PENGEMBANGAN MODUL TUTORIAL INTERAKTIF BERBASIS SCAFFOLDING PADA MATERI LISTRIK STATIS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA DASAR II MAHASISWA FISIKA Aning Esty Prayugi, Supriyono Koes H., dan Sentot Kusairi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected] ABSTRAK: Penguasaan konsep fisika calon guru masih rendah. Mahasiswa calon guru fisika dituntut untuk meningkatkan kompetensinya melalui belajar mandiri. Scaffolding diperlukan untuk menuntun mahasiswa belajar secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul tutorial interaktif berbasis scaffolding pada materi listrik statis. Metode penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan Borg dan Gall (1996). Instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk validasi isi materi dan validasi isi media adalah angket dengan skala Likert. Uji coba dilakukan untuk mengukur kelayakan produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk dinyatakan layak namun memerlukan sedikit revisi yang didasarkan pada komentar dan saran. Untuk mengetahui efektifitas dampaknya, disarankan untuk dilakukan uji coba secara luas. Kata kunci: modul tutorial interaktif, scaffolding, penguasaan konsep
Banyaknya konsep dasar fisika yang harus disampaikan dalam matakuliah Fisika Dasar menuntut mahasiswa untuk belajar secara mandiri. Selain itu, pemberian tutorial diperlukan dalam mengatasi kesulitan belajara mahasiswa (Koes H., dkk, 2011). Pemberian tutorial tidak selamanya efektif karena keterbatasan waktu dan tutor, sehingga diperlukan adanya modul yang dapat menuntun mahasiswa belajar mandiri tanpa harus tatap muka dengan dosen ataupun tutor. Tuntunan belajar sangat diperlukan untuk membantu tutee belajar mandiri sehingga tutee benar-benar belajar. Scaffolding atau tuntunan dapat membantu mahasiswa dalam mengatasi kesulitan belajarnya. Pengemasan modul dalam bentuk interaktif juga dapat memberikan balikan secara langsung kepada mahasiswa, sehingga terjadi komunikasi dua arah. Modul tutorial interaktif berbasis scaffolding menawarkan modul yang berisi uraian materi dan latihan soal yang berjenjang sehingga mahasiswa dapat menge-tahui tingkat penguasaan konsepnya. Modul dikemas secara interaktif,
sehingga akan terjadi komunikasi dua arah. Pemberian balikan dalam modul ini berupa scaffolding tertulis yang ditampilan dalam bentuk konseptual dan visual. Scaffolding yang disajikan dalam latihan soal diharapkan dapat menuntun mahasiswa yang mengalami kesulitan belajar. Dengan modul tutorial interaktif, mahasiswa diharapkan dapat belajar secara mandiri dan mengetahui tingkat penguasaan materi melalui tes yang disajikan pada akhir modul. Modul Tutorial Interaktif Modul dalam Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Departemen Pendidikan Nasional 2008 harus memiliki petunjuk penggunaan, uraian materi, latihan, dan penilaian. Pengemasan produk secara interaktif dapat membuat pengguna mudah memperlajari materi (Liu & Shrum, 2002). Sesuai dengan prinsip tutorial, yaitu kemandirian, penciptaan tutorial yang interaktif sangat diperlukan dalam proses tutorial karena dirasa sangat efisien. Interaksi dalam tutorial sangat penting pada pembelajaran tutorial. Namun interaksi atau komunikasi tidak selamanya harus melalui tatap muka antara tutor dan tutee. Model tutorial seperti ini dapat dilakukan melalui tutorial interaktif dengan bantuan komputer. Tutorial interaktif semacam ini dapat menyampaikan materi dan latihan soal, sehingga tutee dapat meresponnya melalui modul interaktif. Tutorial semacam ini banyak dikembangkan untuk pembelajaran jarak jauh.
Scaffolding Scaffolding merupakan metode pembelajaran yang didasarkan pada konsep Vygotsky. Menurut Girodano (1996) dalam Koes H (2012: 22), scaffolding terdiri atas empat jenis utama, yakni: scaffold tertulis, scaffold visual, scaffold oral, dan scaffold pengambilan keputusan. Dalam prakteknya pemberian scaffolding dapat dikombinasikan atau berdiri sendiri. Seperti scaffod tertulis dipadu dengan scaffold pengambilan keputusan ataupun scaffold visual yang dipadu scaffold oral. Pemberian scaffolding sebaiknya juga dikurangi seiring dengan pergeseran tingkat
kemampuan. Hal ini sebaiknya dilakukan untuk mengurangi ketergantungan anak terhadap bantuan yang biasanya diberikan, sehingga dapat tercipta kemandirian dan kepercayaan diri pada diri anak. scaffolding sangat memiliki peran dalam pembelajaran yakni, dapat digunakan sebagai penilaian diri (selfassessment), sehingga
anak
dapat
mengukur
seberapa
jauh
kemampuannya
dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan (Langford: 2005,128). Modul tutorial ini menggunakan scaffolding tulis yang terdiri atas scaffolding konseptual dan visual. Penguasaan Konsep Konsep merupakan pemikiran abstrak dari permasalahn yang kongkret. Bourne (1966) menjelaskan bahwa konsep dapat muncul ketika dua atau lebih objek yang berbeda atau peristiwa, yang diklasifikasikan secara bersama-sama didasarkan pada ciri umumnya atau sifatnya (Frayer et al, 1969). Dengan demikian, konsep sejatinya merupakan suatu abstraksi dari objek objek atau peristiwa-peristiwa yang diklasifikasikan berdasarkan sifat atau ciri umum yang sama. Konsep terdiri atas atribut-atribut yang releven atau tidak relevan dengan konsep itu sendiri. Konsep biasanya memiliki memiliki nama dan terkadang dijelaskan secara struktural, operasional, dan aksiomatis (Frayer et al, 1969). Flavell (1970) dalam Dahar (2011: 62-63) menyebutkan bahwa konsepkonsep dapat dibedakan menjadi tujuh dimensi, yakni atribut, struktur, keabstrakan, keinklusifan, generalitas, ketepatan, dan kekuatan. Dimensi atribut memiliki makna bahwa konsep mempunyai sejumlah atribut yang berbeda termasuk atribut yang releven dan tidak relevan. Sebagai contoh sepeda, sepeda haruslah memiliki roda serta rangka penyangga dan atribut tidak relevan antara lain rem dan lampu. METODE Penelitian menggunakan rancangan penelitian dan pengembangan Borg dan Gall (1996). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk dan menguji kelayakan produk. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan modul tutorial ini meliputi lima tahap yakni penelitian dan pengumpulan informasi, perencanaan, pengembangan produk tahap awal, uji coba produk terbatas, dan revisi produk.
Subjek uji coba dalam penelitian ini meliputi dua dosen validator dan subjek uji coba terbatas meliputi 12 mahasiswa fisika UM yang sedang menempuh matakuliah fisika dasar II. Intrumen validasi dan uji coba terbatas adalah angket dengan skala Likert. Intrumen uji coba meliputi 1) instrumen validasi isi materi, 2) intrumen validasi isi media, dan 3) instrument uji coba terbatas. Data tang diperoleh dlam penelitian ini adalah data kuantitaif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari penilaian validator dan subjek uji coba terbatas. Data kualitatif diperoleh berdasarkan komentar dan saran validator dan subjek uji kelayakan. Data kuantitatif yang diperoleh dianalisis dengan metode rata-rata. Berdasarkan jawaban rata-rata yang diperoleh kemudian ditentukan kelayakan produk yang dikembangkan berdasarkan kriteria (Sugiyono, 2010). Hasil Pengembangan Penelitian ini diawali dengan studi pendahuluan yang meliputi studi lapangan dan studi pustaka untuk mengetahui modul tutorial apa yang telah dikembangkan dan efektifitas tutorial dalam menunjung kegiatan belajara mahasiswa. Tahap selanjutnya adalah penyusunan draft materi produk seperti Tabel 1. Tabel 1. Cuplikan Butir Soal Latihan pada Materi Medan Listrik
No
Level
Indikator soal
6
1
Menjelaskan besar medan listrik pada muatan uji.
Kognitif Soal domain C2 Muatan uji sebesar 4 C terletak 3 nm dari muatan sumber yang bermuatan 8 C . Jika muatan uji tersebut diganti dengan muatan lain sebesar 2 C , maka besar medan listrik dialami muatan tersebut adalah... A. 2 x 1033 N/C B. 4 x 1033 N/C C. 8 x 1033 N/C D. 16 x 1033N/C E. 24 x 1033 N/C
Scaffolding dan uraian jawaban Scaffolding i. Persamaan besar medan listrik, Ek
Q r2
ii. Q merupakan muatan sumber Uraian jawaban: (C) Ek
Q r2
9 10 9
8
3n 2
8 10 33 N / C
Tahap selanjutnya adalah penyusunan storyboard seperti pada Tabel 3 berikut.
Tabel 2. Story Board Produk Pengembangan No
Page
2
home
Gambaran page
Keterangan -
-
Menyediakan delapan menu bagi pengguna modul tutorial interaktif yakni “Creator”, “Petunjuk Penggunaan”, “Tentang produk”, “Level A”. “ Level B”, “ Level C”, “Level D”, dan “Test Komprehensif “. Terdapat icon “exit” untuk keluar dari program
Produk yang dihasilkan merupakan modul tutorial interaktif, sehingga produk ini juga harus memenuhi karakteristik modul yakni adanya petunjuk penggunaan produk, uraian materi, latihan, dan assesment. Modul ini terdiri dari empat submateri listrik statis yakni medan listrik, hukum gauss, potensial listrik, dan kapasitansi & dielektrik. Setiap submateri terdiri dari uraian materi dan latihan soal. Latihan soal terdiri dari dua level soal yakni level 1 dan level 2. Level 1 terdiri dari 10 nomor soal dan level 2 terdiri dari 5 nomor soal. Pada akhir modul disajikan test komprehensif untuk mengetahui ketercapaian materi listrik statis dan disertai test remidi bagi mahasiswa yang tidak lolos passing grade. Langkah terakhir dari pengembangan produk ini adalah meng-convert story board dalam bentuk aplikasi. Berikut disajikan cuplikan deskripsi produk pengembangan.
a.
Page Home Page home ini dibuat dengan bantuan Autoplay 7.0 yang berfungsi untuk
meload tutorial dan test komprehensif. Pada page ini terdapat delapan menu yakni “ Creator”, “Petunjuk Penggunaan”, “Tentang Produk”, “Level A”, “Level B”, “Level C”, “Level D”, dan “Test komprehensif”. b.
Slide Level Silde level ini dibuat dengan bantuan Microsoft Office Powerpoint 2010.
Pada slide ini terdapat tombol materi dan tombol latihan soal. Tombol latihan soal ini dapat terbuka jika pengguna sudah menyelasaikan materi. c.
Slide Materi Silde ini merupakan lanjutan dari slide level dan sub materi. Level ini
berisi ringkasan materi. d.
Slide soal latihan dan scaffloding Slide ini berisi berisi soal latihan pilihan ganda dan informasi tentang level
dan nomor soal. Pada bagian kiri slide terdapat lima tombol pilihan jawaban yang harus dipilih oleh tutee. Jika tutee salah menjawab maka secara otomatis akan keluar bantuan (scaffolding) untuk mengerjakan soal tersebut. Bantuan akan muncul dua kali, sehingga pada setiap soal latihan pengguna mendapat tiga kali ke-sempatan menjawab. e.
Silde pembahasan Slide ini menginformasikan pembahasan jawaban dari soal latihan. Slide
ini akan muncul jika kesempatan tutee dalam menjawab soal latihan telah habis. Slide ini berisi kunci jawaban dan pembahasan jawaban setiap soal latihan. f.
Scene soal test komprehensif Scene ini berikan soal komprehensif dengan warna background hitam dan
layer putih transparan. Pada bagian kanan bawah terdapat tombol A, B, C, D, dan E yang harus dipilih oleh pengguna untuk menjawab soal test komprehensif.
g.
frame nilai test Frame ini berisikan informasi tentang skor test komprhensif dan balikan
remidi atau tidaknya pengguna. Pada frame ini terdapat “ Skor Anda:” yang menginformasikan skor test pengguna dan balikan “MAAF” jika skor anda kurang dari passing grade dan “SELAMAT” jika anda lolos passing grade. Selain itu terdapat balikan “Anda harus remidi” dan “ Anda tidak remidi”. Jika pengguna mendapat balikan “Anda harus remidi” maka pengguna harus menekan tombol “NEXT” untuk masul ke remedial test. Sedangkan ketika pengguna mendapat balikan “ Anda tidak remidi” jika pengguna menekan tombol “NEXT” maka pengguna akan masuk ke scenehome test komprehensif dan bisa keluar dari menu test komprehensif untuk masuk kembali ke home modul tutorial. ANALISIS DATA Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil validasi ini media, validasi ini materi, dan uji coba terbatas dianalisis dengan metode rata-rata. Setelah dilakukan analisis, produk ini termasuk dalam kriteria baik. REVISI PRODUK Revisi produk didasarkan pada data kualitatif yang diperoleh dari komentar dan saran validator. Revisi produk dilakukan pada perbesaran ukuran font yang digunakan. KAJIAN DAN SARAN Kajian Produk akhir hasil pengembangan pada penelitian ini adalah modul tutorial interaktif berbasis scaffolding pada materi listrik statis. produk memiliki spesifikasi antara lain, 1) modul tutorial ini bersifat interaktif sehingga dikemas dalam bentuk aplikasi atau software bukan cetak, 2) modul tutorial ini disertai uraian materi dan latihan soal, 3) latihan soal dikembang ber-basis scaffolding sehingga dalam penyajiannya muncul bantuan jawaban jika tutee salah dalam menjawab, 4) scaffolding yang dikembangkan dapat membantu tutee yang
mangalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan, dan 5) produk disertai test komprehensif untuk mengukur kemampuan tutee setelah mempelajari modul tutorial ini. Modul tutorial interaktif yang dikembangkan memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan modul tutorial interaktif ini adalah 1) latihan soal yang dikembangkan disertai scaffolding sehingga dapat menuntun pengguna yang mengalami kesulitan dalam menjawab latihan soal, 2) terdapat 60 butir soal latihan sehingga tutee memiliki referensi latihan soal yang banyak, 3) dapat membantu mahasiswa untuk belajar mandiri tanpa harus tatap muka dengan dosen ataupun tutor mengingat kurang proporsionalnya jumlah tatap muka ketika kuliah dengan materi yang diharus dipelajari pada matakuliah Fisika Dasar II. Kekurangan modul tutorial interaktif ini adalah 1) data base skor hasil test komprehensif tidak dapat terekam setelah keluar dari aplikasi, sehingga apabila tutee ingin mencoba lagi belajar dengan tutorial ini harus mengulang dari awal, 2) terbatas pada materi listrik statis, 3) hanya diujicobakan satu kali sehingga belum diketahui efektifitas penggunaan modul tutorial interaktif ini dibandingkan yang tidak belajar dengan modul tutorial interaktif ini. Saran Saran yang dapat dikemukan terkait dengan penelitian dan pengembangan terhadap produk ini sebagai berikut. Pertama, perlu dilakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut terhadap modul tutorial interaktif untuk materi lain. Kedua, perlu dilakukan uji coba secara menyeluruh kepada mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Fisika Dasar II untuk menguji efektifitas penggunaan produk ini. Ketiga, perlu dikembangkan modul yang dapat menyimpan data base dan kronologi user, sehingga jika pengguna keluar dari aplikasi dan masuk lagi ke aplikasi tidak perlu mengulang dari awal. Keempat, penggunaan modul tutorial ini sebaiknya menggunakan spesifikasi PC atau laptop 64 bit. Kelima, pengguna sebaiknya sudah memiliki swf player agar modul dapat digunakan secara maksimal.
DAFTAR RUJUKAN Dahar, R.W. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Ding, L., Reay, N., Lee, A. & Bao, L. 2011. Exploring the Role of Conceptual Scaffolding in Solving Synthesis Problems. Journal of Physical Education Research, (online), 7: 020109, (http://www.aps.org), diakses 5 September 2012. Direktorat Pembina Sekolah Menengah Atas. 2008. Pedoman Penyusunan Bahan Ajar. Departemen Pendidikan Nasional. Frayer, D.A., Fredick, W.C. & Klausmeier, H.J. 1969. A Schema for Testing the Level of Concept Mastery. Working paper No.16. (online). (http://brainimaging.waisman.wisc.edu), diakses 8 Oktober 2012. Koes H, S., Suwasono, P. & Supramono, E. 2011. Pengembangan Paket Scaffolding Berbasis Pembelajaran Kooperatif untuk meningkatkan Kompetensi Fisika Calon Guru SMA. Laporan Hibah Bersaing Perguruan Tinggi 2011. Malang: LP2M UM. Koes H., S. 2012. Pengaruh Strategi Scaffolding-Kooperatif dan Pengetahuan Awal Terhadap Prestasi Belajar dan Sikap Terhadap Matakuliah Fisika Dasar. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPS UM. Langford, P.E. 2005. Vygotsky’s Developmental and Educational Psychology. New York: Pcychology Press. Dari enbookfi, (online) (http://www. enbookfi.org), diakses 10 September 2012. Sugiyono. 2010. MetodePenelitianPendidikanpendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta