembelajaran yang lebih baik
informasi tentang belajar mahasiswa. Seperti
daripada bekerja sendiri. IWenurut Nurhadi (20$2) dapat terwujud dalam : o Pembentukan kelompok kecil
memang seharusnya ditekankan pada upaya
o o o 5,
Pembentukan kelompok besar Bekerja dengan keias sederhana Bekerja dengan masyarakat dan Pemodelan
Dalam
sebuah
yang dikemukakan Nurhadi
(2002)
mengatakan bahrva'?embelajaran yang benar
membantu mahasiswa agar mampu mempelajari lLeaming Haw to learn) bukan ditekankan pada diperolehnya
mr:ngkin informasi di
sebanyak
akhir
periode pembelajaran' . Assessrcent menekankan proses pembelajarary kemajuan belajar dimulai dari proses bukan hanya dari hasil test tertulis.
lainlain
pembelajaran
hal ini penilaian Autentik
ketrampilan atau pengetahuan ada model yang bias ditiru dimana gurtr rnemberikan
Dalam
tentang "bagaimana cara belajar". Dalam hal
yang diperoleh mahasiswa. (Nurhadi 2002)
ini guru
Kontnrktivisme sebagai landasan filosofi
mendemonstrasikan cara bekerja sesuatu sebelum mahasiswa melaksanakannya atau tugas yang djmaksud atau dengan kata lain melakukan apa yang grrru inginkan agar mahasisrva melakukan apa yang guru inginkan agar mahasiswa melakukan/ melaksanakan apa yang dimaksud. Dalam pendekatan CTL guru bukanlah satu-satunya
model. Model dapat dirancang
dengan
melibatkan mahasiswa {Nurhadi,
Mahasisrva dapat
diirurjuk
Konstruktivisme mempakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual. Menurut Nurhadi (2002) bahwa :"Kontmktivisrne merupakan landasan berpikir {filoso{i) pendekatan CTL yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas meialui konteks yang
dan tidak
2002).
terbatas (sempit)
konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep ataupun kaidah-kaidah yang siap untuk diambil dan diingat-ingat.
mendemontrasikan suatu bakat atau keahlian
5. Re{Ieksi Refleksi adalah bagian penting dari pendekatan CTL. Refleksi adalah melihat
yang
pendekatan CTL
untuk
yang ada padanya.
kebelakang tentang apa-apa
menilai
;rengetahuan dari ketrampilan (Performansi)
telah
dipelajari. Dengan refleksi mahasiswa clapat merasalan bagaimana ide-ide baru yang telah diterirna menjadi suatu pengetahuan yang baru. Refieksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru djterima (Nurhadi 20O2)- Dengan refleksi akan membentuk cara-cara berpikir yang bam dari . mahasisrara yang diperoleh dari mengaitkan pengetahuan yang lama dengan pengetahuan yang baru saja diperoleh dalam
CfL. 7, Penilaian Yang Sebenarnya (Authentic proses
sekonyong-
N{anusia harus mengkonlruksi pengetahuan itu dan memakai makna melalui pengalaman nyata"Hal ini sejalan dengan teori kontruktivis dari Piaget. Menurut Fiaget pengetahuafl sosial seperti nama hari dalam seminggu atau tanda atom unsu.r-unsur dalam ilmu kimia dapat dipelajari secara langsung yaitu tlari pikiran guru ke pikiran mahasiswa. Namun pengetahuan fisik dan pengetahuan
logiko-matematik tidak rlapat secara uhrh dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran mahasiswa. Dengan kata lain pengetahuan
fisik dan begitu pula pengetahuan logiko matematik tidak dapat diberikan dalam benhrk zudah jadi. futiap anak harus
membangun
Assessmentl Assessment
sendiri
pengetahuansendiri
itu harus dikonstruksi
adalah proses pengumpulan berbagai data yang bias memberikan
oleh anak melalui operasi-operasi. Nurhadi
gambaran perkembangan belajar mahasiswa.
