ANALYSIS OF ACCOUNTING SYSTEM IN SALES CV. DUTA JAVA TEA INDUSTRI (Tea 2Tang) TEGAL Wahyuni, Eliya Isfaatun, SE., MM., Dhiana Ekowati, SE., MM. Abstract The purpose of this study was to determine the accounting system cash sales that happened on the CV. Duta Java Tea Industri (2 Tang Tea). The problem in this research is "(1) how the implementation of Accounting System Sales in the Company CV. Duta Java Tea Industri, (2) Is Sales Accounting System which was held on the CV. Duta Java Tea Industri has been able to present the required information management company, (3) Does the Internal Control System has been implemented by the Company CV. Duta Java Tea Industri in the implementation of corporate Sales Accounting System. " The method and type of data used in data collection that is kind of secondary data consist of documentation methods and methods of theoretical basis. Technique or method of sampling in this study is the company CV. Duta Java Tea Industri with over 1-month observation period began on December 1 to December 25, 2008. While the data analysis techniques used include (1) descriptive: company profile, sales accounting system, accounting procedures within the system of cash sales. Test results on the CV. Duta Java Tea Industri show that has been operating efficiently. This can be seen from cash sales report showing the number of orders or an increase in demand by consumers.
Keywords: Accounting System, Sales.
ANALISI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN PADA CV. DUTA JAVA TEA INDUSTRI (Teh 2Tang) TEGAL
Wahyuni, Eliya Isfaatun, SE., MM., Dhiana Ekowati, SE., MM. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem akuntansi penjualan tunai yang terjadi pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2 Tang). Permasalahan dalam penelitian ini adalah “(1) Bagaimanakah pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan pada Perusahaan CV. Duta Java Tea Industri, (2) Apakah Sistem Akuntansi Penjualan yang dilaksanakan pada CV. Duta Java Tea Industri telah mampu menyajikan informasi yang dibutuhkan manajemen perusahaan, (3) Apakah Sistem Pengendalian Intern telah diterapkan oleh Perusahaan CV. Duta Java Tea Industri dalam pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan perusahaan”. Metode dan jenis data yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu jenis data sekunder terdiri dari metode dokumentasi dan metode landasan teori. Teknik atau metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan CV. Duta Java Tea Industri dengan periode pengamatan selama 1 bulan mulai tanggal 1 Desember – 25 Desember 2008. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan meliputi (1) deskriptif: profil perusahaan, sistem akuntansi penjualan, prosedur akuntansi
dalam sistem penjualan
tunai. Hasil pengujian pada CV. Duta Java Tea Industri menunjukkan bahwa telah beroperasi secara efisien. Hal ini terlihat dari laporan penjualan tunai yang menunjukkan banyaknya atau peningkatan permintaan pesanan oleh konsumen.
Kata Kunci: Sistem Akuntansi, Penjualan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan didirikan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik perusahaan. Perusahaan perdagangan merupakan perusahaan yang kegiatan utamanya adalah penjualan. Penjualan merupakan tulang punggung perusahaan
perdagangan
untuk
mengembangkan
usaha
dalam
rangka
memperoleh lebih banyak keuntungan. Penjualan dianggap sebagai ujung tombak dalam memasarkan produk kepada konsumen. Penjualan menjadi suatu kegiatan yang sangat vital, apalagi di saat sekarang ini, semua kendali kekuatan pasar dipegang sepenuhnya oleh konsumen. Perusahaan akan lebih terjamin kelangsungan hidupnya dan dapat terus berkembang untuk meningkatkan omset penjualan, apabila aktivitas penjualan dikelola dengan baik. Salah satunya adalah dengan pencatatan penjualan yang cepat dan tepat dalam upaya pembuatan laporan penjualan untuk kepentingan manajemen. Perusahaan membutuhkan sistem yang akan berperan dalam pemrosesan dan pengolahan data penjualan, yaitu Sistem Akuntansi Penjualan. Sistem Akuntansi Penjualan tersebut bertujuan untuk mendukung aktivitas bisnis perusahaan dalam mengelola, memproses data transaksi secara efektif dan efisien. Sistem Akuntansi Penjualan sangat berperan penting dalam manajemen perusahaan untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan semua kegiatan perusahaan.
Informasi yang disediakan oleh Sistem Akuntansi Penjualan berkaitan dengan informasi kas, informasi pembelian, informasi penjualan, dan informasi yang lainnya yang dibutuhkan oleh perusahaan, serta manajer penjualan yang berperan sebagai perencana, pengkoordinasi, dan pengendali kegiatan, sangat memerlukan informasi kegiatan penjualan dan keadaan keuangan perusahaan, seperti informasi piutang dan informasi utang. Agar dapat menyediakan informasi-informasi tersebut, Sistem Akuntansi Penjualan harus dilaksanakan berdasarkan pada prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan itu sendiri. Informasi yang disediakan oleh Sistem Akuntansi Penjualan tersebut merupakan suatu hasil pengolahan data dalam bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi para penggunanya, karena menggambarkan kejadian nyata yang digunakan dalam mengambil keputusan. Informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem akuntansi dalam sebuah perusahaan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, agar pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan selalu tepat. Pengambilan keputusan selalu mencari informasi yang akurat agar menjadikan keputusan yang diambil tersebut sebagai keputusan yang terbaik. Perusahaan selaku penyedia informasi dituntut untuk dapat memberikan informasi tentang berbagai hal yang menjelaskan keadaan perusahaan tersebut. Pihak-pihak luar seperti kreditur, calon-calon investor, dan kantor pajak sangat membutuhkan informasi yang tersedia untuk kepentingan mereka sendiri. Di samping itu, pihak intern perusahaan yaitu manajemen, juga sangat memerlukan informasi untuk mengawasi, mengetahui, dan mengambil keputusan.
Dalam memberikan informasi bagi perusahaan, Sistem Akuntansi Penjualan harus didukung dengan sistem pengendalian intern yang baik. Dengan pengendalian intern yang baik ini diharapkan data penjualan yang telah diolah akan menjadi informasi penjualan yang benar dan dapat dipercaya sehingga informasi penjualan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Dengan begitu, Sistem Akuntansi Penjualan yang didukung oleh pengendalian intern yang baik, diharapkan akan menghasilkan informasi yang nantinya sangat membantu manajer dalam mengambil kebijakan perusahaan dalam upaya meningkatkan omset penjualan. Mengingat pentingnya Sistem Akuntansi Penjualan bagi perusahaan maka perlu dilihat kembali sistem yang telah diterapkan. Sistem Akuntansi Penjualan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan agar bisa memenuhi kebutuhan perusahaan, yaitu kebutuhan informasi penjualan. Sistem Akuntansi Penjualan yang diterapkan dalam Perusahaan CV. Duta Java Tea Industri dibuat dengan tujuan agar proses pencatatan transaksi penjualan berjalan dengan lancar. Sistem akuntansi yang dilaksanakan pada perusahaan tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak disertai dengan sistem pengendalian intern yang baik. Perusahaan memiliki masalah yang sering timbul, yaitu kurangnya informasi yang tersedia, kurangnya pemanfaatan informasi yang dihasilkan, pelaksanaan sistem akuntansi yang belum sesuai dengan prosedur yang telah dibuat oleh perusahaan, dan kurang efektifnya
pelaksanaan sistem pengendalian intern dalam Sistem Akuntansi Penjualan yang diterapkan. Dengan adanya berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan, maka pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan diperlukan beberapa perbaikan-perbaikan sehingga akan mampu menghasilkan informasi yang akurat yang nantinya akan berguna bagi manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan beberapa kajian masalah diatas, peneliti menetapkan untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Analisis Sistem Akuntansi Penjualan pada CV Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang)” Tegal.
1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat dikaji adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan pada Perusahaan CV. Duta Java Tea Industri? 2. Apakah Sistem Akuntansi Penjualan yang dilaksanakan pada Perusahaan CV. Duta Java Tea Industri telah mampu menyajikan informasi yang dibutuhkan manajemen perusahaan? 3. Apakah Sistem Pengendalian Intern telah diterapkan oleh Perusahaan CV. Duta Java Tea Industri dalam pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan perusahaan? 1.3. Batasan Masalah Mengingat luasnya cakupan penjualan dan terbatasnya waktu serta tenaga, maka penulis dalam penulisan ini masalah yang dibahas antara lain Sistem Penjualan yang ada pada CV Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) yaitu Sistem Penjualan Tunai. Sedangkan data yang penulis gunakan antara lain data tahun 2008. Pada perusahaan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) memiliki dua sistem penjualan yaitu penjualan kredit dan penjualan tunai. Untuk penjualan kredit sendiri perusahaan menyuplai barang kekonsumen (pedang eceran), tokotoko dan supermarket. Sedangkan untuk penjualan tunai konsumen bisa datang langsung ke pabrik, untuk pembelian secara langsung konsumen mendapatkan potongan harga antara 20% sampai dengan 40%.
1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. Untuk
mengetahui
pelaksanaan
Sistem
Akuntansi
Penjualan
pada
Perusahaan Duta Java Tea Industri. 2. Untuk mengetahui bahwa Sistem Akuntansi Penjualan yang dilaksanakan pada Perusahaan Duta Java Tea Industri telah mampu menyajikan informasi yang dibutuhkan manajemen perusahaan. 3. Untuk mengetahui bahwa Sistem Pengendalian Intern telah diterapkan oleh Perusahaan Duta Java Tea Industri dalam pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan perusahaan. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang sistem akuntansi. 2. Secara praktis a. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perusahaan dalam usaha penerapan Sistem Akuntansi Penjualan agar menjadi lebih baik lagi. b. Bagi peneliti Dengan penelitian ini, peneliti akan mampu mengembangkan dan menerapkan ilmu yang didapatkan dan dipelajari di bangku kuliah ke dalam dunia perusahaan.
c. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dan pertimbangan bagi pihak yang akan melakukan penelitian selanjutnya.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Deskripsi Teori dan Penelitian yang Relevan 2.2.1. Pengertian Sistem Akuntansi a. Pengertian Sistem Secara etimologis, istilah sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti: 1) Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen-komponen secara teratur. 2) Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak kegiatan. Dari unsur-unsur tersebut terjalin sebuah hubungan yang membentuk suatu jaringan kerja untuk melakukan kegiatan dalam rangka menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Robert G. Murdick, (”Sistem Informasi untuk Manajemen Modern”, 1997: 6) yang menyatakan bahwa sistem adalah serangkaian elemen yang digabungkan satu dengan yang lainnya untuk suatu tujuan bersama. Sedangkan menurut Mulyadi, (”Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa”, 2001: 5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Senada dengan pendapat para ahli tersebut, Jogiyanto, (”Sistem Informasi Berbasis Komputer”, 2000:5) juga mendefinisikan sistem sebagai suatu kumpulan subsistem yang paling berinteraksi dan saling
berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai. Pengertian sistem juga dikemukakan oleh Raymond McLeod, (”Sistem Informasi Manajemen”, 1995: 13) yang menyatakan bahwa sistem merupakan sekelompok elemenelemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari beberapa prosedur yang saling bekerja sama untuk mencapai sasaran tertentu. Prosedur itu sendiri merupakan suatu urut-urutan operasi klerikal yang melibatkan beberapa orang di dalam satu departemen atau lebih untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi. b. Pengertian Akuntansi Akuntansi sebagai fungsi pencatatan dalam merekam kejadiankejadian ekonomi perusahaan perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius karena berpengaruh sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Menurut Jogiyanto, (”Sistem Informasi Berbasis Komputer”, 2000:47) akuntansi merupakan proses pencatatan (recording),
pengelompokan
(classifying),
perangkuman
(summarizing), dan pelaporan (reporting) dari kegiatan transaksi perusahaan.
