STRUKTUR KOMUNITAS RUMPUT LAUT DI PERAIRAN PULAU MATAK KECAMATAN PALMATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
Amaluddin Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Lily Viruly Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Tengku Said Raza’i Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRAK Peraian Pulau Matak memiliki sebaran rumput laut yang cukup luas dan beragam, penelitian sebelumnya belum diketahui struktur komunitas rumput laut. Tujuan penelitian ini mengetahui jenis-jenis rumput laut, frekuensi, penutupan, indek nilai penting (INP) dan kondisi kimia-fisika peraiaran tempat hidup rumput laut di Pulau Matak. Rumput laut di Pulau Matak Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas ditemukan ada 12 jenis yaitu jenis Caulerva recemosa, Caulerva sertularroides, Caulerva serullata, Halimedia macroloba, Halimedia opuntia, Codium geppi, Padina australis, Dictyopteris sp, Turbinnaria ornata, Sargassum polysystum, Acanthophora spocifera dan Euchema spinosum. Komposisi jenis rumput laut Chlorophyta 50%, Phaeophyta 33% dan Rhodophyta 17%. Frekuensi rumput laut pada titik sampling di temukan jenis Padina australis yang memiliki nilai persentase tertinggi (26%), sedangkan nilai frekuensi terendah pada jenis Acanthopora spicifera (1%). Persentase penutupan rumput laut yang tertinggi adalah jenis Padina autralis (31,53%) dan penutupan yang paling sedikit pada jenis Acanthophora spicifera (0,4%). Nilai INP tertinggi pada jenis Padina australis sebesar (57,09%), sedangkan nilai INP terendah jenis Acanthophora spicifera dengan nilai (1,53%). Masyarakat setempat memanfaatkan 3 jenis rumput laut jenis Caulerva recemosa, jenis Codium geppii, dan jenis Euchema spinosum. Kondisi perairan untuk kehidupan rumput laut di Pulau Matak didapat dengan nilai rata - rata berturut turut sebagai berikut : Suhu 20 - 30 oC, Salinitas 31 - 36 ppm, Kecerahan 1,29 - 1,73 m, Kecepatan Arus 11,11 - 25 cm/dtk, tipe Substrat pasir, Derajad Keasaman (pH) kisaran 7,21 - 8,62, Oksigen terlarut (DO) 5,2 - 72 mg/L.
Kata kunci: Rumput Laut, Pulau Matak, Struktur Komunitas.
1
Community Structure Seaweeds in Aquatic Matak Island District of Palmatak Anambas Island
Amaluddin Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Lily Viruly Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Tengku Said Raza’i Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRACT The water in matak island have distribution of seaweed wich larg and diverse. Previous research has not been in the know community structure of seaweed, the purpose of this research is to know about seaweeds kind, frequency, closed, index important point and chemis-fisic condition water for seawed life in matak island. There were 12 seaweed species in matak island district of palmatak regency of anambas island. There were Caulerva recemosa, Caulerva sertularroides, Caulerva serullata, Halimedia macroloba, Halimedia opuntia, Codium geppi, Padina australis, Dictyopteris sp, Turbinnaria ornata, Sargassum polysystum, Acanthophora spocifera dan Euchema spinosum. The compotition of seaweed were chlorophyta 50%, phaeophyta 33 % and rhodophyta 17 %. Seaweed frequency on sampling point is padina australis which has top percentage (26%), meanwhile the lower percentage was Acanthopora spicifera (1%). Top closed percentage was padina australis (31,53%) and the little closed percentage was Acanthopora spicifera (0,4%), the top value in important index value was padina australis as big as (57,09%), meanwhile the lower value in important index value was Acanthopora spicifera eith (1,53%), the people arround here used 3 kinds of seaweed. There were Caulerva recemosa, codium geppii and Euchema spinosum. The water condition for seaweed in matak island with average as followed : temperature 20-30 °C, salinity 31-36 ppm, brightness 1,29-1,79 m, flow speed 11,11 – 25 cm/second, substrat sand type, degree of acidity about 7,21-8,62, dissolved oxygen 5,2-72 mg/L.
Keywords: Seaweed, Matak Island, Community Structure.
2
I.