(2002) mengatakan: "Mahasiswa perlu
furrral Penelitiur BidangPendidjkan
I VolumE 18 I Nomor
pengetahuan
I
I F4aret20l2
51
Jurubahaso Simaaya
dibiasakan unhrk memecahkan masalah, menemukan sezuatu yang bergr,rna bagi diriny4 dan bergeiut dengan ide-ide. Guru
tidak akan mampu memberikan
semua
Penila ian hasi I belajar lvleneraokan hanya melalui kegiatar{ penilaian autentik akademik berupa ujianl melalui penerapan ulangan I praktis dalam I
pengetahuan kepada mahasiswa blahasiswa
pemecahan masalah
harus mengkontuksikan pengetahuan di benak mereka sendiri".
Oleh karena
itu
pembelajaran harus
dikemas menjadi pros6 yang mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Dalam Pro$es pembelajaran mahasiswa membanprn sendiri pengetahuan mereka mela-lui keterlibatan a!:lif dalam proses belajar mengajar. "Pembelajaran kontruktivisme menunjukkan bahwa pembel-
Kaitan CTL dengan Perbaikan Pembelaiaran Fisika Dasar
Pada bagian terdahulu
telah
Rustana (2002) perbedaanya adalah sebagai
diungkapkan bahwa salah satu factor yang menyebabkan tidak optimalnya hasil belajar mahasiswa Junrsan lisika dalam mata kuliah fisika dasar I adalah karena sangat rendahnya kemampuan awal mahasiswa Jurusan Fisika (34%) dalam rnemahami materi fisika SMA. Sangat rendahnya kemarnpuan awal mahasiswa tahun pertarna tersebut antara lan disebabkan oleh: (a) pemahaman mahasiswa terhadap konsepkonsep fisika sangat rendah, masih banyak mahasiswa yang salah konsep (miskonsepsi), (b) kemampuan mahasiswa unh:k mengingat rumus sangat kurang {c) aktivitas dan kreativitas mahasiswa dalam belajar sangat kurang karena mereka belum
berikut:
terbiasa belajar menyelidiki (menemukan
aiaran merupakan Proses aktif dalam membuat sebuah pengalaman menjadi masuk akal dan proses ini sangat dipengaruhi oleh apa yang diketahui sebelumnya" {Mulyasa, ?002). Dalam model kontruktivisme harus tercipta hubungan kerjasama antara guru dan mahasiswa dan antara sesatna mahasiswa.
Pola pendekatan
Pembelajaran
Kontekstual sangat berbeda dengan pembel-
ajaran konvensional selama
ini.
Menurut
Konvensional
Kontekstual
sendiri); pengalaman belajar mereka selama di
Menyanclarkan kepada hafalan
Menyandarkan
SMU cmderung belajar "matematis" artinya meteka iebih banyak belajar menggunakan rumus-rumus fisika dalam mengerjakan soalsoal fisika ketimbang belajar menyelidiki
kepada
memori
spasial
Pemilihan informasi
Pemilihan
ditentukan oleh guru
informasi
beberapa bidang
(menggunakan (d) laboratorium), pembelajaran yang. diterapkan guru di sekolah cenderung menggunakan konvensional sehingga kegiatan pembelajaran cenderung dikuasai oieh guru, pembelajaran yang diterapkan guru lebih menekankan pada konten daripada strategi bagaimana agar sibelajar d.apat mempelajari konten yang akan
imengaitkan
disampaikan kepada siswa
beldasarkan kebutuhan
individu Cenderung berfokus pada satu bidang
(disiplin) tertentu
mahasiswa Cenderung mengintegrasikan
pengetahuan arval
cenderung masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakraIakta yang hanis dihafal, kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian cerarnah menjadi piiihan utama srrategi belajar (Depdiknas,
disiolin)
kepada mahasiswa sampai pada saatnya
iain
sebagainya. Pendidikan kita selama ini
yang Memberikan tumpukan inlormasi
{e) dan
inJormasi dengan
Selatu
dimiliki
mahasislva
telah
2003).
