FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI NASABAH FIF TERHADAP FIF SYARIAH DENGAN PRINCIPAL COMPONENT
ANALYSIS (STUDI KASUS PADA PT. FIF CABANG RAWAMANGUN JAKARTA ) SAFIRA
NURUL HUDA
Abstract
How consumers come to purchase product or service influenced by psychological, personal, social, and cultural characteristics. By identifying the four influences, company try to explain consumer choices and predict future purchasing behavior. Ultimately, marketers of the company use this information as a stressing point to develop marketing plans. The purpose of this research is to know the personal characteristics of the FIF consumers who have preference using FIF Syariah'product and describe the most dominant factors. There are ten variables consists of age, gender, marital status, education, occupation and the income, monthly installment, term ofcredit, costumer beliefon their religion principal about the interest prohibition (riba). The collected data is analyzed with Pricipal Component Analysis Model (PCA) or main component analysis. Research resxdt showed that the most dominant factor influenced the FIF consumers' preference in
using FIF Syariah'product was costumers economic factor those arc income, term of credit andhow much installment that costumers have to paid every mount.
FIF Syariah, preference, dominantfactor, PCA model
Key Words
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah tahun
Di Indonesia beberapa terakhir ini, jumlah
kendaraan bermotor roda dua atau
sepeda motor kecenderungan
menunjukkan yang terus
meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya jumlah pengguna sepeda motor. Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan
jumlah penjualan sepeda motor di Indonesia
selama
lima
tahun
terakhir ini rata-rata mengalami
Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428 h
pertumbuhan 37,37 persen. Untuk tahun 2000 misalnya, penjualan sepeda motor tercatat 979.422, angka itu meningkat menjadi 1.650.770 pada 2001 atau melonjak 68,55 persen. Pada 2002 kembali melonjak menjadi 2.317.991 motor yang terjual kemudian menjadi 2.823.702 pada 2003. Pada 2004 terjadi peningkatan penjualan sebesar 38,13 persen yaitu 3.900.518 dan pada 2005 kembali meningkat sebesar 17,93 persen dari tahun sebelumnya dan menjadi 4.600.000. (wwiv.gatra.com)
ISSN 1411-0776
115
Menurut data dari Asosiasi
Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) motor penggerak industri multifinance pada 2005 masih didominasi usaha consumer finance (pembiayaan konsumen). Sejumlah hal yang mendukung pertumbuhan multifinance antara lain mobilitas penduduk yang tinggi serta sarana transportasi publik yang masih jauh dari memadai. Karenanya jumlah kendaraan bermotor baik roda dua
maupun mobil diperkirakan meningkat pesat tahun depan. Apalagi, para pengguna kendaraan bermotor juga dipengaruhi harga kendaraan yang semakin kompetitif akibat pengaruh pasar bebas serta efisiensi pabrik. Sinergi antara perbankan dan perusahaan pembiayaan akan lebih maksimal menangkap peluang dan tantangan di tahun depan. (wwio.bisnis.com) Sejalan dengan peningkatan aset, total pembiayaan pun mengalami kenaikan sebesar 19,22% per tahun dalam kurun waktu 1999 - April 2005, dengan kenaikan terbesar pada tahun 2004 yang mencapai 43%. Pembiayaan konsumen menunjukkan peranan yang sangat penting sebagai motor penggerak industri pembiayaan mulai tahun 2002 seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat. Pada April 2005, pembiayaan konsumen memberikan kontriibusi hingga 67% terhadap total pembiayaan. Bandingkan pembiayaan lainnya seperti sewa guna usaha yang hanya mencapai 27%, anjak piutang 3%, dankartukredit3%.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian secara universal, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia saat ini sangat
Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428 H 116
mengesankan, terlihat dari banyaknya layanan syariah seperti perbankan syariah, pegadaian syariah dan asuransi syariah bahkan multi level marketng (MLM) syariah dan lainnya. Hal tersebut berdampak pada bidang pembiayaan konsumen dengan munculnya pembiayaan yang juga membentuk pembiayaan syariah. Meningkatnya animo masyarakat terhadap sistem pembiayaan non riba, menyebabkan semakin banyaknya perusahaan pembiayaan yang ingin masuk ke jenis usaha Murabahah atau jenis usaha jual beli dengan margin atau keuntungan yang telah disepakati bersama tersebut. Sebut saja PT. Federal International Finance (FIF), PT. Mandala Finance dan PT. Trust
Finance Indonesia (TFI) Tbk. membuka divisi pembiayaan syariah. Sehingga membuat regulator dalam hal ini departemen keuangan menjanjikan aturan spesifik tentang operasionalisasi
multifinance syariah. Pada skema pembiayaan syariah tidak mengenal sistem pembimgaan (interest rate) melainkan pola akad Murabahah yang bisa membuat nasabah serta perusahaan pembiayaan memperoleh keuntungan secara adil dan transparan. Selain itu, produk multifinance syariah wajib mematuhi sejumlah prinsip yang telah digariskan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSNMUI) seperti perlunya Dewan Pengawas Syariah. Di industri multifinance saat ini,
tercatat
baru
PT
Federal
International Finance (FIF) sebagai perusahaan pertama yang menjalankan pembiayaan konsumen dengan prinsip-prinsip dasar
ISSN 1411-0776
syariah sejak 1 Oktober 2005 lalu.
yang dibayarkan nasabah selama
(Bisnis Indonesia, 11Sep 2006). PT FIF Syariah melayani kepemilikan kendaraan bermotor
masa pinjaman, ketika kredit Iunas premi tersebut sebagian dikembalikan kepada nasabah. Kemudian
roda dua khususnya sepeda motor
ketika
merek
HONDA
secara
kredit
dengan menggunakan skim pembiayaan murabahah (jual beli) dan beroperasi mengikuti prinsipprinsip pembiayaan syariah. Dengan demikian diharapkan keinginan masyarakat luas untuk dapat menikmati skim syariah kredit kepemilikan kendaraan bermotor
roda
dua
dan
dapat
menjangkau kebutuhan kendaraan
ada
keterlambatan
pembayaran kredit, denda tidak terhitung
sebagai pendapatan perusahaan pembiayaan melainkan
disalurkan untuk sumbangan sosial.
Suhartono juga mengatakan FIF
sangat diuntungkan dengan skema syariah karena nasabah skema ini rata-rata bertypical lebih bagus dibandingkan nasabah konvensional. Hal itu
dibuktikan dengan
sangat rendahnya kredit macet dari
roda dua khususnya sepeda motor
skema ini yaitu 0,1%. Padahal
HONDA bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah secara luas dapat terpenuhi dengan diterapkannya prinsip syariah diharapkan konsumen dapat dihindarkan dari kerugian akibat turun naiknya suku bunga sehingga konsumen tidak dirugikan secara sepihak atau ter-
pembiayaan
Program
pembiayaan
syariah FIF memberikan kontribusi atau
Rp 35 miliar
bagi
pendapatan bersih perusahaan sampai akhir semester I 2006. Wakil Direktur
Utama
FIF
Suhartono
mengatakan pencapaian tersebut tergolong bagus mengingat pembiayaan syariah relatif baru bagi perusahaan pembiayaan itu. Animo masyarakat yang tinggi terhadap skema syariah di FIF menjadi faktor pendukung utama tingginya pendapatan syariah. Sosialisasi
program ini memang tidak mudah, tapi animo masyarakat sendirilah yang membuat skema ini tumbuh pesat. Tingginya animo masyarakat kemungkinan disebabkan skema ini dinilai
skema
konvensional mencapai 3% dengan
2% di antaranya sudah diperhitungkan sebagai
kerugian permanen
bagi perusahaan sehingga diberikan perlakuan khusus untuk nasabah syariah, seperti uang muka 0%. (Bisnis Indonesia - Senin, 17 Juli 2006)
dzolimi.