Tujuan penelitian mengetahui jenis -
PENDAHULUAN
jenis rumput laut yang berada di perairan Rumput laut (seaweed) merupakan nama
dalam
dunia
Pulau
perdagangan
Kabupaten
internasional untuk jenis - jenis rumput laut.
ke
(tumbuhan
dalam
divisi
berthallus).
divisi
Kabupaten
Penutupan
dan
Kepulauan
Anambas
dan
mengetahui kondisi umum Kimia-fisika
terbagi - bagi dalam alat vegetatif seperti
perairan di Perairan Pulau Matak Kecamatan
akar yang sebenarnya (Romimohtarto dan
Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.
Juwana, 2005).
Kemudian dari penelitian ini dapat di
Berdasarkan laut,
Anambas,
Perairan Pulau Matak Kecamatan Palmatak
ini
primitif artinya badannya sedikit atau tidak
rumput
Frekuensi,
Palmatak
Indeks Nilai Penting (INP) yang terdapat di
Thalophyta
Sifat
Kecamatan Kepulauan
Mengetahui
Secara taksonomi rumput laut (makro alga) termasuk
Matak
pentingnya
maka
perlu
peranan
peroleh Manfaat penelitian yang dapat
dilakukan
dijadikan sebagai informasi, bahan kajian
pendataan struktur komunitas rumput laut.
dalam pengelolaan rumput laut di Pulau
Pulau Matak terletak pada 030. 21'. 37"
Matak Kecamatan Palmatak Kabupaten
Lintang Utara (LU) dan 106. 17'.99" Bujur
Kepulauan Anambas.
Timur (BT). Perairan pulau Matak memiliki sebaran rumput laut yang cukup luas dan ekosistem
rumput
laut
yang
II.
beragam, Rumput laut merupakan ganggang
penelitian ini belum di tentukannya struktur
yang hidup di laut dan tergolong dalam
rumput laut dimana penelitian sebelumnya
Divisio
menunjukkan, terdapat terdapat 9 jenis rumput
laut
(makro
alga)
dari
bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong, rambut dan lain sebagainya.
di tentukannya struktur komunitas rumput
Thallus ini ada yang tersusun hanya oleh
laut, berkaitan hal ini diperlukan data yang
satu sel (uniseluler) atau
merujuk kepada pengelolaan rumput laut. dan
data
beraneka ragam ada yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras diliputi atau
masih minim terutama mengenai struktur
frekuensi,
rumput
laut
yang
banyak sel
(multiseluler). Sifat substansi thallus juga
tentang
pengelolaan rumput laut di pulau Matak
komunitas
dari
rumput laut ada bermacam-macam ada yang
Namun dari hasil penelitian itu belum
informasi
Keseluruhan
dengan sebutan thallus, bentuk thallus
dan Rhodophyceae 3 jenis (kadi, 2009).
ini
Thallophyta.
tanaman ini merupakan batang yang dikenal
kelas
Chlorophyceae 3 jenis, Peophyceae 3 jenis
Saat
TINJAUAN PUSTAKA
mengandung zat kapur (calcareous), lunak
meliputi
bagaikan
penutupan dan indeks nilai
berserabut
penting rumput laut di perairan Pulau Matak.
tulang
rawan
(spongeous)
(Soegiarto et al, 1978).
3
(cartilagenous), dan
sebagainya
Menurut Luning (1990), Indonesia
III.
METODE
memiliki tidak kurang dari 628 jenis rumput Penelitian
laut dari 8000 jenis rumput laut yang telah di
November
temukan di seluruh indonesia. Keberadaan
akuatik
bulan
2014.
Lokasi
Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan
memberikan sumbangan yang berarti bagi hewan
Desember
pada
penelitian adalah di Perairan Pulau Matak
rumput laut sebagai organisme produsen
kehidupan
-
dimulai
Anambas Provinsi Kepulauan Riau. Peta
terutama
lokasi penelitian di perairan Pulau Matak
organisme - organisme herbivora di perairan
dapat dilihat pada Gambar 1.
laut. Penelitian sebelumnya menunjukkan terdapat terdapat 9 jenis rumput laut dari kelas Chlorophyta 3 jenis, Phaeophyta 3 jenis dan Rhodophyta 3 jenis (kadi, 2009). Dari segi morfologinya, rumput laut tidak memperlihatkan adanya perbedaan antara akar, batang dan daun. Secara keseluruhan tanaman ini memiliki morfologi yang mirip, walaupun sebenarnya
berbeda. Sumich,
(1992). Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
Kondisi perairan yang mempengaruhi kehidupan rumput laut secara umum di
Bahan
yang
digunakan
dalam
pengaruhi oleh faktor Fisika dan Kimia
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
periaran agar keberlangsungan hidup rumput
Tabel 1. Bahan yang di gunakan selama penelitian
laut terjaga, kisaran suhu untuk rumput laut
No
antara 27-32 °C, perairan salinitas biasanya berkisar antara 34 - 35 0/00, dan kecepatan arus merupakan pangaruh positif untuk keberlanjutan
kehidupan
rumput
laut
Kecepatan arus yang baik untuk kehidupan dan pertumbuhan rumput laut berkisar antara 0,15 - 0,35 m/detik, Menurut pendapat Soesono
(1988) bahwa
pengaruh bagi
organisme sangat besar dan penting, kisaran pH yang kurang dari 6,5 akan menekan laju pertumbuhan.
