ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI MANTRA PADA MASYARAKAT TAREMPA KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
ARTIKEL E-JOURNAL
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
META TRISIA NIM 100388201119
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014
Judul Artikel
: Analisis Struktur dan Fungsi Mantra pada Masyarakat Tarempa Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas
Nama Penyusun
: Meta Trisia
NIM
: 100388201119
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 18 Juli 2014
Telah memenuhi syarat untuk diunggah ke e-journal. Tanjungpinang, Agustus 2014
ABSTRAK
Trisia Meta 2014, Analisis Struktur dan Fungsi Mantra pada Masyarakat Tarempa Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I : Dra. Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd. Pembimbing II : Drs. H. Said Barakbah Ali, MM. Kata Kunci :Struktur, Bentuk, Fungsi, Mantra. Dalam sastra lama tentunya terdapat bermacam-macam fungsi dan jenis yang berbeda dan di antara sastra lama adalah Mantra. Mantra merupakan jenis kesusasteraan yang paling awal dikenal dan dikembangkan oleh masyarakat tradisional di Indonesia. Mantra juga dipercayai sebagai bentuk sastra lisan paling tua yang dimiliki oleh orang Melayu. Mantra tidak hanya digunakan oleh dukun, bomo atau pawang saja. Sebagaimana yang telah dijelaskan, bahwa mantra termasuk salah satu sastra lisan yang memiliki kekuatan gaib mantra mengandung kata sugestif yang mampu membangkitkan semangat dan rasa percaya diri terhadap pemiliknya jika dilandasi kepercayaan penuh. Ada pula yang mengatakan bahwa mantra adalah permainan kata-kata yang mempunyai kata-kata gaib. Berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa dalam 25 mantra masyarakat Melayu Desa Tarempa Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas belum bisa dikatakan sempurna dan memenuhi kriteria dari ke-9 komponen berdasarkan teori Arif Hartarta. Karena dari 25 mantra hanya 9 mantra yang memiliki komponen lengkap dan 16 mantra yang tidak memiliki komponen lengkap. ABSTRACT Trisia Meta 2014, Structural and Function Analysis Spells on the District Public Tarempa Siantan Anambas Island. Indonesian Literature and Language Education Department, Teacher Training and Education Faculty, University of Maritim Raja Ali Haji. Advisor: Dra. Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd. Pembimbing II : Drs. H. Said Barakbah Ali, MM Keywords: Structure, Form, Function, Spell.
In the old literature course, there are a variety of different functions and types and in the old literature is Spell. Spells are a type of the earliest known literary and developed by traditional society in Indonesia. Spell is also believed to be the oldest form of oral literature which is owned by the Malays. Spells are not only used by shamans, Bomo or diviner. As already explained, that spells including one oral literature who have supernatural powers spells contain suggestive words that can evoke passion and confidence to the owner if based on full trust. There is also a saying that the spell is a play on words that have the magic words. Based on the analysis the researchers did, it can be concluded that in 25 spell Malay Society Tarempa spell Siantan Anambas Island district can not be said to be perfect and meet the criteria of the 9th component based theory Hartarta. Because only 9 of 25 spells that has full component and 16 spells that do not have a complete component. 1. Pendahuluan Beraneka ragam kebudayaan yang dimiliki masyarakat Kepulauan Riau patut dipandang sebagai salah satu unsur kebudayaan Nasional. Keragaman tersebut tentunya dapat memberikan dan memperkaya corak maupun karakteristik kepribadian bangsa. Hal ini sesuai dengan pendapat Jalil dan Rahman (2001:7) yang mengatakan bahwa sebagai salah satu jenis puisi tradisional, puisi mantra keberadaannya tersebar di setiap wilayah Nusantara. Satu di antara produk budaya adalah sastra. Sastra lama disebut juga sastra Nusantara atau sastra daerah yang kini tersebar di seluruh Nusantara dalam jumlah yang cukup besar. Perkembangan zaman tidak benar-benar menghapus tradisi mantra. Mantra tetap ada di masyrakat, hanya saja mantra telah berevolusi (tata cara, bahasa, ritual, sesaji) menyesuaikan diri dengan zaman. Beberapa isi syair-syair mantra tertentu menyimpan informasi budaya, seperti informasi spiritual, kejadian mitologis, dan pengobatan. Kota Terempa Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan satu di antara Kota yang terletak di wilayah Pulau Tujuh yang sangat dikenal dengan Kota mistis. Karena pada zaman dahulu dipercaya bahwa di Kota Tarempa sangat kental dengan ilmu gaib (Mantra). Para dukun atau bomo sering mencoba dan melatih kehebatan mantra tersebut dengan dukun atau bomo lainnya. Mantra yang digunakan oleh masyarakat Tarempa belum memenuhi struktur dan fungsi dari mantra. Masyarakat Tarempa dalam menggunakan sastra
tidak terlalu melihat struktur dari mantra itu sendiri, karena mantra yang mereka dapat merupakan mantra warisan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin meneliti tentang struktur dan fungsi mantra pada masyarakat Tarempa Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat Tarempa khususnya dan kepada pembaca mengenai unsur-unsur mantra sesuai dengan kaidahnya. 2. Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk memecahkan masalah dan menjawab permasalahan yang dihadapi sekarang. Teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah dengan mengumpulkan data dari pemantra yang memenuhi syarat sebagai informan. Data penilitian ini dikumpulkan dari catatan tangan beberapa dukun atau bomo yang menggunakan mantra. Untuk memperkuat pemerolehan data dalam penelitian ini, digunakan 4 teknik berikut: 1). Studi Pustaka, 2). Wawancara, 3). Teknik Pencacatan, 4). Teknik Rekaman. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik yang dikemukakan oleh Miles dan Hubermen (dalam Siswanto, 2005: 67-74) yaitu, Data Colection (Pengumpulan data), Data Reduction (Seleksi data), Conclusion (Penarikan kesimpulan). 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil dari penelitian ini adalah data-data yang peneliti peroleh selama waktu penelitian 7 hari, peneliti mendapatkan 25 mantra masyarakat Tarempa Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas. Pembahasan pada bab ini dimulai berdasarkan hasil penelitian pada bab empat yang merupakan jawaban dari rumusan masalah pada bab pertama. Kemudian untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah harus berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di lapangan. Hasil penelitian di lapangan didapatkan 25 jenis mantra masyarakat Tarempa Kecamatan Siantan Kabupaten Kepualauan Anambas dengan struktur dan fungsi mantra yang berbeda-beda. Mantra yang didapatkan dari hasil penelitian terdiri dari 25 mantra dan ini didapatkan dari 5 orang informan.
4. Simpulan dan Rekomendasi Simpulan yang dapat diuraikan berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa : (1) Struktur mantra pada masyarakat Tarempa belum bisa dikatakan sempurna dan memenuhi kriteria dari ke-9
komponen berdasarkan teori Arif Hartarta. Karena dari 25 mantra hanya 9 mantra yang memiliki komponen lengkap dan 16 mantra yang tidak memiliki komponen lengkap. (2) Fungsi mantra pada masyarakat Tarempa meliputi 7 fungsi yang sesuai dengan teori fungsi mantra menurut Yusuf, yaitu ; Mantra Pengampunan, Mantra Kutukan, Mantra Keberkahan, Mantra Obat-obatan, Mantra untuk mendapatkan daya pengasih, Mantra untuk mendapatkan kekebalan, dan Mantra untuk menimbulkan rasa benci. Masing-masing fungsi ini terdiri dari: 1 mantra Pengampunan, 1 mantra Kutukan, 1 mantra Keberkahan, 4 mantra Obat-obatan, 9 mantra daya pengasih, 8 mantra Kekebalan, dan 1 mantra Pembenci. Saran peneliti kepada pembaca terutama putra dan putri daerah dari Kabupaten Kepulauan Anambas agar berkemauan untuk menidaklanjuti penelitian ini agar lebih sempurna serta mampu mengembangkan penelitian ini tidak hanya pada segi struktur dan fungsi melaikan dari segi lainnya. Saran selanjutnya kepada pihak pemerintah daerah kabupaten Kepualauan Anambas agar mampu memberikan dan menggali jauh lebih dalam lagi mengenai sastra lisan khususnya mantra serta memberikan dukungan kepada peneliti-peneliti yang lain untuk melanjutkan penelitian ini, agar hasil penelitian ini tidak sebatas samapai pada penelitian semata, namun juga dapat dinikmati dan diketahui serta dipelajari oleh generasi selanjutnya, khusunya generasi Kabupaten Kepulauan Anambas. Saran terkahir peneliti terhadap penelitian ini mudah-mudahan hasilnya dapat dilestarikan serta dapat dijadikan asaet budaya Kabupaten Kepualauan Anambas agar beberapa tahun berikutnya bisa diketahui bahasa asli Kabupaten Kepulauan Anambas, khususnya Masyarakat Tarempa Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Darus. 1965. Kesusasteraan Kelasik Melayu. Malaysia: Pustaka Aman Press. Alisjahbana, Sutan Takdir. 2011. Puisi Lama. Jakarta: Dian Rakyat. Amanriza, Ediruslan Pe,dkk. 1989. Koba Sastra Lisan Orang Riau (Seri Cerita Rakyat Daerah Riau). Provinsi Riau: Pemerintah Daerah Tingkat 1 Provinsi Riau Proyek Inventarisasi & Dokuentasi Kebudayaan Daerah Riau.
Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Budi, Aminullah. 2013. “Analisis Semiotik Mantra Pengobatan Anak-Anak Pekaka Kecamamatan Lingga Kabupaten Lingga”. Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji. Budianta, Melani.2006. Membaca Sastra. Magelang: Indonesiatera. Daud, Haron. 2001. Mantera Melayu Analisis Pemikiran. Pulau Pinang: Universiti Sains Malaysia. Delvayanti, Susi. 2012. “Analisis Mantra Pada Upacara Adat Masyarakat Melayu Desa Terbang Ngiang Kecamatan Bandar Petalangan”. Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Empat. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. E, Djamaris. 2001. Pengantar Sastra Rakyat Minang Kabau. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra (Epistemologi, Model, Teori & Aplikasi). Jakarta: CAPS. Hartarta, Arif. 2011. Mantra Orang Jawa Dalam Ulah Batin. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Harun, Mat Piah. 1998. Sastra Lisan Melayu. Tanjung Malim: UPSI Heriyanto. 2013. “Analisis Gaya Bahasa Mantra Melayu Piabung Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas”. Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji. Hussain, Safian, dkk. 1988. Glosari Istilah Kesusastraan. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia. Hutomo, Suripan Sadi. 1991. Mutiara Yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. Jakarta: Gramedia. Jabrohim. 2012. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bekerjasama dengan Mayarakat Poetica Indonesia. Jalil, Abdul dan elmustian Rahman. 2001. Puisi Mantra. Pekanbaru: UNRI Press. Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Sastra & Cultural Studies. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusyana, Yus. 1978. Sastra Lisan Sunda. Jakarta: Pusat Bahasa dan Pustaka. Sedyawati, Edi. 1997. Sastra Jawa: Suatu Tinjauan Umum. Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. 2012. Bandung: Alfabeta. Suseno, Tusiran. 2006. Mari Berpantun. Tanjungpinang: Pemerintah Kota Tanjungpinang dan Yayasan Panggung Melayu. Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Yogyakarta: Pustaka Jaya. Tim CSG. 2012. Aturan Terbaru EYD (Ejaan yang Disempurnakan) Untuk Pelajar, Mahasiswa, dan Umum. Yogyakarta: Cakrawala. Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. Wati, Riau. 2009. Teknik Penulisan dan Tata Tulis Karya Ilmiah Edisi Baru. Tanjungpinang: UMRAH PRESS. Yunus, Umar. 1985. Resepsi Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia. Yusuf, M. dkk. 2001. Penelitian Naskah Nusantara dari Sudut Pandang Kebudayaan Nusantara, Kumpulan Makalah Simposium Internasional Masyarakat Pernaskahan Nusantara, Padang, 28-31 Juli 2001. Zaidan, Abdul Rozak,dkk. 2007. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka. Zainudin, M Diah. 1986. Sastra Lisan Melayu Riau. Pekanbaru: Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Melayu.