Pengertian akuntansi juga dikemukakan oleh Al. Haryono Jusup, (”Dasar-dasar Akuntansi”, 1999: 4) yang menyatakan bahwa: Akuntansi merupakan suatu disiplin ilmu yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi diperlukan untuk: 1. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan, dan pengambilan keputusan oleh manajemen. 2. Pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditur, badan pemerintah, dan lain sebagainya. Hal senada juga dikemukakan oleh Revrisond Baswir, (”Akuntansi Pemerintahan Indonesia”, 2000: 4) bahwa akuntansi adalah suatu ketrampilan dalam mencatat, menggolong-golongkan, dan meringkas transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaan, serta melaporkan hasil-hasil di dalam suatu laporan yang disebut sebagai laporan keuangan. Definisi-definisi akuntansi tersebut juga dikemukakan oleh Mulyadi, (”Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa”, 1997: 2) bahwa akuntansi merupakan proses pengolahan data keuangan untuk menghasilkan
informasi
keuangan
yang
digunakan
untuk
memungkinkan pengambilan keputusan melaksanakan pertimbangan berdasarkan informasi dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan dari definisi-definisi tersebut dapat diartikan bahwa informasi akuntansi dihasilkan dari proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian informasi ekonomi atau
keuangan suatu perusahaan. Dari definisi-definisi tersebut dapat terlihat dengan jelas bahwa akuntansi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan transaksi ekonomi atau keuangan dari perusahaan yang pada akhirnya menghasilkan laporan keuangan. Laporan keuangan inilah yang nantinya akan dapat bermanfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan. c. Pengertian Sistem Akuntansi Perusahaan yang banyak dijumpai di sekitar kita dalam setiap kegiatannya tidak terlepas dari sistem akuntansi. Sistem akuntansi merupakan proses pencatatan kegiatan transaksi keuangan perusahaan untuk menghasilkan laporan keuangan. Menurut Mulyadi, (”Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa”, 2001: 3) sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen guna mengelola perusahaan. Narko (”Sistem Akuntansi”, 2002: 3) juga mengemukakan definisi sistem akuntansi, yang menyatakan bahwa: Sistem akuntansi adalah jaringan yang terdiri dari formulirformulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, alat-alat, dan sumber daya manusia dalam rangka menghasilkan informasi pada suatu organisasi untuk keperluan pengawasan, operasi, maupun untuk kepentingan pengambilan keputusan bisnis bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Dari definisi-definisi sistem akuntansi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem akuntansi adalah sekumpulan kegiatan transaksi keuangan
perusahaan untuk menghasilkan laporan keuangan sebagai sebagai sumber informasi bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan. 2.2.2. Komponen-komponen dalam Sistem Akuntansi Perusahaan harus mampu menghasilkan suatu informasi yang berkualitas sehingga tidak mengecewakan para penggunanya. Untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, namun diperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh pada sistem akuntansi itu sendiri, yaitu cara dan prosedur penyusunan suatu kegiatan ataupun penyusunan sistem akuntansi suatu perusahaan. Seperti yang telah dikemukakan Mulyadi, (”Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa”, 2001: 11), sistem informasi memiliki komponen utama yang membentuk struktur bangunan sistem informasi. Komponen bangunan sistem informasi tersebut terdiri dari enam blok, yang disebut information system building block, yaitu masukan, model, keluaran, teknologi, basis data, dan pengendalian. a. Masukan Masukan merupakan data yang dimasukan ke dalam sistem informasi beserta metode dan media yang digunakan untuk menangkap dan memasukkan data tersebut ke dalam sistem. Masukan tersebut terdiri dari transaksi, permintaan, pertanyaan, perintah, dan pesan. Umumnya masukan harus mengikuti aturan dan bentuk tertentu mengenai isi, identifikasi, otorisasi, tata letak, dan pengolahannya. Cara untuk memasukkan masukan ke dalam sistem dapat berupa
tulisan tangan, formulir kertas, pengenalan karakteristik fisik seperti sidik jari, papan ketik (keybord), dan lain-lain. b. Model Model terdiri dari logico-mathematical models yang mengolah masukan dan data yang disimpan, dengan berbagai macam cara, untuk memproduksi hasil yang dikehendaki atau keluaran. Logicomathematical models dapat mengkombinasi unsur-unsur data untuk menyediakan jawaban atas suatu pertanyaan, atau dapat meringkas dan menggabungkan data menjadi suatu laporan ringkas. c. Keluaran Keluaran merupakan faktor utama yang menentukan blok-blok lain suatu sistem informasi. Keluaran ini berupa informasi yang bermutu dan dokumen untuk semua tingkat manajemen dan semua pemakai informasi, baik pemakai intern atau pemakai ekstern. Yang dimaksud sebagai informasi yang bermutu di sini adalah informasi harus mengandung ketelitian, ketepatan waktu, dan relevansi. Keluaran sistem akuntansi dapat berupa laporan keuangan, faktur, surat order pembelian, cek, laporan pelaksanaan anggaran, jawaban atas suatu pertanyaan, pesan, perintah, hasil suatu pengambilan keputusan yang diprogram, skenario, simulasi, dan aturan pengambilan keputusan.
d. Teknologi Teknologi merupakan alat yang digunakan untuk menangkap masukan, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan menyampaikan keluaran, serta mengendalikan seluruh sistem. Dalam sistem informasi berbasis komputer, teknologi terdiri dari tiga komponen, yaitu komputer dan penyimpan data di luar (auxiliary storage), telekomunikasi, dan perangkat lunak (software). e. Basis Data Basis data merupakan tempat untuk menyimpan data yang digunakan untuk melayani kebutuhan pemakai informasi. Basis data dapat diperlukan dari dua sudut pandang, yaitu secara fisik dan secara logis. Secara fisik, basis data merupakan tempat sesungguhnya suatu data disimpan dan merupakan media untuk menyimpan data, seperti kartu buku besar, pita magnetik, disk, diskette, kartu magnetik, kaset, chip, dan microfilm. Secara logis, basis data bersangkutan dengan bagaimana struktur penyimpanaan data sehingga menjamin ketepatan, ketelitian, dan relevansi pengambilan informasi untuk memenuhi kebutuhan pemakai. f. Pengendalian Pengendalian harus dirancang untuk melindungi sistem dari beberapa hal yang dapat merusak sistem, misalnya bencana dan ancaman seperti bencana alam, api, kecurangan, kegagalan sistem,
kesalahan dan penggelapan, penyadapan, ketidakefisienan, sabotase, dan orang-orang yang dibayar untuk melakukan kejahatan. Menurut Mulyadi, (”Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa”, 2001: 14) ada beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai langkah pengendalian terhadap sistem, yaitu: 1. Penggunaan sistem pengelolaan catatan 2. Penerapan pengendalian akuntansi 3. Pengembangan rancangan induk sistem akuntansi 4. Pembuatan rencana darurat dalam hal sistem informasi gagal menjalankan fungsinya 5. Penerapan prosedur seleksi karyawan 6. Pembuatan dokumentasi lengkap tentang sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan 7. Perlindungan dari bencana api dan putusnya aliran listrik 8. Pembuatan sistem penunjang untuk mengantisipasi kegagalan sistem informasi yang sekarang digunakan dan pembuatan tempat penyimpanan data di luar perusahaan sebagai cadangan (backup) 9. Pembuatan prosedur pengamanan dan penggunaan alat-alat pengamanan serta pengendalian akses ke dalam sistem informasi 2.2.3. Sistem Akuntansi Penjualan sebagai Informasi Penjualan a. Pengertian Sistem Akuntansi Penjualan Manajer perusahaan memerlukan informasi akuntansi di dalam mengelola usahanya yang dihasilkan dari sistem informasi yang disebut sistem akuntansi. Apalagi bagi perusahaan berskala besar, sangat memerlukan informasi yang lebih kompleks dan beragam
sehingga dalam usahanya harus diterapkan sistem akuntansi yang nantinya mampu mengelola usaha yang dijalankan. Sebaliknya bagi perusahaan yang berskala kecil, mempunyai sistem yang lebih sederhana, karena informasi yang dibutuhkan belum begitu kompleks. Salah satu sistem akuntansi yang menentukan kelangsungan usaha dan perkembangan adalah sistem akuntansi penjualan. Sistem akuntansi penjualan ini digunakan untuk menentukan aturan penjualan yang diterapkan perusahaan, apakah produk yang dihasilkan akan dijual secara tunai atau kredit. Bagaimana menjualnya, dokumen apa saja yang diperlukan, siapa yang menangani, dan berapa lama jangka waktu yang dibutuhkan. Sistem akuntansi penjualan merupakan komponen suatu organisasi dengan segala sumberdayanya yang diperlukan untuk menangani transaksi penjualan. Sistem akuntansi penjualan tersebut menyediakan laporan penjualan seperti jumlah penjualan, saldo piutang, dan jumlah penerimaan kas pada periode tertentu. Sistem akuntansi penjualan mempunyai tujuan, yaitu untuk menyediakan informasi mengenai keadaan penjualan perusahaan. Sistem ini merupakaan subsistem dari sistem akuntansi pokok perusahaan, di mana subsistem ini mengolah data dari transaksi penjualan dan menyiapkan laporan atas data tersebut untuk diolah secara menyeluruh.
Sistem akuntansi penjualan mempunyai langkah-langkah dalam mengenai data penjualan, yaitu: 1) Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi penjualan 2) Mengklasifikasi transaksi penjualan dengan yang sebenarnya 3) Mencatat transaksi penjualan dalam periode transaksi yang semestinya 4) Menyajikan transaksi penjualan dalam laporan penjualan Suatu sistem akuntansi dirancang untuk mengenai kegiatan penjualan, baik tunai maupun kredit. Sistem akuntansi penjualan terdiri dari akuntansi penjualan tunai dan sistem akuntansi penjualan kredit. b. Sistem Akuntansi Penjualan Tunai Dalam sistem akutansi penjualan tunai, apabila pembeli telah memilih barang yang akan dibeli, pembeli diharuskan membayar ke bagian kasir. Selain itu barang yang dibeli dibawa langsung oleh pembeli. Oleh karena itu tidak perlu ada prosedur pengiriman barang pada toko penjual. Informasi yang paling penting untuk diketahui manajemen sehubungan dengan penjualan tunai adalah: 1) Jumlah penerimaan kas dari penjualan tunai setiap hari 2) Jumlah kas yang disetorkan ke bank setiap hari 3) Jumlah penjualan setiap jenis barang setiap periode tertentu Fungsi yang terkait dengan sistem akuntansi penjualan tunai tersebut adalah sebagai berikut:
1) Fungsi order penjualan 2) Fungsi kassa 3) Fungsi pembungkusan 4) Fungsi akuntansi 5) Fungsi pemeriksaan intern Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan tunai adalah sebagai berikut: 1) Faktur penjualan tunai 2) Pita register kas 3) Bukti setor bank 4) Rekonsiliasi bank Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan tunai adalah sebagai berikut: 1) Jurnal penjualan 2) Jurnal penerimaan kas Prosedur penjualan tunai yang membentuk sistem akuntansi penjualan tunai adalah sebagai berikut: 1) Prosedur order penjualan Dalam prosedur ini bagian penjualan menerima order dari pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga barang ke bagian kassa dan untuk memungkinkan bagian gudang dan bagian pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli.
