FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KEKAYAAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
ANGGI RIZKIANCI 110462201240 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pelatihan, Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi dan Teknologi Informasi terhadap Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Jenis data adalah data primer. Metode pengambilan sampel menggunakan Rumus Slovin. Pengumpulan data menggunakan survei kuesioner kepada 43 pegawai Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelatihan, Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi dan Teknologi Informasi secara simultan berpengaruh positif terhadap kesiapan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. Variabel Pelatihan, Sumber Daya Manusia dan Komitmen Organisasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan, tetapi Teknologi Informasi secara parsial berpengaruh terhadap kesiapan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. Hasil penelitian ini juga mengemukakan bahwa variabel independen mampu mempengaruhi kesiapan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual hanya sebesar 17.7%, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti didalam penelitian ini.
Kata Kunci : Pelatihan, Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi, Teknologi Informasi, Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual . PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Terbitnya Peraturan Pemerintahan (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual, diharapkan akan memberikan kualitas informasi pelaporan keuangan pemerintah yang lebih baik. Dasar hukum dalam penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
1 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) tersebut disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam rangka peningkatan kualitas informasi pelaporan keuangan pemerintah dan untuk menghasilkan pengukuran kinerja yang lebih baik serta memfasilitasi manajemen keuangan atau aset yang lebih transparan dan akuntabel maka, perlu penerapan akuntansi berbasis akrual yang merupakan best practice di dunia internasional (Anggota IKAPI, 2013:447). Pada tahun 2015, seluruh instansi pemerintah pusat maupun daerah harus melakukan penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual (accrual basis) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010. Untuk menghasilkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang berkualitas, pemerintah daerah harus berusaha untuk menjadi yang lebih baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kesiapan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual adalah pertama masalah kurangnya keikutsertaan pelatihan para aparatur mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. Kedua kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas. Ketiga komitmen organisasi, Seberapa jauh para aparatur daerah melibatkan dirinya dalam melaksanakan tugas-tugasnya di organisasi tersebut dengan kesungguhan dari diri sendiri. Komitmen organisasi yang terdapat di dalam diri seseorang sangat dibutuhkan, untuk memberikan yang terbaik dalam bekerja. Dan yang keempat teknologi informasi, dimana teknologi informasi ini sangat membantu seseorang ketika melakukan pekerjaan.
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah sebagai berikut : 1. Apakah pelatihan berpengaruh secara parsial terhadap kesiapan penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual pada BPKKD pemerintah provinsi kepulauan riau? 2. Apakah sumber daya manusia berpengaruh secara parsial terhadap kesiapan penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual pada BPKKD pemerintah provinsi kepulauan riau? 3. Apakah komitmen organisasi berpengaruh secara parsial terhadap kesiapan penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual pada BPKKD pemerintah provinsi kepulauan riau? 4. Apakah teknologi informasi berpengaruh secara parsial terhadap kesiapan penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual pada BPKKD pemerintah provinsi kepulauan riau? 5. Apakah pelatihan, sumber daya manusia, komitmen organisasi dan teknologi informasi berpengaruh secara simultan terhadap kesiapan
2 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual pada BPKKD pemerintah provinsi kepulauan riau? Tujuan Penelitian Sesuai permasalah diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan secara parsial terhadap kesiapan penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual pada BPKKD pemerintah provinsi kepulauan riau. 2. Untuk mengetahui pengaruh sumber daya manusia secara parsial terhadap kesiapan penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual pada BPKKD pemerintah provinsi kepulauan riau. 3. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi secara parsial terhadap kesiapan penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual pada BPKKD pemerintah provinsi kepulauan riau. 4. Untuk mengetahui pengaruh teknologi informasi secara parsial terhadap kesiapan penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual pada BPKKD pemerintah provinsi kepulauan riau. 5. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan, sumber daya manusia, komitmen organisasi dan teknologi informasi secara simultan terhadap kesiapan penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual pada BPKKD pemerintah provinsi kepulauan riau. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kajian Pustaka Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual dan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 37 Tahun 2012 tentang pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pemerintah daerah diharapkan dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Menurut Halim dan Kusufi (2013:225), Standar akuntansi adalah acuan dalam penyajian laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak di luar organisasi yang mempunyai otoritas tertinggi dalam kerangka akuntansi berterima umum. Menurut Anggota IKAPI (2013), Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual adalah Standar Akuntansi Pemerintahan yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) adalah komite sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang bertugas menyusun SAP.
3 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Laporan pelaksanaan anggaran yang berbasis kas terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Bagi Entitas Pelaporan di Pemerintah Pusat). Laporan finansial yang berbasis akrual terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Pelatihan Pelatihan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak pemerintah ataupun swasta untuk memberikan wawasan kepada peserta pelatihan dalam meningkatkan kemampuan. Pelatihan biasanya dilakukan dalam waktu yang singkat dengan menggunakan dana akomodasi yang tidak murah. Pelatihan berguna bagi para karyawan dalam memperdalami pengetahuan.
