Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
PENGARUH KONSEP DIRI, MOTIVASI KERJA, DAN KETERAMPILAN MANAJERIAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA ANGGOTA LEGISLATIF Survey di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah - DPRD Provinsi DKI Jakarta ANDI USMAN GUMANTI M∗ ABSTRACT The objectives of this research are to study the competence causal flow model with path analysis. The research about variable of self concept and task motivation has direct affect on task effectiveness thought managerial skill. The research was conducted at The Legislative Members Poeple’s Representative Regional Council at Province of Special Administrative Megapolis Jakarta, 2007. With n = 65 selected randomly. The finding of research is as follows: (i) self concept has direct effect on managerial skill; (ii) work motivation has direct effect on managerial skill; (iii) managerial skill has direct affect on task effectiveness; (iv) self concept has indirect effect on task effectiveness thought managerial skill; (v) work motivation has indirect effect on task effectiveness thought managerial skill. Based on of research findings, task effectiveness of Legislative Members could be enhanced by managing self concept, work motivation and managerial skill. Competence of Legislative Members to prove function and authority about legislation, budgeting, and controlling on regional government at Province of Special Administrative of Megapolis Jakarta. Keywords: managerial skill, self concept has indirect effect, managerial skill; and work motivation PENDAHULUAN ∗ Latar Belakang Masalah Momentum baru dalam berbangsa dan bernegara ditandai dengan lahirnya gerakan reformasi, yang tak terasa sudah lebih sewindu berlalu (tahun 1998). Tekanan utama pergerakan terletak pada agenda perlawanan gigih terhadap kepemimpinan pemerintahan yang totaliter, dan tuntutan perubahan rezim dari otoriterianisme pemerintah yang telah lama berkuasa, berganti menuju pemerintahan yang baik ∗
dan bersih (good and clean govermance) dengan mewujudkan paradigma pemberdaya an masyarakat yang mengedepankan peran serta masyarakat warga/ madani (civil society). Tuntutan yang sebenarnya merujuk kembali pada hakikat mewujudkan visi mencerdas kan kehidupan bangsa dengan nilai-nilai demokrasi, atau ide demokrasi sebagai sendi bernegara - seperti apa yang diamanatkan oleh pendiri bangsa (the founding father) dalam pembukaan (preambule) Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945. Hasil nyata dari upaya perubahan tersebut - salah satunya - adalah
Tenaga Ahli DPRD Provinsi DKI Jakarta 252
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
mewujudkan proses otonomi bersendi kan wilayah atau daerah dengan sebenarnya, yaitu pelaksanaan desentralisasi dan dekonsentrasi kekuasaan yang lebih jelas dan nyata. Perubahan yang direaktualisasikan dengan momen penting lahirnya Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah (kemudian diperbaharui dengan Undang-undang no 32 tahun 2004), dan setelah itu diikuti dengan hadirnya serangkaian undang-undang yang menyesuaikan, mendorong maju dan menunjang paradigma baru penyelenggaraan negara dan pemerintahan. Pelaksanan undang-undang diimplementasikan sebagai acuan penegakan hukum dalam menjalankan peraturan dan kebijakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Terkait dengan hal tersebut – kenyataan empiris menunjukkan bahwa kewenangan birokratis di tingkat jajaran pemerintah dan pemerintah daerah masih berkutak dengan etos kerja masa lalu yang tidak memberi makna luhur pada nilainilai birokrasi, sehingga otoritas baru selalu diikuti peluang terciptanya kecendrungan penyimpangan (tend corrupt) oleh mata rantai kekuasaan pada birokrasi, terutama dalam pelaksanaan program dan pelayanan publik (public serveses). Untuk mengubah perilaku organisasi tersebut, maka diperlukan transforma si penatakelolaan kebijakan (governan ce) dengan pendekatan baru yang mengoptimalkan secara demokratis peran masyarakat, yaitu paradigma menumbuhkan aspirasi dari bawah (bottom up) dengan pemberdayaan masyarakat (community empower ment) pada mekanisme penyelengga raan negara. Paradigma baru penatakelolaan pemerintah dapat digambarkan dengan konsep penyederhanaan birokrasi seperti yang ditawarkan oleh D. Osborne & P. Plastrik (2000;228) dengan lima dasar