2) Prosedur penerimaan kas Dalam prosedur ini bagian kassa menerima pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas dan cap lunas pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari bagian pengiriman. 3) Prosedur pencatatan penjualan tunai Dalam prosedur ini bagian akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. Di samping itu, bagian akuntansi juga mencatat berkurangnya persediaan barang yang dijual ke dalam kartu persediaan dan pencatatan penerimaan kas. 4) Prosedur penyerahan barang Dalam bagian ini bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli. 5) Prosedur penyetoran kas ke bank Bagian kassa menyerahkan kas yang diterima dari penjualan tunai ke bank dan bagian akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal berdasarkan bukti setor bank dan membuat rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan data yang di catat dalam kartu persediaan. c. Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Penjualan kredit dilakukan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli
dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang pertama kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap dapat atau tidaknya pembeli tersebut diberi kredit. Informasi
yang
diperlukan
oleh
manajemen
dalam
penjualan kredit tersebut adalah sebagai berikut: 1) Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu 2) Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit 3) Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu 4) Nama dan alamat pembeli 5) Kuantitas produk yang dijual 6) Nama wiraniaga yang melakukan penjualan 7) Otorisasi pejabat yang berwenang Fungsi yang terkait dengan sistem akuntansi penjualan kredit adalah sebagai berikut: 1) Fungsi penjualan 2) Fungsi kredit 3) Fungsi gudang 4) Fungsi pengiriman
5) Fungsi penagihan 6) Fungsi akuntansi Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan kredit adalah sebagai berikut: 1) Surat order pengiriman dan tembusannya 2) Faktur dan tembusannya 3) Rekapitulasi harga pokok penjualan 4) Bukti memorial Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan kredit adalah sebagai berikut: 1) Jurnal penjualan 2) Kartu piutang 3) Kartu persediaan 4) Kartu gudang 5) Jurnal umum Prosedur penjualan kredit yang membentuk sistem akuntansi penjualan kredit adalah sebagai berikut: 1) Prosedur order penjualan 2) Prosedur persetujuan kredit 3) Prosedur pengiriman 4) Prosedur penagihan 5) Prosedur pencatatan piutang 6) Prosedur distribusi penjualan
7) Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Bagan alir dokumen sistem penjualan kredit menurut Mulyadi, (”Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa”, 2001) dapat digambarkan sebagai berikut: Bagian Order Penjualan 4
Mulai
Menerima order dari langganan
6
Surat Order Pengiriman
2 1 Surat Order Pengiriman
Surat Order
Membuat surat order pengiriman dan faktur
Mencatat tanggal pengiriman pada surat order pengiriman lembar 9
9 8 7
2
6 5
1
4
Surat Order Pengiriman
3 2 1 Surat Order Pengiriman Ke Pelanggan
2 1
T
3 A
7
Gambar 1 Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit Sumber: Mulyadi, (”Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, Rekayasa”, 2001: 227)
Bagian Kredit
Bagian Gudang
3
1
7 Surat Order Pengiriman (Credit Copy)
Bersama dg brg
5
1
Menyiap kan barang
Memberi otorisasi kredit
Menyera hkan barang
7
2
1
Surat Order Pengiriman (Credit Copy)
Memberi otorisasi kredit
Surat Order Pengiriman (Credit Copy)
Bagian Pengiriman
5 4
Surat Order Pengiriman
3 2 Surat Order Pengiriman
Menempel surat order pengiriman pada pembungkus barang
Menyerahkan barang kepada
1 Surat Order Pengiriman
5 4 3 2 1sbg slip pm Surat Order Pengiriman
Ditempel pd pmbks brg slip pmbks
N Bersama dg barang
4
Kartu Gudang
5
Diserahkan kepada perusahaan. angk umum
6
Gambar 2 Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan) Sumber: Mulyadi, (”Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, Rekayasa”, 2001: 228)
Bagian Penagihan
Bagian Piutang
7
8
2 1 Surat Order Pengiriman
Surat Muat SOP
2
1
Faktur Menbut Faktur
5 4 3 2 1 Faktur
Dikirim ke pelanggan
9
Dikirim ke wiraniaga
10
8
Kartu Piutang
N
Gambar 3 Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan) Sumber: Mulyadi, (”Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, Rekayasa”, 2001: 229)
Bagian Kartu Persediaan
Bagian Jurnal
9
10
3
11
4
Faktur
Rekap HPP
Faktur
Bukti Memorial Kartu Persediaan
Membuat Rekapitulasi HPP (RHPP)
N
Secara periodik
N Rekapitulasi HPP (RHPP)
Membuat Bukti Memorial
Rekap HPP
N
Selesai Bukti Memorial
11
Jurnal Penjualan
Gambar 4 Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan)
Jurnal Umum
Sumber: Mulyadi, (”Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, Rekayasa”, 2001: 2
2.2.4. Pengendalian Intern pada Sistem Akuntansi Penjualan Dalam suatu kegiatan organisasi atau perusahaan tentunya tidak akan terlepas dari kesalahan-kesalahan, kecurangan-kecurangan, dan penyelewengan. Demikian juga dalam sistem akuntansi penjualan ini sehingga diperlukan pengendalian intern sebagai kontrol dalam setiap kegiatan. Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Menurut Mulyadi, (”Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa”, 2002: 3) ada beberapa tujuan pengendalian intern yaitu menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Berdasarkan tujuannya, sistem pengendalian intern dibagi menjadi dua, yaitu sistem pengendalian intern akuntansi dan sistem pengenadalian intern administratif. Sistem pengendalian intern akuntansi meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasi untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Sistem pengendalian intern administratif meliputi struktur
organisasi,
metode,
ukuran-ukuran
yang
dikoordinasikan
untuk
mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Sistem pengendalian intern akuntansi yang baik akan menjamin kekayaan perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Penyusunan sistem akuntansi perlu memasukkan elemen-elemen pokok pengendalian intern agar menghasilkan output yang baik dari sistem akuntansi. Menurut Mulyadi, (”Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa”, 2001: 164) elemen-elemen pokok pengendalian intern adalah sebagai berikut: a. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional Secara Tegas Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab Fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan
pokok
perusahaan.
Perusahaan
manufaktur yang kegiatannya memproduksi dan menjual produk perlu untuk membuat departemen-departemen yang memisahkan berbagai kegiatan yang ada. Misalnya departemen pemasaran dan penjualan, departemen produksi, departemen umum dan keuangan. Pembagian tanggung jawab fungsional perusahaan dilakukan berdasarkan prinsipprinsip sebagai berikut: 1) Transaksi penjualan harus dilaksanakan oleh bagian order penjualan, bagian penerimaan kas, bagian pengiriman, dan bagian jurnal serta buku besar
2) Tidak ada transaksi penjualan yang dilaksanakan secara lengkap oleh hanya satu bagian tersebut b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan yang Tepat Setiap transaksi yang terjadi harus dicatat melalui prosedur pencatatan tertentu dan dilakukan atas dasar otorisasi pejabat yang berwenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu organisasi harus membuat sistem informasi yang mengatur dan membagi wewenang untuk pembagian otorisasi bagi terlaksananya setiap transaksi. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang ada dalam formulir dicatat dengan tingkat ketelitian dan keandalan yang tinggi. Beberapa prosedur yang umumnya dilakukan perusahaan kaitannya dengan pengendalian intern sistem akuntansi penjualan adalah sebagai berikut: 1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh bagian order penjualan dengan menggunakan formulir surat order pengiriman 2) Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh bagian kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy (yang merupakan tembusan surat order pengiriman) 3) Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh bagian pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap “sudah dikirim” pada copy surat order pengiriman 4) Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan
c. Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas Fungsi Bagian Organisasi Pembagian tanggung jawab fungsional dan wewenang serta prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan adalah: 1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak, yang pemakainya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang 2) Pemeriksaan mendadak 3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau unit, tanpa campur tangan orang atau unit yang lain 4) Perputaran jabatan 5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak 6) Secara periodik diadakan pencocokan kekayaan fisik dengan catatannya d. Karyawan yang Berkualitas Sesuai dengan tanggung Jawabnya Perusahaan perlu membina karyawan agar berkualitas karena unsur kualitas karyawan adalah unsur pengendalian intern yang paling penting. Kualitas karyawan ditentukan oleh tiga aspek yaitu pendidikan, pengalaman, dan akhlak. Untuk mendapatkan karyawan yang berkualitas tersebut dapat ditempuh cara-cara sebagai berikut: 1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerja
2) Perkembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya Dengan sistem pengendalian intern yang baik, sistem akuntansi penjualan pada suatu perusahaan akan berjalan dengan baik dan lancar, sesuai prosedur yang ditetapkan. Selain itu, produk perusahaan yang dihasilkan berkualitas tinggi. 2.2.5. Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Ningdyah Dwinastri (2005), dengan judul ”Analisis Sistem Akuntansi Penjualan pada Pabrik Makanan Ternak Koperasi Jasa Usaha Bersama (KJUB) Puspetasari Klaten”, memberikan suatu analisis bahwa pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan pada perusahaan tersebut telah berjalan dengan baik dan sistem pengendalian intern telah berjalan dengan baik pula dalam perusahaan tersebut. Siti Istianah (2004) dengan penelitian yang berjudul ”Analisis Sistem Akuntansi pada Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al Munawwir Krapyak Yogyakarta”, mendapatkan kesimpulan bahwa koperasi tersebut sudah melaksanakan sistem akuntansi pokok, di mana Sistem Akuntansi Penjualan terdapat di dalam sistem akuntansi pokok tersebut. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa sistem akuntansi yang dilaksanakan pada Kopontren Al Munawwir belum memadai, sistem akuntansi yang dilaksanakan pada Kopontren Al Munawwir belum mempunyai sistem pengendalian intern yang baik, dan
sistem akuntansi yang dilaksanakan pada Kopontren Al Munawwir belum sepenuhnya menghasilkan informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh manajemen. Penelitian
terhadap
Sistem
Akuntansi
Penjualan
pada
perusahaan juga dilakukan oleh Megawati Oktorina (2002), dalam penelitiannya yang berjudul ”Analisis dan Rancangan Sistem Akuntansi Penjualan Konsinyasi Studi Kasus pada PT Gloria Usaha Mulia”, yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut telah memiliki Sistem Akuntansi Penjualan konsinyasi dalam bentuk sederhana. Sistem Akuntansi Penjualan tersebut masih memerlukan suatu pengembangan sehingga diperlukan suatu perancangan sistem yang baru. Alasan diperlakukannya pengembangan karena belum ada pemisahan fungsi-fungsi dan tanggung jawab yang jelas antar bagian. Pelaksanaan pengendalian intern belum cukup baik dan kurang efektif. Selain itu, pengarsipan dokumen yang digunakan dalam perusahaan ini juga kurang rapi dan pembuatan dokumen yang kurang seragam. Sri Widayati (2001) dalam penelitian yang berjudul ”Analisis Sistem Pengendalian Intern dalam Meningkatkan Efektifitas Penjualan pada Perusahaan Tekstil Kusumatex Yogyakarta”, menyatakan bahwa perusahaan tersebut telah menggunakan struktur organisasi yang telah memisahkan tanggung jawab fungsional. Perusahaan telah melaksanakan prosedur penjualan yang cukup rinci dan dilaksanakan dengan baik. Perusahaan tekstil Kusumatex telah melakukan pencatatan dengan
mencantumkan nomor urut tercetak pada formulir. Selain itu, perusahaan sudah mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk karyawannya. Penelitian tersabut juga menyimpulkan bahwa pelaksanaan pengendalian intern pada sistem penjualan kredit sudah memadai. Penelitian-penelitian di atas mempunyai beberapa persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, yaitu sama-sama membahas dan menganalisis pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan pada suatu perusahaan yaitu mengenai bagian yang terkait, dokumen, catatan akuntansi, jaringan prosedur yang membentuk Sistem Akuntansi Penjualan, dan sistem pengendalian intern dalam Sistem Akuntansi Penjualan tersebut. Akan tetapi, penelitian-penelitian di atas mempunyai sedikit perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan, pemanfaatan informasi penjualan yang dihasilkan Sistem Akuntansi penjualan tersebut dalam pengambilan keputusan penjualan oleh manajemen perusahaan, dan penerapan sistem pengendalian intern dalam pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan. 2.2. Kerangka Berfikir Informasi merupakan suatu fakta, data, pengamatan, persepsi, atau sesuatu yang lain, yang menambah pengetahuan, informasi yang diperlukan oleh manusia untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan selalu menyangkut masa datang, yang mengandung ketidak pastian, dan selalu menyangkut satu pilihan alternatif tindakan di antara
sekian banyak alternatif yang tersedia. Setiap pengambilan keputusan harus selalu berusaha mengumpulkan informasi untuk mengurangi ketidakpastiaan yang dihadapi dalam memilih alternatif tindakan tersebut. Sistem Akuntansi Penjualan mempunyai tugas mengolah data penjualan yang telah dilaksanakan perusahaan dengan mengumpulkan data kegiatan penjualan yang dilaksanakan perusahaan dalam periode tertentu dan memprosesnya menjadi suatu informasi yang berguna bagi penggunanya. Informasi yang dibutuhkan manajemen dari pengolahan transaksi penjualan terdiri dari informasi operasi, informasi akuntansi keuangan, serta informasi akuntansi
manajemen.