dioerlukan 52
Jurnal Penelitian Pridang Pendidikan
I Volurne l8 | Nomor
I I ffaretZOl2
Pengrauh Peaganlran Kefilatnpuan Av'o! dengan CTL Terhadap Hasil Belaiar Fisika Dasar I Mahosispu Jurusan Fisika
FLflPi Unimed
Pendekatan P€mbelaiaran Yang diterapkan oleh Tim Fisika Dasar di lingkungan FMIPA termasuk di dalamnya ]unuan Fisika FMiPA Unimed hampir sama dengan pendekatan yang diterapkan di SNIU yaitu pendekatan konvensional, yaitu langkah-langkah pengajaran yang dimulai
dunia nyala sibelajar dan mendorong sibelajar membuat hubungan antafa pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan rnasyarakat. Sibelajar akan belaiar iebih baik melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan yang alamiah (Depdiknas,
dari penyajian materi dengan ceramal; tanya iawab, pemberian contoh soal diakhiri dengan latihan soal atau pemberian hrgas rlmah (PR) sehingga dosen iebih aktif dibanding mahasiswa. Pengajaran yang demikian
2003). Dengan konsep CTL
mengakibatkan pengalaman
belaiar melalui "mengalami" "menghafal" , karena rnahasiswa
belajar
Pengalaman belajar yang demikian masih sangat jarang dialami oleh mahasisrt'a
makna belajar, apa manfaahya, dalam situasi apa mereka, dan bagaimana mencapainya. ,{pabila pengalarnan belaiar mahasiswa tidak
Fisika tahun pertama
Jurusan .pendekatan
berkembang akan berdampak pada caPaian hasii belajar tidak optimal seperti yang teriadi
karena
CTL belum diterapkan cli sekolah
saat mereka masih di Slvru. CIeh karena itu pendekatan CTL harus diterapkan sejak arval sebelum mereka mernasuki perkrrliahan Fisika Dasar I. ]vlelalui pendekatan CTL akan terjadi terjadi proses pembelajaran yang berkaitan
belajar
mahasirva Jurusan Fisika dalam mata kdliah Fisika Dasar I secara rata-rata kurang dari 70,
pada hal sudah banyak
bukan surlah
mengalami proses belajar kemungkinan besar mahasisrva sibelajar (mahasiswa) akan dapat mengafalkan atau menyebutkan apa saja yang telah dipelajarinya
diberdayakan dalam belaiar sehingga mahasisrv-a tetap tidak memperoleh apa
ini pada capaian hasil
diharpakan
Melaiaui konsep CTL mahasiswa diharapkan
mahasiswa tidak berkembang (masih sama sewaktu di SMA, mahasiswa tetap kurang
selama
ini
hasil pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi sibelajar dalam hal ini mahasiswa"
uPaYa-uPaya
perbaikan strategi pemeblajaran melalui
dengan:
kegiatan penelitian. Karena itu amat perlu dan mendesak dilakukan upaya-upa)'a perbaikan pembelajaran yang dapat memberdayakan mahasiswa dalam belajar, sehingga mereka
L. Proses bagaimana rnahasiswa berlatih
akan mengerti apa makna belajaa
unhrk mengkontruksi (membangun) pengetahuan yang diterimanya dan .
aPa
manfaatnya, dalam situasi apa mereka, dan
bagaimana. mencapairrya. Dengan begit mereka sadar bahwa yang mereka pelajari
berguna bagi hidupnya nanti, sehingga mereka termotivasi untuk mernpelajari apa bagi dirinya dan berupaya mendapatkannya. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mmgubah aktivitas belajar berpusat pada sibelajar dan dapat
_vang bermanfaat
memberi makna melalui pengalaman nyata. Pengetahuan dibangun oleh mairusia
(mahasiswa) sedikit demi seciikiq yaitu hasilnya diperluas melalui konieks yang terbatas (sempit) dan ticlak sekonyongkonyong. Dalam padangan konstruktivis, strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak mahasislva memperoleh dan mengingat pargetahuan.
