ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING DECISION MAKING CUSTOMERS AGAINST DPK CONTRACT AL-WADIAH AND CONTRACT AL-MUDHARABAH (Survey at customer to Bank BJB Syariah Kcp Singaparna Tasikmalaya Regency)
Compiled by : DELIS NURYETI NPM. 103403074
Under guidance of : Dr. Jajang Badruzaman, SE., M.Si., Ak.CA R.Neneng Rina A, SE., MM., Ak
The research object in the script are factors that influence the decision making of customers and DPK contract al-wadiah and contract al-mudharabah, and at customer to Bank BJB Syariah Kcp Singaparna Tasikmalaya Regency. The purpose of this research is to know factors affecting decision making of customers to Bank BJB Syariah against DPK contract al-wadiah and contract al-mudharabah and is to know how the factors that influence the decision making of customers to DPK contract al-wadiah and contract al-mudharabah. In this research the writer used survey method. A primary data is obrained from field research, that is spreading questioner to accurate the object. . Processing of the data used in the correlation coefficient, coefficient of determination t test. While secondary data obrained by documention research and bibliography wich realated to the accurate problem. Based pf the results of research and discussion it is known that factors affecting decision making of customers consists of bank characteristics, physical objects bank, sevices and trust of respondents, and knowledge respondents about Banks Syariah and is to know how the factors that influence the decision making of customershave an significant against DPK contract al-wadiah and contract almudharabah at customer to Bank BJB Syariah Kcp Singaparna Tasikmalaya Regency.It meaning that factors that influence the decision making of customers have contribution to DPK contract alwadiah and contract al-mudharabah. Is the banks should be more nurturing and attention to the customer, including the customer retain the trust given to the Bank BJB Syariah to continuously improve the performance of enterprise.
Keyword
:Analysis of factors affecting decision making customers againt DPK contract alwadiah and contract al-mudharabah. ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASABAH TERHADAP DANA PIHAK KETIGA AKAD AL-WADIAH DAN AKAD-ALMUDHARABAH (Survei pada Nasabah di Bank BJB Syariah Kcp Singaparna)
Oleh DELIS NURYETI NPM. 103403074 Pembimbing : Dr. Jajang Badruzaman, SE., M.Si., Ak.CA R.Neneng Rina A, SE., MM., Ak
Objek penelitian dalam skripsi ini adalah Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah (X) dan Dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah (Y) pada nasabah Bank BJB Syariah Kcp Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah pada Bank BJB Syariah terhadap DPK dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah terhadap dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survei. Data primer diperoleh melalui penelitian lapangan yaitu dengan penyebaran kuesioner terhadap objek yang diteliti. Pengolahan data yang digunakan adalah uji koefisien korelasi, koefisien determinasi dan uji t. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui keperpustakaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah terdiri dari Karakteristik Bank. Objek Fisik Bank, Pelayanan dan Kepercayaan responden dan Pengetahuan responden tentang bank syariah dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah berpengaruh signifikan terhadap dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah pada nasabah Bank BJB Syariah Kcp Singaparna Kabupaten Tasikmalaya artinya faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah mempunyai kontribusi terhadap tinggi rendahnya dana pihak ketiga akad alwadiah dan akad al-mudharabah. Pihak bank harus lebih memelihara dan memperhatikan nasabah, diantaranya dengan mempertahan kepercayaan yang diberikan nasabah kepada Bank BJB Syariah dengan senantiasa meningkatkan kinerja perusaahaan.
Kata kunci
:faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah dan dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah.
I. 1.1
PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan perekonomian pada saat ini mengalami kemajuan termasuk didalamnya
pertumbuhan disektor perbankan. Bank menjadi salah satu sektor yang sangat penting dan berpengaruh dalam pertumbuhan perekonomian daerah, hal ini dikarenakan banyak orang atau badan usaha yang memanfaatkan jasa bank untuk menyimpan ataupun meminjam dana. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini dapat dinilai mengalami kemajuan. Persaingan
dalam
mengharuskan
dunia
para
pelaku
perbankan pasar
juga
semakin
ketat, dalam
kondisi
seperti
ini
perbankan harus bekerja keras demi meningkatkan atau
mempertahankan daya saing perbankan. Setiap
aktivitas
perekonomian
nasional
dunia
perbankan
telah memiliki peranan
yang sangat penting. Peranan itu ditunjukkan dengan semakin besarnya jumlah masyarakat yang memanfaatkan fasilitas jasa lembaga keuangan perbankan baik itu dengan menyimpan uang dan barang berharga lainnya pada bank maupun meminjam sejumlah dana untuk keperluan
pembiayaan
kegiatan
usaha
mereka.
Dasar
dari operasional lembaga
perbankan adalah kepercayaan dimana masyarakat mempercayai bank sebagai tempat yang aman dan menguntungkan untuk menyimpan sejumlah dananya
pada
hartanya,
sedangkan
bank
debitur untuk mengelola dan dikembalikan
mempercayakan tepat
pada
waktunya.Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan bank sebagai tempat untuk melakukan transaksi keuangannya. Mereka menganggap bank merupakan lembaga keuangan yang aman dalam melakukan berbagai macam aktivitas macam keuangan. Aktivitas keuangan yang sering dilakukan masyarakat di negara maju negara berkembang antara lain aktivitas penyimpanan dan penyaluran dana. Di negara maju, bank menjadi lembaga yang sangat strategis dan memiliki peran penting dalam perkembangan perekonomian negara. Di negara berkembang, kebutuhan masyarakat terhadap bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran dana saja, akan tetapi juga terhadap pelayanan jasa yang yang ditawarkan oleh bank. Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank menghimpun dana masyarakat kemudian menyalurkan dananya kepada masyarakat dengan tujuan untuk mendorong peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Dua fungsi pokok bank yaitu penghimpun dana masyarakat dan penyaluran dana kepada masyarakat, oleh karena itu disebut Financial Intermediary. Bank syariah merupakan bank yang secara operasional berbeda dengan bank konvensional. Salah satu ciri khas bank syariah adalah tidak menerima atau membebani bunga kepada nasabah, akan tetapi menerima atau membebankan bagi hasil serta imbalan lain sesuai akad-akad yang diperjanjikan. Konsep dasar bank syariah didasarkan pada al-Qur’an dan Hadist. Semua produk dan jasa yang ditawarkan tidak boleh bertentangan dengan isi al-Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW. Dalam dunia perbankan, bank syariah merupakan industri jasa yang relatif baru, dimana menerapkan syariah Islam disetiap aktivitas perbankannya. Dengan melihat makin ketatnya persaingan di dunia bisnis jasa, maka bank syariah harus benar-benar mengetahui strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan tersebut. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kinerja operasionalnya, perbankan syariah berusaha untuk melayani kebutuhan masyarakat secara luas dan menyeluruh. Bank syariah harus memperhatikan perilaku nasabahnya yang mencerminkan mengapa seseorang pribadi melakukan pembelian jasa dan bagaimana pribadi tersebut memilih dan membeli produk baik yang menabung maupun yang meminjam sehingga dapat meningkatkan efektifitas kinerja bank. Secara umum calon nasabah yang akan menabung tentu memilih bank yang dapat memberikan
keuntungan
dan
kemudahan.
Setiap
nasabah
akan
memperhatikan
dan
mempertimbangkan faktor- faktor tertentu untuk memutuskan menabung. Selain itu nasabah juga memperhatikan kualitas pelayanan serta produk yang ditawarkan sehingga nasabah termotivasi untuk menggunakannya. Nasabah akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut untuk mencari kepuasan dalam menyimpan dananya
di bank,
karena bagaimanapun
konsumen
dalam
perilakunya akan mencari kepuasan yang maksimal dalam memenuhi kebutuhannnya. Untuk itu dari sisi bank syariah harus dapat membaca peluang ini serta dapat segera mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan konsumen. Penghimpunan dana masyarakat di perbankan syariah menggunakan instrumen yang sama dengan penghimpunan dana di perbankan konvensional, yaitu insrumen giro,tabungan dan deposito. Ketiga jenis indtrumen ini biasa disebut dengan istilah Dana Pihak Ketiga (DPK). Kendati menggunakan instrumen yang sama, mekanisme kerja masing-masing instrumen penghimpunan pada bank syariah berbeda dengan instrumen penghimpunan bank konvensional. Perbedaan mendasar mekanisme kerja instrumen penghimpunan dana syariah terletak tidak adanya bunga yang lazim digunakan oleh bank konvensional dalam memberikan keuntungan kepada nasabah. Ketentuan tentang larangan haramnya menggunakan mekanisme bunga bagi bank syariah
difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) dalam fatwa DSN Nomor 1 tentang Giro, Nomor 2 tentang Tabungan dan Nomor 3 tentang Deposito. Pada masing fatwa tersebut, juga difatwakan mekanisme alternatif yang dibenarkan prinsip syariah. Berdasarkan fatwa DSN Nomor 1 Tahun 2000 tentang Giro, isebutkan bahwa mekanisme giro yang dibenarkan berdasarkan prinsip syariah adalah giro yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah. Selanjutnya, berdasarkan fatwa DSN Nomor 2 Tahun 2000 tentang Tabungan, mekanisme tabungan yang dibenarkan bagi bank syariah adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah. Adapun untuk deposito, dinyatakan dalam fatwa DSN Nomor 3 Tahun 2000 tentang Deposito, bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. Oleh karena mekanisme penghimpunan dana pihak ketiga hanya mengenal dua jenis, yaitu wadiah (titipan) dan mudharabah (bagi hasil), secara teori pengklasifikasian penghimpunan dana di bank syariah di dasarkan pada penghimpunan berdasarkan adiah dan penghimpunan berdasarkan mudharabah. Fenomena pertumbuhan perbankan syariah pada saat ini mengalami perkembangan salah satunya dapat dilihat dari peningkatan dana pihak ketiga yang terhimpun dalam setiap perbankan syariah selain itu perbankan syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah yang membawa dampak positif dalam Khazanah perbankan di indonesia. Dana pihak ketiga di perbankan syariah terdiri dari dana pihak ketiga dengan menggunakan akad Alwadiah dan akad Al-mudharabah. Akad Al-wadiah merupakan prinsip simpanan murni dari pihak yang menyimpan atau menitipkan kepada pihak yang menerima titipan untuk dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan. Di dalam dana pihak ketiga Al-wadiah terdiri dari tabungan wadiah dan giro wadiah, Tabungan wadiah merupakan jenis simpanan yang menggunakan wadiah/titipan yang penarikannya dapat dilakukan sesuai perjanjian dan Giro wadiah adalah titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro ,sarana perintah pembayaran lainnya dengan cara pemindahbukuan. Tabungan mudharabah merupakan produk penghimpun dana oleh bank syariah yang menggunakan akad mudharabah muthalaqah dimana bank syariah bertindak sebagai mudharib dan nasabah sebagai shahibul maal dan Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan oleh bank dengan nasabah investor. Sifat deposito yaitu penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai jangka waktunya, sehingga pada umumnya balas jasa yang berupa nisbah bagi hasil yang diberikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi dibanding tabungan mudharabah. Peningkatan dana pihak ketiga ini berasal dari dana masyarakat yang menabung sehingga bank syariah harus mengetahui faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah terhadap dana pihak ketiga di bank syariah. 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini diarahkan : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah pada Bank BJB Syariah terhadap dana pihak ketiga. 2. Untuk
mengetahui pengaruh analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan nasabah terhadap dana pihak ketiga akad Al-wadiah dan akad Al-mudharabah. II.
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1.1 Bank Syariah 2.1.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank Islam, selanjutnya disebut dengan bank syariah adalah bank yang beroperasi tanpa mengandalkan bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/ perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist. Antonio dan Perwataatmadja membedakan dua pengertian, yaitu bank Islam dan bank yang beroperasi dengan prinsip syariat Islam. Bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariat Islam dan tata cara beroperasinya mengacu pada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadist. Adapun bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariat Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariat Islam, khususnya yang Selanjutnya, dalam Undang-Undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Pasal 1 disebutkan bahwa : “Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”.
2.1.1.2 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Kovensional Menurut (Ismail 2011:38) Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Kovensional No.
Bank Syariah
No.
Bank Konvensional
1
Investasi, hanya untuk proyek dan produk yang halal serta menguntungkan.
1
Investasi, tidak mempertimbangkan halal atau haram asalkan proyek yang dibiayai menguntungkan.
2
Return yang dibayar dan/ atau diterima berasal dari bagi hasil atau pendapatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.
2
Return baik yang dibayar kepada nasabah penyimpan dana dan return yang diterima dari nasabah pengguna dana berupa bunga.
3
Perjanjian dibuat dalam bentuk akad sesuai dengan syariah islam.
3
Perjanjian menggunakan hukum positif.
4
Orientasi pembiayaan, tidak hanya untuk keuntungan akan tetapi juga falah oriented , yaitu berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
4
Orientasi pembiayaan, untuk memperoleh keuntungan atas dana yang dipinjamkan.
5
Hubungan antara bank dan nasabah adalah mitra.
5
Hubungan antara bank dan nasabah adalah kreditur dan debitur.
6
Dewan pengawas terdiri dari BI, Bapepam, Komisaris, dan Dewan Pengawas Syariah (DPS).
6
Dewan pengawas terdiri dari BI, Bapepam, dan Komisaris.
7
Penyelesaian sengketa diupayakan diselesaikan secara musyawarah antara bank dan nasabah, melalui peradilan agama.
7
Penyelesaian sengketa melalui pengadilan negeri setempat.
2.1.1.3 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil Secara garis besar, perbedaan bunga dan bagi hasil dapat dilihat pada tabel dibawah ini : (Ismail 2011:24) Tabel 2.2 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil Bunga
Bagi Hasil
Besarnya bunga ditetapkan pada saat perjanjian dan mengikat kedua pihak yang melaksanakan perjanjian dengan asumsi bahwa pihak penerima pinjaman akan selalu mendapatkan keuntungan.
Bagi hasil ditetapkan dengan rasio nisbah yang disepakati antar pihak yang melaksanakan akad pada saat akad dengan berpedoman adanya kemungkinan keuntungan atau kerugian.
Besarnya bunga yang diterima berdasarkan perhitungan persentase bunga dikalikan dengan jumlah dana yang dipinjamkan.
Besarnya bagi hasil dihitung berdasarkan nisbah yang diperjanjikan dikalikan dengan jumlah pendapatan dan/ atau keuntungan yang diperoleh.
Jumlah bunga yang diterima tetap, Jumlah bagi hasil akan dipengaruhi meskipun usaha peminjam oleh besarnya pendapatan dan/ atau meningkat atau menurun. keuntungan. Bagi hasil akan berfluktuasi. Sistem bunga tidak adil, karena Sistem bagi hasil, karena tidak terkait dengan hasil usaha perhitungannya berdasarkan hasil peminjam. usaha. Eksistensi bunga diragukan oleh Tidak ada agama satu pun yang semua agama. meragukan sistem bagi hasil.
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah Secara umum calon nasabah yang akan menabung tentu memilih bank yang dapat memberikan
keuntungan
dan
kemudahan.
Setiap
nasabah
akan
memperhatikan
dan
mempertimbangkan faktor- faktor tertentu untuk memutuskan menabung. Selain itu nasabah juga memperhatikan kualitas pelayanan serta produk yang ditawarkan sehingga nasabah termotivasi untuk menggunakannya. Nasabah akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut untuk mencari kepuasan dalam menyimpan dananya
di bank,
karena bagaimanapun
konsumen
dalam
perilakunya akan mencari kepuasan yang maksimal dalam memenuhi kebutuhannnya. Untuk itu dari sisi bank syariah harus dapat membaca peluang ini serta dapat segera mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah, antara lain
meliputi tentang : Karakteristik Bank, Pelayanan dan Kepercayaan pada Bank, Pengetahuan nasabah dan Objek fisik bank. ( Bilson Simamora, 2002:50) 2.1.2.1 Karakteristik Bank Salah satu faktor yang mempengaruhi nasabah sebelum memutuskan untuk memilih suatu bank adalah karakteristik bank. Seorang calon nasabah akan mengamati ciri-ciri apa saja yang menonjol pada bank tersebut dan apa keunikan produk yang ditawarkan. Secara etimologis, istilah karakteristik diambil dari bahasa Inggris yakni characteristic, yang artinya mengandung sifat khas. Ia mengungkapkan sifat-sifat yang khas dari sesuatu. Selain itu karakteristik adalah suatu sifat yang khas, yang melekat pada suatu objek. Misalnya karakteristik bank syariah artinya suatu ciri yang khas yang terdapat dalam bank tersebut yang berbeda dengan bank lainnya.Hal-hal yang mempengaruhi karakteristik bank syariah yang menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan nasabah, antara lain :( Bilson Simamora, 2002:54): a. Memperhatikan prinsip syariah, yang merupakan menjadi salah satu pedoman bagi nasabah dalam memutuskan melakukan transaksi dana pihak ketiga di perbankan syariah, misalnya mengenai : dana pihak ketiga di perbankan syariah karena sudah berlandaskan kepada AlQur’an dan Al-Sunnah. b. Memperhatikan produk-produk islami, yang merupakan menjadi bahan pertimbangan nasabah karena perbankan syariah menawarkan produk yang maslahah salah satunya dana pihak ketiga akad Al-wadiah dan akad Al-mudharabah. c. Memperkenalkan bagi hasil, yang merupakan menjadi bahan pertimbangan nasabah karena tidak membebankan kepada sistem bunga melainkan sistem bagi hasil. 2.1.2.2 Objek Fisik Bank Objek fisik bank, persepsi responden mengenai objek fisik bank ini ( teknologi, gedung, lokasi) dapat dilihat dari : :( Bilson Simamora, 2002:66) a. Lokasi yang strategis merupakan faktor yang menjadi pertimbangan nasabah karena apabila lokasi bank tersebut strategis dan mudah terjangkau maka akan memudahkan nasabah melakukan transaksinya.
b. Fasilitas komputer, kartu ATM,dll dll merupakan faktor yang menjadi bahan pertimbangan nasabah dalam memberikan kemudahan untuk melakukan transaksi. 2.1.2.3 Pelayanan dan Kepercayaan pada Bank Pelayanan dan kepercayaan merupakan salah satu faktor penting untuk mempertahankan loyalitas para penabung.Pelayanan yang prima serta kepercayaan yang didukung dengan keragaman produk dan kemudahan
bertransaksi merupakan salah satu cara yang mujarab untuk
mempertahankan loyalitas para penabung. . ( Bilson Simamora, 2002:56) Pelayanan Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan dan mengurus apa yang diperlukan seseorang. Kep. MenPan No.81/93 menyatakan bahwa pelayanan umum adalah segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh pemerintah pusat/ daerah, BUMN/ BUMD, dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat, dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Faktor yang Memperngaruhi Kepercayaan Menurut McKnight et al
(2002:79) menyatakan bahwa yang dapat mempengaruhi
kepercayaan konsumen atau nasabah yaitu perceived web vendor reputation. a. Perceived web vendor reputation Reputasi merupakan suatu atribut yang diberikan kepada nasabah berdasarkan pada informasi dari orang atau sumber lain. Reputasi dapat menjadi penting untuk membangun kepercayaan seorang nasabah
terhadap bank karena nasabah tidak memiliki pengalaman
pribadi dengan bank, Reputasi dari mulut ke mulut yang juga dapat menjadi
kunci
ketertarikan nasabah. Informasi positif yang didengar oleh nasabah tentang bank dapat mengurangi persepsi terhadap resiko dan
ketidakamanan ketika bertransaksi dengan
nasabah. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan nasabah tentang kompetensi, benevolence, dan integritas pada bank. Keputusan Nasabah Terkait Pelayanan dan Kepercayaan Pada Bank, antara lain mengenai : :( Bilson Simamora, 2002:60)
a.
Mampu memberikan kepercayaan dan keyakinan, merupakan faktor yang menjadi pertimbangan nasabah, apakah pihak bank sudah memberikan rasa kepercayan dan keyakinan sehingga nasabah bersedia menyimpan dananya di bank tersebut.
b.
Pelayanan yang cepat dan terpercaya merupakan faktor yang menjadi pertimbangan nasabah pada saat melakukan transaksi dana pihak ketiga, apakah bank selalu melayani dengan cepat dan sigap.
c.
Pelayanan yang sopan, ramah dan nyaman merupakan faktor yang penting dilakukan untuk pihak bank dalam memberikan pelayanan yang sopan,ramah dan nyaman kepada nasabah.
2.1.2.4 Pengetahuan Nasabah terhadap Bank Pengetahuan responden merupakan salah satu faktor untuk mengetahui persepsi responden terhadap bank syariah. Pengetahua responden terhadap bank syariah dapat dilihat dari :( Bilson Simamora, 2002:63) a. Mengetahui sistem perbankan, merupakan faktor yang berkaitan dengan sejauh mana nasabah mengetahui tentang sistem perbankan. b. Mengetahui informasi bank syariah, merupakan faktor yang berkaitan tentang sejauh mana nasabah mengetahui dan mendapat informasi darimana tentang perbankan syariah. c. Pengaruh nama dan citra bank, merupakan faktor yang mengenai sejauh mana pengaruh nama dan pencitraan bank sehingga nasabah bersedia melakukan transaksi dana pihak ketiga di bank syariah. 2.1.3
Dana Pihak Ketiga
2.1.3.1 Pengertian Dana Pihak Ketiga Dana Pihak ketiga adalah dana-dana masyarakat yang disimpan dalam bank yang merupakan dana terbesar yang paling di andalkan bank dan terdiri dari: 2.1.4 Dana Pihak Ketiga dengan Akad Al-Wadiah Al-Wadiah merupakan salah satu akad yang digunakan oleh bank syariah untuk produk penghimpun dana pihak ketiga. Dalam akad al-Wadiah, bank syariah dapat menawarkan dua produk perbankan yang telah dikenal oleh masyarakat luas yaitu giro dan tabungan. Kedua produk
ini dapat ditawarkan dengan menggunakan akad al-Wadiah, yaitu giro wadiah dan tabungan wadiah. (Ismail 2011:59) 2.1.4.1 Pengertian Akad Al-Wadiah Al-wadiah merupakan prinsip simpanan murni dari pihak yang menyimpan atau menitipkan kepada pihak yang menerima titipan untuk dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan. Titipan harus dijaga dan dipelihara oleh pihak yang menerima titipan, dan titipan ini dapat diambil sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan oleh pihak yang menitipkannya. (Ismail 2011:59) 2.1.4.2 Giro Akad Wadiah Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet, giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan. Dalam perbankan syariah, mekanisme giro yang dibenarkan ada dua jenis, yaitu wadiah dan mudharabah. Dengan demikian, dikenal dengan istilah giro wadiah dan giro mudharabah. Dalam praktik perbankan, skema yang umum digunakan adalah giro wadiah.(Rizal Yaya,dkk 2014:95) 2.1.4.3 Tabungan Akad Al- Wadiah Akuntansi tabungan wadiah pada prinsipnya sama dengan akuntansi tabungan mudharabah. Perbedaan akuntansi tabungan wadiah dengan tabungan mudharabah adalah dalam hal insentif yang diterima oleh nasabah. Berdasarkan PAPSI 2013, tabungan wadiah diakui sebesar nominal penyetoran atau penarikan yang dilakukan oleh pemilik rekening. Setoran tabungan wadiah yang diterima secara tunai diakui pada saat uang diterima. Setoran tabungan wadiah melalui kliring diakui setelah efektif diterima. .(Rizal Yaya,dkk 2014:94) Tabungan wadiah merupakan jenis simpanan yang menggunakan wadiah/titipan yang penarikannya dapat dilakukan sesuai perjanjian. (Ismail 2011:74) 2.1.5 Dana Pihak Ketiga dengan Akad Al-Mudharabah 2.1.5.1 Tabungan Al-Mudharabah Akuntansi untuk tabungan mudharabah dan penghimpun dana bentuk lainnya yang menggunakan akad mudharabah pada dasarnya mengacu pada PSAK 105 tentang Akuntansi Mudharabah, khususnya yang terkait dengan akuntansi untuk pengelola dana. Berdasarkan PSAK 105 paragraf 25, dinyatakan ahwa dana yang diterima dari pemilik dana (nasabah penabung) dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset non-kas
yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer diukur sebesar nilai tercatatnya. .(Rizal Yaya,dkk 2014:92) Tabungan mudharabah merupakan produk penghimpun dana oleh bank syariah yang menggunakan akad mudharabah muthalaqah. Bank syariah bertindak sebagai mudharib dan nasabah sebagai shahibul maal. Nasabah menyerahkan pengelolaan dana tabungan mudharabah secara mutlak kepada mudharib (bank syariah), tidak ada batasan baik dilihat dari jenis investasi, jangka waktu, maupun sektor usaha, dan tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah islam. (Ismail 2011:89) 2.1.5.2 Deposito Akad Al-Mudharabah Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan denmgan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah dan/ atau Unit Usaha Syariah (UUS). Fatwa DSN Nomor 3 tahun 2000 menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan dalam syariah adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. Dalam transaksi deposito mudharaba, nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maas) dan bank syariah bertindak sebagai pengelola dana (mudharib). Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, ternasuk bernudharabah denga pihak lain. .(Rizal Yaya,dkk 2014:98) 2.2
Kerangka Pemikiran Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan artinya aktivitas
perbankan selalu berkaitan dengan keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbanlan: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/ perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist. Antonio dan Perwataatmadja membedakan dua pengertian, yaitu bank Islam dan bank yang beroperasi dengan prinsip syariat Islam. Bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariat islam dan tata cara beroperasinya mengacu pada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadist.(Khaerul Umam, 2013:15)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah terhadap dana pihak ketiga di bank syariah, antara lain : mengenai karakteristik bank, pelayanan dan kepercayaan kepada bank, pengetahuan nasabah terhadap bank syariah dan objek fisik ban syariah.( Bilson Simamora ,2002 :54) Faktor-faktor pengambilan keputusan nasabah merupakan faktor terpenting bagi kegiatan bank dalam menarik minat nasabah dan merupakan ukuran keberhasilan untuk kelangsungan bank. Salah satu hal terpenting yang harus diperhatikan oleh bank adalah mengenai kepuasan nasabah terhadap pelayanan jasa dan kepercayaan nasabah yang diberikan oleh pihak bank. Selain itu, faktor-faktor pengambilan keputusan nasabah yang telah dikelola dengan baik oleh bank dengan tujuan supaya nasabah berkenan untuk melakukan transaksi dana pihak ketiga di bank syariah dan memberikan kepuasan kepada nasabah yang berguna untuk kelancaran operasional bank. Faktor-faktor pengambilan keputusan nasabah yang pertama yaitu mengenai karakteristik bank. Karakteristik bank merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nasabah sebelum memutuskan untuk memilih bank. Selain itu seorang nasabah akan mengamati ciri-ciri apa saja yang menonjol di bank tersebut dan apa keunikan produk yang ditawarkan oleh bank tersebut. ( Bilson Simamora ,2002 :54) Faktor-faktor pengambilan keputusan nasabah yang kedua yaitu mengenai objek fisik bank, persepsi responden atau nasabah mengenai objek fisik bank ini ( teknologi, gedung, lokasi ) dapat dilihat dari : .( Bilson Simamora ,2002 :66) a.
Lokasi yang strategis
b.
Fasilitas komputer, kartu ATM,dll
Faktor-faktor pengambilan keputusan nasabah yang ketiga yaitu mengenai pelayanan dan kepercayaan kepada bank. Pelayanan dan kepercayaan kepada bank merupakan salah satu faktor penting untuk mempertahankan loyalitas para nasabah misalnya penabung. Pelayanan yang prima didukung keragaman produk dan kemudahan bertransaksi merupakan salah satu cara yang bagus untuk mempertahankan loyalitas para nasabah.( Bilson Simamora ,2002 :60) Faktor-faktor pengambilan keputusan nasabah yang keempat yaitu mengenai pengetahuan responden atau nasabah. Pengetahuan responden atau nasabah merupakan salah satu faktor untuk mengetahui persepsi responden atau nasabah terhadap bank syariah. ( Bilson Simamora ,2002 :63) Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6/11/PBI/2004 salah satu sumber dana bank diantaranya berasal dari simpanan dana pihak ketiga, simpanan pihak ketiga merupakan sumber dana dari masyarakat dapat berupa giro, tabungan dan deposito berjangka yang berasal dari nasabah perorangan atau badan.
Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari masyarakat luas yang merupakan sumber dans terpenting bagi kegiatan operasional suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasional dari sumber dana ini.. (Kashmir, 2002:64). Terdapat perbedan antara dana pihak ketiga di bank konvensional dengan dana pihak ketiga di bank syariah. Di bank konvensial dana pihak ketiga terdiri dari giro, tabungan dan deposito. Sedangkan di bank syariah dana pihak ketiga terdiri dari dua akad yaitu dana pihak ketiga dengan akad al-wadiah yang terdiri dari tabungan wadiah dan giro wadiah dan yang kedua akad almudharabah yang terdiri dari tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Dana pihak ketiga dengan akad Al-Wadiah yang pertama adalah giro wadiah. Giro wadiah adalah titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro ,sarana perintah pembayaran lainnya dengan cara pemindahbukuan. Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 mendefinisikan : “giro adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.” Dana pihak ketiga dengan akad Al-Wadiah yang kedua dalah tabungan wadiah. Tabungan wadiah merupakan jenis simpanan yang menggunakan wadiah/titipan yang penarikannya dapat dilakukan sesuai perjanjian. (Ismail 2011:74) Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 : “tabungan adalah simpanan berdasarkan wadiah dan/atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.” Dana pihak ketiga dengan akad Al-Mudharabah yang pertama adalah tabungan mudharabah. Tabungan mudharabah merupakan produk penghimpun dana oleh bank syariah yang menggunakan akad mudharabah muthalaqah. Bank syariah bertindak sebagai mudharib dan nasabah sebagai shahibul maal. Nasabah menyerahkan pengelolaan dana tabungan mudharabah secara mutlak kepada mudharib (bank syariah), tidak ada batasan baik dilihat dari jenis investasi, jangka waktu, maupun sektor usaha, dan tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah islam. (Ismail 2011:89) Dana pihak ketiga dengan akad Al-Mudharabah yang kedua adalah deposito mudharabah. Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan oleh bank dengan nasabah investor. Sifat deposito
yaitu penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai jangka waktunya, sehingga pada umumnya balas jasa yang berupa nisbah bagi hasil yang diberikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi dibanding tabungan mudharabah. (Ismail 2011:91) Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini (Kasmir, 2003:47). Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa apabila faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah yang diterapkan dan yang ditawarkan oleh pihak bank dikelola dengan baik maka kesempatan bank untuk memperoleh dana dari masyarakat yakni melalui dana pihak ketiga akan semakin besar dan akan menguntungkan bagi pihak bank. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa tujuan bank pada umumnya adalah untuk mencapai laba operasi perusahaan yang optimum. Salah satu cara yang dijalankan oleh bank untuk mencapai tersebut adalah dengan mengelola dan memanfaatkan sumber dana yang telah berhasil dihimpun yang salah satunya berasal dari sumber dana pihak ketiga. Sumber dana pihak ketiga yang ada di bank syariah terdiri dari dua akad yakni akad al-wadiah dan akad mudharabah. Sumber dana ini berasal dari masyarakat yang bersedia menyimpan dananya dibank. Ketersediaan masyarakat untuk menyimpan dananya dibank dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut sangat berperan penting untuk menarik minat nasabah dalam menyimpan dananya. Akan tetapi, jika bank tidak mampu mengelola dan menjaga dengan baik faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah terhadap dana pihak ketiga di bank syariah maka bank akan mengalami rugi sebab sumber dana utama bank yakni dari dana pihak ketiga. (Kasmir, 2003:80) Dari hasil uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah memiliki peranan penting terhadap minat nasabah untuk melakukan simpanan dana ( dana pihak ketiga ) di bank syariah. Semakin bagus faktor-faktor tersebut yang diberikan dan ditawarkan oleh bank maka semakin banyak nasabah yang melakukan simpanan dana ( dana pihak ketiga dalam akad al-wadiah maupun akad al-mudharabah.
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat digambarkan dalam gambar kerangka pemikiran sebagai berikut :
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah :
Dana Pihak Ketiga -Akad Al-wadiah (Giro wadiah dan deposito wadiah)
-Karakteristik bank - Objek fisik bank
-Akad Al-mudharabah ( Tabungan mudharabah dan deposito mudharabah)
- Pelayanan dan kepercayaan kepada bank -Pengetahuan
Gambar 2.5 Gambaran Kerangka Pemikiran 2.3
Hipotesis Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam kerangka pemikiran diatas, maka penulis
dapat mengambil hipotesis, apakah : 1. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah berpengaruh dalam dana pihak ketiga akad Al-wadiah dan akad Al-mudharabah. BAB III. 3.1
OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
Objek Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada nasabah Bank BJB Syariah Kcp Singaparna. Dengan ruang lingkup penelitian mengenai faktor-faktor keputusan nasabah terhadap dana pihak ketiga (DPK akad AlWadiah dan akad Al-Mudharabah) pada Bank BJB Syariah Kcp Singaparna. 3.2
Metodologi Penelitian
3.2.1
Metodologi Penelitian yang Digunakan . Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analisis
yang mengkhususkan pada survey. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif yang memiliki tujuan untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada waktu sedang
berlangsungnya proses penelitian agar memberikan informasi yang mutakhir (Sugiyono, 2012:75). Metode penelitian survei adalah metode yang digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa gejala-gejala tersebut ada.. Survei dapat memberikan manfaat untuk tujuan-tujuan deskriptif, membantu untuk membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya dan juga untuk pelaksanaan evaluasi. Durvei dapat dilakukan dengan cara sensus maupun sampling terhadap hal-hal yang nyata dan tidak nyata. 3.2.2
Operasional Variabel Sesuai dengan judul usulan penelitian yang penulis pilih yaitu analisis faktor-Faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah terhadap dana pihak ketiga Akad Al-wadiah dan Akad Al-mudharabah
Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel Penelititan Variabel
Definisi Variabel
Faktor-faktor yang FaktorKeputusan faktor yang mempengaruhi mempengar Nasabah, antara lain : a. Karakteristik bank uhi merupakan salah satu Keputusan faktor yang Nabah mempengaruhi nasabah (X) sebelum memutuskan untuk memilih bank. b. Objek fisik bank,
Indikator
Skala
No Kuesioner
Ordinal
1
-prinsip syariah.
1-3
-produk-produk islami
4-6 7–9
- bagi hasil.
yang
10 – 12
persepsi responden mengenai objek fisik -Fasilitas bank. bank ini ( teknologi, -Kepercayaan dan gedung, lokasi)
13 – 15
c. Pelayanan dan kepercayaan kepada bank merupakan salah satu faktor penting untuk mempertahankan loyalitas para nasabah misalnya penabung. d. Pengetahuan responden merupakan salah satu faktor untuk mengetahui persepsi responden terhadap bank syariah..(Bilson
Simamora, 2002:54)
-Lokasi strategis.
16 – 18
keyakinan.
-Pelayanan yang cepat dan terpercaya.
19 – 21
-Pelayanan yang sopan, ramah dan nyaman.
22 – 24
-Sistem perbankan. -Informasi syariah.
bank
25 – 27 28 – 30
-Nama bank.
citra
31 – 33
dan
Dana Pihak Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari Ketiga masyarakat luas yang (Y) merupakan sumber dans terpenting bagi kegiatan operasional suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasional dari sumber dana ini.. (Kashmir, 2002:64).
3.2.3
-Tabungan Al- Ordinal Wadiah dan -Giro Al-Wadiah. -Tabungan AlMudharabah dan -Deposito AlMudharabah.
1–3 4- 6 7–9 10 - 12
Teknik Pengumpulan Data
3.2.3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.
Data Primer Data primer didapat langsung dari sumber pertama baik perorangan maupun sumber lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, atau dengan melakukan survey langsung kepada pihak yang berkaitan maupun wawancara langsung terhadap responden yang telah ditentukan.
b. Data Sekunder Data sekunder didapat dari studi literatur atau studi kepustakaan dengan cara mempelajari, mengkaji, meneliti dan menelaah literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Juga sebagai teori pendukung maupun memperoleh dasar-dasar teori yang diharapkan sebagai penunjang data dalam penelitian ini. 3.2.3
Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi Dalam penelitian ini yang menjadi populasi sasaran yang penulis teliti adalah nasabah dana pihak ketiga dengan akad Al-Wadiah dan akad Al-Mudharabah di Bank BJB Syariah Kcp Singaparna. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah nasabah dana pihak ketiga di Bank BJB Syariah Kcp Singaparna yang menggunakan akad Al-wadiah sebanyak 100 orang nasabah (yang terdiri 65 orang nasabah tabungan wadiah dan 35 orang nasabah giro wadiah) dan yang menggunakan akad Al-mudharabah sebanyak 130 orang nasabah (yang terdiri dari 83 orang nasabah tabungan mudharabah dan 47 orang nasabah deposito mudharabah), data populasi tersebut diambil pada tahun 2011 pada saat awal-awal Bank BJB Syariah Kcp Singaparna mulai berdiri, sehingga apabila dijumlahkan menjadi 230 orang nasabah.
2. Sampel Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati (Sunyoto, 2012:118). Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling atau Sampel Acak Sederhana. Simple random sampling adalah metode pengambilan sampel yang memungkinkan peluang terambilnya suatu unit sampel adalah sama besar. Dalam menentukan jumlah besarnya sampel dari total populasi sebanyak 230 orang nasabah. Untuk menentukkan ukuran sampel yang akan diambil agar mewakili seluruh populasi digunakan rumus yang dikemukakan oleh Slovin yang dikutip oleh Husein Umar (2002:141) sebagai berikut : n= N 1 + Ne²
Keterangan
:
n
= Ukuran sampel
N
= Ukuran populasi
e
= Tingkat kesalahan dalam meraih anggota sampel yang ditolerir ( tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini sebesar 10% )
n
=
230 ( 1+ 230 (0,1)²)
n
=
230 ( 1+ 230 ( 0,01))
n
=
230 ( 1+ 2.3)
n
=
230
= 69.697
3.3 Jadi diketahui dari perhitungan untuk ukuran sampel adalah sebanyak 69.697 apabila dibulatkan menjadi 70 orang nasabah. Sampel tersebut terdiri dari :
Tabel 3.2 Sample Penelitian No
Sampel
DPK di Bank Syariah
1
20 Orang Nasabah
Tabungan Wadiah
2
11 Orang Nasabah
Giro Wadiah
3
25 Orang Nasabah
Tabungan Mudharabah
4
14 Orang Nasabah
Deposito Mudharabah
Jumlah 70 orang Nasabah
Keterangan
:
Tabungan Wadiah
= 65
X 70 = 19,78 dibulatkan menjadi 20
230 Giro Wadiah
= 35
X 70 = 10,65 dibulatkan menjadi 11
230 Tabungan Mudharabah
= 83 X 70 = 25,26 dibulatkan menjadi 25 230
Deposito Mudharabah
= 47 X 70 = 14,31 dibulatkan menjadi 14 230
3.3 Teknik Analisis Data 3.4.1
Teknik Pengolahan Data Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan skala likert. Setiap jawaban item
kuesioner dengan menggunakan skala likert maka dalam pemberian skornya diberi alternative jawaban setuju atau tidak setuju. Untuk pernyataan bernilai positif diberi skor dari 5 sampai 1 , sedangkan untuk pernyataan bernilai negative diberi skor dari 1 sampai 5. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2012:132). Pembelian skala pengukuran untuk setiap jawaban responden adalah menggunakan skala interval, yaitu skala yang menggunakan angka untuk suatu set objek dengan jarak yang sama antara satu ciri atau sifat objek maupun kejadian yang diukur. Pemberian skala ini mengacu pada
pernyataan Uma Sekaran (2006:197) : “Angka-angka dalam skala likert dapat dirancang menunjukkan skala interval”. Pertanyaan atau pernyataan yang disusun harus terdiri dari nilai positif dan negatif. Apabila pertanyaan dan pernyataan dengan menggunakan skala ikert pada alterntif jawaban yang diperoleh dari responden akan dinilai dengan skor sebagai berikut:
Jawaban Untuk Nilai Positif
Tabel 3.3 Skor Untuk Setiap Pertanyaan Jawaban Untuk Nilai Negatif
5
1
4
2
3
3
2
4
1
5
Sumber : Sugiyono, 2012 3.4.2
Uji Kualitas Data
3.4.2.1 Pengujian Validitas Alat Ukur (Test Of Validity) Pengujian validitas menunjukan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen penelitian (kuesioner) yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut fapat digunakan untuk mengukur apa uang seharusnya diukur. Dengan demikian, hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti (Sugiyono. 2012:172). Pengujian validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total, dengan menggunakan rumus teknik korelasi ‘product moment’. Rumusnya adalah sebagai berikut : r=
n( XY ) ( X )( Y )
n X
2
( X ) 2 (n Y 2 ( Y ) 2 )
Keterangan : r = Koefisien korelasi X = Jumlah skor tiap item variabel x (Faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah) Y = Jumlah skor seluruh item variabel y (Dana pihak ketiga) n = Jumlah responden
Kriteria pengujian : Jika r hitung > r tabel , maka pernyataan tersebut valid Jika r hitung < r tabel , maka pernyataan tersebut tidak valid. 3.4.2.2 Pengujian Reliabilitas Alat Ukur (Test Of Reability) Pengujian realibitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukurann yang diperolehnya relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable (Djamaludin Ancok, 2001 :143). Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan teknik Alpha cronbach. Pengujian reliabitas dengan teknik alpha cronbach ini dilakukan untuk jenis data interval (Sugiyono, 2012:183), Alpha cronbach dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : = Koefisien reliabilitas alpha k
= Banyak butir pertanyaan dan butir soal = Jumlah variasi butir = Variasi total Koefisien reliabilitas skala haruslah diusahakan setinggi mungkin, yang besarnya mendekati
satu. Adapun kaidah keputusan menggunakan nilai kritis alpha cronbach yaitu jika nilai koefisien > 0.70 maka instrument tersebut dinyatakan reliable dan dapat digunakan untuk penelitian (Hair et.al : 1998).Dalam menggunakan korelasi Cronbach’s Alpha, keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan menggunakan ketentuan jika reliabilitas intern seluruh item (r1) ≥ rtabel (taraf signifikan 5%) maka item instrumen dinyatakan reliabel. Tetapi jika reliabilitas intern seluruh item (r1) < rtabel maka instrumen dinyatakan tidak reliabel. 3.3.3
Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis
3.3.3.1 Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diintreprestasikan, dan sering digunakan dengan statistic. Salah satu fungsi statistic adalah menyederhanakan data penelitian yang besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami, serta membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil yang terjadi secara kebetulan sehingga memungkinkan penelitia untuk menguji apakah hubungan yang
diamati benar-benar terjadi karena adanya hubungan sistematis antara variabel-variabel yang diteliti (Sofian Effendi dan Chris Manning 2002:263). 3.4.3.2 Rancangan Pengujian Hipotesis Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan analisis Faktor-faktor yang mempengaruhipengambilan keputusan nasabah terhadap Dana pihak ketiga. Untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan rancangan pengujian hipotesis statistis sebagai berikut : 1. Persamaan Regresi Sederhana Y = a + b1 X Keterangan : Y = Variabel Dependen (Faktor-faktor keputusan nasabah) X = Variabel Independen (Dana pihak ketiga) a = konstanta b = koefisien regresi 2. Analisis Koefisien Korelasi. Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama (Sugiyono, 2012:228). Berikut ini dikemukakan rumus koefisien Produk Moment dari Pearson : rxy =
n( XY ) ( X )( Y )
n X
2
( X ) 2 (n Y 2 ( Y ) 2 )
keterangan : r = Koefisien korelasi X = Variabel independen Y = Variabel dependen N = Jumlah responden Jika tingkat hubungan antara variabel kuat, maka nilai (r) akan besar. Demikian sebaliknya jika tingkat hubungan antar variabel rendah maka nilai (r) akan kecil. Tabel 3.4 Pedoman Untuk Memberika Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,779
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, 2012 3. Analisis Koefisien Determinasi Analisis koefisien determinasi merupakan pengkuadratan dari nilai koerasi (r2) Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya analisis factor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah terrhadap dana pihak ketiga akad Al-wadiah dan akad Al-mudharabah. Berikut ini dikemukakan rumus koefisin determinasi sebagai berikut : Kd = r2 x 100
(Sugiyono, 2012)
Keterangan : Kd = Koefisien determinasi r2 = Koefisien Korelasi dikuadratkan 4. Prosedur Pengujian Hipotesis Hipotesis Ho merupakan hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel yang diuji yang umumnya diformulasikan untuk ditolak. Sedangkan hipotesis Ha merupakan hipotesis penelitian yang berupa prediksi yang diturunkan dari teori yang sedang diuji. Dengan demikian, jika kita menolak hipotesis Ho, pasti hipotesis Ha diterima. Adapun prosedur pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : a. Penetapan hipotesis operasional Ho = 0
Faktor-faktor pengambilan keputusan nasabah secara parsial tidak berpengaruh terhadap Dana pihak ketiga.
Ha
0
Faktor-faktor pengambilan keputusan nasabah secara parsial berpengaruh terhadap Dana pihak ketiga.
b. Uji Statistik Mencari nilai hitung dengan rumus sebagai berikut : Thitung = sedangkan ttabel diperoleh dari daftar distribusi t dengan dk=n-2 dan taraf signifikan yang dikehendaki ( ) 5%. c. Kaidah pengujian Terima Ha, jika thitung > ttabel atau th < -ttabel Tolak Ha, jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel d.
Penarikan kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian seperti tahapan di atas maka akan dilakukan analisis secara kuantitaif. Dari hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan apakah hipotesis yang ditetapkan dapat diterima atau ditolak. IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian ini akan menunjukkan keberadaan Bank BJB Syariah Kcp
Singaparna di Kabupaten Tasikmalaya yang menjadi lokasi penelitian mengenai : Analisis Faktorfaktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah terhadap Dana Pihak Ketiga akad Alwadiah dan akad Al-Mudharabah Penyebaran kuesioner yang dilakukan dengan menyampaikan secara langsung kepada responden dengan mendatangi lokasi penelitian. Populasi penelitian ini adalah 230 orang nasabah dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah. Akan tetapi yang dijadikan sampel adalah sebanyak 70 orang nasabah adalah sebagai berikut : 1. 20 orang nasabah tabungan wadiah 2. 11 orang nasabah giro wadiah 3. 25 orang nasabah tabungan mudharabah 4. 14 orang nasabah deposito mudharabah 4.2
Pembahasan
4.2.3
Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah terhadap
Dana Pihak Ketiga akad Al-Wadiah dan akad al-mudharabah. Untuk mengetahui adanya pengaruh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah terhadap dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad almudharabah pada Bank BJB Syariah Kcp Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, penulis menyebarkan kuesioner. Kuesioner tersebut terdapat 45 pertanyaan yang terdiri dari 33 pertanyaan untuk variabel x ( faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah ) dan 12 pertanyaan untuk variabel y ( dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah ). Perhitungan kedua variabel tersebut disajikan pada lampiran pengolahan data. Sebelumnya data kualitatif diubah menjadi data kuantitatif dengan bantuan metode statistik. Metode ini digunakan untuk mencari rumusan masalah asosiatif tentang besarnya pengaruh variabel dengan variabel lain. Data yang diolah merupakan data yang sudah teruji validitas dan uji realibilitas. Berikut ini merupakan hasil analisis dengan program SPSS 16.0 for Windows maka dihasilkan perhitungan statistik sebagai berikut :
1. Analisis Koefisien Korelasi Hasil perhitungan dengan program SPSS 16.0 for Windows pada submenu correlate diperoleh hasil korelasi antara variabel faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah terhadap dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah yang menghasilkan nilai 0,862. Angka 0,862 berarti berkorelasi sangat kuat antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan hasil korelasi perhitungan ini, maka dapat diartikan bahwa variabel faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah terhadap dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah mempunyai hubungan yang sangat kuat. Karena semakin baik faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah maka akan semakin baik pula dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah. 2. Analisis Koefisien Determinasi Perhitungan koefisien determinasi dan koefisien non determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah terhadap dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah di bank syariah sebagai berrikut : Koefisien Determinasi Kd
=
r² x 100%
Kd
=
( 0,862 )² x 100%
Kd
=
0,743
74,3%
Koefisien Non Determinasi Knd
=
( 1 - r² ) x 100%
Knd
=
( 1 – 0,743 ) x 100%
Knd
=
0,257
25,7%
Perhitungan koefisien determinasi dan koefisien non determinasi menghasilkan nilai sebesar Kd = 74,3% dan Knd = 25,7%. Hasil penelitian untuk koefisien determinasi sebesar 74,3% menujukkan bahwa dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Warkum Sumitro,dkk (2004:55) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah diyakini akan berdampak pada peningkatan dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah di bank syariah. Ini berarti bahwa berlandaskan Al-Qur’an dan Al-Sunnah serta sistem bagi hasil akan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan nasabah dalam melakukan transaksi di bank syariah. Faktor-faktor yang mempengarugi pengambilan keputusan nasabah terhadap dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah sesuai dengan penelitian Muhtarul Zamil (2006), Muji Haryono (2006), dan penelitian yang dilakukan oleh Sisca Aulia (2005) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah berpengaruh signifikan terhadap dana pihak
ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah. Hal ini dikarenakan dengan adanya faktor-faktor yang berdasarkan prinsip syariah, maka akan semakin meningkatkan dana pihak ketiga akad alwadiah dan akad al-mudharabah. Dengan nilai sebesar 74,3% berarti sisanya sebesar 25,7% dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Faktor yang tidak diteliti seperti yang diungkapkan oleh Warkum Sumitro,dkk (2004:57), ialah antara lain : 1. Faktor Karakteristik Nasabah -
Jenis Kelamin
-
Profesi
-
Pendidikan meliputi : pemahaman masyarakat lebih mendalam mengenai tentang Perbankan Syariah dan pendidikan terakhir masyarakat
-
Motivasi
2. Faktor Religiusitas 3. Faktor Sosial -
Kelas Sosial
-
Kelompok sosial
-
Keluarga Hal ini sesuai dengan diungkapkan oleh Warkum Sumitro,dkk (2004:55) bahwa masih ada
faktor-faktor lain yang mempungaruhi terhadap minat nasabah melakukan transaksi di perbankan syariah. Hasil analisis ini membuktikan bahwa kenyataan di lapangan terdapat banyak faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad almudharabah. Penyebab kuatnya tingkat signifikan adalah pada bank syariah itu sendiri yang telah menjalankan faktor-faktor tersebut dengan baik. 2. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui signifikan dari besarnya pengaruh tersebut maka dilakukan uji signifikasi dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel. Dari tabel distribusi t diperoleh t 0,95 = 1,980. άuntuk uji dua pihak/ two tail test 5%. Maka diperoleh nilai sebesar 14,054 dan nilai t tabel sebesar 1,980. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa t hitung (14,054) > t tabel (1,980), maka Ha diterima. Hal ini berarti bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah mempunyai penagruh terhadap dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah pada Bank BJB Syariah Kcp Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah berpengaruh dalam
dana pihak ketiga akad Al-wadiah dan akad Al-mudharabah (Ha) diterima pada Bank BJB Syariah Kcp Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Secara lengkap pengaruh antara analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah terhadap dana pihak ketiga akad Al-wadiah dan akad Al-mudharabah, dapat dilihat dalam Gambar 4.1 sebagai berikut :
RYx = 0,743 X
Y rYɛ = 0,257 ɛ
Gambar 4.1 Nilai Koefisien Jalur Antara Analisis FaktorFfaktor yang mempengaruhi Pengambilan Keputusan Nasabah terhadap Dana Pihak Ketiga akad Al-wadiah dan akad Al-mudharabah Dalam peningkatan dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah akan dipengaruhi faktor-faktor yang membuat nasabah tertarik untuk melakukan transakasi dana pihak ketiga di bank syariah dibandingkan di bank konvensional. Oleh karena itu, keberhasilan dari dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah diukur dari pelaksanaan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan nasabah itu sendiri. V.
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi
Pengambilan Keputusan Nasabah terhadap Dana Pihak Ketiga akad Al-wadiah dan akad Almudharabah pada nasabah di Bank BJB Syariah Kcp Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah yang telah dicapai oleh Bank BJB Syariah Kcp Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sudah termasuk dalam klasifikasi baik yang diukur oleh variabel X diantaranya mengenai Karakteristik Bank (dengan indikator mengenai prinsip syariah, produk-produk islami, bagi hasil),Objek Fisik Bank (dengan indikator mengenai lokasi yang strategis, fasilitas bank), Pelayanan dan Kepercayaan
responden (dengan indikator mengenai kepercayaan dan keyakinan, pelayanan yang cepat dan terpercaya, pelayanan yang sopan, ramah dan nyaman) dan Pengetahuan responden tentang bank syariah (dengan indikator mengenai sistem perbankan, informasi bank syariah,nama dan citra bank).( Menurut Bilson Simamora, 2002:54). Selain itu, Dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah di Bank BJB Syariah Kcp Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sudah termasuk dalam klasifikasi baik yang diukur dengan indikator diantaranya giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah.(Menurut, Kashmir, 2002:64). 2. Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah dengan dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah yang artinya semakin baik faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah yang diberikan maka dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah, hal ini dibuktikan dengan adanya korelasi antara variabel faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah (X) dengan dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah (Y) yang menunjukkan t
hitung
> t
tabel
yang
berarti koefisien korelasi signifikan. 5.2
Saran Berdasarkan hasil, pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis
mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan kemajuan bagi Bank BJB Syariah Kcp Singaparna Kabupaten Tasikmalaya maupun peneliti selanjutnya. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagi Bank BJB Syariah Kcp Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Pelaksanaan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah yang sudah dilaksanakan oleh Bank BJB Syariah Kcp Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dapat semakin ditingkatkan untuk kemajuan bank syariah itu sendiri. Selain itu, nasabah merupakan salah satu
bagian inti atau asset berlangsungya proses usaha, maka bank harus lebih memelihara dan memperhatikan nasabah, diantaranya dengan mempertahan kepercayaan yang diberikan nasabah kepada Bank BJB Syariah dengan senantiasa meningkatkan kinerja perusaah baik dalam kualitas pelayanan, meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat, SDM (sumber daya manusia) dan kualitas dari produk Bank BJB Syariah sendiri. Karena dengan terciptanya faktor-faktor yang baik, maka dana pihak ketiga akad al-wadiah dan akad al-mudharabah akan meningkat. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian yang sama. Diharapkan dalam pembuatan kuesioner, pertanyaan/ pernyataan harus lebih terarah dan ketepatan responden penelitian agar mendapatkan informasi statistik yang mendekati pada keadaan lapangan harus lebih tepat. Dalam melakukan penelitian di bidang Akuntansi Syariah ini terdapat banyak kajian yang menarik untuk dijadikan bahan penelitian. Penulis menyarankan untuk meneliti lebih dalam mengenai faktor yang tidak diteliti,yaitu faktor karakteristik nasabah, faktor religiusitas dan faktor sosial ( Menurut Warkum Sumitro,dkk 2004:57). Dari faktor yang tidak diteliti tersebut dapat dijadikan variabel dalam penelitian selanjutnya yang kemudian dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian penulis. DAFTAR PUSTAKA Dita Pertiwi. 2012. Analisis faktor yang mempengaruhi minat nasabah terhadap menabung di bank syariah. Studi Kasus pada PT Bank Muamalat Cabang Kota Kisaran. Universitas Asahan Kota Kisaran.
Dwi Prasetyo. 2010. Analisis faktor yang mempengaruhi nasabah melakukan pembiayaan Murabahah dan Bai’Bitsaman Ajil. Studi kasus pada BMT Mubarak Wonosari. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Fadli Paslaerori. 2012. Pengaruh promosi dan tingkat suku bunga terhadap perolehan dana pihak ketiga (DPK). Studi kasus pada PT Bank Negara Indonesia (Persero). Unviversitas Hasanuddin Makassar.
Muhtarul Zamil. 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah menabung di Perbankan Syariah. Studi kasus pada Bank Syariah Mandiri Kudus. Universitos Dipenogoro Semarang.
Muji Haryono. 2006. Pengaruh pelayanan terhadap minat nasabah. Studi kasus di BMT Al-Kausar Kebumen. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sisca Aulia. 2005. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah. Studi kasus pada PT Bank Syariah Mandiri Tbk Yogyakarta. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sukirman. 2012. Pengaruh saldo rekening tabungan terhadap dana pihak ketiga. Studi kasus pada PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk Kcp Tanjungpandan. Polikteknik Piksi Ganesha Bandung.
Yayan Fauzi. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah menabung di Perbankan Syariah. Studi kasus pada Bank BNI Syariah Kantor cabang Yogyakarta. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Ali Hasan. 2010. Marketing Bank Syariah, Bogor : Ghalia Indonesia. Muhammad Antonio Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori Praktik. Jakarta : Gema Insani.
Danan Sunyoto. 2013. Metode dan Instrumen Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta. CAPS
DSAK IAI. 2002. “Pernyataan Standar Akuntansi Nomor 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah”. Jakarta: IAI dan Penerbit Salemba.
DSAK IAI. 2007. “Pernyataan Standar Akuntansi Nomor 101 tentang Akuntansi Perbankan Syariah”. Jakarta: IAI dan Penerbit Salemba.
DSAK IAI. 2007. “Pernyataan Standar Akuntansi Nomor 105 tentang Akuntansi Perbankan Syariah”. Jakarta: IAI dan Penerbit Salemba.
DSN MUI. 2003. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional edisi 2. Jakarta: DSN-MUI dan Bank Indonesia.
Dwi Suwiknyo. 2010. Pengantar Akuntansi Syariah, Cetakan Kesatu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salempa Empat.
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Cetakan Kesatu, Jakarta : Kencana
Kashmir. 2001. Manajemen dan Perbankan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. .
2003. Manajemen dan Perbankan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. . 2004. Manajemen dan Perbankan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Khaerul Umam. 2013. Manajemen Perbankan Syariah. Cetakan Kesatu, Yogyakarta : CV Pustaka Setia
Kotler Philip. 2003. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium, Jakarta : PT Prenhalindo
Muhammad Nazir. 2005. Metode Penelitian, Jakarta : Graha Indonesia.
Peraturan Bank Indonesia No. 6 / 11/ PBI / 2004.
Rizal Yaya,dkk. 2014. Akuntansi Perbankan Syariah. Edisi 2, Jakarta Selatan : Salemba Empat.
Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta.
Suharsini Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT Rineka Cipta.
Sri Nurhayati dan Wasilah. 2011. Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta : Salemba Empat.
Sri Nurhayati dan Wasilah. 2013. Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta : Salemba Empat.
Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998. Tentang Pokok-pokok Perbankan, Jakarta: Sinar Grafindo.
Warkum Sumitro,dkk. 2004. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BMUI dan Takaful), Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Zainul Arifin. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Tangerang : Azka Publisher.