Pertama,
informasi
operasi
diperlukan
untuk
melaksanakan aktivitas sehari-hari dan merupakan bahan baku untuk mengolah tipe informasi yang lain yaitu informasi akuntansi keuangan dan laporan lainnya. Kedua, informasi akuntansi keuangan diperlukan oleh pihak luar untuk pengambilan keputusan guna menentukan hubungan pihak luar dengan perusahaan yang bersangkutan. Informasi akuntansi manajemen disajikan kepada manajemen perusahaan dalam berbagai laporan seperti laporan penjualan, laporan harga pokok produk yang dijual, laporan biaya pemasaran, dan laporan lainnya. Informasi penjualan merupakan bagian yang penting dari seluruh informasi yang dibutuhkan oleh manajemen, yang dapat dihasilkan oleh Sistem Akuntansi Penjualan. Dari Sistem Akuntansi Penjualan yang ada dalam perusahaan tersebut, maka akan diketahui apakah kebutuhan informasi bagi manajemen dapat terpenuhi dengan tepat. Untuk lebih mendukung agar informasi yang dihasilkan lebih tepat dan akurat, maka perlu diterapkan suatu pengendalian intern bagi perusahaan khususnya dalam Sistem Akuntansi penjualan.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan ex post facto, yaitu menggunakan data tanpa memberikan perlakuan atau manipulasi variabel tertentu atau menciptakan kondisi tertentu terhadap variabel atau subyek yang diteliti. ”Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut”. Sugiono, (”Metodologi Penelitian Bisnis”, 2003: 7). Dilihat dari sifatnya, penelitian ini termasuk penelitian eksploratifdeskriptif. Penelitian ini hanya mengungkapkan fakta atau data yang ada saja, kemudian menjelaskan dan menganalisis data tersebut berdasarkan landasan teori yang ada. Jadi, tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu tetapi menggambarkan apa adanya hal-hal yang berhubungan dengan suatu keadaan atau status fenomena tertentu sehingga tidak menggunakan statistik. Penelitian ini meneliti tentang prosedur pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan pada Perusahaan Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang), apakah Sistem Akuntansi Penjualan yang diterapkan mampu menghasilkan informasi yang diperlukan, dan apakah sistem pengendalian intern telah diterapkan dalam pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan pada Perusahaan Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang).
3.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah Sistem Akuntansi Penjualan. Sistem Akuntansi Penjualan yang dimaksud adalah penggunan sistem, modal, dan mesin terpadu, untuk menyajikan informasi penjualan serta informasi yang diperoleh dengan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data transaksi guna mendukung fungsi operasional manajemen penjualan dan pengambilan keputusan penjualan dalam sebuah perusahaan. Sistem yang dimaksud adalah suatu jaringan kerja dari beberapa prosedur yang saling bekerja sama untuk mencapai sasaran tertetu. Penjualan yang dimaksud adalah keterkaitan antara individu yang ditujukan untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Sistem Akuntansi Penjualan dapat dikatakan baik apabila sistem ini mampu menyediakan kebutuhan informasi yang akurat dan dilaksanakan secara efektif dan efisien. Selain itu, dalam pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan diterapkan Sistem pengendalian intern yang menjamin kekayaan perusahaan dan menghasilkan laporan keuangan yang dapat terpercaya. 3.3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang), yang beralamat di Jalan Raya Selatan No.130, Banjaran-Tegal. Dengan nomor telepon (0283) 442158. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2008-Februari 2009.
3.4. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis mengumpulkan beberapa teknik pengumpulan data yaitu: 1. Dokumentasi, adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh dari catatan yang dimiliki perusahaan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang flowchart sistem penjualan, jenis produk yang dijual, tingkat penjualan dalam periode tertentu, faktur penjualan, gambaran perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan serta laporan penjualan. 2. Wawancara (interview), adalah teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung kepada responden. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang sistem dan prosedur penjualan barang, serta sistem dan prosedur pengeluaran barang dari gudang. Daftar pertanyaan dalam wawancara (interview) ini adalah: a. Fungsi apa sajakah yang terkait dalam Sistem Akuntasi Penjualan pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang)? b. Apakah CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) telah menggunakan informasi yang dihasilkan Sistem Akuntasi Penjualan sebagai dasar pengambilan keputusan penjualan? c. Bagaimana jaringan prosedur yang membentuk Sistem Akuntasi Penjualan pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang)? d. Catatan akuntansi apa sajakah yang digunakan dalam Sistem Akuntasi Penjualan pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang)?
e. Bagaimana pelaksanaan sistem pengendalian intern dalam Sistem Akuntasi Penjualan perusahaan? f. Permasalahan apa saja yang terjadi pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) dalam proses penjualan produk? g. Apakah setiap produk yang dikeluarkan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) di gemari olek konsumen? h. Apakah perusahaan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) penjualan produknya pada daerah-daerah tertentu? Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1) Sejarah dan gambaran umum Perusahaan Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang). 2) Struktur organisasi Perusahaan Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang). 3) Bagan alir dokumen Sistem Akuntansi Penjualan Perusahaan Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang). 4) Uraian kegiatan bagian-bagian yang terkait, dokumen yang digunakan, catatan akuntansi yang digunakan, dan prosedur yang terdapat dalam Sistem Akuntansi Penjualan Perusahaan Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang). 3.5. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul adalah data non-kuantitatif untuk menganalisis data dipergunakan teknik analisis data non-statistik, yaitu dengan metode kualitatif, dengan cara mengurangi atau menggambarkan hasil penelitian untuk kemudian diadakan interprestasi berdasarkan landasan teori yang disusun. Untuk menganalisis data dipergunakan analisis data deskriptif yang bermaksud untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan permasalahan yang ada dalam perusahaan yang terkait dengan Sistem Akuntansi Penjualan. Dalam
menganalisis
Sistem
Akuntansi
Penjualan
ini
perlu
pengindentifikasian informasi akuntansi terutama bagi penjual yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang diambil manajer perusahaan. Kemudian informasi-informasi tersebut ditelusuri ke dalam sistem akuntansi yang telah diterapkan. Penelusuran ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem yang diterapkan mampu menghasilkan informasi yang diperlukan. Salah satu tolak ukur yang dipergunakan dalam menganalisis Sistem Akuntansi
Penjualan
adalah
elemen-elemen
pengendalian
intern
yang
dipergunakan untuk mengetahui apakah penyelenggaraan sistem tersebut telah efektif atau belum. Adapun elemen-elemen pengendalian intern pada Sistem Akuntansi Penjualan, yang meliputi struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang tepat, praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas tiap-tiap bagian penjualan, dan karyawan yang berkualitas sesuai dengan tanggung jawabnya. Apabila ternyata sistem yang diterapkan belum mampu menghasilkan informasi yang diperlukan, maka diadakan analisis mengenai sistem yang harus diterapkan agar informasi yang diperlukan dapat dihasilkan dari sistem tersebut. Dalam analisis ini juga akan diuraikan mengenai informasi akuntansi penjualan yang selama ini telah digunakan untuk pengambilan keputusan dan informasi yang seharusnya digunakan dalam pengambilan keputusan. Uraian ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah manajer perusahaan telah menggunakan informasi yang benar dalam mengambil suatu keputusan. Berikut ini adalah analisis mengenai penjualan yang terjadi pada perusahaan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) dengan menggunakan metode Questionnaires Penjualan sebagai berikut:
Pertanyaan:
Y=Ya
T=Tidak
TR=Tidak Relevan Y A. PENJUALAN 1. Apakah perusahaan menggunakan daftar harga (price list)?
Ya
2. Apakah perusahaan mempunyai pedoman
pemberian
potongan
yang tertulis?
Ya
3. Apakah untuk setiap penjualan diminta
surat
pesanan
(sales
order) dari pembeli?
Ya
4. Apakah order pembelian dari langganan disetujui oleh staf yang berwenang
mengenai
harga,
syarat kredit dan syarat lainnya?
Ya
5. Apakah digunakan formulir order penjualan yang prenumbered?
Ya
6. Apakah setiap pengiriman barang didasarkan pada Delivery Order (DO)?
Ya
T
TR
Pertanyaan:
Y=Ya
T=Tidak
TR=Tidak Relevan Y 7. Apakah DO: a. Terkontrol dengan pemberian nomor urut terlebih dahulu (prenumbered)?
Ya
b. Hanya orang tertentu yang berhak mengotorisasi?
Ya
c. Barang yang dikirim secara efektif
dicocokkan
dengan
DO?
Ya
d. Bagaimana Akuntansi cukup mengawasi urutan DO dan isinya? e. Langsung
Ya dikirim
kepada
pembuat faktur? f. Dikaitkan
dengan
Ya faktur,
untuk menjamin DO telah dibuatkan fakturnya?
Ya
T
TR
Pertanyaan:
Y=Ya
T=Tidak
TR=Tidak Relevan Y 8. Apakah faktur penjualan: a. Terkontrol dengan pemberian nomor
urut
tercetak
(prenumbered)?
Ya
b. Bagaimana akuntansi cukup mengawasi urutan faktur? c. Bagaimana
Ya
akuntansi
memeriksa ketepatan: − Jumlah
kuantitas
yang
dikirim?
Ya
− Harga?
Ya
− Perhitungan?
Ya
− Syarat Kredit?
Ya
9. Apakah fungsi penjualan terpisah dari: a. Bagian keuangan?
Ya
b. Bagian akuntansi?
Ya
c. Bagian penyimpanan?
Ya
T
TR
Pertanyaan:
Y=Ya
T=Tidak
TR=Tidak Relevan Y 10. Apakah
penjualan
tersebut
dibawah ini prosedurnya sama dengan penjualan kredit: a. Penjualan tunai?
Ya
b. Cash on Delivery sales?
Ya
c. Penjualan kepada karyawan?
Ya
d. Penjualan barang B/S?
Ya
11. Apakah Nota Kredit: a. Terkontrol dengan pemberian nomor urut lebih dahulu? b. Diotorisasi
oleh
orang
tertentu? c. Blangko
Ya
Ya yang
belum
digunakan terkontrol dengan baik?
Ya
12. Apakah dibuat daftar formulirformulir: Order penjualan, DO, faktur dan nota kredit:
Ya
T
TR
Pertanyaan:
Y=Ya
T=Tidak
TR=Tidak Relevan Y
T
13. Retur penjualan: a. Apakah harus mendapatkan persetujuan yang berwenang?
Ya
b. Apakah dibuat diberita acara penerimaan kembali barang? c. Apakah
barang
dikembalikan
Ya
yang
dibukukan
dalam: − Kartu gudang?
Ya
− Buku persediaan?
Ya
d. Apakah
bagian
mencocokkan dengan
akuntansi
nota
berita
kredit acara
penerimaan kembali barang? 14. Apakah
sistem
Ya
informasi
penjualan meliputi: a. Budget penjualan?
Ya Tidak
b. Grafik trend penjualan c. Laporan tertulis penjualan?
Ya
TR
Pertanyaan:
Y=Ya
T=Tidak
TR=Tidak Relevan Y d. Penjelasan
atas
penyimpanganpenyimpangan? 15. Apakah
prosedur
Ya penjualan
tampak cukup efisien?
Ya
B. PIUTANG 16. Apakah setiap bulan dikirimkan rekening
koran
(statement
of
account) kepada pelanggan? Bila ya: a. Dicocokkan
dengan
kartu
piutang oleh orang yang tidak berhubungan
dengan
penerimaan uang, pengeluaran uang dan nota kredit?
Ya
b. Terkontrol atas kemungkinan diubah sebelum dikirim? c. Diposkan/dikirimkan
Ya oleh
orang lain dan bukan petugas administrasipiutang? Ya
T
TR
Pertanyaan:
Y=Ya
T=Tidak
TR=Tidak Relevan Y 17. Apakah
perselisihan
pelanggan
dengan
ditangani
oleh
sebagian kredit atau atasan atau orang lain yang dikuasakan dan tidak dilakukan oleh kasir atau petugas administrasi piutang? 18. Bila
perusahaan
Ya
memberikan
potongan yang lebih besar dari biayanya
mendapatkan
persetujuan khusus dari orang tertentu yang berwewenang?
Ya
19. Apakah koreksi atas faktur dan penghapusan
piutang
harus
disetujui yang berwenang? Sebutkan
siapa?
Ya
Manajer
Penjualan dan Manajer Akuntansi 20. Apakah bukti untuk penagihan atas
piutang
dihapuskan,
yang
telah
diamankan
untuk
mencegah penyalahgunaan?
Ya
T
TR
Pertanyaan:
Y=Ya
T=Tidak
TR=Tidak Relevan Y 21. Apakah
untuk
penagihan
dibuatkan bukti kuitansi: Bila ya: a. Apakah
kuitansi
tersebut
memiliki nomor urut tercetak? b. Apakah
kuitansi
Ya
dibuat
setelah diperiksa lebih dahulu ke
masing-masing
saldo
piutang? c. Apakah
Ya bagian
memperhatikan
akuntansi urutan
nomornya?
Ya
22. Apakah penerimaan berupa cek mundur/giro (post dated cheque) diberikan ke bagian akuntansi?
Ya
23. Apakah hasil penagihan langsung diserahkan kepada kasir dalam waktu yang tidak terlalu lama dan dalam jumlah yang seharusnya diterima?
Ya
T
TR
Pertanyaan:
Y=Ya
T=Tidak
TR=Tidak Relevan Y 24. Apakah pada cek mundur yang diterima telah dicantumkan nama perusahaan/client? 25. Apakah
bagian
Ya akuntansi
mengadakan jurnal khusus untuk penerimaan cek mundur? 26. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada pernyataan di atas: ..................................................... .....................................................
Ya
T
TR
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan / Sejarah Perusahaan Teh Tunggul Naga adalah salah satu perusahaan yang berlokasi didaerah Tegal dan bergerak dibidang pengolahan teh. Perusahaan ini didirikan tahun 1952 oleh Ny. Anggraeni yang juga sebagai pemiliknya, dengan Surat Ijin Usaha nomor: 146/5
dan diperbarui dengan
3211-03/131.314 Surat Ijin Usaha nomor: Nas/32/P.M.I./11.03/82. Tujuan didirikannya perusahaan ini disamping untuk mencari laba, juga untuk memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk disekitar pabrik. Pada awal berdirinya perusahaan ini hanya memperkerjakan 25 tenaga kerja, dan menggunakan proses produksi yang masih sederhana, yaitu hanya menggunakan cubung sebagai alat pengering daun teh sebanyak 30 buah. Pada tahun 1972, perusahaan disamping menggunakan alat cubung yang jumlahnyatelah mencapai 270 buah dengan jumlah tenaga kerja 240 orang, juga telah menggunakan mesin-mesin otomatis pengering sebanyak 2 unit. Penggunaan mesin ini meningkatkan kapasitas produksi menjadi 3.500 kg. Perhari. Semenjak tahun 1976 peranan cubung sebagai alat pengering semakin berkurang dan digantikan dengan mesin sebanyak 30 unit. Penggantian ini untuk memenuhi permintaan teh wangi yang terus meningkat, juga disebabkan semakin sulitnya mendapatkan suku cadang alat
cubung yang telah aus, dan sumber arang kayu yang merupakan bahan bakar untuk cubung. Perusahaan Teh Tunggul Naga adalah perusahaan perseorangan, yaitu perusahaan yang pemiliknya adalah perseorangan yang melakukan pekerjaan untuk mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri. Pada tahun 2006 perusahaan Teh Tunggul Naga berubah nama menjadi CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang), sampai saat ini. Adapun faktor-faktor yang mendasari berdirinya perusahaan tersebut adalah: a. Adanya kebebasan bergerak Pimpinan perusahaan punya kebebasan penuh dalam melakukan tindakan atau keputusan-keputusan mengenai perusahaan tersebut. b. Pengelolaan fleksibel Dengan pengeolahan yang fleksibel, maka akan memperlancar jalannya kegiatan usaha, karena setiap ada masalah dapat segera dipecahkan oleh pimpinan perusahaan tanpa prosedur yang berbelit. c. Penerimaan keuntungan Sesuai dengan bentuk dari perusahaan ini maka keuntungan diterima langsung oleh pimpinan perusahaan yang juga sebagai pemiliknya. d. Rahasia perusahaan Kemungkinan bocornya rahasia perusahaan pada pihak luar sangat kecil, sebab antara pimpinan dan pemilik ada pada satu tangan.
Adapun jenis rahasia perusahaan yang dianggap sangat penting pada perusahaan ini adalah rahasia mengenai komposisi yang terbaik dalam pencampuran antara teh hijau dengan bunga melati agar kualitas teh yang diperoleh cukup baik. 1) Visi Misi Perusahaan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) memiliki visi dan misi untuk lebih memberdayakan usaha yang dikelola. Perusahaan berusaha menjalankan usaha dengan berpegang teguh pada visi dan misi perusahaan. Visi CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) adalah ”Meningkatkan mutu dan kualitas teh wangi agar tetap dinikmati oleh para penikmat teh sejati dan juga masyarakat pada umumnya”. Sedang misi CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) adalah sebagai berikut: a) Memberikan kepuasan terhadap konsumen b) Melakukan kerjasama dengan mitra usaha seperti PT. DMP (Duta Marindo Pratama), CV. DAS, CV. DAP, Tang Mas, DSI (Duta Serpak Inti), KTS (Kurnia Tirta Senda) c) Membantu pemerintah dalam pengentasan pengangguran 2) Lokasi Perusahaan Lokasi Perusahaan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) pada awal berdirinya adalah di Jalan Raya Barat nomor 5 Slawi, Kabupaten
Tegal.
Semenjak
tahun
1972
lokasi
perusahaan
dipindahkan ke Jalan Raya Selatan KM 2 Banjaran, Kabupaten Tegal. Perpindahan lokasi perusahaan tersebut, disebabkan oleh: a) Lokasi lama telah berkembang menjadi daerah pemukiman penduduk. b) Lokasi baru memberikan beberapa keuntungan, yaitu: 9 Terletak di daerah pinggiran kota yang strategis. 9 Terletak pada jalur jalan Pekalongan-Lebaksiu yang merupakan sumber bahan baku melati dan teh. 9 Terletak di jalur Purwokerto–Jakarta, sehingga memudahkan dalam berkomunikasi dengan para pelanggan, suplier dan kreditor. Pada akhir tahun 1987 semua kegiatan perusahaan telah menempati gedung baru di Jalan Raya Selatan KM. 2 Banjaran-Tegal. 4.4.1. Proses Produksi Proses produksi pembuatan teh wangi memerlukan adanya beberapa macam bahan yang meliputi: a. Teh hijau Merupakan bahan baku utama dalam pembuatan teh wangi. Bahan ini diperoleh dari perkebunan teh yang berada di daerah: Ajibarang, Brebes, Tasikmalaya dan Bandung. b. Kembang melati
Merupakan bahan pembantu. Melati menur berfungsi sebagai pemberi aroma, sedangkan melati gambir berfungsi sebagai pemberi rasa sepat. c. Air bersih Terutama digunakan dalam proses penyiraman. Adapun proses produksi pembuatan teh wanginya adalah sebagai berikut: 1) Penyortiran Daun teh hijau dan bunga melati menur serta bunga melati gambir ditempatkan pada gudang terbuka, lalu dilakukan pemilihan (sortir) dan hanya daun serta bunga yang bermutu baik saja yang akan diproses. 2) Pemanggangan Daun teh hijau dimasak atau dipanggang pada mesin pengering belong, maksudnya untuk memperoleh teh hijau yang berkadar air 5%. Teh hijau ini diberinama Cao Cui. Cao Cui ini selanjutnya ditempatkan pada lantai yang terbuka supaya dingin, setelah itu baru dimasukkan kedalam kantong pelastik supaya tahan lama disimpan di gudang. 3) Penyiraman Cao Cui yang telah dingin selanjutnya diperciki dengan air agar lembab, hal ini agar dalam percampuran dengan bunga melati, bunga melatinya tak lekas mekar karena apabila bunga melatinya cepat mekar maka akan berpengaruh terhadap mutu dari teh wangi tersebut.
