Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 1:92-102 (Januari 2014)
ISSN 0852 -2626
ANALISIS USAHA PETERNAKAN BABI PADA PERUSAHAN “KASEWEAN” KAKASKASEN II KOTA TOMOHON Zadrak M. Warouw*, V. V. J. Panelewen** dan Arie Dp. Mirah** Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berapa besar biaya produksi dan keuntungan serta titik impas usaha peternakan babi pada perusahaan “Kasewean” di Kakaskasen II Kota Tomohon. Metode penelitian adalah metode survey dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan komposisi biaya selama proses produksi per periode yaitu biaya pakan sebesar 44,66%, biaya tenaga kerja 14,80%, biaya bibit 22,61%, penyusutan kandang/peralatan 0,90%, listrik/air 0,79%, transportasi 14,80% dan pajak atas usaha sebesar 0,96% dari keseluruhan biaya produksi. Kesimpulannya ialah rata-rata biaya produksi usaha peternakan babi pada sebesar Rp. 1.136.863 per ekor per periode produksi yang terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. 278.093 dan biaya tidak tetap sebesar Rp. 858.770 per ekor per periode produksi. Penggunaan modal (biaya produksi) sudah efisien dilihat dari nilai ROI sebesar 1.51. Usaha peternakan babi pada perusahaan “Kasewean” memperoleh keuntungan yang signifikan dilihat dari rata-rata keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 580.932 per ekor per periode produksi dan rata-rata keuntungan per bulan sebesar Rp. 15.539.943. Perusahaan sudah mencapai bahkan sudah berproduksi di atas nilai titik impas pada volume produksi 103,92 unit atau 103 ekor dengan tingkat penerimaan Rp. 178.509.314 per periode produksi.
Kata Kunci : Peternakan Babi, keuntungan, biaya, BEP
ABSTRACT PIG FARM ANALYSIS OF KASEWEAN COMPANY AT KAKASKASEN II OF TOMOHON MUNICIPALITY. The objective of this study were to find cost production, benefit and break even point of pig farming in Kasewean enterprise located in Tomohon city. The Results of the study showed that, Kasewean enterprise had breakeven Point on pig farming at 103 103 heads, and the income level was Rp. 178.509.314/period of production. Value of the breakeven point could be seen through the value Margin Of Safety (MOS) of 67.62%, meaning that if the rate of production decreased by 67.63%, the pig farm is still in state of breakeven point, then the MOS value can be explained by Return Of Invesment (ROI). ROI obtained a value of 1.51. This means that the use of capital (cost of production) on a pig farm “Kasawean” in Tomohon already at efficient scale or provide the level of profit. Conclusions were (1) The average cost of production of pig farming in Kasewean company Tomohon was 1.136.863/head/production period consisted of a fixed cost of Rp. 278.093 of a fixed cost and Rp. 858.770/heads/production period of variable cost with the value of ROI was 1.51 which means the use of capital (cost of production) of pig farm on the
*Mahasiswa PPS Unsrat **Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan
92
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 1:92-102 (Januari 2014)
“Kasewean” company in Tomohon already efficient, (2) Pig farm on the “kasewean” company obtained significant profit because the everage income was Rp. 580.932/head/production period and the average monthly profit was Rp. 15.539.943. and (3) Animal farm on “Kasewean” company has reached the value above breakeven point of 103.92 on production volume of 103 units or heads with turnover level of Rp. 178.509.314/production period
faktor
ISSN 0852 -2626
produksi
berdampak
tentunya
pada
akan
perubahan
keuntungan yang diterima. Dalam setiap
usaha
peternakan
selalu
mengharapkan
keuntungan
sebab
keberhasilan
usaha
peternakan
banyak tergantung dari keuntungan yang diperoleh peternak. Terdapat beberapa keuntungan yang dapat
Key Words : Pig farming, benefit, cost, breakeven point
diperoleh dalam beternak babi, selain
I. PENDAHULUAN
sebagai sumber protein juga dapat memberikan sumbangan yang besar
Keterbatasan modal yang dimiliki
peternak
bagi
mengakibatkan
Upaya
yang dipelihara dan penggunaan input
sehingga
pendapatan
keluarga peternak.
mereka membatasi jumlah ternak
faktor
peningkatan
peningkatan
keuntungan
akan
membutuhkan
berdampak pada tingkat keuntungan
perhitungan penggunaan biaya faktor
yang
Menurut
produksi dalam usaha ternak babi.
Sihombing (2010), biaya produksi
Khususnya usaha peternakan babi
terbesar dalam usaha ternak babi
pada
ialah biaya makanan mencapai 65-80
Kakaskasen
persen dari total biaya produksi.
cukup lama beroperasi sehingga
Sementara pada kenyataannya akhir-
diperlukan
akhir ini semenjak krisis moneter
penggunaan biaya produksi sebagai
melanda perekonomian, harga bahan
faktor input dalam hubungannya
pakan
dengan
relatif
kecil.
ternak
mengalami
perusahaan II
“Kasewean”
Tomohon
suatu
perolehan
kajian
sudah
analisis
keuntungan.
peningkatan. Adanya kenaikan biaya
Permasalahannya
produksi
dengan
penggunaan biaya produksi dalam
keuntungan merupakan masalah bagi
usaha peternakan babi sudah efisien
peternak
produksi
sehingga memberikan keuntungan
merupakan faktor penentu dalam
yang signifikan dan apakah usaha
usaha peternakan. Perubahan harga
peternakan babi pada perusahaan
tanpa
karena
diikuti
biaya
93
apakah
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 1:92-102 (Januari 2014)
ISSN 0852 -2626
“Kasewean” di Kakaskasen II Kota
pihak yang ada kaitannya dengan
Tomohon
penelitian ini (seperti poultry shop).
sudah
mencapai
titik
impas. Penelitian ini bertujuan untuk
Data
menganalisis berapa besar biaya
wawancara langsung pada responden
produksi dan keuntungan serta titik
yaitu pemilik usasa peternakan babi
impas usaha peternakan babi pada
perusahaan “Kasewean”. Data primer
“Kasewean”
perusahaan
di
primer
meliputi;
Kakaskasen II Kota Tomohon.
diperoleh
melalui
karakteristik
usaha
peternakan, populasi ternak babi, produksi, harga, biaya tetap, biaya variabel
MATERI DAN METODE PENELITIAN
usaha
peternakan
satu
periode
produksi atau dalam satu tahun.
Penelitian ini dilaksanakan pada
selama
Definisi variabel dan pengukurannya (1)
Biaya
tetap
ialah
milik
keseluruhan
biaya
tetap
yang
sudah
dikorbankan untuk usaha peternakan
Kel.
babi antara lain; biaya bibit ternak
Sambouw Mamuaja berlokasi di
babi, penyusutan kandang/peralatan
Kakaskasen
Tomohon.
dan pajak usaha yang dinyatakan
Penelitian ini menggunakan
dalam satuan rupiah per periode
metode survey dengan pendekatan
produksi; (2) Biaya variabel ialah
studi kasus (Arikunto, 2002; Daniel,
keseluruhan biaya operasional antara
2001; Singarimbun dan Effendi,
lain; biaya makanan, tenaga kerja,
2009). Studi kasus ialah studi yang
obat-obatan/vaksin
dilakukan terhadap suatu subjek
transportasi, rekening listrik dan air
dalam
aktivitas
yang dikorbankan, dinyatakan dalam
untuk memperoleh fakta dan data.
satuan rupiah per periode produksi;
Jenis data yang dikumpulkan dalam
(3) Penerimaan ialah hasil penjualan
penelitian
data
ternak babi dikalikan dengan harga,
sekunder dan data primer. Data
dinyatakan dalam satuan rupiah per
sekunder diperoleh dari instansi,
periode;
seperti
Kota
jumlah uang yang diperoleh sebagai
Tomohon, kantor kelurahan maupun
selisih antara penerimaan dengan
“Kasewean”
perusahaan Keluarga
Mamuaja
diwariskan
yang
kepada
II
Kota
menjajaki
ini
dinas
anak
suatu
terdiri
atas
Agribisnis
babi
yaitu
94
(4)
dan
vitamin,
Keuntungan
ialah
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 1:92-102 (Januari 2014)
ISSN 0852 -2626
biaya operasional (biaya variabel),
dikategorikan
dinyatakan dalam satuan rupiah per
penggunaan modal dari suatu usaha.
periode
yang
Analisis titik impas menggunakan
dikumpulkan di tabulasi dan di
pendekatan analisis menurut Ibrahim
analisis
menggunakan
(2003) bahwa, analisis titik impas
pendekatan analisis deskriptif dan
atau break even point (BEP) ialah
matematik
produksi.
Data
dengan
yaitu
produksi analisis
dan titik
analisis
makin
efisien
analisis
biaya
total revenue (TR) sama dengan total
keuntungan
serta
cost (TC). Analisis titik impas
impas.
deskriptif
Pendekatan
dihitung
dimaksudkan
produksi
berdasarkan (unit)
dan
volume, penerimaan
untuk menguraikan secara kualitatif
(rupiah) dengan model pendekatan
keadaan
BEP Unit dan BEP Rupiah sebagai
riil
peternakan
babi
perusahaan “Kasewean” Kakaskasen II
Kota
Tomohon
diformulasikan
dalam
berikut :
yang
BEP ( unit )
HY
bentuk
tabelaris ataupun persentase. Analisis tingkat
keuntungan
1994;
menggunakan
Derbertin,
Perbandingan antara dengan
biaya
Perusahaan
beroperasi,
yang
produksi suatu usaha. Model analisis MOS ialah nilai penjualan yang dianggarkan
Jika nilai ROI > 1, berarti
semakin
besar
keuntungan usaha
yang
tersebut
dan
penjualan yang dianggarkan (nilai
tingkat
diperoleh
penerimaan
impas diperbandingkan dengan nilai
ROI akan
pula
(nilai
produksi) dikurangi dengan nilai titik
menguntungkan. nilai
melalui
yang aman atau besarnya penurunan
Total biaya produksi
besar
dianalisis
yaitu penurunan persentase produksi
Laba Usaha
Semakin
berada
pendekatan Margin Of Safety (MOS)
of Investment (ROI) ialah :
tersebut
masih
pada situasi tidak merugi dalam
penerimaaan
dianalisis melalui pendekatan Return
usaha
VC HY
dikorbankan selama proses produksi,
ROI
TFC 1
1986).
produksi
VC
BEP ( Rupiah )
model analisis profit (Beattie and Taylor,
TFC
penerimaan
dari
produksi)
yang
dinyatakan dalam persentase. Pada
dapat
95
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 1:92-102 (Januari 2014)
ISSN 0852 -2626
umumnya MOS dinyatakan dalam
pakan dan vitamin serta obat-obatan,
ratio (persentase), yaitu :
transportasi, rekening listrik dan air.
MOS
Penerimaan
Titik impas
Penenerima
X 100
an
Komposisi biaya pada peternakan babi perusahaan “Kasewean” dapat dilihat pada Tabel 3. Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa, biaya
HASIL DAN PEMBAHASAN
tetap sebesar Rp. 89.267.930 atau 24,46%
Biaya produksi dalam usaha
dari
keseluruhan
biaya
peternakan babi perusahan Kasewean
produksi, sedangkan biaya tidak
Tomohon meliputi biaya tetap dan
tetap sebesar Rp. 275.665.250 atau
biaya
75,58%
tidak
tetap.
Menurut
dari
keseluruhan
biaya
Soekartawi (2001), bahwa biaya
produksi.
yang diperuntukan bagi pembiayaan
penelitian, masing-masing komposisi
faktor produksi yang sifatnya tetap
biaya selama proses produksi per
seperti pembelian bibit, penyusutan
periode
dan
produksi
sebesar 44,66%, biaya tenaga kerja
maupun pajak atas usaha, sedangkan
sebesar 14,80%, biaya bibit 22,61%,
biaya tidak tetap ialah biaya yang
penyusutan kandang dan peralatan
diperuntukan bagi pembiayaan faktor
0,90%,
produksi yang sifatnya berubah-ubah
transportasi 14,80% dan pajak atas
dalam satu proses produksi seperti
usaha
biaya tenaga kerja maupun sarana
keseluruhan biaya produksi. Biaya
produksi.
pakan hanya menyerap 44,66% dari
peralatan
Biaya peternakan “Kasewean”
usaha
tetap babi
pada di
khususnya
listrik
biaya
&
sebesar
hasil
pakan
air
0,79%,
0,96%
dari
keseluruhan biaya produksi, hal ini
usaha
tidak
perusahaan
meliputi;
Berdasarkan
sesuai
sebelumnya
biaya
yang
penelitian
menunjukkan
penyusutan kandang dan peralatan
biaya
serta perlengkapan kandang (sekop,
Rendahnya
ember, sapu, tempat makan dan
disebabkan karena cara pemeliharaan
minum, tali, dll),
biaya bibit dan
yang bersifat tradisional. Aritonang
pajak atas usaha. Biaya tidak tetap
(2010) menyatakan bahwa biaya
meliputi; biaya tenaga kerja, biaya
pakan
96
pakan
dengan
berkisar biaya
mempunyai
60-80%.
pakan
ini
persentase
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 1:92-102 (Januari 2014)
terbesar
dari
produksi
keseluruhan
biaya
akhir dihitung berdasarkan kilogram
60-80%.
Hasil
berat
yaitu
penelitian
ISSN 0852 -2626
Hardyastuti
hidup
untuk
ternak
babi
(2011)
potong. Ternak babi fase starter
menunjukkan bahwa biaya pakan
dijual per ekor dengan harga pasar
untuk ternak babi berkisar antara 70-
yang berlaku. Jumlah ternak babi
80%
biaya
terjual, berat hidup dan penerimaan
yang
penjualan ternak babi di perusahaan
melakukan penelitian di Kabupaten
peternakan babi “Kasewean” dapat
Minahasa menunjukkan bahwa biaya
dilihat pada Tabel 1. Rata-rata harga
pakan
penjualan merupakan harga yang
dari
produksi.
keseluruhan Santa
(2012)
melebihi
80%
dari
keseluruhan biaya produksi.Rata-rata
diberlakukan
oleh
peternak
dan
biaya tenaga kerja sebesar Rp.
disesuaikan
dengan
harga
yang
168.224/ekor dan biaya pakan Rp.
berlaku di pasar Kota Tomohon.
513.350/ekor, sedangkan rata-rata
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
biaya tetap Rp. 278.093/ekor dan
harga tersebut diberlakukan sama
rata-rata
kepada
biaya
tidak
tetap
Rp.
pedagang
pengumpul,
858.770/ekor. Rata-rata biaya per
pedagang pengecer maupun kepada
ekor dalam usaha ternak babi pada
konsumen akhir. Penjualan ternak
perusahaan “Kasewean” Tomohon
fase strarter dilakukan karena ternak
sebesar Rp. 1.136.863 per periode
fase starter dijadikan bibit oleh para
produksi per tahun. Harga jual ternak
pembeli. Pembeli adalah peternak
babi oleh peternak baik kepada para
babi yang ada di luar Kota Tomohon.
pedagang maupun kepada konsumen Penjualan ternak babi starter juga
produksi per tahun dapat dilihat pada
makin lebih baik karena menghindari
Tabel 2. Hasil analisis diperoleh
dari biaya oprasional seperti biaya
bahwa,
pakan yang cenderung berfluktuasi
keuntungan yang diperoleh peternak
disebabkan harga bahan pakannya
sebesar
yang sering tidak stabil. Besarnya
produksi. Rata-rata keuntungan per
keuntungan dalam usaha peternakan
bulan
babi di perusahaan Tomohon
selang
“Kasewean” satu
rata-rata
besarnya
Rp.580.932/ekor/periode
sebesar
Rp.
15.539.943.
Besarnya keuntungan yang diterima
periode
oleh
97
peternak
babi
pada
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 1:92-102 (Januari 2014)
peruskahaan
“Kasewean”
sangat
ISSN 0852 -2626
“Kasewean” mencapai titik impas
signifikan.
pada nilai volume produksi 103,92
Hasil Analisis Titik Impas
unit
atau
103
ekor
dengan
(unit), Titik Impas (rupiah) dan
penerimaan Rp. 178.509.314/periode
Margin Of Safety (MOS) serta
produksi. Hal ini mengindikasikan
Return Of Investment (ROI) pada
bahwa usaha peternakan babi di
Usaha Peternakan Babi di Perusahan
perusahan
“Kasewean” Tomohon dapat dilihat
memperoleh
pada Tabel 4. Hasil analisis seperti
yang baik, artinya sudah melampaui
pada Tabel 4 menunjukkan bahwa
titik impas.
“Kasewean” tingkat
Tomohon keuntungan
usaha peternakan babi di perusahan Tabel 1. Jumlah Ternak Babi Terjual, Rata-Rata Berat Hidup Ternak Babi Per Ekor dan Penerimaan Berat No. Uraian Jumlah Jumlah Hidup (Ekor) (Kg/Ekor) (Rp) 1.
Fase Starter (@.Rp.650.000/ekor)
105
25
68.250.000
2.
Fase Grower (@.Rp.20.500/Kg Hidup)
85
65
113.262.500
3.
Fase Finisher (@.Rp.22.500/Kg Hidup)
80
95
171.000.000
4.
Induk Betina (@.Rp.26.000/Kg Hidup)
45
150
175.500.000
5.
Pejantan (@.Rp.30.000/Kg Hidup)
6
130
23.400.000
321
465
551.412.500
Jumlah:
Tabel 2. Rata-Rata Keuntungan Usaha Peternakan Babi di Perusahan “Kasewean” No. Uraian 1 Modal/Biaya Tetap (Variable Fixed Cost) 2 Biaya Tidak Tetap (Variable Cost): Total Biaya 3 Penerimaan Penjualan Ternak (Rp) Fase Starter (70 Hari) Fase Grower (90 hari) Fase Finisher (120 hari) Induk Betina (>3 Thn) Pejantan (>4 Thn)
98
Jumlah (Rp) 89.267.930 275.665.250 364.933.180 68.250.000 113.262.500 171.000.000 175.500.000 23.400.000
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 1:92-102 (Januari 2014)
Total Penerimaan (Rp) : Rata-rata Penerimaan Per Bulan Rata-rata Penermaan Per Hari Rata-rata Penerimaan Per Ekor Keuntungan Per Tahun (Rp) : Rata-rata Keuntungan Per Bulan Rata-rata Keuntungan Per Hari Rata-rata Keuntungan Per Ekor
4
ISSN 0852 -2626
551.412.500 45.951.042 1.531.701 1.717.796 186.479.320 15.539.943 517.998 580.932
Tabel 3. Komposisi Biaya tetap dan Biaya Tidak Tetap Pada Usaha Peternakan Babi di Perusahaan Kasewean Tomohon No 1
Uraian Biaya
Jumlah (Rp)
Persentase (%)
Biaya Tetap (Fixed Cost): Bibit Ternak
82.500.000
22,61
Penyusutan Kandang & Peralatan
3.267.930
0,90
Pajak Usaha
3.500.000
0,96
89.267.930
24,46
54.000.000
14,80
Selama periode Starter (2 bulan)
3.638.250
1,00
Selama periode Grower (5 bulan)
27.920.000
7,65
Selama periode Finisher (8-9 bulan)
31.905.000
8,74
Induk Betina (selama setahun)
88.560.000
24,27
Pejantan (selama setahun)
10.962.000
3,00
1.800.000
0,49
164.785.250
45,15
54.000.000
14,80
Jumlah Biaya Tetap : 2
Biaya Tidak Tetap (Variable Cost): a.
Tenaga Kerja
b.
Pakan/Viatamin dan Obat-obatan;
Vitamin & Obat-Obatan (selama setahun) Jumlah (b) : c.
Transportasi (selama setahun)
d.
Listrik + Air (Rp/Tahun)
2.880.000
Jumlah Biaya Tidak Tetap : 3
Total Biaya (Tetap + Tidak Tetap) :
4
Rata-rata Biaya Per Ekor ;
0,79
275.665.250
75,54
364.933.180
100,00
Rata-rata Biaya Pakan Per Ekor
513.350
Rata-Rata Total Biaya Per Ekor
1.136.863
Hasil analisis Margin Of Safety
penurunan sebesar 67,63% maka
(MOS)
artinya
usaha peternakan babi tersebut masih
apabila tingkat produksi mengalami
berada dalam keadaan titik impas
sebesar
67,63%,
99
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 1:92-102 (Januari 2014)
ISSN 0852 -2626
(tidak untung dan tidak rugi). Hal
Tomohon
tersebut dapat diterangkan dengan
memberikan
nilai ROI yaitu, untuk mengetahui
Indikasinya bahwa usaha peternakan
tingkat efisinsi dari modal yang telah
babi
di
perusahan
Kasewean
dikeluarkan. Nilai ROI diperoleh
Tomohon
mengalami
keuntungan
nilai
yang
1,51.
Artinya
penggunaan
sudah
efisien
tingkat
signifikan
keuntungan.
pada
tingkat
ekor
sebesar
modal (biaya produksi) pada usaha
keuntungan
peternakan
Rp.580.932 per periode produksi.
babi
“Kasewean”
di
per
atau
Tabel 4. Hasil Analisis Break Even Point (BEP) dan Margin Of Safety (MOS) serta Return Of Investment (ROI) pada Usaha Peternakan Babi “Kasewean” Tomohon No.
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Jlh.Ternak (Ekor) Penerimaan (Rp/Tahun) Penerimaan (Rp/Ekor) Keuntungan (Rp/Tahun) Keuntungan (Rp/Ekor) Biaya Tetap (Rp/Tahun) Biaya Variabel (Rp/Tahun) Total Biaya (Rp/Tahun) Biaya Tetap Per Ekor Biaya Variabel Per Ekor BEP (Unit) BEP (Rupiah) MOS (%) ROI
Jumlah 321 551.412.500 1.717.796 186.479.320 580.932 89.276.930 275.665.250 364.933.180 278.093 858.770 103,92 178.509.314 67,63 1,51 yang terdiri dari biaya tetap
KESIMPULAN
sebesar Rp. 278.093 dan biaya Berdasarkan hasil penelitian dapat
tidak tetap sebesar Rp. 858.770
disimpulkan bahwa :
per ekor per periode produksi.
1. Rata-rata biaya produksi usaha
Penggunaan
modal
(biaya
peternakan babi pada perusahaan
produksi) usaha peternakan babi
“Kasewean”
II
pada perusahaan “Kasewean” di
Tomohon sebesar Rp. 1.136.863
Tomohon sudah efisien dilihat
per ekor per periode produksi
dari nilai ROI sebesar 1.51.
Kakaskasen
100
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 1:92-102 (Januari 2014)
2. Usaha
peternakan
perusahaan
babi
pada
ISSN 0852 -2626
Aritonang. 2010. Beternak Babi
“Kasewean”
“Perencanaan
dan
yang
Pengelolaan Usaha”. Edisi
signifikan dilihat dari rata-rata
Revisi. Penebar Swadaya .
keuntungan
Jakarta.
memperoleh
keuntungan
yang
diperoleh
sebesar Rp. 580.932 per ekor per Arikunto,
periode produksi dan rata-rata
Praktek.
15.539.943. peternakan
perusahaan
bahkan di
atas
impas pada volume
nilai
tingkat
Revisi
V.
Beattie, B.R. and C.R. Taylor. 1994.
sudah
The Economic of Production.
titik
dengan
penerimaan
Edisi
sudah
produksi
103,92 unit atau 103 ekor
Prosedur
BinaAksara. Yogyakarta.
pada
“Kasewean”
mencapai berproduksi
babi
2002.
Penelitian, Suatu Pendekatan
keuntungan per bulan sebesar Rp.
3. Usaha
S.
Terjemahan
oleh
S.
Josohardjono
dan
G.
Sumodiningrat
Rp.
Cetakan
I.
Gajah Mada University Press.
178.509.314 per periode produksi.
Yogyakarta. Daniel M. 2001. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Umi Aksara.
SARAN
Debertin, D.L. 1986. Agricultural Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan bahwa perlu dilakukan kajian lebih lanjut secara menyeluruh
Production
Economics.
Macmillan
Publishing
Company, New York.
tentang aspek-aspek sosial ekonomi Hardyastuti, S. 2011. Kajian Biaya
dalam pengembangan ternak babi dalam
hubungannya
pengalokasian
Produksi
dengan
sumberdaya
Peternakan
milik
Pada Babi.
Usaha Jurnal
Sosek Peternakan Unibraw
perusahaan babi.
Malang. Volume 12 No. 1. Malang.
DAFTAR PUSTAKA
101
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 1:92-102 (Januari 2014)
Ibrahim,
Y.H.M.
ISSN 0852 -2626
2003.
Studi
University
Kelayakan
Bisnis.
Edisi
Yogyakarta.
Revisi.
Rineka
Cipta
PT
Press.
Singarimbun, M dan Effendi Sofian.
Swadaya. Jakarta.
2009. Santa N. 2012. Analisis Pendapatan
Metode
Penelitian
Survey. Edisi Revisi. LP3ES,
Usahatani Ternak Babi di
Lembaga
Penelitian,
Kabupaten Minahasa. Jurnal
Pendidikan dan Penerangan
Agropem, Volume 1 No. 1,
Ekonomi dan Sosial. Jakarta.
Januari 2012. Manado. Soekartawi. 2001. Analisis Usaha Sihombing,
D.T.H.
2010.
Ilmu
Tani. Universitas Indonesia
Ternak Babi. Gadjah Mada
Press, Jakarta.
102