ANALISIS STRUKTUR WACANA ARGUMENTASI RUBRIK SURAT PEMBACA “REDAKSI YTH” DI HARIAN KOMPAS Syafruddin Noor Guru bahasa Indonesia SMAN 11 Banjarmasin Abstract This study was focused to find the structure of Argumentation Reading such as the topic, the kind of letter reader, structure of paragraph, method, and the massage which is told in the rubric of reader letter “Redaksi Yth” at Kompas Daily. The purpose of this study was (1) to describe the kind and structure of argumentation reading reader letter of rubric “Redaksi Yth” at Kompas daily; (2) to describe the method of argumentation reading which was used rubric of reader letter “Redaksi Yth” at Kompas daily. The method which is used of the study was descriptive qualitative method, that is the method which propose to describe the data, in this case many aspect above was described then was analyzed based on the technique that is used in many phases among them; (1) to determine the sample of research; (2) collecting the data; (3) analyze and prepare the data. Data and texts which is wanted namely reading (text) of reader’s letter that had a characteristic of argumentation. Based on the result of research, found many conclusion (1) kind of reader’s letter which found is used in rubric of reader’s letter “Redaksi Yth” at Kompas daily that all sort of: (a) critical are 26; (b) complaint are 18; (c) reaction are 16; (d) information are 5, and (e) suggestion are 3. (2) The structure of paragraph which is used in writing of letter of argumentation reader generally have four paragraphs, with structure form, the first paragraph is orientation, the second paragraph, and the third one is reason and the last one is conclusion from the argument which is told. The structure of argumentation reader’s letter inclined used more. Inductive design with a number of reader letter 37 and the contras the design of deductive common sense merely have 31 reader’s letters. (3) Based on above the researcher found the method. Which is used in argumentation text are (a) argumentation cause reason method; (b) comparison method; (c) condition method; (d) contravention method, and (e) witness method. Keywords: structure analyst, argumentation reading, rubric reader letter Kompas Daily
PENDAHULUAN Harian Kompas merupakan harian yang berstandar nasional dengan bahasa Jurnalistik Nasional. Kalimat-kalimat yang dibuat standar nasional dan bahasa yang digunakan cukup efektif karena menggunakan kalimat dengan ekspresi singkat dan padat. Selain itu, dipilihnya surat kabar kompas sebagai bahan penelitian, karena kompas sebagai media surat kabar telah memiliki jumlah oplah terbanyak dicetak dan dibaca di semua daerah dan kota seluruh Indonesia. Juga tidak kalah penting bahwa surat kabar kompas
memiliki redaktur yang berpengalaman dan mumpuni dalam bidang editing bahasa jurnalistik yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan sendirinya surat pembaca yang ditulis dan diseleksi sesuai dengan katagori penggunaan bahasa yang baik dan benar. Sehingga layak bila peneliti mengambil surat pembaca di harian kompas sebagai objek penelitian tesis. Selain alasan di atas, juga kredebilitas dan konsistennya harian ini sebagai media informasi yang bertaraf Nasional. Inilah salah satu alasan peneliti mengapa surat kabar kompas dijadikan objek penelitian terutama surat pembaca di Rubrik Surat Pembaca ”Redaksi Yth” di harian Kompas. Rubrik surat pembaca, sesuai namanya, adalah ruangan dalam surat kabar atau majalah yang memuat surat-surat yang datang dari pembaca, ditunjukan kepada media massa cetak yang bersangkutan, instansi