Sumber Daya Manusia Menurut Sutrisno (2014:3-4), Sumber daya manusia adalah merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karya (rasio, rasa dan karsa). Semua potensi Sumber Daya Manusia tersebut berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam mencapai tujuan. Bagaimanapun majunya teknologi, perkembangan informasi, tersedianya modal dan memadainya bahan, jika tanpa Sumber Daya Manusia sulit bagi organisasi itu untuk mencapai tujuannya. Semula Sumber Daya Manusia merupakan terjemahan dari “human resources”, namun ada pula ahli yang menyamakan Sumber Daya Manusia dengan “manpower” (tenaga kerja).
Komitmen Organisasi Menurut Luthans (2006:248-250) meskipun kepuasan kerja mendapat banyak perhatian di banding semua sikap yang berhubungan dengan pekerjaan, namun komitmen organisasi juga semakin banyak dibahas dalam buku perilaku organisasi. Meskipun kepuasan berkaitan dengan sikap karyawan terhadap pekerjaan, dan komitmen berkaitan dengan level organisasi, tetapi hubungan yang kuat anatara kepuasan kerja dan komitmen organisasi telah diketahui selama bertahun-tahun. Ada banyak karyawan yang puas dengan pekerjaan mereka, tetapi mereka tidak menyukai banyaknya birokrasi organisasi dimana mereka bekerja, atau teknisi perangkat lunak tidak puas dengan pekerjaannya, tetapi tetap menjalankan visi perusahaan berteknologi tinggi.
4 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Teknologi Informasi Menurut Kadir (2014), Teknologi Informasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisis dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan dan gambar. Teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemprosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data. Pengembangan Hipotesis Pelatihan berpengaruh terhadap Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada BPKKD Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Pelatihan adalah dimana seseorang dapat menambah wawasan dan ilmu yang telah diberikan agar seseorang tersebut dapat mempergunakan ilmunya pada saat bekerja. Pelatihan berpengaruh terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual dikarenakan dapat memberikan suatu pemahaman dan dapat menambah kualitas diri seseorang. Pelatihan sangat membantu seseorang mengetahui sesuatu hal yang diketahui maupun yang tidak diketahui. Dimana didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kusuma (2013), menyatakan bahwa pengujian pengaruh variabel pelatihan staf keuangan terhadap tingkat penerapan akuntansi akrual secara parsial berpengaruh secara signifikan. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas peneliti menduga bahwa H1 : Pelatihan berpengaruh terhadap kesiapan pemerintah daerah dalam menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada BPPKD pemerintah provinsi kepulauan riau.
Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada BPKKD Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Menurut Arikunto (2011:85), Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci paling penting dalam menegakkan reformasi di bidang ekonomi, yaitu dengan menciptakan SDM yang unggul berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global di bidang ketenagakerjaan yang selama ini di abaikan. Sumber daya manusia berpengaruh terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual dikarenakan sumber daya manusia sangat diperlukan dalam sebuah instansi/perusahaan. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diharapkan oleh instansi/perusahaan. Dimana didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Aritonang (2009), hasil penelitian menunjukkan bahwa Sumber daya manusia memiliki pengaruh positif tetapi tidak
5 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
signifikan terhadap keberhasilan penerapan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005. Kemudian didukung oleh Romilia (2011) yang menemukan bahwa sumber daya manusia, disimpulkan tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Selanjutnya dipertegas oleh penelitian Adventana dan kurniawan (2014), yang menemukan bahwa sumber daya manusia secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas peneliti menduga bahwa: H2 : Sumber daya manusia berpengaruh terhadap kesiapan pemerintah daerah dalam menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada BPPKD pemerintah provinsi kepulauan riau.
Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada BPKKD Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Menurut Ardiansyah (2012), salah satu penyebab kelemahan penyusunan Laporan Keuangan pada beberapa Kementerian/Lembaga adalah lemahnya komitmen pemimpin satuan kerja khususnya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penerima dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan. Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual dikarenakan komitmen organisasi sangat dibutuhkan dalam sebuah instansi/perusahaan. Seseorang berkeinginan kuat untuk berusaha sesuai dengan keinginan organisasi dan memiliki keyakinan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang baik. Dimana didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Adventana dan kurniawan (2014), yang menemukan bahwa komitmen organisasi secara parsial berpengaruh terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas peneliti menduga bahwa: H3 : Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kesiapan pemerintah daerah dalam menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada BPPKD pemerintah provinsi kepulauan riau.
Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada BPKKD Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kadir, (2014) mendefinisikan teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Teknologi informasi berpengaruh terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual dikarenakan dalam sebuah
6 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
instansi/perusahaan membutuhkan peralatan elektronika terutama komputer, yang mana komputer dapat menyimpan data, menganalisis dan lain sebagainya. Dimana didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kusuma (2013) kualitas teknologi informasi tidak ada pengaruh signifikan terhadap tingkat penerapan akuntansi akrual. Penelitian terdahulu yang terdapat dalam penelitian Adventana dan Kurniawan (2014), Teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas peneliti menduga bahwa: H4 : Teknologi informasi berpengaruh terhadap kesiapan pemerintah daerah dalam menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada BPPKD pemerintah provinsi kepulauan riau.
Pelatihan, Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi dan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada BPKKD Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Berdasarkan dugaan seluruh hipotesis secara parsial berpengaruh positif, maka dapat dikatakan bahwa secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dengan hipotesis sebagai berikut: H5 : Pelatihan, Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi dan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap kesiapan pemerintah daerah dalam menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada BPPKD pemerintah provinsi kepulauan riau.
METODOLOGI PENELITIAN Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel merupakan penjelasan mengenai pengertian teoritis variabel sehingga dapat diamati dan diukur dan parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Variabel Dependen (Y) Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Akuntansi akrual dianggap lebih baik dari pada akuntansi kas. Teknik akuntansi berbasis akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya lebih akurat, komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Basis akrual diterapkan agak berbeda antara proprietary fund (full accrual) dengan governmental fund (modified accrual) karena biaya (expense) diukur dalam proprietary fund (Mardiasmo, 2009).
7 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Variabel Independen (X) 1. Pelatihan (X1) Pelatihan adalah suatu proses dimana seseorang mendapatkan wawasan pengetahuan, keterampilan dan mampu melaksanakan tanggungjawabnya sebaik mungkin. 2. Sumber Daya Manusia (X2) Menurut Arikunto (2011), Sumber Daya Manusia adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (nonmaterial/nonfinansial) dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan nonfisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi. 3. Komitmen Organisais (X3) Menurut Fahmi (2013:1), Organisasi adalah sebagai sebuah wadah yang memiliki multi peran dan didirikan dengan tujuan mampu memberikan serta mewujudkan keinginan berbagai pihak, dan tidak terkecuali kepuasan bagi pemiliknya. 4. Teknologi Informasi (X4) Secara lebih umum, menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis. Mikrokomputer, komputer mainframe, pembaca barcode, perangkat lunak pemproses transaksi, perangkat lunak lembar kerja (spreadsheet), dan peralatan komunikasi dan jaringan merupakan contoh teknologi informasi (Kadir, 2014). Populasi Penelitian Menurut Sugiyono (2013:115), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang bekerja pada BPKKD di Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 88 PNS dan 30 PTT dengan total 118.
8 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Sampel penelitian Teknik penarikan sampel dari populasi ini adalah dengan menggunakan rumus slovin. Menurut Noor (2013), Cara menentukan jumlah elemen/anggota sampel dari suatu populasi dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut : N n= 1 + (N x e²)
Dimana : n = Jumlah elemen/anggota sampel N = Jumlah elemen/anggota populasi e = Error level (tingkat kesalahan) (catatan : umumnya digunakan 1% atau 0.01, 5% atau 0,05, dan 10% atau 0,1) (catatan dapat dipilih oleh peneliti) 118 n= 1 + (118 x 0,1²)
n = 54,13 dibulatkan menjadi 54 n = 54 Responden Pengukuran Variabel Masing-masing variabel diukur dengan model Skala Likert (1-5) yaitu mengukur suatu sikap dengan menyatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap pernyataan yang diajukan. Statistik Deskriptif Menurut Ghozali (2013:19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewnee (kemencengan distribusi). Uji Kualitas Data Uji kualitas data dalam penelitian ini terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. a. Uji Validitas Menurut Noor (2013:132), Validitas/kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur. Validitas ini menyangkut akurasi instrument. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut itu valid/sahih, maka perlu diuji dengan
9 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
uji korelasi antara nilai (score) tiap-tiap butir pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. b. Uji Reliabilitas Menurut Augustine dan Kristaung (2013:70), Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap setiap konstruk atau variabel yang digunakan dalam penelitian. Uji Asumsi Klasik Sebagai konsekuensi pengguna analisis statistik parametik, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik. Hal tersebut dimaksudkan untuk menguji bahwa tidak terdapat bias pada nilai estimator dari model yang digunakan dalam penelitian (Sangadji dan Sopiah 2010:249). Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. Uji Normalitas Menurut Erlina (2011:101) dalam buku Metodelogi Penelitian, uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemeilihan analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametik, dan jika tidak normal, gunakan statistik nonparametik atau lakukan treatment agar data normal. Uji Multikolonieritas Menurut Elrina (2011:103) dalam buku Metodelogi Penelitian, Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji Heteroskedastisitas Menurut Erlina (2011:106), Salah satu asumsi yang penting dari model regresi linear adalah variabel residual bersifat homokedasitas atau bersifat konstan. Umumnya heterokedastisitas sering terjadi pada model yang menggunakan data silang waktu (cross section) daripada data runtut waktu (time series). Hal ini bukan berarti model yang menggunakan data runtut waktu bebas dari heterokedastisitas. Pengujian Hipotesis Uji F (Uji Simultan) Menurut Priyatno (2012), uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Prosedur pengujiannya sebagai berikut: 1. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternative H0 : b1 = b2 = b3 = 0
10 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Artinya pelatihan, sumber daya manusia, komitmen organisasi dan teknologi informasi secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 Artinya pelatihan, sumber daya manusia, komitmen organisasi dan teknologi informasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual. 2. Menentukan taraf signifikansi Taraf signifikansi menggunakan 0.05 3. Menentukan F hitung dan F tabel Nilai F tabel dapat dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0.05 df1=k1 df2=n-k (k adalah jumlah variabel) 4. Pengambilan keputusan F hitung ≤ F tabel jadi Ho diterima F hitung ˃F tabel jadi Ho ditolak Pengambilan keputusan berdasar signifikansi adalah sebagai berikut : Signifikansi ˃ 0.05 jadi Ho diterima Signifikansi ≤ 0.05 jadi Ho ditolak Uji t (Uji Parsial) Menurut Priyatno (2012), Uji T digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Prosedur pengujiannya sebagai berikut : 1. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternative H0 : b1 = 0 Artinya pelatihan, sumber daya manusia, komitmen organisasi dan teknologi informasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Ha : b1 ≠ 0 Artinya pelatihan, sumber daya manusia, komitmen organisasi dan teknologi informasi secara parsial berpengaruh terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual. 2. Menentukan taraf signifikansi Taraf signifikansi menggunakan 0.05 3. Menentukan T hitung dan T tabel Nilai T tabel dapat dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0.05/2 = 0.025 (uji 2 sisi) df1=n-k-1 df2=n-k (k adalah jumlah variabel) 4. Pengambilan keputusan T hitung ≤ T tabel atau –T hitung ≥ -T tabel jadi Ho diterima T hitung ˃ T tabel atau –T hitung ˂ -T tabel jadi H0 ditolak Pengambilan keputusan berdasar signifikansi adalah sebagai berikut : Signifikansi ˃ 0.05 jadi Ho diterima Signifikansi ≤ 0.05 jadi Ho ditolak
11 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Koefisien Determinasi (R²) Menurut Priyatno (2012:55), Koefisien determinasi (R²) adalah untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (pelatihan, sumber daya manusia, komitmen organisasi, dan teknologi informasi) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini populasi yang terdapat dalam penelitian ini yaitu seluruh PNS/PTT. Kuesioner yang dapat digunakan hanya 43 Kuesioner. Kuesioner yang tidak dapat digunakan yaitu 11 Kuesioner karena data tidak lengkap Jenis kelamin responden Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Persentase
Perempuan
26
60.47%
Laki-Laki
17
39.53%
Total
43
100%
Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berjenis kelamin Perempuan yaitu sebanyak 26 orang atau 60.47% dan sisanya berjenis kelamin Laki-Laki sebanyak 17 orang atau 39.53% Umur Responden Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia Usia
Jumlah Responden
Persentase
< 25
6
13.95%
26 s/d 30
15
34.88%
31 s/d 35
14
32.56%
36 s/d 40
5
11.63%
41 Keatas
3
6.98%
Total
43
100%
12 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berumur 26 s/d 30 tahun. Umur paling kecil yaitu <25 tahun dan yang paling besar yaitu 41tahun keatas. Lama Bekerja Responden Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja
Jumlah Responden
Persentase
< 3 Tahun
3
6.98%
4-6 Tahun
16
37.21%
7-10 Tahun
15
34.88%
>11 Tahun
9
20.93%
Total
43
100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden lama bekerja 4-6 atau 7-10 tahun. Lama bekerja paling kecil yaitu <3 tahun dan yang paling besar yaitu lebih dari 11tahun. Pendidikan Responden Klasifikasi Responden Latar Belakang Pendidikan terakhir Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Persentase
Akuntansi
26
60.47%
Non Akuntansi
17
39.53%
Total
43
100%
Berdasarkan table 4.5 dapat dilihat bahwa mayoritas responden berlatar belakang pendidikan terakhir akuntansi yaitu sebanyak 26 orang atau 60.47% dan sisanya berlatar belakang pendidikan non akuntansi sebanyak 17 orang atau 39.53%. Statistik Deskriptif Deskriptif variabel digunakan untuk mendapatkan informasi awal dalam menganalisis jawaban responden. Berikut ini adalah hasil statistik deskriptif dari data yang digunakan didalam penelitian ini.