Dengan demikian tugas dosen adalah memfasilitasi proses tersebut dengan: (a) mmjadikan pengetahuan bermakna dan
mengembangkan pengalaman Lrelajar rnahasiswa adalah melalui pendekatan
relevp bagi siswa, (b) memberi kesempatan bagi siswa menenmukan dan
T eachitt g disingkat dmgan istilah CTL. CTL merupakan konsep yang membantu dosen mengaitkan antara
menerapkan idenya sendiri, dan (c) menyadarkan siswa agar menerapkan
2. Proses bagaimana mahasiswa berlatih
materi yang diajarkarrnya dengan sihrasi
rnenemukan {inquin) sendiri materi -vang
pembelajaran kontekstual (Cantextu nI
nnil lcnrning) yang selanjukrya
twml
Penelitian BidangPendidkan
I Volume 18 I Nomor
strategi mereka sendiri dalam belajar.
I i t4aret20l2
53
n Jurubalasa Sinuratw
akan disajikan oleh dosen.
Dengan
hubungan-hubungan antar pengetahuan
demikian dosen harus merancang kegiatan menemukan, apapun materi yang akan diajarkan. Siklusi mmemukan (inEriry) ada
yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru, sehingga
empat, yaitu (a) observasi, (b) bertanya, (c)
yang berguna bagi dirinya tentang
mengajukan hipotesis, (d) pengum-pulan
yang baru dipelajarinya.
sebagai
kegiatan dosen untuk membirnbing, dan menilai
mendorong. kemampuan berfikir mahasiswa. Pada semua aktivitas
beiajar, kegiatan bertanya
dapat
diterapkan: antara siswa dengan siswa, antafa gum dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara sis,wa dengan orang yang didatangkan ke dalam kelas.
(autfuntic
assessment)
yaihr penilaian dosen
yang berkaitan dengan
gambaran perkembarrgan belajar mahasiswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian data yang terkumpul berupa kegiatan nyata yang dilakukan oleh siswa
pada saat proses melakukan proses pembelajaran. Dengan menerapkan penilaian sebenarnya ini, dosen dengan
yaitu konsep belajar di mana mahasiswa
cepat dapat mengetahui kemacetan belajar mahasiswanya dalam belajar, sehingga
berlatih berkomunikasi dengan oralrg lain dalam belajaq hasil belajar diperoleh dari 'sharing' aniara teman, antar kelompok, dan antar yang sudah tahu dengan yang belum tahu- Masyarakat belajar bisa terjadi
dosen dengan cepat dan mudah dapat mengarnbil tindakan yang tepat. Dalam penilaian yang sebenarny4 yang menjadi intinya adalah jawaban atas pertanyaan " apakah anak-anak belajar ?" bukan "apa
bila ada komunikasi dua arah.
,r'ang telah dipelajari mahasiswa?". Hal-hal
Masyarakat belajar (learning eommunity),
5. Pemodelan @wdelingl, yaitu suatu perirbelalaran keterampilan tertentu atau pengetahuan tertmtu yang dapat ditiru
yang sebagai dasar menilai prestasi mahasiswa antara lain: ia) pro-vek dan laporan, (b) pekerjaan rumah, (c) kuis, {d)
oleh mahasiswa sesuai dengan pemodelan
karya mahasiswa, (e)
yang diragakan oleh dosen- Melalui penrodelan ini mahasiswa ,akan terlatih
mahasiswa, ($ demonstrasi, (g) laporan, (h) jumal, (i) hasil tes tertulis, (j) kar,va tuiis, (k) aktivitas mahasiswa, (l) sikap siswa (Depdiknas, 2003). Dengan adanya peniiaian sebenamya ini, memotir.asi
meningkatkan keterampilannya, misalnya
terampil menggunakan alat-alat fisika, terampil menJrusun rangkaian percobaan. Dmgan perkataan lain, dengan pemodelan ini mahasisrva diharapkan dapat meingkatkan keterampilannya yang terkait 6. .Proses bagaimana mahasiswa teilatih
merefleksikan {reJlectian} hal-hal yang berkaitan dengan pemyataan langsung tentang' apa-apa yang diperolehnya pada hari itu, catatan atau jurnal dalam buku mahasisrva, kesan dan sarari mahasisrva
. mengenai pembelajaran hari itu, diskusi,
hasil karyanya dan lain
mahasiswa
untuk lebih
presentasi
meningkatkan
kinerjanya dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan tersebut di diterapkan sejak awal (sebelum memasuki materi perkuliahan fisika dasar I) dengan persiapan yang matang atas, apabila pendekatan CTL
dengan fisika dasar khususnya.
sebagainya.
Mahasiswa berlatih merespon terhadap kejadian, aktivitas,' atau pengetahuan yang baru diterima atau dipelajarinya. Dosen sela-lu membantu siswa rnernbuat
v
apa
7. Mengalami penilaian yang sebenamya
data, dan (e) penyimpulan.
Bertanya (questioning), yaitu
J,
mahasisrva merasa memperoleh sesuatu
oleh dosen mata kuliah fisika
dasat diharapkan pengalaman dan makna belajar mahasiswa tahun pertama semakin baik yang
selama ini Lrelum pernah diterimanya/ dilaluinya sekaligus dapat meningkatkan kemampuan awal mahasiswa terhadap konsep-konsep 6sika SMU, mahasiswa diharapkan lebih siap dan kreatif dalam memecahkan soal-soal Fisika Dasar I nantinya.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan I Volume 18
I Nornor
I i l"1aret20l2
Pengarula Pengargran Kemamptan
A*al tlengan CTL Terhadap llasil Eelaiar Fisika Dasar I l'Iahasistva Jurussn Fkika
FMIPA Unimed
bahan ajar (diktat) di lingkungan FMIPA Unimed" Bentuk tes hasil belaiar tersebut adalah tes objektif dengan 5 (iima) pilihan jawabarr" dan berjumlah 40 soal yang terdiri dari tes-tes pemahaman konsep dan aplikasi
Metode Penelitian
ini dilakukan di FMIPA Medan {I}NIMED} selama Negeri Universitas 8 {delapan) bulan yang terdiri dari persiapary pelaksanaan pengajaran (pengambilan data), Penelitian
analisis data, pembuatan laporan
Uji validasi instrumen tidak iagi dilakukan, karena tes tersebut sudah mendapat pembahasan secara berulang
rumus.
dan
pengedidan, dan penggandaan iaporan penelitian. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Fisika Program Studi
FI{]PA Kependidikan Menggunakan teknik sampel
sebelum diedit setiap tahunnya oleh beberapa orang kelompok dosen bidang kaiian {KDBK1^ Fisika Dasar. Dengan perkataan lain setiap
tINI}vlED.
kdas
{cluster
uji validasi konten oleh KDBKFisika Dasar tetap dilakrrkan, sehingga instrumen ini dianggap layak sebagai tahunnya
sanrylidg|, sampel diambil dari populasi yaitu sebanyak dua kelas, satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas
kontrol.
Penelitian
ini termasuk kuasi
instrumen penelitian ini.
Teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah uji t dua sisi, dengan terlebih dahultr melalukan uii
eksperimen
dengan desain berikut Kelas
Pretes
Perlakuan
Postes
E
Or
Xr
K
&
)o
Or 04
kesamaan rata-rata
uji populasi. Uji kelompok,
kedua
digunakan uji t dua . sisi, uji normalitas populasi digunakan uji chi kuadrat, dan uji homogenitas digunakan uji F dengan cara membandingkan varians terlinggi dengan
Di mana: E = kelas
nilai pretes
normalitas dan homogenitas kesamaan. rata-rata pretes
eksperimen
K:
kelas kontrol Or= nilai rata-rata pretes (kemampuan awal) kelas eksperimen Oz- nilai rata-rata pretes [kemampuan awal) kelas control Os= nilai rata-rata postes ftasil belajar)
varians terendah kedua kelompok.