20%
macet
lebih
menguntungan
nasabah, contohnya premi asuransi Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428 H
Untuk
mensukseskan
mendukung
program
dan
pembia
yaan FIF Syariah serta pencapaian target FIF di tahun 2007 terutama di wilayah Jakarta yang sebenarnya memiliki potensi yang tinggi perlu dilakukan kajian kelayakan bisnis ditinjau dari aspek pasar, keuangan, sumber daya manusia, sistem informasi dan teknologi informasi
serta aspek hukum dan perundangundangan. Selain itu untuk dapat mengidentifikasikan potensi pasar FIF Syariah diperlukan suatu desain
penelitian agar dapat menggambarkan besarnya tingkat konsumen terhadap
peluang produk
pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor roda dua merek HONDA
dari FIF Syariah. Dalam penelitian tersebut dibutuhkan kajian-kajian
ISSN 1411-0776
117
atas berbagai faktor yang berkemungkinan mempengaruhi konsumen FIF untuk mengambil keputusan menggunakan jasa pembiayaan secara syariah.
pengetahuan nasabah mengenai sistem pembiayaan syariah dalam hal ini FIF syariah. TINJAUAN
Ada dua pertanyaan penelitian dalam penelitian ini
Konsep
Bagaimana karakteristik nasabah FIF yang memiliki preferensi terhadap FIF Syariah? (dalam hal ini nasabah PT. FIF Cabang Rawamangun Jakarta)
b. Faktor-faktor apa yang paling dominan mempengaruhi preferensi nasabah FIF terhadap FIF syariah ? Batasan Masalah
meneliti
masalah
dilakukan penelitian
Kegiatan lembaga pembia (multifinance) mulai
yaan diperkenalkan
oleh pemerintah sejak tahun 1988 dengan dikeluarkannya Paket Kebijaksanaan Desember 1988, akan tetapi perkenalan usaha jasa pembiayaan
sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 1974 yaitu dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan,
2007 sampai bulan Maret 2007.
dilakukan
Perdagangan
dengan
nomor
masing-masing 122/1974,32/1974 dan 30/1974 tanggal 7 Februari 1974
tentang Perizinan Usaha Leasing
1. Objek penelitian terbatas pada nasabah FT. FIF Cabang Rawamangun Jakarta yang dilakukan pada bulan Januari
Penelitian
Konsumen
Menteri Perindustrian dan Menteri
tersebut perlu pembatasan masalah yaitu sebagai berikut:
2.
Pembiayaan
(Consumer Finance)
yaitu:
Untuk
DAN
HIPOTESIS
Pertanyaan Penelitian
a.
TEORI
dan Usaha Leasing yang diperkenalkan oleh pemerintah tersebut berkembang dengan pesat sehingga
menjadi
salah
satu
alternatif sumber pembiayaan bagi
hanya
pengembangan dunia usaha baik
untuk melihat preferensi nasabah PT. FIF terhadap FIF Syariah. 3. Variabel yang digunakan untuk melihat preferensi nasabah FIF terhadap FIF Syariah dibatasi
usaha kecil maupun usaha yang
dalam 10 (sepuluh) faktor saja meliputi : usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jumlah angsuran, jangka waktu
kredit/pembiayaan, keyakinan nasabah terhadap ajaran agama tentang larangan atas riba (sistem bunga) dan
Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428H 118
berskala besar ( Rachmat, 2004 hal 11).
Berdasarkan
pengalaman
perkembangan usaha sewa guna usaha, maka pada tahun 1988 pemerintah mengeluarkan Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988
atau Pakdes 1988 yang mulai
memperkenalkan usaha Lembaga Pembiayaan yang tidak hanya kegiatan sewa guna usaha saja, tetapi juga meliputi jenis-jenis usaha pembiayaan lainnya. Paket Kebijaksanaan Desember 1988 yang
ISSN 1411-0776
dikeluarkan oleh pemerintah dituangkan dalam Keputusan Presiden No.61 tahun 1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang Lembaga Pembiayaan dan Keputusan Menteri Keuangan No.l251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan (Rachmat, 2004 hal 11). Dengan adanya Keputusan Presiden ini, maka kegiatan lembaga pembiayaan diperluas sehingga
menjadi 6 jenis kegiatan usaha meliputi (Rachmat, 2004, hal. 11): 1. Sewa Guna Usaha (Leasing) 2. Modal Ventura (Venture Capital)
kannya industri multifinance. Sejak awal diperkenalkan usaha jasa pembiayaan konsumen sudah menunjukkan perkembangan yang sangat baik (Rachmat, 2004 hal 185 ). Tingginya tingkat pertum buhan usaha jasa pembiayaan konsumen ini, menunjukan tingginya minat konsumen untuk membeli barang kebutuhan konsumen (seperti mobil, sepeda motor, alat-alat rumah tangga, elektronika dan Iain-lain) dengan cara mengangsur atau mencicil secara berkala seiring dengan
Pembiayaan Konsumen (Consumer Finace) 5. Kartu Kredit (Credit Card) 6. Perdagangan Surat Berharga (Security House) Saat ini dasar dan pijakan hukum yang melandasi kegiatan lembaga pembiayaan di Indonesia
meningkatnya taraf hidup masyarakat lapisan menengah ke bawah. Hal lain yang menjadi pendorong tingginya pertumbuhan usaha jasa pembiayaan konsumen ini adalah kegiatan pembiayaan konsumen yang merupakan media penyaluran kredit usaha kecil perbankan melalui perusahaan pembiayaan (KUK Chanelling) dan
belum diatur secara khusus dalam
sarana konsumen perorangan yang
sebuah
tidak memenuhi syarat-syarat untuk mendapatkan fasilitas financial lease (seperti tidak mempunyai NPWP dan atau pekerjaan bebas) yang telah dipersyaratkan dalam Keputusan Menteri Keuangan (Rachmat, 2004 hal 185 ). Saat ini perkembangan usaha jasa pembiayaan konsumen sedang bergairah seiring semakin
3. Anjak Piutang (Factoring) 4.
undang-undang,
halnya
kegiatan
seperti
Perbankan,
Asuransi, Dana Persiun, ataupun
Pasar Modal. Adapun dasar hukum yang melandasi kegiatan
perusahaan
pembiayaan
adalah
Keputusann Presiden, yang kemudian diatur lebih lanjut dengan keputusan Menteri serta Surat Edaran Direktur Jenderal ( Rachmat, 2004 hal 12).
Kegiatan pembiayaan konsumen mulai diperkenalkan dalam usaha perusahaan pembia yaan pada waktu dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 61 tahun
1988
tentang
Lembaga
Pembiayaan yang diikuti dengan Surat keputusan Menteri Keuangan NO.1251/KMK.013/1988,
bersamaan
dengan
kondusifnya perekonomian nasional serta rendahnya tingkat suku bunga. Belum pulihnya kredit di sektor riil mendorong bank maupun perusahaan pembiayaan untuk menyalurkan kredit konsumtif berupa kredit kepemilikan kendaraan
bermotor
baik
mobil
maupun kendaraan roda dua, kredit pembelian alat-alat rumah tangga.
diperkenal-
Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428 H
ISSN 1411-0776
119
• in in^t
Pembiayaan (Consumer Finance)
Konsumen berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 adalah
"kegiatan pembiayaan yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk peugadaan barang
berdasarkan
kebutuhan
konsumen dengan sistem pembayaran angsuran atau berkala oleh konsumen". Berdasarkan defenisi tersebut diatas,
terdapat beberapa hal yang perlu digarisbawahi dan merupakan dasar dari kegiatan pembiayaan konsumen, yaitu (Rachmat, 2004 hal 186): 1. Pembiayaan Konsumen merupakan salah satu alternatif
pembiayaan yang dapat diberikan kepada konsumen. 2. Objek pembiayaan usaha jasa pembiayaan konsumen adalah barang kebutuhan konsumen, biasanya kendaraan bermotor, alat kebutuhan rumah tangga, komputer, brang-barang
elektronika dan lain sebagainya. 3. Sistem pembayaran angsuran dilakukan
secara
berkala,
mm
4-*frt7f F**?
