ANALYSIS OF FARMERS ENTREPRENEURSHIP ANALISIS KEWIRAUSAHAAN PETANI Darmadji1) 1)
Staf pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Widyagama Malang
ABSTRAC Entrepreneurship as a practice is very important for the development of agribusiness. However, empirical evidence on business in the on-farm sector is still very rare. Therefore this study aimed to know the potential of farmers entrepreneurship and whether different types of farming brought distinction to the potential of farmers entrepreneurship. The research was conducted on Chilli and rice farmers at Sleman district of Yogyakarta province. Data was collected through direct interviews to farmers using quesioner. Based on the results of the study indicate that the potential for chilli farmer entrepreneurship is higher than the rice farmers and the different types of commodities have different consequences for farmers entrepreneurship. Key word: farmers entrepreneurship, creativity, independence, risk
ABSTRAK Kewirausahaan (entrepreneurship) sebagai suatu practice sangat penting bagi pengembangan agribisnis. Namun bukti empirisnya pada usaha di sektor on-farm masih sangat langka, Oleh karena itu penelitian ini ditujukan untuk mengetahuai sejauhmana potensi kewirausahaan yang dimiliki petani dan apakah jenis usahatani yang berbebeda membawa perbedaaan terhadap potensi kewirausahaan dimasingmasing petani. Penelitian ini dilakukan pada petani Cabe dan petani padi kabupaten Sleman provinsi Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan interview langsung ke petani dengan menggunakan quesioner. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi kewirausahaan petani cabe lebih tinggi dari pada petani padi dan perbedaan tipe komoditi mempunyai konsekwensi yang berbeda terhadap kewirausahaan petani. Kata kunci: kewirausahaan petani, kreativitas, independesi, risiko
wirausaha
PENDAHULUAN. Pentingnya
kewirausahan
(entrepreneur) baru. Pada
tahun 2011,
komitmen pemerintah
sebagai suatu practice sudah mendapat
untuk semakin mendorong munculnya
perhatian serius dari pemerintah. Salah
wirausaha
satu bentuk perhatian tersebut adalah
dicanangkannya
dikeluarkannya peraturan pemerintah
Kewirausahaan Nasional (GKN).
ditandai
dengan Gerakan
Namun komitmen pemerintah
pada tahun 1997 yang berkaitan dengan upaya untuk menumbuhkan lahirnya
baru
untuk
menumbuhkna
kewirausahaan
Darmadji, Analysis of Farmers Entrepreneurship ……. tersebut belum secara implisit ataupun
kewirausahaan
ekslpisit menempatkan petani sebagai
pengembangan agribisnis.
komunitas pelaku usaha di sektor on-
penting
untuk
Dalam pendapat yang simpel
farm yang juga patut diperhitungkan.
Wibowo
Demikian
para
menyatakan bahwa kewirausahaan perlu
pemerhati kewirausahaan, munculnya
ditumbuhkan. Demikian pula menurut
berbagai
Priyanto
pula
dikalangan
komunitas
ataupun
entrepreneur
kegiatan-kegiatan
kewirausahaan proporsional
pelatihan
belum
secara
memberikan
perhatian
para
sudah
banyak
(2005)
2008)
petani
bahwa
perlu
terus
ditumbuhkan untuk menghadapi tekanan lingkungan pasar yang tidak kondusif. Beberapa
kalangan
Subiyono
(2004,
kewirausahaan
terhadap petani. Di
dan
pendapat
yang
ekonom
dikemukakan para ekonom pertanian
yang
tersebut di atas, baik yang dikemukan
kewirausahaan
secara implisit maupun eksplisit dapat
adalah penting. Pendapat tersebut antara
dimaknai sebagai bentuk pernyataan
lain dikemukakan oleh Saragih (1998),
yang
Hartono (2003),
kewirausahaan
pertanian, menyatakan
bahwa
Soetriono (2006),
menekanan
pentingnya
dalam
kegiatan
Widodo (2008), Wibowo dan Subiyono
pertanian. Namun bukti-bukti empiris
(2005), dan Priyanto (2004, 2008).
yang
Menurut Saragih (1998), kewirausahaan
kewirausahaan petani sebagai pelaku
petani merupakan salah satu faktor yang
usaha di sektor sektor on-farm masih
sangat
begitu
penting
dalam
menentukan
menunjukkan
langka.
Oleh
pentingnya
karena
itu,
keberhasilan usaha yang berorientasi
penelitian ini pada dasarnya merupakan
pasar.
bagian
dari
kajian
yang
ingin
Dalam bentuk pernyataan yang
membuktikan peran dari kewirausahaan
senada Hartono (2003) mengatakan
petani sebagai alternatif pendekaan baru
bahwa
dalam peningkatan kinerja usahatani.
melalui
program
kemitraan
diharapkan mampu menumbuhkan dan
Namun
mengembangkan petani-petani inovator
penelitian ini hanya difokuskan pada
dan
cara mengukur potensi kewirausahaan
motivator
yang
berjiwa
kajian
awal
petani
Soetriono (2006) dan Widodo (2008)
sejauhmana potensi kewirausahaan yang
yang
dimiliki petani.
menyatakan
bahwa
49
untuk
tahap
entrepreneur. Demikian pula menurut
juga
dan
pada
mengetahui
AGRIKA, Volume 6, Nomor 1, Mei 2012 Ada dua kelompok sampel petani yang menjadi
penelitian
didasarkan
pada
subjek kajian dalam
produktivitas padi atau cabe yang
penelitian ini, yaitu petani cabe dan
dihasilkan, yang keduanya merupakan
petani padi. Pemilihan kedua kelompok
penghasil padi atau cabe tertinggi di
sampel petani tersebut didasarkan pada
Kabupaten Sleman.
