e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015)
ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN DAN KESEMPATAN KERJA PENERIMA DANA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) TAHUN 2012-2013 DI DESA SUBAGAN Elly Silvia Rosiana, Wayan Cipta, Gede Putu Agus Jana Susila Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) besarnya tingkat pendapatan kaum perempuan sebelum dan setelah menerima dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP), dan (2) besarnya tingkat kesempatan kerja sebelum dan setelah kaum perempuan menerima dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Subagan Tahun 2012-2013. Jenis penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini adalah kaum perempuan penerima dana SPP, dan objekx adalah pendapatan dan kesempatan kerja. Data dikumpulkan dengan teknik pencatatan dokumentasi dan wawancara. Jenis data dalam peneitian ini adalah data kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan uji beda (t-tes) dengan analisis dua sampel berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) besarnya tingkat pendapatan kaum perempuan sebelum dan setelah menerima dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) adalah 42% atau sebesar Rp 489.298,-. Pengaruh dana SPP terhadap pendapatan sebesar 23,5%. Berarti ada perbedaan pendapatan kaum perempuan sebelum dan setelah menerima dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Subagan Tahun 2012-2013, nilai thitung 16,230 > ttabel 2,00, dan (2) besarnya tingkat kesempatan kerja sebelum dan sesudah menerima dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) adalah 78,4% atau sebesar 58 orang tenaga kerja. Pengaruh dana SPP terhadap kesempatan kerja sebesar 50,8%. Hal ini berarti ada perbedaan kesempatan kerja sebelum dan setelah kaum perempuan menerima dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Subagan Tahun 2012-2013, nilai thitung 15,955 > ttabel 2,00. Kata Kunci: pendapatan, kesempatan kerja, simpan pinjam perempuan (SPP) ABSTRACT This study aims to find out: (1) the level of income women before and after received funds Women’s Savings and Loans (SPP), and (2) the level of employment before and after women received the Women’s Saving and Loan funds (SPP) in the village of Subagan year 2012-2013. This research is descriptive comparative. The subjek were women grantees SPP, and the objek is income and employment. Data collected by documentation and interview techniques mutilation. Data analysis techniques using different test (t-test) was used paired samples analysis. The result showed that (1) the amount of income levels of women before and after receiving Women’s Saving and Loans (SPP) is 42% or Rp 489.298,-. Effect of SPP funds to revenues of 23,5%.Means that there are differences in income women before and after receiving funds Women’s Savings and Loans (SPP) in the village of Subagan year 2012-2013, the value of tcount 16,230 > ttable 2,00, and (2) The level of employment before and after receiving funds Women’s Savings and Loans (SPP) is 78,4% or 58 workers. Effect of SPP funds on employment of 50,8%. This means that there are difference employment before and after women received funding Women’s Savings and Loans (SPP) in the village of Subagan year 2012-2013, the value of tcount 15,955 > ttable 2,00. Keyword: income, employment, women’s saving and loan (SPP)
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015) PENDAHULUAN Betapa memprihatinkan dan sangat menggelisahkan pada era yang sudah semakin maju ini, kemiskinan masih saja tetap dominan, bahkan kemajuan jaman yang diekspresikan melalui ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan modernitas, di satu sisi hanyalah memberikan kontribusi kesejahteraan pada sebagian kecil penduduk dunia. Mudrajad (2000: 13) mendefinisikan kemiskinan sebagai seseorang atau sekelompok orang yang tidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan minimal standar hidup tertentu. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan secara langsung maupun tidak langsung, mulai dari produktivitas tenaga kerja, tingkat upah netto, distribusi pendapatan, kesempatan kerja, tingkat inflasi, pajak dan subsidi, investasi, alokasi serta sumber daya alam, ketersediaan fasilitas umum (seperti pendidikan dasar, kesehatan, informasi, transportasi, listrik, air bersih dan lokasi pemukiman), penggunaan teknologi, tingkat dan jenis pendidikan, kondisi fisik dan alam suatu wilayah, etos kerja dan motivasi pekerja, budaya atau tradisi, politik, bencana alam dan peperangan. Sebagian besar dari faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain (Tambunan, 2001). Tingkat kemiskinan dapat diatasi melalui program pemberdayaan masyarakat yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan memberikan kesempatan kerja di lingkungannya. Sadono (2008) mengemukakan bahwa pendapatan individu merupakan pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga dalam perekonomian dari pembayaran atas penggunaan faktorfaktor produksi yang dimilikinya dan dari sumber lain. Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung untuk bekerja pada suatu perusahaan atau suatu instansi (Disnakertrans, 2002). Kesempatan kerja ini akan menampung semua tenaga kerja yang tersedia apabila lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang tersedia.
Dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja salah satunya adalah melalui pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mempersiapkan masyarakat seiring dengan upaya memperkuat kelembagaan masyarakat, agar mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan. PNPM Mandiri adalah suatu program yang bertujuan mempercepat penanggulangan kemiskinan dan berupaya meningkatkan pembangunan meliputi aspek pendidikan, kesehatan, dan peningkatan kapasitas/ keterampilan termasuk didalamnya pembangunan prasarana dan sarana sosial ekonomi. Secara umum, tujuan PNPM Mandiri adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di pedesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Salah satu program dari PNPM adalah Simpan Pinjam Perempuan (SPP). SPP sebagai usaha simpan pinjam merupakan suatu program yang diharapkan mampu memecahkan persoalan di tingkat masyarakat, yang pengelolaannya diserahkan kepada perempuan sebagai bagian yang juga bertanggungjawab pada perekonomian keluarga di pedesaaan. Strategi ini telah membuka jalan bagi kelompok perempuan miskin untuk meningkatkan kesejahteraan, dimana mereka dapat meminjam uang setiap saat dengan prosedur yang gampang, bunga yang murah, dan keuntungan akan kembali untuk mereka. Pinjaman dapat dipergunakan untuk pengembangan usaha, biaya sekolah anak, dan juga kebutuhan sehari-hari yang mendesak. Dengan adanya kegiatan simpan pinjam ini diharapkan pendapatan kaum perempuan dapat meningkat. Kecamatan Karangasem terdiri dari 11 desa. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) bahwa Kecamatan Karangasem salah satu pelaksana program PNPM Mandiri Pedesaan didasarkan pada masih rendahnya tingkat pendapatan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015) masyarakat di Kecamatan Karangasem. Jumlah kelompok SPP di Desa Subagan terdapat 42 kelompok pada tahun 2013. Kelompok yang menerima aliran dana dari UPK pada tahun 2013 di Desa Subagan sejumlah 17 kelompok SPP. Kaum perempuan yang menerima aliran dana SPP ini, ada yang dipergunakan untuk tambahan modal usahanya dan ada pula dipergunakan untuk kebutuhan pribadi sehari-hari untuk pendidikan atau kebutuhan yang mendesak. Dana tersebut diterima oleh 17 kelompok SPP dengan jumlah pemanfaat sebanyak 131 orang pada tahun 2013. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pegawai kelurahan yang menangani program PNPM Mandiri Pedesaan bahwa dalam pelaksanaannya SPP di Desa Subagan ada perkembangan, hal ini ditandai dengan banyaknya kelompok yang masih menunggu antrian untuk didanai. Disamping itu juga terdapat beberapa kelompok SPP yang mengalami kemacetan dalam kegiatan simpan pinjam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) perbedaan pendapatan kaum perempuan sebelum dan setelah mengikuti kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Subagan Kecamatan Karangasem Tahun 20122013, (2) perbedaan kesempatan kerja sebelum dan setelah kaum perempuan menerima dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Subagan Kecamatan Karangasem Tahun 20122013. Manfaat dalam penelitian ini berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap pendapatan dan kesempatan kerja kaum perempuan melalui Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Manfaat praktis penelitian ini yaitu, (1) Bagi masyarakat diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya dan pengaruhnya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan melalui Simpan Pinjam Perempuan (SPP) terhadap pendapatan
kaum perempuan dan kesempatan kerja di Desa Subagan Kecamatan Karangasem, (2) Bagi Pemerintah diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan kepada pemerintah dalam mengeluarkan peraturan dan kebijakan untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Sukirno (2000) mengemukakan bahwa pendapatan individu merupakan pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga dalam perekonomian dari pembayaran atas penggunaan faktorfaktor produksi yang dimilikinya dan dari sumber lain. Kegiatan usaha pada akhirnya akan memperoleh pendapatan berupa nilai uang yang diterima dari penjualan produk yang dikurangi biaya yang