4
Bahan
Fungsi/Kegunaan
1. 2. 3.
Aquades Tissu gulung Rumput laut
4.
Coolbox
5.
Kantong plastik
6.
Kertas label
7.
Buku Identifikasi
8.
Alkohol 70%
Mengkalibrasi alat Membersihkan alat Objek penelitian Untuk menyimpan alat dan sampel Meletakkan sampel rumput laut Pemberian label pada kantong sampel Untuk identifikasi rumput laut Untuk mengawetkan sampel
Alat
dalam
Penentuan titik sampling dilakukan
melaksanakan penelitian dapat dilihat pada
dengan cara mencuplik peta Matak dengan
Tabel 2.
bantuan sofware Global Mapper, selanjutnya
Tabel 2. Alat yang digunakan dalam penelitian
di tentukan 30 titik sampling yang tersebar
No
yang
dibutuhkan
Fungsi/ Kegunaan
Nama Alat
1. 2.
Multi tester Handrefraktometer
3.
Sechidisk
4. 5. 6.
Tali dan botol Multi tester Multi tester
7.
GPS
8. 9.
Alat tulis Kamera digital
10.
Transek
secara random di perairan Pulau Matak.
Satuan
Mengukur suhu Mengukur Salinitas Mengukur Kecerahan Mengukur Arus Mengukur pH Oksigen terlarut Menentukan titik koordinat sampling Mencatat hasil Dokumentasi Pengambilan sampel pada populasi
Penentuan titik random dilakukan dengan
o
C ‰
bangtuan sofware sampling plan. Output dari
m
sofware sampling plan dalam bentuk titik
m/s mg/l
kordinat yang akan dijadikan titik sampling. Pengolahan data dianalisis secara
-
deskriftif, dari semua jenis rumput laut yang
-
di temukan kemudian di identifikasi untuk
-
mengetahui jenis - jenis yang tersebar di
Metode pengumpulan data yang di
perairan Pulau Matak dan menentukan
gunakan adalah observasi langsung dan
Struktur Komunitas Rumput Laut dengan
tidak langsung. Observasi langsung adalah
mencari nilai komposisi jenis, frekuensi,
melakukan pengamatan dan pengukuran
penutupan dan indek nilai penting rumput
langsung jenis rumput laut dan kualitas
laut dan pengukuran parameter fisika kimia
perairan,
perairan
sedangkan
observasi
tidak
langsung ialah pengamatan dan pengukuran secara tidak langsung yaitu subtrat. Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah random acak sederhana
1.
Frekuensi
a.
Frekuensi jenis (F) Frekuensi jenis (F), yaitu peluang
(SRS) dimana metode yang digunkan untuk memilih sampel dari populasi dengan cara
suatu jenis ditemukan dalam titik sampel
sedemikian rupa sehingga setiap anggota
yang diamati. Frekuensi jenis rumput laut
populasi mempunyai peluang yang sama
dihitung dengan rumus (Fachrul, 2007).
besar untuk diambil sebagai sampel. Seluruh
Fi
anggota populasi menjadi anggota dari kerangka sampel. SRS biasa di gunakan jika populasi
bersifat
homogen
(Nurhayati,
Dimana :
2008). Pengambilan sampling rumput laut dilakukan
dengan
mengunakan
Pi P
Fi Pi
= =
∑P
=
plot
pengamatan berukuran 1 x 1 meter yang dibagi atas 25 sub plot masing masing berukuran 20 x 20 cm.
5
Frekuensi Jenis ke-i Jumlah petak sampel tempat ditemukan jenis ke-i Jumlah total petak sampel yang diamati
b.
Frekuensi Relatif (FR) Frekuensi
(FR),
Indeks Nilai Penting (INP)
yaitu
Indeks nilai Penting (INP), digunakan
perbandingan antara frekuensi jenis ke-i (Fi)
untuk menghitung dan menduga keseluruhan
dan jumlah frekuensi untuk seluruh jenis.
dari peranan jenis rumput laut di dalam satu
Frekuensi Relatif rumput laut dihitung
komunitas. Semakin tinggi nilai INP suatu
dengan rumus (Fachrul, 2007):
jenis terhadap jenis lainnya, semakin tinggi
FR
Relatif
3.
peranan jenis pada komunitas tersebut
Fi x100% F
Di mana : FR Pi ∑F
= = =
(Fachrul, 2007). Rumus yang digunakan untuk menghitung INP adalah :
Frekuensi Relatif Frekuensi jenis ke-i Jumlah frekuensi untuk seluruh jenis
2.
Penutupan (Ci)
a.
Penutupan Jenis (P)
INP = FR + PR Di mana : INP = Indek Nilai Penting
Penutupan Jenis yaitu luas area yang ditutupi oleh jenis -i. Penutupan jenis rumput
laut
dapat
dihitung
dengan
Frekuensi Relatif
PR =
Penutupan Relatif
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Komposisi jenis rumput laut
menggunakan rumus (Fachrul, 2007).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa,
P = ai / A Dimana :
FR =
terdapat sebanyak 12 jenis rumput laut yang
P
=
ai
=
A
=
Luas area yang tertutupi Luas total penutupan ke-i Luas total pengambilan sampel
ditemukan dari penelitian yang dilakukan di Perairan Pulau Matak Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas yang di kelompokkan kedalam 3 Divisi, 7 Ordo, 7 Famili, 9 Genus dan 12 Spesies.
b.
Penutupan Relatif (PR)
Jumlah
Penutupan Relatif yaitu perbandingan
Divisi
jumlah
Rhodophyta
penutupan
seluruh
jenis.
Penutupan relatif jenis rumput laut dapat
Ci x100% Ci
Di mana : PR
=
Ci
=
Ci
=
Chlorophyta,
Phaeophyta
yang
Penutupan relatif jenis Luas penutupan jenis ke-i Luas total penutupan untuk seluruh jenis
6
dan
yang disajikan pada tabel
seperti berikut pada Tabel 3.
dihitung dengan rumus (Fachrul, 2007).
PR
individu
didapatkan adalah 1355 yang terdiri dari
antara penutupan individu jenis ke-i dengan total
seluruh
Tabel 3. Klasifikasi jenis rumput laut yang ditemukan di lokasi penelitian No.
Divisi
Ordo
Famili
Bryopsidales
Genus
Caulervaceae
lebih
dibandingkan
penelitian
sebelumnya. Komposisi jenis rumput laut
Spesies
Caulerva
banyak
yang tergolong kedalam 3 Divisi yaitu
Caulerva recemosa
Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta
Caulerva sertularroides
dapat dilihat pada diagram seperti gambar 2.
Caulerva serullata 1.
Chlorophyta (Alga Hijau)
Halimedia macroloba Caolerpales
Udoteceae
Halimedia Halimedia opuntia
2.
Codiales
Codiaceae
Dictyotales
Dictyotaceae
Total
Codium geppii
Padina
Padina australis
Dictyopteris
Dictyopteris sp
Turbinnaria
Turbinnaria ornata
Sargassum
Sargassum polysystum
Phaeophyta (Alga Coklat) Fucales
3.
Codium
Sargassaceceae
Ceramiales
Rhodomelaceae Acanthophora
Acanthophora spicifera
Gigartinales
Solariaceae
Euchema spinosum
Rhodophyta (Alga Merah)
3
7
Euchema
7
9
Gambar 2. Komposisi Jenis Rumput Laut yang di temukan di lokasi penelitian. Berdasarkan gambar diatas,
Divisi
12
Chlorophyta
Sumber : Data Primer
lebih
mendominasi
jenis
rumput laut pada daerah kajian dengan Bersadarkan
keseluruhan
persentase 50%. Sedangkan pada Divisi
jenis yang di temukan terdapat sebanyak 12
Phaeophyta komposisi jenisnya dengan
jenis rumput laut yang ditemukan pada
persentase 33%, dan Divisi Rhodophyta
penelitian
Caulerva
paling sedikit di temukan jenisnya pada
sertularroides,
lokasi penelitian dengan persentase 17%.
Caulerva serullata, Halimedia macroloba,
Dengan demikian, jenis rumput laut (alga
Halimedia opuntia, Codium geppi, Padina
hijau) lebih banyak ditemukan di lokasi
australis,
Turbinnaria
penelitian. Menurut Palallo (2013) rumput
polysystum,
laut dari Class Chlorophyta (alga hijau)
Euchema
umumnya merupakan spesies yang paling
spinosum. Berdasarkan penelitian di Pulau
banyak di temukan pada komunitas rumput
Matak oleh Kadi (2009) rumput laut di
laut.
Pulau Matak berjumlah 9 jenis dari kelas
lapangan (survei) jenis rumput laut yang
Chlorophyceae 3 jenis, Phaeophyceae 3
paling banyak di konsumsi oleh masyarakat
jenis dan Rhodophyceae 3 jenis, antara lain
Palmatak adalah Class Chlorophyta jenis
adalah jenis Caulerpa, Neomeris, Halimeda,
Caulerva racemosa yang di jadikan bahan
Hormophysa,
Eucheuma,
makanan sebagai lalapan. Talakua (2011) C.
Sargassum.
racemosa
diantaranya
recemosa,
adalah
Caulerva
Dictyopteris
ornata, Acanthophora
Gracilaria,
jumlah
sp,
Sargassum spocifera
dan
Turbinaria, Hypnea
dan
Mengacu pada hasil tersebut, jenis rumput
Berdasarkan
hasil
mempunyai
penelitian
kandungan
di
gizi
seperti protein, lemak, karbohidrat yang
laut yang ditemukan pada lokasi penelitian
7
dimanfaatkan
sebagai
bahan
dengan
dimakan
mentah
cara
makanan
frekuensi terendah yaitu 0,3. Persentase
sebagai
frekuensi secara lengkap dapat dilihat pada
lalapan atau sebagai sayur. C.
diagram seperti gambar 3. Persentase Frekuensi Jenis Rumput Laut
Struktur Komunitas Menurut
fachrul
(2007)
struktur
Acanthophora spicifera 1%
komunitas tumbuhan atau sering disebut
Caulerva recemosa 7%
Euchema spinosum 7%
Caulerva sertularroides 4%
Caulerva serullata 9%
Dictyopteris sp 16%
asosiasi tumbuhan, dapat dikatakan satuan
Halimedia macroloba 2%
Turbinnaria ornata 2%
dasar dunia tumbuhan - tumbuhan atau
Sargassum polysystum Padina 5% australis 26%
vegetasi yang terisi dari : Frekuensi, Penutupan, Indek Nilai Penting (INP).
Codium Geppii 4%
Halimedia opuntia 17%
Gambar 3. Diagram persentase frekuensi jenis rumput laut.
Secara rinci struktur komunitas rumput laut dibahas pada pembahasan berikut ini.
Peluang kehadiran rumput laut pada 1.
Frekuensi Rumput Laut
titik sampling yang di temukan yaitu jenis
Frekuensi dipakai sebagai parameter
Padina
australis
yang
memiliki
nilai
vegetasi yang dapat menunjukkan distribusi
persentase tertinggi yaitu sebesar 26%
atau
sedang
sebaran
ekosistem
jenis
atau
tumbuhan
memperlihatkan
dalam pola
nilai
Acanthopora
terendah spicifera
pada
jenis
dengan
nilai
distribusi tumbuhan. Frekuensi disini dibagi
persentase frekuensi sebesaar 1%, artinya,
2 yaitu frekuensi jenis dan fekuensi relatif
peluang kehadiran rumput laut pada setiap
(Fachrul 2007). Hasil perhitungan nilai
plot pengamatan pada lokasi penelitian yang
frekuensi menunjukkan Divisi Chlorophyta
tertinggi adalah jenis Padina australis dan
jenis Hamelida opuntia merupakan jenis
terendah adalah jenis Acanthopora spicifera.
yang mempunyai nilai frekuensi yang paling
Penyebaran Padina australis meluas hingga
tinggi yaitu sebesar 0,50, sedangkan jenis
di perairan pasifik selatan dan perairan
yang mempunyai nilai terendah yaitu jenis
samudra Hindia. Oleh karena itu, rumput
Caulerva sertularroides dan Codium geppii
laut jenis ini sangat mudah sekali ditemukan
dengan nilai frekuensi keduanya adalah
di Indonesia. Spesies Padina australis ini
0,13. Pada Divisi Phaeophyta jenis Padina
tersebar pada habitat campuran pasir dan
australis dengan nilai frekuensi paling tinggi
lumpur pada daerah pasang surut yang selalu
yaitu 0,77, sedangkan jenis Sargassum
tergenang dengan air (Nurmiyati 2013).
polysystum memiliki nilai frekuensi terendah 1.
yaitu 0,17. Pada Divisi Rhodophyta jenis
Penutupan dipakai untuk menyatakan
Euchema spinosum memiliki nilai frekuensi tertinggi
yaitu
Acanthophora
0,20 spicifera
Penutupan Rumput Laut
sedangkan
jenis
luas daerah mukaan tanah (habitat) yang
memiliki
nilai
dihuni oleh bagian dari tumbuhan seperti
8
daun, batang, atau inflorescencia bunga.
Dilihat dari persentase penutupan
Penutupan atau kerimbuan suatu tumbuhan
rumput laut yang di peroleh dari hasil
akan
tentang
pengambilan dengan menggunakan metode
penguasaan daerah vegetasi oleh setiap jenis
acak random sampling menunjukkan bahwa
tumbuhan
dapat
persentase penutupan rumput laut yang
dinyatakan oleh mahkota tumbuhan atau
tertinggi di Pulau Matak dengan jenis
peneduhan tanah oleh daun, batang cabang
Padina australis yaitu sebesar 31,53%, dan
dan bunga (Fachrul, 2007).
penutupan yang paling sedikit pada jenis
memberikan
yang
gambaran
ada,
biasanya
Penutupan jenis rumput laut di lokasi
Acanthophora spicifera dengan persentase
penelitian pada Divisi Chlorophyta yang
0,4%, artinya, persen penutupan (cover)
tertinggi adalah jenis Hamelida opuntia
jenis
dengan nilai penutupan sebesar 13,9%,
pengamatan pada lokasi penelitian yang
sedangkan persentase tutupan jenis rumput
tertinggi adalah jenis Padina australis dan
laut terendah pada divisi ini adalah jenis
terendah adalah jenis Acanthopora spicifera.
Codium geppi dengan nilai 2,0%. Pada
Menurut Ruswahyuni (2014) Padina
Divisi Phaeophyta jenis Padina australis
merupakan salah satu jenis rumput laut yang
dengan nilai penutupan sebesar 19,9%
memiliki kemampuan melekat pada batu
sedangkan
maupun
yang terendah
adalah jenis
rumput
laut
pada
setiap
plot
pasir, dan merupakan salah satu
Turbinnaria ornata dengan nilai tutupan
jenis rumput laut yang mampu melekat
sebesar 1,2%. Pada Divisi Rhodophyta jenis
hampir seluruh substrat dasar sehingga
Euchema spinosum memiliki nilai penutupan
kerapatannya
jenis tertinggi yaitu sebesar 3,1%, sedangkan
substrat.
tinggi
karena
kesesuaian
jenis Acanthophora spicifera memiliki nilai 2.
penutupan jenis terendah yaitu sebesar 0,3
Indeks Nilai Penting Indek Nilai Penting (INP)
%. Untuk lebih jelasnya, diagram penutupan
atau
important value index merupakan indek
jenis rumput laut pada lokasi penelitian
kepentingan
dapat dilihat pada gambar 4.
yang
menggambarkan
pentingnya peranan suatu jenis vegetasi Persentase Penutupan Jenis Rumput Laut Acanthophora spicifera 0,4% Dictyopteris sp 24,6%
Euchema spinosum 4,8%
Turbinnaria ornata 1,9% Sargassum polysystum 5,0%
Padina australis 31,53%
dalam ekosistem, Indek Nilai Penting ini berguna untuk menentukan dominasi jenis
Caulerva recemosa 4,4% Caulerva sertularroides 5,0% Caulerva serullata 4,8% Halimedia macroloba 2,2% Halimedia opuntia Codium 22,1% Geppii 3,17%
tumbuhan terhadap jenis tumbuhan lainnya, karena dalam suatu komunitas yang bersifat heterogen data parameter vegetasi sendiri sendiri dari nilai frekuensi, kerapatan dan dominasinya, nilai indek nilai penting sangat
Gambar 4. Diagram persentase penutupan jenis rumput laut.
mempengaruhi kestabilan ekosistem.
9
Hasil perhitungan di lokasi penelitian
E.
Pemanfaatan Rumput Laut
didapat nilai Indek Nilai Penting tersaji pada
Berdasarkan hasil wawancara kepada
Tabel 4.
masyarakat
Tabel 4. Indek Nilai Penting (INP). No.
1.
2.
3.
Divisi
Chlorophyta (Alga Hijau)
Phaeophyta (Alga Coklat)
Rhodophyta (Alga Merah)
terkait
dengan
pemanfaatan jenis rumput laut di Kecamatan
Frekuensi Penutupan Relatif (%) Relatif (%)
Jenis
setempat
INP
Palmatak, terdapat 3 jenis rumput laut yang
Caulerva recemosa
6,67
4,44
11,11
dimanfaatkan oleh masyrakat setempat, dari
Caulerva sertularroides
4,44
5,08
9,52
3 jenis rumput laut tersebut antara lain yaitu
Caulerva serullata
8,89
4,87
13,76
Halimedia macroloba
2,22
2,12
4,34
Halimedia opuntia
16,67
22,01
38,68
geppii,
Codium geppii
4,44
3,17
7,62
Pemanfaatan rumput laut yang dilakukan
Padina australis
25,56
31,53
57,09
oleh masyarakat setempat masih sangat
Sargassum polysystum
5,56
5,08
10,63
Turbinnaria ornata
2,22
1,90
4,13
Dictyopteris sp
15,56
14,60
30,16
Acanthophora spicifera
1,11
0,42
1,53
Euchema spinosum
6,67
4,87
11,53
100
100
200
Total
jenis Caulerva recemosa, jenis Codium dan
jenis
Euchema
spinosum.
tradisional dan belum dikembangkan pada skala industri yang lebih besar. Pemanfaatan dalam skala yang lebih besar
sangat
memungkinkan
untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat. Dari
Sumber : Data Primer
12 jenis rumput laut yang ditemukan, 9 jenis Indek Nilai Penting (INP)
atau
lainnya
important value index merupakan indeks kepentingan
yang
belum
di
manfaatkan
oleh
masyarakat setempat, dan dari 3 jenis yang
menggambarkan
sudah dimanfaatkan belum dilakukan secara
pentingnya peranan suatu jenis vegetasi
optimal, sehingga sangat memungkinkan
dalam ekosistem. Dari hasil perhitungan
untuk dilakukan pengembangan mengenai
Indek Nilai Penting (INP) pada lokasi
pemanfaatan sumberdaya rumput laut di
penelitian diketahui jenis Padina australis
Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan
memiliki nilai INP tertinggi yaitu sebesar
Anambas.
57,09%, sedangkan yang memiliki nilai INP terendah spicifera
adalah
jenis
Acanthophora
dengan nilai 1,53%.
F.
Dengan
Parameter fisika yang diukur dalam
demikian, jenis Padina australis adalah jenis
penelitian
rumput laut yang paling memiliki peranan terbesar
pada
komunitas
rumput
terkecil
adalah
Suhu,
Salinitas,
Secara lengkap diuraikan dalam Tabel 5. Tabel 5. Hasil pengukuran parameter fisika perairan.
adalah jenis rumput laut yang paling peranan
ini
Kecerahan, Kecepatan Arus, dan Substrat.
laut.
Sedangkan jenis Acanthophora Spicifera
memiliki
Kondisi Perairan
pada
komunitasnya.
No.
Parameter
Satuan
1. 2. 3. 4.
Suhu Salinitas Kecerahan Kecepatan Arus
(oC) (ppm) (m) (cm/dtk)
Hasil Rata - rata Kisaran 31,09 30,5 - 31,4 32,10 31 - 36 100% 100% 18,67 11,11 - 25
5.
Substrat
-
Pasir
Sumber : Data Primer
10
Optimal 20 - 30 0C * 30 - 32 ppm** 20 cm/dtk*** Pasir dan Pecahan karang***
Kisaran nilai Suhu 20 - 30
o
C,
jenis Acanthopora spicifera dengan nilai
Salinitas berada pada kisaran 31 - 36 ppm,
sebesaar 1%. Persentase penutupan rumput
Kecerahan tembus dasar (100%) dengan
laut yang tertinggi di pulau matak dengan
kisaran kedalaman 1,29 - 1,79 m, Kecepatan
jenis Padina autralis yaitu sebesar 31,53%,
Arus 11,11 - 25 cm/detik, tipe Substrat pasir,
dan penutupan yang paling sedikit pada jenis
Derajad Keasaman (pH) kisaran 7,21 - 8,62,
Acanthophora spicifera dengan persentase
Oksigen terlarut berada pada kisaran 5,2 - 72
0,4%. Nilai INP tertinggi jenis Padina
mg/L.
kondisi
australis memiliki nilai INP tertiinggi yaitu
parameter fisika kimia perairan masih sesuai
sebesar 57,09%, sedangkan yang memiliki
untuk kehidupan rumput laut pada lokasi
nilai
penelitian.
Acanthophora spicifera 1,53%.
Secara
keseluruhan,
INP
terendah
adalah
jenis
Masyarakat setempat memanfaatkan VI.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
3 jenis rumput laut jenis Caulerva recemosa dimanfaatkan sebagai sayuran dan lalapan, jenis Codium geppii dimanfaatkan sebagai
Jenis rumput laut yang terdapat pada
agar - agar dan lalapan, dan jenis Euchema
penelitian sebanyak 12 diantaranya adalah Caulerva
recemosa,
sertularroides,
spinosum dimanfaatkan sebagai agar - agar.
Caulerva
Caulerva
Kondisi perairan pulau matak untuk
serullata,
kehidupan rumput laut rata – rata Suhu 20 -
Halimedia macroloba, Halimedia opuntia, Codium
geppi,
Padina
Dictyopteris
sp.,
Sargassum
polysystum,
30 oC, Salinitas berada pada kisaran 31 - 36
australis,
Turbinnaria
ppm, Kecerahan tembus dasar (100%)
ornata,
dengan kisaran kedalaman 1,29 - 1,79 m,
Acanthophora
Kecepatan Arus 11,11 - 25 cm/dtk, tipe
spocifera dan Euchema spinosum, yang di
Substrat pasir, Derajad Keasaman (Ph)
kelompokkan kedalam 3 Divisi, 7 Ordo, 7
kisaran 7,21 - 8,62, Oksigen terlarut berada
Famili, 9 Genus. Divisi Cholorophyta lebih
pada kisaran 5,2 - 72 mg/L.
mendominasi jenis rumput laut pada daerah
Secara
kajian dengan persentase 50%. Sedangkan
persentase
33%,
dan
kehidupan
Divisi
rumput
laut
pada
lokasi
ditemukannya 12 jenis rumput laut yang
jenisnya pada lokasi penelitian dengan
terdapat pada lokasi penelitian di Pulau
persentase 17%.
Matak
Frekuensi rumput laut pada titik
yang
memiliki
Kecamatan
Kepulauan Anambas.
sampling yang di temukan yaitu jenis australis
kondisi
penelitian, hal ini di tunjukkan dengan
Rhodophyta paling sedikit di temukan
Padina
nilai
parameter kimia-fisika perairan sesuai untuk
pada Divisi phaeophyta komposisi jenisnya dengan
keseluruhan
nilai
persentase tertinggi yaitu sebesar 26%, sedangkan nilai frekuensi terendah pada
11
palmatak
Kabupaten
Romimohtarto K dan Juwana. 2005. Biologi Laut. Penerbit Djambatan. Jakarta.
B.
Saran
1.
Perlu di lakukan penelitian lanjutan
Soesono. 1989. Limnology. Direktorat Jenderal Perikanan. Departemen Pertanian. Bogor.
untuk mengetahui struktur komunitas rumput laut pada daerah terumbu karang atau tubir, 2.
Perlu
Talakua,
penelitian
tentang
pengembangan potensi pemanfaatan rumput
laut
untuk
menunjang
ekonomi masyarakat desa Ladan Kecamatan Palmatak. DAFTAR PUSTAKA Fachrul. M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Kadi, A. 2009. Makroalga di Paparan Terumbr Karang Kepulauan Anambas. Pusat Penelitian Oseonolog LIPI. Jakarta.
Luning,
K. 1990. Seaweeds, There Environment Biogaphy And Ecophysiology A Willey Interscience Publication. John Wiley and Sons. Canada.
Nurhayati, 2008. Studi Perbandingan Metode Sampling Antara Simple Random Dengan Strafied Random, Jurnal Basis Data, (3) 1. 18 agustus 2014. Nurmiyati. 2013. Keragaman Distribusi dan Nilai Penting Makroalga di Pantai Sepanjang Gunung Kidul. Jurnal Bioedukasi volume VI (1). Universitas Negeri Semarang. Surakarta. Palallo, A. 2013. Distribusi Makroalga Pada Ekosistem Lamun Dan Terumbu Karang Di Pulau Bonebatang, Kecamatan Ujung Tanah, Kelurahan Barrang Lompo, Makassar. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin Makassar.
12
Analisis Kandungan Gizi Makroalga Caulerpa Racemosa Dari Pantai Arowi, Kabupaten Manokwari. Jurusan Perikanan FPPK UNIPA, Manokwari.