Analisis Pendapatan Petani Karet Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis By : Dedi Arianto Hendro Ekwarso Dahlan Tampubolon
Faculty of Economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia e-mail :
[email protected]
Analysis of Rubber Farmers Income in the Bantan Districts Bengkalis ABSTRACT This research was conducted in Bantan Districts since Mei 2014. This study aims to to find out pattern of income distribution in the rubber farmers in the Bantan District, Data used are primary and secondary data. Primary data obtained through interviews, observation and dissemination kuistioner to a population of 507 families of rubber farmers in the Teluk Pambang village and 496 families in the village of Bantan Tengah, the number of each sample were 21 rubber farmers. While the secondary data obtained from the appropriate agencies. Methods of data analysis of this study using quantitative descriptive method then uses the Gini Index Ratio method and the Lorenz Curve. From the analysis we found that the Gini constant value of 0.1941 in the Teluk Pambang village whereas in Bantan Tengah village of 0.2524, then H 0 is rejected. This shows that income distribution of rubber farmers in the village of Teluk Pambang more evenly than Bantan Tengah village. Keywords: Distribution of Income, Poverty and Gini Index Ratio
PENDAHULUAN
serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Latar Belakang
Peningkatan
Didalam
pembukaan
undang-
memungkinkan
kesejahteraan apabila
dapat terjadinya
undang 1945 disebutkan bahwa tujuan
peningkatan pendapatan. Selain itu
Negara Indonesia antara lain untuk
peningkatan
meningkatkan
bermanfaat
kesejahteraan
rakyat
JOM FEKON Vol. 1 No.2 Oktober 2014
pendapatan untuk
dapat
mengurangi
kesenjangan antara golongan kaya dan
dapat digolongkan kedalam konsumsi
miskin sehingga distribusi pendapatan
bahan makanan dan bukan bahan
akan menjadi lebih baik. Pembagian
makanan. Tingkat kesejahteraan suatu
pendapatan ditentukan oleh harta, karna
rumah tangga dapat diukur melalui
pada
dalam
besarnya konsumsi/ pengeluaran yang
pembagian pendapatan mencerminkan
dikeluarkan oleh rumah tangga yang
ketimpangan dalam pembagian harta.
bersangkutan (Taryono dan Hendro,
Harta dapat berupa harta fisik dan harta
2012).
dasarnya
ketimpangan
non fisik. Harta fisik contohnya adalah
Melihat
sangat
pentingnya
modal dan mesin sedangkan harta yang
distribusi pendapatan
yang merata
non
dalam
meningkatkan
fisik
dapat
berupa
keahlian
manusia.
rangka
kesejahteraan masyarakat, maka harus
Ketimpangan pendapatan
adalah
dalam
distribusi
semakin
besar
diketahui distribusi pendapatan suatu desa
tersebut.
Kecamatan
Bantan
perbedaan antara kelompok penduduk
merupakan kecamatan yang memiliki
kaya
luas paling kecil dibandingkan dengan
dan
miskin,
namun
tingkat
pendapatan bukan merupakan satu-
kecamatan-kecamatan
satunya faktor terjadinya ketimpangan,
Kabupaten
tetapi
Bantan
jumlah
mempengaruhinya,
keluarga karena
juga
lain
Bengkalis.
memiliki
jumlah
di
Kecamatan penduduk
semakin
sebanyak 42.204 orang, Kecamatan
banyak jumlah keluarga, maka semakin
Bantan terdiri dari 9 desa. Desa yang
besar pendapatan yang harus di peroleh.
memiliki penduduk terpadat adalah
Ketimpangan dalam distribusi dapat
Desa Selat Baru dengan jumlah warga
menyebabkan tingginya derajat angka
sebanyak 8.150 jiwa atau 2.280 KK,
kemiskinan.
diikuti dengan Desa Bantan Air dengan
Keragaman
pendapatan
jumlah warga sebanyak 6.463 jiwa atau
masyarakat tersebut akan menentukan
1.772 KK. Untuk mengetahui jumlah
pola
warga di Kecamatan Bantan, dapat
pengeluaran
rumah
tangga.
Semakin besar pendapatan seseorang maka
akan
pengeluaran
semakin konsumsi.
besar
pula
Pengeluaran
konsumsi rumah tangga dalam hal ini JOM FEKON Vol. 1 No.2 Oktober 2014
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Jumlah warga di Kecamatan
Berdasarkan uraian diatas serta
Bantan Kabupaten Bengkalis Tahun
hasil observasi pada objek penelitian
2013
maka peneliti tertarik melihat dan
No Nama Desa
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Teluk Lancar Kembung Luar T. Pambang Muntai Bantan Air Bantan Tengah Selat Baru Bantan Tua Jangkang Jumlah
Jumlah warga 1.988 4.003 5.993 2.613 6.463 5.810 8.150 3.688 3.406
Jumlah Keluarga 491 1.020 1.619 706 1.772 1.668 2.280 964 875
RataRata 4,05 3,92 3,70 3,70 3,65 3,48 3,57 3,83 3,89
42.114
11.395
3,70
Sumber : UPTD Catatan Sipil dan Kependudukan Kecamatan Bantan Tahun 2014
Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Bantan dominan adalah petani.
Sektor
pertanian
pada
mengkaji lebih jauh untuk mengetahui pola pemerataan distribusi pendapatan masyarakat
mendominasi
Kecamatan
Bantan
Kabupaten Bengkalis, dengan judul “Analisis
Pendapatan
Kecamatan
Petani
Bantan
Karet
Kabupaten
Bengkalis”. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS Tinjauan Pustaka 1. Distribusi Pendapatan
perkebunan karet adalah sektor yang perkembangannya
di
Pembangunan suatu
proses
ekonomi
yang
adalah
menyebabkan
Kecamatan Bantan khususnya pada
pendapatan perkapita penduduk suatu
Desa Teluk Pambang dan Desa Bantan
masyarakat meningkat untuk jangka
Tengah
penduduk
panjang (Sukirno, 1997:13). Pendapatan
terbanyak bermata pencaharian sebagai
dapat diatikan sebagai penghasilan yang
petani. Untuk lebih jelasnya dapat
diperoleh dari jasa-jasa produksi yang
dilihat pada tabel berikut ini :
dihasilkan
Tabel 2. Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Tahun 2013
tertentu.sedangkan
No
Desa
yang
memiliki
menyatkan
Mata Pencaharian Rumah Tangga Jumlah Petani Peternak Nelayan Pedagang Lainnya
1 Teluk 2 30 3 3 Lancar 2 Kembung 5 07 101 Luar 3 Teluk 9 21 9 Pambang 4 Muntai 3 51 15 5 Bantan air 8 74 7 0 6 Bantan 9 03 4 5 Tengah 7 Selat Baru 6 73 9 4 8 Bantan Tua2 77 2 3 9 Jangkang 4 11 4 1 Jumlah 5.147431
89
17
122
491
290
21
101
1.020
369
30
290
1.619
91 298 127
71 130 252
178 400 341
706 1.772 1.668
603 302 291 2.628
2280 964 875 11.395
212 50 82 1.608
698 312 50 1.581
Sumber : Kantor Camat Bantan Tahun 2014
JOM FEKON Vol. 1 No.2 Oktober 2014
pada
waktu
pengertian
bahwa
lain
pendapatan
merupakan seluruh penerimaan yang di terima dari suatu ekonomi individu yang ada dalam masyarakat (Sukirno, 1999:49). Pendapatan berubah-ubah
dari
seseorang waktu
dapat kewaktu
sesuai dengan kemampuan mereka. Pendapatan dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu pendapatan rumah tangga
paling umum digunakan (Makmur,
dan pendapatan pribadi atau individu.
Safrida dan Jayanthi, 2011). Distribusi
Pendapatan
pendapatan yang tidak merata akan
(pribadi
atau
Individu)
berarti sebagai semua jenis pendapatan,
mengakibatkan terjadinya
termasuk pendapatan yang diperoleh
Semakin besar perbedaan pembagian
tanpa memberikan sesuatu kegiatan
pendapatan,
apapun yang diterima oleh penduduk
disparitas distribusi pendapatan yang
suatu
terjadi.
Negara
(Sukirno,
2004:47).
Menurut maslina dan anidal dalam
semakin
disparitas.
besar
pula
2. Kemiskinan
(Dimara, 2002:19), pendapatan rumah
Kemiskinan adalah keadaan serba
tangga adalah jumlah penghasilan dari
kekurangan harta dan benda berharga
seluruh anggota rumah tangga yang
yang diderita oleh seseorang atau
disumbangkan
kelompok, orang yang hidup dalam
kebutuhan
untuk
memenuhi
bersama
maupun
perseorangan dalam rumah tangga. Pendapatan menjadi
dapat
pendapatan
dibedakan
nominal
lingkungan
serba
miskin
kekurangan
modal,
baik
atau dalam
pengertian uang, pengetahuan, kekuatan
dan
sosial, politik, hukum, maupun akses
pendapatan riil. Pendapatan nominal
terhadap fasilitas pelayanan umum,
rumah tangga adalah pendapatan yang
kesempatan berusaha dan bekerja.
diukur dalam unit moneter perperiode
Kemiskinan adalah suatu kondisi
waktu atau berapa banyak rupiah per
yang menunjukan ketidaksejahteraan
minggu/per
dalam
tahun.
Sedangkan
pemenuhan
kebutuhan-
pendapatan riil rumah tangga adalah
kebutuhan hidup yang paling mendasar.
daya beli kuantitas barang dan jasa yang
Kemiskinan menurut sifatnya terbagi
dapat dibeli dengan pendapatan nominal
menjadi
(Lipsey, 1995:215).
individu dan kemiskinan rumah tangga.
Distribusi pendapatan merupakan
2 jenis yaitu kemiskinan
Secara
umum
penyebab
salah satu aspek kemiskinan yang perlu
kemiskinan di Indonesia malapraktik
dilihat karena distribusi pendapatan
pembangunan
merupakan ukuran kemiskinan relative,
kebijakan ekonomi (sosial dan politik)
ukuran
yang
distribusi
pendapatan
perorangan merupakan ukuran yang JOM FEKON Vol. 1 No.2 Oktober 2014
ekonomi
salah. yang
akibat
formulasi
Kebijakan-kebijakan diproduksi
oleh
pemerintah cenderung mendahulukan
dengan tingginya tingkat pengangguran
kepentingan pemilik modal dan sektor
maka
industri/
semakin menurun sehingga
jasa
ketimbang
pelaku
pendapatan
nasional
tingkat
ekonomi kecil dan sektor pertanian
kemiskinan
(Satriawan dan Oktavianti, 2012).
pengangguran bukan hanya sebagai
Penghapusan
kemiskinan
meningkat.
akan
Namun,
dan
sumber kemiskinan, dengan penyediaan
ketidakmerataan
lapangan kerja yang produktif akan
distribusi pendapatan merupakan inti
bayak mengurangi kemiskinan ( Sanusi,
permasalahan
2004:60).
berkembangnya
dalam
pembangunan.
Masalah distribusi pendapatan sulit atau tidak
dapat
dipisahkan
dengan
Kemiskinan
yang
terjadi
di
Indonesia juga di sebabkan karena
kemiskinan (Ruauw, Porajouw dan
sangat
Baroleh, 2013 )
kesempatan yang dimiliki oleh suatu
Tinggi
rendahnya
terbatasnya
peluang
atau
tingkat
kelompok dalam mengakses sumber
kemiskinan suatu negara tergantung
daya pembangunan (Basri, 2002:98).
pada 2 faktor utama , yakni (Todaro,
Akar
2000:58) :
ketergantungan,
1. Tingkat pendapatan nasional ratarata.
kemiskinan isolasi,
adalah
kerentanan
(vulnerability) dan rendahnya harapan hidup, oleh karena itu kemiskinan
2. Lebar
sempitnya
kesenjangan
dalam distribusi pendapatan. Banyak
faktor
menyebabkan
angka
lain
yang
kemiskinan
jumlah penduduk, jumlah penduduk erat
METODE PENELITIAN Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di
kemiskinan,
Desa Teluk Pambang dan Desa Bantan
penambahan jumlah penduduk yang
Tengah yang terletak di Kecamatan
pesat
Bantan
Kabupaten
Dipilihnya
kedua
yang
pesatnya
dengan
memilki banyak sisi yaitu, ekonomi, sosial dan politik (Pattinama, 2009).
semakin meningkat diantaranya adalah
berkaitan
masalah
tidak
kemajuan
disertai ekonomi,
dengan telah
desa
Bengkalis. ini
karena
menyebabkan tumbuhnya kemiskinan
memiliki
(Ishaq, 2002:57). Penganguran juga
penduduk yang relatif sama dan juga
termasuk faktor penyebab kemiskinan,
jumlah penduduk yang menekuni mata
JOM FEKON Vol. 1 No.2 Oktober 2014
perbandingan
jumlah
pencaharian pertanian juga seimbang
langsung oleh peneliti dengan
antara kedua desa tersebut dibandingkan
menggunakan
dengan yang lainnya.
pertanyaan (lembar kuisioner) yang disebarkan kepada petani
Populasi dan Sampel Subjek pada penelitian ini dipilih berdasarkan mata pencaharian yang dominan di tekuni oleh penduduk di Kecamatan
Bantan
Kabupaten
Bengkalis yaitu pertanian. Penduduk dengan mata pencaharian petani karet di Desa Teluk Pambang berjumlah 507 KK sedangkan di Desa Bantan Tengah berjumlah 496 KK. Sampel
dalam
penelitian
ini
adalah 41 responden untuk masingmasing desa. Jumlah sampel dari petani ditentukan
dengan
daftar-daftar
menggunakan
rumus Taroyamane ( Rakhmat, 2002 : 82) : N 𝑛= 2 Nd +1
karet yang dijadikan sebagai sampel di Kecamatan Bantan. Jawaban-jawaban
dari
pertanyaan lembar kuestioner tersebut yang disebut dengan data primer. 2. Data sekunder yaitu data yang
diperoleh langsung dari dinas dan
instansi
penelitian
terkait
ini
pada
yaitu
kantor
Camat Bantan, Kantor Desa Teluk Pambang, kantor Desa Bantan
Tengah,
Dinas
Kehutanan
dan
Kabupaten
Bengkalis,
kantor
dinas
Perkebunan
lainnya
dan yang
bersangkutan pada penelitian ini.
Keterangan: n : Ukuran sampel N : Ukuran populasi d : Presisi (15%) Jenis dan Sumber Data Data pada penelitian ini diperoleh
Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Interview atau wawancara yaitu bertujuan mendapatkan informasi-
dengan menggunakan data primer dan
informasi tambahan baik itu dari
data sekunder.
pihak
1. Data primer yaitu data atau keterangan yang didapat secara JOM FEKON Vol. 1 No.2 Oktober 2014
responden
pemerintah.
,
instansi
2. Kuestioner yaitu dengan membuat daftar
pertanyaan
yang
akan
diisikan oleh responden/ petani karet
mengenai
permasalahan
dalam penelitian. 3. Observasi,
pendapatan dalam suatu masyarakat. Maka, formulasinya adalah sebagai berikut (Arsyad, 1999:232): 𝑁
𝐺𝑅 = 1 − ∑(𝑋𝑖+1 − 𝑋1 ) (𝑌1 + 𝑌𝑖+1 ) 1
yaitu
dengan
Dimana :
melakukan pengamatan langsung
GR :Angka Koefisien Gini
terhadap objek
Xi
menemukan
penelitian untuk kebenaran
:Proporsi
secara
Tangga
jelas.
Rumah
Kumulatif
Dalam
Kelas i Yi
Metode Analisis Data
:Proporsi Jumlah Pendapatan Kepala
Metode analisa yang di gunakan
kuantitatif.
Keluarga
Kumulatif
Dalam Kelas i
dalam penelitian ini adalah metode diskriptif
Jumlah
Teknik
menganalisa data ini dilakukan dengan cara
mengelompokkan
data
yang
didapatkan baik data sekunder maupun
I
: 1, 2, 3….n
N
: Jumlah Kelompok
data primer. Pengelompokan data ini
Untuk mendapatkan jumlah kelas
berdasarkan jenisnya masing-masing,
dan membuat tabel distribusi frekuensi
yaitu menggambarkan dan membahas
pendapatan
data tersebut serta menghubungkannya
Sturgess (Dajan, 1999:48)
dengan
keadaan
sebenarnya
dan
digunakan
rumus
K=1+3,322 Log n
dikaitkan dengan teori-teori. Setelah itu di analisis dengan metode Indek Gini
Dimana :
dan Kurva Lorenz. Metode tersebut
K : Jumlah Kelas
digunakan untuk menganalisis keadaan
n : Jumlah Responden
distribusi pendapatan masyarakat.
I : Jarak/ 1+ 3.322 Log n Dimana :
1. Indek Gini
I
Indeks Gini adalah suatu metode yang sampai
digunakan seberapa
untuk
mengukur
jauh
pemerataan
JOM FEKON Vol. 1 No.2 Oktober 2014
: Interval
Jarak : Selisish antara kedua nilai tertinggi dengan nilai terendah
H.A
Setelah koefisien Indeks Gini diperoleh
makan
dapat
diambil
kesimpulan sebagai berikut : a. Koefisien
Gini
mencerminkan
PEMBAHASAN Hasil Penelitian
nol
Berdasarkan dari penelitian yang
yang
dilakukan, diperoleh nilai Indek Gini
mendekati distribusi
Desa Teluk Pambang sebesar 0,1941.
merata. b. Koefisien
HASIL PENELITIAN DAN
Gini
mendekati
1
Berdasarkan
dari
ukuran
distribusi
mencerminkan kepincangan dalam
pendapatan, maka distribusi pendapatan
ditribusi pendapatan.
masyarakat di Desa Teluk Pambang Kecamatan
Berdasarkan Indeks Gini maka distribusi pendapatan dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok yaitu :
keadaan
Bantan merata,
berada
dalam
sedangkan
hasil
penelitian yang diperoleh pada tabel distribusi
pendapatan
Desa
Bantan
Tengah Kecamatan Bantan tahun 2014 diperoleh hasil dengan Koefisien Gini Tabel 3. Skala Distribusi Pendapatan Indek Gini
sebesar
0,2524.
Berdasarkan
dari
ukuran distribusi pendapatan, maka No 1 2 3 4 5
Indeks Ratio Gini 0,0 - 0,19 0,2 - 0,39 0,4 - 0,59 0,6 - 0,79 0,8 - 1,0
Distribusi pendapatan Merata Agak merata Sedang Agak timpang Timpang
Sumber : Arsyad. 1999:232
distribusi pendapatan masyarakat Desa Bantan Tengah berada dalam kondisi agak merata. Kemudian pengukuran distribusi pendapatan dilakukan dengan Kurva Lorenz dapat dilihat pada Gambar 1. Kurva Lorenz Desa Teluk Pambang dan
2. Kurva Lorenz Kurva Lorenz menggambarkan distribusi
kumulatif
pendapatan
nasional di kalangan lapisan-lapisan penduduk, secara kumulatif pula. Garis Kurva Lorenz akan berada di atas garis horizontal, bila kurva tersebut menjauh dari
kurva
diagonal
maka
tingkat
ketimpangan akan semakin tinggi. JOM FEKON Vol. 1 No.2 Oktober 2014
Desa bantan Tengah dibawah ini. Gambar 1. Kurva Distribusi pendapatan petani karet Kecamatan Bantan
%
Kecamatan
100
Bantan
Kabupaten
Persentase Pendapatan Kumulatif (Y)
90
Bengkalis”.
80
70
60
50
KESIMPULAN DAN SARAN
a
40
a
30
b
Kesimpulan
20
c
10
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
%
Berdasarkan hasil penelitian ini
Persentase Petani Karet Kumulatif (X)
didapatkan bahwa angka Koefisien Gini
Sumber : Data Olahan Lapangan
dari Keterangan :
Desa
Teluk Pambang adalah
sebesar 0,1941, ini berarti bahwa pola
a : Garis pemerataan distribusi
distribusi pendapatannya dalam kondisi
pendapatan b : Kurva Lorenz Desa Teluk Pambang
“merata”. Sedangkan pada Desa Bantan
c : Kurva Lorenz Desa Bantan Tengah
Tengah angka Koefisien Gini yang diperoleh sebesar 0,2524 dan dikatakan
Gambar
Kurva
Lorenz diatas
bahwa pola distribusi pendapatannya
menunjukan bahwa terjadi ketimpangan
berada dalam keadaan “agak merata”.
terhadap
Sehingga
distribusi
pendapatan
dan
dapat
dikatakan
tingkat
ketimpangan yang terjadi pada Desa
pemerataan distribusi pendapatan petani
Bantan
besar
karet di Desa Teluk Pambang lebih
dibandingkan dengan dengan Desa
tinggi dibandingkan pola distribusi pada
Teluk Pambang karena jarak kurva
Desa Bantan Tengah.
Desa
Tengah
Bantan
lebih
Tengah
lebih
jauh
dibandingkan dengan kurva Desa Teluk Pambang terhadap garis pemerataan
hasil
penelitian
menggunakan pengukuran Indek Gini dan
Kurva
Berdasarkan kesimpulan
distribusi pendapatan. Berdasarkan
Saran
Lorenz,
maka
dapat
diatas,
uraian
dari
maka
penulis
memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Diharapkan
kepada
dikatakan bahwa hipotesisnya diterima.
untuk
Dimana
pengarahan dan penyuluhan tentang
hipotesisnya
mengatakan
membantu
pemerintah memberikan
bahwa “Distribusi pendapatan petani
bagaimana
karet Desa Teluk Pambang lebih merata
perawatan kebun karet yang baik
dibandingkan
agar
distribusi
pendapatan
petani karet Desa Bantan Tengah JOM FEKON Vol. 1 No.2 Oktober 2014
dapat
penanaman
meningatkan
produksi mereka
dan
hasil
2. Perlunya kesadaran bagi petani karet
tentang
pentingnya
pendidikan yang lebih baik, karena tingkat
pendidikan
Besar. Jurnal Agrisep Vol. 12 (01) hal 1-10. Pattinama, Marcus J. 2009. Pengentasan
dapat
Kemiskinan Dengan Kearifan Lokal.
berpengaruh pada tinggi rendahnya
Jurnal Sosial Humaniora Vol. 13
pendapatan rumah tangga.
(01) hal 1-12. Rakhmat, Jalaluddin. 2002. Metode
DAFTAR PUSTAKA
Penelitian Komunikasi. Bandung:
Arsyad, Lincolin. 1999. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga. Basri,
Faisal.
2002.
Remaja Rosdakarya. Ruauw, Eyverson, Octavianus Porajouw
Perekonomian
dan Jenny Baroleh. 2013. Distribusi
Indonesia : Tantangan dan Harapan
Pendapatan Petani Kacang Merah di
Bagi
Desa
Kebangkitan
Ekonomi
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Statistik. Jakarta : LP3ES.
Tangga
Terhadap
Pendidikan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta : Rajawali Press.
Ekonomi
Pekanbaru:
UNRI
Press. Lipsey, Richard G. 1995. Pengantar Mikro Ekonomi, Jilid 1 Edisi ke-10. Jakarta: Binarupa.
Satriawan,
Bondan
2011.
Distribusi
Pendapatan Masyarakat
Ketimpangan Rumah Desa
di
Kecamatan Peukan Kabupaten Aceh
JOM FEKON Vol. 1 No.2 Oktober 2014
dan
2012.
Henny Upaya
Pengentasan Kemiskinan pada Petani Menggunakan
Model
Tindakan
Kelembagaan
Pertanian.
Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 13 (01) hal 96-112. Sukirno,
Makmur, T., Safrida dan Kharisma
Jakarta:
Rineka Cipta.
Kolektif
Jayanthi.
Pembangunan.
Oktavianti.
Ishaq, Isjoni. 2002. Masalah Sosial
Tangga
(05) hal 1-11. Sanusi, Bachrawi. 2004. Pengantar
Dimara. 2002. Pengaruh Pendapatan
Masyarakat.
Kecamatan
Tompaso. Jurnal Ekonomi. Vol 3
Dajan, Anto. 1999. Pengantar Metode
Rumah
Sendangan
Sadono.
1997.
Pengantar
Teori Makro Ekonomi, Edisi ke-2. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sukirno,
Sadono.
1999.
Pengantar
Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Raja Grafindo Persada
.Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Taryono dan Hendro Ekwarso. 2012. Analisis Pengeluaran dan Distribusi Pendapatan Penduduk Kabupaten/ Kota di Provinsi Riau Tahun 2008 dan 2009. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan. Vol II (05) hal 113129. Todaro,
Michael
P.
2000.
Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta : Erlangga
JOM FEKON Vol. 1 No.2 Oktober 2014