perusahaan maka pemahaman tentang perilaku konsumen dan seberapa besar minat mereka haruslah dipelajari oleh perusahaan. Demikian juga halnya ketika FIF mengeluarkan layanan syariah ke masyarakat tentu harus memahami terlebih dahulu bagaimana perilaku konsumen atau nasabah yang menjadi sasarannya. Engel, et.all menyatakan perilaku konsumen merupakan suatu proses yang melibatkan kegiatan secara langsung dan memperoleh, mengkonsumsi, dan menentukan
barang dan jasa. Kegiatan ini juga meliputi proses keputusan sebelum maupun setelah kegiatan tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumen
dalam
memilih barang atau jasa dipengaruhi oleh 3 hal yaitu input informasi, proses informasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan (Engel, dkk, 1994 hal 31). Input dan proses informasi merupakan rangsangan dalam pemasaran yang dilakukan oleh
biasanya dilakukan per bulan dan ditagih langsung kepada
marketing
konsumen.
yang lengkap tentang produknya. Bagaimana rangsangan pemasaran mempengaruhi proses keputusan konsumen sangat tergantung dari informasi yang terjadi dan persepsi konsumen itu sendiri. Tahapan proses informasi yang dilakukan oleh pemasaran bertujuan untuk memperkuat perhatian, pengertian,
4. Jangka
waktu
pengambilan,
bersifat fleksibel, tidak terikat
dengan
ketentuan
seperi
financial lease Perilaku Konsumen
Teori-teori yang membahas tentang perilaku konsumen sangat tepat dalam pembahasan tentang pemasaran
selaku
produk
dan
untuk melihat seberapa besar minat masyarakat terhadap produk yang
dipasarkan tersebut. Hal ini sangat penting mengingat sebelum suatu produk
dikeluarkan
oleh
Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428 H 120
»jnv_'(H'ji.»
dengan
tujuan
agar
konsumen memperoleh informasi
penerimaan dan ingatan konsumen
terhadap produk sehingga menjadikan produk tersebut sebagai pilihan untuk kebutuhannya.
memenuhi
Persepsi diartikan sebagai proses dimana seseorang memilih untuk mengorganisasikan,
ISSN 1411-0776
mengartikan,
masukan
informasi
untuk menciptakan suatu gambaran
tentang suatu produk. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda pada objek yang sama karena adanya 3 proses yaitu perhatian, gangguan dan daya ingat kembali orang tersebut. Selain rangsangan dari marketing ada beberapa faktor yang
dapat
mempengaruhi
konsumen
dalam
menentukan
keputusan
pembeliannya. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan dalam faktor lingkungan, faktor perbedaan individu
dan
faktor
proses
psikologis. Faktor lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam keputusan konsumsi terdiri dari budaya, status sosial, keluarga dan situasi, pengaruh individu yang mempengaruhi keputusan konsumen adalah sikap, kepribadian, gaya hidup, demografi, pengatahuan, motivasi, dan keterlibatan serta sumber daya konsumen. Proses psikologis yang membentuk semua aspek motivasi
dan perilaku konsumen terdiri dari pemprosesan info, pembelajaran dan sikap. (Engel, dkk, 1994 hal 4460)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Jasa
Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk
menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, bagaimana dan berapa banyak pembeli, serta
Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / R3jab 1428 H
mengapa
membeli.
Untu-k
menjawab pertanyaan tersebut tidaklah mudah. Salah satu yang bisa membantu hal tersebut adalah
dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian. Menurut
Kotler
dan
Amstrong (Huriyati, 2005 hal 94), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen itu terdiri dari budaya, sosial, pribadi dan psikologi. Selaras dengan apa yang diungkapkan oleh keduanya, ada beberapa penelitian terdahulu yang terkait dan relevan dengan perilaku, preferensi, dan potensi nasabah terhadap Lembaga Keuangan Bank yaitu bank-bank, namun berdasarkan penelusuran dan berbagai literatur maka diperoleh info bahwa penelitian mengenai preferensi, perilaku, potensi nasabah terhadap pembiayaan syariah khususnya FIF syariah belum pernah dilakukan, karena itu keberadaan hasil penelitian ini memperkaya khazanah selain penelitian tentang lembaga keuangan syariah, khususnya tentang pembiayaan syariah yang diharapkan mampu menjadi
rujukan bagi pembiayaan syariah, khususnya PT. FIF dalam pengambilan kebijakan terkait dengan pemasaran produk FIF syariah. Paparan tentang faktorfaktor yang mempengarui tingkah laku
konsumen,
dalam
hal
ini
nasabah FIF Syariah, setidaknya akan didasarkan atas kerangka teoritis yang diungkapkan baik oleh Kotler
dan
berdasarkan
Amstrong,
maupun
temuan-temuan
penelitian terkait sebelumnya.
ISSN 1411-0776
121
»J
UIKIU ILKUHUmi
(ttlt.
UIVI/l»L>Mtt
Gambar 1
**-f»«»
W»W>*-»-
'
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen Budaya Sosial Pribadi
Acuan
Umur dan tahap daur hidup Pekerjaan
Keluarga
Situasi Ekonomi
Peran dan
Gaya hidup Kepribadian dan
Kelompok
Kebudayaan
Subbudaya
Psikologi Motivasi
Persepsi
Pengetahuan Keyakinan dan sikap
Pembeli
knnspn Hiri
status
Kelas Sosial
Sumber : Hurriyati, 2005 hal 94 diadaptasi dari Kotler dan Amstrong, Principal ofMarketing, Prentice Hall, 2001 hal 197 Setiap konsumen (nasabah) sudah
tentu
akan
melakukan
berbagai macam kepuasan untuk mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk atau jasa. Proses pengambilan keputusan menjadi suatu masalah yang sangat kompleks dan pelik, karena menyangkut berbagai macam hal yang sangat kompleks yang mendasari pengambilan keputusan tersebut. Pihak
satu landasan acuan bagi keputusan nasabah dan oleh karenanya hams
diperhatikan dan dijadikan sebagai stressing point bagi pihak manajemen.
Keputusan untuk membeli suatu produk atau jasa dimulai dengan suatu ketertarikan atau preferensi konsumen terhadap produk tersebut. Ketertarikan atau preferensi konsumen dipengaruhi
manajemen
oleh motivasi konsumen. Motivasi
pembiayaan diharapkan dapat lebih mengenai dan memahami bahwa apa sebenarnya faktor dominan yang mempengaruhi preferensi konsumen (nasabah) untuk memilih pembiayaan syariah. Preferensi
tergantung pada kekuatan motifnya. Motivasi
yang
diartikan
juga
sebagai motif manusia merupakan kebutuhan,
keinginan
atau
karakteristik konsumen (nasabah) itu sendiri. Pengenalan dan
dorongan dalam diri individu atau sesuatu yang menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu atau menanggapi sesuatu (Ferrinadewi dan Didit, 2004, hal. 40). Termotivasi berarti terdorong untuk bertindak. Tindakan atau perilaku tidak terjadi begitu saja, tetapi dipicu oleh salah
pemahaman ini menjadi penting
satu
untuk diketahui oleh pihak manajemen agar nantinya faktor dominan ini dijadikan sebagai salah
pengaruh lingkungan. Motivasi manusia memberi tujuan dan arah dan tingkah laku pada konsumen
konsumen
ini
memang
sangat
kompleks karena dipengaruhi oleh faktor-faktor
rangsangan
pemasaran, ekonomi, teknologi, politik, budaya, dan juga oleh
Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428 H
122
motif-motif
internal
atau
ISSN 1411 - 0776
furnui t/tunumi uun Disnia
uxKia LKononn
dan motivasi tersebut terjadi secara sadar maupun tidak sadar. Motivasi konsumen mempengaruhi perilaku konsumen.