4) Percampuran Setelah proses diatas, Cao Cui dicampur dengan melati menur dan melati gambir dengan komposisi tertentu pada ruang bacemen. Ruang bacemen pertama untuk mencampur Cao Cui dengan melati gambir dan ruang bacemen kedua untuk mencampur dengan melati menur. Percampuran diatas memerlukan waktu kurang lebih satu malam. 5) Pemeraman Percampuran Cao Cui dengan melati tujuannya agar diperoleh bau melati yang meresap secara maksimal, yaitu berupa aroma wangi dari melati menur dan rasa sepat dari melati Gambia. Dalam proses ini kelembaban harus tetap dijaga agar aroma melati dapat melekat merata. 6) Pemanggangan/Pengeringan Proses ini dilakukan dengan cara mencampur teh rasa sepat dengan teh wangi. Temperatur harus tetap dijaga 15% C. Hal ini agar rasa maupun aroma yang ditimbulkan oleh bunga melati tetap melekat pada teh. 7) Hasil dari proses pengeringan kemudian dikipas-kipas dengan tujuan untuk menghilangkan melati yang kurang baik dari teh. 8) Pendinginan
Proses pendinginan ini dilakukan untuk menurunkan keadaan suhu teh dan setelah itu baru dibungkus. Pembungkusan ini dilakukan supaya teh wangi dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Adapun skema lengkap dari proses produksi pembuatan teh wangi pada Perusahaan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) adalah sebagai berikut: (lihat bagan)
Bagan I : PROSES PRODUKSI TEH PADA PERUSAHAAN CV. DUTA JAVA TEA INDUSTRI (Teh 2Tang)
GUDANG
Dipanggang
9 Cao Cui 9 Teh Wangi 9 Teh Hijau Didinginkan
Dibungkus Karung
Disiram
Dicampur Melati
Dikeringkan
Didinginkan
Dicam-camam
Dibungkus Cetak
Dikiri ke Konsumen
Sumber : Bagian Produksi Perusahaan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) di Tegal
4.4.2. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi merupakan kerangka dari seluruh kegiatan, hubungan antar fungsi, wewenang, dan tanggung jawab secara jelas untuk mencapai tujuan perusahaan. Hubungan yang jelas dan kerjasama antar fungsi-fungsi anggota perusahaan dapat menghindari kesalahan tugas dari masing-masing anggota. Suatu struktur organisasi harus dapat memperlihatkan aktivitas perusahaan secara menyeluruh, yang berarti mencakup susunan dan tugas dari masing-masing bagian dalam organisasi sehingga dapat dihindarkan adanya perangkapan tugas. Setiap organisasi atau badan usaha mempunyai bentuk struktur organisasi yang berbeda-beda, hal ini disebabkan setiap badan usaha mempunyai tujuan serta kondisi usaha yang berbeda-beda. Perusahaan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) dalam melakukan kegiatannya menggunakan struktur organisasi garis hal ini disebabkan oleh alasan-alasan: a. Adanya kesatuan perintah dan tanggung jawab. b. Pengambilan keputusan dapat segera diambil. c. Disiplin kerja lebih terjamin. d. Sesuai dengan kondisi perusahaan. Struktur organisasi dari Perusahaan Teh CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) yang menggambarkan pula hubungan kerja dalam perusahaan tersebut, digambarkan dalam bagan berikut ini:
Bagan II : STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN CV. DUTA JAVA TEA INDUSTRI (Teh 2Tang) DIREKTUR
ADMINISTRASI DAN UMUM
KASIR
PEMBUK UAN
PERSONA LIA
PRODUKSI
MANDOR I
MANDOR II
PEMBELIAN
PEMASARAN
MANDOR III
PENJUAL AN
PEKERJA-PEKERJA
GUDANG
PEKERJA
Sumber : Data perusahaan yang diolah
PROMOSI
TRANSFO RTASI
Unsur-unsur dan tugas dari masing-masing unsur dalam struktur organisasi CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) adalah sebagai berikut: a. Direktur Sebagai pemilik dan juga sebagai pimpinan perusahaan, direktur mempunyai tugas dalam masalah intren dan ekstern perusahaan. Masalah intern, yaitu memimpin dan mengorganisasikan kegiatan perusahaan serta membuat rencana-rencana dan kebijakankebijakan perusahaan sedang masalah ekstern berkaitan dengan menjaga hubungan baik dengan: 9 Perusahaan lain 9 Pemerintah 9 Kreditor 9 Dan instansi-instansi lainnya. b. Bagian Administrasi dan Umum Bagian ini melaksanakan aktivitas administrasi keuangan serta aktivitas yang bersifat umum, meliputi: 1) Bagian Kasir, melaksanakan kegiatan: 9 Menerima dan mengeluarkan kas 9 Membuat laporan kas 2) Bagian Pembukuan, kegiatannya: 9 Mencatat keluar masuk surat 9 Mencatat transaksi keuangan perusahaan
9 Membuat laporan keuangan secara periodik untuk di laporkan pada pimpinan perusahaan. 3) Bagian Personalia, kegiatannya: 9 Mencatat jumlah pekerja yang ada, serta memproyeksikan kebutuhan pekerja di masa mendatang. 9 Membuat daftar gaji dan upah. 9 Mencatat dan menghitung data upah harian, borongan dan gaji tetap. c. Bagian Produksi Bagian
ini
berkaitan
dengan
kegiatan
produksi,
dan
bertanggung jawab langsung pada Direktur. Kegiatan bagian produksi ini, meliputi: 1) Bagian proses produksi yang bertugas dalam mengolah bahan, mulai dari pemilihan bahan sampai menjadi teh wangi. 2) Bagian pengendalian produksi, bertugas dalam menghitung besarnya volume produksi serta selalu mengadakan koordinasi dengan bagian penjualan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pasar. 3) Membawahi mandor-mandor, yaitu: 9 Mandor I Mandor ini bertugas dalam mengawasi pemakaian serta pemilihan mutu bunga melati. 9 Mandor II
Mandor ini bertugas dalam menjamin kelancaran dari aktivitas mesin-mesin. 9 Mandor III Mandor ini bertugas dalam pengawasan terhadap proses pembungkusan teh wangi dan penyimpanannya sebelum dipasarkan. d. Bagian Pembelian Bagian ini bertugas dalam pembelian bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses produksi, seperti teh, bunga melati gambir, bunga melati menur serta kebutuhan lain yang sifatnya memperlancar proses produksi. Dalam melaksanakan kegiatannya bagian pembelian dibantu oleh bagian gudang, terutama dalam pengendalian keluar masuknya bahan baku untuk produksi. e. Bagian Pemasaran Tugas bagian pemasaran ini meliputi: 9 Memasarkan hasil produksi dan mencari pesanan. 9 Menentukan syarat-syarat penjualan. 9 Bertanggung jawab atas terlaksananya penjualan hasil produksi. 9 Menentukan saluran distribuís. Dalam kegiatannya bagian pemasaran ini dibuat oleh bagianbagian:
1) Bagian penjualan, yaitu yang mengatur keluar masuknya pesanan serta menentukan syarat penjualan. 2) Bagian promosi, yaitu yang melaksanakan promosi untuk menunjang penjualan produk menentukan alat promosi apa yang akan digunakan. 3) Bagian transportasi yaitu yang melaksanakan pengiriman barang ke agen, pedagang besar, pedagang eceran atau langsung ke konsumen. 4.4.3. Personalia Perusahaan Personalia perusahaan mempunyai fungsi untuk menangani masalah yang berhubungan dengan ketenagakerjaan dengan segala aspek persoalannya. Personalia perusahaan mempunyai tugas dan wewenang untuk memilih, menyeleksi calon tenaga kerja, sehingga bagian ini sangat penting bagi perusahaan. Baik tidaknya tenaga kerja yang digunakan menjadi tanggung jawab sepenuhnya bagian personalia. CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) saat ini memiliki jumlah karyawan kurang lebih 901 orang. Adalah sebagai berikut: a. Tenaga Bulanan
: 11 orang
b. Tenaga Harian Utama
: 14 orang
c. Tenaga Kerja Harian 9 Bagian Mesin
: 55 orang
9 Bagian Siraman
: 45 orang
9 Bagian Cam-caman
: 25 orang
9 Bagian Perawatan Mesin
: 7 orang
9 Bagian Pembungkusan
: 400 orang
9 Bagian Pemanggangan pake rol
: 20 orang
9 Bagian Borongan
: 324 orang Jumlah
: 901 orang
Bagian Borongan dibagi menjadi tiga bagian, adalah sebagai berikut: - Bongkar Muat Teh Hijau
: 8 orang
- Bongkar Muat Cao Cui
: 12 orang
- Bagian Pencampuran
: 9 orang
Proses perekrutan karyawan dilakukan dengan beberapa tes, yaitu tes tertulis, tes psikologi, dan tes wawancara. Dalam merekrut karyawan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) mengutamakan lulusan SMA atau SMEA. Hal ini disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang ada di CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang). Hanya ada beberapa lulusan perguruan tinggi yang direkrut sebagai karyawan untuk menduduki beberapa jabatan tertentu. Hal ini berkaitan dengan struktur organisasi CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) yang masih menggunakan prinsip manajemen yang sederhana. Karyawan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) terdiri dari 3 macam, yaitu karyawan tetap, karyawan kontrak dan karyawan kerja harian. Karyawan kontrak memiliki kontrak kerja selama 3 bulan pada awal menjadi tenaga kerja CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang). Setelah itu masa kontraknya akan
mengalami perubahan. Kebijakan perubahan masa kontrak tersebut diberikan setiap 2 tahun sekali. Selain kebijakan perubahan masa kontrak tersebut, terdapat pula peningkatan jenjang karir bagi karyawan yang berprestasi. Tentu saja disesuaikan dengan karir yang ada, mengingat jenjang karir di CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) tidak terlalu banyak. Hal-hal yang masih berkaitan dengan ketenagakerjaan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) adalah jam kerja, di masa pelaksanaan kegiatan perusahaan mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB selama 7 hari kerja. Jam kerja tersebut dibagi ke dalam 2 shift, yaitu: a. Shift Pagi
: 07.00 – 15. 00 WIB
b. Shift Sore
: 15.00 – 23.00 WIB
Setiap karyawan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) diberikan hak untuk mengambil cuti. Ada tiga cuti di CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang), yaitu: 1) Cuti reguler, yang dapat diambil setiap sebulan sekali. 2) Cuti menikah, yang diberikan selama 1minggu 3) Cuti melahirkan, yang diberikan selama 3 bulan. 4.2. Sistem Akuntansi Penjualan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) Seperti yang sudah di jelaskan pada Bab III, penulis melakukan penelitian dengan melakukan pengamatan langsung, sehingga data dapat penulis penuhi dengan cara datang langsung ke perusahaan untuk mendapatkan data yang
akurat. Dari surve, wawancara, dan pengamatan maka dapat di ketahui Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) yaitu sebagai berikut: 4.2.1. Fungsi-fungsi yang Terkait Fungsi-fungsi yang terkait dengan kegiatan penjualan barang di CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) adalah: a. Bagian Penjualan Bagian
penjualan
bertanggung
jawab
terhadap
transaksi
penjualan yang terjadi di CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang). Bagian penjualan bertugas mengelola, men-display, dan mengatur keluar-masuk barang yang ada dalam gudang, yang akan diantar ke agen-agen. Bagian penjualan yang dipimpin oleh seorang kepala bagian penjualan, harus mampu menjalin komunikasi yang baik dengan kepala bagian gudang. Kepala bagian penjualan harus bisa meminimalisasi kekurangan stock barang dagang di CV.Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang). Kecepatan dan ketepatan pemesanan barang dagang pada bagian gudang pada saat yang dibutuhkan merupakan kunci keberhasilan kinerja kepala bagian gudang. b. Bagian Kasir Bagian kasir bertanggung jawab menerima pembayaran uang tunai yang berasal dari penjualan tunai dan mencatat transaksi penjualan tersebut ke dalam nota pembayaran. Bagian kasir
selanjutnya bertanggung jawab menyerahkan uang tunai yang terkumpul kepada bagian keuangan. c. Bagian pembungkusan dan Gudang Bagian pembungkusan dikerjakan oleh para pekerja harian dan borongan. Teh yang sudah diolah kemudian dibungkus dengan takaran yang sesuai, untuk kertas pembungkusnya sendiri diberi logo perusahaan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang). Setelah pembungkusan selesai kemudian disimpan dalam gudang. d. Bagian Akuntansi Bagian akuntansi pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) tanggung jawabnya dirangkap oleh bagian keuangan. Dengan begitu, tanggung jawab membuat laporan laba rugi, neraca, dan laporan penjualan,
dikerjakan
oleh
bagian
keuangan,
yang
tugasnya
merangkap tugas bagian akuntansi. 4.2.2. Dokumen yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Penjualan pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) meliputi: a. Nota b. Bukti setor bank c. Faktur penjualan tunai 4.2.3. Catatan Akuntansi yang Digunakan Catatan akuntansi yang digunakan Sistem Akuntansi Penjualan pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) adalah:
a. Jurnal penerimaan kas b. Jurnal penjualan 4.2.4. Laporan Akuntansi yang Digunaan a. Laporan peneriman kas harian dan jumlah yang disetor ke bank setiap bulannya. b. Laporan barang yang terjual. c. Laporan harga jual barang. d. Laporan persediaan barang. Dengan berdasarkan laporan-laporan tersebut perusahaan dapat menggunakannya dalam menentukan kebijakan-kebijakan, terutama manajer pemasaran dalam menentukan arah dan kebijakan dalam kegiatan penjualan. Adapun secara keseluruhan informasi yang dihasilkan dari kegiatan penjualan yang telah dilakukan antara lain meliputi: 1) Laporan penjualan harian dan bulanan, Laporan penjualan haria menunjukan pencapaian hasil penjualan setiap harinya, sedangkan laporan bulanan merupakan rekap dari penjualan selama periode satu bulan, dimana laporan ini kemudian dibandingkan dengan anggaran yang keluar dalam bulan tersebut sehingga dapat diketahui seberapa tingkat penjualan yang telah dicapai. 2) Laporan penerimaan kas harian dan bulanan. Laporan ini dibuat oleh bagian kasir dan laporan ini untuk mengetahui jumlah penerimaan kas, serta untuk mengetahui kegiatan penyetoran ke bank sudah dilaksanakan dengan baik.
Informasi jumlah penerimaan kas dapat digunakan sebagai dasar penyusunan laporan penjualan. Informasi harga pokok produk dapat digunakan untuk menentukan jumlah barang yang akan dijual dan menentukan jumlah kas yang digunakan untuk pembelian barang lain yang belum tersedia untuk dijual. 4.2.5. Prosedur Sistem Akuntansi Penjualan Tunai Secara garis besar, jaringan prosedur yang membentuk Sistem Akuntansi Penjualan pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) terdiri dari: a. Prosedur penjualan Prosedur penjualan dimulai pada saat permintaan pengiriman barang oleh konsumen. Bagian penjualan membuatkan 3 faktur penjualan tunai yang akan didistribusikan kebagian kasir, bagian pembungkusan, dan diarsipkan. b. Prosedur penerimaan kas Prosedur penerimaan kas terjadi pada saat pembeli membayar barang ke bagian kasir dengan uang tunai. Bagian kasir membuatkan nota pembayaran untuk mencatat penerimaan kas. Untuk nota pembayaran tidak lupa membubuhkan cap ”lunas” sebagai tanda bukti dan tidak lupa dibuat rangkap tiga: a)
Nota : 1 sebagai bukti pembayaran dan disimpan oleh kasir.
b)
Nota : 2 sebagai bukti pembelian diserahkan kepada pembeli.
c) Nota : 3 diserahkan ke bagian gudang sebagai bukti pengmbilan barang. Sementara itu uang tunai tersimpan dalam loker khusus tempat penyimpanan uang pembelian. c. Prosedur pembungkusan Bagian pembungkusan terima faktur penjualan tunai dari bagian penjualan. Sebelum bagian pembungkusan membungkus barang yang dipesan oleh pembeli, bagian pembungkusan membandingkan Faktur Penjualan Tunai (FPT) lembar 2 dengan lembar 1 yang dibawa oleh pembeli. Tembusan faktur ini juga berfungsi sebagai slip pembungkus (packing slip) yang ditempelkan oleh fungsi pengiriman diatas pembungkus, sebagai alat identifikasi bungkusan barang, kemudian bagian pembungkusan membubuhkan cap ”sudah diambil”, dan menyerahkan barang dengan Faktur Penjualan Tunai (FPT) lembar 2 kepada pembeli. Untuk bukti setor bank itu sendiri perusahaan menyerahkan sepenuhnya ke pada pihak bank yang bersangkutan, di karenakan dokumen tersebut rahasia perusahaan yang harus dijaga. Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersama dengan penyetoran jasa dari hasil penjualan tunai ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipake sebagai dokumen sumber untuk pencatatan
transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas. d. Prosedur pencatatan Bagian akuntansi terima nota pembayaran kas dan faktur penjualan tunai (FPT) dari bagian penjualan. Kemudian bagian akuntansi mencatat faktur penjualan tunai (FPT) ke dalam jurnal penerimaan kas dan jurnal penjualan. Bagian akuntansi juga membandingkan bukti setor bank dengan faktur penjualan tunai. Setelah prosedur penerimaan, bagian kasir menyetorkan uang yang ada di dalam loker tempat penyimpanan uang ke bagian keuangan. Bagian keuangan yang juga mengerjakan tanggung jawab bagian akuntansi, mencatat penerimaan uang tunai ke dalam jurnal penerimaan kas dan jurnal penjualan. Bagian keuangan menyetorkan uang tunai ke bank setiap sebulan sekali. Dalam menjalankan kegiatan penjualan, CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) tidak menggambarkan jaringan prosedur yang membentuk Sistem Akuntansi Penjualan ke bagan alir yang menunjukkan hubungan antar bagian yang terkait dengan kegiatan penjualan. Pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan dilakukan dengan cara memberikan job description kepada masing-masing kepala bagian yang terkait dengan kegiatan penjualan. Untuk lebih jelasnya lihat Bagan Alir dokumen Sistem Akuntansi Penjualan pada perusahaan seperti pada gambar di bawah ini:
Bagian Penjualan
Bagian keuangan dan Kasir
Mulai
1
Mengisi Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Menerima uang dan pembuatan nota
Menyeto rkan uang ke bank
Membubuhkan cap ‘Lunas’ pada FPT
3 2
3 2 1
1
Bukti Setor Bank
Faktur Penjualan Tunai (FPT)
3 2 N
Nota
1 1
5
Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Diserahkan ke pembeli
2
utk pengambilan barang
besama dg penyerahan barang ke Bag. Pembungkusan
3 1 diserahkan kpd pembeli utk pembayaran ke Bag Kasir
Gambar Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Tunai pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang)
Bagian Pembungkusan 3
2
Via pbl Nota pembayaran kas Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Membubuhkan cap ‘Sudah Lunas’ pada FPT lb 2
Pembungku san Barang
Menyerahkan barang kepada pembeli
Membandingk an FPT lb 1 dan 2
Nota pembayaran kas
1 2 Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Bersama dg penyerahan barang
4 Kepada Pembeli Gambar Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Tunai pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang)
Bagian Akuntansi 4
5
Nota pembayaran kas
Bukti Setor
Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Membandingk an Bukti Setor dengan FPT
Mencatat FPT
N
T Jurnal Penjualan
Jurnal Penerimaa n Kas
Selesai
Gambar Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Tunai pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang)
Bagian Pemeriksaan Intern
Melakukan pembacaan nota pembayaran
Nota pembayaran kas
Setiap hari
Menerima rekening koran bank
setiap bulan
Rekening koran bank
Membuat rekonsiliasi bank
T Rekonsiliasi bank
T Gambar Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Tunai pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang)
4.3. Unsur Pengendalian Intern dalam Sistem Akuntansi Penjualan Tunai Unsur pokok pengendalian intern yang diterapkan dalam Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) yang terdiri dari struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang tepat, praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas fungsi bagian organisasi, serta karyawan yang berkualitas sesuai dengan tanggung jawabnya, dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) telah menerapkan pemisahan tanggung jawabnya. Dalam pembagian tugas dan wewenang tersebut, organisasi dibagi ke dalam beberapa bagian yang mana masing-masing bagian tersebut mempunyai tugas dan wewenang secara jelas. Dengan begitu, masing-masing kepala bagian dan para karyawannya telah mempunyai pedoman kerja dan mempunyai garis pertanggungjawaban yang jelas. Pembagian tugas dan wewenang tersebut diterapkan pada bagian penjualan dan bagian kasir. Pada bagian akuntansi belum diterapkan pengendalian intern. Wewenang menerima uang dan tugas mencatat penerimaan kas dikerjakan oleh bagian keuangan atau kasir yang juga merangkap sebagai bagian akuntansi. b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang tepat. Pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang), setiap transaksi keuangan terjadi melalui suatu sistem otorisasi tertentu dari pihak yang berwenang dan transaksi tersebut dicatat dalam catatan akuntansi melalui prosedur
pencatatan
tertentu
sehingga
kekayaan
perusahaan
akan
terjamin
keamanannya. Selain itu, data akuntansi yang dicatat terjamin ketelitian dan keandalannya. Proses pencatatan transaksi penjualan dan penerimaan barang dari bagian produksi dan bagian penjualan dilakukan oleh karyawan yang manajer dan dilampiri dokumen faktur Penjualan tunai dengan rangkap tiga, kemudian dokumen tersebut dibubuhi tanda tangan dan stempel perusahaan, yang menandai bahwa dokumen telah selesai diperiksa dan di-entry dalam komputer. Selain di-entry dalam komputer, setiap bagian yang berwenang juga menyimpan dokumen tersebut sebagai file agar memudahkan penelusuran transaksi. c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas fungsi bagian organisasi. Praktik yang sehat juga telah diberlakukan dalam Sistem Akuntansi Penjualan antara lain adanya pemeriksaan fisik barang maupun uang, pembuatan bukti tertulis untuk setiap penerimaan kas dari penjualan, dan pemeriksaan terhadap otorisasi setiap transaksi penjualan. Namun, praktik yang sehat belum dipraktikan sepenuhnya, yaitu perputaran jabatan karyawan terutama pada bagian-bagian yang menangani langsung transaksi penjualan. Hal itu akan memungkinkan terjadinya tindakan penyelewengan maupun penggelapan baik itu kekayaan perusahaan maupun informasi penjualan. Namun, perusahaan sudah melakukan antisipasi dengan cara melakukan pengawasan yang ketat, yaitu rutin mengecek setiap transaksi penjualan di setiap bagian. d. Karyawan yang berkualitas sesuai dengan tanggung jawabnya.
Karyawan yang menangani transaksi penjualan ditentukan melalui seleksi yang ketat oleh bagian personalia perusahaan. Seleksi tersebut melalui tahaptahap tes tertulis, tes psikolog, dan tes wawancara sehingga karyawan yang terlibat
langsung
dalam
transaksi
penjualan
dapat
diandalkan
kemampuannya. Selain itu terdapat kenaikan jabatan untuk karyawan yang berkualitas. 4.4. Hasil Analisis Data Untuk
pemeriksaan intern melakukan pemeriksaan terhadap nota
pembayaran kas setiap hari dan membuat rekonsiliasi bank setiap bulan. Secara umum, Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) sudah dibentuk dan dilaksanakan secara baik dengan didukung oleh truktur penjualan dan pemakaian catatan-catatan yang wajar. Sedangkan apabila diadakan perbandingan antara Sistem Akuntansi Penjualan pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) dengan teori Sistem Akuntansi Penjualan yang ada, maka terlihat adanya kesesuaian baik dalam hal uraian prosedur-prosedur dan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan penjualan. Perbedaan hanya terdapat pada penggunaan dokumen, yaitu nota. Namun pada dasarnya nota penjualan tunai dan struk memiliki maksud yang sama. CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) belum menerapkan sistem pengendalian intern dengan baik di dalam pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan perusahaan. Pengendalian intern di sini merupakan suatu sistem pengendalian yang diperoleh dengan adanya struktur organisasi yang memungkinkan adanya pembagian tugas-tugas sumberdaya manusia yang cakap
dan praktik-praktik yang sehat sehinga CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) akan dapat menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian serta keandalan data akuntansi perusahaan. Dalam pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang), terdapat satu bagian yang masih merangkap tugas, yaitu menerima uang tunai hasil penjualan sekaligus melakukan pencatatan transaksi. Padahal, dalam teori yang dikemukakan oleh Mulyadi (”Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa”, 2001: 165) tentang penerapan sistem pengendalian intern yang baik, menyatakan bahwa organisasi dipisah-pisah menjadi beberapa bagian yang mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang berbeda-beda, dan tidak boleh satu bagian merangkap tugas dan wewenang bagian lain yang bukan tugas dan wewenang bagian tersebut. 4.4.1. Analisis Sistem Akuntansi Penjualan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) melakukan kegiatan penjualan barang dagang setiap harinya dan kegiatan ini sangatlah vital dengan melihat perusahaan ini merupakan perusahaan dagang atau ritel. Penjualan merupakan kegiatan yang paling mendapat perhatian dan difokuskan oleh perusahaan dalam penanganannya karena pencatatan dan pengolahan data penjualan sangatlah kompleks. Untuk mendukung kelancaran dari kegiatan penjualan tersebut diperlukan adanya suatu sistem yang menangani pencatatan kegiatan perusahaan, yaitu sistem akuntansi. Sistem akuntansi pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) dimaksudkan untuk mengorganisasikan
formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan dan terintegrasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan dan informasi lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Pihak manajemen membutuhkan laporan kegiatan terutama keuangan di dalam mengelola perusahaan sehingga dalam pelaksanaannya sistem akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan berusaha menyediakan informasi yang berupa laporan secara tepat waktu. Untuk tercapainya hal itu, maka penyelenggaraan pencatatan dibagi beberapa subsistem. Subsistem tersebut antara lain subsistem pembelian, subsistem penjualan, subsistem penerimaan kas, dan subsistem pengeluaran kas sebagai sistem akuntansi dalam proses pencatatan data transaksi dan laporan hasil pengolahannya. Masing-masing subsistem membuat dan menghasilkan informasi untuk keperluan akuntansi pokok perusahaan. Setiap subsistem bertanggung jawab pada sistem yang lebih tinggi, yaitu sistem akuntansi pokok yang mengolah laporan tersebut menjadi laporan keuangan perusahaan sebagai sumber informasi. Sistem Akuntansi Penjualan Tunai yang ada dalam CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) merupakan salah satu subsistem akuntansi pokok. Sistem Akuntansi Penjualan mempunyai peranan penting bagi perusahaan. Proses pencatatan dan pengolahan data pada Sistem Akuntansi Penjualan perusahaan tersebut telah menggunakan komputer sebagai alat bantunya. Dengan komputer, pengolahan data menjadi lebih cepat dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Apabila CV. Duta
Java Tea Industri (Teh 2Tang) telah menggunakan sistem jaringan dengan komputer induk sebagai pusatnya dan menggunakan fasilitas telepon yang disamping pada masing-masing bagian dalam perusahaan. 4.4.2. Analisis Sistem Pengendalian Intern Pada dasarnya CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) masih mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya adanya karyawan yang bekerja lebih dari satu bagian, kurangnya pasilitas komputer yang memadai, dan kurangnya karyawa pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) sehingga kegiatan pada perusahaan kurang efektif. Contohnya pada karyawan bagian keuangan, karyawan tersebut bisa juga memegang bagian penjualan. Dengan adanya karyawan bekerja lebih dari satu bagian maka karyawan tersebut tidak bisa konsentrasi pada satu pekerjaan dan kesalahan pencatatan bisa saja terjadi. Sedangkan untuk kelebihannya pada perusahaan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang). Setiap transaksi dicatat dan diberi kode atau nomor urut agar tidak terjadi kekeliruan. Setelah dicatat lalu di laporkan kepada masing-masing kepala bagian untuk di cek ulang. Adapun catatan laporan yang di gunakan pada perusahaan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) adalah sebagai berikut: 1.
Buku Harian Memorial
2.
Buku Kas
3.
Laporan Kas Bulanan
Sebagai perusahaan yang sudah berkembang seharusnya CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) harus lebih efektif dan efisien dalam pembagian tugas bagi karyawan. Tidak adalagi karyawan yang bekerja lebih dari satu bagian. Untuk lebih jelasnya CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) dapat melihat Rancangan Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan kegiatan penjualan perusahaan. Rancangan Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagian Order Penjualan
Bagian Kasir
Mulai
1
Mengisi bukti setor bank
1
Menerima Order dari Pembeli
Faktur Penjualan Tunai (FPT)
setiap hari
Menerima uang dari pembeli
Menerima Laporan Harga Jual Barang
3
2 Bukti setor bank
Membuatkan nota dan membubuhkan cap”Lunas” pada FPT
Mengisi Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Menyetor kas ke bank
1
2
4
3 3
Faktur Penjualan Tunai (FPT)
2
2
1 Nota
1 Bukti setor bank
1 Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Bsm dg penyerahan Brg ke bag. pembunkusan
Laporan Penjualan Order
3
5 Diserahkan ke Pembeli utk Pengambilan barang
2
Bersama uang
Diserahkan kpd pembeli utk pembeli ke Bag. Kasir
Diserahkan ke bank 3 1
N Gambar Rancangan Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Tunai pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang)
N
Bagian Gudang
Bagian Pengiriman
2
3
4 Via pbl
Nota
2
2
Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Faktur Penjualan Tunai (FPT
Membubuhkan cap “Sudah diambil” pada FPT lb 2
Kartu Gudang Membandingkan FPT lb 1 dan lb 2
Meyerahk an barang Laporan Persediaan Barang
Menyerahkan barang kepada pembeli
2 Faktur Penjualan Tunai (FPT)
2 1 Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Nota
Bersama brg sebagai slip pembungkus
Bersama barang
4
6
Untuk pembeli
Gambar Rancangan Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Tunai pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang)
Bagian Akuntansi Umum 6
8
4
Nota
1
Rekapitulasi Kos Produk yang dijual
Bukti Setor Bank
Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Bukti Memorial
N
Selesai
7
Jurnal Penjualan
Jurnal Penerimaa n Kas
T
Jurnal Umum
Gambar Rancangan Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Tunai pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang)
Bagian Akuntansi Biaya 7
Nota 1 Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Kartu Persediaan
N Membuat Rekapitulasi Kos Produk yang Dijual
Secara periodik
Rekapitulasi Kos
Membuat bukti memorial
Rekapitulasi Kos
Bukti Memori
8 Gambar Rancangan Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Tunai pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang)
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik beberapa kesimpulan tentang Sistem Akuntansi Penjualan Tunai yang dilaksanakan pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) Banjaran-Tegal sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan
Sistem
Akuntansi
Penjualan
sudah
dibentuk
dan
dilaksanakan dengan baik dan pemakaian catatan-catatan akuntansi yang wajar. Pemanfaatan teknologi informasi pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) belum dapat dimanfaatkan dengan baik, dilihat dari pemakaian jaringan komputer belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh perusahaan. Sedangkan jaringan komputer itu sendiri sangat membantu dalam kegiatan perusahaan dan juga sebagai alat bantu dalam melaksanakan Sistem Akuntansi Penjualan. Dengan penerapan Sistem Akuntansi Penjualan yang baik, maka CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) akan dapat menjaga kekayaan perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, serta dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. 2. Informasi penjualan yang dihasilkan oleh Sistem Akuntansi Penjualan sebagai dasar untuk mengambil keputusan penjualan oleh pihak manajer penjualan. Pada dasarnya Informasi Penjualan sudah sesuai dengan informasi penyusunan laporan penjualan yang dihasilkan oleh bagian penjualan. Manfaat lain dari informasi tersebut adalah digunakan sebagai dasar dalam
menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pihak manajemen perusahaan terhadap pemilik perusahaan. 3. Sistem pengendalian intern belum dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan unsur-unsur pengendalian intern yang ditarapkan dalam Sistem Akuntansi Penjualan pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) meliputi adanya pemisahan bagian-bagian yang terlibat dalam kegiatan penjualan kecuali bagian akuntansi, pelaksanaan sistem otorisasi dari pejabat yang berwenang dan prosedur pencatatan yang tepat, pelaksanaan praktik yang sehat dalam melaksanakan transaksi penjualan, serta karyawan yang berkualitas sesuai dengan tanggung jawabnya. Tugas dan wewenang bagian akuntansi dalam menerima uang dan melakukan pencatatan transaksi penjualan masih dirangkap oleh bagian keuangan sehingga sistem pengendalian intern dalam Sistem Akuntansi Penjualan pada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) masih harus diperbaiki dan ditingkatkan. 5.2. Keterbatasan Penelitian Dalam
melakukan
penelitian
ini,
penulis
memiliki
keterbatasan
diantaranya adalah output atau keluaran yang dihasilkan Sistem Akuntansi Penjualan perusahaan berkisar pada transaksi penjualan yang terintegrasi dengan komputer sehingga data yang diinginkan peneliti belum maksimal dipenuhi oleh perusahaan. Hal ini berkaitan dengan kebijakan perusahaan, pertimbangan rahasia perusahaan, serta keterbatasan waktu penelitian. Contoh data yang belum dapat diperoleh antara lain laporan penjualan yang dibuat oleh bagian akuntansi. Dalam memberikan informasi mengenai
volume penjualan, perusahaan hanya memberikan gambaran bahwa volume penjualan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Contoh data lain yang belum didapatkan adalah daftar barang yang dijual. Hal ini disebabkan oleh begitu banyaknya jenis barang, sehingga perusahaan mengalami kesulitan dalam mendaftar barang-barang tersebut. 5.3. Saran Saran-saran yang dapat penulis ajukan kepada CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) dalam rangka untuk meningkatkan pelaksanaan Sistem Akuntansi Penjualan adalah perlu adanya tambahan personil untuk bagian akuntansi, terutama untuk mengantisipasi kegiatan tutup buku bulanan. Hal ini perlu diperhatikan karena tugas bagian akuntansi masih dirangkap oleh finance management. CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) juga perlu mengadakan perputaran jabatan dalam masing-masing bagian dalam perusahaan untuk menghindari tindakan kecurangan yang mungkin terjadi. Dengan demikian sistem pengendalian intern akan terlaksana dengan lebih baik, yang mengakibatkan Sistem Akuntansi Penjualan berjalan dengan lebih baik pula. Selain itu, perlu adanya bagan alir yang menggambarkan jalannya dokumen yang dapat dijadikan sebagai pedoman oleh masing-masing bagian yang terkait, agar kegiatan penjualan berjalan dengan baik. Mengingat CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang) merupakan perusahaan dagang yang kegiatannya berskala besar, maka tidak ada salahnya apabila kegiatan penjualan juga dilakukan secara kredit, misalnya untuk melayani mitra kerja, agen-agen,
supermarket, dan para pedagang eceran yang kulakan di CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang).
DAFTAR PUSTAKA Al. Haryono Jusup. (1999). Dasar-dasar Akuntansi. Jilid I. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN. Jogiyanto. (2000). Sistem Informasi Berbasis Komputer. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE. McLeod, Raymond. (1995). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Suwardjono. ”Teori Akuntansi, (Perekayasaan Pelaporan Keuangan)” Edisi ketiga Yogyakarta: Bagian Penerbit BPFE Megawati Oktorina. (2000). ”Analisis dan Rancangan Sistem Akuntansi Penjualan konsinyasi Studi Kasus pada PT Gloria Usaha Mulia”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Drs. Agoes Sukrisno, Ak, MM. ”Auditing, (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik”. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Drs. Umar Husein. S.E., M.M., MBA. ”Riset Akuntansi”. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Mulyadi. (1997). Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Yogyakarta: Bagian Penerbit STIE YKPN. Mulyadi. (2002). Auditing. Jilid 2, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. . (2001). Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Salemba Empat. Murdick, Robert G., Ross, Joel E., & Naggatte James R. (1997). Sistem Informasi untuk Manajemen Modern. Jakarta: Erlangga. Narko. (2002). Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara. Ningdyah Dwinawastri. (2005). ”Analisis Sistem Akuntansi Penjualan pada Pabrik Makanan Ternak Koperasi Jasa Usaha Bersama (KJUB) Puspetasari Klaten”. Skripsi. Yogyakarta: UNY. Revrisond Baswir. (2005). Akuntansi Pemerintahan Indonesia. Yogyakarta: BPFE. Siti Istianah. (2004). ”Analisis Sistem Akuntansi pada Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al Munawwir Krapyak Yogyakarta”. Skripsi. Yogyakarta: UNY.
Sri Widayati. (2004). ”Analisis Sistem Pengendalian Intern dalam Meningkatkan Efektifitas Penjualan pada Perusahaan Tekstil Kusumatex Yogyakarta”. Skripsi. Yogyakarta: UNY. Sugiyono. (2003). Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.