pemerintah, lembaga swasta, maupun kelompok dalam masyarakat atau individu tertentu dengan kriteria masalah yang dikemukakan bersifat umum. Rubrik surat pembaca memiliki kekuatan tersendiri dalam membentuk opini khalayak. Karena mampu mempengaruhi opini khalayak, banyak pembaca yang memanfaatkan surat pembaca untuk menyampaikan keluhan, kritik atau tanggapan serta protes atas ketidak puasan ataupun informasi lain yang biasanya berupa permasalahan dari jeleknya pelayanan publik suatu lembaga. Selain itu, surat pembaca dapat juga berisi rasa ketidakpuasan konsumen, atau masyarakat atas pelayanan dan pernyataan-pernyataan yang bersifat emosional seperti keluhan, kritikan, atau pujian. Surat pembaca bermotif keluhan diartikan sebagai surat pembaca yang cenderung mengemukakan kesulitan atau perasaan susah yang dialami penulis sehubungan dengan adanya ketidaklancaran pelayanan. Surat pembaca bermotif kritik adalah surat pembaca yang berisi atau mengemukakan kesalahan dan kejanggalan yang dilakukan oleh suatu instansi. Surat pembaca bermotif saran adalah surat pembaca yang berisi pernyataan atau pikiran yang disampaikan agar dipertimbangkan, dan surat pembaca yang bermotif pujian ialah pernyataan yang bersifat penghargaan, rasa terima kasih atas pelayanan yang telah dilakukan suatu organisasi atau instansi, sedangkan surat pembaca yang bermotif informasi biasanya semata-mata berisi pemberitahuan tentang sebuah keadaan. Kemudian yang terakhir surat pembaca berisi tanggapan atau komentar terhadap suatu kejadian atau perbuatan yang dilakukan oleh para pejabat publik. Masalah yang dikemukakan dalam surat pembaca tidak dapat dinilai sebagai masalah yang tidak serius. Seluruh permasalahan merupakan realitas dalam masyarakat, hanya teknis penyampaiannya disampaikan secara ringan. Kumpulan surat-surat pembaca dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang berbagai segi kehidupan masyarakat. Surat pembaca sering berisi tentang suatu hal yang dapat merugikan nama baik orang atau organisasi yang terkena atau menolak suatu kebijaksanaan, berisi pernyataan-pernyataan sanggahan terhadap permasalahan yang tidak benar serta mendukung terhadap sesuatu hal dan ada juga yang isinya hanya mengungkan pendapat tanpa diikuti oleh perasaaan mendukung atau menolak sesuatu. Contoh surat pembaca berupa keluhan adalah adalah seperti yang ditulis oleh Prita Mulyasari melalui internet yang mengakibatkan kasusnya diangkat ke pengadilan. Kelihatannya sederhana, namun hal tersebut sangat fatal dan berdampak bagi perseorangan maupun publik yang ingin menuliskan keluhan surat pembaca melalui jalur media cetak maupun internet.
Bertolak dari uraian di atas penelitian mengenai struktur wacana argumentasi pada rubrik surat pembaca diharian Kompas ini cukup rasional untuk dilaksanakan. Selama ini penelitian terhadap rubrik surat pembaca di media massa belum banyak dilakukan oleh peneliti lain. Walaupun topik yang diteliti sama tetapi sub pembahasan berbeda. Hal ini seperti dilaksanakan oleh peneliti Profesor Dr. Dawud dari Universitas Negeri Malang yang berjudul Penalaran dalam Karya tulis Populer Argumentasi diterbitkan dalam Bahasa dan Seni Tahun 36 Nomor 1, Pebruari 2008. Juga penelitian yang dilakukan oleh Imam Asrori dosen Jurusan Sastra Arab dari Universitas Negeri Malang dengan Judul Tindak Tutur dan Operasi Prinsif Sopan Santun Dalam Wacana Rubrik Konsultasi Jawa Pos diterbitkan dalam Bahasa dan Seni Tahun 33 Nomor 1 Pebruari 2005. Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah tentang struktur wacana argumentasi pada rubrik surat pembaca “Redaksi Yth” harian Kompas. Oleh sebab itu, untuk memfokuskan penelitian ini, perlu dirumuskan sejumlah permasalahan yang diteliti. 1. Bagaimana jenis dan struktur wacana argumentasi rubrik surat pembaca “ Redaksi Yth” di harian Kompas ? 2. Bagaimana metode wacana argumentasi yang digunakan dalam rubrik surat pembaca “ Redaksi Yth” di harian Kompas ? Sejalan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan jenis dan struktur wacana argumentasi rubrik surat pembaca “ Redaksi Yth” di harian Kompas. 2. Mendeskripsikan metode wacana argumentasi yang digunakan dalam rubrik surat pembaca “ Redaksi Yth” di harian Kompas. Manfaat yang diharapkan dari hasil penlitian ini mencakup dua hal, yaitu secara teoretis dan secara praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu Linguistik dalam pengembangan teori kebahasaan khususnya bagi bidang wacana. Selain itu, diharapkan menjadi sumber informasi tentang jenis, struktur dan metode argumentasi dalam tataran antarparagraf atau wacana secara tertulis. Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat meberikan sumbangan pada pembinaan dan pengembangan bahasa, dan sebagai bahan perimbangan dan titik tolak dalam pengembangan bahan dan proses belajar mengajar wacana argumentasi di sekolah. ANALISIS (a). Judul : Harga Tiket Blitzmegaplex Dinaikkan (b). Penulis : Fajar Lukito, Cikini Kidul RT 002, Menteng, Jakarta (c) Terbit : Jumat, 19 Maret 2010 (d) Topik Bahasan : Masalah harga pertunjukan film yang laku dinaikan sebanyak 50% tanpa (e) Jenis Surat Pembaca: Kritik Penulis mengeritik terhadap kebijakan yang diambil oleh pengelola biskop yang telah menaikan dengan semena-mena harga tiket. Kebijakan ini sangat bertetangan dengan pesan moral yang dikandung oleh film tersebut. Namun yang patut disayangkan adalah asas “aji mumpung” yang diterapkan. Ketika film lain yang diputar, harga tiket Rp 50.000, khusus untuk film 3 idiots diberlakukan
harga tiket Rp 75.000. Semua kerabat memang tidak keberatan membayar, mengingat jarang hiburan lain yang ada di Jakarta. (Kompas, 19/3/2010). (f) Struktur Argumentasi Surat pembaca ini dari empat paragraf, yaitu paragraf pertama pengantar kepada permasalahan dengan mendeskripsikan keadaan sebuah film yang enak dan patut ditonton. Film tersebut banyak mengandung pesan-pesan moral yang baik mengenai pendidikan. Pada paragraf kedua penjelasan mengenai bagusnya film ini dan mendapat perpanjangan waktu pemutaran sampai beberapa minggu. Hal ini karena film yang diputar banyak mengandung pesan-pesan moral yang harus diteladani. Tetapi paragraf ketiga adalah penjelasan mengenai adanya kebijakan pengelola bioskop bertolak belakang dengan pesan moral yang ada dalam film. Paragraf terakhir adalah kesimpulan dan sekaligus paragraf penguat atas pertentangan tersebut. Untuk penegasan tersebut penulis mempertanyakan sekali lagi mengapa pengelola Blitzmegaplex mengambil kebijaksanaan menaikan harga tiket secara mendadak jelas kebijakan ini bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan atau melawan arus pesan yang ada dalam film tersebut? Struktur penalaran dalam surat pembaca ini berpola induktif, dengan kesimpulan umum ada pada paragraf terakhir dan bersifat penegasan terhadap permasalahan dalam wacana yang dipaparkan. Selain itu, dalam paragraf terakhir wacana ini terdapat kalimat tanya untuk memperkuat argumen. Sehingga, fakta-fakta argumen yang dipaparkan dalam wacana ini jelas dan dapat diterima. (g) Metode Argumentasi Surat pembaca ini menggunakan metode argumentasi pertentangan. Karena metode ini jelas sekali dapat dinalar pada saat penulis mengkontradiksikan pesan moral yang dikemukakan dalam film dengan perbuatan pengelola yang dengan senghaja menaikan tiket lebih mahal dan mempergunakan aji nupung karena film telah laku keras diputar dibioskop. Kalimat argumentasi yang dikemukakan oleh penulis dalam surat pembaca ini adalah Namun, mengingat film ini yang mengandung begitu banyak pesan moral, agak membingungkan mengapa Blitzmegaplex mengambil kebijaksanaan dan pendidikan usaha yang melawan arus pesan film tersebut? ”. (Kompas, 19/3/2010). Fakta argumentasi yang dikemukakan sehubungan dengan metode argumentasi di atas adalah Film yang diputar di Blitz Pacific Place, Jakarta, adalah film Bollywood berjudul 3 idiots. Film ini sungguh menghibur dan bermuatan pesan moral yang baik mengenai pendidikan. Namun yang patut disayangkan adalah asas “aji mumpung” yang diterapkan. Ketika film lain yang diputar, harga tiket Rp 50.000, khusus untuk film 3 idiots diberlakukan harga tiket Rp 75.000. Semua kerabat memang tidak keberatan membayar, mengingat jarang hiburan lain yang ada di Jakarta. ”. (Kompas, 19/3/2010). Pesan yang ingin disampaikan dalam surat pembaca ini adalah agar kita tidak menaikkan harga tiket yang berlebihan, paling tidak sikap pengelola bioskop disesuaikan dengan pesan moral yang diinginkan film tersebut. Dalam hal ini sikap pengelola bioskop jangan terlalu jauh berbeda dengan pesan yang diinginkan dalam film.
PEMBAHASAN Dalam penelitian ini ada tiga komponen yang terlibat, penulis surat pembaca, surat pembaca, dan peneliti. Ketiga komponen itu tidak saling berhubungan dan saling terpisah satu sama lain. Penulis adalah selaku informan atau bersifat sebagai produsen masalah yang disampaikan. Surat pembaca adalah objek yang diteliti di luar dari si penulis, sedangkan peneliti adalah orang yang menganalisis dan meninjau surat pembaca secara objektif tentang apa yang ditulis oleh si penulis. Posisi penulis surat pembaca adalah independen, sifat semacam ini peneliti anggap sebagai orang pencetus gagasan sesuai dengan fakta-fakta di lapangan. Berdasarkan fakta-fakta yang ada tersebut penulis telah melahirkan argumen yang disampaikan untuk dikemukakan kepada pembaca atau peneliti. Berdasarkan hal itu, asumsi sementara peneliti menganggap penulis surat pembaca tidak perduli apakah tulisannya bertujuan untuk membujuk, meyakinkan orang lain atau hanya sekadar menginformasikan kepada pembaca melalui tulisannya. Inilah yang dianggap bahwa penulis surat pembaca adalah orang yang independen. Peneliti mengangap penulis surat pembaca lebih cenderung menginformasikan secara umum. Namun ternyata setelah diteliti dan dianalisis asumsi tersebut terbantahkan. Ternyata setelah diteliti secara mendalam dengan pendekatan teoritis secara terpadu melalui lintas wacana dipadukannya dua teori tentang struktur wacana antara Gorys Keraf dan Van Dijk. Teori Gorys Keraf lebih cenderung menganalisis struktur paragraf argumentasi, sedangkan teori wacana Van Dijk lebih menekankan topik wacana dan makna wacana yang ditekankan di dalam teks surat pembaca. Ternyata tulisannya tersebut memenuhi kriteria struktur sebagai tulisan argumentasi yang lebih cenderung menyakinkan pembaca terhadap fakta-fakta yang ditulis dan sesuai dengan fakta di lapangan. Hasil penelitian struktur argumentasi surat pembaca di kompas pada rubrik surat pembaca “Redaksi Yth” telah ditemukan beberapa struktur argumentasi. Yaitu struktur yang digunakan dalam surat pembaca kompas pada umumnya lebih banyak mempergunakan struktur dengan pola induktif, yaitu penjelasan secara khusus menuju pernyataan secara umum. Pola penalaran atau argumentasi kedua adalah berpola deduktif, yaitu pernyataan di secara umum kemudian dirinci penjelasan-penjelasan secara detail yang diseratai dengan fakta-fakta argumentasi untuk mendukung pernyataan tersebut. Dalam setiap penjelasan penulis surat pembaca selalu diperkuat oleh beberapa fakta pendukung tujuannya adalah memperkuat argumen yang dikemukakan oleh penulis surat pembaca. Selain itu menurut penanda argumentasi yang dikemukakan oleh Gorys Keraf mengemukakan enam ciri khasnya, yaitu tiga komponen stuktur pokok argumentasi dan tiga komponen struktur tambahan. Ketiga stuktur pokok wacana argumentasi tersebut, yaitu (1) pernyataan, (2) alasan, dan (3) pembenaran. Sedangkan elemen atau struktur komponen pelengkapnya adalah (a) pendukung, (b) modal, dan (c) sanggahan. Keenam komponen tersebut dalam struktur argumentasi surat pembaca kompas tidak semua lengkap dan ada. Ketidaklengkapan tersebut dikarenakan penulis surat pembaca hanya menulis secara pemaparan, seperti kritikan, tanggapan, keluhan, dan saran terhadap suatu masalah yang disampaikan. Hal semacam ini tentu saja disesuaikan dengan tujuan ditulisnya surat pembaca tersebut. Berdasarkan hasil penelitian atau hasil analisis peneliti terhadap surat pembaca yang berjumlah 68 buah surat yang telah diseleksi dan dianalisis sesuai ciri argumentasi. Maka dikatakan bahwa pola gagasan argumentasi yang dirangkai dalam sebuah surat pembaca
ada dua yaitu pola penalaran bersifat induktif dan pola penalaran bersifat deduktif. Dalam penelitian ini ditemukan pola penalaran induktif berjumlah 35 buah, sedangkan pola penalaran deduktif berjumlah 33 buah dengan pesan yang disampaikan beragam sesuai dengan keinginan penulis. Pola deduktif sedikit sekali mengunakan tanda tanya di akhir wacana dalam sebuah paragraf yang ditulis. Sedangkan dalam pola induktif pada akhir wacana atau pada wacana penutup menggunakan pola pertanyaan. Pola pertanyaan yang dibuat secara singkat namun syarat makna atau pesan yang ingin disampaikan, dengan pola induktif yang diakhiri dengan pertanyaan, seperti contoh pada surat pembaca dengan judul “ Diskriminasi Tarif Flat PLN” (33) Kode: PB.2. Pertanyaan ada di akhir tulisan, dengan tujuan untuk mempertegas argumen yang dikemukakan. Pola induktif dengan pertanyaan dimulai di awal paragraf hal ini terdapat pada surat pembaca yang berjudul “Bekas Sekolah Obama di Jakarta” (34) Kode: PB.03, merupakan struktur wacana berpola induktif dengan pertanyaan yang dibuat berada di awal paragraf. Struktur wacana argumentasi semacam ini banyak sekali ditemukan dalam surat pembaca yang diteliti oleh penulis. Pola struktur paragraf argumentasi yang dikemukakan oleh Gorys keraf dalam penelitian ini seperti: struktur pernyataan umum, sejumlah paragraf penjelas, dan terakhir paragraf kesimpulan dari gagasan yang dikemukakan sangat mendominasi sekali pada tulisan surat pembaca di harian kompas. Namun pola atau struktur menurut Gorys keraf tidak akan lengkap dalam penelitian ini apabila tidak dibarengi teori yang dikemukakan oleh Van Dijk. Van Dijk mengemukakan beberapa Kriteria untuk menganalisis wacana sesuai keperluannya, hal tersebut seperti: (1) terdapat elemen struktur wacana yang diamati berupa struktur makro tematik seperti apa yang dikatakan, atau topik apa yang dibahas; (2) superstruktur tematik berupa bagaimana pendapat atau gagasan disusun dan dirangkaikan agar menjadi suatu wacana yang utuh dan dapat dipahami oleh pembaca. Hal ini erat kaitannya dengan struktur gagasan yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca agar pembaca memahami wacana yang dibaca. Tidak kalah pentingnya dalam penelitian ini adalah kaitan dengan teori Gorys keraf mengenai pola penalaran deduktif dan induktif, yang mengacu pada pernyataan secara umum menuju kepenjelasan secara khusus atau sebaliknya. (3) struktur mikro semantik menyangkut makna yang ingin ditekankan atau pesan yang ingin disampaikan dari tulisan yang dipaparkan dalam sebuah wacana teks surat pembaca. Ketiga pemikiran tersebut dalam penelitian ini yang menjadi alur dan pedoman berpikir dalam tulisan ini. Wacana argumentasi rubrik surat pembaca “Redaksi Yth” yang terbit di harian Kompas yang diambil sebagai bahan analisis berjumlah 68 buah, yang dikumpulkan dari Januari sampai dengan Maret 2010. Dari semua surat pembaca tersebut dapat diketahui hal-hal sebagai berikut (1) jenis surat pembaca, (2) struktur argumentasi, dan (3) metode argumentasi yang digunakan dalam surat kabar tersebut. (1) Jenis Surat Pembaca Dalam analisis hasil penelitian argumentasi rubrik surat pembaca “Redaksi Yth.” Peneliti kemukakan bahwa surat pembaca jenis kritik sebanyak 24 buah surat pembaca atau 35 %, mengapa jenis surat pembaca kritik yang terbanyak? Karena struktur argumen berjenis ini dapat dikemukakan secara sederhana dan dapat dipahami karena kritikan yang ditulis merupakan suatu tanggapan terhadap peristiwa yang dirasakan kurang sesuai. Jenis surat pembaca yang kedua adalah berupa jenis tanggapan, jenis ini berjumlah 19 buah surat pembaca atau 27% . Jenis surat pembaca yang ketiga berupa keluhan, yaitu berjumlah
18 jenis surat pembaca atau 26%. Sedangkan jenis informasi berjumalah 4 surat pembaca atau 0,5 % dan surat pembaca berjenis saran berjumlah 3 surat pembaca atau 0,4 %. Jenis surat pembaca yang paling sedikit ada dua, yaitu jenis informasi dan saran. Mengapa kedua jenis tersebut sangat sedikit? Menurut hemat penulis kedua jenis surat pembaca tersebut sudah terwakili dalam pemberitaan yang ditulis oleh wartawan, baik itu berupa saran maupun informasi ada kolom atau rubrik tersendiri. Dengan demikian penulis surat pembaca dalam menuliskan suratnya cenderung lebih mengutamakan kritik dari pada informasi dan saran. Karena informasi dan saran bisa dikemukan dalam kolom opini Kompas. selain lebih leluasa dan tulisannya bisa lebih panjang. (2) Struktur Argumentasi Bila ditinjau dari stuktur dan jumlah paragraf yang ditulis, maka wacana argumentasi yang ditulis oleh penulis di rubrik surat pembaca “Redaksi Yth.” di harian Kompas ini adalah bahwa rata-rata jumlah paragraf yang ditulis berjumlah empat paragraf, dengan jumlah surat pembaca sebanyak 37 buah surat pembaca, urutan kedua adalah surat pembaca dengan jumlah lima paragraf dan tiga paragraf masing-masing sama sebanyak 13 surat pembaca. Untuk urutan ketiga adalah berjumlah enam paragraf sebanyak 3 surat pembaca, untuk paragraf yang berjumlah dua paragraf sebanyak 2 surat pembaca. Bila ditinjau dari jumlah paragraf yang ditulis di harian kompas paling banyak paragrafnya berjumlah empat buah paragraf. Mengapa hal ini terjadi karena rata-rata wacana argumentasi memerlukan beberapa paragraf untuk memperjelas argumentasi yang disampaikan. Karena bila jumlah paragrafnya sedikit cenderung gagasan yang ditulis terlalu dangkal dan tidak dapat dipahami dengan baik argumentasi yang disampaikan. Selain itu juga jelas serta tidak sesuai dengan kaidah struktur wacana argumentasi yang ditulis oleh penulis surat pembaca. Alasan lain adalah sebuah paragraf argumentasi memerlukan beberapa komponen yang tidak boleh dihilangkan karena ada argumenargumen harus dikemukakan untuk menyakinkan pembaca. Jadi dalam menulis sebuah wacana argumentasi harus memiliki struktur yang sesuai dengan teori yang dikemukakan terdahulu. Di samping analisis struktur dapat diketahui juga pola penalaran yang digunakan oleh penulis surat pembaca di harian Kompas ini, yaitu telah ditemukan pola penalaran deduktif sebanyak 33 buah pola atau 48% dan pola induktif sebanyak 35 pola 51% . (3) Pengembangan Metode Dari hasil analisis struktur wacana argumentasi ini maka dapat diketahui metode yang digunakan untuk mengembangkan argumentasi yang ditulis oleh penulis surat pembaca. Peneliti menemukan metode argumentasi yang terbanyak digunakan penulis rubrik surat pembaca “Redaksi Yth” di harian Kompas adalah metode argumentasi keadaan. Jelasnya metode ini menempati urutan pertama yaitu berjumlah 22 surat pembaca atau 32% dari 68 buah surat pembaca yang diteliti dan terkumpul selama tiga bulan. Urutan kedua terbanyak adalah metode pertentangan dengan jumlah 18 buah surat pembaca atau 26% sedangkan metode kesaksian adalah metode yang nenempatkan pada urutan ke tiga yaitu berjumlah 15 buah atau 22%. Sedangkan urutan keempat dan kelima masing-masing diikuti oleh metode sebab akibat sebanyak 9 (sembilan) buah atau 13% dan metode perbandingan sebanyak 4 (empat) buah atau 0,5%. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa surat pembaca dalam rubrik “Redaksi Yth” di harian Kompas ini kebanyakan menggunakan metode argumentasi keadaan. Karena dengan
metode keadaan ini penulis lebih mudah berargumentasi dengan pembaca. Selain itu menurut peneliti penulisan wacananya juga sederhana dan mudah dengan menyebutkan atau mendeskripsikan fakta-fakta yang ada untuk mendungkung argumentasi yang ditulis atau dikemukakan kepada pembaca. lebih jelasnya hal ini berkaitan dengan sifat dari surat pembaca yang hanya menyampaikan atau memaparkan suatu permasalahan yang terjadi di masyarakat selengkap dan sedetail mungkin dengan didukung data-data atau fakta-fakta yang objektif. Dengan demikian dapat dikatakan kriteria sebuah surat pembaca yang baik dan bersifat argumentasi khususnya harus dilengkapi dengan fakta dan bukti-bukti argumentasi yang disampaikan dengan lengkap. Contoh surat pembaca yang berjudul “Masalah Pelayanan Makanan yang Tidak Memuaskan Bagi Jemaah Haji” (Kode: KDN,08) metode yang digunakan adalah metode keadaan. Penulis mengemukakan faktafakta yang disampaikan cukup lengkap dengan struktur argumentasi berpola induktif dan berisi tentang penjelasan keadaan kondisi jamaah haji secara detail. KESIMPULAN Berdasarkan uraian data di atas maka dapat dikatakan bahwa, Rubrik Surat Pembaca “Redaksi Yth.” di harian Kompas cenderung ditulis oleh penulisnya dengan jenis kritik hal tersebut karena mengkritik sesuatu dalam surat pembaca adalah suatu hal yang sudah biasa dan dijadikan suatu kebiasaan masyarakat kita di Indonesia Karena hal ini menyangkut pola pikir masyarakat dalam penggunaan bahasa yang mudah dan biasa ditulis dengan cepat tanpa mempertimbangkan hal lain. Apabila masyarakat merasa kurang senang atau merasa sesuatu yang berbeda atau janggal pada apa yang dialaminya, atau apabila melihat sesuatu peristiwa yang dilihatnya kurang pantas dilakukan maka masyarakat akan cepat merespon dengan menuliskan selembar surat pembaca ke salah satu harian yang disenangi. Hal ini sesuai dengan temuan di lapangan dari data hasil penelitian rubrik surat pembaca “Redaksi Yth” di harian Kompas yang terbit secara Nasional. Sehingga jenis surat pembaca mengacu kepada struktur surat pembaca, struktur mengacu kepada metode argumentasi surat pembaca, sedangkan metode surat pembaca mengacu pada pesan apa yang diingin disampaikan dalam surat pembaca. Untuk pembuktian asumsi ini, dapat di telaah pada wacana surat pembaca yang berjudul “Lawakan Berbau Anarkis” penulis melakukan kritikan terhadap tayangan di televisi yang tidak ramah lingkungan. Metode argumentasi yang digunakan pada waktu menulis wacana yang berjenis kritik tersebut menggunakan metode kesaksian. Karena penulis menyaksikan sendiri tayangan yang ada di televisi tersebut. Sedangkan surat pembaca berjenis saran paling sedikit. Hal ini sesuai dengan prinsif tulisan argumentasi bahwa, penulis yang ingin memberikan kritik berupa kejadian yang di alami atau dilihat langusung dan tidak sepantasnya terjadi. Maka orang tersebut menuliskan surat pembaca ke harian Kompas untuk diketahui orang. Penjelasan yang penulis berikan agar dapat dipahami oleh orang lain dan lebih mudah menulisnya maka penulis tersebut menggunakan jenis kritik. Selain mengeritik penulis surat pembaca juga harus membuktikan dengan fakta-fakta argumen yang cukup.
DAFTAR RUJUKAN Agger, Ben. 2009. Teori Sosial Kritis: Kritik, Penerapan, dan Implikasinya. Yogyakarta: Penerbit Kreasi Wacana Alwi, Hasan. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Arifin, E. Zaenal dan S. Arman Tasai. 1988. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Antar Kota Ardiana, Leo Indra. 1997. Materi Pokok Analisis Kesalahan Berbahasa Modul UT. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikdasmen Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2003. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta, Jakarta: Rineka Cipta. ----------------. 2007. Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian, dan Pemelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djajasudarma, T. Fatimah. 1994. Wacana Pemahaman dan Hubungan Antarunsur. Bandung: Aditama. ------------------. 1996. Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: HPBI-Pustaka Wina. ------------------. 2006. Metoda Linguistik: Ancangan Metoda Penelitian dan Bandung: Aditama.
Kajian.
Dawud. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga. Flournoy, Don Michael. 1989. Analisis Isi Surat Kabar-surat kabar Indonesia.Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Kridalaksana, Harimurti. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia. Muslich, Masnur. 2008. Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Parera, Fran. 1997. Penyuntingan. Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta. Pateda, Mansoer. 1990. Aspek-Aspek Psikolinguistik. Flores: Penerbit Nusa Indah. ____________. 1991. Linguistik Terapan, Flores: Penerbit Nusa Indah.
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat: Fungsi, Kategori, dan Peran. Bandung: PT Refika Aditama. Rakhmat, Jalaluddin. 1999. Retorika Modern: Pendekatan praktis. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Rani, Abdul. 2004. Analisis Wacana Sebuah: Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing. Renkema, Jan. 2004. Introduction to Discourse Studies. Amsterdam, Philadelphia: Jhon Benyamin Publishing Company. Sarwoko, Tn Adi. 2007. lnilah Bahasa Indonesia Jurnalistik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Sudaryanto, 1990. Aneka Konsep Kedataan Lingual dalam Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Suharsimi, Arikunto 2007 , Penelitian Tindakan Kelas , Bumi Aksara Suparno dan Martutik. 1997. Materi Pokok Wacana Bahasa Indonesia Modul UT. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikdasmen Surat Kabar Kompas. 2010. Rubrik Surat Pembaca “Redaksi Yth.” Terbit Tanggal 2 Januari 2010 s.d. 30 Maret 2010 Stubbs, Michael. 1983. Discourse Analysis The Sociolinguistic Analysis of