Hasil Penelitian dan Fembahasan Adapun hasil yang diperoleh dideskripsikan berdasarkan rangkuman perhitungem kuadrat, uji F, dan uji t sebagai Lrerikut:
kelas eksperimen O*: nilai rata-rata postes (hasil belajar)
uii
chi
Tabel l.Ringkasan Uji Normalitas
Kelas control
perlakuan CTL untuk men€iatur kemarnpuan awal pada kelas eksperimen dan perlakuan konvensional. Xr perlakuan konvensional tanpa mengatur kemampuan awal pada kelas
Sumber data
thitws
t
Kls Eksp. Preres
&65
11-47
Postes
7,91
n,a7
Ilretes
13,33
!5,49
kontrol. Instrumen yang digunakan untuk keperluan
Postes
8,71
11,07
Xq=
penelitian
ini adalah tes hasil belajar
o.m
Simpulan
Notmal Normal
Kls. Kontrol
Normal Normal
Tabel 2. Ringkasan Uji Homogenitas
yang
terdiri dari dua bagian, yaitu: (a) tes untuk pretes ftemampuan awal) diadaptasi dari soal-soal tes EBTANA$IJAN SMU, dan (b) tes untr"rk postes {hasil bela.iar} diadaptasi dari diktat Fisika Dasar I yang telah disezuaikan dengan GBPP yang berlaku dan telah
Frritung
Fiuoo
Simpulan
Pretes
7,6't
1,87
Homogen
Postes
7.62
1,87
Homosen
Sumber
Data
digunakan lebih kurang lima tahun sebagai Ju'nal Penelitian Bi&ngPerdidikan I Votume 18
I Nomor
I I Maret20l2
55
Jwubahasa Shrurayv
Tabet 3. Ringkasan Uli Kesamaan Rata-rata Sumber
thinng
to.os
Simpulan
1,M
1,08
Tidak
belajar yang memenuhi kriteria prinsip belajar
Data Pretes
ada
perbedaan
t rdus
to,os
Simpulan
6,67
1,,98
Ada
Data Postes
Kegiatan perkuliahan semakin
baik, mahasiswa pada umumnya termotivasi unfuk
Perbedaan
dn 3 menggambarkan bahwa persyaratan uji pararnetrik untuk pengujian
Table 1, 2,
hioptesis terpenuhi yaitu data yang diuji berasal dari populasi yang berdistrubusi normal dan homogen. Demikian juga uji
persyaratan
uji beda terpenuhi yaitu
kemapuan awal kedua kelas (kelas eksperimen dan kontro$ secara statistik adalah sama.' Tabel 4 mengarnbarkan bahwa untuk ct = 0,05 diperoleh lxi,ios- 6,67 ) tr"ra= t9$ disimputkan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil belaiar fisika dasar I antara kelompok mahasisr,t'a tahun pertama yanE dilakukan pengaturan peningkatan kemampuan awal
dengan penerapan prinsip CTL dmgan kelompok mahasislva yang tidak dilakukan pengaturan peningkatan kemampuan awal di Jurusan Fisika FMPA Unimed. Kesimpulan ini menggambarkan bahwa secara statistik pengaturan standar minimai kemampuan awal setiap mahasislva yang akan suatu perkuliahan amat penting ditetapkan untuk mengefektifkan pencapaian stadar perkuliahan yang telah ditetapkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil
belajar mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA Unimed dalam mata kuliah Fisika Dasar 1 belum optimal (belum rnemenuhi kriteria belajar tuntas > 75) walaupun peningkatan kemampuan awal sesudah diatur dengan menerapkan prinsip CTL dan secara rata-rata
kemampuan arval zudah diatur dengan menerapkan prinsip CTL, dan secara rata-rata kemampuan awal mahasiswa kemampuan
arval telal'r mencapai 45olo).