perbedaan karakteristik usahatani yang dijalankan. dengan
Usahatani
padi
dikenal
yang
tidak
Pemilihan
penanganan
yang
supaya
setiap
cabe
peluang
yang
usahatani
membutuhkan intensif,
Metode
sebaliknya
usahatani
pengambilan
sampel
pada petani padi dilakukan secara acak. metode
ini
dimaksukan
petani
mempunyai
sama
untuk
terpilih
merah kriting merupakan jenis usahatani
menjadi sampel karena jumlah petani
yang membutuhkan penanganan yang
padi melebihi 5 kali lipat dari jumlah
intensif. Pemilihan dau jenis usahatani
sampel yang dibutuhkan, yaitu sekitar
yang berbeda karakteristik penanganan
1000
ini diharapkan bisa diperoleh gambaran
pengambilan sampel pada petani cabe
tentang ada tidaknya perbedaan potensi
tidak bisa dilakukan secara acak karena
kewirausahaan petani dari masiing-
jumlahnya diperkirakan tidak lebih dari
masing kelompok tani yang berbeda.
150 orang sehingga tidak semua orang
responden.
Sebaliknya
merupakan petani cabe. Oleh karena itu, METODE PENELITIAN.
untuk
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
pencarian
Sleman
digunakan metode snowball.
provinsi
Daerah
Istimewa
memermudah para
pelacakan
petani
cabe
dan maka
Yogyakarta (DIY). Kabupaten Sleman
Adapun data utama yang digali
dipilih sebagai lokasi penelitian karena
dari responden pada dasarnya data
merupakan daerah penghasil komoditas
tentang
cabe dan padi yang potensial. Sampel
(entrepreneurship) petani. Oleh karena,
penelitian adalah petani cabe di desa
kewirausahaan
Madurejo
dan
desa
Wukirsari
variabel laten yaitu variabel yang tidak
kecamatan
Cangkringan
kabupaten
bisa diukur secara langsung (unobserved
Sleman dan petani padi sistem SRI
variable), maka langkah awal dalam
(syastem of rice intensification) di desa
penelitian ini adalah penentuan indikator
Madurejo
kecamatan
Prambanan
yang akan digunakan untuk mengukur
kabupaten
Sleman
Yogyakarta.
kewirasahaan petani. terdapat banyak
Pemilihan
masing-masing
kewirausahaan
petani
merupakan
pilihan indikator yang bisa diterapkan.
lokasi 50
Darmadji, Analysis of Farmers Entrepreneurship ……. Namun
dalam
penelitian
ini,
usahatani.
kewirausahaan petani diukur melalui 8
Adapun
klasifikasinya
adalah :
indikator. Ke delapan indikator tersebut
Poin 1 (kebutuhan berprestasi sangat
adalah : (1) kebutuhan berprestasi, (2)
rendah) jika hanya menunjukkan 1
penerimaan
(3)
item.
kreativitas, (5)
Poin
terhadap
independensi, percaya
(4)
diri,
(6)
risiko,
pengetahuan,
2
(kebutuhan
berprestasi
rendah) jika menunjukkan 2 item.
(7)
ketrampilan, dan (8) orientasi pasar.
Poin 3 (kebutuhan berprestasi cukup
Semua indikator diukur dengan skala
tinggi) jika menunjukkan 3 item.
Likert 5 poin.
Poin 4 (kebutuhan berprestasi tinggi)
Langkah
kedua
jika menunjukkan 4 item.
adalah
merumuskan batasan untuk masing-
Poin 5 (kebutuhan berprestasi sangat
masing
tinggi) jika menunjukkan 5 item.
indikator
dan
cara
b. Independensi
pengukuranya. Langkah ketiga adalah
(independence)
penggalian data dan langkah terakhir
diartikan sebagai bentuk sikap yang
adalah analisis dan interpretasi data.
tidak tergantung pada fihak lain
Adapun ke delapan indikator yang
dalam mengambil keputusan dalam
diteliti adalah sebagai berikut :
menjalankan usahatani. Item-item
a. Kebutuhan
berprestasi
yang
diartikan
dinilai
meliputi:
sebagai keinginan untuk mencapai
kemandirian
keberhasilan
jenis tanaman yang akan ditanam,
usahataninya.
dalam
menjalankan
Item-item
dalam
(1)
memutuskan
(2) kemandirian dalam menentukan
yang
dijadikan dasar penilaian antara lain
kapan
meliputi :(1) kemauan untuk terus
kemandirian
belajar dari kegagalan/pengalaman,
suatu teknologi baru, (4) tidak malu
(2) kehadiran dalam penyuluhan
ketika gagal panen, dan (6) tidak
pertanian, (3) keikutsertaan dalam
tergantung
berbagai
obat/pupuk/benih
kegiatan
peningkatan
memulai
tanam,
dalam
(3)
menjalankan
pada
satu
jenis
tertentu yang
produksi, (4) keikutsertaan dalam
biasanya
aplikasi suatu metode baru baik yang
klasifikasinya adalah :
berkaitan dengan teknik budidaya
Poin 1 (sangat tidak mandiri) jika
(penanaman sampai pemanenan), (5)
hanya menunjukkan satu item.
keterlibatan
Poin
dalam
berbagai
dipakai.