strategi (the five C’s strategies; core, consequences, costumer, control, culture). Dijelaskan bahwa transformasi yang dilakukan dapat menghasilkan upaya yang maksimal, ibarat makhluk hidup dengan menemukan pusat kode instruksi (genetic code) yang fungsinya sebagai pusat yang mengatur dan mengontrol semua aktivitas. Tuas (lever) dari upaya transformasi nilai itu salah satunya adalah kekuatan (power) pada strategi pengawasan atau pengendalian (control strategy), artinya dalam mengoptimalkan sistem pengawasan perlu diupayakan pendekatan baru agar secara demokratis masyarakat ikut berpartipasi dan terlibat langsung dalam praktek pemerintahan, antara lain, pemberdayaan masyarakat (community empowerment) dengan menggunakan instrumen pendekatan: (i) mengalihkan kontrol dalam hal arah organisasi dari pemerintah kepada masyarakat; (ii) perencanaan berdasarkan konsensus untuk masyarakat; (iii) dana pemerintah yang dikontrol oleh badan yang berbasis masyarakat; (iv) kemitraan pemerintah dengan masyarakat yang memiliki tujuan dan operasi yang sama; (v) memindahkan kontrol fungsi pembuatan peraturan dan penegakan ketertiban kepada masyarakat. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan lebih jelas dengan pertanyaan: 1. Apakah konsep diri berpengaruh langsung terhadap keterampilan manajerial? 2. Apakah motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap keterampilan manajerial?
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
253
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
3. Apakah
keterampilan manajerial berpengaruh langsung terhadap efektivitas kerja? 4. Apakah konsep diri berpengaruh tidak langsung terhadap efektivi tas kerja melalui keterampilan manajerial? 5. Apakah motivasi kerja berpengaruh tidak langsung terhadap efektivitas kerja melalui keterampilan manajerial? Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai objek yang diteliti, untuk dijadikan referensi dalam upaya lebih meningkatkan kompetensi kerja dengan pencapaian efektivitas kerja melalui peningkatan konsep diri, motivasi kerja dan keterampilan manajerial dalam menjalankan fungsi dan kewenangannya. 2. Mitra eksekutif Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta serta Stakeholder lainnya, untuk dijadi kan masukan dalam kerangka memperbaiki dan meningkatkan komunikasi politik, hubungan kerja konsultatif dan mewujudkan efekti vitas kerja administrasi pemerinta han daerah dalam kerangka pela yanan dan pemberdayaan masya rakat menuju pemerintahan yang baik dan bersih. 3. Otoritas kelembagan pada De- wan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sebagai masukan dalam pembuatan kebijakan untuk pening katan kualitas lembaga dan sum ber daya manusianya, agar lebih mendekati pada kinerja yang diharapkan masyarakat luas, pemerintah daerah, pemerintah, dan stakeholders lainnya. 4. Peneliti lain untuk referensi lebih lanjut bagi kelembagaan pendidi kan dan 254
penelitian, dengan meng kaji hubungan pengaruh antara variabel karakteristik perso nal melalui perilaku dalam organi sasi seperti keterampilan manajerial, terhadap kinerja yang diharapkan, pada studi kasus berbagai jabatan publik. Deskripsi Teori Efektivitas Kerja Pengertian efektivitas kerja secara utuh adalah keefektifan pribadi (personal effectiveness) yang diekspresikan seseorang dalam bekerja, yang menurut Spencer & Spencer (1993; 78), dalam konteks kompetensi adakah keefektifan pribadi seseorang yang lebih menunjukkan karakter umum dari pada menjadi sebuah tipe dari tujuan. Keefektifan mencerminkan suatu aspek kedewasaan seseorang dalam hubungannya dengan aspek lain dan dalam bekerja. Konsep diri Konsep diri adalah suatu kesatuan pengertian prasa nomina dari kata konsep dan diri. Pengertian konsep sendiri dapat dalam bentuk kata, nama dan simbol. Konsep jika didefinisikan bisa berbentuk benda, gerakan atau keadaan. Dalam sosiologi, konsep yang dapat diamati secara langsung disebut konsep konkret atau observable, tetapi konsep itu sendiri bersifat abstrak. Konsep dalam wacana filsafat, adalah sesuatu yang mengalami proses pembentukan yang kompleks dari refleksi sensorik, yakni penerapan metode-metode pengetahuan seperti perbandingan, analisis, sintetis, abstraksi, idealisasi dan bentuk penalaran lainnya. Konsep yang akan dibahas adalah dalam konteks personal/ diri (self), yaitu konsep diri (self concept). Motivasi Kerja Motivasi dijelaskan Malone & Lepper (2006;1) sebagai kejadian yang mengangkat