56
tuntas secara ideal. Namun demikian bila ditinjau darl perseniase kenaikan hasil belajar yang dipengaruhi oleh penerapan prinsip CTL sangat baik. Hal ini tergambar dari peningkatan hasii belajar mahasiswa untuk mata kuliah Fisika Dasar I ielah mencapai 788,87o/o (nilai kemampuan awal 2{,44 menjadi 7Q6). Melalui penerapan prinsip CTL ini,
Tabel 4- Rangkuman Penguiian Hipotesis Sumber
CTL dapat meningkatkan secara sifnifikan, namun belum dapat meningkatkan hasil
57,45"/o (direncanakan
Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan
melakukan penyelidikan, berdiskusi, dan selalu kekurangan wakfu untuk meiakukan diskusi antar kelompok. Peningkatan hasil belajar mencapai
188,78"/o,
namun rata-rata capaian hasil
belajar
mahasiswa beium mencapai 75 (standar
minimal prinsip belajar tuntas). Belum tercapainya standar minimal i75) bukan karena prinsip CTL yang kurang baik, namun karena kemampuan awal mahasisr't-a yang terlalu rendah (24,14). Temuan-temuan penelitian yang relevan dengan penerapan CTL dalam upaya
peningkatan hasil belajar antara lain menunjukkan adanya pengaruh aktivitas clan motivasi terhadap hasil belajar. Sinuraya, dkk (2005) menyimpulkan bahwa penerapan CTL dapat meningkatkan hasil belajar. 'femuan penelitin Rantenai (200f, model pembelajaran
berbasis CTL dapat meningkatkan aniusis beiajar siswa.
Simpulan dan Saran Berdasarkan analisis data' d.an pembahasan hasil penelitian ini maka beberapa kwimpulan penelitian ini dicleskripsikan sebagai berikut : ada perbedaaan yang sigrrifikan hasil belajar Fisika
Dasar I antara kelompok mahasiswa. tahun pertama yang, mendapat pengaturan awal melalui penerapan prinsip CTL dan kelompok mahasiswa yang tidak mendapat pengaturan kemampuan aryal di Jurusan Fisika FlvltPA Unimed (t n** = 6,67 > lnas = 1,,W). Berdasarkan temuan penelitian ini, maka beberapa saran yang dideskripsikan
Jumal Penelitian Bi&ng Penddkan
I Volume I 8 I Nomor
I I Maret ?012
Pengarak ?e*q*tw*n KonamVtwn Aleat d*agan CTL Terh*dap $asil Betqjer frsike l)asar I &fuftesisw*
FM|PA l-tuined
xbagai bedkut
;
F€neraFa$
CTL da at
dtgunakan oleh tim r$ata kuli*h Fisika $asar ssebagai m*dd pwlg*jaran rernedial di awal perkuliahan xnt*k b$*rapa kali pcrtemuan apabila lcmarnpuan awal mahasisw* sansaf $Edah {3 4$ }, o}eh karena itu disarankan
untsk melakukan tes pendahuluan untuk rr:engetahui rfita-rat* ke*arrrp'r.ra* ars"al
rnahasi*wa se&eiusr perkulahm Fisika llasar dirnutrai. F{asil be}ajar Fi.sika Dasar yang dicapai okhlrehasi$n'a Jurusarr Fisilffi FMIFA tlnirned skl*h rnendapat pertakuan perqati*ur aa'al secara ra!ff-rala adsleh ?*,6 {kategori c*kup k*rnpeten}. Capaian tuni b*lum msrrrenrrlii cap*ian hasil betaiar tersebct
bdurn rftercapsi kritcxia n*niffiai prineip belaiar tufttas yaitu 75. Kar*ra its antuk mtrlel$s*rri l,*bih lanjuf *ntang k*kuatsn prinsip CTL ini disarankan bagi Fenctit! laniut derrgan y*ng be*aitan deng*n CTL derrgan disain pengguraan ll.aktu yang *esuaf {waktu ye&S lebih lana) dan kaitannya dengan peningketa$ Srer*ahaman konsep fisika" peningkatan kerrrarnpua* rnemyisuali$asika&
'
Sgrdaxrfuil T*ld Gal'pria a*twk A4snirr*enflcll Efr*t#frtffi Fcr*illirfmn Stufrr|tu fudi Fpi#tprq JfitFihffii. L*;*ran psdltfui fu$ R$tin, ddsk di$it&sn ilrfedan: fi$y{IpA Untrnd. Muly*sq, & {ffi}. &o*rrtuirl Xortuis K#rlrpr$effii. @lkraa leka*a. Nurhadi., fiffi). psrdrMl Kpnf*enlatf
j*kartm Dryrtfficr f*ndHikar
Nadglal Nu+ lt{, tffi}" iUm4kmn &;rl.dcltrtff
$*r*baya: tfnftrereltas
Negeri $ut*baya Si*uraya L dk&. $ffi}. Serrgmr*h Fr:rggrlrmnn SfrrtuSt farb*afimn Si* dtri f,iref *dsxg Mstfdmr pf**s td*r t**wtttp iBsnfqgecftBr
adenya kaiian-kajian ler*hrt akan mernpekaya dan rnernperlela* destnipsi
kpdiknas" {2S03).