2
(tidak
mandiri)
menunjukkan 2 item saja.
pelatihan yang berkaitan dengan 51
Adapun
jika
AGRIKA, Volume 6, Nomor 1, Mei 2012 Poin
Poin 5 (penerimaan terhadap risiko
3 (cukup mandiri) jika
menunjukkan 3 item.
sangat tinggi) jika menunjukkan 5
Poin 4 (mandiri) jika menunjukkan 4
item. d. Kreativitas diartikan sebagai suatu
item. Poin
5
(sangat
mandiri)
sikap yang ingin mengembangkan
jika
ide-ide baru dan cara-cara baru
menunjukkan 5 item.
dalam
c. Penerimaan terhadap risiko (risk
memecahkan
taking) diartikan sebagai suatu sikap
usahatani.
yang
risiko
meliputi: (1) ada ide baru dalam
telah
pemupukan, (2) ada cara baru dalam
menjalankan
pengobatan (3) ada cara baru dalam
mau
terhadap
menangung
sesuatu
diputuskan usahatani.
yang
dalam Unsur
yang
Unsur
persoalan
yang
dinilai
penanaman, (4) tidak cepat puas
dinilai
meliputi: (1) keberanian menerima
dengan
gagal panen karena faktor iklim, (2)
diterapkan,
keberanian menerima harga jual
begitu saja terhadap cara baru yang
panen
dianjurkan
rendah,
(3)
keberanian
cara
yang
(5)
selama
tidak
orang
lain.
ini
menerima
Adapun
mencoba benih baru yang bermutu,
klasifikasinya adalah :
(4) keberanian dalam mengeluarkan
Poin 1 (sangat tidak kreatif) jika
biaya
menunjukkan 1 item
untuk
memperoleh
hasil
tinggi, dan (5) keberanian ikut
Poin
program pemupukan baru yang lebih
menunjukkan 2 item
baik. Adapun klasifikasinya adalah :
Poin
Poin 1 (penerimaan terhadap risiko
menunjukkan 3 item.
sangat rendah) jika menunjukkan 1
Poin 4 (kreatif) jika menunjukkan 4
item.
item.
Poin 2 (penerimaan terhadap risiko
Poin
rendah) jika menunjukkan 2 item.
menunjukkan 5 item.
2
3
5
(tidak
(cukup
(sangat
kreatif)
jika
kreatif)
jika
kreatif)
jika
Poin 3 (penerimaan terhadap risiko
e. Pengetahuan
cukup tinggi) jika menunjukkan 3
pengetahuan
item.
berkaitan dengan usahatani yang
Poin 4 (penerimaan terhadap risiko
dijalankan. Item pengetahuan yang
tinggi) jika menunjukkan 4 item.
digali meliputi: (1) pengetahuan
usahatani yang
adalah dimmiliki
tentang budidaya yang baik, (2) pengetahuan 52
tentang
pemasaran
Darmadji, Analysis of Farmers Entrepreneurship ……. hasil,
(3)
pengetahuan
dalam
pengelolaan
keuangan,
(4)
pengetahuan
dalam
Poin
2
(ketrampilan
usahatani
rendah) jika memiliki 2 item.
mengatasi
Poin 3 (ketrampilan usahatani cukup
persoalan hama dan penyakit, dan
tinggi) jika memiliki 3 item.
(5) pengetahuan dalam penanganan
Poin 4 (ketrampilan usahatani tinggi)
pasca panen. Adapun klasifikasinya
jika memiliki 4 item.
adalah :
Poin 5 (ketrampilan usahatani sangat
Poin
1
(pengetahuan
tinggi) jika memiliki 5 item.
usahatani
g. Kepercayaan diri (self confident)
sangat rendah) jika hanya memiliki 1
merupakan suatu paduan sikap dan
item. Poin
2
(pengetahuan
keyakinan
usahatani
dalam
menjalankan
rendah) jika memiliki 2 item.
usahatani. Item kepercayaan diri
Poin
yang digali meliputi: (1) optimisme
3
(pengetahuan
usahatani
cukup tinggi) jika memiliki 3 item.
ketika menjalankan usaha, (2) tidak
Poin
tergantungan pada orang lain ketika
4
(pengetahuan
usahatani
tinggi) jika memiliki 4 item.
menerapkan metode baru, (3) yakin
Poin
dan
5
(pengetahuan
usahatani
kemampuan
dalam
membuat
keputusan,(4) yakin akan hasil yang
sangat tinggi) jika memiliki 5 item. f. Ketrampilan
optimisme
usahatani
adalah
dicapai, (5) tidak
punya beban
petani
dalam
mental ketika gagal dalam mencoba
menerapkan pengetahuan usahatani
sesuatu
yang dimiliki. Item ketrampilan
klasifikasinya adalah :
yang dinilai meliputi ketrampilan
Poin 1 (kepercayaan diri sangat
dalam: (1) menerapkan budidaya
rendah) jika hanya memiliki 1 item.
yang baik, (2) memasarkan hasil
Poin 2 (kepercayaan diri usahatani
panen untuk memperoleh harga yang
rendah) jika memiliki 2 item.
tinggi, (3) melakukan pengelolaan
Poin 3 (kepercayaan diri cukup
keuangan,
tinggi) jika memiliki 3 item.
(4)
melakukan
yang
baru.
Adapun
pengendalian hama dan penyakit
Poin 4 (kepercayaan diri tinggi) jika
dengan benar, dan (5) penanganan
memiliki 4 item.
pasca panen dengan baik. Adapun
Poin 5 (kepercayaan diri sangat
klasifikasinya adalah :
tinggi) jika memiliki 5 item.
Poin 1 (ketrampilan usahatani sangat
h. Orientasi pasar diartikan sebagai
rendah) jika hanya memiliki 1 item.