Arthur
Schopenhauer
(1841/1960) merupakan salah satu filsuf yang pertama kali berpendapat bahwa ada hubungan antara motivasi dan perilaku (Deckers, 2001 dalam Ferrinadewi dan Didit, 2004, hal. 40). Teori dan Abraham
Maslow
dan
Frederick
Herzberg sering dipergunakan oleh pemasar untuk mempelajari pengaruh motivasi terhadap perilaku konsumen (Ferrinadewi dan Didit, 2004, hal. 40). Perilaku
merupakan melibatkan
konsumen
suatu proses yang kegiaian secara
status pernikahan, pe'ndidikan, pekerjaan, penghasilan. Selain itu penelitian ini juga untuk menganalisis jumlah angsuran, jangka waktu kredit, keyakinan nasabah
terhadap
ajaran
agama
tentang larangan atas riba (sistem bunga) dan pengetahuan nasabah mengenai sistem pembiayaan syariah. Penelitian ini juga akan menganalisis preferensi nasabah FIF untuk memilih FIF syariah. Dengan demikian diduga ada pengaruh dominan dari usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan,
jumlah angsuran, jangka waktu kredit, keyakinan nasabah terhadap ajaran agama tentang larangan atas
langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan menentukan barang dan jasa. Kegiatan ini juga meliputi proses keputusan sebelum maupun setelah kegiatan tersebut. (Engel, dkk, 1994 hal 3)
riba (sistem bunga) dan pengetahuan nasabah mengenai sistem pembiayaan syariah terhadap
Berdasarkan teori tersebut
variabel yang akan diuji dan dianalisis ditampilkan pada gambar
diatas, dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang akan dianalisis yang terdiri dari usia, jenis kelamin,
preferensi nasabah yang memilih FIF syariah. Secara lebih jelas, variabel-
2 sebagai berikut:
Gambar 2
Alur kerangka pemikiran Motivasi
Perilaku
Konsumsen
Konsumsn
Faktor-faktor yang mempengaruhi. Usia
Jenis Kelamin Status Pernikahan Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan Jumlah angsuran
Jangka waktu kredit / Pembiayaan Keyakinan nasabah terhadap ajaran agama. Pengetahuan nasabah mengenai pembiayaan syari'ah
Volume4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428 H
ISSN 1411-0776
123
Uikta Ekonomi
Hipotesis Hipotesis yang dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jumlah angsuran, jangka waktu kredit/pembiayaan, keyakinan nasabah terhadap ajaran agama tentang larangan atas riba dan (sistem bunga) pengetahuan nasabah mengenai sistem pembiayaan syariah dalam hal ini FIF syariah merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi nasabah FIF terhadap FIF syariah. 2. Usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan,
pekerjaan, penghasilan, jumlah angsuran, jangka waktu kredit/pembiayaan, keyakinan nasabah terhadap ajaran agama tentang larangan atas riba (sistem bunga) dan pengetahuan nasabah mengenai sistem pembiayaan syariah dalam hal ini FIF syariah merupakan faktor-faktor yang paling dominan mempengaruhi preferensi nasabah FIF terhadap FIF syariah. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian menggunakan metode deskriftif dan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat potensi nasabah FIF yang tertarik {prefer) terhadap FIF syariah dan juga digunakan untuk melihat bagaimana karakteristik
nasabah FIF yang prefer terhadap FIF syariah. Sedangkan analisis kuantitatif menggunakan model Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428 H 124
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Principal Component Analysis (PCA) atau
analisis
komponen
utama
dimaksudkan untuk melihat faktor-
faktor apa saja yang dominan atau yang menjadi komponen utama mempengaruhi preferensi nasabah FIF terhadap FIF syariah. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer dan jenis data sekunder. a. Data primer Data primer merupakan datadata yang penulis dapatkan dari lapangan (field research). Dalam hal pengumpulan ini penulis menggunakan metode kuisioner (daftar pertanyaan). b.
Data sekunder
Data sekunder merupakan datadata yang diperoleh penulis dari membaca beberapa literature baik
dalam
bentuk
buku,
majalah, koran, internet dan lain -lain.
Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini merupakan data primer, agar bisa dikenali oleh SPSS maka dilakukan
teknik coding (pemberian kode pada masing - masing variabel). Untuk selanjutnya akan diaplikasikan
dalam analisis menyatakan
deskriptif
frekuensi
data
yang dan
teknik analisis PCA yaitu metodologi ekonometrika yang merupakan bagian dari analisis multivariate. Secara ringkas teknik pengujian yang akan digunakan dalam penelitian ini, adalah analisis
statistik
deskripsi
(descriptive
statistics) dan analisis model PCA.
1. Analisis Statistik Deskripsi (Descriptive Statistics) Analisis ini digunakan untuk menggambarkan
dan
ISSN 1411 - 0776
menjelaskan secara detail masing-masing variabel dalam penelitian ini. Beberapa teknik analisis statistik deskripsi yang penulis gunakan antara lain : frequencies, percentage dan Vieio Chart. Analisis deskriptif merupakan persepsi responden terhadap setiap pernyataan dalam variabel yang diuji. 2. Analisis Komponen Utama
4. Nilai B^irtlett test ofsphericity besar
Jika tidak memenuhi persyaratan, maka data dan
komponen
diseleksi
terlebih
dengan
teknik
syarat nomor 3.
multivariate
yang
Model PCA merupakan metode yang ditujukan untuk melakukan proses ekstraksi. Di dalam konsep model PCA disebut teknik interdependensi (interdependence technique) dimana seluruh set hubungan yang terindependen diteliti (Supranto, 2004 hal 114). Hitungan Pengujian data untuk Faktor Analisis:
dahulu
menggunakan
Model matematis yang akan
termasuk dalam analisis faktor.
terbentuk
dari
model
PCA
atau
analisis komponen utama yang bisa dinyatakan sebagai kombinasi linear dari variabel yang terlihat atau terobservasi dari hasil penelitian lapangan yaitu sebagai berikut : (Supranto, 2004, hal 116) Fi = WiiXi. Wi2X2 ♦ Wi3X3 + ... + WikXk Dimana:
1. Sebagian besar ( > 50%) nilai matrik korelasi mempunyai
Fi =
perkiraan faktor ke i (didasarkan pada nilai
variabel
nilai lebih besar dari 0,3.
Kaiser-Meyer-Olkin
(KMO) harus lebih besar
X
koefisiennya W,) timbangan atau
Wi =
dari 0,5
dengan keofisien
nilai faktor ke i
Nilai Partial korelasi untuk
setiap variabel lebih besar dari 0,5.
Jika
4
terpenuhi maka data yang digunakan dapat dilanjutkan untuk dihitung dengan menggunakan metode principal component.
utama atau model PCA adalah
3.
dan
variabel yang dipakai harus
analisis
2. Nilai
tingkat
signifikansi kecil. Jika syarat 1,2
atau Model PCA
Teknik
pada
nilai
Partial
korelasi
suatu variabel < 0,5 maka variabel
=
banyaknya variabel Secara garis besar tahapan pada model PCA adalah sebagai berikut:
•
Memilih variabel yang layak
tidak
dimasukkan dalam analisis
dapat digunakan dalam faktor analisis. Dengan demikian penilaian partial korelasi merupakan alat
faktor oleh karena analisis
untuk
tersebut
k
menseleksi
variabel
faktor berupaya mengelompokkan sejumlah variabel maka seharusnya ada korelasi yang cukup
yang akan digunakan pada
kuat
analisa faktor.
sehingga akan pengelompokkan.
Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428 H
diantara
variabel
terjadi
ISSN 1411-0776
125
i-'HVJ-l*
IjIVI//H/I/»»
Jika sebuah variabel atau lebih
berkorelasi
dengan
variabel
lemah
lainnya
maka variabel tersebut akan dikeluarkan
dari
analisis
faktor. Uji MSA atau Barlett's Test dapat digunakan untuk keperluan ini.
•
Setelah terpilih,
jumlah variabel maka dilakukan
ekstraksi variabel
tersebut
hingga menjadi satu atau beberapa faktor. Dalam penelitian ini metode pencarian faktor yang digunakan adalah model PCA. Jika faktor yang terbentuk
kurang
layanan
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengetahuan
rsponden adalah pengetahuan responden mengenai kehadiran FIF Syariah yang dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok pertama adalah nasabah yang diasumsikan telah mengetahui keberadaan FIF Syariah atau pun pernah mendengar sedangkan kelompok kedua adalah nasabah yang tidak mengetahui tentang keberadaan FIF syariah. Dari hasil penelitian dengan menggunakan analisis deskriptif didapat informasi responden yang tidak mengetahui tentang kahadiran FIF syariah
menggambarkan perbedaan
menempati
antara
tertinggi yaitu sebesar 76 % dari total responden atau berjumlah 114 responden. Sisanya adalah responden yang sudah mengetahui FIF syariah berjumlah 36 responden
faktor-faktor
yang
ada atau isi faktor masih
diragukan maka dilakukan proses rotasi. Dalam penelitian ini metode rotasi yang digunakan adalah varimax.
•
tentang perlunya pembiayaan syariah.
Setelah faktor sudah benarbenar
terbentuk
atau
sebesar
PENELITIAN
Pengetahuan dan Minat Nasabah FIF Terhadap FIF Syariah ini
informasi
dari
total
Tabel 1
Pengetahuan nasabah FIF tentang kehadiran FIF Syariah Frequency
Percent
Tahu
36
24%
Tidak tahu
114
76%
Total
150
100 %
bukan
merupakan tujuan atau pertanyaan penelitian namun hanya untuk memberikan informasi mengenai pengetahuan dan minat nasabah FIF terhadap FIF syariah serta
memberikan
%
responden. Hal ini dapat terlihat pada tampilan tabel 1.
PEMBAHASAN HASIL
sub
24
yang
maka
proses dilanjutkan dengan menamakan faktor yang ada dan interpretasi nama faktor
Dalam
persentase
tentang
pendapat dan alasan nasabah FIF
Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428 H 126
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Selain itu juga hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa pangsa pasar layanan pembiayaan syariah sangat tinggi dimana dalam hasil penelitian ini melalui analisis deskriptif diketahui
ISSN 1411-0776
/»*
dari 150 responden nasabah FIF yang tertarik atau berminat atau berkeinginan untuk menggunakan FIF syariah berjumlah 146 responden atau sebesar 97,3 % dari total responden, sisanya hanya sebesar 2,7 % atau berjumlah 4 responden saja yang tidak tertarik atau berminat atau berkeinginan untuk menggunakan FIF syariah. Ini juga merupakan suatu hasil yang baik dimana dari hasil penelitian ini diketahui bahwa preferensi nasabah FIF pada FIF syariah sangat tinggi. (lihatTabel2)
1/»J||»J
3 yang menunjukkan pendapat dari 146 responden mengenai perlunya kehadiran layanan pembiayaan syariah di Indonesia. Tabel 3
Pendapat nasabah FIF tentang perlunya layanan pembiayaan syariah Frequency
Percent
146
100 %
0
0%
0
0%
146
100 %
Ya
Tidak
Raguragu Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Tabel 2
Ketertarikan atau preferensi responden terhadap FIF Syariah Frequency
Percent
146
97.3 %
Tidak
4
2.7%
Total
150
100.0 %
Ya
mn»
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Walaupun persentase secara pengetahuan responden mengenai keberadaan FIF syariah sangat kecil namun persentasi responden tentang pendapat perlunya layanan syariah pada jasa pembiayaan sangat besar yaitu sebesar 100 % atau berjumlah 146 responden. Hal ini berarti seluruh responden menyatakan bahwa di Indonesia sudah perlu adanya unit layanan
syariah pada bidang jasa pembiayaan konsumen khususnya untu kredit pemilikan sepeda motor.ini juga merupakan pintu awal yang baik bagi FIF Syariah untuk mensosialisasikan layanan pembiayaan syariah pada
masyarakat. Berikut ini adalah tabel
Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428 H
Primer
Sebagian besar responden yaitu sebesar 95,89 % responden atau berjumlah 140 responden menyatakan perlunya kehadiran layanan syariah pada bidang consumer finance karena didasari oleh
alasan
emosional.
Pada
penelitian ini alasan emosional responden meliputi alasan bahwa penduduk Indonesia mayoritas muslim dinyatakan sebesar 40,41% oleh responden, alasan karena faktor keyakinan agama untuk
menghindari sistem bunga atau riba dinyatakan sebesar 47,26% oleh responden, serta alasan lebih adil dan tentram dinyatakan sebesar 8,22% oleh responden dari total keseluruhan responden. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 4,11% atau
berjumlah 6 responden menyatakan bahwa perlunya kehadiran layanan syariah pada bidang consumer finance karena didasari oleh alasan rasional, alasan ini meliputi alasan karena ada alternatif pembiayaan selain pembiayaan konvensional dinyatakan sebesar 2,74% oleh
ISSN 1411
0776
127
jurnui EKunumi w»** •»•
uiKta. LKonomi
responden dan karena alasan program yang menarik seperti hadiah, harga lebih murah, dan lain - lain dinyatakan sebesar 1,37% oleh responden dari total keseluruhan responden. Hal ini dapat dilihat secara jelas dan terinci pada tabel 4
Profil esponden berdasar kan demografi menunjukkan bahwa dari seluruh responden mayoritas bertempat tinggal di Jakarta 87.67%, sisanya 12.33% berdomisili di luar Jakarta terdiri dari wilayah Depok 2.05%, Tangerang 4.11% dan Bekasi
dibawah ini.
6.16%. (lihat tabel 5) Tabel 4
Tabel 5
Alasan responden menyatakan perlu adanya pembiayaan syariah
Karakteristik Tempat tinggal
Frequ ency
Frequency
Percent
128
87.67 %
Lainnya: Depok
3
2.05%
Bekasi
6
6.16%
Tangerang
9
4.11%
146
100.0%
Percent
Penduduk
Jakarta
Indonesia
59
40.41 %
mayoritas muslim Ada alternatif
finance/leasing selain
4
2.74 % Total
finance/ leasing
Sumber : Hasil Pengolahan Data
konvensional Karena faktor
Primer
keyakinan agama untuk
menghindari sistem bunga atau
69
47.26 %
Jenis Kelamin
Jenis
kelamin
responden
didominasi oleh jenis kelamin lakilaki sebesar 84.93% sedangkan yang
riba Lebih adil dan 12
8.22 %
tentram
Karena program yang menarik seperti hadiah, harga lebih murah,
perempuan hanya 15.07% (lihat tabel 6). Tabel 6
Karakteristik jenis kelamin 2
responden
1.37 %
dll Total
146
100.0 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Laki-laki
Perempuan
Frequency
Percent
124
84.93 %
22
15.07 %
146
100.0 %
Primer Total
Karakteristik Nasabah
Berdasarkan
analisis
Sumber : Hasil Pengolahan Data deskriptif
Primer
demografi dan karakteristik dari
hasil penelitian terhadap nasabah
FIF
dapat
dijabarkan
sebagai
Status Pernikahan
Status
responden
berikut:
didominasi oleh mereka yang sudah
Wilayah Domisili
menikah sebesar 84.25% sedangkan
Volume 4 Nomor 2, Agustus 07/ Rajab 1428 H 128
ISSN 1411-0776
jurnal tKonomi aan bisnis
LJll\I.U I^IXUIIUIIH
yang belum menikah 15.75% (lihat tabel 7)
sebesar
Katolik,
0.68%
9)
Karakteristik status pernikahan responden
Belum menikah Total
Tabel 9
Karakteristik agama Responden
Frequency
Percent
123
84.25 %
Islam
23
15.75 %
Lainnya
146
100.0 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Frequency
Percent
142
97.26 %
Katholik
2
1.37 %
Protestan
1
0.68 %
Budha
1
0.68 %
Hindu
0
Total
Primer
Sumber Usia
tahun sebanyak 39.73%, yang berusia antara 26-35 tahun terdapat 36.30%, sedangkan yang diatas 45 tahun terdapat 15.75% sedangkan dibawah 26 tahun terdapat 8.22%. (lihat 8) Tabel 8
Karakteristik usia responden
Dibawah
26 s/d 35 tahun
36 s/d 45 tahun
Diatas 45 tahun
Hasil Pengolahan Data
Frequency
Percent
12
8.22 %
Pendidikan
Tingkat pendidikan respon den terbesar adalah SMA sederajat
60.96% sedangkan responden yang berpendidikan perguruan tinggi hanya 25.34%, terdiri dari 13.70% Akademi/Diploma, 10.27% Sarjana/ SI, dan 1.37% adalah Pascasarjana atau S-2. Untuk pendidikan SMP sebesar 10.96% dan 2.74% tingkat SD (lihat tabel 10) Tabel 10
53
36.30 %
58
39.73 %
23
15.75 %
146
100.0 %
Karakteristik pendidikan Responden Frequency
Percent
4
2.74 %
16
10.96 %
89
60.96 %
Akademi
20
13.70 %
Universitas
15
10.27 %
SD
SMP Total
100 %
146
Primer
Usia responden didominasi oleh mereka yang berusia 36-45
26 tahun
0.68%
Budha, dan 0% responden yang menganut agama Hindu (lihat tabel
Tabel 7
Menikah
Protestan,
Sumber : I iasil Pengo ahan Data Primer
Agama
Agama yang paling banyak dianut oleh responden adalah Islam sebanyak 97.26%, sedangkan sisa nya masing-masing dianut oleh responden yang beragama : 1.37%
Volume4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428 H
SMA atau
Sederajat
Pascasarjana Total
2 146
1.37 %
100.0 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
ISSN 1411-0776
129
LSlrvllt
j m
i^iwiiviiu
Pekerjaan atau Profesi Responden mempunyai jenis pekerjaan yang bermavam jenis antara lain sebagai karyawan swasta
32.88%, PNS dan BUMN 12.33%,
berprofesi sebagai tukang ojek, buruh terdapat 11.64%, sementara responden yang bekerja sebagai guru/dosen 4.11%, pelajar/mahasiswa 3.42% dan 0.68% responden pensiunan (lihat tabel 11). Tabel 11
Karakteristik pekerjaan responden Pelajar atau Mahasiswa
Karyawan Swasta
PNS atau BUMN
Frequency
Percent
5
3.42 %
51
18
34.93 % 12.33 %
Dosen Pensiunan
Lainnya (tukang ojek, buruh, dll) Total
48
32.88 %
6
4.11 %
1
0.68 %
17
11.64 %
146
100 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Penghasilan Rata - rata Per Bulan
Berdasarkan pekerjaan diatas, penghasilan rata-rata perbulan yang diterima responden sebesar Rp 1.500.001-Rp 3.500.000 terdapat 55.48%, sedangkan responden yang berpenghasilan dibawah Rp 1.500.001 terdapat 20.55% dan 16.44% responden yang berpenghasilan Rp 3.500.001-Rp 5.500.000. Untuk reponden yang
Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428 H 130
Tabel 12
Karakteristik penghasilan rata-rata perbulan responden Dibawah
Rp.1.500.001
Rp.1.500.001 s/d Rp.3.500.000 Rp.3.500.001 s/d Rp.5.500.000 Rp.5.500.001 s/d Rp.7.500.000 Diatas
Total
Sumber
Frequency
Percent
30
20.55 %
81
55.48 %
24
16.44 %
7
4.79 %
4
2.74 %
146
100.0
Hasil Pengolahan Data
Primer
wasta
Guru atau
(12)
Rp.7.500.000
Pedagang/Wir ausaha/Wiras
berpenghasilan Rp 5.500.001 7.500.000 dan diatas Rp 7.500.000 masing-masing 4.79% dan 2.74%
34.93%,
pedagang/ wirausaha/ wiraswasta
inn L,i\uiiumi itmi utaHis
Jangka Waktu Kredit Jangka waktu kredit dalam
penelitian ini adalah jangka waktu KPM Honda yang diberikan FIF pada responden. Dalam analisis jangka waktu ini dikategorikan dalam empat kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok responden yang mempunyai jangka waktu kurang dari 12 bulan, kelompok kedua adalah kelompok responden yang mempunyai jangka waktu kurang dari 12 bulan sampai dengan 24 bulan, kelompok ketiga adalah kelompok responden yang mempunyai jangka waktu kurang dari 25 bulan sampai dengan 36 bulan dan kelompok keempat adalah kelompok responden yang mempunyai jangka waktu lebih dari 36 bulan. Tujuan penentuan jangka waktu ini adalah untuk memperoleh data tentang pada rentang jangka
ISSN 1411-0776
fmui
jurnui cnunumi aan msms
juivuitumi
waktu berapa lama "nasabah FIF banyak tertarik pada FIF syariah.
Dari total responden kelompok
angsuran berkisar antara Rp.500.001 sampai dengan Rp.800.000, kategori ketiga berkisar antara Rp.800.001
pertama berjumlah 19 responden atau sebesar 13.01 %, kelompok kedua adalah kelompok responden yang mempunyai jangka waktu kurang dari 12 bulan sampai dengan 24 bulan berjumlah 56 responden atau sebesar 38,36 %, kelompok ketiga adalah kelompok responden
memperoleh data tentang pada rentang besar jumlah angsuran berapa oleh nasabah FIF banyak
yang
waktu
tertarik pada FIF syariah. Dari hasil
kurang dari 25 bulan sampai dengan 36 bulan berjumlah 67 responden atau sebesar 45,89 % dan kelompok keempat adalah kelompok responden yang mempunyai jangka waktu lebih dari 36 bulan berjumlah
penelitian ini responden yang membayar jumlah angsuran bulanan dibawah Rp.500.001 berjumlah 62 responden atau 42.47%, responden yang membayar jumlah angsuran bulanan berkisar antara Rp.500.001 sampai dengan Rp.800.000 bejumlah 64 responden atau 43.84%, responden yang membayar jumlah angsuran bulanan berkisar antara Rp.800.001 sampai dengan Rp.l.000.000 berjumlah 10 responden atau 6,85% sedangkan yang membayar jumlah angsuran bulanan lebih dari Rp.l.000.000 juga berjumlah 10 responden atau 6,85% (lihat tabel 14)
mempunyai jangka
4 responden atau sebesar 2,74 %. (lihat tabel 13) Tabel .13
Karakteristik responden berdasarkan jangka waktu kredit Frequency
Percent
19
13.01 %
56
38.36 %
67
45.89 %
Kurang dari 12 bulan
12 s/d 24 bulan
25 s/d 36 bulan Lebih dari 36 bulan Total
4
2.74 %
146
100.0 %
samppai dengan Rp.l.000.000 dan kategori keempat besar angsuran
lebih dari Rp.l.000.000. Tujuan penentuan besar jumlah angsuran bulanan
Dibawah
Rp 500.001
untuk
KPM
Honda.
Dalam
analisis ini jumlah angsuran bulan ini terdiri dari empat kategori yaitu
kategori pertama angsuran dibawah Rp.500.000, kategori kedua Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428 H
untuk
Karakteristik responden berdasarkan besar angsuran kredit
Primer
FIF
adalah
Tabel 14
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Jumlah Angsuran Bulanan Jumlah angsuran dalam penelitian ini adalah besarnya angsuran per bulan yang dibayarkan oleh responden pada
ini
Rp 500.001 s/d Rp 800.000 Rp 800.001 s/dRp
Frequency
Percent
62
42.47 %
64
43.84 %
10
6.85 %
10
6.85 %
146
100.0 %
1.000.000
Lebih dari
Rp 1.000.001 Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
ISSN 1411 •0776
131
jurnai cuonomi aan bisjiis
uikiu CKvnvmi
Frekuensi'Penggunaan Jasa FIF Frekuensi pengunaan jasa FIF oleh responden didominasi oleh nasabah yang baru pertama kali menggunakan jasa FIF yaitu sebesar 72,60% atau berjumlah 106 responden. Sedangkan responden yang sudah dua kali menggunakan jasa FIF untuk KPM HONDA adalah sebanyak 28 responden atau sebesar
19.18 % dan responden yang sudah lebih dari dua kali menggunakan jasa FIF untuk KPM HONDA adalah sebanyak 11 responden atau sebesar
berjumlah 17 responden. ( Lihat tabel 16). Tabel 16
Karakteristik responden berdasarkan tempat pembayaran angsuran
Langsung keFIF Melalui ATM
Total
Frequency
Percent
129
88.36 %
17
11.64 %
146
100.0 %
8,22 %. Hal ini dapat dilihat dengan
Sumber : Hasil Pengolahan Data
rinci pada tabel 15 dibawah ini.
Primer
Tabel 15
Harapan Nasabah Terhadap FIF
Karakteristik responden berdasarkan frekuensi penggunaan
Syariah FIF syariah merupakan unit
jasa FIF
layanan
Frequency
Percent
106
72.60 %
28
19.18 %
12
8.22 %
146
100.0
Pertama Kali
Dua kali Lebih dari 2 kali Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Tempat
Pembayaran
Angsuran
Bulanan
Tempat pembayaran angsu ran bulanan dalam penelitian ini maksudnya adalah tempat biasa
dimana
responden
membayar
angsuran bulanannya. Responden yang menjawab membayar angsuran bulanannya langsung ke FIF berjumlah 129 responden atau 88.36 %. Sedangkan yang membayar melalui tempat atau fasilitas lain seperti membayar melalui ATM hanya
sebesar
11.64
%
atau
Volume 4 Nomor 2, Agustus 07/ Rajab 1428 H 132
pembiayan
konsumen
untuk KPM HONDA yang dijalankan menurut aturan syariah. Bagi masyarakat dengan adanya FIF syariah berarti dapat menjalankan transaksi sesuai dengan ajaran agama.
Masyarakat
tentu
mengharapkan FIF syariah dapat memenuhi
kebutuhan
dan
keinginan konsumen. Adapun yang menjadi harapan terbesar responden pada FIF syariah adalah jumlah angsuran yang lebih ringan hal ini dapat diketahui hasil penelitian dengan analisis deskriptif bahwa
responden
yang
menyatakan
harapan ini adalah sebesar 58.67 %
atau berjumlah 88 responden. Harapan nasabah pada FIF syariah agar FIF syariah lebih murah dan menguntungkan menempati urutan
kedua dari harapan nasabah yaitu sebesar 18 % atau berjumlah 27 responden. Sedangkan yang syariah menjawab agar FIF meningkatkan fasilitas dan pelayanannya sebesar 11.33 % atau
ISSN 1411-0776
berjumlah 11 responden. Dan sisanya berjumlah 4 responden atau
Bartletts Test Of Sphericity tersebut membuktikan
bahwa
matrik
sebesar 2.67 % berharap agar uang
korelasi bukan merupakan matrik
muka lebih ringan. (Lihat tabel 17).
satuan.
MSA
Faktor
Tabel 17
No
Harapan responden terhadap FIF
1
STATUS
0,525
2
USIA
0,553
3
PDDKN
0,639
4
PROFESI
0,678
5
INCOME
0,591
6
JK. WAKTU
0,517
7
ANGSURAN
0,539
8
KNOW
0,571
syariah Frequency
Uang muka ringan Angsuran ringan
4
85
Percent
2.74 %
58.22 %
Lebih murah dan
menguntung
27
18.49 %
kan
Fasilitas dan
pelayanan
16
10.96 %
Jadi data dapat dilanjutkan untuk proses analisis faktor dengan metode PCA selanjutnya. Hasil
Lain-lain
14
9.59 %
Total
146
100.0 %
output KMO dan Bartletts Test Of Sphericity tersebut diatas dapat
lebih
ditingkatkan
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
dilihat pada tabel sebagai berikut: KMO and Bartlett's Test
Metode Principal Analysis (PCA) Setelah
Component
dilakukan
proses
penyortiran variabel terakhir tanpa menggunakan variabel jenis kelamin (gender) dan alasan berdampak juga pada perubahan nilai KMO. Nilai KMO yang dihasilkan adalah sebesar 0,565 lebih kuat dari nilai sebelumnya
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of
Approx.
Sphericity
Chi-
.565
200.831
Square Df
28
Sig.
.000
Selanjutnya adalah
tabel
total variance explained digunakan
0.548. dengan nilai KMO > 0,5 sehingga dapat diterima dan dilanjutkan pada proses berikutnya. Selain itu juga dihasilkan nilai bartletts Test Of Sphericity (yang
yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk terhadap ke-8
ditampakkan dengan angka ChiSquare) sebesar 200.831 diterima pada tingkat siqnifikasi 0.000. Dengan demikian nilai ini dapat
diketahui angka eigenvalues dari masing-masing faktor yang terbentuk. Angka eigenvalues
diterima secara statistik dan nilai
Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428H
untuk mengetahui varians total
variabel
yang
tersebut.
Dari
akan
diringkas
sini juga
dapat
menunjukkan kepentingan relatif
ISSN 1411-0776
133
UII\LU
Lul\UIIUIIU
masing-masing menghitung
faktor
ke-8
Rotated Component Matrix(a)
dalam
variabel
yang
Component
dianalisis.
Total Variance Explained Initial Eigenvalues
1
2
3
STATUS
.100
-.792
.020
USIA
.152
.830
-.055
PDDKN
.199
.079
.770
Cumu Com
%of
lative
PROFESI
-.169
.423
-.481
%
INCOME
.680
.275
.373
JK. WAKTU
-.724
.241
.142
ponent
Total
Variance
1
2.078
25.975
25.975
2
1.701
21.266
47.241
3
1.226
15.320
62.561
ANGSURAN
.892
.047
.064
4
.867
10.840
73.401
KNOW
.165
.105
-.673
5
.775
9.689
83.089
6
.576
7.205
90.294
7
.470
5.871
96.165
8
.307
3.835
100.000
Sumber
: Hasi1
Pengola
lan
Data
Primer
Komponen matrik hasil dari proses rotasi (Rotated Component Matrix) memperlihatkan distribusi variable yang lebih jelas dan nyata Dari table tersebut dapat diketahui bahwa:
dapat diketahui nilai varians dari komponen 1 adalah sebesar 25.975% hingga komponen 8 sebesar 3.835% (urutan secara vertikal) karena dalam analisa faktor ini pengekstrakkan menjadi 3 faktor,
•
Variabel
status,
variabel
ini
masuk ke faktor 2, karena factor loading dengan faktor 2 paling besar -0.792
•
Variabel
usia,
variabel
ini
maka
masuk ke faktor 2, karena factor loading dengan faktor 2 paling
•
besar 0.830
Varians faktor pertama adalah 25.975% dengan eigenvalues
•
sebesar 2.078 •
Varians
21.266%
faktor
ini masuk ke faktor 3, karena kedua
adalah
dengan eigenvalues •
sebesar 1.701
•
Variabel pendidikan, variabel
Varians faktor ketiga adalah 15.320% dengan eigenvalues
tidak dimasukkan ke faktor 1,2
dan 3, karena factor loading dengan ke tiga faktor tersebut berimbang, dengan tidak ada satu pun yang melewati 'cut off point' sebesar 0.55 maka variabel ini terpaksa tidak
sebesar 1.226
Jadi ketiga faktor tersebut akan menjelaskan sebesar 62.561% (akumulasi ketiga faktor) dari variablilitas ke-8 variabel asal. Dari
sini dapat diketahui bahwa faktor pertama mempunyai varians
25.975% dan angka 2.078 paling tinggi.
eigenvalues
factor loading dengan faktor 3 paling besar 0.770 Variabel profesi, variabel ini
dimasukkan.
•
Variabel
income,
variabel
ini
masuk ke faktor 1, karena factor loading dengan faktor 1 paling besar 0.680
Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428 H 134
ISSN 1411-0776
• ' Variabel jangka waktu, variabel
f)
paling dominan adalah pada tingkat SMA sederajat.
ini masuk ke faktor 1, karena
factor loading dengan faktor 1 paling besar -0.724
•
Variabel angsuran, variabel ini masuk ke faktor 1, karena factor loading dengan faktor 1 paling besar 0.892
•
Variabel
know
g) Pekerjaan nasabah yang paling dominan adalah karyawan swasta,
h) Jangka waktu kredit yang paling dominan diambil nasabah
atau
pengetahuan nasabah tentang keberadaan FIF syariah, variabel ini masuk ke faktor 3, karena
i)
variabel
jangka
waktu dan angsuran Faktor
2
mewakili
Besar yang
angusran nasabah paling dominan
adalah •
(Ekonomi): income,
variabel
(Demografi): usia dan status
berkisar
bulan,
paling besar -0.673 mewakili
adalah
selama 25 bulan sampai 36
factor loading dengan faktor 3 Faktor 1
Pendidikan nasabah yang
berkisar
Rp.500.000,-
antara
sampai
Rp.
800.000,-
2. Faktor yang paling dominan mempengaruhi preferensi nasabah FIF pada FIF syariah
variabel
adalah faktor keadaan ekonomi
(Pengetahuan) : Pendidikan
nasabah yang terdiri dari variabel income (penghasilan),
Faktor 3
mewakili
dan know atau pengetahuan nasabah tentang keberadaan FIF syariah KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik nasabah FIF yang
memiliki preferensi pada FIF syariah adalah sebagai berikut: a) Tempat tinggal nasabah dominan berada diwilayah Jakarta,
b) Jenis
kelamin
nasabah
dominan adalah laki-laki,
c) Status pernikahan nasabah dominan sudah menikah,
d) Usia nasabah yang paling dominan
adalah
berkisat
antara 36 sampai dengan 45 tahun,
e) Agama nasabah
yang yang
dianut paling
dominan adalah Islam,
Volume 4 Nomor2, Agustus 07 / Rajab 1428 H
jangka
waktu
besarnya
kredit,
jumlah
dan
angsuran
perbulan yang dibayarkan oleh nasabah. Saran
a) Faktor kondisi ekonomi nasabah adalah
faktor
yang
paling
dominan diantara faktor-faktor
lain dalam penelitian ini maka
pihak
perusahaan
perlu
memberikan perhatian khusus
pada faktor tersebut guna meningkatkan prefernsi nasabah
terhadap
produk
pembiayaan syariah tanpa mengabaikan faktor lain dan juga lebih meningkatkan faktorfaktor yang lain dalam rangka meningkatkan preferensi atau minat nasabah terhadap produk
dan pembiayaan nasabah, selain itu faktor-faktor tersebut dapat
dijadikan
sebagai
upaya
ISSN 1411 - 0776
135
jimiui ciwnvrm nun u d h o
uiKta LKonomi
pengambilan
kebijakan
bagi
pihak manajemen. b) Perlu dilakukan
penelitian lanjutan yang melibatkan lebih banyak lagi jumlah responden atau nasabah FIF yang tersebar diberbagai kantor cabang laiinnya.
Indonesia,
2000,
Executive
Summary Bank Syariah Potensi Preferensi & Perilaku Masyarakat di Wilayah Jawa Barat.
Bank
Indonesia,
2000,
Jazoa Timur.
Daerah
2005,
Pembiayaan
Analisis Asuransi
Syariah (Studi Kasus PT. Asuransi Takaful Indonesia),
Indonesia.
Karim, Adiwarman.A, 2007,
Bank
Islam Analisis Fiqih & Keuangan, Edisi Keiga, FT. RajaGrafindo, Jakarta. Kasali,
Rhenald,
1999,
Membidik
Pasar Indonesia : Segmentasi,
Targeting dan Positioning, PT. Gramedia
Pustaka
Utama,
Tren
di
Kotler, Philip, 1997, Marketing (Terjemahan Bahasa Indonesia), Edisi ketujuh, Erlangga, Jakarta
Istimewa
Lavine, John & Wackman, Daniel B.,
Industri
1988, Managing Media Organization : Effective Leadership of Media, New York
Yogyakarta. Y.S.,
Jannah, Miftahul, 2005, Preferensi Agen
Jakarta.
Bank Indonesia, 2000, Ringkasan Eksekutfl Penelitian Potensi, Preferensi & Perilaku Masyarakat Terhadap Bank Syariah di Wilayah Jawa Tengah
Dewi,
Konsumen, Alfabeta, Bandung.
Executive
Summary Hasil Penelitian Potensi, Preferensi & Perilaku Masyarakat Terhadap Bank Syariah Studi pada Wilayah
dan
Bauran Loyalitas
Tesis Program Kajian Timur Tengah dan Islam, Jakarta, Pascasarjana Universitas
DAFTAR PUSTAKA
Bank
Hurriyati, Ratih, 2005, Pemasaran &
Indonesia,
Economic Revieiu Journal,
: Longman.
No.
201.
Engel, dkk, 1994, Perilaku Konsumen, Jilid 1, PT. Binarupa Aksara ,
Miranti, Ermina, 2004, Prospek Industri Sepeda Motor di Indonesia,
Economic
Review
Journal. No. 198.
Jakarta.
Nachrowi, Djalal Nachrowi dan Gujarati, Damodar, Ekonometrika Dasar (Edisi Terjemahan Bahasa Indonesia), Erlangga, Jakarta.
Hardius
Usman,
Penggunaan Ekonometrika,
2002,
Teknik Cetakan I, PT.
RajaGrafindo Persada,
Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428 H 136
ISSN 1411-0776
jurnal LKonomi aan tfisms
uiKia znonomi
Patria,
Konversi
Nasabah
dan Islam, Pascasarjana
BTN Menjadi
Nasabah
Indonesia.
Didi,
2004,
Probabilitas
KPR
Pembiayaan
Analisis
KPR
BTN
SYARIAH dengn Model Logit, Tesis Program Kajian Timur Tengah dan Islam, Jakarta, Pascasarjana Universitas Indonesia.
Prasetijo, Ristiyanti & John J.O.I Ihalauw,
2005,
Jakarta, Universitas
Perilaku
Konsumen, Andi, Yogyakarta. Rachmat, Budi, 2004, FMulti Finance
Handbook (Laesing, Factoring,
Subagja, Guntur, 2005, Analisis Faktor - faktor Kebutuhan dan Peluang Masyarakat Menjadi Nasabah Bank Syariah di Jakarta dan Sekitarnya Tahun 2004, Tesis Program Kajian Timur Tengah dan Islam, Jakarta, Pascasarjana Universitas Indonesia.
Suhartono, Hari, 2006, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Consumer, Finance) Indonesian
Nasabah Membeli Polis Asuransi
Perspective,
Jiwa Syariah (Studi Kasus di Bringin Life Syariah Cabang Jakarta), Tesis Program Kajian Timur Tengah dan Islam, Jakarta, Pascasarjana
PT.
Pradnya
Paramita, Jakarta. Riduwan, 2006, Metode & Teknik
Menyusun Bandung.
Tesis,
Alfabeta,
Universitas Indonesia
Samsudin, 2004, Analisis Faktor -
faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah untuk Menggunakan Jasa Bank Syariah Mandiri (Studi Kasus pada Nasavah Bank Syariah Mandiri cabang Thamrin), Tesis Program Kajian Timur Tengah dan
Islam,
Pascasarjana
Uma,
Jakarta.
Supranto, Johanes, 2004, Analisis Multivariate
Arti
dan
Interpretasi,
Rineka
Cipta,
Jakarta
Jakarta,
Universitas
Suryani, 2006, Faktor - faktor yang Mempengaruhi Nasabah Asuransi
Indonesia
Sekaran,
Suhendi, Hendi, 2002, Fiqh Muamalah, PT. RajaGrafindo,
1992,
Research
Methods for Business : A Skill Building Approach, 2nd, John Willey & Sons, New York. Sri Wahyuni, Siti Darojah, 2005, Preferensi Nasabah Pegadaian Syariah Studi Kasus : Pegadaian Unit Layanan Syariah di Jalan Dewi Sartika Jakarta, Tesis
Loyalitas Syariah
(Studi Kasus Nasabah
PT.
Asuransi Takaful Indonesia Cabang Depok), Tesis Program Kajian Timur Tengah dan Islam, Jakarta, Pascasarjana Universitas Indonesia.
Umar, Husein, 2005, Riset Pemasaran &
Perilaku
Konsumen
,
PT.
Gramedia Pustaka, Jakarta.
Program Kajian Timur Tengah
Volume 4 Nomor 2, Agustus07 / Rajab 1428 H
ISSN 1411-0776
137
jurnui cKunomt aan msms
UIKIU CKUllUTIll
Zaenudin,
2006,
Masyarakat
Preferensi Terhadap
Gadai
Lain-lain:
Majalah SWA No. 25/ XXI/ 8 -18
Syariah pada Kantor Cabang Pegadaian Syariah Margonda
Majalah Investor edisi19September
Depok
2006
Tahun
2005,
Tesis
Program Kajian Timur Tengah dan Islam, Pascasarjana
Jakarta, Universitas
Indonesia.
Desember 2005
www.kompas.com www.republika.online.com www.fifkredit.com www.gati-a.com
www.bisnis.com
1
Volume 4 Nomor 2, Agustus 07 / Rajab 1428 H 138
ISSN 1411-0776