Pendefutan Kaut*lsbue! Twrhi*g {Csnt*xfxaf nnd Lwrning), laksttr Defdikrrrr., D{qsn Dihti.
D*gen& I.N., {an Miarso, Y. flg€}. Srer Pegxngm fefuot&gi Pcndidihn Tersryn
ditedti&ffi. t#at I SMIPA Unisred. !., Snrding6q It, dan.snrtupangr
5.
.
Aaml
W). Fe*ngkflhr }:Iaail **Ioiar Na pdepran SsFtaft rlergan hfe*gunakan b,Ml Fernbel*lnran CTt {Cmkrual ?endttng and
$iswa
I€arntns) delara K$K pda S6ne Kdes )fi fp$ S,IA }&geri S lblu. Jrtrltd Mryxr*, trg-AL6S_f4" T*rtsiqrb R* {finilrayq i.B, der Snulingdb K. frffil]. peagm&mr3n* Fwgj*aa err,rn&l $er*na $t,nW forrpi*
qlr*tt
diltmlc tlpryn
Af*kry*
Sdd*nhm Idnn Ts#lir fMIpr{ ilrnhrd. Lspsrsn F€$etritinn RII &*r*r trV ffif&L Sd{k diffittks& FMIpAUldsle4 A{e{*crr
Afitar
!akarta
F* dan Sinuraya, J. tlgsfi. ?a&*atun M del P*rlxtnjwuc Yo&rm |8
Xryra*
dit€rt{Hffin. Mcdarr FMTFA Unirned"
Surusinga,
SitueMdkar
Psiling,&nhlr
R*ntenai, R.
Univer*itas/trUC {Bank D$nia )CgU},
Jwrd ftr*dan
{ffi}.
Mslrcisgp. Tatrrlr. Ftrffrrrw M€Iehri P*mry* I+r*op CTLiks ne*6m*rJ*rryn f@ I{ffidi Fdeir $raiiifih{ dxrr di fur*m* fisfim fJl4lprt tlrsfief tnporan Fr&{giti*n, I}an* Oiliii, Tldnk
Teeri ffegxaif lli*Er* Fembrlaiwaw" kpdikbrg Direktomt Perrdidjkan finggi, ?reyek Pengemhangan Or.rsat
Fasiiitas 'Sersas$
Srsrkr
Sinur:aya,
penerapan CTL di lapangan.
Ilaft*r Pusiaka
dffirfir# fu*uldrrr
fuffi df Fi!fin* IfitF ddafui, I;npamn Ferclit*rn knp Rutin, ?idak
kcnsepl pe*o*lan tirika
ftreativiras rnehasisrva dalar* r*€sn€c*hkan fi$ika)" peningkatan hasil bdalar mahasiswa yang berkaitan dengan aspek psikoxr*tor dan afektif, dan lain sebagainya sehi*gga dengnr
Jtm*a* Fisifut
l9arerX!l?