telah dikeluarkan. Sedangkan menurut Gilarso (1998), pendapatan atau penghasilan adalah sebagai balas karya. Pendapatan sebagai balas karya terbagi dalam enam kategori, yaitu: (1) upah/ gaji yang merupakan balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dalam hubungan kerja dengan orang/ instansi lain (sebagai karyawan yang dibayar), (2) laba usaha sendiri yaitu balas karya untuk pekerjaan yang dilakukan sebagai pengusaha yang mengorganisir produksi, mengambil keputusan tentang kombinasi faktor produksi serta menanggung risikonya sendiri entah sebagai petani/ tukang/ pedagang dan sebagainya, (3) laba perusahaan (perseroan) atau laba yang diterima atau diperoleh perusahaan yang berbentuk atau badan hukum, (4) sewa atas jasa yang diterima oleh pemilik atas penggunaan hartanya seperti tanah, rumah atau barangbarang tahan lama, (5) penghasilan campuran yaitu penghasilan yang diperoleh dari usaha seperti: petani, tukang, warung, pengusaha kecil, dan sebagainya (6) disebut bukan laba, melainkan terdiri dari berbagai kombinasi unsur-unsur pendapatan, serta bunga atau balas jasa untuk pemakaian faktor produksi uang.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015) Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung untuk bekerja pada suatu perusahaan atau suatu instansi (Disnakertrans, 2002). Kesempatan kerja ini akan menampung semua tenaga kerja yang tersedia apabila lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang tersedia. Kesempatan kerja mengandung pengertian bahwa besarnya kesediaan usaha produksi untuk mempekerjakan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi, yang dapat berarti lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja yang ada dari suatu saat dari kegiatan ekonomi. Kesempatan kerja dapat tercipta apabila terjadi permintaan tenaga kerja di pasar kerja, sehingga dengan kata lain kesempatan kerja juga menujukkan permintaan terhadap tenaga kerja (Sudarsono, 1998). Mudrajad (2000: 13) mendefinisikan kemiskinan sebagai seseorang atau sekelompok orang yang tidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan minimal standar hidup tertentu. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan secara langsung maupun tidak langsung, mulai dari produktivitas tenaga kerja, tingkat upah netto, distribusi pendapatan, kesempatan kerja, tingkat inflasi, pajak dan subsidi, investasi, alokasi serta sumber daya alam, ketersediaan fasilitas umum (seperti pendidikan dasar, kesehatan, informasi, transportasi, listrik, air bersih dan lokasi pemukiman), penggunaan teknologi, tingkat dan jenis pendidikan, kondisi fisik dan alam suatu wilayah, etos kerja dan motivasi pekerja, budaya atau tradisi, politik, bencana alam dan peperangan. Sebagian besar dari faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain (Tambunan, 2001). Suharto (2009) yang menyatakan bahwa pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka meiliki kemampuan dalam (1) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas
mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan, (2) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang dan jasa yang mereka perlukan, dan (3) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka. Pemerintah berusaha untuk mengurangi tingkat kemiskinan dengan cara membuat program-program pemberdayaan. Salah satu program pemerintah untuk memberdayakan masyarakat miskin adalah Program Nasional Pemberdayaaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. PNPM Mandiri. adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat (Tim Pengendali, 2007: 11). Secara umum tujuan PNPM Mandiri adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di pedesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Simpan Pinjam Perempuan (SPP) adalah salah satu program yang ada pada PNPM Mandiri. SPP merupakan kegiatan pemberian permodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam (Penjelasan PTO IV PNPM-MP, 2009:58). Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan dan penanggulangan Rumah Tangga Miskin. Tujuan khusus dari SPP adalah sebagai berikut. (1) Mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha ataupun sosial dasar, (2) Memberikan kesempatan kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan peluang usaha, (3)
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015) Mendorong penguatan kelembagaan simpan pinjam oleh kaum perempuan. Ketentuan dasar Simpan Pinjam Perempuan yang diatur dalam Penjelasan Petunjuk Teknis Operasional (2009) adalah: (1) kemudahan artinya masyarakat miskin dengan mudah dan cepat mendapatkan pelayanan pendanaan kebutuhan tanpa syarat agunan, (2) terlembagaan artinya dana kegiatan SPP disalurkan melalui kelompok yang sudah mempunyai tata cara dan prosedur yang sudah baku dalam pengelolaan simpanan dan pengelolaan pinjaman, (3) keberdayaan artinya proses pengelolaan didasari oleh keputusan yang professional oleh kaum perempuan dengan mempertimbangkan pelestarian dan pengembangan dana bergulir guna meningkatkan kesejahteraan, (4) pengembangan artinya setiap keputusan pendanaan harus berorientasi pada peningkatan pendapatan sehingga meningkatkan pertumbuhan aktivitas ekonomi masyarakat pedesaan, dan (5) akuntabilitas artinya dalam melakukan pengelolaan dana bergulir harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Mekanisme pengelolaan Simpan Pinjam Perempuan sebagai berikut. (1) Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisai, (2) Musyawarah Desa (Musdes) Sosialisasi, (3) Musyawarah Dusun, dan (4) Musyawarah Desa dan Musyawarah Khusus Perempuan (MKP). METODE Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif komparatif. Jenis penelitian deskriptif komparatif merupakan suatu penelitian yang bersifat membandingkan untuk mengetahui perbedaan dari suatu variabel (Sugiyono, 2009). Penelitian ini dilakukan di Desa Subagan Kecamatan Karangasem. Jenis data yang digunakan adalah sekunder yang bersifat kuantitatif. Data tersebut berupa besarnya jumlah pinjaman, pendapatan dan jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah menerima dana SPP. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan menggunakan uji
beda (t-test) dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 57 orang kaum perempuan yang menerima dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang menggunakan dana tersebut untuk tambahan modal usahanya dan dalam kegiatan usahanya menggunakan tenaga kerja. Jenis usaha yang dijalani oleh kaum perempuan sebagian besar adalah pedagang dengan jumlah 54 orang kaum perempuan, sedangkan 3 orang kaum perempuan menjalankan ushanya dibidang jasa. Besarnya dana SPP yang diterima kaum perempuan antara Rp 2.000.000,- sampai dengan Rp 5.000.000,- per orang. Data pendapatan kaum perempuan setelah menerima dana SPP diperoleh dari dokumentasi yang tercatat di UPK Kecamatan Karangasem. Berdasarkan hasil penelitian, pendapatan kaum perempuan sebelum menerima dana SPP di Desa Subagan minimal adalah Rp 725.000,- per bulan dan maksimal adalah Rp 1.500.000,- per bulan. Sedangkan Pendapatan kaum perempuan setelah menerima dana SPP di Desa Subagan minimal adalah Rp 970.000,- per bulan dan maksimal adalah Rp 2.250.000,per bulan. Hasil perhitungan dan analisis uji beda (t-tes) dengan simple paired t-tes nampak pada Tabel 1 dan Tabel 2. Pada Tabel 1 di atas menunjukkan pendapatan rata-rata kaum perempuan di Desa Subagan sebelum menerima dana SPP adalah sebesar Rp 1.163.465,- per bulan pada tahun 2012, sedangkan pendapatan rata-rata kaum perempuan di Desa Subagan setelah menerima dana SPP adalah sebesar Rp 1.652.763,- per bulan pada tahun 2013. Berarti ada perbedaan pendapatan kaum perempuan sebelum dan sesudah menerima dana SPP. Pengaruh dana SPP terhadap pendapatan sebesar 23,5%. Jumlah tenaga kerja yang terserap sebelum kaum perempuan menerima dana SPP di desa Subagan pada tahun 2012 sebanyak 74 orang tenaga kerja. Sedangkan jumlah
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015) tenaga kerja yang dapat terserap setelah kaum perempuan menerima dana SPP sebanyak 132 orang tenaga kerja. Bererti
orang atau sebesar 5% kaum perempuan yang pendapatannya tidak mengalami peningkatan meskipun sudah menerima
Tabel 1. Rata-rata Pendapatan dan Kesempatan Kerja Sebelum dan Sesudah Menerima Dana SPP di Desa Subagan Tahun 2012-2013. Sebelum Sesudah (Tahun 2012) (Tahun 2013) Uraian Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata Pendapatan
Rp 66.317.500
Rp 1.163.465
Kesempatan 74 orang 1 orang Kerja Sumber: UPK Kecamatan Karangasem (data diolah)
Rp 94.207.500
Rp 1.652.763
132 orang
2 orang
Tabel 2. Hasil Analisis Uji Beda (t-tes) Perbedaan Pendapatan dan Kesempatan Kerja Sebelum dan Sesudah Menerima Dana SPP di Desa Subagan Tahun 2012-2013 Parameter koefisien t hitung t tabel Sig Pendapatan (rx1y) Kesempatan Kerja (rx2y)
0,235225
16,230
2,00
0,000
0,508369
15,955
2,00
0,000
ada perbedaan kesempatan kerja sebelum dan sesudah menerima dana SPP. Pengaruh dana SPP terhadap kesempatan kerja sebesar 50,8%. Rata-rata jumlah tenaga kerja yang digunakan kaum perempuan dalam menunjang kegiatan usahanya di Desa Subagan sebelum menerima dana SPP adalah kurang dari dua orang tenaga kerja. Sedangkan rata-rata jumlah tenaga kerja yang digunakan kaum perempuan dalam menunjang kegiatan usahanya di Desa Subagan setelah menerima dana SPP adalah diatas dua orang tenaga kerja. Dari hasil output SPSS pada Tabel 2 diperoleh thitung sebesar 16,230 pada df= 56 dengan signifikan 0,000, sedangkan ttabel pada df= 56 adalah sebesar 2,00 dengan taraf signifikansi (α = 5%). Hal ini menunjukkan thitung = 16,230 > ttabel = 2,00 begitu juga dengan taraf signifikan 0,000 < 0,05, maka dapat diinterpretasikan menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini berarti ada perbedaan antara pendapatan kaum perempuan sebelum dan setelah menerima dana SPP di Desa Subagan. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa dari 57 orang kaum perempuan yang menerima dana SPP terdapat 3
dana SPP. Dari hasil perihtungan menunjukkan bahwa terdapat 54 kaum perempuan atau sebesar 95% kaum perempuan yang pendapatannya meningkat setelah menerima dana SPP. Hal ini berarti program SPP mampu meningkatkan pendapatan kaum perempuan. Jumlah kaum perempuan yang menerima dana SPP dan menggunakan tenaga kerja dalam kegiatan usahanya terdapat 57 kaum perempuan. Dari 57 orang kaum perempuan yang menggunakan tenaga kerja terdapat enam orang kaum perempuan atau sebesar 10% yang tenaga kerjanya tidak mengalami peningkatan setelah menerima dana SPP. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat 51 kaum perempuan atau sebesar 90% kaum perempuan yang jumlah tenaga kerjanya meningkat setelah menerima dana SPP. Hasil analisis menggunakan uji beda (t-test) dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows diperoleh thitung 15,955 pada df= 56 dengan signifikan 0,000, sedangkan ttabel pada df= 56 adalah sebesar 2,00 dengan taraf signifikansi (α = 5%). Hal ini menunjukkan thitung = 15,955 > ttabel = 2,00 begitu juga dengan taraf
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015) signifikan 0,000 < α (0,05), maka dapat diinterpretasikan menolak Ho dan menerima Ha. Berarti terdapat perbedaan antara kesempatan kerja sebelum dan setelah kaum perempuan menerima dana SPP di Desa Subagan. Pembahasan Pendapatan rata-rata kaum perempuan sebelum mengikuti kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) adalah sebesar Rp 1.163.465,- per bulan pada tahun 2012. Sedangkan pendapatan ratarata kaum perempuan setelah menerima dana Simpan Pinjam Perempuan adalah sebesar Rp 1.652.763,- per bulan pada tahun 2013. Dari hasil tersebut terlihat adanya perubahan peningkatan pendapatan rata-rata kaum perempuan sebesar Rp 489.298,- per bulan atau sebesar 42%. Pengaruh dana SPP terhadap pendapatan kaum perempuan sebesar 23,5%, yang berarti ada perbedaan pendapatan sebelum dan sesudah menerima dana SPP. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan kaum perempuan meningkat, karena program Simpan Pinjam Perempuan ini memberikan dana kepada kaum perempuan yang dapat digunakan sebagai tambahan modal dalam menunjang kegiatan usahanya. Sehingga dengan dana tersebut dapat meningkatkan pendapatan kaum perempuan di Desa Subagan. Berdasarkan hasil perhitungan analisis uji beda (t-test) dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 For Windows diperoleh hasil thitung sebesar 16,230 dan ttabel sebesar 2,00, karena 16,230 > 2,00 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Begitu juga nilai signifikan sebesar 0,000 dengan taraf signifikansi α (0,05), karena 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dalam hal ini menerima hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan antara pendapatan kaum perempuan sebelum menerima dana SPP dan pendapatan kaum perempuan setelah menerima dana SPP di Desa Subagan. Sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Suharto (2009) yang menyatakan bahwa pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka meiliki kemampuan
dalam (1) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan, (2) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang dan jasa yang mereka perlukan, dan (3) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Budhi Suwanto (2008) bahwa ada perbedaan pendapatan kaum perempuan sebelum dan sesudah menerima dana SPP. Berdasarkan data yang diperoleh dan perhitungan mengenai perubahan pendapatan kaum perempuan sebelum dan setelah menerima dana SPP menunjukkan hasil bahwa adanya pendapatan kaum perempuan yang tidak mengalami peningkatan dan adanya pendapatan kaum perempuan yang mengalami penurunan. Kaum perempuan yang pendapatannya tidak mengalami peningkatan setelah menerima dana SPP berjumlah tiga orang atau sebesar 5% dan satu orang kaum perempuan atau sebesar 1% yang pendapatannya mengalami penurunan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada kaum perempuan yang pendapatannya tidak mengalami peningkatan dan kaum perempuan yang pendapatannya menurun setelah menerima dana SPP disebabkan oleh pengelolaan yang kurang baik dalam kegiatan usahanya. Seperti stok barang yang terlalu banyak sehingga barang menjadi rusak dan tidak dapat dijual kembali, tidak mampu bersaing dengan pedagang lain. Program Simpan Pinjam Perempuan ini dapat membantu kaum perempuan untuk meningkatkan pendapatannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SPP mampu meningkatkan pendapatan kaum perempuan di Desa Subagan, oleh karena itu SPP ini memiliki peranan penting dalam meningkatkan pendapatan.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015) Rata-rata jumlah tenaga kerja yang digunakan kaum perempuan dalam menunjang kegiatan usahanya di Desa Subagan sebelum menerima dana SPP adalah kurang dari dua orang tenaga kerja. Sedangkan rata-rata jumlah tenaga kerja yang digunakan kaum perempuan dalam menunjang kegiatan usahanya di Desa Subagan setelah menerima dana SPP adalah lebih dari dua orang tenaga kerja. Hal ini membuktikan bahwa usaha kaum perempuan berkembang setelah menerima dana dari SPP yang membutuhkan tenaga kerja lebih banyak dibandingkan sebelum menerima dana SPP. Dengan keadaan tersebut, maka akan banyak menyerap tenaga kerja, sehingga kesempatan kerja di Desa Subagan meningkat. Berdasarkan hasil olah data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata jumlah tenaga kerja antara sebelum dan setelah menerima dana SPP. Dimana diperoleh thitung sebesar 15,955 dan ttabel sebesar 2,00 karena 15,955 > 2,00, maka menolak Ho dan menerima Ha. Begitu juga dengan signifikan 0,000 dan signifikansi α (0,05) karena 0,000 < 0,05, maka menolak Ho dan menerima Ha. Oleh karena itu hasil penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan tingkat kesempatan kerja sebelum menerima dana SPP dan tingkat kesempatan kerja setelah kaum perempuan menerima dana SPP di Desa Subagan. Hasil penelitian ini sesuai dengan tujuan PNPM Mandiri yaitu meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di pedesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian terdahulu oleh Sumadi (2008) bahwa terdapat perbedaan signifikan kesempatan kerja antara sebelum dan sesudah adanya program bantuan pemerintah yang dalam penelitiannya mengenai dampak program Community Based Development (CBD). Berdasarkan data yang diperoleh jumlah tenaga kerja yang terserap sebelum kaum perempuan menerima dana SPP di Desa Subagan pada tahun
2012 sebanyak 74 orang tenaga kerja, sedangkan jumlah tenaga kerja yang dapat tererap setelah kaum perempuan menerima dana SPP sebanyak 132 orang tenaga kerja. Hal ini berarti program SPP mampu meningkatkan tingkat kesempatan kerja bagi masyarakat khususnya di Desa Subagan sebesar 78,4% atau sebanyak 58 orang tenaga kerja. Pengaruh dana SPP terhadap kesempatan kerja sebesar 50,8%, yang berarti ada perbedaan kesempatan kerja sebelum dan sesudah menerima dana SPP. Namun tidak semua kaum perempuan menambah tenaga kerja dalam kegiatan usahanya, terdapat enam orang kaum perempuan yang tenaga kerjanya tidak mengalami peningkatan, sedangkan 51 orang kaum perempuan menambah tenaga kerja untuk menunjang kegiatan usahanya. Berdasarkan hasil wawancara kepada kaum perempuan yang tidak mengalami peningkatan tenaga kerja dalam usahanya ini disebabkan masih mampunya kaum perempuan menjalankan kegiatan usahanya bersama tenaga kerja yang dimiliki sebelumnnya. Sedangkan kaum perempuan yang menambah jumlah tenaga kerjanya karena proses produksi dan jumlah produksi barang yang dihasilkan setelah menerima dana SPP meningkat sehingga harus menambah tenaga kerja untuk membantu menjalankan kegiatan usahanya. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut. (1) Besarnya tingkat pendapatan kaum perempuan sebelum dan sesudah menerima dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) adalah 42% atau sebesar Rp 489.298,-. Pengaruh dana SPP terhadap pendapatan sebesar 23,5%. Ada perbedaan pendapatan kaum perempuan sebelum dan setelah menerima dana terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat pendapatan kaum perempuan sebelum menerima dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan tingkat pendapatan kaum perempuan setelah menerima dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Subagan, dan (2) besarnya tingkat kesempatan kerja
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015) sebelum dan sesudah menerima dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) adalah 78,4% atau sebanyak 58 orang tenaga kerja. Pengaruh dana SPP terhadap kesempatan kerja sebesar 50,8%. Ada perbedaan antara tingkat kesempatan kerja sebelum menerima dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan tingkat kesempatan kerja setelah menerima dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Subagan. Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, maka saran-saran yang dapat disajikan adalah sebagai berikut. (1) Diharapkan masyarakat khususnya kaum perempuan dapat memanfaatkan dana-dana pinjaman bergulir dari program-program pemerintah termasuk PNPM Mandiri yang khususnya Simpan Pinjam Perempuan (SPP) untuk meningkatkan pendapatan. Kaum perempuan yang telah merasakan manfaat dari SPP ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada kaum perempuan yang lain untuk mengikuti jejak keberhasilannya, (2) Diharapkan dengan adanya peningkatan pendapatan dan peningkatan kesempatan kerja ini, dapat dijadikan pertimbangan bagi pemerintah dalam membuat programprogram yang dapat mensejahterakan taraf hidup masyarakat miskin sehingga tingkat kemiskinan dapat menurun, dan (3) Diharapkan bagi peneliti selanjutnya khususnya yang ingin meneliti program SPP ini agar menambah variabel lain dan menambah subjek penelitian agar menjadi lebih luas. DAFTAR RUJUKAN Disnakertrans. 2002. Jakarta.
Ketenagakerjaan.
Kuncoro, Mudrajad. 2000. Ekonomi Pembangunan Teori Masalah dan Kebijakan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Sudarsono. 1998. Manajemen Pelayanan Publik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Suharto, E. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT. Refika Aditama. Sukirno, S. 2000. Makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran Klasik Hingga Keynisian Baru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. ----------, S. (2008). Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia. Tim Koordinasi PNPM. 2009. Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Tim Pengendali PNPM Mandiri. 2007. Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Jakarta: Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Sosial. T, Gilarso. 1998. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro. Jakarta: Kanisius.