13 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
PELATIHAN
43
16.00
25.00
20.0930
1.87482
SDM
43
13.00
24.00
19.1628
2.34957
KO
43
15.00
25.00
20.0465
1.99945
TI
43
14.00
20.00
16.5349
1.63807
SAP
43
11.00
20.00
15.4419
1.88101
Valid N (listwise)
43
Sumber : Data olah SPSS, (2016) Dari tabel statistik deskriptif menunjukkah bahwa variabel Pelatihan (XI) dari 43 responden terdapat nilai minimum (terkecil) adalah 16, nilai maximum (terbesar) adalah 25 dan nilai mean (rata-rata) adalah 20,0930. Variabel Sumber Daya Manusia (X2) terdapat nilai minimum (terkecil) adalah 13, nilai maximum (terbesar) adalah 24 dan nilai mean (rata-rata) adalah 19.1628. Variabel Komitmen Organisasi (X3) terdapat nilai minimum (terkecil) adalah 15, nilai maximum (terbesar) adalah 25 dan nilai mean (rata-rata) adalah 20.0465. Variabel Teknologi Informasi (X4) terdapat nilai minimum (terkecil) adalah 14, nilai maximum (terbesar) adalah 20 dan nilai mean (rata-rata) adalah 16,5349. Variabel Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual (Y) terdapat nilai minimum (terkecil) adalah 11, nilai maximum (terbesar) adalah 20 dan nilai mean (rata-rata) adalah 15.4419.
Uji Kualitas Data Uji Validitas Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df)=n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung ˃ r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2013:53). Dari hasil analisis secara keseluruhan variabel telah didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Nilai tersebut dibandingkan dengan nilai rtabel pada signifikansi 0.05 dengan uji dua sisi dan jumlah data (n) = 43 responden dengan rumus perhitungan mencari r-tabel (df = N-2) (df = 43-2=41), nilai r-tabel adalah 0.3008. Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan didapat nilai r-hitung ˃ r-tabel, dengan ini disimpulkan bahwa butir-butir instrument penelitian tersebut valid. Uji Reliabilitas Kriteria pengujian dilakukan dengan melihat koefisien Cronbach’s Alpha yang dapat diartikan sebagai hubungan positif antara pertanyaan satu dengan yang
14 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
lainnya. Suatu instrument penelitian dinyatakan reliable jika memiliki nilai Alpha berkisar antara 0.60-0,70. Dasar pengambilan keputusan adalah jika cronbach’s Alpha ˃ 0,60 yaitu construct reliable dan jika cronbach’s Alpha ˂ 0,60 yaitu construct not reliable. (Augustine dan Kristaung, 2013:72). Berdasarakan hasil pengujian reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa variabel Pelatihan (X1) memiliki koefisien alpha 0.619 ˃ 0.60, variabel Sumber Daya Manusia (X2) memiliki Koefisien alpha 0.721 ˃ 0.60, variabel Komitmen Organisai (X3) memiliki Koefisien alpha 0.651 ˃ 0.60, variabel Teknologi Informasi (X4) memiliki Koefisien alpha 0.717 ˃ 0.60, dan variabel Kesiapan Penerapan SAP Berbasis Akrual (Y) 0.612 ˃ 0.60. Dapat dikatakan semua pengukuran masing-masing variabel dalam kuesioner tersebut adalah reliable sehingga layak untuk digunakan sebagai alat ukur pada penelitian ini.
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Menurut Ghozali (2013:160-161), Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram ang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji Normalitas
Sumber : Data diolah SPSS (2016)
15 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa data memiliki distribusi normal, sebab data tersebut membentuk pola seperti lonceng. Selain grafik histogram, grafik normality p-plot juga digunakan untuk menguji normalitas data. Uji Normalitas
Sumber : Data diolah SPSS (2016)
Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, dengan adanya terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Untuk memastikan data tersebut benar-benar berdistriusi normal maka dilakuakan uji kolmogrov smirnov dengan melihat nilai signifikan. Jika jumlah signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 43 Mean .0000000 a,b Normal Parameters Std. Deviation 1.62320834 Absolute .087 Most Extreme Differences Positive .087 Negative -.081 Kolmogorov-Smirnov Z .573 Asymp. Sig. (2-tailed) .898 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data olah SPSS, (2016)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil analisis dengan menggunakan One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test menunjukkan bahwa jumlah Kolmogrov-Smirnov Z 573 dan jumlah signifikan 0,898 karena p-value = 0,898 ˃ 0.05, maka diketahui Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi secara normal. Dapat dilihat pada grafik histrogram bahwa distribusi data tidak terlihat mencenng (skewnes) kekiri ataupun kekanan, oleh karena itu berarti variabel residual berdistribusi normal.