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
atau memelihara citra diri atau konsep diri seseorang, atau motivasi diri secara sederhana dipahami sebagai apa yang ingin diperbuat seseorang tanpa pengaruh dari luar Sedangkan istilah motivasi kerja (work motivation) menurut Pinder (1997;11) serangkaian kekuatan energi yang diawali dengan baik dan melampauhi apa yang dilakukan individu untuk memprakar sai kerja yang dihubungkan dengan perilaku, dan untuk menentukan bentuk, arah, semangat, dan jangka waktu. Atau lebih sederhana lagi dirumuskan oleh George (2000;53), bahwa motivasi kerja dapat didefinisikan sebagai kekuatan psikologis dengan seseorang yang menunjukkan arah perilaku dalam organisasi. Keterampilan Manajerial Keterampilan (skill) adalah padanan kata dari keahlian, keterampilan, dan kepandaian, yaitu kesanggupan, keberanian, atau kemampuan untuk melakukan sesuatu atau menyelesaikan tugas. Menurut Wikipedia Encyclopedia (2006;1), keterampilan adalah sebuah kemampuan yang biasanya dipelajari dan dituntut melalui pelatihan untuk mewujudkan kinerja. Pengertian keterampilan (skill) Lebih spesifik dirumuskan oleh Spencer & Spencer (1993;10) sebagai kemampuan untuk melakukan suatu tugas secara fisik atau mental dengan pasti. Kompetensi keterampilan yang meliputi keterampilan dalam (i) berpikir analitis, yaitu memproses pengetahu an dan data, membatasi sebab dan akibat, dan mengorganisir data dan rencana; (ii) berpikir konseptual, yaitu berpikir dengan pola pemahaman dalam data yang komplek; dan (iii) keahlian teknikal/ profesional/ manajerial, atau disebut juga keterampilan diagnostik, yang menunjukkan keingintahuan dengan menggali lebih dari apa yang ada di lapangan;
Griffin (1987;25) menyebutkan sumber keterampilan manajerial adalah kombinasi dari pendidikan formal dan pengalaman. seperti skema berikut: Education: College Degree Graduate Degree University Training Program In-House Training Program
Exrerience: Early Work Experience Initial Job Assignment Promotions and Transfers
Technical, Interpersonal Diagnos tic, and Concepyual Skill Necessary to Attain Efficiency and Effectivevess
Gambar 2.4. Sumber Daya Keterampilan Manajerial (Sources of Managerial Skiil Sumber: Van Flaat, Contemporary Manajement (Boston: Houghton Mifflin Coy, 1988) p.25 Dari semua uraian teoritis keterampilan manajerial tersebut di muka, maka dapat disintesiskan bahwa Keterampilan manajerial adalah kemampuan seseorang mewujudkan kinerja sesuai dengan fungsi dan kewenangannya untuk mencapai tujuan organisasi. Dan keterampilan manajerial dapat diidentifikasi dengan mengeksploitasi dimensi yang berkaitan keterampilan manajerial, yaitu: (i) kemampuan konseptual; (ii) kemampuan insani; (iii) kemampuan teknis. METODOLOGI PENELITIAN Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh kausalitas antara variabel efektivitas kerja, konsep diri, motivasi kerja dan keterampilan manajerial dengan model hubungan: (i) konsep diri berpengaruh langsung terhadap keterampilan manajerial; (ii) motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap keterampilan manajerial; (iii) keterampilan manajerial berpengaruh langsung terhadap efektivitas kerja; (iv) konsep diri
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
255
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
berpengaruh tidak langsung terhadap efektivitas kerja melalui keterampilan manajerial; (v) motivasi kerja berpengaruh tidak langsung terhadap efektivitas kerja melalui keterampilan manajerial.
maksud (intent) berdasarkan karakteristik pribadi (personal characteristic) dapat mempengaruhi kegiatan atas perilaku (skill behavior), dan perilaku mempengaruhi tampilan kerja (job performance. Populasi dan Sampel
Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian secara keseluruhan dilaksanakan di lembaga legislatif DPRD Provinsi DKI Jakarta, dengan anggota legislatif yang berasal 7 fraksi politik dan tergabung dalam 5 komisi kerja. Waktu penelitian dilaksanakan di bulan Desember 2006 sampai dengan April tahun 2007. Metode Penelitian Metode riset yang dipakai adalah survey, yang dilakukan dengan mengajukan serangkaian kuisioner untuk mendapatkan dan merumuskan jawaban atas sikap responden terhadap pertanyaan pada suatu sistem nilai yang diyakini secara relatip dan stabil. Penelitian dilaksanakan untuk mendapatkan data empiris variabel efektivitas kerja (X1), konsep diri (X2), motivasi kerja (X3), dan keterampilan manajerial (X4) anggota legislatif DPRD Provinsi DKI Jakarta, dengan paradigma jalur (path analisis) pada model teoritik berikut ini: Konsep Diri (X2)
Populasi penelitian adalah anggota legislatif DPRD Provinsi DKI Jakarta periode 2004 – 2009, yang terdiri dari fraksi–fraksi: Keadilan Sejahtera, Demokrat, Demokrasi Perjuangan, Golkar, Persatuan Pembangunan, Amanat Nasional, dan Kebangkitan Reformasi dan terbagi dalam Pemerintahan, komisi–komisi; Perekonomian, Keuangan, Pembangunan, dan Kesejahteraan rakyat. jumlah sampel yang diambil sebanyak 65 responden dengan kerangka sampel acak sederhana (simple random sample). Untuk keperluan data sebanyak 50 responden dan uji coba instrumen sebanyak 15 responden. HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data adalah keluaran statistik dari skor masing-masing variabel seperti terangkum pada tabel berikut:
ρ 42 Keterampilan manajerial (X4)
r23
ρ 14
Efektivitas Kerja (X1)
diindikasi melalui nilai Indikator pada tabel berikut ini:
ρ 43 Motivasi Kerja (X3)
Gambar 3.3. Diagram Jalur Model Teoritik Model teoritik tersebut diatas berdasarkan model teori kompetensi (competency causal flow model) dari Spencer & Spencer (1999;13), yaitu suatu 256
Pengujian Persyaratan Analisis Uji Statistik Normalitas
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
Nilai Skewness X1: -1.557; X2: -.165; X3: .149; X4: -1.000; nilai Z Kurtosis X1: 1.364; X2: -.524; X3: -.525; X4: .578. Adapun uji Z, yaitu menghitung rasio nilai skewness dan kurtois berbanding jumlah sample, atau Zskewness = Skewness : √6/N dan Z kurtois = kurtois: √24/N. Dengan menghitung nilai Z pada statistik, didapatkan nilai hitung Z - kewness dan Z – Kurtosis tersebut ditas. Sedangkan nilai kritis dengan degree of freedom (df): 49 adalah 2.000 pada α 0.05 dan 2.660 pada α 0.01. Maka Z hitung < nilai kritis tabel. Artinya, data residual terdistribusi normal. nilai K-S dari 4 variabel hanya X1 yang probabilitas signifikansinya dibawah α 0.05. berarti hanya X1 yang hipotesis nolnya ditolak. Artinya, data variabel X2,X3,X4 terdistribusi normal, sedangkan X1 secara statistis kurang normal. 2. Uji Statistik Linieritas Uji linieritas dapat diindikasi melalui nilai pada tabel berikut ini: Nilai D-W pada n: 50 dan k:3 dengan nilai dl: 1.421. Jadi, semua regeresi D-W < dl kecuali X3 → X4 nilai D-W > dl. Maka terdapat autokorelasi positif pada model utama, yang berarti tidak sepenuhnya normal. Nilai C2 tabel dengan df: 50 pada tingkat signifikansi 5% adalah 67.5, berarti C2 hitung < C2 tabel. Berarti data terdistribusi dengan normal, atau model adalah linier. Uji Keberartian Regresi Uji keberartian hubungan rekrusif pada model penelitian dapat dijelaskan dengan rangkuman indikator pada tabel berikut ini:
Dari semua indikator pada tabel tersebut diatas, nilai R, t, F, lebih besar dari
nilai tabel, dan α lebih kecil dari 0.05. Didapat persamaan regresi linier: 1. X4 = 71.271 + 0.612 X2 2. X4 = 58.992 + 0.567 X3 3. X1 = 24.399 + 0.781 X4 4. X4 = 19.326 + 0.574 X2 + 0.701 X3 Maka dapat disimpulkan bahwa semua regresi pada model penelitian adalah linier dan signifikan. Pembahasan Tata Tertib Dewan, dan sebagainya. Variabel tersebut adalah subsistem yang juga mempe ngaruhi sistem model variabel eksogen terhadap endogen. Hal ini tercermin dari perolehan koefisien determinan (r2) masing-masing anali sis regresi <100%, artinya variabel endogen tidak sepenuhnya dipenga ruhi oleh variabel eksogen, tetapi terdapat faktor luar yang turut mempengaruhi variabel dalam sistem model. Sistem yang dipengaruhi oleh instrumental input misalnya, dapat diamati saat terjadinya perubahan Undang-Undang (UU) Pemerintahan Daerah dari UU nomor 22 Tahun 1999 menjadi UU nomor 32 Tahun 2004 dan Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah dari UU nomor 25 Tahun 1999 menjadi UU nomor 33 Tahun 2004. Dengan pembatasan (koreksi) wewenang pemerintahan dan keuangan daerah, adalah penomena perubahan pada instrumental input yang mempenga ruhi sistem kompetensi kerja anggota legislatif daerah (DPRD). Dampak perubahan tersebut terlihat dari semula sangat maraknya terjadi eksploitasi kedudukan (kekuasaan) dengan kekuatan kursif (legislative heavy), yang disebabkan posisi eksekutif seakan menjadi subordinasi dari legislatif (Gubernur dipilih dan bertanggung jawab kepada DPRD), maka
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
257
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
dengan UU yang baru, kemudian merubah pola hubungan legislatif-eksekutif menjadi murni mitra yang sejajar, sehingga eksploitasi kedudukan dituntut berubah juga dari unjuk kekuasaan menjadi unjuk kompetensi, yaitu perilaku yang lebih membutuhkan keahlian (expert power) anggota legislatif dalam menjalankan fungsi dan kewenangannya. Peruba han perilaku tersebut berpengaruh langsung terhadap subsistem dari sistem kompetensi kerja, seperti dimensi variabel: presentasi diri secara utuh; dorongan kerja sama lebih luas (motivasi kerja), kemampuan konseptual, interperso nal, dan kemampuan teknis, komitmen pad organisasi dalam bekerja, dan sub sistem lainya dalam mencapai efektivitas kemitraan kerja anggota legislatif dengan eksekutif. Demikian juga dengan pengaruh subsistem lingkungan (environmental input). Anggota legislatif sangat dipengaruhi oleh berbagai kepenti ngan konstituen partai, distrik/ daerah pemilihan, dan berbagai kelompok kepentingan (intrest group), sehingga menimbulkan ambiguitas dalam memahami konsep keterwa kilan, yang berdampak misalnya, pada perilaku politik yang silih berganti antara mewakili partai dengan mewakili rakyat atau mewakili isu/ kepentingan tertentu, dan di sisi lain, anggota legislatif menjadi bagian - yang berarti juga mewakili kepenti ngan - dari pemerintah daerah. Penga ruh lingkungan dapat berbentuk personal, seperti anggota masyarakat, orang perorang elite politik, kalangan pengusaha; atau pengaruh kelompok, seperti internal fraksi atau komisi, mitra kerja (counterpart), LSM, rekanan Pemda; atau pengaruh organisasional, seperti institusi dewan itu sendiri, partai asal anggota dewan, unitsubunit birokrasi Pemda, dan organisasi profesi atau kepentingan lainnya. Aspek258
aspek pengaruh tersebut berdampak pada sub sistem (dimensi pada variabel) dari sistem kompetensi kerja, seperti: presentasi diri secara utuh, dorongan mengabdikan diri, kemampuan interpersonal, keluweswan diri dalam bekerja, dan komitmen pada organisasi dalam bekerja. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang menjelaskan bahwa hipotesis terhadap model teoritik penelitian variabel-variabel kompetensi kerja pada Anggota Legislatif DPRD Provinsi DKI Jakarta telah dibuktikan kebenarannya, maka dapat ditarik butir-butir kesimpulan sebagai berikut: 1. Konsep diri (X2) berpenga ruh langsung terhadap keterampilan manajerial (X4), dengan total pengaruh sebesar 0.485 (0.612). Dan Pengaruh efektif (determi nan): 0.2968 atau dapat diartikan bahwa 29.68 % variasi keterampilan manaje rial dapat dijelaskan oleh variasi konsep diri. 2. Motivasi kerja (X3) berpe ngaruh langsung terhadap keterampilan manajerial (X4), dengan total pengaruh sebesar 0.419 (0.567). Dan Pengaruh efektif (determi nan): 0.2376 atau dapat diartikan bahwa 23.76 % variasi keterampilan manaje rial dapat dijelaskan oleh variasi motivasi kerja. 3. Keterampilan manajerial (X4) berpengaruh langsung terhadap efektivitas kerja (X1), dengan total pengaruh sebesar 0.781 (0.781). Dan Pengaruh efektif (determi nan): 0.6099 atau dapat diartikan bahwa 60.99 % variasi efektivitas kerja dapat dijelaskan oleh variasi keterampilan manajerial.
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
4. Konsep diri (X2) berpenga ruh tidak langsung terhadap efektivitas kerja (X1) melalui keterampilan manajerial (X4), dengan total pengaruh sebesar 0.379 (0.478). Dan Pengaruh efektif (determi nan): 0.1497, atau dapat diartikan bahwa 14.97 % variasi efektivitas kerja dapat dijelaskan oleh variasi konsep diri melalui variasi keterampilan manajerial. 5. kerja (X3) berpengaruh tidak langsung terhadap efektivitas kerja (X1) melalui keterampilan manajerial (X4), dengan total pengaruh sebesar 0.327 (0.443). Dan Penga ruh efektif (determinan): 0.1141. atau dapat diartikan bahwa 11.41 % variasi efektivitas kerja dapat dijelaskan oleh variasi moti vasi kerja melalui variasi keterampilan manajerial. 6. Total prosentase pengaruh efektif variabel konsep diri (X2), motivasi kerja (X3) dan keterampilan manajerial (X4) terhadap efektivitas kerja (X1) Anggota Legislatif DPRD Provinsi DKI Jakarta adalah (0.8737) atau 87.37 %, dan berarti hanya 12.63% selebihnya, variabel X1 dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel selain X2,X3, dan X4 tersebut diatas. 7. Dampak pada model teoretik menunjukkan bahwa variabel konsep diri dan motivasi kerja yang merupakan bagian dari karakteristik personal, adalah variabel eksogen yang saling berkorelasi dan secara bersama-sama mempengaruhi varia bel keterampilan manajerial. Perilaku keterampilan manajerial adalah variabel endogen sekaligus variabel eksogen atau menjadi variabel perantara, mempengaruhi variabel endogen efektivitas kerja. Penjelasan lain, efektivitas kerja menurut teori Spencer & Spencer (1993;13-15), menjadi variabel kompetensi ambang batas bawah (threshold competencies) dari parameter kinerja/tampilan kerja. Di atas ambang
batas bawah, kinerja yang lebih tinggi yaitu pencapaian kompetensi berbeda (diffrentiating competencies), adalah tampilan kerja diatas rata-rata atau disebut superioritas kerja. Maka, dengan kata lain, implikasi teoretik dari kesimpulan penelitian berdampak pada terkonfirmasikannya kebenaran model teoretik penelitian, dengan variabel yang telah dipilih: (i) efektivitas kerja; (ii) konsep diri; (iii) motivasi kerja; dan (iv) keterampilan manajerial. Saran-Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi tersebut dimuka, dengan temuan berbagai keterbatasan kompetensi sumber daya manusia (personal) dan kelembagaan (instiusional) pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, maka diperlukan perubahan yang bersifat prosedural, kultural dan struktural kearah yang diharapkan, arah yang tidak hanya berhenti pada ambang batas (threshold) kinerja yang menghasilkan efektivias kerja, tetapi lebih jauh menuju superioritas kerja, yaitu kinerja yang berdedikasi pengabdian (dedicated performance), dengan berbuat sesuatu yang melampauhi panggilan tugas. Berikut saran-saran dengan penekanan pada masalah yang melekat dan melatarbelakanginya: Rekruitmen calon anggota legislatif menurut undangundang terletak pada kewenangan partai politik dalam bingkai mekanisme Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif, tetapi tantangan masalah yang dihadapi dalam tugas legislatif sangat membutuhkan kualifikasi dan kompetensi kerja yang tinggi. Maka disarankan adanya upaya merubah paradigma politik yang dimulai dengan regulasi yang mengatur rekruitmen calon anggo ta legislatif dengan lebih menguta makan:
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
259
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
(i) kualifikasi sumber daya manusia yang mumpuni dan profesional dengan latar strata keilmuan yang jelas dan canggih, sehingga dapat menjadi referensi yang memadai untuk peningkatan kompetensi kerja sesuai dengan fungsi dan kewenangannya; (ii) integritas pribadi yang meyakinkan, yaitu mampu memahami dan menyatukan nilai-nilai etika politik sebagai perwakilan rakyat yang terpilih, dengan perilaku kedewasa an berpolitik (political maturity) dalam menjalankan fungsi dan kewenangannya; dan (iii) dibarengi dengan proses rekruitmen yang demokratis, transparan, dan kualitatif. Meningkatnya kualitas dan kuanti tas kegiatan anggota legislaitf DPRD Provinsi DKI Jakarta, terkait dengan jangkauan pelayanan pada masyarakat Kota Jakarta sebagai urban yang berskala kosmopolitan, dan juga mencakup penduduk suburban dari hinterland-nya seba gai dampak dari ide sinergisme spatial Jakarta dengan kota satelitnya (Jabodetabek), dan terlebih lagi mitra kerja anggota legislatif adalah pemerintahan daerah yang berstatus khusus Ibukota Negara. Maka disarankan perlunya pimpinan DPRD Provinsi DKI Jakarta memprioritaskan peningkatan peran dan pencapaian efektivitas kerja lembaga legislatif dengan program: (i) percepatan peningkatan kompetensi sumber daya manusianya dalam bentuk pengayaan orientasi; pendidikan dan pelatihan yang terencana dan terlembaga; (ii) penyediaan sarana dan prasarana dalam bentuk fasilitas ‘ruang pengembangan kompetensi kerja’ setiap anggota legislatif, yang dilengkapi dengan perangkat manajemen dan teknolo gi informasi yang terbaik. Sehingga jejaring kerja, komunikasi politik, dan semua 260
akses pencapaian kompetensi politik tidak lagi terkendala karena keterbatasan yang bersifat teknis. Dan kelak setiap anggota legislatif diharap kan memiliki kejelasan peran dan tanggung jawab secara personal, dan diharapkan juga terpenuhinya keutuhan peran serta (fullparticipa tion) semua anggota legislatif pada setiap pengambilan keputusan politik yang bersifat strategik. Tingkat keberhasilan kerja anggota legislatif, sangat tergantung keterpaduan kerja antara lembaga legislatif dengan eksekutif dan pemangku kepentingan lainnya, maka perlu dibangun (i) mekanisme kerja yang lebih efektif dan lebih tertib; (ii) meningkatkan kapasitas serta memaksimalkan fungsi dan kewenangan unit kerja sebagai subsistem organisasi, seperti optimalisasi manajemen pada sekretariat dewan, alat kelengkapan dewan (pimpinan, komisi, kepanitiaan, badan dan kelengkapan lainnya); dan (iii) pengembangan pola komunikasi politik yang efektif dalam mewujudkan interaksi politik antar organisasi partai dan dari induk organisasi partai dengan fraksi yang menjadi perpanjangan tangan partai di lembaga legislatif. DAFTAR PUSTAKA Blank, Warren, The 108 Skill of Natural Born Leaders. New york: Warren Blank, 2001. Boeree, C. George, Psychology; Penerjemah: Ivan Tanipurta. Yogyakarta: Prismasophie, 2006. Drucker, Feter F., The Esensial of Drucker: In One Volum the Best of Sixty Years of Peter Drucker’s Essential Writing
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
on Management. New York: HarperCollins Publishers, 2001. _____________, Essential of Managing Organizational Behavior. New Jersey: Prentice-Hall, 2000. Ghozali, H. Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Univ Diponegoro, 2005. ______________, Struktur Equation Modeling; Teori, Konsep, & Aplikasi dengan Program Lisrel 8,54 Semarang: Univ Diponegoro, 2005. Hewitt, P., John, Self and Society, Boston: Allyn and Bacon, 2000. Kerlinger, Fred N., Fondation of Behavioral Research, Holth, Rinehart and Winston Inc, 1986. alih bahasa: Landung R. Simatupang, editor: H.J. Koesoemanto, Jogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003. Kusnedi, Analisis Jalur, Konsep da Aplikasi dengan Program SPSS & Lisrel. Bandung: UPI, 2005. Nimmo, Dan, political Communication and Public Opinion and America. Terjemahan: Tjun Surjaman. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001 Nurcahjo, Hendra, Ilmu Negara: Pengembangan Teori Bernegara dan Suplemen. Raja Grafindo, 2005. Piliang, Yasir A., Transpolitika: Dinamika Politik didalam Era Virtualisasi. Yogyakarta: Jalusutra, 2005.
Robbin, Stephen P., Organizational Behavior: Concepts, Controversies, Applications, Prentice Hall Inc, NewJersey, 1989. Penerjemah Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin Molan, Jakarta: Pearson Education Asia Pte & PT Prenhallindo, 2001. Shermon, Ganesh; Competency Based HRM, A Strateic Resource for Competency Mapping, Asessment and Development centres. New Delhi: Tata McCrawHill, 2005. Sugiono, Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfabeta, 2002 Thomas, Kenneth W., Intrinsic Motivation at Work; Building Energy & Commitment, San Francisco: BerrettKoehler Publishers, Inc. 2000. Thomson, Dennis F., Political ethics and Public Office, Penerjemah Benyamin Molan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesi, 2002. Wibowo, Istiqomah, Psikologi Sosial, ADNE4218. Jakarta: Univ Terbuka, 2000 Winardi, J., Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004. Yulk, Gary, Leadership in Organization; Penerjemah Budi Supriyanti. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2005. Yunus, Hadi Sabari, Manajemen Kota; Perspektif Spasial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Riduan & Engkos A. Kusworo, Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur. Bandung: Alfabeta, 2007. © 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
261