sikap yang berorientasi pada pasar 53
AGRIKA, Volume 6, Nomor 1, Mei 2012 dan masa depan. Item yang dinilai
pembeli
produk
yang
akan
meliputi: (1) mengetahui siapa calon
dihasilkan, (2) mengetahui siapa
Tabel 1. Distribusi Skor Kewirausahaan Petani Padi dan Cabe, Skor Total dan Skor Rata-Rata Distribusi Skor Tanggapan Responden Indika tor Peta Ni
Skor 1 F
Skor 2
%
F
Skor 3 %
f
Skor 4 %
f
Skor 5 %
f
%
Jml (f*skor)
Jml (f*skor :125)
Ketera ngan
Kebutuhan berprestasi Padi
0
0,00
0
0,00
Cabe
0
0,00
0
0,00
25
Padi
0
0,00
Cabe
0
0,00
Padi
0
15
20
37
29,6
57
45,6
2 1,6 67 Independensi
53,6
43
23,2
34,4
29
12 20 16 44 35,2 Penerimaan Terhadap Risiko
31 56
24,8 44,8
494 554
3,95
tinggi
4,43
Tinggi
22,4
435
3,48
Cukup
46
36,8
549
3,97
Tinggi
6
5
28
0,00
389 44
35
29
23,2
46
36,8
Cabe
0
0,00
10
8
Padi
0
0,00
0
0,00
Cabe
0
0,00
0
0,00
18 14,4 67 Percaya diri
53,6
Padi
0
0,00
0
0,00
31
Cabe
0
0,00
Padi
0
0,00
Cabe
0
0,00
24
19,2 36 21,8 52 41,6 Ketrampilan Usahatani
Padi
0
0,00
0
0,00
Cabe
0
0,00
41
32,8
Padi
0
0,00
0
0,00
47
20,8
Cabe
0
0,00
8
6,5
18
14,6
3,11
Cukup
4,01
Tinggi
25 20 44 Kreativitas
35,2
46
36,8
501
42
24,8
40
32
494
3,95
Tinggi
30
24
511
4,09
Tinggi
41,6
42
33,6
511
4,09
Tinggi
14
11,2 11 8,8 14 11,2 Pengetahuan Usahatani
86
68,8
547
4,38
Tinggi
6
4,8
46
36,8
506
4,05
Tinggi
13
10,4
429
3,43
Cukup
52
41,6
524
4,19
Tinggi
3,34
Cukup
28
28
33,6
24,8
22,4
22,4
31
52
45
45
36
36 47,2
12
9,6
417
43
34,4
35
28
488
3,9
Tinggi
66
53,7
31
25,2
497
3,98
Tinggi
13 10,4 59 Orientasi Pasar
Total skor menurut keseluruhan indikator petani padi Total skor menurut keseluruhan indikator petani cabe
30,7 31,6
Cukup tinggi
pesaing yang dihadapi, (3) mampu
: Poin 1 (orientasi pasar sangat
memperkirakan harga output yang
rendah) jika hanya memiliki 1 item.
akan diterima pada saat panen, (4)
Poin 2 (orientasi pasar rendah) jika
mampu
memiliki 2 item.
memperkirakan
besarnya
keuntungan yang akan diterima, dan
Poin 3 (orientasi pasar cukup tinggi)
(5) memiliki komersialisasi dalam
jika memiliki 3 item.
menjalankan
Poin 4 (orientasi pasar tinggi) jika
usahatani.
Adapun
memiliki 4 item.
klasifikasinya adalah 54
Darmadji, Analysis of Farmers Entrepreneurship ……. Poin 5 (orientasi pasar sangat tinggi)
mendapat skor 4 sebanyak 67 orang
jika memiliki 5 item.
atau 53,6 %. Kedua kelompok petani, baik petani cabe
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indikator kewirausahaan petani. Berdasarkan
hasil
yang
penelitian,
keberagaman.
skor
sama
untuk
memiliki
motivasi
tinggi akan diperoleh pendapatan yang tinggi pula.
a. Kebutuhan Berprestasi Berdasarkan
hasil
Petani cabe memiliki kebutuhan
penelitian,
berprestasi
responden dari kedua jenis usahatani
usahatani
menunjukkan kebutuhan berprestasi beragam.
Kebutuhan
berprestasi tersebut
pada Tabel 1
diperoleh
produksi
yang
tinggi.
meskipun modal yang dibutuhkan untuk usahatani padi tidak sebesar
memiliki
usahatani cabe, namun modal yang
kebutuhan berpretasi yang tinggi.
dikeluarkan juga besar. Di sisi lain,
Pada Tabel 5.2 sikap mayoritas
bagi petani padi, penghasilan dari
tersebut ditunjukkan oleh jawaban sebagian
dilakukan
Demikian pula pada petani padi,
besar responden dapat dikategorikan
yang
yang
karena
mengebalikan modal maka harus
sampai 5. Namun demikian sebagian
yang
cabe
tinggi
tinggi. Oleh karena itu untuk bisa
jawaban responden dari skor 3
individu
yang
memelukan biaya produksi yang
ditunjukkan oleh distribusi skor
responden
sama-
karena dengan nhasil panen yang
sampai skor 5.
sebagai
padi maupun petani cabe
Keinginan tersebut sangat wajar
jawaban
responden yang terdistribusi dari skor 2
yang
tinggi. Hasil penelitian ini
mencapai hasil panen yang tinggi.
Keberagaman tersebut pada Tabel 1 oleh
padi
menunjukkan bahwa baik petani
menurut masing-masing indikatornya
ditunjukkan
petani
mempunyai kebutuhan berprestasi
kewirausahaan yang dimiliki petani
menunjukkan
maupun
penen
besar
padi
menjadi
sumber
pendapatan yang utama baik untuk
mendapat skor 4. Pada petani padi,
memenuhi konsumsi maupun untuk
jumlah responden yang mendapat
memenuhi keperluan hidup yang
skor 4 sebanyak 57 orang atau 45,6
lain.
% sedangkan pada petani cabe yang
55
AGRIKA, Volume 6, Nomor 1, Mei 2012 benih, obat
b. Independensi
atapun pupuk tertentu
Berdasarkan hasil penlitian, baik
saja.
petani
cabe
menerapkan teknik budididaya baik
menunjukkan tingkat independensi
mulai dari persiapan tanam sampai
yang berbeda-beda, mulai dari tidak
pemanenan dan pemasaran hasil juga
mandiri
tidak tergantung dari anjuran PPL
paadi
sampai
maupun
sangat
mandiri.
Demikian
pula
dalam
Tingkat kemandirian yang bervariasi
ataupun dari pihak lain.
pada Tabel 1
Sebalikyanya petani padi kurang
ditunjukkan oleh
memiliki
kemandirin
dalam
terdistribusi dari skor 2 sampai 5.
menjankan
usahataninya
karena
Namun demikian sebagian besar
banyak tergantung pada keputusan
responden padi dapat dikategorikan
kelompok
sebagai
memiliki
tersebut menyangkut jenis tanaman
sikap cukup mandiri. Pada Tabel 1
yang harus ditanam, dimana pola
sikap mayoritas tersebut ditunjukkan
tanamnya sudah diatur. Hal ini
nilai responden yang sebagian besar
dikaitkan dengan ketersediaan air
menjawab skor 3, yaitu ada 43
irigasi. Oleh karena petani yang
responden atau 34,4 %.
menjadi
Sebaliknya pada petani cabe, secara
menerapkan paket teknologi dengan
mayoritas mereka lebih mempunyai
sistem SRI maka segala hal teknis
sikap yang mandiri. Sikap mandiri
mulai dari jenis benih, jumlah dan
pada Tabel 1
jenis pupuk sampai pemeliharaan
jawaban
responden
individu
yang
yang
ditunjukkan oleh
tani.
objek
Ketergantungan
penelitian
jawaban responden yang sebagian
mengikuti anjuran dari PPL.
besar menjawab skor 4, yaitu 46
a. Peneriman Terhadap Risiko
ini
responden atau 36,8 %. Hasil ini
Berdasarkan
menunjukkan bahwa petani cabe
perilaku responden terhadap risiko
lebih mandiri dari pada petani padi.
cukup beragam, mulai dari tidak
Hal ini anatara lain dikarenakan
mau
petani
sampai
cabe
lebih
memiliki
hasil
menerima risiko sangat
penelitian,
(skor 2)
berani
untuk
kebebasan untuk menanam jenis
menerima risiko (skor 5). Pada
tanaman apa saja dan kapan saja dan
petani padi, kebanyakan mereka
tidak tergantung pada keputusan
mempunyi
kelompok ataupun pihak lain, tidak
terhadap risiko dikategorikan tinggi
harus tergantung pada satu jenis
(skor 4) sedangkan petani Cabe 56
sikap
penerimaan
Darmadji, Analysis of Farmers Entrepreneurship ……. mayoritas
penerimaan
terhadap
Adapun
sikap
berani
risiko dikategorikan sangat tinggi
menghadapi risiko yang ditunjukkan
(skor 5). Pada Tabel 1
oleh
mayoritas
petani
cabe
adalah
sikap responden padi yang berani
keputusannya
menghadapi risiko tercermin pada
usahatani yang mempunyai risiko
skor 4 sedangkan sikap mayoritas
tinggi, yaitu usahatani Cabe merah
petani cabe yang menjawab sangat
kriting. Usahatani Cabe tergolong
tinggi yaitu pada skor 5.
berisiko tinggi karena: 1) biaya
Pada
petani
Padi
mengambil
risiko
ditunjukan
dengan
sikap antara
berani
memilih
jenis
produksi yang dibutuhkan tinggi,
lain
sementara
produksi
keputusannya
dihasilkan
belum
yang pasti,
akan 2)
untuk ikut program baru, yaitu SRI
perawatanya
(system
of
karena semakin banyaknya jenis
Sistem
budidaya
Rice Intensification). padi
intensif,
terutama
dengan
penyakit yang sulit dibrantas, 3)
program ini sangat berbeda dengan
produknya cepat rusak bila tidak
sistem budidaya padi yang selam ini
segera dijual.
dilakukan, hanya saja biaya yang dikeluarkan tanaman
tidak
cabe.
a. Kreativitas
sebesar
kalau
Berdasarkan hasil penelitian, sikap
Kebaruan
pada
kreativitas
petani
menunjukkan
program SRI, diantaranya: 1) jumlah
variasi dari cukup kreatif sampai
benih satu batang perlobang, 2)
sangat kreatif. Variasi kreativitas
pengairan harus dilakukan secara
responden tersebut pada Tabel 1
berkala tiap 2 hari atau 3 hari sekali,
ditunjukkan
3)
pupuk
responden yang terdistribusi dari
dibatasi sehingga harus hati-hati
skor 3 sampai 5. Meskipun ada
ketika melakukan pemupukan, 4)
variasi kreativitas, namun secara
pembrantasan
diupayakan
mayoritas kreativitas petani padi
sebisa mungkin tanpa menggunakan
dikategorikan cukup kreatif (skor 3)
obat-obatan kimia. Sebagai suatu
sedangkan petani cabe termasuk
bentuk teknologi baru, maka risiko
kreatif (skor 4).
penggunaan
jumlah
hama
Pada
yang dihadapi lebih besar daripada
dari
usahatani
skor
jawaban
padi,
sikap
risiko pada usahatani padi yang
responden yang cukup kreatif (skor
konvensional.
3) ditunjukkan dari : 1) sikapnya yang suka terhadap inovasi baru, (2) 57
AGRIKA, Volume 6, Nomor 1, Mei 2012 suka tentang budidaya baru, ataupun
responden yang terdistribusi dari
cara-cara baru dalam usahatani, (3)
skor 2 sampai skor 5. Namun secara
namun kurang kreatif untuk mencari
mayoritas, petani padi umumnya
hal-hal
sudah memiliki tingkat percaya diri
baru
dalam
pemupukan
ataupun penggunaan obat kimia. Pada
usahatani
tinggi.
Pada
Tabel
1
sikap
ditunjukkan oleh jawaban responden
responden yang kreatif (skor 4)
yang sebagian besar menjawab skor
ditunjukkan dari: (1) sikapnya yang
4, yaitu sebanyak 52 responden
suka
(41,6 %) . Demikian pula pada
terhadap
cabe,
yang
inovasi
baru
contohnya selalu bertanya kepada
petani
petani lain untuk menemukan hal-hal
merupakan petani yang memiliki
baru baik mengenai pupuk atau obat
kepercayaan diri yang sangat tinggi
baru, (2) suka tentang budidaya,
dengan apa yang dilakukan. Pada
ataupun
Tabel 1 ditunjukkan oleh jawaban
cara-cara
usahatani
baru
contonya
dalam
respnden
mencoba
cabe,
yang
mayoritas
sebagaian
mereka
besar
menanam cabe pada musim hujan
menjawab skor 5, yaitu sebanyak 86
dengan harapan mendapat harga
responden (68.8 %). Sikap percaya diri yang tinggi
cabe yang tinggi, (3) kreatif untuk mencari
hal-hal
pemupukan
dalam
(skor 4) pada petani padi, dicirikan
penggunaan
oleh: (1) responden yakin bahwa
baru
ataupun
petani
usahatani yang dijalanakan pasti
menggunakan air kencing kelinci
berhasil mencapai produksi yang
untuk pupuk, membuat perangkap
tinggi dan harga yang tinggi pula,
hama
yang
(2) ketikan menemui kesulitan dalam
pernah
menerapkan alat penbrantasan hama
obat
kimia,
dari
sebelumnya
contohnya
botol
plastik
belum
yang baru dalam usahatani masih
dilakukan.
pernah bertanya pada pihak lain.
a. Percaya Diri, Berdasarkan hasil penelitian, baik
Sikap percaya diri yang sangat
petani cabe maupun petani padi
tinggi (skor 5) pada petani cabe,
mempunyai tingkat percaya diri
berarti: (1) keputusan yang dibuat
yang berbeda-beda, mulai dari tidak
mutlak dari keputusannya sendiri,
percaya diri sampai sangat percaya
(2) sangat yakin bahwa ia bisa
diri. Pada Tabel 1 variasi percaya
menjalankan usahatani yang telah
diri ditunjukkan oleh skor jawaban
dipilih, (3) sangat yakin bahwa ia 58
Darmadji, Analysis of Farmers Entrepreneurship ……. akan berhasil dalam menjalankan
budidaya yang baik dan benar sesui
usahataninya,
pernah
dengan perkembangan pasar, yang
bertanya kepada siapapun ketika
dewasa ini mengarah pada kegiatan
menemui
usahatani yang ramah lingkungan,
(4)
tidak
kesulitan
dalam
menerapkan inovasi baru.
contohnya petani dengan sadar mengurangi penggunaan pestisida,
a. Pengetahuan Usahatani Berdasarkan hasil penelitian, baik
2) pemeliharaan usahatani yang
petani padi maupun petani cabe
baik, 3) pemanenan yang baik, 4)
menunjukkan tingkat pengetahuan
penanganan pasca panen, dan 3)
usahatani yang beragam, ada yang
pemasaran
rendah dan ada pula yang tinggi.
meraih harga output yang tinggi,
Keberagaman tingkat pengetahuan
dan (5) tahu
usahatani responden pada Tabel 1
tepat untuk memulai tanam.
hasil
yang
mampu
kapan waktu yang
ditunjukkan oleh jawaban responden
Sebaliknya, pada petani
yang terdistribusi dari skor 2 sampai
cabe kategori pengetahuan yang
skor 5. Namun demikian umumnya
tinggi
mereka
tingkat
tingginya pengetauan yang dimiliki
pengetahuan yang mayoritas. Petani
tentang: 1) kapan waktu yang tepat
padi,
untuk
menunjukkan
mayoritas
mempunyai
(skor4),
dicirikan
memulai
tanam,
penggunaan
Pada Tabel 1
ditunjukkan dari
mutunya, 3) cara tanam yang baik,
jawaban responden yang sebagian
3) cara pemupukan yang tepat, 4)
besar menjawab skor 5, yaitu ada 46
pembrantasan hama penyakit benar,
responden (36,8%). Demikian pula
dan 5) pengetahuan penanganan
dengan petani cabe, secara mayoritas
pasca panen dan pemasaran hasil,
pengetahuan usahatani yang dimiliki
(5) namun budidaya yang dilakukan
dikategorikan tinggi (skor 4). Pada
belum
Tabel 5.2 ditunjukkan dari jawaban
penggunaan non pestisida.
yang
sebagian
yang
2)
pengetahuan yang sangat tinggi.
responden
bibit
oleh
memikirkan
baik
kearah
a. Ketrampilan Usahatani
besar
menjawab skor 4, yaitu ada 52
Berdasrkan
hasil
penelitian,
responden (41,6%).
ketrampilan usahatani baik yang padi,
dimiliki petani padi maupun petani
pengetahuan yang tinggi ditadai
cabe menunjukkan variasi, ada yang
oleh: (1) sangat menguasai teknik
rendah bahkan sampai sangat tinggi.
Pada
petani
59
AGRIKA, Volume 6, Nomor 1, Mei 2012 Pada Tabel 1 variasi ketrampilan
menanam benih padi, sangat mahir
usahatani ditunjukkan dari jawaban
dalam memupuk padi, menyiang,
responden yang terdistribusi dari
dan melakukan pembrantasan hama
skor 2 sampai skor 5. Skor 2
penyakit. Ketrampilan lain adalah
menunjukkan ketrampilan usahtani
mahir dalam memanen padi dan
yang rendah, sebaliknya skor 5
merontokkan
menunjukkan
dipukulkan ke suatu tatakan yang
bahwa
usahatani yang
ketrampilan
dibuat
dimiliki sangat
dari
padi
kayu
dengan
karena
cara
tidak
dirontokan lewat mesin.
tinggi. Meskipun
ada
variasi
i. Orientasi pasar
ketrampilan usahatani yang dimiliki
Berdasarkan
namun kedua kelompok responden
orientasi pasar
menunjukkan tingkat ketrampilan
maupun petani padi menunjukkan
usahatani
Pada
keberagaman mulai dari kurang
memiliki
berorientasi pasar sampai sangat
petani
yang
padi
mayoritas.
mayoritas
hasil
penelitian,
baik petani cabe
ketrampilan usahatani yang sangat
berorientasi
pasar.
Keberagaman
tinggi (skor 5). Pada Tabel 1
orientasi pasar tersebut pada Tabel 1
ditunjukkan oleh jawaban responden
ditunjukkan oleh jawaban responden
yang sebagian besar menjawab skor
yang terdistribusi dari skor 2 sampai
5. Sebaliknya petani cabe, mayoritas
skor 5.
memiliki ketrampilan usahatani yang
Meskipun orientasi pasar baik
dikategorikan tinggi (skor 4). Pada
petani padi maupun petani cabe
Tabel 1 ditunjukkan oleh jawaban
menunjukkan keberagaman, namun
responden
secara mayoritas, orientasi pasarnya
yang
sebagian
besar
dapat dikategorikan tinggi. Pada
menjawab skor 4. Pada petani padi ketrampilan
Tabel 1, mayoritas orientasi pasar
usahatani yang tinggi ditunjukkan
petani
oleh kemampuan responden dalam
tinggi ditunjukkan oleh skor jawaban
menerapakan semua pengetahuan
yang sebagian besar menjawab pada
yang dimiliki dengan sangat ahli.
skor 4. Orientasi pasar yang tinggi
Mereka tidak kaku atau sudah lihai
(skor 4) ditandai oleh: (1) keputusan
tentang
menanam padi dengan system SRI
cangkul
bagaimana dan
memegang mempraktekan
yang
mencangkul, ahli bagaimana praktek
cabe dan petani padi yang
diorientasikan
memperoleh 60
harga
untuk padi
dan
Darmadji, Analysis of Farmers Entrepreneurship ……. keuntungan yang tinggi, (2) petani
angka 3, (4) tinggi apabila
padi sudah mengetahui konsumen
mayoritas responden mendapat
yang
kalangan
skor 4 atau rata-rata skornya
menengah ke atas, (3) pada petani
diperoleh angka 4, dan (5) sangat
cabe,
keputusan
tinggi,
merah
kriting
dituju
memperoleh
yaitu
menanam ditujukan
harga
cabe
cabe untuk
apabila
mayoritas
responden mendapat skor 5 atau
dan
rata-rata
skornya
diperoleh
keuntungan yang tinggi, (4) petani
angka 5. Kewirausahaan petani,
cabe sudah mampu memprediksikan
baik ditinjau dari masing-masing
bahwa pada saat panen cabe, tepat
indikator ataupun skor rata-rata
pada saat menjelang hari raya idul
setiap indikator maupun ditinjau
fitri sehingga bisa diperoleh harga
dari
tinggi, (5) petani padi system SRI
didasarkan pada hasil penelitian
dan petani cabe dalam menjalankan
yang disajikan pada Tabel 1.
usahataninya
berarti
pada
atau
profit
berorientasi ke
kedelapan
indikator
Berdasarkan hasil evaluasi
usahatani
terhadap
8
indikator
kewirausahaan
petani
tersebut,
maka
dapat
cabe dan petani padi
dinyatakan
bahwa
petani
a. Menurut
cabe dominan pada indikator
komersial. 1. Potensi
kewirausahaan
petani
Masing-Masing
ke 1, 2, 3, 4, 5, dan 8.
Indikator Ditinjau
dari
indikatornya,
masing-masing
Artinya pada ke 6 indikator
kewirausahaan
tersebut,
petani
petani dikategorikan: (1) sangat
menunjukkan
rendah
mayoritas
dibandingkan dengan petani
responden mendapat skor 1 atau
padi, baik menurut mayoritas
rata-rata
maupun
apabila
skornya
diperoleh
lebih
cabe tinggi
menurut
angka 1, (2) rendah, apabila
persentasenya.
mayoritas responden mendapat
petani padi hanya lebih tinggi
skor 2 atau rata-rata skornya
pada indikator 6 dan 7.
diperoleh angka 2, (3) cukup
Dengan demikian, menurut
tinggi,
kriteria
apabila
mayoritas
Sebaliknya,
masing-masing
responden mendapat skor 3 atau
indikator,
rata-rata
kewirausahaan petani secara
skornya
diperoleh 61
potensi
AGRIKA, Volume 6, Nomor 1, Mei 2012 umum lebih tinggi daripada
(5)
kewirausahaan petani padi
dikategorikan sangat tinggi
b. Menurut
Kewirausahaan
apabila
Keseluruhan
total
skor
petani
yang
dicapai 40.
Indikator. Berdasarkan
konsepsinya
Berdasarkan
hasil
analisis
kewirausahaan petani diukur
yang disajikan pada Tabel 1
dari 8 indikator dan masing-
pada dua baris terakhir maka
masing
dapat
indikator
diukur
ditunjukkan
dengan skala Likert 5 poin.
total
Dengan demikian total skor
petani padi dari kedelapan
minimal adalah 8 sedangkan
indikator
total skor maksimal adalah
30,7,
40.
kewirausahaan petani padi
Adapun
klasifikasi
skor
bahwa
kewirausahaan
diperoleh
angka
sedangkan
skor
kewirausahaan petani dengan
diperoleh
mempertimbangkan
Berdasarkan
klasifikasinya
maka
dikemukakan
8
indikator
tersebut
dalah
sebagai
berikut:
(1)
Kewirausahaan
angka
dapat
bahwa kewirausahaan petani
petani
padi
dikategorikan
dikategorikan sangat rendah
tinggi.
apabila
kewirausahaan
total
skor
31,6.
yang
cukup
Sebaliknya, petani
dicapai antara 8 sampai 15,
dikategorikan tinggi. Hasil
(2)
analisis ini yang menjadi
Kewirausahaan petani
dikategorikan rendah apabila
dasar
total
memberikan
skor
yang
dicapai
keputusan
untuk justifikasi
berkisar antara 16 sampai 23,
apakah kewirausahaan petani
(3)
cabe
Kewirausahaan
petani
berbeda
dengan
dikategorikan cukup tinggi
kewirausahaan petani padi.
apabila
total
Berdasarkan
dicapai
berkisar
skor
sampai (4)Kewirausahaan
yang
dari
hasil
analisis
24
yang menyertakan kedelapan
31,
indikator
petani
maka
dikemukakan
dapat bahwa
dikategorikan tinggi apabila
kewirausahaan petani cabe
total
lebih
skor
yang
dicapai
berkisar dari 32 sampai 39,
tinggi
dari
pada
kewirausahaan petani padi. 62
Darmadji, Analysis of Farmers Entrepreneurship ……. potensi
berpretasi yang tinggi, tidak
kewirausahaan petani cabe
mau terlalu tergantung pada
karena petani cabe memiliki
kelompok
kebutuan berprestasi yang
keadaan
lebih tinggi dari petani padi.
mencari ide-ide baru baik
Demikian
dalam
Tingginya
pula
indikator
dengan
tani
ataupun
sekeliling,
melakukan
pemupukan
independensi,
selalu
maupun
penerimaan terhadap risiko,
pembrantasan
kreativitas, kepercayaan diri,
penyakit,
dan orientasi pasar yang
kepercayaan diri yang tinggi,
dimiliki petani cabe lebih
berani menanggung resiko,
tinggi dari pada yang dimiliki
dan lebih berorientasi ke
petani
pasar.
padi.
Sebaliknya,
hama mempunyai
petani padi hanya dominan pada dua indikator saja, yaitu
KESIMPUALAN DAN SARAN
pada indikator pengetahuan
Kesimpulan.
dan ketrampilan bertani.
Berdasarkan
hasil
ditunjukkan
bahwa
Tingginya
jiwa
penelitian
dapat
kewirausahaan
kewirausahaan yang dimiliki
petani bisa bisa diukur potensinnya.
petani cabe sangat berkaitan
Berdasarkan 8 indikator yang digunakan
dengan
untuk
karakteristik
dari
cabe
yang
usahatani
untuk
mengukur
potensi
kewirausahaan petani, selanjutnya dapat
dibudidayakan. Berdasarkan
disimpulkan
karakteristiknya,
usahatani
petani cabe lebih tinggi dari pada
kriting
potensi kewirausahaan yang dimiliki
cabe
merah
merupakan cabe
jenis
tanaman
yang
budidayakan
petani
dalam
padi,
masing-masing
bahwa kewirausahaan
baik
menurut
indikator
kriteria maupun
membutuhkan
menurut keseluruhan indikator indikator.
penanganan yang intensif,
Menurut kriteria masing-masing
membutuhkan modal besar
indikatornya, skor petani cabe dominan
dan berisiko tinggi. Paduan
pada indikator ke 1, 2, 3, 4, 5, dan 8.
dari
tersebut
Sebaliknya, petani padi hanya unggul
untuk:
pada indikator 6 dan 7. Menurut kriteria
ketiga
mendorong memiliki
hal petani
kebutuhan
keseluruhan 63
indikator,
total
skor
AGRIKA, Volume 6, Nomor 1, Mei 2012 Sarjana Universitas Brawijaya, Malang.
kewirausahaan petani cabe sebesar 31,6 sedangkan skor petani padi sebesar 30,7.
________________, 2008. Di Dalam Jiwa Ada Jiwa: The Backbone and the Social Construction Of Entrepreneurship. Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Menurut klasifikasinya, total skor petani cabe termasuk pada kategori tinggi. Sebaliknya total skor
petani padi
termasuk kategori cukup tinggi.
Saran.
Saragih, Bungaran, 1996. Peningkatan Keunggulan Daya Saing Agribisnis Memasuki Era Persaingan. Makalah disampaikan pada Seminar Nilai Tambah dalam Peningkatan Daya Saing Agribisnis di Tengah Era Globalisasi, diselenggarakan oleh CGL Communication dan DPP HKTI, Jakarta 25 Juli 1996.
Berdasarkan pada hasil kesimpulan yang menyatakan
bahwa
potensi
kewirausahaan petani cabe lebih tinggi darai pada potensi kewirausahaan petani padi. Dengan kata lain bahwa usahatani yang lebih intensif
penanganannya,
usahatani yang memiliki risiko tinggi serta
membutuhkan
model
besar
Soetriono, 2006, Daya Saing Dalam Tinjauan Analisis, Bayu Media, Malan.
membutuhkan kewirausahaan yang lebih tinggi. Dengan demikian, penelitian serupa penting untuk dicoba pada tipe
Wibowo, Rudi dan Subiyono, 2005. Agribisnis Tebu: Membuka Ruang Masa Depan Industri Berbasis Tebu Jawa Timur. Perheppi, Jakarta.
usahatani lain yang memiliki perbedaan karakteristik.
DAFTAR PUSTAKA. Widodo, Sri, 2008. Campur Sari Agro Ekonomi. Liberty Yogyakarta.
Hartono, Slamet, 2003. Pengembangan Bisnis Petani Kecil dalam S. Widodo (ed), Peran Agribisnis UsahaKecil Dan Menengah Untuk Meperkokoh Ekonomi Nasional. Liberty. Priyanto, Sony Heru, 2004. Pengaruh Faktor Lingkungan, Kewirausahaan dan Kapasiutas Manajemen Pada Petani Tembakau di Jawa Tengah. Disertasi Tidak Dipublikasikan. Program Studi Ilmu Ekonomi Pasca 64