16 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Uji Multikolinearitas Multikolinearitas Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
(Constant) PELATIHAN SDM KO TI a. Dependent Variable: SAP Sumber : Data diolah SPSS (2016) 1
.946 .791 .758 .843
1.057 1.265 1.319 1.186
Berdasarkan tabel diatas, keseluruhan variabel untuk nilai VIF dan Tolerance untuk variabel Pelatihan (X1) memiliki nilai tolerance 0.946 > 0.10, dengan VIF 1.057 < 10, variabel Sumber Daya Manusia (X2) memiliki nilai tolerance 0.791 > 0.10, dengan VIF 1.265 < 10, variabel Komitmen Organisasi (X3) memiliki nilai tolerance 0.758 > 0.10, dengan VIF 1.319 < 10, dan variabel Teknologi Informasi (X4) memiliki nilai tolerance 0.843 > 0.10, dengan VIF 1.186 < 10. Uji Heterokedasitas Uji Heterokedasitas
Sumber : Data olah SPSS (2016)
17 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain ini uji heterokeastisitas juga dapat menggunakan uji Glejser, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heterokedasitas. Uji Glejser adalah mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2013:142). Uji Heterokedasitas Uji Glejser Model
Unstandardized Coefficients
(Constant)
B 3.966
Std. Error 2.593
PELATIHA N 1 SDM KO TI a. Dependent Variable: ABS_RES
-.040
.089
.098 -.086 -.127
.078 .093 .108
Coefficientsa Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
1.529
.135
-.072
-.453
.653
.219 -.163 -.198
1.263 -.918 -1.178
.214 .364 .246
Sumber : Data olah SPP (2016) Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk variabel Pelatihan (X1) 0.653 ˃ 0.05, variabel Sumber Daya Manusia (X2) 0.214 ˃ 0.05, variabel Komitmen Organisasi (X3) 0.364 ˃ 0.05 dan variabel Teknologi Informasi (X5) 0.246 ˂ 0.05. Dapat disimpulkan bahwa pada uji ini menunjukkan tidak adanya heterokedasitas. Pengujian Hipotesis Uji F (Simultan) Model Regression 1
Residual Total
Sum of Squares 37.943 110.662
ANOVAa df
148.605
4 38
Mean Square 9.486 2.912
F 3.257
Sig. .022b
42
a. Dependent Variable: SAP b. Predictors: (Constant), TI, PELATIHAN, SDM, KO Sumber : Data diolah SPSS (2016)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 3.257 dengan tingkat signifikansi 0.022b nilai F hitung akan dibandingkan dengan nilai F tabel. Nilai F tabel pada tingkat kesalahan α=5% dengan derajat kebebasan (df) = (n-k) ; (k-1). Jumlah sampel (n) sebanyak 43, dan jumlah variabel penelitian (k) berjumlah (6). Jadi df = (43-5) ; (5-1), sehingga F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α=5%) adalah 2.62. jadi F hitung ˃ F tabel (3.257 ˃ 2.62) dan tingkat signifikansi sebesar 0.022b maka keputusan H5 diterima artinya pelatihan, sumber daya manusia, komitmen organisasi dan teknologi informasi secara simultan atau 18 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
bersama-sama berpengaruh terhadap kesiapan penerapan stanadar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Uji T (Parsial) Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant) PELATIHAN SDM KO TI a. Dependent Variable: SAP Sumber : Data diolah SPSS (2016) 1
7.904
Std. Error 4.212
-.186 -.044 .275 .399
.144 .126 .151 .175
Coefficientsa Standardized Coefficients Beta -.185 -.054 .292 .347
t
Sig.
1.877
.068
-1.289 -.345 1.819 2.279
.205 .732 .077 .028
Dengan nilai n=43, α=5% : 2 =2.5%, α=2 (uji dua sisi) dengan derajat keterbatasan (df) n-k-1 atau 43-5-1=37. Hasil untuk nilai t-tabel dengan pengujuian dua sisi yaitu 2.0262. Dengan ini dapat diambil kesimpulan dari analisis tabel 4.22 Sebagai berikut: Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya thitung sebesar -1.289 ˂ -2.0262 dan nilai signifikansi (p-value = 0.205 ˃ 0.05). Maka H1 ditolak dan Ho diterima, yang berarti variabel Pelatihan (X1) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Kesiapan Penerapan SAP Berbasis Akrual (Y). Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya thitung sebesar -0.345 ˂ -2.0262 dan nilai signifikansi (p-value = 0.732 ˃ 0.05). Maka H2 ditolak dan Ho diterima, yang berarti variabel Sumber Daya Manusia (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Kesiapan Penerapan SAP Berbasis Akrual (Y). Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya thitung sebesar 1.819 ˂ 2.0262 dan nilai signifikansi (p-value = 0.077 ˃ 0.05). Maka H3 ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel Komitmen Organisasi (X3) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Kesiapan Penerapan SAP Berbasis Akrual (Y). Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya thitung sebesar 2.279 ˃ 2.0262 dan nilai signifikansi (p-value = 0.028 ˂ 0.05). Maka H4 diterima dan Ho ditolak, yang berarti variabel Teknologi Informasi (X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kesiapan Penerapan SAP Berbasis Akrual (Y).
19 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Koefisien Determinasi (R²) Menurut Priyatno (2012:55), Koefisien determinasi (R²) adalah untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (pelatihan, sumber daya manusia, komitmen organisasi, dan teknologi informasi) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual). Model
R
R Square
Model Summaryb Adjusted R Square
1 .505a .255 a. Predictors: (Constant), TI, PELATIHAN, SDM, KO b. Dependent Variable: SAP Sumber : Data diolah SPSS (2016)
.177
Std. Error of the Estimate 1.70650
Durbin-Watson 1.666
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dapat diketahui nilai Adjusted R² (R Square) adalah 0.177. Jadi sumbangan pengaruh dari variabel independen (pelatihan, sumber daya manusia, komitmen organisasi, dan teknologi informasi) yaitu 17.7% sedangkan sisanya 82.3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Hasil Dan Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat terlihat bahwa secara parsial (individu) hanya satu variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Penjelasan dari masing-masing pengaruh variabel dijelaskan sebagai berikut : Pengaruh Pelatihan Terhadap Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Pelatihan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual dengan melihat nilai signifikansi sebesar 0.205 dengan batas signifikansi 0.05. Maka signifikansi 0.205 ˃ 0.05. Tidak terdapat pengaruh antara pelatihan terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual disebabkan karena pelatihan yang diikuti kurang menyentuh substansi, serta waktu pelatihan yang terlalu singkat. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kusuma (2013) dengan penelitian tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerapan akuntansi akrual pada pemerintah. Dimana variabel pelatihan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat penerapan akuntansi akrual. Kemungkinan perbedaan penelitian ini dengan peneliti terdahulu dikarenakan adanya perbedaan pemilihan sampel, perbedaan jumlah sampel dan sampel yang digunakan.
20 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Pengaruh Sumber Daya Manusia Terhadap Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Sumber Daya Manusia tidak berpengaruh signifikan terhadap Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual dengan melihat nilai signifikansi sebesar 0.838 dengan batas signifikansi 0.05. Maka signifikansi 0.732 ˃ 0.05. Tidak terdapat pengaruh antara sumber daya manusia terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual disebabkan karena faktor usia pegawai BPKKD yang masih banyak tergolong muda dan masih kurangnya pengalaman dalam melaksanakan tugas. Hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Romili (2011), dengan melakukan penelitian tentang FaktorFaktor Yang Mmempengaruhi Keberhasilan Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Di Kabupaten Labuhan. Dimana variabel Sumber daya Manusia tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Namun berbeda dengan hasil penelitian ini tidak mendukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aritonang (2009), dengan melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Penerapan Peraturan Pemeritah No.24 Tahun 2005 Pada Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu. Dimana variabel Sumber Daya Manusia memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keberhasilan penerapan Peraturan Pemerintah No.24 tahun 2005. Kemudian hasil penelitian ini juga tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adventana dan Kurniawan (2014), dengan melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemerintah Provinsi DIY Dalam Implementasi SAP Berbasis Akrual menurut PP No.71 Tahun 2010. Dimana variabel Sumber Daya Manusia secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual. Kemungkinan perbedaan penelitian ini dengan peneliti terdahulu dikarenakan adanya perbedaan pemilihan sampel, perbedaan jumlah sampel dan sampel yang digunakan. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Komitmen Organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual dengan melihat nilai signifikansi sebesar 0.064 dengan batas signifikansi 0.05. Maka signifikansi 0.077 ˃ 0.05. Tidak terdapat pengaruh antara komitmen organisasi terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual disebabkan karena kurang sadarnya pegawai tersebut untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut dan tidak memiliki keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota dan mempunyai komitmen yang tinggi dalam penyusunan dan penyelesaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ardiansyah (2012), dengan penelitian tentang Factors Affecting 21 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
The Affecting The Readiness Of PP No.71 Tahun 2010 About Gonernment Accounting Standards. Dimana variabel Komitmen Organisasi tidak berpengaruh terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual. Namun berbeda dengan hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kusuma (2013) dengan penelitian tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerapan akuntansi akrual pada pemerintah. Dimana variabel pelatihan secara parsial berpengaruh secara signifian terhadap tingkat penerapan akuntansi akrual. Namun berbeda dengan hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adventana dan Kurniawan (2014), dengan melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemerintah Provinsi DIY Dalam Implementasi SAP Berbasis Akrual menurut PP No.71 Tahun 2010. Dimana variabel Komitmen Organisasi secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual. Kemungkinan perbedaan penelitian ini dengan peneliti terdahulu dikarenakan adanya perbedaan pemilihan sampel, perbedaan jumlah sampel dan sampel yang digunakan.
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Teknoogi Informasi berpengaruh signifikan terhadap Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual dengan melihat nilai signifikansi sebesar 0.034 dengan batas signifikansi 0.05. Maka signifikansi 0.028 ˂ 0.05. Terdapat pengaruh antara teknologi informasi terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual disebabkan karena Teknologi Informasi menggantikan peran manusia, teknologi informasi sangat dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dalam pekerjaannya terutama hardware dan software untuk menyimpan, menganalisis dan mendistribusikan informasi dan lain sebagainya. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adventana dan Kurniawan (2014), dengan melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemerintah Provinsi DIY Dalam Implementasi SAP Berbasis Akrual menurut PP No.71 Tahun 2010. Dimana variabel Teknologi Informasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual. Kemungkinan perbedaan penelitian ini dengan peneliti terdahulu dikarenakan adanya perbedaan pemilihan sampel, perbedaan jumlah sampel dan sampel yang digunakan.
22 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Pengaruh Pelatihan, Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi dan Teknologi Informasi Terhadap Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel pelatihan, sumber daya manusia, komitmen organisasi dan teknoogi informasi berpengaruh signifikan terhadap Kesiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau dengan melihat nilai signifikansi sebesar 0.022 dengan batas signifikansi 0.05. Maka signifikansi 0.022 ˂ 0.05. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarakan uraian pembahasan diatas maka kesimpulan yang diambil adalah sebagai berikut : 1. Pelatihan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau. 2. Sumber daya manusia secara parsial tidak berpengaruh terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau. 3. Komitmen organisasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau. 4. Teknologi informasi secara parsial berpengaruh terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau. 5. Pelatihan, Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi dan Teknologi Informasi secara simultan berpengaruh terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka disarankan terhadap penelitian yang akan datang agar dapat : 1. Memperluas populasi penelitian, tidak hanya dari satu SKPD. 2. Menambahkan variabel independen lainnya, yang kemungkinan memiliki pengaruh terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan
23 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
DAFTAR PUSTAKA Adventana, G. A., & Heni, K. C. 2014. Analisis Faktor-Fakto Yang Mempengaruhi Pemerintah Provinsi DIY Dalam Implementasi SAP Berbasis Akrual Menurut PP No.71 Tahun 2010. Ringkasan Penelitian. Ardiansyah, & Atmini, S. (2012. Factors Affecting The Affectig The Readiness Of PP No.71 Tahun 2010 About Goverment Accounting Standards (Case Study on Working Units in KPPN Malang's Working Area). Jurnal. Arikunto, A. 2011. Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers. Aritonang, A. S. 2009. Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Penerapan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 Pada Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu. Skripsi. Augustine, Y., & Kristaung, R. 2013. Metodelogi Penelitian Bisnis dan Akuntansi. Jakarta: Dian Rakyat. Damanik, C. 2011. Faktor-Faktor Yang Menjadi Kendala Dalam Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Pada Pemerintah Kota Binjai Eriva, C. Y., Islahuddin, & Darwanis. 2013. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pelatihan, Masa Kerja dan Jabatan Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan Daerah (Studi Pada Pemerintah Aceh). Jurnal Akuntansi, 1. Erlina. 2011. Metodelogi Penelitian. Medan: Pusat Sistem Informasi (PSI) Kampus USU. Erlina, & Rasdianto. 2013. Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual. Medan: Brama Ardian. Fahmi, I. 2013. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta. Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivarite Dengan Proggram IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Halim, A., & Kusufi, M. S. 2013. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat. IKAPI, A. 2013. Standar Akuntansi Pemerintahan. Bandung: Fokus Media. Ikhsan, A., & Ishak, M. 2008. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat. Kadir, A. 2014. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi. Kusuma, M. I.Y 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penerapan Akuntansi Akrual Pada Pemerintah. Skripsi.
24 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Kusuma, M. I.Y 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengarui Tingkat Penerapan Akuntansi Akrual Pada Pemerintah. Diponegoro Journal Of Accounting, 2. Luthans, F. 2006. Perilaku Organisasi (Sepuluh ed.). Yogyakarta: Andi. Mahmudi. 2013. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: UII Press. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi. Noor, J. 2013. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Kencana. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Priyatno, D. 2012. Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik Dengan SPSS & Prediksi Pertanyaaan Pendadaran Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Gava Media. Riana, R. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah Di Kabupaten Bangkalan. Rangkuman Skripsi. Robbins, S. P., & Judge, T. A. 2008. Perilaku Organisasi (12 ed.). Jakarta: Salemba Empat. Sangadji, E. M., & Sopiah. 2010. Metodelogi Penelitian-Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi. Sugiyono. 2013. Metodelogi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sunyoto, D. 2011. Metodelogi Penelitian Untuk Ekonomi. Yogyakarta: CAPS. Sutrisno, E. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Undang-Undang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Yani. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Mitra Wacana Media.
25 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI