ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh HERWINDA DEVIANA NIM 100388201079
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015
ABSTRAK
Deviana, Herwinda. 2015. Analisis Tindak Tutur Direktif Guru Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang. Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Kata Kunci: Analisis, Tindak Tutur Permasalahan dalam penelitian ini adalah penggunaan tindak tutur direktif guru bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang pada saat mengajar di dalam kelas. Tuturan-tuturan yang dituturkan guru terdapat berbagai macam makna pragmatik imperatif. Tuturan tersebut tidak selalu diungkapkan dengan konstruksi imperatif. Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan, yaitu bagaimanakah tindak tutur makna pragmatik imperatif perintah, suruhan, dan permintaan guru bahasa Indonesia pada saat mengajar di dalam kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tindak tutur direktif yang digunakan guru dalam bertutur di kelas. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah berupa tuturan guru bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang yang terdiri dari 4 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik rekaman, dan teknik catat. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah terdapat 36 tuturan guru bahasa Indonesia pada saat mengajar di dalam kelas yang mengandung makna pragmatik imperatif perintah, suruhan, dan permintaan. Tuturan tersebut tidak hanya dituturkan dengan konstruksi imperatif tetapi juga diungkapkan dengan konstruksi nonimperatif. Hal tersebut dapat diketahui dengan konteks situasi tutur.
ABSTRACT
Deviana, Herwinda. 2015. Analysis of Speech Acts Directives Indonesian Teachers in Senior High School 2 Tanjungpinang. Skripsi. Tanjungpinang: Indonesian Language and Literature Department, the Faculty of Education, University of Maritime Raja Ali Haji. Keywords: Analysis, Speech Acts The problem of this research used of directive speech act of Indonesian teachers in Senior High School 2 Tanjungpinang in teaching in classroom. There are various meanings pragmatic imperative was spoken by them in their speech act. The speech was not always using imperative construktive. Based on this background, the problem of the research can be formulated, that is how to the speech act meaning pragmatic imperative command, errands, and demand of Indonesian teachers when teaching in class. The purpose of this research was describing the speech act of directives used the teacher in the class. The samples of this research was the speech of Indonesian teachers in Senior High School 2 Tanjungpinang. The method of the research used descriptive qualitative. The techniques of sampling used observations techniques of sampling used observations technique, recording technique and writing technique. The results of this research, there was 36 speech act of Indonesian teachers when teaching in class which implies pragmatic imperative command, errads, demand. The speech is not only spoken with imperatives but also expressed non imperative construction it can be seen of the speech situation.
1. Pendahuluan Seperti yang telah kita ketahui bahwa bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Seperti yang telah dikatakan Wardhaugh dalam Chaer dan Agustina (2004: 15) bahwa fungsi bahasa adalah alat komunikasi manusia, baik tertulis maupun lisan. Menurut Chaer dan Agustina (2004: 47) dalam setiap komunikasi manusia saling menyampaikan informasi yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud perasaan, maupun emosi secara langsung. Dalam setiap proses komunikasi ini terjadilah apa yang disebut peristiwa tutur dan tindak tutur dalam satu situasi tutur. Dalam bertindak tutur seseorang akan mengalami peristiwa sosial karena di dalam bertindak tutur akan ada yang namanya lawan tutur. Dalam proses komunikasi, tuturan yang dilontarkan oleh penutur sangat berpengaruh terhadap lawan tutur. Karena komunikasi merupakan sarana penghubung antara penutur dan lawan tutur tersebut. Seseorang secara otomatis dapat menangkap makna dari tuturan yang didengarnya. Dia harus menyeleksi sesuatu yang didengarnya menjadi sebuah informasi. Kemudian informasi yang diterimanya itu diberikan respon. Begitu juga pada proses pembelajaran di kelas, guru memberikan ilmu kepada siswanya, ini termasuk dalam wujud tindak tutur seseorang. Dalam bertutur, guru harus memahami konteks bahasa untuk menentukan suatu ujuran. Pada konteks pemakaian bahasa yang perlu diperhatikan adalah tempat komunikasi terjadi, objek yang dituturkan, dan bagaimana tindakan penutur seharusnya terhadap apa yang dituturkan.
Apabila terjadi kesalahan dalam memahami konteks maka akan terjadi kesalahan dalam menerima maksud tuturan. Oleh sebab itu sebagai guru harus berhati-hati dalam berujar. Dalam proses pemberian ilmu kepada siswa, guru memilki banyak cara untuk menyampaikannya. Diantaranya ialah menjelaskan di depan kelas, memberikan tugas, dan lain sebagainya. Dalam hal tersebut tidak menutup kemungkinan guru melakukan berbagai jenis ujaran. Karena dalam proses memberikan ilmu guru menyampaikannya secara lisan. 2. Metode Penelitian penelitian ini yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang. Jumlah guru bahasa Indonesia di SMAN 2 Tanjungpinang ini adalah sebanyak 4 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif agar peneliti bisa mendapatkan semua data-data yang dapat
mendukung objek penelitian ini. Selain itu, peneliti dapat
memperoleh gambaran tentang tindak tutur direktif guru bahasa Indonesia pada saat mengajar di dalam kelas. Kemudian menginterprestasikan data-data tindak tutur direktif guru yang terdapat dalam proses mengajar di dalam kelas. 3. Hasil Penelitian Terdapat 36 tuturan direktif dari 4 orang guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang pada saat mengajar. Penggunaan tindak tutur bermakna pragmatik imperatif perintah digunakan guru sebnyak 14 tuturan, tindak tutur bermakna pragmatik imperatif suruhan digunakan guru sebanyak 10 tuturan, dan tindak tutur bermakna pragmatik imperatif permintaan digunakan guru sebanyak 12 tuturan.
4. Simpulan Berdasarkan simpulan tersebut, adapun saran dari peneliti ialah sebagai berikut: 1. Untuk guru mata pelajaran bahasa Indonesia, agar lebih memperhatikan lagi tindak tuturnya sewaktu mengajar di dalam kelas serta situasi saat bertutur sehingga siswa dapat lebih memahami maksud tuturan. 2. Untuk siswa, hendaknya memahami tuturan yang diucapkan atau dituturkan oleh guru dengan cara memperhatikan guru sewaktu mengajar di dalam kelas. 3. Untuk peneliti, penelitian inibukanlah untuk yang pertama kali dilakukan maka penelitian ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan tindak tutur.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu Pendekatan Praktik Edisi. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer,
Abdul dan Leonie Jakarta: Rineka Cipta.
Agustina.
2004.
Sosiolinguistik
PerkenalanAwal.
Helrina. 2012. Analisis Tindak Tutur Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Tanjungpinang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang. Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Suryabrata, Sumardi. 2010. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pres. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik. Angkasa. Yasin, Anas. 2008. Tindak Tutur Sebuah Model Gramatika Komunikatif. Padang: Sukabina offset. Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
WEBSITE Annida.
2006.
“Tindak
Tutur
Direktif
Memohon”.
Melalui http://www.scribd.com/doc/30669349/36/Tindak-Tutur-Direktif-Memohon. Diakses pada 24 April 2014 Pukul 16:43 WIB.
Fajarwati, Danik. 2013. Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Acara Hati keHati bersama Mamah Dedeh di ANTV. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNS Surakarta. Melalui: http://eprints.uns.ac.id/id/eprint/15568.Diakses pada 24 April 2014 Pukul 16:43 WIB. Fitriah. 2008. Tindak Tutur Direktif Dalam Wacana Novel Belantik Karya Ahmad Tohari . Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Semarang. Melalui: http://bayu-bajoelz.blogspot.com/2012/05/tindak-tutur-direktif-dalam-wacana.html. Diakses pada 24 April 2014 Pukul 17:11 WIB.
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Herwinda Deviana NIM : 100388201079 Kelas : C1 Tahun Akademik/Angkatan : 2010/IV Alamat : Jl. Kampung bulang, Peyengat Judul Skripsi : Analisis Tindak Tutur Direktif Guru Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanjungpinang
Dengan ini menyatakan bahwa: 1. Karya tulis saya ini asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana baik di Universitas Maritim Raja Ali Haji maupun di perguruan tinggi lainnya. 2. Karya tulis ini murni gagasan dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dari tim pembimbing. 3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat orang lain yang telah ditulis atau dipublikasikan, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan secara acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalan daftar pustaka. 4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam penelitian ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang pernah saya peroleh karena karya ini, serta sanksi lainya sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi ini dan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Tanjungpinang, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,
Herwinda Deviana NIM 100388201079